17
TUGAS 1 TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA Disusun Oleh: Andi Fahdina Fitrianti A. D12112004 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Teknologi Lingkungan Tepat Guna

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teori, pengertian, contoh dan aspek-aspek penting TLTG

Citation preview

TUGAS 1

TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA

Disusun Oleh:

Andi Fahdina Fitrianti A.

D12112004

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2014

Tugas

1. Teori tentang TLTG (Teknologi Lingkungan Tepat Guna)

Jawab:

Ada indikasi bahwa penduduk (masyarakat) Indonesia mengalami penurunan atau

bahkan kehilangan daya untuk membangun kreativitas dalam upaya untuk bisa bertahan

di masa mendatang, Indikasi terjadinya ketidakberdayaan masyarakat dalam

menghadapi perubahan dan permasalahan terakumulasi dan menimbulkan frustrasi

sosial, terlihat dengan semakin luasnya keresahan sosial (sosial unrest), kerusuhan atau

kekerasan (riot), serta terjadinya gejala disintegrasi sosial. Fakta juga memperlihatkan

adanya krisis pada masyarakat yaitu bertambahnya penduduk miskin, terbelakang,

terpencil, dan terpuruk. Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya kelaparan,

kekurangan gizi, yang bermuara pada kehilangan fungsi sosial masyarakat serta

kehilangan potensi dalam memenuhi kebutuhan dasar, seperti kebutuhan pangan,

sandang, papan, kesehatan serta pendidikan (Goeritno,Arief dkk, 2003).

Teknologi tepat guna merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah

yang dihadapi masyarakat. Teknologi tersebut harus berpotensi memenuhi beberapa

kriteria antara lain : (a) mengkonversi sumberdaya alam, (b) menyerap tenaga kerja,

(c) memacu industri rumah tangga, dan (d) meningkatkan pendapatan masyarakat.

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang

diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi tepat guna

adalah suatu alat yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat berguna serta sesuai dengan

fungsinya. Selain itu, teknologi tepat guna atau yang disingkat dengan TTG adalah

teknologi yang digunakan dengan sesuai (tepat guna). Ada yang menyebutnya teknologi

tepat guna sebagai teknologi yang telah dikembangkan secara tradisional, sederhana

dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan dan mata

pencaharian pokok masyarakat tertentu.

Secara teknis TTG merupakan jembatan antara teknologi tradisional dan

teknologi maju. Oleh karena itu aspek-aspek sosio-kultural dan ekonomi juga

merupakan dimensi yang harus diperhitungkan dalam mengelola TTG. Dari tujuan yang

dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat sumber

daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif minimalis dibandingkan dengan teknologi

arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari lingkungan.

Dengan demikian teknologi tepat guna mempunyai kriteria yang dapat dikatan

sebagai TTG, yaitu:

a) Apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber yang

tersedia banyak di suatu tempat.

b) Apabila teknologi itu sesuai dengan keadaan ekonomi dan sosial masyarakat

setempat.

Konsepsi Teknologi Tepat Guna

Teknologi Tepat Guna (TTG) lahir sebagai jawaban (respons positif) para ilmuan,

peneliti, pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, kebutuhan, dan tantangan hidup masyarakat.

Ciri-ciri Teknologi Tepat Guna

Sebagaimana telah dikemukakan pada kriteria dan syarat dan kesesuaian TTG,

dapat dikemukakan ciri-ciri yang cukup menggambarkan TTG (walaupun tidak berarti

sebagai batasan) adalah sebagai berikut:

a) Perbaikan teknologi tradisional yang selama ini menjadi tulang punggung

pertanian, industri, pengubah energi, transportasi, kesehatan dan kesejahteraan

masyarakat di suatu tempat.

b) Biaya investasi cukup rendah/ relatif murah.

c) Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara dan didukung oleh

keterampilan setempat.

d) Masyarakat mengenal dan mampu mengatasi lingkungannya.

e) Cara pendayagunaan sumber-sumber setempat termasuk sumber alam, energi,

bahan secara lebih baik dan optimal.

f) Alat mandiri masyarakat dan mengurangi ketergantungan kepada pihak luar (self-

realiance motivated).

Manfaat Teknologi Tepat Guna

Sebelum berbicara mengenai manfaat dari TTG, maka ada sebuah proses yang

harus diketahui sebelum memperoleh manfaat dari TTG tersebut, yaitu penerapan

teknologi tepat guna tersebut. Penerapan TTG adalah sebuah usaha pembaharuan.

Meskipun pembaharuan itu tidak mencolok dan masih dalam jangkauan masyarakat,

tetapi harus diserasikan dengan keadaan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat

setempat serta alam. Kalau tidak, maka usaha pembaharuan itu akan mendapat

hambatan yang dapat menggagalkan usaha pembaharuan tersebut.

Usaha pembaharuan itu dirancang sedemikan rupa sehingga seluruh masyarakat

merasa bahwa pembaharuan adalah prakarsa mereka sendiri. Berarti di dalam

pembaharuan teknologi itu, terdapat minat dan semangat dalam masyarakat tersebut.

Banyak orang keliru dalam berpendapat kalau orang membawa pompa bambu,

biogas, pengering dengan energi radiasi matahari sederhana kedesa, maka orang itu

telah menerapkan teknologi tepat guna. Membawa paket-paket teknologi sederhana

tersebut kesebuah desa belum dapat dikatakan sebagai penerapan teknologi tepat guna,

bahkan dapat menjerumuskan, apabila tidak disertai pendidikan kepada masyarakat

desa tersebut, bagaimana cara membuat dan memperbaiki alat tersebut. Paling ideal

penerapan teknologi tepat guna adalah teknologi yang telah ada pada suatu masyarakat

dan perbaikan itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin

meningkat.

Penerapan TTG juga harus mempertimbangkan keadaan alam sekitar. Dapat

diartikan bahwa dampak lingkungan yang disebabkan penerapan Teknologi Tepat Guna

(TTG) harus lebih kecil dibandingkan pemakaian teknologi tradisional maupun

teknologi maju. Dengan demikian manfaat dari teknologi tepat guna itu dapat dirasakan

oleh masyarakat tersebut. Sebagai mana manfaat dari teknologi tepat guna adalah:

a) Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang makin hari makin meningkat, tentu

hal itu di barengi dengan kemampuan masyarakatnya yang mampu

mengoperasionalkan dan memanfaatkan TTG tersebut.

b) Teknologi tepat guna mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui

pemenuhan kebutuhannya, pemecahan masalahnya dan penambahan hasil produksi

yang makin meningkat dari biasanya. Teknologi tersebut relatif mudah dipahami

mekanismenya, mudah dipelihara dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari. Masuknya teknologi baru tidak akan membebani masyarakat baik mental

(ketidakmampuan skill) maupun materiil (dapat menimbulkan beban biaya yang

tidak mampu dipenuhi masyarakat).

c) Teknologi tepat guna dapat mempermudah dan mempersingkat waktu pekerjaan

tenaga kesehatan dan klien.

d) Masyarakat mampu mempelajari, menerapkan, memelihara teknologi tepat guna

tersebut.

e) Masyarakat / klien bisa lebih cepat ditangani oleh tenaga kesehatan.

f) Hasil diagnosa akan lebih akurat, cepat, dan tepat.

2. Apa yang dimaksud TLTG

Jawab:

Teknologi lingkungan tepat guna adalah suatu alat yang sesuai dengan kebutuhan

dan dapat berguna serta sesuai dengan fungsinya serta teknologi yang sederhana, murah

dan dapat berfungsi dengan baik dan juga merupakan teknologi yang ramah lingkungan,

dalam artian tidak mencemari lingkungan.

TLTG dapat diartikan sebagai penerapan suatu teknologi yang merupakan solusi

dari permasalahan lingkungan yang ada serta dapat diterapkan dalam masyarakat dan

memenuhi faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan TLTG. Mulai dari aspek teknis

teknologi, finansial ekonomi, partisipasi masyarakat dan efektivitas teknologi. TLTG

merupakan alih bahasa secara cukup longgar dari “appropriate technology”, suatu

pengertian yang mempunyai makna tertentu.

Perwujudan TLTG banyak ditemukan dalam bentuk teknologi tradisional yang

dipraktekkan oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Masyarakat tersebut, kecil sekali

peluang memiliki kesempatan memakai teknologi maju dan efisien, yang merupakan

pola teknologi dari masyarakat maju/industri. Secara teknis TLTG merupakan jembatan

antara teknologi tradisional dan teknologi maju. Oleh karena itu, aspek-aspek sosio-

kultural dan ekonomi juga merupakan dimensi yang harus diperhitungkan dalam

mengelola TLTG.

3. Contoh Teknologi Lingnkungan Tepat Guna

Jawab:

a. Pompa Hidraulik Ram

Gambar. Pompa Hidraulik RAM

Pompa Hidraulik Ram merupakan teknologi tepatguna. Pompa ini dapat

memompa air dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi. Pompa Ram adalah

pompa hemat energi, karena tidak menggunakan bahan bakar minyak maupun gas

dan juga tidak menimbulkan pencemaran, pompa bekerja dengan memanfaatkan

tenaga air (palu air). Pompa ini sangat cocok untuk daerah pegunungan atau daerah

pedesaan yang berbukit.

b. Biopori

Bila ditinjau dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah biopori masih belum

ditemukan. Sedangkan bila ditinjau dari asal kata, biopori terdiri dari dua kata yaitu

“bio” yang berarti hidup dan “pori” yaitu pori-pori yang bermanfaat.

Biopori menurut Griya (2008) lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk

akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar

dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air.

Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke

dalam tanah melalui lubang tersebut.

Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertanian Bogor (2008) menjelaskan

biopori adalah “lubang sedalam 80-100cm dengan diameter 10-30ccm,

dimaksudkan sebagai lubang resapan untuk menampung air hujan dan

meresapkannya kembali ke tanah”. Biopori memperbesar daya tampung tanah

terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang selanjutnya mengurangi

limpahan air hujan turun ke sungai. Dengan demikian, mengurangi juga aliran dan

volume air sungai ke tempat yang lebih rendah, seperti Jakarta yang daya tamping

airnya sudah sangat minim karena tanahnya dipenuhi bangunan.

Tim Biopori IPB (2007) menguraikan bahwa biopori adalah “lubang-lubang

di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas organisma di dalamnya,

seperti cacing, perakaran tanaman, rayap, dan fauna tanah lainnya”. Lubang-lubang

yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam

tanah.

Gambar. Lubang Resapan Biopori

Lubang Resapan Biopori (LRB) secara umum adalah lubang-lubang di dalam

tanah yang terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di dalamnya, seperti

cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang - lubang yang

terbentuk akan terisi udara dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.

LBR ini merupakan salah satu upaya strategis untuk meminimalisir terjadinya

bencana banjir.

Manfaat Biopori

Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari biopori, bila kita mau

menerapkannya di lingkungan sekitar. Namun, hasil penerapan biopori akan lebih

memuaskan jika kita semua mau bergotong-royong untuk menerapkannya secara

bersama-sama di lingkungan. Semakin banyak yang menerapkan, maka semakin

besar manfaat yang kita peroleh. Adapun manfaat dari diterapkannya biopori dalam

lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Griya (2008) menguraikan manfaat biopori sebagai berikut:

a. Mencegah banjir

Banjir sendiri telah menjadi bencana yang merugikan bagi warga Jakarta.

Keberadaan lubang biopori dapat menjadi jawaban dari masalah tersebut.

Bayangkan bila setiap rumah, kantor atau tiap bangunan di Jakarta memiliki

biopori berarti jumlah air yang segera masuk ke tanah tentu banyak pula

dan dapat mencegah terjadinya banjir. Berkurangnya ruang terbuka hijau

menyebabkan berkurangnya permukaan yang dapat meresapkan air

kedalam tanah di kawasan permukiman. Peningkatan jumlah air hujan yang

dibuang karena berkurangnya laju peresapan air kedalam tanah akan

menyebabkan banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim

kemarau.

b. Tempat pembuangan sampah organic

Banyaknya sampah yang bertumpuk juga telah menjadi masalah tersendiri

di kota Jakarta. Kita dapat pula membantu mengurangi masalah ini dengan

memisahkan sampah rumah tangga kita menjadi sampah organik dan non

organik. Untuk sampah organik dapat kita buang dalam lubang biopori yang

kita buat.

c. Menyuburkan tanaman

Sampah organik yang kita buang di lubang biopori merupakan makana

untuk organisme yang ada dalam tanah. Organisme tersebut dapat membuat

sampah menjadi kompos yang merupakan pupuk bagi tanaman di

sekitarnya.

d. Meningkatkan kualitas air tanah

Organisme dalam tanah mampu membuat samapah menjadi mineral-

mineral yang kemudian dapat larut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi

berkualitas karena mengandung mineral.

2. Menurut Perpustakaan Online (2008) adalah

a. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air

tanah.

b. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.

c. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.

d. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.

e. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.

f. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.

g. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.

3. Menurut Tim Biopori IPB (2009) menjelaskan keunggulan dan manfaat biopori

sebagai berikut:

Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan

untuk mengatasi banjir dengan cara:

a) Meningkatkan daya resapan air

Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang

resapan air, setidaknya sebesar luas kolom atau dinding lubang. Sebagai

contoh bila lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka

luas bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm2 atau hampir 1/3m2.

Dengan kata lain suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan

diamater 10 cm, yang semula mempunyai bidang resapan 78,5 cm2 setelah

dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang

resapannya menjadi 3218 cm2. Dengan adanya aktivitas fauna tanah pada

lubang resapan maka biopori akan terbentuk dan senantiasa terpelihara

keberadaannya. Oleh karena itu, bidang resapan ini akan selalu terjaga

kemampuannya dalam meresapkan air. Dengan demikian kombinasi antara

luas bidang resapan dengan kehadiran biopori secara bersama-sama akan

meningkatkan kemampuan dalam meresapkan air.

b) Mengubah sampah organik menjadi kompos

Lubang resapan biopori „diaktifkan‟ dengan memberikan sampah organic

kedalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi

organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi.

Sampah yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai kompos.. Dengan

melalui proses seperti itu maka lubang resapan biopori selain berfungsi

sebagai bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai "pabrik"

pembuat kompos. Kompos dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan

dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman,

seperti tanaman hias, sayuran, dan jenis tanaman lainnya. Bagi mereka yang

senang dengan budidaya tanaman atau sayuran organik maka kompos dari

LRB adalah alternatif yang dapat digunakan sebagai pupuk sayurannya.

c) Memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman

Seperti disebutkan di atas, Lubang Resapan Biopori (LRB) diaktikan oleh

organisme tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas

merekalah yang selanjutnya akan menciptakan rongga-rongga atau liang-

liang di dalam tanah yang akan dijadikan "saluran" air untuk meresap ke

dalam tubuh tanah. Dengan memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-

rongga atau liang-liang tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga

keberadaannya sehingga kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa

campur tangan langsung dari manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini

tentunya akan sangat menghemat tenaga dan biaya. Kewajiban faktor

manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan kepada mereka berupa

sampah organik pada periode tertentu. Sampah organik yang dimasukkan

ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak

cepat diemisikan ke atmosfer sebagai gas rumah kaca; berarti mengurangi

pemanasan global dan memelihara biodiversitas dalam tanah.

4. Aspek – aspek penting dalam aplikasi TLTG

Jawab:

Menurut Ahmadi (2000), dalam penerapan teknologi tepat guna perlu

diperhatikan beberapa pertimbangan, antara lain :

a) Pemilihan jenis dan tingkat teknologi yang akan diterapkan harus dilakukan oleh

masyarakat pengguna dengan bantuan, bimbingan dan arahan dari ahli yang

berkompeten.

b) Perlunya diperhatikan budaya masyarakat yang mencakup agama, adat, kebiasaan

dan aspek sosial lainnya.

c) Perlunya pembagian tugas dalam penerapan teknologi di antara warga, baik

berdasarkan tingkat pendidikan, kelompok umur ataupun antara pria dan wanita

sesuai dengan kemampuan masing-masing kelompok.

d) Perlunya diperhatikan kondisi lingkungan masyarakat, baik dalam sumbedaya alam

dan sumberdaya manusia, maupun dalam aspek fisik-teknis dan sosial ekonomi.

e) Perlunya diperhatikan ketersediaan sarana yang diperlukan dalam pengoperasian,

perawatan dan perbaikan peralatan yang digunakan.

f) Perlunya diperhatikan aspek keselamatan kerja bagi pelaksana, peralatan dan

kelestarian lingkungan

Faktor-faktor yang mempengaruhi TLTG:

Aspek teknis

Aspek finansial

Partisipasi masyarakat

Dalam penerapan TLTG, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan. Hal ini

berkaitan dengan keberlangsungan teknologi tersebut dan penerimaan di masyarakat.

Masyarakat harus dilibatkan mulai dari perencanaan, operasional dan perawatan

teknologi supaya dapat menanamkan rasa kepemilikan teknologi dalam diri masyarakat

tersebut. Selain itu, sangat penting untuk dapat membuat masyarakat sadar bahwa

teknologi yang akan diterapkan bermanfaat untuk kepentingan pribadi mereka dan

pengelolaan lingkungan hidup di daerah mereka. Perubahan sosial dalam pemberdayaan

komunitas pada hakekatnya merupakan suatu proses perubahan evolusioner yang

disengaja (intended change) dan terarah (directional change).

Referensi:

Ahmadi, Partowiyoto, 2000. Pemberdayaan Teknologi tepat Guna untuk Menumbuh kembangkan Industri Pertanian. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna : Jurusan Teknologi Pertanian Unpad.

Anonim. 2008. Pengertian Biopori dan Cara Membuat Lubang Resapan Biopori Air (LRB) pada Lingkungan Sekitar Kita. http://organisasi.org.com, diakses 13 September 2014.

Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Alat dan Pemesanan Alat. http://biopori.com, diakses 13 September 2014.

Goeritno,A. dkk., 2003. Konsep Penerapan Teknologi Tepat Guna Sebagai Alternatif Upaya Mengatasi Dampak Kerusakan Sumberdaya Air (Concept of application of applied technology as an alternative in working out the effects of water resource damage). Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Griya. 2008. Mengenal dan Memanfaatkan Lubang Biopori. http://kumpulaninfo.com, diakses 13 September 2014.