40

Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)
Page 2: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

o Diperkenalkan 1876 oleh Cesare Lombrosso dalam The

Criminal Man.

o Lombroso mengobservasi karakter fisik (kepala, tubuh,

tangan, dan kulit) dari tahanan Itali dan membandingkannya

dengan tentara Italia.

o Menyimpulkan bahwa para kriminal secara fisik berbeda dari

warga yang taat hukum dan perbedaan ini menunjukkan

penyebab-penyebab biologis dari tindakan kriminal

o Seorang yang terlahir kriminal bisa diidentifikasi dengan

kepemilikan “stigmata” tertentu yang terlihat—sebagai contoh,

ketidaksimetrisan wajah atau kepala, telinga yang lebar

seperti telinga kera, bibir yang lebar, dagu yang mundur,

hidung yang memelintir, tulang pipi yang menonjol, tangan

yang panjang, kerutan kulit yang menonjol, dan jari-jemari

atau jempol yang besar.

o Lelaki dengan lima atau lebih dari anomali fisik ini ditandai

sebagai seorang yang terlahir kriminal. Pelaku kriminal wanita

juga terlahir kriminal, tetapi wanita bisa dikenali dengan

sedikitnya tiga anomali.o Seorang terlahir kriminal adalah suatu “atavism”. Lombroso

memberi teori, sebuah kemunduran pada sebuah tahapan awal

evolusi manusia.

Page 3: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Charles Goring, seorang pegawai medis penjara berkebangsaanInggris, menerbitkan The English Convict pada 1913.

Membandingkan tahanan setempat tinggal dengan orang-orangyang belum lulus universitas, tentara, profesor, dan pasienrumahsakit.

Lombroso salah: tidak terdapat suatu hal sebagai tipe kriminalfisik.

Goring menemukan perbedaan statistik yang signifikan(meskipun sementara mengontrolnya dalam kelas sosial danusia) antara para tahanan dan masyarakat sipil dalam duakarakteristik—bentuk tubuh dan berat badan.

Studi Goring menjadi gambaran bagi beberapa sarjana sebagaipendefinisian reputasi dari teori Lombroso.

Tetapi Goring mendukung sebagian teori Lombroso bahwakriminal dilahirkan dengan tanda-tanda kriminal.

Teorinya sendiri melewatkan faktor-faktor sosial pada kriminaldan menjelaskan bahwa para kriminal secara inheren lebihrendah dari warga yang taat hukum.

Page 4: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Bentuk tubuh dan berat badan. Dua orang tahanan dalam studinya lebih pendek dan kurus

daripada rakyat sipil. Mereka juga dicap (oleh kesan para peneliti daripada

melalui tes IQ) lebih bersifat memiliki kecerdasan rendah. Goring mengambil penemuan ini sebagai bukti bahwa para

kriminal menderita pembawaan dari kedua “kekuranganfisik” dan “kekurangan intelejensia”.

Dia kemudian menambahkan karakter melekat “kecacatanmoral” untuk menyertakan para residivis sebagai merekayang tidak memunculkan cacat fisik maupun mental.

Dengan satu dan lain hal, dia menyimpulkan, semuapelanggar memiliki watak rendah yang melekat bersifatumum dibanding warga yang taat hukum.

Page 5: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Hooten mengadakan studi terperinci pada 17.000 subyek padabeberapa negara.

Studinya melibatkan ukuran-ukuran yang teliti pada karakterfisik pada penghuni penjara-penjara, tempat-tempat pembinaan, penjara-penjara wilayah, dan fasilitas-fasilitas pemulihanlainnya.

Menggunakan ukuran-ukuran yang memiliki karakteristik samapada anak-anak kuliahan, pasien-pasien rumah sakit, pasien-pasien mental, pemadam kebakaran, dan polisi

Perbandingan dari para tahanan dan sipil ini dibuat dengan satuperluasan tipologi pada kelompok rasial dan kebangsaan danberkenaan dengan tipologi lain dari pelanggaran kriminal.

Meskipun dia memasukkan “pemungutan unsur sosiologis” terhadap para tahanan, Hooten menyimpulkan bahwa faktor-faktor sosiologis tidaklah penting, karena kriminal secaramendasar adalah “sifat rendah organis”.

Page 6: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Perbedaan-perbedaan yang dia temukan antara para tahanan danyang bukan tahanan sesungguhnya sangat sedikit. Dia tidakmemperhitungkan fakta bahwa sampel masyarakat sipilnyatermasuk di dalamnya sebuah proporsi besar dari pemadamkebakaran dan polisi yang telah terseleksi untuk pekerjaan merekaberdasarkan ukuran dan kualitas fisik.

Sebagai tambahan, ada lebih banyak variasi antara sesama tahanandibandingkan antara tahanan dengan sipil. Hooten memulaidengan asumsi kenistaan biologis dari para kriminal dan hanyamenginterpretasikan perbedaan-perbedaan antara para tahanandan sipil (mis. kening, suara, rahang, warna mata, alis, tatto, dantelinga) sebagai rujukan atas inferioritas.

Kesimpulan Hooten bahwa para kriminal secara biologis inferior dari warga taat hukum secara jelas merupakan alur penjelasan yang tautologis (Vold, 1958:62-63); oleh karenanya, ini sebuahpenakdiran dengan mengasumsikan dengan yang bagaimana diadimulai.

Tidak terdapat kemungkinan untuk memfalsifikasi teorinya, yang telah benar karena dia telah mengasumsikannya sebagai benar.

Page 7: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Gagasan Lombroso atas inferioritas kriminal jugaditemukan dalam teori-teori kelemahpikiran, ciri-cirikriminal warisan, ketidakseimbangan kelenjarendokrin, dan tipe tubuh, selama dalam berbagaipenjelasan serupa yang berkembang pada akhir abadkesembilanbelas dan awal abad keduabelas (lihat Volddan Bernard, 1985; Shoemaker, 1990).

Page 8: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Faktor-faktor sosial dan non-biologis terkadang ditanggapioleh para teoritisi biologi awal tersebut, namun faktor-faktor lingkungan terlihat sebagai insidental ketikadibandingkan pada nasib tertentu dari tipe kriminal fisik.

Dalam semua teori-teori tersebut dalil inti adalah parakriminal, sekalipun yang paling berbahaya, terlahir secaraalami daripada terlahir karena didikan.

Para kriminal tidak secara sederhana dibedakan dari orangbiasa, telah diusulkan, mereka secara karakter berbedadengan sebuah kekurangan atau cacat biologis yang sebelumnya telah menentukan karakter kriminal mereka(Rafter, 1992).

Page 9: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)
Page 10: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

C.Ray Jeffery (1979; 1980) dan para pendukung modern lain dari teori biologis kejahatan

mengklaim bahwa meskipun dalam masa-masa laluteori-teori tersebut tidak sepenuhnya diabaikan, tetapidiperlakukan sebagai sebuah subyek tabu dan secarasistematis ditekan oleh pikiran tertutup, para pakarkriminologi yang berorientasi sosiologi.

Page 11: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Alasan utama penolakan pada teori-teori biologis awalini adalah karena teori-teori tersebut tampak tidak

stabil, tidak logis atau salah. Terkadang diiringidengan tes-tes empiris dan seringkali disertakan

secara sederhana, gagasan-gagasan berbau rasis danseksual secara mudah dihancurkan di bawah

ketelitian.

Page 12: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Penyesalan sejarah pada perspektif ini pada ratusantahun terakhir (yang dengannya) klaim-klaim yang berlebihan, bukti empiris yang kurang, kenaifan, kelemahan yang nyata, dan pernyataan ataupengimbasan pada kekurangan berifat rasial danetnis…

(Dinitz, 1977: 31)

Page 13: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

“Kriminologi Biologis” pada akhirnya didiskreditkankarena penemuannya secara luas tidaklahsaintifik, simplistik, dan tidak bersebab. Faktor-faktorbiologis secara global tertolak secara hakiki padaketidakmampuan para pakar teori untukmemfaktakan penjelasan rasional untukpengembangan dari karakter kriminal

(Fishbein, 1990).

Page 14: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)
Page 15: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Penemuan dalam beberapa studi bahwa proporsi daripria XYY dalam populasi penjara (dari 1 ke 3%) lebihtinggi dari populasi pria secara umum (kurang dari1%) diterima sebagai bukti yang tak dapat dibantahbahwa keabnormalan kromosom ini adalah sebuahkasus signifikan yang menyebabkan watak kriminal

(Taylor, 1984).

Page 16: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Hanya dalam proporsi kecil dari pria XYY terlibatdalam kejahatan dalam segala bentuk, dan secarasederhana tidak terdapat bukti bahwa sindrom XYYadalah penyebab spesifik dari berbagai watakkriminal. Meski dukungan moyoritas kontemporerdari penjelasan biologis atas kejahatan menolak teoriXYY sebagai secara saintifik tidak valid.

Page 17: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)
Page 18: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Tekanan dalam teori biologi telah bergerak darispekulasi atas stigmata fisik dan makeup konstitusional dari terlahir kriminal menuju ke studiyang lebih berhati-hati pada kajian gen-gen, otak, sistem-sistem pusat dan otonomis syaraf, nutrisi, keseimbangan hormonal (pria dan wanita), metabolisme, tingkat-tingkat pemaksaan psikologis, dan proses pembelajaran biologis.

Page 19: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Hampir setiap para teoris modern mengklaim bahwamereka tidak memiliki hasrat untuk mengorek debatyang sudah tua, tanpa makna atas natural melawannurture atau untuk membangkitkan kembali teoriLombroso atas teori terlahir kriminal

(Gove dan Carpenter, 1982).

Page 20: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Watak kriminal merupakan simpulandari interaksi biologis, watak, danlingkungan.

C.Ray Jeffery (1977; 1979)

Page 21: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)
Page 22: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Teori bahwa mereka yang melanggar kejahatan adalahlemah dalam pikiran atau menderita ketidaksesuaiandalam “ketidakmampuan belajar” memiliki dukunganempiris

(Murray, 1976).

penelitian telah secara konsisten menemukan sebuahkelemahan untuk menengahi korelasi negatif antara IQ (intelligence quotient) dan watak melanggar, yang tidakmengurangi ketika kelas, ras, dan faktor-faktor lainnyadikontrol

(Gordon, 1987).

Page 23: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Hirschi dan Hindelang (1977) mengargumenkanbahwa hubungan antara IQ dan pelanggaran adalahsesuatu yang tidak langsung, yang mana rendahnyakecerdasaan memberi efek negatif pada performasekolah dan tambahannya, yang pada gilirannyameningkatkan kemungkinan pelanggaran.

Gordon (1987) meyakini bahwa tes-tes IQ secaraakurat mengetuk sebuah faktor “g” yang mendasaridari kecerdasan bawaan, yang ditakar dari refleksisederhana prestasi sekolah.

Page 24: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Terrie Moffitt dkk. (Moffitt et.al., 1994) telahmengusulkan sebuah model neuropsikologikal daripelanggaran oleh pria (memberi argumen bahwa haltersebut tidak diterapkan pada wanita yang melanggar) yang melampaui IQ untuk berkaitandengan aspek-aspek lain dari fungsi mental, sepertikemampuan verbal, integrasi visual-motorik, dankelenturan mental.

Para peneliti melaporkan beberapa pendukung bagimodel bagi pelanggaran pelapor-pribadi danpelanggaran resmi. Namun, pelanggaran pada usia 15 dan 18 secara konsisten berhubungan hanya padakemampuan verbal dan memori pada usia 13. Taksatupun dari neuropsikologikal mengukur pada usia 13 merupakan prediksi yang tepat untuk pelanggaranyang dilakukan kemudian.

Page 25: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)
Page 26: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Beberapa peneliti telah menunjukkan pada hubunganantara tingkat testosteron (hormon pria) dan watakanti-sosial dan agresif.

(Booth dan Osgood, 1993).

Penelitian telah menemukan secara statistikhubungan signifikan, tapi, kecuali untuk penemuanyang tak mengejutkan bahwa tingkat testosteronberasosiasi dengan peningkatan aktivitas seks(hubungannya tampak melemah)

(Udry, 1988),

Page 27: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

“kita memiliki bukti kuat bahwa adahubungan antara tingkat testosteron danpenyimpangan orang dewasa. Hubungantersebut cukup kuat sebagai perhatiansubstantif, tetapi tidak begitu kuat bahwatestosteron layak menjadi penentu utamadari penyimpangan pada orang dewasa”

(Booth dan Osgood, 1993).

Page 28: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)
Page 29: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Teori ini menjelaskan, pun tidak oleh faktor genetis yang secara langsung menyebabkan watak; lebih karena, seseorang mewarisi sebuah kelemahan yang lebih besaruntuk mengalah pada lingkungan criminogenic atau untukberadaptasi kepada lingkungan normal dengan caramenyimpang.

Bahwa individu yang lemah mewarisi sebuah autonomic nervous system (ANS) yang lebih lambat untukmembangkitkan atau mereaksikan suatu stimulus.

Seseorang yang dibangkitkan secara perlahan berpotensibelajar untuk mengontrol agresivitas atau watak anti-sosialsecara lebih lambat atau tidak sama sekali.

Oleh karenanya, mereka berada pada resiko lebih besaruntuk menjadi pelanggar hukum

(Mednick, 1977).

Page 30: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Mereka yang tinggal hanya dengan orang tua yang kriminil akan memiliki watak yang lebih serupadari mereka yang hanya dibesarkan oleh orang tuakriminal adopsinya yang telah dihukum karenapelanggaran. Tingkat yang lebih tinggi darihukuman ditemukan antara orang-orang yang orang tua biologis dan adopsinya pernah dihukumkarena tindak kriminal

(Mednick et. al., 1984).

Page 31: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Perbedaan-perbedaan antara efek kriminalitas dari ayah biologis dan adopsi ditemukan dalam kajianCopenhagen, sedangkan dalam tujuan yang diharapkan, tidak signifikan secara statistik.

Studi Denmark yang lebih luas meningkat darikriminalitas ayah secara eksklusif kepada catatan kriminaldari orang tua (baik ibu, ayah, atau keduanya).

Ketika disadari secara terpisah pada studi kedua, pengaruhkriminalitas ibu biologis lebih kuat dari pengaruhkriminalitas ayah.

Mednick mengaitkan semua subyek yang sama dariCopenhagen kepada sampel yang lebih luas dari Denmark.

Page 32: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Akibat dari kriminalitas orang tua biologis ditemukanpada studi Denmark, yang secara statistik signifikankarena adanya jumlah sample yang lebih besar, yang sebenarnya lebih sedikit dibandingkan akibat-akibatyang ditemukan di studi Copenhagen.

Ketika Gottfredson dan Hirschi lebih lanjutmembuang sampel Copenhagen (untukmenghilangkan kontaminasi sampel) dan menganalisadata hanya dari sampel Denmark yang lebihluas, mereka tidak menemukan hubungan signifikanantara kriminalitas anak dan orang tua biologis.

Page 33: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Dengan ukuran kuantitatif dengan taraf tertentu satudari kembar tersebut dibandingkan dengankembarannya.

variabel biologis dan lingkungan terkadang diterapkansecara langsung.

Sebagian diatributkan pada faktor-faktor biologisdengan asumsi bahwa lingkungan mereka berbeda. Anak-anak yang tumbuh bersama selalu diasumsikanmemiliki lingkungan yang sama pula.

Page 34: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)
Page 35: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Sejumlah besar dari cacat metodologi danpembatasannya dalam penelitian semestinyamembuat suatu penyebaban dalammenggambarkan berbagai kesimpulan kausalpada titik tersebut pada satu saat. Review kitamembimbing kita kepada kesimpulan yang takterelakkan bahwa penelitian genetika terkinipada kriminal telah didesain secara kurang, dilaporkan secara ambigu, dan banyaknyakelemahan dalam mendefinisikan isu-isu yang relevan.

(Walters dan White, 1989:478)

Page 36: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)
Page 37: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Merujuk pada Kate Friedlander (1947), seorangpsikoanalis klasik Freudian menjelaskan kejahatanmemfokuskan pada ketidaknormalan atau gangguandalam perkembangan emosi suatu individu sejak masakecilnya. Ide tidak terkontrol, sampai perkembanganego mencapai kontrolnya pada saat mencapai usia tigatahun.

Page 38: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Premis dasar dari pendekatan psikoanalisa terhadapkejahatan adalah bahwa watak pelanggar ataukejahatan dalam dirinya sendiri tidaklah penting. Hal itu hanyalah merupakan tanda konflik fisik antaraide, ego, dan superego, yang muncul daripendewasaan yang tak normal atau kontrol atasinsting, hubungan awal yang kurang dengan ayah atauibunya, peristiwa emosional pada tahapperkembangan emosi, dan/atau tindasan seksual ataupemaksaan kesalahan.

Page 39: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)
Page 40: Teori teori biologis dan psikologis (pada tindak kriminal)

Teori kepribadian berbagi dengan pendekatanpsikoanalisa dengan asumsi bahwa karakterpelanggaran penting hanya sebagai tanda atas sebuahmasalah yang ada dalam suatu individu.

Dalam teori kepribadian, masalah tidak ada padamotivasi yang tak disadari, tetapi dalam muatankepribadian seseorang.

Teori kepribadian telah secara empiris diuji denganmetodologi yang lebih teliti dibanding teori-teoripsikoanalisa.