43
TEORI KEBENARAN & LOGIKA Alfarida Herlina, S.Hum, S.Sn

Teori Kebenaran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teori kebenaran

Citation preview

Page 1: Teori Kebenaran

TEORI KEBENARA

N & LOGIKA

Alfarida Herlina, S.Hum, S.Sn

Page 2: Teori Kebenaran

CARA PENEMUAN KEBENARAN

1. Penemuan secara kebetulan2. Penemuan ‘coba dan ralat’ (trial & error)3. Penemuan melalui otoritas atau

kewibawaan4. Penemuan secara spekulatif5. Penemuan lewat cara berpikir kritis dan

rasional6. Penemuan melalui penelitian ilmiah

Page 3: Teori Kebenaran

APA ITU KEBENARAN?

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)1.Keadaan (hal dan sebagainya) yang benar (cocok dengan keadaan sesungguhnya)2.Sesuatu yang benar3.Kejujuran, kelurusan hati4.Selalu ijin; perkenanan5.Jalan kebetulan

Page 4: Teori Kebenaran

SIFAT KEBENARAN1. Kebenaran berkaitan dengan kualitas

pengetahuan (misalnya; pengetahuan biasa, ilmiah, dan filsafat)

2. Kebenaran dikaitkan dengan sifat atau karakteristik dari bagaimana atau dengan alat apakah seseorang membangun pengetahuan

3. Kebenaran dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan. Artinya bagaimana relasi atau hubungan antara subjek dan objek.

Page 5: Teori Kebenaran

TEORI KEBENARAN1. Teori Kebenaran Saling Berhubungan

(Coherence Theory of Truth)Suatu proposisi cenderung benar jika proposisi tersebut dalam keadaan saling berhubungan dengan proposisi lain yang benar atau jika makna yang dikandungnya dalam keadaan saling berhubungan dengan pengalaman kita.Cth: Proklamasi

Pembuktiannya melalui fakta sejarah jika merupakan proposisi sejarah; logika jika merupakan pernyataan yang bersifat logis

Page 6: Teori Kebenaran

2. Teori Kebenaran Saling Berkesesuaian (Correspondence Theory of Truth)

Suatu proposisi bernilai benar apabila saling berkesesuaian dengan dunia nyata.Cth: Air menguap pada suhu 100 derajat

3. Teori Kebenaran Inherensi (Inherent Theory of Truth)

Suatu proposisi bernilai benar apabila mempunyai konsekuensi yang dapat dipergunakan atau bermanfaat. Cth: Pengetahuan berangkutan umum

Page 7: Teori Kebenaran

4. Teori Kebenaran Berdasarkan Arti(Semantic Theory of Truth)

Suatu proposisi ditinjau dari segi arti dan maknanya apakah proposisi tersebut memiliki referen yang jelas.Cth: Philosophia artinya cinta kebijaksanaan

5. Teori kebenaran SintaksisSuatu proposisi bernilai benar apabila pernyataan mengikuti aturan-aturan sintaksis/gramatikal yang baku (subjek + predikat)Cth: Daniella mengikuti ujian tengah semester

Page 8: Teori Kebenaran

6. Teori Kebenaran NondeskripsiSuatu proposisi ditinjau dari segi fungsi dan perannya dalam kehidupan sehari-hariCth: Ayah adalah kepala rumah tangga

7. Teori kebenaran Logik yang Berlebihan (Logical Superfluity of Truth)

Suatu proposisi bernilai benar tetapi terjadinya kekacauan bahasa sehingga mengakibatkan pemborosan kata.Cth: Lingkaran adalah bulat

Page 9: Teori Kebenaran

Kekhilafan/ idola (Francis Bacon)

Kesalahan pengambilan kesimpulan yang tidak runtut terhadap pengalaman (idola.1.Idola teatri (Sandiwara) yaitu sesuatu yang sering dilihat oleh seseorang atau selalu tampak dalam kehidupan sehari-hari, lama kelamaan tanpa disadari dianggap sebagai kebenaran2.Idola fori (pasar) yaitu keadaan dalam pikiran seseorang yang menyebabkan pikirannya tidak dapat berfungsi dengan baik karena orang tersebut hanya melihat sesuatu dari bentuk dan luarnya saja

Page 10: Teori Kebenaran

3. Idola specus (gua) yaitu suatu idola yang diakibatkan oleh individualitas manusia.

4. Idola tribus yaitu idola yang diakibatkan oleh kodrat manusiawi sehingga orang yang terkena idola ini tidak dapat memahami apa yang dihadapinya.

Page 11: Teori Kebenaran

DEFINISI

Berasal dari kata Latin definire yang berarti menandai batas-batas pada sesuatu, menentukan batas, memberi ketentuan atau batasan arti.

Jadi, definisi ialah apa yang dimaksud dengan sesuatu term atau sebuah pernyataan yang memuatu penjelasan tentang arti suatu term.

Page 12: Teori Kebenaran

Definisi terdiri dari dua bagian yakni:

Definiendum, bagian pangkal yang berisi istilah yang harus diberi penjelasan

Definiens, bagian pembatas yang berisi uraian mengenai arti dari bagian pangkal

Contoh: Manusia adalah makhluk sosialManusia = definiendumMakhluk sosial = definiens

Page 13: Teori Kebenaran

MACAM-MACAM DEFINISI

1. Definisi Nominalis; menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yag lebih umum dimengerti

Ada 6 macam definisi nominalis:1.Definisi sinonim, penjelasan dengan persamaan kata atau dengan kata yang lebih dimengerti. Misal: Kendala adalah halangan, nirwana adalah surga.2.Definisi simbolis, penjelasan dengan memberikan persamaan pernyataan berbentuk simbol-simbol. Misal: (A ⊂ B) ⇔ Ax (x ∈ A ⇒ x ∈ B)

Page 14: Teori Kebenaran

3. Definisi etimologis, penjelasan dengan memberikan asal usul katanya. Misal: Demokrasi berasal dari kata demos berarti rakyat, kratos/kratein berarti kekuasaan. Jadi, demokrasi ialah pemerintahan rakyat atau rakyat yang berkuasa.

4. Definisi semantis, penjelasan tanda dengan suatu arti yang telah terkenal. Misal:

Tanda ⇔ berarti : jika dan hanya jika ⇒ berarti : jika …. maka …. ∴ berarti : jadi ….

5. Definisi stipulatif, penjelasan dengan cara pemberian nama atas dasar kesepakatan bersama. Misal: Planet terbesar ialah Jupiter

Page 15: Teori Kebenaran

6. Definisi denotatif, penjelasan term dengan cara menunjukkan atau memberikan contoh suatu benda atau hal yang termasuk dalam cakupan term. Misal: Kendaraan beroda empat ialah mobil, truk, bus, dll.

7. Definisi realis; penjelasan tentang hal yang ditandai oleh sesuatu term.

a. Definisi esensial, penjelasan dengan cara menguraikan bagian yang menyusun suatu hal.

Definisi analitis, mewujudkan esensinya. Misal: Air adalah H20.

Definisi konotatif (metafisik), menunjuk genus dan diferensia. Misal: manusia adalah makhluk yang berakal.

Page 16: Teori Kebenaran

b. Definisi deskriptif, penjelasan dengan menunjukkan sifat yang dimiliki oleh hal yang didefinisikan.

Definisi aksidental, menunjuk sifat khusus sesuatu hal atau rumusan lain, yang disusun dari genus dan propium. Misal: Manusia adalah makhluk yang berpolitik.

Definisi kausal, menyatakan bagaimana sesuatu hal terjadi atau terwujud. Misal: Awan adalah uap air yang terkumpul di udara karena penguapan air laut.

Page 17: Teori Kebenaran

3. Definisi praktis, penjelasan sesuatu hal ditinjau dari segi penggunaan dan tujuannya yang sederhana.

a. Definisi operasional, suatu term menegaskan langkah pengujian khusus yang harus dilaksanakan atau dengan metode pengukuran serta menunjukkan bagaimana hasil dapat diamati. Misal: Magnit adalah logam yang daat menarik gugusan besi.

b. Definisi persuasif, merumuskan suatu pernyataan yang dapat mempengaruhi orang lain. Misal: Lux adalah sabun para bintang.

c. Definisi fungsional, berdasarkan guna dan tujuan. Misal: Mentimun adalah sayuran mencegah kanker.

Page 18: Teori Kebenaran

TUJUAN DEFINISI

1. Menambah Pembendaharaan Kata

2. Menghilangkan Ambiguitas3. Menjernihkan Arti4. Menjelaskan Secara Teoritis5. Mempengaruhi Sikap

Page 19: Teori Kebenaran

ATURAN-ATURAN DEFINISI

1. Definiens harus dapat dibolak-balik dengan definiendum. Artinya, luas definiens dan definiendum harus sama besar.

2. Definiendum tidak boleh masuk ke dalam definiens. Artinya, definisi pada hakikatnya pembatasan pengertian suatu istilah atau term yang bertujuan membedakan dengan istilah lain.

3. Definiens harus sunguh-sungguh menjelaskan. Artinya, setiap definisi berusaha agar istilah atau term yang didefinisikan betul-betul dapat dipahami secara jelas.

Page 20: Teori Kebenaran

4. Definiens harus bersifat paralel dengan definiendu. Artinya, definiens harus mengandung perumusan yang tepat tentang definiendum, yaitu kesamaan struktur.

5. Definiens tidak boleh berbentuk negatif, sejauh masih dapat dirumuskan secara afirmatif. Artinya, suatu definisi yang benar jika definiens-nya dapat mengungkap apa sebenarnya makna dari definiendum-nya.

Page 21: Teori Kebenaran

SYARAT GENERALISASI

1. Generalisasi harus tidak terbatas secara numerik. Artinya tidak boleh terikat oleh jumlah tertentu

2. Generalisasi harus tidak terbatas secara spasio-temporal. Artinya tidak boleh terbatas dalam ruang dan waktu.

3. Generalisasi harus dapat dijadikan dasar pengandaian. Artinya dasar dari fakta kontaris dan kondisi yang tidak pasti.

Page 22: Teori Kebenaran

PENALARAN/LOGIKA

Dari segi etimologis, logika berasal dari kata Yunani logos yang digunakan dalam beberapa arti, seperti: ucapan, bahasa, kata, pengertian, pikiran, akal budi, dan ilmu.

Dari sinilah diturunkan kata sifat logis (masuk akal) dan negasinya ialah tidak logis (tidak masuk akal).

Page 23: Teori Kebenaran

JENIS-JENIS LOGIKA

1. Logika alamiah. Setiap manusia dari kodratnya sudah memilki jenis logika ini karena ia adalah makhluk rasional

2. Logika ilmiah. Pembekalan manusia dengan prinsip, norma, teknik, yang dipatuhi secara sungguh dalam mengatasi kelemahan logika alamiah.

Page 24: Teori Kebenaran

PRINSIP LOGIKA

1. Prinsip identitas (principium identitatis); “sesuatu hal adalah sama dengan halnya sendiri”. P sama dengan P

2. Prinsip kontradiksi (principium contradictionis); “sesuatu tidak dapat sekaligus merupakan hal itu dan bukan hal itu pada waktu yang bersamaan”. P tidak mungkin non-P secara bersamaan.

3. Prinsip eksklusif tertii (principium exclusi tertii); “sesuatu jika dinyatakan sebagai hal tertentu atau bukan hal tertentu maka tidak ada kemungkinan ketiga yang merupakan jalan tengah”. X seharusnya P atau non-P.

Page 25: Teori Kebenaran

PROPOSISI KATEGORIS

Adalah penalaran langsung. Proposisi adalah “penentuan posisi”. Penurunannya oposisi (perlawanan) atau kontraposisi.

Kualitas proposisi ada 2 yaitu proposisi afirmatif (unsur pengakuan) dan negatif/negasi (unsur pengingkaran)

Karim adalah pedagang buah (P.A)Dina bukan peragawati (P.N)

Page 26: Teori Kebenaran

Proposisi A; proposisi universal/singural afirmatif:Contoh : Semua penumpang selamat

Danu adalah petani cengkehProposisi E; proposisi universal/singural negatif Contoh : Semua jalan ini tidak beraspal

Hasmi bukan peternak ayamCiri: Semua, banyak, nama, tak ada.Proposisi I; proposisi partikular afirmatifContoh : beberapa mahasiswa bernyanyiProposisi E; proposisi partikular negatif Contoh : tidak semua binatang terbangCiri: Sebagian, beberapa, tidak semua, ada,

JENIS PROPOSISI

Page 27: Teori Kebenaran

SILOGISME KATEGORIS

Suatu bentuk logis argumen deduktif yang terdiri dari dua premis dan satu kesimpulan, yang semuanya merupakan proposisi kategoris. Bersifat mutlak atau tanpa syarat.

Contoh:Semua pahlawan adalah orang berjasa (term mayor/ P = predikat)Beberapa prajurit adalah pahlawan (term minor/ S = subjek)Jadi, beberapa prajurit adalah orang berjasa. (term menengah/ M= Terminus Medius)

Page 28: Teori Kebenaran

Ketentuan:Premis mayor selalu ditempatkan sebagai proposisi pertama pada baris pertama.Premis minor selalu ditempatkan sebagai proposisi kedua pada baris kedua.Premis mayor dan minor berfungsi sebagai pangkal tolak seluruh penalaran yang menghasilkan M.

Seharusnya M = PS = M

jadi, S = P

Page 29: Teori Kebenaran

PRINSIP SILOGISME KATEGORIS

1. Prinsip persamaan (principium convenientiae); A = C = B, jadi A = B

2. Prinsip perbedaan (principium discrepantiae); A = C ≠ B, jadi A ≠ B atau A ≠ C = B, jadi A ≠ B

3. Prinsip pernyataan tentang semua atau prinsip pengakuan tentang semua (principium dicti de omni);

Semua penyanyi adalah orang yang bersuara bagusRuth Sahanaya adalah penyanyiJadi, Ruth Sahanaya adalah orang yang bersuara

bagus.

Page 30: Teori Kebenaran

4. Prinsip pernyataan tentang tak satu pun atau prinsip pengingkaran tentang semua (principium dicti de nullo);

Semua teroris bukan orang yang mau menempuh jalan damai

Hambali adalah terorisJadi, Hambali bukan orang yang mau menempuh jalan

damai.

5. Prinsip identitas (principium identitatis); “sesuatu identik dengan dirinya sendiri”, A = A

6. Prinsip kontradiksi (principium contradictionis); “tidak mungkin sesuatu itu seperti itu dan sekaligus tidak seperti itu”, tidak mungkin A = B dan sekaligus A ≠ B

Page 31: Teori Kebenaran

7. Prinsip tak ada jalan tengah atau prinsip penyingkiran kemungkinan ketiga (principium exclusi tertii); “sesuatu itu atau seperti itu atau tidak seperti itu”; A = B atau A ≠ B, tidak ada kemungkinan lain.

Page 32: Teori Kebenaran

POLA SILOGISME KATEGORIS

1. Silogisme Sub- Pre M menjadi subjek dalam p.may dan predikat dalam p.min.

MPSM

jadi, SP2. Silogisme Bis-PreM menjadi predikat dalam p,may dan p.min

PMSM

jadi, SP

Page 33: Teori Kebenaran

3. Silogisme Bis-SubM menjadi subjek dalam p.may dan p.min

MPSM

jadi, SP4. Silogisme Pre-SubM menjadi predikat dalam p.may dan subjek dalam p.min

PMSM

jadi, SP

Page 34: Teori Kebenaran

HUKUM SILOGISME KATEGORIS

Hukum mengenai Term1. Jumlah term tidak boleh kurang atau lebih dari tigaSemua koruptor adalah pencuriNazarudin adalah bendahara DemokratJadi,….. (?)2. Jumlah term menengah (M) tidak boleh terdapat dalam kesimpulanSemua manusia dapat matiSemua orang Jawa adalah manusiaJadi, Semua orang jawa dapat mati.

Page 35: Teori Kebenaran

3. Jumlah subjek dan/atau term predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada term bersangkutan dengan premis.

Semua manusia berakal budiSemua manusia adalah makhluk hidup

Jadi, semua makhluk hidup berakal budi.4. Luas term menengah sekurang-

kurangnya satu kali harus universalSemua kursi adalah tempat dudukSemua bangku adalah tempat dudukJadi, semua bangku adalah kursi.

Page 36: Teori Kebenaran

Hukum mengenai proposisi1. Jika kedua premis berkualitas afirmatif

maka kesimpulan harus juga berkualitas afirmatif

Merupakan implikasi dari prinsip persamaan.2. Jika salah satu premis berkualitas negatif

maka kesimpulan harus juga berkualitas negatif

Merupakan implikasi dari prinsip perbedaan.3. Kedua premis tidak boleh sama-sama

berkualitas negatif.4. Jika salah satu premis berkualitas

partikular, maka kesimpulan harus juga berkualitas partikular, jika kedua premis berkualitas partikular maka tidak ada kesimpulan yang dapat ditarik.

Page 37: Teori Kebenaran

SILOGISME HIPOTETIS

Suatu bentuk logis argumen yang melibatkan dua unsur pokok term subjek dan term predikat dalam bentuk pengakuan atau pengingkaran dengan sifat mutlak dan tidak mutlak (proposisi hipotetis).

3 jenis proposisi hipotetis:1.Proposisi Kondisional2.Proposisi Disyungtif3.Proposisi Konyungtif

Page 38: Teori Kebenaran

Proposisi kondisionalContoh: Jika hujan turun, maka jalan-jalan akan basah.Ciri : jika…maka; kalau…, maka; bila…, maka; apabila…, maka; andaikata…, maka.Proposisi disyungtifContoh: Rizal lulus atau gagal dalam ujianCiri : …. atau …; Atau …atau…; …atau…,

salah satu.Proposisi konyungtifContoh: Duno tidak mungkin sekaligus berada di rumah dan kampus.Ciri : …. tidak mungkin sekaligus …dan…

Page 39: Teori Kebenaran

3 MODEL SILOGISME HIPOTETIS

1. Silogisme KondisionalJika A, maka BJika A, maka bukan BJika bukan A, maka BJika bukan A, maka bukan B

Contoh:Jika hujan turun, maka jalan basah jika A maka

BTernyata hujan turun ternyata AJadi, jalan basah jadi, B

Jika dan hanya jika hujan turun maka jalan basahTernyata hujan turunJadi, jalan basah

Page 40: Teori Kebenaran

2 Silogisme Disyungtif (1) A atau B (3) A atau B

ternyata bukan A Ternyata A jadi, B Jadi, bukan B

(2) A atau B (3) A atau B ternyata bukan B Ternyata B jadi, A Jadi, bukan A

Contoh: Damadi membeli sandal atau sepatu Ternyata Damadi tidak membeli sendal Jadi, Damadi membeli sepatu

Page 41: Teori Kebenaran

3 Silogisme KonjungtifContoh: SAHIHAnda tidak mungkin sekaligus A tidak mungkinpemain dan penonton sekaligus B & CTernyata anda adalah pemain ternyata A a/ BJadi, anda bukan penonton jadi, A bukan

C

Contoh: TIDAK SAHIHAnda tidak mungkin sekaligus A tidak mungkinpemain dan penonton sekaligus B & CTernyata anda bukan penonton ternyata A bukan BJadi, anda adalah pemain jadi, A adalah

C

Page 42: Teori Kebenaran

KESESATAN BAHASA1. Kesesatan AksentuasiContoh: Semua Apel termasuk jenis buah

Setiap senin pagi kami mengadakan apel Jadi, setiap senin pagi kami mengadakan

buah2. Kesesatan EkuivokasiContoh: Bulan selalu beredar mengelilingi matahari

Desember adalah bulan Jadi, Desember selalu beredar mengelilingi matahari3. Kesesatan AmfiboliContoh: Putera petani yang tidak bersekolah itu sedang menggiring kawanan domba ke dalam

kandang.

Page 43: Teori Kebenaran

4. Kesesatan MetaforisContoh:Kepala negara itu ibarat kepala manusia. Sebagaimana kepala manusia, bila dipenggal, maka akan matilah manusia, demikian pula, apabila kepala negara dibunuh, maka akan hancurlah negara.

Kesesatan menyamakan arti kiasan dengan arti sebenarnya