15
ISSN 2502-3802 Pedagogy Volume 2 Nomor 1 Halaman 106 dari 160 TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE GURU MELALUI LESSON STUDY Ma'rufi 1 , Muhammad Ilyas 2 Program Studi Pendidikan Matematika 1,2 , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 1,2 , Universitas Cokroaminoto Palopo 1,2 [email protected] 1 ,[email protected] 2 Abstrak Menjadi guru berarti menjalankan tanggung jawab sebagai guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pedagogical Conten Knowledge (PCK) merupakan salah satu jenis pengetahuan yang penting bagi guru dalam mengajar agar materi yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Lesson study merupkan program pembinaan profesi pendidik secara berkelanjutan agar terjadi peningkatan keprofesionalan pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara terus menerus, berkala dan berkolaborasi. Langkah-langkah pengembangan PCK guru melalui lesson study yaitu mengintegrasikan komponen-komponen PCK pada setiap tahapan lesson study, yaitu: (1) tahap perencanaan (plan), secara kolaboratif, dosen merencanakan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa berbasis permasalahan di kelas, (2) tahap pelaksanaan (do), seorang dosen atau guru melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, sementara dosen/guru lain mengobservasi aktivitas belajar peserta didik, (3) refleksi (see), dengan prinsip kolegialitas, secara kolaboratif merefleksikan keefektifan pembelajaran dan saling belajar. Kata-kata Kunci: Pedagogical Content Knowledge, Lesson Study, Guru A. Pendahuluan Shulman (1986) mengajukan tiga jenis pengetahuan konten yang harus dikuasai guru untuk mengajar yang efektif, yaitu: (1) Subject Matter Content Knowledge atau pengetahuan materi pokok yang disingkat SMCK atau SMK, (2) Curriculum Knowledge atau pengetahuan kurikulum, dan (3) Pedagogical Content Knowledge atau pengetahuan konten pedagogik yang disingkat PCK. Subject Matter Content Knowledge (SMCK) atau Subject Matter Knowledge (SMK) adalah pengetahuan konten disiplin ilmu itu sendiri (Shulman, 1986) termasuk pengetahuan substantif dan pengetahuan sintaktik. Pengetahuan substantif mengacu kepada pengorganisasian fakta-fakta kunci, teori-teori, model-model dan konsep-

TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN …

ISSN 2502-3802

Pedagogy

Volume 2 Nomor 1

Halaman 106 dari 160

TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN

PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE GURU MELALUI

LESSON STUDY

Ma'rufi1, Muhammad Ilyas2

Program Studi Pendidikan Matematika1,2, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan1,2,

Universitas Cokroaminoto Palopo1,2

[email protected],[email protected]

Abstrak

Menjadi guru berarti menjalankan tanggung jawab sebagai guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pedagogical Conten Knowledge (PCK) merupakan salah satu jenis pengetahuan yang penting bagi guru dalam mengajar agar materi yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Lesson study merupkan program pembinaan profesi pendidik secara berkelanjutan agar terjadi peningkatan keprofesionalan pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara terus menerus, berkala dan berkolaborasi. Langkah-langkah pengembangan PCK guru melalui lesson study yaitu mengintegrasikan komponen-komponen PCK pada setiap tahapan lesson study, yaitu: (1) tahap perencanaan (plan), secara kolaboratif, dosen merencanakan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa berbasis permasalahan di kelas, (2) tahap pelaksanaan (do), seorang dosen atau guru melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, sementara dosen/guru lain mengobservasi aktivitas belajar peserta didik, (3) refleksi (see), dengan prinsip kolegialitas, secara kolaboratif merefleksikan keefektifan pembelajaran dan saling belajar.

Kata-kata Kunci: Pedagogical Content Knowledge, Lesson Study, Guru

A. Pendahuluan

Shulman (1986) mengajukan tiga jenis pengetahuan konten yang harus dikuasai

guru untuk mengajar yang efektif, yaitu: (1) Subject Matter Content Knowledge atau

pengetahuan materi pokok yang disingkat SMCK atau SMK, (2) Curriculum

Knowledge atau pengetahuan kurikulum, dan (3) Pedagogical Content Knowledge atau

pengetahuan konten pedagogik yang disingkat PCK.

Subject Matter Content Knowledge (SMCK) atau Subject Matter Knowledge

(SMK) adalah pengetahuan konten disiplin ilmu itu sendiri (Shulman, 1986) termasuk

pengetahuan substantif dan pengetahuan sintaktik. Pengetahuan substantif mengacu

kepada pengorganisasian fakta-fakta kunci, teori-teori, model-model dan konsep-

Page 2: TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN …

Tinjauan Teoritis Tentang Pengembangan Pedagogical Content Knowledge Guru

Halaman 107 dari 160

konsep, sedangkan pengetahuan sintaktik mengacu kepada proses dimana teori-teori

dan model-model yang dihasilkan dan ditetapkan adalah valid. Berkaitan dengan

pemahaman struktur substantif dan sintaktik ini, Kleve (2009) menegaskan, bahwa

guru tidak hanya dapat mengatakan apa yang membuat suatu solusi benar, melainkan

juga guru harus bisa mengatakan mengapa solusi itu benar. Pengetahuan sintaktik di

dalam matematika adalah pengetahuan yang terdiri dari aktivitas seperti merumuskan

dan menguji generalisasi dan mengkonstruksi bukti (Petrou & Goulding, 2011).

Jenis pengetahuan konten kedua yang diusulkan oleh Shulman adalah curriculum

knowledge. Pengetahuan kurikulum direpresentasikan melalui program yang didesain

untuk pengajaran mata pelajaran tertentu dan topik-topik pada tingkatan tertentu,

variasi materi pembelajaran yang tersedia dalam kaitannya program tersebut yang

berperan sebagai indikasi dan kontraindikasi untuk penggunaan kurikulum atau materi-

materi program pada keadaan tertentu. Lebih lanjut Shulman mengusulkan dua dimensi

lain pengetahuan kurikulum yang penting untuk pembelajaran, yaitu lateral curriculum

knowledge (pengetahuan kurikulum lateral) dan vertical curriculum knowledge

(pengetahuan kurikulum vertikal). Pengetahuan lateral menghubungkan pengetahuan

yang diajarkan dalam kurikulum yang dipelajari siswa pada mata pelajaran lain.

Pengetahuan vertikal termasuk keterkaitan topik atau materi yang telah dipelajari

sebelumnya dan yang akan dipelajari pada mata pelajaran yang sama.

Jenis pengetahuan konten ketiga yang harus dikuasai oleh guru untuk mengajar

adalah Pedagogical Content Knowledge (PCK). Shulman (1986) yang pertama kali

melakukan pengkajian tentang Pedagogical Content Knowledge dengan menggagas

bahwa PCK merupakan bentuk representasi paling bermanfaat dari ide, analogi,

ilustrasi, contoh, penjelasan dan demonstrasi, dengan kata lain bahwa PCK merupakan

cara representasi dan formulasi pelajaran yang membuatnya dipahami orang lain.

Selanjutnya Shulman (1986,1987) mengidentifikasi salah satu jenis pengetahuan

khusus untuk profesi guru adalah Pedagogical Content Knowledge (PCK).

Shulman (1986), menggaris bawahi, bahwa PCK terdiri atas: (1) pengetahuan

tentang cara-cara mempresentasikan dan menjelaskan suatu materi untuk membuat

materi itu dapat dipahami, (2) pengetahuan tentang berpikir siswa, khususnya

Page 3: TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN …

Ma'rufi

Halaman 108 dari 160

pengetahuan tentang konsepsi, dan prakonsepsi siswa yang berbeda usia dan latar

belakang yang mereka bawa ke dalam belajar dan (3) PCK juga mencakup suatu

pemahaman tentang apa yang membuat pelajaran tentang topik tertentu mudah atau

sulit. Beberapa aspek PCK diidentifikasi oleh Shulman (1987) sebagai model penalaran

pedagogik dalam fakta, pengembangan, aplikasi, dan komunikasi yang menunjukkan

keterkaitan satu sama lain.

Eksistensi dari definisi di atas, PCK adalah pengetahuan yang merupakan

perpaduan antara pengetahuan konten dan pedagogik ke dalam pemahaman topik,

masalah atau isu dan bagaimana pengetahuan yang dipadukan itu diorganisasi,

sedemikian sehingga dapat diadaptasi dari beragam kemampuan dan minat siswa yang

selanjutnya diimplementasikan pada pembelajaran, pengetahuan tentang cara-cara

merepresentasikan dan menjelaskan suatu materi untuk membuat materinya dapat

dipahami orang lain.

Lesson Study merupakan kegiatan pengkajian pembelajaran yang dilakukan oleh

sekelompok guru/dosen secara kolaboratif dan berkelanjutan untuk menguji dan

meningkatkan keefektifan pembelajaran. Lesson Study menyediakan suatu cara bagi

guru untuk dapat memperbaiki pembelajaran secara sistematis (Podhorsky & Moore,

2006). Lesson Study menyediakan suatu proses untuk berkolaborasi dan merancang

lesson (pembelajaran) dan mengevaluasi kesuksesan strategi-strategi mengajar yang

telah diterapkan sebagai upaya meningkatkan proses dan perolehan belajar siswa

(Lewis, 2002; Lewis, et al., 2006; Yuliati, et al., 2006).

Kegiatan Lesson Study yang terdiri dari tiga tahapan pokok, yakni plan, do, dan

see ini, sesungguhnya telah menyentuh pada kompetensi dasar seorang guru atau

dosen. Pada tahap plan, sekelompok guru/dosen melakukan pemilihan topik

pembelajaran, melakukan kajian terhadap materi ajar, dan memfokuskan kajian.

Menurut Lewis (2002) dan Iverson (2002), menguraikan bagaimana hal tersebut dapat

terjadi dengan membahas lima jalur yang dapat ditempuh Lesson Study, yaitu 1)

membawa tujuan standar pendidikan ke alam nyata di dalam kelas, 2) menggalakkan

perbaikan dengan dasar data, 3) mentargetkan pencapaian berbagai kualitas mahasiswa

Page 4: TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN …

Tinjauan Teoritis Tentang Pengembangan Pedagogical Content Knowledge Guru

Halaman 109 dari 160

yang mempengaruhi kegiatan belajar, 4) menciptakan tuntutan mendasar perlunya

peningkatan pembelajaran, dan 5) menjunjung tinggi nilai guru (Lewis, 2002).

B. Hasil dan Pembahasan

Prinsip-prinsip kolegalitas yang saling membantu dalam belajar dengan

mengintegrasikan Pedagogical Content Knowledge (PCK) dalam bentuk kolaborasi

sesama dosen, sesama guru, dan dosen dengan guru melalui lesson study untuk

membangun komunitas belajar. PCK merupakan pengetahuan guru dan keyakinan

tentang berbagai aspek seperti pedagogik, siswa, materi pelajaran dan kurikulum PCK

guru matematika sangat penting untuk kesuksesan pembelajarannya dan penting untuk

dikaji secara berkelanjutan.

1. Pedagogical Content Knowledge (PCK)

Menurut Hawkins (2012) bahwa terdapat tiga komponen pengetahuan utama yang

esensial bagi guru dalam mengajar matematika. Ketiga komponen tersebut, yaitu: (1)

Knowledge of Mathematics, (2) Knowledge of Teaching, dan (3) Knowledge of

Students. Ketiga komponen pengetahuan utama guru tersebut disajikan ke dalam

bentuk diagram seperti yang disajikan pada Gambar 1. Gambar 1 juga memperlihatkan

Page 5: TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN …

Ma'rufi

Halaman 110 dari 160

Gambar 1

Tiga Komponen Utama Pengetahuan Guru (Hawkins, 2012)

Gambar 1 menunjukkan beberapa irisan utama yang dapat terjadi. Tidak satupun

jenis pengetahuan teridentifikasi pada setiap lingkaran tersebut atau setiap irisan A, B,

dan C. Irisan dari ketiga lingkaran tersebut merupakan irisan yang paling penting untuk

pembelajaran setiap topik yang diberikan. Hal ini merupakan bahwa irisan ketiganya

sebagai pusat bagi semua pembelajaran. Interaksi ini menggambarkan apa yang

Shulman (1987) sebut PCK. Ini adalah integrasi pengetahuan tertentu yang terjadi

ketika guru menggabungkan pengetahuan dan pemahaman matematika guru,

pengajaran dan pembelajaran. Pengetahuan ini adalah unik untuk konten tertentu yang

diajarkan. Hal ini mengasumsikan kesadaran miskonsepsi umum siswa (Even dan

Tirosh, 2002), pemahaman tentang struktur konten yang diajarkan dan hubungannya

dengan ide-ide matematika lainnya, variasi model, analogi atau representasi yang dapat

digunakan untuk membantu siswa memahami konten. Ini berarti guru mengetahui

secara pasti pertanyaan yang akan ditanyakan dan mengapa pertanyaan tersebut

PCK

A

B C

Knowledge of

Students

Knowledge of

Mathematics

Knowledge of

Teaching

Guru memiliki Pengetahuan

tentang matematika namun

tanpa pengetahuan

mengajar.

Pengetahuan tentang

mengajarkan konten

matematika tanpa ada

perhatian kepada siswa.

Pengetahuan tentang

praktik mengajar dan

manajemen kelas tapi

secara langsung tidak

berhubungan dengan

matematika

Pengetahuan menyampaikan, dan

memformulasi matematika yang

membuat siswa paham.

Page 6: TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN …

Tinjauan Teoritis Tentang Pengembangan Pedagogical Content Knowledge Guru

Halaman 111 dari 160

ditanyakan. Ini berarti guru mengenal aspek topik tertentu yang mungkin menyebabkan

masalah bagi siswa dan guru memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi tersebut.

Selanjutnya Ball, Thames, & Phelps (2008), mengajukan suatu kerangka kerja

(framework) yang berkaitan dengan pengetahuan untuk mengajar matematika yang

diberi nama “Pengetahuan Matematika untuk Mengajar” (Mathematical Knowledge for

Teaching atau MKT). Ball dkk. menetapkan dua elemen utama pengetahuan

matematika untuk mengajar, yaitu pengetahuan tentang materi pokok (Subject Matter

Knowledge) disingkat SMK dan pengetahuan konten pedagogik (Pedagogical Content

Knowledge). Komponen dari pengetahuan materi pokok atau Subject Matter

Knowledge (SMK) meliputi:

1. Pengetahuan konten umum (common content knowledge) disingkat CCK. CCK

dalam pembelajaran matematika adalah pengetahuan dan keterampilan matematika

yang digunakan dalam setting di luar pengajaran. Mengenali jawaban salah adalah

pengetahuan konten umum. CCK merupakan pengetahuan matematika yang

dilibatkan dalam pengajaran tapi tidak khusus untuk profesi pengajar. Contohnya

apakah persegi adalah segiempat?, 0/7 = 0?, ini bukan pengetahuan khusus tapi

pertanyaan yang dapat dijawab orang lain (bukan guru) yang tahu matematika.

(Ball, Thames, Phelps, 2008).

2. Pengetahuan konten khusus (specialised content knowledge) disingkat SCK. SCK

dalam pembelajaran matematika adalah pengetahuan dan keterampilan matematika

yang khusus untuk pengajaran dan tidak digunakan pada profesi di luar

pembelajaran. SCK bertindak sebagai penguasaan pemahaman mendalam oleh

guru tentang matematika yang akan diajarkan. SCK juga merupakan pengetahuan

yang memungkinkan guru melibatkan tugas-tugas khusus dalam pembelajaran.

3. Pengetahuan konten horizon (horizon content knowledge) disingkat HCK. HCK

dalam pembelajaran matematika adalah pengetahuan konten matematika di luar

materi yang diajarkan atau pengetahuan matematika yang lebih luas dari ilmu yang

diajarkan. HCK merupakan pengetahuan matematika yang terlepas dari konten

yang diajarkan dan dipelajari pada level tertentu. HCK berkontribusi bagi

pengajaran dalam menangani, memberikan guru kemampuan untuk menilai

Page 7: TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN …

Ma'rufi

Halaman 112 dari 160

bagaimana konten diajarkan dan dihubungkan dengan bidang ilmu yang lebih luas.

HCK bukanlah konten yang diajarkan dan bukan pengembangan kurikulum dari

konten. Contohnya pembuktian (bukti dengan kontradiksi) dalam teori bilangan

mendukung pengajaran topik yang luas. Sehingga guru memerlukan pengetahuan

yang mendukung ide teknik pembuktian dan langkah matematis pembuktian

tersebut dengan jawaban yang mungkin dari siswa.

Sedangkan elemen MKT yang kedua menurut Ball dkk. adalah PCK. Komponen

Pedagogical Content Knowledge (PCK) dalam pembelajaran matematika meliputi: (1)

Pengetahuan tentang konten (matematika) dan siswa (knowledge of content and

students) disingkat KCS, (2) Pengetahuan tentang konten (matematika) dan mengajar

(knowledge of content and teaching) disingkat KCT, dan (3) Pengetahuan tentang

konten (matematika) dan kurikulum (knowledge of content and curriculum) disingkat

KCC. Ball dkk menjelaskan tentang komponen-komponen PCK sebagai berikut:

1. Knowledge of Content and Students (KCS) dalam pembelajaran matematika

adalah pengetahuan yang mengintegrasikan pengetahuan tentang siswa dan

pengetahuan tentang matematika. Guru harus mengidentifikasi apa yang

sepertinya dipikirkan siswa dan apa yang akan membuat mereka kesulitan dalam

mempelajari matematika. Ketika memilih sebuah contoh, guru perlu memprediksi

apa yang akan membuat siswa tertarik dan termotivasi. Ketika menentukan tugas,

guru perlu mengantisipasi apa yang akan dilakukan siswa dan apakah mereka akan

mendapat kemudahan atau kesulitan.

2. Knowledge of Content and Teaching (KCT) dalam pembelajaran matematika

adalah mengintegrasikan pengetahuan pembelajaran dan pengetahuan

matematika. Banyak tugas matematika membutuhkan pengetahuan matematika

dalam bentuk desain pengajaran. Guru memilih contoh mana untuk memulai dan

contoh mana yang digunakan untuk membawa siswa ke dalam konten. Guru

mengevaluasi kelebihan dan kekurangan penggunaan representasi untuk mengajar

ide tertentu dan mengidentifikasi prosedur dan metode berbeda yang mana yang

berharga secara instruksional.

Page 8: TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN …

Tinjauan Teoritis Tentang Pengembangan Pedagogical Content Knowledge Guru

Halaman 113 dari 160

3. Knowledge of Content and Curriculum (KCC) dalam pembelajaran matematika

adalah pengetahuan yang mengintegrasikan pengetahuan guru tentang konten

matematika dan kurikulum. KCC menekankan pada pengetahuan guru tentang

pemahaman matematika sekolah dan pendekatan khusus untuk mengatur

kurikulum sekolah. Guru yang memiliki pengetahuan kurikulum yang kuat

mengetahui standar nasional, mengidentifikasi pembelajaran matematika untuk

tingkat kelas yang berbeda dan merencanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai

(Grossman, 1990; Marks, 1990). Selain itu, guru mampu memilih bahan ajar yang

tepat untuk memenuhi tujuan kurikulum dan menggunakannya secara efektif.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang komponen PCK, terlihat perbedaan

komponen-komponen PCK. Komponen PCK dari An dkk. (2004), Ball dkk.; (2008),

Kilic,H. (2011) dirangkum dalam Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Komparasi Komponen PCK Menurut Para Ahli

An, S., Kulm,

G., & Wu, Z.

2004

Ball, D. L., Thames, M.

H., & Phelps, G. 2008

Kilic, Hulya.

2011

Hawkins

2012

Knowledge of

Content

Knowledge of Content

and Students (KCS)

Knowledge of

Subject Matter

(KSM)

Knowledge of

Mathematics

Knowledge of

Students (KS)

Knowledge of

Students

Knowledge of

Teaching

Knowledge of Content

and Teaching (KCT)

Knowledge of

Pedagogy

(KP)

Knowledge of

Teaching

Knowledge of

Curriculum

Knowledge of Content

and Curriculum (KCC)

Knowledge of

Curriculum

(KC)

2. Lesson Study

Lesson Study berasal dari Jepang (dari kata: jugyokenkyu) yaitu suatu proses

sistematik yang digunakan oleh guru-guru Jepang untuk menguji keefektifan

pengajarannya dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran (Garfield, 2006).

Proses sistematik yang dimaksud adalah kerja guru-guru secara kolaboratif untuk

mengembangkan rencana dan perangkat pembelajaran, melakukan observasi, refleksi

dan revisi rencana pembelajaran secara bersiklus dan terus menerus.

Page 9: TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN …

Ma'rufi

Halaman 114 dari 160

Penerapan Lesson Study mempunyai beberapa manfaat, antara lain:

1. Mengurangi keterasingan pendidik dari sesama pendidik dalam perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran dan perbaikannya.

2. Membantu pendidik untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya.

3. Memperdalam pemahaman dosen dan guru tentang materi pelajaran, cakupan dan

urutan kurikulum.

4. Membantu pendidik dalam memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas

belajar mahasiswa.

5. Meningkatkan akuntabilitas kinerja pendidik.

6. Menciptakan terjadinya pertukaran pemahaman tentang cara berpikir dan belajar

peserta didik.

7. Meningkatkan kolaborasi pada sesama dosen, sesama guru, dosen dan guru dalam

pembelajaran.

8. Peningkatan mutu pendidik dan mutu pembelajaran yang pada gilirannya berakibat

pada peningkatan mutu lulusan.

9. Pendidik memiliki banyak kesempatan untuk membuat bermakna ide-ide

pendidikan dalam praktik pembelajarannya sehingga dapat mengubah perspektif

tentang pembelajaran, dan belajar praktik pembelajaran dari perspektif peserta

didik.

10. Perbaikan praktik pembelajaran di kelas.

11. Peningkatan keterampilan menulis karya tulis ilmiah atau buku ajar.

Lesson Study meningkatkan kualitas pembelajaran, salah satu cara yang paling

jelas adalah melakukan kolaborasi sesama guru, sesame dosen atau kolaborasi dosen

dan guru untuk merancang, mengamati dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran

yang dilakukan. Lesson Study memberi dampak terhadap peningkatan kualitas

individu yang mempengaruhi kegiatan belajar yang disebut kecerdasan berpikir dan

bersikap. Kecerdasan berpikir dan bersikap yang dapat dikembangkan selama

bertahun-tahun itu berupa ketekunan, kerjasama, tanggungjawab, dan kemauan untuk

bekerja keras. Kecerdasan berpikir dan bersikap yang dapat diamati pada mahasiswa

itu antara lain mendengarkan dan merespons ide teman selama diskusi, dengan penuh

Page 10: TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN …

Tinjauan Teoritis Tentang Pengembangan Pedagogical Content Knowledge Guru

Halaman 115 dari 160

tanggungjawab dan berhati-hati menangani bahan berbahaya dan mudah pecah,

mencatat dengan tertib, bekerja sama dengan teman dalam kerja kelompok, dan

membersihkan bahan dan air yang tumpah setelah praktikum.

3. Pengembangan PCK Guru Melalui Lesson Study

Guru sebagai tenaga profesional mengandung makna bahwa guru harus terus

menerus meningkatkan layanan profesinya untuk kualitas peserta didiknya. Tuntunan

jaman yang makin berubah menuntut guru harus terus menerus belajar bagaimana

caranya membelajarkan siswanya. Siswa harus juga menguasai berbagai kecakapan

hidup yang oleh Unesco dirumuskan dalam bentuk empat pilar pendidikan yaitu

learning to be, learning to know, learning to do, dan learning to live together. Guru

harus terus menerus mengembangkan profesionalisme.

Pengembangan PCK guru melalui lesson study melalui kolaborasi dosen dan guru

dalam menyusun perencanaan, melaksanakan pembelajaran, dan melakukan refleksi

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu dapat juga menghasilkan sutu

karya ilmiah sebagai hasil dari pengakajian pembelajaran secara berkelanjutan melalui

lesson study. Bentuk mentoring dosen terhadap guru berbasis PCK, dapat

meningkatkan kompetensi profesionalisme dan kompetensi pedagogik guru. Guru

dibimbing tentang pengetahuan konten matematika dan cara mengajarkannya sehingga

materi pelajaran mudah dipahami oleh peserta didik.

Langkah-langkah pengembangan PCK melalui lesson study melalui tiga tahapan

sebagaimana tahapan lesson study, yaitu: (1) Perencanaan (plan) meliputi penggalian

akademik dan perencanaan pembelajaran, (2) Pelaksanaan pembelajaran (do) meliputi

pelaksanaan pembelajaran dan pengamatan teman sejawat, dan (3) Refleksi (see)

dengan teman sejawat. Setiap tahapan lesson study diintegrasikan PCK.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam tahap perencanaan

pembelajaran antara seperti diuraikan di bawah ini.

1. Tiap kelompok Lesson Study menyusun tabel rencana kegiatan Lesson Study

selama satu semester. Tabel rencana tersebut memuat sekurang-kurangnya:

Siklus ke, hari dan tanggal (sesuai jadwal), materi pembelajaran, kegiatan

(perencanaan, tatap muka perkuliahan dan observasi, refleksi), petugas

Page 11: TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN …

Ma'rufi

Halaman 116 dari 160

(penyusun perangkat perkuliahan, seperti: Rencana Pelaksanaan Perkuliahan

(RPP), media, handout, dosen yang melakukan perkuliahan, pimpinan diskusi)

dan keterangan. Satu siklus terdiri dari kegiatan-kegiatan perencanaan, tatap

muka perkuliahan (implementasi rencana) dan observasi, dan refleksi.

2. Adanya pembagian tugas dari setiap anggota kelompok. Selanjutnya, berdasarkan

fokus Lesson Study dipilih, disusun perangkat perkuliahan untuk siklus pertama.

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun secara lengkap yang

merupakan suatu model pembelajaran sesuai dengan fokus Lesson Study yang

telah ditetapkan. Dengan demikian, seorang pembaca RPP akan memahami dan

dapat melaksanakan pembelajaran di kelasnya seperti yang dilakukan oleh

penyusun RPP, baik dari segi materi ajarnya dan urutan penyajiannya.

4. Lembar observasi pembelajaran digunakan oleh dosen dan guru sebagai

pengamat untuk melakukan observasi. Pengamatan ditekankan pada kegiatan

belajar peserta didik sebagai akibat dari fokus Lesson Study yang diberikan.

Dengan demikian, lembar observasi berisi hal-hal penting dari fokus Lesson

Study yang harus diamati. Salah satu kegagalan Lesson Study adalah kurang

cermatnya dalam observasi kegiatan belajar peserta didik.

5. Perangkat pembelajaran yang telah disusun bersama beberapa dosen ddan guru

idiskusikan bersama dalam kelompok untuk memperoleh kesepakatan dalam

kelayakan penerapannya pada praktik pembelajaran.

6. Jika diperlukan skenario pembelajaran yang akan ditampilkan dipresentasikan di

depan kelompok atau melakukan peer teaching.

Tahap do merupakan tahap yang sangat penting, karena pada tahap inilah

rancangan pembelajaran akan dipraktikkan dan diobservasi untuk dilihat

keefektifannya. Berikut diuraikan beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini.

1. Dosen dan guru yang ditunjuk (sesuai rencana yang telah disusun) melaksanakan

pembelajaran dalam kelas sesuai dengan RPP yang telah disepakati bersama,

sedangkan dosen dan guru lainnya dalam kelompok mengamati jalannya

pembelajaran.

Page 12: TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN …

Tinjauan Teoritis Tentang Pengembangan Pedagogical Content Knowledge Guru

Halaman 117 dari 160

2. Pengamat dengan membawa lembar observasi dan RPP mengambil tempat di

bagian sisi kiri, kanan, depan atau belakang tempat duduk peserta didik, yang

penting dapat melihat wajah dan gerak-gerak tubuh peserta didik. Sekali lagi

bahwa pengamatan ditekankan pada kegiatan belajar peserta didik, apakah

dengan penerapan RPP yang telah disusun bersama tersebut, peserta didik tampak

belajar dengan motivasi dan semangat tinggi, kelas menjadi hidup, atau ada

peserta didik yang memerlukan perhatian khusus, atau hal-hal lainnya yang

penting yang terkait dengan proses pembelajaran.

3. Pada dasarnya pengamat tidak boleh melakukan intervensi selama melakukan

pengamatan, baik terhadap dosen, guru maupun siswa.

Setelah selesai melaksanakan implementasi rencana pmbelajaran dan observasi

langsung dilakukan kegiatan refleksi, dengan acara sebagai berikut.

1. Diskusi refleksi dipimpin oleh seorang moderator dan kalau perlu ada notulis.

2. Lebih dulu dosen atau guru yang mengimplementasikan rencana perkuliahan

(dosen/guru model) oleh moderator diberikan kesempatan untuk menyampaikan

kesan dan hal lain yang dipandang penting dalam mengimplementasikan rencana

pembelajaran.

3. Para pengamat menyampaikan tanggapan atau hal-hal penting dalam pelaksanaan

pembelajaran yang perlu perbaikan atau perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Hal yang disampaikan oleh pengamat harus didasarkan pada hasil analisis dari

pengamatannya, bukan hanya berdasar pada teori atau opini.

4. Jika ada pakar/narasumber yang hadir maka diberi kesempatan untuk

menyampaikan komentar akhir, untuk memberi masukan tentang pembelajaran

atau proses Lesson Study.

5. Pada akhir kegiatan diskusi refleksi moderator menyampaikan ringkasan hasil

diskusi atau kesimpulan yang dianggap penting. Hasil tersebut berupa hal-hal

yang baik untuk dilanjutkan dan saran-saran perbaikan sebagai pertimbangan

dalam menyusun perencanaan perkuliahan berikutnya.

Page 13: TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN …

Ma'rufi

Halaman 118 dari 160

C. Kesimpulan

Pedagogycal Content Knowledge (PCK) merupakan pengetahuan guru dan

keyakinan tentang berbagai aspek seperti pedagogik, siswa, materi pelajaran dan

kurikulum. PCK guru matematika sangat penting untuk kesuksesan pembelajarannya

dan penting untuk dikaji secara berkelanjutan. Lesson study merupakan program

pembinaan profesi pendidik secara berkelanjutan melalui pengkajian pembelajaran

secara terus menerus dan berkolaborasi untuk membangun komunitas belajar dengan

membangun budaya yang memfasilitasi anggotanya untuk saling belajar, saling

koreksi, saling menghargai, saling bantu, saling menahan ego. Langkah-langkah

pengembangan PCK guru melalui lesson study yaitu mengintegrasikan komponen-

komponen PCK pada setiap tahapan lesson study, yaitu: (1) tahap perencanaan (plan),

(2) tahap pelaksanaan (do), (3) refleksi (see).

Daftar Pustaka

An, S., Kulm, G., Wu, Z., Ma, F. & Wang, L. 2002. A comparative study of

mathematics teachers’ beliefs and their impact on the teaching practice

between the U.S. and China. Invited paper presented at the International

Conference on Mathematics Instruction, Hong Kong.

An, S., Kulm, G., & Wu, Z. 2004. The Pedagogical Content Knowledge of Midle

School,Mathematics Teacher in China and The USA. Journal of Mathematics

Teachers Education 7: 145-172

Arends, R. I., Wenitzky, N. E., & Tannenboum, M. D. 2001. Exploring teaching: An

introduction to education. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Arends, Richard I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: MC

Grow-Hill Companies, Inc.

Ball, D.L. 1988. Unlearning to teach mathematics. For the Learning of Mathematics,

8(1), 40–48.

Ball, D. L., & Bass, H. 2000. Interweaving content and pedagogy in teaching and

learning to teach: Knowing and using mathematics. In J. Boaler (Ed.), Multiple

perspectives on mathematics teaching and learning (pp. 83–104). Westport,

UK: Ablex.

Page 14: TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN …

Tinjauan Teoritis Tentang Pengembangan Pedagogical Content Knowledge Guru

Halaman 119 dari 160

Ball, D. L., Thames, M. H., & Phelps, G. 2008. Content Knowledge for Teaching: What

makes it special? Journal of Teacher Education 59(5), 389-407.

Brooks, J. G., & Brooks, M. G. 1993. In search of understanding: The case for

constructivist classrooms. Virginia: Association for Supervision and

Curriculum Development.

Fernandez, C. & Yoshida, M. 2004. Lesson Study: A Janese Approach to Improveing

Mathematics Teaching and Learning. London: Lawlence Erlbaum Associated,

Inc.

Fennema, E. & Franke, M.L. 1992. Teachers knowledge and its impact. In D.A.

Grouws (Ed.), Handbook of mathematics teaching and learning (pp. 147–164).

New York: Macmillan Publishing Company.

Ferguson, R. F. 1991. Paying for Public. Education: New Evidence on How and Why

Money Matters. Harvard Journal on Legislation 28 (2): 465–498.

Fernandez, C., Yoshida, M., Chokshi, S., & Cannon, J. 2001. An Overview of Lesson

Study, ppt. online [email protected], www.tc.edu/lessonstudy.

Hawkins, W.J. 2012. An investigation of primary teachers’ pedagogical content

knowledge whan teaching measurement three and four. 12thInternational on

Mathematics Education

Hill, S,. & Hill, T. 1993. The collaborative classroom: A guide to co-operative

learning. Malvem Rood Australia: Eleanor Curtain Publishing.

Isiskal, M. & Cakirogu, E. 2011. The nature of prospective mathematics

teachers’pedagogical content knowledge: the case of multiplication of

fractions. Journal Math Teacher Education. 14(3). Hal. 213 – 230.

Jakobsen, A., Thames, M.H., & Ribeiro, M. 2013. Delineating issues related to horizon

content knowledge for mathematics teaching. Paper presented at the Eight

Congress of European Research in Mathematics Education (CERME-8).

Antalya, Turkey.

Joyce, B. & Weil, M. 1992. Models of Teaching. Boston: Allyn and Bacon.

Kilic, Hulya. 2011. Preservice Secondary Mathematics Teachers’ Knowledge of

Students. Turkish Online Journal of Qualitative Inquiry, April 2011, 2(2).

Page 15: TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN …

Ma'rufi

Halaman 120 dari 160

Lehrer, R., Frangke, M. L. 1992. Applying Personal Construct Psychology to the Study

of Teacher’ Knowledge of Fractions. Journal for Research in Mathematics

Education. 23(3), 223-241.

Lewis, C. 2002. Lesson study: A handbook of teacher-led instructional change.

Philadelphia: Research for Better Schools.

Lewis, C., Perry, R., Hurd, J., & O’Connel, M. P. 2006. Teacher collaboration: Lesson

study comes of age in North America.

Ma, Liping, 1999. Knowing and Teaching Elementary Mathematics: Teachers’

Understanding of Fundamental Mathematics in China and the United States.

New York: Routledge.

Ma’rufi, 2016. Pedagogical Content Knowledge (PCK): Special Knowledge Type of

Teaching Effective Learning (Case Study of High School). International Joural

of Library Science Volume 14, Issue 2. India: Ceser Publication.

_______, 2016. Teacher’s Pedagogical Content Knowledge on Students-Matter on

Quadratic Function Materials. Proceedings 3rd ICRIEMS “The Global

Challenges on the Development and the Education of Mathematics and Science.

Yogyakarta: Faculty of Mathematics and Science

NCTM. 2000. Principle and Standards for School Mathematics. Reston: The National

Council of Teacher Mathematics, Inc.

Nieven N.1999. Design Approaches and Tools in Education and Training.London:

Kluwer Academic Publishers.

OECD, 2013. PISA 2012 Result in Focus, www.oecd.org.

Plomp, Tjeerd., 1997. Educational and training system design. Enschede, The

Netherlands: Univercity of Twente.

Tirosh, D. 2000. Enhancing prospective teachers’ knowledge of children’s

conceptions: The case of division of fractions. Journal for Research in

Mathematics Education, 31, 5–25.

Yeo, K.K.J., 2008. Teaching Area And Perimeter: Mathematics-Pedagogical-Content

Knowledge-in-Action. In M. Goos, R. Brown, & K. Makar (Eds.), Procceding

of the 31th Annual Conference of the Mathematics Education Research Group

of Australasia. Merga, 621-627.