Upload
roro-widyastuti
View
277
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
1/23
I. TINJAUAN PUSTAKA
I.1. Anatomi dan Fisiologi
Abdomen adalah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuknya lonjong dan
meluas dari atas dari drafragma sampai pelvis di bawah. Rongga abdomen
dilukiskan menjadi dua bagian, abdomen yang sebenarnya yaitu rongga sebelah
atas dan yang lebih besar dari pelvis yaitu rongga sebelah bawah dan lebih kecil.
Batas-batas rongga abdomen adalah di bagian atas diafragma, di bagian bawah
pintu masuk panggul dari panggul besar, di depan dan di kedua sisi otot-otot
abdominal, tulang-tulang illiaka dan iga-iga sebelah bawah, di bagian belakang
tulang punggung dan otot psoas dan quadratus lumborum. Bagian dari rongga
abdomen dan pelvis beserta daerah-daerah (Pearce, 1999).
Abdomen terletak di antara thorax dan pelvis. Cavitas abdominis dibatasi
oleh dinding abdomen, terpisah oleh cavitas thoracis oleh diafragma, bagian atas
terlindung oleh sangkar dada, dan ke arah caudal bersinambungan dengan cavitas
pelvis. Cavitas abdominis berisi peritoneum, organ cerna (gaster, intestinum, hepar,
vessica biliaris, pancreas, lien, ren, glandula suprarenalis, kedua ureter). Cavitas
abdominis biasanya dibagi menjadi:
I.1.A. Sembilan area yang dibatasi oleh 4 bidang- dua bidang horizontal
(subcostal dan trantuberkular) dan dua bidang vertical (medioclavicula).
1
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
2/23
Rongga Abdomen dan Pelvis (Pearce, 1999)
Keterangan :
1. Hipokhondriak kanan
2. Epigastrik
3. Hipokhondriak kiri
4. Lumbal kanan
5. Pusar (umbilikus)
6. Lumbal kiri
7. Ilium kanan
8. Hipogastrik
9. Ilium kiri
I.1.B. Empat kuadran, yang dibatasi oleh 2 bidang yaitu 1 bidang horizontal
(transumbilical) dan 1 bidang vertical (median), menjadi regio kuadran kanan atas,
kuadran kiri atas, kuadran kanan bawah dan kuadran kiri bawah (Moore,Agur,2002)
2
http://4.bp.blogspot.com/_EibTHldYDRU/TF13ULQEChI/AAAAAAAAAb0/Iwvq1r9thl8/s1600/a.jpg7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
3/23
Sumber: http://anatomy.med.umich.edu/surface/abdomen/ab_quad.html
Gambar.2 Empat regio abdomen
I.2. Anatomi dalam abdomen
I.2.A.Peritoneum dan Cavitas peritonealis
Peritoneum adalah selaput serosa yang tembus pandang dan sinambung ,
terdiri dari dua lapis: (1). Peritoneum parietal yang melapisi dinding abdomen dan
(2). Peritoneum visceral yang menutupi visera (misalnya gaster dan intestinum).
Sedangkan cavitas peritonealis adalah ruang antara kedua lembar peritoneum ,
merupakan sebuah rongga potensial karena organ-organ tersusun berdekatan di
dalamnya. Dalam cavitas peritonealis, terdapat sedikit cairan sebagai lapisan tipis
untuk melumas permukaan peritoneum sehingga memungkinkan viscera abdomenbergerak satu terhadap yang lain. Peritoneum dan cavitas peritoneal terdapat dalam
cavitas abdominis. Hubungan antara viscera abdomen dan peritoneum adalah :
I.2.A.1.Organ intraperitoneal, adalah viscera abdomen yang diliputi oleh
peritoneum visceral, misal gaster.
3
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
4/23
I.2.A.2.Organ extraperitoneal (retroperitoneal), adalah viscera yang treletak antara
peritoneum parietal dan dinding abdomen dorsal, misalnya ren, pancreas, colon
ascenden, dan colon descenden
Mesenterium adalah lembar ganda peritoneum yang berawal sebagai lanjutan
peritoneum visceral pembungkus sebuah organ.Mesenterium menghubungkan
organ bersangkutan dengan dinding tubuh, Viscera abdomen yang memiliki
mesenterium mudah bergerak dimana derajat kebebasan bergerak bergantung dari
ukuran panjang mesenterium.
Terdapat 3 regio, yaitu rongga peritoneal, ruang retroperitoneal, dan rongga
pelvis. Rongga pelvis ini mengandung bagian-bagian dari rongga peritoneal maupun
ruang retroperitoneal (American college of surgeons committee on trauma,2004)
I.2.A.2.a. Rongga peritoneal
Dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian atas dan bawah. Rongga peritoneal
atas dilindungi oleh bagian bawah dari dinding thorak yang mencakup diafragma,
hepar, lien, gaster, dan colon transversum.Disebut juga bagian thoracoabdominal
abdomen. Sedangkan rongga peritoneal bawah berisi usus halus, bagian colon
ascenden, colon descenden, colon sigmoid, dan pada wanita organ reproduksi
internal.
I.2.A.2.b. Rongga pelvis
Rongga pelvis dilindungi oleh tulang pelvis, terdapat di dalamnya rectum,
vesica urinaria, pembuluh-pembuluh illiaca, dan pada wanita organ reproduksi
internal.
4
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
5/23
I.2.A.2.c. Rongga retroperitoneal
Merupakan rongga yang berada di belakang dinding peritoneum yang
melapisi abdomen, dan di dalamnya terdapat aorta abdominalis, vena cava inferior,
sebagian besar dari duodenum, pancreas, ginjal, dan ureter serta sebagian posterior
dari colon ascenden dan colon descenden, serta bagian pelvis yang terletak
retroperitoneal. Cedera pada organ retroperitoneal sulit dikenali karena daerah ini
jauh dari jangkauan pemeriksaan fisik dan juga cedera pada bagian ini tidak akan
memperlihatkan tanda maupun gejala peritonitis(American college of surgeons
committee on trauma, 2004).
I.2.B. Organ-organ dalam abdomen dapat dibagi menjadi:
I.2.B.1.Organ Intraperitoneal
I.2.B.1.a. Lambung dan Duodenum
Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat
di bawah diafragma. Lambung anterior di batasi di superior oleh diafragma, di
anterior oleh M.rectus abdominis, kanan oleh lobus hepatis sinistra, dan posterior
lambung berhubungan dengan pancreas, adrenalis sinistra, ginjal dan diafragma.Curvatura mayor berdekatan dengan colon transversum, dan curvature minor
berbatasan dengan hepar. Dalam keadaan kosong lambung menyerupai tabung
bentuk J dan bila penuh berbentuk seperti buah pir raksasa. Kapasitas normal
lambung adalah 1-2 liter. Secara anatomis lambung terdiri atas fundus, corpus,
antrum piloricum atau pylorus( Sabiston,2010 dan Price SA,Wilson LM,2006).
I.2.B.1.b.Duodenum melengkung sekeliling caput pankreatis dalam bentuk
C yang dimulai pada pylorus dan berakhir pada ligamentum Treitz, dengan panjang
sekitar 10 inchi dan dibagi menjadi 4 bagian : superior, descenden, horizontal, dan
ascenden. Lapisan duodenum analog dengan lambung, kecuali bagian pangkal dan
akhirnya, semuanya merupakan organ retroperitoneum. Duodenum mendapat suplai
darah dari a. gastroduodenalis, dimana cabang terminal dari a.gastroduodenalis
adalah a.pancreaticoduodenalis superior yang beranastomose dengan a.
pancreaticoduodenalis inferior.
5
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
6/23
I.2.B.1.c. lambung, berfungsi sebagai :
a. Tempat penyimpanan makanan sementara.
b. Mencampur makanan.
c. Melunakkan makanan.
d. Mendorong makanan ke distal.
e. Protein diubah menjadi pepton.
f. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.
g. Faktor antianemi dibentuk.
h. Khime yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum (Pearce,
2005).
I.2.B.1.d.Usus halus
Duodenum merupakan bagian paling proksimal usus halus, yang akan
dilanjutkan oleh jejunum dan ileum. Panjang usus halus mesenterica sekitar 20 kaki,
tetapi bervariasi besarnya karena kontraksi dan relaksasi, sehingga dalam keadaan
alamiah sekitar 10 kaki.Empat puluh persen pertama terdiri dari jejunum, dan 60
persen kemudian merupakan ileum. Tak ada batas yang pasti antara bagian usus
halus. Ketebalan dinding usus halus berubah bertahap menjadi lebih tipis ke arah
distal, demikian pula dengan lebar lumen.Jejunum dan ileum digantung dari suatumesenterium, pangkalnya meluas sekitar 15 cm dari ligament treitz setinggi L2 ke
valve ileocaecalis di kuadran kanan bawah setinggi L4-5. Sehingga jejunum
cenderung terletak dalam kuadran kiri atas dan ileum dalam kuadran kanan bawah
abdomen.
Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi usus besar.
Usus halus dapat dibagi menjadi beberapa bagian :
a. Duodenum adalah bagian pertama usus halus yang panjangnya 25 cm.
b. Yeyenum adalah menempati dua per lima sebelah atas dari usus halus.
c. Ileum adalah menempati tiga pertama akhir dari usus halus.
6
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
7/23
I.2.B.1.e. Hepar
Hati bersifat lunak dan lentur dan menduduki regio hypochondrium kanan,
meluas sampai regio epigastrium. Permukaan atas hati cembung melengkung pada
permukaan bawah diaphragma. Permukaan postero-inferior atau permukaan viseral
membentuk cetakan visera yang berdekatan, permukaan ini berhubungan dengan
pars abdominalis oesophagus, lambung, duodenum, flexura coli dextra, ginjal kanan,
kelenjar suprarenalis, dan kandung empedu.
Dibagi dalam lobus kanan yang besar dan lobus kiri yang kecil, yang
dipisahkan oleh perlekatan peritonium ligamentum falciforme.
Lobus kanan terbagi menjadi lobus quadratus dan lobus caudatus oleh
adanya kandung empedu, fissura untuk ligamentum teres hepatis, vena cava
inferior, dan fissura untuk ligamentum venosum. Porta hepatis atau hilus hati
ditemukan pada permukaan postero-inferior dengan bagian atas ujung bebas
omentum majus melekat pada pinggirnya. Hati dikelilingi oleh capsula fibrosa yang
membentuk lobulus hati. Pada ruang antara lobulus-lobulus terdapat saluran portal,
yang mengandung cabang arteri hepatica, vena porta, dan saluran empedu (segitiga
portal) .
I.2.B.1.f. Limpa.
Merupakan massa jaringan limfoid tunggal yang terbesar dan umumnya
berbentuk oval, dan berwarna kemerahan. Terletak pada regio hypochondrium kiri,
dengan sumbu panjangnya terletak sepanjang iga X dan kutub bawahnya berjalan
ke depan sampai linea axillaris media, dan tidak dapat diraba pada pemeriksaan
fisik. Batas anterior limpa adalah lambung, cauda pankreas, flexura coli sinistra.
Batas posterior pada diaphragma, pleura kiri ( recessus costodiaphragmatica kiri ),
paru kiri, costa IX, X, dan XI kiri.
7
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
8/23
I.2.B.1.g. Kandung empedu.
Vesica Fellia adalah kantong seperti buah pear yang terletak pada
permukaan viseral hati. Secara umum dibagi menjadi tiga bagian yaitu : fundus,
corpus dan collum. Fundus berbentuk bulat dan biasanya menonjol dibawah pinggir
inferior hati; dimana fundus berhubungan dengan dinding anterior abdomen setinggi
ujung rawan costa IX kanan. Corpus bersentuhan dengan permukaan viseral hati
dana arahnya keatas, belakang dan kiri. Sedangkan collum dilanjutkan sebagai
ductus cysticus yang berjalan dalam omentum minus untuk bersatu dengan sisi
kanan ductus hepaticus communis membentuk ductus choledochus. Batas anterior
vesica fellia pada dinding anterior abdomen dan bagian pertama dan kedua
duodenum. Batas posterior pada colon tranversum dan bagian pertama dan kedua
duodenum.
I.2.B.1.h. Colon dan Rectum
Colon merupakan bagian akhir usus yang terbentang dari ileum terminalis
sampai sambungan rectoanus. Colon terdiri dari colon ascenden, colon transversum,
colon descenden, dan sigmoid. Colon mempunyai panjang 1,5 meter dan terbentang
dari ileum terminalis sampai anus.Diameter sebesar 8,5cm dalam caecum,berkurang menjadi sekitar 2,5 cm dalam colon sigmoid dan sedikit berdilatasi dalam
rectum. Bagian ascenden terletak retroperitoneum sedangkan bagian transversum
dan sigmoid memiliki mesenterium sehingga intraperitoneum. Beberapa gambaran
luar yang membedakan colon dari usus halus mencakup kehadiran tiga pita otot
longitudinalis atau taenia coli yang ditempatkan melingkar sekeliling colon dan
bertemu pada basis appendiks.
Haustra juga terdapat pada dinding colon.Dinding colon terdiri dari 4
lapisan yaitu tunika serosa, muscularis, tela submucosa, dan tunika mucosa.Suplai
darah colon melalui a.mesenterica superior yang member 3 cabang yaitu
a.ileocolica, a.colica dextra, dan a.colica media dan a.mesenterica inferior yang
bercabang ke a.colica sinistra, a.hemoroidalis superior, dan a.sigmoidea.
8
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
9/23
I.2.B.1.i. Caecum
Caecum terletak pada fossa iliaca, panjang 6 cm, dan diliputi oleh
peritonium. Batas anterior pada lekukan-lekukan usus halus, sebagian omentum
majus, dan dinding anterior abdomen regio iliaca kanan. Batas posterior pada m.
psoas dan m. iliacus, n. femoralis, dan n. cutaneus femoralis lateralis. Batas medial
pada appendix vermiformis.
Appendix vermiformis panjangnya 8 13 cm, terletak pada regio iliaca
kanan. Ujung appendix dapat ditemukan pada tempat berikut : (1) tergantung dalam
pelvis berhadapan dengan dinding kanan pelvis; (2) melekuk di belakang caecum
pada fossa retrocaecalis; (3) menonjol ke atas sepanjang pinggir lateral caecum; (4)
di depan atau di belakang bagian terminal ileum (Sabiston,2010).
9
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
10/23
II. TRAUMA ABDOMEN
Dengan meningkatnya kecelakaan lalu lintas dan tindak kekerasan,
frekuensi trauma abdomen pun meningkat. Abdomen merupakan bagian tubuh
yang sering terpapar trauma. Luka pada isi rongga abdomen dapat terjadi dengan
atau tanpa tembusnya dinding perut.Mortalitas pada trauma abdomen tidak hanya
ditentukan oleh beratnya trauma atau adanya trauma penyerta, tetapi juga oleh
keterlambatan dalam menegakan diagnosis. Kematian biasanya disebabkan oleh
perdarahan atau peradangan dalam rongga peritoneum. Trauma abdomen
didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletak diantara diafragma
dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk (Ignativicus &
Workman, 2006).
II.1. Etiologi.
Berdasarkan penyebabnya, trauma abdomen dibagi atas 2 bagian besar yaitu
trauma abdomen dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum (trauma tembus)
dan trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga peritoneum (trauma tumpul).
Trauma tembus disebabkan oleh luka tusuk atau luka tembak, sedangkan trauma
tumpul oleh akibat pukulan, benturan, ledakan, deselerasi, kompresi, dan sabuk
pengaman. Organ pada abdomen yang terkena kerusakan terbagi atas dua, yaitu :
1. Organ Padat / solid yaitu : hati, limpa dan pancreas
2. Organ berlubang (hollow) yaitu : lambung, usus dan kandung kemih
II.2. Prevalensi
II.2.1 Trauma abdomen tumpul
Menurut penelitian pada tahun 2000 di Amerika Serikat, kurang lebih 5 juta
orang meninggal akibat trauma setiap tahunnya. Lebih dari 150.000 orang
meninggal akibat cedera , seperti kecelakaan lalu lintas dan cedera akibat jatuh.
10
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
11/23
Penelitian juga membuktikan trauma menjadi penyebab kematian no.1 orang-
orang yang berusia 1-44 tahun, dimana dalam rentang usia 15-25 tahun, 73%
meninggal akibat kecelakaan lalu lintas kendaraan bermotor (Udheani J,2008). Lebih
dari 50% trauma tumpul akibat kecelakaan lalu lintas yang biasanya disertai trauma
tumpul pada bagian tubuh lainnya .Pada pasien yang dilakukan laparotomi Karena
trauma tumpul, organ yang paling sering terkena adalah lien (40-55%), hepar(35-
45%), dan usus halus (5-10%). Sedangkan 15% hanya mengalami hematoma
retroperitoneal(American college of surgeons committee on trauma,2004).
Angka kecelakaan lalu lintas di Jabodetabek meningkat sepanjang 2010.
Pada tahun sebelumnya, angka kecelakaan mencapai 7.329. Sedangkan tahun
2010, jumlahnya meningkat 158 kasus, yaitu 7.487. Data akhir tahun Polda Metro
Jaya menunjukkan kenaikan tersebut mencapai 2,11 persen. Namun dari sisi jumlah
korban meninggal dunia karena kecelakaan mengalami penurunan. Pada tahun
2010 berjumlah 938 orang, sementara tahun sebelumnya 1.071 orang tewas akibat
kecelakaan. Penurunan korban tewas mencapai 133 orang atau dalam prosentase
14,17 persen. Kecelakaan juga kerap mengakibatkan korbannya menderita luka
berat, yaitu cacat tubuh, seperti patah tulang atau geger otak. Sejumlah 3.232
korban kecelakaan mengalami luka berat pada 2010 ini. Sedangkan tahun lalu,
jumlah mereka mencapai 3.388. Bila dibandingkan, korban luka berat pada 2010
lebih kecil 156 orang dibandingkan tahun sebelumnya atau 4,82 persen
(Republika.co.id, 2010).
II.2.2 Trauma tajam abdomen
Dari seluruh kasus trauma abdomen di RSCM, trauma tembus akibat
luka tusuk menempati tempat teratas (65%) diikuti trauma tumpul.Luka tusuk
tersering mengenai hepar (40%), usus halus(30%), diafragma(20%), dan colon
(15%). Luka tembak mengakibatkan kerusakan yang lenih besar, yang ditentukan
oleh jauhnya perjalanan pelurudan berapa besar energy kinetiknya maupun
kemungkinan pantulan peluru, maupun efek pecahan tulangnya.Luka tembak paling
sering mengenai usus halus(50%), colon (40%), hepar (30%), dan pembuluh darah
abdominal(25%) (American college of surgeons committee on trauma,2004).
11
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
12/23
II.3. Mekanisme trauma.
II.3.A. Trauma tumpul.
Merupakan trauma perut tanpa penetrasi ke dalam rongga peritoneum
Biasanya diakibatkan oleh pukulan, benturan, ledakan, deselerasi, kompresi, atau
sabuk pengaman (seat belt). Suatu pukulan langsung, misalnya terbentur pinggiran
stir ataupun bagian pintu mobil yang terdorong ke dalam karena kecelakaan mobil,
dapat menyebabkan trauma kompresi ataupun crush injury terhadap organ
visera.Kekuatan seperti ini dapat merusak organ padat maupun organ berongga dan
dapat mengakibatkan rupture terutama organ-organ yang distensi (misal uterus ibu
yang sedang hamil), dan mengakibatkan perdarahan maupun peritonitis.Trauma
tarikan (shearing injury), terhadap organ viscera sebenarnya adalah crush injury
yang terjadi bila suatu alat pengaman (misalnya seat belt atau komponen pengaman
bahu) tidak digunakan secara benar.Pasien yang mengalami cedera sepeda motor
dapat mengalami cedera deselerasi dimana terjadi pergerakan yang tidak sama
antara suatu bagian yang terfiksir dan bagian yang bergerak, seperti rupture lien
ataupun rupture hepar dengan ligamennya.
II.3.B. Trauma tajam
Merupakan trauma perut dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum.
Biasanya disebabkan oleh luka tusuk dan luka tembak. Luka tusuk ataupun luka
tembak (kecepatan rendah) akan mengakibatkan kerusakan jaringan karena laserasi
ataupun terpotong. Luka tembak dengan kecepatan tinggi akan menyebabkan
transfer energy kinetic yang lebih besar terhadap organ visera, dapat pecah menjadi
fragmen yang mengakibatkan kerusakan lainnya.
II.4. Patofisiologi
Trauma tumpul pada abdomen disebabkan oleh pengguntingan,
penghancuran atau kuatnya tekanan yang menyebabkan rupture pada usus atau
struktur abdomen yang lain.
12
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
13/23
Luka tembak dapat menyebabkan kerusakan pada setiap struktur didalam
abdomen. Tembakan menyebabkan perforasi pada perut atau usus yang
menyebabkan peritonitis dan sepsis.
Patofisiologi yang terjadi berhubungan dengan terjadinya trauma abdomen adalah :
1. Terjadi perpindahan cairan berhubungan dengan kerusakan pada jaringan,
kehilangan darah dan shock.
2. Perubahan metabolic dimediasi oleh CNS dan system makroendokrin,
mikroendokrin.
3. Terjadi masalah koagulasi atau pembekuan dihubungkan dengan perdarahan
massif dan transfuse multiple
4. Inflamasi, infeksi dan pembentukan formasi disebabkan oleh sekresi saluran
pencernaan dan bakteri ke peritoneum
5. Perubahan nutrisi dan elektrolit yang terjadi karena akibat kerusakan
integritas rongga saluran pencernaan.
II.5. Penilaian
Pada trauma tumpul yang sering terkena adalah hepar, lien, maupun ginjal,
walaupun dengan semakin banyaknya penggunaan seat beltsemakin banyak ruptur
organ berongga, trauma spinal, dan ruptur uterus terjadi. diagnosa kadang sulit
untuk cedera diafragma, duodenum, pankreas, traktus urinarius, maupun usus
halus.
II.5.A. Spesific Injuries
II.5.A.1. Diafragma
Robekan diafragma bisa terjadi di bagiam manapun dari kedua
diafragma, yang paling sering terkena adalah diafragma kiri. Cedera
biasanya 5-10 cm panjangnya dengan lokasi di posterolateral dari diafragma
kiri. Pada pemeriksaan Thorax foto awal akan kelihatan diafragma yang lebih
tinggi ataupun kabur, bisa berupa hematothorax, ataupun adanya bayangan
13
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
14/23
udara yang membuat kaburnya gambaran diafragma, ataupun kelihatanya
dari NGT yang terpasang dalam gaster terlihat di thorax. Pada sebagian kecil
pasien foto thorax tidak memperlihatkan kelainan.
II.5.A.2. Duodenum
Ruptur duodenum ditemukan pada pengendara yang tidak
mengguanakan sabuk pengaman dengan kejadian tabrakan frontal dengan
pukulan langsung pada abdomen, misalnya kena stang motor. Adanya
aspirasidarah dari gaster ataupun adanya udara retroperitoneum pada foto
rontgen-foto abdomen menyebabkan kecurigaan akan terjadinya cedera
duodenum. Untuk pasien yang di curigai, bisa dilakukan pemeriksaan rontgen
gastrointestinal atas maupun CT-Scan dengan double contrast.
II.5.A.3. Pankreas
Umunya ceddera pankreas terjadi pada pukulan langsung di epigastrium.
Dengan columna vertebralis sebagai alas. Adanya amilase yang normal pada
awalnya tidak menyingkirkan kemungkinan cedera pankreas. Bisa jugasebaliknya terjadi peninggian kadar amilase dengan sumber di luar pankreas.
Kecuali bila kita secra konstan mendapatkan peninggian kadar amilase, maka
kita sudah harus memerikasa kemungkinana adanya cedera pankreas
ataupun viscera lainnya. Pada 8 jam pertama pasca trauma, pemeriksaan
dengan Ct dengan double contrast bisa saja belum memperlihatkan cedera
pankreas: kita harus mengulangi pemerikasaan ini bilamana tetap ada
kecurigaan cedera. Bilamana pemeriksaan Ct ulangan hasilnya tidak
memperllihatkan perbedaan, dianjurkan melakukan tindakan eksplorasi
bedahatau alternatif lain yang mungkin bermanfaat adalah pemeriksaan
endoscopiretrograde Cholangiopancreatography (ERCP).
II.5.A.4. Usus Halus.
Trauma tumpul usus biasanya terjadi karena adanya deselerasi tiba-tiba dengan efek robeknya bagian yang terfiksir, terutama bila pemakaian
14
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
15/23
seat belt tidak tepat. Adanya jejas yang transversal, linier pada dinding
perut(seat belt sign) ataupun adanya fraktur distraksi lumbal (chance fractur)
pada X-ray harus menyebabkan dicurigai adanya cedera usus. Pada
sebagian pasien ada sakit perut yang hebat dengan nyeri tekan. Pada
sebagian lagi diagnosa agak sulit karena perdarahan yang minimal terjadi
pada organ yang tertarik, untuk pasien seperti ini USG maupun CT-scan
sering tidak diagnostik sifatnya, dan DPL menjadi pilihan yang lebih baik.
II.5.A.1. Cedera Organ Padat
Cedera pada hepar, lien, ataupun ginjal yang mengakibatkan syok,
instabilitas hemodinamik maupun bukti klinis adanya perdarahan yang masih
berlangsung menjadi indikasi perlunya dilakukan laparotomi. Cedera organ
padat dengan hemodinamik yang normal sering berhasil ditangani secara
konservatif: pasien seperti ini harus di rawat dengan observasi yang ketat.
Disini perlu evaluasi oleh ahli bedah. Pada 5% pasien dengan adanya dugaan
cedera organ padat yang terisolir bisa bisa didaptkan adanya cedera organ
berongga.
Hal yang harus ditentukan adalah ada trauma abdomen atau tidak.
Kriteria kecurigaan trauma abdomen:
a. Hemodinamik tak stabil dengan penyebab tak diketahui
b. Shock hipovolemik dg penyebab tak diketahui
b. rauma thoraks berat
c. Trauma pelvis
d. Gangguan kesadaran
e. Hematuria
f. Tanda-tanda objektif abdomen (nyeri tekan,dsb)
g. Mekanismenya terjadi trauma berat
II.5.B. Anamnesis
15
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
16/23
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
17/23
Adanya kekakuan perut pasien merupakan tanda yang bermakna untuk
rangsang peritoneal. Tujuan palpasi adalah untuk mendapatkan adanya nyeri lepas,
dimana nyeri lepas setelah tangan yang menekan kita lepaskan menunjukan
peritonitis. (American college of surgeons committee on trauma,2004).
Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan adalah (1). pemeriksaan rectum
dimana adanya darah menunjukan kelainan pada usus besar, (2). Kuldosentesis,
kemungkinan adanya darah dalam lambung , dan (3) kateterisasi, adanya darah
menunjukan lesi pada saluran kemih (Ahmadsyah I, 2006). Selain pemeriksaan fisik
abdomen, bagian organ lain yang harus diperiksa antara lain pelvis, perineum,
rectum serta organ kelamin.
II.5.D. Pemeriksaan Diagnostik Pada Trauma Tumpul
II.5.D.1. Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL)
Merupakan prosedur invasif yang dapat cepat dikerjakan untuk mengetahui
perdarahan intraperitoneal. Dilakukan untuk pasien dengan trauma tumpul multiple
dengan hemodinamik yang abnormal, terutama bila dijumpai keadaan sepertiperubahan sensorium (trauma capitis, intoksikasi alcohol), perubahan sensasi
(trauma spinal), pemerikasaan fisik diagnostik tidak jelas, juga di indikasikan pada
pasien dengan hemodinamik normal dengan keadaan seperti yang telah disebutkan.
Kontra indikasi untuk DPL adalah adanya indikasi yang jelas untuk laparotomi.
Adanya aspirasi darah segar melalui tube DPL pada pasien dengan hemodinamik
yang abnormal menunjukkan indikasi kuat untuk laparotomi. Selain itu adanya
tanda-tanda kerusakkan intraperitoneal seperti adanya rangsangan peritoneal,
cairan atau udara bebas dalam rongga perut, adanya darah dalam lambung, buli,
rectum, juga dilakukan laparotomi.
17
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
18/23
DPL, Merupakan pemeriksaan tambahan yang sangat berguna untuk
menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritoneum. Lebih dari 100.000
eritrosit/mm3 atau leukosit lebih dari 500/mm3 atau pengecetan Gram (+) untuk
bakteri dalam larutan NaCl yang keluar dari rongga peritoneum setelah dimasukkan
100-200 ml larutan NaCl 0.9% selama 5 menit, merupakan indikasi untuk laparotomi.
II.5.D.2. FAST (Focused Assessment Sonography in Trauma)
Individu yang terlatih dengan baik dapat menggunakan USG untuk
mendeteksi adanya hemoperitoneum. Ultrasound memberikan cara yang cepat non
invasive, akurat dan murah untuk mendeteksi hemoperitoneum, dan dapat diulang
kapanpun.
II.5.D.3. CT Scan
Dilakukan pada pasien dengan hemodinamik stabil dimana tidak perlu
segera dilakukan laparotomi. Dengan CT Scan dapat diperoleh keterangan
mengenai organ yang mengalami kerusakkan dan tingkat kerusakkannya, juga bisa
untuk mendiagnosa trauma retroperitoneal maupun pelvis yang sulit di diagnose
dengan pemeriksaan fisik, FAST, DPL.
II.5.E. Penanganan
18
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
19/23
Penanganan penderita yang terluka memerlukan penilaian yang cepat
dan pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian.
II.5.E .1. Primary survey
Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi berdasarkan jenis
perlukaan, tanda vital, dan mekanisme trauma.
A : Airway, menjaga airway dengan control cervical (cervical spine control). Yang
pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas, meliputi pemeriksaan adanya
obstruksi jalan nafas yang disebabkan benda asing ataupun fraktur tulang wajah.
Dapat dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust. Selama memperbaiki
airway tidak boleh dilakukan ekstensi, fleksi atau rotasi dari leher. Pada penderita
yang masih sadar dapat dipakai nasopharyngeal airway. Bila penderita tidak sadar
dapat dipakai oropharyngeal airway (American college of surgeons committee on
trauma,2004).
B : Breathing, menjaga pernafasan dengan ventilasi, yaitu dengan memberikan
nafas buatan, intubasi. Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi
pernafasan. Auskultasi dilakukan untuk memastikan masuknya udara kedalam paru.
Perkusi untuk menilai adanya udara atau darah dalam rongga pleura. Inspeksi dan
palpasi dapat memperlihatkan kelainan dinding dada yang mengganggu ventilasi.
C : Circulation, (dengan control perdarahan) . Diperlukan penilaian yang cepat dari
status hemodinamik penderita, dapat dinilai dari tingkat kesadaran, warna kulit, nadi.
Bila ada gangguan sirkulasi harus dipasang sedikitnya dua IV line. Pada saat datang
penderita di infuse cepat dengan 2-3 liter cairan kristaloid.
D : Disability, Tentukan status neurologis.
E : Exposure atau Environmental Controle : Buka baju penderita, cegah hipotermia.
II.5.E .2. Secondary Survey.
19
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
20/23
Secondary survey baru dapat dilakukan setelah primary servey selesai.
Resusitasi dilakukan dan A B C penderita dipastikan membaik. Secondary Survey
adalah pemeriksaan kepala sampai kaki termasuk reevaluasi pemeriksaan tanda
vital.
Bila A B C sudah dilakukan, sering dilakukan pemasangan kateter dan pipa
lambung sebagai bagian dari resusitasi. Pemasangan pipa lambung selain untuk
diagnostic juga untuk pengosongan isi lambung yang dapat mencegah terjadinya
aspirasi. Sedangkan kateter dipasang untuk mengosongkan kandung kemih dan
menilai urine yang keluar. Beberapa pemeriksaan penting yang juga dilakukan
antara lain, pengambilan sample darah dan urine, pemeriksaan x-ray untuk
screening trauma tumpul dan tajam, serta CT scan.
20
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
21/23
II.5.F. Indikasi operasi pada trauma tumpul abdomen :
1. Gejala peritonitis : nyeri pada seluruh lapang perut, defanse muscular (+),
demam.
21
7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
22/23
2. Syok yang tidak teratasi : akral dingin , kesadaran turun, nafas cepat,tekanan
darah turun
3. Syok berulang.
III. DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmadsyah I, (2006). Abdomen Akut, dalam Kumpulan Kuliah Ilmu
Bedah.Jakarta : FKUI, hal. 51-56.
2. Ahmadsyah I, (2005). Trauma dan Bencana , dalam Sjamsuhidajat R, Jong,
WD. Buku Ajar Ilmu Bedah,ed.2.Jakarta : EGC.hal.89-117.
3. American College of Surgeon .(2004). Advanced Trauma Life Support For
Doctors.ed.7. USA. Hal.143-159.
4. Moore, KL, Agur, AM. (2002).Anatomi Klinis Dasar.Jakarta: EGC,hal.80-132.
5. Ritchie WP, Perez AR. (2010).Lambung dan Duodenum, dalam Sabiston,
DC.Buku Ajar Bedah (Essential of Surgery).ed 1.Jakarta: EGC.hal.513-520.
6. Ignativicus, Donna D ; Workman. 2006. Medical Surgical Nursing Critical
Thinking for Collaborative Care. USA : Elsevier Saunders
7. Udeani J. Abdominal Trauma Blunt, (2010) in www.emedicine.com. Accesses:
februari, 2, 2010.
8. http://anatomy.med.umich.edu/surface/abdomen/ab_quad.html(diakses
tanggal 18 Mei, pukul 11 diakses tanggal 18 Mei, pukul 11.15)
9. http://catatanradiograf.blogspot.com/2010/08/anatomi-abdomen.html (diakses
tanggal 18 Mei, pukul 10.15)
10.http://hileud.com/angka-kecelakaan-lalu-lintas-di-jakarta-meningkat.html.
(diakses tanggal 18 Mei, pukul 11 diakses tanggal 18 Mei, pukul 10.15)
22
http://catatanradiograf.blogspot.com/2010/08/anatomi-abdomen.htmlhttp://hileud.com/angka-kecelakaan-lalu-lintas-di-jakarta-meningkat.htmlhttp://catatanradiograf.blogspot.com/2010/08/anatomi-abdomen.htmlhttp://hileud.com/angka-kecelakaan-lalu-lintas-di-jakarta-meningkat.html7/28/2019 Trauma Tumpul Abdomen - Ricky Zulkarnain
23/23
11.http://ilmubedah.info/trauma-abdomen-
20110219.html(diakses tanggal 18 Mei, pukul 11 diakses tanggal 30
Mei, pukul 23.15)
12.http://lowerstomachexercises.com/wp-content/uploads/2011/02/abdominal-
muscles-anatomy.jpg ( diakses tanggal 18 Mei, pukul : 12.45 wib)
13.http://nursingforuniverse.blogspot.com/2010/01/trauma-abdomen.html
(diakses tanggal 18 Mei, pukul 13.15 wib).
23
http://ilmubedah.info/trauma-abdomen-20110219.htmlhttp://ilmubedah.info/trauma-abdomen-20110219.htmlhttp://lowerstomachexercises.com/wp-content/uploads/2011/02/abdominal-muscles-anatomy.jpghttp://lowerstomachexercises.com/wp-content/uploads/2011/02/abdominal-muscles-anatomy.jpghttp://nursingforuniverse.blogspot.com/2010/01/trauma-abdomen.htmlhttp://ilmubedah.info/trauma-abdomen-20110219.htmlhttp://ilmubedah.info/trauma-abdomen-20110219.htmlhttp://lowerstomachexercises.com/wp-content/uploads/2011/02/abdominal-muscles-anatomy.jpghttp://lowerstomachexercises.com/wp-content/uploads/2011/02/abdominal-muscles-anatomy.jpghttp://nursingforuniverse.blogspot.com/2010/01/trauma-abdomen.html