Author
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
PIUTANG TAK TERTAGIH PADA
PT.PELINDO III (Persero) CABANG TANJUNG EMAS
SEMARANG
TUGAS AKHIR
Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Arsyina Lutfi Arrum Sari
7211312017
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
iii
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam Tugas Akhir dengan judul
“Analisis Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih Pada PT.PELINDO III
(Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang” ini benar-benar karya saya sendiri,
bukan jiplakan dari karya tulis orang lain sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam Tugas Akhir ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti Tugas Akhir ini
adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Juni 2015
Arsyina Lutfi Arrum Sari
NIM. 7211312017
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah
kami mohon pertolongan, (Q.S. Al-Fathihah:5).
2. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya
bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila Engkau telah selesai (dari
suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),
(Q.S. Al-Insyirah:5-7).
3. Saat kamu dimanjakan oleh nikmat dunia, akan ada banyak orang yang datang
mamujimu, tapi saat kamu berada pada suatu titik kehinaan maka kamu akan
mengetahui siapa orang yang tetap setia disisimu, (Penulis).
Persembahan:
Penulis persembahkan karya tulis ini
kepada:
1. Bapak, Ibu, kakak, dan adik-adikku
tercinta
2. Almamaterku
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat,
taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan tugas akhir yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Piutang
Tak Tertagih Pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang”
dengan lancar.
Dalam penyusunan Tugas Akhir penulis banyak mendapat bantuan baik secara
langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak dalam hal membimbing,
mengumpulkan data, pengarahan, saran-saran dan doa dari berbagai pihak yang
membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini, oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih setulus hati kepada :
1. Bapak Dr. Wahyono, M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang.
2. Bapak Drs. Fachrurrozie, M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
3. Bapak Drs. Sukardi Ikhsan, selaku Dosen Wali Jurusan Akuntansi D3
Angkatan tahun 2012 Program Diploma III (D3) Universitas Negeri
Semarang.
4. Bapak Drs. Subowo, M.Si. selaku dosen pembimbing dalam penyusunan
Tugas Akhir sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik.
vii
5. Bapak Nugroho Christianto selaku Manager SDM dan Umum yang telah
memberikan ijin penelitian di PT. PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung
Emas Semarang bagi penulis.
6. Bapak I Wayan Eka Saputra selaku Manager Keuangan yang telah
memberikan ijin penelitian pada divisi Keuangan bagi penulis.
7. Bapak Tri Martopo yang banyak memberikan pengarahan dan membantu
dalam penelitian.
8. Seluruh staf divisi Keuangan PT. PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung
Emas Semarang yang bersedia memberikan kesempatan kepada penulis
untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian.
9. Bapak dan Ibu Dosen pengampu yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang.
10. Orangtua dan keluarga yang telah memberikan doa ,dukungan yang sangat
berarti, baik bantuan materiil maupun spiritual dalam penyusunan tugas
akhir ini.
11. Bapak Ust. Gondrong terimakasih atas bantuan spiritual serta doa dan
nasehatnya selama penyusunan Tugas Akhir ini.
12. Mahasiswa jurusan akuntansi angkatan 2012, terutama kelas Akuntansi D3
atas kekompakan dan kebersamaannya selama ini.
13. Teman-teman seperjuangan Kost G_MA terimakasih atas doa dan
dukungannya selama proses penyusunan Tugas Akhir ini.
viii
14. Semua pihak yang turut membantu penyelesaian Tugas Akhir ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan
dari semua pihak. Penulis berharap Tugas Akhir ini memberikan manfaat dan
kontribusi untuk perkembangan ilmu, khususnya akuntansi.
Semarang, Juni 2015
Penulis
ix
SARI
Arsyina Lutfi Arrum Sari. 2015. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak
Tertagih Pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang.
Tugas Akhir. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Pembimbing: Drs. Subowo,
M.Si.
Kata kunci: piutang usaha, piutang tak tertagih, faktor penyebab piutang tak
tertagih
Salah satu perusahaan jasa yang sangat berperan penting dalam pemerintah
saat ini yaitu Pelabuhan Indonesia. Pelabuhan Tanjung Emas salah satu cabang
dari Pelabuhn Indonesia (PT. PELINDO III) yang menyediakan banyak pelayanan
jasa kepelabuhan, diantaranya jasa labuh, jasa tambat, jasa pandu, jasa tunda, dan
jasa air. Dari kegiatan pelayanan jasa tersebut dapat menyebabkan timbulnya
piutang dikarenakan realisasi kegiatan biayanya lebih besar daripada uper. Uper
adalah uang panjar/uang jaminan yang dibayarkan/disetorkan pengguna jasa
sebelum melakukan kegiatan di pelabuhan. Selain itu penyebab piutang muncul
adalah akibat biaya listrik dan air yang belum dibayarkan oleh pengguna jasa.
Apabila piutang tersebut tidak dapat dibayarkan atau terjadi kemungkinan klien
bangkrut atau menghilang, maka akan mengakibatkan munculnya piutang tak
tertagih.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode
perolehan data yang digunakan adalah metode wawancara dan dokumentasi.
Metode wawancara dilakukan dengan interview langsung dengan pihak yang
terkait. Metode dokumentasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam penelitian
untuk pengumpulan data dengan menggunakan dokumen dilakukan langsung ke
obyek peneliti yang dalam hal ini adalah Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak
Tertagih (Macet) pada divisi Keuangan bagian Billing dan Hutang Piutang.
Hasil penelitian menunjukkan, faktor-faktor penyebab piutang tak tertagih
ada 2 yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Untuk faktor intern sendiri
dipengaruhi oleh pihak Pelabuhan dan pengguna jasa, sedangkan faktor ekstern
disebabkan oleh kondisi yang tidak pernah diharapkan oleh pihak manapun.
Upaya yang dilakukan oleh Pelabuhan dalam mengatasi piutang tak tertagih
adalah piutang yang tak tertagih diinventarisasi berdasarkan jenis golongan
pengguna jasa dan umur piutang, konfirmasi piutang kepada pengguna jasa,
membentuk tim untuk penagihan, membuat surat teguran untuk penagihan ulang,
jika belum berhasil diserahkan kepada KP3N, jika masih belum berhasil maka
piutang diusulkan kepada Menteri Keuangan selaku pemegang saham untuk
dihapuskan.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
faktor penyebab piutang tak tertagih pada Pelabuhan Tanjung Emas ada 2, yaitu
faktor intern dan faktor ekstern. Saran yang dapat diberikan yaitu pengendalian
internal terhadap piutang harus ditingkatkan, perlu adanya penambahan eksekutif
atau staf yang menguasai piutang, perlu diberikan sedikit keringan denda terhadap
debitur yang telah melunasi piutangya sebelum jatuh tempo.
x
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING . ............................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN . ................................................................. iii
PERNYATAAN ............................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
SARI .............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL . ....................................................................................... xiii
DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Piutang ................................................................................ 11
2.2 Jenis-Jenis Piutang . .............................................................................. 13
2.3 Penilaian piutang . ................................................................................. 15
2.4 Penentuan Kerugian Piutang. ................................................................ 15
xi
2.5 Pengertian Piutang Tak Tertagih . ......................................................... 16
2.6 Jenis-Jenis Piutang Tak Tertagih . ........................................................ 16
2.7 Faktor-Faktor Piutang Tak Tertagih . ................................................... 17
2.8 Prosedur Penagihan Piutang . ................................................................ 21
2.9 Teknik Penyelesaian Kredit Macet . ..................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian .................................................................................. 25
3.2 Objek Penelitian .................................................................................. 25
3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 25
3.4 Metode Analisis Data ........................................................................... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian . .................................................................................. 27
4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan . ................................................................ 27
4.1.2 Visi dan Misi PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas
Semarang. ............................................................................................. 30
4.1.3 Struktur Organisasi PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas
Semarang . ............................................................................................ 31
4.1.4 Deskripsi Pekerjaan ............................................................................. 32
4.2 Pembahasan . ........................................................................................ 44
4.2.1 Tingkat Perbandingan Piutang Tak Tertagih dengan Piutang Lancar
Pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang
Periode 2012-2014 . ............................................................................. 44
xii
4.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih Pada
PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang. ........... 46
4.2.3 Upaya yang dilakukakn oleh PT.PELINDO III (Persero) Cabang
Tanjung Emas Semarang dalam mengatasi Piutang Tak Tertagih. ...... 50
4.2.4 Langkah-Langkah Penyelamatan Piutang Tak Tertagih . .................... 55
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan . ............................................................................................ 51
5.2 Saran . ................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 54
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Piutang debitur Perorangan pada PT.PELINDO III (Persero)
Cabang Tanjung Emas Semarang tahun 2012-2014. .................. 7
xiv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Grafik Piutang Tidak Lancar pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang
Tanjung Emas Semarang tahun 2012-2014. ............................... 42
Grafik 4.2 Grafik Piutang Lancar Aktif pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang
Tanjung Emas Semarang tahun 2012-2014. ............................... 44
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01 Laporan Posisi Keuangan PT. PELINDO III (Persero) Cabang
Tanjung Emas Semarang Periode tahun 2012-2014…………. 67
Lampiran 02 Rekap Umur Piutang Per Bulan Untuk Badan Usaha Perorangan
Periode Desember tahun 2012-2014 . ..................................... 70
Lampiran 03 Struktur Organisasi PT.PELABUHAN INDONESIA III (Persero)
Cabang Tanjung Tanjung Emas Semarang ............................. 70
Lampiran 04 Struktur Organisasi PT.PELABUHAN INDONESIA III (Persero)
. Cabang Tanjung Emas Semarang Divisi Keuangan ................ 74
Lampiran 05 Rekap Umur Piutang Per Bulan Periode Desember
tahun 2012-2014 . .................................................................... 75
Lampiran 06 Contoh Surat Tagihan Jasa Kepelabuhan ................................ 93
Lampiran 07 Contoh Surat Persiapan Pelaksanaan Clearence Piutang ........ 94
Lampiran 08 Surat Ijin Penelitian ................................................................. 96
Lampiran 09 Surat Balasan Ijin Penelitian ................................................... 97
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Usaha yang ada saat ini terdiri dari perusahaan jasa dan perusahaan
dagang dengan tujuan yang sama yaitu meningkatkan laba dengan
memperhatikan pangsa pasar yang ada. Meski terdapat banyak persaingan
antar perusahaan, namun hal inilah yang pada dasarnya memacu setiap
perusahaan untuk memberikan pelayanan lebih baik lagi demi
memenangkan pasar dan mempertahankan kelangsungan hidup usahanya
masing-masing. Untuk meningkatkan kinerjanya perusahaan harus
mempunyai suatu strategi, salah satu strategi yang dilakukan pada
perusahaan dagang adalah menjual barangnya secara kredit.
Penjualan barang atau jasa yang diberikan secara kredit akan
menimbulkan piutang usaha. Piutang merupakan salah satu unsur dari
aktiva lancar yang ada dalam neraca perusahaan. Piutang ini biasanya
diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30 hari sampai 60 hari (Kieso dkk,
2007 : 347). Dalam masa tenggang waktu pembayaran tersebut, perusahaan
mempunyai tagihan kepada pembeli, sehingga penjualan kredit ini tidak
segera menerima penghasilan kas. Hal ini akan berdampak bagi
perusahaan, yaitu lambatnya perputaran kas yang nantinya akan
mempengaruhi efektivitas arus kas perusahaan itu. Dampak lain dari
2
2
piutang ini, nantinya dapat menyebabkan munculnya piutang tak tertagih.
Piutang tak tertagih terjadi karena adanya kemungkinan klien bangkrut atau
menghilang.
Piutang usaha yang tidak tertagih adalah kerugian pendapatan yang
memerlukan ayat jurnal pencatatan yang tepat dalam akun, penurunan
aktiva piutang usaha serta penurunan yang berkaitan dengan laba dan
ekuitas pemegang saham. Kerugian pendapatan dan penurunan laba diakui
dengan mencatat beban piutang ragu-ragu atau beban piutang tak tertagih,
(Kieso dkk, 2007:350). Tidak ada satupun dari perusahaan yang
mengharapkan bahwa dari sekian banyaknya debitur terdapat sebagian
yang tidak bisa membayar kewajibannya walaupun dalam proses
pemberian kredit telah diteliti sebaik-baiknya. Resiko tak tertagih atas
sejumlah piutang pasti akan ditemui, untuk itu perusahaan seringkali
membuat daftar piutang berdasarkan umurnya untuk memudahkan
perhitungan piutang yang beredar kemudian menghitung cadangan
kerugian piutang yang akan dibebankan pada akhir periode untuk
mengakomodasikan kemungkinan piutang tak tertagih. Piutang tak tertagih
ini biasanya oleh pihak perusahaan menetapkan persentase tertentu untuk
menggambarkan seberapa besar pengaruhnya terhadap kondisi keuangan
perusahaan.
Pelabuhan Indonesia adalah salah satu perusahaan jasa yang sangat
berperan penting dalam pemerintah saat ini. Pelabuhan memiliki peranan
yang sangat besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi maupun
3
3
Mobilitas sosial dan perdagangan Indonesia. Aktivitas utama pada
perusahaan jasa adalah kegiatan pemberian jasa dengan tujuan utama
untuk memperoleh minat para pelanggan. Pelabuhan Indonesia memiliki
empat wilayah operasi, yaitu Pelabuhan Indonesia I berkantor pusat di
Medan Sumatera Utara, Pelabuhan Indonesia II berkantor pusat di Jakarta,
Pelabuhan Indonesia III berkantor pusat di Surabaya Jawa Timur, dan
Pelabuhan Indonesia IV berkantor pusat di Makassar Sulawesi Selatan. PT.
PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang adalah salah satu
cabang Pelabuhan Indonesia III. PT. PELINDO III (Persero) Cabang
Tanjung Emas Semarang menaungi dua pelabuhan yang berada di Jawa
Tengah, yaitu Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan Kawasan
Pelabuhan Tegal.
Ada beberapa jenis jasa yang ditawarkan pada Pelabuhan Tanjung
Emas Semarang, diantaranya jasa labuh, jasa tambat, jasa pandu, jasa
pengusahaan listrik, jasa pengusahaan air minum dan jasa sewa tanah.
Untuk jasa pengusahaan listrik dan air minum pelabuhan bekerja sama
dengan pihak yang terkait, misalnya untuk pengusahaan air minum
pelabuhan bekerja sama dengan PDAM jika harga 1 liter air dari PDAM
dihargai Rp 1000,00 maka pelabuhan ketika menjual kepada debitur
nantinya akan mengambil untung. Sebagai contoh nantinya 1 liter air akan
mereka jual dengan harga Rp 1500,00. Pada PT. PELINDO III (Perseroan)
Cabang Tanjung Emas Semarang dalam pelayanan jasanya, pengguna jasa
dapat melakukan pembayaran secara tunai maupun kredit. Akibat dari
4
pembayaran kredit tersebut, maka akan timbul piutang. Piutang biasanya
muncul akibat realisasi kegiatan biayanya lebih besar daripada uper. Uper
adalah uang panjar/uang jaminan yang dibayarkan oleh pengguna jasa
sebelum melakukan kegiatan di pelabuhan. Penyebab lain munculnya
piutang adalah akibat biaya listrik dan air yang belum dibayarkan. Pada
PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang terdapat
banyak pengguna jasa yang sering terlambat dan melewati batas waktu
dalam melakukan pembayaran penggunaan layanan jasa kepelabuhan.
Alasan yang digunakan para pengguna jasa adalah keterlambatan
diterimanya nota penjualan.
Kerugian yang timbul dari piutang yang tidak tertagih ini oleh
akuntansi diakui sebagai kerugian piutang. Penyebab piutang tak tertagih
dari segi pemilik piutang karena kurangnya usaha penagihan, kurangnya
kontrol dari pemberi piutang, kurangnya analisis seleksi dalam pemberian
kredit, atau perusahaan tersebut memiliki piutang di perusahaan lain tetapi
perusahaan lain juga belum bisa membayar piutangnya sehingga
perusahaan tersebut menunggu piutangnya dibayar oleh pihak lain, dan jika
piutangnya dibayar oleh pihak lain maka perusahaan tersebut akan
membayar piutangnya kepada perusahaan yang bersangkutan, sedangkan
dari segi pihak yang berutang penyebabnya bisa bermacam-macam,
misalnya pihak yang berutang tiba-tiba mengalami kesulitan keuangan,
kebangkrutan usaha atau pihak yang berutang memang mempunyai motif
secara sengaja tidak membayar utangnya.
5
Kondisi ketidakpastian merupakan suatu hal yang wajar jika ada
sejumlah piutang dagang perusahaan yang tak tertagih pada saat jatuh
tempo dan bahkan ada yang benar-benar tidak dapat dibayar oleh pihak
yang berutang, sehingga terpaksa dihapuskan oleh pemilik piutang. Tetapi
perusahaan biasanya tidak dapat mengetahui dengan tepat berapa besar
nilai piutang yang dapat ditagih maupun yang tidak dapat ditagih. Akibat
dari adanya piutang yang tidak tertagih ini maka akan sangat berpengaruh
pada laba operasional. Dimana semakin besar biaya yang disisihkan untuk
kerugian piutang tidak tertagih, maka semakin sedikit laba operasional
yang didapatkan. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan piutang tak
tertagih ada 2 faktor yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal dapat muncul dari pihak pemberi piutang (kreditur) dan pihak yang
berhutang (debitur).
Cabang Tanjung Emas Semarang memiliki banyak pelanggan yang
menggunakan layanan jasa kepelabuhan. Selain menerima pembayaran
dengan rupiah, bagi pengguna jasa yang usahanya sudah bertaraf
internasional dapat melakukan pembayaran berupa valuta asing. Dalam
praktiknya, pelanggan-pelanggan tersebut digolongkan dalam beberapa
kategori, diantaranya ABRI, Instansi Pemerintah, BUMN, Perusahaan
Swasta, Perorangan, BUMN Valas, dan Perusahaan Swasta Valas. Pada
neraca yang disajikan oleh Pelabuhan Cabang Tanjung Emas Semarang,
saldo piutang mengalami perubahan yang flutuatif. Pada neraca tahun 2011
saldo piutang sebesar Rp 5.768.157.703,00 kemudian saldo piutang pada
6
neraca tahun 2012 menurun menjadi Rp 4.739.133.785,00. Sedangkan
tahun 2013 saldo piutang pada neraca meningkat menjadi Rp
6.548.894.669,00. Terjadi peningkatan lagi pada tahun 2014 saldo piutang
menjadi Rp 10.728.165.049,00 (lampiran 01). Setelah dilakukan analisa,
salah satu penyebab tingginya saldo piutang pada Pelabuhan Cabang
Tanjung Emas Semarang disebabkan karena terdapat beberapa pengguna
jasa yang dikategorikan dalam piutang macet. Jenis-jenis piutang yang
terdapat pada Pelabuhan Tanjung Emas adalah piutang lancar aktif
(pengguna jasa yang memberikan upper diawal transaksi dan biasanya
sebelum dilakukan penagihan pengguna jasa sudah melunasi utangnya
terlebih dahulu), piutang lancar pasif (pengguna jasa yang tidak
memberikan upper diawal transaksi dan biasanya baru akan melunasi
utangnya setelah dilakukan penagihan terlebih dahulu, umur piutangnya
antara 1-365 hari), dan yang terakhir piutang tidak lancar (pengguna jasa
yang dikategorikan memiliki piutang macet adalah mereka yang memiliki
umur piutang lebih dari 365 hari). Golongan Perorangan adalah salah satu
pengguna jasa yang memiliki saldo piutang macet. Hal ini dapat dilihat
pada rekap umur piutang perbulan sesuai dengan golongan pengguna jasa.
Berikut ini data tabel perbandingan antara piutang lancar aktif,
piutang lancar pasif dan piutang tidak lancar untuk golongan Perorangan
pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang pada
tahun 2012-2014:
7
Table 1.1
Data Piutang debitur Perorangan pada PT.PELINDO III (Persero)
Cabang Tanjung Emas Semarang tahun 2012 - 2014
100% 100% Rp 106,321,908.00
3%
15%
82%
100%Total
Piutang
Prosentase
Tahun 2013
Rp 1,726,883.00
Rp 61,981,995.00
Rp 9,571,800.00 Rp 13,441,598.00
Rp 73,026,998.00
Rp 50,683,312.00 Rp 57,705,312.00
Rp 1,880,087.00 Rp 5,264,814.00
Rp 37,083,282.00
Rp 63,973,812.00
Prosentase
Tahun 2012
Prosentase
Tahun 2014
Piutang
Lancar
Aktif
Piutang
Lancar
Pasif
Piutang
Tidak
Lancar*
3%
18%
5%
35%
60%79%
Jenis
Piutang Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
*Piutang Tidak Lancar (>365 hari)
Dari data tersebut menunjukkan bahwa prosentase piutang macet
debitur perorangan pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas
Semarang setiap tahunnya menurun tetapi prosentase tersebut tetap lebih
besar jika dibandingkan dengan prosentase piutang lancar aktif dan piutang
lancar pasif. Tahun 2012 prosentase saldo piutang lancar aktif hanya 3%,
piutang lancar pasif sebesar 15% sedangkan piutang tidak lancarnya
sebesar 82%. Untuk tahun 2013 saldo piutang lancar aktif sama dengan
saldo piutang lancar aktif tahun 2012 yaitu sebesar 3% tapi untuk saldo
piutang lancar pasif naik menjadi 18% sedangkan saldo piutang tidak
lancar terjadi penurunan namun prosentase tersebut tetap masih tinggi yaitu
sebesar 79%. Sedangkan tahun 2014 saldo piutang lancar aktif dan piutang
lancar pasif mengalami kenaikkan jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, yakni masing-masing naik menjadi 5% dan 35% mungkin hal
8
inilah yang cukup berpengaruh terhadap penurunan saldo piutang tidak
lancar yakni saldonya menjadi 60%, hal ini dapat dilihat pada rekap umur
piutang pengguna jasa perorangan pada lampiran lampiran 02.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dan penyajiannya dalam tugas akhir dengan judul “Analisis
Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih Pada PT.PELINDO III
(Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan piutang tak tertagih pada
PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang ?
2. Bagaimanakah upaya yang dilakukan oleh PT.PELINDO III (Persero)
Cabang Tanjung Emas Semarang dalam mengatasi piutang tak tertagih ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang
telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis faktor-faktor yang dapat menyebabkan adanya piutang tak
tertagih pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang,
diantaranya :
9
1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan piutang tak tertagih
pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang.
2. Untuk mengetahui cara yang digunakan oleh PT.PELINDO III (Persero)
Cabang Tanjung Emas Semarang dalam mengatasi piutang tak tertagih.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan tentang faktor-faktor penyebab timbulnya piutang tak tertagih
pada perusahaan dan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di Universitas
Negeri Semarang dengan kondisi yang ada dalam dunia kerja.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
penulis tentang faktor-faktor penyebab dan yang mempengaruhi
piutang tak tertagih pada perusahaan jasa.
b. Bagi PT.PELINDO III (Persero) cabang Tanjung Emas
Semarang
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai kontribusi dan bahan
pertimbangan dalam menilai kinerja perusahaan agar dapat
mengambil langkah dan keputusan guna melakukan persiapan
10
dan perbaikan sehubungan adanya pengaruh faktor-faktor
penyebab piutang tak tertagih tersebut.
c. Bagi Civitas Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat memberikan
sumbangan pemikiran khususnya mengenai analisis faktor-
faktor penyebab piutang tak tertagih pada Perusahaan jasa.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Piutang
Piutang dagang atau disebut juga dengan piutang usaha merupakan
piutang atau tagihan yang timbul dari penjualan barang dagangan atau jasa
secara kredit. Piutang dagang biasanya diberikan penjual kepada pembeli
barang dagang atau jasa atas dasar kepercayaan, tanpa disertai dengan janji
tertulis secara formal. Selain piutang dagang, ada pula piutang yang timbul
bukan dari penjualan barang dan jasa, misalnya piutang wesel, piutang kepada
pemegang saham, piutang deviden, dll.
Piutang merupakan aktiva lancar atau kekayaan perusahaan yang
timbul karena ada penjualan secara kredit. Cara penjualan kredit ini
merupakan cara yang biasanya dilakukan dalam dunia bisnis untuk dapat
menarik para pelanggan pembeli barang dan jasa dalam perusahaan. Piutang
(receivable) adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau
pihak-pihak lainnya. Untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang
diklasifikasikan sebagai lancar (jangka pendek) atau tidak lancar (jangka
panjang). Piutang adalah merupakan kebiasaan bagi untuk memberikan
kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan
(Soemarso 2002:338). Piutang adalah hak perusahaan untuk menerima
sejumlah kas dimasa yang akan datang, akibat kejadian dimasa lalu. Piutang
adalah tuntutan dari pihak lain (langganan) akibat perusahaan melakukan
12
transaksi penjualan barang dagang / jasa secara kredit. Piutang adalah hak
untuk menagih kepada pihak lain karena sebelumnya perusahaan memberikan
pinjaman atau menjual barang/jasa secara kredit kepada pihak lain. Piutang
adalah klaim perusahaan atas uang, barang atau jasa kepada pelanggan atau
pihak-pihak lainnya (Baridwan 2004:124). Piutang adalah seluruh uang yang
diklaim terhadap entitas lainnya, mencakup perorangan, perusahaan, dan
organisasi lainnya. Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap
pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya. Piutang
biasanya memiliki bagian yang signifikan dari aktiva lancar perusahaan.
Menurut Kieso,dkk (2007:346) piutang adalah klaim uang, barang,
atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Untuk tujuan pelaporan
keuangan, piutang diklasifikasikan sebagai lancar (jangka pendek) atau tidak
lancar (jangka panjang). Piutang timbul sebagai akibat dari penjualan barang
atau jasa. Piutang ini biasanyadiperkirakan akan tertagih dalam waktu 30
sampai 60 hari. Secara umum piutang ini merupakan piutang terbesar yang
dimiliki oleh perusahaan.
Dari definisi piutang diatas dapat disimpulkan bahwa piutang adalah
hak untuk menagih kepada pihak lain karena sebelumnya perusahaan
memberikan pinjaman kepada pihak lain atau menjual barang atau jasanya
secara kredit kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Dan piutang adalah
seluruh uang yang diklaim terhadap entitas lainnya, mencakup perorangan,
perusahaan, dan organisasi lainnya. Piutang meliputi semua klaim dalam
13
bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau
organisasi lainnya.
2.2 Jenis -jenis Piutang
Menurut Kieso, dkk (2009:346-347) piutang dikelompokkan menjadi
dua, yaitu:
1. Piutang Lancar
Piutang lancar merupakan piutang yang akan ditagih dalam masa satu
tahun atau selama satu siklus operasi berjalan, mana yang lebih panjang.
2. Piutang Tidak Lancar
Piutang tidak lancar merupakan piutang yang akan tertagih lebih dari satu
tahun.
Piutang selanjutnnya diklasifikasikan dalam neraca yaitu sebagai:
a. Piutang dagang
Piutang dagang adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk
barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasional
bisnis normal.
Piutang dagang ini kemudian terbagi lagi menjadi dua yaitu piutang
usaha dan wesel tagih.
1.) Piutang usaha merupakan janji lisan dari pembeli untuk
membayar barang atau jasa yang dijual.
2.) Wesel tagih merupakan janji tertulis untuk membayar sejumlah
uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan.
14
b. Piutang Nondagang
Piutang nondagang berasal dari berbagai transaksi. Sejumlah contoh
piutang nondagang adalah:
1.) Uang muka kepada karyawan dan staf.
2.) Uang muka kepada anak perusahan.
3.) Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan.
4.) Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayaran.
5.) Piutang deviden dan bunga.
6.) Klaim terhadap :
a. Perusahaan asuransi untuk kerugian yang dipertangguhkan.
b. Terdakwa dalam suatu perkara hukum.
c. Badan-badan pemerintah untuk pengembalian pajak.
d. Perusahaan pengangkutan untuk barang yang rusak atau
hilang.
e. Kreditor untuk baarang yang dikembalikan, rusak, atau
hilang.
f. Pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembalikan
(krat, kontainer, dan sebagainya).
15
2.3 Penilaian Piutang
Menurut Jusup (1987:39-40) ada dua cara untuk melakukan pencatatan
kerugian piutang sebagai berikut:
1. Metode Cadangan
Metode cadangan digunakan apabila kerugian piutang yang biasa terjadi,
cukup besar jumlahnya.
2. Metode Penghapusan Langsung
Penggunaan metode penghapusan langsung, maka jumlah kerugian
piutang tidak perlu ditaksir dan dalam pembukuan tidak digunakan
rekening cadangan kerugian piutang.
2.4 Penentuan Kerugian Piutang
Terdapat dua cara untuk menaksir jumlah penyisihan untuk piutang tak
tertagih, yaitu berdasarkan saldo piutang dan berdasarkan saldo penjualan
(Soemarso, 2004:339-343).
1. Penyisihan atas Dasar Saldo Piutang
Penyisihan piutang tak tertagih yang didasarkan atas saldo piutang dapat
dilakukan dengan cara menetapkan suatu persentase terhadap saldo
piutang. Biasanya saldo yang dipakai adalah rata-rata antara saldo piutang
pada awal dan akhir periode.
16
2. Penyisihan atas Dasar Saldo Penjualan
Perhitungan penyisihan piutang tak tertagih dengan cara ini dilakukan
dengan menetapkan suatu persentase tertentu terhadap penjualan. Angka
penjualan yang dipakai adalah penjualan kredit, tapi apabila untuk
memperoleh angka tersebut diperlukan terlalu banyak waktu dan biaya
maka persentase dapat didasarkan atas total penjualan.
2.5 Pengertian Piutang Tak Tertagih
Menurut Jusup (2002:55) piutang tak tertagih adalah piutang yang dapat
menimbulkan kerugian karena debitur tidak mau atau tidak mampu
melaksanankan kewajibanya.
2.6 Jenis-jenis Piutang Tak Tertagih
Jenis-jenis piutang tak tertagih diantaranya :
1. Kredit dalam perhatian khusus
2. Kredit kurang lancar
3. Kredit diragukan
4. Kredit macet
17
2.7 Faktor-faktor Piutang Tak Tertagih
Hampir setiap perusahaan pernah mengalami masalah piutang tak
tertagih. Menurut Mahmoedin (1995:134) gejala kredit macet antara lain
disebabkan oleh:
1. Menurunnya Pendapatan Bersih
Turunnya pendapatan bersih dapat disebabkan oleh adanya kenaikkan
biaya yang tidak diimbangi dengan pendapatan yang tinggi.
2. Menurunnya Penjualan secara Tajam
Penjualan yang menurun adalah hal yang wajar dalam siklus hidup
perusahaan, tetapi jika penjualan tersebut mengalami penurunan yang
sangat tajam, maka hal ini menandakan bahwa perusahaan akan menemui
titik kritis.
3. Menurunnya Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan yang cepat akan memberikan kelancaran bagi
perusahaan. Tetapi jika perputaran tersebut kecepatannya menurun berarti
banyak barang yang tidak laku, seperti perusahaan diambang kesulitan
dalam melakukan pemasaran produknya.
4. Meningkanya Penjualan secara Tajam
Naiknya penjualan secara tajam disebabkan perusahaan ingin mempunyai
uang secara cepat sehingga perusahaan melakukan penjualan produknya
dengan harga jual dibawah harga pokok.
5. Menurnnya Perputaran Piutang
18
Lambannya proses pelunasan pelanggan dan sulitnya penagihan akan
menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan sehingga perusahaan akan
mengalami kesulitan dalam melanjutkan kegiatan operasionalnya.
6. Menurunnya Modal Lancar
Turunnya modal lancar dapat disebabakan oleh pembelian kredit,
membengkaknya hutang kepada pihak ketiga atau mungkin disebabkan
adanya pemborosan.
7. Nasabah mulai ingkar janji
8. Nasabah membuat laporan fiktif
9. Nasabah tidak terbuka
10. Nasabah menolak wawancara
Menurut Rivai, dkk (2013:238-239), kredit macet atau piutang tak
tertagih dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Faktor Internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari pihak kreditur.
Faktor-faktor tersebut diantaranya :
a. Keteledoran dari pihak kreditur mematuhi persetujuan pemberian
piutang yang telah ditegaskan.
b. Terlalu mudah memberikan piutang yang disebabkan karena tidak
ada patokan yang jelas tentang standar kekayaan.
c. Konsentrasi piutang pada sekelompok pengguna jasa atau sektor
usaha yang beresiko tinggi.
d. Kurang memadainya jumlah eksekutif dan staf bagian piutang.
19
e. Lemahnya bimbingan dan pengawasan pimpinan kepala para
eksekutif dan staf bagian piutang.
f. Lemahnya perusahaan mendeteksi timbulnya piutang macet
termasuk mendeteksi arah perkembangan arus kas pengguna jasa
atau debitur lama.
2. Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari pihak debitur.
Faktor-faktor tersebut diantaranya :
a. Menurunnya kondisi ekonomi perusahaan yang disebabkan
merosotnya kondisi ekonomi umum dan atau bidang usaha dimana
mereka beroperasi.
b. Adanya salah arus dalam pengelolaan usaha bisnis perusahaan atau
karena kurang pengalaman dalam bidang usaha yang ditangani.
c. Problem keluarga, misalnya perceraian, kematian, sakit
berkepanjangan, pemborosan dana oleh salah satu atau beberapa
anggota keluarga debitur.
d. Kegagalan debitur pada bidang usaha atau perusahaan mereka yang
lain.
e. Munculnya kejadian di luar kekuasaan debitur, misalnya perang dan
bencana alam.
f. Watak buruk debitur (yang semula memang merencanakan tidak
akan melunasi piutangnya).
20
Menurut Sinungan (1997:58-59) penyebab kredit macet adalah
kesulitan keuangan yang dialami oleh debitur. Penyebab kesulitan keuangan
dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu:
1. Faktor-faktor intern, adalah faktor-faktor yang ada dalam diri perusahaan
sendiri. Dari segi managerial faktor terjadinya kredit macet disebabkan
oleh:
a. Kelemahan dalam kebijaksanaan pembelian dan penjualan
b. Tidak efektifnya kontrol atas biaya dan pengeluaran
c. Kebijaksanaan tentang kebijakan piutang yang tidak efektif
d. Penempatan yang berlebihan pada aktiva tetap
e. Permodalan yang tidak cukup
2. Faktor-faktor ekstern, adalah factor-faktor yang berasal dari luar
perusahaan, diantaranya:
a. Bencana alam, adalah sesuatau yang tidak kita inginkan, misalnya:
kebakaran, gempa bumi, gunung meletus, angin topan, banjir, dll.
b. Peperangan, merupakan pengrusakan dari akibat permasalahan,
misalnya: demonstrasi, penjrahan, pembakaran, dll.
c. Perubahan kondisi perekonomian, merupakan peraturan pemerintah
terhadap suatu jenis barang
d. Perubahan teknologi, semakin majunya teknologi maka semakin
efisien barang yang diproduksi sehingga perusahaan yang tidak
menggunakan teknoligi modern akan kalah bersaing.
21
2.8 Prosedur Penagihan Piutang
Menurut Van Horne (2002:263) ada beberapa cara yang dilakukan
untuk melakukan penagihan piutang, yaitu sebagai berikut:
1. Melalui Surat
Teknik ini dilakukan bilamana pembayaran hutang pelanggan dari
pelanggan sudah lewat beberapa hari dari waktu yang telah ditentukan
tetapi belum dilakukan pembayaran.
2. Melalui Telepon
Teknik ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari teknik sebelumnya, yaitu
apabila setelah pengiriman surat teguran ternyata tagihan masih belum
dibayarkan.
3. Kunjungan Personal
Kunjungan personal yaitu dengan cara melakukan kunjungan secara
personal atau pribadi ke tempat pelanggan.
4. Tindakan-tindakan hukum
Teknik ini yang paling akhir dilakukan apabila ternyata pelanggan tidak
menunjukan itikad yang baik untuk melaksanakan kewajiban membayar
hutangnya.
22
2.9 Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah
Penyelesaian kredit bermasalah berpedoman pada ketentuan sebagai
berikut, (Rivai, dkk 2013:242-262):
1. Terhadap debitur yang dipandang masih mempunyai prospek dan debitur
masih mempunyai iktikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya,
penyelamatan kredit antara lain dapat dilakukan melalui cara:
a. Penagihan intensif oleh kreditur
b. Rescheduling, adalah upaya penyelamatan kredit dengan melakukan
perubahan syarat-syarat perjanjian yang berkenaan dengan jadwal
pembayaran kembali atau jangka waktu.
c. Reconditioning, adalah upaya penyelamatan kredit dengan cara
melakukan perubahan atas sebagian atau seluruh syarat perjanjian kredit,
yang tidak terbatas hanya kepada perubahan jadwal atau jangka waktu
kredit saja, namun perubahan tersebut tanpa memberikan tambahan
kredit.
d. Restructuring, adalah upaya penyelamatan dengan melakukan perubahan
syarat-syarat perjanjian kredit berupa pemberian tambahan kredit .
e. Management Assistancy, adalah bantuan konsultasi dan manajemen
profesional yang diberikan kreditur kepada debitur yang masih
mempunyai prospekdan iktikad baik untuk melunasi kewajibannya,
namun lemah di dalam pengelolaan perusahaannya, baik dengan cara
menempatkan salah satu petugas kreditur maupun meminta bantuan
pihak ketiga (konsultan) sebagai anggota manajemen.
23
2. Terhadap debitur yang dipandang kurang mempunyai prospek dan tidak
mempunyai iktikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya, penyelesaian
dapat ditempuh melalui cara:
a. Novasi, adalah perjanjian yang menyebabkan hapusnya perikatan dan
pada saat yang bersamaan timbul perikatan lainnya sebagai pengganti
perikatan semula.
b. Kompensasi, adalah salah satu cara hapusnya perikatan yang disebabkan
oleh keadaan dimana dua orang atau pihak masing-masing merupakan
nasabah satu terhadap lainnya.
c. Likuidasi, adalah penjualan barang jaminan debitur untuk melunasi
utang kepada bank, baik dilakukan oleh debitur yang bersangkutan
maupun oleh pemilik jaminan dengan persetujuan dan dibawah
pengawasan bank.
d. Subrogasi, adalah penggantian hak-hak bank oleh pihak ketiga karena
adanya pembayara utang nasabah oleh pihak ketiga tersebut kepada bank
yang dimaksud.
e. Penebusan Jaminan, adalah penarikan jaminan dari bank oleh nasabah
atau pemilik jaminan denagn menyetorkan sejumlah uang yang
ditetapkan oleh bank.
3. Terhadap debitur yang sudah tidak mempunyai prospek, namun masih
mempunyai iktikad baik untuk melunasi kewajibannya dapat diberikan
keringanan tunggakan bunga, denda, ongkos-ongkos.
24
4. Terhadap debitur yang sudah tidak mempunyai prospek dan tidak
mempunyai iktikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya, penyelesaian
kreditnya dapat ditempuh melalui pihak ketiga (Pengadilan Negeri).
5. Terhadap debitur kredit kecil yang sudah tidak mempunyai prospek dan
masih mempunyai prospek, namun tidak memenuhi kewajibannya,
penagihan dilakukan oleh kreditur secara intensif.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini dilakukan oleh penulis pada PT.PELINDO
III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang, Jl. Coaster No.10 Tanjung
Emas Semarang pada Divisi Keuangan.
3.2 Objek Kajian
Obyek kajian penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian. Obyek kajian dalam penelitian ini
adalah Faktor-Faktor Piutang Tak Tertagih pada PT.PELINDO III
(Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian
ini adalah:
1. Wawancara
Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data dimana penulis
mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang segala sesuatu kepada
responden untuk memperoleh informasi yang diharapkan. Metode ini
digunakan untuk memperoleh data dengan cara mengajukan pertanyaan
kepada unit organisasi yang terkait dengan bagian piutang pada
PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang.
26
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam penelitian untuk
pengumpulan data dengan menggunakan dokumen (sejarah singkat
pelabuhan, struktur organisasi, data (daftar saldo berdasarkan umur
piutang), serta sistem pembayaran yang ada pada pelabuhan tersebut)
yang berkaitan dengan masalah yang dibahas sebagai sumber informasi
untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3.4 Metode Analisis Data
Analisis pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif
kualitatif yaitu teknik analisis yang mendeskripsikan/mengungkapkan suatu
keadaan yang menjadi fokus penelitian dan tidak berdasarkan pada
perhitungan statistic yang berbentuk angka dengan membandingksn fakt
dan teori yang terjadi pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung
Emas Semarang.
Dari data yang diperoleh kemudian disajikan berdasarkan analisis,
secara umum analisis data yang digunakan adalah secara deskriptif yaitu
dalam pernyataan dan uraian yang selanjutnya akan disusun secara
sistematis dalam bentuk Tugas Akhir.
57
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Faktor-faktor penyebab piutang tak tertagih pada PT.PELINDO III
(Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang adalah:
a. Faktor-faktor yang disebabkan oleh pihak internal yang dalam hal ini
adalah:
1.) PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang,
penyebabnya antara lain:
a.) Pada piutang lama Belum diberlakukannya uper/uang panjer
b.) Lemahnya pengendalian iternal terhadap piutang tak tertagih
c.) Kurang memadainya jumlah eksekutif atau staf bagian piutang
2.) Pengguna Jasa, penyebabnya antara lain:
a.) Watak buruk dari pengguna jasa, seperti sulit ditemui,
melarikan diri, pindah lokasi tanpa pemberitahuan terlebih
dahulu, dll.
b.) Kegagalan debitur pada bidang usaha atau perusahaan mereka
yang lain.
c.) Menurnnya kondisi ekonomi perusahaan yang disebabkan oleh
merosotnya kondisi ekonomi umum dan bidang usaha dimana
mereka beroperasi.
58
b. Faktor- faktor yang disebabkan oleh pihak ekternal, yang dalam hal ini
penyebabnya antara lain:
1.) Kebijakan Pemerintah, seperti devaluasi (penurunan nilai rupiah),
revaluasi (kenaikan nilai rupiah), kenaikan harga BBM, Peraturan
Pemerintah dalam rangka peremajaan alat-alat produksi yang
mengakibatkan kebutuhan dana untuk melakukan penggantian.
2.) Perkembangan teknologi, perusahaan mengalami kesulitan pada
ketuaan alat produksi yang mengakibatkan produk yang dipasarkan
tidak disukai lagi, ongkos produksi meningkat, pemborosan bahan
baku, sehingga diperlukan penggantian alat produksi yang
digunakan dengan alat produksi yang baru.
3.) Bencana alam yang tidak pernah diprediksi sebelumnya, seperti
kebanjiran, tanah longsor, gunung meletus, gempa, kebakaran dll.
2. Upaya yang dilakukan oleh PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung
Emas Semarang dalam mengatasi piutang tak tertagih adalah sebagai
berikut:
a. Piutang yang tak tertagih diinventarisasi;
b. Kelompokkan berdasarkan jenis golongan pengguna jasa dan umur
piutangnya;
c. Konfirmasi piutang kepada pengguna jasa;
d. Dibentuk tim untuk penagihan;
e. Dibuatkan surat teguran untuk penagihan ulang;
59
f. Jika selama proses penagihan tetap belum berhasil maka piutang
tersebut diserahkan kepada KP3N;
g. Setelah piutang ditangani KP3N tidak berhasil, maka piutang tersebut
diusulkan kepada Menteri Keuangan selaku pemegang saham untuk
dihapus. Penghapusan piutang adalah salah satu upaya yang dilakukan
agar dapat menurunkan saldo piutang macet yang terdapat di
perusahaan. Dengan mengirimkan daftar nominatif yang memuat nama
dan alamat debitur, tanggal piutang, jenis dan jumlah piutang, serta
berita keterangan rnengenai keadaan debitur itu sendiri. Maka piutang
tersebut akan diusulkan ke KP3N. Kemudian KP3N membuatkan Surat
Peryataan Sementara Belum Dapat Ditagih (SPBDT) yang selanjutnya
dokumen tersebut akan dikirimkan kepada Dewan Komisaris dan
Menteri Keuangan untuk kemudian dihapuskan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan kepada
pihak Pelabuhan Cabang Tanjung Emas Semarang adalah:
1. Pengendalian internal terhadap piutang harus lebih ditingkatkan, sehingga
kegiatan operasional bisa lebih efektif, upaya yang dapat dilakukan
diantaranya:
a. Harus adanya pengawasan dilapangan terhadap setiap aktivitas
kepelabuhan, hal ini sebagai antisipasi adanya oknum ataupun
pengguna jasa yang tidak bertanggung jawab
60
b. Sitem uper/uang panjar, CMS, dan locking system harus dilakukan
secara maksimal sehingga mampu mengurangi timbulnya piutang.
c. Perlu adanya penambahan eksekutif atau staf yang menguasai tentang
perkreditan, pengalaman yang sudah dimiliki ini diharapkan mampu
mendeteksi akan timbulnya piutang tak tertagih serta upaya-upaya apa
saja yang nantinya akan dilakukan untuk mengatasinya.
2. Kenaikan denda yang diberikan kepada pengguna jasa yang memiliki
piutang dan sudah jatuh tempo juga diharapkan dapat mengurangi
timbulnya piutang
3. Sebagai bentuk apresiasi terhadap debitur yang telah melunasi piutangnya
sebelum jatuh tempo, maka perlu diberikan sedikit keringanan denda yang
akan dibayarkannya.
61
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting, Edisi 8. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta
Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Sektor Publik Keuangan Daerah, Edisi
Pertama. Jakarta: Salemba Empat
Hartono, Jogiyanto. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Kelima.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Jusup, Al. Haryono. 1987. Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid 2 (Edisi Revisi).
Yogyakarta: LIBERTY Yogyakarta
----- 2002. Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid 2 (Edisi 6). Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta
Kasmir. 2014. Manajemen Perbankan, Edisi Revisi-12. Jakarta:
RajaGrafindo Persada
Kurnianingrum, Ayu Dian. 2014. “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kredit
Macet Pada PD.BPR BKK Kudus Cabang Kota Kudus”. Tugas
Akhir. Semarang: Fakultas Ekonomi UNNES
Mardiasmo. 2000. Akutansi Keuangan Dasar, Jilid Dua. BFE, Yogyakarta
Mukhsinati Sari.2011. “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya
Kredit Macet Pada Bank “X” Di Kabupaten Jember”. SKRIPSI.
Jember: Fakultas Ekonomi Universitas Jember
Rivai Veithzal, dkk. 2013. Manajemen Perbankan dari Teori ke Praktik.
Jakarta: RajaGrafindo Persada
Santosa, Dede Iman. 2008. “Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit
Macet pada Nasabah BKM di Kec. Pemalang Kab. Pemalang
Tahun 2007”. SKRIPSI. Semarang: Fakultas Ekonomi UNNES
Sinungan, Muchdarsyah. 1997. Manajemen Dana Bank. Jakarta: Bumi
Aksara
Smith M. Jay, Skousen Fred K., Akuntansi Intermediate, Jakarta: Erlangga
Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat
62
Van Horne, James C., JR, Wachhowicz John M. 2002. Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan, Buku 1. Terjemahan Heru Sutojo. Jakarta:
Salemba Empat
Weygandt J.Jerry, Donald E. Kieso, Warfield D. Terry.2007.Akuntansi
Intermediate, Edisi ke duabelas, Jilid Satu.Jakarta:Salemba Empat.
63
LAMPIRAN
63
63
Pedoman wawancara:
1. Bagaimana sejarah berdirinya PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung
Emas Semarang ?
2. Apa bentuk badan hukum dari PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung
Emas Semarang ?
3. Apa tujuan, manfaat, dan fungsi dari PT.PELINDO III (Persero) Cabang
Tanjung Emas Semarang ?
4. Jasa apa saja yang ditawarkan PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung
Emas Semarang ?
5. Faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya piutang ?
6. Berapa Prosentase antara piutang lancar dengan piutang mecet (Piutang tak
tertagih) setiap tahun dalam 3 periode akuntansi ?
7. Golongan pengguna jasa mana yang memiliki prosentase piutang tak tertagih
yang cukup besar ?
8. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya piutang tak tertagih ?
9. Sanksi apa yang diberikan kepada pengguna jasa yang memiliki saldo piutang
tak tertagih ?
10. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan PT.PELINDO III (Persero) Cabang
Tanjung Emas Semarang dalam menyelesaikan piutang tak tertagih ?
64
Faktor-faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih
Pada PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang
2. Faktor Internal
b. Faktor Internal yang disebabkan oleh
PT.PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung
Emas Semarang
YA
TIDAK
Terlalu mudah memberikan piutang yang
disebabkan karena tidak ada patokan yang
jelas tentang standar kekayaan.
Konsentrsi piutang pada sekelompok
pengguna jasa atau sector usaha yang
beresiko tinggi.
Lemahnya pengendalian internal terhadap
piutang tak tertagih.
Kurang memadainya jumlah eksekutif dan
staf bagian piutang.
Lemahnya bimbingan dan pengawasan
pimpinan kepala para eksekutif dan staf
bagian piutang.
Adanya perlakuan khusus terhadap
golongan pengguna jasa.
Lemahnya peusahaan dalam mendeteksi
timbulnya piutang macet termasuk
mendeteksi arah perkembangan arus kas
pengguna jasa atau debitur lama.
b. Faktor Internal yang disebabkan oleh
pengguna jasa
Watak buruk dari pengguna jasa, seperti
sulit ditemui, melarikan diri, pindah lokasi
tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dll.
65
Adanya salah arus dalam pengelolaan
usaha bisnis perusahaan atau karena kurang
pengalaman dalam bidang usaha yang
ditangani.
Problem keluarga, misalnya perceraian,
kematian, sakit berkepanjangan,
pemborosan dana oleh salah satu atau
beberapa anggota keluarga pengguna jasa.
Kegagalan debitur pada bidang usaha atau
perusahaan mereka yang lain.
Menurnnya kondisi ekonomi perusahaan
yang disebabkan oleh merosotnya kondisi
ekonomi umum dan bidang usaha dimana
mereka beroperasi
3. Faktor Ekternal
Kebijakan Pemerintah, seperti devaluasi
(penurunan nilai rupiah), revaluasi
(kanaikkan nilai rupiah), kanakkan harga
BBM, Peraturan Pemerintah dalam rangka
peremajaan alat-alat produksi yang
mengakibatkan kebutuhan dana untuk
melakukan penggantian.
Perkembangan teknologi, perusahaan
mengalami kesulitan pada ketuaan alat
produksi yang mengakibatkan produk yang
dipasarkan tidak disukai lagi, ongkos
produksi meningkat, pemborosan bahan
baku, sehingga diperlukan penggantian alat
produksi yang digunakan dengan alat
produksi yang baru.
66
Bancana alam yang tidak pernah diprediksi
sebelumnya, seperti kebanjiran, tanah
longsor, gunung meletus, gempa,
kebakaran, dll.
67
Lampiran 01
68
69
70
Lampiran 02
71
72
73
Lampiran 03
74
Lampiran 04
75
Lampiran 05
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
Lampiran 06
95
Lampiran 07
96
97
Lampiran 08
98
Lampiran 09
99
100