Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA
PENIPUAN BISNIS ONLINE MENURUT UNDANG-UNDANG
NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS
UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG
INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Menempuh Ujian
Sarjana Hukum
OLEH :
SAPTA JUNI SANDA SYAMSUL
NIM. 50 2015 209
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2019
ii
iii
iv
ABSTRAK
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PENIPUAN BISNIS
ONLINE MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016
TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 11 TAHUN
2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
SAPTA JUNI SANDA SYAMSUL
Yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penipuan Bisnis
Online Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan
Atas Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan
Transaksi Elektronik ?
2. Apakah Faktor-faktor Penghambat Dalam Penegakan Hukum Pidana
Terhadap Tindak Pidana Penipuan Bisnis Online Menurut Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 11
Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik ?
Selaras dengan tujuan yang bermaksud untuk mengetahui Tinjauan Yuridis
Terhadap Tindak Pidana Penipuan Bisnis Online Menurut Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 11
Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik Faktor-faktor
Penghambat Dalam Penegakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Penipuan
Bisnis Online Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang
Perubahan Atas Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan
Transaksi Elektronik, maka jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normative
yang bersifat deskriptif (menggambarkan), oleh karenanya tidak bermaksud untuk
menguji hipotesa.
Teknik penggumpulan data dititikberatkan kepada penelitian kepustakaan
dengan cara mengkaji bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan
hukum tersier.
Teknik pengolahan data dilakukan dengan menerapkan cara analisis isi
(Content Analisys) untuk selanjutnya dikontruksikan ke dalam suatu kesimpulan.
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Tinjauan yuridis terhadap tindak pidana penipuan bisnis online menurut
Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Pasal 378
KUHP dan Pasal 28 ayat (1) dan Pasai 45 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2016 tentang ITE, sudah mampu menjerat pelaku.
v
2. Faktor-faktor penghambat dalam penegakan hukum pidana terhadap tindak
pidana penipuan bisnis online menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2016, yaitu faktor hukumnya sendiri, faktor penegak hukum, faktor sarana
dan fasilitas, faktor masyarakat, faktor kebudayaan.
Kata Kunci : tindak pidana penipuan bisnis online
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT dan shalawat serta salam yang tak henti-
hentinya kepada Rasul Allah Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan sekripsi ini dengan judul : “TINJAUAN YURIDIS TERHADAP
TINDAK PIDANA PENIPUAN BISNIS ONLINE MENURUT UNDANG-
UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS
UNDANG UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI
DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, kekeliruan dan
kekhilafan semua ini karena penulis adalah sebagai manusiabiasa yang tak luput
dari kesalahan dan banyak kekurangan, akan tetapi berkat adanya bantuan dan
bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, akhirnya kesukaran dan kesulitan
tersebut dapat dilampaui, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada :
1. Yth. Bapak Dr. Abid Djazuli, SE. MM., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Yth. Ibu Dr. Hj. Sri Suatmiati, SH. M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Palembang.
3. Yth. Bapak dan Ibu Wakil Dekan I, II, III dan IV Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Palembang.
4. Yth. Bapak Mulyadi Tanzili, SH. MH, selaku Ketua Prodi Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang.
5. Yth. Ibu Hj. Siti Mardiyati, SH., MH., selaku Penasehat Akademik.
6. Yth. Ibu Luil Maknun, SH. MH, Pembimbing Skripsi, yang telah banyak
memberikan petunjuk-petunjuk dan bimbingan dalam penulisan dan
penyusunan skripsi ini.
vii
7. Yth. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Karyawan dan karyawati Fakultas
Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang.
8. Yth. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang selama ini tak henti-hentinya
memberikan doa, semangat serta bantuan kepada penulis selama kuliah
9. Saudara-saudaraku yang memberikan semangat serta motifasi dalam
penyelesaian penulisan skripsi ini.
10. Teman-temanku yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga semua jasa baik mereka diterima oleh Allah SWT, sebagai amal
sholeh dan mendapatkan ganjaran yang tidak terhingga. Amin yarobbal Alamin.
Akhir kata segala keritik dan saran dari pembaca, penulis terima dengan
senang hati dan untuk itu penulis ucapkan terima kasih..
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Palembang, 2019
Penulis
SAPTA JUNI SANDA SYAMSUL
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………............... ii
PENDAFTARAN UJIAN SKRIPSI ……………………………………………. iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS…………..………………………… iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………… v
ABSTRAK ……………………………………………………………………… vi
KATA PENGANTAR ………………………………………………..……….. viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… x
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….…………...1
A. Latar Belakang…………………………………………………….............1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………...8
C. Ruang Lingkup dan Tujuan.……………………………………….............9
D. Definisi Operasional ..……………………………………………............10
E. Metodologi Penelitian ..………………………………………………….10
F. Sistematika Penulisan ..…………………………………………………..12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………... 13
A. Pengertian Penegakan Hukum Pidana …………………......………....... 13
B. Pengertian Tindak Pidana Penipuan................................................….. 19
C. Kejahatan Dunia Maya (Cybercrime)......……………..………............... 23
D. Transaksi Elektronik (E-commerce)....................................................... 27
E. Bisnis Online ........................................................................................ 29
ix
BAB III HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN………………...……………. 34
A. Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penipuan Bisnis Online
Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 perubahan atas UU No
11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ................. 34
B. Faktor-faktor Penghambat Dalam Penegakan Hukum Pidana Terhadap
Tindak Pidana Penipuan Bisnis Online Menurut Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas UU No 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik ……......................................….... 39
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………...... 41
A. Kesimpulan…………………………………………………….….……. 41
B. Saran………………………………………………………………..…... 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Era globalisasi identik dengan kemajuan teknologi dan informasi yang
berkembang sangat pesat dan cepat. Fenomena ini tenjadi di seluruh belahan
dunia tanpa memandang negara maju dan negara berkembang. Masyarakat
dunia suatu negara dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi dan
informasi ini agar dapat bersaing dengan dunia global yang semakin modern,
praktis dan efisien. Hal inilah yang dikenal dengan istilah hubungan global.
Indonesia yang termasuk dalam tata pergaulan hubungan global ini, mau tidak
mau harus mengikuti tantangan untuk melaksanakan pemahaman dalam
tatanan baru ini.
Kemajuan teknologi baik dari informasi dan komunikasi semakin hari
semakin berkembang dengan pesat yang memberikan banyak kemudahan bagi
umat manusia. Internet adalah salah satu produk dari kemajuan teknologi dan
informasi dan komunikasi. Banyak hal dapat dilakukan melalui internet mulai
dari berhubungan sosial, bekerja, hingga melakukan bisnis jual beli secara
online. Semua hal tersebut dapat dilakukan tanpa melakukan kontak langsung
dengan orang lain.
Bisnis online dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa fasilitas
seperti bisnis internet, jejaringan sosial, maupun layanan e-banking.
2
Teknologi informasi dan komunikasi saat ini sedang mengarah kepada
konvergensi yang memudahkan kegiatan manusia sebagai pencipta,
pengembang dan pengguna teknologi itu sendiri. Internet sebagai suatu media
dan komunikasi elektronik telah banyak di manfaatkan untuk berbagai salah
satunya adalah melakukan perdagangan. Kegiatan perdagangan dengan
memanfaatkan media internet ini dikenal denga istilah electronic commerce,
atau disingkat ecommerce.
Kemajuan teknologi yang merupakan hasil budaya manusia disamping
membawa dampak positif ternyata dalam perkembangannya juga dapat
membawa dampak negatif bagi manusia dan lingkungarmya, yaitu seperti
ditandai dengan adanya kejahatan. Jenis kejahatan yang ditimbulkan oleh
perkembangan dan kemajuan teknologi informasi adalah kejahatan yang
berkaitan dengan pemanfaatan aplikasi dari interet. Penyalahgunaan internet
merupakan salah satu sarana untuk melakukan kejahatan atau tindak pidana.
Jenis kejahatan yang semula dapat dikatakan sebagai kejahatan
konvensional, seperti halnya pencurian, pengancaman, pencemaran nama baik
bahkan penipuan kini modus operandinya dapat beralih dengan menggunakan
internet sebagai sarana melakukan kejahatan dengan resiko minim untuk
tertangkap oleh pihak yang berwajib, dan situs di internet (website) dapat
digunakan sebagi media perantara untuk melakukan transaksi melalui internet,
dimana isi dan situs tersebut seolah-olah terdapat kegiatan perjualan barang.1
1 Abdul Wahidi dan M. Labib, Kejahatan Mayantara, (Cybercrime), Rafika Aditama,
Bandung, 2005, hlm. 27
3
Bisnis online adalah bisnis yang dilakukan dengan internet sebagai
media pemasaran dengan menggunakan website sebagai katalog. Saat ini
bisnis online sedang menjamur di Indonesia baik untuk barang-barang tertentu
seperti tas, sepeda, hingga jasa serta ojek. Bisnis ini dianggap sangat potensial
karena kemudahan dalam pemasaran dan harga yang cukup bersaing dengan
bisnis biasa. Bisnis ini tidak memerlukan toko melainkan dengan media
jejaring sosial Instagram, blog, facebook maupun jejaring sosial lainnya yang
dihubungkan dengan internet.
Kegiatan berdagang menggunakan internet tersebut memnbuat negara
seolah-olah tanpa batas teritorial (borderless) menimbulkan keuntungan dan
kemudahan bagi suatu bangsa yang dapat dilihat dalam berbagai bentuk
kerjasama antar negara dalam bidang ekonomi, politik dan budaya.
Mekanisme transaksi dan perjanjian dengan dunia luar cukup dikendalikan
melalui ruang kecil dengam teknologi berbasis protocol internet yang
menawarkan fasilitas yang efektif, efisen, dan modern.
Cyber Crime adalah kejahatan yang dilakukan oleh sesorang maupun
kelompok dengan menggunakan sarana komputer dan alat telekomunikasi
lainnya. Seseorang yang menguasai dan mampu mengoperasikan komputer
seperti operator, programmer, analis, consumer, manager dan kasir dapat
dilakukan Cyber Crime. Cara yang biasa digunakan adalah dengan merusak
data, mencuri data dan menggunakannya secara ilegal. Faktor dominan terjadi
cyber crime adalah pesatnya perkembangan teknologi komunikasi seperti
4
telepon, hand phone, dan alat telekomunikasi lain yang dipadukan dengan
perkembangan teknologi komputer.2
Cyber Crime dapat ditemui salah satunya pada kasus penipuan saat
berbelanja di toko online (online shop). Dalam rangka mengikuti gaya hidup
masa kini, banyak masyarakat yang memilih berbelanja secara online.
Berbelanja secara online adalah kemudahan yang ditawarkan dalam
kecanggihan internet masa kini melalui website atau pun media sosial seperti
Facebook, Twitter, Instagram, BBM, dan media social lainnya. Kecepatan
waktu dan penawaran adalah keunggulan bagi jejaring sosial Online shop yang
menawarkan berbagai macam kebutuhan hidup memungkinkan terjadi
transaksi jual beli yang sederhana dan mudah dilakukan, Cukup dengan
memilih kebutuhan yang diinginkan di katalog yang disediakan oleh pelaku
usaha, konsumen dapat memiliki barang tersebut cukup dengan melakukan
pembayaran via transfer ataupun dengan cara lainnya. Segala kemudahan yang
ditawarkan online shop dan keterbatasan waktu masyarakat saat ini
mendorong besarnya aktifitas belanja secara online.
Kasus-kasus yang muncul di permukaan dan diketahui oleh publik
umumnya berdasarkan adanya laporan dari korban cyber crime akan kerugian
yang dialaminya. Pada kasus korban penipuan dalam transaksi jual beli di
online shop, yang salah satunya dimana sorang pembeli saat membeli barang
sesuai keinginannya di online shop, dan si penjual mewajibkan si pembeli
tersebut untuk mengirim sejumlah uang terlebih dahulu sesuai kesepakatan,
2 Niniek Supami, Cyberspace Problematika & Antisipasi Pengaturannya, Sinar
Grafika, Jakarta, 2009, hlm. 29
5
setelah itu si penjual baru akan mengirim barang yang diinginkan oleh si
pembeli tersebut. Banyak kasus dimana saat uang sudah dikirim oleh si
pembeli, barang yang seharusnya dikirim oleh si penjual tidak dikirim atau
barang yang dikirim berbeda tidak sesuai informasi yang diberikan oleh si
penjual. Sebaliknya kasus dimana seorang penjual di online shop juga riskan
sebagai mengirimkan bukti palsu transfer sejurnlah uang yang didalamnya si
pembeli sudah megirimkan sejumlah uang ke rekening si penjual dengan
bermaksud untuk menggerakan si penjual untuk memberikan barang yang di
inginkan oleh si pembeli tersebut.
Dilihat dari tataran norma, kejahatan penipuan dirumuskan dalam kitab
Undang-Undang Hukum Pidana selanjutnya disebut KUHP, pada BAB XXV
tentang perbuatan curang yang dimana pada pasal 378 menyebutkan “barang
siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan
tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk
menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau snya memberi hutang maupun
menghapus piutang diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling
lama empat tahun.”
Peraturan mengenai penipuan menggunakan barang elektronik juga
dilarang pada Pasal 28 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4843, selanjutnya disebut UU ITE). Perbuatan yang dilarang
6
sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 ayat (1) adalah “setiap orang dengan
sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik”.
Uraian pada pasal 378 KUHP sudah jelas menyatakan dimana tindakan
penipuan di larang. Pasal 28 UU ITE khusus menjelaskan bahwa tindakan
penipuan yang dilakukan dengan sarana elektronik tersebur dilarang. Dapat
dilihat pada bunyi pasal tersebut yang menyatakan penipuan menggunakan
sarana elektronik adalah “tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi
elektronik serta menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya”.
Dilihat dari tataran norma dapat kita lihat bahwa pengaturan
pengaturan dalam norma tersebut sudah jelas, tetapi pelaksanaan dari norma-
norma tersebut kurang efektif, hal tersebut dilihat dari penegakan hukum
terhadap delik penipuan, di Indonesia terkesan kurang mendapatkan prioritas
apabila dibandingkan dengan nya pemberantasan tindak pidana lainnya,
seperti narkotika, terorisme, maupun korupsi.
Kondisi seperti ini patutnya dievaluasi kembali karena akan semakin
meningkat, terlebih dengan semakin meningkatnya modus-modus di dunia
maya.
Semua orang rentan menjadi korban dari kejahatan cyber karena sudah
terpengaruh oleh pesatnya kemajuan teknologi. Tingginya pengaruh-pengaruh
7
negatif dari teknologi khususnya internet akan memperbesar timbulnya suatu
kejahatan cyber.
Peranan korban dalam terjadinya kejahatan cyber pada kasus penipuan
dalam transaksi jual beli online tidak dapat diabaikan. Peran yang dimaksud
adalah sebagai sikap dan keadaan diri seseorang yang menjadi calon korban
ataupun sikap dan keadaan diri seseorang yang menjadi calon korban ataupun
sikap atau keadaan seseorang yang memicu seseorang berbuat kejahatan.
Kenyataannya tidak mungkin timbul tindak kejahatan apabila tidak ada
korban. Korban kejahatan bukan hanya orang perseorangan namun dapat pula
korporasi, institusi, pemerintah, bangsa dan negara. Pihak korban sebagai
partisipan utama dalam memainkan peran penting. Pihak korban dapat
berperan secara sadar ataupun tidak sadar, secara langsung dan tidak langsung,
sendiri atau bersama-sama, bertanggung jawab atau tidak, secara aktif atau
pasif. Contoh peran korban dalam tindak pidana penipuan pada transaksi jual
beli online, dimana salah satu kasus yang terjadi di Bali yang di peroleh dari
situs internet (antarabali.com) yang berisi berita bahwa terjadinya kasus
penipuan sebuah iklan rumah kontrakan yang di pasang pada situs jual beli
online yang sudah dilaporkan ke Polresta Denpasar. Seorang korban yang
bernama Lin Jayati (36) yang berasal dari Surabaya telah mentransfer uang
senilai Rp.l,5 juta dari total harga kontrakan sebesar Rp. l4,5 juta di daerah
pemagon, Denpasar Selatan. Namun rumah yang dituju korban tidak sesuai
dengan yang di iklan situs jual beli online OLX.
8
Mencegah dan menanggulangi pemasalahan tindak pidana penipuan
dalam transaksi jual beli online tidak cukup dengan proses kriminalisasi yang
dirumuskan dalam bunyi awal, tetapi juga diperlukan nya lain. Nya tersebut
berupa tindakan pemerintah untuk menangani kasus penipuan di dunia maya
ini, sehingga peraturan-peraturan yang mengatur mengenai tindak pidana
penipuan yang terjadi di dunia maya dapat dijalankan dengan efektif apabila
telah terjadi kerjasama antara para pihak yang terlibat langsung dengan
kegiatan cyber.
Berdasarkan apa yang telah diuraikan di dalam latar belakang tersebut
di atas, penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian lebih mendalam
yang hasilnya akan dituangkan ke dalam tulisan yang berbentuk skripsi
dengan judul :: “TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA
PENIPUAN BISNIS ONLINE MENURUT UNDANG-UNDANG
NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG
UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN
TRANSAKSI ELEKTRONIK.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penipuan Bisnis
Online Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang
9
Perubahan Atas Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi Dan Transaksi Elektronik ?
2. Apakah Faktor-faktor Penghambat Dalam Penegakan Hukum Pidana
Terhadap Tindak Pidana Penipuan Bisnis Online Menurut Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang Undang
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik ?
C. Ruang Lingkup dan Tujuan
Untuk membahas ruang lingkup pembahasan serta guna terarahnya
pembahasan dan agar tidak menyimpang dari permasalahan diatas, maka
penulis hanya membahas permasalahan yang berkaitan dengan Tinjauan
Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penipuan Bisnis Online Menurut Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang Undang
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik dan
Faktor-faktor Penghambat Dalam Penegakan Hukum Pidana Terhadap
Tindak Pidana Penipuan Bisnis Online Menurut Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik.
Tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan Tinjauan Yuridis Terhadap
Tindak Pidana Penipuan Bisnis Online Menurut Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik.
10
2. Untuk mengetahui dan memahami Faktor-faktor Penghambat Dalam
Penegakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Penipuan Bisnis
Online Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi Dan Transaksi Elektronik.
Hasil penelitian ini dipergunakan untuk melengkapi pengetahuan
teoritis yang diperoleh selama studi di Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Palembang dan diharapkan bermanfaat sebagai tambahan
informasi bagi ilmu pengetahuan khususnya hukum acara pidana, sekaligus
merupakan sumbangan pemikiran yang dipersembahkan kepada almamater.
D. Definisi Operasional
1. Tindak Pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum
disertai sanksi berupa pidana tertentu.
2. Penipuan adalah Perbuatan atau perkataan yang tidak jujur atau bohong,
palsu dan sebagainya dengan maksud untuk menyesatkan, mengakali atau
mencari keuntungan.
3. Bisnis Online adalah menjual atau promosi barang atau jasa dengan
menggunakan jaringan internet untuk saling berkomunikasi.
E. Metode penelitian
Selaras dengan tujuan yang bermaksud menelusuri prinsip-prinsip
hukum, terutama yang ada sangkut pautnya dengan Tinjauan Yuridis Terhadap
11
Tindak Pidana Penipuan Bisnis Online Menurut Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik Dan Faktor-Faktor Penghambat
Dalam Penegakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Penipuan Bisnis
Online Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan
Transaksi Elektronik, maka jenis penelitan ini adalah penelitian hukum
empiris (sosiologis) yang bersifat deskriptif (menggambarkan) dan tidak
bermaksud untuk menguji hipotesa.
Teknik pengumpulan data dititik beratkan pada penelitian kepustakaan
(library research) dengan cara mengkaji :
a. Bahan hukum primer, berupa Peraturan Perundang-undangan yaitu
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
Elektronik.
b. Bahan hukum sekunder, berupa buku-buku, majalah, pendapat para
ahli/pakar maupun hasil penelitian.
c. Bahan hukum tersier, berupa bahan-bahan dari internet.
Teknik pengolahan data dilakukan dengan cara menganalisis data
tekstular (content analisys) untuk kemudian menarik suatu kesimpulan dan
kemudian diajukan saran-saran.
12
F. Sistematika Penulisan
Rencana penulisan skripsi ini akan disusun secara keseluruhan dalam 4
(empat) Bab dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Berisikan tentang penjelasan latar belakang, rumusan masalah,
ruang lingkup dan tujuan, definisi operasional, dan metode
penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Berisikan Pengertian Penegakan Hukum Pidana, Pengertian
Tindak Pidana Penipuan, Kejahatan Dunia Maya (Cyber
crime), Transaksi Elektronik (E-Commerce), Bisnis Online.
BAB III : Merupakan Pembahasan Berisi :
Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penipuan Bisnis
Online Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, Dan Faktor-
Faktor Penghambat Dalam Penegakan Hukum Pidana Terhadap
Tindak Pidana Penipuan Bisnis Online Menurut Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan
Transaksi Elektronik.
BAB IV : PENUTUP
Berisi Kesimpulan dan Saran-saran.
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku
Abdul Wahidi Dan M. Labib, Kejahatan Mayantara (Cyber Crime), Rafika
Aditama, Bandung, 2005.
Abidin, Farid Zainal, Asas-Asas Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta.
Andi Hamzah, Aspek-Aspek Dibidang Komputer, Rineka Cipta, Jakarta 1987.
___________, Hukum Pidana Yang Berkaitan Dengan Komputer, Sinar Grafika,
Jakarta, 1996.
___________, Masalah Penegakan Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 1994.
Budi Suharriyanto, Tindak Pidana Teknologi Informasi (Cyber crime) Urgensi
Pengaturan Dan Celah Hukumnya, Rajawali Press, Jakarta, 2012.
Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2000.
Niniek Suparmi, Cyberspase Problematika & Antisipsi Pengaturannya, Sinar
Grafika, Jakarta, 2009.
Peter Mahmud, Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana Prenada, Jakarta,
2012.
Satjipto Raharjo, Masalah Penegakan Hukum, Sinar Baru, Bandung, 1987.
Sitompul, Josua, Cyberspace, Cybercrimes, Cyberlaw ; Tinjauan Aspek Hukum
Pidana, Rajawali Press, Jakarta, 2012.
Soerjono Soekamto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,
Rajawali, Jakarta, 1983.
Wirjono Projodikoro, Hukum Perdata Tentang Persetujuan-Persetujuan Tertentu,
Sumur, Bandung, 1997.