Upload
aya-gabrie-ebonk-ii
View
45
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Keperawatan Maternitas
1.1 Pengertian Maternitas
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas
pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik
dan psikososial dari klien, keluarga, dan bayi baru lahir. (Ali, Zaidin. 2002: 203).
Keperawatan Maternitas merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan
dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu
beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal. (Ali,
Zaidin. 2002: 203).
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas
yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses
konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan
menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Ali, Zaidin.
2002: 203).
1.1.2 Trend Keperawatan Maternitas
Pada masyarakat yang menuju ke arah modern, terjadi peningkatan
kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan
pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan
menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan
kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu
dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi
bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global
internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki
kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap
aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan
Iptek.
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia
kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi
1
2
tercapainya tujuan kesehatan, maka solusi yang harus ditempuh dalam
keperawatan maternitas di tahun 2010 adalah:
1.1.2.1 Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan
perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi
dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan
pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional
dibidang keperawatan.Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata dalam hal
SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan.
1.1.2.2 Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi,
lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan.Selain itu semua penerapan model
praktik keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus
segera di lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.
1.1.2.3 Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan
dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi
kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan
yang dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan
merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri
dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan
harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat. (Ali, Zaidin. 2002.
204)
1.1.3 Peran Perawat
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Ali (2002: 204):
1.1.3.1 Pelaksana
Perawat yang bekerja member asuhan keperawatan di tempat pelayanan
kesehatan.
1.1.3.2 Pendidik
Pendidik disini dapat sebagai dosen bagi pasien maupun perawat
memberikan pendidikan kepada klien.
3
1.1.3.3 Konselor
Perawat sebagai seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan
konseling kepada klien, konselor bertanggung jawab memberikan layanan
dan konseling.
1.1.3.4 Role model bagi para ibu
Panutan bagi para ibu-ibu yang sedang menjalankan keperawatan
maternitas.
1.1.3.5 Role model bagi teman sejawat
Panutan sesama perawat atau saling bekerja sama antar paerawat.
1.1.3.6 Perumus masalah
Mengetahui masalah-masalah yang muncul pada pasien dan merumuskan
masalah tersebut.
1.1.3.7 Ahli keperawatan
Perawat harus ahli dalam melaksanakan tugas keperawatan.
1.1.4 Konsep Dasar Kehamilan
1.1.4.1 Pengertian
Masa kehamilan adalah masa ketika seorang wanita membawa embrio atau
fetus dalam tubuhnya. Awal kehamilan terjadi pada saat sel telur perempuan lepas
dan masuk ke dalam saluran sel telur. Pada saat persetubuhan, berjuta–juta cairan
sel mani atau sperma dipancarkan oleh laki-laki dan masuk ke rongga rahim
(Astuti, 2011:16).
1) Kehamilan dibagi dalam 3 trimester:
(1) Trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu)
Ketika wanita dinyatakan hamil, maka kadar hormon progesteron dalam
tubuh akan meningkat dan akan menimbulkan mual, muntah pada pagi hari,
lemah, letih, dan membesarnya payudara. Pada awal kehamilannya ibu akan
membenci perubahan yang terjadi pada dirinya. Banyak ibu merasa kecewa,
terjadi penolakan, kecemasan, dan kesedihan (Nirwana, 2011:74).
4
(2) Trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu)
Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energi
dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini ibu dapat merasakan
kehamilannya. Banyak ibu merasa terlepas dari kecemasan dan rasa tidak nyaman
seperti yang dirasakan pada trimester pertama (Wulandari, 2009:92).
(3) Trimester ketiga (antara 24 sampai 40 minggu)
Pada trimester ketiga ibu akan bersikap melindungi bayinya dan akan
menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan bayinya.
Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang
akan timbul pada waktu melahirkan dan merasa khawatir akan keselamatannya
(Wulandari, 2009:92). Trimester ketiga lebih sering disebut periode menunggu
atau penantian dan waspada. Sebab pada masa ini ibu merasa tidak sabar ingin
segera melihat anak yang selama sembilan bulan lahir kedunia ini. Trimester
ketiga ini adalah masa persiapan kelahiran dan peran sebagai orang tua seperti
terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi (Wulandari, 2009:93).
1.1.5 Konsep Dasar Persalinan
1.1.5.1 Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi, yang mampu hidup,
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (wiknjosastro, 2008:19).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta
dan selaput janin dari tubuh ibu.
1.1.5.2 Tahapan Persalinan
1) Kala I
Kala 1 atau kala pembukaan adalah periode persalinan yang dimulai dari
his persalinan yang pertama sampai pembukaan servik menjadi lengkap.
Berdasarkan kemajuan pembukaan maka kala 1 dibagi menjadi :
(1) Fase laten : Fase pembukaan yang sangat lambat ialah dari 0 sampai 3 cm
yang membutuhkan waktu 8 jam. pada fase ini ibu biasanya merasa lega
dan bahagia karena masa kehamilannya akan segera berakhir. Namun,
5
pada awal persalinan wanita biasanya gelisah, rasa gugup, cemas dan
khawatir sehubungan dengan rasa tidak nyaman karena kontraksi
(Wulandari ,2009:94).
(2) Fase aktif: Fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi lagi menjadi:
Fase Accelerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3 cm sampai 4 cm yang
dicapai dalam 2 jam, Fase dilatasi maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai
9 cm yang dicapai dalam 2 jam dan Fase Decelarasi (kurangnya
kecepatan), dari pembukaan 9 cm sampai 10 cm. Saat kemajuan persalinan
sampai pada fase kecepatan maksimum rasa khawatir wanita menjadi
meningkat. Kontraksi menjadi semakin kuat dan frekuensinya lebih sering
sehingga wanita tidak dapat mengontrolnya (Wulandari, 2009:95).
2) Kala II
Kala II atau kala pengeluaran adalah periode persalinan yang dimulai dari
pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.
3) Kala III
Kala III atau kala uri adalah periode persalinan yang dimulai dari lahirnya
bayi sampai dengan lahirnya placenta
4) Kala IV
Kala IV merupakan masa 1 sampai 2 jam setelah placenta lahir. Dalam
klinik, atas pertimbangan praktis masih diakui adanya kala IV persalinan
meskipun masa setelah placenta lahir adalah masa dimulainya masa nifas/
puerperium), mengingat pada masa ini sering timbul perdarahan (Yanti, 2009:23).
1.2 Konsep Anemia
1.2.1 Definisi
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin
(Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas
sel darah merah dalam membawa oksigen(Marilyn E, Doenges, 2005)
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan
normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41%
pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita,
6
wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang
dari 37%, maka wanita itu dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit,
melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan
fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah
hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.(Marilyn E, Doenges, 2005)
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb
sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah
gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen
tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah,
yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada
banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya.
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin turun dibawah normal (Wong, 2005)
1.2.1.1 Klasifikasi Anemia
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis(Marilyn E, Doenges, 2005):
1) Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
(1) Anemia aplastik
Penyebab: Agen neoplastik/sitoplastik
terapi radiasiantibiotiktertentu
infeksi virus (khususnya hepatitis)
↓
Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang
Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)
Hambatan humoral/seluler
↓
Gangguan sel induk di sumsum tulang
↓
Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai
↓
Pansitopenia
7
↓
Anemia aplastik
Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (patrick, Davay. 2007)
DERAJAT WHO NCI
Derajat 0 (nilai normal)
Derajat 1 (ringan)
Derajat 2 (sedang)
Derajat 3 (berat)
Derajat 4 (mengancam
jiwa)
> 11.0 g/dL
9.5 - 10.9 g/dL
8.0 - 9.4 g/dL
6.5 - 7.9 g/dL
< 6.5 g/dL
Perempuan 12.0 - 16.0
g/dL
Laki-laki 14.0 - 18.0 g/dL
10.0 g/dL - nilai normal
8.0 - 10.0 g/dL
6.5 - 7.9 g/dL
< 6.5 g/dL
1.2.2 Etiologi
1.Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2.Perdarahan
3.Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4.Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dan copper
Menurut Badan POM (2011), penyebab anemia yaitu:
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12,
asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel
darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan
terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak
dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap
zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan
seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan
lambung (aspirin, anti imflamasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan
8
masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis,
dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat
menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah
pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat
menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel darah
merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria,
atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.
1.2.3 Patofisiologi
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum
(misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau
dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping
proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan
bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada
kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat
semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin
(hemoglobinuria). Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien
disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah
yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:
1. Hitung retikulosit dalam sirkulasi darah;
9
2. Derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara
pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
10
1.2.4WOC Web Of Causation
bhn baku pembuatan sel drh berkurang
del. Fe, as. Folat dan Vit.B.12
berkurangnya jml entrosit
ANEMIA
Terganggu supply O2 dan Nutrien
OtakJantung Ginjal Otot Kulit
O2& nutrisipeningtn. kx jantung
Anoreksia
Metab.anerob
as.laktat
irritable, nyeri dansakit kepala
MK : Ggn rasa Nyaman ; Nyeri ; Resiko cidera
Hipertrofi
uncompensated
MK : Resikopenurunan curah jtg
peningktnerritropoetin
miotin& aktin tdk blengketan
penumpukanbilirubin
aktivasi RAAvasokonstriksi p. drh
Penurunan GFR
Oliguria
MK : Intoleransi aktifitas
penurunankontraksi otot
kelemahan
MK : intoleransiaktivitas
gatal, merah,bengkak
MK : Rsiko kerusakanintegritas kulit
Kecelakaan, operasi
perdarahan masif
himetemesis,
perdarahan menahun
thalasemia, Hbpati,sferositus kongenital, def.
maria, rx.trfusi drh
Sindrom fanconi, kel.ssm tl.,neoplasma, radiasi, infeksi
virus hepatitis, bhn kimia &obat
Hamolitik aplastik
B1 B2 B3 B4 B5 B6
Paru
ggn difusi O2 danCO2
takipnoe
CO2
asidosis respiratorik
MK : Perubahan perfusi jaringan dan perubahan pola nafas
Hepar
Pembentikanbiliverdin
bilirubin indirecthepar meningkat
hepotomegali
MK : Sirosis Hepatis
10
Sarwono, Prawirohardjo.2008.Ilmu Kebidanan.Jakarta: Bina Pustaka
11
1.2.5 Tanda Dan Gejala
1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat.Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb,
vasokontriksi
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina
(sakit dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2
berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan
berkurangnya oksigenasi pada SSP
1.2.6 Komplikasi
Komplikasi umum akibat anemia adalah:
1. Gagal jantung,
2. Kejang.
3. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
4. Daya konsentrasi menurun
5. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun
1.2.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih,
kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung
trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin
parsial.
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity
serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis
serta sumber kehilangan darah kronis.
12
1.2.8 Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti
darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
Transplantasi sumsum tulang, pemberian terapi imunosupresif dengan
globolin antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
Pada pasien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat,
ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan
penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang
mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga
Hb meningkat.
4. Anemia megaloblastik
Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila
difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik
dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan
selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang
tidak dapat dikoreksi.
1.3 Konsep Manajemen Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anemia
1.3.1 Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan anemia difokuskan pada penggalian data
dasar tentang informasi status terkini dari klien mengenai berkurangnya sel darah
merah dapat disebabkan oleh kekurangan kofaktor untuk eritropoesis, seperti
asam folat, vit.B12, dan besi. Pada anemia, karena semua sistem organ dapat
terlibat,maka dapat menimbulkan manifestasi klinis yag luas.Oleh karena jumlah
efektif sel darah merah berkurang, maka lebih sedikit oksigen yang dikirimkan ke
jaringan.
13
1.3.2 Anamnesis
Kehilangan darah yang mendadak atau berlebihan seperti pada perdarahan,
sehingga menimbulkan gejala sekunder hipovolemia dan hipoksia.masing-masing
gejala harus dievaluasi waktu dan durasinya, serta faktor yang mencetuskan dan
yang meringankan.
1.3.2.1 Keluhan utama
Pada klien anemia biasanya keluhan utamanya biasanya mengeluh cepat
lelah.
1.3.2.2 Riwayat kesehatan
1.3.2.3 Riwayat penyakit dahulu:
1.3.2.4 Apakah klien sebelumnya pernah menderita anemia
1.3.2.5 Apakah meminum suatu obat tertentu dalam jangka lama
1.3.2.6 Apakah pernah menderita penyakit malaria
1.3.2.7 Apakah pernah mengalami pembesaran limfe
1.3.2.8 Apakah pernah mengalami penyakit keganasan yang tersebar seperti
kanker payudara,leukimia,dan multipel mieloma
1.3.2.9 Adakah pernah kontak dengan zat kimia toksik dan penyinaran dengan
radiasi
1.3.2.10 Apakah pernah menderita penyakit menahun yang melibatkan ginjal dan
hati
1.3.2.11 Apakah pernah menderita penyakit infeksi dan defisiensi endokrin
.
1.3.3 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum klien pucat.Ini diakibatkan oleh berkurangnya volume
darah, berkurangnya hemoglobin, dan vasokonstriksi untuk memperbesar
pengiriman oksigen ke organ-organ vital.Karena faktor-faktor seperti pigmentasi
kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kapiler memengaruhi warna kulit, maka
warna kulit bukan merupakan indeks pucatyang dapat diandalkan.Warna kuku,
telapak tangan, dan membran mukosa bibir serta konjungtiva dapat digunakan
lebih baik guna menilai kepucatan.
14
Pemeriksaan fisik yang dikaji adalah pemeriksaan per sistem B1-B6
(Wong, 2005)
1.3.3.1 Sistem pernapasan B1 (Breathing)
Dispnea (kesulitan berpanas), napas pendek, dan cepat lelah waktu
melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya pengiriman
oksigen.
1.3.3.2 Sistem Kardiovaskuler B2 (Bleeding)
Takikardia dan bising jantung menggambarkan beban kerja dan curah
jantung yang meningkat, pucat pada kuku, telapak tangan, serta membran mukosa
bibir dan konjungtiva.Keluhan nyeri dada bila melibatkan arteri koroner. Angina
(nyeri dada), khususnya pada klien usia lanjut dengan stenosis koroner dapat
diakibatkan karena iskemia miokardium. Pada anemia berat, dapat menimbulkan
gagal jantung kongestif sebab otot jantung yang kekurangan oksigen tidak dapat
menyesuaikan diri dengan beban kerja jantung yang meningkat
1.3.3.3 Sistem Neurologis B3 (Brain)
Disfungsi neurologis, sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinitus ( telinga
berdengung )
1.3.3.4 Sistem Endokrine B4 (Bladder)
Gangguan ginjal, penurunan produksi urine
1.3.3.5 Sistem Eliminasi B5 (Bowel)
Penurunan intake nutrisi disebabkan karena anoreksia, nausea, konstipasi
atau diare, serta stomatitis ( sariawan lidah mulut)
1.3.3.6 Sistem Muskuluskeletal B6 (Bone)
Kelemahan dalam melakukan aktivitas
1.3.4 Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan
konsentrasi Hb dalam darah.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake
makanan.
3. Defisit perawatan diri b.d kelemahan
4. Resiko infeksi b.d pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan Hb)
15
1.3.5 Intervensi Keperawatan
NODIANGOSA KEPERAWATAN
DAN KOLABORASITUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
1 Perfusi jaringan tidak efektif b/d penurunan konsentrasi Hb dan darah, suplai oksigen berkurang
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x7 jam perfusi jaringan klien adekuat dengan kriteria :
- Membran mukosa merah- Konjungtiva tidak anemis- Akral hangat- Tanda-tanda vital dalam rentang normal
Peripheral Sensation Management (Manajemen Sensasi Perifer)
1) Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
2) Monitor adanya paretese
3)Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi atau laserasi
4) Gunakan sarun tangan untuk proteksi
5)Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
15
16
2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang, anoreksia
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam status nutrisi klien adekuat dengan kriteria
1) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2) Beratbadan ideal sesuai dengan tinggi badan
3) Mampumengidentifikasi kebutuhan nutrisi
NIC :Nutrition Management
1) Kaji adanya alergi makanan2) 2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.3) Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
4) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
5) Berikan substansi gula
3 Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x7 jam jam kebutuhan mandiri klien terpenuhi dengan criteria
1) Klien terbebas dari bau badan
2) Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADL
3) Dapat melakukan ADL dengan bantuan
NIC :Self Care Assistane : ADL
1) Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
2) Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.
3) Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self-care.
17
4 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama2x7 jam status imun klien meningkat dengan kriteria
1) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2) Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
3)Jumlah leukosit dalam batas normal
NIC :Infection Control (Kontrol Infeksi)
1) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
2) Pertahankan teknik isolasi
3) Batasi pengunjung bila perlu
4) Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
5) Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
17
18
BAB 2
]TINJAUAN KASUS
2.1 Pengkajian Keperawatan
2.1.1 Identitas Klien
A. Identitas Klien
Nama : Ny. H
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Banjar
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT ( Ibu Rumah Tangga)
Golongan Darah : O
Alamat : Jl. Murjani
Diagnosa Medis : Anemia
Penghasilan Per Bulan : ± 1.500.000
Tanggal Masuk RS : -
Tanggal Pengkajian : 19 Juni 2015
Nomor Rekam Medik : 6940xxxxxx
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 29 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku Bangsa : Banjar
Pendidikan terakhir : SLTP
Pekerjaan : Swasta
Golongan Darah : -
Alamat : Jl. Murjani
Hubungan dengan Klien : Suami
18
19
2.1.2 Riwayat Penyakit
2.1.2.1 Alasan Kunjungan / Keluhan Utama : pasien mengatakan ‘’pusing
dan badan terasa lemah”.
2.1.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) : pasien mengatakan pusing
dan badan terasa lemah. Penangan yang dilakukan di rumah tidak
ada, keluarga langsung membawa pasien ke UPTD Puskesmas
Pahandut dan diberikan penangan dengan pemeriksaan tanda tanda
vital 110/80 mmHg, Berat badan 63 kg, Tinggi badan 151 cm,
Palpasi: tinggi fundus uteri 3 jari di bawah pusat 29 cm, letak
punggung sebelah kiri, kepala janin belum masuk PAP, Denyut
jantung janin (DJJ) 139x/mnit, LILA (lingkar lengan atas) 29 cm
dan reflek patella kiri/kanan positif (+/+).
2.1.2.3 Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami : sebelum
nya Pasien tidak pernah mengalami penyakit yang sama seperti di
derita nya sekarang.
2.1.2.4 Riwayat Kesehatan Keluarga : Di dalam keluarga pasien
mengatakan tidak ada yang sama mengalami riwayat penyakit
anemia .
2.1.2 Riwayat Obstetric Dan Ginekologi
Riwayat Ginekologi:
2.1.2.1 Riwayat Menstruasi :
Menarche : pasein mulai mengalami menstruasi sejak usia 13
tahun
Siklus : ± 28 hari
Lamanya Haid : sekitar 5 – 6 hari
Banyaknya : 2 – 3 kali ganti pembalut
Sifat Darah (warna, bau, cair/gumpalan, dysmenorhoe) : bersifat
cair dan sedikit gumpalan
Gangguan sewaktu menstruasi :
20
Gejala pre menstruasi : saat pre menstruasi pasien sering tidak bisa
mengontrol emosi dan kurang konsentrasi dalam mengerjakan
pekerjaan.
HPHT : 23 - 09 - 2014
Taksiran Persalinan : 30 - 06 - 2015
2.1.2.2 Riwayat Perkawinan (suami dan isteri) :
Usia Pernikahan : 23 tahun
Lamanya Pernikahan: 2 tahun
Pernikahan Ke : 1 ( penikahan pertama )
2.1.2.3 Riwayat Keluarga Berencana :
Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil: tidak
menggunakan kontrasepsi apapun.
Waktu dan lamanya penggunaan : tidak ada
Apakah ada masalah dengan cara tersebut : tidak ada
Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang :
kontrasepsi hormonal yaitu jenis suntik 3 bulan
Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga : untuk
sementara merencanakan cukup 1 anak.
Riwayat Obstetri :
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G1 P0 A0
No Tgl partusUmur hamil
Jenis partus
Tempat/ Penolong
Jenis kelamin
BBMasalah Kead
aan AnakHamil Lahir Nifas Bayi
Keterangan :
Masa hamil : tekanan darah tinggi, bengkak, infeksi saluran
perkemahan, perdarahan, premature, dll
Masalah Lahir/persalinan : SC atas indikasi, perdarahan, kejang-
kejang, dll
21
Masalah Nifas : perdarahan, infeksi, anemia, dll
Masalah bayi : pernapasan, makanan, ikterus, cacat, meninggal
dalam kandungan, meninggal setelah lahir, dll
Keadaan Anak : hidup / mati, sebab kematian : tidak ada
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
Amenorhoe : sejak tanggal 23 - 09 - 2014
Keluhan waktu hamil : kelelahan dan pusing
Gerakan anak pertama di rasakan : sering terjadi pergerakan di
bagian bawah perut sebelah kiri.
Imunisasi : belum pernah di berikan imunisasi
Penambahan BB selama hamil : selama hamil berat badan 2 – 4
kg
Pemeriksaan kehamilan : dilakukan pemeriksaan setiap bulan
Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : PKM Pahandut
2.1.3 Pemeriksaan Fisik
Subjektif Objektif
2.1.3.1 Keadaan UmumBB sebelum hamil 58 kg
2.1.3.2 KepalaKeluhan : tidak ada keluhan
2.1.3.3 MukaKeluhan : tidak ada keluhan
2.1.3.4 MulutKeluhan : tidak ada keluhan
Suhu 360CNadi 80 x/menitTekanan Darah 110/80 x/menitBB 63 kgTinggi Badan 151cmKesadaran compos mentis (sadar penuh)Turgor Kulit agak kering Tidak ada benjolan atau lesi
Hyperpigmentasi : tidak adanya flek hitam pada wajahCloasma gravidarum : tidak ada flek hitam dalam wajah
Edema : tidak ada pembengkakan daerah pipi dan rahang Simetris: tidak di ada
Mukosa mulut & bibir : bibir sedikit keringKeadaan gigi : lengkap tidak ada karies dan lubang gigi Fungsi Pengecapan : baik Keadaan Mulut: cukup bersih Fungsi menelan : baik tidak ada nyeri saat menelan makanan
22
2.1.3.5 MataKeluhan : tidak ada keluhan
2.1.3.6 HidungKeluhan : tidak ada keluhan
2.1.3.7 TelingaKeluhan : tidak ada keluhan
2.1.3.8 Leher
2.1.3.9 Daerah dada
2.1.3.10 Payudara
2.1.3.11 Abdomen
2.1.3.12 Genitalia Eksterna
2.1.3.13 Anus
2.1.3.14 Ekstremitas atas dan bawah
2.1.3.15 Pemeriksaan Panggul
Ukuran pupil Konjungtiva : anemis / pucat Sklera : tampak bening Fungsi Penglihatan : tidak ada gangguan
Reaksi alergi : ada reaksi alergi terhadap cuaca Pernah flu : penah terkena fluFrekuensinya dalam 1 tahun : 2 kali Perdarahan/peradangan : tidak ada perdarahan /peradangan pada hidungKeadaan/kebersihan : keadaan hidung cukup bersih.
Keadaan : cukup bersih Fungsi pendengaran : baik
Pembesaran kel.Tyroid : tidak ada Distensi vena jugularis : tidak ada Pembesaran KGB : tidak ada
Sesak napas : tidak adaBatuk : tidak adaSakit dada : tidak adaSuara napas : tidak adaBunyi jantung : tidak adaPalpitasi : tidak ada
Simetris, aerola tidak ada benjolan
Bentuk perut tidak ada benjolan lain, dan tidak ada bekas operasiBaik tidak ada memar dan lesi
Tidak dilakukan
Tidak ada benjolan atau hemoroid
Jari tangan terlihat lengkap, bersih tidak ada edema dan tidak ada kelainan
Ukuran panggul luar : tidak dilakukan pemeriksaan- Distantia spinarum - Distantia cristarum - Conjugata externa - Lingkar panggul
Ukuran panggul dalam : tidak dilakukan pemeriksaan- Promonotorium - Linea inominata
23
- Dinding samping - Spina Ischiadika - Sacrum - CV CD
2.1.4 Pola Aktivitas Sehari-Hari
1. Pola Nutrisi : Jenis makanan nasi, lauk , sayur dan buah
2. Pola Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK) : BAK 4 – 5 kali sehari, warna
kuning jernih, bau amoniak.
b. Buang Air Besar (BAB) : BAB 2 kali sehari, warna kuning,
konsistensi lembek
3. Pola tidur dan istirahat : Tidur siang jam 1-3 jam dan tidur
malam 6 – 8 jam
4. Pola aktivitas dan latihan : Dalam melakukan aktivitas sehari hari
merasa pusing dan cepat lelah
5. Personal Hygiene :
Kulit :Sedikit agak kering
Rambut : Baik tidak rontok dan tidak mudah patah
Mulut & Gigi : Kering, tidak ada karies gigi dan lubang gigi
Pakaian : Cukup rapi
Kuku : Simetris
Vulva Hygiene : tidak di kaji
6. Ketergantungan fisik :
Merokok : tidak ada
Minuman Keras : tidak ada
Obat-obatan : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
2.1.5 Aspek Psikososial dan Spiritual
2.1.5.1 Pola pikir dan persepsi
24
1) Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat bayi :
hanya mengetahui dari keluarga saja
2) Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya :pasien akan
memberikan pemberian asi eksklusif pada bayinya
3) Jenis kelamin yang diharapkan : pasien berharap laki – laki atau
perempuan sama saja
4) Siapa yang membantu merawat bayi di rumah : yang akan membantu
merawat bayi suami dan keluarga
5) Apakah hamil ini diharapkan : kehamilan ini di harapkan pasien dan
keluarga
2.1.5.2 Persepsi diri
1) Hal yang amat di pikirkan saat ini : bagai mana melewati proses kelahiran
2)Harapan setelah menjalani perawatan : ibu dan bayi sehat sesuai dengan
harapan
3) Perubahan yang dirasa setelah hamil : tidak ada
2.1.5.3 Konsep diri
1) Body image : mengharapakan setelah melahirkan bentuk badan kembali
ideal/tidak gemuk
2) Peran : mengharapkan bisa menjadi ibu
3) Ideal diri : pasien menyukai apa yang ada dalam dirinya
4) Identitas diri :pasien berperan sebagai ibu rumah tangga
5) Harga diri : pasien tidak malu dengan keadaan nya yang sedang hamil
2.1.5.4 Hubungan/komunikasi
1) Bicara : jelas/relevan/mampu mengekspresikan/mampu mengerti orang
lain
2)Bahasa utama : menggunakan bahasa indonesia dan bahasa daerah
menggunakan bahasa banjar.
3) Yang tinggal serumah : pasien tinggal serumah dengan suami dan orang
tuanya
4) Adat istiadat yang di anut :di dalam keluarga pasien melakukan acara 7
bulanan
5) Yang memegang peranan penting dalam keluarga : suami
25
6) Motivasi dari suami : suami selalu memberikan dukungan dan motivasi
selama kehamilan
7) Apakah suami perokok : suami pasien adalah seorang perokok
8) Kesulitan dalam keluarga : tidak ada
2.1.5.5Kebiasaan seksual
1) Gangguan hubungan seksual : tidak ada
2) Pemahaman terhadap fungsi seksual : cukup memahami
2.1.5.6 Sistem Nilai – Kepercayaan
1) Siapa dan apa sumber kekuatan : keluarga dan suami
2) Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda : pasien
mengatakan agama dan kepercayaan sangat penting
3) Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekuensi)
:kegiatan mengaji yang dilakukan setiap 1 minggu sekali
4) Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama
di RS : tidak ada
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
No Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Normal1. Darah
HB 10,2 g/dl 11-14 Golongan Darah/Rh 0 -
Gula Darah - - Leukosit - - VR/VDRL - -
2 Urine Protein - - Sedimen - - Reduksi - -
3. Pemeriksaan tambahan TTT/NST - - TTO/OCT - - USG - - Amnioscopy - - TORCH - - Rontgent - -
2.1.7 Pengobatan
26
No Terapi Dosis Farmakologi Rate1. Fe 20 mg 1 x 1 Oral2. Vitamin B12 25 mg 3 x 1 Oral3. Kalk 500 mg 1 x 1 Oral
2.2 Analisa Data
DATA MASALAHDs :
- Pasien mengatakan ‘Pusing dan badan terasa lemah”.
Do : - Pasien tampak lemah- Kesadaran compos mentis- Riwayat Ginekologi :
HPTP = 23-09-2014TP = 02 – 07 – 2015Usia kehamilan = 36 mingguKonjungtiva : anemis/pucat
- Riwayat Obstetri : Gravida 1, Partus 0 dan Abortus 0
- Pemeriksaaan tanda tanda vital TD : 110/80 mmHgND: 80 x/mnitRR: 22 x/mnitS : 36,5 0CBB: 63 kgTB: 151 cmHB 10,2 gr/dlLILA : 29 CM
Perfusi jaringan tidak efektif b/d perubahan ikatan O2 dengan HB,
penurunan konsentrasi Hb dalam darah.
Ds : -Do: Pasien bertanya tentang anemia “makanan apa saja yang bisa menormalkan HB?” Anemia di sebab apa? “
Kurang pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan mengenai anemia
Palangka Raya, 19 Juni 2015
Mahasiswa
(RANDY PRATAMA)
27
2.3 Diagnosa Keperawatan
Tanggal/ jam
Diagnosa keperawatan Intervensi Implementasi Evaluasi
19/06/2015
1. Perfusi jaringan tidak efektif b/d penurunan konsentrasi Hb dalam darah, suplai oksigen berkurang
1. Perhatikan status fisiologis ibu, status sirkulasi dan volume darah.
2. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital ibu
3. Lakukan pemeriksaan fisik CRT dengan menekan kuku pasien.
4. Lakukan pemeriksaan ANC.5. Anjurkan tirah baring posisi
miring kiriKolaborasi :
1. Pemeriksaan HB2. Pemeberian terapi zat besi
1. Memperhatikan tanda-tanda fisiologis ibu- Tidak ada odem- Tidak ada kebiruan
2. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital- TD : 110/80 mmHg- N : 80 x/mnt- S : 36 0C- RR : 22 x/mnt
3. Mengobservasi pemeriksaan ANC- Palpasi :
L1 : 3 jr di bawah pusat (md : 29 cm)
L2 : punggung kananL3 : presentasi kepalaL4 : belum masuk PAPDJJ : (+) 139 x/mntLILA : 29 cm
4. Menganjurkan tirah baring posisi miring kiri- Untuk meningkatkan
sirkulasi plasenta atau janin dan pertukaran oksigen
5. Pemeriksaan HB : 10,2 gr/dl6. Fe 1x1
Vit B12 3X1Kalk 1x1
S : Pasien mengatakan pusing dan lelahnya sedikit berkurang
O :
- Pasien tampak sedikit tenang- Tidak ada odem dan kebiruan- Pemeriksaan Tanda tanda vital :
TD = 110/80 mmHgND = 80 x/mnitRR = 22 x/mnitS = 360C
- Palpasi :L1 : 3 jr di bawah pusat (md : 29 cm)L2 : punggung kiriL3 : presentasi kepalaL4 : belum masuk PAPDJJ : (+) 139 x/mntLILA : 29 cm- Pasien melakukan irah baring miring
kiri- Hb 10,2 g/dl- Pemberian Fe 1x1 dengan dosis 60
mg- Pemberian vit B12 3x1- Pemebrian Kalk 1x1 dengan dosis
500 mg- Pusing (+)- Konjungtiva anemis (+)
28
A :Sebagian masalah teratasi P: lanjutkan intervensi - Anjurkan klien control ulang
kembali- Anjurkan pasien rutin minum obat
Fe secara teratur, bila terjadi mual mual Fe diminum pada malam hari sebelum tidur.
- Anjurkan pasien mengonsumsi makan yang mengandung zat besi seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan, dll
29
Tanggal/ jam
Diagnosa keperawatan
Intervensi Implementasi Evaluasi
19/06/2015 2 . Kurang pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan mengenai anemia
1. Berikan penkes mengenai anemia.- Pengertian anemia- Ciri-ciri ibu hamil yang anemia- Jelaskan akibat anemia pada ibu
hamil.2. Anjurkan pemberian intake yang
adekuat banyak nutrisi bagi kebutuhan janin.
3. Jelaskan tentang pemberian zat besi pada ibu hamil.
1. Memberiakn penkes tentang anemia.- Pengertian anemia- Ciri-ciri ibu hamil yang
anemia- Menjelaskan akibat anemia
pada ibu hamil2. Anjurkan pemberian intake yang
adekuat banyak nutrisi bagi kebutuhan janin.- menganjurkan ibu untuk
mengonsumsi makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran dan kacang-kacangan, buah-buahan, dll
3. Menjelaskan tentang pemberian zat besi
- bila terjadi mual muntah maka Fe diminum sebelum tidur yntuk menghindari mual muntah.
S : O : - Pasien dapat mengetahui tentang
anemia- Pasien mengatakan akan
mengonsumsi makan yang banyak nutrisi/bergizi untuk kesehatan bayi dan dirinya.
- Pasien mengatakan akan meminum obat fe pada waktu sebelum tidur malam
A :Sebagian masalah teratasi P: pertahankan intervensi - Anjurkan klien control ulang
kembali- Anjurkan pasien mengonsumsi
makan yang mengandung zat besi seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan, dll