35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal mendasar yang wajib dimiliki setiap anggota warga negara, terutama di Indonesia. Di indonesia sendiri kenyataanya banyak sekali warga negara yang tidak menuntaskan pendidikan hingga ke jenjang yang lebih layak. Bahkan banyak diantara mereka yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Banyak dampak buruk yang didapat ketika masyarakat tidak menuntaskan atau belum mengenyam pendidikan untuk masa depan. Misalnya saja ke, tertinggalnya pengetahuan mengenai informasi, tidak berkembangnya pemikiran, tertinggal dengan negara lain bahkan hingga menjadi salah satu sumber kemelaratan di negara ini. Pendidikan adalah sebagai salah satu upaya untuk mencerdaskan bangsa. Didalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga disebutkan bahwa Pendiidkan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Yang mempunyai tujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam hubungannya dengan pendidikan itulah dibentuk suatu aturan tentang materi apa saja yang harus diberikan kepada peserta didik, yang sering kita kenal dengan “Kurikulum”. Dalam hal ini maka Kurikulum harus bisa memberikan bentuk 1

tugas ptks

Embed Size (px)

DESCRIPTION

telaah kurikulum

Citation preview

Page 1: tugas ptks

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal mendasar yang wajib dimiliki setiap anggota warga negara,

terutama di Indonesia. Di indonesia sendiri kenyataanya banyak sekali warga negara yang

tidak menuntaskan pendidikan hingga ke jenjang yang lebih layak. Bahkan banyak diantara

mereka yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Banyak dampak buruk yang didapat

ketika masyarakat tidak menuntaskan atau belum mengenyam pendidikan untuk masa depan.

Misalnya saja ke, tertinggalnya pengetahuan mengenai informasi, tidak berkembangnya

pemikiran, tertinggal dengan negara lain bahkan hingga menjadi salah satu sumber

kemelaratan di negara ini.

Pendidikan adalah sebagai salah satu upaya untuk mencerdaskan bangsa. Didalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga disebutkan bahwa Pendiidkan Nasional

berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Yang mempunyai tujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam hubungannya dengan pendidikan itulah dibentuk suatu aturan tentang materi apa

saja yang harus diberikan kepada peserta didik, yang sering kita kenal dengan “Kurikulum”.

Dalam hal ini maka Kurikulum harus bisa memberikan bentuk pelayanan yang segar kepada

peserta didik agar didapat hasil yang optimal. Untuk itu diperlukanlah suatu pendekatan yang

dianggap bisa memberikan pelayanan.

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesat. Sementara di sisi lain,

prioritas kebijakan nasional ikut berubah. Begitu pun pola pembiayaan pendidikan serta

kondisi social , termasuk perubahan pada tuntutan profesi serta kebutuhan dan keinginan

pelanggan. Semua itu ikut memberikan dorongan bagi penyelenggara pendidikan untuk selalu

melakukan proses perbaikan, modifikasi, dan evaluasi pada kurikulum yang digunakan.

Didalam proses pengendalian mutu, kurikulum merupakan perangkat yang sangat penting

karena menjadi dasar untuk menjamin kompetensi keluaran dari proses pendidikan.

Kurikulum harus selalu diubah secara periodic untuk menyesuaikan dengan dinamika

kebutuhan pengguna dari waktu kewaktu.

Lantas, proses pengembangan kurikulum memang merupakan sesuatu yang kompleks.

Keberhasilan kegiatan pengembangan kurikulum dalam proses pengajaran dan pendidikan,

1

Page 2: tugas ptks

ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain landasan pengembangan, prinsip

pengembangan, konsep pengembangan, dan komponen kurikulum. Untuk mengetahui

bagaimana pengembangan kurikulum yang telah dilakukan oleh instansi pendidikan, kami

melakukan telaah terhadap kurikulum sekolah, khususnya kurikulum Sekolah SMA Nurul

Islam.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana landasan pengembangan kurikulum di SMA Nurul Islam?

2. Bagaimana prinsip pengembangan kurikulum di SMA Nurul Islam?

3. Bagaimana konsep pengembangan kurikulum di SMA Nurul Islam?

4. Bagaimana hubungan antar komponen kurikulum di SMA Nurul Islam?

5. Bagaimana keterlaksanaan kurikulum di SMA Nurul Islam?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui landasan pengembangan kurikulum di SMA Nurul Islam.

2. Mengetahui prinsip pengembangan kurikulum di SMA Nurul Islam.

3. Mengetahui konsep pengembangan kurikulum di SMA Nurul Islam.

4. Mengetahui hubungan antar komponen kurikulum di SMA Nurul Islam.

5. Mengetahui keterlaksanaan kurikulum di SMA Nurul Islam.

2

Page 3: tugas ptks

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kurikulum

Secara Etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu carier yang artinya

pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah

raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang

harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Dalam bahasa Arab, kata

kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang dilalui oleh manusia

pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah)

dalam qamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan

oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.

Dari beberapa definisi dapat dikatakan bahwa pengertian kurikulum adalah

seperangkat perencanaan pengajaran yang sistematik yang berisi pernyataan tujuan,

organisasi konten, organisasi pengalaman belajar, program pelayanan, pola belajar mengajar,

dan program evaluasi agar pebelajar dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dan

perubahan tingkah laku.

2.2 Landasan Pengembangan Kurikulum

a. Landasan Filosofis

Semua aspek yang terkait dengan pengelolaan program pendidikan, seperti Sumber

Daya Manusia (SDM) yang harus ikut terlibat, rumusan tujuan pendidikan, isi pendidikn,

proses pelaksanaan dan bagaimana cara untuk mengetahui hasil yang dicapai dari program

pendidikan, semuanya harus didasarkan pada hasil berpikir secara sistematis, logis dan

mendalam. Pemikiran tersebut dalam filsafat disebut sebagai pemikiran radikal (radic), yaitu

hasil berpikir secara mendalam sampai keakar-akarnya.

Menurut Donald Butler dalam Nana Syaodih “Filsafat memberikan arah dan

metodologi terhadap praktik pendidikan, sedangkan praktik pendidikan memberikan bahan-

bahan bagi pertimbangan-pertimbangan filofofis”. Secara rinci menurut Nasution bahwa

filsafat pendidikan berfungsi:

a. Menentukan arah akan kemana siswa harus dibawa (Tujuan)

b. Mendapatkan gambaran yang jelas hasil pendidikan yang harus dicapai

c. Menentukan isi yang akurat yang harus dipelajari oleh para siswa

d. Menentukan cara dan proses untuk mencapai tujuan

e. Memungkinkan untuk menilai hasil yang telah dicapai secara akurat

3

Page 4: tugas ptks

b. Landasan Psikologis

Pendidikan adalah proses interaksi antara individu manusia dengan manusia lain dan

lingkungannya. Manusia sebagai mahluk individu dan sosial memiliki aspek psikologis yang

komplek dan taraf lebih tinggi dibandingkan dengan mahluk lain yang memiliki aspek

psikologis. Berkat aspek psikologis yang tinggi inilah, maka manusia lebih maju dan modern

dibandingkan mahluk lain.

Landasan Psikologis ada 2, antara lain:

Psikologis anak

Sekolahdidirikanuntukanak, untuk kepentingan anak, yakni menciptakan situasi-situasi

dimana anak dapat belajar untuk mengembangkan bakatnya. Selama berabad-abad anak tidak

dipandang sebagai manusia yang lain daripada orang dewasa dan karena itu mempunyai

kebutuhan sendiri sesuai dengan perkembangannya. Baru setelah Rousseau anak itu dikenal

sebagai anak dan dilakukan penelitian ilmiah untuk lebih mengenalnya, dan sejak permulaan

abad ke-20 anak kian mendapat perhatian menjadi salah satu asas dalam pengembangan

kurilkulum.

Psikologis belajar

Pendidikandisekolahdiberikandengan kepercayaan dan keyakinan bahwa anak-anak dapat

dididik, dipengaruhi kelakuannya, dapat belajar ,menguasai sejumlah pengetahuan,

mengubah sikapnya, menerima norma-norma,dan menguasai sejumlah keterampilan. Namun

yang terpenting adalah, mengetahui bagaimana proses belajar itu berlangsung. Dalam

keadaan bagaimana belajar itu dapat memberikan hasil yang baik, maka kurilkulum dapat

direncanakan dan dilaksanakan dengan cara yang seefektif-efektifnya.

Perkembangan yang dialamianak sebagian besar terjadi karena usaha belajar, baik

berlangsung melalui proses peniruan, pengingatan,pembiasaan pemahaman , penerapan

maupun pemecahan masalah. Pendidik atau guru melakukan berbagai macam upaya melalui

dukungan berbagai alat bantu pngajaran agar anak belajar. Cara belajar mana yang

memberikan hasil optimal serta bagaimana proses pelaksaannya membutuhkan studi yang

sistematik dan mendalam. Studi yang demikian merupakan bidang Psikologi Belajar.

Teoribelajardijadikandasar-dasar bagi proses belajar-mengajar. Dengan demikian ada

hubungan yang erat antara kurikulum dan psikologi belajar juga psikologi anak. Karena

hubungannya sangat erat itu maka psikologi menjadi salah satu dasar kurikulum.

Menurut Nana Syaodihkondisi psikologis merupakan “karakteristik psiko-fisik seseorang

sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Perilaku tersebut mencakup perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor.

4

Page 5: tugas ptks

Setiap individu siswa berbeda dan setiap siswa sedang berada dalam proses perkembangan

yang pesat. Oleh karena itu melalui landasan psikologis, program pendidikan harus mampu

memberikan layanan sesuai dengan perilaku psikologisnya, sehingga dapat mengembangkan

potensi para siswa secara optimal.

c. Landasan Sosiologis

Pendidikandiarahkanuntukmempersiapkan para siswa agar menjadi bagian dari

anggota masyarakat.Dalam kehidupan masyarakat terdapat norma-norma yang harus

diakomodasi oleh program pendidikan, sehingga dapat melahirkan lulusan yang siap

beradaptasi dengan kehidupan masyarakat.

Menurut Nana Syaodihada tiga alasan penting program pendidikan menggunalan

landasan Sosiologis, yaitu.

Pendidikan mengandung nilai dan memberikan pertimbangan nilai yang ada dan

diharapkan masyarakat

Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan, tetapi menyiapkan anak untuk kehidupan

dalam masyarakat

Pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan masyarakat

tempat pendidikan berlangsung.

d. LandasanOrganisatoris

Landasaniniberkenaandengan masalah, dalam bentuk yang bagaimana bahan

pelajaran akan disajikan. Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah atau

diusahakan adanya hubungan antara pelajaran yang diberikan misalnya dalam bentuk broad-

field atau dalam bentuk bidang studi seperti IPA,IPS,Bahasa dan lain-lain. Ataukah

diusahakan secara lebih mendalam dengan menghapuskan segala batas-batas mata pelajaran,

jadi dalam bentuk kurikulum terpadu. Kembali perlu diingat bahwa tidak ada kurikulum yang

baik dan tidak baik. Karena setiap kurikulum memiliki kelebihan dan kekurangannnya

sendiri-sendiri. Selain itu bermacam-macam organisasi kurikulum dapat dijalankan

bersamaan dalam satu sekolah sehingga dapat saling melengkapi.

Lalu kurikulum yang bagaimana yang harus dipilih? Dalam mengembangkan kurikulum

harus diadakan pilihan, jadi selalu hasil semacam kompromi antara anggota panitia

kurikulum. Dalam hal ini pilihan banyak bergantung pada pendirian atau sikap seseorang

tentang pendidikan. Pada umumnya dapat dibedakan 2 pendirian utama, yakni yang

tradisional dan progresif.

e. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

5

Page 6: tugas ptks

IPTEK adalah dua bidang kajian yang saling melengkapi dan menyempurnakan.

Orang bijak sering mengatakan bahwa “ilmu bukan sekedar untuk ilmu”, ilmu pengetahuan

diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada kehidupan lain yang lebih luas dan praktis,

antara lain disebut teknologi.

Menurut Iskandar Alisyahbana “Teknologi ialah cara melakukan sesuatu untuk

memenuhi kehidupan manusia dengan bantuan alat dan akal (hardware dan software),

sehingga sekan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota

tubuh, pancaindera, dan otak manusia” (1980).

IPTEK berkembang dengan pesat, kuikulum yang dikembangkan harus peka dan

mampu beradaptasi dengan perkembangan yang terjadi. Misalnya dalam menentukan isi

kurikulum harus relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi,

bahkan idealnya dari pengembangan kurikulum yang dilakukan harus mampu melahirkan

ilmu pengetahuan dan teknologi baru.

Dengan demikian landasan IPTEK memiliki dua sisi yang sama-sama penting, yaitu:

pertama sebagai masukan (raw-input) bagi kebijakan dalam menentukan isi kurikulum, dan

kedua untuk melahirkan perkembangan IPTEK yang lebih maju (produk).

2.3 Prinsip Pengembangan Kurikulum

Dari berbagai sumber yang berkembang ditengah-tengah kehidupan masyarakat

maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang menjadi yang menjadi prinsip

pengembangan kurikulum dapat disarikan kedalam empat jenis, yaitu.

1. Relevansi

Kurikulum yang dikembangkan oleh sekolah harus memiliki kesesuaian (relevansi),

sehingga kurikulum tersebut bisa bermanfaat berbagai pihak yang terkait. Ada dua relevansi

yang harus diperhatikan: pertama relevansi internal, yaitu kesesuaian antara setiap komponen

(anatomi) kurikulum yang dikembangkan (tujuan, isi, metode, evaluasi) harus saling terkait;

kedua relevansi eksternal, yaitu program kurikulum yang dikembangkan sekolah harus sesuai

dan mampu menjawab terhadap tuntutan dan perkembangan kehidupan masyarakat dimana

siswa nanti akan hidup (lokal, regional, maupun global)

2. Fleksibilitas

Setiap siswa memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda-beda, lokasi sekolah

berada di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang berbeda-beda pula. Kurikulum yang

baik adalah kurikulum yang bisa diterapkan secara lentur disesuaikan dengan karakteristik

dan potensi setiap siswa, disesuaikan dengan dinamika kehidupan masyarakat.

6

Page 7: tugas ptks

Isi kurikulum secara nasional boleh sama (standar isi), namun penerapannya di

sekolah, harus dikelola secara kreatif, inovatif dengan menggunakan pendekatan yang luwes

(fleksibel) sehingga kurikulum tersebut bisa diterima dan memberi dampak positif terhadap

kehidupan yang lebih baik (internal maupu eksternal).

3. Kontinuitas

Isi program dan penerapan kurikulum di setiap lembaga pendidikan harus memberi

bekal bagi setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimilikinya

secara berkesinambungan dan berkelanjutan (kontinuitas). Perkembangan anak dan proses

belajarnya terus berjalan tanpa batas. Oleh karena itu program dan pengalaman belajar di

setiap sekolah harus memberi inspirasi bagi setiap anak untuk maju keberlanjutan sehingga

mencapai ketuntasan.

Keberlanjutan harus terjadi secara paralel antar kelas pada satu jenjang pendidikan,

keberlanjutan antar jenjang pendidikan, maupun keberlanjutan antara jenjang pendidikan

dengan tugas-tugas kehidupan di masyarakat (life skill). Oleh karena itu ketika setiap satuan

pendidikan mengembangkan kurikulum, harus membaca dan mengetahui bagaimana program

kurikulum di satuan pendidikan yang lainnya (horizontal maupun vertikal).

4. Efisiensi dan Efektivitas

Kurikulum harus memungkinkan setiap personil (sesuai dengan fungsi dan perannya)

masing-masing untuk menerapkannya secara mudah dengan menggunakan biaya secara

proporsional dan itulah efisien. Hal ini perlu disadari bahwa walaupun kurikulum yang

dikembangkan sangat baik, akan tetapi sulit untuk diterapkan karena memerlukan peralatan

yang langka dan biaya yang sangat mahal, maka tentu saja kurikulum tersebut tidak akan

memberi dampak positif terhadap peningkatan kulaitas pendidikan.

Penggunaan seluruh sumber daya baik piranti kurikulum, sumber daya manusia

maupun sumber finansial harus menjamin bagi tercapainya tujuan atau membawa hasil secara

optimal dan itulah makna dari prinsip efektivitas.

2.4 Komponen Kurikulum

Komponen-komponen dalam sebuah sistem bersifat harmonis, tidak saling

bertentangan. Kurikulum sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan akan

direncanakan mempunyai loomponen-komponen pokok tujuan, isi, organisasi dan strategi

(Winarno Surahmad: 9).

1. Tujuan

Kurikulum adalah suatu program yang dimaksudkan untuk mencapai sejumlah tujuan

pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan segala kegiatan pendidikan yang

7

Page 8: tugas ptks

dijalankan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran di sekolah dapat diukur dari seberapa

jauh dan banyaknya tujuan-tujuan tersebut. Dalam setiap kurikulum sekolah pasti

dcantumkan tujuan-tujuan pendidikan yang akan atau harus dicapai oleh sekolah yang

bersangkutan.

Tujuan Pendidikan Nasional

TujuanPendidikanNasional merupakan tujuan pendidikan yang tertinggi dalam

kegiatan di negara kita. Tujuan ini sangat umum dan sangat ideal, yang penggambarannya

disesuaikan dengan falsafah negara yaitu Pancasila.

Secara ekspilisit maka tujuan pendidikan nasional itu dapat dijabarkan sebagai

membentuk manusia yang Pancasilais;

- Sehat jasmani dan rohani ;

- Berpengetahuan dan berketerampilan

- Bertanggung jawab

- Demokrasi;

- Tanggung rasa

- Cerdas ;

- Berbudi pekerti yang luhur ; dan

- Mencintai bangsa dan sesamanya.

Tujuan Institusional

Sistem persekolahan di negara kita adalah berjenjang yang melembaga pada suatu

tingkatan. Untuk itu maka pada tiap lembaga hendaknya juga digariskan adanya suatu tujuan

pendidikan yang kita sebut tujuan institusional. Selanjutnya kita akan mengenal tujuan

institusional SD, SMP, SMA, SKKA, STM, SPG dan sebagainya.

Tentu saja tujuan institusional itu hendaknya menceminkan dan menggambarkan

tujuan pendidikan nasional yang akan dicapai melalui lembaga pendidikan itu. Agar tidak

tercapai penyimpangan maka tiap tujuan institusional harus didahului dengan pengertian

pendidikan, dasar pendidikan dan tujuan pendidikan nasional. Hal ini disamping untuk

menghindari penyimpangan juga untuk menghindari salah penafsiran yang emungkinkan

tidak tercapainya Tujuan pembangunan dan pendidikan nasional.

Tujuan Kurikuler

Suatu lembaga pendidikan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan akan

memberikan sejumlah isi pengajaran yang disusun sedemikian rupa sehingga merupakan

sejumlah pengalaman belajar yang menunjang tercapainya tujuan Pendidikan. Dalam hal ini

dapatlah dirumuskan babwa yang dimaksud dengan tujuan yang akan dicapai setelah si anak

8

Page 9: tugas ptks

mengikuti sejumiah program pengajaran yang diberikan dalam lembaga pendidikan itu.

Dalam hal ini maka menurut SPG ditetapkan sejumlah 11 (sebelas) tujuan kurikuler yang

barus dicaapai oleh seseorang anak/siswa setelah menamatkan pendidikan di SPG. Tentu saja

karena ini merupakan hirarki dari tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional maka

tujuan kurikuler ini harus mencerminkan dan mengambarkan tujuan institusional dan tujuan

pendidikan nasional itu. Atau dengan kata lain maka penjabaran dari tujuan institusional dan

tujuan pendidikan harus nampak pada tujuan kurikuler ini.

Tujuan Instruksional

Tujuan instruksional ini merupakan penjabaran yang terakhir dari tujuan-tujuan yang

terdahulu dan lebih atas. Tujuan ini diharapkan dapat tercapai pada saat terjadinya proses

belajar mengajar secara langsung yang terjadi pada setiap hari. Dalam pelaksanaannya tujuan

ini harus dirumuskan pada saat penyusunan atuan pelajaran.

2. isi

Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yarag diberikan kepada anak dalam

kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis

bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Jenis-jenis

bidang studi ditentukan atas dasar tujuan institusional sekolah yang bersangkutan. Jadi, ia

berdasarkan kriteria apa suatu bidang studi menopang tujuan int atau tidak. Berdasarkan

kriteria itu, maka jenis bidang studi yang diberikan pada suatu sekolah, misalnya SMA, akan

berbeda dengan sekolah yang lain, misalnya SPG.

Isi program suatu bidang studi yang diajarkan sebenamya adalah isi kurikulum itu

sendiri, atau ada juga yang menyebutnya sebagai silabus. Silabus biasanya dijabarkan ke

dalam bentuk pokok-pokok bahasan dan sub-sub pokok bahasan, serta uraian bahan

pelajaran. Uraian bahan pelajaran inilah yang dijadikan dasar pengambilan bahan dalam

setiap kegiatan belajar mengajar di kelas oleh pihak guru, Penentuan pokok-pokok dan sub-

sub pokes bahasan didasarkan pada tujuan instruksional.

3. Organisasi

Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka

program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Organisasi kurikulum

dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur horizontal dan struktur vertikal. Struktur

horizontal berhubungan dengan masalah pengorganisasian kurikulum dalam bentuk

penyusunan bahan-bahan pengajaran yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk penyusunan

mata-mata pelajaran itu dapat secara terpisah (sparate subject), kelompok-kelompok mata

9

Page 10: tugas ptks

pelajaran (correlated), atau penyatuan seluruh pelajaran dikembangkan di sekolah, yaitu

misalnya program pendidikan maupun, akademis, keguruan keterampilan dan lain-lain.

Struktur vertikal berhubungan dengan masalah pelaksanaan kurikulum di sekolah.

MisaInya apakah kurikulum dilaksanakan dengan sistem kelas, tanpa kelas atau gabungan

antara keduanya dengan sistem unit waktu semester atau catur wulan. Termasuk dalam hal ini

adalah Juga masalah pembagian waktu untuk masing-masing bidang studi untuk setiap

tingkatan. Misalnya bidang studi Bahasa Indonesia, diberikan selama berapa jam tiap minggu

pada SMP/SMA kelas I, II dan Ill. Demikian pula halnya dengan bidang-bidang studi yang

lain.

4. Strategi

Dengan komponen strategi dimaksudkan strategi pelaksanaam kurikulum di sekolah.

Masalah strategi pelaksana itu dapat dilihat dalam cara yang ditempuh dalam melaksanakan

pengajaran, penilaian, bimbingan dan konseling, pengaturan kegiatan sekolah sceara

keseluruhan, pemilihan metode pengajaran, alat atau media pengajaran dan sebagainya.

Dalam pelaksanaan pengajaran misalnya, dilakukan dengan pendekatan PPSI (berlaku untuk

setiap bidang studi) atau dengan cara lain seperti sistem pengajaran modul, paket pelajaran

dan sebagainya

5. Evalusasi

Pendidikan adalah sebagian dari keperluan manusia. Sekolahpun mempalari

keperluan dari masyarakat. Untuk itu maka sekolah termasuk juga didalamnya termasuk juga

harus peka terhadap perubahan-pembahan yang terjadi di masyuakat. Oleh karena itu

kurikulum sebagai bahan konsumsi dari anal didik dan sekaligus juga konsumsi bagi

masyarakat juga harus dinilai terus meneru serta menyesuaikan terhadap bahan atau program

pengajuan. Disamping itu penilaian terhadap kurikulum dimaksudkan juga sebagai feedback

terhadap tujuan, materi metode dan sarana dalam rangka membina dan memperkembangkan

kurikulum lebih lanjut. Sedangkan penilaian dapat dilakukan oleh semua pihak baik dari

kalangan masyarakat luas maupun dari kalangan petugas-petugas pendidik.

2.5 Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum

Dalam kenyataannya Langkah-langkah pengembangan kurikulum digunakan untuk

menentukan kberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar dantara guru dan siswa. Agar usaha

perbaikan kurikulum di sekolah dapat berhasil baik hendaknya diperhatikan langkah-langkah

berikut :

• Adakan penilaian umum tentang sekolah, dalam hal apa sekolah itu lebih baik atau

lebih rendah mutunya daripada sekolah lain, adanya diskrepansi antarakenyataan dengan apa

10

Page 11: tugas ptks

yang diharapkan berbagai pihak, sumber-sumber yangtersedia atau tidak tersedia, dan lain-

lain.

• Selidiki berbagai kebutuhan, antara lain kebutuhan siswa, kebutuhan guru,

dankebutuhan akan perubahan dan perbaikan.

• Mengidentifikasi masalah serta merumuskannya, yang timbul berdasarkanstudi

tentang berbagai kebutuhan yang tersebut di atas lalu memilih salah satuyang dianggap paling

mendesak.

• Mengajukan saran perbaikan, sebaiknya dalam bentuk tertulis, yang

dapatdidiskusikan bersama, apakah sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku,menilai

maknanya bagi perbaikan sekolah dan menjelaskan makna serta im- plikasinya.

• Menyiapkan desain perencanaannya yang mencakup tujuan, caramengevaluasi,

menentukan bahan pelajaran, metode penyampaiannya, percobaan, penilaian, balikan,

perbaikan, pelaksanaan, dan seterusnya.

• Memilih anggota panitia, sedapat mungkin sesuai dengan kompetensi masing-

masing.

• Mengawasi pekerjaan panitia, biasanya oleh kepala sekolah.

• Melaksanakan hasil panitia oleh guru dalam kelas. Olehsebab pekerjaan initidak

mudah, kepala sekolah hendaknya senantiasa menyatakan penghargaannya atas pekerjaan

semua yang terlibat dalam usaha perbaikan ini.

• Menerapkan cara-cara evaluasi, apakah yang direncanakan itu dapatdirealisasikan.

Apa yang indah di atas kertas, belum tentu dapat diwujudkan.

• Memantapkan perbaikan, bila ternyata usaha itu berhasil baik dan dijadikan

pedoman selanjutnya

Pada taraf permulaan hendaknya diambil suatu proyek yang sederhana, yang besar

harapannya dapat dilaksanakan dengan baik. Ketidakberhasilan akan menimbulkan

kekecewaan dan keengganan untuk mengadakan perbaikan di masa mendatang. Perlu pula

memilih orang-orang yang benar-benar bermotivasi untuk mengadakan perbaikan dan

mempunyai kompetensi yang memadai. Perlu puladitentukan batas waktu perencanaan dan

pelaksanaan proyek ini.

Perbaikan kurikulum memerlukan waktu lama sebelum membudaya, kadang-kadang

2 sampai 5 tahun, bergantung pada luas perbaikan yang akan diadakan. Jadi jangan didesak

melakukannya dengan tergesa-gesa. Ada perbaikan kurikulum yang fundamental yang

memakan waktu puluhan tahun. Sering kurikulum yang dijalankan masih mirip dengan yang

terdapat puluhan bahkan ratusan tahun yang silam. Perubahan kurikulum senantiasa

11

Page 12: tugas ptks

melibatkan perubahan manusia yang melaksanakannya. Agar kurikulum berubah demi

perbaikan, guru sendiri harus berubah atau diizinkan, bahkan didorong untuk berubah.

2.6 Kurikulum KTSP

A. Hakekat KTSP

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-

masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan

memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang

dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

Tujuannya adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan

melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong

sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partifipatif dalam pengembangan

kurikulum.

Dalam pengembangan KTSP, dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta Komite

Sekolah dan Dewan Pendidikan. Badan ini merupakan lembaga yang ditetapkan berdasarkan

musyawarah dari pejabat daerah setempat, komisi pendidikan pada Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD), pejabat pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga kependidikan,

perwakilan orangtua peserta didik, dan tokoh masyarakat. Lembaga inilah yang menetapkan

segala kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang pendidikan yang berlaku.

Selanjutnya komite sekolah merumuskan dan menetapkan visi, misi, dan tujuan sekolah

dengan berbagai implikasinya terhadap program-program kegiatan operasional untuk

mencapai tujuan sekolah.

Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk :

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam

mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan yang tersedia.

2. Meningkatkan kepedulian warga dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum

melalui pengambilan keputusan bersama.

3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas

pendidikan yang akan dicapai.

Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan

pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar,

profesionalisme tenaga kependidikan, serta sisitem penilaian. Berdasarkan uraian diatas,

dapat disimpulkan beberapa karakteristik KTSP sebagai berikut:

1. Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan

2. Pertisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi

12

Page 13: tugas ptks

3. Kepemimpinan yang demokrasi dan profesional

4. Tim kerja yang kompak dan transparan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini dilandasi oleh Undang-undang dan

peraturan pemerintah sebagai berikut:

a) UU nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

b) PP nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

c) Permendiknas nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

d) Permendiknas nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

e) Permendiknas nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan permendiknas no.

22,dan 23.[4]

Mulyasa (2007 : 19) menyatakan bahwa KTSP adalah sebuah kurikulum operasional

pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP

ditandatangani pada 23 Mei 2006 dan diberlakukan di Indonesia mulai tahun ajaran

2006/2007. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan

muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

KTSP diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan. KTSP berlaku pada jenjang pendidikan dasar ( Sekolah

Dasar dan Sekolah Menengah Pertama) dan menengah (Sekolah Menengah Atas dan Sekolah

Menengah Kejuruan) dan disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar

Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang

disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

B. Memaknai Standar Isi

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan

dalam kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus

pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Standar Isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan

yang memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat

satuan pendidikan, dan kalender pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) digunakan

sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.

Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

13

Page 14: tugas ptks

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, tujuan pendidikan dasar adalah

meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan

untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan menengah

adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan

untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan menengah

kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan

kejuruannya.

Acuan operasional penyusunan KTSP :

a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan

dan kemampuan peserta didik

c. Perkembangan potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

e. Tuntutan dunia kerja

f. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

g. Agama

h. Dinamika Perkembangan Global

i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

k. Kesetaraan gender

l. Karakteristik satuan pendidikan

Dalam penerapan KTSP, kurikulum sekolah satu dengan yang lainnya bisa saja

berbeda. Sebab, penerapan KTSP mulai tahun 2006/2007 memberi peluang sekolah

menyusun kurikulum sendiri. Hanya menurut anggota BSNP, Prof. Dr. Mungin Eddy

Wibowo, M.PdKons, kurikulum yang dibuat sekolah tetap mengacu pada BSNP. Menurut

beliau, KTSP sebagai kurikulum operasional sekolah disusun berdasarkan standar isi dan

kompetensi lulusan yang dikembangkan dengan prinsip diversifikasi. Dikatakan, kurikulum

harus disesuaikan dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Meski

sekolah memiliki kewenangan luas, acuan tetap pada BSNP sesuai standar isi dan kompetensi

lulusan.

14

Page 15: tugas ptks

BAB 3

PEMBAHASAN

NOKURIKULUM

YANG DITELAAH

KOMPONEN

KURIKULUMKRITERIA HASIL TELAAH

1 Kurikulum SMA

Nurul Islam (mengacu

pada silabus dan RPP

mata pelajaran Fisika

kelas X semester 1)

Tujuan Substantif Substansi atau isi dari kurikulum

yang digunakan SMA Nurul Islam

ini telah memenuhi kebutuhan

siswa dan masyarakat.

-Pemenuhan kebutuhan siswa

terdapat pada Kurikulum dan

setiap Materi yang tertuang

pada silabus dan RPP.

-Sedangkan Kebutuhan

masyarakat tertuang pada

kurikulum yang berkaitan

dengan mata pelajaran

keterampilan dan juga pada

jalur-jalur kegiatan yang ada

pada kurikulum.

Prosedur Secara umum hampir semua

materi yang terdapat didalam

Kurikulum yang digunakan SMA

Nurul Islam telah memenuhi

kriteria prosedural, hal itu

dikarenakan hampir keseluruhan

materi berurutan dan sesuia SK

juga KD pada prosedur yang

ditentukan BSNP. Sehingga tidak

ada keambiguan atau kerancuan

dalam penerapannya. (tertera

pada SK dan KD juga indikator

dalam silabus)

Konten / Bahan Signifikan Kurikulum yang digunakan SMA

Nurul Islam ini sudah memenuhi

15

Page 16: tugas ptks

Pelajaran Signifikansi Materi pembelajaran

seperti pada tiap indikator

pencapaian yang kebanyakan

hanya menuntut siswa untuk

menyebutkan, menyimpulkan,

deskripsi, fungsi-fungsi, dan

bagian-bagian sesuai dengan

masing-masing materi pelajaran

sehingga sangat signifikan sesuai

dengan kriteria bahan pelajaran.

(tertera pada silabus yaitu pada

kegiatan pembelajaran dan

indikator)

Kegunaan Secara umum, materi

pembelajaran dalam kurikulum

SMA Nurul Islam ini telah sesuai

kriteria kegunaan karena dapat

memberikan manfaat pada siswa

agar dapat berfikir ilmiah,

disiplin, penuh hormat, tekun dan

bertanggung jawab dalam

kehidupan sehari – hari. (tertera

pada poin: Karakter yang

diharapkan baik pada silabus

dan RPP)

Validitas Materi yang dipilih didalam

silabus SMA Nurul Islam

merupakan materi yang aktual,

tidak ketinggalan zaman, dan

memberikan kontribusi atau

manfaat untuk pemahaman ke

dapan bagi siswa sehingga telah

sesuai dengan kriteria validitas.

(dilihat dari kesesuaian KD dan

SK dengan BSNP serta pola

pengembangan kurikulum)

16

Page 17: tugas ptks

Minat Materi yang dipilih didalam

silabus SMA Nurul Islam telah

relevan dengan peserta didik.

Kesesuaian minat ini terletak pada

materi yang dipilih mampu

meningkatkan motivasi peserta

didik untuk dapat memahami,

menggali potensi diri, dan bekerja

sama dalam berdiskusi hingga

mempelajari lebih lanjut. (tersirat

pada kegiatan pembelajaran

dalam setiap RPP dan silabus)

Organisasi Didalam silabus SMA Nurul

Islam bahwa ragam

-Struktur horizontal :

pengorganisasi kurikulumnya

lebih condong menggunakan mata

pelajaran terpisah ( Separated

Curriculum ). Di mana didalam

silabus ini hanya untuk mata

pelajaran Fisika saja. selain itu

untuk kurikulum SMA IPA

Fisika, Kimia, dan Biologi

dilaksanakan

sendiri-sendiri/terpisah. (Tertera

pada silabus)

-Struktur Vertikal :

Kurikulum dilaksanakan dengan

sistem kelas, dengan sistem unit

waktu semester atau catur wulan.

Termasuk dalam hal ini adalah

Juga masalah pembagian waktu.

Evaluasi -Evaluasi hasil belajar :

dilakukan setiap akhir materi

dengan menggunakan ujian

tertulis, penugasan dan ujian

17

Page 18: tugas ptks

unjuk kerja (jika terdapat

percobaan pada materi) dan

evaluasi dilakukan berupa

ulangan harian setelah 1 SK

tercapai selain itu diadakan ujian

pada akhir semester. (tertuang

pada setiap KD dan SK baik

silabus dan RPP).

-Evaluasi kurikulum :

Tidak tercantum pada Silabus

dan RPP.

Pembahasan :

Komponen Kurikulum:

Kurikulum merupakan seperangkat perencanaan pengajaran yang sistematik yang

berisi pernyataan tujuan, organisasi konten, organisasi pengalaman belajar, program

pelayanan, pola belajar mengajar, dan program evaluasi agar pebelajar dapat meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman dan perubahan tingkah laku. Dari pengertian diatas dapat

dikatakan bahwa komponen kurikulum melipti tujuan, konten/bahan ajar, organisasi, dan

evaluasi.

Analisa pertama dilakukan terhadap tujuan. Analisa tujuan disini terbagi menjadi dua

yaitu tujuan substantif dan prosedural. Pada kriteria subtantif, untuk menentukan tujuan harus

memperhatikan kebutuhan mendasar anak dan masyarakat, mencakup sumber-sumber

empiris tentang anak dan masyarakat serta ilmu pengetahuan. Sedangkan pada kriteria

prosedur, tujuan kurikulum harus representatif, jelas, tidak rancu dan tidak menimbulkan

interpretasi yang berbeda dan kontradiktif, berdasarkan argumen dan kerangka berpikir yang

logis, kelayakan, keterwakilan dan konsisten.

- Analisa Substantif

Jika dilihat dari indikator materi yang diajarkan pada masing-masing sub pokok

bahasan pada setiap indikator terlihat bahwasannya materi masih bersifat dasar dan tidak

terlalu mendalam sehingga siswa mampu untuk mencerna dan sesuai dengan kebutuhan

mendasar siswa tingkat SMA.

- Analisa Prosedural

18

Page 19: tugas ptks

Dari analisa yang kami lakukan terhadap komponen kurikulum sekolah ini pada

komponen kurikulum kelas X semester 1 dan 2 dapat dikatakan bahwa Secara umum hampir

semua materi yang terdapat didalam Kurikulum yang digunakan SMA Nuris Jember

(mengacu pada silabus dan RPP mata pelajaran Fisika kelas X) telah memenuhi kriteria

prosedural, hal itu dikarenakan hampir keseluruhan materi berurutan dan sesuia SK juga KD

pada prosedur yang ditentukan BSNP. Pengembangan SK dan KD-nya pun telah mengikuti

aturan-aturan yang berlaku.

Analisa kedua dilakukan pada Konten atau bahan pelajaran, dimana analisa ini

mencakup 4 kriteria yaitu: Signifikansi, kegunaan, validitas dan minat.

- Signifikansi

Kriteria signifikansi dipakai untuk menetapkan bagian apa dari suatu bidang yang

perlu dimasukkan atau ditekankan. Secara keseluruhan, konten kurikulum telah mencakup

kedalaman materi yang dibutuhkan oleh siswa SMA. Hal itu didapat pada tiap indikator

pencapaian yang kebanyakan hanya menuntut siswa untuk menyebutkan,menyimpulkan,

deskripsi, fungsi-fungsi, dan bagian-bagian sesuai dengan masing-masing materi pelajaran

sehingga sangat signifikan sesuai dengan kriteria bahan pelajaran.

- Kegunaan

Kriteria ini merupakan kriteria yang paling ilmiah karena diperoleh dari hasil

penelitian di lapangan. Pengetahuan, keterampilan dan sikap seperti apa yang diharapkan

masyarakat dari lulusan. Tujuan pendidikan dan tujuan sekolah dapat pula ditetapkan dengan

hasil temuan ini. Mengenai kriteria ini, kegunaan yang dimaksud telah tercermin dalam

karakter yang diharapkan pada setiap materi yang dapat dilihat pada RPP. Dimana pada

setiap pembelajaran siswa diharapkan dapat berfikir ilmiah,disiplin,penuh hormat, tekun dan

bertanggung jawab dalam kehidupan sehari – hari.

- Validitas

Validitas merupakan bagian dari konten yang perlu diperhatikan secara mendasar,

dimana keaktualisasian sangat berperan dalam pemilihan isi dan konten pelajaran sehingga

mampu mencapai tujuan pendidikan baik secara institusional,kurikuler dan instruksional.

Materi yang dipilih didalam silabus kelas X SMA Nuris Jember merupakan materi yang

aktual, tidak ketinggalan zaman, dan memberikan kontribusi atau manfaat untuk pemahaman

ke dapan bagi siswa sehingga telah sesuai dengan kriteria validitas. Dimana KD dan SK telah

sesuai dengan BSNP selain itu pola pengembangan kurikulum ini juga mengikuti aturan

KTSP 2006.

- Minat

19

Page 20: tugas ptks

Merupakan salah satu usaha untuk membuat kurikulum relevan dengan peserta didik.

Hal yang menjadi minat bagi pelajar perlu dijabarkan untuk menghindari penetapan konsep

yang mungkin tidak sesuai dengan minat mereka seungguhnya. pada sub yang kami bahas

kesesuaian minat ini terletak pada materi yang dipilih mampu meningkatkan motivasi peserta

didik untuk dapat memahami, menggali potensi diri,dan bekerja sama dalam berdiskusi

hingga mempelajari lebih lanjut sehingga sesuai dengan siswa.

Analisa ketiga yaitu analisa pada komponen Organisasi. Organisasi adalah struktur

program kurikulum yang berupa kerangka program-program pengajaran yang akan

disampaikan kepada siswa. Organisasi kurikulum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

struktur horizontal dan struktur vertikal. Struktur horizontal berhubungan dengan masalah

pengorganisasian kurikulum dalam bentuk penyusunan bahan-bahan pengajaran yang akan

disampaikan. Bentuk-bentuk penyusunan mata-mata pelajaran itu dapat secara terpisah

(sparate subject), kelompok-kelompok mata pelajaran (correlated), atau penyatuan seluruh

pelajaran dikembangkan di sekolah, yaitu misalnya program pendidikan moupun, akademis,

keguruan keterampilan dan lain-lain. Pada struktur horizontal pengorganisasi kurikulumnya

lebih condong menggunakan mata pelajaran terpisah (sparate subject).

Struktur vertikal berhubungan dengan masalah pelaksanaan kurikulum di sekolah.

MisaInya apakah kurikulum dilaksanakan dengan sistem kelas, tanpa kelas atau gabungan

antara keduanya dengan sistem unit waktu semester atau catur wulan. Termasuk dalam hal ini

adalah Juga masalah pembagian waktu untuk masing-masing bidang studi untuk setiap

tingkatan. Termasuk dalam hal ini adalah Juga masalah pembagian waktu. Secara vertikal

dapat diamati bahwa kurikulum SMA Nuris Jember ini dilaksanakan dengan sistem kelas,

dengan sistem unit waktu semester atau catur wulan.

Pada analisa komponen yang terakhir, kita bertemu dengan komponen evaluasi,

dimana komponen ini dibedakan menjadi dua, yaitu Evaluasi hasil belajar dan kurikulum.

Evaluasi hasil belajar, dilakukan setiap akhir materi dengan menggunakan ujian tertulis dan

ujian unjuk kerja (jika terdapat percobaan pada materi) dan evaluasi dilakukan berupa

ulangan harian setelah 1 SK tercapai selain itu diadakan ujian pada akhir semester. hal ini

dilakukan untuk memenuhi aspek evaluasi secara keseluruhan, sehingga baik peserta didik

dan guru dapat mengetahui seberapa jauh pemahaman materi yang telah diterima siswa dan

diberikan oleh guru. Serta mengetahui keberlakuan kurikulum yang mencakup silabus serta

RPP dalam proses pembelajaran. Jika evaluasi pada akhir semester dapat memenuhi standar

KKM yang ada maka siswa dinyatakan berhasil atau lulus jika tidak maka sebaliknya.

Kriteria KKM disini ditentukan atas kebijakan institusi yang bersangkutan. Dari salah satu

20

Page 21: tugas ptks

contoh hasil evaluasi belajar yang kami ketahui, banyak siswa yang memiliki nilai diatas

KKM. Sehingga dapat dikatakan pelakasanaan kurikulum hampir 80% berhasil.

Evaluasi kurikulum sendiri sangat erat kaitannya dengan evaluasi hasil belajar. Pada

kurikulum ini memang tidak tercantum seperti apa ketentuan evaluai kurikulum. Namun

berdasarkan penuturan guru dan kepala sekolah yang menyatakan bahwa, kurikulum akan

mengikuti pengembangan dari pusat dan kebutuhan sekolah serta anak didik sendiri. Jika

pada evaluasi hasil belajar yang didapat tidak memuaskan, maka dapat dikatakan bahwa ada

yang tidak sesuai pada kurikulum dan pelaksanaanya sehingga perlua ada yang dibenahi.

karena kurikulum sebagai bahan konsumsi dari anal didik dan sekaligus juga konsumsi bagi

masyarakat juga harus dinilai terus meneru serta menyesuaikan terhadap bahan atau program

pengajuan.

BAB IV

KESIMPULAN

1. Kurikulum merupakan seperangkat perencanaan pengajaran yang sistematik yang

berisi pernyataan tujuan, organisasi konten, organisasi pengalaman belajar,

program pelayanan, pola belajar mengajar, dan program evaluasi agar pebelajar

dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dan perubahan tingkah laku.

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa komponen kurikulum melipti

tujuan, konten/bahan ajar, organisasi, dan evaluasi.

2. Analisa pertama dilakukan terhadap tujuan. Analisa tujuan disini terbagi menjadi

dua yaitu tujuan substantif dan prosedural.

3. Analisa kedua dilakukan pada Konten atau bahan pelajaran, dimana analisa ini

mencakup 4 kriteria yaitu: Signifikansi, kegunaan, validitas dan minat.

4. Analisa ketiga yaitu analisa pada komponen Organisasi.

5. Pada analisa komponen yang terakhir, kita bertemu dengan komponen evaluasi,

dimana komponen ini dibedakan menjadi dua, yaitu Evaluasi hasil belajar dan

kurikulum.

21

Page 22: tugas ptks

DAFTAR PUSTAKA

a. Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.

c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan.

e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian.

f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

22