Upload
7388205
View
1.994
Download
256
Embed Size (px)
Citation preview
Data perencanaan :` Jumlah kapal yang akan merapat ke dermaga = 2 buah` Tipe kapal = Kapal Penumpang` Gross tonage = 4000 ton` Kecepatan merapat/ sandar kapal = 0.15 m/det
Titik sentuh kapal pada 1/4L ; L = panjang kapal` Tinggi pasang surut (dari HWL ke LWL) = 2.0 m
Dengan muka air rerata (MSL) = 0,00 m` Elevasi dasar laut pada jarak 10m = -8.0 m
yaitu jarak dari pantai/ daratan diambil 10 s/d 25 m` Jenis tanah pada dasar laut (sea bed) adalah clay (compressible soil) dengan nilai SPT < 20 digunakan
konstruksi dasar dermaga tipe tiang pancang Data hasil sondir diperoleh :
P = nilai konus tanah = 45 kg/cm²C = harga = 607.5 kg/cm²pada kedalaman tanah = 25 m
` Kecepatan arus tegak lurus pantai = 0.15 knots` Beban angin tegak lurus pantai = 40 kg/m²` Data gelombang : a. Tinggi gelombang = 0.20 m
b. Kecepatan gelombang 0.20 m/det` Koefisien gempa = 0.15` Beban hidup merata diatas dermaga = 110 kg/m²` Beban truk = 8.0 ton` Beban crane kup + forklift = 10 ton` Lebar apron = 15 m` Ketentuan lain disesuaikan dengan Peraturan dan Persyaratan yang berlaku pada
Perencanaan Pelabuhan
1. Menghitung panjang dermaga, lebar dermaga dan kedalaman dasar kolam dermagaa. Menghitung panjang dermaga
Untuk menghitung panjang dermaga, digunakan kapal yang akan dilayani yaitu kapal penumpang dengangross tonage 4000 ton sebanyak 2 buah. Untuk kapal penumpang dengan gross tonage 4000 tonberdasarkan tabel DKPP (Desain Kriteria Perencanaan Pelabuhan) diperoleh karakteristik kapal sebagaiberikut :
` panjang total kapal (Loa) = 109.5 m` lebar kapal (B) = 15.8 m` draft (D) = 4.85 m
Bentuk dermaga memanjang sejajar dengan garis pantai (marginal whraft) dengan kapal - kapal bertambatberderet memanjang.
2515
panjang dermaga dapat dihitung dengna menggunakan rumus :Lp = n Loa + (n-1) 15 + 2 25 keterangan : Lp = panjang dermaga
= 2 109.5 + 2 - 1 15 + 2 25 n = jumlah kapal= 284 m
b. Menghitung lebar dermagaUntuk menentukan lebar dermaga diperlukan data areal fasilitas yang akan digunakan untuk : terminal,gudang, apron, jalan dan sebagainya.diketahui :
` lebar apron = 15 mdigunakan lebar jalan (e) = 15 m
` panjang gudang (d)d = Lp - 2e
= 284 - 2 15= 254 m
` lebar gudang (b)
b = 3Ad - e
dengan menetapkan luas area transit = 5000 m², maka:
b = 3 5000 = 62.762 m254 - 15
` lebar area parkir = 50 m` lebar jalan = 50 m
sehingga lebar total minimal pada dermaga :
L = + + + + 50= 15 + 62.762 + 50 + 50 + + 50= 228 m
c. Menghitung kedalaman dasar kolam dermagaPada umumnya kedalaman dasar kolam dermaga ditetakan berdasarkan syarat maksimum(maximum draft) kapal yang bertambat ditambah dengan jarak aman (clearance) sebesar (0,8 - 1)m dibawah badan kapal. Jarak aman ini ditentukan berdasarkan ketentuan operasional pelabuhan (penambat kapal) dengan/ tanpa kapal tunda dan konstruksi dermaga tersebut.
Lapron Lgudang Ljalan Lparkir
Loa
25 Loa 15 Loa 25
Perkerasan apron
Timbunan
Dasar pengerukan
Tiang pancang baja
HWL
taraf
MWL
clearance
Taraf dermaga ditetapkan antara 0,5 s/d 1,5 m diatas HWL sesuai besarnya kapal. Dengan demikiankedalaman minimum kolam dermaga adalah :
draft + clearance digunakan clearance = 1 m= 4.85 + 1= 5.85 m
2. Elevasi dermagaElevasi dermaga = HWL + taraf dermaga
= 2.0 + 1.5= 3.5 m
3. Menghitung turning basin, lebar alur didepan dan diluar pelabuhan , serta kedalaman alura. Menghitung turning basin
Luasan kolam putar (turning basin) yang digunkan untuk mengubah arah kapal, minimum adalah luas lingkaran dengan jari-jari 1,5 kali panjang kapal total (Loa) dari kapal terbesar yang menggunakanderamga tersebut. Apabila putaran kapal dilakukan dengan bantuan jangkar atau menggunakan kapal tunda, maka luasan kolam putar minimum adalah luas lingkaran kolam putar sama dengan panjang total kapal terbesar (Loa)
1,5 Loa ∏ r²= 1.5 109.5 = 3.1416 26978.063= 164.3 m = 84754.083 m²
dengan demikian dibutuhkan kolam putar seluas 84754.083 m²
hmin =
Rmin = Amin =
Perkerasan apron
Timbunan
Dasar pengerukan
Tiang pancang baja
HWL
taraf
MWL
clearance
Kedalaman kolam pelabuhan diperhitungkan dari gerak osilasi kapal karena pengaruh alam, seperti :gelombang, angin dan arus asang surut. Dihitung sebesar 1,1 kali draft kapal pada muatan penuh dibawah elevasi muka air rencana.
h = 1,1 d= 1.1 4.85= 5.335 m
b. Menghitung lebar alur didepan dan diluar pelabuhan Alur didepan pelabuhan merupakan saluran menuju dermaga, apabila pelabuhan berada didalam daerah daratan maka direncanakan alur dua jalur sehingga dapat digambarkan sebagai berikut :
` lebar keamanan (kiri) = 1,5 B= 1.5 15.8= 23.70 m
` jalur gerak 1 = 1,8 B= 1.8 15.8= 28.44 m
` lebar keamanan antar kapal = 1,0 B= 1.0 15.8= 15.80 m
` jalur gerak 2 = 1,8 B= 1.8 15.8= 28.44 m
` lebar keamanan (kanan) = 1,5 B= 1.5 15.8= 23.70 m
total lebar alur = 23.70 + 28.44 + 15.80 + 28.44 + 23.70 = 120.08 m
Leba
r kea
mana
n15
0%B
Jalur
gerak
180%
B
Leba
r kea
mana
nAn
tara k
apal
180%
B
Jalur
gerak
180%
B
Leba
r kea
mana
n15
0%B
B B
1,5B
1,8B
1,0B
1,8B
1,5B
7,6B
c. Menghitung kedalaman alurkedalaman air dalam alur elayaran dipengaruhi oleh berbagai faktor dan ditentukan dengan persamaanberikut :
H = D + G + R + P + S + Kdimana :
H = kedalaman air totald = draft kapalG =R = ruang kebebasan bersihP = ketelitian pengukuran S = pengendapan sedimen antara dua pengerukanK = toleransi pengukuran
` Draft kapalBerdasarkan data yang diperoleh, diketahui draft sebes 4.850 m, nilai tersebut ditambahkan dengan angka koreksi minimum sebesar 0,3 m
d' = draft + 0.3= 4.850 + 0.3= 5.150 m
` SquartSquart adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang disebabkan oleh kecepatan kapal.Dua faktor yang menentukan besar squat adalah kedalaman alur dan kecepatan kapal. Squat dihitungberdasarkan kecepatan maksimum yang diijinkan. Besar squtat dihitung dengan persamanaan :
dengan :∆ = volume air yang dipindahkan (m³)
panjang garis air (m)Fr = angka Fraude = V/√gh (tak berdimensi)
V = kecepatan (m/det)g = percepatan gravitasi (m/det²)h = kedalaman air (m)
* volume yang diindahkan
W = dimana :
4000 = 1.025 ∆ 1.025 ton/m³∆ = 3902.44 m³ W = berat kapal (ton)
gerak vertikal kapal karena gelombang squat
Lpp =
γair laut x ∆
γair laut =
2
2
21
4,2Fr
Fr
Lppz
* angka fraude
Fr = V dimana :g h h = draft' + clearance
= 0.20 = 5.150 + 1.09.81 6.150 = 6.150 m
= 0.0257* panjang garis air
0.846= 0.846 119.8878= 101.425
sehingga besar squat adalah :
z = 2.4 3902.44 0.00066310287.04 1 - 0.000663
= 2.4 0.379355 0.000663223= 0.000604
kesimpulan :
pengaruh squat sangat kecil sehingga elevasi dasar alur nominal dapat langsung menggunakan terkoreksiditambah clearance.
Lpp = Loa1,0193
Kapal
Gerak vertikal kapalKarena gelombang dan squat
Ruang kebebasan bersih
Ketelitian pengerukan
Endapan antaraDua pengerukan
Toleransi pengerukan
Draft kapal
Ruang kebebasan bruto
Elevasi dasaralur nominal
Elevasi pengerukan alur
Perhitungan plat dermaga
* direncanakan balok induk 50 / 70* direncanakan balok anak 30 / 30 arah x dan arah y* direncanakan tebal plat 25 cm
1. Beban mati` berat aspal = 0.03 x 2.4 ton/m² = 0.072 ton/m²` berat sendiri plat = 0.25 x 2.2 ton/m² = 0.55 ton/m²` berat air hujan = 0.05 x 0.1 ton/m² = 0.005 ton/m² +
= 0.627 ton/m²2. Beban hidup
(sumber : PPPJR 1987 Bab III pasal 7.2)
La = Lp == 50 + 2 1/2 25 + 5 = 30 + 2 1/2 25 + 5= 85 mm = 65 mm
` beban truck = P = 8.0 = 14.480 ton/m²A 0.85 0.65
` beban hidup merata diatas dermaga = 0.11 ton/m²` beban crane sebesar P = 10 ton, bekerja pada bidang dengan luasan (A) 3 m x 3 m
maka beban crane/ forklift = P/A = 1.1111 ton/m² +
= 15.701 ton/m²jadi beban terfaktor adalah :
= 1.2 0.627 + 1.6 15.701= 25.874 ton/m²
qDL
b + 2(1/2ht + haspal) b + 2(1/2ht + haspal)
qLL
qvu = 1,2qDL + 1,6qLL
5cm
10cm
10cm
50cm
P
La
haspal
ht
30cm
P
Lp
haspal
ht
* Perencanaan plat berdasarkan metode PBI 1971 (metode koefisien momen)` Lx = 5 = 1.25
Ly 4
` momen lapangan arah x
Mlx = + 0.001 Lx² x= + 0.001 25.874 25 29.5 = 19.08 tm
` momen lapangan arah y
Mly = + 0.001 Lx² x= + 0.001 25.874 25 19.5 = 12.61 tm
` momen tumpuan arah x
Mtx = - 0.001 Lx² x= - 0.001 25.874 25 66.5 = -43.01 tm
` momen tumpuan arah y
Mty = - 0.001 Lx² x= - 0.001 25.874 25 56.5 = -36.55 tm
* Perhitungan penulangana. denah lapangan arah x
` Mu = Mlx = 19.08 tm = 19081779 Nmmdirencanakan :
` fc' = 35 mpa` Fy = 450 mpa
` b = 1000 mm
` h = 200 mm
` = 18 mm
` = 12 mm
` selimut beton = 40 mmmaka :
` tinggi efektif d =
= 200 - 40 + 1/2 18 + 12= 139.00 mm
` menghitung momen perlu
Mn perlu =Muφ Þ digunakan kekuatan reduksi untuk beban aksial tarik
=19081779 lentur sebesar = 0.8
0.8= 23852223.7 Nmm
qtotal
qtotal
qtotal
qtotal
φ tulangan pokokφ tulangan begel
h - (selimut beton + 1/2φ tulangan pokok + φ begel)
4m
5m
` menghitung koefisien tahanan
Rn =Mn perlu =23852223.70
= 1.2345231000 19321.0
` menghitung rasio penulangan
m =Fy
=450
= 15.1260.85 35
rasio penulangan perlu1
1 - 1 -2 m Rn
m Fy
=1
1 - 1 -2 15.126 1.2345
15.126 450= 0.002803
rasio penulangan minimum1.4
=1.4
= 0.0031Fy 450
rasio penulangan maksimum
0.750.85 fc'
+600
Fy 600 + Fy
= 0.75 0.850.85 35
+600
450 600 + 450= 0.024083
` menghitung luasan tarik (As)
As = ρ b d= 0.0031 1000 139.00= 432.444 4.324
18 mm
= 0.25 ∏ 324= 254.469
` menghitung jumlah tulangan
n =As 432.444
= 1.699399 = 4 batang254.469
` menghitung jarak tulangan
jarak = b = 1000 = 333.33 mm = 33.3 cm(n-1) 4 - 1
b d²
β1 x fc'
ρ perlu =
ρ min = > ρperlu, maka digunakan ρmin
ρ max = β1
> ρperlu ………….. OK!!!
mm² = cm²direncanakan menggunakan besi φ =
As tul = 1/4 x ∏ x D²
mm²
As tul
b. denah lapangan arah y` Mu = Mly = 12.61 tm = 12613379 Nmm
direncanakan :
` fc' = 35 mpa` Fy = 450 mpa
` b = 1000 mm
` h = 200 mm
` = 18 mm
` = 12 mm
` selimut beton = 40 mmmaka :
` tinggi efektif d =
= 200 - 40 + 1/2 18 + 12= 139.00 mm
` menghitung momen perlu
Mn perlu =Muφ Þ digunakan kekuatan reduksi untuk beban aksial tarik
=12613379 lentur sebesar = 0.8
0.8= 15766724.1 Nmm
` menghitung koefisien tahanan
Rn =Mn perlu =15766724.14
= 0.8160411000 19321.0
` menghitung rasio penulangan
m =Fy
=450
= 15.1260.85 35
rasio penulangan perlu1
1 - 1 -2 m Rn
m Fy
=1
1 - 1 -2 15.126 0.816
15.126 450= 0.001839
rasio penulangan minimum1.4
=1.4
= 0.0031Fy 450
φ tulangan pokokφ tulangan begel
h - (selimut beton + 1/2φ tulangan pokok + φ begel)
b d²
β1 x fc'
ρ perlu =
ρ min = > ρperlu, maka digunakan ρmin
rasio penulangan maksimum
0.750.85 fc'
+600
Fy 600 + Fy
= 0.75 0.850.85 35
+600
450 600 + 450= 0.024083
` menghitung luasan tarik (As)
As = ρ b d= 0.0031 1000 139.00= 432.444 4.324
18 mm
= 0.25 ∏ 324= 254.469
` menghitung jumlah tulangan
n =As 432.444
= 1.699399 = 4 batang254.469
` menghitung jarak tulangan
jarak = b = 1000 = 333.33 mm = 33.3 cm(n-1) 4 - 1
c. denah tumpuan arah x` Mu = Mtx = -43.01 tm = -43014858 Nmm
direncanakan :
` fc' = 35 mpa` Fy = 450 mpa
` b = 1000 mm
` h = 200 mm
` = 18 mm
` = 12 mm
` selimut beton = 40 mmmaka :
` tinggi efektif d =
= 200 - 40 + 1/2 18 + 12= 139.00 mm
ρ max = β1
> ρperlu ………….. OK!!!
mm² = cm²direncanakan menggunakan besi φ =
As tul = 1/4 x ∏ x D²
mm²
As tul
φ tulangan pokokφ tulangan begel
h - (selimut beton + 1/2φ tulangan pokok + φ begel)
` menghitung momen perlu
Mn perlu =Muφ Þ digunakan kekuatan reduksi untuk beban aksial tarik
=43014858 lentur sebesar = 0.8
0.8= 53768572.07 Nmm
` menghitung koefisien tahanan
Rn =Mn perlu =53768572.07
= 2.7829081000 19321.0
` menghitung rasio penulangan
m =Fy
=450
= 15.1260.85 35
rasio penulangan perlu1
1 - 1 -2 m Rn
m Fy
=1
1 - 1 -2 15.126 2.7829
15.126 450= 0.006504
rasio penulangan minimum1.4
=1.4
= 0.0031 < ρperlu ………….. OK!!!Fy 450
rasio penulangan maksimum
0.750.85 fc'
+600
Fy 600 + Fy
= 0.75 0.850.85 35
+600
450 600 + 450= 0.024083
` menghitung luasan tarik (As)
As = ρ b d= 0.006504 1000 139.00= 904.083 9.041
18 mm
= 0.25 ∏ 324= 254.469
` menghitung jumlah tulangan
n =As 904.083
= 3.55282 = 4 batang254.469
` menghitung jarak tulangan
jarak = b = 1000 = 333.33 mm = 33.3 cm(n-1) 4 - 1
b d²
β1 x fc'
ρ perlu =
ρ min =
ρ max = β1
> ρperlu ………….. OK!!!
mm² = cm²direncanakan menggunakan besi φ =
As tul = 1/4 x ∏ x D²
mm²
As tul
d. denah tumpuan arah y` Mu = Mty = -36.55 tm = -36546458 Nmm
direncanakan :
` fc' = 35 mpa` Fy = 450 mpa
` b = 1000 mm
` h = 200 mm
` = 18 mm
` = 12 mm
` selimut beton = 40 mmmaka :
` tinggi efektif d =
= 200 - 40 + 1/2 18 + 12= 139.00 mm
` menghitung momen perlu
Mn perlu =Muφ Þ digunakan kekuatan reduksi untuk beban aksial tarik
=36546458 lentur sebesar = 0.8
0.8= 45683072.51 Nmm
` menghitung koefisien tahanan
Rn =Mn perlu =45683072.51
= 2.3644261000 19321.0
` menghitung rasio penulangan
m =Fy
=450
= 15.1260.85 35
rasio penulangan perlu1
1 - 1 -2 m Rn
m Fy
=1
1 - 1 -2 15.126 2.3644
15.126 450= 0.005482
rasio penulangan minimum1.4
=1.4
= 0.0031Fy 450
φ tulangan pokokφ tulangan begel
h - (selimut beton + 1/2φ tulangan pokok + φ begel)
b d²
β1 x fc'
ρ perlu =
ρ min = > ρperlu, maka digunakan ρmin
rasio penulangan maksimum
0.750.85 fc'
+600
Fy 600 + Fy
= 0.75 0.850.85 35
+600
450 600 + 450= 0.024083
` menghitung luasan tarik (As)
As = ρ b d= 0.003111 1000 139.00= 432.444 4.324
18 mm
= 0.25 ∏ 324= 254.469
` menghitung jumlah tulangan
n =As 432.444
= 1.699399 = 4 batang254.469
` menghitung jarak tulangan
jarak = b = 1000 = 333.33 mm = 33.3 cm(n-1) 4 - 1
Perencanaan sistim fender dan alat penambat (bollard)
a. Perencanaan sistim fender` tipe kapal = penumpang` bobot = 4000 ton` panjang total kapal (Loa) = 109.5 m` lebar kapal (B) = 15.8 m` draft (d) = 4.85 m
dari data diatas dapt ditentukan :
`
0.846 Loa 1.0193
= 0.846 109.5 1.0193= 101.4250 m
` additional weightdari tabel diperoleh besar additional weight sebesar 3353 ton
maka jumlah beban vertikal adalah` vertikal weight = gross tonage + additional tonage
= 4000 + 3353= 7353 ton
` menghitung energi benturan
E = Cm Ce Cs Cc
ρ max = β1
> ρperlu ………….. OK!!!
mm² = cm²direncanakan menggunakan besi φ =
As tul = 1/4 x ∏ x D²
mm²
As tul
panjang garis air (Lpp)
Lpp =
W V²
E =2g
Cm Ce Cs Cc
keterangan :E = energi benturan (ton meter)V = komponen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan kapal pada saat membentur dermaga (m/det)g = percepatan gravitasi
Cm = koefisien massaCe = koefisien eksentrisitasCs = koefisien kekerasan (diambil = 1)Cc = koefisien tambatan (diambil = 1)
* menghitug koefisien massa (Cm)
` Cb = W keterangan :Cb = koefisien blok kapal
= 7353 d = draft kapal (m)101.4250 15.8 4.85 1.025 B = lebar kapal (m)
= 0.9230 Lpp = panjang garis air (m)
` Cm = 1 + ∏ d
2 Cb B
= 1 + ∏ 4.852 0.9230 15.8
= 1.5224* menghitug koefisien eksentrisitas (Ce)
` Ce = L +L +
dimana dermaga di desain dengan sudut 10 °
r = 1/4 Loa L = r= 1/4 109.5 = 27.375 0.9848= 27.375 m = 26.959 m
maka ;
` Ce = 26.959 + 26.959 27.375 2 sin 10
26.959 + 26.959 27.375 2
= 94604.86544679.4
= 0.1737 ~ 1
E = Cm Ce Cs Cc2g
= 7353 0.15 ² 1.5224 1 1 12 9.81
= 12.8374 t msedangkan utuk menerima energi benturan kapal dibutuhkan minimal 2 fender, maka :E fender = 1/2 E
= 1/2 12.8374= 6.4187 tm
Lpp B d γo
γo = berat jenis air laut (t/m³)
(L+r)² sinφ(L+r)²
cosφ
W V²
Dalam perhitungan direncanakan menggunakan fender type V (karet seibu). Dari tabel 7.2 dan 7.3 (Buku Pelabuhan Bambang Triadmojo) dipilih type 500H (V-500H) dengan sesifikasi :
` gaya reaksi permeter = 37.5 ton` energi absorsi permeter = 6.25 ton` panjang fender = 3.50 m
sehingga :` gaya reaksi (reaction load) = 37.5 x 3.50 = 131.25 tm` energi absorsi (absortion energy) = 6.25 x 3.50 = 21.875 tm
syarat :energi absorsi > energi fender
21.875 > 6.4187 …………….OK!!
jadi fender yang digunakan adala fender dengan type V-500H karena aman untuk digunakan
b. Perencanaan BollardBesarnya gaya tarik kapal pada bollard untuk kapal dengan bobot (gross tonage) sebe 4000 ton, dieroleh nilai-nilai berdasarkan tabel 6.2 pada Buku Bambang Triadmojo halaman 174 yaitu :
` gaya tarik pada bollard = 50` gaya tarik pada bitt = 35
dengan demikian dari tabel dimensi bollard untuk bollard dengan kapasitas gaya tarik sebes 50 ton, dierolehukuran bollard sebagai berikut :
` dimensi bollardD = 350 mm H1 = 70 mm
Bo = 560 mm H2 = 613 mmB1 = 840 mm H3 = 160 mmH = 330 mm T = 27 mm
Ho = 123 mm Berat = 360 kg` dimensi baut
d2 = 56 mm H = 6 buahL = 1150 mm Berat = 132 kg
` dimensi bollardd3 = 225 mm Jumlah = 6 buaht2 = 45 mm Berat = 108 kg
Adapun jumlah bollard yang digunakan didasarkan pada jumlah kapal rencana yang akan dilayani, yakni 2 buah. Maka jumlah bollard kapal rencana adalah 6 buah, dan jumlah bitt rencana adalah 12 buah dengan jarak antara bitt adalah 20 meter.Untuk jarak maksimum antar bitt didasarkan pada ukuran kapal (bobot) yang dalam hal in 4000 ton, makajarak maksimum antar bitt = 20 meter
Perencanaan Tiang Pancang
Gaya - gaya yang bekerja pada dermaga dapat dibedakan menjadi gaya lateral dan vertikal. Gaya lateral meliputi gayabenturan kapal, gaya tarikan kapal, gaya akibat angin, gaya akibat arus dan gaya gempa. Sedangkan gaya vertikal adalahbeban mati dan beban hidup yang terdapat pada dermaga.Gaya vertikal
` Gaya akibat anginAngin berhembus ke badan kapal yang ditambahkan akan menyebabkan gerakan kapal yang bisa menimbulkangaya pada dermaga. Apabila arah angin menuju dermaga, maka gaya tersebut berupa benturan ke dermaga.Sedangkan bila arahnya meninggalkan dermaga maka akan menyebabkan tarikan kapal pada alat penambat. Besar gaya angin tergantung pada hembusan angin dan dapat dihitung dengan rumus :
Rw = 1.1 Qa Aw keterangan : Rw = Gaya akibat angin (kg)Qa = 40Aw =
diambil Aw = 1 x 1 = 1maka ;
Rw = 1.1 40 1= 44 kg
` Gaya akibat arusSeperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air juga akan menyebabkan terjadinyagaya pada kapal yang diteruskan pada kapal yang kemudian diteruskan pada dermaga melalui alat penambat.Berat gaya yang ditimbulkan oleh arus diberikan dalam persamaan berikut :
Rf = keterangan : Rf = Gaya akibat arus (kg)S =V = Kecepatan arus (m/s)
` V = 0.15 knots = 0.15 x 0.5144 = 0.0772 m/s` S = panjang kapal x lebar kapal
= 109.5 x 15.8= 1730.100
maka ;Rf = 0.14 1730.100 0.006
= 1.442285 kg
` Gaya benturan kapalPada waktu merapat ke dermaga, kapal masih mempuyai kecepatan sehingga akan terjadi benturan antara kapaldan dermaga. Gaya benturan kapal yang harus ditahan dermaga tergantung energi benturan yang diserap olehfender yang dipasang pada dermaga. Gaya benturan bekerja secara horizontal dan dapat dihitung berdasarkan energi benturan. Oleh karena itu, perhitungan untuk gaya benturan kapal akan dijelaskan pada perencanaan fender
Tekanan angin (kg/m²), diketahui = kg/m²Proyeksi bidang yang tertiup angin (m²)
m²
0.14 S V²Luas tampang yang terendam air (m²)
m²
` Gaya benturan kapalDidalam subbab 1.1 dan 1.2 diberikan cara menghitung gaya yang ditimbulkan oleh angin dan arus pada kapal.Gaya tersebut menyebabkan gaya benturan pada dermaga atau gaya tarik pada alat penambat yang ditetapkan padadermaga. Gaya tarikan kapal juga dapat dihitung dengan cara berikut ini, (OCDI 1998)
` Gaya tarikan kapal pada bollard diberikan pada tabel untuk kapal dengan berbagai GRT. Selain gaya tersebutyang bekerja secara horizontal, bekerja juga gaya vertikal sebesar 1/2 dar nilai yang tercantum dalam tabel
` Gaya tarikan kapal pada bit diberikan pada tabel berikut untuk berbagai ukuran kapal dalam GRT yang bekerjadalam semua arah
` Gaya tarikan kapal dengan ukuran yang tidak tercantum dalam tabel tersebut (kapal dengan bobot < 200 ton dan > dari 100000 ton) dan fasilitas tambatan pada cuaca buruk harus ditentukan dengan memperhatikan cuacadan kondisi laut, kondisi alat penambat dan data pengukuran gaya tarikan
` Gaya gempa (koefisien gempa)Persamaan untuk menghitung besarnya koefisien gempa telah dimaksudkan pada masing - masing klasifikasi daerahgempa, kondisi tanah dasar dan tingkat kepentingan suatu bangunan.
koedisien gempa = koefisien daerah gempa x koefisien gempa x koefisien perhitungan beban
Besarnya koefisien daerah gempa adalah sama dengan yang tertera dalam PMI-70-M-1-18, besarnya koefisientanah dasar adalah sebagaimana yang tercantum dalam BKPP, demikian juga koefisien tingkat kepentingan.Besarnya gaya gempa yag bekerja pada kondisi konstruksi adalah sama dengan berat sendiri dikali koefisien gempaatau gaya gempa adalah berat sendiri ditambah 50% muatan luas dikali koefisien gempa. Gaya gempa tersebut bekerja pada titik berat dari konstruksi, arah kerja gempa harus diperkirakan pada segala arah. Besarnya gaya gempa dihitung dengan rumus :
F = K w keterangan : F = Gaya gema= (k L B) W w = Beban vertikal dengan muatan hidup penuh= f Ka L B k = Koefisien gempa
f = Koefisien sesuai tingkat pengguna (dihitung untuk bangunan pelauhan, f=z)
Ka = Koefisien dasar gempaB = Faktor tanah yang menukung bangunan L = Faktor lajur gempa di indonesia, terbagi atas 3 lajur yaitu :
` L1 = 1.00` L2 = 0.50` L3 = 0.25
Berdasarkan koefisien tanah (gempa dasar), ditentukan tinggi rendah bangunan untuk H > 10m, Ka = 0,1` Untuk daerah Palu, koefisien daerah (Ha) = 1.00 karena Palu secara geografis terletak pada daerah III
(lihat pada peta daerah PMI 1970 5,5)` Dengan nilai C =0.50 kondisi tanah dasarnya termasuk kelas II, diasumsikan kedalam lapisan antara 20m-50m
maka koefisien tanah dasarnya adalah 1.00 (DKPP 2-6 ayat a)` Pelabuhan adalah bangunan spesalis yang sangat terpengaruh oleh aktifitas sosial dan ekonomi suatu daerah
sehingga pelabuhan dalam klasifikasi bangunan tergolong kelas A (DKPP 3-6 ayat a)maka ;
0.15 x 1.00 x 1.00 = 0.15
Untuk merencanakan tiang pancang pendukung dermaga dihitung gaya - gaya vertikal dan horizontal serta momenterhadap sebuah titik O.
Tabel perhitungan gaya vertikal dan momen terhadap titik O
No Gaya Vertikal (t/m) Lengan ke O Momen ke O
1 Q = 0.110 15 = 1.65 0 02 0.25 15 24 = 9 0 03 0.3 0.3 24 = 0.216 -6.25 -1.354 0.3 0.3 24 = 0.216 -2.5 -0.545 0.3 0.3 24 = 0.216 2.5 0.546 0.3 0.3 24 = 0.216 6.25 1.357 0.7 0.5 24 = 0.84 -7.25 -6.098 0.7 0.5 24 = 0.84 -5 -4.29 0.7 0.5 24 = 0.84 0 010 0.7 0.5 24 = 0.84 5 4.211 0.7 0.5 24 = 0.84 7.25 6.0912 0.7 2.5 24 = 4.2 -6.25 -26.2513 0.7 5 24 = 8.4 -2.5 -2114 0.7 5 24 = 8.4 2.5 2115 0.7 2.5 24 = 4.2 6.25 26.2516 0.6 0.6 24 = 0.864 -7.25 -6.26417 0.6 0.6 24 = 0.864 -5 -4.3218 0.6 0.6 24 = 0.864 0 019 0.6 0.6 24 = 0.864 5 4.32
20 0.6 0.6 24 = 0.864 7.25 6.264
ΣV = 45.234 ΣM = 0.000
Tabel perhitungan gay horizontal dan momen terhadap titik O
No Gaya horizontal (t) Lengan ke O Momen ke O
1 Gaya akibat arus = 0.0014 0.3 0.00042 Gaya akibat angin = 0.044 0.3 0.0132
3 Reaksi fender = 21.875 0.3 6.5625
ΣH = 21.9204 ΣM = 6.5761
Balok melintang adalah = 15 m, dan jarak antara balok melintang = 5 m, untuk pias sepanjang = 4 m,gaya - gaya dari momen adalah
` V = 45.234 5 = 226.17 ton` M = 6.5761 4 = 26.30453 ton` H = 21.9204 ton
Perhitungan daya dukung tiang pancangDiketahui : ` Jenis tanah = Lempung
` P = 45` C = 607.5` L = 25 m` V = 226.17 tom
Dari gaya vertikal diatas digunkan dimensi tiang pancang persegi dengan panjang sisi (D 0.254 m, dengan kemampuan untuk 1 tiang pancang 556Direncanakan jumlah tiang pancang sebanyak 5 buah tiang untuk bentang = 15 m, maka kemampuan taing pancangadalah : 5 x 556 = 2780 kN
` Keliling taing pancang (As) = 4 0.254 = 1.0160 m` Luas tiang pancang (Ap) = 0.254 0.254 = 0.0645` Berat tiang pancang (w) = 0.0645 25 24 = 38.710 kN
1. Menghitung daya dukung pada ujung tiang pancang (Qp)Qp = P Ap
= 450 0.0645= 29.032 kN
2. Menghitung daya dukung pada selimut tiang pancang (Qs)Qs = C As L
= 6075 1.0160 25= 154305 kN
3. Menghitung daya dukung ultimate tiang pancang (Qult)Qult = Qp + Qs
= 29.0322 + 154305= 154334 kN
4. Daya dukung tiang (Qall)
Qall = Qult ; diambil angka keamanan (Fs) = 3Fs
= 1543343
= 51444.68 kN5. Kontrol daya dukung
Qall > V + w51444.68 > 226.170 + 38.710 ……………..OK!!
Direncanakan jumlah tiang pancang yang mendukung dermaga sebanya5 buah untuk panjang bentang = 15 mdengan penempatan tiang seperti terlihat pada gambar, jarak tiang tersebut terhadap titik O adalah
= = -7.5 = = 5
= = -5 = = 7.5
= = 0= 56.3 + 25 + 0 + 25 + 56.3 = 163
kg/cm²kg/cm²
kN/m².
m²
X1 X2 X5 X6
X3 X4 X7 X8
X4 X5
Σx² m²
Gaya vertikal yang bekerja pada tiang pancang dihitung dengan rumus berikut :
p = V + ΣM.xn
maka :
226.17 + 26.305 -7.5 = 44.01994 ton5 162.5
226.17 + 26.305 -5 = 44.42463 ton5 162.5
226.17 + 26.305 0 = 45.234 ton5 162.5
226.17 + 26.305 5 = 46.04337 ton5 162.5
226.17 + 26.305 7.5 = 46.44806 ton5 162.5
Gaya horizontal yang bekerja pada tiang pacang adalah :
T = H = 21.920 = 4.3841 > 0.7n 5
Gaya horizontal tersebut lebih besar dari pada gaya dukung yang diijinkan tiang, untuk bisa menahan gaya horizontal
maka tiang - tiang dipncang dengan kemiringan 10 : 1
Tiang m : 1 V (t) h (t) P (t)1 - 44.01994 44.01994 44.019942 - 44.42463 44.42463 44.424633 10 : 1 45.23400 4.5234 45.234004 10 : 1 46.04337 4.604337 46.04337
5 10 - 1 46.44806 46.44806 46.44806
Σh = 144.0204Gaya horizontal yang bekerja pada kepala tiang :H - Σh = 21.9204 - 144.02 = -122.1
`T = -122.1 = -24.41998
5karena gaya yang bekerja pada tiang lebih kecil dari pada gaya dukung ijin berarti tiang tersebut aman
Menentukan panjang tiang1. Menentukan gesekan
p = 1 k 1 ; keterangan : ` k = Keliling tiang3 2 z = Panjang tiang daam tanah
1 +
maka :
p = 1 1.0160 1 1 + 30 tan 303 2
= 0.1304
Σx²
p1 =
p2 =
p3 =
p4 =
p5 =
z² k0 tan Ф
dimana k0 = tan²Ф
z² tan²
z²
2. Tingkat lekatan
p = 1 k z c3
dimana c = 0.5maka :
p = 1 1.0160 z 0.53
= 0.1693 zGaya dukung total = 0.1304 + 0.1693 zDengan menyamakan gaya daya dukung tiang total dengan gaya maksimum yang bekerja pada satu tiang, maka akan didapat panjang tiang yang harus dipancang
= 0.1304 + 0.1693 z144.02 = 0.1304 + 0.1693 z
dengan menggunakan cara trial dan eror, maka didapat ilai z 32.600 m, namun dilapangan dipancang pada kedalaman33.0 m
t/m²
z²
p total z²z²
TABEL DIMENSI FENDER SEIBU V
(dalam milimeter kecuali ditentukan lain)
DIMENSI 1300H 1000H 800H 600H 500H 400H
H 1.300 1.000 800 600 500 400
L 4.000 3.500 3.500 3.500 3.500 3.500
h 1.235 935 740 550 460 360
h1 65 65 60 50 40 40
l 4.850 4.200 4.100 4.150 4.050 3.950
l1 425 350 300 325 275 225
l2 460 400 360 285 260 230
l3 230 200 180 185 160 140
s 4.450 3.900 3.840 3.920 3.850 3.780
s1 900 1.200 1.050 1.020 1.000 1.200
s2 900 0 0 0 0 0
s3 875 750 870 940 925 690
s4 200 150 130 115 100 85
s5 2.030 1.600 1.350 1.050 860 710
B 815 625 500 375 315 250
b 1.625 1.250 1.000 750 625 500
b1 2.250 1.800 1.550 1.210 1.000 840
t 38 35 35 32 25 19
t1 364 280 225 168 140 108
u 10 10 8 6 5 4
Baut Ø (in) 3 2,50 2,50 2,00 1,75 1,50
Jumlah Baut 10 8 8 8 8 8
Sumber : Seibu Rubber Chemical Co. Ltd (dalam AF Quinn)
TYPE
300H 2,25 22,50 135,00
400H 4,00 30,00 180,00
500H 6,25 37,50 225,00
600H 9,00 45,00 270,00
800H 16,00 60,00 360,00
1000H 25,00 75,00 450,00
1300H 42,25 97,50 585,00
300H 4,50 19,50 270,00
400H 8,00 26,00 360,00
ENERGI (Ton-mtr)
REAKSI (Ton)
DEFLEKSI
(mm)Sistem Fender Tunggal
(standar per meter, defleksi 45 %)
Sistem Fender Ganda (standar per meter, defleksi
45 %)
500H 12,50 32,50 450,00
600H 18,00 39,00 540,00
800H 32,00 52,00 720,00
1000H 50,00 65,00 900,00
1300H 84,50 84,50 1.170,00
Sumber : Seibu Rubber Chemical Co. Ltd (dalam AF Quinn)
TUGAS PELABUHAN
TABEL DIMENSI FENDER SEIBU V
(dalam milimeter kecuali ditentukan lain)
300H
300
3.000
265
35
3.350
175
195
130
3.200
1.000
0
600
75
530
188
375
645
16
80
3
1,25
8
Seibu Rubber Chemical Co. Ltd (dalam AF Quinn)
LAMPIRAN 5
TABEL. DIMENSI KAPAL PADA PELABUHAN
TIPE PELABUHAN
DIMENSI KAPAL
1. GATE WAL PORT
a. Kapal Kontainer 15.000 - 25.000 9,0 - 12,0 175 - 285
b. Kapal Barang Umum 8.000 - 20.000 8,0 - 10,0 135 - 185
c. Kapal Barang dari Collect 5.000 - 7.000 8 100 - 130
d. Kapal Penumpang 3.000 - 5.000 5,0 - 6,0 100 - 135
2. COLLECTOR PORT
a. Dari Pelabuhan Pengump 5.000 - 7.000 7,5 100 - 130
b. Dari Pelabuhan Cabang 500 - 3.000 4,0 - 6,0 50 - 90
3. TRUNK PORT
a. Kapal Barang
- Dari Pelabuhan Pengum 500 - 3.000 4,0 - 6,0 50 - 90
- Dari Pelabuhan Feeder 500 - 1.000 6,0
b. Kapal Perintis 700 - 1.000 6,0
4. FEEDER PORT
a. Kapal Barang < 7.000 6,0
b. Kapal Perintis 500 - 1.000 6,0
TABEL. GAYA TARIKAN KAPAL
200 - 500 15 15
501 - 1.000 25 25
1.001 - 2.000 35 25
2.001 - 3.000 35 35
3.001 - 5.000 50 35
5.001 - 10.000 70 50 (25)
10.001 - 15.000 100 70 (25)
15.001 - 20.000 100 70 (35)
20.001 - 50.000 150 100 (35)
50.001 - 100.000 200 100 (50)
TABEL. JARAK ANTAR FENDER
BOBOT (DWT)
DRAFT ( m )
PANJANG
( m )
BOBOT KAPAL (GRT)
GAYA TARIK PADA BOLLARD
(TON)
GAYA TARIK PADA BITT
(TON)
Nilai dalam kurung adalah untuk gaya pada tambatan yang dipasang disekitar tengah kapal yang mempunyai tidak lebih 2 (dua) tali pengikat.
4 - 6 4 - 7
6 - 8 7 - 10
8 - 10 10 - 15
TUGAS PELABUHAN
KEDALAMAN AIR (m)
JARAK ANTAR FENDER
(m)
TABEL. DIMENSI KAPAL PADA PELABUHAN
DIMENSI KAPAL
GATE WAL PORT
175 - 285 300
135 - 185 200
100 - 130 150
100 - 135 165
COLLECTOR PORT
100 - 130 150
50 - 90 110
TRUNK PORT
50 - 90
75
75
FEEDER PORT
75
PANJANG DERMAGA
PANJANG
( m )
LAMPIRAN 4
TABEL. KECEPATAN KAPAL MERAPAT PADA DERMAGA
1. Angin keras dan ada Sweel sulit 0.75 0.55 0.40
2. Angin keras dan ada Sweel mudah 0.60 0.45 0.30
3. Angin yang moderat dan normal 0.45 0.35 0.20
ada sweel
4. Terlindung sulit 0.25 0.20 0.15
5. Terlindung mudah 0.20 0.15 0.10
TABEL. KOEFISIEN KONDISI TANAH
TANAH DASAR KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3
FAKTOR 0.80 1.00 1.20
TEBAL LAPISAN Kerikil Pasir Sandy Clay Tanah Lunak
< 5 m Kelas 1 Kelas 1 Kelas 2
5 m - 25 m Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
> 25 m Kelas 2 Kelas 3 Kelas 3
TABEL. KOEFISIEN TINGKAT KEPENTINGAN BANGUNAN
Koef. Tingkat Kepentingan
Kelas Khusus 0.15
Kelas A 0.12
Kelas B 0.10
Kelas C 0.05
FAKTOR LOKASI
TINGKAT KESULITAN PADA SAAT
MENDEKATI DERMAGA
KOMPONEN KECEPATAN YANG ARAHNYA TEGAK LURUS DERMAGA PADA SAAT KAPAL MENUMBUK
DERMAGA ( m/dtk )
s.d. DL =
5.000
DL = 5.000 - 10.000
DL = 10.000 - 100.000
KLASIFIKASI BANGUNAN
Karakteristik Bangunan
TUGAS PELABUHAN LAMPIRAN 3
TABEL. KECEPATAN KAPAL MERAPAT PADA DERMAGA
0.20
0.20
0.15
0.10
0.10
KOMPONEN KECEPATAN YANG ARAHNYA TEGAK LURUS DERMAGA PADA SAAT KAPAL MENUMBUK
DERMAGA ( m/dtk )
DL > 100.000
LAMPIRAN 3
Tabel 4.4. Kedalaman Kolam Pelabuhan
BOBOT BOBOT
KAPAL PENUMPANG (GRT) KAPAL MINYAK (DWT)
500 3.50 700
1,000 4.00 1,000
2,000 4.50 2,000
3,000 5.00 3,000
5,000 6.00 5,000
8,000 6.50 10,000
10,000 7.00 15,000
15,000 7.50 20,000
20,000 9.00 30,000
30,000 10.00 40,000
KAPAL BARANG (DWT) 50,000
700 4.50 60,000
1,000 5.00 70,000
2,000 5.50 80,000
3,000 6.50 KAPAL FERRY (GRT)
5,000 7.50 1,000
8,000 9.00 2,000
10,000 10.00 3,000
15,000 11.00 4,000
20,000 11.50 6,000
30,000 12.00 8,000
40,000 13.00 10,000
50,000 14.00 13,000
KAPAL PETI KEMAS (DWT) KAPAL BARANG CURAH (DWT)
20,000 12.00 10,000
30,000 13.00 15,000
40,000 14.00 20,000
50,000 15.00 30,000
40,000
50,000
70,000
90,000
100,000
150,000
KEDALAMAN ( m )
TUGAS PELABUHAN
Tabel 4.4. Kedalaman Kolam Pelabuhan
KAPAL MINYAK (DWT)
4.50
5.00
5.50
6.50
7.50
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
KAPAL FERRY (GRT)
4.50
5.50
6.00
6.50
7.50
8.00
8.00
8.00
KAPAL BARANG CURAH (DWT)
9.00
10.00
11.00
12.00
12.50
13.00
15.00
16.00
18.00
20.00
KEDALAMAN ( m )
LAMPIRAN 2
TABEL KARAKTERISTIK KAPAL
KAPAL PENUMPANG ( GRT ) OIL TANKER ( DWT )
500 51 10.20 4.00 2.90 2,000 73
1,000 63 11.90 5.00 3.60 3,000 85
2,000 92 13.90 6.20 4.50 5,000 102
3,000 109 15.30 7.10 5.10 10,000 139
4,000 123 16.30 7.30 5.60 15,000 157
5,000 135 17.20 8.40 6.00 20,000 171
6,000 138 17.30 10.60 7.40 30,000 191
7,000 144 18.60 11.10 7.70 40,000 211
8,000 150 19.30 11.60 7.80 50,000 226
9,000 155 20.00 12.00 8.00 70,000 250
10,000 160 20.60 12.30 8.20 100,000 270
15,000 181 23.10 13.90 8.80 150,000 291
20,000 197 25.10 15.10 9.20 200,000 325
30,000 223 28.20 17.00 10.00 250,000 343
KAPAL BARANG ( DWT ) KAPAL BARANG CURAH ( DWT )
700 51 8.50 4.60 2.90 10,000 140
1,000 58 9.50 5.10 3.60 15,000 157
2,000 74 11.70 6.30 4.50 20,000 170
3,000 86 13.20 7.20 5.10 30,000 192
4,000 95 14.40 7.80 5.60 40,000 208
5,000 103 15.40 8.40 6.00 50,000 222
6,000 124 16.90 9.50 7.40 70,000 244
7,000 129 17.60 10.00 7.70 90,000 250
8,000 135 18.30 10.40 7.80 100,000 275
9,000 139 18.90 10.80 8.00 150,000 313
10,000 144 19.40 11.20 8.20 KAPAL FERRY ( GRT )
15,000 162 21.70 12.70 8.80 1,000 58
20,000 177 23.40 13.80 9.20 2,000 74
30,000 199 26.10 15.70 10.00 3,000 86
40,000 217 28.80 17.20 10.00 4,000 95
50,000 232 30.00 18.40 10.00 6,000 103
KAPAL TANKER ( DWT ) 8,000 124
700 51 8.50 4.60 2.90 10,000 129
1,000 58 9.50 5.10 3.60 13,000 129
Bobot (Ton)
LOA (m)
Beam (m)
Tinggi (m)
Draf (m)
Bobot (Ton)
LOA (m)
TUGAS PELABUHAN
TABEL KARAKTERISTIK KAPAL
OIL TANKER ( DWT )
11.10 5.60 5.10
12.30 6.10 5.90
14.70 7.60 6.90
19.00 9.90 8.10
21.70 11.30 9.00
23.80 12.40 9.20
27.20 14.10 10.90
29.90 15.10 11.70
32.10 16.50 12.50
35.90 18.40 13.60
39.00 19.20 14.60
44.20 23.00 17.90
47.20 24.50 18.00
51.80 25.60 20.00
KAPAL BARANG CURAH ( DWT )
18.70 10.80 8.00
21.50 11.20 8.20
23.70 12.70 8.80
27.30 13.80 9.20
30.20 15.70 10.00
32.60 17.20 10.00
37.80 18.40 10.00
38.50 18.40 10.00
42.00 18.40 10.00
44.50 18.40 10.00
KAPAL FERRY ( GRT )
9.50 5.10 3.60
11.70 6.30 4.50
13.20 7.20 5.10
14.40 7.80 5.60
15.40 8.40 6.00
16.90 9.50 7.40
17.60 10.00 7.70
17.60 10.00 7.70
Beam (m)
Tinggi (m)
Draf (m)
LAMPIRAN 1