Upload
zainiyah-salam
View
216
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Kimia AnalitikKimia Analitik
VolumetriVolumetri
Volumetri
Angka volumetri : analisis kimia kuantitatif yang dilakukan dengan menentukan banyaknya volume larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan tepat yang bereaksi secara kuantitatif dengan larutan yang dianalisis.
Larutan yang diketahui konsentrasinya dengan tepat : Larutan Standar / Larutan baku primer
Larutan baku
Larutan sampel
Diteteskan sampai titik ekivalen (TE)
Titrasi metode titrimetri
Volumetri
Lar. baku / lar. Sampel berwarna
Titik ekivalen dapat diamati
Lar. baku + lar. Sampel tidak berwarna
Titik ekivalen tidak teramati
+ indikator (memungkinkan TAT~TE → << kesalahan titrasi)
Titik akhir titrasi teramati (TAT) → jatuh setelah TE
Contoh :
Lar. KMnO4
Lar. Asam oksalat
Larutan tidak berwarna menjadi ungu ketika TE
Contoh :Lar. NaOH
Lar. CH3COOH + indikator pp
TE tidak berwarna
TAT merah muda → kelebihan 1 tetes
Larutan Standar
Larutan Standar PrimerLarutan Standar Primer : Larutan yang telah diketahui konsentrasinya dengan tepat, digunakan untuk pembakuan larutan standar sekunder atau untuk titrasi sampel.Zat-zat standar primer : zat-zat yang digunakan untuk membuat larutan standar primer
Larutan standarLarutan standar primer
Larutan standar sekunder
Syarat – syarat Standar Primer1. Zat harus : - mudah diperoleh
- mempunyai derajat kemurnian tinggi / mudah dimurnikan
- mudah dikeringkan (pada suhu 110-120 °C)
- mudah dipertahankan dalam keadaan murni (stabil)
2. Zat tidak boleh berubah oleh pengaruh udara selama penimbangan, mis. : - higroskopis- dipengaruhi oleh CO2
- mudah teroksidasi oleh udara
3. Zat standar harus dijaga agar komposisinya tidak berubah selama pe-nyimpanan
4. Zat harus dapat diuji terhadap zat-zat pengotor dengan uji kualitatif atau uji lain yang kepekaannya diketahui ( jumlah zat pengotor tidak boleh > 0,01- 0.02 %)
5. Zat harus mempunyai berat ekivalen (BE tinggi) sehingga kesalahan yang kecil dalam penimbangan dapat diabaikan
6. Zat mudah larut pada kondisi yang digunakan
7. Bereaksi stoikiometri dengan zat yang ditentukan. Kesalahan titrasi harus dapat diabaikan
Titrasi Asidi-AlkalimetriTitrasi Asidi-Alkalimetri
Titrasi Netralisasi
1. Titrasi AcidimetriTitrasi terhadap basa bebas atau larutan garam yang berasal dari asam lemah dengan larutan standar asam.
Contoh : NaOH atau NaCH3COO dititrasi dengan HCl
OH- + H+ → H2O CH3COO- + H+ → CH3COOH
2. Titrasi AlkalimetriTitrasi terhadap asam bebas atau garam yang berasal dari basa lemah dengan larutan standar basa
Contoh : HCl atau NH4Cl dititrasi dengan NaOH
H+ + OH- → H2O NH4+ + OH- → NH4OH
Contoh zat standar primer yang digunakan : Na2CO3, Na2B4O7.10H2O, H2C2O4.10H2O
Titrasi Netralisasi Untuk mengetahui saat tercapainya ekivalen dalam suatu
proses titrasi digunakan indikator indikator asam basa warna dipengaruhi banyak H+ pada larutan
Perubahan pH larutan yang menyebabkan perubahan warna indikator : daerah interval pH biasanya antara 2 satuan pH
Contoh : indikator fenolftaleintak berwarna merah
Perlu dipilih indikator sesuai indikator yang perubahan warnanya terletak pada daerah sekitar TE
Contoh : HoAc dititrasi dengan NaOH, pH TE = 8,5 indktr pp (8,3-10)
8.3 10.0
INDIKATOR
Oswald (1891) : Indikator adalah asam / basa organik lemah yang warnanya berbeda antara bentuk molekul dan ionnya
Indikator asam (HIn) Indikator basa (InOH)
1. Indikator AsamHIn H+ +In-
- Dlm lar. Asam → kesetimbangan ke kiri → In- << → warna sesuai bentuk molk indikator (HIn)- Dlm lar. basa → kesetimbangan ke kanan → In- >> → warna sesuai bentuk ion indikator (In-)
Indikator Asam
Menurut Hk. Aksi Massa
HIn
InH
HIn
InHIn
f
fxf
HIn
InH
a
axaK
f 1 krn indikator yang di+ hanya beberapa tetes
In
HInKInHpH
HIn
InHK In
logloglog
HIn
InpKInpH
log
2. Indikator Basa (InOH)
InOH In+ + OH-
InOH
In
KIn
KH
In
InOHKIn
H
K
KwOHHkarenaIn
InOHKInOH
InOH
OHInKIn
w
w
InOH
InpKpKpH bw
log
Konsep Asam Basa Bronsted
Tidak perlu dubedakan indikator asam dan basa Titik berat pada jenis muatan indikator bentuk asam (InA)
dan bentuk basa (InB)
InA H+ +InB
A
B
In
InH
a
xaaKIn
karena warna indikator yang dapat disaksikan oleh mata ditentukan perbandingan [InA] / [InB]
A
B
In
In
A
BInH f
f
In
InpKapH logloglog
A
BIn In
InpKpH log
Konsep Asam Basa Bronsted
Harga perbandingan [InA] / [InB] ditentukan dg perbandingan warna yang tampak → lebih tepat dengan spektrofotometer
warna tampak seperti warna dalam bentuk asam (InA) bila [InA] / [InB]>10, sehingga batas sesuai harga pH adalah pH = pKIn-1
warna tampak seperti warna dalam bentuk basa (InB) bila [InB] / [InA]>10, sehingga batas sesuai harga pH adalah pH = pKIn+1
Trayek perubahan warna indikator pH = pKIn ± 1
Konsep Asam Basa Bronsted
Indikator Jangkauan pH
Dalam larutan H+
Dalam larutan OH-
pKIn
Jingga metil 3.2-4.4 Merah Jingga 3.
Merah metil 4.2-6.3 Merah Kuning 5.
Fenolftalein (pp) 8.3-10 tb merah 9.6
Yang harus diperhatikan : pH air (pelarut)0.03 % CO2 dalam air pH = 5.7CO2 jenuh dalam air pH = 3.7air konduktivitas pH ~ 7
Pembagian Indikator
Indikator tunggal
campuran : dari campuran 2 indikator atau lebih
Syarat indikator campuran :
- mempunyai harga pKIn hampir sama
- warna yang bertindihan adalah komplementer dg pH pertengahan
Indikator campuran digunakan bila indikator tunggal sulit digunakan untuk range pH sempit
warna satu. Contoh : indikator pp (asam → tb, basa → merah)
warna dua. Contoh, merah metil, jingga metil, dsb
Pembagian Indikator
Contoh :
Indikator Titrasi TE Perubahan
Merah netral 1% : biru metilena 1% = 1:1
HoAc dengan NH4OH
7 Biru violet → hijau
Fenolftalein 0.1% : 1-nalftalein 0.1 % = 3:1
Asam fosfat ke tahap diprotik
8.7 ; Ka2 = 6.10-8
Merah muda pucat →violet
Biru timol 0.1% : merah kresol 0.1% = 3:1
Karbonat ke tahap hidrogen karbonat
Kuning → violet
Indikator Universal
Indikator yang dibuat dari campuran beberapa indikator dg pKa berbeda-beda → memiliki beberapa trayek perubahan warna
kertas pH kertas indikator. Contoh : lakmus
Grafik Netralisasi
mengetahui besarnya konsentrasi ion hidrogen (pH) dalam larutan selama berlangsungnya proses titrasi
mengetahui besarnya (perubahan) pH larutan di sekitar TE
memilih dan menentukan indikator yang paling sesuai
Rumus-rumus pH
1. Larutan Buffer dari Asam Lemah dan Garamnya
2. Larutan Buffer dari Basa Lemah dan Garamnya
3. Larutan Garam Terhidrolisis dari Asam Lemah dan Basa KuatMisal : NaOAc → Na+ + OAc-
OAc- + H2O HOAc + OH-
A
GpKapH log
B
GpKapKwpH log
Rumus-rumus pH Hukum aksi massa
Dalam larutan juga ada kesetimbangan
OAc
OHHOAcK
fencerlaruDalam
f
ff
OAc
OHHOAc
a
aaK
h
OAc
OHHOAc
OAc
OHHOAch
1_~tan
..
.
KhA
HAOH
AH
HAOHH
Ka
Kw
HA
AHKaAHHAdan
OHHKwOHHOH
2
Rumus-rumus pH Banyaknya HA dan OH- sama →[HA]=[OH-], konsentrasi garam =
[G]=[A-]
4. Larutan Garam Terhidrolisis dari Basa Lemah-Asam Kuat
5. Asam Lemah-Basa Lemah → tidak dipengaruhi konsentrasi
GpKapKwpHmakaOH
KwHKarena
GKa
KwOH
Ka
KwKh
G
OH
A
HAOH
log2
1
2
GpKbpKwpH log2
1
pKbpKapKwpH 2
1
Pedoman pembuatan grafik / kurva titrasi netralisasi
Tentukan besarnya pH larutan pada saat
1. mula-mula sebelum titrasi
2. setiap penambahan volume pereaksi sampai sebelum TE tercapai
3. saat TE tercapai
4. kelebihan pereaksi
Grafik Netralisasi antara Asam Kuat dan Basa Kuat
Misal : 100 mL HCl 1N dititrasi dengan NaOH 1 N1. pH larutan HCl mula-mula
HCl →H+ + Cl-
[HCl]=1 N →[H+]=1 NpH = -log [H+]= -log1 = 0
2. pH pada setiap penambahan NaOH sebelum TEa. 10 mL 100 mL HCl 1 N = 100 mgrek
10 mL NaOH 1 N = 10 mgrek NaCl yang terjadi = 10 mgrek/110 mL HCl sisa = (100-10) = 90 mgrek/110 mL
pH = -log (9/11) = 0,0877
Grafik Netralisasi antara Asam Kuat dan Basa Kuat
b. 25 mL NaOH
100 mL HCl 1 N = 100 mgrek
25 mL NaOH 1 N = 25 mgrek
NaCl yang terjadi = 25 mgrek/125 mL
HCl sisa = (100-25) = 75 mgrek/125 mL
pH = -log (75/125) = 0,222
……….dst ~ TE
3. pH larutan saat TE
100 mL HCl 1 N = 100 mgrek
100 mL NaOH 1 N = 100 mgrek
NaCl yang terjadi = 100 mgrek/200 mL
HCl
NaOHelektrolit kuat → NaCl → netral → pH = 7
Grafik Netralisasi antara Asam Kuat dan Basa Kuat
4. pH larutan saat kelebihan pereaksi (NaOH)
a. 101 mL NaOH
101 mL NaOH 1N = 101 mgrek
100 mL HCl 1 N = 100 mgrek
NaOH sisa = (101-100) = 1 mgrek/201 mL
[OH-]=1/201 N = 1/201 M
pH = 14-[-log (1/201)] = 11,6977
b. 110 mL NaOH
NaOH sisa = (110-100) = 10 mgrek/210 mL
[OH-]=1/21 N = 1/21 M
pH = 14-[-log (1/21)] = 12,678 ; dst………….
Grafik Netralisasi antara Asam Kuat dan Basa Kuat
Grafik Netralisasi Larutan HCl 1N dengan NaOH 1 N
00.5
11.5
22.5
33.5
44.5
55.5
66.5
77.5
88.5
99.510
10.511
11.512
12.513
13.514
0 50 100 150
volume NaOH
pH
1 N 0.1 N 0.01 N
Indikator yang dapat digunakan :- Larutan 1 N pH 3,0-10,5- Larutan 0.1 N pH 4,5-9,5-Larutan 0,01 N pH 5,5-8,5
Grafik Netralisasi Asam Lemah dan Basa Kuat
Misal : 100 mL HOAc 0.1 N dititrasi dengan NaOH 0,1 N1. pH larutan HOAc mula-mula
HOAc H+ + OAC-
0.1 0.1 0.1 HOAc = 1.35 x 10-2
pH = -log H+ = -log 0.1 x 1.35 x 10-2 = 2,8732. pH larutan setelah ditambah NaOH sebelum TE
a. 10 mL 100 mL HOAc 0.1 N = 10 mgrek
10 mL NaOH 0.1 N = 1 mgrek NaOAc yang terbentuk = 1 mgrek/ 110 mL HOAc sisa = (10-1) = 9 mgrek/110 mL
pH = pKa + {log [G]/[A]] = 4.74 + log (1/9) = 3.876
b. 25 mL
100 mL HOAc 0.1 N = 10 mgrek
25 mL NaOH 0.1 N = 2.5 mgrek
NaOAc yang terbentuk = 2.5 mgrek/ 125 mL
HOAc sisa = (10-2.5) = 7.5 mgrek/125 mL
pH = pKa + {log [G]/[A]]
= 4.74 + log (2.5/125) = 4.263
(7.5/125)
dst……sebelum TE
3. pH larutan pada saat TE
100 mL HOAc 0.1 N = 10 mgrek
100 mL NaOH 0.1 N = 10 mgrek
NaOAc yang terbentuk = 10 mgrek/ 200 mL
pH = ½ (pKw+pKa + log [G] )
= ½ (14+ 4.74 + log (1/20) = 8.719
4. pH larutan saat kelebihan NaOH
100 mL HOAc 0.1 N = 10 mgrek
101 mL NaOH 0.1 N = 10.1 mgrek
NaOH sisa = (10.1-10) = 0.1 mgrek/ 201 mL
pOH = - log [OH-] = 3.303
pH = 14 – 3.303 = 10.697
…..dst
Indikator trayek pH 6.7-10.7misal : pp (8.3-10.0)
t.p (8.3-10.5) t.b (8.0-9.6)
Untuk asam yang menpunyai Ka 10-7, kelajuan perubahan pH di sekitar TE tidak jelas, sehingga penggunaan indikator tunggal kurang jelas → kesalahan → gunakan indikator campuran
Grafik Netralisasi Basa Lemah dan Asam Kuat
Misal 100 mL NH4OH 0.1 N dititrasi dengan HCl 0.1 N
Indikator
trayek pH 3.3-7.26
misal : m.o (3.0-4.5)
m.m (4.2-6.3)
Titrasi Kompleksometri
Terjadi reaksi pembentukan kompleks khelat → titrasi khelatometri
Th 1935 Schawarzenbach → zat pembentuk kompleks golongan asam amino polikarboksi
Dasar Teori : Asam basa → G.N. Lewis
Senyawa Koordinasi → Werner
Titrasi dengan menggunakan larutan standar komplekson (nama dagang EDTA / Etilen Diamin
Tetra Asetat) dan garamnya
Cincin heterosiklik yang dibentuk antaraksi sebuah ion logam + dua gugus fungsi dalam ligan disebut cincin kelat dan kompleksnya disebut kompleks kelat (> stabil dari kompleks sederhana)
Ligan multidentat : ligan yang mengandung 2 atom koordinasi tiap molekul
Mis. : EDTA → ligan heksadentat (2 atom N dan 4 atom O penyumbang)
HOCOCHCHOCOH
NCHCHN
HOCOCHCHOCOH
22
22
22
KESTABILAN KOMPLEKS
AgCl direaksikan dengan NH4OH —> Senyawa kompleks yang larut
komplekssenyawaaqclNHAgaqNHsAg cl )()()(2)( 233