Upload
muchammad-dhairolly-yafie
View
98
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sektor
Citation preview
Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Penyusun:
Rikat Danella (108694061)
Dhika Setyo W (108694066)
Firninda yosi A.P (108694070)
Novita Anjarsari (108694078)
Radita Fitri (108694076)
Arif Nugroho (108694082)
Okta Wisky (108694084)
Arizal Rozadi (108694086)
Fitari Vidia (108694090)
M. Nur Alfin (108694094)
Defri Ardya F (108694269)
Eka A. P (108694273)
M.Sholeh (108694277)
S1 Akuntansi B 2010
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya
BAB I
Pendahuluan
I. Latar Belakang
Saat ini pemerintah Indonesia dan seluruh lapisan masyarakat
mengusahakan untuk dapat terus memperjuangkan suatu reformasi agar
reformasi tersebut tentunya akan membawa perubahan dalam kehidupan
politik nasional maupun di daerah. Salah saru bentuk reformasi yang telah
dilakukan yaitu mengesahkan sejumlah kebijakan dan peraturan yang
berkaitan pengelolaan keuangan pemerintah daerah dengan tujuan untuk
memperbaiki sistem yang sudah ada dan akuntabilitas yang lebih besar atas
sumber daya masyarakat yang dikelola oleh pemerintah daerah. Pengeloalaan
keuangan daerah terkait dengan pelaksanaan APBD, dalam pelaksanaan
APBD Pemerintah daerah diharapkan bisa meningkatkan kemandirian dalam
pengelolaan pembangunan daerah. Hal ini merupakan suatu proses terhadap
keterlibatan dari segenap unsur dan lapisan masyarakat, untuk dapat
memberikan wewenang pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus
sendiri pemerintahannya berdasarkan aspirasi masyarakat. Sehingga aspirasi
dari masyarakat dapat tercapai setempat bagi pemerintah daerah dalam
melakukan pengelolaan keuangan.
Akuntansi dalam sektor public memberikan kemudahan serta
ketransparansi nya anggaran kepada masyarakat kita, dengan transparansi nya
anggaran bermanfaat untuk mencegah terjadinya kasus korupsi, sehingga hal
ini sebagai bagian mencegah korupsi, dan dengan sistem akuntansi sector
public memberikan keefektifan dalam kinerja sektor public.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asas umum penatausahaan keuangan daerah?
2. Bagaimana pelaksanaan sistem akuntansi sektor publik ?
3. Bagaimana pembukuan dalam sektor publik ?
4. Bagaimana penatausahaan pengeluaran?
5. Bagaimana peranan penatausahaan keuangan daerah dalam meningkatkan
efektivitas pelaksanaan apbd?
B. Tujuan
1. Melaksanakan tugas yang diberikan dosen
2. Memenuhi tugas untuk mata kuliah sector public
3. Mengetahui tentang sistem akuntansi dalam sector publik
BAB II
ISI
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Akuntansi sektor publik merupakan akuntansi yang digunakan untuk
organisasi nirlaba yang memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan
perusahaan atau sektor swasta. Akuntansi sektor publik terdiri atas akuntansi
pemerintahan, akuntansi rumah sakit, akuntansi lembaga pendidikan, dan akuntansi
organisasi nirlaba lain yang didirikan bukan untuk mencari keuntungan semata-mata.
Di Indonesia perkembangan akuntansi pemerintahan secara pesat dipengaruhi oleh
era reformasi yang pada akhirnya menghasilkan tiga paket undang-undang di bidang
keuangan negara :
UU No.17 th 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.1 th 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan
UU No.15 th 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan
Negara
Ketiga UU tersebut akan mendorong pemerintah untuk mengelola keuangan negara
dengan lebih baik dan membuat pertanggung jawabannya berupa laporan keuangan
yang disusun berdasarkan suatu standar akuntansi pemerintahan.
1. Kebutuhan Akuntansi Pemerintahan
Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin
meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak saja untuk kebutuhan pihak
manajemen suatu entitas, tetapi juga untuk kebutuhan pertanggung jawaban kepada
banyak pihak yang memerlukan.
Di Indonesia, akuntansi pemerintahan secara historis belum banyak berkembang
sejak kemerdekaan 17 Agustus 1945. Menurut catatan sejarah, produk akuntansi
pemerintahan Indonesia pertama adalah Neraca Kekayaan Negara yang dikeluarkan
pada tahun 1948. Bentuk akuntabilitas keuangan ini masih dalam bahasa dan mata
uang Belanda.
Sejak tahun 2003 akhir, akuntansi pemerintahan mendapatkan perhatian dan dasar
hukum yang menggantikan produk Belanda tersebut. UU No.17 th 2003 tentang
Keuangan Negara menjadi pijakan penting perkembangan akuntansi pemerintahan di
Indonesia. UU Keuangan Negara tersebut diikuti pula dengan UU No.1 th 2004
tentang Perbendaharan Negara dan UU No.15 th 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Dengan ketiga undang-undang
tersebut, tuntutan akan akuntansi pemerintahan semakin nyata.
2. Dasar Hukum Standar Akuntansi Pemerintaha
Sistem akuntansi pemerintahan adalah serangkaian prosedur manual maupun
yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran dan
pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah.
(Peraturan Pemerintahan tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, pasal 1).
Bergulirnya era reformasi memberikan sinyal yang kuat akan adanya transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Salah satunya adalah PP 105/2000 yang
secara eksplisit menyebutkan perlunya standar akuntansi pemerintahan dalam
pertanggungjawaban keuangan daerah. Pada tahun 2002 Menteri Keuangan
membentuk Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang bertugas
menyusun konsep standar akuntansi pemerintah pusat dan daerah yang tertuang
dalam KMK 308/KMK.012/2002. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara mengamanatkan bahwa laporan pertanggungjawaban APBN/APBD harus
disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi Pemerintahan, dan standar
tersebut disusun oleh suatu komite standar yang indenden dan ditetapkan dengan
peraturan pemerintah. Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharan Negara kembali mengamanatkan penyusunan laporan
pertanggungjawaban pemerintah pusat dan daerah sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan, bahkan mengamanatkan pembentukan komite yang bertugas
menyusun standar akuntansi pemerintahan dengan keputusan presiden. Dalam
penyusunan standar harus melalui langkah-langkah tertentu termasuk dengar
pendapat (hearing), dan meminta pertimbangan mengenai substansi kepada BPK
sebelum ditetapkan dalam peraturan pemerintah
3. Teknik akuntansi sektor publik ada tiga yaitu :
1) Akuntansi Dana
Sumber daya keuangan berupa dana yang disediakan untuk digunakan oleh
organisasi nirlaba atau institusi pemerintah biasanya mempunyai keterbatasan
penggunaan dalam arti,dana-dana tersebut dibatasi penggunaanya untuk tujuan atau
aktivitas tertentu yang kadang merupakan syarat dati pihak eksternal yang merupakan
penyedia dana.
Tidak seperti perusahaan swasta yang mencari laba, organisasi sektor public
mempunyai tujuan-tujuan yang spesifik. Organisasi sektor public dimana sumber
daya yang ada harus digunakan dengan tujuan tertentu. Secara umum, sangat lazim
jika dari keseluruhan dana yang dipunyai organisasi sector public, masing-masing
mempunyai tujuan tersendiri dalam penggunaanya, baik karena eksternal, faktor
internal maupun karena peraturan.
Untuk mengakomodasi keadaan itu, organisasi sector public membuat dana-dana
dalam sistem akuntansinya. Pemasukan yang dimiliki organisasi sector public
kemudian diklasifikasikan ke dalam dana-dana tersebut sesuai dengan tujuan dan
maksud tertentu.
Adanya keterbatasan penggunaan dana memberikan implikasi akan suatu kewajiban
untuk memberikan pertanggungjawaban kepada pihak penyedia dana. Oleh sebab itu,
organisasi-organisasi nirlaba dan institusi pemerintah menggunakan akuntansi dana
untuk mengontrol dana yang terikat atau keterbatasan dalam penggunaan .
Dana kesatuan dana-dana yang dimiliki organisasi sector public, dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu :
1. Dana yang Bisa Dibelanjakan (Expendable Fund)
Dana yang disediakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas yang bersifat non-
business yang menjadi bagian dari tujuan organisasi sector public
2. Dana yang Tidak Bisa Dibelanjakan (Nonexpendable Fund)
Dana yang dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat bisnis.
Digunakan sebagai pendukung dari expendable fund
- Persamaan akuntansi Dana
Dalam Akuntansi Dana dikenal persamaan akuntansi sebagai berikut:
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Persamaan tersebut tentu saja berbeda dengan persamaan akuntansi yang kita
kenal pada akuntansi keuangan yang digunakan dalam perusahaan komersial
yang berupa :
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS
Disini terdapat perbedaan yang mendasar antara ekuitas dana dan ekuitas.
Diperusahaan selisih antara aktiva dan utang adalah ekuitas yang
menunjukkan adanya kepemilikan pada perusahaan tersebut oleh pemegang
sahamnya. Sementara itu, di organisasi sector public, ekuitas dana tidak
menunjukkan adanya kepemilikan siapa pun karena memang tidak ada
kepemilikan individu dalam suatu organisasi sector public.
Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran
Dalam Akuntansi Dana, dikenal istilah basis akuntansi dan focus pengukuran
(measurement focus). Basis akuntansi menentukan kapan transaksi dan
peristiwa yang terjadi diakui. Contoh, bila organisasi mengadopsi basis akrual
penuh, transaksi diakui ketika transaksi tersebut memiliki dampak ekonomi
yang substantive. Kalau yang diadopsi adalah basis kas, transaksi diakui
hanya kalau kas yang berhubungan dengan transaksi tersebut diterima atau
dibayarakan.
Fokus Pengukuran dari suatu entitas akuntansi menentukan apa yang akan
dilaporkan, dengan kata lain jenis aktiva dan kewajiban apa saja yang diakui
secara akuntansi dan dilaporkan dalam neraca. Konsep basis akuntansi dan
focus pengukuran ini berhubungan erat dan pemilihan salah satu akan
mengimplikasikan pemilihan yang lain.
2) Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran mengacu pada praktik yang dilakukan oleh banyak
organisasi sector public, khususnya pemerintah dalam upaya menyajikan akun-
akun operasinya dengan format yang sama dengan anggaranya. Tujuan praktik
ini adalah untuk menekankan peranan anggran dalam siklus perencanaan-
pengendalian-pertanggungjawaban.
Ide dibalik akuntansi anggaran ini adalah untuk kemudahan. Kesulitan
biasanya muncul karena organisasi yang berbeda biasanya mengadopsi format
pelaporan yang berbeda pula. Hal ini disebabkan oleh suatu fakta bahwa
perbedaan instrinsik antara jasa yang diberikan dalam organisasi yang berbeda
tercermin dalam anggaran mereka.
Akuntansi Anggaran lebih berfokus pada bentuk akunya daripada isinya
3) Akuntansi Komitmen
Akuntansi Komitmen mengakui transaksi ketika organisasi telah
memiliki komitmen untuk melaksanakan transaksi tersebut. Ini berarti bahwa
transaksi tidak diakui ketika ada penerimaan atau pengeluaran kas, juga bukan
pada saat faktur diterima atau dikirimkan, namun pada saat yang lebih awal,
yaitu pada saat pesanan dibuat atau diterima.
.
4. Laporan Keuangan Pokok
Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi
keuangan suatu badan usaha tertentu. Informasi ini disajikan dalam laporan
keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan
perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan
dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan
umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,
realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan
mengenai alokasi sumber daya.
Neraca menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu
tertentu, dimana informasi yang tersedia berupa informasi harta, kewajiban serta
modal. Perhitungan laba rugi menunjukkan pendapatan yang diperoleh, biaya
yang dikeluarkan serta hasil usaha yang diperoleh dalam suatu periode yang
terakhir pada tanggal yang tertera di neraca. Laporan perubahan posisi keuangan
menyajikan kegiatan pembiayaan dan investasi perusahaan.
5. Komponen Laporan Keuangan Pemerintah
Menurut IPSAS (International Public Sector Accounting Standards) laporan
keuangan akrual secara umum setidaknya terdiri dari:
1. Statement of Financial Position (Neraca),
2. Statement of Financial Performance (Laporan Kinerja Keuangan),
3. Statement of Changes In Net Assets/Equity (Laporan Perubahan dalam Aset
Bersih/Ekuitas),
4. Cash Flow Statement (Laporan Arus Kas), dan
5. Accounting Policies and Notes to The Financial Statements (Catatan atas
Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan)
6. Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat yang dihasilkan dari proses konsolidasi antar laporan-laporan yang
dihasilkan oleh Kementerian Negara/Lembaga. Sampai dengan level Kementerian
Negara/Lembaga, laporan keuangan yang dihasilkan masih berupa laporan
keuangan gabungan/kompilasi, dalam arti hanya menjumlahkan nilai setiap akun
yang sama tanpa ada proses eliminasi.
7. Catatan Atas Laporan Keuangan Pemerintah
Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus mempunyai
referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau
analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, dan Laporan Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan
Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh
Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang
diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban
kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya. Dalam keadaan tertentu masih
dimungkinkan untuk mengubah susunan penyajian atas pos-pos tertentu dalam
Catatan atas Laporan Keuangan. Misalnya informasi tingkat bunga dan
penyesuaian nilai wajar dapat digabungkan dengan informasi jatuh tempo surat-
surat berharga.
Selain mensyarat penyusunan laporan keuangan di atas, PP SAP juga memuat
prosedur yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyusun dan
menyaksikan laporan keuangan baik bagi pemerintah pusat maupun daerah.
Dengan adanya SAP maka laporan keuangan pemerintah pusat/daerah akan lebih
berkualitas (dapat dipahami, relevan ,handal dan dapat diperbandingkan).
Laporan tersebut akan diaudit terlebih dahulu oleh BPK untuk diberikan opini
dalam rangka meningkatkan kredibilitas laporan, sebelum disampaikan kepada
para Stakeholder antara lain : pemerintah (eksekutif), DPR/DPRD
(legislatif) ,investor, kreditor dan mesyarakat pada umumnya dalam rangka
transpansi dan akuntanbilitas Keuangan Negara.
8. Kebutuhan Akuntansi Pemerintahan
Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin
meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak saja untuk kebutuhan pihak
manajemen suatu entitas, tetapi juga untuk kebutuhan pertanggungjawaban
( accountability ) kepada banyak pihak yang memerlukan. Hal ini ditunjang oleh
semakin berkembangnya teknologi informasi yang memungkinkan masyarakat untuk
menilai dan membandingkan suatu entitas lain. Untuk itu tuntutan penyediaan
informasi keuangan dan akuntansi semakin dibutuhkan.
Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN ) yang semakin besar
merupakan salah satu faktor pentingnya akuntansi pemerintahan. Perkembangan
berikutnya semakin besar dana yang dikelola menyebabkan adanya tuntutan
transparasi sebagai hasil reformasi maka Pemerintah harus mampu menyediakan
pertanggungjawaban keuangan negara yang semakin memadai. Pemberian opini tidak
bisa memberikan pendapat ( Disclaimer ) atas Perhitungan Anggaran Negara
seharusnya tidak terjadi.
3 tuntutan yang diinginkan masyarakat :
1. Transparansi
2. Akuntabilitas
3. Efisiensi dalam pengolahan sumber daya
1. Transparansi
Pemerintah dalam pengambilan kebijakan manajemen, sebaiknya
pemerintah melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan yang
menyangkut masyarakat luas.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang kepercayaan
untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan
mengungkapkan segala aktivitas yang menjadi tanggungjawab kepada pihak
pemberi kepercayaan.
Akuntabilitas publik :
a. Akuntabilitas Vertikal
yaitu akuntabilitas atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih
tinggi, misalnya : PemDa kepada Pem.Pusat, Pem.Pusat kepada MPR dll.
b. Akuntabilitas Horisontal
yaitu pertanggungjawaban atas pengelolaan dana masyarakat kepada
masyarakat luas.
Akuntabilitas dalam konteksnya pemerintahan, merupakan pemberian
informasi dan disclosure atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah
kepada pihak – pihak yang berkepentingan dengan laporan tersebut.
Menurut Ellwood, Akuntabilitas publik ada 4 yaitu :
1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum
Artinya kejujuran dalam hal tidak melakukan penyalahgunaan jabatan dan
tunduk pada hukum yang berlaku.
2. Akuntabilitas proses
Artinya apakah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah
cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi
manajemen dan prosedur administrasi. Misalnya : akuntabilitas yang
berhubungan dengan pelaksanaan tender untuk proyek2.
3. Akuntabilitas Program
Artinya akuntabilitas yang berkaitan dengan pertimbangan apakah tujuan
yang ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah
mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil yang optimal
dengan biaya minimal.
4. Akuntabilitas Kebijakan
Artinya akuntabilitas yang terkai dengan pertanggungjawaban pemerintah ,
baik pemerintah pusat maupun daerah, atas kebijakan 2 yang diambil
pemerintah terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.
3. Efisiensi dalam pengelolaan sumber daya
Sektor publik sering dinilai sebagai sarang inefisiensi, pemborosan,
sumber kebocoran dana dan institusi yang selalu merugi. Tuntutan agar
organisasi sektor publik memperhatikan Value For Money dalam menjalan
aktivitasnya.
Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik
yang mendasarkan pada :
a. Ekonomi
Artinya sejauh mana sektor publik dapat meminimalisir input resources yang
digunakan yaitu dengan menghindarkan pengeluaran yang boros dan tidak
produktif.
b. Efisiensi
Merupakan perbandingan output input yang dikaitkan dengan standar kinerja
atau target yang telah ditetapkan.
c. Efektivitas
Tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan.
9. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi pemerintah sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor dibawah ini :
a. Sistem Pemerintahan
Sistem Pemerintahan sangat mempengaruhi akuntansi pemerintah.
Didalam sistem monarkhi atau kerajaan , akuntansi pemerintahan banyak
dipengaruhi oleh raja. Sedangkan dalam sistem demokrasi parlemen atau
presidentil akuntansi pemerintahan banyak dipengaruhi oleh lembaga
eksekutif dan legislatif yang mengalami check and balances.
b. Sifat Sumber Daya
Sumber daya akuntansi pemerintah bersifat tidak berhubungan langsung
dengan hasilnya. Misalkan warga negara Indonesia setiap tahun membayar
pajak tetapi tidak langsung menerima hasilnya atau imbal balik dari pajak
yang disetorkan.
10. Perbedaan Akuntansi Pemerintahan & Akuntansi Komersial
Akuntansi Pemerintah Ak. Bisnis
- Tdak membuat laporan laba rugi, hanya laporan - Membuat laporan laba rugi
realisasi anggaran.
- Laporan disusun berdasarkan SAP - Laporan disusun berdasar
PSAK
- Perkiraan modal diganti “ saldo dana “ - Menggunakan perkiraan modal
- Sangat dipengaruhi oleh peraturan pemerintah - Tdk terlalu dipengaruhi oleh
Peraturan Pemerintah tetapi
SAK.
- Terdapat perkiraan anggaran - Tdk ada perkiraan anggaran
Dari uraian diatas kita sudah pahami perbedaan antara akuntansi pemerintahan
dengan akuntasi bisnis.