40
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami dunia semenjak dua abad belakangan ini. Dalam periode tersebut dunia telah mengalami perubahan yang sangat nyata apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Oleh karena itu perhatian utama masyarakat perekonomian dunia tertuju pada cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan nasional. Para ekonom dan politisi dari semua negara, baik negara-negara kaya maupun miskin, yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya sangat mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Sampai abad ke-18 kebanyakkan masyarakat di berbagai Negara masih hidup pada tahap subsistem dan mata pencaharian utamanya adalah dari melakukan kegiatan di sektor pertanian, perikanan atau berburu. Pada saat ini keadaan sudah sangat berbeda, kemampuan manusia untuk pergi ke bulan dan mewujudkan komputer yang canggih merupakan contoh yang nyata dari betapa

Teori Pertumbuhan Ekonomi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teori pertumbuhan ekonomi

Citation preview

Page 1: Teori Pertumbuhan Ekonomi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka

panjang. Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang

dialami dunia semenjak dua abad belakangan ini. Dalam periode tersebut dunia

telah mengalami perubahan yang sangat nyata apabila dibandingkan dengan

periode sebelumnya. Oleh karena itu perhatian utama masyarakat perekonomian

dunia tertuju pada cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan

nasional. Para ekonom dan politisi dari semua negara, baik negara-negara kaya

maupun miskin, yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran,

semuanya sangat mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi

(economic growth).

Sampai abad ke-18 kebanyakkan masyarakat di berbagai Negara masih

hidup pada tahap subsistem dan mata pencaharian utamanya adalah dari

melakukan kegiatan di sektor pertanian, perikanan atau berburu. Pada saat ini

keadaan sudah sangat berbeda, kemampuan manusia untuk pergi ke bulan dan

mewujudkan komputer yang canggih merupakan contoh yang nyata dari betapa

jauhnya manusia telah mengalami kemajuan sejak dua tau tiga abad yang lalu.

Pada setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu mengumpulkan

data-data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP

relatifnya, dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-angka

pertumbuhan yang membesarkan hati. “Pengejaran pertumbuhan” merupakan

tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia dewasa ini. Seperti

kita telah ketahui, berhasil-tidaknya program-program pembangunan di negara-

negara dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat

pertumbuhan output dan pendapatan nasional.

Istilah pertumbuhan ekonomi sering dicampurbaurkan dengan

perkembangan ekonomi, dan pemakaiannya selalu berganti-ganti, sehingga

Page 2: Teori Pertumbuhan Ekonomi

2

kelihatan pengertian antara keduanya dianggap sama. Akan tetapi beberapa ahli

ekonomi, seperti Schumpeter (1911) dan Ursula Hicks (1957) telah menarik

perbedaan yang lazim antara istilah perkembangan ekonomi dan pertumbuhan

ekonomi (Jhingan, 1993). Menurut kedua pakar tersebut perkembangan ekonomi

mengacu kepada masalah-masalah Negara terbelakang, sedangkan pertumbuhan

ekonomi mengacu kepada masalah-masalah Negara maju. Demikian juga menurut

Maddison (1970) , ia mengatakan bahwa di negara-negara maju kenaikan dalam

tingkat pendapatan biasanya disebut pertumbuhan ekonomi, sedang di negara

miskin ia disebut perkembangan ekonomi. Namun ada juga pakar ekonomi

lainnya yang beranggapan bahwa antara pertumbuhan ekonomi dengan

perkembangan ekonomi merupakan sinonim, misalnya pendapat dari Arthur

Lewis (1954), serta Meir and Baldwin (1973).

Mengingat konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolok ukur penilaian

pertumbuhan ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara

luas, maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha

mempelajari hakekat dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut.

Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu

pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus

dalam jangka panjang.

Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator

keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan

ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat

indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan

ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan mengolah

kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal,

penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan,

penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.

Uraian-uraian diatas merupakan latar belakang begitu pentingnya

pemahaman terhadap teori pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu penulis mencoba

untuk menyajikan topik pembahasan teori pertumbuhan ekonomi dalam bentuk

Page 3: Teori Pertumbuhan Ekonomi

3

makalah dengan harapan supaya mudah dipahami oleh pembaca.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka perumusan masalah yang disusun

bertujuan untuk memberikan pemahaman yang jelas mengenai teori pertumbuhan

ekonomi sebagai dasar untuk mengetahui tingkat perekonomian suatu Negara.

Adapaun pokok bahasan yang disampaikan pada makalah ini adalah sebagai

berikut :

1. Pengertian pertumbuhan ekonomi

2. Teori dan model pertumbuhan ekonomi

3. Faktor-faktor penggerak pertumbuhan ekonomi

4. Ciri-ciri pertumbuhan ekonomi modern

5. Strategi pertumbuhan ekonomi

6. Manfaat pertumbuhan ekonomi

7. Peranan pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi

Dengan tujuh pokok bahasan diatas, dharapkan pembaca bisa memahami

secara mendalam mengenai pertumbuhan ekonomi, baik dari segi teori maupun

dari segi aplikasi atau realita pada perekonomian suatu negara.

Page 4: Teori Pertumbuhan Ekonomi

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk

nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan

tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan outputriil. Definisi lain

menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output

perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur

dengan output riil per orang.

Selain itu pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) merupakan

perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa

yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat

meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah

makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi

barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya

tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama

besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari

pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan

ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya.

Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari perubahan atau kenaikan pada

sisi aggregate demand dan sisi aggregat supply. Seperti yang terlihat pada

Gambar 1. Apabila pada periode awal (t=0) output (GNP) adalah Y0, maka yang

dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah apabila pada periode berikutnya

output-nya adalah Y1

Page 5: Teori Pertumbuhan Ekonomi

5

Gambar 1 : Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat

Melalui Gambar 1 bisa dilihat bahwa pertumbuhan tersebut dapat

disebabkan oleh pergeseran kurva penawaran agregat (AS), perhatikan bagian [a],

atau pergeseran kurva permintaan agregat (AD), lihat bagian [b]. Pertanyaan

sekarang ialah : faktor-faktor apakah yang menyebabkan pergeseran kurva-kurva

tersebut ?

Proses pertumbuhan ekonomi secara garis besarnya dipengaruhi oleh dua

macam faktor, yakni faktor ekonomi dan non ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

suatu Negara sangat tergantung pada sumber alamnya, sumber daya manusia,

kapital, usaha, teknologi, dan sebagainya. Semua itu merupakan faktor-faktor

ekonomi. Tetapi pertumbuhan ekonomi tidak mungkin bisa terjadi selama

lembaga sosial dan budaya, kondisi politik dan keamanan, serta nilai-nilai moral

dalam suatu bangsa tidak menunjang. Dengan kata lain tanpa adanya dukungan

faktor-faktor non ekonomi semacam itu secara baik, maka pertumbuhan ekonomi

kemungkinan tidak terwujud.

Adapun untuk menghitung laju pertumbuhan ekonomi pada suatu

negaraberdasarkan konsep GNP caranya sebagai berikut :

Page 6: Teori Pertumbuhan Ekonomi

6

dimana gt adalah pertumbuhan ekonomi pada tahun t, GNPt adalah besarnya Gross

National Product pada tahun ke t, dan GNPt-1 adalah besarnya Gross National

Product pada tahun ke t-1. Teknik perhitungan laju pertumbuhan ekonomi

semacam inilah yang paling banyak digunakan oleh setiap instansi-instansi,

lembaga-lembaga, badan-badan resmi pemerintah maupun swasta.

Sebenarnya perhitungan laju pertumbuhan ekonomi untuk suatu Negara

banyak caranya, tergantung model pertumbuhan bagaimana yang digunakan.

Beberapa model pertumbuhan ekonomi dibahas pada sub bab selanjutnya.

2.2 Teori Dan Model Pertumbuhan Ekonomi

Dalam zaman ahli ekonomi klasik, seperti Adam Smith dalam buku

karangannya yang berjudul An Inguiry into the Nature and Causes of the Wealt

Nations, menganalisis sebab berlakunya pertumbuhan ekonomidan factor yang

menentukan pertumbuhan ekonomi. Setelah Adam Smith, beberapa ahli ekonomi

klasik lainnya seperti Ricardo, Malthus, Stuart Mill, juga membahas masalah

perkembangan ekonomi .

1. Teori Inovasi Schum Peter

Schumpeter dalam teorinya menitikberatkan pada pentingnya peranan

pengusaha di dalam mewujudkan suatu pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu

juga ditunjukan bahwa para pengusaha merupakan golongan yang akan terus-

menerus membuat suatu pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi.

Inovasi itu biasanya merupakan:

1. Memproduksi produk-produk baru yang belum ada di pasar saat ini,

2. Mempertinggi efisiensi produksi dalam menghasilkan suatu barang,

3. Memperluas pasar suatu barang ke pasaran-pasaran yang benar-benar

baru,

4. Mengembangkan sumber bahan baku atau bahan mentah yang baru; dan

juga

5. Mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi, dengan tujuan

untuk mempertinggi keefisienan kegiatan perusahaan.

Page 7: Teori Pertumbuhan Ekonomi

7

Schumpeter juga membedakan investasi kepada dua golongan, yaitu

penanaman modal otonomi dan penanaman modal terpengaruh. Penanaman

modal otonomi adalah penanaman modal yang ditimbulkan pada kegiatan

ekonomi yang muncul sebagai akibat kegiatan inovasi. Menurut Schumpeter jika

semakin tinggi tingkat kemajuan sesuatu ekonomi maka semakin terbatas pula

kemungkinan untuk mengadakan suatu inovasi. Dengan demikian, pertumbuhan

ekonomi akan berjalan lambat. Hingga akan tercipta keadaan tidak berkembang

(stationary/state). Akan tetapi, berbeda dengan pandangan klasik, dalam

pandangan Schumpeter keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat

pertumbuhan yang tinggi.

Faktor-faktor penentu bagi tumbuh dan kembangnya sektor bisnis adalah,

faktor-faktor lingkungan yang terdiri dari :

1. Konsumen;

2. Teknologi inovasi;

3. Globalisasi;

4. Ekonomi;

5. Pemerintah;

6. Social budaya.

Diantara faktor lingkungan tersebut, maka perkembangan teknologi

(informasi dan komunikasi) oleh banyak kalangan dikatakan sebagai faktor

lingkungan yang paling banyak mempengaruhi sektor bisnis. Selain itu

meningkatnya sektor bisnis juga dipicu beberapa faktor pendorong yaitu:

meningkatnya tuntutan konsumen terhadap kualitas, pengurangan biaya,

pelayanan jasa, konsumen internal, peningkatan produksi dan berkembangnya

organisasi Nirlaba.

Perkembangan sektor bisnis kedepan sepertinya akan menunjukkan

pertumbuhan signifikan karena adanya perkembangan teknologi internet,

digitalisasi dan komunikasi sehingga jarak bukan lagi menjadi suatu kendala

kendala karena komunikasi dan informasi dapat dijalin melalui jaringan Internet.

Hal ini juga menjadi tujuan akhir Globalisasi, yakni “Jarak Bukanlah Masalah”

atau dengan kata lain Dunia diibaratkan hanya sebuah tempat kecil.

Page 8: Teori Pertumbuhan Ekonomi

8

Sehingga dapat disimpulkan bahwa teori ini menekankan pada faktor

inovasi enterpreneur sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi kapitalilstik.

Dinamika persaingan akan mendorong hal ini.

Page 9: Teori Pertumbuhan Ekonomi

9

2. Model Pertumbuhan Harrod-Domar

Harrod-Domar memberi peranan kunci kepada investasi di dalam proses

pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai sifat ganda yang dimiliki investasi.

Pertama, investasi menciptakan pendapatan (merupakan dampak dari permintaan

investasi), dan kedua, investasi memperbesar kapasitas produksi perekonomian

dengan cara meningkatkan stok kapital (merupakan dampak dari penawaran

investasi). Karena itu selama investasi netto tersedia dan tetap berlangsung,

pendapatan riil dan output akan senantiasa meningkat. Namun demikian, untuk

mempertahankan tingkat ekuilibrium pendapatan pada kapasitas full employment,

baik pendapatan riil dan output keduanya harus dalam laju yang sama pada saat

kapasitas produktif kapital meningkat. Kalau tidak, setiap perbedaan antara

keduanya akan menimbulkan kelebihan kapasitas atau ada kapasitas yang

menganggur (idle capacity). Hal ini memaksa pengusaha membatasi pengeluaran

investasinya yang akhirnya membawa dampak buruk terhadap perekonomian

yaitu menurunkan pendapatan dan kesempatan kerja pada periode berikutnya,

sehingga menggeser perekonomian keluar jalur steady growth.

Jadi apabila employment hendak dipertahankan dalam jangka panjang

maka investasi harus senantiasa diperbesar. Hal ini jelas memerlukan

pertumbuhan pendapatan riil secara terus menerus pada tingkat yang cukup untuk

menjamin penggunaan kapasitas secara penuh atas stok kapital yang terus tumbuh.

Tingkat pertumbuhan pendapatan yang diperlukan inilah disebut sebagai

warranted rate of growth atau tingkat pertumbuhan yang terjamin.

Teori ini menekankan konsep tingkat pertumbuhan natural. Selain

kuantitas faktor produksi tenaga kerja diperhitungkan juga kenaikan efisiensi

karena pendidikan dan latihan. Model ini dapat menentukan berapa besarnya

tabungan atau investasi yang diperlukan untuk memelihar tingkat laju

pertumbuhan ekonomi natural yaitu angka laju pertumbuhan ekonomi natural

dikalikan dengan nisbah kapital-output. Model Harrod-Domar dibangun

berdasarkan asumsi-asumsi :

1. Perekonomian dalam kondisi full employment dan closed economy;

2. Tidak ada campur tangan pemerintah;

Page 10: Teori Pertumbuhan Ekonomi

10

3. APS sama dengan MPS, dan MPS dianggap konstan;

4. rasio stok kapital terhadap pendapatan dianggap tetap;

5. Tidak ada penyusutan barang capital;

6. Tingkat harga umum konstan (upah riil sama dengan pendapatan riil);

7. Tidak ada perubahan tingkat bunga.

3. Model Input-Output Leontief

Model ini merupakan gambaran menyeluruh tentang aliran dan hubungan

antarindustri. Dengan menggunakan tabel ini maka perencanaan pertumbuhan

ekonomi dapat dilakukan secara konsisten karena dapat diketahui gambaran

hubungan aliran input-output antarindustri. Hubungan tersebut diukur dengan

koefisien input-output dan dalam jangka pendek/menengah dianggap konstan tak

berubah .

4. Model Pertumbuhan Lewis

Berbeda dengan Harrod-Domar yang memberikan tekanan kepada

pentingnya peranan modal, Arthur Lewis (1954) dengan model surplus of labor-

nya memberikan tekanan kepada peranan jumlah penduduk. Dalam model ini

diasumsikan terdapat penawaran tenaga kerja yang sangat elastis. Ini berarti para

pengusaha dapat meningkatkan produksinya dengan mempekerjakan tenaga kerja

yang lebih banyak tanpa harus menaikkan tingkat upahnya. Meningkatnya

pendapatan yang dapat diperoleh oleh kaum pemilik modal akan mendorong

investasi-investasi baru karena kelompok ini mempunyai hasrat menabung dan

menanam modal (marginal propensity to save and invest) yang lebih tinggi

dibandingkan dengan kaum pekerja. Tingkat investasi yang tinggi pada gilirannya

akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Model ini merupakan model yang khusus menerangkan kasus negara

sedang berkembang banyak (padat) penduduknya. Tekanannya adalah pada

perpindahan kelebihan penduduk disektor pertanian ke sektor modern kapitalis

industri yang dibiayai dari surplus keuntungan.

Page 11: Teori Pertumbuhan Ekonomi

11

5. Model Pertumbuhan Ekonomi Rostow

Model ini menekankan tinjauannya pada sejarah tahap-tahap pertumbuhan

ekonomi serta ciri dan syarat masing-masing. Tahap-tahap tersebut adalah tahap

masyarakat tradisional, tahap prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, ahap

gerakan ke arah kedewasaan, dan akhirnya tahap konsumsi tinggi.

Teori Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi ini diklasifikan sebagai teori

modernisasi. Artikel Walt Whitman Rostow yang dimuat dalam Economics

Journal pada Maret 1956 berjudul The Take-Off Into Self-Sustained Growth pada

awalnya memuat ide sederhana bahwa transformasi ekonomi setiap negara dapat

ditelisik dari aspek sejarah pertumbuhan ekonominya hanya dalam tiga tahap:

tahap prekondisi tinggal landas (yang membutuhkan waktu berabad-abad

lamanya), tahap tinggal landas (20-30 tahun), dan tahap kemandirian ekonomi

yang terjadi secara terus-menerus.

Walt Whitman Rostow kemudian mengembangkan ide tentang perspektif

identifikasi dimensi ekonomi tersebut menjadi lima tahap kategori dalam

bukunya  The Stages of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto yang

diterbitkan pada tahun 1960. Ia meluncurkan teorinya sebagai ‘sebuah manifesto

anti-komunis’ sebagaimana tertulis dalam bentuk subjudul. Rostow menjadikan

teorinya sebagai alternatif bagi teori Karl Marx mengenai sejarah modern.

Fokusnya pada peningkatan pendapatan per kapita, Buku itu kemudian mengalami

pengembangan dan variasi pada tahun 1978 dan 1980.

Rostow pulalah yang membuat distingsi antara sektor tradisional dan

sektor kapitalis modern. Frasa-frasa ini terkenal dengan terminologi ‘less

developed’, untuk menyebut kondisi suatu negara yang masih mengandalkan

sektor tradisional, dan terminologi ’more developed’ untuk menyebut kondisi

suatu negara yang sudah mencapai tahap industrialisasi dengan mengandalkan

sektor kapitalis modern.

Dalam hal prekondisi untuk meningkatkan ekonomi suatu negara,

penekanannya terdapat pada keseluruhan proses di mana masyarakat berkembang

dari suatu tahap ke tahap yang lain. Tahap-tahap yang berbeda ini ditujukan untuk

mengidentifikasi variabel-variabel kritis atau strategis yang dianggap mengangkat

Page 12: Teori Pertumbuhan Ekonomi

12

kondisi-kondisi yang cukup dan perlu untuk perubahan dan transisi menuju

tahapan baru yang berkualitas. Teori ini secara mendasar bersifat unilinear dan

universal, serta dianggap bersifat permanen.

Pembangunan, dalam arti proses, diartikan sebagai modernisasi yakni

pergerakan dari masyarakat pertanian berbudaya tradisional ke arah ekonomi yang

berfokus pada rasional, industri, dan jasa. Untuk menekankan sifat alami

‘pembangunan’ sebagai sebuah proses, Rostow menggunakan analogi dari sebuah

pesawat terbang yang bergerak sepanjang lintasan terbang hingga pesawat itu

dapat lepas landas dan kemudian melayang di angkasa.

Pembangunan, dalam arti tujuan, dianggap sebagai kondisi suatu negara

yang ditandai dengan adanya:

a) kemampuan konsumsi yang besar pada sebagian besar masyarakat,

b) sebagian besar non-pertanian, dan

c) sangat berbasis perkotaan.

Sebagai bagian teori modernisasi, teori ini mengkonsepsikan pembangunan

sebagai modernisasi yang dicapai dengan mengikuti model kesuksesan Barat. Para

pakar ekonomi menganggap bahwa teori tahap-tahap pertumbuhan ekonomi ini

merupakan contoh terbaik dari apa yang diistilahkan sebagai ‘teori modernisasi’.

Rostow membagi proses pembangunan ke dalam lima tahapan yaitu:

1. Tahap masyarakat tradisional (the traditional society), dengan

karakteristiknya:

Pertanian padat tenaga kerja;

Belum mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi (era Newton);

Ekonomi mata pencaharian;

Hasil-hasil tidak disimpan atau diperdagangkan; dan

Adanya sistem barter.

2. Tahap pembentukan prasyarat tinggal landas (the preconditions for

takeoff), yang ditandai dengan:

Pendirian industri-industri pertambangan;

Peningkatan penggunaan modal dalam pertanian;

Perlunya pendanaan asing;

Page 13: Teori Pertumbuhan Ekonomi

13

Tabungan dan investasi meningkat;

Terdapat lembaga dan organisasi tingkat nasional;

Adanya elit-elit baru;

Perubahan seringkali dipicu oleh gangguan dari luar.

3. Tahap tinggal landas (the take-off), yaitu ditandai dengan:

Industrialisasi meningkat;

Tabungan dan investasi semakin meningkat;

Peningkatan pertumbuhan regional;

Tenaga kerja di sektor pertanian menurun;

Stimulus ekonomi berupa revolusi politik,

Inovasi teknologi,

Perubahan ekonomi internasional,

Laju investasi dan tabungan meningkat 5 – 10 persen dari

Pendapatan nasional,

Sektor usaha pengolahan (manufaktur),

Pengaturan kelembagaan (misalnya sistem perbankan).

4. Tahap pergerakan menuju kematangan ekonomi (the drive to maturity),

ciri-cirinya:

Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan;

Diversifikasi industri;

Penggunaan teknologi secara meluas;

Pembangunan di sektor-sektor baru;

Investasi dan tabungan meningkat 10 – 20 persen dari pendapatan

nasional.

5. Tahap era konsumsi-massal tingkat tinggi (the age of high mass-

consumption) dengan:

Proporsi ketenagakerjaan yang tinggi di bidang jasa;

Meluasnya konsumsi atas barang-barang yang tahan lama dan jasa;

Peningkatan atas belanja jasa-jasa kemakmuran

Page 14: Teori Pertumbuhan Ekonomi

14

Dengan melihat aspek lainnya yaitu sosial, politik, dan aspek nilai-nilai

mengenai karakteristik tahap-tahap pertumbuhan ekonomi di atas, maka dapat

digambarkan sebagai berikut:

Menurut Rostow, dalam hal mengenai perubahan dari tahap tradisional ke

arah industrial sebagai syarat pembangunan dan kemajuan, pembangunan

ekonomi atau proses transformasi masyarakat dari tahap tradisional menjadi

masyarakat modern merupakan suatu proses yang multi-dimensional.

Pembangunan ekonomi bukan berarti perubahan struktur ekonomi suatu negara

yang ditunjukkan oleh menurunnya peranan sektor pertanian dan meningkatnya

peran sektor industri saja. Perubahan yang dimaksud selain dari perubahan

struktural dari tradisionalitas menuju modernitas, dapat digambarkan sebagai

berikut:

1. Perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik, dan sosial yang pada

mulanya berorientasi kepada suatu daerah menjadi berorientasi ke luar.

Page 15: Teori Pertumbuhan Ekonomi

15

2. Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam

keluarga, yaitu dari menginginkan banyak anak menjadi keluarga

kecil.

3. Perubahan dalam kegiatan investasi masyarkat, dari melakukan

investasi yang tidak produktif (seperti halnya menumpuk emas,

membeli rumah, dan sebagainya) menjadi investasi yang produktif.

4. Perubahan sikap hidup dan adat istiadat yang terjadi kurang

merangsang pembangunan ekonomi (misalnya penghargaan terhadap

waktu, penghargaan terhadap prestasi perorangan, dan sebagainya)

Dengan demikian, dasar pembedaan proses pembangunan ekonomi

menjadi lima tahap tersebut adalah karateristik perubahan keadaan ekonomi,

sosial, dan politik, serta nilai-nilai dalam masyarakat.

Titik sentral dari argumentasi Rostow adalah bahwa cepat atau lambat,

semua masyarakat dunia akan melewati rentetan dari kelima tahap pertumbuhan

ekonomi di atas. Faktor penentunya adalah kondisi alam, ekonomi, politik, dan

budaya.

Terdapat sejumlah kritik terhadap teori Rostow dapat digambarkan sebagai

berikut:

1. Teori Rostow dianggap terlalu sederhana;

2. Rostow menyebut tentang tabungan dan investasi namun tidak

mengklarifikasi mengenai perlunya infrastruktur keuangan untuk

menyalurkan tabungan yang ada ke dalam investasi;

3. Bahwa investasi yang dimaksud Rostow belum tentu akan

menghasilkan pertumbuhan ekonomi;

4. Rostow tidak memasukkan unsur-unsur lain sebagai pendorong

pertumbuhan ekonomi. Perlunya infrastruktur lainnya seperti sumber

daya manusia (pendidikan), jalan-jalan, jalur kereta api, jaringan-

jaringan komunikasi;

5. Teori Rostow tidak menjelaskan bahwa efisiensi dari penggunaan

investasi apakah ditujukan untuk aktivitas-aktivitas produksi ataukah

untuk penggunaan lainnya;

Page 16: Teori Pertumbuhan Ekonomi

16

6. Bahwa pernyataan Rostow mengenai ekonomi negara-negara di dunia

akan saling mempelajari satu sama lain dan mengurangi waktu yang

dibutuhkan untuk pembangunan pada kenyataannya belum pernah

terjadi.

7. Argumentasi Rostow tentang pertanian sebagai ciri keterbelakangan

tidak beralasan.

8. Rostow berargumentasi bahwa tahapan pertumbuhan ekonomi di

Eropa akan juga terjadi di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

9. Bahwa sejarah pada kenyataannya tidak akan berulang dengan cara

yang sama. Dengan kata lain, bahwa setiap pertumbuhan ekonomi

negara-negara di dunia tidak selalu sama, tetapi justru punya

karakteristik masing-masing.

Page 17: Teori Pertumbuhan Ekonomi

17

2.3 Faktor-Faktor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

Dua hal esensial harus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi

adalah, pertama sumber-sumber yang harus digunakan secara lebih efisien. Ini

berarti tak boleh ada sumber-sumber menganggur dan alokasi penggunaannya

kurang efisien. Yang kedua, penawaran atau jumlah sumber-sumber atau elemen-

elemen pertumbuhan tersebut haruslah diusahakan pertambahannya. Elemen-

elemen yang memacu pertumbuhan ekonomi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sumber-sumber Alam

Elemen ini meliputi luasnya tanah, sumber mineral dan tambang, iklim,

dan lain-lain. Beberapa negara sedang berkembang sangat miskin akan sumber-

sumber alam, sedikitnya sumber-sumber alam yang dimiliki meruoakan kendala

cukup serius. Dibandingkan dengan sedikitnya kuantitas serta rendahnya

persediaan kapital dan sumber tenaga manusia maka kendala sumber alam lebih

serius.

2. Sumber-sumber Tenaga Kerja

Masalah di bidang sumber daya manusia yang dihadapi oleh negara-negara

sedang berkambang pada umumnya adalah terlalu banyaknya jumlah penduduk,

pendayagunaannya rendah, dan kualitas sumber-sumber daya tenaga kerja sangat

rendah.

3. Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah

Negara-negara sedang berkembang tak mampu mengadakan investasi yang

memadai untuk menaikkan kualitas sumber daya manusia berupa pengeluaran

untuk memelihara kesehatan masyarakat serta untuk pendidikan dan latihan kerja.

4. Akumulasi Kapital

Page 18: Teori Pertumbuhan Ekonomi

18

Untuk mengadakan akumulasi kapital diperlukan pengorbanan atau

penyisihan konsumsi sekarang selama beberapa decade. Di negara sedang

berkembang, tingkat pendapatan rendah pada tingkat batas hidup mengakibatkan

usaha menyisihkan tabungan sukar dilakukan. Akumulasi kapital tidak hanya

berupa truk, pabrik baja, plastik dan sebagainya; tetapi juga meliputi proyek-

proyek infrastruktur yang merupakan prasyarat bagi industrialisasi dan

pengembangan serta pemasaran produk-produk sektor pertanian. Akumulasi

kapital sering kali dipandang sebagai elemen terpenting dalam pertumbuhan

ekonomi. Usaha-usaha untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dilakukan

dengan memusatkan pada akumulasi kapital. Hal ini karena, pertama, hampir

semua negara-negara berkembang mengalami kelangkaan barang-barang kapital

berupa mesi-mesin dan peralatan produksi, bangunan pabrik, fasilitas umum dan

lain-lain. Kedua, penambahan dan perbaikan kualitas barang-barang modal sangat

penting karena keterbatasan tersedianya tanah yang bisa ditanami.

5. Barang Modal

Agar ekonomi mengalami pertumbuhan, stok barang modal harus

ditambah melalui investasi. Pertumbuhan ekonomi baru dimungkinkan jika

investasi neto lebih besar dari nol. Sebab jika sama dengan nol, perekonomian

hanya dapat berproduksi pada tingkat sebelumnya.

6. Teknologi

Penggunaan teknologi yang semakin tinggi sangat memacu pertumbuhan

ekonomi, jika hanya dlihat dari peningkatan output. Melalui penggunaan

teknologi yang tepat guna, manusia dapat memanfaatkan secara optimal potensi

yang ada dalam diri dan lingkungannya.

7. Uang

Dalam perekonomian modern. uang memegang peranan dan fungsi sentral.

Uang bagi perekonomian ibarat darah dalam tubuh manusia Makin banyak uang

yang digunakan dalam proses produksi, makin besar output yang lebih besar jika

penggunaannya efisien.

8. Manajemen

Page 19: Teori Pertumbuhan Ekonomi

19

Manajemen adalah peralatan yang sangat dibutuhkan untuk mengelola

perekonomian modern, terutama bagi perekonomian yang sangat mengandalkan

mekanisme pasar. Sistem manajemen yang baik terkadang jauh lebih berguna

dibanding barang modal yang banyak, uang yang berlimpah, dan teknolohi tinggi.

Suatu perekonomian yang tidak terlalu mengandalkan teknologi tinggi, namun

dengan manajemen yang baik, mampu mempertahankan tingkat pertumbuhan

ekonomi yang tinggi.

9. Kewirausahaan (Entrepreneurship)

Para pengusaha memiliki perkiraan yang matang bahwa input yang

dikombinasikannya akan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan

masyarakat atau menjadi barang dan jasa yang akan dibutuhkan masyarakat.

Kemampuan mengombinasikan input dapat disebut sebagai k.emampuan inovasi.

Sejarah mencatat bahwa kemampuan inovasi tidak selalu dikaitkan dengan

teknologi tinggi.

10. Informasi

Dengan infomasi yang sempurna dan seimbang arus informasi, para pelaku

ekonomi dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat dan lebih baik.

2.4 Ciri-ciri Petumbuhan Ekonomi Modern

Ciri-ciri dari pertumbuhan ekonomi modern yang diungkapkan oleh Simon

Kuznets (1966) yang mengacu kepada perkembangan negara-negara maju Eropa

Barat, Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Jepang. Secara ringkas ciri-ciri

tersebut dapat disampaikan sebagai berikut (Jhingan, 1993).

1. Laju pertumbuhan penduduk dan produk perkapita

Pertumbuhan ekonomi modern, sebagaimana terungkap dari pengalaman

Negara maju sejak akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19, ditandai dengan laju

kenaikan produk perkapita yang tinggi (paling sedikit sebesar sepuluh kali) dan

dibarengi dengan laju pertumbuhan penduduk yang cepat (paling sedikit sebesar

lima kali).

Page 20: Teori Pertumbuhan Ekonomi

20

2. Peningkatan produktifitas

Pertumbuhan ekonomi modern terlihat dari semakin meningkatnya laju

produk perkapita terutama sebagai akibat adanya perbaikan kualitas input yang

meningkatkan efisiensi atau produktifitas per unit input. Hal ini dapat dilihat dari

semakin meningkatnya efisiensi penggunaan tenaga kerja dan kapital.

3. Laju perubahan struktural yang tinggi

Perubahan struktural dalam pertumbuhan ekonomi modern mencakup

peralihan

dari kegiatan pertanian ke nonpertanian, dari industri ke jasa, perubahan dalam

skala unitunit produktif dan peralihan perusahaan perseorangan menjadi

perusahaan berbadan hukum, atau perubahan status kerja buruh.

4. Urbanisasi

Pertumbuhan ekonomi modern ditandai pula dengan semakin banyaknya

penduduk di negara maju yang berpindah dari daerah pedesaan ke daerah

perkotaan, atau yang disebut urbanisasi. Akibat urbanisasi, tingkat dan struktur

konsumsi masyarakat berubah melalui tiga cara. Pertama, urbanisasi

menghasilkan pembagian kerja dan spesialisasi. Kedua, urbanisasi menyebabkan

biaya pemenuhan sejumlah kebutuhan menjadi mahal. Ketiga, demonstration

effect kehidupan kota mendorong kelompok urbanisasi meniru pola konsumsi

orang kota sehingga menyebabkan meningkatnya pengeluaran konsumsi.

5. Ekspansi negara maju

Pertumbuhan negara maju kebanyakan tidak sama. Pada beberapa negara,

pertumbuhan ekonomi modern terjadi lebih awal dari pada negara lain. Hal ini

disebabkan karena perbedaan latar belakang sejarah dan masa lalu, ketika ilmu

dan teknologi modern mulai berkembang.

6. Arus barang, kapital, dan migrasi

Pertumbuhan ekonomi modern selalu ditandai dengan mobilitas barang, kapital,

dan penduduk antar negara yang sangat tinggi. Adanya perkembangan teknologi

transportasi yang modern menyebabkan perpindahan penduduk antar negara, lalu

lintas kapital dan barang, berjalan sangat cepat dan tinggi. Keenam ciri

pertumbuhan ekonomi modern di atas saling kait mengait. Keenamnya terjalin

Page 21: Teori Pertumbuhan Ekonomi

21

dalam urutan sebab akibat. Dengan rasio yang stabil antara tenaga kerja terhadap

total penduduk, laju kenaikan produk perkapita menjadi tinggi. Ini berarti

produktifitas tenaga kerja menjadi meningkat. Hal ini sebaliknya, menyebabkan

kenaikan yang tinggi dalam produk perkapita dan konsumsi per kapita. Akan

tetapi hal terakhir itu bisa juga karena merupakan hasil dari kemajuan teknologi

dan perubahan skala produksi perusahaan. Perusahaan ini tidak hanya

memproduksi untuk pasar domestik tetapi juga untuk pasar internasional.

2.5 Strategi Pertumbuhan Ekonomi

1. Industrialisasi Versus Pembangunan Pertanian

Pembangunan pertanian bersifat menggunakan teknologi padat tenaga

kerja dan secara relatif menggunakan sedikit kapital; meskipun dalam investasi

pada pembuatan jalan, saluran dan fasilitas pengairan, dan pengembangan

teknologinya. Kenaikan produktivitas sektor pertanian memungkinkan

perekonomian dengan menggunakan tenaga kerja lebih sedikit menghasilkan

kuantitas output bahan makanan yang sama. Dengan demikian sebagian dari

tenaga kerja dapat dipindahkan ke sektor industri tanpa menurunkan output sector

pertanian. Di samping itu pembangunan atau kenaikkan produktivitas dan output

total sektor pertanian akan menaikan pendapatan di sektor tersebut.

Page 22: Teori Pertumbuhan Ekonomi

22

2. Strategi Impor Versus Promosi Ekspor

Stategi industrialisasi via substitusi impor pada dasarnya dilakukan dengan

membangun industri yang menghasilkan barang-barang yang semula diimpor.

Alternatif kebijakan lain adalah strategi industrialisasi via promosi ekspor.

Kebijakan ini menekankan pada industrialisasi pada sektor-sektor atau kegiatan

produksi da dalam negeri yang mempunyai keunggulan komparatif hingga dapat

memproduksinya dengan biaya rendah dan bersaing dengan menjualnya di pasar

internasional. Strategi ini secara relatif lebih sukar dilaksanakan karena menuntut

kerja keras agar bisa bersaing di pasar internasional.

3. Perlunya Disertivikasi

Usaha mengadakan disertivikasi bagi negara-negara pengekspor utama

minyak dan gas bumi merupakan upaya mempertahankan atau menstabilkan

penerimaan devisanya.

2.6 Manfaat Pertumbuhan Ekonomi

Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:

1. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil

pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk

mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat

pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat

kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.

2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara

untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional.

Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh

Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.

3. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan

penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk

dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal).

Page 23: Teori Pertumbuhan Ekonomi

23

2.7 Peranan Pemerintah Dalam Pertumbuhan Ekonomi

1. Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan sosial,

politik, dan ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi

pertumbuhan ekonomi. Adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa

menjamin terciptanya keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan dan

perdamaian di dalam negeri. Ini sangat diperlukan bagi terciptanya iklim

bekerja dan berusaha yang merupakan motor pertumbuhan ekonomi.

2. Ketidakmampuan atau kelemahan setor swasta melaksanakan fungsi

entreprenurial yang bersedia dan mampu mengadakan akumulasi kapital

dan mengambil inisiatif mengadakan investasi yang diperlukan untuk

memonitori proses pertumbuhan.

3. Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil akumulasi kapital dan investasi

yang dilakukan terutama oleh sektor swasta yang dapat menaikkan

produktivitas perekonomian. Hal ini tidak dapat dicapai atau terwujud bila

tidak didukung oleh adanya barang-barang dan pelayanan jasa sosial

seperti sanitasi dan program pelayanan kesehatan dasr masyarakat,

pendidikan, irigasi, penyediaan jalan dan jembatan serta fasilitas

komunikasi, program-program latihan dan keterampilan, dan program

lainnya yang memberikan manfaat kepada masyarakat.

4. Rendahnya tabungan-investasi masyarakat (sekor swasta) merupakan

pusat atau faktor penyebab timbulnya dilema kemiskinan yang

menghambat pertumbuhan ekonomi. Seperti telah diketahui hal ini karena

rendahnya tingkat pendapatan dan karena adanya efek demonstrasi meniru

tingkat konsumsi di negara-negara maju olah kelompok kaya yang

sesungguhnya bias menabung.

5. Hambatan sosial utama dalam menaikkan taraf hidup masyarakat adalah

jumlah penduduk yang sangat besar dan laju pertumbuhannya yang sangat

cepat. Program pemerintahlah yang mampu secara intensif menurunkan

laju pertambahan penduduk yang cepat lewat program keluarga berencana

dan melaksanakan program-program pembangunan pertanian atau daerah

pedesaan yang bisa mengerem atau memperlambat arus urbanisasi

Page 24: Teori Pertumbuhan Ekonomi

24

penduduk pedesaan menuju ke kota-kota besar dan mengakibatkan

masalah-masalah social, politis, dan ekonomi.

6. Pemerintah dapat menciptakan semangat atau spirit untuk mendorong

pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tidak hanya

memerlukan pengembangan faktor penawaran saja, yang menaikkan

kapasitas produksi masyarakat, yaitu sumber-sumber alam dan manusia,

kapital, dan teknologi;tetapi juga faktor permintaan luar negeri. Tanpa

kenaikkan potensi produksi tidak dapat direalisasikan.

Page 25: Teori Pertumbuhan Ekonomi

25

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan kepada pertumbuhan ekonomi yang berlaku di berbagai

Negara dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan

dan pembangunan suatu negara adalah kekayaan alam dan tanahnya, jumlah dan

tanahnya, jumlah dan mutu tenaga kerja, barang-barang modal yang tersedia,

tingkat teknologi yang digunakan dan sistem social dan sikap masyarakat.

Kebanyakkan Negara berkembang menghadapi banyak masalah dalam

mempercepat pertumbuhan ekonomi. Hambatan-hambatan terpenting dalam

mempercepat pertumbuhan ekonomi di negara berkembang :

1. Kegiatan sektor pertanian masih tetap tradisional dan produktivitasnya

sangat rendah.

2. Kebanyakkan negara menghadapi masalah kekurangan dana modal dan

barang modal yang modern.

3. Tenaga terampil, terdidik dan keahlian keusahawanan penawarannya

masih jauh dibawah jumlah yang diperlukan.

4. Perkembangan penduduk sangat pesat.

5. Berbagai masalah instituisi, sosial kebudayaan dan politik sering dihadapi.

Berkembangnya kegiatan perekonomian maju dengan adanya barang dan

jasa bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.

Salah satu ciri perekonomi suatu Negara itu modern, yaitu dengan adanya

produk perkapita, produkifitas dari kegiatan masyarakat, dan arus barang dinegara

tersebut meningkat. Supaya suatu Negara tersebut mengalami kemajuan ekonomi

yang modern diperlukan peran kebijakan pemerintah dalam mempercepat

pembangunan ekonomi. Sehingga antara masyarakat yang melaksankan

perkekonomian dan pemerintah yang membuat kebijakan saling

berkesinambungan dan bekerja sama.