Upload
hadat
View
233
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
TESIS
PRAKTIK TRADISI RITUAL BAKAR BATU BABIPADA MASYARAKAT ETNIK DANI DAN DAMAL
DI KAMPUNG ILAGA KABUPATEN PUNCAKPROVINSI PAPUA
PANUS KOGOYA
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2015
2
TESIS
PRAKTIK TRADISI RITUAL BAKAR BATU BABIPADA MASYARAKAT ETNIK DANI DAN DAMAL
DI KAMPUNG ILAGA KABUPATEN PUNCAKPROVINSI PAPUA
PANUS KOGOYANIM: 1390261021
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2015
3
TESIS
PRAKTIK TRADISI RITUAL BAKAR BATU BABIPADA MASYARAKAT SUKU DANI DAN DAMAL
DI KAMPUNG ILAGA KABUPATEN PUNCAKPROVINSI PAPUA
Tesis Untuk Memperoleh Gelas MagisterPada Program Magister, Program Studi Kajian Budaya
Program Pascasarjana Universitas Udayana
PANUS KOGOYANIM: 1390261021
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2015
ii
4
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUIPADA TANGGAL, 24 NOVEMBER 2015
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. I Nyoman Dhana, M. A. Dr. I Wayan Suardiana, M.Hum.NIP.195709161984031007 NIP. 196601131994021001
Mengetahui
Ketua ProgramStudi Magister (S2) Kajian Budaya
Program PascasarjanaUniversitas Udayana
Dr. I Gusti Ketut Gde Arsana, M.Si.NIP 195208151981031004
DirekturProgram PascasarjanaUniversitas Udayana
Prof. Dr.dr.A.A. Raka Sudewi, SP.S.(K)NIM: 195902151985102001
iii
5
Halaman Penetapan Panitia Penguji Tesis
TESIS INI TELAH DIUJI PADAPADA TANGGAL, 24 NOVEMBER 2015
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas UdayanaNo. :3837/UN14.4/ HK/2015. Tanggal, 16 November 2015
Ketua : Dr. I Nyoman Dhana, M.A.Anggota:
1. Dr. I Wayan Suardiana, M.Hum.
2. Prof. Dr. Emiliana Mariyah, M.Si.
3. Prof. Dr. Aron Meko Mbete.
4. Dr. Putu Sukardja, M.Si.
v
6
Surat Pernyataan Bebas Plagiat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
NamaNimProgram StudiJudul Tesis
:
:
:
Panus Kogoya1390261021Kajian BudayaPraktik Tradisi Ritual Bakar Batu Babi PadaMasyaraka Etnik Dani Dan Damal Di Kampung IlagaKabupaten Puncak Provinsi Papua
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat
Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka
saya bersedia menerima sangsi sesuai peraturan mendiknas RI. No.17 tahun 2010
dan peraturan perudang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 26 November 2015Yang membuat Pernyataan
(Panus Kogoya)
vi
7
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis memanjatkan kepada hadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan karunia-Nya sehingga tesis ini dapat selesai tepat
waktu. Tesis ini berjudul “Praktik Tradisi Ritual Bakar Batu Babi pada
Masyarakat etnik Dani dan Damal Di Kampung Ilaga Kabupaten Puncak Provinsi
Papua”
Pada kesempatan ini, dengan penuh ketulusan penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada Dr. I Nyoman Dhana,
M.A.,selaku pembimbing I, sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang sangat
terbuka untuk memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Dengan penuh
ketulusan penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besanya disampaikan kapada Dr. I Wayan Suardiana, M. Hum., yang berkenan
menjadi pembimbing II, dan dengan penuh dedikasi serta tanggung jawab moral
dan keilmuan dalam membimbing sehingga penulis termotivasi terus menerus
untuk merampungkan tesis ini. Pada kesempatan ini dengan penuh ketulusan hati
juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. I Gusti Ketut Gde Arsana,
M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister Kajian Budaya Universitas Udayana.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp, PD.-KEMD., selaku Rektor
Universitas Udayana, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada
penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister Kajian Budaya Universitas
Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. dr. A.A.
Raka Sudewi, Sp. S. (K)., selaku Direktur Pascasarjana Universitas Udayana, atas
kesempatan yang diberikan kepada penulis menjadi mahasiswa Program
pascasarjanaUniversitas Udayana.
Pada kesempatan ini dengan penuh ketulusan hati yang paling dalam
penulis mengungkapkan terimakasih sampaikan kepada seluruh Dosen Kajian
Budaya Universitas Udayana, yang telah membimbing penulis selama mengikuti
perkuliahan. Ungkapan yang sama pula penulis sampaikan kepada seluruh staf di
Program Studi Kajian Budaya Universitas udayana, yang bersedia membatu
vii
8
penulis baik dalam administrasi perkuliahan, perpustakaan, dan juga menyiapkan
segala sesuatunya yang berkaitan dengan tesis ini.
Ucapan terima kasih yang tidak kalah nilainya juga penulis ucapkan
kepada Prof. Dr. Emiliana Marriah, M.S., selaku Dosen Metodologi Penelitian
mulai dari semester I sampai menyelesaikan tesis ini, yang selalu terbuka untuk
berdiskusi tentang topik penulis angkat.Ucapan terima kasihjuga penulis
sampaikan pula kepada para tim penguji tesis, yang telah memberikan masukan,
dan koreksi sehingga tesis ini semakin baik.Semoga penulis berharap ibu dan
keluarga diberikan Tuhan umur panjang dan kesehatan selalu. Kepada teman-
teman mahasiswa Program Magister Kajian Budaya angkatan 2013, Penulis
ucapkan terimakasih atas bantuan dan kerja sama seluruh teman-teman selama
kuliah maupun dalam penyelesaian tesis ini. Pada kesempatan ini juga penulis
sampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Willem Wandik., M.Si., selaku
kepala Daerah Kabupaten Puncak yang banyak membantu biaya kuliah melalui
program beasiswa. Ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya,penulis
menyampaikan kepada Ibunda yang melahirkan dan membesarkan dan juga
mertua yang tidak perna lupa memberi nasihat, dukungan, dan doa agar tetap
hidup dalam bimbingan Tuhan.
Akhirnya, Penulis ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, kepada
Istri tercinta Delina Wakerkwa, S.E, dan Anak Ku Micha Elizabeth Kogoya,
yang selalu memberikan motivasi dan dukungan penuh selama perkuliahan hingga
penyusunan tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.Semoga Tuhan Yang Maha
Kuasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Penulis menyadari bahwa
tesis ini masih banyak kekurangan oleh karena itu segalah saran dan koreksi para
pembaca sangat penulis harapkan demi tercapainya, hasil yang semakin
baik.Akhir kata, Tuhan memberkati kita semua.
Denpasar, 26 November 2015
Penulis
viii
9
ABSTRAK
Penelitian ini membahas praktik tradisi ritual Bakar Batu Babi padamasyarakat etnik Dani dan Damal di Kampung Ilaga Kabupaten Puncak ProvinsiPapua.Tradisi ritual Bakar Batu Babi adalah upacara adat warisan leluhur yangdiberlakukan pada setiap peristiwa sosial dan adat di wilayah pegunungan Papua.Oleh karena kekahasan budaya dan mekanisme adat sebagai kaidah hukum yangsudah hidup dalam masyarakat adat sehingga setiap pelanggaran yang berkaitandengan norma adat seperti konflik perang suku, hukum adat menjadi pilihanutama dalam upaya mengatasi, menanggani dan menyelesaikan sengketa perangsuku oleh masyarakat adat di pegunungan Papua. Namun konflik perang sukuterus terjadi meskipun perdamaian lewat upacara adat sering dilakukan olehmasyarakat adat.Walaupun demikian praktik tradisi ritual Bakar Batu Babi terusdilakukan oleh masayarakat adat dengan berbagai alasan. Masalah yang ditelitidirumuskan dalam tiga pertanyaan berikut ini; (1) Mengapa praktik tradisi ritualBakar Batu Babi terus dilaksanakan oleh para pihak terkait, (2) Bagaimana peranpara pihak terkait dalam melaksanakan tradisi ritual Bakar Batu Babi,(3)Bagaimana dampak praktik tradisi ritual Bakar Batu Babi.Penelitian inimengunakan metode kualitatif interpretative. Pengumpulan data dalam penelitianini dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi denganteori; 1)Praktik sosial, (2) Teori semiotika, (3) Teori dramaturgi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Alasan atau faktor yang mendorongmasyarakat etnik Dani dan Damal dilakukan praktik tradisi ritual Bakar BatuBabi dalam konteks penyelesaian persoalan perang suku diketahui karena; Faktorkonflik perang suku, hukum adat atau hukum kebiasaan, faktor kewajiban adat,motif perdamaian, faktor kesakralan hidup sosial, faktor keuntungan, faktor hargadiri, legitimasi kekuasaan dan ekonomi. Artinya, apa dilakukan oleh masyarakatadat mengandung berbagai motif kepentingan kekuasaan, kultural dan ekonomibaik secara manifes maupun laten. 2) Peran para pihak terkait dalam upacara adatdapat diidentifikasi menjadi dua peranan besar yaitu pertama peran kelompokpelibat tersirat. Kelompok pelibat tersirat terdiri dari roh para leluhur, roh alampenguasa, yang berperan sebagai pengontrol dan pengendali norma adat sertajalanya, upacara adat. Sementara kelompok pelibat tersurat meliputi para pihakpanglima perang, kepala suku adat, pemerintah daerah, anggota masyarakat adat,yang berperan sebagai mengambil keputusan atau menpengaruhi keputusan.Proses upacara adat diketahui telah terjadi peningkatan dari idealisme tradisimeningkat menjadi idealisme pasar (uang) sebagai tolak ukur upacara adat. 3)Dampak atau konsekuensi dari upacara adat yaitu; dampak sosial, budaya danekonomi. Dampak sosial meliputi integrasi sosial, religius, loyalitas sosial dandampak budaya, meliputi transformasi nilai budaya, seperti transformasi dariidealisme tradisi ke arah idealisme pasar (uang), pola budaya ketergantungan.Dampak ekonomi meliputi keuntungan yang didapatkan oleh para pihak terkaitbaik secara langsung maupun tidak langsung melalui upacara adat.
Kata Kunci: Praktik, Tradisi Ritual Bakar Batu Babi, Masyarakat EtnikDani dan Damal
ix
10
ABSTRACT
This study discusses the practice of ritual tradition Bakar Batu pork onthe Dani and Damal ethnic community in Kampung Ilaga Peak District PapuaProvince. Bakar Batu Pig ritual tradition traditional ceremony heritage is imposedon any social events and customs in the mountainous region of Papua. Kekahasancultural and traditional mechanisms as the rule of law that has been living inindigenous communities so that every infringement relating to traditional normslike tribal war conflict, customary law be the first choice in the grips, handle andresolve disputes by indigenous tribal warfare in the mountains of Papua. But thetribal war conflict continued despite peace through traditional ceremonies areoften carried out by indigenous peoples. Nevertheless, the practice of ritualtradition Bakar Batu Pig continuously carried out by indigenous communities forvarious reasons. Studied the problem formulated in the following three questions;(1). Why is the practice of ritual tradition Bakar Batu pigs continue to beimplemented by the parties, (2). What is the role of the parties concerned incarrying out the ritual tradition Bakar Batu Pig, (3). What is the impact of theritual tradition Bakar Batu Pig. This research uses qualitative interpretive method,with the theory; 1) social practices, (2) The theory of semiotics, (3) theory ofdramaturgy. Collecting data in this study is done by observation, interview anddocumentation study.
The results showed that 1) Reason for Dani and Damal ethniccommunities do practice ritual tradition Bakar Batu Pig in the context of thesettlement of the issue of tribal war known as; tribal war conflict, a factorcommon law or customary law, customary obligations factors, peace, sanctity oflife factors of social, profit factor, the factor of self-esteem, the legitimacy ofpower and economy. That is, the ceremonies are now colored with a variety ofmotive power, cultural and economic either manifest or latent. 2) The role ofstakeholders in traditional ceremonies can be identified into two major roles: firstrole pelibat group is implied. Implied pelibat group composed of spirits of theancestors, the spirits of nature ruler, which acts as a controller and controller ofcustomary norms and nets, a traditional ceremony. While the group pelibat theparties expressly include warlords, traditional chiefs, local authorities, indigenouspeople, who act as decision-making or menpengaruhi decision. Traditionalceremony known process has been an increase of idealism traditions increased toidealism markets (money) as a benchmark for traditional ceremonies. 3) Theimpact or consequences of traditional ceremonies that; the social, cultural andeconomic. Social impacts include the integration of social, religious, social andcultural impact loyalty, include the transformation of cultural values, such as thetransformation from tradition toward idealism idealism markets (money), thepattern of dependency culture. The economic impact includes the profit earned bythe related parties either directly or indirectly through the traditional ceremony.
Keywords: Practice, Ritual Tradition Bakar Batu Pig, Ethnic Society Daniand Damal.
x
11
RINGKASAN
Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang "Praktik tradisi ritual Bakar
Batu Babi pada masyarakat etnik Dani dan Damal di Kampung Ilaga Kabupaten
Puncak Provinsi Papua" Tradisi ritual Bakar Batu Babi adalah upacara adat
warisan leluhur yang diberlakukan pada setiap peristiwa sosial dan adat di wilayah
pegunungan Papua. Oleh karena kekahasan budaya dan mekanisme adat yang
hidup sebagai kaidah hukum yang hidup dalam masyarakat sehingga setiap
pelanggaran yang berkaitan dengan norma-norma adat seperti konflik perang
suku, hukum adat menjadi pilihan pertama masyarakat adat sebagai upaya
musyarawah adat dalam rangka mengatasi, menanggani dan menyelesaikan
sengketa perang. Dalam kepercayaan masyarakat, bila musyawarah tidak dicapai
maka kekuatan spiritual-lah yang menentukannya yang berakibat fatal bagi pihak
yang bersalah atau pelanggar norma adat perang suku. Tradisi ini terus
dipertahankan dan dipraktikkan ketika akhir dari suatu peperang dengan
penyembelian sejumlah besar hewan babi oleh masyarakat adat di wilayah
pegunungan Papua khususnya, pada masyarakat etnik Dani dan Damal di
Kampung Ilaga.
Namun demikian akhir-akhir ini pendekatan penyelesaian persoalan
perang suku melalui praktik tradisi ritual Bakar Batu Babi tidak efektif
sebagaimana mestinya. Terjadinya ini dipengaruhi oleh adanya transformasi dari
idealisme tradisi meningkat atau berubah menjadi idealisme pasar, dimana lebih
cenderung berorentasi pada nilai uang sebagai tolak ukur upacara adat dalam
sesuatu penyelesaian kasus perang suku. Di era globalisasi diketahui telah terjadi
disorganisasi sosial dan perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari sistem
nilai yang baru dalam mekanisme adat perang suku yang berlaku di masyarakat
etnik Dani dan Damal di Kampung Ilaga.Kondisi ini menunjukkan bahwadaya
tradisi sebagai sistem pengendali konflik perang antar suku sudah kehilangan
famornya dan membuka ruang kepada berbagai unsur-unsur kebudayaan luar
masuk melebur dalam praktik tradisi ritual Bakar Batu Babi.
xi
12
Walaupun demikian para kelompok ideologis dan para orang tua yang
telah mapan, tetap bersekukuh mempertahankan nilai tradisi tersebut, dengan pola
dan intensitas upacara adat yang jauh berbeda dari normatif.Akibatnya adalah
konflik perang antar suku terus terjadi akhir-akhir ini meskipun perdamaian
melalui upacara adat telah dan sering,dilakukan untuk menghentikan dan
mendamaikan pihak-pihak yang terlibat dalam perang suku. Akan tetapi ketika
masalah yang baru muncul maka perang kembali terjadi.
Berdasarkan uraian latarbelakang di atas maka masalah yang diteliti
dirumuskan dalam tiga pertanyaan sebagai berikut. (1) Mengapa praktik tradisi
ritual Bakar Batu Babi terus dilaksanakan oleh para pihak terkait, (2) Bagaimana
peran para pihak terkait dalam melaksanakan tradisi ritual Bakar Batu Babi, (3)
Bagaimana dampak dari tradisi ritual Bakar Batu Babi.Tujuan kajian penelitian ini
pada tiga hal yaitu; 1) Mendeskripsikan motif dan faktor para pihak terkait
dilakukan upacara adat, 2) Mendeskripsikan peranan para pihak dan proses
melaksanakan upacara adat serta sarana yang dimanfaatkannya,
3)Mendeskripsikan dampak praktik tradisi ritual Bakar Batu Babi, baik yang
dimaksudkan maupun yang tidak dimaksudkan pada lingkungan fisik maupun
sosialnya.
Kajian pustaka dalam penelitian ini menggunakan berbagai kajian yang
dianggap relevan dengan penelitian ini, seperti jurnal, buku-buku internet dan
tesis.Penelitian ini mengunakan metode kualitatif interpretatif,Pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi.Teori yang digunakan dalam Penelitian ini adalah teori; 1)Praktik
sosial, (2) Teori semiotika, (3) Teori dramaturgi.Teori praktik sosial merupakan
gagasan Bourdieu sebagai produk dari relasi habitus dan ranah yang juga produk
sejarah.Dalam ranah ada pertarungan, kekuatanorang yang banyak memiliki
modal, sertaorang yang tidak memiliki modal. Teori semiotika merupakan
gagasanFerdinand de Saussere, (1916), yang melihat tanda sebagai pertemuan
antara bentuk (yang tercitra dalam kognisi seseorang) dan makna (atau isi yakni
yang dipahami oleh manusia pemakai tanda). Artinya, semua yang hadir dalam
kehidupan kita dilihat sebagai tanda, yakni sesuatu yang harus kita berimakna.
xii
13
Teori dramaturgi dicetus oleh Erving Goffman.Goffman menciptakan sebuah
kerangka pembacaan yang dikenal dengan “dramaturgi” atau “teori panggung”
Bagi Goffman, dunia lebih merupakan sebuah panggung dari pada realitas yang
selama ini dipaham.Tindakan sosial seseorang individu atau masyarakat
didasarkan atas motif-motif tertentu.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Alasan masyarakat etnik Dani dan
Damal dilakukan praktik tradisi ritual Bakar Batu Babi dalam konteks
penyelesaian persoalan perang suku diketahui karena; a) Faktor konflik perang
suku, penyatuan kedua kelompok Dani dan Damal sebagai satu kesatuan warga
Kampung Ilaga melalui praktik ritual Bakar Batu Babi merupakan alasan utama
pemerintah daerah, masyarakat adat melakukan upacara adat karena penyatuan
melalui mekanisme praktik tradisi ritual Bakar Batu Babidalam masyarakat adat
memiliki kekuatan mengikat bagi kelompok masyarakat yang terlibat konflik. b)
Faktor hukum adat atau hukum kebiasaan, di mana praktik tradisi ritual Bakar
Batu Babi sebagai hukum adat yang hidup memang telah ada sejak nenek moyang
dan berlaku dalam kehidupan masyarakat adat pegunungan Papua khususnya,
pada masyarakat etnik Dani dan Damal di Kampung Ilagaoleh karena itu, setiap
pelanggaran norma-norma adat seperti perang suku, hukum adat menjadi pilihan
pertama, yang digunakan oleh para pihak terkait untuk menyelesaikan konflik
diantara meraka, ketidakadilan yang dirasakan oleh salah satu pihak atas
perbuatan pihak lain dapat dengan segera diselesaikan melalui mekanisme adat,
keputusan yang dihasilkan oleh mekanisme adat relatif dapat langsung dipatuhi
oleh para pihak yang terlibat sehingga mampu memenuhi rasa keadilan
masyarakat.
c) Faktor kewajiban adat, di mana menjalankan isi kesepakatan secara
bertanggung jawab pihak berkonflik terhadap anggota kelompok yang menjadi
korban merupakan tanggungjawab pihak bermasalah. Para pihak masyarakat adat
yang berkonflik berhasil memenuhi hak dan kawajiban adat melalu mekanisme
adat yaitu mekanisme dialog dan negosiasi dalam rangka membayar kematian
dalam perang, luka-luka dalam perang, serta persembahyangan terhadap anggota
kelompok merupakan kesatuan kewajiban adat yang ada dalam hukum adat
xiii
14
tersebut sehingga masyarakat etnik Dani dan Damal tetap melakukannya sebagai
kewajiban adat khusus bagi pihak yang bermasalah.
d) Motif perdamaian, atau kembalikan harmonisasi antara dua kelompok
atau mengakhiri perang kedua suku Dani dan Damal, bersamaan dengan
kembalikan harmanonisasi dengan roh para leluhur dan roh alam yang marah
akibat pelanggaran norma-norma adat yang dilakukannya merupakan menjadi
alasan pihakterkait melakukan upacara adat. e) Faktor kesakralan hidup sosial,
kepercayaan atas eksistensi roh para leluhur dan roh alam penguasa sebagai
pengendali atau pengontrol norma-norma adat dan hal-hal yang tabuh dari adat
istiadat khususnya berkaitan dengan pelanggaran norma-norma perang suku adat
juga menjadi faktor dominan masyarakat melakukan upacara adat untuk memohon
pengampunan atas kesalahan, keselamatan, perlindungan klen.
f) Faktor keuntungan, bila suatu konflik diselesaikan dengan hukum adat
tentunya bagi suku yang menjadi korban mendapatkan keuntungan dari biaya
denda yang dibayar oleh suku atau kelompok bersalah sekitar 300 juta sampai 500
juta per kepala korban. Demikian sebaliknya pihak bermasalah juga mendapatkan
keuntungan dari berbagai pihak seperti pemerintah daerah, elite organisasi sosial
dan relasi sosialnya mencapai ratusan hingga milaran rupiah faktor ini mendorong
atau memotivasi pihak terkait menyelesaian persoalan perang suku lewat hukum
adat dari pada hukum positif.
g) Faktor harga diri, harga diri suku di Papua sangat tergantung dari
eksistensi dan kekuatan kelompoknya atau sukunya, dengan menyelesaikan
konflik dengan hukum adat, maka akan semakin terlihat kelompok mana yang
paling kuat. Selain itu bagi kelompok atau suku yang kalah (terbukti bersalah)
harga diri juga merupakan sesuatu yang penting karena harga diri mereka akan
pulih jika mereka melaksanakan upacara adat dan membayar uang denda sebagai
konsekuensi dari kesalahan yang telah diperbuat. h) Motif legitimasi kekuasaan
dan ekonomi. Artinya, upacara adat sekarang sudah mewarnai dengan berbagai
motif kekuasaan, kultural dan ekonomi baik secara manifes maupun laten, dimana
para elite di daerah diketahui melakukan praktik-praktik simbolisasi atau
permainan citra melalui benda simbolik seperti uang, wacana budaya untuk
xiv
15
legitimasi kekuasaan dan ekonomi. Hal tersebut tercermin dari adanya, elite
pemerintah daerah dan elite organisasi sosial pada era otonomi daerah ini lebih
bergairah menggelontorkan dana mencapai ratusan juta hingga meliaran rupiah
untuk merebut hati rakyat. Fenomena ini diinterpretasikan sebagai legitimasi
kekuasaan dan kedudukan di masyarakat adat, sementra itu para para pemodal
atau kapitalis memanfaatkan kebijakan bantuan dari pemerintah daerah tersebut
dengan mengunakan akses dan modal ekonomi yang mereka punya, untuk
merayut keuntungan sebesar-besarnya.
2). Peran para pihak terkait dalam upacara adat dapat diidentifikasi
menjadi dua peranan besar yaitu pertama peran pihak kelompok pelibat tersirat.
Kelompok pelibat tersirat terdiri dari roh para leluhur, roh alam penguasa, yang
berperan sebagai pengontrol dan pengendali norma adat serta jalanya, upacara
adat. Sementara kelompok pelibat tersurat meliputi para pihak panglima perang,
kepala suku adat, pemerintah daerah, anggota masyarakat adat, yang berperan
sebagai mengambil keputusan atau menpengaruhi keputusan.
Proses pelaksanaan ritual inti meliputi, 1) Praktik ritual Jigin amia
bangkwi sebagai tanda penyucian busur atau panah, yang ternodai akibat perang
suku, 2)Praktik ritual Inenggi kokwi, sebagai ritual tanda penyucian tanggan yang
ternodai masalah perang suku adat, 3) Praktik ritual tawe inilih ekkwi,sebagai
bentuk permohonan pengampunan atas kesalahan, keselamatan, perlindungan klen
dalam internal sekutu sekaligus ritual tanda ucapan terima kasih, kepada nenek
moyang dan sekutunya, yang telah membantu dalam peperangan.Upacara itu
diikuti dengan penyembelian sejumlah besar babi. Selama masa gencatan senjata,
sejumlah ternak babi hanya dibunuh dalam keadaan mendesak seperti timbulnya
malapetaka atau penyakit dari amarah roh para leluhurnya. 4) Praktik ritual
liburuh kokkwi sebagai ritual tanda memberisahan tempat penyelenggaraan
upacara adat sekaligus mengubur berbagai akar persoalan perang suku adat.
Proses tersebut ditandai dengan penaman pohon wandin dan pohon pisang.
Keempat ritual adat tersebut memiliki makna dan motif tersendiri bagi masyarakat
adat.
xv
16
Proses upacara adat diketahui telah terjadi peningkatan dari idealisme
tradisi meningkat menjadi idealisme pasar (uang) sebagai tolak ukur upacara adat,
seperti nilai babi meningkat menjadi nilai uang, bentuk upacara dengan skala
prioritas dan prinsip kesederhanaan berubah menjadi pola upacara yang lebih
besar yang cenderung konsumeristik.
Walaupun demikian sarana yang dimanfaatkan dan yang dimungkinkan
dalam ruang lingkup kebudayaan serta nilai budaya, dan norma dalam kebudayaan
yang terkandung di dalamnya tersebut, mempunyai daya kreasi yang sehat, nilai
kebersamaan, dan pesan-pesan simbol keutamaan kehidupan masyarakat.
3). Dampak dari praktik tradisi ritual Bakar Batu Babi dimaksud meliputi,
a. dampak sosial, budaya, ekonomi. a) dampak sosial terdiri atas dampak integrasi
sosial, loyalitas sosial, religius,dan harga diri. b) dampak budaya terdiri atas
transformasi nilai budaya, dimana masyarakat adat telah meninggalkan nilai
budaya lama dan lebih memilih nilai budaya baru artinya telah terjadi
transformasi dari idealisme tradisi ke arah idealisme pasar (uang), pola budaya
ketergantungan terhadap pemerintah daerah dan pihak lain yang memiliki sumber
daya lebih dalam proses upacara adat. c) Dampak ekonomi meliputi keuntungan
ekonomi yang diperoleh para pihak dari berbagai sumber dalam proses upacara
adat melalu relasi sosial maupun pemerintah daerah setempat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai dasar penelitian lebih
lanjut untuk menemukan makna dan motif baru yang belum terungkap dalam
tulisan ini, sebab eksistensi tradisi ritual dalam penanggulangan konflik sosial
dalam masyarakat Papua mempunyai peran penting dan terus berkembang secara
dinamis.
xvi
17
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
PERSYARATAN GELAR ......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI............................................................ iv
PERYATAAN BEBAS PLAGIAT ............................................................. v
UCAPAN TERIMAKASIH........................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................... ix
RINGKASAN ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xvi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xx
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xxi
GLOSARIUM ............................................................................................ xxii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................ 14
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................. 14
1.3.1 Tujuan Umum.......................................................... 14
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................ 15
1.4 Manfaat Penelitian............................................................ 15
1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................... 15
1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DANMODEL PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka ................................................................... 17
2.2 Konsep............................................................................... 21
2.2.1 Praktik....................................................................... 21
2.2.2 Tradisi ...................................................................... 22
xvii
18
2.2.3 Ritual ........................................................................ 23
2.2.4 Tradisi Ritual Bakar Batu Babi.................................. 24
2.2.5 Masyarakat Etnik Dani dan Damal ............................ 26
2.2.7 Dampak..................................................................... 27
2.3 Landasan Teori .................................................................. 28
2.3.1 Teori Praktik Sosial ................................................... 28
2.3.2 Teori Semiotika ......................................................... 31
2.3.3 Teori Dramaturgi ...................................................... 35
2.4 Model Penelitian ............................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ......................................................... 41
3.2 Lokasi Penelitian................................................................ 42
3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................ 43
3.4 Teknik Penentuan Informan ............................................... 43
3.5 Instrumen Penelitian........................................................... 44
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 45
3.6.1 Observasi.................................................................. 45
3.6.2 Wawancara ............................................................... 46
3.6.3 Studi Dokumentasi.................................................... 48
3.7 Teknik Analisis Data.......................................................... 48
3.8 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data................................. 49
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Geografis.............................................................. 51
4.2 Kondisi Iklim..................................................................... 54
4.3 Kondisi Demografi ............................................................ 53
4.4 Sistem Ekonomi dan Mata Pencaharian.............................. 59
4.5 Sosial Budaya ..................................................................... 60
4.4.1 Sejarah ................................................................... 60
4.4.2 Sistem Kepemimpinan ........................................... 60
4.4.3 Peperangan bagi Masyarakat Etnik Dani dan Damal 64
xviii
19
4.4.4 Persenjataan ........................................................... 66
4.4.5 Sistem Perdagangan dan Kekerabatan..................... 68
4.4.6 Sistem Religi .......................................................... 71
4.4.7 Sistem Kepercayaan ............................................... 72
4.4.8 Sistem Perkawinan ................................................. 73
BAB V PRAKTIK TRADISI RITUAL BAKAR BATUBABITERUSDILAKSANAKAN OLEH PARA PIHAK TERKAIT
5.1 Faktor konflik Perang Suku.................................................... 78
5.2 Faktor Hukum Adat ............................................................... 84
5.3 Faktor Kewajiban Adat ......................................................... 92
5.4 Motif Perdamaian.................................................................. 96
5.5 Faktor Kesakralan Hidup Sosial ............................................. 100
5.6 Faktor Keuntungan ............................................................... 106
5.7 Faktor Harga Diri ................................................................... 109
5.8 LegitimasiKekuasaan dan Ekonomi........................................ 110
BAB VI PERAN PIHAK TERKAIT DALAM MELAKSANAKANRITUAL BAKAR BATU BABI DI KAMPUNG ILAGA
6.1 Peranan Para Pihak Terkait dalam Pelaksanaan
Tradisi Ritual Bakar Batu Babi .......................................... … 122
6.1.1 Peran Pelibat Tersirat ............................................. … 126
6.2.2 Peran Pihak Pelibat Tertulis.................................... … 128
6.2.2.1 Peran Para Pihak (Andugure) ................... … 128
6.2.2.2 Peran Para Kepala Suku Adat ................... … 131
6.2.2..3 Peran Para Pihak Pemerintah Daerah
................................................................. … 133
6.2 Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Ritual Adat............................ 138
6.2.1 Fase Persiapan Awal................................................... 138
6.2.2 Fase Pelaksanaan ritual Adat ...................................... 141
6.2.2.1 Praktik Ritual (Jigin Amia Bangkwi) ............. 142
6.2.2.2 Praktik Ritual (Inenggi Kokkwi) .................... 144
xix
20
6.2.2.3 Praktik Ritual (Tawe Inilih Ekkwi) ................ 145
6.2.2.4 Praktik Ritual (Kumi Aap Inake) ................... 146
6.2.2.5 Praktik Ritual (Liburuh Kokkwi) ................... 147
6.2.3 Pola Praktik Tradisi Ritual Bakar Batu Babi............... 148
6.2.3.1 Tahap Persiapan ............................................. 149
6.2.3.2 Proses Bakar Babi ......................................... 150
6.2.3.3 Makan Bersama.............................................. 154
6.3 Teknis Penyelenggaraan…………………....................... ........ 157
6.3.1 Waktu Pelaksanaan ....................................................... 158
6.3.2 Tempat Penyelengaraan ................................................ 159
6.3.3 Sarana Ritual Bakar Batu Babi...................................... 159
BAB VII DAMPAK PRAKTIK TRADIS RITUAL BAKAR BATU BABI PADAMASYARAKAT ETNIK DANI DAN DAMAL DI KAMPUNGILAGA
7.1 Dampak Sosial............................................................................ 168
7.1.1 Integrasi Sosial ............................................................. 168
7.1.2 Religius ........................................................................ 173
7.1.3 Loyalitas Sosial ............................................................ 176
7.2 Dampak Budaya ....................................................................... 179
7.2.1 Transformasi Nilai Budaya............................................ 180
7.2.2 Pola Budaya Ketergantungan ........................................ 184
7.3 Dampak Ekonomi ............................................................ 190
BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN
8.1 Simpulan.................................................................................. 195
8.2 Saran ....................................................................................... 197
8.2.1 Saran Bagi Masyarakat Adat ........................................... 198
8.2.1 Saran Bagi Pemerintah Daerah ....................................... 198
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xx
21
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Persebaran Penduduk Kabupaten Puncak Ilaga, MenurutKecamatan Tahun 2011 ................................................................... 56
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Puncak Ilaga, Menurut RumahTangga 2011.................................................................................... 57
Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Kampung Ilaga, Menurut PendidikanTahun 2014...................................................................................... 57
Tabel 4.4 Komposisi Penduduk, Menurut Agama KecamatanIlagaTahun 2014.............................................................................. 59
Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Di Kampung Ilaga, Menurut MataPencaharian ..................................................................................... 60
xxi
22
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model Penelitian ......................................................................... 38
Gambar. 4.1 Pembangunan Fisik di Kampung Ilaga ........................................ 51
Gambar 4.2 Letak Kampung Ilaga dari peta wilayah Provinsi Papua .............. 53
Gambar.5.1 Suasana Negosiasi pembayarankewajiban adat melaluikeluarga korbaDi Kampung Ilaga, KabupatenPuncak(Dokumentasi, Panko, 17 Mei 2015)...... .......................... 94
Gambar 5.2 Suasana penerimaan bantuan dari pemerintah daerahmelalui kepala suku adat di Distrik Gome,KabupatenPuncak Ilaga, (Dok. Panko, pada 21 Mei, 2015) .......................... 108
Gambar 5.3 Sejumlahayam potong hasil suplay para kaum kapitalismelalu masyarakat adat di Kampung Ilaga,(Dok. Panus, 15Mei 2015) ................................................................................... 112
Gambar 5.4 Suasana penyerahan bantuan pemda melalui parapemimpin upacara adat di DistrikGome, Kabupaten PuncakIlaga.(Dok.Panus, 21 Mei 2015). ................................................. 116
Gambar 6.1 Suasana Penyerahan bantuan sejumlah ternak babi kepadapihak pemimpin upacara adat di Kampung Ilaga (Dok.Panus, 10 Mei 2015). .................................................................. 137
Gambar 6.2 Suasana penyusunan kayu Bakar Batu di Kampung Ilaga(Dok. Panko, 18 Mei 2015) ......................................................... 139
Gambar 6.3 Suasana Persiapan Sejumlah Hewan Babi Untuk UpacaraAdat Perdamaian Perang Suku Adat Di Kampung Ilaga(Dok. Panko, 16 Mei, 2015) ........................................................ 150
Gambar 6.4 Suasana Prosesi Pemanahan Babi Melalui pimpinanupacara adat secara simbolis di Kampung Ilaga (Dok.Panko, 20 Mei 2015) ................................................................... 150
Gambar 6.5 Proses Bakar Babi dan pembersihan tali perut Babi (Dok.Panko, 20 Mei, 2015) .................................................................. 151
Gambar.6.6 Hasil Bakar Batu Babi di Kampung Ilaga (Dok. Panko, 20Mei 2015) ................................................................................... 152
Gambar 6.7 Suasana makan bersama masyarakat etnik Dani dan Damaldi Kampung Ilaga (Dok, 21 Mei, 2015) ................................... 153
Gambar 6.8 Potongan kepala babi sebagai simbol menggantikan kepalamanusia dari masyarakat adat di Kampung Ilaga. (Dok,Panko, 20 Mei 2015). .................................................................. 154
Gambar 6.9 Salah satu sarana atau materi hewan babi .................................... 162
xxii
23
GLOSARIUM
aap inilih ekkwi :
andugure :
bakar batu babi :
barapen :
gapii :
inenggi kokkwi :
jigin amia bangkwi :
kunu mage me :
kunu mege :
kumi aap inake :
liburuh kokwi :
nabua kabua :
gapi :
teger atau mina :
vam :
sebutan upaya perlindungan bagi para kaum pria dalam bahasa lokal.
sebuatan bagi pihak panglima perang atau pemimpin upacara, yangdianggap kelompok bermasalah biasanya kelompok ini memilikitanggungjawab yang sangat besar dalam proses perang suku maupunupacara adat.
sebuatan dalam bahasa lokal tentang upacara adat. bisanyamasyarakat etnik dani, damal memanfaatkan batu untuk memasakhasil pertanian maupun korban persembahan hewan babi. dalamprosesnya, batu-batu dibakar/ dipanas diatas tumpukan api hinggabatu terpijar kemudian mengunakan batu panas tersebut memasakdaging dan sayuran.
istilah upacara adat bakar batu babi di Papua
sebutan tradisi ritual bakar batu babi dalam bahasa me di paniai
istilah sejenis upacara adat tanda pencucian tanggan bagi pihak-pihak yang pernah terlibat dalam perang.
sejenis upacara tanda larangan untuk mengeluarkan darah manusiamengunakan alat perang seperti panah, busur dan peralatan semacamlainnya, terutama pengeluaran darah terhadap kelompok-kelompokbesar yang telah atau dapat menjadi musuh.
rumah induk
istilah sebutan rumah induk
rumah induk yang digunakan selama peperangan dan tempatpenyimpanan sejumlah unsur-unsur mistis.
sebuatan upacara adat yang diperuntukkan bagi semua orang .
istilah tolong menolong dalah bahasa dani.
istilah cara atau proses utang piutang atau lobi-lobi secara tradisional
melalui relasi-relasi sosial di masyarakat etnik dani dan damal.
suatu sebutan marga berdasarkan partrilineal di Papua. Biasnyadisebut vam kogoya, murib, tabuni dan sebagainya.
xxiii
24