Trombo n Limfe

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Trombo n Limfe

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sistem peredaran darah berfungsi untuk mengedarkan zat makanan dan O2 ke seluruh tubuh. Zat makanan berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak, dan untuk beraktivitas. Pada manusia, sistem transportasi atau peredaran darah terdiri atas tiga bagian utama, yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah.Pembuluh darah manusia terdiri atas pembuluh nadi (arteri), pembuluh kapiler, dan pembuluh batik (vena). Pembuluh nadi berfungsi mengalirkan darah keluar dari jantung. Pembuluh ini berdinding tebal, kuat, dan elastis. Denyutnya dapat dirasakan jika kamu memegang pangkal pergelangan tangan ataupun leher. Berdasarkan ukurannya, pembuluh nadi terbagi menjadi aorta, arteri, dan arteriol. Pembuluh arteri dihubungkan dengan pembuluh darah vena oleh pembuluh kapiler.

Pembuluh balik atau vena berfungsi membawa darah menuju jantung. Pembuluh ini terletak di dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluh ini tipis dan tidak elastis serta memiliki katup berpasangan di sepanjang pembuluhnya. Katup berfungsi menjaga tekanan darah dan arah aliran darah. Pembuluh balik bercabang-cabang membentuk pembuluh yang berukuran lebih kecil yang dinamakan venula.

Katup-katup semilunaris satu arah menyebar ke seluruh sistem vena ekstremitas bawah. Katup-katup ini adalah lapisan Tunisia intim yang terdiri dari endotel dan kolagen. Katup-katup vena mencegah terjadinya refluks dan mengarahkan aliran ke proksimal mulai dari ekstremitas bawah ke vena kava. Kemampuan katup ini untuk menjalankan fungsinya sangat penting sebab aliran darah dari ekstremitas bawah ke jantung melawan gravitasi.Fisiologi aliran vena yang melawan kekuatan gravitasi melibatkan berbagai aktor yang dikenal sebagai pompa vena. Pompa vena terdiri dari komponen sentral dan perifer. Pompa vena perifer bergantung dari kompresi saluran vena selama kontraksi otot. Kontraksi otot mendorong aliran maju di dalam sistem vena profunda; katup vena mencegah aliran balik darah selama periode relaksasi otot. Selain itu sinus-sinus vena yang kecil dan tidak berkatup atau venule berfungsi sebagai penampung darah dan mengosongkan darahnya ke vena-vena profunda selama kontraksi otot. Kontribusi saluran intramuskular ini sangat penting untuk aliran balik vena. Kekuatan-kekuatan sentral yang mendorong aliran balik vena adalah pengurangan tekanan intra toraks sewaktu inspirasi dan penurunan tekanan atrium kanan dan ventrikel kanan setelah ejeksi ventrikel.

Tromboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Bekuan darah dapat terjadi di permukaan atau di dalam vena. Tromboflebitis paling sering mempengaruhi vena superfisial di kaki, tetapi dapat juga mempengaruhi vena superfisial di paha. Sering kali, tromboflebitis terjadi pada orang dengan varises, namun kebanyakan orang dengan varises tidak mengembangkan tromboflebitis. Tromboflebitis melibatkan reaksi inflamasi akut yang menyebabkan trombus untuk tetap pada dinding pembuluh darah dan mengurangi kemungkinan thrombus hilang. Tidak seperti dalam vena, vena superfisial tidak memiliki otot-otot sekitarnya untuk menekan dan mengusir trombus. Karena ini, tromboflebitis superfisialis jarang menyebabkan emboli. Tromboflebitis yang berulang kali terjadi di vena yang normal disebut bermigrasi radang pembuluh darah atau migrasi tromboflebitis. Ini mungkin menunjukkan kelainan yang mendasari serius, seperti kanker dari organ internal.BAB IILANDASAN TEORI

2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI VENA

Vena (PembuluhBalik)Pembuluh darah vena dikenal dengan nama pembuluh balik. Pembuluh balik vena adalah jenis pembuluh darah yang datang menuju satrium jantung yang sifatnya tipis dan cukup elastis. Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung. Darahnya banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis, jika diraba denyut jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes.

Dinding pembuluh darah vena berstruktur tipis dan elastic dengan lubang pembuluh lebih besar dari arteri. Dlam vena banyak terdapat katup untuk menegah darah tidak mengalir kembali. Pembuluh darah ini mengandung karbondioksida kecuali vena pulmonalis dan terletak di dekat permukaan tubuh.

Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah balik besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui atrium kanan. Setelah terjadi pertukaran darah di paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi melalui vena paru-paru. Pembuluh vena ini membawa darah yang kaya oksigen, dan memasauki jantung melalui atrium kiri. Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak mengandung karbon dioksida kecuali vena pulmonalis. Salah satu penyakit yang menyerang pembuluh balik adalah varises.

Anatomi Pembuluh Darah Vena Ekstremitas bawah

Vena Superfisialis Ekstremitas Bawah

Sistem superfisialis terdiri dari vena safena magna dan vena safena parva. Keduanya memiliki arti klinis yang sangat penting karena memiliki predisposisi terjadinya varises yang membutuhkan pembedahan.

V. Safena magna keluar dari ujung medial jaringan v.dorsalis pedis.

Vena ini berjalan di sebelah anterior maleolus medialis, sepanjang aspek anteromedial betis (bersama dengan nervus safenus), pindah ke posterior selebar tangan di belakang patela pada lutut dan kemudian berjalan ke depan dan menaiki bagian anteromedial paha. Pembuluh ini menembus fasia kribriformis dan mengalir ke v.femoralis pada hiatus safenus. Bagian terminal v.safena magna biasanya mendapat percabangan superfisialis dari genitalia eksterna dan dinding bawah abdomen. Dalam pembedahan, hal ini bisa membantu membedakan v.safena dari femoralis karena satu-satunya vena yang mengalir ke v.femoralis adalah v.safena. Cabang-cabang femoralis anteromedial dan posterolateral (lateral aksesorius), dari aspek medial dan lateral paha, kadang-kadang juga mengalir ke v.safena magna di bawah hiatus safenus (Faiz dan Moffat, 2004).

V. safena magna berhubungan dengan sistem vena profunda.

V. safena magna berhubungan dengan sistem vena profunda di beberapa tempat melalui vena perforantes. Hubungan ini biasanya terjadi di atas dan di bawah maleolus medialis, di area gaiter, di regio pertengahan betis, di bawah lutut, dan satu hubungan panjang pada paha bawah. Katup-katup pada perforator mengarah ke dalam sehingga darah mengalir dari sistem superfisialis ke sistem profunda dari mana kemudian darah dipompa keatas dibantu oleh kontraksi otot betis. Akibatnya sistem profunda memiliki tekanan yang lebih tinggi daripada superfisialis, sehingga bila katup perforator mengalami kerusakan, tekanan yang meningkat diteruskan ke sistem superfisialis sehingga terjadi varises pada sistem ini (Faiz dan Moffat, 2004 ).

V. safena parva keluar dari ujung lateral jaringan v.dorsalis pedis.

Vena ini melewati bagian belakang maleolus lateralis dan di atas bagian belakang betis kemudian menembus fasia profunda pada berbagai posisi untuk mengalir ke v.poplite.

2.2 ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM LIMFATIK Fisiologi Sistem LimfatikLimfe adalah cairan jaringan yang masuk kedalam pembuluh limfe, Pembuluh limfe berbentuk seperti tasbih karena mempunyai banyak katub sepanjang perjalanannya Pembuluh limfe dimulai dari: kapiler limfe pembuluh limfe kecil pembuluh limfe besar masuk ke aliran darah Limfe sebelum masuk aliran darah, melalui satu atau banyak kelenjar limfe . Pembuluh limfe aferen adalah pembuluh limfe yang membawa limfe masuk kelenjar limfe. Pembuluh limfe eferen adalah pembuluh limfe yang membawa limfe keluar kelenjar limfe, Limfe masuk aliran darah pada pangkal leher melalui: Ductus Limphaticus dexter dan Ductus thoracicus (Ductus Limphaticus sinister)

Sistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena. Sebagian cairan darah yang meninggalkan sirkulasi dikembalikan masuk pembuluh darah melalui saluran limfe, yang merembes dalam ruang-ruang jaringan.

Hampir seluruh jaringan tubuh mempunyai saluran limfatik yang mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari ruang interstisial.Beberapa pengecualian antara lain bagian permukaan kulit, sistem saraf pusat, bagian dalam dari saraf perifer, endomisium otot, dan tulang.

Limfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang lebih kecil. Kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel itu sangat besar di dalam saluran limfe. Limfe dalam pembuluh limfe digerakkan oleh kontraksi otot di sekitarnya dan dibantu oleh katup yang terdapat di sepanjang pembuluh limfe.

Fungsi Sistem Limfatik

1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.

2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.

3. Membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal (di mukosa usus halus)

4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran organisme itu ke dalam jaringan, dan bagian lain tubuh.

5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat imun (antibodi) untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme

Saluran Limfe

Terdapat dua saluran limfe utama, ductus thoracicus dan ductus limfaticus dextra.

Ductus thoracicus atau ductus limfaticus sinister, mengumpulkan cairan limfe dari tubuh bagian tungkai bawah (kanan kiri), abdomen (kanan kiri), dada kiri, kepala kiri, lengan kiri, kemudian masuk ke sirkulasi darah lewat vena subclavia sinistra.

Ductus Limphaticus Dexter ialah saluran yang jauh lebih kecil dan mengumpulkan limfe dari kepala kanan, leher kanan, lengan kanan dan dada sebelah kanan, dan menuangkan isinya ke dalam vena subklavia dextra yang berada di sebelah bawah kanan leher.

Jika terjadi infeksi, kelenjar limfe dapat meradang (kelenjar limfe bengkak, merah dan sakit), proses ini biasa disebut nglanjer (limfadenitis).

Limfadenitis menunjukan adanya infeksi pada pembuluh limfe (jaringan) diatasnya

Pembuluh Limfe

Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian petasan atau tasbih.

Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas selapis endotelium.

Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ.

Pembuluh limfe khusus di vili usus halus yang berfungsi sebagai absorpsi lemak (kilomikron), disebut lacteal villi

Kelenjar Limfe / Limfonodi

Limfonodi berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di sepanjang pembuluh limfe.

Kerjanya sebagai penyaring limfe dan dijumpai di tempat-tempat terbentuknya limfosit.

Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam leher, axial, thorax, abdomen, dan lipatan paha.

BAB IIIPEMBAHASAN3.1 Skenario LBM I BengkakSeorang laki-laki berusia 40 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan bengkak pada kaki kiri yang dialami sejak 2 bulan yang lalu. Sudah sejak 1 minggu kaki bertambah berat dirasakan oleh pasien. Kaki kiri pasien kadang terasa panas dan nyeri kalau berjalan. Pasien juga mengeluh demam sejak 2 hari yang lalu. Tidak ada perubahan warna kulit pada kaki yang bengkak tersebut.Keluhan lain yang juga sering dirasakan adalah timbulnya varises pada kaki kanan. Keluhan yang sama pernah dirasakan sesaat setelah melakukan aktifitas berat sebagai tukang angkut beras di pasar. Riwayat orang tua menderita penyakit tromboflebitis.Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 94 x/mnt, suhu badan 38,5C. Status lokalis didapatkan pada inspeksi Regio Cruris sinistra, tidak ada perubahan warna kulit dan tampak bengkak. Range of movement dalam batas normal, tidak didapatkan nyeri tekan. Dan inspeksi varises di regio cruris dextra, tampak pelebaran pembuluh vena poplitea dan didapatkan nyeri tekan. Bagaimana saudara menjelaskan apa yang terjadi pada pasien diatas?3.2 Terminologi Varises : pelebaran / dilatasi pembuluh darah vena yang memanjang dan berkelok-kelok akibat gangguan pada pembuluh darah maupun katup pada vena. Tromboflebitis : bekuan dan peradangan pada pembuluh darah pada vena Vena poplitea : pembuluh darah yangmemvaskularisasi popliteal yang merupakan pensuplai darah terbesar pada tungkai bawah Region Cruris : Tungkai bawah Range of movement : gerakan persendian sesuai gerakan normal baik secara aktif maupun pasif3.3Permasalahan1. Kenapa bisa terjadi gejala (nyeri yang bersifat panas dan nyeri bila kena sentuh di daerah tungkai bawah kanan)?

Nyeri yang di sebabkan oleh karna penyumbatan dari pembuluh darah vena akibat dari lepasnya trombus yang terbentuk di dalam vena. Karna dari penyumbatan itu aliran darah jadi tersumbat sehingga alirannya lambat. Dan lama-kelmaan karna lambatnya aliran darah itu mengakibatkan timbulnya peradangan dari pembuluh darah. Reaksi peradangan itulah yang menyebapkan nyeri tekan dan panas.2. Apa yang menyebabkan varises pada kaki pasien?Dari aktivitas pasien yang sering membawa barang berat yang mengakibatkan tekanan besar pada tungkai bawah sehingga vena mengkompensasi dan katup vena tidak mampu mengatur aliran darah. Akibatnya aliran darah yang seharusnya mengalir lancar ke arah jantung, mengalami hambatan sehingga membuat vena menjadi melebar dan berkelok-kelok.3. Apa yang menyebabkan bengkak pada kaki kiri pasien?Bengkak terjadi karena trombosis yang telah terbentuk yang semakin lama semakin banyak dan melekat pada dinding vena yang mengakibatkan pembuluh-pembuluh vena tungkai bawah sampai pelvis tersumbat yang menyebabkan kaki terasa nyeri, penyebab lain juga karena akibat nyeri menyebabkan reaksi inflamasi dan membengkak. Dan bisa juga akibat dari akumulasi cairan intersisial ke pembuluh limfe4. Adakah hubungan riwayat orangtua pasien yang mengalami tromboflebitis dengan keluhan pasien?Ada, karena dari orangtua pasien bisa saja mewariskan struktur pembuluh darah yang kurang baik dan varises yang dialami pasien bisa berlanjut ke tromboflebitis.5. Adakah hubungan usia dengan keluhan pasien?Ada, karena bertambahnya usia bisa menyebabkan elastisitas dari pembuluh darah menurun Ketika ada hambatan pada dinding vena, darah akan memberi tekanan pada dinding vena. Katup tidak membentuk sekat karena berkelok-kelok,melebar. Terjadi pembekuan darah sehingga menyumbat pembuluh darah kecil.3.4TROMBOFLEBITIS SUPERFICIALISA. Definisi Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah biasanya disertai pembentukan bekuan darah (thrombus).. Tomboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan keopala janin gelana kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada ekstremitas bagian bawah.

Tromboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Bekuan darah dapat terjadi di permukaan atau di dalam vena. Tromboflebitis cenderung terjadi pada periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh tekanan kepala janin kerena kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada ekstremitas bagian bawah.B. KlasifikasiTromboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu:a. Pelvio tromboflebitisPelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipograstika. Vena yang paling sering terkena ialah vena ovarika dekstra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta yang terletak dibagian atas uterus; proses biasanya unilateral. Perluasan infeksi dari vena ovarika sinistra ialah ke vena renalis, sedangkan perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra ialah ke vena kava inferior. Peritonium selaput yang menutupi vena ovarika dekstra dapat mengalami inflamasi dan dapat menyebabkan perisalpingo-ooforitis dan periapendistits. Perluasan infeksi dari vena uterina ialah ke vena iliaka komunis. Biasanya terjadi sekitar hari ke-14 atau ke-15 pasca partumb. Tromboflebitis Femoralis

Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena femarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering terjadi sekitar hari ke-10 pasca partum.

Komplikasi jarang terjadi, tapi ketika mereka terjadi mereka bisa serius. Komplikasi yang paling serius terjadi ketika bekuan darah dislodges, bepergian melalui hati dan occluding lebat jaringan kapiler paru-paru; ini adalah emboli paru-paru dan sangat mengancam nyawa. Gangguan ini berjalan secara cepat, dapat berlanjut menjadi emboli paru-paru yang berkemampuan menjadi komplikasi fatal.C. Keadaan-Keadaan Khusus Tromboflebitisa) Flebitis Migrans

Suatu keadaan yang menyangkut reaksi menyeluruh dari system vena karena berbagai etiologi yang menimbulkan gangguan dari vena.

Penyakit-penyakit yang umumnya berkaitan dengan gejala ini : Fase awal dari Beurger Disease Reaksi alergi (keadaan yang lebih dari gatal-gatal) Adanya malignitas (gejala adanya penyebaran hematogen) Penyakit LupusTanda-tanda flebitis migrans : timbul gejala-gejala flebitis di satu segmen vena yang menghilang sendiri dengan meninggalkan bercak hitam/ kecoklatan. beberapa hari timbul lagi pada daerah vena yang lain, biasanya pada ekstremitas yang sama lagi. dapat disertai febris atau menggigil LED meningkatb) Tromboflebitis SeptikYaitu gejala-gejala tromboflebitis yang disertai pembentukan abces atau nanah pada tempat radang dan penyebaran secara hematogen. Timbul gejala-gejala sepsis : febris, menggigil dan memerlukan perawatan di Rumah Sakit. Dalam menghadapi kasus seperti ini, diperlukan perawatan khusus dari berbagai segi : pemberian infus/cairan, antibiotika dosis tinggi, kortikosteroid dan cara-cara pengobatan sepsis lainnya. c) Tromboflebitis vena dalam (Deep Vein Thrombophlebitis)Yaitu kedaan flebitis dari vena-vena daerah vena femoralis, vena iliaka eksterna dan vena iliaka communis. D. EtiologiFaktor penyebab terjadinya infeksi tromboflebitis antara lain : Pasca bedah, perluasan infeksi endometrium. Mempunyai varises pada venaPada vena yang sebelumnya terdapat venaektasia atau varises, maka terdapatnya turbulensi darah pada kantong-kantong vena di sekitar klep (katup) vena merangsang terjadinya thrombosis primer tanpa disertai reaksi radang primer, yang kemudian karena faktor lokal, daerah yang ada trombusnya tersebut mendapat radang. Menipisnya dinding vena karena adanya varises sebelumnya, mempercepat proses keradangan. Dalam keadaan ini, maka dua factor utama : kelainan dinding vena dan melambatnya aliran darah, menjadi sebab penting dari terjadinya tromboplebitis. ObesitasBila keadaan dehidrasi berat, koagulasi intravascular yang meluas ataupun

infeksi sistemik dapat menimbulkan rangsangan untuk pathogenesis ini. ernah mengalami tromboflebitis Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir up untuk waktu yang lama TraumaBeberapa sebab khusus karena rangsangan langsung pada vena dapat menimbulkan keadaan ini. Umumnya pemberian infus (di lengan atau di tungkai) dalam jangka waktu lebih dari 2 hari pada tempat yang sama atau pemberian obat yang iritan secara intra vena. Adanya malignitas (karsinoma), yang terjadi pada salah satu segmen vena. Tumor-tumor intra abdominal, umumnya yang memberikan hambatan aliran vena dari ekstremitas bawah, hingga terjadi rangsangan pada segmen vena tungkai. Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga. Kelainan jantung yang secara hemodinamik menyebabkan kelainan pula pada system aliran vena.E. PatofisiologiTerjadinya thrombus :

a. Abnormalitas dinding pembuluh darah

Formasi trombus merupakan akibat dari statis vena, gangguan koagubilitas darah atau kerusakan pembuluh maupun endotelial. Stasis vena lazim dialami oleh orang-orang yang imobilisasi maupun yang istirahat di tempat tidur dengan gerakan otot yang tidak memadai untuk mendorong aliran darah. Stasis vena juga mudah terjadi pada orang yang berdiri terlalu lama, duduk dengan lutut dan paha ditekuk, berpakaian ketat, obesitas, tumor maupun wanita hamil.b. Perubahan komposisi darah (hyperkoagulabilitas)

Hyperkoagulabilitas darah yang menyertai trauma, kelahiran dan IMA juga mempermudah terjadinya trombosis. Infus intravena, banyak faktor telah dianggap terlibat dalam patogenesis flebitis karena infus intravena, antara lain: Faktor-faktor kimia seperti obat atau cairan yang iritan (flebitis kimia) pH dan osmolaritas cairan infus yang ekstrem selalu diikuti risiko flebitis tinggi. Obat suntik yang bisa menyebabkan peradangan vena yang hebat, antara lain kalium klorida, vancomycin, amphotrecin B, cephalosporins, diazepam, midazolam dan banyak obat khemoterapi. Mikropartikel yang terbentuk bila partikel obat tidak larut. Penempatan kanula pada vena proksimal (kubiti atau lengan bawah) sangat dianjurkan untuk larutan infus dengan osmolaritas > 500 mOsm/L. Hindarkan vena pada punggung tangan jika mungkin, terutama pada pasien usia lanjut. Kateter yang terbuat dari silikon dan poliuretan kurang bersifat iritasi dibanding politetrafluoroetilen (teflon) karena permukaan lebih halus, lebih thermoplastik dan lentur. Risiko tertinggi untuk flebitis dimiliki kateter yang terbuat dari polivinil klorida atau polietilen.c. Faktor-faktor mekanis seperti bahan, ukuran kateter, lokasi dan lama kanulasi.

Kanula yang dimasukkan ada daerah lekukan sering menghasilkan flebitis mekanis. Ukuran kanula harus dipilih sesuai dengan ukuran vena dan difiksasi dengan baik.d. Agen infeksius.Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap flebitis bakteri meliputi: Teknik pencucian tangan yang buruk Kegagalan memeriksa peralatan yang rusak. Pembungkus yang bocor atau robek mengundang bakteri Teknik aseptik tidak baik Teknik pemasangan kanula yang buruk Kanula dipasang terlalu lama Tempat suntik jarang diinspeksi visual Gangguan aliran darah

F. Manifestasi KlinisPenderita-penderita umumnya mengeluh spontan terjadinya nyeri di daerah vena (nyeri yang terlokalisasi), yang nyeri tekan, kulit di sekitarnya kemerahan (timbul dengan cepat diatas vena) dan terasa hangat sampai panas. Juga dinyatakan adanya oedema atau pembengkakan agak luas, nyeri bila terjadi atau menggerakkan lengan, juga pada gerakan-gerakan otot tertentu. Pada perabaan, selain nyeri tekan, diraba pula pengerasan dari jalur vena tersebut, pada tempat-tempat dimana terdapat katup vena, kadang-kadang diraba fluktuasi, sebagai tanda adanya hambatan aliran vena dan menggembungnya vena di daerah katup. Fluktuasi ini dapat pula terjadi karena pembentukan abses. Febris dapat terjadi pada penderita-penderita ini, tetapi biasanya pada orang dewasa hanya dirasakan sebagai malaise.

a. Pelvio tromboflebitis Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas. Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut:Menggigil berulang kali, menggil inisial terjadi sangat berat (30-40 menit) dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas. Suhu badan naik turun secara tajam (36oC menjadi 40oC) yang diikuti penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada endometritis). Penyakit dapat langsung selama 1-3 bulan. Abses pada pelvis Gambaran darah Terdapat leukositosis (meskipun setelah endotoksin menyebar ke sirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia). Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat sebelum mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya adalah anaerob. Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena yang paling banyak terkena adalah vena ovarika; yang sukar dicapai dalam pemeriksaan dalam. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain pada paru- paru (infark, abses, pneumonia), pada ginjal sinistra yang diiikuti proteinurina, hematuria, pada persedian. b. Tromboflebitis femoralis Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali. Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut: Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya. Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas. Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha. Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun. Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, teatapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian melus dari bawah ke atas. Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau dengan meregangkan tendo akhiles (tanda homan positif).G. Managemen / Penatalaksanaana. Pelvio tromboflebitis Lakukan pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan menggunakan teknik aseptik yang baik Rawat inap : penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan mencegah terjadinya emboli pulmonum Terapi medik: pemberian antibiotika, heparin terdapat tanda-tanda atau dugaan adanya emboli pulmonum Terapi operatif : pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli septik terus berlangsung sampai mencapai paru-paru; meskipun sedang dilakukan hipernisasi, siapkan untuk menjalani pembedahan.b. Tromboflebitis femoralis Terapi medik : Pemberian analgesik dan antibiotik. Anjurkan ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah. Jauhkan tekanan dari daerah untuk mengurangi rasa sakit dan mengurangi risiko kerusakan lebih lanjut. Tinggikan daerah yang terkena untuk mengurangi pembengkakan. Pastikan Pasien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan menggantung kaki lebih dari 1 jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyokong kaki guna mencegah adanya tekanan yaang kuat pada betis. Sediakan stocking pendukung kepada Pasien pasca partum yang memiliki varises vena untuk meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi stasis. Instruksikan kepada Pasien untuk memakai stocking pendukung sebelum bangun pagi dan melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya. Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena. Dapatkan nilai pembekuan darah perhari sebelum obat anti koagulan diberikan. Berikan anti koagulan, analgesik, dan anti biotik sesuai dengan resep. Berikan alat pamanas seperti lampu. Atau kompres hangat basah sesuai instruksi, pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak menekan kaki Pasien sehingga aliran darah tidak terhambat. Sediakan bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang terkena. Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran. Dapatkan laporan mengenai lokea dan timbang berat pembalut perineal untuk mengkaji pendarahan jika Pasien dalam terapi antikoagulan. Kaji adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan episiotomi. Yakinkan Pasien bahwa heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan pada masa menyusui karena obat ini tidak akan berada didalam air susu. Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai antagonis heparin. Jelaskan pada Pasien mengenai pemberian heparin yang harus dilakukan melalui terapi sub kutan Jelaskan kepada Pasien bahwa untuk kehamilan selanjutnya ia harus memberitahukan tenaga kesehatan yang dia hadapi untuk memastikan bahwa pencegahan trombofrebitis yang tepat telah dilakukan.3.5 VARISES

A. Definisi Penyakit varises adalah pelebaran pembuluh darah vena. Pembuluh darah vena berfungsi mengangkut darah, sisa metabolisme dari seluruh jaringan tubuh dan kembali ke jantung. Varises sangat mengganggu penampilan karena berwarna kebiru biruan yang terletak pada betis. Varises dapat terjadi dimana saja pada bagian tubuh, pada kaki, tangan, esophagus, scrotum dan vulva. Kali ini kita akan membahas tentang varises pada kaki.B. Penyebab varisesPenyebab utama varises adalah lemah/rusaknya katup pembuluh vena. Pada pembuluh vena terdapat katup katup yang berfungsi untuk menahan agar darah tidak turun/bergerak mundur. Dengan adanya katup pada pembuluh vena menyebabkan darah akan terus mengalir ke arah jantung. Katup yang rusak atau lemah akan membuat darah bergerak mundur yang mengakibatkan darah berkumpul di dalam dan menyebabkan gumpalan yang mengganggu aliran darah yang disebut sebagai varises.C. Faktor resiko varisesFaktor resiko varises adalah faktor yang mendukung terjadinya varises atau faktor faktor yang menjadi pemicu varises. Faktor resiko varises adalah :

1. Faktor genetik/keturunan. Varises yang terjadi pada usia muda dan tidak diketahui penyebabnya kemungkinan besar varises tersebut disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan.

2. Kehamilan. Kehamilan menyebabkan berat badan bertambah yang akan membebani kaki dan pembuluh darah vena yang mengakibatkan aliran darah dari kaki terhambat.

3. Umur. Semakin tua umur semakin beresiko menderita varises karena semakin tua elastisitas pembuluh darah termasuk pembuluh darah vena semakin berkurang.

4. Seks. Wanita cenderung untuk menderita varises dibandingkan dengan pria karena perubahan hormonal selama kehamilan , atau menopause premenstruation bisa menjadi faktor penyebab varises. Terapi pengganti hormon dan pil KB dapat memicu varises. Hormon wanita cenderung untuk melemahkan dinding pembuluh darah vena.

5. Terlalu lama berdiri. Terlalu lama berdiri menyebabkan kaki terlalu lama menahan beban tubuh yang mengakibatkan beban pembuluh darah vena bertambah berat, akibatnya vena mengalami pelebaran.

6. Memakai sepatu hak terlalu tinggi. Memakai sepatu dengan hak tinggi menyebabkan otot tumit tidak dapat bekerja secara maaksimal membantu pembuluh darah vena.

7. Obesitas. Kelebihan berat badan akan membuat beban pembuluh darah vena semakin tinggi sehingga beresiko menderita varises.

D. GEJALA DAN KELUHANBerdasarkan berat ringannya penyakit dan keluhan, varises terbagi menjadi 4 stadium, yakni:1) Stadium I : Pada stadium ini keluhan biasanya tidak spesifik. Pada umumnya ditandai dengan keluhan tungkai, diantaranya: gatal, rasa terbakar, rasa kemeng, kaki mudah capek, kesemutan (gringgingen), rasa pegal.2) Stadium II: Pada stadium ini ditandai dengan warna kebiruan yang lebih nyata pada pembuluh darah vena (fleboekstasia).

3) Stadium III: Pembuluh darah vena nampak melebar dan berkelok-kelok. Keluhan pada tungkai makin nyata dan makin kerap dialami.

4) Stadium IV: Pada stadium ini ditandai dengan timbulnya berbagai penyulit (komplikasi), antara lain: dermatitis, tromboplebitis, selulitis, luka (ulkus), perdarahan varises, dan gangguan pembuluh darah vena lainnya.E. Komplikasi varisesVarises jarang menimbulkan komplikasi. Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada varises adalah :

1. Ulkus atau borok. Ulkus atau borok sering terjadi terutama pada daerah dekat mata kaki.

2. Gumpalan darah. Jika varises semakin membesar maka akan terbentuk gumpalan gumpalan darah yang disebut sebagai thrombophlebitis. Selanjutnya kaki akan semakin membengkak akibat gumpalan gumpalan darah yang membutuhkan penanganan medis.F. Pengobatan

Pada dasarnya pilihan pengobatan varises terdiri dari pengobatan tanpa operasi, pada stadium I dan II, serta pengobatan dengan operasi terutama pada stadium III dan IV.

Pengobatan tanpa operasi: Pengobatan menggunakan bebat elastik (elastic bandage), kaos kaki kompresi dan pemakaian sepatu bertumit tinggi.

Obat-obat vasoprotektif (anti varises), diminum ataupun melalui suntikan.

Pengobatan operasi: Tindakan operasi terutama dilakukan pada varises stadium III dan IV, namun bisa juga dilakukan pada stadium II. Teknik-teknik pengobatan pada varises sudah dikenal sejak abad kelima sebelum masehi. Seiring dengan perkembangan teknologi kedokteran, teknik operasi dikembangkan melalui pendekatan meminimalisir tindakan invasif. Operasi yang lazim dilakukan diantaranya: Stripping Varises, Ambulatory Phlebectomy (menghilangkan bagian varises dengan irisan kecil), dan Saphectomy.

Tindakan operasi yang bersifat invasif minimal, yakni: Radiofrekuensi Ablasi dan Endovenous Laser Therapy (EVLT).

G. Pencegahan Makan makanan bergizi dan Olahraga teratur.

Hindari berdiri terlalu lama. Sedapat mungkin melakukan relaksasi jika dalam aktifitas sehari-hari dituntut berdiri lama.

Hindari terlalu lama duduk dengan kaki menyilang. Posisi ini dapat menghambat aliran darah dari tungkai ke arah jantung.

Hindari pemakaian pakaian bawah yang terlalu ketat.

Jika sedang bepergian jauh, usahakan meluruskan kaki secara berkala dan memijit-mijit tungkai sehabis bepergian.

Gunakan kaos kaki elastis untuk mencegah penekanan pada tungkai.

Bagi yang suka sepatu hak tinggi, dapat menggunakannya agar otot sekitar varises berkontraksi dan untuk memperlancar aliran darah.3.6 Limfedema A. Pengertian

Limfedema terjadi akibat adanya disfungsi limfatik yang menimbulkan akumulasi abnormal cairan di interstisial yang mengandung protein dengan berat molekul besar. Disfungsi limfatik dapat disebabkan oleh penyakit kongenital, Filariasis, keganasan, maupun radiasi.

Fungsi normal limfatik adalah untuk mengembalikan protein, lemak, dan air dari interstisium ke ruang intravaskuler. 40-50% serum protein ditransportasikan melalui rute ini setiap hari. Tekanan hidrostatik yang tinggi di tekanan kapiler arterial menekan cairan berprotein ke interstisium, menyebabkan peningkatan tekanan onkotik interstisial yang mengimbangi pertambahan cairan. Cairan interstisial dalam keadaan normal berkontribusi terhadap makanan jaringan. Sekitar 90% cairan kembali ke sirkulasi melalui jalan masuk kapiler vena. Sisa 10% terdiri dari protein berat molekul tinggi dan airnya yang berhubungan secara onkotik, terlalu besar untuk melewati dinding kapiler vena. Hal itu mengakibatkan sisa tersebut mengalir ke kapiler limfe yang tekanannya di bawah tekanan atmosfer dan dapat menampung protein ukuran besar dan air yang menyertainya. Protein kemudian berjalan sebagai limfe melalui berbagai nodus limfe penyaring sebelum bergabung dengan sirkulasi vena.

Pada keadaan patologis, kapasitas transport limfe berkurang. Hal ini menyebabkan volume normal pembentukkan cairan interstisial melebihi tingkat pengembalian limfe, menyebabkan stagnasi protein dengan berat molekul besar di interstisium. Hal ini biasanya terjadi setelah aliran berkurang 80% atau lebih. Akibatnya, dibandingkan dengan bentuk edema lain yang konsentrasi proteinnya lebih rendah, edema ini mengandung kadar protein yang tinggi atau limfedema, dengan konsentrasi protein 1,0-5,5 g/mL. Tekanan onkotik yang tinggi di interstisium ini menyebabkan akumulasi air meningkat di interstisium.

Akumulasi cairan interstisium menyebabkan dilatasi masif dari saluran keluar yang ada dan inkompetensi katup yang menyebabkan aliran balik dari jaringan subkutan ke pleksus dermal. Dinding limfatik menjadi fibrosis, dan thrombi fibrinoid terakumulasi di dalam lumen, menyumbat kanal limfe yang tersisa. Shunt limfovena spontan mungkin terbentuk. Nodus limfe mengeras dan menyusut, kehilangan arsitektur aslinya.

Di interstisium, akumulasi protein dan cairan menginisiasi reaksi radang. Aktivitas makrofag meningkat, menghasilkan destruksi serat elastis dan produksi jaringan fibrosklerotik. Fibroblast bermigrasi ke interstisium dan deposit kolagen. Akibat dari reaksi radang ini adalah perubahan dari pitting edema ke edema nonpitting sebagai karakteristik limfedema yang menonjol. Akibatnya, pengawasan imun lokal tertekan, dan infeksi kronik, dan juga degenerasi maligna sampai limfangiosarkoma dapat terjadi.

Kulit yang terkena menjadi tebal dan memperlihatkan peau dorange (kulit seperti kulit jeruk) dari kulit limfatik yang tersumbat. Epidermis membentuk debris terkreatinisasi dan memperlihatkan verukosis warty. Retakan kulit sering terbentuk dan menampung debris dan bakteria, menimbulkan limporea (perlekatan limfe ke permukaan kulit).

The International Society of Lymphology membagi limfedema dalam beberapa kategori. Pada stadium 1 kulit yang diberi tekanan akan meninggalkan celah (pit) yang membutuhkan waktu beberapa saat untuk kembali lagi (pitting edema). Kadang-kadang pembengkakan dapat dikurangi dengan mengelevasi ekstremitas selama beberapa jam. Pada stadium 2, area yang bengkak bila ditekan tidak membuat celah dan bengkak tidak berkurang dengan elevasi ekstremitas. Jika dibiarkan tidak diobati, jaringan di ekstremitas akan secara bertahap semakin mengeras dan menjadi fibrotik. Bila sudah stadium 3, limfedema sering disebut elefantiasis. Terjadi sering khas di tungkai setelah limfedema yang tidak diobati, jangka lama, dan progresif. Pada stadium ini terdapat perubahan besar pada kulit dan mungkin berupa penonjolan dan pembengkakan. Meskipun limfedema respon dengan pengobatan, pada keadaan ini, jarang reversibel.Prinsip-prinsip Penanganan Limfedema

Penanganan limfedema pada ekstremitas atas maupun bawah meliputi pencegahan infeksi, pertolongan konservatif, dan tindakan bedah. Pencegahan infeksi dilakukan dengan selalu menggunakan alas kaki yang baik dan mengenakan sarung tangan ketika mengerjakan pekerjaan kasar, agar kaki dan tangan terhindar dari cedera. Pada luka biarpun kecil, kulit sekitarnya harus didesinfeksi dan ditutup atau dibalut supaya sembuh per primam intentionem. Pada setiap luka di ekstremitas sebaiknya diberikan antibiotik penisilin. Bila sering terjadi kambuhan erysipelas, dapat diberikan pemberian antibiotik profilaksis.

Pada pertolongan konservatif diusahakan menekan limfedema sampai hilang dan mempertahankan keadaan tanpa edema ini dengan balutan elastik. Jika belum ada fibrosis jaringan edema, limfedema dapat dihilangkan pada tahap awal dengan pemasangan pembalut elastik dari jari sampai pangkal ekstremitas. Tekanan di bagian distal lebih besar daripada di proksimal. Pembalut tidak boleh dilepas. Bila edema sudah surut sedikit, pembalut sudah boleh dilepas 1-2 kali sehari.

Selain itu, dapat digunakan alat kompresi yang dipasang pada ekstremitas. Alat ini akan memberikan tekanan intermiten pada ekstremitas dari distal ke proksimal. Mesin masase yang terdiri atas berbagai segmen ini memberikan kompresi pneumatik, yang berguna bila belum terdapat fibrosis dan edema masih dapat dihilangkan, lebih-lebih bila dikombinasi dengan kaus kaki elastik.

Tindak bedah dilakukan bila secara konservatif tidak dapat diperoleh hasil yang memadai. Eksisi jaringan edema dilakukan bersamaan dengan cangkok kulit, tetapi secara kosmetik hasilnya tidak menggembirakan.

Metode lainnya adalah pemasangan serabut sutera atau nilon untuk menyalir cairan edema yang mengandung pembuluh limf. Implantasi sebagian omentum tanpa melepaskan perdarahannya dan berbagai cara anastomosis limf vena dengan teknik bedah mikro juga dilakukan, tetapi umumnya hasil jangka panjangnya mengecewakan. 2.3 Limfangitis Pengertian

adalah suatu peradangan dari saluran limfatik yang terjadi sebagai akibat dari infeksi pada situs distal ke saluran tersebut. Yang menyebabkan sebagian besar limfangitis terjadi pada manusia adalah Streptococcus pyogenes (Grup streptokokus A). Limfangitis juga kadang-kadang disebut "keracunan darah".Limfangitis adalah peradangan pada pembuluh limfatik dan saluran. Hal ini ditandai oleh kondisi peradangan tertentu dari kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Garis merah tipis dapat diamati di sepanjang perjalanan pembuluh limfatik di daerah bencana, disertai dengan pembesaran menyakitkan di dekatnya kelenjar getah bening.

Etiologi

Pembuluh getah bening merupakan saluran kecil yang membawa getah bening dari jaringan ke kelenjar getah bening dan ke seluruh tubuh. Bakteri streptokokus biasanya memasuki pembuluh-pembuluh ini melalui gesekan, luka atau infeksi (terutama selulitis) di lengan atau tungkai.Sistem getah bening adalah jaringan organ, kelenjar getah bening, saluran getah bening, dan pembuluh getah bening atau saluran yang menghasilkan dan memindahkan cairan yang disebut getah bening dari jaringan ke aliran darah.Limfangitis umumnya hasil dari akut atau infeksi streptokokus staphylococcal kulit atau abses di kulit atau jaringan lunak. Infeksi menyebabkan pembuluh getah bening untuk menjadi bengkak dan sakit.Limfangitis mungkin tanda bahwa infeksi semakin parah. Harus meningkatkan kekhawatiran bahwa bakteri menyebar ke dalam aliran darah, yang dapat menyebabkan masalah yang mengancam nyawa.Limfangitis mungkin bingung dengan bekuan dalam vena ( tromboflebitis ).Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya peningkatan jumlah sel darah putih. Organisme penyebab infeksi hanya dapat dibiakkan di laboratorium bila infeksi sudah menyebar ke aliran darah atau bila terbentuk nanah pada luka yang terbuka.Patofisiologi

Organisme patogen memasuki saluran limfatik langsung melalui abrasi atau luka atau sebagai komplikasi infeksi. Setelah organisme memasuki saluran, peradangan lokal dan infeksi berikutnya terjadi, yang menyatakan sebagai garis-garis merah pada kulit. Peradangan atau infeksi kemudian meluas ke proksimal terhadap kelenjar getah bening regional.Tanda dan Gejala

Goresan merah dari daerah terinfeksi ke ketiak atau pangkal paha

Berdenyut nyeri di sepanjang daerah yang terkena

Demam 100 sampai 104 derajat Fahrenheit

Panas dingin

Perasaan sakit umum

Sakit kepala

Kehilangan nafsu makan

Nyeri otot

Tanda-Tanda dan Tes

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, yang meliputi perasaan kelenjar getah bening. Dokter mungkin mencari tanda-tanda cedera sekitar pembengkakan kelenjar getah bening.

Biopsi dan budaya daerah yang terkena dapat mengungkap penyebab peradangan. Darah budaya dapat dilakukan untuk melihat apakah infeksi telah menyebar ke aliran darah.

Penanganan Karena sifat serius infeksi ini, pengobatan akan dimulai segera, bahkan sebelum hasil kultur bakteri yang tersedia. Satu-satunya pengobatan untuk limfangitis adalah memberikan dosis sangat besar antibiotik, biasanya penisilin, melalui pembuluh darah. Tumbuh bakteri streptokokus biasanya dihilangkan dengan cepat dan mudah dengan penisilin. Antibiotik klindamisin dapat dimasukkan dalam pengobatan untuk membunuh streptokokus yang tidak tumbuh dan berada dalam keadaan istirahat. Atau sebuah spektrum luas dapat digunakan antibiotik yang akan membunuh banyak jenis bakteri.

Limfangitis dapat menyebar dalam hitungan jam. Perawatan harus dimulai segera. Pengobatan mungkin termasuk :

Antibiotik untuk mengobati infeksi yang mendasari

Analgesik untuk mengontrol nyeri

Obat-obat anti-inflamasi untuk mengurangi inflamasi dan pembengkakan

Kompres panas lembab untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit

Pembedahan mungkin diperlukan untuk menguras abses apapun.

Pengobatan dengan antibiotik dapat mengakibatkan pemulihan lengkap, meskipun mungkin waktu berminggu-minggu, atau bahkan bulan, untuk pembengkakan menghilang. Jumlah waktu sampai pemulihan terjadi bervariasi, tergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Memelihara kesehatan dan kebersihan tubuh akan membantu mencegah terjadinya berbagai infeksi.BAB IVPENUTUP

Kesimpulan

Dari gejala dan tanda dari scenario lbm II, pasien didiagnosis menderita penyakit Tromflebitis superficialis. Tromboflebitis adalah peradangan dinding vena dan biasanya disertai pembentukan bekuan darah (thrombus). Ketika pertama kali terjadi bekuan pada vena akibat statis atau hiperkoagulabilitas, tanpa disertai peradangan maka proses ini dinamakan flebotrombosis. Tromboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Bekuan darah dapat terjadi di permukaan atau di dalam vena. Daftar Pustaka

Guyton, Arthur C, & John E, Hall. (2007) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta : EGC.

Isselbacher, dik. (2013) Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam vol 3 edisi 3. Jakarta:EGC

Price, Sylvia Anderson, & Wilson Lorraine McCarty.(2005) Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Vol. 1. Jakarta : EGC.

Bengkak 11