59
LAPORAN PENELITIAN STUDI PERBANOINGAN - PEMETAA.N BERDASAR P. P. Ne.10 TAHU N 1961 . / BUKU KE ... 1 TINJ. AUAN UMUM J OLEH UNIVERSITAS GADJAHMADA DALAM RANGKA KER.JASAMA DENGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI 1975/1976

TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

LAPORAN PENELITIAN

STUDI PERBANOINGAN -PEMETAA.N BERDASAR P. P. Ne.10 TAHU N 1961

. /

BUKU KE ... 1

TINJ.AUAN UMUM J

OLEH

UNIVERSITAS GADJAHMADA DALAM RANGKA KER.JASAMA DENGAN

DEPARTEMEN DALAM NEGERI 1975/1976

Page 2: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

P R A K A T A.

Terlebih daqulu penyusun ingin menyampaikan rasa

terima kasih yang ~ebesar-besarnya kepada :

- Dapak l·1a:jen .• Pol..· Abdulrachrnan Setjowibowo, ·oirek

tur Jendral Agraria, Departemen Dalam Negeri.

- Eapak ProfoDr. Sukadji Ranuwihardjo, Rektor Uni­

versitas Gadj ah 1'1ada.

- P~ra anggauta Steering Committee Direktorat Pen­

~aftaran Tanah.

-Para an9gauta Steering Committee · Team Universi- ·

tas Gadjah Hada.

atas segala bimbingan, petunjuk 1 saran~saran kearah ter­

wujudnya Buku - Duku Laporan Penelitian Agraria dalarn

rangka kerja sana antara Universitas Gadjah Mada dengan

Departemen Dalam Negeri.

Dengan menghayati sedalam~dalamnya akan kurangnya

data inventarisasi penguasaan tanah di Indonesia, serta

khususnya menunjang program pemetaan bagi Pendaftaran Ta­

nah, penelitian diarahkan menuju efisiensi kerja dan pe­

milihan , peralatan yang sesuai serta pemakaian metoda

ukur yang memadai.

Penelitian yang merupakan salah satu dharma dalam ·Tri

Dharma Perguruan Tingg{, tidaklah akan keliru bila keman­

tapan dalam menyatukan pendapat kearah penyelesaian rnasa-

lah praktis dalam pemetaan pendaftaran . tanah khususnya ,

i =

Page 3: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

serta dalam mensukseskan pembangunan Ne~ara pada umumnya.

Tidak lupa, penyusun sampaikan tcrima kasih kepada segenap

Civitas Akademika Fakultas T~knik yang telah banyak mem­

bantu aalam peneli tian ini •.

Semoga bes~r manfaat penelitian ini bagi Nusa dan

Bangs a, dan ~~uhan Yang Haha Esa akan selalu melimpahl,an

'l'aufi~ bidayab-Nya kepada kita semua.

Yogyakarta, 30 April 1976

- ii -

I .

Page 4: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

DAFTA R I S I

BAB. Halaman

JUDUL . BUR1J 0 TINJAUA.l\1 UHU~-i • • . . . • • • • • . p RA :KA T A • • • • • • • • • • • • • • • i

lJAFTAR ISI • • • .. • • • • • • • • • iii

SUSUl~lu~ ORGANISASI PENELITIAI~ • • • • • iv

p E N. DA H u L u AN • • • • • • • 1

KEGIATAN PENELITIAl~ • • • • • • • • • • • • 25

hASIL PENELITIAN • • • • • • • • • • • • • • 34

l< E s I Iv1 p u LAN • • • • • • • • • • • • • • 38

R 1:1 K 0 Jl!1 z N D A c• I 44 ;;) • • • ~ •

DAFTAR PUS TAKA • • • • • • • • • 58

- iii -

Page 5: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

SUSUNAN O~~ISASI PENELITIAN

1. Steering Committee Direk : 1. Ir. llambang Triono.

"torat Pendaftaran Tanah. 2. Ir. Sudradjat Sutardja.

2. Penanggung Jawab Luku

- Duku Peninjauan Umum

- Buku Sistim Referensi

dan Kerangka Dasar

- Duku Pene1itian A1at

Ukur.

. "

. .

- Buku Pengukuran Rincikan

- Buku Perhitungan Luas

~·anah. . 0

3. Ir. Topohartono.

4. So~silo Tjondrodipuro.

Ir. P r " i y o n o. V

-----Ir. Suprapto •

Ir. Hasjimy Masidin.

Ir. suprapto ..

Ir. P r i y o n o.

3. Anggauta Staf Pe1aksana : 1. Ir. Purnomo Santoso ..

2. Ir. Kurdinanto.

3. Ir. Subardhio

4. Ir .. Haris Nurbaya.

5. Ir. Rachmad PH.

6·. Ir. s o e p o n o.

7. Sugiharto B.Sc.

4. Penanggung Jawab Studio : 1. Djawabir B.sc.

2. Sumaryo B.Sc.

3. Christine £~ugroho B. Sc.

- iv· -

Page 6: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 2 -

Alat ukur akan terasa sangat diperlukan dalam jumlah dan

jenisnya.

I.l.l.2. Penggunaan alat ukur ·tidak hanya dari pabrik

asal Eropa saja tetapi dari negara-negara lainpun, seper­

ti Jepang, Eropa Timur, sudah mulai masuk di Indonesia.

Pemilihan alat ukur yang sesuai kebutuhan akan

permasalahan tersebut diatas.

meno1ong

I.l.l.3. Perlu dikenalkannya alat-alat ukur selain dari

jenis WILD T-0 yang kenyataannya paling banyak beredar

· di Indonesia dari pada dinegara-negara lain; a1at terse­

but rupa-rupanya telah membudaya sejak lama.

Sistim Referensi dan Kerangka Dasar.

I.l.2.1. Masih dipergunakan referensi titik-titik triangu

lasi dari Topografi Angkatan DArat yang kurang teliti un­

tuk klasifikasi daerah tertentu ( UGM. menyarankan adanya

pembagian klasifikasi wilayah berdasar kepentingannya atau

urgensi daerah ).

I .1. 2. 2·. Timbulnya masalah daerah-daerah per'tampa1an

("overlap") dalam pelaksanaan pengukuran desa demi

berdasar P.P. 10/196~.

des a

I.l.2.3. Pengukuran dan pemetaan mutlak adanya

dasar; terutama dalam masalah delimitasi.

karpgka

I.l.2.4. Per1unya perencanaan perletakan titik-titik se-

bagai kerangka dasar pemetaan dalam hubungannya dengan

Page 7: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 3 -

rencana penggabungan desa derni desa sebagai suatu kesatu­

an yang lebih besar.

R i n c i k a n.

I.l.3.1. Letak persil dalam peta pendaftaran tanah harus

bisa menjamin kepastian hukumnya, serta penentuan kembali

letaknya ( delimitasi ).

1.1.3.2. Daftar umum dalam kerangka pendaftaran hak atas

tanah, harus bisa rnembuktikan jarninan hukum bagi pemegang

nya.

I.l.3.3. Setiap hak atas tanah serta peralihannya didaf­

tar dalarn daftar urnum, sehingga daftar ini harus dapat

memberi~an gambaran yang lengkap dan sesuai dengan kea­

daan sebenarnya dari hak-hak atas tanaho ·

L u a s T a n a h.

I.l.4.1. Kepastian luas tanah masing-masing pemiliknya ha

rus dapat menjamin ~eadilan dan mebenarannyao

I.l.4.2. Perlu kerja sama dan bimbingan pengukuran luas

tradisionil agar hasilnya dapat dipegang berdasar kekuat­

an hukumnya; hal ini mengingat wewenang pengukuran luas

harus oleh pihak Pendaftaran Tanah ( pasal 8 ayat 2,P.M.A

6 1 1961 ).

I.l.4.3. Skala peta menentukan ketelitian dan kepastian

luas sebidang tanah.

Page 8: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 4 -

I.2. Pengertian-Pengertian Pokok.

I.2.1. Pengertian Pokok Alat Ukur.

1.2.1.1. Yang disebut alat ukur dalam penelitian adalah

alat ukur sudut, dikenal sebagai teodolit, busol teodolit

atau teodolit kompas dan " bumon compas theodolite " ( B.

C.T. ). Pengukur sudut horisontal dan vertikal.

1.2.1.2. ~at ukur sudut dapat dipergunakan juga

pengukuran jarak tidak langsung, atau secara optik.

dalam

I.2.2. Pengertian Pokok Sistim Referensi dan Keranqka Da-

~-I.2.2.1. Pemakaian suatu sistim proyeksi yang masih meme-

nuhi persyaratan konformitas dan aequidistant untuk luas-

an daerah.

1.2.2.2. Pemakaian kerangka dasar berbentuk poligon untuk

desa demi desa dimaksudkan agar pe~letakan persil

pengikatan ukuran rincikan dapat dilakukan.

I.2.2.3. Letak masing-masing titik ikat dal~

a tau

kerangka

dasar tiap daerah, harus terletak dalam satu referensi

yang· s~.

I.2.3. Pengertian Pokok Rincikan.

I.2.3.1. Pekerjaan rincikan adalah mengukur dan menggam

barkan pada peta dengan skala tertentu .dan dengan pengi­

katan kerangka dasarnya.

I.2.3.2. Dengan penentuan kembali letak persil yang di-

Page 9: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 5 -

rincik berdasar data terukur akan memberikan informasi se

benarnya leta~ bidang tanah sesuai kenyataannya.

1.2.3,3. Pekerjaan rincikan dapat dilakukan pada berbagai

cara dan alat yang berbeda-beda.

1.2.~.Pengertian Pokok Luas Tanah.

1.2.4.1 • . Luas sebidang tanah dinyatakan dalam satuan me­

ter persegi atau Hektar untuk daerah yang lebih luas, di­

peroleh dari data penghitungan luas persil atau daerah da

ri hasil pemetaan.

1.2.4.2. Cara pengukuran luas tanah dapat melalui berma -

cam-macam metoda pada peta yang memiliki skala tertentu;

bisa dipakai skala peta 1 : 1000 dan 1 500 •

1.2.4.3. Ketelitian perhitungan luas . dapat dipengaruhi

oleh penyusutan dan pemuaian bahan kertas atau petanya.

1.2.4.4. Perlu ditetapkannya batas toleransi luas untuk

berbagai skala peta.

1.3. Tujuan Penelitian.

1.3.1. Tujuan Penelitian Alat Ukur.

1.3.1.1. suatu alat ukur perlu ditentukan besaran konstan

ta dan faktor penambah dalam ukuran jarak optiknya, sebe­

lum dipakai.

1.3.1.2. Setiap alat ukur memiliki karakteristik; oleh

karenanya perlu dittnjau Samfai dimana pengaruhnya masih

bisa diterima dalam penggunaan pengukuran; pengukuran-

Page 10: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 6 -

pengukuran sudut datar dan tegaknya.

I.3.1.3. Da1am pene1itian dicari pengaruh da1am dan 1uar

dari a1at ukur.

1.3.2. Tujuan Pene1itian Sistim Referensi dan Kerangka DA

sar. -1.3.2.1. Mendapatkan data dan faktor penyebab kesa1ahan

yang se1ama ini sisebabkan o1eh sistim referensi dan ke­

rangka dasarnya. '

I. 3. 2. 2·, Mencari data ten tang usaha yang sedang di1aksana · kan da1~ menanggu1angi sebab-sebab kesa1ahan akibat sis

. -tim refere~si dan penggunaan kerangka dasar da1am pengu -

\

kuran. ' \

I.3.2.3. Menyh~un kesimpu1an dan rekomendasi tentang cara

car a penanggu1a'ngan kesa1ahan tersebut.

I.3.3. Tujuan Pene1itian Rincikan.

I.3.3.1. Sampai dimana dimensi 1uas masih dipengaruhi oleh

cara pengukuran rincikan da1am berbagai macam metoda.

1.3.3.2. Studi perbandingan pengadaan peta pendaftaran

tanah dengan metoda terestris dan fotogrametris.

1.3.3.3. Studi perbandingan berbagai metoda terestris dan

fotogrametris da1am masa1ah de1imitasi.

1.3.4. Tujuan Pene1itian Luas Tanah.

1.3.4.1. Studi perbandingan berbagai macam cara pengukur­

an 1uas terhadap satu cara pengukuran 1uas yang memi1iki

kesa1ahan keci1.

---; · ( ·f · I. 3. 4. 2. Peninjauan berbagai macam ska1a peta da1am penen , · i

Page 11: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 7 -

I.3.4.2. Peninjauan berbagai macam skala peta dalarn pe­

nentuan ketelitian . hitung luas pada semua metoda.

Io3.4.3. Peninjauan pengaruh bahan peta . terhadap faktor

penyusutan dan pemuaiannya.

I.4. Anggagan Dasar.

I.4.·1. Angg_apan Dasar Alat Ukur.

semua alat ukur dafat dipergunakan dalam batas ke­

mampuan masing-masing sert~ t~~ah membudayanya pemakai an

beberapa alat ukur dari berba9ai jenis di Indonesia.

I.4.2. Anggapan Dasar Sistirn Referensi dan Keran~ka Dasar

1.4.2 •. 1. Dalam P.Ivt.A. 6 ~:hun 1961 tercantum perihal Ta­

ta Kerja Pendaftaran T~ah yang mengenai pengukuran dan

Pemetaan.

I.4~2.2. Proyeksi yan~ dipakai adalah Proyeksi Polyeder.

I.4.3. Anggapan Dasar Pengukuran Rincikan.

I.4.3.1. Tersebut da~am P.M.A. 6 tahun 1961, bahwa tanpa

pengukuran rincikan, kepastian hukum mengenai obyek tidak

bisa tercapai.

1.4.3.2. Melalui pasal 17 PP. 10/1961, dikatakan

pemberian sertifikat sementara tanpa diberikannya

ukur mempunyai kekuatan huk~.

bahwa

sur at

1.4.3.3. Pengukuran merupakan usaha menjamin kepastian

hukum mengenai otye~ya.

Page 12: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 8 -

I.4.~. Anggapan Oasar Luas Tanah. '

sa~at. satu rasa keadilan terle~ak dalam hak dan

kewajiban pemegang hak atas tanah, terletak pada kepasti­

an luas tanah.

I.S. Hyphot~sa.

I.S.l. Hyphotesa Alat Ukur.

I.S.l.l. Tar.pa pengujian terhadap faktor dalam dan luar-

nya, suatu alat ukur tidak bisa mencapai ketelitian yang

disyaratkan dalam penggunaannya dal$m peng~u~an. . .

I,S,2. ~hctesa Sistim Referensi dan Kerangka Dasa~.

Pet(l PenC.aftaran 'l'anah berskala besar dengan tdstim' ·

referensi px~yeksi polyeaer memenuhi persyaratan pengukur

an kerangka dasar lokal.

I .• 5. 3 ~ Hyf?hctesa Rinc ikan.

Wajil:: daftar, akan menanggulangi masalah kekurang­

an alat dan anggaran.

I.S.4. Hyphatesa.~uas Tana~.

Kete~itian perhitungan luas tanah,_ tergantung dari

kete1itian pengukur~nya.

I.6. Pokok-Pokok O~ta.

I.6.1. Pokok-pokok Data Alat Okur.

Alat ukur yang ~iteliti adalah alat ukur sudut

yang terdiri atq :

Page 13: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 9 -

a. Teodolit WILD T-0 nomor 184471.

b. Teodolit TOPCON TL- 20 nomor 2309597.

c. Teodolit kompas ( B.C.T. } dari BREITHAUPT nomor

179739.

I.6.2. Pokok - pokok Data Sistim Referensi dan ~erangka

Dasar.

I.6.2.1. Data pengukuran sudut horisontal, jarak mendatar

pengamatan matahari, koordinat-koordinat titik tetap.

I.6.2.2. Faktor-faktor penyebab kesalahan.

I.6.3. Pokok-pokok Data Pengukuran Rincikan.

Hasil semua pengukuran dengan macam~macam metoda

pada skala besar yang lazim ~ipergunakan dalam tuqas pen­

daftaran tanah.

I.6.4. Pokok-pokok Data Luas Tanah.

Basil hitungan l~as dengan macam-macam alat, meto­

da, serta pada berbagai skala dan bahan kertas peta yang

berbeda.

I.7. · Populasi dan Sam21e.

Pelaksanaan penelitian sepenuhnya dilakukan dila­

p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da­

ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da­

ta fotogrametr~ d~tinjau dan dibandingkan pada lokasi yang . . .. san~ ( seb~gai cont9h lokasi ) metoda terestris dan meto-

da fotog~ametr~s, terbatas dalam ketelitian luas dan lo-

I ,

Page 14: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 10 -

kasi planimetrisnya.

Dipllih lokasi satu blok dalarn wilayah Kotamadya Yogyakar

ta, serta satu desa di Kabupaten Bantul.

!~7.1. Lokasi Penelitian.

Data lapangan yang berupa basil pengamatan dan

pengukuran langsung, serta data lapangan pembanding yang

berupa data terukur diuaahakan atas pemilihan lokasi yang

berbeda-beda untuk mendapatkan evaluasi dan

penelitian.

kelengkapan

Keadaan topografi yang be+beda-_beda serta faktor setempat

sangat mendorong kecermatan dan basil evaluasi yang sem-

purna. Pemilihan lokasi ditetapkan ~etelah diadakan penin

jauan lapangan ( pengamatan visuil ) serta studi lokasi

dengan pertimbangan-pertimbangan- non teknis _tentunya. Ma­

ka telah ditetapkan 3 lokasi contoh dan satu data pemban­

ding.

1.7.1.1. Daerah Perkotaan.

Telah dipilih beberapa wilayah dalam satu kecamat-

an dalam Kotamadya Yogyakarta yang cukup· padat, yalah

R.T. ( atau R.W. ) Purbonegaran, Iromejan, dan Samirono.

Kondisi persil pada ketiga R.T. diatas bermacam-macam, se

hingga dapat dipilih satu contoh pembanding antara . cara

te+e.stris dan ca~a fotogrametris. Kebetulan wilayah D.I.Y I

sudah ada data foto udaranya pada skala 1 : s.ooo, sehing

ga memungkinkan untuk peneli.tian peta foto pada skala

Page 15: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 11 -

1 : 1.000.

1.7.1.2. Daerah Peaesaan.

Telah dipilih satu desa dalam kecamatan Bantul, Ka

bupaten Bantul, yalah desa Palbapang yang meliputi 3 du­

kuh ( wilayah desa terkecil ) , Oukuh Sumuran. Dukuh Tas

Kumbang, dan Dukuh Cepor.

Kondisi desa tersebut relatif datar dengan macam - macam

ragam persil ( kondisi daerah perkebunan, sawah desa ) se

hingga cukup memberikan evaluasi dalam pengolahan data

·nya. Disamping adanya data ukur langsung, dipakai cukup

studi pemakaian rektifikasi peta foto skala 1 : 1.000.

Kenyataannya memang hampir seluruh wilayah D.I.Y. telah

dipotret pada skala 1 : s.ooo dalam bulan Pebruari 1975.

1.7.1.3. Daerah Luar Jawa.

Dipilih satu lokasi didesa Mas, Kabupaten Gianyar,

Bali.

Alasan pemilihan lokasi diatas, karena kondisi perdesaan j·

di Bali ( Luar Jawa ) dan di Jawa pada wnumnya sanJat ber

beda.

Hal ini banyak melibatkan faktor hubungan pemilikan dan

struktur yan9 ada dimana dikenal :

- Sis "tim Subak, untuk persil sawah.

- Sistim Banjar, unt~ persil oesanya.

Kenyataan Y~9 ada, bahwa sistim· diatas masih kuat, seba­

gai pen~arun adat.

Page 16: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

12 -

Ada kalanya pemilik banjar juga pemilik subak.

Dilain hal, .penunjUkan batas persil tidak seperti di Jawa

di Ba1i kepastian persil dituturkan " turun temurun " dan

cukup dipercaya. Masalah riwayat tanah bersifat legenda -

ris yang dipercaya ; hal ini sudah menjadi .naluri proyeksi

sifat kejujuran suku Bali pada urnumnya.

Lokasi desa Mas, adalah relatif sedikit berbukut - bukit

sebingga dari contoh perdesaan yang lain bisa cu~up mem­berikan data evaluasi untuk kondisi topografi semacam.

Kesan lain yang didapat, bahwa pekerjaan pengukuran dila­

pangan dipropinsi Bali pada umumnya tidak terqanggu fak­

tor-faktor non-teknis, atau memang kesadaran masyarakat

setempat cUkup baik dalam menuju pemilikan sertifikat ta­nah guna keperluan mereka sendiri.

Letak persil dan ·bentuknya sudah lebib teratur, karena me

rang pengaruh adat yang terwujud dalam bentuk " koperasi'1

desa yang dibedakan atas sistim subak dan banjar.

I.7.2. Data Pembanding dari Pilot Proyek P.P. 10/1961.

Sebenarnya telah ada semacam " Pilot Proyek n dari

pemetaan P.P. 10/ 1961 yang dirintis pada tahun 1962, ya­

lah dipilih :

- Desa Madusari.

- Kecama~an S~rang.

- Kabupaten Maqelang.

Secara kebe~ulan telah ada pengama~an dan data lengkap me

nqenai evaluasi basil pelaksanaan dideaa . tersebut.

.I

Page 17: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 13 -

Dalam pen~li tian ini, sesuai n Project Design ww maka un-

tuk Jawa Tengah cukup bisa dipakai sebagai desa 2embanding

yang telah ada terhadap basil - basil ukuran lansung se­

lama penel~tia~ saat ini diadakan. Khususnya masalah - rna

salah yang tin·~ul dari kedua contoh desa diatas ( didesa

dalam wilayah Daerah Istimewa Yogyakaeta dan Jawa Tengah) . r. . "'

I.s. Metoda dan Teknik Pen~umpulan Data.

I.S.l. Pendekatan Cara F.otogrametri.

Lebih dari 40 th. perkembangan fotogrametri telah

membawa pengaruh terapan penggunaan kemajuan teknologj.

peralatan keda.lam pemetaan untuk. Pendaftaran Tanah. Kare­

na investasi peralatan sangat besar, maka masih per1u di­

adakan pengamatan yang seksama mengenai ketelitian yang

diperoleh dan penyus~tan ha~ga peralatan dari tahun ke

tahun. Rupa-rupanya pada masa terakhir ini sudah mulai di

perkenalkan terapan pemetaan secara fotogrametri, kbusus-

nya pembuatan pete - foto dalam tugas-tugas

Tanah.

Pendaftarar.

Dilain pihak, sebag~i kenyataan bahwa ketelitian yang di­

capai dengan metoda fotogrametri masih kurang bila diban-'

dingkan dengan cara pengukuran terestris. Keuntungan lain

basil yang d·~pero.l~h qar i peta foto tersebut, akan membe­

rikan g8mbar yang seb~narnya dan lengkap bila dibanding -·.

kan aengan peta gar~s.

Page 18: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 14 -

Persoalan lain bahwa perlu dibudayakannya cara mengguna -

kan peta fotc sebagai pengganti peta pemilikan tanah ( pe

ta hak mi~ik tanah .). Dl Dalam hal ini perlu waktu untuk

penyesuaian penggunaan dan cara baca diatas foto.

Sebab kebiasaan orang melihat obyek dari samping ( batas

batas persil~ bangunan ) kemudian harus membia~akan meli­

ha"tnya ciari atas ( kenampakan bayangan foto udara ) •

Urgensi peng~unaan metoda fotogrametri untuk pembuatan pe

ta pendaftaran Tanah, ialah peta skala besar, dipandang -.

dari segi waktu dan problem lapangan yang tidak memungkin

kan cara terestris dilakukan ( terutama untuk

rincikan daerah fang sulit ).

pemetaan

Cara ini akar. lebih efisien untuk daerah yang cukup luas

sehingga bia~a akan lebih murah dibandingkan dengan cara

terestris .•

Sebidang tanah bisa mengalami perubahan-perubahan

akan memerlukan administrasi pendaftaran tanah yang baik;

sehingga masalah p~guasaan tanah ditinjau dari segi su-

byek dan obyek harus ditangani dengan tertib. Sedangkan

data penguasaan ~ah dilain pihak m~ngalami . keterlambat­

an dalam Rrosesingnya ( terutama untuk daerah-daerah per­

kotaan yang aengalami perkembangan cepat ) yang mengaki -

batkan keterlambat~n ~alam pembuatan peta-peta pendaftar­

an tanah. Keur.tungan ~ain penggunaan peta foto adalqh bah '

wa data yang d ifEroleh selalu data terbaru, sehingga m~,

.,..

Page 19: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 15 -

mungkinkan sipemegang peta hak milik seperti melihat kea­

daan sebenarnya dilapangan~

Penggunaan peta hak milik dengan dasar peta foto diatas

tidak hanya untuk keperluan pendaftaran tanah saja, teta­

p~ juga untuk keperluan masalah ganti rugi, perubahan pa-

jak, konsolidasi pertanahan, dan transaksi tanah, sebab

dengan foto udara ini bisa dilakukan pengamatan dan peng­

ukuran karena kenya~aannya adalah sebagai peta datar.

I.8.2. Kemuggkinan P~nggunaan Foto Udara.

Pengenalan medan ( keadaan lapangan ) dari kenam -.

pakan foto udara tergantung beberapa faktor yang membatas

inya.

I.8.2.le Skala foto udara.

Kenampakan dan kontras bayangan serta detail ba­

yangan pada foto yang masih bisa dibedakan dengan pengli

hatan mata, tergantung dari skala foto, sehingga syarat

untuk dapat dilihatnya batasan detail terutama letak ba­

tas-batas pemilikan tanah harus merupakan syarat utama

bagi foto udara untuk keperluan pendaftaran tanah. Skala

foto erat hubungannya dengan skala peta foto yang akan di

buat, terutama untuk penggunaan peta serba guna ( pet a

foto tidak hanya untuk tujuan p~ndaftaran tanah saja ).

I.8.2.2. Ketelitian Identifikasi. I

Dapat dipergunakannya peta foto untuk pendaftaran

tanah dititik beratkan p~da masalah identifikasi obyek

Page 20: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 16 -

dari foto terhadap keadaan yang sebenarnya. Lepas dari

masalah skala foto, ketelitian identifikasi dan dapat di­

percayanya batasan yang nampak diatas foto merupakan ma­

salah penelitian.

1.8.2.3. Penghalang ba1angan foto.

Sebagai faktor kelemahan dalam penggunaan foto

udara pada umumnya, adalah tertutupnya detail bayangan

oleh awan dan bayangan selama pemotretan dilakukan; juga

keadaan vegetasi yang dapat mengganggu kenarnpakan pada

umumnya.

Prosentase penghal~ng bayangan diatas dapat diabaikan pa­

da suatu angka tertentu, Namun demikian pengaruh bayangan

pada derajad tertentu perlu dipertimbangkan,

kwalitas fotonya sendiri.

1.8.3. Keunt~ngan Foto Udara.

disamping

Diskripsi sel>idang tanah., perubahan subyek dan 0-

byek penguasaan tanah, serta letaknya dapat semuanya ber­

orientasi pada penggunaan peta foto.

Hal - hal yang erat hubungannya dengan masalah ident~fika

si antara lain :

1.8.3.1. Men9hilang~an keragu-raguan • . .

Dengan orientasi pada detail yang sebenarnya, se-

perti : pohon, rumah, batas alam, letak sebidang tanah

d~ngan b~tasan-batasann~a akan lebih jelas dipastikan

letaknya. Hal ini akan meniadakan faktor keragu-raguan ba

Page 21: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 17 -

gi sipemegang surat ukur dalam bentuk gambar foto,

foto.

I.8.3.2. Pengidentifikasian kembali.

peta

Dengan batasan yang sebenarnya nampak diatas foto

udara, maka ~ersoalan mencari kembali letak serta penun -jukan batas persil akan jauh lebih mudah dilakukan, Ka-

rena hal ini letak persil akan tidak ragu-ragu mengenai

batas-batasnya dan letak yang sebenarnya diatas foto.

Tentu saja skala pe~ foto harus sesuai dengan skala peta

Pendaftaran Tanah pada umumnya.

Penggunaan foto udara untuk tujuan penelitian ini, diba -

tasi penggunaan " rectified aerial photograph n, yalah

data foto udara yang diperbesar dan dibetulkan skala pla­

nimetrisnya pada batas-patas kemampuan tertentu.

Berbicara mengenai peta foto ( photo map )sebenarnya da­

pat bersumber pada 2 hal, yalah peta foto dari cara rek­

tifikasi clan peta foto dari pengolahan n ortho photo pro-

jection ~·, dimana peralatan dalam hal tersebut terakhir

ini jauh lebih mahal dan memerlukan ketrampilan lebih ..

Masalah rektifikasi foto, akan bisa disederhanakan bila

rencana pemotretan ~9 diarahkan untuk tujuan di~tas.

Terutama mengenai penyebaran

rektifikasinya. I

titik-titik ikat gun a

~~sal h dalam penelitian selanjutnya akan ditinjau menge-

nai:

Page 22: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

..

- 18 -

ao Secilra umum manfaat l>eta fot9 dan hubungannya dengan

kondisi topografi setempat. ,, . •' ,..,.

b. P~ggupaan peta foto dal~ peninjauan luas planimetris _ ...

u~~uk lebih sempurnanya tu.juan penelitian· fotogrametris

dalam hal pemakaian peta, fot~ pada tugas Pendaftaran Ta­

nah, k~ranya perlu dit~-liti secara mendalam masalah " be-, ·.

hefit ratio ;i nya dan batas ketelitian yang dicapainya. '!. ~

I. 8. 4. Prosedure Penel.i tian Fo'to · ·udara.

Dipakai suatu contoh areal yang difoto pada skala r ,,1

1 : 5.000, yalah daerah perkotaan dan satu daerah pedes~

an. Dari pen9ukuran keranyka da~ar, diperoleh titik-titik

koordinat poligon yang bisa dipakai juga untuk .pembetulan

skala foto. ·Dipilih lokasi titik yang mudah diidentifika-. ~ 1

/ 1 si .diatas fQ.to, serta merata letak.nya. Minimal dipilih 4 . , .

lokasi yang tersebar diatas foto tersebut. Rektif~kasi

' dengan alat " RektJ:,fier 11 akan dicoba maximal perb~sar!}l

dan ketajaman bayanqan. • ·:#,'•

Dari .data pengukuran rincikan pada skala ya~g sama : .ak~n '

bisa diperbandingkan seberapa jauh kemampuan foto .sebag:ai

pengganti peta gar~s dari cara pengukuran terestris.

Rencana penelitian t~festris, seperti diutarakan dalam in

tisari, akan mengolah permasalahan sekitar ~ jaring - ja­ring kontrol horizontal, sistim referensi, rincikan dan

luas. Sebagai cont;rol areal dipergunakan lokasi pedesaan l: . ~ ..

dan kota un~uk daerah Jawa dan Luar Jawa. Di Jawa diambil

/'

Page 23: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 19 -

lokasi : Daerah Istimewa Yo9yakarta dan Jawa Tengah { da­

erah Magelang) serta untuk penelitian lua~ Ja~a · dipakai

aaer~ Bali { Kabupaten Gianyar ). Pemilihan data peneli-

tian didasarkan 4 ketentuan untuk lokasi desa dan

yalah :

- daerah padat dikot~ pada lokasi mirin9.

- daerah padat dikota pada lokasi .. datar.

- daerah kurang padat dikota pada lokasi miring dan

- daerah kurang padat . dikota pada lokasi datar.

kota,

·oalam penelitian perlu disinggung pada masalah non teknis

yang terkadang masih merup~kan faktor penentu dalam men­

cari metodologi ~emetaannya.

Secara umum, masalah hasil penelitian_ akan diorientasikan

pada spesifikasi tujuan, penentuan cara kerja, macam alat

ukur yang sesua~, efisiensi waktu pengukuran dan kecepat­

an kerja.

Hal ini akan perlu sexal~ dicari, karena misalnya masalah

kecepatan kerja ~tuk penghitUngan luas denqan alat ela­

nimeter, maka hasil dalam satuan jumlah persil per jam

per hari akan b~sa ~ipakai dalam standard kerja selanjut­

nya, khususnya d~~ mencari sasaran optimal efektif un­

tuk tiap unit kegiatan disektor Pendaftaran Tanah pada

umumnya. Mengenai penggunaan metoda dan alat baru, kira­

nya perlu di9aris bawahi bahwa untuk mendidik dan mela­

tihnya perlu waktu, Terutama untuk tenaga lama, yang ru-

Page 24: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 20 -

li II

pa-rupanya sudah membudaya mengenai penggunaan alat-alat

ukur model lama; dan juga alat-alat yang sudah ada sejak

berpuluh~puluh . tahun di Indonesia.

~amun demikian, dengan ketekunan dan kesabaran, cara mem-.

budayakan terapan teknologi modern kiranya bisa dicapai.

Masalah Pendaftaran Tanah kiranya sudah merupakan masa -

lah nasional, sehingga perlunya dihayati. Penelitian yang

berlandasan :

a. Terapan teknologi yang sesuai.

b. Efisiensi waktu dan biaya.

c. Pemilihan alat dan metoda yang mernenuhi syarat.

d.- Standarisasi ·Jtetelitian.

Kiranya yang tersebut terakhir rnasih rnernerlukan waktu ter

sendiri untuk diteliti lebih jauh; hal ini rnengingat ke-

nyataaa dewasa ini · belum adanya keseragarnan bahasa

mengenai standarisasi.

Namun demikian sudah ada beberapa buku pedornan yang ~sib

bisa dipakai di ~ndonesia khususnya untuk persyarata~ da­

lam pengukuran Pendaftaran Tanah di Indonesia.

I.a.s. Jaringan Kontrol Horisontal.

Sebagai ~~angka da.sar planimetris dipakai sistim

jaringan kontrol horisontal berupa poligon; dimana perlu

diingat bahwa perlu adanya keseragarnan sistim referensi -

nya, a~ar ada penyesu~ian batas .antara lokasi satu dengan

Page 25: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 21

lain~ya yang bertetangga. Masalah tidak konsistennya sis-

tim referensi serta tidak samanya sistim koordinat dalam

. satu daerah, dapat menyebabkan basil pengukuran yang ber­

beda; terutama masalah hubungan persil yang berdamping an

aari desa kedesa lainnya.

TUJuan pengikatan persil dalam masalah rincikan berdasar

P.P. 10/1961 adalah memang berlandaskan pengukuran des a

demi desa; dan kadang-kadang b~sa didapatkan persoalan

tidak sesuainya letak batas persil karena perbeciaan r ·e­

ferensinya.

Kegunaan jaringan kontrol horisontal tidak hanya untuk

keperluan pengikatan persil demi persil atau pengukuran

rincikan, namun bisa dipakai juga sebagai titik ikat un­

tuk pemotretan udara.

I.8.5.1. seesifikasi Poligon. I

Bentuk poligon pada umumnya merupakan suatu sirku-

it ( tertutup ) yang melingkungi desa demi desa; mes

kipun bisa dipakai poligon terikat pada beberapa kondisi

lapangan. Koordinat planimetri titik-titik poligon dinya-

takan dalam sal~b sumbu lokal, hal ini mengingat tahap

an kerja berdas~r P.P. 10/1961.

Dengan kerangka dasar ini bisa ditentukan secara te-

pat .batas-batas persil, dan bila perlu penempatan kembali.

letak persil dal.~ hal terjadinya suatu sengketa tanah.

Cara pengikatan titik poligon secara pengukuran jarak dan

Page 26: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

sudut dengan macam-macam alat ukur yang berbeda derajad

ketel;tiannya. Sehingga dalam pembahasan basil penelitian

nantinya dapatlah diharapkan kesimpulan mengenai : ·

a. Bentuk kerangka dasar dan derajad ketelitiannya.

b. Macam alat ukur dan hasil pengamatannya untuk

bentuk jarinqan kontrol horisontal.

c. Cara hitung poligon yang l~ih cepat.

suatu

Basil hitungan poligon pada dua tempat yang berbeda kondi

si topografinya, yalah daerah kota dan desa, akan member!

kan perbedaan kesalahan penutup jarak dan sudut pada be­

berapa jenis Alat Ukur.

Rangkaian poligon untuk kedua tempat bisa dilihat pada

lampiran pe~a ( lihat nomor lampiran pada halaman 56 dan

57 ) •

I-. 8. 6. Masalah Rincikan.

Sebagai persoalan pokok da~am masalah penerbi~n

surat ukur ( sertifikat ) ..Oeaer:cll' .alialoh, pada bagaima . '

na pemilik tanah mernperoleh garnbar sebidang tana~ya yang

pasti dan. kua~ menurut hukum, .dimana gambar ini di-rincik • "' I •

dengan pedoman kerangka dasar ~iatas. Persoalan lain yang '!. \ •

sering timbuJ bersamaan adalah, bagaimana memperoleh ang-:'"" j •

ka luas yang d~ercaya dari sebidang tanah- tersebut. . .

Pertama, harus ditinjau sistim apa yang Qipergunakan da-. .

lam merincik persil diatas, ke$udian alat apa atau metoda

apa yang dipakai dalam penentuan luasnya,

Page 27: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 23 -

Dalam merincik, dic9,ba .dalam penelitian ini dengan:

I.8.6.1. Macam cara ukur rincikan dilapangan, yakni :

I.8.6.1.1. Trilatera~i.

I.8.6.1.2. Polar sudut.·

I.8.6.1.3. Polar azimuth.

I.8.6.1.4. Koordinat siku-siku.

I.8.6.l.S. Plane Ta~le.

I.8.6.1.6 .• cara fotogrametri.

· .I. 8. 7. Macam-macam car a menghitung luas

I.8.7.1. Dengan al~t planimeter.

I.8.7.2. Dengan koQr~inat grafis.

I.8.7.3. Dengan T~~nsformasi.

~

Dapat disarank~n atau dicoba penggunaan " Digital Planime

ter li dalam p.enen~uan luas. Alat ini masih dalam tara£

· pendahuluan yapg masih dicoba ketelitiannya, namun demi­

kian sudah mulai beredar dipasaran di Indonesia.

Uraian . mengenai ma•alah ·luas akan dijumpai dalam buku ter

sendiri.

Dalam penelit~an . perlu disimpulkan hal-hal yang menyang­

kut pelaksanaan pengukuran dan hitungan sehari-hari, se­

bab faktor ini sangat menentukan dalam perencanaan kerja

dan masalah pen~~$unan anggaran ba9i tugas

Tanah.

Pendaftaran

Page 28: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

...... _.

- 24 -

Hal - hal tersebut berkisar pada masalah :

a. Kecepatan pengukuran kerangka dasar dan kesulitan-kesu

litannya, serta jenis alat ukur yang dipakai.

b. Kecepatan serta efisiensi kerja dik.ntor dalam penentu

an luas, serta macam-macam cara penentuan luas •

Page 29: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

II. KEGIATAN PENELITIAN.

Sebagai pedornan pelaksanaan penelitian adalah 11 re

search design 11 yang · telah digunakan bersarna serta peru-

bahan-perubahannya melalui sidang-sidang team peneliti Uni

versitas Gadjah Mada sengan Steering Committee Pendaftar-

an Tanah Pusat. Mengingat waktu dan biaya untuk peneliti­

an, kiranya tidaklah m~gkin rencana penelitian yang di­

gariskan dapat sempurna, namun usaha sernaksimal telah di-

lakukan guna penyusunan laporan akhir yang rnencakup dan

menuju aaanya suatu petunjuk praktis dan .pedoman kerja,

khususnya rnenghadapi masalah keterlambatan pelaksanaan

pernetaan Pendaftaran Tanah. Seperti telah diuraikan pada

bab terdahulu, data penguasaan tanah di Indonesia masih

jauh terlantar dari lajunya pembangunan masa kini dan

mendatang.

Materi yang dikumpulkan guna penelitian kiranya cukup un­

tuk bahan pengolahan dalam mencari metoda, efisiensi, ser

ta kecepatan kerja persatuan waktu bagi pengukuran dan pe

berdasar P.P. 10/1961 yang meny~p~~ut .persoalan-:( ..

persoalan ~

- keranfka dasar, bentuk dan ketelitia~ya.

- pelaksanaan rincikan berbagai metoda.

- penghitungan lpas persil dari macam-macam cara serta

kecepatan ker}a•

D~lam penelit~an sistim referensi, yang berlandas-

- 25 -

Page 30: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

\

- 26

an proyeksi " Polyeder .~~ sementara cukup dipakai sebagai

pedoman kerja ~yngingat segi-segi praktis dan kondisi de­

wasa ini.

Tentunya mas~h akan jauh aari sempurna bila sekiranya ma

salah refere~si tidak diteruskan dalam bentuk penelitian . \.

lebih mendalarn\ dimasa dekat...mendatang. >

Hal ini rnengingat masal~Jl kEftudian yang bisa timbul aki­

bat belwn perna~ di.~akukanny~ penelitian khusus rnengenai

jarin9an kontrol 9alam sua,;t£ja JJ·~u4.~ berupa :

1. Masalah triang-ulasi d~·'' tJ;il,aterasi bagi daerah pede­

saan dalam kontak yang . lebih luas, misalnya d.alarn wi­

layah kecamatan· atau kabupat~n. ::J.'f."'

2. l"lasalah p~kaian jarin9an tr;l.i:l,ng\llasi dan trilaterasi

bagi daerah perkotaan /

Dalam pelaksanaan ~e~taan desa demi desa berdasar

P .P. 10/1.961, a tau bisa d~~.~takan rnasalah pemetaan dari

unit terkecil ( desa ) men~adi unit yang lebih besar; se-1

benarnya perlu diperhati~~ masalah kemudian hari, se~i-r,..~ ,·

I tar persoalan-persoalan t · • • .I

1. Menuju stapdarisasi f~ralat~ ~an _ metoda.

2. Kondisi sert.'" p.eP~'9!~an: j·~rinqan t{ti.k j)tat yang me~ . ·':. _,.. .

mungk~an fan¥ele~~~an dari uni~ kecil k~pada unit • 1

. :l 'L " '

lebih besar. ~.~. 0 \

3. Peningkatan letrampil~n. tenaga pelaksana • \ .f,t ... ....,

~ehubungan

dengan aplikasi metod~"\' d~n perkembangan tera~an tek-.· ~' .

Page 31: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 27 -

nologi dalam pemetaan.

4. Bila per1u, digariskan pembagian tugas serta koordina

si wewenang dalam menangani masalah pemetaan mengingat kohdis1 tenaga dan peralatan saat ini di unit-unit yang

lebih ke=il. Sedangkan masalah pemetaan P.P. 10 I 1961

harus bisa diresapi dan dilaksanakan tanpa hambatan di

seluruh daerah Republik Indonesia.

Tahapan Kerja Penelitian.

untu~ dapat dicapai basil yang maksimal serta efi­

siensi kerja mengingat keterbatasan waktu penelitian, per

·1u diusahakan tahapan kerja yang mampu memberikan " input

data " bagi evaluasi dan penyusunan laporan Penelitian

nantinya.

Dipergunakan tahapan sebagai berikut :

1. Persiapan.

2. Pengumpulan Data,

3. Pengolahan Data.

4. Pembuat~ laporan.

2.1. Persiapan.

Terlehi~ dahulu dilakukan tugas-tugas yang menyang

kut rencana $er~a cian persiapannya, baik persiapan perso­

nil, ~ralat¥1 J.lla~W). bekal studi literaturnya. . D~pakai

beberapa liter•~r dan pedoman teknis seperti tercantum

dalam pasal-~~al Peraturan Pemerintah Nomor 10 tabun

1961.

Page 32: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 28 -

Waktu untuk tahap persiapan hampir 3 minggu atau 25 % da­

ri seluruh rencana waktu penelitian, yalah 3 bulan.

II.l.l. Studi literatur dan pencetakan formulir lapangan

dan formu~ir hitung.

Dipakai cara yang biasa dipergunakan untuk praktek pengu­

kuran. Hal ini mengingat kebiasaan para pelaksana, yalah

n1ahasiswa.

II~l.2e Pemilihan alat dan unit-unit kerja. ' Jumlah peralatan dan uni~ lapangan diatur mengingat

\

kondisi lapangan. .,

Hal ini ui.lakukan setelah

selesai dilakukan.

\

\ peninjau~~ lapangan menyeluruh

\ \

\

II.l.3. Masih dalam tahap persiapan adalah tugas - tugas

yang menyan9kut masalah VI Security Clearence 11, yalah

ijin penelitian untuk tiap propinsi yang ak~ didatangi.

Masalah ini, adalah faktor non teknis yang bisa menyebab­

kan waktu pengukUfan fisik terundur ( sementara menunggu

keluarnfa perij iJ?,an ) •

II.l.4. Pembua~an · dan pemasangan patok ukur dilakukan se-

telah ~da rencana ~onkrit dari jalur I ar~~ pengukuran .

dan takapan ke~~a~a,, Patok atau pilar beton perlu dipa-

sang mengi-Jlgat ~~rc;.nsi pengukurannya. Skema pengukuran bi

sa ditihat da~~1 l~iran Peta.

1!.1,5. KQreks.i ~at 'qkqr sebelum dipakai dilapangan.

Page 33: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 29 -

Kemudian setelah selesai pengukuran dilapangan, perlu di­telit.i kembali loreksi alat tersebut untuk meniadakan ke-

ragu-raguan adanya kemung~ipan salah alat selama peneliti / ..

an berlangsung. Hal .ipi perlu kesabar~n dan perhatian meng

ingat kwalitas peneli~ian semata-mata tergantung n input

data n yang baik dan clipertanggung jawabkan ilmiahnya.

II.2. Pengpmpulan Data.

Kiranya tidaklah mungkin penelitian yang mencakup

3 lokasi atau minimal 3 desa dalam tempo 3 bulan sesuai \

rencana penelit_i.an yang disediakan.

Sebagai . angka perkiraan lamanya pekerjaan fisik, dapat '

di~i~ pengalaman ·dari pelaksanaan didesa Madusari yalah . .

. l, Pilot Proyek 11 ·P.P. 10/1961 untuk Jawa Tengah. ·.·l

Dicatat sebaga.i berikut :

- 3 bulan penuh pekerjaan lapangan.

- +ltahun ev~luasi dan h~~ungan.

Sehingga dalam penelit~~n dipelbagai lokasi ( baik dalam

wilaya~ Jawa Tengah teonasuk D.I.Y. maupun Luar Jawa ) de

ngan ber~agai situaE;i dan kondisi diambil kebijaksanaan :

cara uku~ dengan b~erapa macam metoda ·dan peralatan yang . . ~ . bermacam-macam~

Cukup diambil " s~ple " dari sebagian desa, atau unit

terkecil, yang It¥tSih me~enuhi ketentuan " Project Design11

yalah :

a. Tiap Des~ menc~rminkap keadaan topografi miring dan

Page 34: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

30 -

datar, serta populasi persil padat dan kurang padat.

b. Untuk daerah kota juga memb~rikan gambaran persil yang

padat dan tidak dapat pada medan yang berbeda pula.

c. Minimal jumlah persil tiap lokasi 200 ( dua ratus) dan

.dicoba berbagai macam alat dan metoda.

d. Pertimbangan faktor non teknis, perlu dipakai data da-

ri Jawa dan Luar Jawa.

Pekerjaan fisik lapangan meliputi

II.2.1. Pengukuran, pengikatan titik ikat dan kerangka da

sar pemetaan •

. Bentuk kerangka dasar dapat be~upa :

II.2.1.1. Pol~gon terikat sempurna.

II.2.1.2. Poligon te~tutup.

II.2.1.3. Raai poligon.

Bentuk dan hasil hitungan dikupas dalam buku tersendiri

( lihat bab Kerangka pasar ).

II.2.2. Pekerjaan Rincikan.

Pelaksanaan ·dilakukan secara :

II.2.2.1. Cara t~restris d~pgan macarn-macam alat dan me­

toda, dan untuk per~anQingan kecepatan kerja disusun da-' .

lam dua macam skala ·= 1 : 1.000 dan 1 : ~oo. Hal ini untuk

perbandingan hitun~an luas.

II.2.2.2. Cara rektifikasi peta toto dibuat pada ·Skala

1 : 1.000 guna per~andingan

atas.

dengan metoda tersebut di

Beberapa kesulitan dalam rincikan antara lain, berkisar

Page 35: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 31 -

pada masalah penunjukan batas, sehingga apa yang dipero - .

leh selama pengukuran boleh dikatakan basil sesaat ber-

dasar data non teknis ·ditempat.

Untuk daerah Bantul, sudah ada pengarahan atau pedoman

peta persil dari data peta desa dimana lokasi persil ti-

dak banyak menyimpang. Peta Desa meskipun dibuat guna

pen~tapan pajak dan administrasi desa# sudah dipandang me

menuhi syarat.

Lain halnya didaerah Gianyar, Bali, dimana batas _ per~il

· untuk subak biasanya telah ditetapkan oleh Kepala subak

yang data penunjukannya telah dianggap benar dari bebe­

rapa generasi. Kadang kala si pemilik subak sudah mening

gal, . bahkan belum diadakan upacara" ngaben 11 ( pembakar­

an mayat ) namun nama hak penguasaan tanahnya tetap.

Hal ini disebabkan disana tidak boleh melakukan " pipil ....

subak atau banjar.

Kepala subak atau kepala banjar tidak harus

desa yang diangkat ~leh Pemerintah.

II.2.3. Untuk st~~i pe~bandingan, dipilih lokasi jalur

poligon den.gan leta){ titik-titik yang mudah diident;i.fika­

si diatas foto 1 : s~ooo, untuk kemudian dengan data ko­

ordinatnya bisa diJl4kai ' untuk rektifikasi. • I'

Pekerjaan rektifikas'i d.en~an WILD E-4 yang dilakukan oleh

pihak P.T. Geojaya 'di Jakarta. Penelitian diatas peta fo­

to akan dibahas dalam bab Hasil Penelitian.

Page 36: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 32 -

II.J. P~ngolahan Data.

Waktu yang paling banynk dicurahkan dalam pcngolah

an data p~nelit.ian adalah tugas hitl,lng, penyusunan hasil

aan p~mbuatan preliminary draft dan final report. K~mu­

dian set~lah m~lalui proses evaluasi, baru disusun kemba­

li p~uatan Buku Laporan Akhir.

Contoh hitungan serta formulasi data dapat dilihat dalam

lampiran-lampiran.

Beberapa hal yans perlu digaris bawahi dalam penyusunan

~ata adalah :

a. Diusa~kan cara hitung yang sederhana dengan alat hi­

tung I mesin hitung yang sudah dipergunakan oleh pelaksa­

na, atau operator yang tidak memerlukan ketrampilan khu­

sus.

Hal ini mengingat kondisi kepegawaian saat ini disemua

unit kecil Pendaftaran Tanah.

b. Faktor ~Taktu dan kesempatan kerja perlu dicari untuk

rnenentukan e~ieiensi' d~n ~~ce~atan penyelesaian program

nantinya. Terutarna. ~~n~ingat keterlambatan tugas Pendaf­

taran 'l'anah di Ind<;mest.a pada wnwnnyaa

Pengarahan evaluasi · basil nantinya dituj~kan kepada rna­

salah :

a. Metoaologi kerj a dan peralatannya dalam pengukuran san

pemetaan berdasar pedoman P.P. 10 I 1Y61~

b. Keuntung~n gan kele~ahan dalarn pemakaian peta foto se-

Page 37: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 33 -

bag~i cara lain dalam menghadapi volume pekerjaan Pendaf­

taran Tanah dewasa ini. Dititik beratkan pada batas to­

leransi ketelitian dan efisiensi biaya. Dalam keterbatas-. an data, akan disinggung pula sampai seberapa jauh masih

·dapat diterapkan metoda diatas.

c. T~ulasi kecepatan kerja baik dalam penggunaan alat

maupun perbedaan metoda; teruta~~ kecepatan dalam mencari

luas dan ketelitiannya. Akan dibandingkan berbagai cara

mengh~tung lua~.

II.4. Pembuatan Laporan.

Tugas penyimpulan data dari penelitian dap~t dipe­

rinci lebih jelas dalam pembahasan masing-masing bqku.

Pada bab KESIMPULAN akan disusun ringkasan dari basil la-

poran penelitian : Alat Ukur, Kerangka Dasar, Rincikan

dan masalah Luas Tanah.

Page 38: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

III. H A S I L P B N E L I T I AN.

Dengan data kwan~i~atif yang memenuhi syarat - sya

rat penelitian akan marnpu memberikan hasil maksimal tuju­

~n penelitian dari proyek. riset Agraria ini; analisa dan

penya)iannya akan diuraikan terperinci dalam masing - rna­

sing buku yang disusun permasalahannya sebagai

Duku ' I T:i.niauan w'

Umwn.

l:luku II . Al:=~.t Ukur • . .i.luku III Sistim Referensi Clan Kerangka Dasar.

Duku IV Pengukuran Rincikana

lJuku v Perhitungan Luas Tanah.

Kiranya dalam ~Jaktu yang singkat dan keterbatasan

anggaran, n~ka team ~eneliti dari Universitas Gadjah Mada, .

berusaha mengumpulkan data 'baik dari pengukuran langsung

ailapangan dan dari data studi perbandingan berbagai loka

si.

III.l. Alat Ukur.

~ujuan pen~litian alat ukur, adalah penelitian te­

rapan yang berkisar pada penelitian dalam dan luar serta . '

mencari ker.~puan masing-masing aalam penggunaan dilapang

an sebaqai alat ukur suu.ut dan jarak tidak langsung • . Hasilnya berupa tabulas~ kemampuan/kelebihan serta kele-

mahannya <ialam batas-batas pernakaian.

Yang dimaksudkan denqan penelitian dalam, adalah men-

cari koreksi dan angka konstanta pen~~kur jarak optis, pe

- 34 -

. '

Page 39: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 35 -

nentuan besaran, serta kelainan alat dalam arti kehalusan

pembagian piringan, ketajaman lensa, perbesaran.

Penggunaan didalam 13 test net " akan memberikan ja"tl7aban

dalam pengaruh luar atau penelitian luar terhadap atraksi

lokal, kelen~han penggunaannya dalam praktek, batas kete­

litian ukur yang dicapai berdasar standart yang dipakai.

Pada prinsipnya semua alat ukur bisa dipergunakan

batas-batas kemampuannya.

III.2. Sistim Referensi dan Kerangka Dasar.

dalam

Penelitian suatu sistim referensi ditinjau bersama

sama dengan pengukuran kerangka dasar pemetaan berdasar P

P. 10/1961. Pedoman kerja pendaftaran tanah adalah membu­

at peta skala besar, sehingga masih memungkinkan mengguna

kan sistirn proyeksi Polyeder. Alasan-alasan dan penguatan

nya dapat dilihat aalanl bab pembahasan hasil dalarn Duku

III; serta masih dimungkinkannya pemakaian sistim referen

si lain { misal : U'l'l•l ) sepanjang melibatkan penggunaan

computer dalam proses transformasinya.

Kerangka dasar dalam pengukuran dititik beratkan pada pe­

makaian Poligon mengingat pemetaannya adalah desa demi

'-Lesa yang menggunakan sistim koordinat lokal. l\1asalah

penggabungan desa kedesa lain dipikirkan dengan cara ex­

pansi kerangka atau kemungkinan ikatan antar kerangka da­

sar masing-masing. ·

Page 40: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 36 -

.. Diperkenalkan rnacam-macam bentuk pilar sesuai derajad ke-

telitian pengikatannya dan fungsinya.

Dalam pemetaan diusulkan adanya prioritas wilayah a tau

perrbagian wilayah berdasar urgensi faktor strategi keaman

an a.an ketahanan, serta nilai ekonomi daerahnya.

III.3. Pengukuran Rincikan.

Derigan ~anciasan pengukuran kerang-ka dasarnya, maka

;&>ersil tanah dalam satu uesa dapat digambarkan atau dipeta

kan pada peta skala besar. Dicoba beberapa metoda ukur

trilaterasi, extra dan intra polasi, voorstaal, cara plane

table dan fotograrnetri. Tiap cara akan memberikan kelebih

an dan kelemahannya meng~ngat lokasi dan ko~disi topogra­

tinya. Uari uata unuk ukur rincikan baru bisa dilakukan

nitungan luas ·tanah ci.engan macam-macam cara yalah : cara

planim~ter, cara transformasi, dan koorO.inat grafis.

' Pengukuran rincikan tidak hanya menghasilkan peta persil

saja, tetapi mampu untuk mengatasi masalah delimitasi,

atau penentuan ke~bali dilapangan dalam hal .adanya perma­

salahan batas hak milik. Oleh karenanya letak batas ter­

hadap suatu Kerangkanya adalah mutlak perlu diketahui. ·

uicoba dan ditentukan ketelitian dalam masalah deli-

rnitasi dengan menggunakan berbagai cara ukur diatas.

Hasil selengkapnya lihat : Duku ke - IV.

Page 41: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 37 -

III.4. Perhitungan Luas.

Ketelitian dalam penentuan luas tanah terletak da­

lam ketelitian cara ukur rincikannya, sehingga perlu di­

perbandingkan beberapa basil dari cara menghitung luas

dengan 3 cara, planimeter, transformasi, dan koordinat ;

terhadap rnacam-macam' pengukuran rincikan diatas.

Perbedaan hitungan luas akan sangat menentukan harga ta­

nah pada daerah yang sudah tinggi nilai daya. gunanya.

Perlu ditetapkan cara hitung yang mendekati angka kesalah

an terkecil terhadap cara ukur standard; perlu diperhati­

kan konaisi bahan peta ( macam kertas ) serta faktor ska--la yang dipergunakan. Pada umumnya untuk pengukuran luas,

dipakai skala 1 ~ 1.000 dan 1 : 500; hal ini sesuai keten

tuan pasal 2~ P.M.A. 6 I 1961.

Page 42: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

IV. K E S I M P U LA N,

Pene1itian tera~an, baik untuk tujuan studi perban

dingan berbagai metoda pengukuran da1am pemetaan berda -

dar P,P, 10/1961 ataupun Pene1itian A1at Ukur; berkisar

pada masa1ah sampai seberapa jauh ketentuan-ketentuan da-

1an"! l?,I?, 10/1961 dan p~doman dasarnya ia1ah U,U.P.A, bisa

diterapkan. Aenyataan 1ang tidak bisa dimungkiri 1agi bah

wa sebagai negara agraris, Repub1ik Indonesia, data pengu

asaan tanah baru 2 % yang terdaftar 1engkap. Angka 2% ini

akan merupakan n titik kritis 11 da1am Era Pernbangunan ne­

gara, .dimana untuk menjamin ke1estarian dan pemanfaatan

sumber a1am, tanah, per1u data yang 1engkap dan menye1u­

ruh. Kiranya faktor waktu yang sanc;at menentukan akhirn~Pa,

Se1ain faktor waktu, niasa1ah biaya akan tiro.bu.1; namun de­

ngan wajib daftar yang dikaitkan dengan pajak tanah jus­

tru biaya akan bisa uiatasi. Suatu ana1isa dapat diberi­

kan adanya manfaat 1angsung dari keuntungan penarikan pa-

jak o1eh Pemerintah sarana wajib daftar diatas, dimana

angka untuk pe~~uatan peta dan inventarisasi data perta -

nahan· sudah teratasio

Masa1ah teknis, dapat1ah disimpu1kan sebagai ke1ompok per

masa1ahan sebagai berikut :

IV,1, A1at Okur Sudut.

I?emakaian a1at .ukur sudut tidak n~nya terbatas pa­

da a1at-a1at buatan WILD dan Zeiss yan~ sudah l-.~a membu

- 38 -

Page 43: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 39 -

O.aya di Inaonesia, tetapi r;iasih dipandang perlu pemasuk-an

alat-alat ukur dari luar Eropa. Hal diatas sebagai akibat

uari perkenwangan teknologi yang marnpu rnengimbangi keQU­

tuhan alat ukur dengan kwalitas yang mernadai. Kernarnpuan

suatu alat ukur bisa diuji dengan cara-cara metoda stan -

dard dimana hasilnya akan menunjukkan kelebihan dan kele­

rnahan masing-rnasing. Dari tiga rnacarn alat ukur sudut

yang diteliti, baik penelitian faktor dalam rnaupun faktor

luar, didapat kesimpulannya sebagai berikut

IV.l.l. Teoaolit WILD T - 0.

Keuntunqan

Kelemahan

- ringan dan rnudah dalarn pemakaiannya

kemampuan baca cukup jelas dan baik

untuk pengukuran jarak optik.

- sentering kasar, dengan unting-unting

- ketelitian pembacaan sudut kurang

haik.

IV .1. 2. 'l'eodolit TOPCON 'l1L - 20.

Keuntungan - ketelitian baca sudut datar dan su-

Kelemahan

du~ miring baik.

sentering baik, karena secara optis

- perbe.saran optik baik.

- adanya paralak pada bidang di-

afragma sehingga pengukuran jarak

optis ~urang teliti.

Page 44: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 40 -

- karena berat a1atnya sendiri, mengu

ranqi kecepatan kerja.

IV.1.3. E.C.'l.'. Breithaupt.

Keuntungan : - se1ain memiliki piringan bouso1e,

Ke1emahan

juga ada pi~ingan datar yang terpi-

sah.

- pembacaan sudut miring bisa bebas

karena 1etak teropong dipinggir.

-· a1at cukup ring an, maka 1ebih me­

nguntungkan da1am pemakaian.

~ pembagian piringnn kompas kurang te

liti.

- sentering kurang te1iti, karena de­

ngan unting- unting.

rv.2. Sistim Referensi dan Kerangka Dasar.

IV.2.1. Sistim Referensi.

Untuk keper1uan pengukuran desa bisa dipakai sis-. tim proyeksi ~o1yeder; dengan pengertian masih memungkin-

kan diseragamkan keaa1am sistim referensi yang lain ( U'l'M

rnisa1nya ) cila te1ah membudaya pemakaiannya dengan ada -

~ya sarana computer.

lial diatas seirama dengan ketentuan pasa1 2 P .l·i.A. 6/1961

ia1ah pen\akaian proyeksi Po1yecler. Per1u dite1iti 1ebih

jauh mengenai ketidak te1itian dan sebab~sebabnya sehubung

Page 45: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 41 ~

an dengan penggunaan sistim referensi.

IV.2.2. Kerangka Dasar.

Kesa1ahan da1am pengukuran kerangka dasar mengaki­

batkan ketidak sesuaian 1etak persi1 sehingga mengakibat­

kan tidak dipenuhinya azas spesialitas pendaftaran tanah.

Yang 1ebih penting 1agi masa1ah tidak te1itinya peta pen­

daftaran . tanah akan rnemberi akibat buruk keda1am persoa1-

an : de1imitasi. Dari pengamatan hasi1-hasi1 hitungan, sa

·1ah satu sumber kesa1ahan da1am pengikatan dan perhitung-.

an kerangka das~r ter1etak pada pemakaian a1at ukurnya.

Sehingga per1u ditingkatkan"pemakaian dan pembudayaan a1at

a1at ukur yang memi1iki kete1itian 1ebih; kenyataan: a1at

ukur yang memi1iki kete1itian sampai 1 menit tidak bisa

dipakai untuk pengukuran kerangka dasar.

Pmnerintah seyogyanya memberikan penyu1uhan kepada masya­

rakat mengenai sega1a sesuatu yang menyangkut pengu~uran

dan pemetaan pendaftaran tanah bagi kepentingan masyara­

kat sendiri. Penyu1uhan me1a1ui sumber-sumbernya baik

yang berupa undang-undang dan peraturan dasar (U.U.P.A. ,

l?.l?. 10/1961, P.H.A. 6/196l dan sebagainya) atau meame1a-

1ui media secara intensif rnisa1nya ~ me1a1ui radio, siar­

an TVRI da1am acara siaran 11 Pedesaan 111 Penerangan, ma­

ja1ah-maja1ah serta pub1ikasi popu1air 1ainnya.

IV.3. Pengukuran Rincikan.

Per1u ditetapkan suatu metoda ukur berdasar kemam-

Page 46: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 42 -

puan daerah dan klasifikasi atau prioritasnya.

Ketelitian pengukuran rincikan akan memberikan kepuasan

bagi pemilik tanah serta menjamin kepastian hukumnya. Un-

tuk mempercepat proses pengukuran rincikan perlu d.ilibat-

kan langsung bantuan b~rbagai instansi untuk akselerasi

semaksimal mungkin. Penerapan suatu metoda pada suatu da~

erah uengan memperhatikan syarat-syarat prioritas pengu -

kuran, akan mampu mempercepat pelaksanaan pengukuran rin-

cikan sebagai landasan teknis dalam inventarisasi data pe

metaan tanah.

IV.4. Perhitungan Luas Tanah.

Masalah lalu lintas pemindahan hak penguasaan ta-

nah , ditinjau dari subyek dan obyeknya sangat tergantung

kebenaran dan ketelitian luas tanah sampai dimensi terten

tu. Persoalan luas tanah semakin meruncing dan teramat pe

ka didaerah yang nilai guna tanahnya tinggi;

satu meter persegi sudah melibatkan uang ribuan. -

Selisil\

Oleh karenanya perlu dicari keseimbangan antara faktor

faktor :

~ ketelitian cara ukur rincikannya.

- ketelitian cara hitung luasnya dengan metoda dan alat.

~- pengaruh · bahan dasarnya P bahan peta, kertas gambar.

Sehagai pedoman dipakai s~~entara buku :

VOORLOOPIGE TOLEIUU~STABELLE KADASTRALE DIENST IN

Page 47: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

43 -

NEDERLANDSCH INDlE,

Sebagai pegangan penelitian untuk menentukan efisi

ensi kerj a dan cara hitung yang .Paling teliti untuk l uas

tanah.

Page 48: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

V. R E K 0 M h N D A S I.

Langkah-langkah positif kearah penyelesaian berba­

gai masalah teknis pendaftaran tanah perlu segera ditem­

puh oleh Pemerintah. Dalam rangka mensukseskan Pernbangun­

an, khususnya tugas-tugas Direktorat Jendral Agraria, De-

partemen U~lam Negeri, perlu difikirkan faktor penyebab

keterlambatan tugas pemetaan kadaster serta mencari jalan

keluarnya. Deberapa saran kearah pemecahan masalah dapat

aikelompokkan dalam uraian singkat pada bab ini; serta

uraian terperincinya pada masing-masing buku ditiap bab

Rekomendasinya.

V.l. Hembudayakan Suatu Sistim.

Tiaak semua cara atau sistua yang telah lama membu

aaya dikalangan Penclaft.aran Tanah sendiri atau masyarakat

luas selalu berpredikat kurang mengena sasaran~ tetapi ma

sih perlu. di.kembangkan· sampai batas-batas tertentu

dan mengingat urgensinya. Kelemahan dan ketidak telitinya

suatu pengukuran bukan terletak pada sistimnya, namun jus

tru perlu dibudayakannya cara-cara pengukuran tradisi-

onil guna membantu proses secara sektoral. Dimisalkan ada

·nya perobimbingan cara ukur dengan metoda tali ukur didesa

uesa, hasil ukurannya masih bisa dilegalisir m~njadi data

terukur. Kiranya perlu kerja sama antara pihak pember~

legalitas ( Pandaftaran Tanah ) dan pihak pemilik tanah

·- 44 -

J

Page 49: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 45 -

atau masyarakat. Hal diatas adalah salah satu cara nyata

untuk melibatkan tenaga masyarakat guna kepentingan mere­

ka sendiri. Kiranya masih banyak hal-hal yang bisa digali

dari kehidupan masyarakat dalam suasana lalu lintas pere­

konomian-sosial sepanjang menyangkut persoalan pengukuran

tradisionil. Suatu penelitian akan bisa rnemberikan anali-

sa· segi-segi positifnya dan negatifnya lebih lanjut.

V.l.l. Pengenalan suatu sistim.

Ketelitian suatu pengukuran meneritukan keberhasil­

an tugas inventarisasi data pertanahan.

Sebagai landasan bag,i data inventarisasi adalah p_eta ska-·

la besar.

Pembuatan peta skala besar perlu perhatian khusus dalam

segi-segi peralatan, metoda, tenaga pelaksana, dan faktor

biaya untuk melaksanakannya. Derba~ai alat ukur pada da­sarnya bisa dilibatkan dalam peran pengukuran.

Namun tidaklah terbatas pada satu macam dan jenis alat

saja, perlu dikenalkan berbagai alat dengan kemampuan dan

batas-batas ketelitian dalam penggunaan tertentu. Penerapan sua~u metoda baru berdasar perk~bangan teknolo

gi, seperti penggunaan peta foto dan atau ortho photo mi­

salnya, perlu diperhatikan. Kiranya sudah waktunya pula

untuk mempercepat proses pembuatan peta-peta kadaster se­

cara fotogrametri, perlu diperkenalkan. manfaat dan efisi

ensinya. Hal ini kiranya sesuai makna dari ketentuan pa-

Page 50: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 46 -

sal 31 ayat 2 P.M.A. 6 I 1961.

Khusus mengenai pemakaian metoda fotogrametri, kiranya per

lu dibudayakannya cara membaca data foto udara; sebab

ter6apat perbedaan cara penggunaan peta garis dan pandang

an foto dari atas. Kebiasaan mernbaca foto kiranya

masalah pengenalan dan popularisasinya.

v·.1. 2. Peranan }llasyarakat.

suatu

Ualam menuju penggunaan terapan teknologi dan pem-

bimbingan pengukuran tradisionil, tidak bisa lepas dari

partisipasi anggauta masyarakat sebagai landasan pokoknya.

Mengingat prosantase data penguasaan pertanahan masih ja­

uh dari s&~purna, maka tanpa diikut sertakan kegiatan dan

cara~cara pelaksanaan pengukuran secara tradisionil yang

intensif kiranya program rutin pengukuran dan pendaftaran

tanah akan jauh dari s~npurna. Apalagi mengingat sekitar

tahun 2.000, dimana situasi seperti negara agraris yang

sedang giat ma~ang~ ini, rr~salah kurangnya data pengua­

saan tanah akan merupakan '' titik kritis " dalam pembangun

an negara. Dik~itkan dengan naiknya laju perekonomian so­

sial aibid~ng ?ertanahan, kiranya pantas partisipasi ang­

gauta masy~rak~t secara nyata dengan bimbingan intensif.

V. 2. Prioritas.

Kebijaksanaan Pemerintah dalam menanggapi tugas-tu

gas invent~ris~si data penguasaaan tanah, serta memperce-

......J

Page 51: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

~ 47 -

pat pelaksanaannya secara menyeluruh~ perlu d.iarahkan pa-

da urgensi wilayannya. Prioritas tiiberikan mengingat rna­

kin lajunya lalu lintas perekonomian sosial uibidang per-

tanahan yang rneniliawa akibat naiknya nilai daya guna tanah

Oleh team peneliti Universitas Gadjah Mada, dikatagorikan

4 pr~oritas wilayah sebagai berikutj' berdasar urgensinya~

a. Dacrah Utamav mutlak perlu pernetaan lengkap; m~lai ke­

rangka dasarnya, pengukuran rincikan, serta perhitung-

an luas tanah dan data pertanahannya. Dimisalkan pnda

ci.aerah-claerah yang sedang berke,ang dan daerah perko~~

taan yang potansiil tinggi.

bo vaerah Panting, diperlukan kerangka ~asar pemetaannya,

dan sebagian pengukuran rincikannya dan hitungan luas

tanahnya.

c. Da~rah .Kurang Panting, dicirikan daerah pedesaan yang

mulai -dipetakan d.angan cara penggabungan beberapa desa

untuk efisiensi k-e.rja; untuk daerah yang luas, efektif

cara fotogrametri dari cara terestris. Dcngan pertim -

bangan teknis topografiny~ tentunya.

a. Prioritas Terakhir, dae·rah yang· masih bisa G.itangguh ~

kan pelaksanaan pemetaannya mengingat urgensi paling

akhiro

P~nerapan urgensi c..~.aerah-da~:::rah kiranya tidak ber~-

tentangan d.engan program Uepartemen Dalam Neg~ri yang raen

·I

Page 52: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 48 -

targetkan 60.000 d~sa harus dipetakan terlebih dahulu;ser

ta masih bisa aiutamakan· daerah-daerah yang jelas potensi

il tinggi serta mempunyai urgensi strategi dan ketahanan/

keamanan.

V.3. P e 1 a k s a n a.

Faktor pelaksana akhirnya sangat menentukan kece -

patan dan efisiensi kerja pelaksanaan pengukuran . serta

pemetaannya. Mengingat keterbatasan personil didalam wa-

dah L>irektorat Pendaftaran TAnah, Direktorat JeJl~il ACJ.-'1

ria sendiri, maka perlu difikirkan pula oleh Direktorat

Jendral Agraria - Departemen Dalam Negeri, adanya kemung­

kinan-kemungkinan keterlibatan unsur-unsur swasta dan ins

tansi pemerintah yang lain dalam berpartisipasi dibidang

pemetaan kadaster. ~iranya masih ada kegiatan-kegiatan se ·

panjang tidak menyangkut masalah administrasi yuridis ,

yang bisa dilimpahkan kepada instansi diluar Departemen

.Ualam Negeri.

V.3.1. Pihak Swasta.

Sampai seberapa jauh pihak swasta .diikut sertakan

dalam pekerjaan pengukuran dan pemetaan untuk pendaftaran

tanah. uari cara ukur terestris aapat diambil contoh ki­

ranya beban yang bisa dikerjakan oleh swasta adalah :

a. Pemasangan dan pembuatan pilar tugu titik ikat kerang­

ka dasar;serta pemasangan tanda-tanda batas yang telah

aigariskan oleh pihak Pendaftaran Tanah.

Page 53: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 49 -

· b. Pengukuran yang melibatkan alat-alat ukur presisi un­

tuk penentuan posisi titik dasar sepanjang keguaaannya

untuk kerangka dasar pemetaan kadaster; disinipun peng

arahan tetap oleh pihak Direktorat Jendral Agraria.

Dalarn kegiatan pemetaan fotograrnetri, dapatlah ki­

ranya pelaksanaan aero-mappingnya cilakukan Sepenuhnya . oleh pihak swasta yang bonafit dalam peralatan dan perso-

nilnya; hanya untuk identifikasinya tidak bisao

hal - hal menyangkut masalah delimitasinya.

V.3.2. Instansi Pernerintah Lain.

Untuk membantu mempercepat pekerjaan -

Apalagi

pekerjaan

pemetaan kiranya dapat ditugaskan pihak instansi lain,ter

utarna instansi yang erat hubungannya dengan masalah pajak

tanah seperti IPEDA atau IREDA, ctisamping pihak-pihak Per

guruan Tinggi sepanjang menyangkut rnasalah pengukuran yang

memerlukan karya ilmiah dan penge1nbangan terapan teknologi

dibidang pemetaan ( geodesi dan fotograrnetri ).

Secara singkat tiapat dimisalkan beberapa kegiatan

a. Pekerjaan pengukuran dan penentuan posisi titik ikat

orde pertama, cara triangulasi, trilaterasi, dan lain

metoda penentuan posisi.

b. Pekerjaan pengukuran rincikan bisa bekerja sama dengan

pihak IPEDA sekali gus tugas-tugas inventarisasi perpa

jakannya. Hal ini akan menghemat biaya dan efisiensi

Page 54: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 50 -

waktu; tentunya dengan koordinasi yang baik.

c. Pekerjaan laboratoris, baik yang menyangkut peneliti­

an alat terestris maupun alat fotogrametris sebaiknya

ctilakukan oleh pihak Perguruan Tinggi yang memiliki po

tensi untuk itu.

d. Langkah lebih lanjut perlu dicarinya standarisasi peng

ukuran dan pemetaan untuk pendaftaran tanah, dimana

hal ini harus bekerja saraa dengan pihak Perguruan Ting

gi.

e. Pekerjaan hitungan luas tanah dapat sekali gus disin -

kronkan dengan pihak IPEDA atau IREDA dimana untuk

menghindari •~ overlaping tugas" dan ketidak sesuaian

standard cara ukur, dimana obyek yang sama harus ditin

jau dari satu sistim yang sama pula. Hal ini erat pula

dengan masalah standarisasi diatas.

v.3.3. Anggauta Masyarakat.

Dalam usaha menggalakkan pengukuran didaerah-dae -

rah, anggauta masyarakat selaku individu pemilik tanah

kiranya berkeinginan agar tanah mil.iknya diberinya kepas­

tian hukum sarana pendaftaran tanah. Tetapi kenyataan di-

daerah, keterlambatan pengukuran karena alat dan

menyebabkan keinginan mereka terbengkalai adanya.

biaya

Perlu

diperhatikan dapatnya partisipasi mereka secara aktif sa­

rana melakukan pengukuran untuk diri sendiri dengan bim

bingan pihak Pendaftaran Tanah. Dilain pihak telah lama

Page 55: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 51 -

membudaya cara-cara ukur yang mereka kerjakan, antara ~a­

in dengan alat-alat nprimitif '' yang sudah saling dipe:tca­

ya dalaro masalah lalu lintas jual beli tanah misalnya. ,.<

!·iasalahnya sekarang, bagaimana " menstandarisasikan n me-

toda tradisionil atau primitif diatas dalam satuan-satuan

standard ( misal ukuran luas cara diagonal diteli'ti .. de-

ngan ~umus geornetri ). Sebenarnya mereka sendiri mampu

mengukur untuk mereka sendiri.

Tinggal pihak Pendaftaran 'l'anah menyediakan 11Vel twerk -

nyau' dan legalitasnya.

nasalah identifikasi, delirnitasi· dan segi-segi administra

tif kadaster tetap dipegang oleh pihak Pendaftaran Tanah.

v.4; A n g g a r a n.

Hasalah anggaran untuk mendapatkan tenaga trampil,

jwnlah peralatan ukur, serta biaya pelaksanaan pengukuran

penaaftaran tanah merupakan "kelernahanuadalarn keberhasilan

progrma inve~tarisasi data penguasaan tanah. Kenyataan

adanya angka 2 % dari seluruh wilayah Indonesia yang su­

dah lengkap data penguasaan tanahnya adalah suatu anqka

yang sangat rawan c1almn masalah pembangunan dewasa ini.

Anggapan utarr~, yang mengatakan bahwa tanpa biaya yang cu

kup, pemerintah tidak bisa menyelesaikan pengukuran dan

pemetaan ka.daster dalarn waktu dekat.

Sedangkan dilain pihak dikatakan : bahwa biaya pengukuran

adalah sangat mahal. Dalarn hal inilah oleh pihak peneliti

Page 56: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 52 -

dicari analisa pemikiran kearah pemacahannya berlandaskan

thema WAJIB DAFTAR. Lahdasan hukumnya menuju kearah kepas

tian hak atas tanah sudah dicantumkan clalam : pasal 23,32

dan 38 u.u.P.A. Sedangkan pelaksanaannya oleh Pendaftar­

an Tanah jelas .digariskan pada pasal 19~nya ( Unjang- Un

dang Pokok Agraria ).

Kiranya, sekedar mernberikan gambaran analisanya, oleh team

peneliti Universitas Gadjah Mada, diambil contoh lokasi

daerah pinggiran kotamadya oalam kawasan D.I.Y. sebagai

obyek ~~ waj ib daftar ~~ •

Data pengamatan harga tanah untuk daerah yang mu-

lai berkembang ini, diperkirakan sudah mencapai diatas

2 000 2 d' mb ' l t h Rp. • ,-- per m 1 atau 1a 1 rata-ra a arga

Rp. 2.000,~- 1 1112 • l•.Laka bagaimana biaya untuk mel.aksanakan

daerah sekitar 20.000 ha. dikawasan luar kota Yogyakarta

ini; sedangkan saat ini banyak tanah tegalan rnenjelma kom

plek perumaha.n atau mende,kati semacam lokasi permukiman

baru. Kalau oleh Pemer~~~ah diatur melalui semac&a Undang

undang atau ·~raturan, dimana ll wajib daftar adalah 1 %

dari ha~s.~ tanah dan bangunannya v; , maka kalkulasi anali-

sa :

Page 57: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

~ 53 -

a. Ha.rga tanah per Ha =

10.000 2 Rp. 2.000,-- Rp. 20.000.000,--m X =

b. Wajib aaftar 1 %-nya =

1/100 X Rp. 20 juta = Rp. 200.000,~-

c. Biaya pengukuran per Ha • • • • • = Rpo 10.000,--

d. Pemasukan uang ke Pemerintah per

Ha adalah = Rp. 190 .. 000,--

Berarti akan ada 11 pemasukan uang '1 ke Pemerintah =

20.000 Ha X Rp. 190.000,-~ = Rp. 3.800.000.000,-~

( tig·a milyar delapan ratus juta rupiah ) ..

Kiranya daerah 20.000 Ha di pinggiran kota tersebut, ma­

sih d.ianggap kecilu dalam arti pengukurannya. Tetapi ja­

waban pertanyaan : kurangnya anggaran, akan bisa dilihat

dari a~gka diatas Rp. 3 milyar untuk antara lain

a. menaikkan ketrampilan tenaga juru ukur.

b. membeli alat ukur ( tidak sebesar bi'aya diatas ).

c. anggaran pelaksanaan pengukurannya sendiri ( contoh

Rp. 10.000, - - I Ha ).

Jelaslah, angka pemasukan diatas tioak akan habis dipakai

untuk pengukuran; atau biaya ukur 20.000 x Rp. 10.000,--=

hanya Rp. 200 juta.

Anggapan bahtv-a sektor pendaftaran tanah dalam pembangunan

akan " menelan vw biaya besar, sebenarnya salah, kalau ·me­

mang akan dihayati ctan diresapi u.u.P.A. dengan pasal-pa-

salnya yang menyebutkan adanya wajib daftar untuk men-

Page 58: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

~ 54 -

dapatkan kepastian hak atas tanah. Dahkan sebaliknya,akan

ada il in come n untuk mebiayai sektor lain. Tinggallah pe

laksanaannya diatur melalui segihukurnn~a, apakah melalui

peraturan atau yang lain.

Dengan memperhatikan urgensi Departemen Dalam Negeri da-

lam program pemetaan berdasarkan P.P. 10/1961 seluas

60.000 desa, sebagai prioritasnya; maka kiranya aplikasi

analisa uiatas 6.apat diberikan clengan angka ! i sementara u

sebagai berikl.lt

Luas 60GOOO desa atau kira~kira 1.600oo00 Km2 =

160.000.000 Ha 160 juta Ha ).

Pemasukan dari 1 % wajib daftar atas taksiran tanah - ~ 2

rata-rata Rp. 2.000,-- I m = Rp. 20 1 -- perm ( dua

pului1 rupiah per meter persegi ) adalah =

160. juta x 10.000 x Rp. 20,-- = Rp. 32.000 milyar

32 triliun rupiah).

Sedangkan biaya pembelian 1 alat, anggaran pemeta-

annya tidak akan sampai sebesar angka .diatas. Dahkan peng

gw1aannya bisa dimanfaatkan atas urgensi nasional disek -

tor peniliangunan yang lain. Sebenarnya masalah harga tanah

tidak seperti analisa diatas; untuk tia~ daerah akan

sangat berbecia variasinya, misalnya di D.K~ ·r. rata ·- rata

cdatas Rp. 50.000,-- per meter perseginya. Sedan,gkan di

Yogyakarta misalnya, belum ada tami~ yang melebihi

Rp • 50 • 0 0 0 , -- per ra 2 •

Page 59: TINJ.AUAN UMUM...p~~gan dengan macam-macam alat ukur dan metoda, serta da ta pembanding d4~i pengukuran ditempat lain. Mengenai da ta fotogrametr~ . d~tinjau . .. dan dibandingkan

- 55 -

v.s. Penelitian Lanjutan.

Untuk menunjang pelaksanaan tugas-tugas pendaftar­

an tanah, serta m~npertinggi efisiensi kerja dan akselera

sinya, penelitian lanjutan masih harus diadakan; terutama

yang menyangkut masalah teknis pelaksanaannya.

a. Analisa biaya _( n Cost Analysist " ) dalam porsi peng­

ukuran dan pemetaan Pendaftaran Tanah. Ditinjau segi

• pelaksana ( manpower ) peralatan 6an tahap kegiatan se

cara proporsionil; serta dicarinya pola satua tiap ke

giatan dan kecepatan berdasar satuan kerja.

b. Pengkajian batas ketelitian dan normalisasi cara ukur

tradisionil terhadap standard pengukuran. Perlu inten­

sifikasi dan cara-cara pembudayaan sistim pengukuran

tradisionil.

c. r•letoda cara pengkajian suatu alat ukur terhaciap uu ma

nufacturer tlefect 'l , ketahanan dan cara pakai, kelain­

an mekanisme dan kehalusannya, serta problem pembudaya

annya dikemudian hari. Diarahkan cara praktis

11 melihat a~ alat ukur sebelurn dibeli atau dipakainya ;

standard pengkajian untuk sernua jenis alat ukur.