of 86 /86
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT.PELINDO III (Persero) CABANG TANJUNG EMAS SEMARANG TUGAS AKHIR Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Universitas Negeri Semarang Oleh Arsyina Lutfi Arrum Sari 7211312017 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

TUGAS AKHIR · Lampiran 06 Contoh Surat Tagihan Jasa Kepelabuhan ..... 93 Lampiran 07 Contoh Surat Persiapan Pelaksanaan Clearence Piutang ..... 94 Lampiran 08 Surat ... Lampiran

  • Author
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Text of TUGAS AKHIR · Lampiran 06 Contoh Surat Tagihan Jasa Kepelabuhan ..... 93 Lampiran 07 Contoh Surat...

  • ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB

    PIUTANG TAK TERTAGIH PADA

    PT.PELINDO III (Persero) CABANG TANJUNG EMAS

    SEMARANG

    TUGAS AKHIR

    Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

    pada Universitas Negeri Semarang

    Oleh

    Arsyina Lutfi Arrum Sari

    7211312017

    JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2015

  • ii

  • iii

  • iv

    PERNYATAAN

    Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam Tugas Akhir dengan judul

    “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih Pada PT.PELINDO III

    (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang” ini benar-benar karya saya sendiri,

    bukan jiplakan dari karya tulis orang lain sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau

    temuan orang lain yang terdapat dalam Tugas Akhir ini dikutip atau dirujuk

    berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti Tugas Akhir ini

    adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima

    sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Semarang, Juni 2015

    Arsyina Lutfi Arrum Sari

    NIM. 7211312017

  • v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Motto:

    1. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah

    kami mohon pertolongan, (Q.S. Al-Fathihah:5).

    2. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya

    bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila Engkau telah selesai (dari

    suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),

    (Q.S. Al-Insyirah:5-7).

    3. Saat kamu dimanjakan oleh nikmat dunia, akan ada banyak orang yang datang

    mamujimu, tapi saat kamu berada pada suatu titik kehinaan maka kamu akan

    mengetahui siapa orang yang tetap setia disisimu, (Penulis).

    Persembahan:

    Penulis persembahkan karya tulis ini

    kepada:

    1. Bapak, Ibu, kakak, dan adik-adikku

    tercinta

    2. Almamaterku

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat,

    taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan

    penyusunan tugas akhir yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Piutang

    Tak Tertagih Pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang”

    dengan lancar.

    Dalam penyusunan Tugas Akhir penulis banyak mendapat bantuan baik secara

    langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak dalam hal membimbing,

    mengumpulkan data, pengarahan, saran-saran dan doa dari berbagai pihak yang

    membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini, oleh karena itu penulis

    mengucapkan terima kasih setulus hati kepada :

    1. Bapak Dr. Wahyono, M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

    Negeri Semarang.

    2. Bapak Drs. Fachrurrozie, M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

    Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

    3. Bapak Drs. Sukardi Ikhsan, selaku Dosen Wali Jurusan Akuntansi D3

    Angkatan tahun 2012 Program Diploma III (D3) Universitas Negeri

    Semarang.

    4. Bapak Drs. Subowo, M.Si. selaku dosen pembimbing dalam penyusunan

    Tugas Akhir sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik.

  • vii

    5. Bapak Nugroho Christianto selaku Manager SDM dan Umum yang telah

    memberikan ijin penelitian di PT. PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung

    Emas Semarang bagi penulis.

    6. Bapak I Wayan Eka Saputra selaku Manager Keuangan yang telah

    memberikan ijin penelitian pada divisi Keuangan bagi penulis.

    7. Bapak Tri Martopo yang banyak memberikan pengarahan dan membantu

    dalam penelitian.

    8. Seluruh staf divisi Keuangan PT. PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung

    Emas Semarang yang bersedia memberikan kesempatan kepada penulis

    untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian.

    9. Bapak dan Ibu Dosen pengampu yang telah memberikan bekal ilmu

    pengetahuan selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas

    Negeri Semarang.

    10. Orangtua dan keluarga yang telah memberikan doa ,dukungan yang sangat

    berarti, baik bantuan materiil maupun spiritual dalam penyusunan tugas

    akhir ini.

    11. Bapak Ust. Gondrong terimakasih atas bantuan spiritual serta doa dan

    nasehatnya selama penyusunan Tugas Akhir ini.

    12. Mahasiswa jurusan akuntansi angkatan 2012, terutama kelas Akuntansi D3

    atas kekompakan dan kebersamaannya selama ini.

    13. Teman-teman seperjuangan Kost G_MA terimakasih atas doa dan

    dukungannya selama proses penyusunan Tugas Akhir ini.

  • viii

    14. Semua pihak yang turut membantu penyelesaian Tugas Akhir ini yang

    tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari masih banyak

    kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan

    dari semua pihak. Penulis berharap Tugas Akhir ini memberikan manfaat dan

    kontribusi untuk perkembangan ilmu, khususnya akuntansi.

    Semarang, Juni 2015

    Penulis

  • ix

    SARI

    Arsyina Lutfi Arrum Sari. 2015. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak

    Tertagih Pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang.

    Tugas Akhir. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Pembimbing: Drs. Subowo,

    M.Si.

    Kata kunci: piutang usaha, piutang tak tertagih, faktor penyebab piutang tak

    tertagih

    Salah satu perusahaan jasa yang sangat berperan penting dalam pemerintah

    saat ini yaitu Pelabuhan Indonesia. Pelabuhan Tanjung Emas salah satu cabang

    dari Pelabuhn Indonesia (PT. PELINDO III) yang menyediakan banyak pelayanan

    jasa kepelabuhan, diantaranya jasa labuh, jasa tambat, jasa pandu, jasa tunda, dan

    jasa air. Dari kegiatan pelayanan jasa tersebut dapat menyebabkan timbulnya

    piutang dikarenakan realisasi kegiatan biayanya lebih besar daripada uper. Uper

    adalah uang panjar/uang jaminan yang dibayarkan/disetorkan pengguna jasa

    sebelum melakukan kegiatan di pelabuhan. Selain itu penyebab piutang muncul

    adalah akibat biaya listrik dan air yang belum dibayarkan oleh pengguna jasa.

    Apabila piutang tersebut tidak dapat dibayarkan atau terjadi kemungkinan klien

    bangkrut atau menghilang, maka akan mengakibatkan munculnya piutang tak

    tertagih.

    Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode

    perolehan data yang digunakan adalah metode wawancara dan dokumentasi.

    Metode wawancara dilakukan dengan interview langsung dengan pihak yang

    terkait. Metode dokumentasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam penelitian

    untuk pengumpulan data dengan menggunakan dokumen dilakukan langsung ke

    obyek peneliti yang dalam hal ini adalah Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak

    Tertagih (Macet) pada divisi Keuangan bagian Billing dan Hutang Piutang.

    Hasil penelitian menunjukkan, faktor-faktor penyebab piutang tak tertagih

    ada 2 yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Untuk faktor intern sendiri

    dipengaruhi oleh pihak Pelabuhan dan pengguna jasa, sedangkan faktor ekstern

    disebabkan oleh kondisi yang tidak pernah diharapkan oleh pihak manapun.

    Upaya yang dilakukan oleh Pelabuhan dalam mengatasi piutang tak tertagih

    adalah piutang yang tak tertagih diinventarisasi berdasarkan jenis golongan

    pengguna jasa dan umur piutang, konfirmasi piutang kepada pengguna jasa,

    membentuk tim untuk penagihan, membuat surat teguran untuk penagihan ulang,

    jika belum berhasil diserahkan kepada KP3N, jika masih belum berhasil maka

    piutang diusulkan kepada Menteri Keuangan selaku pemegang saham untuk

    dihapuskan.

    Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa

    faktor penyebab piutang tak tertagih pada Pelabuhan Tanjung Emas ada 2, yaitu

    faktor intern dan faktor ekstern. Saran yang dapat diberikan yaitu pengendalian

    internal terhadap piutang harus ditingkatkan, perlu adanya penambahan eksekutif

    atau staf yang menguasai piutang, perlu diberikan sedikit keringan denda terhadap

    debitur yang telah melunasi piutangya sebelum jatuh tempo.

  • x

    DAFTAR ISI

    halaman

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING . ............................................................... ii

    PENGESAHAN KELULUSAN . ................................................................. iii

    PERNYATAAN ............................................................................................ iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

    KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

    SARI .............................................................................................................. ix

    DAFTAR ISI ................................................................................................. x

    DAFTAR TABEL . ....................................................................................... xiii

    DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 8

    1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 8

    1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 9

    BAB II LANDASAN TEORI

    2.1 Pengertian Piutang ................................................................................ 11

    2.2 Jenis-Jenis Piutang . .............................................................................. 13

    2.3 Penilaian piutang . ................................................................................. 15

    2.4 Penentuan Kerugian Piutang. ................................................................ 15

  • xi

    2.5 Pengertian Piutang Tak Tertagih . ......................................................... 16

    2.6 Jenis-Jenis Piutang Tak Tertagih . ........................................................ 16

    2.7 Faktor-Faktor Piutang Tak Tertagih . ................................................... 17

    2.8 Prosedur Penagihan Piutang . ................................................................ 21

    2.9 Teknik Penyelesaian Kredit Macet . ..................................................... 22

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Lokasi Penelitian .................................................................................. 25

    3.2 Objek Penelitian .................................................................................. 25

    3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 25

    3.4 Metode Analisis Data ........................................................................... 26

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian . .................................................................................. 27

    4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan . ................................................................ 27

    4.1.2 Visi dan Misi PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas

    Semarang. ............................................................................................. 30

    4.1.3 Struktur Organisasi PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas

    Semarang . ............................................................................................ 31

    4.1.4 Deskripsi Pekerjaan ............................................................................. 32

    4.2 Pembahasan . ........................................................................................ 44

    4.2.1 Tingkat Perbandingan Piutang Tak Tertagih dengan Piutang Lancar

    Pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang

    Periode 2012-2014 . ............................................................................. 44

  • xii

    4.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih Pada

    PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang. ........... 46

    4.2.3 Upaya yang dilakukakn oleh PT.PELINDO III (Persero) Cabang

    Tanjung Emas Semarang dalam mengatasi Piutang Tak Tertagih. ...... 50

    4.2.4 Langkah-Langkah Penyelamatan Piutang Tak Tertagih . .................... 55

    BAB V PENUTUP

    5.1 Simpulan . ............................................................................................ 51

    5.2 Saran . ................................................................................................... 53

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 54

    LAMPIRAN

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Data Piutang debitur Perorangan pada PT.PELINDO III (Persero)

    Cabang Tanjung Emas Semarang tahun 2012-2014. .................. 7

  • xiv

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 4.1 Grafik Piutang Tidak Lancar pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang

    Tanjung Emas Semarang tahun 2012-2014. ............................... 42

    Grafik 4.2 Grafik Piutang Lancar Aktif pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang

    Tanjung Emas Semarang tahun 2012-2014. ............................... 44

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 01 Laporan Posisi Keuangan PT. PELINDO III (Persero) Cabang

    Tanjung Emas Semarang Periode tahun 2012-2014…………. 67

    Lampiran 02 Rekap Umur Piutang Per Bulan Untuk Badan Usaha Perorangan

    Periode Desember tahun 2012-2014 . ..................................... 70

    Lampiran 03 Struktur Organisasi PT.PELABUHAN INDONESIA III (Persero)

    Cabang Tanjung Tanjung Emas Semarang ............................. 70

    Lampiran 04 Struktur Organisasi PT.PELABUHAN INDONESIA III (Persero)

    . Cabang Tanjung Emas Semarang Divisi Keuangan ................ 74

    Lampiran 05 Rekap Umur Piutang Per Bulan Periode Desember

    tahun 2012-2014 . .................................................................... 75

    Lampiran 06 Contoh Surat Tagihan Jasa Kepelabuhan ................................ 93

    Lampiran 07 Contoh Surat Persiapan Pelaksanaan Clearence Piutang ........ 94

    Lampiran 08 Surat Ijin Penelitian ................................................................. 96

    Lampiran 09 Surat Balasan Ijin Penelitian ................................................... 97

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Usaha yang ada saat ini terdiri dari perusahaan jasa dan perusahaan

    dagang dengan tujuan yang sama yaitu meningkatkan laba dengan

    memperhatikan pangsa pasar yang ada. Meski terdapat banyak persaingan

    antar perusahaan, namun hal inilah yang pada dasarnya memacu setiap

    perusahaan untuk memberikan pelayanan lebih baik lagi demi

    memenangkan pasar dan mempertahankan kelangsungan hidup usahanya

    masing-masing. Untuk meningkatkan kinerjanya perusahaan harus

    mempunyai suatu strategi, salah satu strategi yang dilakukan pada

    perusahaan dagang adalah menjual barangnya secara kredit.

    Penjualan barang atau jasa yang diberikan secara kredit akan

    menimbulkan piutang usaha. Piutang merupakan salah satu unsur dari

    aktiva lancar yang ada dalam neraca perusahaan. Piutang ini biasanya

    diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30 hari sampai 60 hari (Kieso dkk,

    2007 : 347). Dalam masa tenggang waktu pembayaran tersebut, perusahaan

    mempunyai tagihan kepada pembeli, sehingga penjualan kredit ini tidak

    segera menerima penghasilan kas. Hal ini akan berdampak bagi

    perusahaan, yaitu lambatnya perputaran kas yang nantinya akan

    mempengaruhi efektivitas arus kas perusahaan itu. Dampak lain dari

  • 2

    2

    piutang ini, nantinya dapat menyebabkan munculnya piutang tak tertagih.

    Piutang tak tertagih terjadi karena adanya kemungkinan klien bangkrut atau

    menghilang.

    Piutang usaha yang tidak tertagih adalah kerugian pendapatan yang

    memerlukan ayat jurnal pencatatan yang tepat dalam akun, penurunan

    aktiva piutang usaha serta penurunan yang berkaitan dengan laba dan

    ekuitas pemegang saham. Kerugian pendapatan dan penurunan laba diakui

    dengan mencatat beban piutang ragu-ragu atau beban piutang tak tertagih,

    (Kieso dkk, 2007:350). Tidak ada satupun dari perusahaan yang

    mengharapkan bahwa dari sekian banyaknya debitur terdapat sebagian

    yang tidak bisa membayar kewajibannya walaupun dalam proses

    pemberian kredit telah diteliti sebaik-baiknya. Resiko tak tertagih atas

    sejumlah piutang pasti akan ditemui, untuk itu perusahaan seringkali

    membuat daftar piutang berdasarkan umurnya untuk memudahkan

    perhitungan piutang yang beredar kemudian menghitung cadangan

    kerugian piutang yang akan dibebankan pada akhir periode untuk

    mengakomodasikan kemungkinan piutang tak tertagih. Piutang tak tertagih

    ini biasanya oleh pihak perusahaan menetapkan persentase tertentu untuk

    menggambarkan seberapa besar pengaruhnya terhadap kondisi keuangan

    perusahaan.

    Pelabuhan Indonesia adalah salah satu perusahaan jasa yang sangat

    berperan penting dalam pemerintah saat ini. Pelabuhan memiliki peranan

    yang sangat besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi maupun

  • 3

    3

    Mobilitas sosial dan perdagangan Indonesia. Aktivitas utama pada

    perusahaan jasa adalah kegiatan pemberian jasa dengan tujuan utama

    untuk memperoleh minat para pelanggan. Pelabuhan Indonesia memiliki

    empat wilayah operasi, yaitu Pelabuhan Indonesia I berkantor pusat di

    Medan Sumatera Utara, Pelabuhan Indonesia II berkantor pusat di Jakarta,

    Pelabuhan Indonesia III berkantor pusat di Surabaya Jawa Timur, dan

    Pelabuhan Indonesia IV berkantor pusat di Makassar Sulawesi Selatan. PT.

    PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang adalah salah satu

    cabang Pelabuhan Indonesia III. PT. PELINDO III (Persero) Cabang

    Tanjung Emas Semarang menaungi dua pelabuhan yang berada di Jawa

    Tengah, yaitu Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan Kawasan

    Pelabuhan Tegal.

    Ada beberapa jenis jasa yang ditawarkan pada Pelabuhan Tanjung

    Emas Semarang, diantaranya jasa labuh, jasa tambat, jasa pandu, jasa

    pengusahaan listrik, jasa pengusahaan air minum dan jasa sewa tanah.

    Untuk jasa pengusahaan listrik dan air minum pelabuhan bekerja sama

    dengan pihak yang terkait, misalnya untuk pengusahaan air minum

    pelabuhan bekerja sama dengan PDAM jika harga 1 liter air dari PDAM

    dihargai Rp 1000,00 maka pelabuhan ketika menjual kepada debitur

    nantinya akan mengambil untung. Sebagai contoh nantinya 1 liter air akan

    mereka jual dengan harga Rp 1500,00. Pada PT. PELINDO III (Perseroan)

    Cabang Tanjung Emas Semarang dalam pelayanan jasanya, pengguna jasa

    dapat melakukan pembayaran secara tunai maupun kredit. Akibat dari

  • 4

    pembayaran kredit tersebut, maka akan timbul piutang. Piutang biasanya

    muncul akibat realisasi kegiatan biayanya lebih besar daripada uper. Uper

    adalah uang panjar/uang jaminan yang dibayarkan oleh pengguna jasa

    sebelum melakukan kegiatan di pelabuhan. Penyebab lain munculnya

    piutang adalah akibat biaya listrik dan air yang belum dibayarkan. Pada

    PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang terdapat

    banyak pengguna jasa yang sering terlambat dan melewati batas waktu

    dalam melakukan pembayaran penggunaan layanan jasa kepelabuhan.

    Alasan yang digunakan para pengguna jasa adalah keterlambatan

    diterimanya nota penjualan.

    Kerugian yang timbul dari piutang yang tidak tertagih ini oleh

    akuntansi diakui sebagai kerugian piutang. Penyebab piutang tak tertagih

    dari segi pemilik piutang karena kurangnya usaha penagihan, kurangnya

    kontrol dari pemberi piutang, kurangnya analisis seleksi dalam pemberian

    kredit, atau perusahaan tersebut memiliki piutang di perusahaan lain tetapi

    perusahaan lain juga belum bisa membayar piutangnya sehingga

    perusahaan tersebut menunggu piutangnya dibayar oleh pihak lain, dan jika

    piutangnya dibayar oleh pihak lain maka perusahaan tersebut akan

    membayar piutangnya kepada perusahaan yang bersangkutan, sedangkan

    dari segi pihak yang berutang penyebabnya bisa bermacam-macam,

    misalnya pihak yang berutang tiba-tiba mengalami kesulitan keuangan,

    kebangkrutan usaha atau pihak yang berutang memang mempunyai motif

    secara sengaja tidak membayar utangnya.

  • 5

    Kondisi ketidakpastian merupakan suatu hal yang wajar jika ada

    sejumlah piutang dagang perusahaan yang tak tertagih pada saat jatuh

    tempo dan bahkan ada yang benar-benar tidak dapat dibayar oleh pihak

    yang berutang, sehingga terpaksa dihapuskan oleh pemilik piutang. Tetapi

    perusahaan biasanya tidak dapat mengetahui dengan tepat berapa besar

    nilai piutang yang dapat ditagih maupun yang tidak dapat ditagih. Akibat

    dari adanya piutang yang tidak tertagih ini maka akan sangat berpengaruh

    pada laba operasional. Dimana semakin besar biaya yang disisihkan untuk

    kerugian piutang tidak tertagih, maka semakin sedikit laba operasional

    yang didapatkan. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan piutang tak

    tertagih ada 2 faktor yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

    internal dapat muncul dari pihak pemberi piutang (kreditur) dan pihak yang

    berhutang (debitur).

    Cabang Tanjung Emas Semarang memiliki banyak pelanggan yang

    menggunakan layanan jasa kepelabuhan. Selain menerima pembayaran

    dengan rupiah, bagi pengguna jasa yang usahanya sudah bertaraf

    internasional dapat melakukan pembayaran berupa valuta asing. Dalam

    praktiknya, pelanggan-pelanggan tersebut digolongkan dalam beberapa

    kategori, diantaranya ABRI, Instansi Pemerintah, BUMN, Perusahaan

    Swasta, Perorangan, BUMN Valas, dan Perusahaan Swasta Valas. Pada

    neraca yang disajikan oleh Pelabuhan Cabang Tanjung Emas Semarang,

    saldo piutang mengalami perubahan yang flutuatif. Pada neraca tahun 2011

    saldo piutang sebesar Rp 5.768.157.703,00 kemudian saldo piutang pada

  • 6

    neraca tahun 2012 menurun menjadi Rp 4.739.133.785,00. Sedangkan

    tahun 2013 saldo piutang pada neraca meningkat menjadi Rp

    6.548.894.669,00. Terjadi peningkatan lagi pada tahun 2014 saldo piutang

    menjadi Rp 10.728.165.049,00 (lampiran 01). Setelah dilakukan analisa,

    salah satu penyebab tingginya saldo piutang pada Pelabuhan Cabang

    Tanjung Emas Semarang disebabkan karena terdapat beberapa pengguna

    jasa yang dikategorikan dalam piutang macet. Jenis-jenis piutang yang

    terdapat pada Pelabuhan Tanjung Emas adalah piutang lancar aktif

    (pengguna jasa yang memberikan upper diawal transaksi dan biasanya

    sebelum dilakukan penagihan pengguna jasa sudah melunasi utangnya

    terlebih dahulu), piutang lancar pasif (pengguna jasa yang tidak

    memberikan upper diawal transaksi dan biasanya baru akan melunasi

    utangnya setelah dilakukan penagihan terlebih dahulu, umur piutangnya

    antara 1-365 hari), dan yang terakhir piutang tidak lancar (pengguna jasa

    yang dikategorikan memiliki piutang macet adalah mereka yang memiliki

    umur piutang lebih dari 365 hari). Golongan Perorangan adalah salah satu

    pengguna jasa yang memiliki saldo piutang macet. Hal ini dapat dilihat

    pada rekap umur piutang perbulan sesuai dengan golongan pengguna jasa.

    Berikut ini data tabel perbandingan antara piutang lancar aktif,

    piutang lancar pasif dan piutang tidak lancar untuk golongan Perorangan

    pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang pada

    tahun 2012-2014:

  • 7

    Table 1.1

    Data Piutang debitur Perorangan pada PT.PELINDO III (Persero)

    Cabang Tanjung Emas Semarang tahun 2012 - 2014

    100% 100% Rp 106,321,908.00

    3%

    15%

    82%

    100%Total

    Piutang

    Prosentase

    Tahun 2013

    Rp 1,726,883.00

    Rp 61,981,995.00

    Rp 9,571,800.00 Rp 13,441,598.00

    Rp 73,026,998.00

    Rp 50,683,312.00 Rp 57,705,312.00

    Rp 1,880,087.00 Rp 5,264,814.00

    Rp 37,083,282.00

    Rp 63,973,812.00

    Prosentase

    Tahun 2012

    Prosentase

    Tahun 2014

    Piutang

    Lancar

    Aktif

    Piutang

    Lancar

    Pasif

    Piutang

    Tidak

    Lancar*

    3%

    18%

    5%

    35%

    60%79%

    Jenis

    Piutang Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

    *Piutang Tidak Lancar (>365 hari)

    Dari data tersebut menunjukkan bahwa prosentase piutang macet

    debitur perorangan pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas

    Semarang setiap tahunnya menurun tetapi prosentase tersebut tetap lebih

    besar jika dibandingkan dengan prosentase piutang lancar aktif dan piutang

    lancar pasif. Tahun 2012 prosentase saldo piutang lancar aktif hanya 3%,

    piutang lancar pasif sebesar 15% sedangkan piutang tidak lancarnya

    sebesar 82%. Untuk tahun 2013 saldo piutang lancar aktif sama dengan

    saldo piutang lancar aktif tahun 2012 yaitu sebesar 3% tapi untuk saldo

    piutang lancar pasif naik menjadi 18% sedangkan saldo piutang tidak

    lancar terjadi penurunan namun prosentase tersebut tetap masih tinggi yaitu

    sebesar 79%. Sedangkan tahun 2014 saldo piutang lancar aktif dan piutang

    lancar pasif mengalami kenaikkan jika dibandingkan dengan tahun

    sebelumnya, yakni masing-masing naik menjadi 5% dan 35% mungkin hal

  • 8

    inilah yang cukup berpengaruh terhadap penurunan saldo piutang tidak

    lancar yakni saldonya menjadi 60%, hal ini dapat dilihat pada rekap umur

    piutang pengguna jasa perorangan pada lampiran lampiran 02.

    Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

    penelitian dan penyajiannya dalam tugas akhir dengan judul “Analisis

    Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih Pada PT.PELINDO III

    (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang”.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

    perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

    1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan piutang tak tertagih pada

    PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang ?

    2. Bagaimanakah upaya yang dilakukan oleh PT.PELINDO III (Persero)

    Cabang Tanjung Emas Semarang dalam mengatasi piutang tak tertagih ?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang

    telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

    menganalisis faktor-faktor yang dapat menyebabkan adanya piutang tak

    tertagih pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang,

    diantaranya :

  • 9

    1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan piutang tak tertagih

    pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang.

    2. Untuk mengetahui cara yang digunakan oleh PT.PELINDO III (Persero)

    Cabang Tanjung Emas Semarang dalam mengatasi piutang tak tertagih.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut :

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan

    wawasan tentang faktor-faktor penyebab timbulnya piutang tak tertagih

    pada perusahaan dan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di Universitas

    Negeri Semarang dengan kondisi yang ada dalam dunia kerja.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi penulis

    Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan

    penulis tentang faktor-faktor penyebab dan yang mempengaruhi

    piutang tak tertagih pada perusahaan jasa.

    b. Bagi PT.PELINDO III (Persero) cabang Tanjung Emas

    Semarang

    Penelitian ini dapat dijadikan sebagai kontribusi dan bahan

    pertimbangan dalam menilai kinerja perusahaan agar dapat

    mengambil langkah dan keputusan guna melakukan persiapan

  • 10

    dan perbaikan sehubungan adanya pengaruh faktor-faktor

    penyebab piutang tak tertagih tersebut.

    c. Bagi Civitas Akademisi

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

    pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat memberikan

    sumbangan pemikiran khususnya mengenai analisis faktor-

    faktor penyebab piutang tak tertagih pada Perusahaan jasa.

  • 11

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Pengertian Piutang

    Piutang dagang atau disebut juga dengan piutang usaha merupakan

    piutang atau tagihan yang timbul dari penjualan barang dagangan atau jasa

    secara kredit. Piutang dagang biasanya diberikan penjual kepada pembeli

    barang dagang atau jasa atas dasar kepercayaan, tanpa disertai dengan janji

    tertulis secara formal. Selain piutang dagang, ada pula piutang yang timbul

    bukan dari penjualan barang dan jasa, misalnya piutang wesel, piutang kepada

    pemegang saham, piutang deviden, dll.

    Piutang merupakan aktiva lancar atau kekayaan perusahaan yang

    timbul karena ada penjualan secara kredit. Cara penjualan kredit ini

    merupakan cara yang biasanya dilakukan dalam dunia bisnis untuk dapat

    menarik para pelanggan pembeli barang dan jasa dalam perusahaan. Piutang

    (receivable) adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau

    pihak-pihak lainnya. Untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang

    diklasifikasikan sebagai lancar (jangka pendek) atau tidak lancar (jangka

    panjang). Piutang adalah merupakan kebiasaan bagi untuk memberikan

    kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan

    (Soemarso 2002:338). Piutang adalah hak perusahaan untuk menerima

    sejumlah kas dimasa yang akan datang, akibat kejadian dimasa lalu. Piutang

    adalah tuntutan dari pihak lain (langganan) akibat perusahaan melakukan

  • 12

    transaksi penjualan barang dagang / jasa secara kredit. Piutang adalah hak

    untuk menagih kepada pihak lain karena sebelumnya perusahaan memberikan

    pinjaman atau menjual barang/jasa secara kredit kepada pihak lain. Piutang

    adalah klaim perusahaan atas uang, barang atau jasa kepada pelanggan atau

    pihak-pihak lainnya (Baridwan 2004:124). Piutang adalah seluruh uang yang

    diklaim terhadap entitas lainnya, mencakup perorangan, perusahaan, dan

    organisasi lainnya. Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap

    pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya. Piutang

    biasanya memiliki bagian yang signifikan dari aktiva lancar perusahaan.

    Menurut Kieso,dkk (2007:346) piutang adalah klaim uang, barang,

    atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Untuk tujuan pelaporan

    keuangan, piutang diklasifikasikan sebagai lancar (jangka pendek) atau tidak

    lancar (jangka panjang). Piutang timbul sebagai akibat dari penjualan barang

    atau jasa. Piutang ini biasanyadiperkirakan akan tertagih dalam waktu 30

    sampai 60 hari. Secara umum piutang ini merupakan piutang terbesar yang

    dimiliki oleh perusahaan.

    Dari definisi piutang diatas dapat disimpulkan bahwa piutang adalah

    hak untuk menagih kepada pihak lain karena sebelumnya perusahaan

    memberikan pinjaman kepada pihak lain atau menjual barang atau jasanya

    secara kredit kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Dan piutang adalah

    seluruh uang yang diklaim terhadap entitas lainnya, mencakup perorangan,

    perusahaan, dan organisasi lainnya. Piutang meliputi semua klaim dalam

  • 13

    bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau

    organisasi lainnya.

    2.2 Jenis -jenis Piutang

    Menurut Kieso, dkk (2009:346-347) piutang dikelompokkan menjadi

    dua, yaitu:

    1. Piutang Lancar

    Piutang lancar merupakan piutang yang akan ditagih dalam masa satu

    tahun atau selama satu siklus operasi berjalan, mana yang lebih panjang.

    2. Piutang Tidak Lancar

    Piutang tidak lancar merupakan piutang yang akan tertagih lebih dari satu

    tahun.

    Piutang selanjutnnya diklasifikasikan dalam neraca yaitu sebagai:

    a. Piutang dagang

    Piutang dagang adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk

    barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasional

    bisnis normal.

    Piutang dagang ini kemudian terbagi lagi menjadi dua yaitu piutang

    usaha dan wesel tagih.

    1.) Piutang usaha merupakan janji lisan dari pembeli untuk

    membayar barang atau jasa yang dijual.

    2.) Wesel tagih merupakan janji tertulis untuk membayar sejumlah

    uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan.

  • 14

    b. Piutang Nondagang

    Piutang nondagang berasal dari berbagai transaksi. Sejumlah contoh

    piutang nondagang adalah:

    1.) Uang muka kepada karyawan dan staf.

    2.) Uang muka kepada anak perusahan.

    3.) Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan.

    4.) Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayaran.

    5.) Piutang deviden dan bunga.

    6.) Klaim terhadap :

    a. Perusahaan asuransi untuk kerugian yang dipertangguhkan.

    b. Terdakwa dalam suatu perkara hukum.

    c. Badan-badan pemerintah untuk pengembalian pajak.

    d. Perusahaan pengangkutan untuk barang yang rusak atau

    hilang.

    e. Kreditor untuk baarang yang dikembalikan, rusak, atau

    hilang.

    f. Pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembalikan

    (krat, kontainer, dan sebagainya).

  • 15

    2.3 Penilaian Piutang

    Menurut Jusup (1987:39-40) ada dua cara untuk melakukan pencatatan

    kerugian piutang sebagai berikut:

    1. Metode Cadangan

    Metode cadangan digunakan apabila kerugian piutang yang biasa terjadi,

    cukup besar jumlahnya.

    2. Metode Penghapusan Langsung

    Penggunaan metode penghapusan langsung, maka jumlah kerugian

    piutang tidak perlu ditaksir dan dalam pembukuan tidak digunakan

    rekening cadangan kerugian piutang.

    2.4 Penentuan Kerugian Piutang

    Terdapat dua cara untuk menaksir jumlah penyisihan untuk piutang tak

    tertagih, yaitu berdasarkan saldo piutang dan berdasarkan saldo penjualan

    (Soemarso, 2004:339-343).

    1. Penyisihan atas Dasar Saldo Piutang

    Penyisihan piutang tak tertagih yang didasarkan atas saldo piutang dapat

    dilakukan dengan cara menetapkan suatu persentase terhadap saldo

    piutang. Biasanya saldo yang dipakai adalah rata-rata antara saldo piutang

    pada awal dan akhir periode.

  • 16

    2. Penyisihan atas Dasar Saldo Penjualan

    Perhitungan penyisihan piutang tak tertagih dengan cara ini dilakukan

    dengan menetapkan suatu persentase tertentu terhadap penjualan. Angka

    penjualan yang dipakai adalah penjualan kredit, tapi apabila untuk

    memperoleh angka tersebut diperlukan terlalu banyak waktu dan biaya

    maka persentase dapat didasarkan atas total penjualan.

    2.5 Pengertian Piutang Tak Tertagih

    Menurut Jusup (2002:55) piutang tak tertagih adalah piutang yang dapat

    menimbulkan kerugian karena debitur tidak mau atau tidak mampu

    melaksanankan kewajibanya.

    2.6 Jenis-jenis Piutang Tak Tertagih

    Jenis-jenis piutang tak tertagih diantaranya :

    1. Kredit dalam perhatian khusus

    2. Kredit kurang lancar

    3. Kredit diragukan

    4. Kredit macet

  • 17

    2.7 Faktor-faktor Piutang Tak Tertagih

    Hampir setiap perusahaan pernah mengalami masalah piutang tak

    tertagih. Menurut Mahmoedin (1995:134) gejala kredit macet antara lain

    disebabkan oleh:

    1. Menurunnya Pendapatan Bersih

    Turunnya pendapatan bersih dapat disebabkan oleh adanya kenaikkan

    biaya yang tidak diimbangi dengan pendapatan yang tinggi.

    2. Menurunnya Penjualan secara Tajam

    Penjualan yang menurun adalah hal yang wajar dalam siklus hidup

    perusahaan, tetapi jika penjualan tersebut mengalami penurunan yang

    sangat tajam, maka hal ini menandakan bahwa perusahaan akan menemui

    titik kritis.

    3. Menurunnya Perputaran Persediaan

    Perputaran persediaan yang cepat akan memberikan kelancaran bagi

    perusahaan. Tetapi jika perputaran tersebut kecepatannya menurun berarti

    banyak barang yang tidak laku, seperti perusahaan diambang kesulitan

    dalam melakukan pemasaran produknya.

    4. Meningkanya Penjualan secara Tajam

    Naiknya penjualan secara tajam disebabkan perusahaan ingin mempunyai

    uang secara cepat sehingga perusahaan melakukan penjualan produknya

    dengan harga jual dibawah harga pokok.

    5. Menurnnya Perputaran Piutang

  • 18

    Lambannya proses pelunasan pelanggan dan sulitnya penagihan akan

    menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan sehingga perusahaan akan

    mengalami kesulitan dalam melanjutkan kegiatan operasionalnya.

    6. Menurunnya Modal Lancar

    Turunnya modal lancar dapat disebabakan oleh pembelian kredit,

    membengkaknya hutang kepada pihak ketiga atau mungkin disebabkan

    adanya pemborosan.

    7. Nasabah mulai ingkar janji

    8. Nasabah membuat laporan fiktif

    9. Nasabah tidak terbuka

    10. Nasabah menolak wawancara

    Menurut Rivai, dkk (2013:238-239), kredit macet atau piutang tak

    tertagih dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

    1. Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari pihak kreditur.

    Faktor-faktor tersebut diantaranya :

    a. Keteledoran dari pihak kreditur mematuhi persetujuan pemberian

    piutang yang telah ditegaskan.

    b. Terlalu mudah memberikan piutang yang disebabkan karena tidak

    ada patokan yang jelas tentang standar kekayaan.

    c. Konsentrasi piutang pada sekelompok pengguna jasa atau sektor

    usaha yang beresiko tinggi.

    d. Kurang memadainya jumlah eksekutif dan staf bagian piutang.

  • 19

    e. Lemahnya bimbingan dan pengawasan pimpinan kepala para

    eksekutif dan staf bagian piutang.

    f. Lemahnya perusahaan mendeteksi timbulnya piutang macet

    termasuk mendeteksi arah perkembangan arus kas pengguna jasa

    atau debitur lama.

    2. Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari pihak debitur.

    Faktor-faktor tersebut diantaranya :

    a. Menurunnya kondisi ekonomi perusahaan yang disebabkan

    merosotnya kondisi ekonomi umum dan atau bidang usaha dimana

    mereka beroperasi.

    b. Adanya salah arus dalam pengelolaan usaha bisnis perusahaan atau

    karena kurang pengalaman dalam bidang usaha yang ditangani.

    c. Problem keluarga, misalnya perceraian, kematian, sakit

    berkepanjangan, pemborosan dana oleh salah satu atau beberapa

    anggota keluarga debitur.

    d. Kegagalan debitur pada bidang usaha atau perusahaan mereka yang

    lain.

    e. Munculnya kejadian di luar kekuasaan debitur, misalnya perang dan

    bencana alam.

    f. Watak buruk debitur (yang semula memang merencanakan tidak

    akan melunasi piutangnya).

  • 20

    Menurut Sinungan (1997:58-59) penyebab kredit macet adalah

    kesulitan keuangan yang dialami oleh debitur. Penyebab kesulitan keuangan

    dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu:

    1. Faktor-faktor intern, adalah faktor-faktor yang ada dalam diri perusahaan

    sendiri. Dari segi managerial faktor terjadinya kredit macet disebabkan

    oleh:

    a. Kelemahan dalam kebijaksanaan pembelian dan penjualan

    b. Tidak efektifnya kontrol atas biaya dan pengeluaran

    c. Kebijaksanaan tentang kebijakan piutang yang tidak efektif

    d. Penempatan yang berlebihan pada aktiva tetap

    e. Permodalan yang tidak cukup

    2. Faktor-faktor ekstern, adalah factor-faktor yang berasal dari luar

    perusahaan, diantaranya:

    a. Bencana alam, adalah sesuatau yang tidak kita inginkan, misalnya:

    kebakaran, gempa bumi, gunung meletus, angin topan, banjir, dll.

    b. Peperangan, merupakan pengrusakan dari akibat permasalahan,

    misalnya: demonstrasi, penjrahan, pembakaran, dll.

    c. Perubahan kondisi perekonomian, merupakan peraturan pemerintah

    terhadap suatu jenis barang

    d. Perubahan teknologi, semakin majunya teknologi maka semakin

    efisien barang yang diproduksi sehingga perusahaan yang tidak

    menggunakan teknoligi modern akan kalah bersaing.

  • 21

    2.8 Prosedur Penagihan Piutang

    Menurut Van Horne (2002:263) ada beberapa cara yang dilakukan

    untuk melakukan penagihan piutang, yaitu sebagai berikut:

    1. Melalui Surat

    Teknik ini dilakukan bilamana pembayaran hutang pelanggan dari

    pelanggan sudah lewat beberapa hari dari waktu yang telah ditentukan

    tetapi belum dilakukan pembayaran.

    2. Melalui Telepon

    Teknik ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari teknik sebelumnya, yaitu

    apabila setelah pengiriman surat teguran ternyata tagihan masih belum

    dibayarkan.

    3. Kunjungan Personal

    Kunjungan personal yaitu dengan cara melakukan kunjungan secara

    personal atau pribadi ke tempat pelanggan.

    4. Tindakan-tindakan hukum

    Teknik ini yang paling akhir dilakukan apabila ternyata pelanggan tidak

    menunjukan itikad yang baik untuk melaksanakan kewajiban membayar

    hutangnya.

  • 22

    2.9 Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah

    Penyelesaian kredit bermasalah berpedoman pada ketentuan sebagai

    berikut, (Rivai, dkk 2013:242-262):

    1. Terhadap debitur yang dipandang masih mempunyai prospek dan debitur

    masih mempunyai iktikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya,

    penyelamatan kredit antara lain dapat dilakukan melalui cara:

    a. Penagihan intensif oleh kreditur

    b. Rescheduling, adalah upaya penyelamatan kredit dengan melakukan

    perubahan syarat-syarat perjanjian yang berkenaan dengan jadwal

    pembayaran kembali atau jangka waktu.

    c. Reconditioning, adalah upaya penyelamatan kredit dengan cara

    melakukan perubahan atas sebagian atau seluruh syarat perjanjian kredit,

    yang tidak terbatas hanya kepada perubahan jadwal atau jangka waktu

    kredit saja, namun perubahan tersebut tanpa memberikan tambahan

    kredit.

    d. Restructuring, adalah upaya penyelamatan dengan melakukan perubahan

    syarat-syarat perjanjian kredit berupa pemberian tambahan kredit .

    e. Management Assistancy, adalah bantuan konsultasi dan manajemen

    profesional yang diberikan kreditur kepada debitur yang masih

    mempunyai prospekdan iktikad baik untuk melunasi kewajibannya,

    namun lemah di dalam pengelolaan perusahaannya, baik dengan cara

    menempatkan salah satu petugas kreditur maupun meminta bantuan

    pihak ketiga (konsultan) sebagai anggota manajemen.

  • 23

    2. Terhadap debitur yang dipandang kurang mempunyai prospek dan tidak

    mempunyai iktikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya, penyelesaian

    dapat ditempuh melalui cara:

    a. Novasi, adalah perjanjian yang menyebabkan hapusnya perikatan dan

    pada saat yang bersamaan timbul perikatan lainnya sebagai pengganti

    perikatan semula.

    b. Kompensasi, adalah salah satu cara hapusnya perikatan yang disebabkan

    oleh keadaan dimana dua orang atau pihak masing-masing merupakan

    nasabah satu terhadap lainnya.

    c. Likuidasi, adalah penjualan barang jaminan debitur untuk melunasi

    utang kepada bank, baik dilakukan oleh debitur yang bersangkutan

    maupun oleh pemilik jaminan dengan persetujuan dan dibawah

    pengawasan bank.

    d. Subrogasi, adalah penggantian hak-hak bank oleh pihak ketiga karena

    adanya pembayara utang nasabah oleh pihak ketiga tersebut kepada bank

    yang dimaksud.

    e. Penebusan Jaminan, adalah penarikan jaminan dari bank oleh nasabah

    atau pemilik jaminan denagn menyetorkan sejumlah uang yang

    ditetapkan oleh bank.

    3. Terhadap debitur yang sudah tidak mempunyai prospek, namun masih

    mempunyai iktikad baik untuk melunasi kewajibannya dapat diberikan

    keringanan tunggakan bunga, denda, ongkos-ongkos.

  • 24

    4. Terhadap debitur yang sudah tidak mempunyai prospek dan tidak

    mempunyai iktikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya, penyelesaian

    kreditnya dapat ditempuh melalui pihak ketiga (Pengadilan Negeri).

    5. Terhadap debitur kredit kecil yang sudah tidak mempunyai prospek dan

    masih mempunyai prospek, namun tidak memenuhi kewajibannya,

    penagihan dilakukan oleh kreditur secara intensif.

  • 25

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Lokasi Penelitian

    Lokasi dalam penelitian ini dilakukan oleh penulis pada PT.PELINDO

    III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang, Jl. Coaster No.10 Tanjung

    Emas Semarang pada Divisi Keuangan.

    3.2 Objek Kajian

    Obyek kajian penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang

    menjadi titik perhatian suatu penelitian. Obyek kajian dalam penelitian ini

    adalah Faktor-Faktor Piutang Tak Tertagih pada PT.PELINDO III

    (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang.

    3.3 Metode Pengumpulan Data

    Metode Pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian

    ini adalah:

    1. Wawancara

    Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data dimana penulis

    mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang segala sesuatu kepada

    responden untuk memperoleh informasi yang diharapkan. Metode ini

    digunakan untuk memperoleh data dengan cara mengajukan pertanyaan

    kepada unit organisasi yang terkait dengan bagian piutang pada

    PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang.

  • 26

    2. Dokumentasi

    Dokumentasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam penelitian untuk

    pengumpulan data dengan menggunakan dokumen (sejarah singkat

    pelabuhan, struktur organisasi, data (daftar saldo berdasarkan umur

    piutang), serta sistem pembayaran yang ada pada pelabuhan tersebut)

    yang berkaitan dengan masalah yang dibahas sebagai sumber informasi

    untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

    3.4 Metode Analisis Data

    Analisis pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif

    kualitatif yaitu teknik analisis yang mendeskripsikan/mengungkapkan suatu

    keadaan yang menjadi fokus penelitian dan tidak berdasarkan pada

    perhitungan statistic yang berbentuk angka dengan membandingksn fakt

    dan teori yang terjadi pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung

    Emas Semarang.

    Dari data yang diperoleh kemudian disajikan berdasarkan analisis,

    secara umum analisis data yang digunakan adalah secara deskriptif yaitu

    dalam pernyataan dan uraian yang selanjutnya akan disusun secara

    sistematis dalam bentuk Tugas Akhir.

  • 57

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Simpulan

    Simpulan dari penelitian ini adalah:

    1. Faktor-faktor penyebab piutang tak tertagih pada PT.PELINDO III

    (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang adalah:

    a. Faktor-faktor yang disebabkan oleh pihak internal yang dalam hal ini

    adalah:

    1.) PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang,

    penyebabnya antara lain:

    a.) Pada piutang lama Belum diberlakukannya uper/uang panjer

    b.) Lemahnya pengendalian iternal terhadap piutang tak tertagih

    c.) Kurang memadainya jumlah eksekutif atau staf bagian piutang

    2.) Pengguna Jasa, penyebabnya antara lain:

    a.) Watak buruk dari pengguna jasa, seperti sulit ditemui,

    melarikan diri, pindah lokasi tanpa pemberitahuan terlebih

    dahulu, dll.

    b.) Kegagalan debitur pada bidang usaha atau perusahaan mereka

    yang lain.

    c.) Menurnnya kondisi ekonomi perusahaan yang disebabkan oleh

    merosotnya kondisi ekonomi umum dan bidang usaha dimana

    mereka beroperasi.

  • 58

    b. Faktor- faktor yang disebabkan oleh pihak ekternal, yang dalam hal ini

    penyebabnya antara lain:

    1.) Kebijakan Pemerintah, seperti devaluasi (penurunan nilai rupiah),

    revaluasi (kenaikan nilai rupiah), kenaikan harga BBM, Peraturan

    Pemerintah dalam rangka peremajaan alat-alat produksi yang

    mengakibatkan kebutuhan dana untuk melakukan penggantian.

    2.) Perkembangan teknologi, perusahaan mengalami kesulitan pada

    ketuaan alat produksi yang mengakibatkan produk yang dipasarkan

    tidak disukai lagi, ongkos produksi meningkat, pemborosan bahan

    baku, sehingga diperlukan penggantian alat produksi yang

    digunakan dengan alat produksi yang baru.

    3.) Bencana alam yang tidak pernah diprediksi sebelumnya, seperti

    kebanjiran, tanah longsor, gunung meletus, gempa, kebakaran dll.

    2. Upaya yang dilakukan oleh PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung

    Emas Semarang dalam mengatasi piutang tak tertagih adalah sebagai

    berikut:

    a. Piutang yang tak tertagih diinventarisasi;

    b. Kelompokkan berdasarkan jenis golongan pengguna jasa dan umur

    piutangnya;

    c. Konfirmasi piutang kepada pengguna jasa;

    d. Dibentuk tim untuk penagihan;

    e. Dibuatkan surat teguran untuk penagihan ulang;

  • 59

    f. Jika selama proses penagihan tetap belum berhasil maka piutang

    tersebut diserahkan kepada KP3N;

    g. Setelah piutang ditangani KP3N tidak berhasil, maka piutang tersebut

    diusulkan kepada Menteri Keuangan selaku pemegang saham untuk

    dihapus. Penghapusan piutang adalah salah satu upaya yang dilakukan

    agar dapat menurunkan saldo piutang macet yang terdapat di

    perusahaan. Dengan mengirimkan daftar nominatif yang memuat nama

    dan alamat debitur, tanggal piutang, jenis dan jumlah piutang, serta

    berita keterangan rnengenai keadaan debitur itu sendiri. Maka piutang

    tersebut akan diusulkan ke KP3N. Kemudian KP3N membuatkan Surat

    Peryataan Sementara Belum Dapat Ditagih (SPBDT) yang selanjutnya

    dokumen tersebut akan dikirimkan kepada Dewan Komisaris dan

    Menteri Keuangan untuk kemudian dihapuskan.

    5.2 Saran

    Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan kepada

    pihak Pelabuhan Cabang Tanjung Emas Semarang adalah:

    1. Pengendalian internal terhadap piutang harus lebih ditingkatkan, sehingga

    kegiatan operasional bisa lebih efektif, upaya yang dapat dilakukan

    diantaranya:

    a. Harus adanya pengawasan dilapangan terhadap setiap aktivitas

    kepelabuhan, hal ini sebagai antisipasi adanya oknum ataupun

    pengguna jasa yang tidak bertanggung jawab

  • 60

    b. Sitem uper/uang panjar, CMS, dan locking system harus dilakukan

    secara maksimal sehingga mampu mengurangi timbulnya piutang.

    c. Perlu adanya penambahan eksekutif atau staf yang menguasai tentang

    perkreditan, pengalaman yang sudah dimiliki ini diharapkan mampu

    mendeteksi akan timbulnya piutang tak tertagih serta upaya-upaya apa

    saja yang nantinya akan dilakukan untuk mengatasinya.

    2. Kenaikan denda yang diberikan kepada pengguna jasa yang memiliki

    piutang dan sudah jatuh tempo juga diharapkan dapat mengurangi

    timbulnya piutang

    3. Sebagai bentuk apresiasi terhadap debitur yang telah melunasi piutangnya

    sebelum jatuh tempo, maka perlu diberikan sedikit keringanan denda yang

    akan dibayarkannya.

  • 61

    DAFTAR PUSTAKA

    Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting, Edisi 8. Yogyakarta:

    BPFE Yogyakarta

    Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Sektor Publik Keuangan Daerah, Edisi

    Pertama. Jakarta: Salemba Empat

    Hartono, Jogiyanto. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Kelima.

    Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

    Jusup, Al. Haryono. 1987. Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid 2 (Edisi Revisi).

    Yogyakarta: LIBERTY Yogyakarta

    ----- 2002. Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid 2 (Edisi 6). Yogyakarta: BPFE

    Yogyakarta

    Kasmir. 2014. Manajemen Perbankan, Edisi Revisi-12. Jakarta:

    RajaGrafindo Persada

    Kurnianingrum, Ayu Dian. 2014. “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kredit

    Macet Pada PD.BPR BKK Kudus Cabang Kota Kudus”. Tugas

    Akhir. Semarang: Fakultas Ekonomi UNNES

    Mardiasmo. 2000. Akutansi Keuangan Dasar, Jilid Dua. BFE, Yogyakarta

    Mukhsinati Sari.2011. “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya

    Kredit Macet Pada Bank “X” Di Kabupaten Jember”. SKRIPSI.

    Jember: Fakultas Ekonomi Universitas Jember

    Rivai Veithzal, dkk. 2013. Manajemen Perbankan dari Teori ke Praktik.

    Jakarta: RajaGrafindo Persada

    Santosa, Dede Iman. 2008. “Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit

    Macet pada Nasabah BKM di Kec. Pemalang Kab. Pemalang

    Tahun 2007”. SKRIPSI. Semarang: Fakultas Ekonomi UNNES

    Sinungan, Muchdarsyah. 1997. Manajemen Dana Bank. Jakarta: Bumi

    Aksara

    Smith M. Jay, Skousen Fred K., Akuntansi Intermediate, Jakarta: Erlangga

    Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat

  • 62

    Van Horne, James C., JR, Wachhowicz John M. 2002. Prinsip-Prinsip

    Manajemen Keuangan, Buku 1. Terjemahan Heru Sutojo. Jakarta:

    Salemba Empat

    Weygandt J.Jerry, Donald E. Kieso, Warfield D. Terry.2007.Akuntansi

    Intermediate, Edisi ke duabelas, Jilid Satu.Jakarta:Salemba Empat.

  • 63

    LAMPIRAN

  • 63

    63

    Pedoman wawancara:

    1. Bagaimana sejarah berdirinya PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung

    Emas Semarang ?

    2. Apa bentuk badan hukum dari PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung

    Emas Semarang ?

    3. Apa tujuan, manfaat, dan fungsi dari PT.PELINDO III (Persero) Cabang

    Tanjung Emas Semarang ?

    4. Jasa apa saja yang ditawarkan PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung

    Emas Semarang ?

    5. Faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya piutang ?

    6. Berapa Prosentase antara piutang lancar dengan piutang mecet (Piutang tak

    tertagih) setiap tahun dalam 3 periode akuntansi ?

    7. Golongan pengguna jasa mana yang memiliki prosentase piutang tak tertagih

    yang cukup besar ?

    8. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya piutang tak tertagih ?

    9. Sanksi apa yang diberikan kepada pengguna jasa yang memiliki saldo piutang

    tak tertagih ?

    10. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan PT.PELINDO III (Persero) Cabang

    Tanjung Emas Semarang dalam menyelesaikan piutang tak tertagih ?

  • 64

    Faktor-faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih

    Pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang

    2. Faktor Internal

    b. Faktor Internal yang disebabkan oleh

    PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung

    Emas Semarang

    YA

    TIDAK

    Terlalu mudah memberikan piutang yang

    disebabkan karena tidak ada patokan yang

    jelas tentang standar kekayaan.

    Konsentrsi piutang pada sekelompok

    pengguna jasa atau sector usaha yang

    beresiko tinggi.

    Lemahnya pengendalian internal terhadap

    piutang tak tertagih.

    Kurang memadainya jumlah eksekutif dan

    staf bagian piutang.

    Lemahnya bimbingan dan pengawasan

    pimpinan kepala para eksekutif dan staf

    bagian piutang.

    Adanya perlakuan khusus terhadap

    golongan pengguna jasa.

    Lemahnya peusahaan dalam mendeteksi

    timbulnya piutang macet termasuk

    mendeteksi arah perkembangan arus kas

    pengguna jasa atau debitur lama.

    b. Faktor Internal yang disebabkan oleh

    pengguna jasa

    Watak buruk dari pengguna jasa, seperti

    sulit ditemui, melarikan diri, pindah lokasi

    tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dll.

  • 65

    Adanya salah arus dalam pengelolaan

    usaha bisnis perusahaan atau karena kurang

    pengalaman dalam bidang usaha yang

    ditangani.

    Problem keluarga, misalnya perceraian,

    kematian, sakit berkepanjangan,

    pemborosan dana oleh salah satu atau

    beberapa anggota keluarga pengguna jasa.

    Kegagalan debitur pada bidang usaha atau

    perusahaan mereka yang lain.

    Menurnnya kondisi ekonomi perusahaan

    yang disebabkan oleh merosotnya kondisi

    ekonomi umum dan bidang usaha dimana

    mereka beroperasi

    3. Faktor Ekternal

    Kebijakan Pemerintah, seperti devaluasi

    (penurunan nilai rupiah), revaluasi

    (kanaikkan nilai rupiah), kanakkan harga

    BBM, Peraturan Pemerintah dalam rangka

    peremajaan alat-alat produksi yang

    mengakibatkan kebutuhan dana untuk

    melakukan penggantian.

    Perkembangan teknologi, perusahaan

    mengalami kesulitan pada ketuaan alat

    produksi yang mengakibatkan produk yang

    dipasarkan tidak disukai lagi, ongkos

    produksi meningkat, pemborosan bahan

    baku, sehingga diperlukan penggantian alat

    produksi yang digunakan dengan alat

    produksi yang baru.

  • 66

    Bancana alam yang tidak pernah diprediksi

    sebelumnya, seperti kebanjiran, tanah

    longsor, gunung meletus, gempa,

    kebakaran, dll.

  • 67

    Lampiran 01

  • 68

  • 69

  • 70

    Lampiran 02

  • 71

  • 72

  • 73

    Lampiran 03

  • 74

    Lampiran 04

  • 75

    Lampiran 05

  • 76

  • 77

  • 78

  • 79

  • 80

  • 81

  • 82

  • 83

  • 84

  • 85

  • 86

  • 87

  • 88

  • 89

  • 90

  • 91

  • 92

  • 93

  • 94

    Lampiran 06

  • 95

    Lampiran 07

  • 96

  • 97

    Lampiran 08

  • 98

    Lampiran 09

  • 99

  • 100