translate.odt

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TRANSLATE

Citation preview

Gambaran Lokasi Penelitian

GEOGRAFI

Puskesmas Sukasari terletak di Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat. Jumlah desa yang termasuk dalam wilayah kerja adalah 10 desa. Dengan jumlah RT 340, dan jumlah RW 89. Batas-batas wilayah kerja adalah sebagai berikut :Sebelah utara : berbatasan dengan wilayah Puskesmas Nagrak.

Sebelah selatan : berbatasan dengan wilayah Puskesmas Cibeber.

Sebelah timur : berbatasan dengan wilayah Puskesmas Sukaluyu dan Ciberegbeg.

Sebelah barat : berbatasan dengan wilayah Puskesmas Warung Kondang.

Puskesmas Sukasari terletak di Desa Sukasari yang berjarak sekitar 9 km dari Cianjur Kota (Ibukota Kabupaten) dan 60 km dari Bandung ( Ibukota Propinsi Jawa Barat). Keadaan geografis wilayah kerja Puskesmas Sukasari mayoritas berupa dataran rendah. Hamper semua wilayah kerja Puskesmas Sukasari dapat dicapai dengan menggunakan transportasi darat. Terkecuali pada musim hujan dimana jalanan menuju desa tidak memungkinkan dilewati kendaraan roda empat.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 1 yaitu, menurut pendapat saudara bagaimana kemudahan untuk mencapai lokasi Puskesmas Keliling?, 45.10 % responden menjawab cukup dengan skor nilai 258. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 2 yaitu, Menurut saudara bagaimana kestrategisan lokasi dari Puskesmas Keliling?, 65.36% responden menjawab cukup dengan skor 287 . Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 3 yaitu, Apakah saudara mudah mendapatkan konsultasi dengan dokter di daerah tempat tinggal saudara?, 48.37% responden menjawab cukup dengan skor nilai 281. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 4 yaitu, Apakah saudara mudah mendapatkan informasi kesehatan ( penyuluhan ) di daerah tempat tinggal saudara ?, 49.67% responden menjawab cukup dengan skor nilai 295. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 5 yaitu, Apakah saudara mudah mendapatkan obat di daerah tempat tinggal saudara?, 55.56% responden menjawab cukup dengan skor nilai 288. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 6 yaitu, Bagaimana keteraturan waktu pelaksanaan puskesmas Keliling di daerah tempat tinggal saudara?, 51.63 % responden menjawab Buruk dengan skor nilai 237. Kondisi ini termasuk kedalam kategori buruk.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 7 yaitu, Menurut saudara bagaimana ondisi fisik Puskesmas Keliling yang meliputi kebersihan luar / dalam?, 75.82 % responden menjawab Cukup dengan skor nilai 317. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 8 yaitu, Menurut saudara bagaimana pelayanan tenaga kesehatan dalam membantu pasien di Puskesmas Keliling?, 59.48% responden menjawab cukup dengan skor nilai 324. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 9, Menurut saudara bagaimana kecepatan tanggap Puskesmas keliling dalam menangani pengaduan pasien?, 47.06% responden menjawab cukup dengan skor nilai 343 . Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 10 yaitu, Menurut saudara bagaimana tingkat keterampilan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan?, 49.67% responden menjawab cukup dengan skor nilai 335. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 11 yaitu, apakah saudara mendapat informasi yang memadai selama mendapat pelayanan di Puskesmas keliling ?, 54.25 % responden menjawab cukup dengan skor nilai 330. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 12 yaitu, Menurut saudara bagaimana ketersediaan puskesmas keliling di tempat tinggal saudara?, 51.63% responden menjawab cukup dengan skor nilai 280. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 13 yaitu, Menurut saudara bagaimana ketersediaan tenaga kesehatan dalam kegiatan Puskesmas Keliling?, 72.55% responden menjawab cukup dengan skor nilai 312. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 14 yaitu, Menurut saudara bagaimana ketersediaan obat dalam kegiatan Puskesmas Keliling?, 57.52% responden menjawab cukup dengan skor nilai 331. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 15 yaitu, Menurut saudara bagaimana sarana prasarana untuk mencapai Puskesmas Keliling?, 49.02% responden menjawab cukup dengan skor nilai 302. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 16 yaitu, Menurut saudara bagaimana ketersediaan waktu dari tenaga kesehatan untuk pasien selama di Puskesmas Keliling ?, 53.59% responden menjawab cukup dengan skor nilai 305. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 17 yaitu, Menurut saudara bagaimana administrasi pembayaran pada kegiatan Puskesmas Keliling?, 67.32 % responden menjawab cukup dengan skor nilai 324. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 18 yaitu, Menurut saudara bagaimana perbandingan antara pelayanan Puskesmas Keliling dan biaya yang dibayarkan?, 56.86% responden menjawab cukup dengan skor nilai 336. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 18 yaitu, Menurut saudara bagaimana kecepatan pelayanan administrasi dalam kegiatan Puskesmas Keliling?, 48.37% responden menjawab cukup dengan skor nilai 329. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 19 yaitu, Bagaimana keterjangkauan biaya pada kegiatan Puskesmas Keliling?, 163.4% responden menjawab cukup dengan skor nilai 346. Kondisi termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 20 yaitu, Menurut saudara bagaimana kesopanan tenaga kesehatan di Puskesmas Keliling?, 54.25% responden menjawab baik dengan skor nilai 382. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 20 yaitu, Menurut saudara bagaimana tingkat keramahan tenaga kesehatan di Puskesmas Keliling?, 54.25% responden menjawab baik dengan skor nilai 382. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 20 yaitu, Menurut saudara bagaimana komunikasi dalam menjalin hubungan antara tenaga kesehatan dengan pasienPuskesmas Keliling?, 52.29% responden menjawab cukup dengan skor nilai 361. Kondisi ini termasuk kedalam kategori baik.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 20 yaitu, Menurut saudara bagaimana kecukupan tenaga kesehatan di Puskesmas Keliling?, 47.06% responden menjawab cukup dengan skor nilai 382. Kondisi ini termasuk kedalam kategori baik.

Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 20 yaitu, Menurut saudara bagaimana rasa empati tenaga kesehatan terhadap pasien di Puskesmas Keliling?, 49.02% responden menjawab baik dengan skor nilai 369. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Tanggapan responden terhadap pertanyaNo. 20 yaitu, Menurut saudara bagaimana sikap penyedia layanan kesehatan di Puskesmas Keliling?, 48.37% responden menjawab baik dengan skor nilai 382. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup.

Jadi : Total score nilai variable 8384 dengan rata-rata 322.46 dimana nilai tersebut termasuk dalam kategori cukup.

5.5Main TheoryKesehatan merupakan hak fundamental setiap warga, karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Untuk menjamin akses penduduk didaerah terpencil terhadap pelayanan kesehatan maka pemerintah melaksanakan berbagai upaya pemeliharaan kesehatan penduduk didaerah terpencil. Upaya yang dilakukan diselenggarakan dalam mekanisme program Puskesmas keliling yang dalam pelaksanaannya disesuaikan oleh Puskesmas masing-masing.Manfaat Puskesmas keliling : memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh pelayanan Puskesmas atau Puskesmas pembantu.

Hal ini sesuai dengan pernyataan :responden 1 Manfaatnya tentu sangat banyak ya. Yang paling utama tentunya dapat mempermudah akses pelayanan kesehatan terutama di desa-desa yang lokasinya sulit dijangkau dengan cara puskesmas keliling yang mendatangi desa-desa tersebut. (Manfaat kuratif di daerah terpencil).

Responden 2 Oh bermanfaat sekali. Terutama kita dapat menjangkau masyarakat yang jauh dari sarana kesehatan ( pelayan kesehatan daerah terpencil).

Responden 3 Ya bermanfaat sekali, kita jadi dapat menjangkau masyarakat yang jauh dari sarana kesehatan ( pelayan kesehatan daerah terpencil).

Menurut penelitian Brunet dan Jailly (1985) mengungkapkan bahwa jumlah kunjungan sangat bergantung pada persepsi dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, disamping variable lainnya misalnya jarak terhadap fasilitas kesehatan, kualitas pelayanan, biaya, dan pendapatan masyarakat.

Penelitian lain yang dilakukan di 3 kota di Indonesia ( Yogyakarta, Nanggolan, Kokap) menyimpulakan bahwa pengaruh daerah dan jarak sangat berpengaruh terhadap pola pencarian pengobatan. Sedangkan faktor umur dan pendidikan pengaruhnya lebih kecil.

Melakukan penyelidikan terhadap kasus luar biasa

Hal ini sesuai dengan pernyataan :Responden 1 penyuluhan tentang penyakit cikungunya karena pada tahun 2012 di kecamatan Cilaku sempat terjadi KLB chikungunya. (fungsi pendataan KLB dan preventif).

Responden 2 Oleh karena itu kita sangat membutuhkan puskesmas keliling karena kalau ada KLB di tempat kita, biasanya penanganan melalui puskesmas keliling seperti yang KLB chikungunya pada tahun 2012. (pencatatan KLB).

Responden 3 juga bisa sebagai pandataan KLB (Kejadian Luar Biasa) disuatu kecamatan ( pendataan KLB).

Menurut penelitian Erwin Susetyo (2005) Untuk mencegah terjadinya KLB perlu diadakan pemantauan Kejadian Luar Biasa, merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan secara terus menerus terhadap frekuensi penyakit khususnya penyakit potensi wabah yang timbul sehingga dapat diketahui permasalahan yang terjadi dimasyarakatuntukdapatdilakukantindakan.Pemantauan Kejadian Luar Biasa dilakukan oleh Puskesmas yang dibantu oleh Puskesmas keliling bersama dengan Tim Epidemiologi Puskesmas (TEPUSK) dengan melihat pola penyakit dan trend penyakitberdasarkan waktudantempatsetiaphari.

melakukan rujukan bagi kasus gawat darurat

hal ini sesuai dengan pernyataan :Responden 1 alat transportasi untuk rujukan antar puskesmas, pustupuskesmas, puskesmasRSUD Cianjur. (fungsi rujukan)

Responden 2 puskesmas keliling kita juga berfungsi sebagai alat transportasi, tidak hanya untuk sistem rujukan (antar puskesmas, puskesmas-RSUD, pustu-puskesmas), tetapi juga untuk sarana transportasi bagi petugas-petugas di puskesmas dalam melaksanakan berbagai kegiatan. (rujukan dan transportasi).

Responden 3 puskesmas keliling kita juga berfungsi sebagai alat transportasi untuk sistem rujukan (antar puskesmas, puskesmas-RSUD, pustu-puskesmas).(rujukan).

Menurut penelitian Erwin Susatyo (2005), dalam upaya peningkatan kualitas dalam program kuratif, peran Puskesmas Keliling sebagai sarana rujukan ke tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi sangat berguna. Hal ini berguna dalam menurunkan tingkat mortalitas dan morbiditas untuk kejadian penyakit-penyakit yang tidak dapat ditangani di Puskesmas.

melakukan penyuluhan dengan menggunakan alat audio visual.

Hal ini sesuai dengan pernyataan :responden 1 berfungsi sebagai promosi preventif melalui berbagai macam penyuluhan yang tema penyuluhannya disesuaikan dengan basic six Puskesmas. ( fungsi promosi kesehatan dan preventif).

responden 1penyuluhan yang dulu sering kita berikan itu seperti PHBS ( tetapi sampai sekarang PHBS terutama sektor air bersih masih belum di praktekkan dengan baik di wilayah kerja Puskesmas. (fungsi promosi kesehatan dan preventif).

responden 1penyuluhan tentang penyakit cikungunya karena pada tahun 2012 di kecamatan Cilaku sempat terjadi KLB chikungunya. (fungsi pendataan KLB dan preventif).

responden 1foging ke desa-desa dengan menggunakan puskesmas keliling (fungsi preventif).

responden 2 sering mengadakan penyuluhan didesa terutama penyuluhan tentang PHBS karena masyarakat desa sini masih banyak yang pola hidupnya tidak bersih. (promosi kesehatan dan preventif).

responden 3 Puskesmas keliling ini juga kan fungsinya bisa sebagai preventif ya dengan upaya melalui penyuluhan-penyuluhan. Upaya preventif juga tidak hanya dengan penyuluhan saja, tapi juga bisa dilakukan dengan cara foging, pembagian vitamin-vitamin, penyuluhan juga tidak hanya dipuskesmas saja, tapi bisa ke desa-desa, sekolah-sekolah, ke posyandu dan sebagainya. (promosi kesehatan dan preventif).

Menurut teori Rochman Natawijaja bahwa Penyuluhan merupakan saat jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Penyuluhan dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua orang individu, di mana seorang penyuluh berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang. Jadi penyuluhan tidak akan berhasil bila tidak ada hubungan timbal balik antara dua orang individu atau lebih, di mana seorang penyuluh berusaha membantu yang lain (masyarakat) untuk menghadapi masalah kesehatan yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.

Menurut Andersen,1995 kerangka teori tentang model pemanfaatan pelayan kesehatan fase-2 dinyatakan bahwa kepuasan konsumen yang meliputi kemudahan, kualitas, ketersediaan, keuangan, dan karakteristik penyedia pelayanan dipengaruhi oleh sistem pelayanan kesehatan (meliputi kebijakan, sumber, dan organisasi).Menurut Danakusuma, 2002 pada setiap sistem pelayanan kesehatan terdapat berbagai unsur yaitu :Unsur masukan

Pada pelaksanaan Puskesmas Keliling di Puskesmas Sukasari terdapat kendala:kendala dana, seperti pernyataan responden 2 salah satu kendalanya itu dari bagian pendanaan operasional. Agak susah semenjak sistem berubah menjadi pendanaan dari BOK (Biaya Operasional Kesehatan). (pergantian sistem keuangan).

Berdasarkan penelitian Syarifa Uminahni,BOK mendorong agar Puskesmas mampu mengidentifikasi permasalahan kesehatan di wilayah kerjanya melalui lokakarya mini,selanjutnya disusun rencana kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut.BOK hanya dapat digunakan untuk upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif termasuk penunjangnya, untuk membantupencapaian target SPM Bidang Kesehatan di kabupaten/kota gunamempercepat pencapaian target MDGs.Dana BOK di Puskesmas tidak boleh dimanfaatkan untuk upaya kuratif dan rehabilitative, Gaji, uang lembur, insentif, Pemeliharaan gedung (sedang dan berat), Pemeliharaan kendaraan (sedang dan berat), Biaya listrik, telepon, dan air, Pengadaan obat, vaksin dan alat kesehatan, Biaya transportasi rujukan pasien.kendala SDM seperti pernyataan responden 1 jumlah tenaga kerja bidang promosi kesehatan jumlahnya hanya 1 orang saja. (kurang SDM).

Berdasarkan penelitian Ika Lestari (2010), dalam implementasinya,pelayanan puskesmas masih belum memadai.Mutu pelayananya pun masih rendah. Keterbatasan dana, peralatan, dan tenaga medis yang terlatih kendati hal ini merupakan problem di hampir semua level unit pelayanan kesehatan adalah beberapa penyebabnya.

Penelitian Hufron dan Supratman (2008) Menunjukkan bahwa pelayanan tenaga kesehatan sangat mempengaruhi kepuasan pasien, dari hasil yang didapatkan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diterangkan hubungan antara persepsi pasien tentang mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Penumping Kota Surakarta , hasil tersebut membuktikan bahwa memang ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi pasien dengan Kepuasan pasien.

Kendala sarana seperti pernyataan responden 1 Untuk obat-obatan di puskesmas keliling biasanya kita ambil obat dari puskesmas. Distribusi obat-obatan untuk puskesmas sempat tidak sesuai dengan permintaan akhirnya persediaan obat-obatan tidak mencukupi sehingga obat-obat untuk puskesmas keliling tidak ada (kurangnya distribusi obat) dan responden 2 masalah keterbatasan obat memang waktu itu pernah beberapa bulan stok obat tidak mencukupi. Hal ini juga mempengaruhi kendala dari operasional puskesmas keliling. (masalah pendistribusian obat).

Menurut penelitian Trisnantoro bahwa desentralisasi kesehatan bertujuan untuk memberikan jawaban yang lebih baik terhadap kebutuhan daerah akan kesehatan, termasuk didalamnya penyediaan obat gratis. Dari teori tersebut dapat disinkronkan dengan pernyataan diatas, bahwa pemberian obat gratis sangat diperlukan untuk masyarakat, terutama untuk masyarakat miskin yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan gratis. Untuk itu, pemerintah daerah atau petugas kesehatan harus dapat menyesuaikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat termasuk didalamnya yaitu penyediaan obat gratis. Unsur lingkungan

Pada pelaksanaan Puskesmas Keliling di Puskesmas Sukasari terdapat kendala dari kebijakan petinggi Puskesmas:Tidak adanya kebijakan dari petinggi Puskesmas sesuai dengan pernyataan responden 2 kita biayanya kan dipegang oleh bendahara, walaupun tidak ada kegiatan yang berlangsung tapi kebijaksanaan penggunaan biaya dipegang oleh petinggi puskesmas. Hingga sekarang petinggi puskesmas tidak mengeluarkan kebijakan untuk mengadakan puskesmas keliling kembali. (tidak ada kebijaksanaan).

Kendala pada penyediaan waktu akibat kebijakan untuk pendahuluan program pengobatan masal sesuai dengan pernyataan responden 1 jadwal kegiatan bentrok dengan kontrak kerjasama antara puskesmas dengan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dibawah koordinator DPU (Departemen Pekerjaan Umum) dalam rangka kegiatan pengobatan masal di Kecamatan Cilaku di sekitar lokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir). (buruknya koordinasi program). Dan responden 2 Akhir-akhir ini kegiatan puskesmas keliling diganti dengan kegiatan pengobatan masal di laporan POA. Akibatnya biaya yang turun dari dinas kesehatan digunakan untuk kegiatan pengobatan masal. (peralihan program).

Kendala Kebijakan dari dinas kesehatan yang sesuai dengan pernyataan responden 3 bukan merupakan prioritas di Kabupaten Cianjur sekarang. Dalam pelaporan puskesmas keliling tercatat kegiatan puskesmas keliling adalah kegiatan luar gedung. Jadi tidak ada poin khusus dalam pelaporan pertanggung jawaban tentang puskesmas keliling itu sendiri. (bukan program prioritas bagian kesehatn lingkungan dinas kesehatan). Juga mempengaruhi.

Hal ini sesuai dengan teori Edi Suharto dalam bukunya yang berjudul Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat dijelaskan bahwa pengembangan masyarakat adalah usaha untuk membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan terorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Manusia terutama seorang pemimpin didorong untuk mampu membuat keputusan, mengambil inisiatif dan mampu berdiri sendiri. Artinya, dalam melakukan pengembangan masyarakat, sorang pemimpin didorong untuk dapat berdiri sendiri dalam memberikan kebijaksanaan sehingga tidak ketergantungan terhadap pelayanan yang diberikan.

Unsur proses

Tidak terdapat kendala di Puskesmas Keliling Puskesmas Sukasari.

Unsur keluaran

Tidak terdapat kendala di Puskesmas keliling Puskesmas Sukasari.Berdasarkan semua masalah dan kendala diatas, pelaksanaan Puskesmas keliling menjadi tidak teratur. Hal ini mempengaruhi kepuasan pasien, salah satunya dalam hal kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan dari program Puskesmas Keliling Puskesmas Sukasarti terutama dalam hal keteraturan waktu pelaksanaan.Hal ini sesuai dengan hasil kuantitatif dimana didapatkan 55% responden memberi penilaian buruk terhadap keteraturan waktu pelaksanaan Puskesmas Keliling.Berdasarkan teori Soejadi, 1996 bahwaketersediaan pelayanan kesehatan memiliki peranan penting dalam menentukan kepuasan pasien. Ukuran kepuasan pasien memakai jasa pelayanan kesehatan dikaitkan dengan penerapan semua pelayanan kesehatan. Suatu pelayanan kesehatan bermutu, apabila semua persyaratan pelayanan kesehatan terpenuhi.Pada pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas Sukasari, tidak semua persyaratan pelayanan kesehatan terpenuhi, dalam hal ini unsur masukan dan unsur lingkungan. Hal ini mengakibatkan kedua hal tersebut mempengaruhi kepuasan pelanggan.Berdasarkan teori Kusdwiratri Setiono pada buku yang berjudul Kesehatan dan Lingkungan bahwa kesadaran (awareness) mengandung pengertian mengetahui sesuatu atau tahu bersikap yang seharusnya, yang didukung oleh persepsi atau promosi. Kesadaran individu timbul karena ia memiliki persepsi atau informasi yang mendukungnya, sehingga ia tahu bagaimana seharusnya bersikap.

Menurut Sutojo (2004), dalam menghendaki kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat menghendaki agar status kesehatannya dapat lebih optimal. Untuk itu masyarakat sering melakukan penilaian terhadap pelayanan kesehatan yang akan ia gunakan sehingga mau tidak mau sebuah pelayanan kesehatan mempunyai suatu image (citra) di mata masyarakat. Citra itu sendiri dapat berperingkat baik, sedang atau buruk. Dampak peringkat citra yang berlainan tersebut berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan pelayanan yang diberikan. Citra buruk melahirkan dampak negatif bagi operasi pelayanan dan juga melemahkan kemampuan organisasi pelayanan dalam bersaing.

Pada dasarnya citra dari sebuah pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh karakteristik objektif dari objek tersebut seperti kelengkapan fasilitas, perandokter dalam hal penyampaian informasi mengenai status kesehatan pasien, interaksi yang sering terjadi antara petugas dengan masyarakat dan pelayanan yang diberikan di pelayanan kesehatan tersebut. Jadi citra merupakan representasi dari suatu objek yang digambarkan oleh seseorang melalui suatu ide, kepercayaan, pendapat, gagasan, gambaran dari suatu objek (Kotler dan Clarke, 1987).