Upload
ami-williams
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
1/32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium Tuberkulosis. Organisme ini merupakan basil tahan asam.
Penularan terjadi melalui udara (airbone spreading) dari “droplet” infeksi. Sumber
infeksi adalah penderita T yang membatukan dahaknya! dimana pada
pemeriksaan dahak umumnya ditemukan T" positif (#elmia! $%&%). Penyakit
tuberkulosis merupakan penyakit menahun dan seumur hidup. Setelah seorang
terkena infeksi kuman tuberkulosis! hampir '% penderita tidak sakit seara
klinis! hanya didapatkan test tuberkulin positif ! &% akan sakit (#elmia! $%&%).
Tuberkulosis! terutama T paru merupakan masalah yang timbul tidak
hanya di negara berkembang! tetapi di negara maju. Tuberkulosis tetap merupakan
salah satu penyebab tingginya angka morbilitas dan mortalitas! baik di negara
maju maupun negara berkembang (*issy + ,arfioes! $%%-). aporan T pada
anak jarang didapatkan. ,iperkirakan jumlah kasus T anak pertahun adalah / 0
1 dari total kasus T. 2#O memperkirakan bah3a setiap tahun terdapat &!4
juta kasus T baru pada anak dan 5/%.%%% anak usia 6 &/ tahun meninggal karena
T (*issy + ,arfioes! $%%-). ,ari data tersebut! kini tuberkulosis sangat menjadi
perhatian pada penyakit anak mengingat tingginya angka kejadian dan kematian
akibat penyakit ini.
Multi drug resistant dalam pengobatan tuberkulosis menjadi masalah
kesehatan masyarakat di sejumlah negara dan merupakan hambatan terhadap
program pengendalian T seara global. 7ekebalan kuman T terhadap obat anti
tuberkulosis sebenarnya telah munul sejak lama. M,89T munul seiring
dengan dimulainya penggunaan rifampisin seara luas semenjak tahun &':%9an
(Soedarsono! $%&%). 2#O melaporkan di dunia lebih dari 5%%.%%% kasus M,89
T terjadi setiap tahunnya sebagai akibat kurang baiknya penangana dasar kasus
T dan transmisinya strain9strain kuman yang resisten obat anti T.
Penatalaksaan T9M,8 lebih sulit dan membutuhkan biaya yang sangat banyak
1
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
2/32
dalam penanganannya dibandingkan dsengan kasus T yang bukan M,8
(Soedarsono! $%&%).
T9M,8 juga sudah mulai dijumpai pada anak9anak. #al ini disebabkan
jenis kuman T yang sudah mulai banyak resisten terhadap obat anti tuberkulosis
yang menyebar dan menginfeksi anak dan penalaksanaan T pada anak yang
salah. Mulai sejak tahun $%&% sudah banyak ditemui kasus T9M,8 pada anak.
,engan keadaan seperti ini kemenkes membuat berbagai kriteria khusus untuk
diagnosis tersangka T9M,8.
1.2 Rumusan Masalah
erdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas! maka
dirumuskan masalah sebagai berikut “Tuberkulosis Multi Drug Resistant Pada
"nak”
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan referat ini adalah;
&. Mengetahui tentang penyakit tuberkulosis.
$. Mengetahui tentang tuberkulosis M,8.
4. Mengetahui tentang tuberkulosis M,8 pada anak.
I. Man!aat
&. Memberikan pengetahuan tentang tuberkulosis M,8 pada anak.
$. Menambah referensi dalam meningkatkan ilmu pengetahuan.
BAB II
2
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
3/32
TIN"AUAN PU#TA$A
II. 1. Tu%erkul&s's Pa(a Anak
II.1.1 De!'n's'
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman T ( Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman T menyerang
paru! tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. T anak adalah penyakit
T yang terjadi pada anak usia %9&5 tahun. (7emenkes! $%&4). Menurut #elmia!
($%&%) Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosis (kadang9kadang oleh M. Bovis dan africanum).
Organisme ini disebut pula sebagai basil tahan asam. Penularan umumnya terjadi
pada ruangan dengan
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
4/32
Pada tahun $%%%! terdapat -!4 juta kasus baru T di dunia dan &%!:
diantaranya terjadi pada anak9anak. :/ kasus T anak tersebut terjadi di negara
berkembang! termasuk >ndonesia. ,i >ndonesia! T terjadi pada $4 orang per
&%%.%%% anak (*hrysilla + 2ahyuni! $%&5).
II.1.3 *akt&r Res'k&
Menurut *hrysilla + 2ahyuni! ($%&5) terdapat beberapa faktor resiko
tuberkulosis pada anak. ,iantaranya;
&. ?aktor resiko infeksi T; kontak T positif! daerah endemis!
kemiskinan! lingkungan yang tidak sehat (higiene dan sanitasi tidak
baik).
$. ?aktor resiko sakit T; faktor usia (anak berusia diba3ah / tahun
memiliki resiko lebih tinggi@ terkait imunitas yang belum sempurna)!
malnutrisi! kondisi imunocompromised (#>A! keganasan! transplantasi
organ! pengobatan imunosupresi)! serta sosioekonomi rendah dan
lingkungan padat.
II.1. D'agn&s's TB Anak
Bntuk menegakan diagnosis T pada anak perlu beberapa tahap diagnosik
mulai dari anamnesa yang tajam! pemeriksaan fisik yang lengkap dan
pemeriksaan penunjang yang tepat. Menurut *hrysilla + 2ahyuni! ($%&5)
terdapat alur diagnosi T pada anak! diantaranya;
&. "namnesa; terdapat nafsu makan yang menurun pada anak! berat
badan sulit naik atau bahkan turun tanpa penyebab yang jelas! adanya
demam subfebris yang berkepanjangan terutama jika berlanjut selama
$ minggu (penyebab demam kronis yang lain seperti infeksi saluran
kemih! tifoid atau malaria harus disingkirkan)! pembesaran kelenjar
superfisial di daerah leher! aksila! inguinal atau tempat lain. Terdapat
keluhan resipratori utama yaitu batuk kronis lebih dari 4 minggu atau
4
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
5/32
nyeri dada. 7eluhan gastrointestinal dapat dijumpai diantaranya diare
persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan lain.
$. Pemeriksaan fisis; pada sebagian kasus tidak dijumpai kelainan khas
pada pemeriksaan fisis. ,emam subfebris terjadi pada sebagian besar
kasus. Pemeriksaan antropometri menunjukan status giCi kurang.
Temuan lebih spesifik dapat diperoleh jika T mengenai organ
tertentu! seperti gibus! kifosis! paraparesis! atau paraplegia pada T
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
6/32
• Pemeriksaan serologi; tidak dianjurkan dilakukan.
• Pemeriksaan darah tepi! laju endap darah! urine dan feses rutin;
tidak terlalu menunjang diagnosa T
•Pungsi lumbal; dilakukan bila diurigai adanya Tb milier dan
meningitis T.
Ta%el 1
#'stem #k&r'ng +ejala (an Pemer'ksaan Penunjang TB anak
II.1., -ara Penularan Tu%erkul&s's
Sumber penularan penyakit T paru adalah pasien T paru T" positif!
baik de3asa maupun anak. "nak yang terkena T tidak selalu menularkan pada
orang di sekitarnya! keuali anak tersebut T" positif atau menderita adult type
T. ?aktor risiko penularan T pada anak tergantung dari tingkat penularan! lama
pajanan! daya tahan pada anak. Pasien T dengan T" positif memberikan
6
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
7/32
kemungkinan risiko penularan lebih besar daripada pasien T dengan T"
negatif. Pasien T dengan T" negatif masih memiliki kemungkinan menularkan
penyakit T. Tingkat penularan pasien T T" positif adalah 1/! pasien T
T" negatif dengan hasil kultur positif adalah $1 sedangkan pasien T dengan
hasil kultur negatif dan foto Toraks positif adalah &:. (7emenkes! $%&4)
II.1. +ejala Pas'en Tu%erkul&s's
Menurut 7emenkes! ($%&4) terdapat gejala pasien tuberulosis dapat
bersifat sistemik atau gejala spesifik terkait organ. erikut merupakan gejala
pasien yang bersifat sistemik ;
&. erat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan tidak naik
dengan adekuat atau tidak naik dalam & bulan setelah diberikan upaya
perbaikan giCi yang baik.
$. ,emam lama (H$ minggu) danDatau berulang tanpa sebab yang jelas
(bukan demam tifoid! infeksi saluran kemih! malaria! dan lain9lain).
,emam umumnya tidak tinggi. 7eringat malam saja bukan merupakan
gejala spesifik T pada anak apabila tidak disertai dengan gejala9gejala
sistemikDumum lain.
4. atuk lama (H4 minggu)! batuk bersifat non9remitting (tidak pernah reda
atau intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah
dapat disingkirkan.
5. Fafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang! disertai gagal tumbuh
(failure to thri
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
8/32
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
9/32
&. Terapi medikamentosa; obat O"T diberikan dalam $ fase! yaitu fase
intensif (49/ O"T selama $ bulan a3al) dan fase lanjutan (>F#9
rifampisin) hingga 19&$ bulan. Penelitian telan menunjukan bah3a
etambutol dosis &/9$/ mgDkgDhari tidak menyebabkan neuritis
optika pada pasien hingga &% tahun pasa pengobatan. erikut
merupakan regimen terapinya;
• T paru; $#8J958#
• T paru berat (milier dan T ekstra paru); 59/ O"T selama $ bulan
fase insentif! dilanjutkan dengan >F#9rifampisin hingga genap '9&$
bulan terapi. Bntuk T milier dan efusi pleura! diberikan tambahan
prednison &9$ mgDkgD hari selama $ minggu! yang kemudian
dosis diturunkan seara bertahap selama $ minggu sehingga 3aktu
pemberian selama & bulan.
• Meningitis T; pemberian O"T beserta prednison selama 5 minggu
dan diturunkan seara bertahap selama 5 minggu.
• T kelenjar superfisial; sama dengan Tb paru
.
Ta%el 2
D&s's Ant'tu%erkul&s's untuk Anak
Obat ,osis ,osis Maksimal
>soniaCid (>F#) /9&/ mgDkgDhari 4%%
8ifampisin (8) &%9$% mgDkgDhari 1%%PiraCinamid (J) 4%95% mgDkgDhari $%%%
Ktambutol (K) &/9$% mgDkgDhari &$/%
Streptomisin (S) &/95% mgDkgDhari &%%%
Ta%el 3
Reg'men $&m%'nas' D&s's Teta) 0$DT AT
arat badan (kg) ?ase insentif ?ase lanjutan
9
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
10/32
$ bulan setiap hari
8#J (:/D/%D&/%)
5 bulan setiap hari
8# (:/D/%)
/9' & tablet & tablet
&%9&5 $ tablet $ tablet&/9&' 4 tablet 4 tablet
$%94$ 5 tablet 5 tablet Keterangan: bayi dengan BB , 5 kg perlu diruuk! anak dengan Bblebi"dari atau sama sengan ##
kg disesuaikan dengan dosis de$asa.
$. Terapi non9medikamentosa;
• Pendekatan Directly %bserved Treatment &"ortcourse (,OTS)!
yang meliputi; kesinambungan ketersediaan O"T dengan mututerjamin! penatatan dan pelaporan seara baku untuk memudahkan
pemantauan dan e
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
11/32
Aaksin *E adalah ,S
ayi yang dilahirkan dari ibu yang terbukti infeksi #>AD">,S tidak
dianjurkan diberikan imunisasi *E! bayi sebaiknya dilakukan rujukan
untuk pembuktian apakah bayi sudah terinfeksi #>A atau tidak. Sejumlah
keil anak9anak (&9$) mengalami komplikasi setelah
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
12/32
$. Bmunya munul pada kombinasi pemberian O"T dengan obat lain yang
bersifat hepatotoksik (parasetamol! fenobarbital dan asam
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
13/32
M,8 T adalah resisten sedikitnya pada isoniaCid dan rifampisin. M,8
T terjadi diakibatkan pera3atan yang tidak adekuat (7emenkes! $%&4). T
resistensi ganda dapat berupa resistensi primer dan resistensi sekunder. 8esistensi
primer ini terjadi pada pasien yang tidak pernah mendapat O"T sebelumnya.
8esistensi primer sering dijumpai pada pasien dengan #>A. 8esistensi sekunder
terjadi selama terapi pada orang yang sebelumnya sensiti
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
14/32
Menurut Soedarsono! ($%&%) terdapat beberapa definis dari resitensi O"T!
diantaranya;
&. 8esistensi Primer ( primary resistance); adalah resistensi yang terjadi
pada penderita yang belum pernah mendapat pengobatan O"T atau
sudah pernah mendapat pengobatan tetapi kurang dari & bulan. Pada
resistensi ini terjadi oleh karena indi
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
15/32
II.2. *akt&r 7ang Mem)engaruh' Res'stens' %at
Lalur yang terlibat dalam perkembangan dan penyebaran T resistensi
ganda digambarkan pada bagan &. asil mengalami mutasi resisten terhadap satu jenis obat dan mendapatkan terapi O"T tertentu yang tidak adekuat. Terapi yang
tidak adekuat dapat disebabkan oleh konsumsi hanya satu jenis obat saja
(monoterapi direk) atau konsumsi obat kombinasi tetapi hanya satu saja yang
sensitiA! dimana perkembangan penyakit lebih epat!
adanya prosedur kontrol infeksi yang tidak adekuat dan terlambatnya
penegakkan diagnostik. 8esistensi obat yang primer dan sekunder dapat diimpor!
khususnya dari negara dengan pre
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
16/32
Bagan 1
T'ga taha) )erkem%angan (an )en7e%aran MDR TB. $eem)at masalah
terse%ut %erasal (ar' )as'en 7ang res'sten )r'mer (an sekun(er )'n(ah ke
(aerah 4&ntr&l.
Menurut Syahrini! ($%%-) ada beberapa hal penyebab terjadinya resistensi terhadap
O"T yaitu;
16
Mutasi alamiah1
7oloni M. tuberulosis
Mutan resisten
Strain resisten akibat terapi yang
tidak adekuat
2
8esistensi obat T
sekunder (multipel)
3a Transmisi seara
doplet
8esistensi obat T primer
(multipel)
>nfeksi #>A
7ontrol infeksi yang tidak
adekuat
3b
8esistensi obat T primer yang
lebih banyak
(multipel)
Transmisi yang lebih jauh
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
17/32
&. Pemakaian obat tunggal dalam pengobatan tuberkulosis.
$. Penggunaan paduan obat yang tidak adekuat! yaitu jenis obatnya
yang kurang atau di lingkungan tersebut telah terdapat resistensi
yang tinggi terhadap obat yang digunakan! misalnya memberikan
rifampisin dan >F# saja pada daerah dengan resistensi terhadap
kedua obat tersebut sudah ukup tinggi.
4. Pemberian obat yang tidak teratur! misalnya hanya dimakan dua atau
tiga minggu lalu berhenti! setelah dua bulan berhenti kemudian
bepindah dokter mendapat obat kembali selama dua atau tiga bulan
lalu berhenti lagi! demikian seterusnya.
5. ?enomena Naddition syndromeN yaitu suatu obat ditambahkan dalamsuatu paduan pengobatan yang tidak berhasil. ila kegagalan itu
terjadi karena kuman T telah resisten pada paduan yang pertama!
maka NpenambahanN (addition) satu maam obat hanya akan menambah
panjangnya daftar obat yang resisten saja.
/. Penggunaan obat kombinasi yang penampurannya tidak dilakukan
seara baik sehingga mengganggu bioa
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
18/32
missense atau delesi katE berkaitan dengan berkurangnya akti
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
19/32
kaseosa. Obat tersebut akan diubah oleh basil tuberkel menjadi bentuk yang aktif
asam pyraCinoat (2allae! $%%5).
Mekanisme resistensi pyraCinamid berkaitan dengan hilangnya akti
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
20/32
isolat yang resisten terhadap streptomysin dan mutasi pada rrs sebanyak $%&/.
Pada sepertiga yang lainnya tidak ditemukan adanya mutasi. ?rekuensi resistensi
mutan terjadi pada & dari &%/ sampai &%: organisme. Strain M.tuberulosis
yang resisten terhadap streptomysin tidak mengalami resistensi silang
terhadap apreomysin maupun amikasin (2allae! $%%5).
II.2. D'agn&s's
Tuberkulosis paru dengan resistensi ganda diurigai kuat jika kultur basil
tahan asam (T") tetap positif setelah terapi 4 bulan atau kultur kembali positif
setelah terjadi konn
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
21/32
lebih mudah di implementasikan pada laboratorium mikrobakteriologi klinik
seara rutin (Martin! $%%:).
,iagnosis M,89T ditegakan dengan uji sensitindindindiA.
II.2./ Pen4egahan Terja('n7a res'stens' &%at
2#O merekomendasijan strategi ,OTS dalam penatalaksanaan kasus T
selain relatif tidak mahal dan mudah! strategi ini dianggap dapat menurunkan
resiko terjadinya kasus resistensi obat terhadap T. Pendegahan yang terbaik
adalah dengan standarisasi pemberian regimen yang efektif! penerapan strategi
,OTS dan pemakaian O"T dalam bentuk fi(ed dose combination (?,*) adalah
yang sengat tepat untuk menegah terjadinya resistensi obat.
21
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
22/32
Penegahan resistensi ,89T dapat dimulai sejak a3al penanganan kasus
baru T antara lain; pengobatan seara pasti pada kasus T" positif pada pertama
kali! penyembuhan seara komplit kasus kambuh! penyediaan suatu terapi
terhadap T! penjaminan ketersediaan O"T adalah hal yang paling krusial!
penga3asan terhadap pengobatan! dan adanya O"T seara gratis. anyak kasus
,89T oleh karena “man made p"enomena” maka jangan pernah memberikan
terapi tunggal pada kasus T. Peran pemerintah dalam hal dukungan
kelangsungan program dan ketersediaan dana untuk penanggulangan T (,OTS).
,asar pengobatan T oleh klinis berdasarkan pedoman terapi sesuai evidence
base dan tes kepekaan kuman.
II.3 Tu%erkul&s's MDR )a(a anak
7ejadian T resisten obat pada anak seara global masih belum pasti
karena kesulitan mendapatkan konfirmasi bakteriologis pada anak. 7ejadian T
kebal obat di >ndonesia belum pasti! tetapi ke3aspadaan terhadap kasus ini perlu
ditingkatkan mengingat penatalaksanaan kasus T pada anak masih belum
optimal dan angka kejadian T kebal obat pada de3asa yang terus meningkat.
,iperkirakan banyak anak yang kontak dengan kasus T de3asa kebal obat!
sehingga kejadian T kebal obat pada anak akan menerminkan pengendalian T
kebal obat pada de3asa. (7emenkes! $%&4)
Tuberkulosis M,8 pada anak sekarang mulai banyak ditemui! maka dari
itu mulai banyak diterapkan regimen9regimen terapi dalam penatalaksaan T9
M,8 pada anak. ,iperlukan petunjuk keurigaan klinis yang ermat untuk
mendiagnosis M,8 T pada anak. ?aktor9faktor risiko termasuk ri3ayat
pengobatan sebelumnya! tidak ada perbaikan dengan pengobatan T lini pertama!
adanya kontak M,8 T yang telah diketahui! kontak dengan pasien yang
meninggal saat pengobatan T atau pengobatan T yang gagal. "nak tersangka
T M,8 akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan alur pemeriksaan de3asa
tersangka T M,8. "lgoritme berikut menunjukkan strategi diagnostik untuk
menentukan faktor risiko T M,8 pada anak (7emenkes! $%&4)
22
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
23/32
riteria tersangka MD T! anak
"ayat #eng$batan 6% 12 bulan sebelumnya
$ntak erat &engan #asien yang telah &iketahui men&erita MD T!' termasuk k$ntak serumah &an k$ntak
$ntak erat &engan #asien yang meninggal karena T!' #eng$batan T! gagal' atau yang ti&ak ber$bat se(
&ak menunjukan #erbaikan klinis setelah 2%3 bulan tera#i T! lini #ertama' termasuk ha#usan !T) atau k
ya
-enilaian klinis &an &iagn$stik T! MD termasu
K$n.rmasi T! MDK$n.rmasi T! sen Ti&ak a
Tera#i MD Tera#i )T kateg$
II.3.1 Pr'ns') )enatalaksanaan TB MDR )a(a anak
Prinsip dasar panduan terapi pengobatan untuk anak sama dengan panduan
terapi de3asa pasien T M,8. Obat9obatan yang dipakai untuk anak M,8 T juga sama! dosis disesuaikan dengan berat badan pada anak. agaimanapun!
kebanyakan obat lini kedua tidak c"ild friendly. (7emenkes! $%&4)
Menurut 7emenkes! ($%&4) "nak9anak dengan M,89T harus di
tatalaksana sesuai dengan prinsip pengobatan pada de3asa! yang meliputi;
&. Eunakan sedikitnya 5 obat lini kedua yang kemungkinan strain itu masih
sensitif@ satu darinya harus injetable! satu flurokuinolon (lebih baik kalau
generasi kuinolon akhir bila ada) dan PJ" harus dilanjutkan
$. Eunakan "ig"'end dosing bila memungkinkan
4. Semua dosis harus diberikan dengan menggunakan ,OT.
5. ,urasi pengobatan harus &-9$5 bulan
/. Semua obat diminum setiap hari dan dengan penga3asan langsung.
1. Pemantauan pengobatan T M,8 pada anak sesuai dengan alur pada
de3asa dengan T M,8.
II.3.2 Reg'men )eng&%atan untuk MDR8TB
Menurut 2#O! ($%&5) terdapat prinsip regimen pera3atan M,89T pada
anak sama dengan pada de3asa. Kmpat sampai enam obat minimal harus
disertakan dalam regimen! berdasarkan;
&. Eunakan setiap Erup & lini pertama obat oral (ihat Tabel 5) yang
memiliki tertentu! atau hampir pasti! khasiat! misalnya! obat menunjukkan
kerentanan di ,ST. Obat ini harus diberikan selama terapi.
$. Tambahkan satu dari grup $ agen suntik berdasarkan hasil ,ST dan
sejarah pengobatan. "gen ini biasanya diberikan selama minimal 1 bulan
dan selama 5 bulan setelah kon
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
24/32
5. 7elompok 5 lini kedua obat oral harus ditambahkan selama terapi! sampai
setidaknya ada empat obat dalam rejimen yang isolat enderung rentan.
Erup 5 obat harus dipilih atas dasar sejarah pengobatan! profile efek
samping dan biaya. ,ST tidak standar untuk Erup 5 obat.
/. Lika rejimen empat obat yang efektif tidak dapat dibangun dari Erup &95!
pertimbangkan untuk menambahkan! dalam konsultasi dengan ahli T9
M,8! setidaknya dua Erup / obat ketiga9line. ,ST tidak standar untuk
kelompok / obat.
7elompok obat yang digunakan untuk mengobati T yang resistan
terhadap obat diringkas dalam Tabel 5.
Ta%el
Rangkuman kel&m)&k &%at untuk meng&%at' res'stens' TB 0:H; 2
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
25/32
&. Pada anak! dosis seluruh obat! termasuk flurouinolones! harus lebih
besar dari yang di rekeomendasikan ketika memungkinkan keuali
ethambutol. Kthambutol berdosis &/mgDkg! tidak $/ mgDkg seperti
yang digunakan pada ,8 T de3asa! karena monitoring syaraf optik
lebih sulit dilakukan pada anak.
$. Eunakan tambahan obat jika ,ST hasilnya tidak mempan.4. Pilih satu obat dari setiap kelompok! amikasin lebih diutamakan
dibandingkan kanamyin pada anak! injeksi intramusular amikasin
sangat menyakitkan! diutamakan dilakukan infusi intra
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
26/32
diterima! setiap obat diperhitungkan sebagai setengah obat. ,imana
dua obat dari satu grup dihitung sebagai satu obat tambahan.
:. Pada de3asa! isoniaCid dosis tinggi &19$% mgDkg per hari
-. ,osis lineColid untuk T tidak pasti! tapi dosis yang lebih rendah (4%%
mg $ G sehari atau 4%% mg perhari pada de3asa) karena efek samping
yang minimal dan tetap efektif.
'. ThioCetaCone tidak digunakan pada pasien dengan #>A karena adanya
efek samping yang menganam ji3a.
II.3.3 Duras' )era=atan
Pengobatan pasien T9M,8 terdiri atas $ tahap; tahap a3al dan tahap
lanjutan. Pengobatan M,89T memerlukan 3aktu yang lebih lama dari pada
pengobatan T bukan M,8! yaitu sekitar &-9$5 bulan. Pada tahap a3al pasien
akan mendapat O"T lini kedua minimal 5 jenis O"T yang masih sensitif
sebagaimana disebutkan diatas! dimana salah satunya adalah obat injeksi. Pada
tahap lanjutan semua O"T lini kedua yang di pakai pada tahap pertama keuali
O"T injeksi. ,i >ndonesia! saat ini paduan standar obat dalam uji program
pendahuluan di 8SB dr. Soetomo dan 8S Persahabatan yang akan diberikan pada
setiap pasien M,89T adalah sebagai berikut;
?ase intensif ?ase intermiten
7m9(K)9Kto9fG9J9*s K9Kto9fG9J9*s
7eterangan;
7m ; 7anamisin Kto ; Kthionamid J ; PiraCinamid
K ; Ktambutol fG ; e
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
27/32
akan mempengaruhi perubahan dosis obat. Tes pendengaran setiap bulan sangat
dianjurkan kepada anak yang menggunakan obat lini kedua (inectable agents)
karena adanya resiko ototoGiity. #al ini sangat penting terutama pada pasien
dengan faktor risiko tinggi seperti pasien dengan #>A! diabetes! gangguan ginjal.
27
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
28/32
)nak &i&iagn$sis MD T!
nak #$siti/ &an su&ah &alam tera#i ))T
Mulai tera#i MD T! sesegera mungkin
-erhatikan tan&a%tan&a -erburukan gejala &an tan&a +res#irasilim/a&en$#ati,
Demam
!erat ba&an turun
yeri ab&$men
bati &engan ster$i& bila ter&eteksi ' !ila berat &an mengan(am nya"a hentikan ))T mulai lagi
!ila berat &an mengan(am nya"a' #ertimbangkan untuk menghentikan ))T &an mulaui lagi bila ter
in&arkan bila mungkin' atau m$nit$r ketat
D4T
K$mbinasi e/airens &an sikl$serin terii&$n
K$mbinasi ten$/$ir &an $bat MD T! injeksi
)naka &i&a#atkan #$siti/ teta#i belum &itera#i ))T
:sahakan memulai ))T 2 minggu setelah memulai tera#i MD T!
II.3., Alur tata laksana anak 7ang ('&%at' TB MDR (an HI5
#""8T ; #igh "ti
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
29/32
bah3a adanya keterlibatan ekstrapulmoner! usia tua! malnutrisi! infeksi #>A!
ri3ayat menggunakan O"T dengan jumlah yang ukup banyak sebelumnnya!
terapi yang tidak adekuat (6 $ maam obat yang aktif) dapat menjadi petanda
prognosis buruk pada penderita tersebut (Sharma! $%%1).
,engan mengetahui beberapa petanda di atas dapat membantu klinisi
untuk mengamati penderita lebih seksama dan dapat memperbaiki hal yang
menjadi penyebab seperti malnutrisi (Sharma! $%%1).
29
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
30/32
BAB III
PENUTUP
II.1 $es'm)ulan
T resistensi ganda dimana terjadi resistensi minimal terhadap obat
rifampiin dan isoniaCid kini menyebar dengan sangat epat di berbagai belahan
dunia. Teknik diagnostik! pemberian obat dan kepatuhan penderita sangat
penting dalam tatalaksana T dengan resistensi ganda ini.
Terapi yang dianjurkan dengan memberikan 5 0 1 maam obat. Pilihan obat yang
diberiksan yaitu obat lini pertama yang masih sensiti
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
31/32
DA*TAR PU#TA$A
"rifputera! " + *alistania! *! dkk! $%&5! Kapita &elekta Kedokteran, Kdisi 5!
Media "esulapius! Lakarta.
ambang! S + Fastiti! F! dkk! $%%-! Respirologi -nak ! Kdisi &! adan Penerbit
>,">! Lakarta.
Lusuf! M + 2inariani! 2! dkk! $%&%! Buku -ar )enyakit )aru, ,epartemen >lmu
Penyakit Paru Bnair! Surabaya.
7ementrian 7esehatan 8>! $%&&! )rogramatic Management of Drug Resistance
Tuberculosis, Lurnal.
7ementrian 7esehatan 8>! $%&4! )etunuk Teknis Manaemen TB -nak .
7ementrian 7esehatan 8>! Lakarta! Lurnal.
Shaaf! S + Eie! 8! dkk! $%%%! )rimary Drug'Resistant Tuberculosis in "ildren,
,epartement of Pedietris and *hild #ealth! Bnilmu
Penyakit ,alam 8SBP "dam Malik Medan! Medan.
2erdhani! 8etno! $%%1! )atofisiologi, Diagnosis, dan Klasifikasi Tuberkulosis.
Lurnal.
2#O! $%&5! /uidance for national tuberculosis programmes on t"e management
of tuberculosis in c"ildren. Lurnal.
31
8/18/2019 Tb Mdr (Dandy)
32/32
2#O! $%&%! Rapid -dvice Treatment of Tuberculosis in "ildren, Lurnal! 2#O
ibrary *ataloguing in Publiation ,ata.