31
MKALAH ASUHAN KEPERAWATAWAN GAWAT DARURAT PADA MASALAH PEB DI SUSUN OLEH : 1. HERU PRASTIYAWAN 2. ABDUS SALAM 3. M. ASADUL USUD 4. FATHUL RIZQI 5. IBNU HABIB ZEIN PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA 1

Tugas Gadar 2 PEB

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hhjhgjg

Citation preview

Page 1: Tugas Gadar 2 PEB

MKALAH

ASUHAN KEPERAWATAWAN GAWAT DARURAT PADA MASALAH PEB

DI SUSUN OLEH :

1. HERU PRASTIYAWAN2. ABDUS SALAM3. M. ASADUL USUD4. FATHUL RIZQI5. IBNU HABIB ZEIN

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKAJOMBANG2016/2017

1

Page 2: Tugas Gadar 2 PEB

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat, dan anugerah-Nya kami dapat menyusun Makalah Kegawatdaruratan Pada preeklamsi berat (PEB)” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kegawatdaruratan 2

Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan makalah ini. Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait, baik secara moril maupun materil, akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi. Tidak lupa pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami membutuhkan kritik dan saran demi perbaikan makalah di waktu yang akan datang. Akhir kata, besar harapan kami agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Jombang... Maret 2016

Tim Penyusun

2

Page 3: Tugas Gadar 2 PEB

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................iDAFTAR ISI.............................................................................................................iiBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...................................................................................................1

1.2. Tujuan ...............................................................................................................3

1.3. Rumusan Masalah .............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Defenisi .............................................................................................................6

2.2 Etiologi Preeklamsia Berat.................................................................................7

2.3 Tanda Dan Gejala ..............................................................................................9

2.4 Patofisiologis Preeklamsia Berat.......................................................................10

2.5 Pencegahan Preeklamsia Berat..........................................................................11

2.6 Faktor Resiko.....................................................................................................12

2.7 Penatalaksanaan ................................................................................................13

2.8 Komplikasi.........................................................................................................14

2.9 Pemeriksaan Penunjang....................................................................................15

BAB III KONSEP DASAR ASUHAN KEPEAWATAN PADA PASIEN

PREEKLAMSIA BERAT

3.1 Pengkajian Primer................................................................................................17

3.2 Pengkajian Sekunder ...........................................................................................18

3.3 Masalah Keperawatan..........................................................................................19

3.4 Intervensi: ............................................................................................................20

3.5 Implementasi .......................................................................................................21

3.6 Evaluasi ...............................................................................................................22

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan.........................................................................................................22

4.2 Saran....................................................................................................................23

3

Page 4: Tugas Gadar 2 PEB

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGPre-eklampsia berat ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema,

dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi

dalam trimester II kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada

molahidatidosa. (Hanifa Wiknjosastri, 2007). Pre-eklampsia berat merupakan

sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat

vasospasme dan aktivitas endotel, yang ditandai dengan peningkatan tekanan

darah dan proteinuria (Cunningham et al, 2003, Matthew warden, MD, 2005).

Pre-eklampsia berat terjadi pada umur kehamilan 20 minggu lebih. Dikatakan pre-

eklampsia berat, bila disertai tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, oligouria,

urin kurang dari 40 cc/24 jam, proteinuria lebih dari 3gr/liter, adanya gangguan

selebral, gangguan virus dan rasa nyeri di epigastrium dan terdapat edema paru

dan sianosis. (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, 1998).

Begitu banyak kasus ibu hamil yang disebabkan oleh pre-eklamsi berat

tidak dapat ditangani dengan baik yang disebabkan oleh kurangnya kepedulian ibu

untuk melakukan pemeriksaan teratur pada bidan dan juga ketidakperhatiannya

bidan dalam megontrol ibu hamil dengan baik di daerahnya. Dengan disusunya

makalah in, semoga akan leih menjadarkan kita utuk lebih memperhatikan ibu

hamil dengan maslah pre-eklamsi berat sehingga dapat menurunkan drajat

kecacatan ibu dan janin bahkan menyebabkan kematian. Makalah ini bermanfaat

untuk masyarakat umum, secara khusus mahaiswa kebidanan guna untuk

menambah pengetahuan. Semoga bermanaat untuk smua, Amin.

1.2 TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui defenisi pre-eklamsi berat

4

Page 5: Tugas Gadar 2 PEB

2. Mahasiswa dapat memahami etiologi preeklampsia berat

3. Mahasiswa dapat memahami tandan dan gejala

4. Mahasiswa dapat memahami patofiologis preeklampsia berat

5. Mahasiswa dapat memahami Pencegahan preeklampsia berat

6. Mahasiswa dapat memahami Faktor resiko preeklampsia berat

7. Mahasiswa dapat memahami penatalaksanaan preeklampsia berat

8. Mahasiswa dapat memahami komplikasi preeklampsia berat

1.3 RUMUSAN MASALAH 1. Apa defenisi pre-eklamsi berat

2. Apa etiologi preeklampsia berat

3. Bagaimana tanda dan gejala preeklampsia berat9hghnbf

4. Mahasiswa dapat memahami patofiologis preeklampsia berat

5. Mahasiswa dapat memahami Pencegahan preeklampsia berat

6. Mahasiswa dapat memahami Faktor resiko preeklampsia berat

7. Mahasiswa dapat memahami penatalaksanaan preeklampsia berat

8. Mahasiswa dapat memahami komplikasi preeklampsia berat

5

Page 6: Tugas Gadar 2 PEB

BAB II

PEMBAHASAN

2.1DEFENISI Pre-eklamsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai

dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria

dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Ai Yeyeh.R, 2011).

Sedangkan menurut Rozihan (2007), Pre-eklampsia berat ialah penyakit dengan

tanda-tanda khas seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), pembengkakan jaringan

(edema), dan ditemukannya protein dalam urin (proteinuria) yang timbul karena

kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi

dapat juga terjadi pada trimester kedua kehamilan. Pre-eklamasi berat menurut

Ilmu Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo, Fak. UI Jakarta

(1998), diikuti dengan timbulnya hipertensi disertai protein urin dan edema akibat

kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pre-eklamsia berat adalah komplikasi yang

terjadi pada saat kehamilan dengan ciri yang khas yaitu disertai dengan hipertensi

≥160/110 mmHg dan atau disertai dengan adanya protein urine positif 2 dan atau

3 dan lazim disertai dengan oedema pada kehamilan ≤20 minggu.

2.2 ETIOLOGI PREEKLAMSIA BERATEtiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak

teori-teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya.

Oleh karena itu disebut “penyakit teori” namun belum ada memberikan jawaban

yang memuaskan. Tetapi terdapat suatu kelainan yang menyertai penyakit ini

yaitu :

a. Spasmus arteriola

b. Retensi Na dan air

c. Koagulasi intravaskuler

6

Page 7: Tugas Gadar 2 PEB

Walaupun vasospasme mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit

ini, akan tetapi vasospasme ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai

eklampsia (Obstetri Patologi : 1984)

Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab preeklampsia

ialah iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan

semua hal yang bertalian dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor,

melainkan banyak faktor yang menyebabkan preeklampsia dan eklampsia. (Ilmu

Kebidanan : 2005).

Faktor pertama adalah genetik, jika ibu atau mertua kita memiliki riwayat

preeklampsia, kita juga berisiko mengalaminya pada satu kali atau lebih

kehamilan, yang kedua adalah adanya kelainan pembuluh darah. Penyempitan

pembuluh darah bisa mengakibatkan suplai darah ke organ-organ vital seperti

ginjal dan hati jadi berkurang.

Preeklamsia biasanya terjadi pada kehamilan pertama. Penyebab pasti 

preeklamsia hingga saat ini belum diketahui dengan jelas. Diduga karena kondisi

plasenta yang tidak tertanam dengan baik, kekurangan oksigen atau ada gangguan

pada pembuluh darah si ibu. 

Faktor makanan diduga juga bisa menyebabkan preeklamsia pada

kehamilan. Kekurangan kalsium pada tubuh ibu hamil yang dapat menyebabkan

peningkatan tekanan darah yang berujung pada preeklamsia. Kalsium dapat

membantu menjaga pembuluh darah dan menjaga tekanan darah tetap

normal. Demikian pula, kekurangan protein, protein yang berlebihan, minyak

ikan, vitamin D dan faktor makanan lainnya juga berperan sebagai penyebab

preeklamsiaa.

Obesitas juga disebut-sebut sebagai penyebab lain preeklamsia. Indeks

masa tubuh yang tinggi berkaitan dengan diabetes, tekanan darah tinggi serta

resistensi insulin, dapat mempengaruhi sistem inflamasi.

7

Page 8: Tugas Gadar 2 PEB

2.3TANDA DAN GEJALA Pada pre eklampsia berat didapatkan :

1.    Sakit kepala terutama di daerah frontal

2.    Gangguan mata, penglihatan kabur

3.    Rasa nyeri di daerah epigastrium

4.    Mual atau muntah

5.    Gangguan pernapasan sampai sianosis

6.    Terjadinya gangguan kesadaran.

Adapun tanda dan gejala yang terjadi pada ibu hamil yang mengalami pre-

eklamsi berat yaitu tekanan darah sistolik >160 mmHg dan diastolik >110 mmHg,

terjadi peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus, trombosit <100.000/mm3,

terkadang disertai oligouria <400ml/24 jam, protein urine >2-3 gr/liter, ibu hamil

mengeluh nyeri epigastrium, skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal

yang berat, perdarahan retina dan oedema pulmonum. Terdapat beberapa penyulit

juga yang dapat terjadi, yaitu kerusakan organ-organ tubuh seperti gagal ginjal,

gagal jantung, gangguan fungsi hati, pembekuan darah, sindrom HELLP, bahkan

dapat terjadi kematian pada bayi, ibu dan atau keduanya bila pre-eklamsi tidak

segera ditangani dengan baik dan benar (Ai Yeyeh.R, 2011).

Pada pre eklampsia berat didapatkan :

1.    Sakit kepala terutama di daerah frontal

2.    Gangguan mata, penglihatan kabur

3.    Rasa nyeri di daerah epigastrium

4.    Mual atau muntah

5.    Gangguan pernapasan sampai sianosis

6.    Terjadinya gangguan kesadaran.

Gejala – gejala ini sering ditemukan pada pre eklampsia yang meningkat dan

merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul

8

Page 9: Tugas Gadar 2 PEB

2.4  PATOFISIOLOGIS PREEKLAMSIA BERATPada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi

garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus.

Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat

dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh

mengalami spasme, maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi

tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan

berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan

dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air

dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi

perubahan pada glomerulus (Sinopsis Obstetri, Jilid I, Halaman 199).

Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan

patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh

vasospasme dan iskemia (Cunniangham,2003).

Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan

respon terhadap berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin, tromboxan)

yang dapat menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet.  Penumpukan

trombus dan perdarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai

dengan sakit kepala dan defisit syaraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat

menyebabkan penurunan laju filtrasi glomelurus dan proteinuria. Kerusakan hepar

dari nekrosis hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes

fungsi hati. Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume

intavaskuler, meningkatnya kardiakoutput dan peningkatan tahanan pembuluh

perifer. Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan

trobositopeni. Infark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan

janin terhambat bahkan kematian janin dalam rahim (Michael,2005).

Perubahan pada organ :

A. Perubahan kardiovaskuler

Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada preeklamsia

dan eklampsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya berkaitan dengan

peningkatan afterload jantung akibat hipertensi, preload jantung yang secara

nyata dipengaruhi oleh berkurangnya secara patologis hipervolemia

9

Page 10: Tugas Gadar 2 PEB

kehamilan atau yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh larutan

onkotik/kristaloid intravena, dan aktifasi endotel disertai ekstravasasi

kedalam ekstravaskuler terutama paru (Cunningham,2003).

B. Metablisme air dan elektrolit

Hemokonsentrasi yang menyerupai preeklampsia dan eklampsia tidak

diketahui penyebabnya. jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak

pada penderita preeklamsia dan eklampsia dari pada wanita hamil biasa atau

penderita dengan hipertensi kronik. Penderita preeklamsia tidak dapat

mengeluarkan dengan sempurna air dan garam yang diberikan. Hal ini

disebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun, sedangkan penyerapan kembali

tubulus tidak berubah. Elektrolit, kristaloid, dan protein tidak mununjukkan

perubahan yang nyata pada preeklampsia. Konsentrasi kalium, natrium, dan

klorida dalam serum biasanya dalam batas normal (Trijatmo,2005).

C. Mata

Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Selain itu

dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan oleh edema intraokuler dan

merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan. Gejala

lain yang menunjukkan pada preeklampsia berat yang mengarah pada

eklampsia adalah adanya skotoma, diplopia dan ambliopia. Hal ini

disebabkan oleh adaanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan

dikorteks serebri atau didalam retina (Rustam,1998).

D. Otak

Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan anemia

pada korteks serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat ditemukan

perdarahan (Trijatmo,2005).

E. Uterus

Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada plasenta,

sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen

terjadi gawat janin. Pada preeklampsia dan eklampsia sering terjadi

peningkatan tonus rahim dan kepekaan terhadap rangsangan, sehingga terjad

partus prematur.

F. Paru-paru

10

Page 11: Tugas Gadar 2 PEB

Kematian ibu pada preeklampsia dan eklampsia biasanya disebabkan oleh

edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga karena

aspirasi pnemonia atau abses paru (Rustam, 1998).

pathway

2.5 PENCEGAHAN PREEKLAMSIA BERATPemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-

tanda dini preeklampsia, dan dalam hal itu harus dilakukan penanganan

semestinya. Kita perlu lebih waspada akan timbulnya preeklampsia dengan

adanya faktor-faktor predisposisi seperti yang telah diuraikan di atas. Walaupun

timbulnya preeklamsia tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya

dapat dikurangi dengan pemberian penerangan secukupnya dan pelaksanaan

pengawasannya yang baik pada wanita hamil. Penerangan tentang manfaat

istirahat dan diet berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti

berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi, dan

11

Page 12: Tugas Gadar 2 PEB

dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein dan rendah

lemak, karbohidrat, garam dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan

perlu dianjurkan. Mengenal secara dini preeklampsia dan segera merawat

penderita tanpa memberikan diuretika dan obat antihipertensif, memang

merupakan kemajuan yang penting dari pemeriksaan antenatal yang baik.

2.6 FAKTOR RESIKOMenurut Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo (2005), faktor resiko

pre- eklamsia berat adalah :

1. Riwayat Preeklampsia

2. Primigravida, karena pada primigravida pembentukan antibody

penghambat (blocking antibodies) belum sempurna sehingga

meningkatkan resiko terjadinya Preeklampsia

3. Kegemukan

4. Kehamilan ganda, Preeklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang

mempunyai bayi kembar atau lebih.

5. Riwayat penyakit tertentu. Penyakit tersebut meliputi hipertensi kronik,

diabetes, penyakit ginjal atau penyakit degenerate seperti reumatik

arthritis atau lupus.

2.7 PENATALAKSANAAN Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre-

eklamsia berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi perawatan aktif

yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan medicinal

dan perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah

pengobatan medicinal (AYeyeh.R, 2011). Adapun penjelasannya adalah sebagai

berikut :

A. Perawatan aktif

Pada setiap penderita sedapat mungkin sebelum perawatan aktif

dilakukan pemeriksaan fetal assesment yakni pemeriksaan nonstrees

test (NST) dan ultrasonograft (USG), dengan indikasi (salah satu atau

lebih), yakni :

12

Page 13: Tugas Gadar 2 PEB

1. Pada ibu

Usia kehamilan 37 minggu atau lebih, dijumpai tanda-

tanda atau gejala impending eklamsia, kegagalan

terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan

meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah

24 jam perawatan edicinal, ada gejala-gejala status

quo (tidak ada perbaikan).

2. Janin

Hasil fetal assesment jelek (NST dan USG) yaitu ada

tanda intra uterine growth retardation (IUGR)/janin

terhambat.

3. Hasil laboratorium

Adanya HELLP syndrome (haemolisis dan

peningkatan fungsi hepar dan trombositopenia).

B. Pengobatan medicinal pasien pre-eklamsi berat (dilakukan dirumah

sakit dan atas instruksi dokter)

yaitu segera masuk rumah sakit dengan berbaring miring ke kiri ke

satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30 menit, reflek patella setiap

jam, infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dangan infus

RL (60-125 cc/jam) 500cc, berikan antasida, diet cukup protein,

rendah karbohidrat, lemak dan garam, pemberian obat anti kejang

(MgSO4), diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda

edema paru, payah jantung kongestif atau edema anasarka.

Diberikan furosemid injeksi 40 mg/IM.

C. Antihipertensi diberikan bila tekanan darah sistolis lebih 180 mmHg

atau MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan

diastolis kurang 105 mmHg (bukan kurang 90 mmHg) karena akan

menurunkan perfusi plasenta, dosis antihipertensi sama dengan dosis

antihipertensi pada umumnya.

D. Bila dibutuhkan penurun darah secepatnya, dapat diberikan obat-

obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi.

13

Page 14: Tugas Gadar 2 PEB

Dosis yang biasa dipakai 5 ampul dalam 500cc cairan infus atau

press disesuaikan dengan tekanan darah.

E. Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet

antihipertensi secara sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5

kali. Bersama dengan awal pemberian sublingual maka obat yang

sama mulai diberikan secara oral (Syakib Bakri, 1997).

F. Pengobatan jantung jika ada indikasinya yakni ada tanda-tanda

menjurus payah jantung, diberikan digitalisasi cepat dengan

celidanid D.

G. Lain-lain seperti konsul bagian penyakit dalam/jantung atau mata.

Obat-obat antipiretik diberikan bial suhu rectal lebih dari 38,5 0C

dapat dibantu dengan pemberian kompres dingin atau alkohol atau

xylomidon 2 cc secara IM, antibiotik diberikan atas indikasi saja.

Diberikan ampicillin 1 gr/6 jam secara IV perhari. Anti nyeri bila

penderita kesakitan atau gelisah karena kontraksi uterus. Dapat

diberikan petidin HCL 50-75 mg sekali saja, selambat-lambatnya 2

jam sebelum janin lahir.

H. Pengobatan Obstetrik

Pengobatan obstetri dilakukan dengan cara terminasi terhadap

kehamilan yang belum inpartu, yaitu :

a) Induksi persalinan: tetesan oksitocyn dengan syarat nilai

bishop 5 atau lebih dan dengan fetal heart monitoring.

b) Seksio Sesaria (dilakukan oleh dokter ahli kandungan),

bila: fetal assessment jelek. Syarat tetesan oksitocyn

tidak dipenuhi (nilai bishop <5) atau adanya

kontraindikasi tetesan oksitocyn; 12 jam setelah

dimulainya tetesan oksitocyn belum masuk fase aktif.

Pada primigravida lebih diarahkan untuk dilakukan

terminasi dengan seksio sesaria.

14

Page 15: Tugas Gadar 2 PEB

2.8 KOMPLIKASIA. Komplikasi pada ibu

a) Atonia uteri

b) Sindrom hellp(hemolysis,elevated liver enzymes,low platelet count)

c) Ablasi retina

d) Gagal jantung

e) Syok dan kematian

B. Komplikasi pada janin

a) Pertumbuhan janin terhambat

b) Prematuritas

c) Kematian janin

d) Solusio plasenta.

2.9 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Saat ini belum ada pemeriksaan penyaring yang terpercaya dan efektif untuk

preeklampsia. Dulu, kadar asam urat digunakan sebagai indikator preeklampsia,

namun ternyata tidak sensitif dan spesifik sebagai alat diagnostik. Namun,

peningkatan kadar asam urat serum pada wanita yang menderita hipertensi kronik

menandakan peningkatan resiko terjadinya preeklampsia superimpose.

1. Laboratorium :

Pemeriksaan laboratorium dasar harus dilakukan di awal

kehamilan pada wanita dengan faktor resiko menderita

preeklampsia, yang terdiri dari pemeriksaan kadar enzim hati, hitung

trombosit, kadar kreatinin serum, dan protein total pada urin 24 jam.

Pada wanita yang telah didiagnosis preeklampsia, harus

dilakukan juga pemeriksaan kadar albumin serum, LDH, apus darah

tepi, serta waktu perdarahan dan pembekuan. Semua pemeriksaan ini

harus dilakukan sesering mungkin untuk memantau progresifitas

penyakitprotein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya

meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ),

kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini

meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml.

15

Page 16: Tugas Gadar 2 PEB

2. USG : untuk mengetahui keadaan janin

3. NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

16

Page 17: Tugas Gadar 2 PEB

BAB III

KONSEP DASAR ASUHAN KEPEAWATAN PADA PASIEN

PREEKLAMSIA BERAT

3.1 PENGKAJIAN PRIMER

PRIORITAS PENILAIAN DILAKUKAN BERDASARKAN :

1. Airway (Jalan Nafas) Dengan Kontrol Servikal

a. Bersihkan jalan nafas

b. Adanya/tidaknya sumbatan jalan nafas

c. Distress pernafasan

d. Tanda-tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan, edema laring

2. Breathing Dan Ventilasi

a. Frekuensi nafas, usaha nafas dan pergerakan dinding dada

b. Suara pernafasan melalui hidung atau mulut

c. Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas

3. Circulation Dengan Kontrol Perdarahan

a. Denyut nadi karotis

b. Tekanan darah

c. Warna kulit, kelembaban kulit

d. Tanda-tanda perdarahan eksternal dan interna

3.2 PENGKAJIAN SEKUNDER

Data yang dikaji pada ibu dengan eklampsia adalah :

1. Data Subyektif

a. Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun

17

Page 18: Tugas Gadar 2 PEB

b. Riwayat kesehatan ibu sekarang: terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur

c. Riwayat kesehatan ibu sebelumnya: penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM

d. Riwayat kehamilan: riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya

e. Pola nutrisi: jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan

f. Psiko sosial spiritual: Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya

2. Data Obyektif

a. Inspeksi: edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam

b. Palpasi: untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema

c. Auskultasi: mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress

d. Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika refleks + )

e. Pemeriksaan penunjang ;

1. Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan interval 6 jam

2. Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml

3. Berat badan: peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu

4. Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak

18

Page 19: Tugas Gadar 2 PEB

5. USG ; untuk mengetahui keadaan janin

6. NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

f. Diagnosa atau masalah keperawatan dapat teridentifikasi sesuai kategori urgensi masalah berdasarkan pada sistem triage dan pengkajian yang telah dilakukan.

g. Prioritas ditentukan berdasarkan besarnya ancaman kehidupan: Airway, breathing dan circulation (ABC).

3.3 MASALAH KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ (vasospasme  dan peningkatan tekanan darah)

2. Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada plasenta

3. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir

4. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinan

3.4 INTERVENSI: Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan

penurunan fungsi organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).

Intervensi:

a. Monitor tekanan darah tiap 4 jam.

b. Catat tingkat kesadaran pasien.

c. Kaji adanya tanda-tanda eklampsia (hiperaktif, reflek patella dalam, penurunan nadi,dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguria).

d. Monitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan atau adanya kontraksi uterus.

e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti hipertensi dan SM.

Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada plasenta

19

Page 20: Tugas Gadar 2 PEB

Intervensi

a. Monitor DJJ sesuai indikasi.

b. Kaji tentang pertumbuhan janin.

c. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta (nyeri perut, perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun).

d. Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM.

e. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST.

Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir

a. Kaji tingkat intensitas nyeri pasien

b. Jelaskan penyebab nyerinya

c. Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul

d. Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian yang nyeri

Cemas berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinan

Intervensi

a. Kaji tingkat kecemasan ibu

b. Jelaskan mekanisme proses persalinan

c. Gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif

d. Beri support system pada ibu

3.5 Implementasi

Pelaksanaan disesuaikan dengan intervensi yang telah ditentukan.

3.6 Evaluasi

Evaluasi disesuaikan dengan criteria hasil yang telah ditentukan.

20

Page 21: Tugas Gadar 2 PEB

BAB IV

PENUTUP

4.2KESIMPULANPre-eklamsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai

dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria

dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Ai Yeyeh.R, 2011).

Sedangkan menurut Rozihan (2007), Pre-eklampsia berat ialah penyakit dengan

tanda-tanda khas seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), pembengkakan jaringan

(edema), dan ditemukannya protein dalam urin (proteinuria) yang timbul karena

kehamilan.

Faktor pertama adalah genetik, jika ibu atau mertua kita memiliki riwayat

preeklampsia, kita juga berisiko mengalaminya pada satu kali atau lebih

kehamilan, yang kedua adalah adanya kelainan pembuluh darah. Penyempitan

pembuluh darah bisa mengakibatkan suplai darah ke organ-organ vital seperti

ginjal dan hati jadi berkurang.

Preeklamsia biasanya terjadi pada kehamilan pertama. Penyebab pasti 

preeklamsia hingga saat ini belum diketahui dengan jelas. Diduga karena kondisi

plasenta yang tidak tertanam dengan baik, kekurangan oksigen atau ada gangguan

pada pembuluh darah si ibu. 

Komplikasi yaitu Komplikasi pada ibu (Atonia uteri, Sindrom hellp

(hemolysis,elevated liver enzymes,low platelet count), Ablasi retina, Gagal

jantung, Syok dan kematian, sedangkan Komplikasi pada janin (Pertumbuhan

janin terhambat, Prematuritas, Kematian janin, Solusio plasenta

4.2 SARANPre-eklamsia berat memiliki beberapa faktor penyebab seperti faktor

genetik namun pelaksanaannya harus diawai dengan baik oleh tenaga kesehatan

supaya dapat ditanggulangi dan tidak terjadi eklamsia yang dapat membahayakan

kesehatan ibu dan janin.

21