Upload
anggi-tiara-putri
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERKEMBANGAN KLAUSA DAN KALIMAT
DALAM TUTURAN WAWANCARA ANAK
(KAJIAN PSIKOLINGUISTIK)
Disusun oleh:
Anggi Tiara Putri
C0212008
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
A. Latar Belakang
B. Landasan Teori
Dalam Soenjono Darjiwidjojo (2000:199), dijelaskan mengenai
perkembangan klausa dan kalimat pada Echa yang telah penulis rangkum,
yaitu di antaranya:
1. Penguasaan kalimat anak lebih berkembang, dan untuk kalimat tunggal telah pula memakai kalimat tipe topik-komen, seperti Casper biasanya suaranya kecil.
2. Perkembangan lain adalah telah muncul kalimat dengan urutan predikat-subjek, kalimat eksistensif, khususnya dengan ada sebagai predikatnya; seperti contoh: nih ada kakak-kakaknya cantik.
3. Echa telah dapat membedakan ada yang tidak eksistensif, seperti bajunya ada warna ijo, ada warna biru.
4. Echa telah pula memakai kalimat ekuatif dengan adalah sebagai predikatnya, seperti percakapan:EK: Si cantik dan si buruk muka – Beauty and the Beast ya,
Cha.EC: Heeh, beautynya adalah Echa.
5. Untuk menyatakan aspek temporal, Echa lebih sering memulai kata lagi daripada sedang, seperti Pinokio lagi baca surat.
6. Semua kata tanya termasuk kenapa telah dia gunakan dalam kalimat. Contoh: siapa yang nyuri? // berapa harganya?; namun pada kata tanya gimana masih sering salah misalnya Echa serring berkata ini bacanya apa? seharusnya ini bacanya gimana?
7. Echa masih belum menggunakan apa sebagai penanda tanya, ia lebih sering mengatakan susunya dingin belom? bukan apa susunya sudah dingin?
8. Echa memakai pengulangan kata tanya yang memunculkan makna lain, contoh: halo, kok nggak ada siapa-siapa?
9. Bentuk negatif yang sering dipakai Echa adalah nggak; kata tidak baru muncul pada umur 3 tahun 10 bulan,hal ini terjadi karena Echa mulai menonton tayangan di televisi yang bahasa Indonesia formal termasuk kata tidak banyak dipakai.
10. Pemakaian kata oleh pada usia 3 tahun, Echa sering memakai kata sama untuk mengganti kata oleh dan sampai saat inipemakaian penanda ini bersifat optional. Contoh: pangeran itu dikutuk sama nenek sihir.
11. Untuk kalimat imperatif, Echa sudah menambahkan penanda kehalusan yang ditandai dengan kata tolong. Contoh: eyang, tolong pegang ini.
12. Echa juga menggunakan kata penyedap seperti sih, dong, lho, kok, dan nih, yang sudah lama dia pakai. Contoh:EK: ketemu nggak, Cha?EC: ketemu sih.
13. Pemakaian penanda definit [-nya] masih berlanjut, baik untuk subjek, objek, maupun pelengkap. Contoh: mbak Echanya lagi pake selimut dulu // eyang liat dulu dong, eyang, sama mbak Echanya.
14. Dalam hal kalimat majemuk, Echa lebih banyak menghasilkan kalimat majemuk dari tahun sebelumnya, baik itu kalimat majemuk setara maupun bertingkat. Contoh: udah dipake tapi belom apa-apa udah keringetan.
15. Pada umur 4 tahun Echa belum mau memakai koordinator dan, contoh saat mengungkapkan cerita Cinderella labunya bisa dibikin kereta, tikusnya bisa dibikin kuda-kuda namun bukan labunya bisa dibikin kereta dan tikusnya bisa dibikin kuda-kuda.
16. Namun pada kalimat majemuk setara dengan tetapi atau tapi telah sering dia ucapkan, contoh: sama dengan ini tapi celananya gimana dong. Hal yang menarik, Echa masih saja menempatkan tapi pada posisi yang tidak lumrah, contoh: ini celananya cuman sedikit tapi.
17. Echa sudah menggunakan enam macam kalimat majemuk bertingkat antara lain syarat, waktu, penyebababan, tujuan, dan atributif.a. Kalimat majemuk syarat
Ada empat konjungtor untuk kalimat majemuk ini yaitu kalau, jika, bila, dan bilamana. Hanya kalau yang digunakan oleh Echa, contoh: kaloorang tua masuk, nggak boleh barangkali.
b. Kalimat majemuk waktuAda beberapa konjungtor untuk kalimat majemuk ini yaitu sejak, ketika, sebelum, dan sesudah. Dan konjungtor yang biasa digunakan Echa adalah pas, contoh: pas papa lagi telpon, ada semut di meja.
c. Kalimat majemuk penyebabanEcha lebih sering menggunakan kata soalnya. Contoh: solanya mbak Echa mau itu.
d. Kalimat majemuk tujuanKalimat majemuk tujuan biasa menggunakan konjungtor biar, agar, supaya atau agar supaya. Echa hanya baru menggunakan kata biar pada usia 2 tahun 1 bulan. Contoh: pake kacamata dulu biar bisa gambar.
e. Kalimat majemuk faktifKalimat majemuk ini sudah mulai muncul namun belum dikuasai dengan baik oleh Echa, yang menggunakan konjungtor padahal. Contoh: padahal itu belum mateng. Karena kalimat ini belum
dikuasai dengan benar, Echa menggunakan kata padahal pada posisi yang berbeda dengan orang dewasa. Contoh: ini makanan padahal // Casper kan hantu, hantu yang baik padahal.
f. Kalimat majemuk atributifKalimat atributif terbentuk dengan menambahkan anak kalimat relatif yang didahului dengan kata yang sehingga terjadilah kalimat sematan. Contoh: main-main itu yang lion king.Penyematan pada tengah kalimat (center embedding) pernah muncul tetapi baru muncul lagi pada umur 3 tahun 11 bulan. Contoh: pake baju yang merah yang dari eyang kakung yang dulu dibeliin itu juga pas. Namun pada kalimat tersebut dia kehilangan jejak dengan kalimat yang panjang itu sehingga kalimat tersebut tidak sepenuhnya gramatikal.
18. Di samping kalimat majemuk dan setara, Echa juga membuat gabungan dari keduanya, yaitu kalimat yang kompon-komplek. Contoh: ininya copot dulu soalnya mbak Echa maunya yang pojok–pojok dulu, yang tengah-tengah nanti.
19. Bentuk klausa Topik-Komen (TK) kurang banyak dibahas pada literatur barat, namun klausa TK sangat umum di Indonesia; bentuk klausa ini memiliki struktur NP+NP-nya+Pred.
20. Klausa Topik-Komen (TK) sudah dikuasai oleh Echa dengan benar, seperti contoh: Meja belajar Echa warnanya putih.
21. Klausa tunggal lain yang baru muncul adalah klausa urutan VP+NP dengan ada sebagai VP-nya seperti contoh: ada Mas Mudji di sana.
22. VP ada terbentuk menjadi kontras tiga arah yaitu bermakna eksistensif, bermakna lokatif, dan bermakna posesif. Seperti pada contoh:a. Ada mas Mudji di sana (eksistensif)b. Bonekanya ada di kamar (lokatif)c. Mbak Echa ada di mobil gini (posesif)
23. Mengenai kalimat interogatif, bentuk apa masih belum dipakai untuk membuat kalimat interogatif ya/tidak; namun reduplikasi kata sudah digunakan baik sebagai pembentuk kalimat interogatif maupun sebagai jawaban. Seperti contoh: Lho, kok nggak ada siapa-siapa? // Nggak pergi kemana-mana.
24. Penanda pelaku dalam kalimat pasif, Echa menggunakan penanda sama, namun menjelang umur 3 tahun, kata oleh sudah mulai muncul namuntidak sebanyak kata sama. Contoh: pangeran itu dikutuk sama nenek sihir.
25. Berdasarkan standar RPU anak Barat, dapat dikatakan bahwa Echa lebih cepat yaitu menjelang umur 4 tahun, ia sudah menguasai berbagai komponen kalimat komplek.
Sampai umur 4 tahun, Echa dan mungkin sekali anak Indonesia yang lain, memperoleh bentuk-bentuk bahasa yang lebih awal daripada rekan-rekan di negara Barat.
26. Kalimat topik-komen makin sering muncul, bahkan dengan nominalisasi verbanya, seperti: Hanoman sukanya di depan.
27. Kalimat emfatik juga mulai tampak, tetapi penanda katon (overt marker) –lah belum dipakai oleh Echa. Sebagai penggantinya, Echa memakai intonasi yang memisahkannya dari intonasi frasa nomina.
28. Dalam kalimat pasif, bentuk baru yang muncul adalah bentuk pasif yang memakai pronomina didepan verba,seperti contoh: nanti tangan mbak Asih dicopot oleh saya.
29. Kalimat ekslamatif sudah mucul yaitu dengan penambahan klitik [-nya] pada adjektva, seperti pada contoh: waduh, cantiknya Barbie ini!
30. Rerata Panjang Ujaran (RPU) Echa seperti RPU orang dewasa, kalimatnya sudah panjang-panjang, namun kalimat majemuk koordinatif dengan koordinator dan masih belum tampak; Echa tetap memakai jeda atau konjungtor khusus seperti lalu untuk menggantikan koordinator dan. Seperti contoh: ini yang nyopir, lalu ini tempatnya anak, ini tempatnya orang gede.
31. Echa sudah dapat membuat kalimat komplementasi yang memakai konjungtor bahwa, seperti pada contoh: biar tahu bahwa ini punya siapa.
32. Echa tidak kesulitan dalam konsep Minimal Distance Principle, atau suatu prinsipel yang menyatakan bahwa nomina terdekat dengan verba pada anak kalimat komplemen adalah subjek dari verba tersebut. Contoh:
EK: Mbak Echa, kalau mbak Echa nyuruh dik Teguh nulis, yang nulis siapa, Cha?EC: Dik Teguh.
33. Echa tidak mengalami kesulitan dalam konsep sebelum atau sesudah, yang kebanyakan anak Barat mengalami kesulitan pada konsep tersebut. Contoh:
EK: Echa tadi nyuci sebelum masak apa sesudah masak?EC: Sesudah masak.EK: Sesudah masak. Terus masaknya sebelum apa sesudah nyuci?EC: Sesudah nyuci.
34. Sejalan dengan ragam informal, belum ada kalimat emfatik yang ditandai dengan klitik [-lah], seperti: Echalah yang nulis atau Dasamukalah yang nyulik Dewi Sinta.
35. Intonasi yang dipakai Echa sudah benar sehingga bentuk contoh di atas apabila tanpa [-lah] tidak ditafsirkan sebagai frasa.
36. Sudah mengetahui aturan bahasa orang dewasa yang membedakan dua bentuk pasif, yaitu (a) bila bentuk [di] yang dipakai, verbanya harus dengan [di] dan pelakunya diletakkan setelah verba; (b) bila bentuk pronomina yang dipakai, verbanya tidak boleh dengan [di-], bentuk verbanya tanpa prefiks [meN-], dan pelakunya diletakkan langsung di muka verba.
37. Yang menarik dari kasus Echa adalah bahwa bentuk pasif pronomina tersebut muncul hampir tiga tahun sesudah bentuk pasif yang dengan [di-] muncul pertama kali, yang berarti bahwa proses pematangan untuk bentuk pasif alternatif ternyata memakan waktu yang cukup lama.
38. RPU Echa adalah 7.8 dan angka tersebut terbilang cukup tinggi bagi rata-rata anak Indonesia, gejala ini terjadi karena Echa termasuk anak yang banyak bicara.
39. Dalam hal MDP, Echa sudah dengan benar mengidentifikasi subjek kalimat komplemen dalam suatu kalimat majemuk, padahal rekan Baratnya pun masih kesukaran pada umur 5 tahun, hal ini disebabkan karena struktur dalam Bahasa Indonesia berbeda dengan Bahasa Inggris.
C. Analisis Data
Transkrip Wawancara 1 (1 April 2015) Analisis
(Cerita saat di waduk Gajah Mungkur)
Peneliti: Coba ceritanya pake bahasa
Indonesia, gemana? Biar pinter.
Lia: Di pantai.
Peneliti: Gemana?
Lia: Di panta.
Peneliti: Di pantai?
Lia: Di panta. Eh, anu ndelok waduk
Gajah Mungkur.
Peneliti: Hm, waduk Gajah Mungkur?
Lia: Iya, numpak mobile Raka.
Peneliti: Naik mobilnya Raka?
Lia: Iya.
Peneliti: Terus ngapain aja?
Lia: Ndelok gajah, harimau, dolanan
lemah, sama banyu setitik.
Peneliti: Ceritanya pake bahasa
Indonesia dong. Aku naik?
Lia: Aku naik sepeda.
Peneliti: Coba ceritanya pake bahasa
Indonesia dooong. Itu katanya ke
pantai, kapan ke pantainya?
Lia: Kapan, mbiyen kae saya turut
mobile Raka. Terus kae nggowo opo
ngono. Terus saya pulang.
Peneliti: Terus pulang? Pulangnya naik
apa?
Lia: Naik mobil.
Peneliti: Mobil siapa?
Lia: Mobil Raka.
Peneliti: Terus di waduk ngapain aja?
Lia: Ndelok gajah, singa, ndelok tekak,
iwak gede, terus sudah.
Peneliti: Terus di sana ga main-main?
Lia: Mainannya tapi sudah. Aku kae to.
(Cerita saat ke toko Andika)
Peneliti: Apa? Aku kemarin kenapa?
Lia: Ke Andika saya.
Peneliti: Hm? Ke Andika?
Lia: Iya.
Peneliti: Ngapain ke Andika?
Lia: Tuku topi.
Peneliti: Beli topi?
Lia: Iya. Terus saya tuku dolanan.
(Cerita tentang sekolah)
Peneliti: Coba kalo di sekolahan
ngapain coba?
Lia: Sekolah baca iqro.
Peneliti: Iya kan, bangun tidur? Terus?
Lia: Engga, eh iya.
Peneliti: Eh, kalo mau sekolah bangun
jam berapa?
Lia: Jam delapan.
Peneliti: Terus ngapain? Udah bangun
terus ngapain?
Lia: Sudah.
Peneliti: Ke sekolahnya ga mandi?
Lia: Mandi.
Peneliti: Mandi? Terus? Dandan?
Lia: Dandan? Eh iya dandan.
Peneliti: Terus sekolahnya dianter ga?
Lia: Tidak.
Peneliti: Sekolahnya jauh ga?
Lia: Engga, lewat ti ti ti ti ti ti ti, udah
tekan. (sambil menunjuk jalan)
Peneliti: Terus di sekolahnya ngapain
aja?
Lia: Anu, biji buku.
Peneliti: Biji buku? Nilai buku? Terus
terus?
Lia: Terus anu, nyanyi.
Peneliti: Terus abis nyanyi?
Lia: Abis nyanyi terus.. Terus pulang.
Peneliti: Masa abis nyanyi pulang?
Hehe
Lia: Terus tidak makan.
Peneliti: Di sekolah makan?
Lia: Tapi saya ga bawa bekal jajan.
Peneliti: Ga bawa bekal jajan? Yang
lain bawa?
Lia: Iya bawa, aku kae dikasih mimik
Mawa. Mawa sing bawa bekal. Terus
sudah. Gitu.
Transkrip Wawancara 2 (2 Mei 2015)
(Cerita tentang permainan)
Peneliti: Lia, tadi abis main ya?
Lia: (mengangguk)
Peneliti: He’eh? Tadi main apa?
Lia: Main pasaran.
Peneliti: Main pasaran?
Lia: Main sama mbak Wawa.
Peneliti: Itu mainnya gemana? Coba
ceritain kayak gemana mainnya..
Lia: Gak tau.
Peneliti: Mainnya ngapain aja tadi?
Lia: Gak tau. (Nisa, temannya,
membisikkan sesuatu ke Lia) Main cerita
deng..
Peneliti: Hah?
Lia: Mainan cerita.
Nisa: Main ceriiita? (sambil tertawa).
Peneliti: Mainan cerita gemana coba?
Nisa: (membisikkan ‘pasaran’ pada Lia)
Lia: Gak tau. Main pasaran deng.
Nisa: Coba gemana? Teman-teman saya
mau cerita (memberi arahan pada Lia)
Lia: Halo teman-teman saya mau cerita.
Maukah teman-teman mendengarkan?
(sambil mempraktekkan di depan
peneliti)
Nisa dan Wawa: Mauuuuuu.
Peneliti: Gemana ceritanya?
Lia: Cerita apa? Ceritaaaaa..
Peneliti: Gemana ceritanya coba?
Lia: Cerita.... (sambil berpikir)
(Cerita tentang sekolah)
Peneliti: Kalo di sekolah cerita?
Lia: (mengangguk)
Peneliti: Disuruh cerita sama ibu guru?
Lia: (mengangguk)
Peneliti: Ceritanya gemana?
Lia: Ketua aja.
Peneliti: Hmm?
Lia: Ketua.
Peneliti: Ketua?
Lia: He’eh.
Peneliti: Gemana coba?
Lia: (bercerita) Ar-rahman Maha
Pengasih. Ar-rahim Masa Penyayang.
Al-mukmin Maha Pemberi. Al-mu...
Hehe. Gitu deh.
Peneliti: Lia ceritanya gitu?
Lia: (mengangguk)
Peneliti: Di depan kelas apa duduk?
Lia: Menari.
Peneliti: Hmm?
Lia: Sama menari.
Peneliti: Sama menari? Menarinya
gemana?
Lia: Jaranan.
Peneliti: Hm.. Kalo di sekolah main juga
ga sama temennya?
Lia: Hehehe. Ga tau.
Peneliti: Temennya banyak ga? Siapa aja
coba?
Lia: Fahmi, Rama, Denar, Raka, Iham,
Farah, Maya, Mbak Rama, Mbak Sekar,
Anjani, teruuus.. teruuus.. Siapa ya?
Hehe
Peneliti: hehehe. Siapa hayo?
Lia: Diniiiiiiii.
Peneliti: Kalo main sukanya sama siapa?
Lia: Kalo dolanan di rumah Mbak Ra..
Eh, di rumah Mbak.. Mbak.. Mbak
Wawa sama Mbak Rama, sama rumahe
Raka, sama rumahe Dawa, sama rumahe
Mawa.
Peneliti: Hmm, kalo di sekolah ngapain
aja coba? Tadi kan udah cerita, terus abis
cerita ngapain lagi?
Lia: Sudah.
(Cerita tentang permainan)
Peneliti: Hmm. Masa sudah? Terus tadi
katanya main pasaran. Main pasaran
kaya gemana coba?
Lia: Gak tau.
Peneliti: Kalo main pasaran ngapain aja?
Jualan? Hm? Jualan? Pasaran itu kayak
apa?
Lia: Pasaran asem asin sedap. Asem
asem.
Peneliti: Hm?
Lia: (bercanda dengan Nisa)
Lia: Sudah.
Peneliti: Udah? Terus tadi pagi ngapain?
Tadi pagi, tadi pagi sama mama
ngapain?
Lia: Jalan-jalan.
Peneliti: Jalan-jalan? Jalan-jalan ke
mana?
Lia: Jalan-jalan neng njobo. Sama Mbak
Wawa, sama Mbak Nisa.
Peneliti: Hm, jalan-jalan di depan?
Lia: Hmmm, sudah.
Peneliti: Hmmmmm, Lia suka makan
apa? Coklat suka ga? Coklat suka?
Lia: Suka!
Peneliti: Suka?
Lia: Momo suka pun. Sudah.
Peneliti: Cerita dooong, kalo main sama
Mbak Wawa ngapain aja coba mainnya?
Lia: Mainan belajar.
Peneliti: Hm?
Lia: Belajar sama mbak Wawa.
Peneliti: Belajar? Iya, belajarnya ngapain
aja coba ceritaiiin..
Lia: (sambil senyum-senyum)
Belajaaaar... Menulis.
Peneliti: He’eh..
Lia: Sama itung-itungan.
Peneliti: He’eh..
Lia: Sudah.
Peneliti: Masa udahhh.. Dikit banget..
Mewarnai ga? Ga mewarnai?
Lia: Engga.
Peneliti: Engga?
Lia: Ehhh, mewanai..
Peneiti: Mewarnai juga? Warnain apa?
Gambarnya gambar apa?
Lia: Gambaaaaar.. Gambar uang..
Peneliti: Hah?
Lia: Uang.
Peneliti: Beruang?
Lia: He’eh..
Peneliti: Hehehehe.
Lia: Sudah Mbak..
Peneliti: Udah? Hm, gitu.. Lia kemarin
libur ngapain aja?
(Cerita jalan-jalan dengan Ibu Guru)
Lia: Jalan-jalan dijak Bu Guru.
Peneliti: Diajak Bu Guru kemana?
Lia: Neng Wuryantoro.
Peneliti: Lia ngapain aja itu?
Lia: Ra ngopo-ngopo.. Sudah.. (lalu
berbincang dengan Nisa)
Peneliti: Hehehe, ngapain ke
Wuryantoro? Ngapain aja? Coba?
Ngapain aja sama Ibu Gurunya? Lalala,
masa malu. Sini dong..
Lia: (berpindah-pindah duduk)
Peneliti: Ngapain aja coba? Di
Wuryantoro ngapain?
Lia: Ra ngopo-ngopo..
Peneliti: Lha katanya jalan sama Ibu
Guru.. Ngapain?
Lia: (sibuk berpindah duduk)
Peneliti: Sini nih duduknya nih.. Ngapain
aja sama Bu Gurunya? Engga, gak
ditinggal.. Ngapain aja?
Lia: Rapopo.. Belajar, mewarnai,
sukuran, sama menulis.
Peneliti: Sukuran? Hah? Ngapain?
Nisa: (menerangkan) belajar, menulis,
sama mewarnai.
Peneliti: Oh... Mewarnai?
Lia: Sudah..
(Cerita tentang Masha, tapi kebanyakan
tidak tahu)
Peneliti: Eh, kalo baca, kalo baca apanya
yang dibaca?
Lia: Ga tau..
Peneliti: Masa ga tau yang dibaca apaan..
Cerita? Cerita apa gitu? Apa yang
dibaca?
Lia: Sudah..
Peneliti: Hehehe.
Lia: Masha, spongebob!
Peneliti: Iya, ceritanya gimana Masha
nya ngapain?
Lia: Ga tau pun..
Peneliti: Ih, masa ga tau..
Lia: Sudah..
Peneliti: Masha nya Masha yang di tv itu
bukan?
Lia: Sudah..
Peneliti: Hah?
Lia: Sudah..
Peneliti: Ih, nanti ga dikasih loh
jajanannya loh..
Lia: Ndi?
Peneliti: Ih, biarin nih aku punya ni.. Ga
dikasih. Weee.. Masha nya gemana
dulu..
Lia: Ga tau..
Peneliti: Punya beruang ga Mashanya?
Lia: Punya.
Peneliti: Katanya cerita Mashaaa...
Mashanya gemana? Masha and the bear?
Lia: Masha and the bear...
Peneliti: Oh, masha and the bear? Oh,
gemana emang dia ceritanya?
Lia: Ga tau pun.. (lalu bisik-bisik dengan
Nisa) Sudah.
Peneliti: Masa udah? Ceritanya gemana
dulu dooong... Katanya cerita.. Eh nanti
ga dikasih permen niiiih.
Lia: Sudah.
Peneliti: Nanti ga dikasih permen ya.
Aku punya coklat. Mau ga? Ada
beruangnya..
Lia: Sudah..
Peneliti: Kaya Masha tuh ada
beruangnya..
Lia: Sudah..
(Cerita tentang permainan)
Peneliti: Ih, masa udah.. Kalo di
sekolahan masin apa aja sama temennya?
Hei, Lia. Kalo di sekolah main apa aja?
Lia: Hah?
Peneliti: Kalo di sekolah main apa aja
sama temennya?
Lia: Main ayunan, sorot-sorotan, gitu.
Peneliti: Terus gemana? Ga main itu,
main petak umpet, main ga?
Lia: Main. Nek rumahnya Raka.
Peneliti: Di rumah Raka? Iya itu
mainnya gemana coba? Lia ngapain?
Lia: Ngapain? Pangku.. (berpindah
tempat, lalu dipangku Nisa)
Peneliti: Iya, dipangku deh di sini deh,
pangku deeeh.. Iya coba Lia ngapain?
Lia: Hm?
Peneliti: Main petak umpetnya gemana
coba?
Lia: Petoook! (meniru suara ayam)
Peneliti: Petak umpet.. Kok petok, itu
ayam dong..
Lia: Hahahaha.. Petok! (sambil bercanda
dengan Nisa dan Wawa)
Peneliti: Gemana main petak umpetnya?
Lia ngumpet? Apa Lia yang nyari?
Lia: Nyari!
Peneliti: Nyari? Lia nyari Raka?
Nyarinya gemana? Coba ceritain
mainnya gemana? Ga dikasih nih
coklatnya nih, biarin nih aku makan
niiih..
Lia: Sudah..
Peneliti: Iya mainnya gemana? Ceritain
dulu..
Lia: Gur koyo ngono. (lalu berbicara
pelan dengan Nisa)
Peneliti: Coba, pinter.. Ayo ceritain
dulu.. Gemana mainnya? Pertamanya
ngapain dulu?
Lia: Eh, bukan itu.
Peneliti: Iya, main apa deh.. Ular naga?
Mainnya kaya gemana?
Lia: Ular naga panjangnya..
Peneliti: Iya, mainnya gemana itu?
Coba..
Lia: (mempraktekkan main ular naga
panjangnya dengan Wawa) Ular naga
panjangnya. Bukan kemaren..
Peneliti: Bukan kemaren? Hehe, terus-
terus?
Lia: Menjalar-jalar selalu.. Haaapppp....
(sambil menurunkan tangan, seperti ada
yang tertangkap)
Peneliti: Terus itu kena? Katangkep?
Iya?
Lia: (mengangguk)
Peneliti: Hmmm, Lia pernah ga jadi
ualarnya? Jalan-jalan gitu?
Lia: Pernah, di rumahe mbak Dawa.
Sudah.
Peneliti: Lia pernah baca buku cerita ga?
Lia: Baca. Eh ga baca pun.
Peneliti: Iya, diceritain gitu pernah ga
sama Ibu Guru? Diceritain apa sama ibu
guru?
Lia: Eh baca.
Peneliti: Iya, diceritain apa sama Ibu
Guru?
Lia: (mulai tidak bisa diam, berpindah-
pindah tempat) Sudah.. Sudah..
Peneliti: Ih, nanti ga dikasih nih.. Ga
percaya? Aku punyaaa.. Di siniii.. Eh
ceritanya gemana? Ibu guru ceritain apa
aja?
Lia: Sudah! (pindah tempat lagi, semakin
tidak bisa diam) Aku kesel!
Peneliti: Kesel.. hehehe
Lia: Hehe
Peneliti: Ih, masa gitu? Ntar ga dikasih
permen loh.. Biarin ga dikasih permen.
Ibu guru ceritain apa aja di sekolah?
Lia: (pindah-pindah)
Peneliti: Ayo, ibu guru ceritain apa aja di
sekolah? Hah?
Lia: (pindah-pindah, sambil tertawa)
Sudah!
Peneliti: Ceritain dulu, nanti baru
dikasih. Ibu guru cerita pa aja di
sekolah? Hah?
Lia: Sudah. Sudah.. Sudah sudah sudah
sudah sudah..
(Cerita ke pasar dan Andika)
Peneliti: Coba, kalo ga ceritain deh, Lia
kalo jalan-jalan ke mana? Pernah ke
mana?
Lia: Pernah ke Mbak Puput.
Peneliti: Pernah nemenin ibu ke pasar
ga?
Lia: Engga pun, tapi pernah. Tapi aku
pernah ning Andika (nama tempat
belanja di Eromoko)
Peneliti: Iya, itu ngapain aja coba?
Lia: Tuku buku, sama.. sama klambi,
sama tas, sama sepatu. Sama topi.
Peneliti: Terus?
Lia: Sama bando. Sudah.
Peneliti: Iya, abis itu ke mana lagi?
Lia: Gitu. Sudah.
Peneliti: Masa udah...
Lia: He’eh.. Kesel..
Peneliti: Kesel? Ga dikasih loh nih
coklatnya nih..
Lia: Iya.
Peneliti: Ceritain dulu dooong..
Lia: Sudah..
(Cerita saat di sekolah)
Peneliti: Di sekolah ngapain aja? Ibu
Gurunya ngajarinnya gemana coba?
Diajarin apa aja sama Ibu Guru?
Lia: Alhamdu. Luar biasa. Harus rapi.
Allahu akbar. Yes!!! (sambil
mempraktekkan gerakannya)
Peneliti: Hm, gitu. Terus ngapain abis
itu?
Lia: Selamat pagi, Lia. Apa kabar? Baik.
Apa kabar semua? Apa kabar? Baik.
Alhamdulillah. Luar biasa. Tetap
semangat. Pantang menyerah.
Allahiwarah.. Hehehe.. Yes!!!
(mempraktekkan gerakan lalu bercanda
dengan Nisa)
Peneliti: Udah? Gitu aja? Cuma nyanyi-
nyanyi? Belajarnya apa aja coba?
Lia: Belajar menulis, mewarnai,
menggambar, sudah.
Peneliti: Udah?
Lia: Sudah.
Peneliti: Hm, bacanya baca apa aja coba?
Lia: Ga tau.. (tidak bisa diam)
Peneliti: Masa ga tau.. Baca apa?
Lia: Ga tau pun.
Peneliti: Ibu guru cerita apa?
Lia: (bercanda dengan Nisa)
Peneliti: Ceritain apa ibu gurunya?
Lia: Ga tau! Hehehe
Peneliti: Heeeh, yaudah. Ntar coklatnya
buat aku ya..
Lia: (bercanda dengan Nisa)
Peneliti: Coklatnya buat aku ya..
Lia: Iya.
Peneliti: Iya? Masa iya? Ga mau
coklatnya?
Lia: Tapi sudah.
Peneliti: Tapi sudah? Hehehe, yaudah
da-da dulu dong. Da-da dulu, da-da.
Lia: Daaa..
Peneliti: Hehehehe.
D. Penutup
LAMPIRAN
A. Biodata Anak
Nama : Aulia Nur LatifahTempat Tanggal Lahir : Wonogiri, 26 Oktober 2010Sekolah : Tk Perwaninda 17, WonogiriAlamat : Kedung Lumbu Rt 03/01, Sumberejo,
Wuryantoro, WonogiriNama Orang Tua : Eko Nur Hidayat
(Petani Dan Pedagang Usaha Toko Kelontong)Dwi Wahyuni (Pedagang Usaha Toko Kelontong)
B. Transkrip Wawancara Anak
Rekaman 1
11 April 2015
(Cerita saat di waduk Gajah Mungkur)
Peneliti: Coba ceritanya pake bahasa Indonesia, gemana? Biar pinter.
Lia: Di pantai.
Peneliti: Gemana?
Lia: Di panta.
Peneliti: Di pantai?
Lia: Di panta. Eh, anu ndelok waduk Gajah Mungkur.
Peneliti: Hm, waduk Gajah Mungkur?
Lia: Iya, numpak mobile Raka.
Peneliti: Naik mobilnya Raka?
Lia: Iya.
Peneliti: Terus ngapain aja?
Lia: Ndelok gajah, harimau, dolanan lemah, sama banyu setitik.
Peneliti: Ceritanya pake bahasa Indonesia dong. Aku naik?
Lia: Aku naik sepeda.
Peneliti: Coba ceritanya pake bahasa Indonesia dooong. Itu katanya ke pantai, kapan ke pantainya?
Lia: Kapan, mbiyen kae saya turut mobile Raka. Terus kae nggowo opo ngono. Terus saya pulang.
Peneliti: Terus pulang? Pulangnya naik apa?
Lia: Naik mobil.
Peneliti: Mobil siapa?
Lia: Mobil Raka.
Peneliti: Terus di waduk ngapain aja?
Lia: Ndelok gajah, singa, ndelok tekak, iwak gede, terus sudah.
Peneliti: Terus di sana ga main-main?
Lia: Mainannya tapi sudah. Aku kae to.
(Cerita saat ke toko Andika)
Peneliti: Apa? Aku kemarin kenapa?
Lia: Ke Andika saya.
Peneliti: Hm? Ke Andika?
Lia: Iya.
Peneliti: Ngapain ke Andika?
Lia: Tuku topi.
Peneliti: Beli topi?
Lia: Iya. Terus saya tuku dolanan.
(Cerita tentang sekolah)
Peneliti: Coba kalo di sekolahan ngapain coba?
Lia: Sekolah baca iqro.
Peneliti: Iya kan, bangun tidur? Terus?
Lia: Engga, eh iya.
Peneliti: Eh, kalo mau sekolah bangun jam berapa?
Lia: Jam delapan.
Peneliti: Terus ngapain? Udah bangun terus ngapain?
Lia: Sudah.
Peneliti: Ke sekolahnya ga mandi?
Lia: Mandi.
Peneliti: Mandi? Terus? Dandan?
Lia: Dandan? Eh iya dandan.
Peneliti: Terus sekolahnya dianter ga?
Lia: Tidak.
Peneliti: Sekolahnya jauh ga?
Lia: Engga, lewat ti ti ti ti ti ti ti, udah tekan. (sambil menunjuk jalan)
Peneliti: Terus di sekolahnya ngapain aja?
Lia: Anu, biji buku.
Peneliti: Biji buku? Nilai buku? Terus terus?
Lia: Terus anu, nyanyi.
Peneliti: Terus abis nyanyi?
Lia: Abis nyanyi terus.. Terus pulang.
Peneliti: Masa abis nyanyi pulang? Hehe
Lia: Terus tidak makan.
Peneliti: Di sekolah makan?
Lia: Tapi saya ga bawa bekal jajan.
Peneliti: Ga bawa bekal jajan? Yang lain bawa?
Lia: Iya bawa, aku kae dikasih mimik Mawa. Mawa sing bawa bekal. Terus sudah. Gitu.
Rekaman 2
2 Mei 2015
(Cerita tentang permainan)
Peneliti: Lia, tadi abis main ya?
Lia: (mengangguk)
Peneliti: He’eh? Tadi main apa?
Lia: Main pasaran.
Peneliti: Main pasaran?
Lia: Main sama mbak Wawa.
Peneliti: Itu mainnya gemana? Coba ceritain kayak gemana mainnya..
Lia: Gak tau.
Peneliti: Mainnya ngapain aja tadi?
Lia: Gak tau. (Nisa, temannya, membisikkan sesuatu ke Lia) Main cerita deng..
Peneliti: Hah?
Lia: Mainan cerita.
Nisa: Main ceriiita? (sambil tertawa).
Peneliti: Mainan cerita gemana coba?
Nisa: (membisikkan ‘pasaran’ pada Lia)
Lia: Gak tau. Main pasaran deng.
Nisa: Coba gemana? Teman-teman saya mau cerita (memberi arahan pada Lia)
Lia: Halo teman-teman saya mau cerita. Maukah teman-teman mendengarkan? (sambil mempraktekkan di depan peneliti)
Nisa dan Wawa: Mauuuuuu.
Peneliti: Gemana ceritanya?
Lia: Cerita apa? Ceritaaaaa..
Peneliti: Gemana ceritanya coba?
Lia: Cerita.... (sambil berpikir)
(Cerita tentang sekolah)
Peneliti: Kalo di sekolah cerita?
Lia: (mengangguk)
Peneliti: Disuruh cerita sama ibu guru?
Lia: (mengangguk)
Peneliti: Ceritanya gemana?
Lia: Ketua aja.
Peneliti: Hmm?
Lia: Ketua.
Peneliti: Ketua?
Lia: He’eh.
Peneliti: Gemana coba?
Lia: (bercerita) Ar-rahman Maha Pengasih. Ar-rahim Masa Penyayang. Al-mukmin Maha Pemberi. Al-mu... Hehe. Gitu deh.
Peneliti: Lia ceritanya gitu?
Lia: (mengangguk)
Peneliti: Di depan kelas apa duduk?
Lia: Menari.
Peneliti: Hmm?
Lia: Sama menari.
Peneliti: Sama menari? Menarinya gemana?
Lia: Jaranan.
Peneliti: Hm.. Kalo di sekolah main juga ga sama temennya?
Lia: Hehehe. Ga tau.
Peneliti: Temennya banyak ga? Siapa aja coba?
Lia: Fahmi, Rama, Denar, Raka, Iham, Farah, Maya, Mbak Rama, Mbak Sekar, Anjani, teruuus.. teruuus.. Siapa ya? Hehe
Peneliti: hehehe. Siapa hayo?
Lia: Diniiiiiiii.
Peneliti: Kalo main sukanya sama siapa?
Lia: Kalo dolanan di rumah Mbak Ra.. Eh, di rumah Mbak.. Mbak.. Mbak Wawa sama Mbak Rama, sama rumahe Raka, sama rumahe Dawa, sama rumahe Mawa.
Peneliti: Hmm, kalo di sekolah ngapain aja coba? Tadi kan udah cerita, terus abis cerita ngapain lagi?
Lia: Sudah.
(Cerita tentang permainan)
Peneliti: Hmm. Masa sudah? Terus tadi katanya main pasaran. Main pasaran kaya gemana coba?
Lia: Gak tau.
Peneliti: Kalo main pasaran ngapain aja? Jualan? Hm? Jualan? Pasaran itu kayak apa?
Lia: Pasaran asem asin sedap. Asem asem.
Peneliti: Hm?
Lia: (bercanda dengan Nisa)
Lia: Sudah.
Peneliti: Udah? Terus tadi pagi ngapain? Tadi pagi, tadi pagi sama mama ngapain?
Lia: Jalan-jalan.
Peneliti: Jalan-jalan? Jalan-jalan ke mana?
Lia: Jalan-jalan neng njobo. Sama Mbak Wawa, sama Mbak Nisa.
Peneliti: Hm, jalan-jalan di depan?
Lia: Hmmm, sudah.
Peneliti: Hmmmmm, Lia suka makan apa? Coklat suka ga? Coklat suka?
Lia: Suka!
Peneliti: Suka?
Lia: Momo suka pun. Sudah.
Peneliti: Cerita dooong, kalo main sama Mbak Wawa ngapain aja coba mainnya?
Lia: Mainan belajar.
Peneliti: Hm?
Lia: Belajar sama mbak Wawa.
Peneliti: Belajar? Iya, belajarnya ngapain aja coba ceritaiiin..
Lia: (sambil senyum-senyum) Belajaaaar... Menulis.
Peneliti: He’eh..
Lia: Sama itung-itungan.
Peneliti: He’eh..
Lia: Sudah.
Peneliti: Masa udahhh.. Dikit banget.. Mewarnai ga? Ga mewarnai?
Lia: Engga.
Peneliti: Engga?
Lia: Ehhh, mewanai..
Peneiti: Mewarnai juga? Warnain apa? Gambarnya gambar apa?
Lia: Gambaaaaar.. Gambar uang..
Peneliti: Hah?
Lia: Uang.
Peneliti: Beruang?
Lia: He’eh..
Peneliti: Hehehehe.
Lia: Sudah Mbak..
Peneliti: Udah? Hm, gitu.. Lia kemarin libur ngapain aja?
(Cerita jalan-jalan dengan Ibu Guru)
Lia: Jalan-jalan dijak Bu Guru.
Peneliti: Diajak Bu Guru kemana?
Lia: Neng Wuryantoro.
Peneliti: Lia ngapain aja itu?
Lia: Ra ngopo-ngopo.. Sudah.. (lalu berbincang dengan Nisa)
Peneliti: Hehehe, ngapain ke Wuryantoro? Ngapain aja? Coba? Ngapain aja sama Ibu Gurunya? Lalala, masa malu. Sini dong..
Lia: (berpindah-pindah duduk)
Peneliti: Ngapain aja coba? Di Wuryantoro ngapain?
Lia: Ra ngopo-ngopo..
Peneliti: Lha katanya jalan sama Ibu Guru.. Ngapain?
Lia: (sibuk berpindah duduk)
Peneliti: Sini nih duduknya nih.. Ngapain aja sama Bu Gurunya? Engga, gak ditinggal.. Ngapain aja?
Lia: Rapopo.. Belajar, mewarnai, sukuran, sama menulis.
Peneliti: Sukuran? Hah? Ngapain?
Nisa: (menerangkan) belajar, menulis, sama mewarnai.
Peneliti: Oh... Mewarnai?
Lia: Sudah..
(Cerita tentang Masha, tapi kebanyakan tidak tahu)
Peneliti: Eh, kalo baca, kalo baca apanya yang dibaca?
Lia: Ga tau..
Peneliti: Masa ga tau yang dibaca apaan.. Cerita? Cerita apa gitu? Apa yang dibaca?
Lia: Sudah..
Peneliti: Hehehe.
Lia: Masha, spongebob!
Peneliti: Iya, ceritanya gimana Masha nya ngapain?
Lia: Ga tau pun..
Peneliti: Ih, masa ga tau..
Lia: Sudah..
Peneliti: Masha nya Masha yang di tv itu bukan?
Lia: Sudah..
Peneliti: Hah?
Lia: Sudah..
Peneliti: Ih, nanti ga dikasih loh jajanannya loh..
Lia: Ndi?
Peneliti: Ih, biarin nih aku punya ni.. Ga dikasih. Weee.. Masha nya gemana dulu..
Lia: Ga tau..
Peneliti: Punya beruang ga Mashanya?
Lia: Punya.
Peneliti: Katanya cerita Mashaaa... Mashanya gemana? Masha and the bear?
Lia: Masha and the bear...
Peneliti: Oh, masha and the bear? Oh, gemana emang dia ceritanya?
Lia: Ga tau pun.. (lalu bisik-bisik dengan Nisa) Sudah.
Peneliti: Masa udah? Ceritanya gemana dulu dooong... Katanya cerita.. Eh nanti ga dikasih permen niiiih.
Lia: Sudah.
Peneliti: Nanti ga dikasih permen ya. Aku punya coklat. Mau ga? Ada beruangnya..
Lia: Sudah..
Peneliti: Kaya Masha tuh ada beruangnya..
Lia: Sudah..
(Cerita tentang permainan)
Peneliti: Ih, masa udah.. Kalo di sekolahan masin apa aja sama temennya? Hei, Lia. Kalo di sekolah main apa aja?
Lia: Hah?
Peneliti: Kalo di sekolah main apa aja sama temennya?
Lia: Main ayunan, sorot-sorotan, gitu.
Peneliti: Terus gemana? Ga main itu, main petak umpet, main ga?
Lia: Main. Nek rumahnya Raka.
Peneliti: Di rumah Raka? Iya itu mainnya gemana coba? Lia ngapain?
Lia: Ngapain? Pangku.. (berpindah tempat, lalu dipangku Nisa)
Peneliti: Iya, dipangku deh di sini deh, pangku deeeh.. Iya coba Lia ngapain?
Lia: Hm?
Peneliti: Main petak umpetnya gemana coba?
Lia: Petoook! (meniru suara ayam)
Peneliti: Petak umpet.. Kok petok, itu ayam dong..
Lia: Hahahaha.. Petok! (sambil bercanda dengan Nisa dan Wawa)
Peneliti: Gemana main petak umpetnya? Lia ngumpet? Apa Lia yang nyari?
Lia: Nyari!
Peneliti: Nyari? Lia nyari Raka? Nyarinya gemana? Coba ceritain mainnya gemana? Ga dikasih nih coklatnya nih, biarin nih aku makan niiih..
Lia: Sudah..
Peneliti: Iya mainnya gemana? Ceritain dulu..
Lia: Gur koyo ngono. (lalu berbicara pelan dengan Nisa)
Peneliti: Coba, pinter.. Ayo ceritain dulu.. Gemana mainnya? Pertamanya ngapain dulu?
Lia: Eh, bukan itu.
Peneliti: Iya, main apa deh.. Ular naga? Mainnya kaya gemana?
Lia: Ular naga panjangnya..
Peneliti: Iya, mainnya gemana itu? Coba..
Lia: (mempraktekkan main ular naga panjangnya dengan Wawa) Ular naga panjangnya. Bukan kemaren..
Peneliti: Bukan kemaren? Hehe, terus-terus?
Lia: Menjalar-jalar selalu.. Haaapppp.... (sambil menurunkan tangan, seperti ada yang tertangkap)
Peneliti: Terus itu kena? Katangkep? Iya?
Lia: (mengangguk)
Peneliti: Hmmm, Lia pernah ga jadi ualarnya? Jalan-jalan gitu?
Lia: Pernah, di rumahe mbak Dawa. Sudah.
Peneliti: Lia pernah baca buku cerita ga?
Lia: Baca. Eh ga baca pun.
Peneliti: Iya, diceritain gitu pernah ga sama Ibu Guru? Diceritain apa sama ibu guru?
Lia: Eh baca.
Peneliti: Iya, diceritain apa sama Ibu Guru?
Lia: (mulai tidak bisa diam, berpindah-pindah tempat) Sudah.. Sudah..
Peneliti: Ih, nanti ga dikasih nih.. Ga percaya? Aku punyaaa.. Di siniii.. Eh ceritanya gemana? Ibu guru ceritain apa aja?
Lia: Sudah! (pindah tempat lagi, semakin tidak bisa diam) Aku kesel!
Peneliti: Kesel.. hehehe
Lia: Hehe
Peneliti: Ih, masa gitu? Ntar ga dikasih permen loh.. Biarin ga dikasih permen. Ibu guru ceritain apa aja di sekolah?
Lia: (pindah-pindah)
Peneliti: Ayo, ibu guru ceritain apa aja di sekolah? Hah?
Lia: (pindah-pindah, sambil tertawa) Sudah!
Peneliti: Ceritain dulu, nanti baru dikasih. Ibu guru cerita pa aja di sekolah? Hah?
Lia: Sudah. Sudah.. Sudah sudah sudah sudah sudah..
(Cerita ke pasar dan Andika)
Peneliti: Coba, kalo ga ceritain deh, Lia kalo jalan-jalan ke mana? Pernah ke mana?
Lia: Pernah ke Mbak Puput.
Peneliti: Pernah nemenin ibu ke pasar ga?
Lia: Engga pun, tapi pernah. Tapi aku pernah ning Andika (nama tempat belanja di Eromoko)
Peneliti: Iya, itu ngapain aja coba?
Lia: Tuku buku, sama.. sama klambi, sama tas, sama sepatu. Sama topi.
Peneliti: Terus?
Lia: Sama bando. Sudah.
Peneliti: Iya, abis itu ke mana lagi?
Lia: Gitu. Sudah.
Peneliti: Masa udah...
Lia: He’eh.. Kesel..
Peneliti: Kesel? Ga dikasih loh nih coklatnya nih..
Lia: Iya.
Peneliti: Ceritain dulu dooong..
Lia: Sudah..
(Cerita saat di sekolah)
Peneliti: Di sekolah ngapain aja? Ibu Gurunya ngajarinnya gemana coba? Diajarin apa aja sama Ibu Guru?
Lia: Alhamdu. Luar biasa. Harus rapi. Allahu akbar. Yes!!! (sambil mempraktekkan gerakannya)
Peneliti: Hm, gitu. Terus ngapain abis itu?
Lia: Selamat pagi, Lia. Apa kabar? Baik. Apa kabar semua? Apa kabar? Baik. Alhamdulillah. Luar biasa. Tetap semangat. Pantang menyerah. Allahiwarah.. Hehehe.. Yes!!! (mempraktekkan gerakan lalu bercanda dengan Nisa)
Peneliti: Udah? Gitu aja? Cuma nyanyi-nyanyi? Belajarnya apa aja coba?
Lia: Belajar menulis, mewarnai, menggambar, sudah.
Peneliti: Udah?
Lia: Sudah.
Peneliti: Hm, bacanya baca apa aja coba?
Lia: Ga tau.. (tidak bisa diam)
Peneliti: Masa ga tau.. Baca apa?
Lia: Ga tau pun.
Peneliti: Ibu guru cerita apa?
Lia: (bercanda dengan Nisa)
Peneliti: Ceritain apa ibu gurunya?
Lia: Ga tau! Hehehe
Peneliti: Heeeh, yaudah. Ntar coklatnya buat aku ya..
Lia: (bercanda dengan Nisa)
Peneliti: Coklatnya buat aku ya..
Lia: Iya.
Peneliti: Iya? Masa iya? Ga mau coklatnya?
Lia: Tapi sudah.
Peneliti: Tapi sudah? Hehehe, yaudah da-da dulu dong. Da-da dulu, da-da.
Lia: Daaa..
Peneliti: Hehehehe.