21
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat Rahmat dan Karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah Strategi Belajar Mengajar dengajudul ” David Ausubel : Belajar Bermakna” ini tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Dosen Teori Belajar Mengajar maupun teman-teman sekalian. Akhir kata, kami mengucapkan terma kasih atas dukungan dari semua pihak yang terlibat dalam penulisan makalah ini. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat berguna bagi kita semua guna menambah pengetahuan dan wawasan kita. Semarang, Oktober 2013 Tim Penulis, 1

Teori Ausubel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teori belajar

Citation preview

Page 1: Teori Ausubel

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat Rahmat dan

Karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah Strategi Belajar Mengajar

dengajudul ” David Ausubel : Belajar Bermakna” ini tepat pada waktunya. Kami

menyadari bahwa makalah yang kami susun ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,

kami selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Dosen Teori Belajar

Mengajar maupun teman-teman sekalian.

Akhir kata, kami mengucapkan terma kasih atas dukungan dari semua pihak yang terlibat

dalam penulisan makalah ini. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat berguna bagi kita

semua guna menambah pengetahuan dan wawasan kita.

Semarang,    Oktober 2013

Tim Penulis,

1

Page 2: Teori Ausubel

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar..................................................................................................................1

Daftar Isi............................................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................

1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 3

1.2.Ru,usan Masalah ........................................................................................................ 3

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................... 3

1.4 Batasan Masalah.......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Belajar Menurut Ausubel............................................................................................ 4

2.2 Menerapkan Teori Ausubel Dalam Mengajar............................................................. 6

2.3 Peta Konsep................................................................................................................. 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 11

3.2 Saran ........................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 13

2

Page 3: Teori Ausubel

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan. inilah  yang membedakan

Ausubel dari teoriawan – teoriawan lainnya yang hanya berlatar belakang psikologi,

tetapi teori – teori mereka diterjemahkan dari dunia psikologi ke dalam penerapan

pendidikan. Ausubel memberi penekanan pada “belajar bermakna”, serata retensi dan

variabel-variabel yang berhubungan dengan macam belajar ini. Dalam makalah ini

akan dibahas prinsip-prinsip belajar menurut Ausubel, yaitu belajar bermakna, belajar

hafalan, pristiwa subsumi, diferensi progresif, penyesuaian integratif, belajar

superordinat, pengatur awal, serta bagi mana teori ini diterapkan dalam mengajar.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kami kemukakan dalam makalah ini adalah:

1) Belajar menurut Ausubel ?

2) Menerapkan teori Ausubel dalam mengajar ?

3) Peta konsep ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah:

Untuk mengetahui bagimana teori belajar menurut Ausubel, Penerapan teori Ausubel

dalam mengajar, dan peta konsepnya.

1.4     Batasan Masalah

Pada makalah ini kami akan menguraiakan satu teori belajar dari beberapa teori yang

ada pada buku karangan Prof. Dr.Ratna Wilis Dahar,M.Sc yaitu, teori David Ausebel :

Belajar Bermakna.

3

Page 4: Teori Ausubel

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1  Belajar Menurut Ausubel

 

1. Belajar bermakna.

Menurut Ausubel bahan subjek yang dipelajari siswa mestilah “bermakna”

(meaningfull). Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan

informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif

seseorang. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-

generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa.  Pembelajaran bermakna adalah

suatu proses pembelajaran di mana informasi baru dihubungkan dengan struktur

pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang sedang melalui pembelajaran.

Pembelajaran bermakna terjadi apabila siswa boleh menghubungkan fenomena baru

ke dalam struktur pengetahuan mereka. Artinya, bahan subjek itu mesti sesuai

dengan keterampilan siswa dan mesti relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki

siswa. Oleh karena itu, subjek mesti dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah

dimiliki para siswa, sehingga konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap

olehnya. Dengan demikian, faktor intelektual-emosional siswa terlibat dalam

kegiatan pembelajaran.

2.  Belajar hafalan

Bila dalam struktur kognitif seseorang tidak terdapat konsep – konsep relevan atau

subsumer-subsumer relevan, maka informasi baru dipelajari secara hafalan. Bila

tidak ada usaha untuk mengasilmilasikan pengetahuan baru pada konsep – konsep

relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif, akan terjadi belajar hafalan. Pada

kenyataannya, bayak guru dan bahan-bahan pelajaran jarang sekali menolong para

siswa untuk menentukan dan menggunakan konsep-konsep relevan dalam struktur

kognetif mereka untuk mengasimilasikan pengetahuan baru, dan akibatnya pada para

siswa hanya terjadi belajar hafalan.

3. Subsumsi dan Subsumsi Obliteratif

Selama belajar bermakna berlangsung, infirmasi terbaru terkait pada konsep-konsep

dalam struktur kognitif. Untuk menekankan pada fenomena pengaitan ini, ausubel

mengemukakan istilah subsumer. Subsumer memegang peranan dalam proses

perolehan informasi baru. Dalam belajar bermakna subsumer mempunyai peranan

4

Page 5: Teori Ausubel

interaktif , memperlancar gerakan informasi yang relevan melalui penghalang –

penghalang perseptual dan menyediakan suatu kaitan antara informasi yang baru

diterima dan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Lagi pula, dalam proses

terjadinya kaitan ini, subsumer itu mengalami sedikit perubahan. Proses interaktif

antara materi yang baru dipelajari dengan subsumer-subsumer inilah yang menjadi

inti teori belajar asimilasi ausubel. Proses ini disebut proses subsumsi

Menurut Ausubel dan Novak, ada tiga kebaikan dari belajar bermakna yaitu :

a. Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat di ingat.

b. Informasi yang tersubsumsi berakibatkan peningkatan diferensiasi dari subsymer

–subsumer, jadi memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran

yang mirip.

c. Informasi yang dilupakan sesudah subsumsi obliteratif, meninggalkan efek

residual pada subsumer, sehingga mempermudah belajar hal – hal yang mirip,

walaupun telah terjadi “lupa”.

d. Variabel-variabel yang mempengaruhi belajar penerimaan bermakna.

Faktor – faktor utama yang mempengaruhi belajar penerimaan bermakna adalah

struktur kognitif yang ada, stabilitas dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang

tertentu dan pada waktu tertentu. Sifat-sifat struktur kognetif menentukan validitas

dan kejelasan arti-arti yang timbul waktu informasi baru masuk kedalam struktur

kognetif itu ; demikian pula sifat prosese interaksi yang terjadi.jika struktur kognetif

itu tidak stabil, meragukan, dan tidak teratur,maka struktur kognetif itu cendrung

menghambat belajar dan retensi.

Prasyarat – prasyarat dari belajar bermakna adalah sebagai berikut :

1.  Materi yang dipelajari harus bermakna secara potensial.

2.  Siswa yang akan belajar harus bertujuan untuk melaksanakan belajar 

bermakna, jadi mempunyai kesiapan dan niat untuk belajar bermakna

(meaningful learning set).

Kebermaknaan materi pelajaran secara potensial tergantung pada dua faktor yaitu\

sebagai berikut :

1. Materi itu harus memiliki kebermaknaan logis.

2. Gagasan – gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif siswa .

5

Page 6: Teori Ausubel

2.2  Menerapkan teori Ausubel dalam mengajar

1. Kebermaknaan materi pelajaran secara potensial tergantung dari materi itu memiliki

kebermaknaan logis dan gagasan-gagasan yang relevan harus terdapat

dalam struktur kognitif siswa. Bedasarkan Pandangannya tentang belajar bermakna,

maka David Ausable mengajukan 4 prinsip pembelajaran , yaitu:

2. Pengatur awal (advance organizer).

Pengatur awal atau bahan pengait dapat digunakan guru dalam membantu

mengaitkan konsep lama denan konsep baru yang lebih tinggi maknanya.

Pemggunaan pengatur awal tepat dapat meningkatkan pemahaman berbagai macam

materi , terutama materi pelajaran yang telah mempunyai struktur yang teratur. Pada

saat mengawali pembelajaran dengan prestasi suatu pokok bahasan sebaiknya

“pengatur awal” itu digunakan, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna

3. Diferensiasi progresif.

Dalam proses belajar bermakna perlu ada pengembangan dan kolaborasi konsep-

konsep. Caranya unsur yang paling umum dan inklusif dipekenalkan dahulu

kemudian baru yang lebih mendetail, berarti proses pembelajaran dari umum ke

khusus.

4. Belajar superordinat

Belajar superordinat adalah proses struktur kognitif yang mengalami petumbuhan

kearah deferensiasi, terjadi sejak perolehan informasi dan diasosiasikan dengan

konsep dalam struktur kognitif tersebut. Proses belajar tersebut akan terus

berlangsung hingga pada suatu saat ditemukan hal-hal baru. Belajar superordinat

akan terjadi bila konsepkonsep yang lebih luas dan inklusif.

5. Penyesuaian Integratif

Pada suatu sasat siswa kemungkinan akan menghadapi kenyataan bahwa dua atau

lebih nama konsep digunakan untuk menyatakan konsep yang sama atau bila nama

yang sama diterapkan pada lebih satu konsep. Untuk mengatasi pertentangan

kognitif itu, Ausable mengajukan konsep pembelajaran penyesuaian integratif

Caranya materi pelajaran disusun sedemikian rupa, sehingga guru dapat

menggunakan hiierarkhi-hierarkhi konseptual ke atas dan ke bawah selama informasi

disajikan. Penangkapan (reception learning).

6

Page 7: Teori Ausubel

Belajar penangkapan pertama kali dikembangkan oleh David Ausable sebgai

jawaban atas ketidakpuasan model belajar diskoveri yang dikembankan oleh Jerome

Bruner etrsebut. Menrut Ausubel , siswa tidak selalu mengetahui apa yang pening

atau relevan untuk dirinya sendiri sehigga mereka memerlukan motivasi eksternal

untuk melakukan kerja kognitif dalam mempelajari apa yang telah diajarkan di

sekolah. Ausable menggambarkan model pembelajaran ini dengan nama belajar

penangkapan. Para pakar teori belajar penangakapan menyatakan bahwa tugas guru

adalah:

a. Menstrukturkan situasi belajar.

b. Memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan siswa.

c. Menyajikan materi pembelajaran secara terorganisir yang dimulai dari gagasan.

Inti belajar penangkapan yaitu pengajaran ekspositori , yakni pembelajaran

sistematik yang direncanakan oleh guru mengenai informasi yang bermakna

(meaningful information). Pembelajaran ekspositori itu terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1. Penyajian advance organizer

Advance organizer merupakan pernyataan umumyang memeperkenalkan

bagian-bagian utama yang etrcakup dalam urutan pengajaran. Advance

organiberfungsi untuk menghubungakan gagasan yang disajikan di dalam

pelajaran dengan informasi yang telah berda didalam pikiran siswa, dan

memberikan skema organisasional terhadap informasi yang sangat spesifik

yang disajikan.

2. Penyajian materi atau tugas belajar.

Dalam tahap ini, guru menyajikan metri pembelajaran yang baru dengan

menggunakan metode ceramah, diskusi, film, atau menyajikantugas-tugas

belajar kepada siswa . Ausable menekankan tentang pentingnaya

mempertahankan perhatian siswa, dan juaga pentingya pengorganisasian

meteri pelajaran yang dikaitakan dengan struktur yang terdapat didalam

advance organizer. Dia menyarankan suatu proses yang disebut dengan

diferensiasi progresif, dimna pembelajaran berlangsung setahap demi setahap

demi setahap, dimulai dari konsep umum menuju kepada informasi spesifik,

contoh-contoh ilustratif, dan membandingkan antara konsep lama dengan

konsep baru.

7

Page 8: Teori Ausubel

3. Memperkuat organisasi kognitif.

Ausable menyarankan bahwa guru mencoba mengikatkan informasi baru ke

dalam stuktur yang telah direncanakan di dalam permulaan pelajaran, degan

cara mengingatkan siswa bahwa rincian yang ebrsifat spesifik itu berkaitan

dengan gambaran informasi yang bersifat umum. Pada akhir pembelajaran ini

siswa diminta mengjukan pertanyaan pada diri sendiri mengenai tingkat

pemahamannya terhadap pelajaran yang baru dipelajari, menghubungkannya

dengan pengetahuan yang telah dimiliki dan pengorgnaisasian matyeri

pembelajaran sebagaiman yang dideskripsikan didalam advance organizer

samping itu juga memberikan pertanyanan kepada siswa dalam rangka

menjajagi keluasan pemahaman siswa tentang isi pelajaran.

 

2.3  Peta konsep

1. Apakah peta konsep itu ???

Peta konsep adalah untuk menyatakan hubungan bermakna antara konsep – konsep

dalam bentuk proporsi – proporsi. Proporsi – proporsi adalah dua atau lebih konsep

yang dihubungkan oleh kata dalam satu unit sematik.  Dalam bentuknya yang paling

sederhana, suatu peta konsep hanya terdiri atas dua kosep yang dihubungkan oleh

satu kata penghubung untuk membentuk proposisi. Misalnya, “padi itu hijau” akan

merupakan suatu peta konsep yang sederhana sekali, terdiri atas dua konsep, yaitu

padi dan hijau, dihubungkan oleh kata itu.

2. Ciri-Ciri Peta Konsep

a. Peta konsep ialah suatu cara utuk memperlihatkan konsep – konsep dan

proporsi – proporsi suatu bidang studi.

b. Suatu peta konsep merupakan suatu gambar 2 dimensi dari suatu bidang studi

atau suatu dari bagian bidang studi.

c. Cara menyatakan hubungan antara konsep – konsep.

d. Tentang hirearki .

3. Menyusun Peta Konsep

Ada beberapa langkah yang harus diikuti, yaitu :

a. Pilihlah suatu bacaan dari buku pelajaran.

b. Tentukan konsep – konsep yang relevan.

c. Urutkan konsep – konsep itu dari yang paling inklusif ke yang paling tidak

inklusif atau contoh – contoh.

8

Page 9: Teori Ausubel

d. Susunlah konsep – konsep itu di atas kertas, mulai dengan konsep yang paling

inklusif ke konsep yang tidak inklusif.

e. Hubungkanlah kosep itu dengan kata – kata penghubung.

f. Adapun CONTOH nya adalah sebagai berikut.

4. Kegunaan Peta Konsep

Dalam pendidikan, peta konsep dapat diterapkan untuk berbagai tujuan :

a. Menyelidiki apa yang telah di ketahui siswa.

Telah dikemukakan sebelumnya,bahwa belajar bermakana membutuhkan usaha

yang sungguh-sungguh dari pihak siswa untuk menghubungkan pengetahuan

baru dengan kosep-konsep relevan yang telah mereka miliki. Untuk

memperlancar prosese ini,baik guru maupun siswa perlu mengetahui”tempat

awal konseptual”.dengan lain perkataan guru harus mengetahui konsep-konsep

apa yang telah dimiliki siswa waktu pelajaran baru akan dimulai,sedangkan para

siswa diharapkan dapat menunjukan dimana mereka berada, atau konseo-konsep

apa yang telah mereka miliki dalam menghadapi pelajaran baru itu.Dengan

mengunakan peta konsep guru dapat melaksanakan apa yang telah dikemukakan

diatas, dan dengan demikian para siswa diharapkan akan menglami belajar

bermakna.

b. Mempelajari cara belajar.

Bila seseorang siswa dihadapkan pada suatu bab dari buku pelajaran,ia tidak

akan begitu saja memahami apa yang dibacanya. Dengan diminta untuk

menyusun peta konsep dari isi bab itu,ia akan berusaha untuk mengeluarkan

konsep-konsep dari apa yang dibacanya, menempatkan konsep yang paling

inklusif pada puncak peta konsep yang dibuatnya,kemudian mengurutkan

konsep-konsep yang lain yang kurang inkluisif pada konsep yang paling

inkluisif,demikian seterusnya.lalu mencari kata atau kata-kata penghubung untuk

mengaitkan konsep-konsep itu menjadi proporsisi-proporsisi yang bermakna.

Lebih dari itu ia akan berusaha mengigat konsep-konsep lain dari pelajaran yang

lampau,atau menerapkan konsep-konsep yang sedang dihadapinya kedalam

kehidupan sehari-hari.dengan cara demikian ia telah berusaha benar

untukmemahami isi pelajaran itu. Belajar bermakan telah berlangsung pada

siswa itu.

9

Page 10: Teori Ausubel

c. Mengungkapkan konsepsi salah.

Salain kegunaan-kegunaan yang telah disebutkan diatas,peta konsep dapat pula

mengungkapkan konsepsi salah (misconception) yang terjadi pada siswa. Konsep

salah biasanya timbul karena terdapat kaitan antara konsep-konsep yang

mengakibatkan proporsi yang salah.

d. Alat evaluasi.

Pengunaan peta konsep sebagi alat evaluasi didasrkan pada tiga gagasan dalam

teori kognetif Ausubel.

-  Struktur kognetif itu diatur secara hierarkis,dengan konsep-konsep dan

proposisi-proposisi yang lebih inkluisif, lebih umum superordinat terhadap

konsep-konsep dan proposisi-proposisi yang kuarng inkluisif dan lebih khusus.

-  Konsep-konsep dalam struktur kognetif mengalami deferensiasi progresif.

Prinsip Ausubel ini menyatakan bahwa belajar bermakan merupakan proses yang

kontinu, diman konsep-konsep yang baru memperoleh lebih banyak arti dengan

dibentuknya lebih banyak kaitan-kaitan proposional.jadi konsep-konsep tidak

pernah “tuntas dipelajari”,tetapi selalu dipelajari,dimodifikasi,dan dibuat lebih

inkluisif.

-  Penyesuaian integratif. Frinsip belajar ini menyatakan bahwa belajar bermakna

akan meningkat, bila siswa menyadari hubungan-hubungan baru (kaitan-kaitan

konsep)antara kumpulan (sets)konsep-konsep atau proposisi-proposisi yang

berhubungan. Dalam peta konsep penyesuaian integratif ini diperlihatkan dengan

adanya kaitan-kaitan silang (cross links)antar kumpulan konsep-konsep.

10

Page 11: Teori Ausubel

BAB III

PENUTUP

 

3.1  Kesimpulan

Teori belajar bermakna dikemukakan oleh David Ausubel dimana pembelajaran

bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep

relevan yang terdapat dalam  struktur kognitif seseorang. Sedangkan Struktur kognitif

ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dikuasai siswai

dan diingat siswa. Suparno (1997) mengatakan pembelajaran bermakna adalah suatu

proses pembelajaran di mana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian

yang sudah dimiliki seseorang yang sedang melalui pembelajaran.

Pembelajaran bermakna terjadi apabila siswa boleh menghubungkan fenomena baru ke

dalam struktur pengetahuan mereka. Artinya, bahan subjek itu mesti sesuai dengan

keterampilansiswa dan mesti relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Oleh

itu, subjek mesti dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah dimiliki para siswa,

sehingga konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap olehnya. Dengan demikian,

faktor intelektual-emosional siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

Teori belajar bermakna dikemukakan oleh David Ausubel

3.2 Saran

Demikianlah makalah berjudul “David Ausubel : Belajar Bermakna” ini kami buat

berdasarkan sumber-sumber yang ada. Kami juga menyadari, masih ada banyak

kekurangan di dalam penulisan makalah ini. Sehingga perlulah bagi kami, dari para

pembaca untuk memberikan saran yang membantu supaya makalah ini mendekati lebih

baik. Atas perhatian Anda semuanya, kami ucapkan terima kasih.

11

Page 12: Teori Ausubel

DAFTAR PUSTAKA

-          Wilis, D, Ratna.1989. TEORI -TEORI BELAJAR. Bandung : Erlangga.

-          Ausubel,D.P1960.”The use of advanced organizersmin the learning and retention of meningful verbal material”Journal Of educational psychology,51.267-272.

-          http://www.bruderfic.or.id/h-129/Teori-teori belajar.html

-          http://wangmuba.com/2009/02/18/ proses-belajar/

-          http://sutisna.com/pendidikan/strategi-belajar-mengajar/teori-teori-motivasi-dan

strategi-meningkatkan-motivasi-dalam-belajar/

-          http://nurulfikri.sch.id/index.php?option=com_content&view=article&id=22:teori davit ausubel

12

Page 13: Teori Ausubel

MAKALAH TEORI PEMBELAJARAN

TEORI BELAJAR DAVID AUSUBEL

OLEH

Rico Prasetyo Kurniawan, S.Pd

Dwi Fery Hermawan, S.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

13

Page 14: Teori Ausubel

14