Upload
nesya-amalia-saraswati
View
190
Download
26
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Teori pertumbuhan ekonomi
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka
panjang. Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang
dialami dunia semenjak dua abad belakangan ini. Dalam periode tersebut dunia
telah mengalami perubahan yang sangat nyata apabila dibandingkan dengan
periode sebelumnya. Oleh karena itu perhatian utama masyarakat perekonomian
dunia tertuju pada cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan
nasional. Para ekonom dan politisi dari semua negara, baik negara-negara kaya
maupun miskin, yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran,
semuanya sangat mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi
(economic growth).
Sampai abad ke-18 kebanyakkan masyarakat di berbagai Negara masih
hidup pada tahap subsistem dan mata pencaharian utamanya adalah dari
melakukan kegiatan di sektor pertanian, perikanan atau berburu. Pada saat ini
keadaan sudah sangat berbeda, kemampuan manusia untuk pergi ke bulan dan
mewujudkan komputer yang canggih merupakan contoh yang nyata dari betapa
jauhnya manusia telah mengalami kemajuan sejak dua tau tiga abad yang lalu.
Pada setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu mengumpulkan
data-data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP
relatifnya, dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-angka
pertumbuhan yang membesarkan hati. “Pengejaran pertumbuhan” merupakan
tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia dewasa ini. Seperti
kita telah ketahui, berhasil-tidaknya program-program pembangunan di negara-
negara dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat
pertumbuhan output dan pendapatan nasional.
Istilah pertumbuhan ekonomi sering dicampurbaurkan dengan
perkembangan ekonomi, dan pemakaiannya selalu berganti-ganti, sehingga
2
kelihatan pengertian antara keduanya dianggap sama. Akan tetapi beberapa ahli
ekonomi, seperti Schumpeter (1911) dan Ursula Hicks (1957) telah menarik
perbedaan yang lazim antara istilah perkembangan ekonomi dan pertumbuhan
ekonomi (Jhingan, 1993). Menurut kedua pakar tersebut perkembangan ekonomi
mengacu kepada masalah-masalah Negara terbelakang, sedangkan pertumbuhan
ekonomi mengacu kepada masalah-masalah Negara maju. Demikian juga menurut
Maddison (1970) , ia mengatakan bahwa di negara-negara maju kenaikan dalam
tingkat pendapatan biasanya disebut pertumbuhan ekonomi, sedang di negara
miskin ia disebut perkembangan ekonomi. Namun ada juga pakar ekonomi
lainnya yang beranggapan bahwa antara pertumbuhan ekonomi dengan
perkembangan ekonomi merupakan sinonim, misalnya pendapat dari Arthur
Lewis (1954), serta Meir and Baldwin (1973).
Mengingat konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolok ukur penilaian
pertumbuhan ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara
luas, maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha
mempelajari hakekat dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut.
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu
pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus
dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan
ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat
indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan
ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan mengolah
kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal,
penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan,
penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.
Uraian-uraian diatas merupakan latar belakang begitu pentingnya
pemahaman terhadap teori pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu penulis mencoba
untuk menyajikan topik pembahasan teori pertumbuhan ekonomi dalam bentuk
3
makalah dengan harapan supaya mudah dipahami oleh pembaca.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka perumusan masalah yang disusun
bertujuan untuk memberikan pemahaman yang jelas mengenai teori pertumbuhan
ekonomi sebagai dasar untuk mengetahui tingkat perekonomian suatu Negara.
Adapaun pokok bahasan yang disampaikan pada makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Pengertian pertumbuhan ekonomi
2. Teori dan model pertumbuhan ekonomi
3. Faktor-faktor penggerak pertumbuhan ekonomi
4. Ciri-ciri pertumbuhan ekonomi modern
5. Strategi pertumbuhan ekonomi
6. Manfaat pertumbuhan ekonomi
7. Peranan pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi
Dengan tujuh pokok bahasan diatas, dharapkan pembaca bisa memahami
secara mendalam mengenai pertumbuhan ekonomi, baik dari segi teori maupun
dari segi aplikasi atau realita pada perekonomian suatu negara.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk
nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan
tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan outputriil. Definisi lain
menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output
perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur
dengan output riil per orang.
Selain itu pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) merupakan
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa
yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat
meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah
makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi
barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya
tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama
besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari
pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan
ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya.
Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari perubahan atau kenaikan pada
sisi aggregate demand dan sisi aggregat supply. Seperti yang terlihat pada
Gambar 1. Apabila pada periode awal (t=0) output (GNP) adalah Y0, maka yang
dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah apabila pada periode berikutnya
output-nya adalah Y1
5
Gambar 1 : Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat
Melalui Gambar 1 bisa dilihat bahwa pertumbuhan tersebut dapat
disebabkan oleh pergeseran kurva penawaran agregat (AS), perhatikan bagian [a],
atau pergeseran kurva permintaan agregat (AD), lihat bagian [b]. Pertanyaan
sekarang ialah : faktor-faktor apakah yang menyebabkan pergeseran kurva-kurva
tersebut ?
Proses pertumbuhan ekonomi secara garis besarnya dipengaruhi oleh dua
macam faktor, yakni faktor ekonomi dan non ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
suatu Negara sangat tergantung pada sumber alamnya, sumber daya manusia,
kapital, usaha, teknologi, dan sebagainya. Semua itu merupakan faktor-faktor
ekonomi. Tetapi pertumbuhan ekonomi tidak mungkin bisa terjadi selama
lembaga sosial dan budaya, kondisi politik dan keamanan, serta nilai-nilai moral
dalam suatu bangsa tidak menunjang. Dengan kata lain tanpa adanya dukungan
faktor-faktor non ekonomi semacam itu secara baik, maka pertumbuhan ekonomi
kemungkinan tidak terwujud.
Adapun untuk menghitung laju pertumbuhan ekonomi pada suatu
negaraberdasarkan konsep GNP caranya sebagai berikut :
6
dimana gt adalah pertumbuhan ekonomi pada tahun t, GNPt adalah besarnya Gross
National Product pada tahun ke t, dan GNPt-1 adalah besarnya Gross National
Product pada tahun ke t-1. Teknik perhitungan laju pertumbuhan ekonomi
semacam inilah yang paling banyak digunakan oleh setiap instansi-instansi,
lembaga-lembaga, badan-badan resmi pemerintah maupun swasta.
Sebenarnya perhitungan laju pertumbuhan ekonomi untuk suatu Negara
banyak caranya, tergantung model pertumbuhan bagaimana yang digunakan.
Beberapa model pertumbuhan ekonomi dibahas pada sub bab selanjutnya.
2.2 Teori Dan Model Pertumbuhan Ekonomi
Dalam zaman ahli ekonomi klasik, seperti Adam Smith dalam buku
karangannya yang berjudul An Inguiry into the Nature and Causes of the Wealt
Nations, menganalisis sebab berlakunya pertumbuhan ekonomidan factor yang
menentukan pertumbuhan ekonomi. Setelah Adam Smith, beberapa ahli ekonomi
klasik lainnya seperti Ricardo, Malthus, Stuart Mill, juga membahas masalah
perkembangan ekonomi .
1. Teori Inovasi Schum Peter
Schumpeter dalam teorinya menitikberatkan pada pentingnya peranan
pengusaha di dalam mewujudkan suatu pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu
juga ditunjukan bahwa para pengusaha merupakan golongan yang akan terus-
menerus membuat suatu pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi.
Inovasi itu biasanya merupakan:
1. Memproduksi produk-produk baru yang belum ada di pasar saat ini,
2. Mempertinggi efisiensi produksi dalam menghasilkan suatu barang,
3. Memperluas pasar suatu barang ke pasaran-pasaran yang benar-benar
baru,
4. Mengembangkan sumber bahan baku atau bahan mentah yang baru; dan
juga
5. Mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi, dengan tujuan
untuk mempertinggi keefisienan kegiatan perusahaan.
7
Schumpeter juga membedakan investasi kepada dua golongan, yaitu
penanaman modal otonomi dan penanaman modal terpengaruh. Penanaman
modal otonomi adalah penanaman modal yang ditimbulkan pada kegiatan
ekonomi yang muncul sebagai akibat kegiatan inovasi. Menurut Schumpeter jika
semakin tinggi tingkat kemajuan sesuatu ekonomi maka semakin terbatas pula
kemungkinan untuk mengadakan suatu inovasi. Dengan demikian, pertumbuhan
ekonomi akan berjalan lambat. Hingga akan tercipta keadaan tidak berkembang
(stationary/state). Akan tetapi, berbeda dengan pandangan klasik, dalam
pandangan Schumpeter keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat
pertumbuhan yang tinggi.
Faktor-faktor penentu bagi tumbuh dan kembangnya sektor bisnis adalah,
faktor-faktor lingkungan yang terdiri dari :
1. Konsumen;
2. Teknologi inovasi;
3. Globalisasi;
4. Ekonomi;
5. Pemerintah;
6. Social budaya.
Diantara faktor lingkungan tersebut, maka perkembangan teknologi
(informasi dan komunikasi) oleh banyak kalangan dikatakan sebagai faktor
lingkungan yang paling banyak mempengaruhi sektor bisnis. Selain itu
meningkatnya sektor bisnis juga dipicu beberapa faktor pendorong yaitu:
meningkatnya tuntutan konsumen terhadap kualitas, pengurangan biaya,
pelayanan jasa, konsumen internal, peningkatan produksi dan berkembangnya
organisasi Nirlaba.
Perkembangan sektor bisnis kedepan sepertinya akan menunjukkan
pertumbuhan signifikan karena adanya perkembangan teknologi internet,
digitalisasi dan komunikasi sehingga jarak bukan lagi menjadi suatu kendala
kendala karena komunikasi dan informasi dapat dijalin melalui jaringan Internet.
Hal ini juga menjadi tujuan akhir Globalisasi, yakni “Jarak Bukanlah Masalah”
atau dengan kata lain Dunia diibaratkan hanya sebuah tempat kecil.
8
Sehingga dapat disimpulkan bahwa teori ini menekankan pada faktor
inovasi enterpreneur sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi kapitalilstik.
Dinamika persaingan akan mendorong hal ini.
9
2. Model Pertumbuhan Harrod-Domar
Harrod-Domar memberi peranan kunci kepada investasi di dalam proses
pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai sifat ganda yang dimiliki investasi.
Pertama, investasi menciptakan pendapatan (merupakan dampak dari permintaan
investasi), dan kedua, investasi memperbesar kapasitas produksi perekonomian
dengan cara meningkatkan stok kapital (merupakan dampak dari penawaran
investasi). Karena itu selama investasi netto tersedia dan tetap berlangsung,
pendapatan riil dan output akan senantiasa meningkat. Namun demikian, untuk
mempertahankan tingkat ekuilibrium pendapatan pada kapasitas full employment,
baik pendapatan riil dan output keduanya harus dalam laju yang sama pada saat
kapasitas produktif kapital meningkat. Kalau tidak, setiap perbedaan antara
keduanya akan menimbulkan kelebihan kapasitas atau ada kapasitas yang
menganggur (idle capacity). Hal ini memaksa pengusaha membatasi pengeluaran
investasinya yang akhirnya membawa dampak buruk terhadap perekonomian
yaitu menurunkan pendapatan dan kesempatan kerja pada periode berikutnya,
sehingga menggeser perekonomian keluar jalur steady growth.
Jadi apabila employment hendak dipertahankan dalam jangka panjang
maka investasi harus senantiasa diperbesar. Hal ini jelas memerlukan
pertumbuhan pendapatan riil secara terus menerus pada tingkat yang cukup untuk
menjamin penggunaan kapasitas secara penuh atas stok kapital yang terus tumbuh.
Tingkat pertumbuhan pendapatan yang diperlukan inilah disebut sebagai
warranted rate of growth atau tingkat pertumbuhan yang terjamin.
Teori ini menekankan konsep tingkat pertumbuhan natural. Selain
kuantitas faktor produksi tenaga kerja diperhitungkan juga kenaikan efisiensi
karena pendidikan dan latihan. Model ini dapat menentukan berapa besarnya
tabungan atau investasi yang diperlukan untuk memelihar tingkat laju
pertumbuhan ekonomi natural yaitu angka laju pertumbuhan ekonomi natural
dikalikan dengan nisbah kapital-output. Model Harrod-Domar dibangun
berdasarkan asumsi-asumsi :
1. Perekonomian dalam kondisi full employment dan closed economy;
2. Tidak ada campur tangan pemerintah;
10
3. APS sama dengan MPS, dan MPS dianggap konstan;
4. rasio stok kapital terhadap pendapatan dianggap tetap;
5. Tidak ada penyusutan barang capital;
6. Tingkat harga umum konstan (upah riil sama dengan pendapatan riil);
7. Tidak ada perubahan tingkat bunga.
3. Model Input-Output Leontief
Model ini merupakan gambaran menyeluruh tentang aliran dan hubungan
antarindustri. Dengan menggunakan tabel ini maka perencanaan pertumbuhan
ekonomi dapat dilakukan secara konsisten karena dapat diketahui gambaran
hubungan aliran input-output antarindustri. Hubungan tersebut diukur dengan
koefisien input-output dan dalam jangka pendek/menengah dianggap konstan tak
berubah .
4. Model Pertumbuhan Lewis
Berbeda dengan Harrod-Domar yang memberikan tekanan kepada
pentingnya peranan modal, Arthur Lewis (1954) dengan model surplus of labor-
nya memberikan tekanan kepada peranan jumlah penduduk. Dalam model ini
diasumsikan terdapat penawaran tenaga kerja yang sangat elastis. Ini berarti para
pengusaha dapat meningkatkan produksinya dengan mempekerjakan tenaga kerja
yang lebih banyak tanpa harus menaikkan tingkat upahnya. Meningkatnya
pendapatan yang dapat diperoleh oleh kaum pemilik modal akan mendorong
investasi-investasi baru karena kelompok ini mempunyai hasrat menabung dan
menanam modal (marginal propensity to save and invest) yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kaum pekerja. Tingkat investasi yang tinggi pada gilirannya
akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Model ini merupakan model yang khusus menerangkan kasus negara
sedang berkembang banyak (padat) penduduknya. Tekanannya adalah pada
perpindahan kelebihan penduduk disektor pertanian ke sektor modern kapitalis
industri yang dibiayai dari surplus keuntungan.
11
5. Model Pertumbuhan Ekonomi Rostow
Model ini menekankan tinjauannya pada sejarah tahap-tahap pertumbuhan
ekonomi serta ciri dan syarat masing-masing. Tahap-tahap tersebut adalah tahap
masyarakat tradisional, tahap prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, ahap
gerakan ke arah kedewasaan, dan akhirnya tahap konsumsi tinggi.
Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi ini diklasifikan sebagai teori
modernisasi. Artikel Walt Whitman Rostow yang dimuat dalam Economics
Journal pada Maret 1956 berjudul The Take-Off Into Self-Sustained Growth pada
awalnya memuat ide sederhana bahwa transformasi ekonomi setiap negara dapat
ditelisik dari aspek sejarah pertumbuhan ekonominya hanya dalam tiga tahap:
tahap prekondisi tinggal landas (yang membutuhkan waktu berabad-abad
lamanya), tahap tinggal landas (20-30 tahun), dan tahap kemandirian ekonomi
yang terjadi secara terus-menerus.
Walt Whitman Rostow kemudian mengembangkan ide tentang perspektif
identifikasi dimensi ekonomi tersebut menjadi lima tahap kategori dalam
bukunya The Stages of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto yang
diterbitkan pada tahun 1960. Ia meluncurkan teorinya sebagai ‘sebuah manifesto
anti-komunis’ sebagaimana tertulis dalam bentuk subjudul. Rostow menjadikan
teorinya sebagai alternatif bagi teori Karl Marx mengenai sejarah modern.
Fokusnya pada peningkatan pendapatan per kapita, Buku itu kemudian mengalami
pengembangan dan variasi pada tahun 1978 dan 1980.
Rostow pulalah yang membuat distingsi antara sektor tradisional dan
sektor kapitalis modern. Frasa-frasa ini terkenal dengan terminologi ‘less
developed’, untuk menyebut kondisi suatu negara yang masih mengandalkan
sektor tradisional, dan terminologi ’more developed’ untuk menyebut kondisi
suatu negara yang sudah mencapai tahap industrialisasi dengan mengandalkan
sektor kapitalis modern.
Dalam hal prekondisi untuk meningkatkan ekonomi suatu negara,
penekanannya terdapat pada keseluruhan proses di mana masyarakat berkembang
dari suatu tahap ke tahap yang lain. Tahap-tahap yang berbeda ini ditujukan untuk
mengidentifikasi variabel-variabel kritis atau strategis yang dianggap mengangkat
12
kondisi-kondisi yang cukup dan perlu untuk perubahan dan transisi menuju
tahapan baru yang berkualitas. Teori ini secara mendasar bersifat unilinear dan
universal, serta dianggap bersifat permanen.
Pembangunan, dalam arti proses, diartikan sebagai modernisasi yakni
pergerakan dari masyarakat pertanian berbudaya tradisional ke arah ekonomi yang
berfokus pada rasional, industri, dan jasa. Untuk menekankan sifat alami
‘pembangunan’ sebagai sebuah proses, Rostow menggunakan analogi dari sebuah
pesawat terbang yang bergerak sepanjang lintasan terbang hingga pesawat itu
dapat lepas landas dan kemudian melayang di angkasa.
Pembangunan, dalam arti tujuan, dianggap sebagai kondisi suatu negara
yang ditandai dengan adanya:
a) kemampuan konsumsi yang besar pada sebagian besar masyarakat,
b) sebagian besar non-pertanian, dan
c) sangat berbasis perkotaan.
Sebagai bagian teori modernisasi, teori ini mengkonsepsikan pembangunan
sebagai modernisasi yang dicapai dengan mengikuti model kesuksesan Barat. Para
pakar ekonomi menganggap bahwa teori tahap-tahap pertumbuhan ekonomi ini
merupakan contoh terbaik dari apa yang diistilahkan sebagai ‘teori modernisasi’.
Rostow membagi proses pembangunan ke dalam lima tahapan yaitu:
1. Tahap masyarakat tradisional (the traditional society), dengan
karakteristiknya:
Pertanian padat tenaga kerja;
Belum mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi (era Newton);
Ekonomi mata pencaharian;
Hasil-hasil tidak disimpan atau diperdagangkan; dan
Adanya sistem barter.
2. Tahap pembentukan prasyarat tinggal landas (the preconditions for
takeoff), yang ditandai dengan:
Pendirian industri-industri pertambangan;
Peningkatan penggunaan modal dalam pertanian;
Perlunya pendanaan asing;
13
Tabungan dan investasi meningkat;
Terdapat lembaga dan organisasi tingkat nasional;
Adanya elit-elit baru;
Perubahan seringkali dipicu oleh gangguan dari luar.
3. Tahap tinggal landas (the take-off), yaitu ditandai dengan:
Industrialisasi meningkat;
Tabungan dan investasi semakin meningkat;
Peningkatan pertumbuhan regional;
Tenaga kerja di sektor pertanian menurun;
Stimulus ekonomi berupa revolusi politik,
Inovasi teknologi,
Perubahan ekonomi internasional,
Laju investasi dan tabungan meningkat 5 – 10 persen dari
Pendapatan nasional,
Sektor usaha pengolahan (manufaktur),
Pengaturan kelembagaan (misalnya sistem perbankan).
4. Tahap pergerakan menuju kematangan ekonomi (the drive to maturity),
ciri-cirinya:
Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan;
Diversifikasi industri;
Penggunaan teknologi secara meluas;
Pembangunan di sektor-sektor baru;
Investasi dan tabungan meningkat 10 – 20 persen dari pendapatan
nasional.
5. Tahap era konsumsi-massal tingkat tinggi (the age of high mass-
consumption) dengan:
Proporsi ketenagakerjaan yang tinggi di bidang jasa;
Meluasnya konsumsi atas barang-barang yang tahan lama dan jasa;
Peningkatan atas belanja jasa-jasa kemakmuran
14
Dengan melihat aspek lainnya yaitu sosial, politik, dan aspek nilai-nilai
mengenai karakteristik tahap-tahap pertumbuhan ekonomi di atas, maka dapat
digambarkan sebagai berikut:
Menurut Rostow, dalam hal mengenai perubahan dari tahap tradisional ke
arah industrial sebagai syarat pembangunan dan kemajuan, pembangunan
ekonomi atau proses transformasi masyarakat dari tahap tradisional menjadi
masyarakat modern merupakan suatu proses yang multi-dimensional.
Pembangunan ekonomi bukan berarti perubahan struktur ekonomi suatu negara
yang ditunjukkan oleh menurunnya peranan sektor pertanian dan meningkatnya
peran sektor industri saja. Perubahan yang dimaksud selain dari perubahan
struktural dari tradisionalitas menuju modernitas, dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik, dan sosial yang pada
mulanya berorientasi kepada suatu daerah menjadi berorientasi ke luar.
15
2. Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam
keluarga, yaitu dari menginginkan banyak anak menjadi keluarga
kecil.
3. Perubahan dalam kegiatan investasi masyarkat, dari melakukan
investasi yang tidak produktif (seperti halnya menumpuk emas,
membeli rumah, dan sebagainya) menjadi investasi yang produktif.
4. Perubahan sikap hidup dan adat istiadat yang terjadi kurang
merangsang pembangunan ekonomi (misalnya penghargaan terhadap
waktu, penghargaan terhadap prestasi perorangan, dan sebagainya)
Dengan demikian, dasar pembedaan proses pembangunan ekonomi
menjadi lima tahap tersebut adalah karateristik perubahan keadaan ekonomi,
sosial, dan politik, serta nilai-nilai dalam masyarakat.
Titik sentral dari argumentasi Rostow adalah bahwa cepat atau lambat,
semua masyarakat dunia akan melewati rentetan dari kelima tahap pertumbuhan
ekonomi di atas. Faktor penentunya adalah kondisi alam, ekonomi, politik, dan
budaya.
Terdapat sejumlah kritik terhadap teori Rostow dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Teori Rostow dianggap terlalu sederhana;
2. Rostow menyebut tentang tabungan dan investasi namun tidak
mengklarifikasi mengenai perlunya infrastruktur keuangan untuk
menyalurkan tabungan yang ada ke dalam investasi;
3. Bahwa investasi yang dimaksud Rostow belum tentu akan
menghasilkan pertumbuhan ekonomi;
4. Rostow tidak memasukkan unsur-unsur lain sebagai pendorong
pertumbuhan ekonomi. Perlunya infrastruktur lainnya seperti sumber
daya manusia (pendidikan), jalan-jalan, jalur kereta api, jaringan-
jaringan komunikasi;
5. Teori Rostow tidak menjelaskan bahwa efisiensi dari penggunaan
investasi apakah ditujukan untuk aktivitas-aktivitas produksi ataukah
untuk penggunaan lainnya;
16
6. Bahwa pernyataan Rostow mengenai ekonomi negara-negara di dunia
akan saling mempelajari satu sama lain dan mengurangi waktu yang
dibutuhkan untuk pembangunan pada kenyataannya belum pernah
terjadi.
7. Argumentasi Rostow tentang pertanian sebagai ciri keterbelakangan
tidak beralasan.
8. Rostow berargumentasi bahwa tahapan pertumbuhan ekonomi di
Eropa akan juga terjadi di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
9. Bahwa sejarah pada kenyataannya tidak akan berulang dengan cara
yang sama. Dengan kata lain, bahwa setiap pertumbuhan ekonomi
negara-negara di dunia tidak selalu sama, tetapi justru punya
karakteristik masing-masing.
17
2.3 Faktor-Faktor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi
Dua hal esensial harus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
adalah, pertama sumber-sumber yang harus digunakan secara lebih efisien. Ini
berarti tak boleh ada sumber-sumber menganggur dan alokasi penggunaannya
kurang efisien. Yang kedua, penawaran atau jumlah sumber-sumber atau elemen-
elemen pertumbuhan tersebut haruslah diusahakan pertambahannya. Elemen-
elemen yang memacu pertumbuhan ekonomi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sumber-sumber Alam
Elemen ini meliputi luasnya tanah, sumber mineral dan tambang, iklim,
dan lain-lain. Beberapa negara sedang berkembang sangat miskin akan sumber-
sumber alam, sedikitnya sumber-sumber alam yang dimiliki meruoakan kendala
cukup serius. Dibandingkan dengan sedikitnya kuantitas serta rendahnya
persediaan kapital dan sumber tenaga manusia maka kendala sumber alam lebih
serius.
2. Sumber-sumber Tenaga Kerja
Masalah di bidang sumber daya manusia yang dihadapi oleh negara-negara
sedang berkambang pada umumnya adalah terlalu banyaknya jumlah penduduk,
pendayagunaannya rendah, dan kualitas sumber-sumber daya tenaga kerja sangat
rendah.
3. Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah
Negara-negara sedang berkembang tak mampu mengadakan investasi yang
memadai untuk menaikkan kualitas sumber daya manusia berupa pengeluaran
untuk memelihara kesehatan masyarakat serta untuk pendidikan dan latihan kerja.
4. Akumulasi Kapital
18
Untuk mengadakan akumulasi kapital diperlukan pengorbanan atau
penyisihan konsumsi sekarang selama beberapa decade. Di negara sedang
berkembang, tingkat pendapatan rendah pada tingkat batas hidup mengakibatkan
usaha menyisihkan tabungan sukar dilakukan. Akumulasi kapital tidak hanya
berupa truk, pabrik baja, plastik dan sebagainya; tetapi juga meliputi proyek-
proyek infrastruktur yang merupakan prasyarat bagi industrialisasi dan
pengembangan serta pemasaran produk-produk sektor pertanian. Akumulasi
kapital sering kali dipandang sebagai elemen terpenting dalam pertumbuhan
ekonomi. Usaha-usaha untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dilakukan
dengan memusatkan pada akumulasi kapital. Hal ini karena, pertama, hampir
semua negara-negara berkembang mengalami kelangkaan barang-barang kapital
berupa mesi-mesin dan peralatan produksi, bangunan pabrik, fasilitas umum dan
lain-lain. Kedua, penambahan dan perbaikan kualitas barang-barang modal sangat
penting karena keterbatasan tersedianya tanah yang bisa ditanami.
5. Barang Modal
Agar ekonomi mengalami pertumbuhan, stok barang modal harus
ditambah melalui investasi. Pertumbuhan ekonomi baru dimungkinkan jika
investasi neto lebih besar dari nol. Sebab jika sama dengan nol, perekonomian
hanya dapat berproduksi pada tingkat sebelumnya.
6. Teknologi
Penggunaan teknologi yang semakin tinggi sangat memacu pertumbuhan
ekonomi, jika hanya dlihat dari peningkatan output. Melalui penggunaan
teknologi yang tepat guna, manusia dapat memanfaatkan secara optimal potensi
yang ada dalam diri dan lingkungannya.
7. Uang
Dalam perekonomian modern. uang memegang peranan dan fungsi sentral.
Uang bagi perekonomian ibarat darah dalam tubuh manusia Makin banyak uang
yang digunakan dalam proses produksi, makin besar output yang lebih besar jika
penggunaannya efisien.
8. Manajemen
19
Manajemen adalah peralatan yang sangat dibutuhkan untuk mengelola
perekonomian modern, terutama bagi perekonomian yang sangat mengandalkan
mekanisme pasar. Sistem manajemen yang baik terkadang jauh lebih berguna
dibanding barang modal yang banyak, uang yang berlimpah, dan teknolohi tinggi.
Suatu perekonomian yang tidak terlalu mengandalkan teknologi tinggi, namun
dengan manajemen yang baik, mampu mempertahankan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi.
9. Kewirausahaan (Entrepreneurship)
Para pengusaha memiliki perkiraan yang matang bahwa input yang
dikombinasikannya akan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat atau menjadi barang dan jasa yang akan dibutuhkan masyarakat.
Kemampuan mengombinasikan input dapat disebut sebagai k.emampuan inovasi.
Sejarah mencatat bahwa kemampuan inovasi tidak selalu dikaitkan dengan
teknologi tinggi.
10. Informasi
Dengan infomasi yang sempurna dan seimbang arus informasi, para pelaku
ekonomi dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat dan lebih baik.
2.4 Ciri-ciri Petumbuhan Ekonomi Modern
Ciri-ciri dari pertumbuhan ekonomi modern yang diungkapkan oleh Simon
Kuznets (1966) yang mengacu kepada perkembangan negara-negara maju Eropa
Barat, Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Jepang. Secara ringkas ciri-ciri
tersebut dapat disampaikan sebagai berikut (Jhingan, 1993).
1. Laju pertumbuhan penduduk dan produk perkapita
Pertumbuhan ekonomi modern, sebagaimana terungkap dari pengalaman
Negara maju sejak akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19, ditandai dengan laju
kenaikan produk perkapita yang tinggi (paling sedikit sebesar sepuluh kali) dan
dibarengi dengan laju pertumbuhan penduduk yang cepat (paling sedikit sebesar
lima kali).
20
2. Peningkatan produktifitas
Pertumbuhan ekonomi modern terlihat dari semakin meningkatnya laju
produk perkapita terutama sebagai akibat adanya perbaikan kualitas input yang
meningkatkan efisiensi atau produktifitas per unit input. Hal ini dapat dilihat dari
semakin meningkatnya efisiensi penggunaan tenaga kerja dan kapital.
3. Laju perubahan struktural yang tinggi
Perubahan struktural dalam pertumbuhan ekonomi modern mencakup
peralihan
dari kegiatan pertanian ke nonpertanian, dari industri ke jasa, perubahan dalam
skala unitunit produktif dan peralihan perusahaan perseorangan menjadi
perusahaan berbadan hukum, atau perubahan status kerja buruh.
4. Urbanisasi
Pertumbuhan ekonomi modern ditandai pula dengan semakin banyaknya
penduduk di negara maju yang berpindah dari daerah pedesaan ke daerah
perkotaan, atau yang disebut urbanisasi. Akibat urbanisasi, tingkat dan struktur
konsumsi masyarakat berubah melalui tiga cara. Pertama, urbanisasi
menghasilkan pembagian kerja dan spesialisasi. Kedua, urbanisasi menyebabkan
biaya pemenuhan sejumlah kebutuhan menjadi mahal. Ketiga, demonstration
effect kehidupan kota mendorong kelompok urbanisasi meniru pola konsumsi
orang kota sehingga menyebabkan meningkatnya pengeluaran konsumsi.
5. Ekspansi negara maju
Pertumbuhan negara maju kebanyakan tidak sama. Pada beberapa negara,
pertumbuhan ekonomi modern terjadi lebih awal dari pada negara lain. Hal ini
disebabkan karena perbedaan latar belakang sejarah dan masa lalu, ketika ilmu
dan teknologi modern mulai berkembang.
6. Arus barang, kapital, dan migrasi
Pertumbuhan ekonomi modern selalu ditandai dengan mobilitas barang, kapital,
dan penduduk antar negara yang sangat tinggi. Adanya perkembangan teknologi
transportasi yang modern menyebabkan perpindahan penduduk antar negara, lalu
lintas kapital dan barang, berjalan sangat cepat dan tinggi. Keenam ciri
pertumbuhan ekonomi modern di atas saling kait mengait. Keenamnya terjalin
21
dalam urutan sebab akibat. Dengan rasio yang stabil antara tenaga kerja terhadap
total penduduk, laju kenaikan produk perkapita menjadi tinggi. Ini berarti
produktifitas tenaga kerja menjadi meningkat. Hal ini sebaliknya, menyebabkan
kenaikan yang tinggi dalam produk perkapita dan konsumsi per kapita. Akan
tetapi hal terakhir itu bisa juga karena merupakan hasil dari kemajuan teknologi
dan perubahan skala produksi perusahaan. Perusahaan ini tidak hanya
memproduksi untuk pasar domestik tetapi juga untuk pasar internasional.
2.5 Strategi Pertumbuhan Ekonomi
1. Industrialisasi Versus Pembangunan Pertanian
Pembangunan pertanian bersifat menggunakan teknologi padat tenaga
kerja dan secara relatif menggunakan sedikit kapital; meskipun dalam investasi
pada pembuatan jalan, saluran dan fasilitas pengairan, dan pengembangan
teknologinya. Kenaikan produktivitas sektor pertanian memungkinkan
perekonomian dengan menggunakan tenaga kerja lebih sedikit menghasilkan
kuantitas output bahan makanan yang sama. Dengan demikian sebagian dari
tenaga kerja dapat dipindahkan ke sektor industri tanpa menurunkan output sector
pertanian. Di samping itu pembangunan atau kenaikkan produktivitas dan output
total sektor pertanian akan menaikan pendapatan di sektor tersebut.
22
2. Strategi Impor Versus Promosi Ekspor
Stategi industrialisasi via substitusi impor pada dasarnya dilakukan dengan
membangun industri yang menghasilkan barang-barang yang semula diimpor.
Alternatif kebijakan lain adalah strategi industrialisasi via promosi ekspor.
Kebijakan ini menekankan pada industrialisasi pada sektor-sektor atau kegiatan
produksi da dalam negeri yang mempunyai keunggulan komparatif hingga dapat
memproduksinya dengan biaya rendah dan bersaing dengan menjualnya di pasar
internasional. Strategi ini secara relatif lebih sukar dilaksanakan karena menuntut
kerja keras agar bisa bersaing di pasar internasional.
3. Perlunya Disertivikasi
Usaha mengadakan disertivikasi bagi negara-negara pengekspor utama
minyak dan gas bumi merupakan upaya mempertahankan atau menstabilkan
penerimaan devisanya.
2.6 Manfaat Pertumbuhan Ekonomi
Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:
1. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil
pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk
mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat
pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat
kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara
untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional.
Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh
Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.
3. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan
penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk
dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal).
23
2.7 Peranan Pemerintah Dalam Pertumbuhan Ekonomi
1. Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan sosial,
politik, dan ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi
pertumbuhan ekonomi. Adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa
menjamin terciptanya keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan dan
perdamaian di dalam negeri. Ini sangat diperlukan bagi terciptanya iklim
bekerja dan berusaha yang merupakan motor pertumbuhan ekonomi.
2. Ketidakmampuan atau kelemahan setor swasta melaksanakan fungsi
entreprenurial yang bersedia dan mampu mengadakan akumulasi kapital
dan mengambil inisiatif mengadakan investasi yang diperlukan untuk
memonitori proses pertumbuhan.
3. Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil akumulasi kapital dan investasi
yang dilakukan terutama oleh sektor swasta yang dapat menaikkan
produktivitas perekonomian. Hal ini tidak dapat dicapai atau terwujud bila
tidak didukung oleh adanya barang-barang dan pelayanan jasa sosial
seperti sanitasi dan program pelayanan kesehatan dasr masyarakat,
pendidikan, irigasi, penyediaan jalan dan jembatan serta fasilitas
komunikasi, program-program latihan dan keterampilan, dan program
lainnya yang memberikan manfaat kepada masyarakat.
4. Rendahnya tabungan-investasi masyarakat (sekor swasta) merupakan
pusat atau faktor penyebab timbulnya dilema kemiskinan yang
menghambat pertumbuhan ekonomi. Seperti telah diketahui hal ini karena
rendahnya tingkat pendapatan dan karena adanya efek demonstrasi meniru
tingkat konsumsi di negara-negara maju olah kelompok kaya yang
sesungguhnya bias menabung.
5. Hambatan sosial utama dalam menaikkan taraf hidup masyarakat adalah
jumlah penduduk yang sangat besar dan laju pertumbuhannya yang sangat
cepat. Program pemerintahlah yang mampu secara intensif menurunkan
laju pertambahan penduduk yang cepat lewat program keluarga berencana
dan melaksanakan program-program pembangunan pertanian atau daerah
pedesaan yang bisa mengerem atau memperlambat arus urbanisasi
24
penduduk pedesaan menuju ke kota-kota besar dan mengakibatkan
masalah-masalah social, politis, dan ekonomi.
6. Pemerintah dapat menciptakan semangat atau spirit untuk mendorong
pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tidak hanya
memerlukan pengembangan faktor penawaran saja, yang menaikkan
kapasitas produksi masyarakat, yaitu sumber-sumber alam dan manusia,
kapital, dan teknologi;tetapi juga faktor permintaan luar negeri. Tanpa
kenaikkan potensi produksi tidak dapat direalisasikan.
25
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan kepada pertumbuhan ekonomi yang berlaku di berbagai
Negara dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan
dan pembangunan suatu negara adalah kekayaan alam dan tanahnya, jumlah dan
tanahnya, jumlah dan mutu tenaga kerja, barang-barang modal yang tersedia,
tingkat teknologi yang digunakan dan sistem social dan sikap masyarakat.
Kebanyakkan Negara berkembang menghadapi banyak masalah dalam
mempercepat pertumbuhan ekonomi. Hambatan-hambatan terpenting dalam
mempercepat pertumbuhan ekonomi di negara berkembang :
1. Kegiatan sektor pertanian masih tetap tradisional dan produktivitasnya
sangat rendah.
2. Kebanyakkan negara menghadapi masalah kekurangan dana modal dan
barang modal yang modern.
3. Tenaga terampil, terdidik dan keahlian keusahawanan penawarannya
masih jauh dibawah jumlah yang diperlukan.
4. Perkembangan penduduk sangat pesat.
5. Berbagai masalah instituisi, sosial kebudayaan dan politik sering dihadapi.
Berkembangnya kegiatan perekonomian maju dengan adanya barang dan
jasa bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
Salah satu ciri perekonomi suatu Negara itu modern, yaitu dengan adanya
produk perkapita, produkifitas dari kegiatan masyarakat, dan arus barang dinegara
tersebut meningkat. Supaya suatu Negara tersebut mengalami kemajuan ekonomi
yang modern diperlukan peran kebijakan pemerintah dalam mempercepat
pembangunan ekonomi. Sehingga antara masyarakat yang melaksankan
perkekonomian dan pemerintah yang membuat kebijakan saling
berkesinambungan dan bekerja sama.