Upload
dafidef
View
224
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
aaa
Citation preview
Nama : Akhmad Khadafi Saputra
NIM : 13.71.014699
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Prodi : Farmasi (Kelas A)
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam
HUKUM AYAT AL-QUR’AN, HADIST, DAN DOA DIJADIKAN SEBAGAI NADA DERING HP
Syaikh Shalih al Fauzan mendapatkan pertanyaan
sebagai berikut, “Apa hukumnya mengenai orang yang
mengganti ring tone HP berupa musik dengan ring tone HP
berupa bacaan adzan atau ayat al Qur’an?”
Jawaban Syaikh Shalih al Fauzan, “Tindakan ini adalah
pelecehan terhadap bacaan adzan, dzikir dan al Qur’an
sehingga bacaan-bacaan tersebut tidak boleh dijadikan sebagai
ring tone HP. Ayat al Qur’an itu tidak boleh dijadikan sebagai
ringtoneHP.
Jika ada orang yang menyanggah dengan mengatakan, “Ring
tone dengan ayat al Qur’an itu lebih baik dari pada ring tone
berupa musik”. Jawabannya adalah, apakah ring tone itu harus
berupa musik? (Tentu saja jawabannya adalah tidak).
Solusinya, hapus ring tone berupa musik. Ganti dengan nada
dering yang bukan musik, bukan pula ayat al Qur’an. Cukup
nada dering biasa”. Syaikh Ibrahim ar Ruhaili mengatakan,
“Dikhawatirkan hal tersebut termasuk menjadikan agama
sebagai mainan dan hiburan seperti yang kita jumpai akhir-
akhir ini. Sangat disayangkan fenomena ini menyebar di
tengah-tengah orang-orang shalih bahkan dilakukan oleh
sebagian dai. Fenomena yang dimaksudkan adalah menjadikan
bacaan ayat al Qur’an sebagai nada panggil HP. Bacaan ayat al
Qur’an dijadikan sebagai nada tunggu, artinya ketika ada orang
yang menghubungi maka terdengarlah bacaan beberapa ayat al
Qur’an. Jika pemilik HP ingin merespon panggilan maka tiba-
tiba bacaan ayat tersebut terputus. Dengan hal ini seakan-akan
ayat al Qur’an dijadikan sebagai hiburan dan berarti mengejek
dan mengolok-olok hadits Nabi jika nada tunggu berupa bacaan
hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kami tidaklah
menuduh orang shalih yang melakukan hal ini bermaksud
untuk mengolok-olok ayat al Qur’an. Namun kami katakana
bahwa ayat al Qur’an selayaknya dimuliakan dengan tidak
dijadikan sebagai nada tunggu HP atau semisalnya. Demikian
pula hadits Nabi selayaknya juga tidak dijadikan sebagai nada
tunggu. Demikian pula, rekaman doa para imam masjid. Itu
semua tidak boleh dijadikan nada tunggu HP. Orang yang
menjadikan hal-hal di atas sebagai nada tunggu HP status
hukumnya dirinci dengan dua rincian:
Pertama, jika orang yang melakukannya menyakini bahwa ini
adalah bagian dari ibadah maka perbuatan ini hukumnya adalah
bid’ah.
Kedua, jika dia sadar bahwa tindakan semacam ini bukanlah
ibadah namun hanya sekedar ingin menggati nada tunggu
musik dengan ayat-ayat al Qur’an maka hal ini termasuk
melecehkan ayat al Qur’an. Dan itu hukumnya adalah fasik,
dan orang fasik itulah orang-orang menjadikan musik sebagai
nada tunggu. Dengan suara musik tersebut mereka ganggu
kaum muslimin yang sedang menjalankan shalat berjamaah di
masjid.
HP adalah nikmat dari Allah yang sepatutnya dimanfaatkan
dengan benar. Ada ring tone yang bukan berupa musik yang
bisa dijadikan sebagai nada panggil. Tidak sepatutnya berlebih-
lebihan tentang ring tone HP sebagaimana kelakukan sebagian
orang. Ada hal yang mengherankan yang dilakukan oleh
sebagian orang terkait urusan ring tone. Ada orang yang ring
tone HP-nya berupa suara hewan, anak kecil yang sedang
menangis atau sedang tertawa.
Demi Allah, ini adalah perkara yang lucu sekaligus
menyedihkan yang dilakukan oleh orang-orang awan, lebih-
lebih lagi jika dilakukan oleh dai. Simbol-simbol keagamaan
selayaknya dimuliakan. Bacaan ayat al Qur’an, hadits Nabi
ataupun rekaman doa selayaknya dimuliakan dengan tidak
dijadikan sebagai nada tunggu atau nada dering HP”.