31
PEMERIKSAAN RADIOLOGI TRAUMA KEPALA Oleh : Denny Suryanta (10700298) Pembimbing dr. Iriawati, Sp.Rad

trauma kepala

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ok

Citation preview

Page 1: trauma kepala

PEMERIKSAAN RADIOLOGI TRAUMA KEPALAOleh :Denny Suryanta (10700298)Pembimbing dr. Iriawati, Sp.Rad

Page 2: trauma kepala

POKOK BAHASAN Anatomi Fisiologi Patofisiologi Klasifikasi cedera kepala

Page 3: trauma kepala

ANATOMIAnatomi Kulit Kepala (Scalp)

Kulit kepala terdiri dari 5 lapisan yang disebut sebagai SCALP yang menutupi tulang tengkorak yaitu:-Skin atau kulit-Connective Tissue atau jaringan penyambung.-Aponeurosis atau galea aponeurotika yaitu jaringan ikat yang berhubungan langsung dengan tengkorak.-Loose areolar tissue atau jaringan penunjang longgar.-Perikranium.

Page 4: trauma kepala

TULANG TENGKORAK ATAU KRANIUM TERDIRI DARI ATAP ATAU KALVARIUM DAN BASIS ATAU DASAR KRANIUM. KALVARIA DIBAGIAN TEMPORAL ADALAH TIPIS NAMUN DISINI DILAPISI OLEH OTOT TEMPORALIS. BASIS KRANIUM BERBENTUK TIDAK RATA DAN TIDAK TERATUR SEHINGGA INI BERPERAN DALAM CEDERA OTAK SAAT OTAK BERGERAK TERHADAP TULANG TENGKORAK SAAT TERJADI AKSELERASI DAN DESELERASI. RONGGA TENGKORAK DIBAGI ATAS 3 FOSSA YAITU: FOSSA ANTERIOR, FOSSA MEDIA DAN FOSSA POSTERIOR. SECARA SEDERHANA FOSSA ANTERIOR DITEMPATI OLEH LOBUS FRONTALIS, FOSSA MEDIA OLEH LOBUS TEMPORALIS DAN FOSSA POSTERIOR DITEMPATI OLEH BATANG OTAK BAGIAN BAWAH DAN SEREBELUM.

Page 5: trauma kepala

Selaput meningen menutupi seluruh permukaan otak dan terdiri dari 3 lapisan yaitu: dura mater, araknoid dan piamater

Page 6: trauma kepala
Page 7: trauma kepala
Page 8: trauma kepala
Page 9: trauma kepala
Page 10: trauma kepala

Tentorium cerebelli adalah atap pembatas antara cerebelli dengan cerebrum. Falx cerebelli kasusnya hamper sama dengan falx cerebri namun disini terdapat di cerebellidan membatasi setiap hemisfer disana. Kemudian, diafragma sellae merupakan pembungkus hipofisi (kelenjar pituitary/ the master of gland) ini harus dilindungi dengan baik karna dia bersifat “Kecil dan rapuh”

Page 11: trauma kepala

FISIOLOGI

Tekanan Intrakranial (TIK) Berbagai proses patologis yang

mengenai otak dapat mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial yang selanjutnya akan menganggu perfusi otak dan akan memacu terjadinya Iskemia. Tekanan intrakranial normal pada saat istrahat adalah 10 mmHg. Tekanan intrakranial yang lebih dari 20 mmHg khususnya bila berkepanjangan dan sulit diturunkan akan menyebabkan hasil autkam yang buruk terhadap penderita.

Page 12: trauma kepala

DOKTRIN MONRO-KELLIE

Kompensasi Intrakranial terhadap masa yang berkembang. Volume isi intrakranial akan selalu konstan. Bila terdapat penambahan masa seperti adanya hematoma akan menyebabkan tergesernya CSS dan darah vena keluar dari ruang intrakranial dengan volume yang sama, TIK akan tetap normal. Namun bila mekanisme kompensasi ini terlampaui maka kenaikan jumlah masa yang sedikit saja akan menyebabkan kenaikan TIK yang tajam,

Page 13: trauma kepala

 ALIRAN DARAH KE OTAK (ADO)

Pada orang dewasa ADO kira-kira 50 – 55 mL/100 gr jaringan otak per menit. Pada anak-anak ADO lebih tinggi tergantung usianya. Pada umur 1 tahun menyerupai orang dewasa, tetapi pada usia 5 tahun aliran darah otaknya normal ± 90 ml/100 gr jaringan otak/ menit yang kemudian secara bertahap turun ke level seperti orang dewasa pada usia pertengahan atau akhir remaja.

Suatu cedera otak yang cukup adekuat dapat menyebabkan koma, dapat menyebabkan penurunan 50 % aliran darah otak pada 6 – 12 jam pertama paska trauma.Biasanya akan meningkat pada 2 – 3 hari berikutnya, namun pada pasien-pasien yang tetap koma biasanya aliran darah otaknya tetap dibawah normal untuk beberapa hari bahkan beberapa minggu paska trauma

Page 14: trauma kepala

Pada cedera kepala, kerusakan otak dapat terjadi dalam dua tahap yaitu cedera primer dan cedera sekunder. Cedera primer : cedera pada kepala sebagai akibat langsung dari suatu ruda paksa, dapat disebabkan benturan langsung kepala dengan suatu benda keras

Dalam mekanisme cedera kepala dapat terjadi peristiwa coup dan contrecoup. Cedera primer yang diakibatkan oleh adanya benturan pada tulang tengkorak dan daerah sekitarnya disebut lesi coup. Pada daerah yang berlawanan dengan tempat benturan akan terjadi lesi yang disebut contrecoup. Yaitu Akselarasi-deselarasi

Perbedaan densitas antara tulang tengkorak (substansi solid) dan otak (substansi semisolid) menyebabkan tengkorak bergerak lebih cepat dari muatan intrakranialnya. Bergeraknya isi dalam tengkorak memaksa otak membentur permukaan dalam tengkorak pada tempat yang berlawanan dari benturan (contrecoup)

PATOFISIOLOGI CEDERA KEPALA;

Page 15: trauma kepala

Cedera sekunder merupakan cedera yang terjadi akibat berbagai proses patologis yang timbul sebagai tahap lanjutan dari kerusakan otak primer, berupa perdarahan, edema otak, kerusakan neuron berkelanjutan, iskemia, peningkatantekanan intrakranial dan perubahan neurokimiawi

Page 16: trauma kepala

KLASIFIKASI CEDERA KEPALA

Cedera kepala diklasifikasikan dalam berbagai aspek. Secara praktis dikenal 3 cara deskripsi klasifikasi yaitu berdasarkan: (1) Mekanisme, (2) Berat-ringannya, (3) Morfologi.

Berdasarkan mekanismenya, cedera kepala dibagi atas cedera kepala tumpul dan cedera kepala penetrasi/tembus.

Berdasarkan berat-ringan menggnakan Skor Glasgow Coma Scale (GCS) digunakan sebagai pengukuran

Berdasarkan morfologi : 1. Fraktur 2. Lesi intra cranial

Page 17: trauma kepala

KLASIFIKASI BERDASARKAN MORFOLOGI

Fraktur kranium

Page 18: trauma kepala

LESI INTRAKRANIAL

Lesi ini diklasifikasi dalam lesi fokal dan lesi difus, walaupun kedua jenis lesi ini sering terjadi bersamaan. Yang termasuk dalam lesi fokal yaitu perdarahan epidural, perdarahan subdural dan kontusio dan perdarahan intra serebral.

Cedera difus Mulai dari konkusi yang ringan dimana CT Scan kepalanya

normal sampai cedera difus yang berat yaitu cedera iskemia-hipoksik berat.

Pada konkusi, pasien kehilangan kesadaran sesaat dan dapat mengalami amnesia sebelum cedera maupun sesudah cedera.

Cedera difus berat sering merupakan akibat dari hipoksia dan iskemia otak karena syok yang berkepanjangan atau apnu/gagal napas yang terjadi segera setelah kejadian cedera.

Page 19: trauma kepala

 PERDARAHAN EPIDURAL

Page 20: trauma kepala

PERDARAHAN SUBDURAL

Page 21: trauma kepala

KONTUSIO DAN PERDARAHAN INTRASEREBRAL

Page 22: trauma kepala

PERDARAHAN INTRA VENTRIKULER,

Page 23: trauma kepala

EVALUASI CT SCAN KEPALA

Proses penilaian awal CT Scan kepala Kulit kepala Tengkorak  Girus dan Sulkus

Page 24: trauma kepala

HEMATOMA SUBDURAL AKUT Yang khas adalah gambaran hiperdensitas

yang menyelubungi dan menekan girus dan sulkus di hemisfer otak.

Terletak di dalam rongga tengkorak. Dapat menyebabkan pergeseran ventrikel

melewati garis tengah. Lebih sering terjadi daripada perdarahan

epidural. Dapat disertai dengan kontusio serebri dan

hematoma intra serebral.

Page 25: trauma kepala

PERDARAHAN EPIDURAL AKUT

Yang khas berbentuk lensa cembung bikonveks berdensitas tinggi

Terletak di dalam bawah tulang tengkorak dan menekan girus dan sulkus di bawahnya.

Dapat menyebabkan pergeseran ventrikel melewati garis tengah.

Sering terletak di regio temporalis atau temporo-parietalis.

Page 26: trauma kepala

HEMISFER SEREBRI DAN SEREBELI Bandingkan kedua sisi hemisfer serebri dan

serebeli, densitasnya dan Simetrinya. Hematoma intra serebral tampak sebagai

area hiperdensitas. Kontusio serebri tampak sebagai area

berbercak-bercak yang hiperdens. Pada cedera aksonal difus (DAI) tampak

gambaran CT Scan yang normal atau beberapa area kontusio serebri kecil yang tersebar dari beberapa area hipodensitas

Page 27: trauma kepala

VENTRIKEL

Perhatikan ukuran dan simetri dari ventrikel. Lesi masa yang cukup bermakna akan

menekan dan merubah bentuk ventrikel, terutama ventrikel lateralis.

TIK yang cukup bermakna sering disertai dengan gambaran ukuran ventrikel yang menyempit.

Perdarahan intra ventrikuler tampak sebagai regio-regio hiperdensitas (titik yang cerah) di dalam rongga ventrikel.

Page 28: trauma kepala

PERGESERAN Pergeseran garis tengah dapat terjadi akibat

suatu hematoma atau edema yang menekan septum pelusidum yang terletak diantara kedua ventrikel lateralis, bergeser menjauhi garis tengah. Garis tengah adalah garis yang menghubungkan krista Galli di anterior dan Inion yaitu proyeksi posterior puncak tentorium serebeli. Setelah mengukur jarak pergeseran antara septum pelusidum dan garis tengah maka untuk memperoleh nilai mutlaknya, dilakukan pencocokan dengan ukuran skala pada film CT Scan. Pergeseran lebih dari 5 mm merupakan petunjuk adanya lesi masa dan perlunya suatu tindakan pembedahan dekompresi.

Page 29: trauma kepala

MAKSILOFASIAL

Periksa tulang-tulang wajah terhadap adanya krepitus akibat fraktur.

Periksa sinus-sinus dan udara dalam sinus mastoideus akan adanya gambaran batas udara-air.

Fraktur tulang wajah, fraktur sinus, dan gambaran batas udara-air dalam sinus mastoideus merupakan indikasi suatu fraktur dasar tengkorak.

Page 30: trauma kepala

EMPAT CIRI “C” PADA HIPERDENSITAS Ingat adanya 4 keadaan dengan “C” pada

hiperdensitas: Contrast (Kontras). Clot (Bekuan darah). Cellularity (Tumor / Masa). Calsification (Kelenjar Pinealis, Plexus

Choroideus).

Page 31: trauma kepala