45
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman karet memiliki peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian Indonesia. Banyak penduduk yang mengandalkan komoditi penghasil getah ini. Karet tidak hanya diusahakan oleh perkebunan-perkebunan besar milik negara yang memiliki areal mencapai ratusan ribu hektar, tetapi juga diusahakan oleh rakyat dan swasta (Tim Penulis PS, 1999). Berdasarkan data Biro Pusat Statistik bahwa untuk luas areal perkebunan karet, Indonesia merupakan negara dengan perkebunan karet terbesar di dunia dengan luas 3,4 juta hektar, diikuti Thailand seluas 2,6 juta hektar dan Malaysia 1,02 juta hektar. Meski memiliki lahan terluas, produksi karet Indonesia pada tahun 2010 tercatat sebesar 2,4 juta ton atau dibawah produksi Thailand yang mencapau 3,1 juta ton, sedangkan produksi karet Malaysia 951 ribu ton per tahun. Banyak barang atau peralatan yang dapat dibuat dengan bahan baku karet alam, misalnya ban mobil, peralatan kendaraan, sepatu, alat kedokteran, alat-alat olahraga, dan lain-lain. Hal ini menyebabkan peningkatan konsumsi karet dunia meningkat setiap tahunnya. Menurut Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian melaporkan bahwa pada tahun 2009 konsumsi karet dunia sebesar 9,277 juta

Tugas Karet Luri Ipas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Karet Luri Ipas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman karet memiliki peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian

Indonesia. Banyak penduduk yang mengandalkan komoditi penghasil getah ini.

Karet tidak hanya diusahakan oleh perkebunan-perkebunan besar milik negara yang

memiliki areal mencapai ratusan ribu hektar, tetapi juga diusahakan oleh rakyat dan

swasta (Tim Penulis PS, 1999).

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik bahwa untuk luas areal perkebunan karet,

Indonesia merupakan negara dengan perkebunan karet terbesar di dunia dengan luas

3,4 juta hektar, diikuti Thailand seluas 2,6 juta hektar dan Malaysia 1,02 juta hektar.

Meski memiliki lahan terluas, produksi karet Indonesia pada tahun 2010 tercatat

sebesar 2,4 juta ton atau dibawah produksi Thailand yang mencapau 3,1 juta ton,

sedangkan produksi karet Malaysia 951 ribu ton per tahun.

Banyak barang atau peralatan yang dapat dibuat dengan bahan baku karet alam,

misalnya ban mobil, peralatan kendaraan, sepatu, alat kedokteran, alat-alat olahraga,

dan lain-lain. Hal ini menyebabkan peningkatan konsumsi karet dunia meningkat

setiap tahunnya. Menurut Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian

melaporkan bahwa pada tahun 2009 konsumsi karet dunia sebesar 9,277 juta ton,

untuk tahun 2010 naik menjadi 10,644 juta ton. Sementara produksi karet mentah

dunia pada tahun 2009 sebesar 9,702 juta ton dan tahun 2010 sebesar 10,219 juta ton.

Jumlah ini dapat dikatakan kurang dari konsumsi yang dibutuhkan.

Selain karet alam, ada lagi yang dinamakan karet sintetis. Sejak Perang Dunia II

penelitian mengenai karet sintetis dilakukan secara intensif oleh beberapa negara

maju. Selanjutnya, karet buatan yang bahan bakunya dari lapisan minyak bumi ini

diproduksi secara besar-besaran. Dewasa ini jumlah produksi karet alam dan karet

sintetis adalah 1:2 (Tim Penulis PS, 2009). Pada tahun 2008, produksi karet dunia

sebesar 22.727 juta ton yang terdiri dari karet alam dunia sebesar 9.942 juta ton

(43,7%) dan karet sintetis sebesar 12.785 juta (56,3%) (Departemen Kehutanan,

2009). Walaupun jumlah produksi karet alam lebih rendah, tetapi diperkirakan

permintaan karet sintetis akan mencatat pertumbuhan sedikit lebih lambat bila

Page 2: Tugas Karet Luri Ipas

dibandingkan permintaan karet alam sampai 2013, dapat dilihat bahwa konsumsi

karet alam lebih diminati (PT Rimba Karet, 2010).

1.2 Perumusan Masalah

Adapun yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang lateks, jenis-jenis

dan karakteristik dari karet alam dan karet sintetis tersebut, kelebihan dan

kekurangan karet alam dan karet sintetis, serta aplikasi dari penggunaan karet alam

dan karet sintetis.

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui tentang lateks, jenis-jenis dan karakteristik dari karet alam dan

karet sintetis tersebut, kelebihan dan kekurangan karet alam dan karet sintetis, serta

aplikasi dari penggunaan karet alam dan karet sintetis.

Page 3: Tugas Karet Luri Ipas

BAB II

ISI

2.1 Lateks

Lateks adalah getah kental, seringkali mirip susu, yang dihasilkan banyak

tumbuhan dan membeku ketika terkena udara bebas. Selain tumbuhan, beberapa hifa

jamur juga diketahui menghasilkan cairan kental mirip lateks. Lateks yang sering

kita kenal adalah lateks dari pohon karet. Beberapa tumbuhan lain yang juga

menghasilkan getah lateks dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti

anggota suku ara-araan (misalnya beringin), sawi-sawoan (misalnya getah perca dan

sawo manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion (Syahbana dan Dimyati,

2011).

Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan

berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 m. Batang tanaman

biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas. Dalam dunia

tumbuhan tanaman karet tersusun dalam sistematika sebagai berikut:

- Divisi : Spermatophyta

- Subdivisi : Angiospermae

- Kelas : Dicotyledonae

- Ordo : Euphorbiales

- Famili : Euphorbiaceae

- Genus : Hevea

- Spesies : Hevea brasiliensis

(Tim Penulis PS, 2009)

Karet alam diperoleh dengan cara menyadap pohon karet berupa cairan yang

disebut lateks (karet mentah) (Tim Penulis PS, 2009). Lateks merupakan suatu sistem

koloid dimana terdapat partikel karet yang dilapisi oleh protein dan fosfolipid yang

terdispersi di dalam serum. Pada tahun 1844, Charles Goodyear telah menemukan

bahwa lateks dari pohon karet yang dipanaskan dengan belerang dapat membentuk

ikatan silang antara rantai-rantai hidrokarbon di dalam lateks cair (Azizah, 2009).

Page 4: Tugas Karet Luri Ipas

Gambar 2.1 Lateks dari Pohon Karet

Lateks sebagai bahan baku barang jadi karet, harus memiliki kualitas yang baik.

Adapun beberapa faktor yang mempengruhi kualitas lateks, diantaranya adalah:

1. Faktor kebun (jenis klon, sistem sadap, kebersihan pohon dan lain-lain)

2. Iklim (musim dingin mendorong terjadinya prokoagulasi, musim kemarau

keadaan lateks tidak stabil)

3. Alat-alat yang digunakan dalam penggumpalan dan pengangkutan (yang baik

terbuat dari alumunium dan baja tahan karat)

4. Pengangkutan (goncangan, keadaan tangku, jarak dan jangka waktu

5. Kualitas air dalam pengolahan

6. Bahan-bahan kimia yang digunakan dan komposisi lateks

7. Disaring dengan saringan berukuran 40 mesh

8. Tidak terdapat kotoran atau benda lain seperti daun atau kayu

9. Tidak bercampur dengan bubur lateks, air ataupun serum lateks

10. Warna putih dan berbau segar lateks

Komposisi kimia lateks sangat kompleks. Secara umum komponen kimiawi lateks

adalah sebagai berikut:

Komponen Persentase (%)Karet 30-35Resin 0,5-1,5Protein 1,5-2,0Abu 0,3-0,7Gula 0,3-0,7Air 55-60

(Hani, 2009)

Page 5: Tugas Karet Luri Ipas

Walaupun jumlahnya sedikit, partikel non karet ini cukup berpengaruh terhadap

sifat-sifat lateks. Misalnya lateks mengandung antioksidan alami berupa protein,

asam amino, asam askorbat, fosfoaminolipid, dan betain tocotrienol. Lateks juga

mengandung beberapa enzim, antara lain enzim peroksidase, oksidase, esterase yang

menyrang ester dari asam lemak, katalase, dan tirosinase. Sementara itu, di dalam

lateks juga mengandung 26 jenis bakteri yang dapat menguraikan lateks dngan

memproduksi asam secara simultan (Hani, 2009).

2.2 Karet Alam

Sejak pertama kali ditemukan sebagai tanaman yang tumbuh secara liar sampai

dijasikan tanaman perkebunan secara besar-besaran, karet memiliki sejarah yang

cukup panjang. Apalagi setelah ditemukan beberapa cara pengolahan dan pembuatan

barang dari bahan baku karet, maka ikut berkembang pula industri yang mengolah

getah karet menjadi bahan yang berguna untuk kehidupan manusia.

Sejarah mengenai karet alam bermula ketika Michele de Cuneo menemukannya

pada tahun 1493. Kegunaannya mulai dikenal manuasi ketika Goodyear dan

Hancock menemukan proses vulkanisasi dalam tahun 1840. Terdapat lebih dari 2000

spesies tumbuhan yang menghasilkan lateks yang mengandung poliisoprena, tetapi

hanya tumbuhan karet (Hevea brasiliensis) saja yang bernilai komersil. Hevea

basiliensis berasal dari Lembah Amazon di Amerika Selaan, lalu diperkenalkan ke

Asia Tenggara dalam tahun 1877. Kebutuhan karet meningkat sejak tahun 1900-an

karena penggunan ban pneumatik pada kendaraan bermotor (Tim Penulis PS, 2009).

Karet alam diperoleh dari lateks yang berasal dari pohon Hevea brasiliensis

dengan cara penyadapan. Karet alam terdapat sebagai suspensi koloid dari berbagai

artikel karet yang sangat kecil dalam cairan putih seperti susu disebut lateks. Masing-

masing butir karet diselubungi oleh protein dan lipid. Karet alam yang umum dikenal

adalah poli-cis-1,4-isopren.

Gambar 2.2 Struktur Kimia cis-1,4-poliisopren (Karet Alam)

(Fessenden, 1990)

Page 6: Tugas Karet Luri Ipas

Sifat-Sifat Karet Alam

Warnanya agak kecoklatan, tembus cahaya atau setengah tembus cahaya dengan

berat jenis 0,91-0,93 kg/L. Sifat mekaniknya tergantung pada derajat vulkanisasi,

sehingga dapat dihasilkan banyak jenis sampai jenis yang kaku seperti ebonit.

Temperatur penggunaan yang paling tinggi 99oC, melunak pada suhu 130oC. Sifat

isolasi listriknya berbeda karena perbandingan pencampuran aditif.

Namun demikian, karakteristik listrik pada frekuensi tinggi adalah jelek. Sifat

kimianya jelek terhadap ketahanan minyak dan ketahanan pelarut. Zat tersebut dapat

larut dalam hidrokarbon, ester asam asetat, dan sebagainya. Karet yang kenyal agak

mudah didegradasi oleh sinar UV dan ozon. Karet alam digunakan secara luas untuk

ban mobil, engemas karet, penutup isolasi listrik, sol sepatu dan sebagainya.

Sifat-sifat karet yang terpenting untuk menjamin mutunya adalah:

1. Viskositasnya harus rendah

2. Ketahanan oksidasi harus cukup tinggi

3. Sifat-sifat pematangan harus cepat matang tanpa penyaluran terlalu cepat

4. Kadar zat tambahan dan kotoran harus serendah mungkin

2.2.1 Jenis-Jenis dan Karakteristik Karet Alam

Ada beberapa macam karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan

olahan. Bahan olahan ada yang setengah jadi atau sudah jadi. Ada juga karet yang

diolah kembali berdasarkan bahan karet yang sudah jadi. Jenis-jenis karet alam yang

dikenal luas antara lain:

- Bahan olah karet (lateks kebun, sheet angin, slab tipis, dan lump segar)

- Karet konvensional (ribbed smoked sheet, white crepes dan pale crepe estate

brown crepe, thin brown remills, thick blanket crepe ambers, flat bark crepe,

pure smoke blanket crepe dan off crepe)

- Lateks pekat

- Karet bongkah atau block rubber

- Karet spesifikasi teknik atau crumb rubber

- Karet siap olah atau tyre rubber

- Karet reklim atau reeclameid rubber

Page 7: Tugas Karet Luri Ipas

a. Bahan Olah karet

Bahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh

dari pohon karet (Hevea brasiliensis). Menurut pengolahannya bahan olah karet

dibagi menjadi 4 macam:

1. Lateks kebun

Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari bidang sadap pohon

karet. Cairan ini belum mengalami penggumpalan dengan tambahan atau tanpa

bahan pemantap (zat antikoagulan). Lateks kebun yang baik harus memenuhi

ketentuan sebagai berikut:

- Disaring dengan saringan berukuran 40 mesh

- Tidak terdapat kotoran atau benda-benda lain seperti daun dan kayu.

- Tidak bercampur dengan bubur lateks, air, ataupun serum lateks.

- Warna putih dan berbau karet segar

- Lateks kebun mutu 1 mempunyai kadar karet kering 28% dan lateks kebun

mutu 2 mempunyai kadar kare kering 20%.

2. Sheet angin

Sheet angin adalah bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah

disaring dan digumpalkan dengan asam semut (asam format), berupa karet sheet

yang sudah digiling tetapi belum jadi. Sheet angin yang baik harus memenuhi

ketentuan sebagai berikut:

- Harus ada penggilingan pada gumpalan lateks untuk mengeluarkan air atau

serumnya

- Gilingan kembang diguakan sebagai gilingan akhir

- Kotoran tidak terlihat

- Dalam penyimpanan tidak boleh terkena air atau sinar matahari langsung

- Sheet angin mutu 1 mempunyai kadar karet kering 90% dan sheet angin mutu

2 mempunyai kadar karet kering 80%

- Tingkat ketebalan pertama 3 mm dan tingkat ketebalan kedua 5 mm

Page 8: Tugas Karet Luri Ipas

3. Slab tipis

Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah

digumpalkan dengan asam semut (asam format). Slab tipis yang baik harus

memenuhi ketentuan sebagai berikut:

- Tidak terdapat campuran gumpalan yang tidak segar

- Air atau serum harus dikeluarkan entah dengan cara digiling atau dikempa

- Tidak terlihat adanya kotoran

- Selama disimpan tidka boleh terendam air atau terkena sinar matahari

langsung

- Slab tipis mutu 1 mempunyai kadar karet kering 70% dan slab tipis mutu 2

mempunyai kadar karet kering 60%

- Tingkat ketebalan pertama 30 mm dan tingkat ketebalan kedua 40 mm

4. Lump segar

Lump segar adalah bahan olah karet yang bukan berasal dari gumpalan lateks

yang terjadi secara alamiah dalam mangkuk penampung. Lump segar yang baik

harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

- Tidak terlihat adanya kotoran

- Selama penyimpanan tidak boleh terendam air atau terkena sinar matahari

langsung

- Lump segar mutu 1 mempunyai kadar karet kering 60% dan lump segar mutu

2 mempunyai kadar karet kering 50%

- Tingkat ketebalan pertama 40 mm dan tingkat ketebalan 60 mm

(Tim Penulis PS, 2009)

b. Karet Alam Konvensional

Ada beberapa macam karet olahan yang tergolong karet alam konvensional. Jenis

ini pada dasarnya hanya terdiri dari golongan karet sheet dan crepe.

1. Ribbed smoked sheet (RSS)

Ribbed Smoked Sheet (RSS) merupakan salah satu produk karet alam olahan,

berupa lembaran-lembaran (sheet) dari lateks yang digunakan sebagai bahan baku

industri karet.

Page 9: Tugas Karet Luri Ipas

RSS diproses melalui pengasapan dengan baik terlebih dahulu. Ketentuan

utama adalah karet harus benar-benar kering, bersih, kuat, warna merata, tidak

ditemukan noda atau bekas karet. Mutu karet RSS terdiri dari berbagai mutu

mulai dari yang paling baik yaitu X RSS, RSS1, RSS2, RSS3, RSS4 dan RSS5.

Dari semua produk RSS, produk olahan RSS1 mempunyai kualitas terbaik dan

mudah untuk dipasarkan baik di dalam maupun di luar negeri (Elizabet, 2009).

Produk olahan X RSS memang yang paling baik, tetapi sekarang sangat jarang

pihak pengolah yang membuat kelas X RSS karena ada permasalahan harga

pembelian yang kurang sesuai (Tim Penulis PS, 2009).

2. White crepe dan pale crepe

Jenis ini merupakan crepe yang berwarna putih atau muda. White crepe dan

pale crepe juga ada yang tebal dan tipis.

3. Estate brown crepe

Estate brown crepe, jenis ini merupakan crepe yang berwarna cokelat.

Disebut estate brown crepe karena banyak dihasilkan oleh perkebunan-

perkebunan besar atau estate. Jenis ini juga dibuat dari bahan yang kurang baik

atau jelek seperti yang digunakan untuk pembuatan off crepe serta dari sisa lateks.

Brown crepe yang tebal disebut thick brown crepe dan yang tipis disebut thin

brown crepe.

4. Thin brown crepe remilis

Thin brown crepe remilis, jenis ini merupakan crepe cokelat yang tipis karena

digiling ulang. Bahan pembuat crepe ini sama dengan bentuk crepe lain, tetepi

digiling lagi untuk menghasilkan crepe yang tebalnya sesuai dengan yang telah

ditentukan.

5. Combo crepe

Combo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump, scrap pohon,

potongan-potongan sisa dari RSS atau slab basah.

Page 10: Tugas Karet Luri Ipas

6. Thick blanket crepes ambers

Thick blanket crepes ambers, jenis ini merupakan crepe blanket yang tebal

dan berwarna coklat, biasanya dibuat dari slab basah, sheet tanpa proses

pengasapan, dan lump serta scrap dari perkebunan atau kebun rakyat yang baik

mutunya.

7. Flat bark crepe

Flat bark crepe, sebenarnya jenis ini merupakan karet tanah atau earth

rubber, yaitu jenis crepe yang dihasilkan dari scrap karet alam yang belum diolah,

termasuk scrap tanah yang berwarna hitam.

8. Pure smoked blanket crepe

Pure smoked blanket crepe jenis ini merupakan crepe yang diperoleh dari

penggilingan karet asap yang khusus berasal dari ribbed smoked sheet, termasuk

juga block sheet atau sheet bongkah atau dari sisa potongan ribbed smoked sheet.

9. Off crepe

Jenis ini merupakan crepe yang tidak tergolong bentuk baku atau standar.

Biasanya tidak dibuat melalui proses pembekuan langsung dari bahan lateks yang

masih segar, melainkan dari contoh-contoh sisa penentuan kadar karet kering,

lembaran-lembaran RSS yang tidak bagus penggilingannya sebelum diasapi, serta

bahn-bahan lain yang jelek. Karena dibuat dari bahan sisa yang bermutu jelek,

maka off crepe memiliki nilai dan kegunaan yang rendah. Para pembeli karet jenis

ini biasanya tidak peduli pada standar karena jenis ini memang kurang atau tidak

memenuhi kriteria (Tim Penulis PS, 2009).

c. Lateks Pekat

Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk

lembaran atau padatan lainnya. Lateks pekat dijual di pasaran ada yang dibuat

melalui proses pendadihan atau creamed lateks dan melalui proses pemusingan atau

centrifuged lateks. Biasanya lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahan-

bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi seperti sarung tangan karet untuk

kesehatan.

Page 11: Tugas Karet Luri Ipas

Tabel 2.1 Standar Mutu Lateks Pekat

Kriteria Creamed Latex Centrifuged LatexJumlah padatan (total solids) minimum 64,0% 61,5%Kadar karet kering minimum 62% 60%Perbedaan angka butir 1 dan 2 maksimum 2% 2%Kadar amoniak (berdasar jumlah air yang terdapat dalam lateks pekat) minimum

1,6% 1,6%

Viskositas maksimum pada suhu 25oC 50 cP 50 CpEndapan (sludge) dari berat basah maksimum

0,10% 0,10%

Warna Tidak biru, tidak kelabu

Tidak biru, tidak kelabu

Bau setelah dinetralkan dengan asa borat Tidak boleh berbau busuk

Tidak boleh berbau busuk

(Tim Penulis PS, 2009)

d. Karet Bongkah atau Block Rubber

Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi

bandela-bandela dengan ukuran yang telah ditentukan. Karet bongkah ada yang

berwarna muda dan setiap kelanya mempunyai kode warna tersendiri. Standar karet

bongkah Indonesia tercantum dalam SIR (Standar Indonesian Rubber).

Tabel 2.2 Standard Indonesian Rubber (SIR) Karet Bongkah

SIR 5L SIR 5 SIR 10 SIR 20 SIR 50Kadar kotoran 0,05% 0,05% 0,10% 0,20% 0,50%Kadar abu maksimum 0,50% 0,50% 0,75% 1,00% 1,50%Kadar zat atsiri maksimum 1,0% 1,0% 1,0% 1,0% 1,0%PRI maksimum 60 60 50 40 30Plastisitas-Po minimum 30 30 30 30 30Limit warna maksimum 6 - - - -Kode warna Hijau hijau merah kuning

(Tim Penulis PS, 2009)

e. Karet Spesifikasi Teknis atau Crumb Rubber

Karet spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin

mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet spesifikasi teknis juga didasarkan pada

sifat-sifat teknis. Warna atau penilaian visual yang menjadi dasar penentuan

golongan mutu pada jenis karet sheet, crepe, maupun lateks pekat tidak berlaku

Page 12: Tugas Karet Luri Ipas

untuk jenis karet yang satu ini. Persaingan antara karet alam dan karet sintetis

merupakan penyebab timbulnya karet spesifikasi teknis (Tim Penulis PS, 2009).

f. Karet Siap Olah atau Tyre Rubber

Tyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang

setengah jadi sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen, baik untuk pembuatan

ban atau barang yang menggunakan bahan baku karet alam lainnya. Tyre rubber

sudah dibuat di Malaysia sejak tahun 1972. Pembuatannya dimaksudkan untuk

meningkatkan daya saing karet alam terhadap karet sintetis.

Dibanding dengan karet konvensional, tyre rubber adalah bahan pembuat yang

lebih baik untuk ban atau produk karet lain. Tyre rubber juga memiliki kelebihan

yaitu daya campur yang baik sehingga mudah digabung dengan karet sintetis (Tim

Penulis PS, 2009).

g. Karet Reklim atau Reclaimed Rubber

Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang-barang bekas karet,

terutama ban-ban mobil dan bekas ban-ban berjalan. Oleh karena itu, karet reklim

adalah suatu hasil pengolahan scrap yang sudah divulkanisir.

Alexander Parkes adalah orang pertama yang mengusahakan karet ini pada tahun

1846. Sampai sekarang ternyata karet reklim tetap dibutuhkan, bahkan dalam jumlah

besar. Biasanya karet reklim digunakan sebagai bahan campuran sebab bersifat

mudah mengambil bentuk dalan acuan serta daya lekat yang dimilikinya juga baik.

Produk yang dihasilkan lebih kukuh dan tahan lama dipakai. Daya tahan karet

reklim terhadap bensin atau minyak pelumas lebih besar dari karet alam yang baru

dibuat. Ebonit juga bisa dibuat dari karet reklim. Kelemahan karet reklim adalah

kurang kenyal dan kurang tahn gesekan sesuai dengan sifatnya sebagai karet bekas

pakai. Oleh sebab itu, karet ini jurang baik digunakan untuk membuat ban (Tim

Penulis PS, 2009).

2.2.2 Aplikasi dari Penggunaan Karet Alam

Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri berang. Umumnya alat-alat

yang dibuat dari karet alam sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari maupun

dalam industri seperti mesin-mesin penggerak. Barang yang dapat dibuat dari karet

alam antara lain aneka ban kendaraan (dari sepeda, motor, mobil, traktor, hingga

Page 13: Tugas Karet Luri Ipas

pesawat terbang), sepatu karet, sabuk penggerak mesin besar dan mesin kecil, pipa

karet, isolator dan bahan-bahan pembungkus logam (Tim Penulis PS, 2009).

Industri ban, karet alam mempunyai peranan yang sangat penting yaitu pembuatan

ban kendaraan (sepeda, motor, mobil, pesawat). Beberapa jenis ban seperti ban

radial walaupun dalam pembuatannya dicampur dengan karet sintetis, tetapi

jumlah karet alam yang digunakan tetap besar, yaitu dua kali lipat komponen

karet alam untuk pembuatan ban non-radial. Jenis-jenis ban yang besar kurag baik

bila dibuat dari bahan karet sintetis yang lebih banyak. Porsi karet alam yang

dibutuhkan untuk ban berukuran besar adalah jauh lebih besar. Ban pesawat

terbang hampir semuanya dari bahan karet alam (Tim Penulis PS, 2009).

Gambar 2.2 Ban yang di Produksi dari Karet Alam

Bantalan Karet, karet dapat digunakan untuk bantalan jembatan. Bantalan

jembatan merupakan unsur enting karena mempunyai tugas yang cukup berat,

yaitu menahan tekanan yang sangat besar. Selain itu karet juga digunakan sebagai

bantalan dermaga yang berfungsi menghindarkan benturan antara kapal dengan

dinding pelabuhan pada waktu kapal merapat (Tim Penulis PS, 2009)

Gambar 2.3 Bantalan Karet untuk Jembatan

Page 14: Tugas Karet Luri Ipas

(Gada Bina Usaha, 2010)

Penggunaan karet alam dalam bidang konstruksi selain sebagai perletakan

elastomer jembatan juga sebagai perletakan untuk pondasi pada struktur gedung.

kegunaan karet pondasi pada gedung adalah sebagai peredam getaran bumi

(gempa). Getaran tersebut dapat menimbulkan gaya reaksi yang besar, bahkan

pada puncak bangunan dapat berlipat hingga mendekati dua kalinya. Oleh sebab

itu apabila gaya yang sampai pada bangunan tersebut lebih besar dari kekuatan

struktur maka bangunan tersebut akan rusak. Gaya reaksi yang sampai bangunan

dapat dikurangi melalui penggunaan bantalan karet tahan gempa. Pada dasarnya

cara perlindungan bangunan oleh bantalan karet tahan gempa dicapai melalui

pengurangan getaran gempa bumi kearah horizontal dan memungkinkan

bangunan untuk begerak bebas saat berlangsung gempa bumi tanpa tertahan oleh

pondasi. Bantalan karet alam tersebut dapat mengurangi daya reaksi hingga 70% ,

karena secara alami karet alam memiliki sifat fleksibilitas dan menyerap Bantalan

yang digunakan untuk melindungi gempa bumi dibuat dari kombinasi lempengan

Karet Alam dan Lempeng Baja (Gada Bina Usaha, 2010).

(a) (b)

Gambar 2.4 (a) Seismic Rubber Bearing Pads dan (b) Karet Pondasi Gedung

(Gada Bina Usaha, 2010)

Lantai yang dibuat dari campuran bahan karet telah banyak digunakan untuk

lantai senam, olahraga bela diri, dan sebagainya. Dengan berkembangnya

teknologi perkaretan penggunaannya menjadi semakin luas ntuk lantai kamar

tidur, lantai rumah sakit dan sebagainya (Tim Penulis PS, 2009).

Page 15: Tugas Karet Luri Ipas

Tambang-tambang besar yang mengolah bijih besi dan batubara menggunakan

belt (sabuk pengangkut) yang sangat panjang untuk pengangkutnnya. Belt ini pun

terbuat dari karet. Pabrik-pabrik juga menggunakan belt untuk power transmission

belt, pengangkutan hasil dan keperluan lain. Dengan menggunakan belt tenaga

kerja dapat diperkecil dan waktu yang digunakan menjadi lebih singkat (Tim

Penulis PS, 2009).

Alat-alat rumah tangga dan kantor seperti kursi, lem perekat barang, selang air,

kasur busa, serta peralatan tulis menulis seperti karet penghaspu menggunakan

jasa karet sebagai bahan pembuat. Beberapa alat olahraga seperti bermacam-

macam bola maupun peralatan permainan juga menggunakan bahan karet (Tim

Penulis PS, 2009).

Peralatan dan kendaraan perang banyak bagian-bagiannya yang di buat dari karet,

misalnya pesawat tempur, tank, panser berlapis baja, truk-truk besar dn jeep.

Dengan demikian, secara tidak langsung karet berjasa dalam keamanan da

pertahanan suatu negara. Tidak heran bila banyak pemerintah negara yang

menimbun karet alat seperti di beberapa negara maju (Tim Penulis PS, 2009).

Selain itu, karet alam dapat dimanfaatkan sebagai pembungkus kawat listrik dan

telepon, sepatu karet, alat kedokteran dan lain-lain.

2.3 Karet Sintetis

Karet alam hanya dihasilkan oleh negara-negara beriklim tropis, sehingga

produksinya tidak dapat memenuhi kebutuhan karet dunia. Karet sintetis sebagian

besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi. Perkembangan karet

sintetis secara besar-besaran dilakukan sejak zaman Perang Dunia II. Ini berdasarkan

anggapan yang terjadi selama dan sesudah perang bahwa kenyataannya jumlah

persediaan karet alam tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan dunia akan karet.

Hal ini mendorong negara-negara Barat untuk melakukan serangkaan penelitian dan

produksi karet sintetis.Sekarang banyak karet sintetis yang dikenal, biasanya tiap

jenis memiliki sifat tersendiriyang khas (Tim Penulis PS, 2009).

2.3.1 Jenis-Jenis dan Karakteristik Karet Sintetis

a. Karet Sintetis Untuk Kegunaan Umum

1. Karet Stirena Butadiena

Page 16: Tugas Karet Luri Ipas

Karet Stirena Butadiena adalah karet sintetik yang paling populer,

merupakan kopolimer acak dari butadiena dan stirena (25% stirena dan 75%

butadiene) yang diproduksi dengan cara polimerisasi emulsi.

Dibanding karet alam, karet Stirena Butadiena memiliki beberapa

kelebihan, seperti: tidak memerlukan proses mastikasi, lebih toleran

terhadap extender oil tanpa menyebabkan terjadinya penurunan sifat

(deteoriozation in properties), dan ketahanan terhadap penuaan dan abrasi.

Seperti karet alam, karet Stirena Butadiena juga tidak tahan terhadap

minyak dan api Karena gugus sisi (stirena) yang besar, maka karet Stirena

Butadiena merupakan polimer amorfus yang tidak menguat sendiri (self

reinforced rubber), sehingga perlu penambahan pengisi penguat saat

komponding.

Seperti karet alam, karet Stirena Butadiena juga divulkanisasi dengan

menggunakan sistim vulkanisasi sulfur terakselerasi, oleh karena ikatan

gandanya lebih sedikit dibandingkan karet alam maka jumlah hidrogen allilik

juga lebih sedikit, sehingga jumlah sulfur yang dipakai tidak sebanyak yang

digunakan untuk karet alam, tetapi bahan pencepat digunakan lebih banyak.

Page 17: Tugas Karet Luri Ipas

2. Karet Polibutadiena (Butadiene Rubber/BR)

Dibuat dengan cara polimerisasi emulsi dan larutan. Polimerisasi larutan

menghasilkan karet BR yang stereo regular, untuk keperluan pembuatan ban

yang lebih tahan terhadap abrasi jalan raya, lebih lentur dan resilien dibanding

karet alam.

Polimerisasi emulsi menghasilkan polimer campuran yang acak (cis dan trans

poli butadiene). Kegunaan utama adalah sebagai bahan untuk pembuat

ban, karena dapat meningkatan ketahanan abrasi. Digunakan secara adonan

(campuran) dengan karet SBR maupun karet alam.Kelebihan terutama dalam

mengurangi terjadinya pemanasan dalam (hysteresis) pada produk ban.

3. Karet Isobutilena-Isoprena (Isobutylene-Isoprena Rubber/IIR)

Karet Butil (IIR) terdiri dari kopolimer isobutilena dan isoprena. Merupakan

karet yang tidak tahan terhadap minyak dan api, tidak berkutub(nonpolar)

tapi sangat tahan terhadap beberapa pelarut polar seperti ester fosfat.

Karet yang dapat mengkristal sehingga mempunyai kekuatan gum

(vulkanisasi tanpa pengisi penguat) yang tinggi. Disebabkan tulang belakang

polimer ini hampir jenuh, ia sangat tahan terhadap pengoksida dan ozon serta

memiliki resistansi yang sangat baik terhadap panas.

Gambar Karet Isobutilena- Isoprena

4. Karet Etilena – Propilena (EPM/EPDM)

Page 18: Tugas Karet Luri Ipas

Elastomer etilena-propilena adalah karet hidrokarbon yang banyak digunakan

dalam barangan mekanik dan hose. Elastomer ini mempunyai ketahanan

terhadap ozon dan panas yang baik serta mempunyai sifat-sifat elektrik

yang baik, tahan kepada iklim sekitar dan mempunyai sifat-sifat fisikal

yang tinggi. Kelebihan ini menyebabkan dapat digunakan dalam industri

automobil, pembinaan dan barangan pengguna yang tidak memerlukan rintangan

minyak.

Polimer etilena propilena terdiri dari pada dua kelas, yaitu dwipolimer

etilena- propilena (EPM) yang tidak mengandung gugus tak jenuh dan tidak

dimatangkan dengan sulfur, dan terpolimer etilena-propilena (EPDM) yang

mengandung gugus tak jenuh yang dimatangkan dengan sulfur.

Gugus tak jenuh dibuatkan secara polimerisasi bersama etilena dan

propilena dengan monomer ketiga, yaitu diena bukan konjugat. Oleh sebab

EPDM tidak menguat sendiri, beberapa pengisi penguat perlu digunakan.

Apabila rintangan set dan panas yang maksimum diperlukan pematangan

menggunakan peroksida dapat digunakan. EPDM juga dapat dimatangkan

menggunakan sulfur dan tiazol atau sulfenamida tetapi biasanya bahan pencepat

yang lebih cepat.

b. Karet Untuk Kegunaan Khusus

1. Karet Akrilonitril Butadiena (NBR)

Disebut juga dengan karet nitril. Seperti karet stirena butadiena, diproduksi

dengan cara polimerisasi emulsi. Karet nitril terdiri dari kopolimer

butadiena dan akrilonitril. Jenis karet nitril bergantung kepada kandungan

akrilonitril (25 s/d 50%), gugus akrilonitril (AcN) menyebabkab karet ini

berkutub serta tahan terhadap bahan yang tidak berkutub seperti minyak

bumi/minyak mineral, dan gugus akrilonitril pada sisi tulang belakang

molekul karet ini menghalangi terjadinya penghabluran atau penguatan

sendiri. Semakin meningkat kadar akrilonitril, maka semakin baik ketahanan

pengembangan rantai molekul (swelling resistance), suhu peralihan glass (Tg),

kekerasan, kekuatan tarik. Semakin buruk resiliens, sifat-sifat elastisitas

(terutama suhu rendah). Karena sifatnya yang tahan terhadap minyak dan

Page 19: Tugas Karet Luri Ipas

pelarut, banyak digunakan dalam pembuatan gasket, kedap air berputar,

gegendang pompa tahan api, kegunaan dalam industri minyak dan pembuatan

hose yang membawa minyak dan bahan api serta hose hidraulik automotif

Oleh karena molekul karet nitril memiliki rantai molekul tak jenuh, maka

karet ini sensitif terhadap serangan ozon dan oksigen, sehingga perlu

ditambahkan bahan anti pengozon dan anti pengoksida sewaktu komponding.

Karet nitril dapat dimodifikasi untuk meningkatkan ketahanan terhadap bahan

kimia dan kondisi lingkungan, yaitu dengan merekayasa sisi ketidak jenuhan

dari rantai tulang belakangnya. Karet nitril, seperti karet alam, dapat

divulkanisasi dengan menggunakan sistim vulkanisasi sulfur terakselerasi,

dan dapat dikompon dengan carbon black.

2. Karet Polikloroprena (CR)

Polikloroprena terdiri dari 88-92 persen gugus-gugus trans-1,4-kloro-2-

butenilena,7-12 persen cis-1, 4 dan penambahan 1, 2 yaitu 1,5 persen dan

penambahan 3, 4, 1 persen. Kehadiran atom klorin yang bermuatan negatif

menjadikan polimer ini berkutub dan tahan terhadap serangan minyak.

Kebanyakan kloroprena mempolimer dalam konfigurasi trans. Akibatnya suatu

polimer yang menguat sendiri dihasilkan. CR banyak digunakan karena

sifatnya yang tahan terhadap serangan ozon, minyak, panas, dan lentur. Ia

juga mempunyai ketahanan kepada cuaca sekitaran. Sifat-sifat dinamik yang

amat baik, rintangan api dan juga rintangan lelasan.

Antara kegunaan CR dalam industri ialah dalam pembuatan hose

tube, hose hidraulik, tube dan penutup untuk kegunaan industri. Dalam

automotif untuk pembuatan tube, barangan teracuan dan tali sawat

berprestasi tinggi. Dalam industri pembinaan-pipa gasket, gasket pelabuhan

dan filem untuk bumbung bangunan. Dalam penebatan voltan rendah,

penutup kabel tahan minyak, pelapik tangki dan bahagian yang bersentuh

dengan minyak.

3. Elastomer Uretana

Uretana dihasilkan dengan mereaksikan bahan-bahan yang mengandung

hidroksil dengan bahagian yang bersentuhan dengan bahan organik isosianat.

Page 20: Tugas Karet Luri Ipas

Dengan pemilihan isosianat, poliol dan bahan pematangan yang sesuai,

resin penyalutan, busa uretana, polimer cair dan polimer gam dapat dihasilkan

Polimer gam yang digunakan dalam industri karet dibuat dengan mereaksikan

poliol yang berlebih sedikit dengan isosianat. Untuk pematangan dengan sulfur,

sedikit monomer tak jenuh digunakan. Polimer yang terhasil adalah tahan kepada

ozon dan mempunyai sifat-sifat penuaan yang baik. Ia juga tahan kepada minyak

dan mempunyai kekuatan tensil, koyak yang tinggi seta rintangan lelasan

yang amat baik.

4. Elastomer Polisulfida

Elastomer polisulfida juga dinamakan “Thiokol” oleh Thiokol

Chemical Corporation. Thiokol digunakan dalam pembuatan barangan

mekanik dan hose karena sifat kebolehtelapannya yang rendah dan ketahanannya

kepada pelarut keton dan ester. Ia juga digunakan dalam sektor pembinaan dan

marina karena ketahanan cuaca persekitaran yang baik, merupakan polimer

yang stabil dan tahan kepada bahan kimia serta untuk membuat bahan tampal.

Polimer polisulfida disediakan dengan reaksi kimia kondensasi dengan

mereaksikan dihalida organik dengan larutan cairan natrium polisulfida dalam

kehadiran agen penyebaran dan pembahasan. Hasil ini kemudian dibasuh

untuk menyingkirkan garam terlarut dan seterusnya digumpalkan dengan

asam. Reaksi kimia seperti ditunjukkan di bawah

ClCH2CH2CL + Na2S4 (CH2CH2S4)11 + 2NaCl

Dua jenis Thiokol dihasilkan. Thiokol jenis FA ialah polimer linier dengan

gugus hidroksil pada ujung rantai. Jenis ST pula mempunyai struktur bercabang.

Ia perlu dilakukan reaksi kimia seterusnya untuk membelah ikatan disulfida dan

menghasilkan gugus tiol pada hujung rantaian serta memungkinkan tiokol jenis

ini mudah diproses.

5. Elastomer Termoplastik (TPE)

Elastomer termoplastik bersifat termoplastik dan karet. Ia mempunyai

system dua fasa. Satu fasa terdiri dari pada polimer keras dan tidak mengalir

pada suhu bilik tetapi menjadi bendalir apabila dipanaskan. Fasa satu lagi

Page 21: Tugas Karet Luri Ipas

ialah polimer lembut berkaret. TPE banyak digunakan dalam pembuatan kasut,

penebatan dawai dan perekat.

Lima jenis TPE yang didapati secara komersil ialah,

a) Kopolimer blok polistirena/elastomer

b) Kopolimer blok poliesters

c) Kopolimer blok poliuretana

d) Kopolimer blok poliamida

e) Adunan kopolimer polipropilena/EP

6. Klorosulfonat Polietilena (CSM)

Klorosulfonat polietilena mempunyai sifat-sifat yang hampir sama dengan CR

tetapi lebih baik dari segi ketahanannya kepada asam, pelarut, ozon,

pengoksidaan dan mempunyai kestabilan warna yang lebih baik. Ia mempunyai

sifat-sifat rintangan api dan rintangan lelasan yang baik serta ketahanan

yang amat baik terhadap cuaca, ozon, cahaya matahari, pengoksida, asam dan

alkali serta rintangan yang sederhana kepada minyak dan gasolin.

Walau bagaimanapun, CSM mempunyai rintangan yang tidak berapa baik

terhadap pelarut aromatik, kebolehlenturan terhadap suhu rendah dan

mempunyai resiliens dan set mampatan yang sederhana.

7. Karet Polisiloksana (MQ)

Karet silikon terkenal karena sifatnya yang sangat tahan kepada panas dan

sangat mudah lentur pada suhu rendah. Ia boleh digunakan dalam julat suhu

yang luas, yaitu dari pada -65 hingga 2600C. Karet silicon hanya digunakan

apabila produk karet yang dihasilkan digunakan pada suhu yang tinggi. Hal ini

karena harganya mahal.

Karet silikon juga digunakan karena ia merupakan penebat panas yang amat

baik dan sangat tahan kepada cuaca, ozon, cahaya matahari dan pengoksidaan

serta mempunyai kestabilan warna yang tinggi

Bagaimanapun, karet silikon mempunyai beberapa keburukan, yaitu,

a) Rintangan yang tidak berapa baik terhadap lelasan dan cabikan.

b) Kekuatan tensil yang rendah.

c) Rintangan yang lemah terhadap minyak, gasolin dan pelarut.

Page 22: Tugas Karet Luri Ipas

d) Rintangan yang lemah terhadap asid dan alkali.

2.3.2 Aplikasi dari Pengunaan Karet Sintetis

Karena memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh kare alam, maka

dalam pembuatan beberapa jenis barang banyak digunakan bahan baku karet sintetis.

Jenis NBR (Nytrile Butadiene Rubber) yang memiliki ketahanan tinggi terhadap

minyak biasa digunakan dalam pembuatan pipa karet untuk bensin dan minyak,

membran, seal, gasket, serta barang lain yang banyak dipakai untuk pealatan

kendaraan bermotor atau industri gas.

Jenis CR (Chloroprene Rubber) yang tahan terhadap nyala api banyak digunakan

dalam pembuatan pipa karet, seal, gasket, dan sabuk pengangkut. Perekat kadang-

kadang dibuat dengan menggunakan jenis CR tertentu.

Sifat kedap terhadap gas yang dimiliki oleh jenis IIR (Isobutene Isoprene Rubber)

dapat dimanfaatkan untuk pembuatan ban kendaraan bermotor, juga pembawat

kawat listrik, serta pelapis bagian dalam tangki penyimpan lemak atau minyak.

Jenis EPR (Ethylene Propylene Rubber) juga dimanfaatkan untuk pembuatan

kabel listrik.

(Tim Penulis PS, 2009)

2.4 Keunggulan dan Kekurangan Karet Alam dan Karet Sintetis

Dewasa ini jumlah produksi karet alam dan karet sintetis adalah 1:2 walaupun

karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh di bawah karet

sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam belum dapat

digantikan oleh karet sintetis (Tim Penulis PS, 2009).

Keunggulan Karet Alam

Adapun beberapa keunggulan yang dimiliki karet alam dibandingkan karet

sintetis adalah:

1. Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna

2. Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah

3. Mempunyai daya aus yang tinggi

4. Tidak mudah panas (low heat build up)

5. Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan (groove cracking resistance)

Page 23: Tugas Karet Luri Ipas

6. Karet alam lebih mudah diolah dibandingkan karet sintetis

(Tim Penulis PS, 2009; Syahbana dan Dimyati, 2011 )

Kekurangan Karet Alam

Karet alam diperoleh dari pengolahan lateks yang dihasilkan dari pohon karet.

Sehingga produksi karet alam setiap tahunnya tidak menentu, kadang mengalami

penurunan ataupun peningkatan. Menurut data Gabungan Perusahaan Karet

Indonesia (GAPKINDO), untuk tahun 2011 produksi karet alam dunia diasumsikan

hanya berkisar 10,970 juta ton sementara untuk konsumsi diperkirakan mencapai

11,151 juta ton sehingga terjadi kekurangan pasokan atau minus sekitar 181.000 ton.

Kurangnya produk karet alam dunia di tahun 2011 salah satunya di karenakan

terganggunya produksi karet di beberapa negara seperti Australia, hujan deras yang

disebabkan oleh lamina yang juga menyebabkan banjir di negara tersebut telah

mengganggu proses penyadapan karet. Kemudian di Thailand asosiasi natural

rubber producing countries di Thailand memperkirakan produk karet alam pada

musim dingin yang berlangsung mulai Februari-Mei berdampak pada menurunnya

produk karet hingga 50 persen. Hal ini akan mempengaruhi harga dari karet alam

tersebut dipasaran. Harga dan pasokan karet alam yang selalu mengalami perubahan

ini merupakan salah satu kelemahan dari karet alam tersebut, dibandingkan dengan

karet sintetis yang mempunyai harga lebih stabil.

Selain itu karet alam juga tidak tahan terhadap panas dan minyak, dan juga tidak

tahan terhadap berbagai zat kimia.

Keunggulan Karet Sintetis

Adapun beberapa keunggulan yang dimiliki karet sintetis adalah:

1. Karet sintetis tidak melarut dalam minyak tanah, bensin dan sebagainya. Oleh

karena itu banyak pipa untuk mengalirkan bensin, minyak pelumas dan sebagainya

dibuat dari karet sintetis karena pipa dari logam tidak baik berhubungan dengan

getaran yang dialami dalam pemakaiannya misalnya pada motor (mesin).

2. Karet sintetis lebih tahan terhadap panas, sinar matahari, zat asam dan lebih sukar

ditembus gas serta cairan, dan ban dalam yang dibuat karet sintetis sukar ditambal

kalau bocor, tidak seperti ban dalam dari karet alam.

3. Harganya relatif lebih murah dan cenderung stabil.

Page 24: Tugas Karet Luri Ipas

4. Pemesanan dalam jumlah tertentu jarang mengalami kesulitan.

Kekurangan Karet Sintetis

Kekurangan karet sintetis dibandingkan karet alam antara lain, karet sintetis lebih

sulit diolah dan lebih sukar koyak (Syahbana dan Dimyati, 2011).

Terdapat kelebihan dan kekurangan antara karet alam dan karet sintetis. Kedua

bahan ini terus bersaing, yang mana bagian terpentingnya sangat tergantung pada

faktor ekonomis dan teknologi, atau harus saling membutuhkan (Syahbana dan

Dimyati, 2011). Dunia industri masih tetap memerlukan kedua jenis karet ini,

sesungguhnya karet alam dan karet sintetis tidak saling mematikan atau bersaing

penuh. Keduanya mempunyai sifat saling melengkapi atau komplementer (Tim

Penulis PS, 2009).

Page 25: Tugas Karet Luri Ipas

BAB III

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :

1. Lateks merupakan getah kental, seringkali mirip susu, yang dihasilkan banyak

tumbuhan dan membeku ketika terkena udara bebas. Lateks yang dihasilkan dari

pohon karet dinamakan lateks karet alam.

2. Karet alam diperoleh dari lateks yang berasal dari pohon Hevea brasiliensis

dengan cara penyadapan.

3. Jenis-jenis karet alam yang dikenal luas antara lain: bahan olah karet (lateks

kebun, sheet angin, slab tipis, dan lump segar), karet konvensional (ribbed smoked

sheet, white crepes dan pale crepe estate brown crepe, thin brown remills, thick

blanket crepe ambers, flat bark crepe, pure smoke blanket crepe dan off crepe),

lateks pekat, karet bongkah atau block rubber, karet spesifikasi teknik atau crumb

rubber, karet siap olah atau tyre rubber, karet reklim atau reeclameid rubber.

4. Barang yang dapat dibuat dari karet alam antara lain aneka ban kendaraan (dari

sepeda, motor, mobil, traktor, hingga pesawat terbang), sepatu karet, sabuk

penggerak mesin besar dan mesin kecil, pipa karet, isolator dan bahan-bahan

pembungkus logam.

5. Karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak

bumi.

6. Kedua jenis karet ini, sesungguhnya karet alam dan karet sintetis tidak saling

mematikan atau bersaing penuh. Keduanya mempunyai sifat saling melengkapi

atau komplementer

Page 26: Tugas Karet Luri Ipas
Page 27: Tugas Karet Luri Ipas

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Utiya. 2009. Bentuk Polimer : Elastomer (Karet). www.chem-is-try.org.

Diakses pada 16 Maret 2013.

Elizabeth, Juneva. 2009. Optimalisasi Produksi Karet Olahan Ribbed Smoked Sheet.

Institut Pertanian Bogor. Bogor

Gada Bina Usaha. 2010. Metal and Rubber Product.

http://gadainausaha.indonetwork.co.id. Diakses pada 16 Maret 2013.

Hani. 2009. Lateks Karet Alam. www.haniblogger.com. Diakses pada 16 Maret

2013.

PT. Rimba Karet. 2010. Karet Alam. www.karetalam.com. Diakses pada 16 Maret

2013.

Syahbana, Adang Karyana dan Dimyati, Ahmad. 2011. Modul Teknik Pemeriksaan

Barang Plastik dan Karet Sintetik. Pusdiklat Bea dan Cukai. Jakarta.

Tim Penulis PS. 1999. Karet. PT. Penebar Swadaya: Jakarta.

Page 28: Tugas Karet Luri Ipas
Page 29: Tugas Karet Luri Ipas
Page 30: Tugas Karet Luri Ipas

101

Page 31: Tugas Karet Luri Ipas

111

Page 32: Tugas Karet Luri Ipas

121