Terapi Bermain Anak 3

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Terapi Bermain Anak 3

    1/14

    Terapi Bermain Anak 3-5 Tahun (Bermain

    Playdough)

    I. KONSEP TEORI BERMAIN

    A. Pengertian

    Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan

    bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan

    berkata-kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan melakukan apa yang dapat

    dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000).

    Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dengan keinginanya sendiri dan

    memperoleh kesenangan (Foster, 1989).

    Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya

    yang tidak disadarinya (Miller dan Keong, 1983).

    Bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan merupakan aspek terpenting

    dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif untuk menurunkan

    stress pada anak, dan penting untuk kesejahteraan mental dan emosional anak (Champbell

    dan Glaser, 2005).

    B. Fungsi

    1. Perkembangan Sensori

    a. Memperbaiki keterampilan motorik kasar dan halus serta koordinasi

    b. Meningkatkan perkembangan semua indra

    c. Mendorong eksplorasi pada sifat fisik dunia

    d. Memberikan pelampiasan kelebihan energi

    2. Perkembangan yang intelektual

    a. Memberikan sumber

    sumber yang beraneka ragam untuk pembelajaran

    b. Eksplorasi dan manipulasi bentuk, ukuran, tekstur, warna

    c. Pengalaman dengan angka, hubungan yang renggang, konsep abstrak

    d. Kesempatan untuk mempraktikan dan memperluas keterampilan berbahasa

    e. Memberikan kesempatan untuk melatih masa lalu dalam upaya mengasimilasinya kedalam

    persepsi dan hubungan baru

    f. Membantu anak memahami dunia dimana mereka hidup dan membedakan antara fantasi dan

    realita

    http://wildamaria.blogspot.com/2013/05/terapi-bermain-anak-3-5-tahun-bermain.htmlhttp://wildamaria.blogspot.com/2013/05/terapi-bermain-anak-3-5-tahun-bermain.htmlhttp://wildamaria.blogspot.com/2013/05/terapi-bermain-anak-3-5-tahun-bermain.htmlhttp://wildamaria.blogspot.com/2013/05/terapi-bermain-anak-3-5-tahun-bermain.html
  • 8/10/2019 Terapi Bermain Anak 3

    2/14

    3. Perkembangan sosialisasi dan moral

    a. Mengajarkan peran orang dewasa, termasuk perilaku peran seks

    b. Memberikan kesempatan untuk menguji hubungan

    c. Mengembangkan keterampilan sosial

    d. Mendorong interaksi dan perkembangan sikap positif terhadap orang lain

    e. Menguatkan pola perilaku yang telah disetujui standar moral

    4. Kreativitas

    a. Memberikan saluran ekspresif untuk ide dan minat kreatif

    b. Memungkinkan fantasi dan imajinasi

    c. Meningkatkan perkembangan bakat dan minat khusus

    5. Kesadaran diri

    a. Memudahkan perkembangan identitas diri

    b. Mendorong pengaturan perilaku sendiri

    c. Memungkinkan pengujian pada kemampuan sendiri (keahlian sendiri)

    d. Memberikan perbandingan antara kemampuasn sendiri dan kemampuan orang lain

    e. Memungkinkan kesempatan untuk belajar bagaimana perilaku sendiri dapat mempengaruhi

    orang lain

    6. Nilai Teraupetik

    a. Memberikan pelepasan stress dan ketegangan

    b. Memungkinkan ekspresi emosi dan pelepasan impuls yang tidak dapat diterima dalam

    bentuk yang secara sosial dapat diterima

    c. Mendorong percobaan dan pengujian situasi yang menakutkan dengan cara yang aman

    d. Memudahkan komunikasi verbal tidak langsung dan non verbal tentang kebutuhan, rasa

    takut, dan keinginan

    C. Tujuan

    1. Untuk melanjutkan tumbuh kembang yg normal pada saat sakit.

    Pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

    2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.

    Permainan adalah media yang sangat efektif untuk mengsekspresikan berbagai perasaan yang

    tidak menyenangkan.

    3. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah.

    Permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya untuk mencipakan sesuatu

    seperti yang ada dalam pikirannya.

  • 8/10/2019 Terapi Bermain Anak 3

    3/14

    4. Dapat beradaptasi secara efektif thp stres karena sakit dan di rawat di RS.

    D. Prinsipprinsip Bermain

    Menurut Soetjiningsih (1995) bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar

    aktifitas bermain bisa menjadi stimulus yang efektif :

    1. Perlu ekstra energi

    Bermain memerlukan energi yang cukup sehingga anak memerlukan nutrisi yang memadai.

    Asupan atau intake yang kurang dapat menurunkan gairah anak. Anak yang sehat

    memerlukan aktifitas bermain yang bervariasi, baik bermain aktif maupun bermain pasif.Pada

    anak yang sakit keinginan untuk bermain umumnya menurun karena energi yang ada

    dugunakan untuk mengatasi penyakitnya.

    2. Waktu yang cukup

    Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain sehingga stimulus yang diberikan dapat

    optimal. Selain itu, anak akan mempunyai kesempatan yang cukup untuk mengenal alat-alat

    permainannya.

    3. Alat permainan

    Alat permainan yang digunakan harus disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan

    anak. Orang tua hendaknya memperhatikan hal ini sehingga alat permainan yang diberikan

    dapat berfungsi dengan benar dan mempunyai unsur edukatif bagi anak.

    4. Ruang untuk bermain

    Aktifitas bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu, di halaman, bahkan di ruang

    tidur. Diperlukan suatu ruangan atau tempat khusus untuk bermain bila memungkinkan, di

    mana ruangan tersebut sekaligus juga dapat menjadi tempat untuk menyimpan permainannya.

    5. Pengetahuan cara bermain

    Anak belajar bermain dari mencoba-coba sendiri, meniru teman-temannya, atau diberitahu

    oleh orang tuanya. Cara yang terahkir adalah yang terbaik karena anak lebih terarah dan

    berkembang pengetahuannya dalam menggunakan alat permainan tersebut. Orang tua yang

    tidak pernah mengetahui cara bermain dari alat permainan yang diberikan, umumnya

    membuat hubungannya dengan anak cenderung menjadi kurang hangat.

    6. Teman bermain

    Dalam bermain, anak memerlukan teman, bisa teman sebaya, saudara, atau orang tuanya.

    Ada saat-saat tertentu di mana anak bermain sendiri agar dapat menemukan kebutuhannya

    sendiri. Bermain yang dilakukan bersama orang tuanya akan mengakrabkan hubungan dan

    sekaligus memberikan kesempatan kepada orang tua untuk mengetahui setiap kelainan yang

  • 8/10/2019 Terapi Bermain Anak 3

    4/14

    dialami oleh anaknya. Teman diperlukan untuk mengembangkan sosislisasi anak dan

    membantu anak dalam memahami perbedaan.

    E. Faktor yang Mempengaruhi Bermain

    1. Tahap perkembangan anak

    Aktivitas bermain yang tepat harus sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan

    anak. Orang tua dan Perawat harus mengetahui dan memberikan jenis permainan yang tepat

    untuk setiap tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak.

    2. Status kesehatan anak

    Aktivitas bermain memerlukan energi maka Perawat harus mengetahui kondisi anak pada

    saat sakit dan jeli memilihkan permainan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan prinsip

    bermain pada anak yang sedang dirawat di RS.

    3. Jenis kelamin

    Pada dasarnya dalam melakukan aktifitas bermain tidak membedakan jenis kelamin laki-laki

    atau perempuan namun ada pendapat yang diyakini bahwa permainan adalah salah satu alat

    mengenal identitas dirinya. Hal ini dilatarbelakangi oleh alasan adanya tuntutan perilaku yang

    berbeda antara lakilaki dan perempuan dan hal ini dipelajari melalui media permainan.

    4. Lingkungan yang mendukung

    Lingkungan yang cukup luas untuk bermain memungkinkan anak mempunyai cukup ruang

    untuk bermain.

    5. Alat dan jenis permainan yg cocok

    Pilih alat bermain sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak. Alat permainan harus aman

    bagi anak.

    F. Alat Permainan Edukatif

    Alat permainan edukatif adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan

    perkembangan anak, disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangannya.

    Contoh alat permainan pada balita dan perkembangan yang distimuli :

    1. Pertumbuhan fisik dan motorik kasar

    Contoh : Sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll.

    2. Motorik halus

    Contoh : Gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.

    3. Kecerdasan/ kognitif

    Contoh : Buku gambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil, warna, dll.

    4. Bahasa

    Contoh : Buku bergambar, Buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.

  • 8/10/2019 Terapi Bermain Anak 3

    5/14

    5. Menolong diri sendiri

    Contoh : Gelas/ piring plastic, sendok, baju, sepatu, kaos kaki, dll.

    6. Tingkah laku sosial

    Contoh : Alat permainan yang dapat dipakai bersama missal congklak, kotak pasir, bola, tali,

    dll.

    G. Klasifikasi Bermain

    1. Menurut isi permainan

    a. Sosial affective play

    Inti permainan ini adalah hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dengan

    orang lain (contoh: ciluk-baa, berbicara sambil tersenyum dan tertawa).

    b. Sense of pleasure play

    Permainan ini sifatnya memberikan kesenangan pada anak (contoh: main air dan pasir).

    c. Skiil play

    Permainan yang sifatnya meningkatkan keterampilan pada anak, khususnya motorik kasar

    dan halus (misal: naik sepeda, memindahkan benda).

    d.Dramatik Role play

    Pada permainan ini, anak memainkan peran sebagai orang lain melalui permainanny. (misal:

    dokter dan perawat).

    e. Games

    Permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan / skor (Contoh :

    ular tangga, congklak).

    f. Un occupied behaviour

    Anak tidak memainkan alat permainan tertentu, tapi situasi atau objek yang ada

    disekelilingnya, yang digunakan sebagai alat permainan (Contoh: jinjit-jinjit, bungkuk-

    bungkuk, memainkan kursi, meja dsb).

    2. Menurut karakter sosial

    a. Onlooker play

    Anak hanya mengamati temannya yang sedang bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut

    berpartisifasi dalam permainan (Contoh: Congklak/Dakon).

    b. Solitary play

  • 8/10/2019 Terapi Bermain Anak 3

    6/14

    Anak tampak berada dalam kelompok permainan, tetapi anak bermain sendiri dengan alat

    permainan yang dimilikinya dan alat permainan tersebut berbeda dengan alat permainan

    temannya dan tidak ada kerja sama.

    c. Parallel play

    Anak menggunakan alat permaianan yang sama, tetapi antara satu anak dengan anak lain

    tidak terjadi kontak satu sama lain sehingga antara anak satu dengan lainya tidak ada

    sosialisasi. Biasanya dilakukan anak usia toddler.

    d. Associative play

    Permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak lain, tetapi tidak

    terorganisasi, tidak ada pemimpin dan tujuan permaianan tidak jelas (Contoh: bermain

    boneka, masak-masak).

    e. Cooperative play

    Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini, dan punya

    tujuan serta pemimpin (Contoh: main sepak bola).

    3. Menurut usia

    a. Umur 1 bulan (sense of pleasure play)

    1) Visual : dapat melihat dgn jarak dekat

    2) Audio : berbicara dgn bayi

    3) Taktil : memeluk, menggendong

    4) Kinetik : naik kereta, jalan-jalan

    b. Umur 2-3 bln

    1) Visual : memberi objek terang, membawa bayi keruang yang berbeda

    2) Audio : berbicara dengan bayi,memyanyi

    3) Taktil : membelai waktu mandi, menyisir rambut

    c. Umur 4-6 bln

    1) Visual : meletakkan bayi didepan kaca, memebawa bayi nonton TV

    2) Audio : mengajar bayi berbicara, memanggil namanya, memeras kertas

    3) Kinetik : bantu bayi tengkurap, mendirikan bayi pada paha ortunya

    4) Taktil : memberikan bayi bermain air

    d. Umur 7-9 bln

    1) Visual : memainkan kaca dan membiarkan main dengan kaca serta berbicara sendiri

    2) Audio : memanggil nama anak, mngulangi kata-kata yang diucapkan seperti mama, papa

  • 8/10/2019 Terapi Bermain Anak 3

    7/14

    3) Taktil : membiarkan main pada air mengalir

    4) Kinetik : latih berdiri, merangkap, latih meloncat

    e. Umur 10-12 bln

    1) Visual : memperlihatkan gambar terang dalam buku

    2) Audio : membunyikan suara binatang tiruang, menunjukkan tubuh dan menyebutnya

    3) Taktil : membiarkan anak merasakan dingin dan hangat, membiarkan anak merasakan

    angin

    4) Kinetik : memberikan anak mainan besar yang dapat ditarik atau didorong, seperti sepeda

    atau kereta

    f. Umur 2-3 tahun

    1) Paralel play dan sollatary play

    2) Anak bermain secara spontan, bebas, berhenti bila capek, koordinasi kurang (sering merusak

    mainan)

    3) Jenis mainan: boneka,alat masak,buku cerita dan buku bergambar

    g. Preschool 3-5 thn

    1) Associative play , dramatik play dan skill play

    2) Sudah dapat bermain kelompok

    3) Jenis mainan: roda tiga, balok besar dengan macam-macam ukuran

    h. Usia sekolah

    1) Cooperative play

    2) Kumpul prangko, orang lain

    3) Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin

    4) Dapat belajar dengan aturan kelompok

    5) Laki-laki :Mechanical

    6) Perempuan :Mother Role

    i. Mainan untuk Usia Sekolah :

    1) 6-8 tahun : Kartu, boneka, robot, buku, alat olah raga, alat untuk melukis, mencatat, sepeda

    2) 8-12 tahun : Buku, mengumpulkan perangko, uang logam, pekerjaan tangan, kartu, olah raga

    bersama, sepeda, sepatu roda

    j. Masa remaja

    1) Anak lebih dekat dengan kelompok

    2) Orang lain, musik,komputer, dan bermain drama

    H. Bermain di Rumah Sakit

  • 8/10/2019 Terapi Bermain Anak 3

    8/14

    Perawatan di Rumah Sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan stress, baik

    bagi anak maupun orang tua. Untuk itu, anak memerlukan media yang dapat

    mengeskpresikan perasaan tersebut dan mampu bekerja sama degan petugas kesehatan

    selama dalam masa perawatan.

    Aktivitas bermain yang dilakukan perawat pada anak di RS akan memberikan

    keuntungan sebagai berikut :

    1. Meningkatkan hubungan klien dan perawat.

    2. Aktivitas beramain yang terpogram akan memulihkan perasaan mandiri pada anak.

    3. Permainan di RS membantu anak mengekspresikan perasaannya.

    4. Permainan yang terapeutik akan membentuk tingkah laku yang positif.

    Prinsip prinsip bermain di rumah sakit :

    1. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan sederhana.

    2. Relatif aman dan terhindar dari infeksi silang.

    3. Sesuai dengan kelompok usia.

    4. Peramainan tidak boleh bertentangan dengan terapi yang sedang dijalankan.

    5. Perlu partisipasi orang tua dan keluarga.

    Tekhnik Bermain di Rumah Sakit :

    1. Berikan alat permainan untuk merangsang anak bermain sesuai dengan umur

    perkembangannya.

    2. Berikan cukup waktu dalam bermain dan menghindari interupsi.

    3. Berikan permainan yang bersifat mengurangi sifat emosi anak.

    4. Tentukan kapan anak boleh keluar atau turun dari tempat tidur sesuai dengan kondisi anak.

    II. TERAPI BERMAIN PLAYDOUGH/MALAM EDUKATIF UNTUK ANAK USIA

    3-5 TAHUN

  • 8/10/2019 Terapi Bermain Anak 3

    9/14

    A. Deskripsi

    Pada usia 3-5 tahun anak sudah mampu mengembangkan kreatifitasnya dan sosialisasi

    sehingga sangat diperlukan permainan yang dapat mengembangkan kemampuan

    menyamakan dan membedakan, kemampuan berbahasa, mengembangkan kecerdasan,

    menumbuhkan sportifitas, mengembangkan koordinasi motorik, mengembangkan dan

    mengontrol emosi, motorik kasar dan halus, memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu

    pengetahuan dan memperkenalkan suasana kompetisi serta gotong royong. Sehingga jenis

    permainan yang dapat digunakan pada usia ini seperti benda-benda di sekitar rumah, buku

    gambar, majalah anak-anak, alat gambar, kertas untuk belajar melipat, gunting dan air.

    Playdough/malam adalah salah satu alat permainan edukatif dalam pembelajaran yang

    termasuk kriteria alat permainan murah dan memiliki nilai fleksibilitas dalam merancang

    pola-pola yang hendak dibentuk sesuai dengan rencana dan daya imajinasi.

    B. Jenis Permainan

    Jenis permainan yang digunakan yaitu playdough/malam. Playdough/malam

    merupakan permainan yang yang terbuat dari plastisin dengan berbagai macam warna yang

    ada. Permainan ini dilakukan dengan membentuk malam menjadi berbagai jenis hewan,

    tumbuhan, buah, tempat, dan benda lainnya. Sebelumnya akan diberikan satu contoh

    membuat sebuah kreasi benda dari malam dan selanjutnya anak akan membuat kreasi malam

    sesuai keinginan dan kreatifitasnya sendiri.

    C. Tujuan

    1. Umum

    Anak mampu membentuk malam tersebut dengan kreatifitas dan imajinasinya sendiri.

    2. Khusus

    a. Tujuan untuk anak

    1) Mengenal benda.

    2) Penggunaan playdough dapat membantu anak melatih keterampilan fisik dengan tangan

    ketika mereka memanipulasi playdough dengan jari mereka. Anak dapat berlatih seperti

    mencubit, meremas, atau menyodok saat mereka bermain dengan playdough.

    3) Membantu anak dalam melatih imajinasi dan kemampuan kognitif lainnya seperti imitasi,

    simbolisme dan pemecahan masalah. Hal ini membantu anak belajar lebih banyak tentang

    lingkungan saat ia meniru bentuk benda sehari-hari dengan playdough.

    4) Membantu anak untuk tenang disaat frustasi atau marah. Memegang dan meremas adonan

    bermain dapat menghasilkan efek menenangkan pada si anak dan berguna untuk mengajarkan

    keterampilan manajemen kemarahan, dan lebih nyaman untuk mengekspresikan.

  • 8/10/2019 Terapi Bermain Anak 3

    10/14

    5) Mengembangkan keterampilan sosial saat ia bermain bersama dengan anak-anak lain dan

    dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk latihan bekerja sama dan berbagi.

    6) Anak mampu mengembangkan kemampuan gerak halus.

    7) Dapat mengenal warna-warna.

    b. Tujuan untuk perawat

    1) Agar perawat mengetahui permainan anak sesuai dengan tahap perkembangan.

    2) Membangun trustantara pasien anak dan perawat.

    3) Mampu mengaplikasikan teori terapi bermain pada anak usia 3-5 tahun.

    4) Agar perawat mengetahui perkembangan anak usia 3-5 tahun.

    5) Melatih kreativitas perawat dalam menentukan jenis permainan yang tepat bagi anak sesuai

    tahap perkembangan.

    c. Tujuan untuk orangtua

    1) Untuk menambah wawasan tentang cara mendidik anak sesuai dengan usia anak.

    2) Untuk menambah wawasan orang tua tentang cara memberikan pendidikan pada anak

    dengan cara yang menyenangkan.

    D. Sasaran

    Kriteria Pasien

    1. Anak usia pra-sekolah (3-5 tahun)

    2. Anak kooperatif

    3. Anak dengan komunikasi verbal baik

    4. Anak yang tidak ada kontra indikasi untuk bermain

    E. Setting Ruangan

  • 8/10/2019 Terapi Bermain Anak 3

    11/14

    fasilitator 1 leader

    fasilitator 2 anak 1

    fasilitator 3 anak 2

    observer anak 3

    F. Uraian Tugas Kelompok

    1. Leader :

    Tugas dari leader dalam terapi bermain ini antara lain:

    a. Menjelaskan tujuan pelaksanaan bermain.

    b. Menjelaskan peraturan kegiatan sebelum kegiatan dimulai.

    c. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok.

    d. Mampu Memimpin acara dari awal sampai akhir.

    2. Fasilitator :

    Tugas dari fasilitator dapt berupa:

    a. Memfasilitasi anak yang kurang aktif.

    b. Berperan sebagai role model bagi anak selama kegiatan berlangsung.

    c. Membantu anak bila anak mengalami kesulitan.

    d. Mempersiapkan alat dan tempat permainan.

    3.

    Observer :Tugas dari seorang observer adalah:

  • 8/10/2019 Terapi Bermain Anak 3

    12/14

    a. Mengobservasi jalannya / proses kegiatan.

    b. Mencatat perilaku verbal dan nonverbal anak selama kegiatan berlangsung.

    c. Memantau kelancaran acara dan perkembangan serta karakteristik anak.

    G. Perilaku Anak yang diharapkan

    1. Anak mampu mengekspresikan kreatifitasnya dan imajinasi.

    2. Anak mengikuti permainan dengan baik sampai selesai dan tidak rewel.

    3. Anak bersifat kooperatif.

    4. Anak bisa menikmati dan merasa senang.

    5. Anak dapat mengenal benda.

    6. Anak mampu mengembangkan kemampuan gerak halus.

    7. Anak dapat mengenal warna-warna.

    8. Anak dapat mengekspresikan perasaan.

    9. Anak dapat meningkatkan sosialisasi dan kerjasama.

    H. Analisa Kondisi Anak

    1. Nama : An. X

    Usia : 3-5th

    Jenis Kelamin :

    Karakteristik :

    2. Nama : An. Y

    Usia : 3-5tahun

    Jenis Kelamin :

    Karakteristik :

    3. Nama : An. Z

    Usia : 3-5 tahun

    Jenis Kelamin :

    Karakteristik :

    I. Analisa situasi

    Terapi bermain ini dilaksanakan di :

    1. Tanggal : 4 januari 2013

    2. Jam : 08.30-selesai

  • 8/10/2019 Terapi Bermain Anak 3

    13/14

    3. Tempat : Ruang bermain atau playland

    4. Jumlah peserta : 3 orang

    5. Jumlah perawat : 5 orang

    6. Alat yang digunakan : malam/plastisin dan papan alas

    J. Rencana Pelaksanaan

    1. Pembukaan

    a. Persiapan (10 menit)

    1) Mempersiapkan alat untuk terapi bermain

    2) Mempersiapkan tempat bermain

    3) Mempersiapkan anak

    b. Perkenalan (5 menit)

    1) Leader memperkenalkan anggota kelompok pada anak-anak

    2) Leader dan fasilitator membantu anak untuk memperkenalkan diri pada teman-teman

    c. Penjelasan (5 menit)

    Menjelaskan kepada anak untuk menuangkan pikirannya dalam plastisinnya tersebut.

    2. Pelaksanaan(30 menit)

    a. Fasilitator mengenalkan plastisin dengan berbagai macam warna yang ada

    b. Fasilitator memberikan contoh bagaimana cara mempergunakan alat tersebut

    c. Fasilitator dan anak bersama-sama membentuk plastisin ke dalam sebuah kretifitas dengan

    imajinasi yang ada pada anak

    d. Anak diberi kesempatan untuk berkreatifitas sendiri

    e. Memberikan reward kepada anak

    3. Evaluasi (5 menit)

    a. Evaluasi pelaksanaan oleh leader

    b. Evaluasi akhir oleh observer.

    c. Evaluasi umum :

    1) Keaktifan anak

    2) Respon anak

    3) Proses bermain

    4) Situasi saat pelaksanaan

    K. Antisipasi Masalah

    1. Anak berselisihan

    a. Antara anak yang berselisih dilerai.

    b. Tanyakan penyebab perselisihan yang terjadi.

  • 8/10/2019 Terapi Bermain Anak 3

    14/14

    c. Jika tidak berhasil libatkan pendamping atau orangtua.

    2. Anak menangis

    a. Mendekati anak dan menghibur anak.

    b. Berusaha menenangkana anak dan memberi mainan.

    c. Libatkan pendamping atau orangtua.

    3. Anak marah

    a. Meredam emosi dengan mengajak anak bercanda.

    b. Menanyakan penyebab marah.

    4. Anak pasif

    Perawat memotivasi anak untuk ikut bermain dengan memberikan pujian.

    5. Anak bermain sendiri

    a. Anak dibimbing untuk mengikuti permainan.

    b. Membujuk anak untuk mau bergabung dengan teman yang lain.

    6. Anak ingin BAK / BAB

    Membantu anak untuk BAB / BAK dengan mengajaknya ke kamar mandi.