10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus) yang ditemukan hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme model yang penting dalam biologi; juga merupakan hewan peliharaan yang popular (Anonim, 2008). Tikus termasuk rodentia, yaitu mamalia yang sangat merugikan, mengganggu kehidupan serta kesejahteraan manusia, tetapi relative bisa hidup berdampingan dengan manusia. Tikus dapat menimbulkan berbagai penyakit, salah satunya penyakit pes yang merupakan penyakit karantina sesuai dengan International Health Regulations (IHR) tahun 1969 (Soejoedi, 2005). Macam perangkap tikus yang beredar di pasaran adalah jenis snap/guillotine dan cage trap. Jenis cage trap digunakan untuk mendapatkan tikus hidup, guna diteliti pinjalnya. Biasanya perangkap diletakkan di tempat jalan tikus atau di tepi bangunan. Pemasangan perangkap lebih efektif digunakan setelah dilakukan poisoning, dimana tikus yang

TINPUS (PENAKSIRAN POPULASI)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINPUS (PENAKSIRAN POPULASI)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang

paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus) yang

ditemukan hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme model yang

penting dalam biologi; juga merupakan hewan peliharaan yang popular (Anonim,

2008).

Tikus termasuk rodentia, yaitu mamalia yang sangat merugikan, mengganggu

kehidupan serta kesejahteraan manusia, tetapi relative bisa hidup berdampingan

dengan manusia. Tikus dapat menimbulkan berbagai penyakit, salah satunya penyakit

pes yang merupakan penyakit karantina sesuai dengan International Health

Regulations (IHR) tahun 1969 (Soejoedi, 2005).

Macam perangkap tikus yang beredar di pasaran adalah jenis snap/guillotine

dan cage trap. Jenis cage trap digunakan untuk mendapatkan tikus hidup, guna

diteliti pinjalnya. Biasanya perangkap diletakkan di tempat jalan tikus atau di tepi

bangunan. Pemasangan perangkap lebih efektif digunakan setelah dilakukan

poisoning, dimana tikus yang tidak mati karena poisoning, dapat ditangkap dengan

perangkap (Ehler et.al, 1950 dalam Soejoedi, 2005).

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan/ingin diteliti. Populasi ini sering

juga disebut Universe. Anggota populasi dapat berupa benda hidup maupun benda

mati, dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati. Populasi yang

tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya disebut "Populasi Infinit" atau tak

terbatas, dan populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi yang dapat

diberi nomor identifikasi), misalnya murid sekolah, jumlah karyawan tetap pabrik, dll

disebut "Populasi Finit" (Nasution, 2003).

Pemilihan teknik pengambilan sampel merupakan upaya penelitian untuk

mendapat sampel yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan

Page 2: TINPUS (PENAKSIRAN POPULASI)

populasinya. Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar,

yaitu (Nasution, 2003) :

1. Probability Sampling (Random Sample)

2. Non Probability Sampling (Non Random Sample)

Pada saat tertentu, setiap populasi memiliki batas geografis dan ukuran

populasi (jumlah individu yang dicakupnya). Para ahli ekologi mulai mempelajari

suatu populasi dengan mendefinisikan batasan yang tepat pada organisme yang

sedang dipelajari dan bagi pertanyaan yang sedang dipertanyakan. Batas suatu

populasi bisa merupakan batas alamiah, seperti sebuah pulau spesifik di Lake

Superior, dimana burung-burung laut bersarang, atau batas tersebut bisa dibuat secara

manasuka (arbitrary) oleh peneliti, seperti pohon ek di suatu wilayah spesifik di

Minnesota. Terlepas dari perbedaan-perbedaan seperti itu, dua karakteristik penting

setiap populasi adalah kepadatannya dan penyebarannya. Kepadatan (density)

populasi adalah jumlah individu per satuan luas atau volume – jumlah pohon ek per

km2 di wilayah Minnesota, misalnya. Penyebaran (dispersion) adalah pola jarak

antara individu di dalam batas geografis populasi (Campbell, 2004).

Pada kasus yang luar biasa kita mungkin bisa menentukan ukuran dan

kepadatan populasi dengan menghitung langsung seluruh individu yang ada di dalam

batas suatu populasi. Misalnya, kita dapat menghitung jumlah bintang laut dalam

suatu kolam yang pasang. Kelompok mamalia besar seperti kerbau atau gajah,

kadang-kadang dapat dihitung secara tepat dari pesawat udara. Akan tetapi, pada

sebagian besar kasus, tidak praktis atau bahkan tidak mungkin untuk menghitung

semua individu yang berada dalam suatu populasi. Malahan, para ahli ekologi

seringkali menggunakan berbagai macam teknik pengambilan contoh atau sampel

untuk menaksir kepadatan dan ukuran total populasi. Sebagai contoh, para ahli bisa

menaksir jumlah alligator di Florida Everglade dengan cara menghitung individu

yang terdapat dalam beberapa bidang tanah (plot) yang mewakili, dengan ukuran

yang sesuai. Taksiran seperti itu lebih tepat jika menggunakan sampel bidang tanah

yang lebih banyak dan lebih besar, dan saat habitat homogen (Campbell, 2004).

Page 3: TINPUS (PENAKSIRAN POPULASI)

Pada beberapa kasus, ukuran populasi ditaksir bukan dengan menghitung

organismenya akan tetapi dengan menggunakan indikator tidak langsung, seperti

jumlah sarang atau lubang, atau tanda-tanda seperti kotoran atau jejak. Teknik

pengambilan sampel lainnya yang umum digunakan untuk menaksir populasi

binatang liar adalah metode penandaan dan penangkapan kembali (mark-recapture

method) (Campbell, 2004).

Taksiran kepadatan populasi dan pola penyebaran lokal di dalam populasi

sangat penting dalam menganalisis dinamika populasi. Taksiran ini memungkinkan

peneliti melakukan pembandingan dan pembedaan pertumbuhan atau stabilitas

populasi yang menempati luas wilayah yang berbeda. Pada skala yang lebih besar,

populasi di dalam suatu spesies juga menunjukkan pola penyebaran, yang seringkali

terkonsentrasi dalam kelompok-kelompok (kluster) di dalam wilayah hidup suatu

spesies. Sebagai contoh, populasi ekor kucing (cattail) tidak tersebar secara sama di

seluruh wilayah tempat tinggal spesies tersebut, akan tetapi berkelompok di daerah-

daerah di sepanjang sungai dan danau, serta di lahan basah (Campbell, 2004).

Perubahan ukuran populasi mencerminkan laju relatif proses penambahan

individu ke dalam populasi tersebut dan pengurangan individu dari populasi tersebut.

Penambahan terjadi melalui kelahiran (yang akan kita definisikan di sini meliputi

semua bentuk reproduksi) dan imigrasi, masuknya individu baru dari wilayah lain.

Yang berlawanan dengan penambahan-penambahan ini adalah mortalitas (kematian)

dan emigrasi, perpindahan individu keluar dari suatu populasi (Campbell, 2004).

Kajian mengenai statistik kehidupan yang mempengaruhi ukuran populasi

disebut demografi. Angka kelahiran dan angka kematian umumnya bervariasi

diantara subkelompok-subkelompok di dalam suatu populasi, yang bergantung

terutama pada umur dan jenis kelamin. Dengan demikian, struktur umur dan rasio

jenis kelamin suatu populasi adalah dua di antara ciri demografik yang paling penting

(Campbell, 2004).

Dengan menggunakan metode Mark/Recapture sebagi alat untuk penaksiran

ukuran populasi. Dalam studi ekologi, hal ini sering diperlukan untuk mendapatkan

Page 4: TINPUS (PENAKSIRAN POPULASI)

penaksiran yang akurat ukuran populasi dan organisme yang menjadi perhatian.

Untuk melakukannya kita harus mengerjakan satu dari banyak teknik Mark/Recapture

(juga dikenal sebagai Capture Recapture) untuk mendapatkan sebuah penaksiran dari

ukuran populasi. Mark-recapture adalah metode yang umum digunakan untuk

penaksiran ukuran populasi. Kemudahanya, metode Mark-recapture digunakan untuk

menandai dalam satu kesempatan dan mencatat proporsi individu yang tertandai

dalam penangkapan/pengambilan sampel pada kesempatan kedua (binatang dapat

juga mudah terlihat kembali pada kesempatan kedua daripada penangakapan ulang)

(Jessop, 2007).

Metode statistik Mark/Recapture dibagi mejadi 2 kategori : Metode

Mark/Recapture untuk populasi tertutup dan populasi terbuka. (Kursus ini kita

akan lebih konsentrasi dalam metode untuk populasi terbuka) (Jessop, 2007).

Jika kita berencana menggunakan sampling jangka pendek (beberapa hari

hingga beberapa minggu, misal mirip dengan waktu yang digunakan untuk sensus

Komodo) untuk mendapat perkiraan populasi, akan menjadi seperti menggunakan

metode Mark/Recapture untuk populasi tertutup (Jessop, 2007).

Populasi tertutup adalah sebuah populasi satwa yang tertutup dari faktor

tambahan (kelahiran dan imigrasi) dan faktor pengurangan (kematian dan emigrasi).

Jadi populasi dianggap konstan selama waktu penelitian (Jessop, 2007).

Unsur pembatas populasi tertutup :

1. Pembatas Geografis : Populasi tertutup oleh pembatas fisik sehingga satwa tidak

berpindah keluar area dimana populasi tersebut terperangkap

2. Pembatas Demografis : Tertutup dari faktor kelahiran, imigrasi, kematian dan

emigrasi.

Dalam penaksiran populasi sangat penting untuk melibatkan suatu pengukuran

akurasi (suatu ukuran tentang seberapa dekat nilai pengukuran dengan nilai

sebenarnya) tertentu (Jessop, 2007)

Untuk mengalkulasi varian sebuah penaksiran (sebuah pengukuran statistik

data yang tersebar) kita menggunakan formula

Page 5: TINPUS (PENAKSIRAN POPULASI)

Masalah utama dengan teknik ini adalah berhubungan dengan pengaruh dari

varian dan sedikit sampel dari individu yang tertandai (m2). Jika jumlah dari

penangkapan ulang sedikit, ukuran populasi akan lebih sering over-estimasi dari pada

tidak (Jessop, 2007).

Untuk menghindarkan masalah ini, perlu untuk menambah jumlah individu

tertandai dalam populasi. Hal ini tidak selalu mungkin untuk dilakukan dalam sekali

usaha pengambilan sampel, tapi hal ini dapat dilakukan lebih dari beberapa usaha

pengambilan sampel. Jika kita memilih untuk mengulang pengambilan sampel untuk

meningkatkan jumlah individu tertandai dalam populasi, hal ini tidak akan lama lagi

layak untuk menggunakan formula Lincoln Petersen. Sebaliknya kita harus

menggunakan satu dari 10 Potensi berbeda dari model tertutup K- sample (K artinya

bahwa semua angka >1 untuk kejadian pengambilan sampel mengambil tempat).

Untungnya, ada program perangkat lunak seperti CAPTURE yang akan

mengidentifikasi tipe terbaik dari model populasi tertutup K-sample yang bisa kita

digunakan (Jessop, 2007).

SCHNABEL ESTIMATOR (k-sampel Closed-Pop’n model).

Metode ini berkembang dari metode Lincoln-Petersen, menjadi rangkaian

sampel-sampel, dimana terdapat sampel no 2,3,4,…, dst. Individu-individu tertangkap

dalam masing-masing sampel merupakan individu yang diperiksa penandanya, lalu

ditandai dan dilepaskan. Hanya penanda tipe single yang digunakan, karena kita

hanya perlu membedakan 2 tipe dari individu, yaitu : Ditandai (ditangkap dalam satu

atau lebih sampel utama) dan yang tidak ditandai (tidak pernah ditangkap

sebelumnya).

Page 6: TINPUS (PENAKSIRAN POPULASI)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Tikus. http://www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 7 April 2008.

Campbell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Jessop. 2007. Kursus Metode Sampling Dan Statistik Dalam Populasi Tertutup

Digunakan Untuk Penaksiran Kelimpahan. http://www.google.co.id. Diakses

pada tanggal 7 April 2008.

Nasution, R. 2003. Teknik Sampling. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara. http://www.google.co.id. Diakses pada tanggal 7 April 2008.

Soejoedi, H. 2005. Pengendalian Rodent, Suatu Tindakan Karantina.

http://www.google.co.id. Diakses pada tanggal 7 April 2008.