20
I . a BAB II PEMBAHASAN A. SURAT PERMINTAAN VISUM Nomor : A.901 / 119 / VI / 2015 / SPK Makassar 5 Juni 2015 Lampiran : - Perihal : Permintaan Visum Et Revertum Kepada Yth. KEPALA RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR di Makassar PERMINTAAN VISUM ET REVERTUM (LUKA) 1. Rujukan: a. Pasal 133 dan pasal 136 KUHAP b.Undang-undang No. 2 tahun 2002, tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia c.Laporan Polisi Nomor: LP / 280 /VI / 2015 / Restabes Makassar / Sek. Mamajang, tgl 5 Juni 2015 2.Bersama dengan ini dikirimkan seorang perempuan dengan identitas sebagai berikut: Nama : Ananda Tri Wahyudarti Tmpat / Tgl. Lahir : Makassar / 24-09-1993 Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Wiraswasta Alamat / Tempat tinggal : Jl. Pahlawan No. 9, Makassar Telepon / Handphone : 085296532911 Kewarganegaraan : Indonesia 3.a. Orang tersebut diduga mengalami tindak kekerasan hingga mengakibatkan sakit atau luka: II .b

LUKA BENDA TUMPUL

Embed Size (px)

DESCRIPTION

forensik medikolegal

Citation preview

BAB IIPEMBAHASAN A. SURAT PERMINTAAN VISUMNomor: A.901 / 119 / VI / 2015 / SPK Makassar 5 Juni 2015

Lampiran: -

Perihal : Permintaan Visum Et Revertum

Kepada

Yth.KEPALA RUMAH SAKIT

LABUANG BAJI MAKASSAR

di

Makassar

PERMINTAAN VISUM ET REVERTUM

(LUKA)

1.Rujukan:

a.Pasal 133 dan pasal 136 KUHAP

b.Undang-undang No. 2 tahun 2002, tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia

c.Laporan Polisi Nomor: LP / 280 /VI / 2015 / Restabes Makassar / Sek.

Mamajang, tgl 5 Juni 20152.Bersama dengan ini dikirimkan seorang perempuan dengan identitas sebagai berikut:

Nama: Ananda Tri Wahyudarti

Tmpat / Tgl. Lahir: Makassar / 24-09-1993

Jenis Kelamin: Perempuan

Pekerjaan: Wiraswasta

Alamat / Tempat tinggal: Jl. Pahlawan No. 9, Makassar

Telepon / Handphone: 085296532911

Kewarganegaraan: Indonesia

3.a. Orang tersebut diduga mengalami tindak kekerasan hingga mengakibatkan

sakit atau luka:

1). Di bagian mata sebelah kanan

2).

3).

b.Melapor ke kantor Polisi pada Hari Jumat, tanggal 5 Juni 2015, pukul 09.00

WITA.

c.Ditemukan Polisi pada Hari Jumat, tanggal 5 Juni 2015, pukul 09.00 WITA.

4.Mohon bantuan untuk dilakukan pemeriksaan luar dan dibuatkan Visum et

Revertum Luka.

5. Demikianlah untuk menjadikan maklum dan kerja sama yang baik kami ucapkan terima kasih.

YANG MENERIMA:

Nama: Nurul Qalbi RamadhaniJabatan: Dokter Muda Bagian Forensik

Hari / Tanggal: Jumat, 5 Juni 2015

Tanda Tangan:B. Multiple Cause of Damage

Damage

: Satu luka memar dengan warna sama dengan kulit sekitarnya pada pipi kanan Penyebab langsung (A1) : Pecahnya pembuluh darah kecil (kapiler) di bawah kulit dan kerusakan bagian kulit paling luar (kulit ari). Penyebab dasar (A2) : Trauma benda tumpul.C. Hasil Pemeriksaan

Dari hasil pemeriksaan luar ditemukan tampak satu buah luka memar di mata kanan, dengan lokasi luka yaitu empat koma dua sentimeter dari garis tengah tubuh dan satu koma lima sentimeter sebelah bawah dari garis pertengahan alis, bentuk luka tidak teratur dengan ukuran panjang lima sentimeter, lebar empat sentimeter, garis batas luka tidak begitu tegas, warna pada daerah luka tampak seperti warna hijau kekuningan dan terdiri atas kulit yang masih utuh, daerah disekitar kulit (garis batas luka) tidak ditemukan kelainan, dan ditemukan nyeri tekan pada luka.

Tinjauan PustakaLuka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau pembedahan.1Luka benda tumpul adalah luka yang diakibatkan oleh benda benda yang memiliki permukaan yang tumpul yang mengenai tubuh. Benda tumpul bila mengenai tubuh dapat menyebabkan luka, yaitu luka lecet, memar, luka robek terbuka dan bila kekerasan benda tumpul tersebut sedemikian hebatnya dapat pula menyebabkan patah tulang. Penyebab trauma akibat benda tumpul antara lain batu, kayu, martil, terkena bola, ditinju, jatuh dari tempat tinggi, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain sebagainya.2,3

Organ atau jaringan pada tubuh mempunyai beberapa cara menahan kerusakan yang disebabkan objek atau alat dengan permukaan yang tumpul, daya tahan tersebut menimbulkan berbagai tipe luka yakni1. Luka lecet (abrasi)Luka lecet adalah luka yang superficial dimana kerusakan pada tubuh umumnya hanya berbatas pada epidermis kulit dimana pada umumnya luka terjadi sebagai akibat bersentuhannya kulit dengan benda tumpul yang memiliki permukaan kasar atau runcing contohnya aspal maupun kuku. Misalnya pada kecelakaan lalu lintas, tubuh terbentur aspal jalan, atau sebaliknya benda tersebut yang bergerak dan bersentuhan dengan kulit.2,3Walaupun kerusakan yang ditimbulkan minimal sekali, luka lecet mempunyai arti penting dalam ilmu kedokteran kehakiman, oleh karena dari luka tersebut dapat memberikan banyak petunjuk dalam banyak hal. Manfaat interpretasi luka lecet ditinjau dari aspek medikolegal seringkali diremehkan. Padahal pemeriksaan luka lecet yang diteliti disertai pemeriksaan di TKP dapat mengungkapkan peristiwa yang sebenarnya terjadi. Sesuai dengan mekanisme terjadinya, luka lecet dapat diklasifikasi sebagai luka lecet gores, luka lecet serut, luka lecet tekan, dan luka lecet geser.4,5Jenis jenis luka lecet:4,51. Luka Lecet Gores/Scratch : Diakibatkan oleh benda runcing (misalnya kuku jari yang menggores kulit) yang menggeser permukaan kulit (epidermis) di depannya dan mengakibatkan lapisan tersebut terangkat sehingga dapat menunjukan arah kekerasan yang terjadi. Berbeda dengan luka iris dimana pada luka gores jaringan yang rusakmenyobek bukan mengiris. Pada luka lecet gores umumnya ujung kulit tampak pada bagian akhir goresan dengan awal luka yang bersih.

2. Luka Lecet Serut (Graze) : Adalah variasi dari luka gores yang daerah persentuhannya dengan permukaan kulit lebih lebar. Arah kekerasan ditentukan dengan melihat letak tumpukan epitel.

3. Luka Lecet Tekan : Disebabkan oleh penjejakan benda tumpul pada kulit misalnya bersentuhannya tubuh dengan kendaraan ban kendaraan sehingga pada kulit akan terlihat bekas sesuai dengan alur kendaraan ban tersebut.4. Luka Lecet Geser : Disebabkan oleh tekanan linier pada kulit disertai gerakan bergeser, misalnya pada kasus gantung atau jerat.2. Luka Memar

Luka memar (bruise/contussion) adalah jenis kekerasan benda tumpul(blunt force injury) yang merusak atau merobek pembuluh darah kapiler dalam jaringan subkutan sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya.6 Letak, bentuk dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti:4,5 Besarnya kekuatan. Semakin besar kekuatan yang diterima maka akan adanya luka memar lebih besar.

Kondisi dan jenis jaringan (jaringan ikat longgar, jaringan lemak). Semakin sedikit kandungan jaringan ikat longgar dan jaringan lemak maka semakin mudah juga adanya luka memar.

Usia. Semakin usia tua maka lebih mudah adanya luka memar, karenapada usia tua lapisan kulit (epidermis dan dermis) lebih tipis, keelastisitas kulit, dan pembuluh darah pada usia tua sudah rapuh. Begitu pula pada anak bayi. Pada bayi mudah terjadi memar yang diakibatkan karena karena sifat kulit yang longgar dan masih tipisnya jaringan lemak subkutan

Jenis kelamin. Pada wanita lebih mudah untuk menimbulkan adanya luka memar, karena lapisan kulit pada wanita lebih tipis.

Corak dan Warna kulit. Memar akan mudah terlihat pada kulit yang berwarna lebih terang/putih.

Kerapuhan Pembuluh darah. Semakin rapuh pembuluh darah maka semakin mudah adanya luka memar, ini sejalan dengan bertambahnya umur.

Lokasi. Lokasi yang memiliki pembuluh darah lebih banyak semakin memudah adanya luka memar.

Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan informasi mengenai bentuk dari benda tumpul adalah apa yang dikenal dengan marginal haemorrhages, misalnya bila tubuh korban terlindas ban kendaraan, dimana pada tempat dimana terdapat tekanan justru tidak menunjukkan kelainan. Perdarahan akan menepi sehingga terbentuk perdarahan tepi yang bentuknya sesuai dengan bentuk celah antara kedua kembang ban yang berdekatan. Hal yang sama misalnya bila seseorang dipukul dengan rotan atau benda yang sejenis, maka akan tampak memar yang memanjang dan sejajar yang membatasi daerah yang tidak menunjukkan kelainan. Daerah antara kedua memar yang sejajar dapat menggambarkan ukuran lebar dari alat pemukul yang mengenai tubuh korban.4,5Umur luka memar secara kasar dapat diperkirakan dari perubahan warna yang terjadi pada memar4,5a. Umumnya diawali dengan bengkakb. Mula-mula memar berwarna merahc. Kemudian berubah menjadi ungu kehitamand. Pada hari ke 4-5 menjadi hijaue. Pada hari ke 7 sampai dengan 10 warna kuning dan akhirnyamenghilang dalam 14 sampai dengan 15 hari

Perubahan warna ini semua disebabkan oleh aktivitas dari hemoglobin. Dimana hemoglobin ini akan keluar ke ruang ekstravaskular akibat dari kekerasan benda tumpul. Setelah itu Hb akan di fagositosis oleh makrofag dan degradasi yang berurutan dari Hb kemudian menjadi biliverdin lalu bilirubin dan terakhir menjadi hemosiderin. Dimana Hb ini akan memberikan warna merah pada memar, biliverdin memberikan warna hijau, bilirubin memberikan warna kuning, dan hemosiderin memberikan warna emas/warna coklat. Selain itu juga perubahan itu disebabkan oleh faktor oksigen, dimana ketika perubahan dari merah ke biru disebabkan Hb yang kehilangan oksigen dan ketika hijau berubah menjadi kuning yangmerupakan disintegrasi dan penyerapan darah secara bertahap.4,5

Tetapi perubahan warna ini juga tergantung kembali kepada masingmasing individu, mengenai kecepatan penyerapan dan sebagainya. 3. Luka Robek (Laserasi)

Luka robek (laserasi) merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul, cedera ini mengakibatkan robekan pada kulit dan jaringan subkutan dengan pinggiran luka yang tercabik cabik dan bentuk yang pada umumnya irregular. Cedera akibat benda tumpul ini menyebabkan kulit teregang ke satu arah dan bila batas elastisitas kulit terlampaui, maka akan terjadi robekan pada kulit. Luka yang terjadi ini adalah akibat robekan jaringan dan bukan karena terpotongnya jaringan.4Ciri ciri luka robek yaitu4,5 :

Pinggiran luka tidak teratur dan tercabik cabik.

Tepi atau dinding tidak rata

Tampak jembatan jaringan antara kedua tepi luka

Bentuk dasar luka tidak beraturan

Pada sisi luka sering terdapat luka memar

Akar rambut tampak hancur atau tercabut

Kemungkinan untuk infeksi lebih besar terutama jika jaringan tubuh yag lebih dalam juga mengalami cedera dan tidak mendapat pengobatan yang sesuai.

Luka robek biasanya tidak menggambarkan alat yang digunakan. Perkiraan waktu terjadinya luka robek sulit ditentukan berdasarkan bentuk dan warna kulit tidak sepeti luka memar. Penyembuhan luka robek tergantung pada vaskularisasi, kesehatan tubuh korban, ukuran luka dan ada tidaknya komplikasi seperti infeksi. Disebabkan oleh karena kompenan jaringan tubuh berbeda kekuatannya, maka jika kita melihat ke dasar luka tersebut, tampak jembatan jaringan dari ujung ke ujung. Jembatan jaringan itu merupakan bukti bahwa korban tidak menerima kekerasan dari trauma benda tajam.4,5A. Diagnosis dan Pemeriksaan

Diagnosis dibuat berdasarkan dari hasil anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan, setelah data data yang dibutuhkan didapatkan kemudian dicoba untuk ditarik satu kesimpulan atau beberapa assessment untuk membantu terapi yang lebih efektif yang dibutuhkan oleh pasien.5Pada pasien ini diagnosis didapatkan dari anamnesis pada pasien mengenai kronologi kejadian dan bagaimana pasien mendapat luka tersebut, dimana pasien mengakui bahwa pasien dipukul oleh satu orang pelaku sehingga pasien mendapat luka luka tersebut. Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien hanyalah pemeriksaan fisik luar saja tanpa pemeriksaan penunjang lainnya, hal ini disebabkan karena luka luka pada tubuh pasien tidak ada yang membutuhkan pemeriksaan penunjang lain seperti foto x-ray dan sebagainya. Dari hasil gabungan antara anamnesis dan pemeriksaan fisik ditariklah beberapa kesimpulan antara lain luka pada pasien didapatkan karena trauma benda tumpul dan didapatkan assessment yaitu luka memar pada bagian mata kanan.B. Penatalaksanaan

Perawatan luka pada pasien ini karena mengalami luka memar hanya diberikan perawatan dengan memberikan kompres dengan air dingin dan pertahankan selama kurang lebih 10 menit dan diberikan sedikit tekanan untuk mengurangi pembengkakan. Dua hari setelah trauma gunakan kompres air hangat selama kurang lebih 20 menit tiga kali sehari. 5,7,8Pada pasien ini tidak ada penatalaksanaan yang diberikan. Namun pada pasien disarankan untuk mengkompresnya dengan air hangat setelah sampai dirumah. C. Komplikasi Komplikasi dari luka memar sendiri bisa terjadi jika perdarahan dalam yang dialami pasien cukup massive yang dapat mengakibatkan kegagalan sirkulasi, contohnya jika memar didapatkan pasien pada abdomen sedangkan didalam tubuh sudah terjadi perdarahan massive akibat kerasnya cedera yang dialami pasien sehingga organ dalam tubuh menjadi rupture contohya rupture limpa. 5,7Pada pasien ini tidak didapatkan adanya komplikasi.

D. Prognosis Secara umum pada luka memar prognosis baik maupun buruk tergantung pada tempat terjadinya luka memartersebut dan usia orang yang terkena luka memar tersebut. Sebagai contoh jika memar yang terjadi pada lutut tentunya prognosisnya lebih baik dibandingkan jika luka memar yang terjadi pada kepala terutama jika pasien mengalami muntah maupun pusing setelah terkena cedera.

Prognosis bagi pasien ini baik.5,7E. Aspek Hukum

Tujuan pemeriksaan kedokteran forensik pada korban hidup adalah untuk mengetahui penyebab luka atau sakit dan derajat parahnya luka atau sakit tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi rumusan delik dalam KUHP. Maka jelaslah disini bahwa pemeriksaan kedokteran forensik tidak ditujukan untuk pengobatan.9,10Untuk memahami yang dimaksud dengan kualifikasi derajat luka sebaiknya mempelajari terlebih dahulu pasal-pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yang bersangkutan dengan penganiayaan.9,10 Pasal-pasal tersebut antara lain:Pasal 351101. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua

tahun delapan bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus.

rupiah

2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat,dikenakan pidana

penjara lima tahun3. Jika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara tujuh tahun 4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan 5. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.Pasal 352101. Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian, diancam sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga bulan, atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.

2. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

Pasal 353101. Penganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

2. Jika perbuatan itu mengakibatkan luka luka berat, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

3. Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun.

Pasal 354101. Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.

2. Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun.

Pasal 355101. Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

2. Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

Pasal 9010Luka berat :

Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh

sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;

Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau

pekerjaan pencaharian;

Kehilangan salah satu panca indera;

Mendapat cacat berat;

Menderita sakit lumpuh;

Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;

Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan

Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pemeriksaan pada korban perempuan berusia dua puluh dua tahun. Dari hasil pemeriksaan luar ditemukan tampak satu buah luka memar di mata kanan, dengan lokasi luka yaitu empat koma dua sentimeter dari garis tengah tubuh dan satu koma lima sentimeter sebelah bawah dari garis pertengahan alis, bentuk luka tidak teratur dengan ukuran panjang lima sentimeter, lebar empat sentimeter, garis batas luka tidak begitu tegas, warna pada daerah luka tampak seperti warna hijau kekuningan dan terdiri atas kulit yang masih utuh, daerah disekitar kulit (garis batas luka) tidak ditemukan kelainan, dan ditemukan nyeri tekan pada luka.Luka- luka yang didapat oleh pasien ini diakibatkan oleh trauma benda tumpul di mana terjadi kerusakan pada lapisan epidermis kulit, dibawah kulit dan pembuluh darah kecil sekitar kulit.

Dari aspek medikolegal, orientasi dan paradigma yang digunakan dalam merinci luka dan kecederaan adalah untuk dapat membantu merekonstruksi peristiwa penyebab terjadinya luka dan memperkirakan derajat keparahan luka. Luka memar pada korban tidak menganggu aktivitas dalam pekerjaan sehari-hari serta luka memar tersebut dapat sembuh sehingga dapat digolongkan ke dalam derajat luka ringan.DAFTAR PUSTAKA

1. Sidik D. Wound Care Overview & SSI Prevention. Moist Wound Healing Management.2011

2. Dimaio VJ, Dimaio D. Blunt Trauma Wound In Forensic Pathology Second Edition.New York: CRC Press; 2001. Hal 91-116

3. Cox W.A. Pathology Of Blunt Force Traumatic Injury. 2011

4. http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311083aneh/BAB%20II.pdf/ diunduh pada tanggal 15 Juni 20155. http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311106/Bab.2.pdf/ diunduh pada tanggal 15 Juni 20156. Wujoso H, Herlambang P. Mekanisme Biomolekular Luka Memar. Surakarta: FK UNS RSUD DR MOEWARDI 20087. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31496/6/Chapter%20II.pdf/ diunduh pada tanggal 15 Juni 20158. Mohamad K. Pertolongan Pertama. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 63

9. Indris A. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik Edisi Pertama. Binarupa Aksara10. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) I.a

II.b

I.c

I.b

Gambar 2. Foto close up, terdapat satu buah luka memar

Gambar 1. Foto regional, terdapat satu buah luka memar