TIPUS GULAM

  • Upload
    gum-gul

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 TIPUS GULAM

    1/16

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1  Defenisi Struma

    Struma disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena

     pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau

     perubahan susunan kelenjar dan morfologinya. Berdasarkan patologinya, pembesaran tiroid

    umumnya disebut struma .1,2

    2.2 Anatomi Tiroid

    Kelenjar tiroid/gondok terletak di bagian bawah leher, kelenjar ini memiliki dua bagian lobus

    yang dihubungkan oleh ismus yang masing-masing berbetuk lonjong berukuran panjang 2,-

    !m, lebar 1, !m, tebal 1-1, !m dan berkisar 1"-2" gram. Kelenjar tiroid sangat penting untuk 

    mengatur metabolisme dan bertanggung jawab atas normalnya kerja setiap sel tubuh. Kelenjar 

    ini memproduksi hormon tiroksin #$%& dan triiodotironin #$'& dan menyalurkan hormon tersebut

    ke dalam aliran darah. $erdapat % atom yodium di setiap molekul $% dan ' atom yodium pada

    setiap molekul $'. (ormon tersebut dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid $S(

    #thyroid stimulating hormone& yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. )odium

    adalah bahan dasar pembentukan hormon $' dan $% yang diperoleh dari makanan dan minumanyang mengandung yodium. *ambar anatomi tiroid dapat dilihat di bawah ini.

  • 8/19/2019 TIPUS GULAM

    2/16

    2.3 Fisiologi Kelenar Tiroid

    (ormon tiroid memiliki efek pada pertumbuhan sel, perkembangan dan metabolisme energi.

    Selain itu hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan pematangan jaringan tubuh dan energi,

    mengatur ke!epatan metabolisme tubuh dan reaksi metabolik, menambah sintesis asam

    ribonukleat #+&, menambah produksi panas, absorpsi intestinal terhadap glukosa,merangsang

     pertumbuhan somatis dan berperan dalam perkembangan normal sistem saraf pusat. $idak 

    adanya hormon-hormon ini, membuat retardasi mental dan kematangan neurologik timbul pada

    saat lahir dan bayi. 1,%

    2.! Patogenesis Struma

    Struma terjadi akibat kekurangan yodium yang dapat menghambat pembentukan hormon

    tiroid oleh kelenjar tiroid sehingga terjadi pula penghambatan dalam pembentukan $S( oleh

    hipofisis anterior. (al tersebut memungkinkan hipofisis mensekresikan $S( dalam jumlah yang

     berlebihan. $S( kemudian menyebabkan sel-sel tiroid mensekresikan tiroglobulin dalam jumlah

    yang besar #kolid& ke dalam folikel, dan kelenjar tumbuh makin lama makin bertambah besar.

    kibat kekurangan yodium maka tidak terjadi peningkatan pembentukan $% dan $', ukuran

    folikel menjadi lebih besar dan kelenjar tiroid dapat bertambah berat sekitar '""-"" gram.

    Selain itu struma dapat disebabkan kelainan metabolik kongenital yang menghambat

    sintesa hormon tiroid, penghambatan sintesa hormon oleh at kimia #goitrogeni! agent&, proses

     peradangan atau gangguan autoimun seperti penyakit *raes. 0embesaran yang didasari oleh

    suatu tumor atau neoplasma dan penghambatan sintesa hormon tiroid oleh obat-obatan misalnya

    thio!arbamide, sulfonylurea dan litium, gangguan metabolik misalnya struma kolid dan struma

    non toksik #struma endemik&. 1

    2." Klasifi#asi Struma

    enurut meri!an so!iety for Study of *oiter membagi

    1. Struma on $o3i! 4iffusa

  • 8/19/2019 TIPUS GULAM

    3/16

    2. Struma on $o3i! odusa

    '. Stuma $o3i! 4iffusa

    %. Struma $o3i! odusa

    5stilah $oksik dan on $oksik dipakai karena adanya perubahan dari segi fungsi

    fisiologis kelenjar tiroid seperti hipertiroid dan hipotyroid, sedangkan istilah nodusa dan diffusa

    lebih kepada perubahan bentuk anatomi. Struma dikenal beberapa morfologi #konsistensi&

     berdasarkan gambaran makroskopis yang diketahui dengan palpasi atau auskultasi

    1. Bentuk kista Struma kistik 

    engenai 1 lobus

    Bulat, batas tegas, permukaan li!in, sebesar kepalan

    Kadang ultilobaris

    6luktuasi #7&

    2. Bentuk oduler Struma nodusa

    Batas 8elas

    Konsistensi kenyal sampai keras

    Bila keras !uriga neoplasma, umumnya berupa adeno!ar!inoma tiroidea

    '. Bentuk difusa Struma difusa

     batas tidak jelas

    Konsistensi biasanya kenyal, lebih kearah lembek 

    %. Bentuk askuler Struma askulosa

    $ampak pembuluh darah

  • 8/19/2019 TIPUS GULAM

    4/16

    Berdenyut

    uskultasi Bruit pada neoplasma dan struma askulosa

    Kelejar getah bening 0ara trakheal dan jugular ein

    • Berdasar#an Klinisn$a

    Se!ara klinis pemeriksaan klinis struma toksik dapat dibedakan menjadi sebagai berikut

    a. Struma To#si#

    Struma toksik dapat dibedakan atas dua yaitu struma diffusa toksik dan struma nodusa

    toksik. 5stilah diffusa dan nodusa lebih mengarah kepada perubahan bentuk anatomi dimana

    struma diffusa toksik akan menyebar luas ke jaringan lain. 8ika tidak diberikan tindakan medissementara nodusa akan memperlihatkan benjolan yang se!ara klinik teraba satu atau lebih

     benjolan #struma multinoduler toksik&. 1

    Struma diffusa toksik #tiroktosikosis& merupakan hipermetabolisme karena jaringan tubuh

    dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam darah. 0enyebab tersering adalah

     penyakit *rae #gondok eksoftalmik/e3ophtalmi! goiter&, bentuk tiroktosikosis yang paling

     banyak ditemukan diantara hipertiroidisme lainnya. 1 

    0erjalanan penyakitnya tidak disadari oleh pasien meskipun telah diiidap selama

     berbulan-bulan. ntibodi yang berbentuk reseptor $S( beredar dalam sirkulasi darah,

    mengaktifkan reseptor tersebut dan menyebabkan kelenjar tiroid hiperaktif 

    eningkatnya kadar hormon tiroid !enderung menyebabkan peningkatan pembentukan

    antibodi sedangkan turunnya konsentrasi hormon tersebut sebagai hasilpengobatan penyakit ini

    !enderung untuk menurunkan antibodi tetapi bukan men!egah pembentukyna.pabila gejala

    gejala hipertiroidisme bertambah berat dan mengan!am jiwa penderita maka akan terjadi krisis

    tirotoksik. *ejala klinik adanya rasa khawatir yang berat, mual, muntah, kulit dingin, pu!at, sulit

     berbi!ara dan menelan, koma dan dapat meninggal. 1

    %. Struma Non To#si#

    Struma non toksik sama halnya dengan struma toksik yang dibagi menjadi struma diffusa

    non toksik dan struma nodusa non toksik. Struma non toksik disebabkan oleh kekurangan

  • 8/19/2019 TIPUS GULAM

    5/16

    yodium yang kronik. Struma ini disebut sebagai simple goiter, struma endemik, atau goiter 

    koloid yang sering ditemukan di daerah yang air minumya kurang sekali mengandung yodium

    dan goitrogen yang menghambat sintesa hormon oleh at kimia. 1,2

    pabila dalam pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu nodul, maka pembesaran ini

    disebut struma nodusa. Struma nodusa tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme dan

    hipotiroidisme disebut struma nodusa non toksik. Biasanya tiroid sudah mulai membesar pada

    usia muda dan berkembang menjadi multinodular pada saat dewasa. Kebanyakan penderita tidak 

    mengalami keluhan karena tidak ada hipotiroidisme atau hipertiroidisme, penderita datang

     berobat karena keluhan kosmetik atau ketakutan akan keganasan. amun sebagian pasien

    mengeluh adanya gejala mekanis yaitu penekanan pada esofagus #disfagia& atau trakea #sesak 

    napas&, biasanya tidak disertai rasa nyeri ke!uali bila timbul perdarahan di dalam nodul.  1,2

    Struma non toksik disebut juga dengan gondok endemik, berat ringannya endemisitas

    dinilai dari prealensi dan ekskresi yodium urin. 4alam keadaan seimbang maka yodium yang

    masuk ke dalam tubuh hampir sama dengan yang diekskresi lewat urin. Kriteria daerah endemis

    gondok yang dipakai 4epkes +5 adalah endemis ringan prealensi gondok di atas 1" 9-: 2" 9,

    endemik sedang 2" 9 - 2; 9 dan endemik berat di atas '" 9.1

    • Berdasar#an #emam&uan menang#a& iodium radioa#tif , nodul dibedakan menjadi

    - nodul dingin #!old nodule&- nodul hangat #warm nodule&

    - nodul panas #hot nodule&

    • Berdasar#an #onsistensin$a dibagi menjadi

    - nodul lunak 

    - nodul kistik 

    - nodul keras

    - nodul sangat keras

  • 8/19/2019 TIPUS GULAM

    6/16

    Kelainan laboratorium pada keadaan hipertiroidisme dapat dilihat pada skema dibawah ini

    Bagan lgoritma ealuasi tirotoksikosis

    2.' Struma Nodusa To#si# 

  • 8/19/2019 TIPUS GULAM

    7/16

     odul tiroid merupakan neoplasia endokrin yang paling sering ditemukan di klinik. Karena

    lokasi antomik kelenjar tiroid yang unik yaitu berada di superfi!ial maka nodul tiroid dapat

    dengan mudah dapat dideteksi baik melalui pemeriksaan fisik maupun dengan menggunakan

     berbagai modal diagnostik seperti ultrasonografi, sidik tiroid, atau

  • 8/19/2019 TIPUS GULAM

    8/16

    Kerja fungsional kelenjar tiroid berkaitan dengan defisiensi yodium. ekanisme yang berariasitelah ditemukan tapi pathogenesis mole!ular masih belum jelas.

    • ?rutan terjadinya struma multinodular toksik adalah

    o 4efisiensi yodium menyebabkan $% rendah .(al ini menyebabkan hyperplasia sel

    tiroid untuk kompensasi $% yang rendah.

    o +eplikasi sel tiroid yang meningkat menyebabkan mutasi somatik satu sel dari

    reseptor $S(. ktiasi konstitutif reseptor $S( menyebabkan faktor autokrin

    yang berpengaruh pada perkembangan selanjtnya, menghasilkan proliferasi sel

    klon. Sel klon kemudian menghasilkan nodul yang multiple.

    • utasi somati! reseptor $S( dan * @ protein merubah aktiasi konsitutif menjadi

    kaskade adenosine monophosphate #!0& dari inositol phosphate pathways. utasi ini

     berpengaruh pada fungsi autonomi! tiropid pada 2"-="9 kasus.

    o utasi ini ditemukan pada autonom fungsi kelenjar tiroid, soliter,dan kelenjar 

    multiple. odul tiroid yang tidak berfungsi dalam kelenjar yang sama kurang

    mengalami mutasi.

    o 6rekuensi mutasi ini dilaporkan berkisar 1"-="9. 5nsiden tertinggi dilaporkan

     pada orang yang defisiensi yodium.

    • Selain mutasi somati! terjadi pula polimorfonisme pada reseptor $S( pada pasien struma

    nodusa toksik. 0olimorfonisme men!akup rantai terminal karboksil pada reseptor $S(

    manusia yang ditemukan pada nodul dan 4.

    • ediator yang mungkin berperan dalam perkembangan struma

  • 8/19/2019 TIPUS GULAM

    9/16

    o 0roduksi Andothelin-1 #A$-1& meningkat pada kelenjar tiroid tikus yang

    mengalami hyperplasia. 5ni mengindikasikan produksi A$-1 berpengaruh pada

     pertumbuhan kelenjar tiroid dan pembuluh darahnya. A$-1 juga menyebbakan

    asokonstriktor, mitogen pada endotel pembuluh darh, sel otot halus, dan sel

    folikular tiroid.

    o 0enelitian in itro memperlihatkan stimulasi proliferasi sel folikular tiroid dengan

    insulinlike growth fa!tor-1, epidermal growth fa!tor, and fibroblast growth fa!tor.

    0enurunan konsentrasi atau resistensi growth fa!tor- 1 berhubungan dengan

     perkembangan sel folikular. >

    Anamnesis

    • *ejala tirotoksikosis Banyak pasien dengan struma nodukar toksik memiliki gejala

    hipertiroid seperti tidak tahan panas, palpitasi, tremor, penurunan berat badan, lapar, dan

    diare. '

    o 0asien orang tua memiliki gejala atipikal, seperti

    0enurunan berat badan merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan.

    noreksia dan konstipasi biasa terjadi, sedangkan diare pada pasien yang

    lebih muda.

    Sesak napas atau palpitasi.

    $remor dapat terjadi.

    Komplikasi kardioaskular sering terjadi pada pasien orang tua dan ada

    riwayat atrial fibrilasi, gagal jantung kongestif, dan angina.

    • *ejala obstruktif C Struma yang membesar dapat menyebabkan obstruksi mekanik.

  • 8/19/2019 TIPUS GULAM

    10/16

    o Struma besar di substernum dapat menyebabkan disfagia, sesak napas, atau

    stridor.

    o Keterlibatan saraf rekuren atau laryngeal superior sapat menyebabkan suara serak 

    atau perubahan suara.

    • simptomatik C Banyak pasien asimptomatik atau memiliki gejala minimal dan tidak 

    sengaja ditemukan hipertiroid saat pemeriksaan rutin. (asil pemeriksaan laboratorium

    yang ditemukan adalah penurunan $S( dengan nilai $% yang normal.

    Pemeri#saan Fisi# ',%

    0elebaran fisura palpebra, takikardia, hiperkinesis kulit yang lembab, halus, tremor,kelemahan otot proksimal, dan refle3 tendon dalam yang !epat.

    • ?kuran glandula tiroid berariasi. *landula substernum yang besar mungkin tidak dapat

    diraba.

    • Suara serak atau deiasi trakea dapat ditemukan.

    • Dbstruksi mekanik dapat dilihat pada sindroma ena kaa superior dengan pelebaran

    ena wajah dan leher #0emberton sign&.

    Pemeri#saan *a%oratorium.%,

    • $es fungsi tiroid

    o 0asien dengan struma ndular toksik akan didapatkan $S( yang rendah.

    o 6ree $% akan meningkat atau dalam range referensi

    o Beberapa pasien memiliki $% yang normal dengan peningkatan $' terjadi pada -

    %E9 pasien dengan nodul toksik.

  • 8/19/2019 TIPUS GULAM

    11/16

    • (ipertiroid subkinik C Beberapa pasien memiliki $S( rendah dengan $% bebas dan total

    $' yang normal.

    0emeriksaan pen!itraan.

    •  u!lear s!intigraphy

    o enggunakan radioa!tie iodine-12' #12' 5& atau dengan te!hnetium-;;m #;;m $!&.

    o 4apat mengetahui nodulnya berupa hot, !old atau warm.

    o 0asien grae uptake nya biasanya banyak dan difus, sedangakn tiroiditis sedikit.

    o 0ada pasien dengan struma nodulat toksik hasil s!an biasanya berupa uptake yang

    tidak sempurna, dengan area uptake yang banyak dan sedikit.

    o S!anning tiroid berguna untuk mengetahui ekstensi tirois substernum yang

    mengandung nodul toksik.

    • ?ltrasonografi 

    o ?ltrasonografi merupakan prosedur sensitie untuk nodul yang tidak teraba

    selama pemeriksaan. Berguna ketika digabungkan dengan hasil pemeriksaan

    nuklir untuk mengetahui fungsionalitas nodul.

    o  odul yang !old !enderung untuk dilakukan biopsy jarum halus daripada

     pengobatan definitie pada struma nodular toksik.

    • 0emeriksaan pen!itraan lain

    o

  • 8/19/2019 TIPUS GULAM

    12/16

    2.+ Tatala#sana.E

    4i merika, pengobaan radioaktif ini merupakan pengobatan terpilih, ke!uali pada waita

    hamil. $erapi radioaktif memiliki tingkat keberhasilan =-1""9 pada pasien dengan

    struma nodular toksik. $erapi radioaktif dapat mengurangi ukuran struma sampai %"9.

    Komplikasi yang dapat terjadi hipotiroid, kompresi trakea, tirotoksik ringan, pada orang

    tua dapat eksaserbasi gagal jantung kongestif, atrial fibrilasi, dan thyroid storm.  >

    2.+.1 Farma#otera&i

    *olongan $ionamid . '

    $erdapat 2 kelas obat golongan tionamid, yaitu tiourasil dan imidaol. $iourasil

    dipasarkan dengan nama propiltiourasil #0$?& dan imidaol dipasarkan dengan nama metimaol

    dan karbimaol. Dbat golongan tionamid lain yang baru beredar ialah tiamaol yang isinya sama

    dengan metimaol.

    Dbat golongan tionamid mempunyai efek intra dan ekstratiroid. ekanisme aksi

    intratiroid yang utama ialah men!egah/mengurangi biosintesis hormon tiroid $-' dan $-%, dengan

    !ara menghambat oksidasi dan organifikasi iodium, menghambat !oupling iodotirosin,

    mengubah struktur molekul tiroglobulin dan menghambat sintesis tiroglobulin. Sedangkan

    mekanisme aksi ekstratiroid yang utama ialah menghambat konersi $-% menjadi $-' di jaringan

     perifer #hanya 0$?, tidak pada metimaol&. tas dasar kemampuan menghambat konersi $-% ke

    $-' ini, 0$? lebih dipilih dalam pengobatan krisis tiroid yang memerlukan penurunan segera

    hormon tiroid di perifer. Sedangkan kelebihan metimaol adalah efek penghambatan biosintesis

    hormon lebih panjang dibanding 0$?, sehingga dapat diberikan sebagai dosis tunggal.

    Belum ada kesesuaian pendapat diantara para ahli mengenai dosis dan jangka waktu pengobatan yang optimal dengan D$. Beberapa kepustakaan menyebutkan bahwa obat-obat

    anti tiroid #0$? dan methimaole& diberikan sampai terjadi remisi spontan, yang biasanya dapat

     berlangsung selama E bulan sampai 1 tahun setelah pengobatan. ?ntuk men!egah terjadinya

    kekambuhan maka pemberian obat-obat antitiroid biasanya diawali dengan dosis tinggi. Bila

  • 8/19/2019 TIPUS GULAM

    13/16

    telah terjadi keadaan eutiroid se!ara klinis, diberikan dosis pemeliharaan #dosis ke!il diberikan

    se!ara tunggal pagi hari&.

    +egimen umum terdiri dari pemberian 0$? dengan dosis awal 1""-1" mg setiap E

     jam. Setelah %-= minggu, dosis dikurangi menjadi "-2"" mg, 1 atau 2 kali sehari.

    0ropylthioura!il mempunyai kelebihan dibandingkan methimaole karena dapat menghambat

    konersi $% menjadi $'.

    ethimaole mempunyai masa kerja yang lama sehingga dapat diberikan dosis tunggal

    sekali sehari. $erapi dimulai dengan dosis methimaole %" mg setiap pagi selama 1-2 bulan,

    dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan C 2" mg perhari.

    da juga pendapat ahli yang menyebutkan bahwa besarnya dosis tergantung pada beratnya tampilan klinis, tetapi umumnya dosis 0$? dimulai dengan ' 31""-2"" mg/hari dan

    metimaol/tiamaol dimulai dengan 2"-%" mg/hari dosis terbagi untuk '-E minggu pertama.

    Setelah periode ini dosis dapat diturunkan atau dinaikkan sesuai respons klinis dan biokimia.

    pabila respons pengobatan baik, dosis dapat diturunkan sampai dosis terke!il 0$? "mg/hari

    dan metimaol/ tiamaol -1" mg/hari yang masih dapat mempertahankan keadaan klinis

    eutiroid dan kadar $-% bebas dalam batas normal. Bila dengan dosis awal belum memberikan

    efek perbaikan klinis dan biokimia, dosis dapat di naikkan bertahap sampai dosis maksimal,

    tentu dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab lainnya seperti ketaatan pasien minum obat,

    aktiitas fisis dan psikis.

    eskipun jarang terjadi, harus diwaspadai kemungkinan timbulnya efek samping, yaitu

    agranulositosis #metimaol mempunyai efek samping agranulositosis yang lebih ke!il&, gangguan

    fungsi hati, lupus like syndrome, yang dapat terjadi dalam beberapa bulan pertama pengobatan.

    granulositosis merupakan efek samping yang berat sehingga perlu penghentian terapi dengan

    Dbat nti $iroid dan dipertimbangkan untuk terapi alternatif yaitu yodium radioaktif.

    granulositosis biasanya ditandai dengan demam dan sariawan, dimana untuk men!egah infeksi

     perlu diberikan antibiotika.

    Afek samping lain yang jarang terjadi namun perlu penghentian terapi dengan Dbat

    nti $iroid antara lain 5kterus Kholestatik, ngioneuroti! edema, (epato!ellular to3i!ity dan

  • 8/19/2019 TIPUS GULAM

    14/16

    rthralgia kut. ?ntuk mengantisipasi timbulnya efek samping tersebut, sebelum memulai terapi

     perlu pemeriksaan laboratorium dasar termasuk leukosit darah dan tes fungsi hati, dan diulang

    kembali pada bulan-bulan pertama setelah terapi. Bila ditemukan efek samping, penghentian

     penggunaan obat tersebut akan memperbaiki kembali fungsi yang terganggu, dan selanjutnya

    dipilih modalitas pengobatan yang lain seperti 1'15 atau operasi. #1,2&

    Bila timbul efek samping yang lebih ringan seperti pruritus, dapat di!oba ganti dengan obat jenis

    yang lain, misalnya dari 0$? ke metimaol atau sebaliknya.

    Dbat *olongan 0enyekat Beta . '

    Dbat golongan penyekat beta, seperti propranolol hidroklorida, sangat bermanfaat

    untuk mengendalikan manifestasi klinis tirotoksikosis #hyperadrenergi! state& seperti palpitasi,

    tremor, !emas, dan intoleransi panas melalui blokadenya pada reseptor adrenergik. 4i samping

    efek antiadrenergik, obat penyekat beta ini juga dapat -meskipun sedikit- menurunkan kadar $-'

    melalui penghambatannya terhadap konersi $-% ke $-'. 4osis awal propranolol umumnya

     berkisar =" mg/hari.

    4i samping propranolol, terdapat obat baru golongan penyekat beta dengan durasi kerja

    lebih panjang, yaitu atenolol, metoprolol dan nadolol. 4osis awal atenolol dan metoprolol "

    mg/hari dan nadolol %" mg/hari mempunyai efek serupa dengan propranolol. 0ada umumnya

    obat penyekat beta ditoleransi dengan baik. Beberapa efek samping yang dapat terjadi antara lain

    nausea, sakit kepala, insomnia, fatigue, dan depresi, dan yang lebih jarang terjadi ialah

    kemerahan, demam, agranulositosis, dan trombositopenia. Dbat golongan penyekat beta ini

    dikontraindikasikan pada pasien asma dan gagal jantung, ke!uali gagal jantung yang jelas

    disebabkan oleh fibrilasi atrium, juga pada keadaan bradiaritmia, fenomena +aynaud dan pada

     pasien yang sedang dalam terapi penghambat monoamin oksidase. 1,>,;

    2.+.2 Pem%eda,an. E

    0embedahan biasanya dilakukan pada orang muda, pasien dengan 1 atau lebih nodul

     besar atau dengan ada gejala obstruktif, pasien dengan dominan non fungsional atau nodul yang

  • 8/19/2019 TIPUS GULAM

    15/16

    masih di!urigai, pasien yang mengandung, pasien dengan terapi radioaktif gagal, atau pasien

    yang butuh penyembuhan !epat pada siklus tiritoksikosis.

    • Subtotal thyroidektomi mempunyai hasil penyembuhan yang !epat pada ;"9 pasien

    hipertiroid.

    • 0embedahan dialukan pada kondisi eutiroid.

    • Komplikasi pembedahan adalah

    o Kondisi hipotiroid dapat terjadi sama pada pengobatan radioaktif #1-29&.

    o 0aralisis pita suara #2.'9&, hypoparatiroidisme permanen #".9&,

    hypoparatiroidisme sementara#2.9&, dan perdarahan post operasi #1.%9&.>,=

  • 8/19/2019 TIPUS GULAM

    16/16

    DAFTA- PUSTAKA

    1. K +ismadi. 2"1". Struma. ailbale at http//www.repository. usu .a!.id/bitstream/12'%E>=;/2""1'/%/. nu Bhalla 4ais, 4, *oiter to3i! nodular. ailable at

    http//emedi!ine.meds!ape.!om/arti!le/12"%;>-oeriew

    =. $hyroid. ailable at http//www.endo!rinesurgeon.!o.uk/

    ;. ansjoer , et all, Kapita Selekta Kedokteran, 8ilid 1, Adisi ', edia es!ulapius,

    6akultas Kedokteran ?5, 8akarta, 1;;;.

    http://www/http://emedicine.medscape.com/article/120497-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/120497-overviewhttp://www/