Upload
tyo-slamet
View
1.485
Download
63
Embed Size (px)
Citation preview
http://fpk.unair.ac.id Page 1
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PAKAN IKAN
Kelompok 8 :
Nur Safrida Fandina 060610031 P
Yusixka W.S 060610060 P
Reista Herwiyanti 060610080 P
Rena Wilis Putri 060610112 P
Andre Rekasana 060610142 P
Ima Setyorini 060610174 P
Ryan Yudha 060610179 P
Azizatuz Zahro 060610211 P
Retno Wulandari 060610225 P
Selvi Lely 060610246 P
PROGRAM STUDI S1 BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009
http://fpk.unair.ac.id Page 2
Kata Pengantar
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya dan
berkat ridho-Nya semata, sehingga penulis dapat menyusun sekaligus
menyelesaikan laporan praktikum untuk mata kuliah Teknologi Pakan Ikan ini
dengan baik.
Laporan Praktikum ini kami selesaikan dalam rangka tugas akhir semester
6 untuk mata kuliah Teknologi Pakan Ikan. Dalam penulisan laporan praktikum
ini telah diuraikan tentang materi yang telah dipraktekkan. Beberapa materi
tersebut antara lain : pengenalan bahan pakan, pembuatan sediaan bahan pakan,
pemalsuan bahan pakan, penyusunan ransum dan pembuatan pelet.
Dalam kesempatan yang baik ini, tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada Bapak/Ibu selaku dosen mata kuliah Teknologi Pakan Ikan yang telah
memberikan petunjuk dan membimbing dalam penulisan laporan praktikum ini
serta Bapak Ir. Agustono, M.Kes selaku PJMA untuk mata kuliah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktikum ini, masih
terdapat kesalahan-kesalahan dalam penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan laporan praktikum ini sangat kami
harapkan.
Selain itu, kami juga mengharapkan dengan adanya penulisan laporan
praktikum ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kita semua untuk
menambah ilmu pengetahuan kita serta dapat memahami tentang materi-materi
untuk mata kuliah Teknologi Pakan Ikan yang telah dipraktekkan.
Surabaya, Juni 2009
Penulis
http://fpk.unair.ac.id Page 3
Daftar Isi
Halaman
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar isi.......................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan manfaat.............................................................................. 3
1.3 Rumusan Masalah................................................................................ 3
Bab II Tinjauan Pustaka............................................................................... 4
Bab III Materi dan Metode Praktikum....................................................... 9
3.1 Praktikum I : Pengenalan Bahan Pakan............................................ 9
3.2 Praktikum II : Pembuatan Sediaan Bahan Pakan............................ 10
3.3 Praktikum III : Pemalsuan Bahan Pakan......................................... 12
3.4 Praktikum IV : Menyusun Ransum................................................. 13
3.5 Praktikum V : Pembuatan Pellet..................................................... 14
Bab IV Hasil dan Pembahasan.................................................................. 16
4.1 Hasil Praktikum.............................................................................. 16
4.1.1 Praktikum I : Pengenalan Bahan Pakan....................................... 16
4.1.2 Praktikum II : Pembuatan Sediaan Bahan Pakan........................ 30
4.1.3 Praktikum III : Pemalsuan Bahan Pakan..................................... 33
4.1.4 Praktikum IV : Menyusun Ransum............................................. 33
4.1.5 Praktikum V : Pembuatan Pellet................................................. 34
4.2 Pembahasan Praktikum................................................................. 35
4.2.1 Praktikum I : Pengenalan Bahan Pakan...................................... 35
4.2.2 Praktikum II : Pembuatan Sediaan Bahan Pakan........................ 35
4.2.3 Praktikum III : Pemalsuan Bahan Pakan..................................... 36
4.2.4 Praktikum IV : Menyusun Ransum............................................. 37
4.2.5 Praktikum V : Pembuatan Pelet................................................... 38
http://fpk.unair.ac.id Page 4
Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan..................................................................................... 39
5.2 Saran............................................................................................... 40
Daftar Pustaka
Lampiran
http://fpk.unair.ac.id Page 5
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Tujuan pemberian pakan pada ikan adalah menyediakan kebutuhan gizi
untuk kesehatan yang baik, pertumbuhan dan hasil panenan yang optimum,
produksi limbah yang minimum dengan biaya yang masuk akal demi keuntungan
yang maksimum. Pakan yang berkualitas kegizian dan fisik merupakan kunci
untuk mencapai tujuan-tujuan produksi dan ekonomis budidaya ikan. Pengetahuan
tentang gizi ikan dan pakan ikan berperan penting di dalam mendukung
pengembangan budidaya ikan (aquaculture) dalam mencapai tujuan tersebut.
Konversi yang efisien dalam memberi makan ikan sangat penting bagi
pembudidaya ikan sebab pakan merupakan komponen yang cukup besar dari total
biaya produksi. Bagi pembudidaya ikan, pengetahuan tentang gizi bahan baku dan
pakan merupakan sesuatu yang sangat kritis sebab pakan menghabiskan biaya 40-
50% dari biaya produksi.(Herry.S.si,2008)
Maraknya kegiatan akuakultur telah diwarnai dengan variasi teknologi
produksi hingga pada keragaman spesies yang dibudidayakan. Introduksi pakan
buatan sebagai salah satu faktor produksi semakin penting guna meningkatkan
produksi serta aman bagi lingkungan budidaya.
Di dalam budidaya ikan, formula pakan ikan harus mencukupi kebutuhan
gizi ikan yang dibudidayakan, seperti: protein (asam amino esensial), lemak (asam
lemak esensial), energi (karbohidrat), vitamin dan mineral. Mutu pakan akan
tergantung pada tingkatan dari bahan gizi yang dibutuhkan oleh ikan. Akan tetapi,
perihal gizi pada pakan bermutu sukar untuk digambarkan dikarenakan banyaknya
interaksi yang terjadi antara berbagai bahan gizi selama dan setelah penyerapan di
dalam pencernaan ikan Pakan bermutu umumnya tersusun dari bahan baku pakan
(feedstuffs) yang bermutu yang dapat berasal dari berbagai sumber dan sering kali
digunakan karena sudah tidak lagi dikonsumsi oleh manusia. Pemilihan bahan
baku tersebut tergantung pada: kandungan bahan gizinya; kecernaannya
(digestibility) dan daya serap (bioavailability) ikan; tidak mengandung anti nutrisi
http://fpk.unair.ac.id Page 6
dan zat racun; tersedia dalam jumlah banyak dan harga relatif murah. Umumnya
bahan baku berasal dari material tumbuhan dan hewan. Ada juga beberapa yang
berasal dari produk samping atau limbah industri pertanian atau peternakan.
Bahan-bahan tersebut bisa berasal dari lokasi pembudidaya atau didatangkan dari
luar.(Herry.S.si,2008)
Mudjiman (2004) menyatakan mencukupi kebutuhan pakan ikan adalah
dengan menggunakan pakan buatan. Beberapa alasan menggunakan pakan buatan,
yaitu:
1. Lebih mudah diperoleh dalam jumlah cukup, tepat waktu dan
berkesinambungan.
2. Lebih tahan lama, minimum selama satu musim pemeliharaan sehingga
pencariannya tidak perlu setiap hari.
3. Kandungan gizinya dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan ikan
yang akan diberi makan.
4. Bentuk dan ukuran pakan buatan dapat diatur sesuai dengan ukuran ikan
atau umur ikan.
5. Daya tahannya di dalam air dapat diatur dan disesuaikan dengan kebiasaan
makan ikan.
6. Bau, rasa dan warna dapat diatur sehingga akan lebih menarik ikan-ikan
yang diberi makan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini dilakukan adalah :
1. Mengetahui kandungan nutrien pada bahan pakan yang diberikan pada
ikan.
2. Mengetahui cara pembuatan sediaan bahan pakan.
3. Mengetahui bahan-bahan yang digunakan untuk pemalsuan bahan
pakan.
4. Mengetahui dan mempelajari cara penyusunan ransum pakan.
5. Mengetahui cara pembuatan pelet.
http://fpk.unair.ac.id Page 7
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum Teknologi Pakan Ikan dilaksanakan tiap hari kamis, dimulai
pukul 13.00 WIB sampai selesai. Tempat pelaksanaan praktikum Teknologi Pakan
Ikan di Laboratorium Pakan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas
Airlangga.
http://fpk.unair.ac.id Page 8
Bab II
Tinjauan Pustaka
Menurut Herry tujuan pemberian pakan pada ikan adalah menyediakan
kebutuhan gizi untuk kesehatan yang baik, pertumbuhan dan hasil panenan yang
optimum, produksi limbah yang minimum dengan biaya yang masuk akal demi
keuntungan yang maksimum. Pakan yang berkualitas kegizian dan fisik
merupakan kunci untuk mencapai tujuan-tujuan produksi dan ekonomis budidaya
ikan. Pengetahuan tentang gizi ikan dan pakan ikan berperan penting di dalam
mendukung pengembangan budidaya ikan (aquaculture) dalam mencapai tujuan
tersebut. Konversi yang efisien dalam memberi makan ikan sangat penting bagi
pembudidaya ikan sebab pakan merupakan komponen yang cukup besar dari total
biaya produksi.
Di dalam budidaya ikan, formula pakan ikan harus mencukupi kebutuhan
gizi ikan yang dibudidayakan, seperti: protein (asam amino esensial), lemak (asam
lemak esensial), energi (karbohidrat), vitamin dan mineral. Mutu pakan akan
tergantung pada tingkatan dari bahan gizi yang dibutuhkan oleh ikan. Akan tetapi,
perihal gizi pada pakan bermutu sukar untuk digambarkan dikarenakan banyaknya
interaksi yang terjadi antara berbagai bahan gizi selama dan setelah penyerapan di
dalam pencernaan ikan. Pakan bermutu umumnya tersusun dari bahan baku pakan
(feedstuffs) yang bermutu yang dapat berasal dari berbagai sumber dan sering kali
digunakan karena sudah tidak lagi dikonsumsi oleh manusia. Pemilihan bahan
baku tersebut tergantung pada: kandungan bahan gizinya; kecernaannya
(digestibility) dan daya serap (bioavailability) ikan; tidak mengandung anti nutrisi
dan zat racun; tersedia dalam jumlah banyak dan harga relatif murah. Umumnya
bahan baku berasal dari material tumbuhan dan hewan. Ada juga beberapa yang
berasal dari produk samping atau limbah industri pertanian atau peternakan. Di
http://fpk.unair.ac.id Page 9
dalam laporan praktikum ini ada beberapa materi antara lain :
A. Pengenalan Bahan Pakan
Secara umum telah dikenal pengertian pakan berdasakan asalnya (nabati
dan hewani), berdasarkan sifatnya (hijauan dan konsentrat) dan berdasarkan
sumber zat gizinya (sumber protein, mineral, dan energy). Namun secara
internasional bahan pakan dibagi 8 kelas, yaitu :
1. Pakan kasar (roughage), adalah bahan pakan yang banyak mengandung
serat kasar (lebih dari 18%) dan rendah energinya. Contoh: jerami (jerami
dari padi, jagung, pucuk tebu), hijauan kering dll.
2. Hijauan segar (green forage, pasture). Contoh : rumput/ hijauan segar
lainnya yang baru dipotong-potong, padang rumput dll.
3. Silase adalah hijauan daun yang telah diawetkan melalui proses fermentasi
secara tanpa udara/oksigen (anaerob) dalam suatu tempat yang disebut
silo.
4. Sumber energy adalah pakan yang banyak mengandung energy kandungan
energy lebih dari 2250 kkal/kg). Contoh: butir-butiran
(jagung,sorghum/cantel, kedelai, kacang dll), minyak (kelapa, sawit,
kedele), umbi-umbian (ketela pohon, ketela rambat, kentang dll), lemak
hewan (tallow), hasil samping industry pertanian (bekatul, pollard, tetes)
dll.
5. Sumber protein adalah pakan yang mengandung lebih dari 20%. Contoh :
umumnya pakan asal hewani (tepung ikan, tepung daging, susu skim,
tepung darah dll), kacang-kacangan/leguminosa (kacang tanah, kedele,
turi, gamal, lamtoro dll), bungkil (bungkil dari kelapa, kelapa sawit,
kedele, kacang, kapok, kapas, jagung dll).
6. Sumber mineral. Contoh: tepung tulang, kerang, kapur, dicaphos
(dicalcium phosphate), tricaphos (tricalcium phosphate), garam dll.
7. Sumber vitamin. Contoh: buah-buahan, touge, hijauan kacang-kacangan,
wortel dll.
http://fpk.unair.ac.id Page 10
8. Bahan additive adalah bahan ynag perlu ditambahkan dalam jumlah
relative sedikit yang kadangkala diperlukan untuk melengkapi ransum
yang disusun. Contoh: penambahan aroma/cita rasa, asam
amino/campuran asam amino, vitamin mix (Sunarso dkk, 1999).
B. Pembuatan Sediaan Bahan Pakan
Pembuatan sediaan bahan pakan yang berupa tepung ikan. Tepung ikan
adalah produk berkadar air rendah yang diperoleh dari penggilingan ikan. Produk
yang kaya dengan protein dan mineral ini digunakan sebagai bahan baku pakan.
Pengolahan ikan menjadi tepung ikan tidak sulit dilakukan. Usaha pengolahan
tepung ikan dapat dilakukan dengan biaya yang tidak terlalu besar. Tepung ikan
dapat dibuat dengan salah satu cara berikut:
1) Cara basah
2) Cara kering
3) Cara penyulingan
Bahan tepung ikan berasal dari berbagai jenis ikan laut. Akan tetapi yang paling
ekonomis adalah ikan-ikan kecil (rucah) yang kurang disukai untuk dikonsumsi
dan harganya relative murah (Tarwiyah dkk, 2001).
C. Pemalsuan Bahan Pakan
Pemalsuan bahan pakan pada umumnya dilakukan dengan mengganti
sebagian bahan pakan utama atau mencampurnya dengan bahan lain. Bahan yamg
digunkan untuk memalsu dapat berupa suatu bahan yang nilai gizinya lebih
rendah, tidak memiliki kandungan gizi sama sekali, bahkan terkadang mempunyai
pengaruh buruk bagi ikan. Bahan yang sengaja dicampurkan/ditambahkan pada
bahan pakan utama disebut dengan bahan subalan/palsuan. Bahan pakan utama
yang telah dicampur dengan bahan subalan harganya akan lebih murah, namun
nilai gizinya juga mengalami penurunan. Oleh karena petani ikan harus jeli
terhadap setiap pembelian bahan pakan kaena kemungkinan adanya
penyubalan/pemalsuan bisa saja terjadi (Agustono dkk, 2007). Perlu adanya
analisis dan evaluasi terhadap bahan pakan :
a) Evaluasi secara fisik/visual. Dilakukan jika tidak/belum mempunyai fasilitas
memadai, dan dilakukan dengan panca indera. Sampel bahan pakan dapat
http://fpk.unair.ac.id Page 11
diperiksa atas beberapa spesifikasi yang berkaitan dengan: a) warna; b) bau; c)
tekstur; d) kadar air; e) keseragaman; f) suhu; g) keberadaan kotoran, jamur,
serangga; logam, pasir dll; h) adanya akibat kontaminasi oleh serangga,
burung, tikus dll.
b) Evaluasi secara mikroskopis. Dilakukan jika tersedia fasilitas yang lebih baik
(tersedia mikroskop). Bahan yang diuji digiling dengan ukuran 10, 20, 40, 60,
80 mesh) dan diperiksa di bawah mikroskop. Dikaji adanya penyimpangan
yang berkaitan dengan ukuran, warna, dan penampilan dari bahan yang diuji,
c) Analisis kimiawi. Dilakukan uji kimiawi terhadap komposisi kimia bahan
pakan. Uji kimiawi ini cukup mahal, namun sebenarnya sangat penting. Pada
umumnya dilakukan terhadap: kadar air; kadar abu/mineral; kadar protein
kasar; kadar lemak; kadar serat kasar; dan kadar bahan ekstrak tanpa nitrogen
(Sunarso dkk, 1999).
D. Menyusun Ransum
Dalam menyusun ransum, perlu diketahui beberapa hal, antara lain: ransum
tersebut nantinya digunakan untuk hewan apa, berapa nutrisi yang dibutuhkan,
bahan pakan apa saja yang bisa digunakan serta kandungan nutrient bahan pakan
tersebut (Agustono dkk, 2007).
Dalam menyusun ransum maka beberapa langkah perlu diperhatikan :
a) lihatlah tabel kebutuhan zat pakan,
b) lihatlah tabel komposisi zat pakan;
c) pertimbangkan beberapa faktor pembatas
d) pertimbangkan harga
e) susun ransumnya.
Telah dikenal beberapa cara/metode dalam penyusunan ransum, diantaranya
adalah:
a) Metode diagonal (person square)
Metode ini diterapkan untuk mencampur 2 macam bahan atau lebih
dengan satu macam nutrisi yang berbeda.
b) Metode coba-coba
http://fpk.unair.ac.id Page 12
Tahapan :
1) Lihat tabel kebutuhan (“feeding standard”)
2) Tuliskan kebutuhan zat pakannya
3) Pilih bahan – bahan yang memenuhi, lihat tabel komposisi
a) Metode simulataneous equation
Metode ini diterapkan apabila kita ingin menyusun ransum dengan
pemenuhan 2 atau lebih zat pakan, dan bahan pakan yang digunakan lebih dari 2
macam.
b) Metode linear programming
Metode ini digunakan untuk menyusun ransum dengan jumlah pakan
hampir tidak terbatas dan dengan ketentuan pemenuhan zat pakan yang lebih
banyak disertai kelebihannya, yaitu disusun dengan harga murah. Metode ini
dapat dikerjakan secara manual ataupun dengan bantuan program computer.
Metode liniar programming pada prinsipnya menggunakan metode Simulataneous
equation. Program computer yang dapat digunakan untuk menyelesaikan metode
linier programming adalah LINDO (“Linear Interactive Discrete Optimizer”) dan
TORA (Sunarso dkk, 1999).
E. Pembuatan Pellet
Pellet merupakan bentuk bahan pakan yang dipadatkan sedemikian rupa
dari bahan konsentrat atau hijauan dengan tujuan untuk mengurangi sifat
keambaan pakan. Patrick dan Schaible (1980) menjelaskan keuntungan pakan
bentuk pellet adalah meningkatkan konsumsi dan efisiensi pakan, meningkatkan
kadar energy metabolis pakan, membunuh bakteri pathogen, menurunkan jumlah
pakan yang tercecer, memperpanjang lama penyimpanan, menjamin
keseimbangan zat-zat nutrisi pakan dan mencegah oksidasi vitamin.
Pembuatan pellet terdiri dari proses pencetakan, pendinginan dan
pengeringan. Perlakuan terakhir terdidri dari proses sortasi, pengepakan dan
pergudangan. Menurut Pfost (1964), proses penting dalam pembuatan pellet
adalah pencampuran (mixing), pengaliran uap (conditioning), pencetakan
(extruding) dan pendinginan (cooling) (Industry, 2008).
http://fpk.unair.ac.id Page 13
Bab III
Materi dan Metode Praktikum
3.1 Praktikum I : Pengenalan Bahan Pakan
A. Tujuan :
1. Mengidentifikasi sifat-sifat bahan pakan secara fisik.
2. Menggolongkan bahan pakan berdasarkan kelasnya.
3. Menghitung nilai nutrien berdasarkan bahan kering.
4. Menentukan kandungan nutrien misalnya : Protein Kasar, Lemak, Serat
Kasar, Asam Amino, Mineral dan Vitamin.
5. Mengetahui keunggulan atau kekurangan suatu bahan pakan.
B. Bahan :
Pada praktikum ini tiap anggota membawa bahan yang berbeda-beda.
Bahan tersebut terdiri dari :
1. Ikan teri
2. Daphnia
3. Spirulina (bentuk bubuk)
4. Barley
5. Biji trembesi
6. Cacing darah
7. Darah
8. Sukun
9. Cryptomonadales (bentuk tablet)
10. Ampas kelapa
C. Prosedur Pengenalan Bahan Pakan
http://fpk.unair.ac.id Page 14
1. Mengamati sifat fisik setiap bahan pakan, misalnya : bau, tekstur,
warna, dsb.
2. Mengelompokkan setiap bahan pakan berdasarkan kelasnya, misalnya
kelas I, II dan seterusnya.
3. Melihat kandungan nutrien suatu bahan pakan dalam Tabel Komposisi
Bahan Pakan.
4. Menghitung nilai nutrien setiap bahan pakan berdasarkan bahan
keringnya. Contoh : suatu bahan pakan mengandung Bahan Kering
(Dry Matter) 70%, Protein Kasar (Crude Protein) 5%, Lemak (Ekstrak
Ether) 3 %, dan seterusnya, maka kandungan nutrient berdasarkan
bahan keringnya adalah:
Protein Kasar : 100/70 × 5% = 7,14
Lemak : 100/70 × 3% = 4,29%. Demikian juga dengan nutrien lainnya.
5. Mencantumkan kandungan Asam amino, Mineral, Vitamin ataupun zat
racunnya bila ada.
6. Memberi kesimpulan setiap bahan pakan (keunggulan atau kekurangan
bahan pakan tersebut).
7. Membuat laporan untuk setiap kelompok dalam bentu tabel yang
meliputi : nomor urut, nama bahan pakan, kelas, sifat fisik, kandungan
nutrien (PK, EE, SK, Abu, AA, Mineral, Vitamin),
kesimpulan/keterangan.
8. Mencantumkan daftar pustaka yang digunakan.
3.2 Praktikum II : Pembuatan Sediaan Bahan Pakan
Tepung Ikan
Tepung ikan adalah produk berkadar air rendah yang diperoleh dari
penggilingan ikan. Produk yang kaya dengan protein dan mineral ini digunakan
sebagai bahan baku pakan. Pengolahan ikan menjadi tepung ikan tidak sulit
dilakukan. Usaha pengolahan tepung ikan dapat dilakukan dengan biaya yang
tidak terlalu besar. Tepung ikan dapat dibuat dengan salah satu cara berikut :
1) Cara basah
http://fpk.unair.ac.id Page 15
2) Cara kering
3) Cara penyulingan
A. Bahan
Ikan. Berbagai jenis ikan laut dapat diolah menjadi tepung ikan. Akan tetapi
yang paling ekonomis adalah ikan-ikan kecil (rucah) yang kurang disukai untuk
dikonsumsi dan harganya relatif murah.
B. Peralatan
1. Alat pengukus. Alat ini digunakan untuk mengukus ikan.
2. Penggiling ikan. Alat ini digunakan untuk menggiling ikan.
3. Alat pengering. Alat ini digunakan umtuk mengeringkan ikan sehingga
aman untuk disimpan dalam kadar air maximal 12%.
C. Cara Pembuatan
1. Sediaan dalam bentuk segar dan utuh.
Penggilingan/pencacahan ikan basah
a. Penggilingan/pencacahan (dipotong-potong ukuran kecil) ikan basah
dilakukan terhadap ikan yang berukuran sedang dan besar. Ikan-ikan
yang berukuran kecil (teri) tidak harus digiling dan proses ini tidak
harus dilakukan.
b. Ikan berukuran sedang dan besar perlu dibuang organ viscera (jeroan)
dan dicuci, sedangkan untuk ikan yang berukuran kecil, pembuangan
organ viscera tidak perlu dilakukan.
2. Ikan dipotong-potong dengan ukuran 1 – 2 cm, kemudian mengamati bau,
warna dan tekstur.
3. Ikan dimasukkan ke dalam plastik dan ditimbang (berat awal).
4. Plastik diikat hampa udara dan diberi kode kelompok.
5. Pengukusan.
http://fpk.unair.ac.id Page 16
Potongan ikan kecil yang telah dimasukkan dalam plastik kemudian
dimasukkan dalam air mendidih selama 20 menit sehingga ikan menjadi
matang secara sempurna dan mengeluarkan kandungan lemak/minyaknya.
6. Setelah 20 menit kemudian ikan dalam plastik diambil dan dipisahkan
antara padat dan cairnya. Hitung penyusutannya dalam % 1 bagian padat.
Mengamati bagian padat (bau, tekstur, warna).
7. Pengeringan.
Bagian padat ditaruh dalam nampan untuk dikeringkan. Setelah kering,
kemudian ditimbang dan hitung penyusutannya dalam %.
8. Penggilingan.
Ikan digiling sampai halus, ditimbang dan dihitung berapa persen
kesusutannya.
9. Mengamati bau, warna dan teksttur tepung ikan yang telah dibuat.
10. Membuat kesimpulan tentang kesusutan.
11. Membuat grafik kesusutan.
3.3 Praktikum III : Pemalsuan Bahan Pakan
A. Tujuan :
1. Menentukan kemurnian suatu bahan pakan.
2. Mengidentifikasi bahan subalan pada bahan pakan.
3. Menentukan bahan pakan yang dipalsukan.
4. Menentukan jenis-jenis bahan subalan.
B. Bahan
Bahan yang digunakan antara lain :
1. Tongkol jagung
2. Batu bata
3. Tepung kerang
4. Sabut kelapa
5. Serbuk gergaji
http://fpk.unair.ac.id Page 17
6. Ampas tebu
7. Sekam
8. Pasir
C. Peralatan
1. Oven untuk mengeringkan bahan
2. Penggilingan untuk menggiling bahan
3. Timbangan untuk menimbang bahan
4. Kaca pembesar (lup) untuk mengamati bahan subalan
5. Ayakan
6. Stereomikroskop
D. Prosedur Pelaksanaan
Pemeriksaan Kemurnian Bahan Pakan
1. Bahan pakan yang diduga dipalsu atau disubal diayak secara bertahap
dalam 3 tingkatan ukuran yaitu : halus, setengah halus dan kasar (60, 40
dan 20 mesh).
2. Menaruh hasil ayakan pada alas yang kontras dan disebarkan secara
merata (jangan terlalu tebal). Hal ini dilakukan pada setiap tahapan
pengayakan. Dari hasil ayakan tersebut bisa terdapat 3 – 4 fraksi.
3. Mengamati secara seksama untuk setiap hasil ayakan dengan kaca
pembesar.
4. Memeriksa dengan teliti dan memperhatikan fraksi-fraksi yang ada
dalam bahan pakan tersebut, apakah ada bahan tertentu yang
mencurigakan sebagai bahan subalan. Melakukan pengamatan dengan
kaca pembesar secara berulang-ulang.
5. Memberi keterangan dan kesimpulan bahan-bahan subalan yang
terdeteksi.
6. Hasil pemeriksaan merupakan dugaan awal terhadap pemalsuan bahan
pakan.
http://fpk.unair.ac.id Page 18
3.4 Praktikum IV : Menyusun Ransum
A. Tujuan :
- Mengetahui kandungan nutrisi yang akan diberikan pada ikan dan
banyaknya jumlah pakan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
ikan.
B. Tahapan Penyusunan Ransum :
Dalam menyusun ransum dapat dilakukan dengan menggunakan dua
tahap yaitu tahap coba-coba dan tahap bujur sangkar pearson. Cara ini
diawali dengan menentukan salah satu kandungan nutrien misalnya
kandungan protein kasar ataupun kandungan energi.
1. Tahap I
Dihitung secara coba-coba. Bahan yang digunakan dapat berasal dari
bahan pakan sumber protein, energ, mineral dan vitamin. Banyaknya
bahan pakan sebanyak macam bahan pakan yang disediakan dikurangi
dua (untuk tahap II). Dua bahan tersebut terdiri dari sumber protein
dan sumber energi. Pada tahap I ini jumlah bahan pakan ditentukan
berdasarkan batasan optimum atau pengalaman nutrisionis.
2. Tahap II
Pada tahap ini hanya terdiri dari dua bahan, sisa dari tahap I yang
terdiri dari bahan pakan sumber protein dan sumber energi. Bahn
pakan tersebut disusun untuk menutup kekurangan protein pada tahap I
sehingga nantinya diperoleh ransum sesuai yang diharapkan.
3.5 Praktikum V : Pembuatan Pellet
http://fpk.unair.ac.id Page 19
A. Tujuan :
- Untuk kelengkapan nutrisi, pewarnaan tubuh dan daging,
mengontrol infeksi, merangsang pertumbuhan dan merangsang
proses produksi.
- Formulasi dan bentuk pakan buatan merupakan modifikasi pakan
alami yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing jenis
dan tingkat pertumbuhan serta perkembangan ikan.
B. Bahan :
1. Tepung ikan
2. Premix
3. Tepung kanji
4. Tetes
5. Tepung darah
6. Tepung cacing darah
7. Tepung barley
8. Bekatul
C. Peralatan :
1. Timbangan
2. Baskom
3. Ayakan
4. Panci kukusan
5. Oven
6. Penggilingan
D. Cara Pembuatan :
1. Bahan pakan yang digunakan dalam keadaan halus.
2. Bahan pakan ditimbang semua sesuai dengan formulasi atau
kebutuhan.
3. Mencampur bahan pakan dimulai dari jumlah terkecil.
http://fpk.unair.ac.id Page 20
4. Diaduk sambil ditambahkan air sebanyak 25% dari jumlah
keseluruhan atau keadaan tambak.
5. Dikukus 15 menit dalam keadaan panas dengan bentuk bundar.
6. Dicetak dengan mesin pellet.
7. Dijemur hingga agak kering.
8. Dioven sampai kering.
Bab IV
Hasil dan Pembahasan Praktikum
4.1 Hasil Praktikum
4.1.1 Praktikum I : Pengenalan Bahan Pakan
A. Bahan Pakan Anchovy Meal (Tepung Teri)
1. Termasuk bahan pahan dalam kelas V : Sumber Protein
2. Sifat Fisik :
• Sebelum Pengolahan :
Tekstur : kering, kaku
Bau : amis
Warna : kecoklatan
• Sesudah Pengolahan :
Tekstur : tepung
Bau : amis
Warna : kecoklatan
3. Kandungan Nutrien :
Dry Matter 92% Linoleic Acid 0,27%
DE (kcal/kg) 3,230 NDF — %
ME (kcal/kg) 2,695 ADF — %
NE (kcal/kg) 1,695d Calcium 3,93%
Crude Protein 64,6% Phosphorus 2,55%
Crude Fat 7,9% Bioavailability of Phosphorus — %
http://fpk.unair.ac.id Page 21
4. Kandungan Asam Amino
Arginin 3,68% Cystine 0,61%
Histidine 1,56% Phenylalanine 2,66%
Isoleucine 3,06% Tyrosin 2,15%
Leusine 5,00% Threonine 2,82 %
Lysine 5,11% Tryptophan 0,76%
Methionine 1,95% Valine 3,51%
5. Kandungan Vitamin
Biotin (Vit H) 0,13 mg/kg Thiamin (Vit B1) 0,3 mg/kg
Choline 4,408 mg/kg Vitamin B6 4,0 mg/kg
Folacin (Vit M) 0,37 mg/kg Vitamin B12 280 µg/kg
Niacinc(Vit B3) 100 mg/kg Vitamin E
d 5,0 mg/kg
Pantothenic Acid (Vit B5) 15,0 mg/kg Beta Carotenee _ mg/kg
Riboflavin (Vit B2) 7,1 mg/kg
6. Kandungan Mineral
Calcium 3,93% Sulfur 0,77%
Phosphorus 2,55% Copper 9 mg/kg
Sodium 0,88% Iron 220 mg/kg
Chlorine 1,02% Manganese 10 mg/kg
Potassium 0,75% Seleniumc 1,36 mg/kg
Magnesium 0,24% Zinc 103 mg/kg
7. Perhitungan Penyusutan :
Berat awal = 228 gram
Berat setelah dioven = 164 gram
Berat setelah digiling = 157 gram
Penyusutan I = berat awal – berat setelah dioven × 100%
berat awal
= 228 gram – 164 gram × 100%
http://fpk.unair.ac.id Page 22
228 gram
= 64 gram × 100%
228 gram
= 28,07%
Penyusutan II = berat setelah dioven – berat setelah digiling × 100%
berat setelah dioven
= 164 gram – 157 gram × 100%
164 gram
= 7 gram × 100%
164 gram
= 4,268%
Penyusutan Total = Penyusutan I + Penyusutan II
= 28,07 % + 4,268 %
= 32,338 %
B. Cryptomonadales
1. Termasuk bahan pakan dalam kelas VIII : Pakan Tambahan (Feed
Additive).
2. Sifat fisik : sudah dalam bentuk tablet, padat.
3. Kandungan Nutrien :
Komposisi
Unsur Cryptomonadales Spirulina Chlorella
Protein 60% 65 -71 % 60.5%
Carbohydrate 14% 16.9% 15.6%
GLA 8% 7% 2.1%
Fiber 4% 0.9% 4.2%
Chlorophyll 4% 0.4% 2.1%
Phycocianin 4% 2% -
CGF 4% - 2%
http://fpk.unair.ac.id Page 23
RNA 10,000 mg - 2,950 mg
DNA 3000 mg - 280 mg
4. Kandungan Vitamin :
Elements Cryptomonadales Spirulina Chlorella
Vitamin A 50,000 - 55,000 IU 400 mg 15.4 mg
Vitamin C 20 - 35 mg - 10.4 mg
Vitamin E 9,000 - 10,000 IU 19 mg <1.5 mg
Vitamin B1 1.4 - 1.6 mg 5.5 mg 1.7 mg
Vitamin B2 4 - 4.8 mg 4 mg 4.3 mg
Vitamin B3 21 - 24 mg 11.8 mg 23.8 mg
Vitamin B5 25 - 27 mg 1.1 mg 1.1 mg
Vitamin B6 1.9 - 2.1 mg 0.3 mg 1.4 mg
Vitamin B12 110 -126 mg 0.2 mg 0.13 mg
Biotin Acid 180 - 190 mg 0.04 mg 0.2 mg
Folic Acid 24 -27 mg 0.05 mg 0.09 mg
Inositol 150 - 165 mg 35 mg 165 mg
B-carotene 600 - 800 mg 37.79 mg 180.8 mg
5. Kandungan Mineral :
Elements Cryptomonadales Spirulina Chlorella
Phosporus 1,500 - 2,100 mg 894.2 mg 895 mg
Iodine 580 - 600 mcg 170 mcg 600 mcg
Calcium 290 - 325 mg 131.5 mg 221 mg
Magnesium 290 - 325 mg 191.5 mg 315 mg
Iron 170 - 200 mg 58 mg 130 mg
Potasium 85 - 162 mg 154 mg -
Selenium 75 - 80 mg 40 mcg -
Zinc 65 - 71 mg 3.9 mg -
Germanium 25 - 30 mg - -
Copper Trace Volume - Trace Volume
Choline Trace Volume - -
Cobalt Trace Volume - -
http://fpk.unair.ac.id Page 24
Chromium Trace Volume - -
Manganese Trace Volume - -
Sodium Trace Volume - -
C. Bahan Pakan Spirulina
1. Termasuk bahan pakan dalam kelas VIII : Pakan Tambahan (Feed
Additive).
2. Sifat fisik : sudah dalam bentuk tablet, padat.
3. Kandungan nutrien :
Komposisi alga Spirulina platensis dan Spirulina maxima
komposisi (%) S.platensis S.maxima
Abu 4-5 6-9
air 6-10 4-7
protein kasar 56-77 60-71
lemak kasar 9-14 9-14
karbohidrat kasar 10-18 8-13
serat kasar 3-8 1
4. Kandungan Asam Amino :
a. Asam amino essential pada Spirulina:
ISOLEUCINE (4.13%)
LEUCINE (5.80%)
LYSINE (4.00%)
METHIONINE (2.17%)
PHENYLALANINE (3.95%)
THREONINE (4.17%)
TRYPTOPHANE (1.13%)
VALINE (6.00%)
b. Asam Amino non-essential Spirulina:
ALANINE (5.820/o)
ARGININE (5.98%)
ASPARTIC ACID (6.340/o)
http://fpk.unair.ac.id Page 25
CYSTINE (0.670/o)
GLUTAMIC ACID (8.940/o)
GLYCINE (3.5%)
HISTIDINE (1.08%)
PROLINE (2.970/o)
SERINE (4.00%)
TYROSINE (4.60%)
5. Kandungan Vitamin :
PYRIDOXINE or B6 (3 mg/kg) Carotenoids:
BIOTIN (0.4 mg/kg) Alpha-carotene -- traces
COBALAMIN or B12 (2 mg/kg) Beta-carotene -- 1,700 mg/kg
PANTOTHENIC ACID (11 mg/kg) Xanthophylis -- 1,000 mg/kg
FOLIC ACID (0.5 mg/kg) Cryptoxanthin -- 556 mg/kg
INOSITOL (350 mg/kg) Echinenone -- 439 mg/kg
NIACIN (118 mg/kg) Zeaxanthin -- 316 mg/kg
RIBOFLAVIN or B2 (40 mg/kg) Lutein -- 289 mg/kg
THIAMINE or B 1 (55 mg/kg)
TOCOPHEROL or vitamin E (190 mg/kg)
6. Kandungan Mineral :
POTASSIUM (15,400 mg/kg)
CALCIUM (1,315 mg/kg)
ZINC (39 mg/kg)
MAGNESIUM (1,915 mg/kg)
MANGANESE (25 mg/kg)
SELENIUM (0.40 ppm)
IRON (580 mg/kg)
PHOSPHORUS (8,942 mg/kg)
7. Spirulina sudah berupa bubuk sebanyak 20 gram.
D. Daphnia
1. Termasuk bahan pakan dalam kelas V : Sumber Protein.
http://fpk.unair.ac.id Page 26
2. Sifat Fisik :
• Sebelum Pengolahan :
Tekstur : berupa hewan plankton
Bau : amis
Warna : merah
• Sesudah Pengolahan :
Tekstur : halus
Bau : amis
Warna : putih
3. Kandungan Nutrien :
Komposisi dari Daphnia antara lain :
Air : 94.78
Protein : 42.66
Lemak : 8.0
Karbohidrat : :14.10
Abu : 4.0
Untuk komposisi BK = 100 – 94.78 = 5.22
4. Perhitungan Penyusutan :
Berat awal : 10 gram
Berat setelah dioven : 1 gram
Berat setelah digiling : 0,9 gram
Penyusutan I = berat awal – berat setelah dioven × 100%
berat awal
= 10 gram – 1 gram × 100%
10 gram
= 9 gram × 100%
10 gram
= 90 %
Penyusutan II = berat setelah dioven – berat setelah digiling × 100%
berat setelah dioven
= 1 gram – 0,9 gram × 100%
http://fpk.unair.ac.id Page 27
1 gram
= 0,1 gram × 100%
1 gram
= 10 %
E. Biji Trembesi
1. Termasuk bahan pakan dalam kelas IV : Sumber Energi.
2. Sifat Fisik :
• Sebelum pengolahan :
Tekstur : keras
Bau : khas
Warna : hitam
• Sesudah pengolahan :
Tekstur : halus
Bau : khas
Warna : hitam
3. Kandungan Nutrien :
Kandungan lemak biji trembesi sebesar 2,03% sehingga bahan pakan dari
biji trembesi tidak mudah tengik. Sedangkan kandungan proteinnya sebesar
17,81%.
Biji trembesi mengandung saponin dan polifenol. Polifenol sangat
bermanfaat untuk pencernaan dan usus. Sedangkan kandungan saponin
merupakan suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak macam tanaman.
Dalam tanaman saponin sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, atau
merupakan waste product dari metabolism tumbuhan.
Sifat saponin :
1. Memiliki rasa pahit.
Biji trembesi memiliki rasa pahit. Ini berasal dari kandungan saponin
yang terkandung pada biji trembesi.
2. Dalam larutan air membentuk busa stabil.
3. Menghemolisa eritrosit.
http://fpk.unair.ac.id Page 28
4. Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi. Sehingga biji trembesi
tidak layak sebagai bahan pakan ikan.
5. Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksteroid lainnya.
6. Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi.
F. Tepung Cacing Darah
1. Termasuk bahan pakan dalam kelas V : Sumber Protein.
2. Sifat Fisik :
• Sebelum Pengolahan :
Tekstur : berupa hewan cacing, lembut
Bau : amis
Warna : merah
• Sesudah Pengolahan :
Tekstur : halus
Bau : amis
Warna : hitam
3. Kandungan Nutrien :
Sebanyak 90% bagian tubuh bloodworm adalah air dan sisanya,
10%, terdiri dari bahan padatan. Dari 10% bahan padatan ini 62.5 % adalah
protein, 10% lemak, dan sisanya lain-lain. Dengan kandungan nutrisi yang kaya
protein, bloodworm merupakan salah satu pakan ikan yang disukai.
Dalam blantika ikan hias, blood worm telah digunakan sebagai pakan ikan
sejak tahun 1930-an. Sering disalahartikan bahwa warna merah pada blood worm
dapat ditularkan pada ikan, sehingga orang berlomba-lomba mendapatkan
bloodworm tersebut untuk "memerahkan" ikannya. Warna merah pada
bloodworm disebabkan oleh haemoglobin, yang sangat diperlukan oleh mahluk
tersebut agar dapat hidup pada kondisi dengan kadar oksigen rendah. Sejauh ini
tidak ada hubungan antara haemoglobin dengan warna ikan. Meskipun
demikian, kandungan kandungan protein yang tinggi akan menyebabkan ikan
yang mengkonsumsinya menjadi "lebih sehat" sehingga ikan tersebut warnanya
menjadi lebih cerah.
http://fpk.unair.ac.id Page 29
4. Perhitungan Penyusutan :
Penyusutan I = berat awal – berat setelah dioven × 100%
berat awal
= 180 gram × 100%
200 gram
= 90 %
Penyusutan II = berat setelah dioven – berat setelah digiling × 100%
berat setelah dioven
= 10 gram × 100%
200 gram
= 5 %
Penyusutan Total = Penyusutan I + Penyusutan II
= 90 % + 5 %
= 95 %
G. Tepung darah
1. Termasuk bahan pakan dalam kelas V : Sumber Protein.
2. Sifat Fisik :
• Sebelum pengolahan :
Tekstur : cair
Bau : amis
Warna : merah
• Sesudah pengolahan :
Tekstur : tepung, halus
Bau : amis
Warna : hitam
3. Kandungan Nutrien :
- Protein = 71,45%
- Lemak = 0,42%
http://fpk.unair.ac.id Page 30
- Karbohidrat = 13,12%
- Abu = 5,45%
- Serat = 7,95%
- Air = 5,19
- Energi = 1000%
- Ca = 29%
- P = 13,5%
Proteinnya sukar dicerna, sehingga penggunaannya untuk ikan < 3% dan
untuk udang < 5%. Kelemahan dari tepung darah adalah miskin isoleucin dan
rendah kalsium dan fosfor, juga bila dipakai lebih dari 5% akan menimbulkan
efek “bau darah” pada ikan.
4. Perhitungan Penyusutan :
Berat awal = 320 gram
Berat setelah dioven = 115 gram
Berat setelah digiling = 100 gram
Penyusutan I = berat awal – berat setelah dioven × 100%
berat awal
= 320 gram – 115 gram × 100%
10 gram
= 205 gram × 100%
320 gram
= 64,06 %
Penyusutan II = berat setelah dioven – berat setelah digiling × 100%
berat setelah dioven
= 115 gram – 100 gram × 100%
115 gram
= 15 gram × 100%
http://fpk.unair.ac.id Page 31
115 gram
= 13,04 %
Penyusutan Total = Penyusutan I + Penyusutan II
= 64,06 % + 13,04 %
= 77,1 %
H. Barley
1. Termasuk bahan pakan dalam kelas IV : Sumber Energi.
2. Sifat Fisik :
• Sebelum pengolahan :
Tekstur : berupa serbuk
Bau : tidak berbau
Warna : kekuningan
• Sesudah pengolahan :
Tekstur : tepung
Bau : tidak berbau
Warna : putih
3. Kandungan Nutrien :
Nilai nutrien per 100 g (3.5 oz)
Energi 350 kca 1470 kJ
Carbohydrates 77.7 g
- Sugars 0.8 g
- Dietary fiber 15.6 g
Fat 1.2 g
Protein 9.9 g
4. Kandungan Vitamin :
Thiamine (Vit. B1) 0.2 mg 15%
Riboflavin (Vit. B2) 0.1 mg 7%
Niacin (Vit. B3) 4.6 mg 31%
Pantothenic acid (B5) 0.3 mg 6%
Vitamin B6 0.3 mg 23%
http://fpk.unair.ac.id Page 32
Folate (Vit. B9) 23 µg 6%
Vitamin C 0.0 mg 0%
5. Kandungan Mineral :
Calcium 29.0 mg 3%
Iron 2.5 mg 20%
Magnesium 79.0 mg 21%
Phosphorus 221 mg 32%
Potassium 280 mg 6%
Zinc 2.1 mg 21%
6. Perhitungan Penyusutan :
Berat awal = 100 gram
Berat setelah dioven = 100 gram
Berat setelah diigiling = 89 gram
Penyusutan I = berat awal – berat setelah dioven × 100%
berat awal
= 100 gram – 100 gram × 100%
100 gram
= 0 gram × 100%
100 gram
= 0 %
Penyusutan II = berat setelah dioven – berat setelah digiling × 100%
berat setelah dioven
= 100 gram – 89 gram × 100%
100 gram
= 11 gram × 100%
100 gram
= 11 %
Penyusutan Total = Penyusutan I + Penyusutan II
= 0 % + 11 %
= 11 %
http://fpk.unair.ac.id Page 33
I. Tepung Sukun
1. Termasuk bahan pakan dalam kelas IV : Sumber Energi.
2. Sifat Fisik :
• Sebelum pengolahan :
Tekstur : padat (sukun)
Bau : tidak berbau
Warna : putih
• Sesudah pengolahan :
Tekstur : tepung
Bau : bau khas
Warna : kecoklatan
3. Kandungan Nutrien :
Nutrisi Mineral Vitamin Lemak Asam Amino
http://fpk.unair.ac.id Page 34
5. Perhitungan Penyusutan :
Berat awal = 530 gram
Berat setekah dioven = 432 gram
Berat setelah digiling = 88 gram
Penyusutan I = berat awal – berat setelah dioven × 100%
berat awal
= 530 gram – 432 gram × 100%
530 gram
= 98 gram × 100%
530 gram
= 18,49 %
Penyusutan II = berat setelah dioven – berat setelah digiling × 100%
Air 70,65 g
Energi 103 cal
Total lemak
1,07 g
Karbohidrat
27,12 g
Serat 4,9 g
Ampas 0,93 g
Kalisium (Ca)
17 mg
Besi (Fe) 0,54
mg
Magnesium
(Mg) 25 mg
Potasium (K)
490 mg
Seng (Zn) 0,12
mg
Tembaga (Cu)
0,084 mg
Mangan (Mn)
0,06 mg
Selenium 0,6
mg
Vit C 29 mg
Thiamin 0,11 mg
Riboflamin 0,03
mg
Niacin 0,9 mg
As. Pantothenic
0,457 mg
Vit. B6 0,1 mg
Folate 14 mcg
Vit B12 0 mcg
Vit a 40 Iu
Vit A RE 4 mc g
RE
Vit E 1.12 mg
ATE
Asam lemak
jenuh
Unsaturated
0,048 g
Asam lemak tak
jenuh
Monounsaturated
0,034 g
Asam lemak tak
jenuh
polyunsaturated
0,066 g
Theonine
0,052 g
Isoleucine
0,064 g
Lysine 0,037
g
Methionine
0,01 g
Cystine 0,009
g
Phenylalanine
0,026 g
Tyrosine
0,019 g
Valine 0,047
g
http://fpk.unair.ac.id Page 35
berat setelah dioven
= 432 gram – 88 gram × 100%
432 gram
= 344 gram × 100%
432 gram
= 79,63 %
Penyusutan Total = Penyusutan I + Penyusutan II
= 18,49 % + 79,63 %
= 98,12 %
4.1.2 Praktikum II : Pembuatan Sediaan Bahan Pakan
1. Tepung Ikan
a. Pengamatan I : Sebelum dikukus
Bau : amis segar
Warna : putih keabuan
Testur : kenyal
Berat awal : 495 gr
b. Pengamatan II : Setelah perebusan
Bau : menyengat, tidak sedap
Warna : abu-abu
Tekstur : lembek
Dipisahkan antara berat padat dan cair :
• Berat padat (setelah perebusan) : 364 gram
• Berat cair : 114 gram
c. Pengamatan III : Setelah dioven
Berat setelah dioven : 96 gram
d. Pengamatan IV : Setelah digiling
Berat setelah digiling : 78 gram
Perhitungan Penyusutan :
Penyusutan I = berat awal – berat setelah perebusan × 100%
berat awal
http://fpk.unair.ac.id Page 36
= 495 gram – 364 gram × 100%
495 gram
= 131 gram × 100%
495 gram
= 26,46 %
Penyusutan II = berat setelah perebusan – berat setelah dioven × 100%
berat setelah perebusan
= 364 gram – 96 gram × 100%
364 gram
= 268 gram × 100%
364 gram
= 73,63 %
Penyusutan III = berat setelah dioven – berat setelah digiling × 100%
berat setelah dioven
= 96 gram – 78 gram × 100%
96 gram
= 18 gram × 100%
96 gram
= 18,75%
Diagram Penyusutan (gram)
http://fpk.unair.ac.id Page 37
Keterangan : I = berat awal
II = berat setelah perebusan
III = berat setelah dioven
IV = berat setelah penggilingan
Grafik Penyusutan (%)
26.46%
73.63%
18.75%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Keterangan : I = penyusutan I
II = penyusutan II
III = penyusutan III
495 gr
364 gr
96 gr 78 gr
0
100
200
300
400
500
600
I II III IV
I
II
III
IV
http://fpk.unair.ac.id Page 38
4.1.3 Praktikum III : Pemalsuan Bahan Pakan
Setelah tepung ikan dicampur dengan seluruh bahan subalan kemudian
diamati baik secara fisik, menggunakan stereomikroskop maupun dengan kaca
pembesar. Dari hasil pengamatan tersebut dapat diketahui oleh kelompok kami
bahwa dalam tepung ikan tersebut terdapat subalan yaitu pasir, sekam dan ampas
tebu.
4.1.4 Praktikum IV : Menyusun Ransum
No Bahan Pakan % Protein Berat (gram) Protein (%)
1. Premix 0 5 -
2. Tepung Kanji 0 5 -
3. Tetes 4 5 5/100 × 4 = 0,2%
4. Tepung Darah 80,1 5 5/100 × 80,1 = 4,005%
5. Tepung Cacing Darah 56,6 5 5/100 × 56,6 = 2,83%
6. Tepung Barley 11,7 5 5/100 × 11,7 = 0,585%
30 7,62%
a. Kekurangan Kebutuhan Bahan Pakan = 100 gram – 30 gram = 70 gram
b. Kekurangan Protein = 50 % – 7,62% = 42,38%
c. Persentase (%) Kekurangan Protein = 42,38 × 100 %
70
Tepung Ikan 63,8 50,34
Bekatul 10,20 3,26 +
60,54
http://fpk.unair.ac.id Page 39
53,60
Kekurangan bahan pakan untuk ransum pakan adalah 70 gram yang terdiri atas
tepung ikan dan bekatul.
Untuk tepung ikan : 50,34/53,6 x 70 gram = 65,743 gram
Untuk bekatul : 3,26/53,6 x 70 gram = 4,257 gram +
70 gram
% protein tepung ikan : 65,743/100 x 63,8gram = 41,94 %
% protein bekatul : 1,54/100 x 10,20 gram = 0,434 % +
42,38 %
Kebutuhan Pakan Untuk 250 gram :
Tetes = 5/100 × 250 gram = 12,5 gram
Tepung Kanji = 5/100 × 250 gram = 12,5 gram
Premix = 5/100 × 250 gram = 12,5 gram
Tepung Darah = 5/100 × 250 gram = 12,5 gram
Tepung Cacing Darah = 5/100 × 250 gram = 12,5 gram
Tepung Barley = 5/100 × 250 gram = 12,5 gram +
75 gram
Tepung Ikan = 65,743/100 × 250 gram = 164,36 gram
Bekatul = 4,257/100 × 250 gram = 10,64 gram +
250 gram
4.1.5 Praktikum V : Pembuatan Pelet
Setelah di oven dan benar-benar kering adonan bahan pakan berbentuk
pellet. Pellet tersebut dapat langsung digunakan sebagai pakan ikan. Dari setiap
kelompok kandungan bahan yang dibuat untuk pellet berbeda-beda karena tidak
ditentukan bahan apa saja yang digunakan. Akan tetapi bahan premix, tetes dean
tepung kanji harus digunakan dengan jumlah yang sudah ditentukan. Sedangkan
tepung ikan dan bekatul adalah bahan yang digunakan untuk tambahan
kekurangan bahan pakan sehingga kebutuhan pakan dan protein yang dibutuhkan
dapat tertutupi seluruhnya.
http://fpk.unair.ac.id Page 40
4.2 Pembahasan Praktikum
4.2.1 Praktikum I : Pengenalan Bahan Pakan
Dari setiap bahan yang telah dibawa oleh kelompok kami memiliki
kandungan yang berbeda-beda. Bahan-bahan yang di bawa oleh anggota
kelompok kami paling banyak yang mengandung protein. Selain itu ada bahan
yang mengandung sumber energy dan ada yang sebagai pakan tambahan (feed
additive).
Salah satu kandungan sumber energi terdapat pada bahan yang dibawa oleh
kelompok kami adalah pada tepung barley. Karena mengandung serat kasar <18%
dan protein kasar <20% serta tinggi kandungan karbohidratnya. Kandungan
tersebut dapat membantu ikan dalam bergerak dan berkembangbiak.
Di dalam bahan pakan yang lain terdapat sumber protein yaitu pada tepung
teri, daphnia, spirulina, tepung cacing darah, tepung darah dan tepung sukun.
Karena pada bahan-bahan tersebut memiliki kandungan protein kasar >20%.
Protein sangat dibutuhkan di dalam tubuh ikan karena berfungsi membantu
metabolisme tubuh serta membantu dalam pertumbuhan dan pembentukan sel
baru dalam tubuh ikan.
Ada juga bahan yang dapat digunakan sebagai bahan pakan tambahan (feed
additive) yaitu Cryptomonadales. Pakan tambahan yaitu suatu bahan yang
ditambahkan ke dalam pakan dengan jumlah yang relative sedikit dengan tujuan
tertentu.
Dari bahan-bahan yang telah dibawa oleh setiap anggota kelompok
memiliki manfaat tersendiri yang sangat membantu dalam pertumbuhan ikan serta
meningkatkan gizi ikan konsumsi. Sehinga kebutuhan gizi bagi ikan akan
tercukupi bila sumber-sumber bahan pakan dapat terpenuhi sesuai dengan jumlah
yang dibutuhkan.
http://fpk.unair.ac.id Page 41
4.2.2 Praktikum II : Pembuatan Sediaan Bahan Pakan (Pembuatan Tepung
Ikan)
Tepung ikan sangat dibutuhkan oleh pakan ikan karena mengandung
protein yang sangat tinggi (sekitar 60%) dengan kadar air yang rendah karena
pengeringan dan penggilingan. Tepung ikan merupakan sumber protein yang
biasa digunakan dalam pakan ikan karena memiliki daya cerna yang sesuai
dengan daya cerna ikan sehingga tidak akan menurunkan daya cerna ikan yang
mengkonsumsi.
Dalam pembuatan tepung ikan, ikan rucah dipotong-potong agar lebih
cepat matang dalam pengukusannya serta membatu agar mempermudah dalam
penggilingannya, kemudian ditimbang. Potongan ikan tersebut dikukus berfungsi
agar menghilangkan cairan dan lemak, menetralkan racun, mematikan bakteri dan
meningkatkan daya cerna.
Setelah pengukusan dilakukan pemisahan antara cairan dan padatan,
kemudian ditimbang agar dapat diketahui penyusutannya. Bagian padatan tersebut
dioven dengan tujuan untuk menurunkan kandungan air sehingga dapat dijadikan
tepung. Setelah pengovenan selesai, ikan tersebut ditimbang kembali untuk
mengetahui berapa persen air yang telah hilang seingga setelah digiling akan
diketahui berat keringnya.
Berat kering diketahui dengan tujuan untuk mengetahui kandungan serat
kasar, lemak kasar, protein kasar serta kandungan bahan-bahan lain dalam jumlah
kecil. Karena kandungan air (kelembaban) juga mempengaruhi kandungan dari
bahan pakan walaupun air tidak mengandung zat gizi.
4.2.3 Praktikum III : Pemalsuan Bahan Pakan (Subalan)
Untuk mengurangi biaya pembuatan pellet, tidak banyak pabrik yang
menyisipkan subalan ke dalam bahan pembuatan pellet tersebut. Bahan subalan
yang biasa digunakan ialah sekam, tahi gergaji, serabut kelapa, batu bata, tongkol
jagung dan lain sebagainya. Karena bahan subalan tersebut memiliki bentuk dan
http://fpk.unair.ac.id Page 42
struktur yang menyerupai dengan bahan pakan yang dibutuhkan dalam
penyusunan pellet akan tetapi bahan subalan tersebut akan menurunkan nilai gizi
dalam pellet, selain itu pemberian subalan yang berlebihan akan dapat
mengganggu metabolisme dan penceraan ikan untuk mencerna pellet yang telah
disubal tersebut.
Walaupun subalan memiliki bentuk dan struktur yang hampir menyerupai
bahan pakan tetapi dapat dilihat di bawah stereo mikroskop untuk membedakan
antara bahan pakan yang asli dan bahan subalan.
Bahan subalan akan menyerupai bentuk bahan yang disubal seperti sekam
dan tahi gergaji yang menyerupai tepung ikan, arang yang menyerupai tepung
darah, dan tongkol jangung menyerupai empok jagung.
Praktikum pemalsuan bahan pakan menggunakan tepung ikan yang
dicampur dengan tongkol jagung, tepung kerang, batu bata dan sekam padi.
Setelah dicampur kemudian dimasukkan dalam plastik dan diamati dengan kaca
pembesar maupun dengan stereo mikroskop. Pemeriksaan mikroskopis berupa :
1. Pengenalan kualitatif
Merupakan metode pengenalan bahan pakan berdasarkan sifat fisik yang
khas/karakteristik. Sifat fisik ini meliputi : bentuk, warna, kecermelangan, ukuran
partikel, kekerasan, kelunakan, tekstur, dll. Pengenalan bahan pakan dengan cara
ini akan lebih terjamin hasilnya apabila dilakukan pemeriksaan dengan
menggunakan mikroskop (stereomikroskop).
2. Pengenalan kuantitatif
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pemalsuan
dalam bahan pakan serta berapa banyak bahan palsuan yang terdapat dalam bahan
pakan tersebut.
4.2.4 Praktikum IV : Penyusunan Ransum
Dalam pembuatan pelet dibutuhkan penyusunan ransum sangat dibutuhkan
untuk menentukan prosentasi protein yang akan diberikan pada ikan yang
mengkonsumsi pellet tersebut. Penyusunan ransum pakan disusun dengan tujuan
untuk membantu mengoptimalkan pertumbuhan ikan, khususnya bagi ikan
http://fpk.unair.ac.id Page 43
konsumsi. Karena dengan menyusun ransum akan dapat menenyesuaikan
kebutuhan pakan bagi ikan dengan prosentasi protein yang baik bagi ikan tersebut.
Penyusunan ransum dilakukan karena setiap ikan memiliki kebutuhan yang
berbeda untuk pertumbuhannya. Tetapi pada dasarnya, ikan membutuhkan protein
dalam jumlah besar untuk pertumbuhannya. Dan juga membutuhkan vitamin dan
mineral walaupun dalam jumlah sedikit.
Dalam penyusunan ransum, prosentase protein setiap bahan harus diketahui
untuk disesuaikan dengan kebutuhan protein ikan tersebut. Perhitungan protein
dapat ditentukan dengan beberapa rumus yaitu rumus trial dan cara bujur sangkar,
jika di dalam bahan tersebut akan ditambah oleh bahan yang juga memiliki
kandungan protein baik tingi maupun rendah (di bawah 20%).
4.2.5 Praktikum V : Pembuatan Pellet
Setelah ransum pakan disusun, dapat dilakukan pembuatan pellet
berdasarkan ransum yang telah disusun tersebut karena susunan proteinnya telah
sesuai. Pembuatan pellet awalnya dicampur dari bahan yang bertekstur lembut
hingga yang lebih kasar, hal ini bertujuan agar bahan-bahan pakan tersebut lebih
mudah untuk dicampur. Setelah itu air dan tetes dicampur dahulu sebelum
dicampur ke dalam bahan-bahan kering, agar tetes dan air dapat tercapur
sempurna dahulu. Pemberian air disesuaikan dengan tekstur bahan kering agar
bahan yag tercampur tersebut dapat kalis setelah tercampur, dikukus dan dapat
dicetak menjadi pellet. Setelah proses pencetakan selesai, pellet dioven dengan
tujuan untuk meminimalkan kandunagan air. Hal ini dilakukan agar masa simpan
pellet lebih lama dan tidak mudah hancur di dalam air pada waktu diberikan
kepada ikan.
Cara Pembentukan Pellet :
1. Penggilingan
Setelah bahan yang diperlukan sesuai dengan formulasi yang dikehendaki,
mula-mula bahan tersebut digiling sehingga ukurannya menjadi lebih kecil.
2. Pengayakan
http://fpk.unair.ac.id Page 44
Setelah digiling bahan pakan tersebut diayak untuk mendapatkan ukuran
partikel yang sesuai dengan kebutuhan (tingkat perkembangan dan daya cerna)
dan untuk mendapatkan hasil campuran yang homogen dalam formulasi pakan
buatan.
3. Penimbangan
Setelah bahan diayak, kemudian bahan ditimbang dengan teliti sesuai
dengan formulasi yang telah ditentukan.
4. Pencampuran
Pencampuran harus sampai homogen atau merata secara sederhana
pencampuran dalam jumlah kecil dapat dilakukan dengan tangan, tetapi untuk
jumlah yang besar dapat memakai mixer.
5. Pencetakan
Setelah bahan dicampur secara homogen, kemudian ditambahkan air
dimulai sebanyak 25-40% dari jumlah total atau campuran tersebut mudah
dikepal-kepal dan dikukus selama 15 menit (pengukusan dalam keadaan
panas).
6. Pengeringan dan penyimpanan
Pakan yang akan disimpan sebaiknya dikeringkan dahulu sampai kadar air
14%. Pengeringan dengan sinar matahari membutuhkan 2-3 hari sedangkan
dengan oven pada suhu 60oC selama 24 jam.
http://fpk.unair.ac.id Page 45
Bab V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Pada penulisan laporan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Setiap bahan pakan memiliki kandungan nutrien yang berbeda-beda.
Berdasarkan sifst fisik dan kimia, bahan pakan dapat diklasifikasikan
menjadi 8 kelas, yaitu :
Kelas I : hijauan kering (hay) dan jerami, kelas II : hijauan segar, kelas III
: silase, kelas IV : sumber energi, kelas V : sumber protein, kelasVI :
sumber mineral, kelas VII : sumber vitamin, kelas VIII : Pakan Tambahan
(feed additive).
2. Pengenalan bahan pakan perlu dilakukan untuk mengetahui suatu bahan
pakan ternak telah dipalsukan atau tidak.
3. Pada penyusunan ransum bahan pakan perlu diketahui beberapa hal,
antara lain : ransum tersebut nantinya akan digunakan untuk hewan apa,
berapa nutrisi yang dinutuhkan, bahan apakan apa saja yang bisa
digunakan serta kandungan nutrien bahan pakan tersebut.
5.2 Saran
Penggunaan waktu yang tepat dan efisien dalam melakukan praktikum ini
sangat diperlukan.
http://fpk.unair.ac.id Page 46
DAFTAR PUSTAKA
Agustono, dkk. 2007. Pengantar Teknologi Pakan Ikan. Bagian Ilmu Peternakan
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya.
Mudjiman, A. 2004. Makanan Ikan Pengetahuan Lengkap Tentang Jenis-jenis
Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. 192 hal.
www.forum sains.com
www.udang-bbbap.com
http://teknopakan.blogspot.com/2008/04/teknologi-pembuatan-pelet.html
http://www.forumsains.com/
http://www.ristek.go.id
nutrisi.awardspace.com/download/MANAJEMEN%20PAKAN.pdf
http://fpk.unair.ac.id Page 47
Lampiran
Tugas Individu :
Nama : Nur Safrida Fandina
NIM : 060610031P
1. Kebutuhan pakan dengan isoprotein (berat barley 7 gram) dengan protein
50%.
A. Perhitungan Untuk 100 gram
No. Bahan % Protein Berat(gram) Protein (%)
1. Premix 0 2 0
2. Tepung kanji 0 4 0
3. Tetes 4 2 2/100 × 4 = 0,08 %
4. Tepung darah 80,1 10 10/100 × 80,1 = 8,01 %
5. Tepung cacing darah 56,6 10 10/100 × 56,6 = 5,66 %
6. Tepung barley 11,7 7 7/100 × 11,7 = 0,819 %
Jumlah 35 gram 14,569 %
Kekurangan kebutuhan = 100 gram – 35 gram = 65 gram
Kekurangan protein = 50 % – 14,569 % = 35,431 %
% kekurangan protein = 35,431 x 100 % = 54,51 %
65
Tepung ikan 63,8 44,31
Bekatul 10,20 9,29 +
53,6
54,51
http://fpk.unair.ac.id Page 48
• Kekurangan bahan pakan untuk ransum pakan adalah 65 gram yang
terdiri atas tepung ikan dan bekatul :
a. Berat (gram) :
Tepung ikan = 44,31 x 65 gram = 53,73 gram
53,6
Bekatul = 9,29 x 65 gram = 11,27 gram +
53,6 65 gram
b. Persentase Protein (%) :
Tepung ikan = 53,73 x 63,8 = 34,28 %
100
Bekatul = 11,27 x 10,20 = 1,15 % +
100 35,43 % + 14,569 % = 49,999 % �50 %
B. Kebutuhan pakan untuk 500 gram :
Bahan Pakan Kebutuhan (gram)
Premix 2/100 x 500 = 10
Kanji 4/100 x 500 = 20
Tetes 2/100 x 500 = 10
Tepung darah 10/100 x 500 = 50
Tepung cacing darah 10/100 x 500 = 50
Tepung Barley 7/100 x 500 = 35
Total 175 gram
Tepung ikan 53,73/100 x 500 = 268,65
Bekatul 11,27/100 x 500 = 56,35
Total 500 gram
http://fpk.unair.ac.id Page 49
C. Persentase Protein :
Bahan Pakan Protein (%)
Premix -
Kanji -
Tetes 2/100 x 4% = 0,08
Tepung darah 10/100 x 80,1% = 8,01
Tepung cacing darah 10/100 x 56,6% = 5,66
Tepung Barley 7/100 x 11,7 % = 0,819
Tepung ikan 53,73/100 x 63,8% = 34,28
Bekatul 11,27/100 x 10,20% = 1,15
Jumlah 49,999% ���� 50%
Pembuktian :
Bahan Pakan Protein (%)
Premix 10/500 x 100% = 2
Kanji 20/500 x 100% = 4
Tetes 10/500 x 100% = 2
Tepung darah 50/500 x 100% = 10
Tepung cacing darah 50/500 x 100% = 10
Tepung Barley 35/500 x 100% = 7
Tepung ikan 268,65/500 x 100% = 53,73
Bekatul 56,35/500 x 100% = 11,27
Jumlah 100%
Nama: Yusixka WS
NIM: 0606100060P
http://fpk.unair.ac.id Page 50
2. Kebutuhan pakan dengan isoprotein (berat barley 15 gram) dengan
protein 50%.
A. Kebutuhan bahan pakan untuk pembuatan 100gr dengan protein
50%
No % Bahan Pakan Kebutuhan
(gr)
Protein (%)
1 2 Premix 2 -
2 2 Tetes 2 2 x 4\100 = 0.08
3 4 Kanji 4 -
4 10 Tepung darah 10 10 x 80.1\100=8.01
5 10 Tepung cacing darah 10 10 x 56.6\100= 5.66
6 15 Tepung barley 15 15 x 11.7\100=1.755
Total 43 = 15.5
kekurangan kebutuhan =100 – 43 = 57gram
kekurangan Protein = 50 -15.5 = 34,5%
% kekurangan protein = 34.5\ 57 x 100% =60.5%
Tepung Ikan 63,8 50.3
Bekaul 10,2 3,3 +
53,6
Protein suplemen ( tepung ikan ) =50.3\53.6 x 57 = 53,5gram
Bekatul = 3.3\ 53.6 x 57 = 3,5 gram +
Total = 57 gram
60,5
http://fpk.unair.ac.id Page 51
Kebutuhan bahan pakan untuk pembuatan 500gr dengan protein 50%
No Bahan pakan Kebutuhan (gr)
1 Premix 2\100 x500 =10
2 Tetes 2\100 x 500 = 10
3 Kanji 4\100 x 5 =20
4 Tepung darah 10\100 x 5 =50
5 Tepung cacing darah 10\100 x 5 = 50
6 Tepung barley 15\100 x 5 = 75
7 Tepung ikan 53.5\100 x 5 = 267.5
8 Bekatul 3.5\100 x 5 = 16.5
Total 500gr
Nama : REISTA HERWIYANTI
NIM : 060610080P
No % Bahan Pakan Kebutuhan
(gr)
Protein (%)
1 2 Premix 2 -
2 2 Tetes 2 2 x 4\100 = 0.08
3 4 Kanji 4 -
4 10 Tepung darah 10 10 x 80.1\100=8.01
5 10 Tepung cacing darah 10 10 x 56.6\100= 5.66
6 15 Tepung barley 15 15 x 11.7\100=1.755
7 53.
5
Tepung ikan 53.5 53.5 x 63.8\100
=34.2
8 3.5 Bekatul 3.5 3.5 x 10.2\100 =0.3
Total 100 = 50
http://fpk.unair.ac.id Page 52
3. Kebutuhan pakan dengan isoprotein untuk barley (berat barley 13 gram)
dan protein untuk ikan kakap putih 50%
Bahan % Protein Berat (gr) % Protein
Premix 0 2 -
Tepung kanji 0 4 -
Tetes 4 2 2/100 x 4 = 0,08 %
Tepung darah 80,1 10 10/100x80,1= 8,01 %
Tepung cacing darah 56,6 10 10/100x56,6= 5,66 %
Barley 11,7 13 + 7/100x11,7= 1,521 % +
41 gram 15,271%
Kekurangan kebutuhan = 100 – 41 = 59 gram
Kekurangan protein = 50 – 15,271 = 34,729 %
% kekurangan protein = 34,729 X 100 % = 58,86 %
59
Tepung ikan 63,8 48,66
58,86
Bekatul 10,20 4,94 +
53,6
• Berat
Tepung ikan : 48,66 X 59 gr = 53,56 gr
53.6
Bekatul : 4,94 X 59 gr = 5,44 gr +
53,6 59 gram
• % Protein
Tepung ikan = 53,56 X 63,8 % = 34,17 %
100
Bekatul = 11,27 X 10,20 % = 0,55 % +
100 34,72 %
B. Untuk pembuatan pakan sebanyak 500 gram, maka dibutuhkan :
Bahan Pakan Berat (gram)
Premix = 2/100 x 500 = 10 gr
Tp. Kanji = 4/100 x 500 = 20 gr
Tetes = 2/100 x 500 = 10 gr
http://fpk.unair.ac.id Page 53
Tp. Darah = 10/100 x 500 = 50 gr
Tp. Cacing darah = 10/100 x 500 = 50 gr
Tp. Barley = 7/100 x 500 = 35 gr
Tp. Ikan = 53,56/100 x 500 = 267,8 gr
Bekatul = 5,44/100 x 500 = 27,2 gr
Total 500 gram
C. Persentase protein total :
Bahan Pakan Protein (%)
Tetes = 0,08 %
Tepung darah = 8,01 %
Tepung cacing darah = 5,66 %
Tepung Barley = 1,521 %
Tepung ikan = 34,17 %
Bekatul = 0,55 %
Total 49,991 % ���� 50 %
http://fpk.unair.ac.id Page 54
Nama : Rena Wilis Putri
NIM : 060610112P
4. Kebutuhan pakan dengan isoprotein untuk barley (berat barley 9 gram)
dan protein untuk ikan kakap putih 50%
A. Perhitungan Untuk 100 gram
No. Bahan % Protein Berat(gram) Protein (%)
1. Premik 0 2 0
2. Tepung kanji 0 4 0
3. Tetes 4 2 2/100 × 4 = 0,08 %
4. Tepung darah 80,1 10 10/100 × 80,1 = 8,01 %
5. Tepung cacing darah 56,6 10 10/100 × 56,6 = 5,66 %
6. Tepung barley 11,7 9 9/100 × 11,7 =1,053 %
Jumlah 37 gram 14,803 %
Kekurangan kebutuhan = 100 gram – 37 gram = 63 gram
Kekurangan protein = 50 % – 14,803 % = 35,197 %
% kekurangan protein = 35,197 x 100 % = 55,87 %
63
Tepung ikan 63,8 45,67
Bekatul 10,20 7,93 +
53,6
• Kekurangan bahan pakan untuk ransum pakan adalah 63 gram yang
terdiri atas tepung ikan dan bekatul :
a. Berat (gram) :
Tepung ikan = 45,67 x 63 gram = 53,68 gram
53,6
55,87
http://fpk.unair.ac.id Page 55
Bekatul = 7,93 x 63 gram = 9,32 gram +
53,6 63 gram
b. Persentase Protein (%) :
Tepung ikan = 53,68 x 63,8 = 34,24 %
100
Bekatul = 9,32 x 10,20 = 0,95 % +
100 35,19 % + 14,803 % = 49,993 % �50 %
B. Kebutuhan pakan untuk 500 gram :
Bahan Pakan Kebutuhan (gram)
Premix 2/100 x 500 = 10
Kanji 4/100 x 500 = 20
Tetes 2/100 x 500 = 10
Tepung darah 10/100 x 500 = 50
Tepung cacing darah 10/100 x 500 = 50
Barley 9/100 x 500 = 45
Total 185 gram
Tepung ikan 53,68/100 x 500 = 268,4
Bekatul 9,32/100 x 500 = 46,6
Total 500 gram
• Pembuktian
Bahan Pakan Protein (%)
Premix 10/500 x 100% = 2
Kanji 20/500 x 100% = 4
Tetes 10/500 x 100% = 2
Tepung darah 50/500 x 100% =10
Tepung cacing darah 50/500 x 100% = 10
Barley 45/500 x 100% = 9
Tepung ikan 268,4/500 x 100% = 53,68
Bekatul 46,6/500 x 100% = 9,32
Jumlah 100%
http://fpk.unair.ac.id Page 56
Nama : ANDRE REKASANA
NIM : 060610142P
5. Protein ikan kakap putih : 50% dan berat barley 17 gram (isoprotein).
No. Bahan % Protein Berat(gram) Protein (%)
1. Premik 0 2 0
2. Tepung kanji 0 4 0
3. Tetes 4 2 2/100 × 4 = 0,08 %
4. Tepung darah 80,1 10 10/100 × 80,1 = 8,01 %
5. Tepung cacing darah 56,6 10 10/100 × 56,6 = 5,66 %
6. Tepung barley 11,7 17 17/100 × 11,7 = 1,989 %
Jumlah 45 gram 15,739 %
Penyusunan ransum pakan 100 gr, baru diperoleh 45 gr dengan protein 15.739%.
Jadi, Kekurangan 55 gr (dari 100 gr – 45 gr), dengan protein 34.261% (dari 50%
- 15.739%)
• Kekurangan dalam persen protein yang harus dipenuhi untuk ransum pakan
adalah 34.261/55 x 100% = 63.3 %.
• Bahan yang akan digunakan untuk melengkapi kekurangan penyususnan 100
gr adalah tepung ikan dan bekatul.
http://fpk.unair.ac.id Page 57
Protein tepung ikan 63.8 52,1
Protein bekatul 10.20 1,5 +
53.6
• Kekurangan bahan pakan untuk ransum pakan adalah 55 gr yang terdiri atas
tepung ikan dan bungkil kedelai.
Untuk tepung ikan : 52,1/53.6 x 55 gr = 53.46 gr
Untuk bekatul : 1,5/53.6 x 55 gr = 1,54 gr +
55 gr
% protein tepung ikan : 53.46/100 x 63.8 = 34,11%
% protein bekatul : 1,54/100 x 10.20 = 0,16 % +
34,27 %
A. Untuk pembuatan pakan sebanyak 500 gr, maka dibutuhkan :
Bahan Pakan Berat (gram)
Premix = 2/100 x 500 = 10 gr
Tepung Kanji = 4/100 x 500 = 20 gr
Tetes = 2/100 x 500 = 10 gr
Tp. Darah = 10/100 x 500 = 50 gr
Tp. Cacing darah = 10/100 x 500 = 50 gr
Tp. Barley = 17/100 x 500 = 85 gr
Tp. Ikan = 53.46/100 x 500 = 267,3 gr
Bekatul = 1,54/100 x 500 = 7,7 gr
Total 500 gram
B. Persentase Protein :
62,3
http://fpk.unair.ac.id Page 58
Bahan Pakan Protein (%)
Premix -
Kanji -
Tetes 2/100 x 4 = 0.08%
Tepung darah 10/100 x 80.1 = 8.01%
Tepung cacing darah 10/100 x 56.6 = 5.66 %
Tepung Barley 17/100 x 11.7 = 1,989%
Tepung ikan 53.46/100 x 63.8 = 34,11%
Bekatul 1,54/100 x 10.20 = 0,16 %
Jumlah 50%
Nama : IMA SETYORINI
NIM : 060610174P
6. Kebutuhan Pakan dengan Beda Protein 35%
% Bahan Pakan Kebutuhan % Prot Protein
10 Premix 2 0 -
10 Tepung Kanji 4 0 -
10 Tetes 2 4 2/100 x 4 = 0,08
10 Tepung darah 10 80,1 10/100 x 80,1 = 8,01
%
10 Tepung cacing 10 56,6 10/100 x 56.6 = 5,66 %
http://fpk.unair.ac.id Page 59
Darah
10 Barley 10 11.7 10/100 x 11,7 = 1,17 %
Jumlah 38 gram 14,92 %
Kekurangan kebutuhan = 100-38 = 62 gram
Kekurangan protein = 35-14,92 = 20,08 %
% kekurangan protein = 20,08/62 x 100% = 32,38%
Tepung ikan 63,8 22,18
Bekatul 10,2 31,42 +
53,6
Berat
Tepung ikan = 22,18 x 62 gram = 25,66 gram
53,6
Bekatul = 31,42 x 62 gram = 36,34 gram +
53,6 62 gram
% Protein
Tepung ikan = 25,66 x 63,8 = 16,37 %
100
Bekatul = 36,34 x 10,20 = 3,71 % +
100 20,08 % + 14,92% = 35%
Kebutuhan Pakan 500 gram
Bahan Pakan Kebutuhan (gram)
Premix 2/100 x 500 = 10
Kanji 4/100 x 500 = 20
Tetes 2/100 x 500 = 10
Tepung darah 10/100 x 500 = 50
Tepung cacing darah 10/100 x 500 = 50
Barley 10/100 x 500 = 50
Tepung ikan 25,56/100 x 500 = 128,3
Bekatul 36,34/100 x 500 = 181,7
32,38
http://fpk.unair.ac.id Page 60
Jumlah 500 gram
Pembuktian
Bahan Pakan Pembuktian
Premix 10/500 x 100% = 2
Kanji 20/500 x 100% = 4
Tetes 10/500 x 100% = 2
Tepung darah 50/500 x 100% =10
Tepung cacing darah 50/500 x 100% = 10
Barley 50/500 x 100% = 10
Tepung ikan 128,3/500 x 100% = 25,56
Bekatul 181,7/500 x 100% = 36,34
Jumlah 100%
Nama : Ryan Yudha
NIM : 060610179 P
7. Kebutuhan pakan dengan beda protein 43%
A. Perhitungan Untuk 100 gram
No. Bahan % Protein Berat(gram) Protein (%)
1. Premik 0 2 0
2. Tepung kanji 0 4 0
3. Tetes 4 2 2/100 × 4 = 0,08 %
4. Tepung darah 80,1 10 10/100 × 80,1 = 8,01 %
http://fpk.unair.ac.id Page 61
5. Tepung cacing darah 56,6 10 10/100 × 56,6 = 5,66%
6. Tepung barley 11,7 10 10/100 × 11,7 = 1,17%
Jumlah 38 gram 14,92 %
Kekurangan kebutuhan = 100 gram – 38 gram = 62 gram
Kekurangan protein = 50 % - 14,92 % = 28,08 %
% kekurangan protein = 28,08 x 100 % = 45,29 %
62
Tepung ikan 63,8 35,09
Bekatul 10,20 18,51 +
53,6
• Kekurangan bahan pakan untuk ransum pakan adalah 62 gram yang
terdiri atas tepung ikan dan bekatul :
a. Berat (gram) :
Tepung ikan = 35,09 x 62 gram = 40,59 gram
53,6
Bekatul = 18,51 x 62 gram = 21,41 gram +
53,59 62 gram
b. Persentase Protein (%) :
Tepung ikan = 40,59 x 63,8 = 25,89 %
100
Bekatul = 21,41 x 10,20 = 2,18 % +
100 28,07 % + 14,92 % = 42,99 % �43 %
C. Kebutuhan pakan untuk 500 gram :
Bahan Pakan Kebutuhan (gram)
Premix 2/100 x 500 = 10
Kanji 4/100 x 500 = 20
Tetes 2/100 x 500 = 10
Tepung darah 10/100 x 500 = 50
45,29
http://fpk.unair.ac.id Page 62
Tepung cacing darah 10/100 x 500 = 50
Barley 10/100 x 500 = 50
Total 190 gram
Tepung ikan 40,59/100 x 500 = 202,95
Bekatul 21,41/100 x 500 = 107,05
Total 500 gram
• Pembuktian
Bahan Pakan Protein (%)
Premix 10/500 x 100% = 2
Kanji 20/500 x 100% = 4
Tetes 10/500 x 100% = 2
Tepung darah 50/500 x 100% =10
Tepung cacing darah 50/500 x 100% = 10
Barley 50/500 x 100% = 10
Tepung ikan 202,95/500 x 100% = 25,89
Bekatul 107,05/500 x 100% = 2,18
Jumlah 100%
http://fpk.unair.ac.id Page 63
Nama : Azizatuz Zahro
NIM : 060610211 P
8. Kebutuhan Pakan dengan Beda Protein 40%
% Bahan Pakan Kebutuhan (gr) % Prot Protein
10 Premix 2 0 -
10 Tepung Kanji 4 0 -
10 Tetes 2 4 2/100 x 4 = 0,08%
10 Tepung darah 10 80,1 10/100 x 80,1 = 8,01 %
10 T. cacing Darah 10 56,6 10/100 x 5,66 = 5,66 %
10 Barley 10 11.7 10/100 x 11,7 = 1,17 %
Jumlah 38 gram 14,92 %
Kekurangan kebutuhan = 100 - 38 = 62 gram
Kekurangan protein = 40 - 14,92 = 25,08%
% kekurangan protein = 25,08/62 x 100% = 40,45%
Tepung ikan 63,8 30,25
Bekatul 10,20 23,35 +
53,6
Berat
Tepung ikan = 30,25 x 62 gram = 35 gram
53,6
Bekatul = 23,35 x 62 gram = 27 gram +
32,38
http://fpk.unair.ac.id Page 64
53,6 62 gram
% Protein
Tepung ikan = 35 x 63,8 = 22,33 %
100
Bekatul = 27 x 10,20 = 2,754 % +
100 25,08 % + 14,92% = 40%
Kebutuhan Pakan 500 gram
Bahan Pakan Kebutuhan (gram)
Premix 2/100 x 500 = 10
Kanji 4/100 x 500 = 20
Tetes 2/100 x 500 = 10
Tepung darah 10/100 x 500 = 50
Tepung cacing darah 10/100 x 500 = 50
Barley 10/100 x 500 = 50
Tepung ikan 35/100 x 500 = 175
Bekatul 27/100 x 500 = 135
Jumlah 500 gram
Pembuktian
Bahan Pakan Pembuktian
Premix 10/500 x 100% = 2
Kanji 20/500 x 100% = 4
Tetes 10/500 x 100% = 2
Tepung darah 50/500 x 100% =10
Tepung cacing darah 50/500 x 100% = 10
Barley 50/500 x 100% = 10
http://fpk.unair.ac.id Page 65
Tepung ikan 175/500 x 100% = 35
Bekatul 135/500 x 100% = 27
Jumlah 100%
Nama : Retno Wulandari
NIM : 060610225 P
9. � Beda protein (45%)
No. Bahan % Protein Gram Protien (%)
1. Premik 0 2 0
2. Tep. Kanji 0 4 0
3. Tetes 4 2 2/100 × 4 = 0,08
4. Tep. Darah 80,1 10 10/100 × 80,1= 8,01
5. Tep. Cacing darah 56,6 10 10/100 × 56,6 = 5,66
6. Tep. Barley 11,7 10 10/100 × 11,7 = 1,17
Jumlah 38 gr 14,88
Kekurangan kebutuhan = 100 – 38 = 62 gr
Kekurangan protein = 45 – 14,88 = 30,12 %
% kekurangan protein` = 30,12 × 100% = 48,58
62
Tepung Ikan 63,8 38,38
Bekatul 10,20 15,22 +
53,6
Berat (Gram)
48,58
http://fpk.unair.ac.id Page 66
Tepung Ikan = 38,38 × 62 = 44,39 gr
53,6
Bekatul = 15,22 × 62 = 17,61 gr +
53,6 62 gr
Protein (%)
Tepung Ikan = 44,39 × 63,8 = 28,32 %
100
Bekatul = 17,61 × 10,20 = 1,80 % +
100 30,12 % + 14,88% = 45%
Kebutuhan pakan untuk 500 gr :
Bahan Jumlah (gr)
Premik 2/100 × 500 10
Tep. Kanji 4/100 × 500 20
Tetes 2/100 × 500 10
Tep. Darah 10/100 × 500 50
Tep. Cacing darah 10/100 × 500 50
Tep. barley 10/100 × 500 50
Jumlah 190 gr
Tep. Ikan 44,39/100 × 500 221,95 gr
Bekatul 17,61/100 × 500 88,05 gr
Total 500 gr
Pembuktian
Bahan Berat Jumlah (%)
Premik 10/ 500 × 100% 2%
Tep. Kanji 20/ 500 × 100% 4%
Tetes 10/500 × 100% 4%
Tep. Darah 50/500 × 100% 10%
http://fpk.unair.ac.id Page 67
Tep. Cacing darah 50/500 × 100% 10%
Tep. barley 50/500 × 100% 10%
Tep. Ikan 221,95/500 × 100% 44,39%
Bekatul 88,05/500 × 100% 17,61%
Total 100%
Nama : Selvi Lely
NIM : 060610246 P
10. Kebutuhan pakan dengan beda protein 37 % :
A. Perhitungan Untuk 100 gram
No. Bahan % Protein Berat(gram) Protein (%)
1. Premik 0 2 0
2. Tepung kanji 0 4 0
3. Tetes 4 2 2/100 × 4 = 0,08 %
4. Tepung darah 80,1 10 10/100 × 80,1 = 8,01 %
5. Tepung cacing darah 56,6 10 10/100 × 56,6 = 5,66%
6. Tepung barley 11,7 10 10/100 × 11,7 = 1,17%
Jumlah 38 gram 14,92 %
Kekurangan kebutuhan = 100 gram – 38 gram = 62 gram
Kekurangan protein = 50 % – 14,92 % = 22,08 %
% kekurangan protein = 22,08 x 100 % = 35,61 %
62
Tepung ikan 63,8 25,41
Bekatul 10,20 28,19 +
35,61
http://fpk.unair.ac.id Page 68
53,6
Kekurangan bahan pakan untuk ransum pakan adalah 62 gram yang terdiri atas
tepung ikan dan bekatul :
Berat (gram) :
Tepung ikan = 25,41 x 62 gram = 29,39 gram
53,6
Bekatul = 28,19 x 62 gram = 32,61 gram +
53,59 62 gram
Persentase Protein (%) :
Tepung ikan = 29,39 x 63,8 = 18,75 %
100
Bekatul = 32,61 x 10,20 = 3,33 % +
100 22,08 % + 14,92 % � 37 %
Kebutuhan pakan untuk 500 gram :
Bahan Pakan Kebutuhan (gram)
Premix 2/100 x 500 = 10
Kanji 4/100 x 500 = 20
Tetes 2/100 x 500 = 10
Tepung darah 10/100 x 500 = 50
Tepung cacing darah 10/100 x 500 = 50
Barley 10/100 x 500 = 50
Total 190 gram
http://fpk.unair.ac.id Page 69
Tepung ikan 29,39/100 x 500 = 146,95
Bekatul 32,61/100 x 500 = 163,05
Total 500 gram
Data Hasil Ransum Pakan dengan Isoptotein Barley yang Berbeda-beda dan
Beda Protein Untuk Kebutuhan Ikan Kakap Putih.
1. Kebutuhan pakan dengan isoprotein (berat barley 7 gram) dengan protein
50 %.
A. Kebutuhan pakan untuk 500 gram :
Bahan Pakan Kebutuhan (gram)
Premix 2/100 x 500 = 10
Kanji 4/100 x 500 = 20
Tetes 2/100 x 500 = 10
Tepung darah 10/100 x 500 = 50
Tepung cacing darah 10/100 x 500 = 50
Tepung Barley 7/100 x 500 = 35
Total 175 gram
Tepung ikan 53,73/100 x 500 = 268,65
Bekatul 11,27/100 x 500 = 56,35
Total 500 gram
B. Persentase Protein :
Bahan Pakan Protein (%)
Premix -
Kanji -
Tetes 2/100 x 4% = 0,08
http://fpk.unair.ac.id Page 70
Tepung darah 10/100 x 80,1% = 8,01
Tepung cacing darah 10/100 x 56,6% = 5,66
Tepung Barley 7/100 x 11,7 % = 0,819
Tepung ikan 53,73/100 x 63,8% = 34,28
Bekatul 11,27/100 x 10,20% = 1,15
Jumlah 49,999% ���� 50%
2. Kebutuhan pakan dengan isoprotein untuk barley (berat barley 9 gram)
dan protein untuk ikan kakap putih 50%
A. Kebutuhan pakan untuk 500 gram :
Bahan Pakan Kebutuhan (gram)
Premix 2/100 x 500 = 10
Kanji 4/100 x 500 = 20
Tetes 2/100 x 500 = 10
Tepung darah 10/100 x 500 = 50
Tepung cacing darah 10/100 x 500 = 50
Tepung Barley 9/100 x 500 = 45
Total 185 gram
Tepung ikan 53,68/100 x 500 = 268,4
Bekatul 9,32/100 x 500 = 46,6
Total 500 gram
B. Persentase Protein :
Bahan Pakan Protein (%)
Premix 10/500 x 100% = 2
Kanji 20/500 x 100% = 4
Tetes 10/500 x 100% = 2
Tepung darah 50/500 x 100% =10
Tepung cacing darah 50/500 x 100% = 10
Tepung Barley 45/500 x 100% = 9
Tepung ikan 268,4/500 x 100% = 53,68
Bekatul 46,6/500 x 100% = 9,32
Jumlah 100%
http://fpk.unair.ac.id Page 71
3. Kebutuhan pakan dengan isoprotein untuk barley (berat barley 13 gram)
dan protein untuk ikan kakap putih 50%
A. Untuk pembuatan pakan sebanyak 500 gram, maka dibutuhkan :
Bahan Pakan Berat (gram)
Premix = 2/100 x 500 = 10 gr
Tp. Kanji = 4/100 x 500 = 20 gr
Tetes = 2/100 x 500 = 10 gr
Tp. Darah = 10/100 x 500 = 50 gr
Tp. Cacing darah = 10/100 x 500 = 50 gr
Tp. Barley = 7/100 x 500 = 35 gr
Tp. Ikan = 53,56/100 x 500 = 267,8 gr
Bekatul = 5,44/100 x 500 = 27,2 gr
Total 500 gram
B. Persentase protein total :
Bahan Pakan Protein (%)
Tetes = 0,08 %
Tepung darah = 8,01 %
Tepung cacing darah = 5,66 %
Tepung Barley = 1,521 %
Tepung ikan = 34,17 %
Bekatul = 0,55 %
Total 49,991 % ���� 50 %
4. Kebutuhan pakan dengan isoprotein (berat barley 15 gram).
A. Kebutuhan pakan untuk 500 gram :
No % Bahan Pakan Kebutuhan (gr) Protein (%)
http://fpk.unair.ac.id Page 72
B. Kebutuhan bahan pakan untuk pembuatan 500 gram dengan protein
50%
No Bahan pakan Kebutuhan (gr)
1 Premix 2\100 x500 =10
2 Tetes 2\100 x 500 = 10
3 Kanji 4\100 x 5 =20
4 Tepung darah 10\100 x 5 =50
5 Tepung cacing darah 10\100 x 5 = 50
6 Tepung barley 15\100 x 5 = 75
7 Tepung ikan 53.5\100 x 5 = 267.5
8 Bekatul 3.5\100 x 5 = 16.5
Total 500gr
5. Protein ikan kakap putih : 50% dan berat barley 17 gram (isoprotein).
A. Untuk pembuatan pakan sebanyak 500 gr, maka dibutuhkan :
Bahan Pakan Berat (gram)
Premix = 2/100 x 500 = 10 gr
Tepung Kanji = 4/100 x 500 = 20 gr
Tetes = 2/100 x 500 = 10 gr
Tp. Darah = 10/100 x 500 = 50 gr
Tp. Cacing darah = 10/100 x 500 = 50 gr
Tp. Barley = 17/100 x 500 = 85 gr
Tp. Ikan = 53.46/100 x 500 = 267,3 gr
1 2 Premix 2 -
2 2 Tetes 2 2 x 4\100 = 0.08
3 4 Kanji 4 -
4 10 Tepung darah 10 10 x 80.1\100=8.01
5 10 Tepung cacing darah 10 10 x 56.6\100= 5.66
6 15 Tepung barley 15 15 x 11.7\100=1.755
7 53.5 Tepung ikan 53.5 53.5 x 63.8\100 =34.2
8 3.5 bekatul 3.5 3.5 x 10.2\100 =0.3
total 100 = 50
http://fpk.unair.ac.id Page 73
Bekatul = 1,54/100 x 500 = 7,7 gr
Total 500 gram
B. Persentase Protein :
Bahan Pakan Protein (%)
Premix -
Kanji -
Tetes 2/100 x 4 = 0.08%
Tepung darah 10/100 x 80.1 = 8.01%
Tepung cacing darah 10/100 x 56.6 = 5.66 %
Tepung Barley 17/100 x 11.7 = 1,989%
Tepung ikan 53.46/100 x 63.8 = 34,11%
Bekatul 1,54/100 x 10.20 = 0,16 %
Jumlah 50%
6. Kebutuhan Pakan dengan Beda Protein 35%
A. Kebutuhan Pakan 500 gram
Bahan Pakan Kebutuhan (gram)
Premix 2/100 x 500 = 10
Kanji 4/100 x 500 = 20
Tetes 2/100 x 500 = 10
Tepung darah 10/100 x 500 = 50
Tepung cacing darah 10/100 x 500 = 50
Tepung Barley 10/100 x 500 = 50
Tepung ikan 25,56/100 x 500 = 128,3
Bekatul 36,34/100 x 500 = 181,7
Jumlah 500 gram
http://fpk.unair.ac.id Page 74
B. Persentase Protein :
Bahan Pakan Persentase Protein (%)
Premix 10/500 x 100% = 2
Kanji 20/500 x 100% = 4
Tetes 10/500 x 100% = 2
Tepung darah 50/500 x 100% =10
Tepung cacing darah 50/500 x 100% = 10
Tepung Barley 50/500 x 100% = 10
Tepung ikan 128,3/500 x 100% = 25,56
Bekatul 181,7/500 x 100% = 36,34
Jumlah 100%
7. Kebutuhan pakan dengan beda protein 37 % :
A. Kebutuhan pakan untuk 500 gram :
Bahan Pakan Kebutuhan (gram)
Premix 2/100 x 500 = 10
Kanji 4/100 x 500 = 20
Tetes 2/100 x 500 = 10
Tepung darah 10/100 x 500 = 50
Tepung cacing darah 10/100 x 500 = 50
Tepung Barley 10/100 x 500 = 50
Total 190 gram
Tepung ikan 29,39/100 x 500 = 146,95
Bekatul 32,61/100 x 500 = 163,05
Total 500 gram
B. Persentase Protein :
Bahan Pakan Persentase Protein (%)
Premix 10/500 x 100% = 2
Kanji 20/500 x 100% = 4
http://fpk.unair.ac.id Page 75
Tetes 10/500 x 100% = 2
Tepung darah 50/500 x 100% =10
Tepung cacing darah 50/500 x 100% = 10
Tepung Barley 50/500 x 100% = 10
Tepung ikan 146,95/500 x 100% = 29,39
Bekatul 163,05/500 x 100% = 32,61
Jumlah 100%
8. Kebutuhan Pakan dengan Beda Protein 40%.
A. Kebutuhan Pakan 500 gram
Bahan Pakan Kebutuhan (gram)
Premix 2/100 x 500 = 10
Kanji 4/100 x 500 = 20
Tetes 2/100 x 500 = 10
Tepung darah 10/100 x 500 = 50
Tepung cacing darah 10/100 x 500 = 50
Tepung Barley 10/100 x 500 = 50
Tepung ikan 35/100 x 500 = 175
Bekatul 27/100 x 500 = 135
Jumlah 500 gram
B. Persentase Protein :
Bahan Pakan Persentase Protein (%)
Premix 10/500 x 100% = 2
http://fpk.unair.ac.id Page 76
Kanji 20/500 x 100% = 4
Tetes 10/500 x 100% = 2
Tepung darah 50/500 x 100% =10
Tepung cacing darah 50/500 x 100% = 10
Tepung Barley 50/500 x 100% = 10
Tepung ikan 175/500 x 100% = 35
Bekatul 135/500 x 100% = 27
Jumlah 100%
9. Kebutuhan pakan dengan beda protein 43%
A. Kebutuhan pakan untuk 500 gram :
Bahan Pakan Kebutuhan (gram)
Premix 2/100 x 500 = 10
Kanji 4/100 x 500 = 20
Tetes 2/100 x 500 = 10
Tepung darah 10/100 x 500 = 50
Tepung cacing darah 10/100 x 500 = 50
Barley 10/100 x 500 = 50
Total 190 gram
Tepung ikan 40,59/100 x 500 = 202,95
Bekatul 21,41/100 x 500 = 107,05
Total 500 gram
B. Persentase Protein :
Bahan Pakan Protein (%)
Premix 10/500 x 100% = 2
Kanji 20/500 x 100% = 4
http://fpk.unair.ac.id Page 77
Tetes 10/500 x 100% = 2
Tepung darah 50/500 x 100% =10
Tepung cacing darah 50/500 x 100% = 10
Tepung Barley 50/500 x 100% = 10
Tepung ikan 202,95/500 x 100% = 25,89
Bekatul 107,05/500 x 100% = 2,18
Jumlah 100%
10. Beda protein (45%)
A. Kebutuhan pakan untuk 500 gram :
Bahan Berat Jumlah (gr)
Premik 2/100 × 500 10
Tep. Kanji 4/100 × 500 20
Tetes 2/100 × 500 10
Tep. Darah 10/100 × 500 50
Tep. Cacing darah 10/100 × 500 50
Tep. barley 10/100 × 500 50
Jumlah 190 gr
Tep. Ikan 44,39/100 × 500 221,95 gr
Bekatul 17,61/100 × 500 88,05 gr
Total 500 gr
B. Persentase Protein :
Bahan Berat Jumlah (%)
Premik 10/ 500 × 100% 2%
Tep. Kanji 20/ 500 × 100% 4%
Tetes 10/500 × 100% 4%
Tep. Darah 50/500 × 100% 10%
Tep. Cacing darah 50/500 × 100% 10%
Tep. barley 50/500 × 100% 10%
Tep. Ikan 221,95/500 × 100% 44,39%
Bekatul 88,05/500 × 100% 17,61%
Total 100%
http://fpk.unair.ac.id Page 78