9

Tugas Pengukuran Dan Teori Ralat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referensi buku untuk praktikum pengukuran dan teori ralat

Citation preview

Daftar pustaka1. Rabinovich,2005.Measurement errors and uncertainties : theory and practice.new York: AIP Press.2. Kamajaya,2009.fisika 1.jakarta:grasindo.3. Saripudin,aip,2009.praktis belajar fisika.jakarta: PT Grafindo Media Pratama.4. Fornasini,Paulo.2008. The Uncertainty in Physical Measurements.itali:department of physic university of Trento.5. Mikrajuddi,dkk.2006.IPA terpadu jilid 1A.jakarta:ESIS

Alat-alat ukur yang dibuat oleh manusia, dan setiap pengukuran dari secara keseluruhan merupakan prosedur eksperimental. Oleh karena itu, hasil pengukuran tidak dapat benar-benar akurat. Ini ketidaksempurnaan yang tidak dapat dihindari dari pengukuran yang dinyatakan dalam ketidaktelitian alat ukur. Secara kuantitatif ketidaktelitian pengukuran ditandai dengan gagasan baik batas kesalahan atau ketidakpastian. (S G Rabinovich, 2005)Ketidak pastian dalam pengukuran tunggal secara langsung Ini membuat hasil dari pengalaman jangka panjang bahwa ketidakpastian dalam pengukuran tidak pernah bisa benar-benar dihilangkan. Ketidakpastian ini kemudian merupakan bagian integral dari setiap ukuran, dan selalu harus dievaluasi secara seksama. (Fornasini,Paulo.2008)Maka dari itu kita harus melakukan pengukuran minimal 3 kali. Intinya Pengukuran yang dilakukan tidak hanya sekali, melainkan berulang-ulang supaya mendapatkan ketelitian yang maksimal dan akurat. Pengukuran berulang digunakan ketika dalam proses mengukur, andaa mendapatkan hasil yang berbeda-beda dari segi objek yang diukur. Ketika anda melakukan pengukuran tunggal, ketelitian atau ketidakpastian yang diperoleh adalah settengah dari skala terkecil (Saripudin,aip,2009 )Hasil pengukuran/analisis dapat dilaporkan dengan menggunakan metode statistik. Penggunaan metode statistik dalam mengolah hasil pengukuran disebut teori ralat. Dari pengolahan hasil ini, kita akan mengetahui persentase ketidakpastian/ketelitia. Hasil pengukuran atau analisis dikatakan akurat jika persentase ketidakpastiannya sama dengan atau kurang dari 15% (Kamajaya,2009 )Pada dasarnya pengukuran bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai sifat-sifat fisik, kimia dan biologi dari suatu benda atau suatu keadaan/proses , atau untuk mengatur sesuatu dengan informasi yang diinginkan. Bantuan alat atau dalam hal ini alat ukur dan instrumen diperlukan untuk mentransformasikan informasi tersebut secara kualitatif dan kuantitatif untuk ditanggapi oleh indera manusia. Alat untuk mengetahui harga suatu besaran atau suatu variabel. Prinsip kerja alat ukur harus dipahami agar alat ukur dapat digunakan dengan cermat dan sesuai dengan pemakaian yang telah direncanakan. Seperti jangka sorong, micrometer sekrup, dan neraca ohauss.Pengukuran besaran panjang yang kurang dari 1mm dapat dilkukan dengan menggunakan jangka sorong. Jangka sorong sanggup mengukur hingga ketelitian 0,1 mm karena jangka sorong memiliki skala nonius kurang dari 0,1 mm. alat ukur yang kegunaanya sama seperti jangka sorong adalah mikrometr sekrup. Micrometer sekrup memiliki ketelitian hingga 0,01 mm. sedangkan untuk massa suatu benda yaitu dengan menggunakan neraca Ohaus. Prinsip kerja nraca Ohausserupa dengan neraca dua lengan. Namun anka timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Nerac aOhaus memiliki tingkat ketelitian yang lebih baik daripada neraca dua lengan atau neraca langkah. (Mikrajuddi,dkk.2006)