105
LAPORAN PENELITIAN INSTITUSIONAL TAHUN ANGGARAN 2010 Judul Penelitian MODEL KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGATASI MASALAH KEJENUHAN ( BURNOUT ) BELAJAR BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh : PROF.DARMIYATI ZUCHDI, Ed.D DIANA SEPTI PURNAMA, M.Pd EVA IMANIA ELIASA, M.Pd DIBIAYAI OLEH DANA DIPA UNY RKPT LEMBAGA PENELITIAN DENGAN NOMOR SUB KONTRAK 1/H34.21/KTR.INS/2011 LEMBAGA PENELITIAN

Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

LAPORAN PENELITIAN INSTITUSIONAL

TAHUN ANGGARAN 2010

Judul Penelitian

MODEL KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGATASI MASALAH KEJENUHAN

( BURNOUT ) BELAJAR BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Oleh :

PROF.DARMIYATI ZUCHDI, Ed.D

DIANA SEPTI PURNAMA, M.Pd

EVA IMANIA ELIASA, M.Pd

DIBIAYAI OLEH DANA DIPA UNY RKPT LEMBAGA PENELITIAN DENGAN NOMOR SUB KONTRAK 1/H34.21/KTR.INS/2011

LEMBAGA PENELITIAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

OKTOBER 2011

Page 2: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

2

LEMBAR PENGESAHANLAPORAN AKHIR PENELITIAN INSTITUSIONAL

1. Judul Penelitian : Pengembangan Model Konseling Kelompok Untuk Mengatasi Masalah Kejenuhan (Burnout) Belajar Bagi Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta

2. Ketua Peneliti :a. Nama Lengkap : Prof. Darmiyati Zuchdi,Ed.Db. Jabatan : Guru Besarc. Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiad. Alamat Surat : Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Yogyakarta

Jalan Colombo No.1 Yogyakartae. Telepon Rumah/Kantor/HP : (0274) 584132 / 568168 / 0812 295 9808f. Fax : (0274) 584132g. E-mail : [email protected]

3. Tema Payung Penelitian : Pendidikan:Afektif/watak/kepribadian/nurani4. Skim Penelitian :5. Program Strategis Nasional : -6. Program Keilmuan/Penelitian : Pendidikan

7. Tim Peneliti :No Nama dan Gelar NIP Bidang Keahlian

1 Diana Septi Purnama,M.Pd 19730925 200501 2001 Bimbingan Pribadi Sosial

2 Eva Imania Eliasa,M.Pd 19750717 200604 2001 Bimbingan dan Konseling

8. Mahasiswa yang terlibat :No Nama NIM Prodi

1 Dian 09104240005 Bimbingan dan Konseling

2 Rima 09104241008 Bimbingan dan Konseling

9. Lokasi Penelitian : Daerah Istimewa Yogyakarta10. Waktu Penelitian : 9 bulan 11. Dana yang diusulkan : Rp. 20.000.000,- (Duapuluh Juta Rupiah)

Mengetahui :Ketua Pusat Studi Kreativitas dan Olahraga

Prof. Darmiyati Zuchdi,Ed.DNIP.19431017 197412 2001

Yogyakarta, 20 Oktober 2011

Ketua Peneliti

Prof. Darmiyati Zuchdi,Ed.D NIP.19431017 197412 2001

Mengetahui,Ketua Lembaga Penelitian

Prof.Soekardi,Ph.D

Page 3: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

3

NIP.19540901 198601 1 002

RINGKASAN & SUMMARY

Penelitian ini beranjak dari lima alasan utama: Pertama, kecenderungan mahasiswa yang mengalami kejenuhan (burnout) belajar yang makin meningkat. Kedua pentingnya alternatif pencegahan diri terhadap kejenuhan (burnout) belajar dengan mengembangkan konseling kelompok. Ketiga, belum dikembangkannya pengembangan konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan belajar (burn out) secara praktis untuk menyiapkan ketahanan psikologis mahasiswa. Keempat, banyak peluang bagi WSPK untuk mengembangkan materi dan media dalam konseling kelompok terhadap kejenuhan (burnout) belajar mahasiswa. Kelima, dibutuhkan model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar mahasiswa.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode penelitian dan pengembangan ( research and development ) menggunakan 3 langkah utama dari Borg Gall dan Gall, yaitu survai, perencanaan dan pengembangan. Tahap uji coba menggunakan metode Quasi Eksperimen dengan pre-posttest control group design. Untuk mengetahui efektifitas model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar menggunakan analisis perbedaan dua rata-rata berpasangan.

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk memperoleh suatu model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar mahasiswa. Secara khusus tujuan penelitian adalah menemukan hal-hal berikut; (1) tingkat kejenuhan belajar yang dialami oleh mahasiswa, (2) faktor penyebab kejenuhan (burnout) belajar mahasiswa, (3) upaya mahasiswa dalam mengurangi kejenuhan belajar, (4) model teoretis model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar mahasiswa dan (5) keefektifan model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar mahasiswa.

Luaran yang dihasilkan penelitian ini adalah: (a) dikembangkannya model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar mahasiswa sebagai pengembangan institusi dalam hal ini Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai lokasi penelitian, (b) dihasilkannya modul (intervensi) untuk mengurangi kejenuhan belajar mahasiswa, (c) bertambahnya pemahaman bagi penasehat akademik dan keterampilan personil WSPK dalam mengatasi kejenuhan (burnout) belajar mahasiswa, (d) dikembangkannya materi konseling kelompok bagi mahasiswa untuk menyiapkan ketahanan psikologis terhadap kejenuhan (burnout) belajar.

Page 4: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

4

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHANA. LAPORAN HASIL PENELITIANRINGKASAN DAN SUMMARYDAFTAR ISI

2

34

DAFTAR TABELDAFTAR GAMBARDAFTAR LAMPIRAN

555

BAB IBAB IIBAB IIIBAB IVBAB V

PENDAHULUAN 6KAJIAN PUSTAKA 10TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 19METODE PENELITIAN 20HASIL DAN PEMBAHASAN 32

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 42DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

4449

B. DRAF ARTIKEL ILMIAHC. SINOPSIS PENELITIAN LANJUTAN

5675

Page 5: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

5

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi instrumen pengungkap kejenuhan belajar 23

Tabel 2. Kisi-kisi instrumen faktor penyebab 24

Tabel 3. Angket Survey 25

Tabel 4. Kisi-kisi pedoman wawancara 26

Tabel 5. Kisi-kisi Skala Penilaian 26

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Rancangan Penelitian 20

Gambar 2. Profil Kejenuhan Belajar 37

Gambar 3. Profil Kelelahan Emosi 38

Gambar 4. Profil Kelelahan fisik 38

Gmabar 5. Profil kelelahan Kognisi 39

Gambar 6. Profil Kelelahan Motivasi 39

Gambar 7. Hasil Perbandingan sebelum & sesudah perlakuan 41

DAFTAR LAMPIRAN

1. Foto-Foto Kegiatan Konseling Kelompok 50

2. Berita Acara Pelaksanaan Seminar 55

Page 6: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kejenuhan (burnout) belajar merupakan fenomena yang umum terjadi pada

mahasiswa. Terdapat beberapa studi yang mengkaji secara mendalam tentang

kejenuhan belajar pada mahasiswa. Huebner & Mills (Jacobs et.al, 2003)

melakukan penelitian tentang kejenuhan belajar ini pada para mahasiswa dengan

mempertimbangkan aspek perbedaan jenis kelamin, situasi, kepribadian dan juga

faktor emosional.

Penelitian Dyrbe (2010) pada mahasiswa kedokteran di Chicago menyebutkan

bahwa sekitar 1354 dari 2566 atau 52.8% dari mahasiswa mengalami kejenuhan

(burnout) sehingga menghambat proses perkuliahan dan kegiatan akademiknya.

Selain itu data dari Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas

Gajah Mada ditemukan 11,31% (atau 2804 mahasiswa) dari seluruh mahasiswa

UGM yang terdaftar pada semester ganjil tahun akademik 1994/1995 lebih dari 7

tahun terdaftar sebagai mahasiswa. Sejumlah 3,39% (atau 841 mahasiswa) kuliah

lebih dari 10 tahun. Di Fakultas Psikologi UGM datanya jauh lebih besar, sekitar

38,5% telah melewati masa studi lebih dari 7 tahun pada tahun akademik

1995/1996. Hasil pemeriksaan Inspektur Jendral Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan RI pada Fakultas Pascasarjana UGM pada tahun 1991, untuk program

S2 terdapat 20% mahasiswa yang lulus setelah lebih dari 7 tahun, dan sebanyak

18% lulus dengan masa studi lebih dari 4 tahun. (Rizvi, 1997).

Menurut Neils (2006) akibat negatif kejenuhan (burnout) belajar adalah

kerusakan kinerja akademik, berupa kebiasaan buruk dalam belajar, motivasi

Page 7: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

7

belajar rendah, kognisi yang tidak rasional, obsesif dan kompulsif, harga diri dan

rasa percaya diri rendah. Bornout juga berakibat terhadap afeksi seperti

munculnya depresi dan kecemasan yang tinggi. Penelitian Burka & Yuen ( Rizvi,

1997) di pusat konseling Universitas California, Berkeley membuktikan bahwa para

mahasiswa yang memiliki masalah psikologis yang begitu kompleks, antara lain

penentangan terhadap aturan, tidak mampu bersikap tenang, takut gagal atau

sukses, melihat tugas sebagai sesuatu yang aversif, perfeksionis, dan keyakinan

yang berlebihan terhadap kemampuan diri.

Fakta empiris tentang gejala kejenuhan belajar pada mahasiswa dengan

segenap implikasi psikologisnya mengisyaratkan perlunya layanan konseling yang

merujuk pada pemecahan masalah, seperti yang dijelaskan oleh Pietrofesa (1980)

dalam Natawidjaja (2009) bahwa “ …is a problem-oriented and largely remedial

process that accelerates individual problem resolution in a group counseling”.

Menurut Pietrofesa konseling kelompok cocok diterapkan bagi orang-orang yang

mengalami beberapa kesulitan, ketidakpuasan atau terlibat dalam perilaku yang

bersifat menghambat perkembangan diri (self defeating).

Menurut Mubiar (2009) burnout memiliki komponen kognitif, perilaku, dan

emosional. Oleh karena itu konseling kelompok dipandang potensial sebagai modus

intervensi. Hal ini sejalan dengan pandangan Bandura (Natawidajaja, 2009) bahwa

konseling kelompok paling efektif untuk menimbulkan perubahan psikologis, baik

mencakup komponen subyektif dan emosional, maupun komponen tingkah laku

nyata. Karena dalam pendekatan konseling kelompok terdapat banyak metode dan

teknik intervensi, maka masalah utama yang akan diteliti adalah “seperti apa model

Page 8: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

8

konseling kelompok yang efektif untuk mengurangi kejenuhan (burnout)

belajar mahasiswa”.

Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat dalam membantu memperkaya dan

mengembangkan khasanah teori tentang dinamika kejenuhan belajar mahasiswa

dan melengkapi berbagai model intervensi konseling untuk mengatasi kejenuhan

belajar tersebut. Di sisi lain, untuk mengetahui tingkat kejenuhan belajar mahasiswa

UNY karena mahasiswa mempunyai tanggung jawab pribadi untuk mengembangkan

dirinya, mengetahui permasalahan akademiknya dan daya psikologis yang dialami

dirinya. Kondisi mahasiswa yang mengalami kejenuhan (burnout) belajar harus

segera ditangani secara pribadi dan bersama-sama di lingkungan akademik agar

tidak berkelanjutan pada masalah lain.

Model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar pada

mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta dikembangkan dibawah koordinasi

Wahana Studi Pengembangan Kreativitas (WSPK) yang mempunyai kepedulian

yang sama dalam hal meningkatkan kualitas mahasiswa agar menjadi sumber daya

yang bisa diandalkan dan professional.

B. Batasan Dan Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Permasalahan kejenuhan (burnout) belajar sangat mempengaruhi kondisi

kognitif, perilaku, dan emosional pada mahasiswa

2. Perlunya penanganan kejenuhan (burnout) belajar di lingkungan Universitas

Negeri Yogyakarta melalui konseling kelompok

Page 9: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

9

3. Perlunya model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout)

belajar bagi mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh suatu model konseling

kelompok kejenuhan (burnout) belajar pada mahasiswa. Secara khusus tujuan

penelitian adalah menemukan hal-hal berikut:

1. Tingkat kejenuhan belajar yang dialami oleh mahasiswa

2. Faktor penyebab kejenuhan belajar mahasiswa

3. Upaya mahasiswa dalam mengurangi kejenuhan belajar

4. Model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar

mahasiswa

5. Keefektifan model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout)

belajar mahasiswa

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni:

1. Manfaat Teoritis, memberikan sumbangan teori bagi ilmu pengetahuan

khususnya teori tentang konseling kelompok.

2. Manfaat Praktis, mengembangkan materi dalam Wahana Studi Pengembangan

Kreativitas dan memberikan pengalaman baru bagi mahasiswa dalam mengatasi

kejenuhan (burnout) belajar yang dihadapinya.

Page 10: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.Konsep Konseling Kelompok

Dinkmeyer & Muro (1995:137) merumuskan konseling kelompok adalah :

“is an interpersonal process led by a professionally trained counselor and conducted with individuals who are coping with typical development problems. It focuses on thought, feeling, attitudes, values, purposes, behavior and goals of individuals and the total group.”

Demikian pula Gazda (1967) mengemukakan definisi tentang bahwa

konseling kelompok adalah suatu proses antarpribadi yang dinamis terpusat pada

pemikiran dan perilaku sadar dan melibatkan fungsi-fungsi terapi. Fungsi ini

diciptakan dan dikembangkan dalam suatu kelompok kecil melalui cara saling

mempedulikan diantara para peserta konseling kelompok, termasuk konselor dan

angota kelompok itu sendiri. Konseli dan konselor serta fasilitator memiliki yang

sama dan persoalan untuk merubah menjadi baik dan memiliki kepribadian yang

tangguh dalam penangannya. Para anggota di dalamnya saling meningkatkan

pemahaman dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan tertentu atau

menghilangkan sikap dan perilaku tertentu.

Corey (2006:12) menjelaskan bahwa konseling kelompok

“focus on interpersonal process and problem-solving strategies aims that stress conscious thoughts, feelings and behavior. A counseling group aims at helping participants resolve problems in living or dealing with developmental concerns.”

Konseling kelompok beranggotakan 6 – 10 orang yang bertemu bersama setiap

minggu yang didalamnya berbicara besama tentang topik permasalahan yang sama

dan berkeinginan untuk segera menyelesaikan permasalahannya. Anggota dari

kelompok konseling dibimbing untuk lebih mengenal tentang permasalahan yang

sedang terjadi.

Page 11: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

11

2.2. Tujuan, Manfaat dan Tahap-tahap dalam Konseling KelompokAdapun tujuan dari konseling kelompok Corey (2006) menyebutkan beberapa

hal,yaitu:

a. Belajar untuk percaya pada diri sendiri dan orang lain

b. Meningkatkan kewaspaadaan dan pengetahuan diri (awareness and self

knowledge

c. Membangun rasa memiliki diri yang unik

d. Menolong anggota mempelajari bagaimana arti kebersamaan

e. Membimbing anggota fokus pada permasalahan dirinya

f. Meningkatkan self acceptance,self confidence, self respect dan menilai

diri dan orang lain

g. Mempelajari bagaimana mengekpresikan emosi

h. Menemukan alternatif pemecahan dan resolusi konflik

i. Meningkatkan self direction, tanggung jawab pada diri dan orang lain

j. Mempelajari kemampuan social dan efeksi

k. Menjadi sensitif pada kebutuhan diri dan perasaan orang lain

l. Mempelajari bagaimana menantang diri dengan perhatian, konsentrasi,

dan kejujuran.

m. Menggunakan proses dalam kelompok untuk memfasilitasi perubahan

perilaku anggotanya

n. Membantu anggota membangun perilaku positif dan kemampuan

interpersonal lebih baik

o. Membantu anggota mentransfer kemampuan dan perilaku yang dipelajari

kelompok dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan keuntungan dari dibentuknya konseling kelompok, menurut Allyn

Bacon (dalam Natawidjaya,2009) adalah (1) support; (2) belonging; (3) awareness;

(4) universality; (5) simulation of primary group; (6) catharsis; (7) feedback; (8) group

as a microcosm.

Adapun tahap-tahap pelaksanaan konseling kelompok, menurut Venkatesh

(2006) sebagai berikut :

Page 12: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

12

1. Formation of the group atau pembentukan kelompok. Pada langkah pertama

ini, diumumkan adanya konseling kelompok, kemudian langkah kedua

menyeleksi anggota diseusuaikan dengan topik yang diangkat. Langkah

selanjutnya pertemuan pertama dengan anggota, didalamnya dijelaskan

tujuan konseling kelompok, kemudian perencanaan bersama mengenai

jadwal konseling, peraturan internal antara konselor dan konseli, hak dan

kewajiban anggota konseling juga etika dalam konseling.

2. Initial stage: orientation and exploration. Pada pertemuan selanjutnya

dijelaskan struktur kelompok dan mengeksplorasi harapan konseli. Para

konseli menjadi dekat dan menemukan tujuan dan pecerahan dari harapan-

harapannya.

3. Transition stage: Dealing with resistance. Pada tahap ini anggota konseling

mulai dihadapkan pada permasalahan pokoknya, bagaimana resiliensi dan

focus pada konflik.

4. Working stage: Cohesion and productivity. Selama tahap ini, anggota

membentuk kohesif bersama, merasakan kebersamaan kelompok. Hal ini

juga membentuk pendalaman eksplorasi dan dengan kerja keras berusaha

merubah perilalu.

5. Final stage: Consolidation and termination. Pada tahap ini, mulai melakukan

kesimpulan, bersama mengakhiri konseling.

6. Follow up sessions (Post group).

Secara umum, teknik konseling kelompok bermuara pada dua sumber, yaitu

pada teori kepribadian dan dinamika kelompok. Teknik yang bermuara pada teori

kepribadian : (1) pendekatan psikoanalitik diantaranya adalah teknik asosiasi bebas,

analisis mimpi dan insight and working through ;(2) pendekatan behavioral

diantaranya adalah penguatan kembali,kontingensi, modeling, gladi perilaku,

penataan kembali kognisi; (3) pendekatan rasional emotif diantaranya dengan teknik

aktif direktif, membantah, role playing, latihan keterampilan dan feed back

(Natawidjaja,1987). Sedangkan teknik yang bermuara pada dinamika kelompok

antara lain training group (pelatihan kelompok), encounter group (kelompok

Page 13: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

13

pertemuan, T-Group (kelompok T), structured group (kelompok berstruktur), self help

group dan group exercise dengan permainan.

2.3 Konsep tentang Kejenuhan (Burnout)

Istilah kejenuhan (Burnout) dan pasangannya tedium diartikan sebagai suatu

keadaan keletihan (exhaustion) fisik, emosional dan mental. Cirinya muncul dalam

apa yang disebut dengan physical depletion, dengan perasaan tidak berdaya dan

putus harapan, keringnya perasaan, konsep diri yang negatif dan sikap negatif.

Gejala ini identik dengan distress, discontent, dan perasaan gagal untuk mencapai

tujuan ideal.

Tedium dan burnout memiliki kesamaan dalam arti simtomatologinya, tetapi

memiliki perbedaan dalam etiologinya dan keduanya merupakan exhaustion

reaction. Tedium diakibatkan oleh chronic pressure (mental, fisik atau emosional)

sedangkan burnout merupakan hasil dari suatu emotional pressure yang konstan

dan berulang, yang diasosiasikan dengan keterlibatan yang intensif dalam hubungan

antarpersonal untuk jangka waktu yang cukup lama. Untuk menggambarkan

ketepatan perasaan dan penghayatan dalam burnout maka istilah ini dilukiskan pula

sebagai kepedihan akan realita ketidakberdayaan seorang ahli human service untuk

menolong klien yang membutuhkan keahliannya, karena ia merasa tidak memiliki

keahlian apapun yang tersisa untuk memberikan bantuan/layanan pada klien yang

membutuhkan. (Ilfiandra, 2002:49)

Sedangkan Pines & Aronson (Brunk, 2006) mendefinisikan burnout sebagai

kondisi emosional dimana seseorang merasa lelah dan jenuh secara mental ataupun

fisik sebagai akibat tuntutan pekerjaan yang meningkat. Situasi menghadapi tuntutan

dari penerima layanan menggambarkan kedaan yang menuntut secara emosional

(emotionally demanding). Pada akhirnya dalam jangka panjang seseorang akan

mengalami kejenuhan, karena ia berusaha memberikan sesuatu secara maksimal,

namun memperoleh apresiasi yang minimal. Karenanya, terhadap pengertian

burnout Pines & Aronson menyatakan bahwa walaupun durasi, intensitas, frekuensi,

dan konsekuensinya beragam, burnout selalu mempunyai tiga komponen yaitu

kelelahan fisik, kelelahan emosional, dan kelelahan mental. Gambaran dari ketiga

Page 14: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

14

dimensi tersebut adalah : (1) kelelahan fisik yaitu suatu kelelahan yang bersifat sakit

fisik dan terkurasnya energi fisik; (2) kelelahan emosional, yaitu suatu kelelahan

pada individu yang berhubungan dengan perasaan pribadi yang ditandai dengan

rasa tidak berdaya, dan depresi adapun (3) kelelahan mental, yaitu suatu kondisi

kelelahan pada individu yang berhubungan dengan rendahnya pengahrgaan diri dan

depersonalisasi.

Lebih lanjut, Pines & Aronson (Borritz:2006) memberikan ciri-ciri pada setiap

kejenuhan pada dimensi-dimensi yang telah dijelaskan sebelumnya. Sakit fisik

dicirikan dengan antara lain sakit kepala, demam, sakit punggung (rasa ngilu),

rentan terhadap penyakit, tegang pada otot leher dan bahu, sering terkena flu, susah

tidur, mual-mual, gelisah, dan perubahan kebiasaan makan. Energi fisik dicirikan

seperti energi yang rendah, rasa letih yang keronis dan lemah.

Kelelahan emosi dicirikan antara lain bosan, mudah tersinggung, sinisme,

perasaan tidak menolong, ratapan tiada henti, suka marah-marah, gelisah, tidak

peduli terhadap tujuan, tidak peduli dengan orang lain, merasa tidak memiliki apa-

apa untuk diberikan, sia-sia, putus asa, sedih, tertekan dan tidak berdaya.

Sedangkan kelelahan mental dicirikan dengan indikator-indikator sebagai berikut :

merasa tidak berharga, rasa benci, rasa gagal, tidak peka, kurang bersimpati dengan

orang lain, mempunyai rasa negatif terhadap orang lain, cenderung masa bodoh

dengan dirinya, pekerjaan dan juga kehidupannya, acuh tak acuh, selalu

menyalahkan, kurang toleran terhadap orang ditolong, ketidakpuasan terhadap

pekerjaan, konsep diri yang rendah, merasa tidak cakap, merasa tidak kompeten,

dan tidak puas dengan jalan hidup.

2.4. Kejenuhan (Burnout) dalam BelajarDari pengertian yang dikemukakan di atas, tampak bahwa penekanan

burnout terletak pada karakteristik individu dan wujud dari sindrom itu terlihat pada

interaksinya terhadap lingkungan tempat belajar ataupun tempat kerja. Maslach

(Brunk, 2006) menyebutkan bahwa kejenuhan baik di tempat belajar ataupun tempat

kerja terjadi disebabkan tiga faktor utama yaitu : (1) karakteristik individu; (2)

lingkungan belajar/bekerja ; dan (3) keterlibatan emosional dengan pihak lain.

Terkait dengan karakteristik individu, dari hasil penelitian yang dia lakukan terhadap

Page 15: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

15

laki-laki dan perempuan ditemukan bahwa laki-laki lebih rentan terhadap stres dan

burnout jika dibandingkan dengan perempuan. Sebagian ahli berkesimpulan bahwa

perempuan lebih lentur jika dibandingkan dengan laki-laki, karena perempuan

cenderung mampu menangani tekanan yang besar. Proses sosialisasi laki-laki

cenderung dibesarkan dengan nilai kemandirian sehingga diharapkan bertindak

tegas, lugas, tegar dan tidak emosional. Sebaliknya perempuan cenderung lebih

berorientasi pada kepentingan orang lain (yang paling nyata adalah mendidik anak)

sehingga sikap-sikap yang diharapkan adalah berkembang dari dalam dirinya adalah

sikap membimbing, empati, kasih sayang, membantu dan kelembutan.

Pada sisi yang lain, dijelaskan bahwa secara kepribadian yang rentan

terhadap burnout adalah individu yang idealis dan antusias. Mereka adalah individu-

individu yang memiliki sesuatu yang berharga dalam memenuhi cita-cita pekerjaan

mereka. Jacobs dkk (2003) menemukan bahwa para peserta didik yang

obsesasional, idealis dan berdedikasi cenderung lebih rentan terhadap burnout .

Kondisi ini terjadi karena mereka memiliki komitmen berlebihan, dan melibatkan diri

secara mendalam dalam kegiatan belajar. Biasanya mereka akan kecewa pada saat

imbalan dari usahanya tersebut tidak seimbang. Mereka akan merasa gagal dan

berdampak pada menurunnya penilaian terhadap kompetensi. Pada sisi lain, peserta

didik yang perfeksionis yaitu mereka yang selalu berusaha melakukan pekerjaan

sampai dengan sangat sempurna akan sangat mudah frustrasi bila kebutuhan untuk

tampil sempurna tidak tercapai. Karenanya mereka rentan terhadap burnout.

Faktor lingkungan belajar/bekerja turut memberikan pengaruh terhadap

kesehatan mental individu. Aktivitas-aktivitas berikut merupakan pemicu munculnya

burnout pada peserta didik yaitu beban tugas belajar yang berat, jam belajar yang

padat, tanggung jawab yang harus dipikul, pekerjaan rutin dan yang bukan rutin, dan

pekerjaan adminsitrasi lainnya yang melampaui kapasitas dan kemampuan dirinya.

Beban kerja yang dimaksud dapat berupa kuantitatif yaitu jumlah pekerjaan dan

kualitatif yaitu tingkat kesulitan pekerjaan tersebut yang harus ditangani.

Hubungan yang negatif dengan rekan kerja, teman belajar atau dengan

guru/dosen menjadi pemicu munculnya burnout pada peserta didik. Hal tersebut

terjadi karena hubungan antarmereka diwarnai konflik, saling tidak percaya dan

saling bermusuhan. Maslach (Sutjipto, 2001) mengungkapkan sejumlah kondisi

Page 16: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

16

potensial yang dapat menimbulkan konflik dalam lingkungan kerja/belajar yaitu : (1)

perbedaan nilai pribadi; (2) perbedaan pendekatan dalam melihat permasalahan;

dan (3) mengutamakan kepentingan pribadi dalam berkompetisi.

Adapun terkait dengan jenis-jenis kejenuhan belajar, Cross (Syah, 1999:166)

menyebutkan bahwa kejenuhan belajar dapat dikategorikan menjadi tiga macam,

yakni : (1) keletihan terkait dengan aspek-aspek panca indera, baik berupa

pendengaran ataupun penglihatan; (2) keletihan fisik berupa keletihan yang terkait

dengan aspek-aspek fisiologis; dan (3) keletihan mental. Menurut para ahli psikologi

pendidikan keletihan secara mental inilah sebenarnya yang berpotensi terhadap

terjadinya kejenuhan belajar. Sedangkan Dierkes dkk (2001:369) menyatakan

bahwa kejenuhan belajar yang terjadi pada peserta didik umumnya disebabkan oleh

tidak kondusifnya iklim emosional dalam kelas dan tidak terorganisasinya kegiatan

belajar peserta didik itu sendiri.

2.5. Relevensi Konseling Kelompok Untuk Mengatasi Kejenuhan (burnout) belajar mahasiswa

Penelitian yang dilakukan Jacobs (2003) menunjukkan bahwa permasalahan

yang terkait dengan burnout belajar para peserta didik banyak dikonsultasikan

melalui layanan bimbingan dan konseling. Kondisi ini secara tegas menunjukkan

bahwa layanan konseling merupakan salah satu alternatif yang dapat dijadikan

media bagi peserta didik dalam mengatasi permasalahan burnout belajar yang

mereka alami. Pendapat ini dikuatkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Cary Caherniss (1980) yang menemukan bahwa intervensi yang berorientasi

preventif lebih diutamakan daripada yang berorientasi kuratif dengan alasan lebih

efektif dan membutuhkan biaya yang lebih murah. Sedangkan aspek lain yang perlu

diperhatikan adalah pemahaman konselor bahwa penumbuhan kesadaran dari diri

klien/peserta didik merupakan langkah pertama untuk mengatasi burnout. Jika

konselor atau terapis mencoba mengintervensi burnout tanpa memahami dampak

burnout terhadap klien, organisasi, struktur kerja yang berkontribusi terhadap

burnout maka sangat sedikit hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi burnout.

Oleh karena itu, memiliki pengetahuan dan memahami esensi burnout beserta

dampaknya merupakan langkah awal untuk mengatasi burnout.

Page 17: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

17

Menurut Cary Caherniss, terdapat lima kemungkinan intervensi terhadap

burnout yaitu : (1) pengembangan pribadi yaitu membantu klien supaya memahami

tujuan pribadinya sehingga dapat mengatasi masalah tujuan yang tidak realistis,

membantu mengadopsi tujuan baru sebagai sumber alternatif bagi kepuasan, dan

membantu mengurangi tuntutan internal dari dalam diri staf. Intervensi ini dapat

dilakukan melalui kegiatan konseling, baik secara individual ataupun kelompok; (2)

perubahan pekerjaan dan struktur peran, yaitu upaya memberikan kesempatan

kepada klien untuk menentukan rencana atau program baru dalam melaksanakan

kegiatan dengan waktu dan tanggung jawab yang jelas; (3) intervensi

pengembangan manajemen, yaitu suatu upaya yang mengarah kepada perbaikan

sistem dalam organisasi khususnya pada aspek supervisor. Jikalau dalam kegiatan

belajar diperguruan tinggi, maka intervensi manajemen ini mengarah kepada

perbaikan struktur dan cara kerja dosen dan pejabat lembaga lainnya dalam

lembaga; (4) pemecahan masalah organisasi dan pengambilan keputusan. Ini

merupakan bentuk intervensi yang mengarah kepada upaya pemecahan masalah

yang terjadi antara setiap unsur dalam organisasi dan tidak membiarkan masalah

tersebut larut dan tidak ada solusinya; dan (5) perubahan dan tujuan filosofis

organisasi, yaitu upaya keterbukaan setiap individu dalam organisasi untuk

menerima dan dasar terhadap setiap perubahan dan permasalahan yang terjadi.

Lebih lanjut, apabila dikaitkan dengan kegiatan konseling tampak bahwa

upaya mengurangi kejenuhan belajar merupakan salah satu tujuan bimbingan

akademik, yaitu upaya membantu klien mengatasi kesulitan belajar,

mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu mereka supaya sukses dalam

belajar dan agar mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan pendidikan

(Nurihsan, 2003:21).

Menguatkan pendapat tersebut, hasil penelitian yang dilakukan Taufiq (2003)

menunjukkan bahwa kegiatan bimbingan teman sebaya dapat dijadikan alternatif

dalam membantu mahasiswa mengatasi permasalahan sosial, sosial dan akademik

yang mereka hadapi, sehingga diharapkan dengan bimbingan teman sebaya

tersebut mahasiswa mampu meraih prestasi yang lebih baik serta memperoleh

kejelasan karir. Masih terkait dengan pengembangan aspek pribadi sosial peserta

didik, penelitian yang dilakukan Wahab (2003) menunjukkan bahwa bimbingan

Page 18: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

18

perkembangan dipandang relevan dalam membantu mengembangkan pribadi sosial

siswa, sehingga mereka mampu mendiri dan bertanggung jawab baik dalam bidang

akademik dan juga kegiatan lain di luar itu.

Page 19: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

19

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh suatu model konseling

kelompok kejenuhan (burnout) belajar pada mahasiswa. Secara khusus tujuan

penelitian adalah menemukan hal-hal berikut:

1. Tingkat kejenuhan belajar yang dialami oleh mahasiswa

2. Faktor penyebab kejenuhan belajar mahasiswa

3. Upaya mahasiswa dalam mengurangi kejenuhan belajar

4. Model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar

mahasiswa

5. Keefektifan model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout)

belajar mahasiswa

Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat dalam membantu memperkaya dan

mengembangkan khasanah teori tentang dinamika kejenuhan belajar

mahasiswa dan melengkapi berbagai model intervensi konseling untuk

mengatasi kejenuhan belajar tersebut. Disisi lain, untuk mengetahui tingkat

kejenuhan belajar mahasiswa UNY karena mahasiswa mempunyai tanggung

jawab pribadi untuk mengembangkan dirinya, mengetahui permasalahan

akademiknya dan daya psikologis yang dialami dirinya. Kondisi mahasiswa yang

mengalami kejenuhan (burnout) belajar harus segera ditangani secara pribadi

dan bersama-sama di lingkungan akademik agar tidak berkelanjutan pada

masalah lain.

Model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar pada

mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta dikembangkan dibawah koordinasi

Wahana Studi Pengembangan Kreativitas (WSPK) yang mempunyai kepedulian

yang sama dalam hal meningkatkan kualitas mahasiswa agar menjadi sumber

daya yang bisa diandalkan dan professional.

Page 20: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

20

BAB IV

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode

Penelitian ini menghasilkan suatu model konseling kelompok bagi mahasiswa

yang mengalami kejenuhan (burnout) belajar. Penelitian ini menggunakan

pendekatan penelitian dan perkembangan (research and development)/R&D. Wahab

(2005) menyatakan bahwa langkah-langkah R&D biasanya dapat diwujudkan

dengan siklus R&D yang terdiri atas kegiatan mengkaji hasil penelitian yang terkait,

mengembangkan program atau model yang didasarkan atas temuan uji lapangan

dimana studi itu akan dilakukan. Hasil data yang diperoleh akan dianalisis dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif-kualitatif. Pada dasarnya pendekatan

penelitian dan pengembangan dalam pelaksanaannya menggunakan sejumlah

siklus kegiatan, yang antara siklus kegiatan yang ada sangat terkait dengan siklus

kegiatan sebelumnya, yaitu survai, perencanaan, dan pengembangan,sehingga

mendapatkan model hipotetik. Penelitian ini sudah berjalan 8 bulan. Adapun siklus

penelitian disajikan melalui bagan berikut.

Gambar 1. Skema Penelitian

HASILPELAKSANAANPERENCANAANPENDAHULUAN

7.ANALISIS DAN REVISI

5.REVISI

4.VERIFIKASI MODEL

6.UJI COBA LAPANGAN

1.STUDI PUSTAKA

2.STUDI PENDAHULUAN

8.MODEL HIPOTETIK

YANG DIREKOMEN

DASIKAN

3.PENYUSUNAN MODEL

9.IMPLEMENTASI MODEL

Page 21: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

21

Adapun penjelasan dari skema penelitian diatas adalah sebagai berikut:

1. Studi Pustaka

Studi literatur yang mendalam tentang kejenuhan (burnout) belajar pada

mahasiswa dan konseling kelompok dianggap sebagai salah satu metode

untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar. Studi pustaka baik dari buku

teori juga jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh para pendahulu peneliti

kejenuhan ( burnout ) belajar. Teori konseling kelompok juga ditelusuri untuk

mendukung pelaksanaan konseling di lapangan.

2. Studi Pendahuluan

Dilakukan melihat gejala kejenuhan (burnout) belajar pada mahasiswa

Universitas Negeri Yogyakarta dengan membandingkan dan menelaah hasil

studi pustaka

3. Penyusunan Model

Dari hasil studi pustaka menghasilkan draft model konseling kelompok untuk

mengatasi kejenuhan (burnout) belajar bagi mahasiswa

4. Penyusunan Instrumen

Penyusunan instrumen berupa:

a. Angket untuk mengungkap tingkat kejenuhan belajar mahasiswa

b. Angket terbuka yang mengungkap upaya-upaya yang dilakukan

mahasiswa untuk mengurangi kejenuhan belajar

c. Pedoman wawancara untuk mengungkap secara lebih pribadi faktor

penyebab permasalahan kejenuhan belajar mahasiswa

Page 22: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

22

5. Verifikasi Model

DIlakukan dengan Focus Group Discussion dengan dosen Bimbingan dan

Konseling untuk menguji keterbacaan dan uji konten dari instrument yang

telah disusun.

6. Revisi

Dari hasil FGD, ada masukan untuk materi dalam konseling kelompok

7. Uji Coba Lapangan Terbatas

Uji coba model dilakukan pada sampel yang mempunyai nilai kejenuhan

(burnout) belajar yang tinggi dalam kelasnya. Terdapat 9 mahasiswa dari 6

program studi di Universitas Negeri Yogyakarta. Lokasi uji coba terbatas di

Laboratorium Bimbingan dan Konseling Ruang Audio-Visual. Ruangan ini

cukup representative dan memenuhi syarat untuk dijadikan tempat konseling

kelompok. Uji coba lapangan dilakukan 6 kali pertemuan dengan masing-

masing 2,5 jam tiap tatap muka konseling kelompok. Pelaksanaan uji coba

dibantu oleh laboran BK dan 2 mahasiswa BK untuk mengambil gambar dan

merekam aktivitas uji coba.

8. Analisis dan Revisi

Setelah dilakukan uji coba model dilakukan analisis model dan revisi model

didalamnya.

9. Model Hipotetik

Kemudian dirumuskan model hipotetik dari konseling kelompok untuk

mengatasi kejenuhan (burnout) belajar bagi mahasiswa.

Page 23: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

23

3.2. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh mahasiswa

Universitas Negeri Yogyakarta jenjang S1. Dan pengambilan sampel dengan teknik

purposive sampling, yaitu mahasiswa yang mempunyai nilai kejenuhan (burnout)

belajar yang tinggi. Dari penghitungan

3.3. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang akan dipergunakan adalah sebagai berikut :

(1) angket untuk mengungkap tingkat kejenuhan belajar mahasiswa; (2) Angket terbuka

yang mengungkap upaya-upaya yang dilakukan mahasiswa untuk mengurangi

kejenuhan belajar ; (3) pedoman wawancara untuk mengungkap secara lebih pribadi

faktor penyebab permasalahan kejenuhan belajar mahasiswa ; dan (4) studi

dokumentasi yang mengungkap data-data fisik dari para mahasiswa, seperti tempat

belajar, referensi belajar dan juga metode yang dipergunakan dalam kegiatan

pembelajaran.

Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Kejenuhan Belajar Mahasiswa

Variabel Aspek IndikatorJumlah

PernyataanNo Item

Kejenuhan Belajar Mahasiswa

(Format A)

Kelelahan Emosi

1. Merasa gagal dalam belajar 2. Merasa bersalah dan menyalahkan 3. Merasa dikejar-kejar waktu 4. Mudah marah dan benci5. Mudah cemas 6. Mudah kehilangan kendali diri dalam

belajar7. Mengalami ketakutan berlebih

5 55555

5

1 – 56 – 10

11 – 1516 – 2021 – 2526 – 30

31 – 35Kelelahan Fisik

1. Merasa lelah dan letih setiap hari.2. Mudah sakit 3. Sulit tidur 4. Mengalami gangguan makan5. Menggunakan obat-obatan6. Jantung sering berdebar-debar

dengan keras

412202

36 – 3940

41, 4243, 44

45,46

Kelelahan Kognitif

1. Enggan membantu dalam kegiatan belajar

2. Kehilangan makna dan harapan

3

3

47 – 49

50 – 52

Page 24: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

24

Variabel Aspek IndikatorJumlah

PernyataanNo Item

dalam belajar3. Kehilangan gairah dan kekuatan

untuk belajar.4. Merasa terjebak dalam belajar5. Kesulitan berkonsentrasi dan mudah

lupa dalam belajar6. Terbebani dengan banyak tugas

belajar7. Merasa rendah diri

3

43

3

3

53 – 55

56 – 5960 – 62

63 – 65

66 – 68Kehilangan Motivasi

1. Kehilangan idealisme dalam belajar2. Kehilangan semangat belajar3. Mudah menyerah4. Mengalami ketidakpuasan dalam

belajar5. Kehilangan minat belajar

3433

5

69 – 7172 – 7576 – 7879 -81

82 – 86Jumlah 86

Kisi-kisi instrumen pengungkap faktor penyebab kejenuhan belajar disajikan pada tabel

berikut.

Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Faktor Penyebab Kejenuhan Belajar

Variabel Aspek IndikatorJumlah

PernyataanNo item

Faktor Penyebab Kejenuhan Belajar Mahasiswa

(FORMAT B)

Karakteristik Mahasiswa

1. Keinginan untuk sempurna2. Penghargaan diri yang rendah3. Ketidakmampuan mengendalikan

emosi4. Motif berprestasi yang rendah

13 1 -13

Faktor Lingkungan Belajar

1. Iklim kelas negatif2. Kurang penghargaan dalam

belajar3. Beban tugas belajar yang berat4. Konflik diri dengan individu

8 14 - 21

Page 25: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

25

Variabel Aspek IndikatorJumlah

PernyataanNo item

dalam lingkungan belajar5. Suasana belajar yang statis

Keterlibatan Emosional dengan Lingkungan Belajar

1. Ketidakmampuan untuk asertif2. Konflik peran3. Kurang dukungan belajar4. Perbedaan nilai pribadi

17 22 - 38

38

Instrumen pengumpul data lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah

angket untuk mendapatkan informasi tentang upaya mahasiswa mengatasi kejenuhan

belajar. Kisi-kisi instrumen pengumpul data yang dikembangkan disajikan pada tabel 3.3

berikut.

Angket Survey Upaya Mahasiswa Mengatasi Kejenuhan Belajar

FORMAT C Pernyataan

Apa saja upaya yang Anda lakukan selama ini untuk mengatasi kejenuhan belajar ?

a. Ngobrol dengan teman.b. Mencurahkan dalam bentuk tulisan. c. Ngobrol dengan orang tua.d. Ngobrol dengan dosen.e. Memperbanyak berdoaf. Bermain game.g. Memperbanyak merokok.h. Berkumpul dengan teman-temani. Berkunjung ke pusat perbelanjaan (Mall)j. Berkunjung ke tempat wisata.k. Jalan-jalan di malam hari.l. Memperbanyak olah raga.m. Meminum obat terlarangn. Mengkonsumsi minuman keraso. Berkonsultasi dengan konselor p. .................................................................

Page 26: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

26

Kisi – Kisi Pedoman Wawancara Kejenuhan (Bornout) Belajar Pada Mahasiswa

N0. Aspek Perilaku yang Diungkap Responden Teknik

Mahasiwa Wawancara

1. Hambatan psikologis yang menjadi penyebab alasan kejenuhan

2. Hambatan sosial yang bersumber dari kemampuan hubungan interpersonal.

3. Hambatan struktural yang bersumber dari kebijakan institusi dan dosen.

4. Hambatan kultural berupa sub kultur, harapan lingkungan, etos kerja, dan pola asuh orang tua.

5. Hambatan finansial yang menjadi penyebab kejenuhan.

Kisi-Kisi Skala Penilaian Model Hipotetik Konseling Kelompok Untuk Mengatasi Kejenuhan ( Burnout) Balajar Pada Mahasiswa

N0. Aspek Model yang Diungkap Responden Teknik

Pakar BK Angket

A. Teknis Model

1. Kemasan

2. Tata letak

3. Sistematika

4. Konfigurasi

B. Substansi Model

1. Kelengkapan komponen model

2. Kesesuaian antar komponen model

3. Rasional model

4. Pengorganisasi model

5. Strategi peluncuran model

6. Strategi evaluasi

Page 27: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

27

2.4. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dilakukan setelah seluruh pengumpulan data selesai, baik dari hasil

kusioner, wawancara atau observasi. Data yang terkumpul terdiri dari dua jenis, yaitu data

kuantitaif mengenai profil kompetensi pribadi sosial mahasiswa dan data kualitatif mengenai

deskripsi pelaksanaan bimbingan pribadi sosial di pesantren.

Untuk uji lapangan dilakukan pre test dan post test terhadap subjek penelitian pada

tahap uji coba terbatas. Hasilnya diuji dengan dengan Quasi eksperimen non-parametrik, karena

jumlah subjeknya hanya 30 orang.

2.4.1. Uji Coba Model

Untuk mendapatkan hasil pengembangan program, maka dilakukan analisis sebagai berikut:

Pada tahap ini dilakukan uji lapangan dengan melakukan pre test dan post test terhadap subjek

penelitian pada tahap uji coba terbatas. Hasilnya diuji dengan dengan Quasi eksperimen non-

parametrik, karena jumlah subjeknya hanya 30 orang. Adapun desainnya sebagai berikut.

Pre-Test Perlakuan Post-Test

T0 - T1

Selain uji statistik, pada tahap ini juga diperlukan data kualitatif, terutama untuk memperbaiki

substansi dan metodologi Program Kompetensi Pribadi Sosial bagi mahasiswa di pesantren.

2.4.2. Hasil Uji Validasi

Untuk mengetahui hasil Program Kompetensi Pribadi Sosial, maka dilakukan uji validasi

dengan menerapkan model quasi eksperimen dengan desain pretest dan post-test. Adapun

desainnya sebagai berikut.

Page 28: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

28

Kelompok Pre-Test Perlakuan Post-Test

Kontrol T0 - T1

Eksperimen T0 x T1

Untuk analisis statistik menggunakan statistik parametrik, maka untuk mengetahui signifikansi

hasil validasi dilakukan uji t.

Data kuantitatif diolah dengan menggunakan analisis statistik, yaitu dengan menghitung

terlebih dahulu batas bawah terbesar dan batas atas terkecil untuk menentukan kelompok

mahasiswa dengan kategori kompetensi pribadi-sosial yang tinggi, sedang, rendah, dengan

rumus:

Tinggi = apabila X > Xi + SD (0.5)

Sedang = apabila X > Xi – SD (0.5) – X > Xi + SD (0.5)

Rendah = apabila X < Xi – SD (0.5)

Keterangan:

Skor maksimal: jumlah seluruh item x nilai tertinggi

Xideal : ½ dari skor maksimal

SDideal : 1/3 dari Xideal

(Rakhmat & Solehuddin, 1998:55)

Page 29: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

29

Kemudian dihitung besarnya persentase setiap kategori dengan rumus:

Skor maksimal x 100%

Skor ideal

Untuk menguji reliabilitas angket kompetensi pribadi sosial, maka digunakan metode

parohan (split half), yaitu dihitung terlebih dahulu koefisien korelasi antar skor butir pernyataan.

Rumus yang digunakan adalah product moment dari Karl Pearson, yaitu:

Untuk menguji signifikansi digunakan rumus:

(rxy)2 (N – 1)

t =

(1 – (rxy)2)

Selain dilakukan uji t untuk menguji signifikansi dilakukan juga analisis variansi antar

kelompok (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen) dan variansi dalam kelompok. Dalam

menghitung F rasio, variansi antar kelompok ditempatkan sebagai pembilang sedangkan variansi

dalam kelompok sebagai penyebut. Oleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok

makin menurun harga F rasio yang diperolehnya. Nilai F rasio yang diperoleh kemudian

dibandingkan dengan F tabel pada taraf nyata dan derajat bebas tertentu. Berikut langkah-

langkah dalam menghitung analisis variansi.

Langkah Pertama :

Menghitung jumlah penyimpangan kuadrat tiap skor dari rata-rata keseluruhan.

N∑XY - (∑X)(∑Y)

rxy =

Page 30: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

2 2 ( ∑Χ )2 ∑Χ = ∑Χ -

tot N

2 2 ( ∑Χ1 )2 ( ∑Χ2 )2 ( ∑Χk )2 ( ∑Χ )2

∑Χ = ∑Χ - + + -jak n1 n2 nk N

2 2 2 ∑Χ = ∑Χ - ∑Χ

jdk tot jak

30

Langkah Kedua :

Menghitung jumlah penyimpangan kuadrat keseluruhan yang disebabkan penyimpangan

rata-rata kelompok dari rata-rata keseluruhan. Dinamakan jumlah kuadrat antar kelompok

Langkah Ketiga :

Menghitung jumlah penyimpangan kuadrat keseluruhan yang disebabkan penyimpangan

tiap skor dari rata-rata kelompok masing-masing. Dinamakan juga dengan jumlah kuadrat

dalam kelompok.

Langkah keempat membuat rangkuman hasil perhitungan dalam tabel analisi variansi

sebagai berikut.

1

Sumber Variansi

2

Jumlah

Kuadrat

3

Derajat

Kebebasan (d)

4

Kuadrat

Mean(M)

5

F

6

Taraf Nyata

0,05

1. Diantara

Kelompok (ak)

2. Didalam

Kelompok (dk)

3. Keseluruhan

Page 31: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

31

(total)

Untuk menganalisis data kualitatif, teknik yang digunakan yaitu analisis non-statistik,

yaitu dengan mendeskripsikan data dan memberikan makna terhadap isi data tersebut dengan

berpedoman pada model konseling kelompok yang standar digunakan baik secara teoritis

maupun praktis.

BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN

Page 32: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

32

A. PERSIAPAN PENELITIANBeberapa persiapan yang dilakukan agar penelitian berjalan lancar, antara lain :

10. Penyusunan Agenda kerja

Penyusunan agenda kerja ini adalah hal pertama yang dilakukan. Jadwal

kerja ini menjadi patokan kerja tim peneliti dalam melaksanakan prosedur

aktivitas penelitian.

11. Studi Pustaka

Studi literatur yang mendalam tentang kejenuhan (burnout) belajar pada

mahasiswa dan konseling kelompok dianggap sebagai salah satu metode

untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar. Studi pustaka baik dari buku

teori juga jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh para pendahulu peneliti

kejenuhan ( burnout ) belajar. Teori konseling kelompok juga ditelusuri untuk

mendukung pelaksanaan konseling di lapangan

12. Studi Pendahuluan

Dilakukan melihat gejala kejenuhan (burnout) belajar pada mahasiswa

Universitas Negeri Yogyakarta dengan membandingkan dan menelaah hasil

studi pustaka

13. Penyusunan Model

Dari hasil studi pustaka menghasilkan draft model konseling kelompok untuk

mengatasi kejenuhan (burnout) belajar bagi mahasiswa

14. Penyusunan Instrumen

Penyusunan instrument berupa:

d. angket untuk mengungkap tingkat kejenuhan belajar mahasiswa

Page 33: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

33

e. Angket terbuka yang mengungkap upaya-upaya yang dilakukan

mahasiswa untuk mengurangi kejenuhan belajar

f. Pedoman wawancara untuk mengungkap secara lebih pribadi faktor

penyebab permasalahan kejenuhan belajar mahasiswa

B. PELAKSANAAN

Pelaksanaan kegiatan penelitian meliputi :

1. Uji coba lapangan terbatas

Uji coba model yang telah disusun melibatkan mahasiswa Universitas Negeri

Yogyakarta. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa dan yang menjadi

peserta konseling adalah sampel yang mempunyai nilai yang tinggi dalam

permasalahan kejenuhan (burnout) belajar. Peserta konseling kelompok

sejumlah 9 orang dari berbagai program studi dan fakultas, dipimpin oleh 2

orang konselor, dan dibantu 1 orang kameraman dan 1 orang laboran.

2. Lokasi konseling kelompok

Setelah mempertimbangkan berbagai alasan, maka ditentukan lokasi untuk

pelaksanaan konseling kelompok di ruang Audio-Visual Laboratorium

Bimbingan dan Konseling, karena ruangan AVA dianggap representatif dan

kondusif untuk melaksanakan konseling kelompok.

3. Analisi dan Revisi

Setelah selesai melakukan konseling kelompok, hasil konseling dianalisis

untuk dijadikan bahan pertimbangan dan pemikiran dalam penelitian.

C. FAKTOR – FAKTOR PENDUKUNG

Page 34: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

34

Faktor pendukung dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian dibawah koordinasi ketua peneliti yang sekaligus sebagai ketua

Wahana Studi Pengembangan Kreativitas Universitas Negeri Yogyakarta,

sehingga pelaksanaan penelitian berjalan lancar.

2. Kemudahan kerjasama dan komunikasi yang baik dari peneliti dengan

peserta konseling

3. Ruang konseling menggunakan ruang Audio-Visual (AVA) yang sangat

representative dan kondusif untuk menjalankan konseling kelompok

4. Konseling kelompok berjalan sangat hangat dan lancar karena peserta begitu

antusias dan responsif selama pelaksanaan konseling kelompok.

5. Peserta konseling kelompok merasa ingin memecahkan masalah kejenuhan

(burnout) belajarnya, maka bersemangat dalam setiap sesi konseling.

D. FAKTOR – FAKTOR PENGHAMBAT

Adapun yang menjadi penghambat dalam penelitian ini adalah :

1. Pengaturan konseling kelompok mengalami hambatan karena jadwal

perkuliahan yang memasuki liburan panjang

2. Dari seluruh peserta yang dianggap memenuhi persyaratan konseling

kelompok, ada 1 peserta yang tidak bisa mengikuti konseling dikarenakan

akan pulang ke kampong halamannya di Nusa Tenggara Barat, oleh karena

itu jumlah peserta konseling kelompok menjadi berkurang

3. Kesulitan dalam dokumentasi, dikarenakan handycam yang tersedia kurang

bagus dalam pencahayaan dan penggunaan waktu rekamnya.

Page 35: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

35

4. Berdasarkan masukan dari reviewer, dalam proposal direncanakan alur

model konseling kelompok sampai model yang direkomendasikan, namun

waktu penelitian yang diberikan tidak akan mencukupi, maka disarankan

untuk lebih fokus pada penyusunan model hipotetik konseling kelompok.

E. JALAN KELUAR/SOLUSI

Dalam pelaksanaan penelitian, ada beberapa hambatan sehingga ada beberapa

agenda yang mengalami perubahan dari rencana sebelumnya. Solusi utama dari

masalah tersebut adalah komitmen bersama dari peneliti dan peserta konseling agar

penelitian berjalan lancar. Secara detil, solusi dari beberapa hambatan diatas

sebagai berikut:

1. Pengaturan konseling kelompok mengalami hambatan karena jadwal

perkuliahan yang memasuki liburan panjang, akhirnya dapat diatasi dengan

memadatkan pertemuan konseling. Pada rencana awal diagendakan 1 minggu

sekali, sehingga direncanakan 6 minggu pertemuan. Setelah dikordinasikan,

maka dipadatkan dalam seminggu dilaksanakan 2 kali konseling kelompok.

Dampaknya justru positif, dikarenakan materi dalam konseling dapat diterapkan

dan kecenderungan perasaan (mood) peserta tetap terjaga.

2. Dari seluruh peserta yang dianggap memenuhi persyaratan konseling kelompok,

ada 1 peserta yang tidak bisa mengikuti konseling dikarenakan akan pulang ke

kampong halamannya di Nusa Tenggara Barat, oleh karena itu jumlah peserta

konseling kelompok menjadi berkurang. Jumlah keseluruhan peserta adalah 10

orang dari berbagai program studi dan fakultas, akhirnya berkurang menjadi 9

orang peserta konseling kelompok. Pengurangan peserta ini tidak menjadi

Page 36: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

36

masalah yang berarti, karena jumlah 9 masih bisa dikategorikan dalam konseling

kelompok.

3. Kesulitan dalam dokumentasi, dikarenakan handycam yang tersedia kurang

bagus dalam pencahayaan dan penggunaan waktu rekamnya, akhirnya dapat

diatasi dengan menggunakan kamera pribadi dengan alat rekam langsung

masuk ke MMC di dalamnya, sehingga waktu rekam lebih banyak dan kualitas

rekaman tetap terjaga.

4. Berdasarkan masukan dari reviewer, dalam proposal direncanakan alur model

konseling kelompok sampai model yang direkomendasikan, namun waktu

penelitian yang diberikan tidak akan mencukupi, maka disarankan untuk lebih

fokus pada penyusunan model hipotetik konseling kelompok pada uji coba

lapangan terbatas. Alokasi waktu yang tidak mencukupi untuk keseluruhan alur

model penelitian, memberikan dampak yang positif bagi penyusunan model

hipotetik konseling kelompok, sehingga pelaksanaan konseling kelompok lebih

mendalam.

F. HASIL PENELITIAN

1. Berdasarkan hasil pengumpulan data, maka profil kejenuhan (burnout) belajar

mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta dapat dilihat sebagai berikut:

Page 37: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

37

Kelelahan Emosi

Kelelahan Fisik

Kelelahan Kognitif

Kelelahan Motivasi

0

5

10

15

20

25

30

35

40

35.638.9

2024

ProsentaseSeries1

Diagram 1. Profil Kejenuhan (Burnout) Belajar Mahasiswa UNY

Grafik di atas menunjukkan gambaran yang lebih spesifik tentang profil

kejenuhan belajar yang dilihat berdasarkan aspek-aspek factor penyebabnya.

Hasil perhitungan statistik menunjukkan kecenderungan factor penyebaba

kejenuhan belajar bergerak variatif. Hal ini menunjukkan arti bahwa kebutuhan

konseling kelompok sungguh penting bagi mahasiswa UNY, sehingga mereka

dapat menjalani kehidupannya sebagai manusia yang seutuhnya sesuai dengan visi

dan misi UNY dan lebih luas lagi dengan tujuan pendidikan nasional. Apalagi

berdasarkan pengakuan mereka secara langsung melalui wawancara bahwa

selama ini mereka belum mendapatkan layanan konseling kelompok

sebagaimana yang mereka harapkan dalam mengatasi kejenuhan belajar.

Untul lebih memperjelas perbedaan tingkat kejenuhan belajar

berdasarkan aspek-aspeknya, divisualisasikan pada grafik berikut.

Page 38: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

38

2. Di bawah ini profil masing-masing indikator kejenuhan belajar mahasiswa. Faktor

kelelahan emosi dapat digambarkan sebagai berikut.

01020304050

24 24

4035

4842

37

Diagram 2. Profil Kelelahan Emosi Mahasiswa UNY

3. Profil kelelahan fisik mahasiswa dapat dilihat pada diagram berikut.

0102030405060

20

4660

41

0

51

Diagram 3. Profil Kelelahan Fisik Mahasiswa UNY

Page 39: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

39

4. Profil kelelahan kognitif mahasiswa sebagai berikut.

Engan

belajar

Hilang h

arapan

belajar

Hilang g

airah

belajar

Merasa

terjeb

ak dala

m belajar

Sulit

konsen

trasi d

an m

udah lu

pa

Terbeb

ani d

alam bela

jar

Rendah

diri0

1020304050607080

5 822 12

72

13 12

Diagram 4. Kelelahan Kognitif Mahasiswa UNY

5. Profil kelelahan motivasi mahasiswa dapat dijelaskan pada gambar dibawah ini.

Hilang i

dealism

e bela

jar

Hilang s

eman

gat bela

jar

Mudah m

enyer

ah

Ketidak

puasan bela

jar

Hilang m

inat bela

jar0

510

15

2025

3035

13

27

11

2833

Diagram 5. Profil Kelelahan Motivasi Mahasiswa

Page 40: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

40

6. Hasil Uji Coba Model Terbatas

Hasil uji coba model terbatas setelah adanya perlakuan, dapat dijelaskan dalam

gambar berikut:

Kelelahan Emosi Kelelahan Fisik Kelelahan Kognitif Kelelahan Motivasi0

5

10

15

20

25

30

35

2632

1418

Diagram 6. Hasil Uji Coba Model Terbatas

7. Faktor penyebab Kejenuhan Belajar

1. Karakteristik Mahasiswa 19.7%

2. Faktor Lingkungan Belajar 50.0%

3. Keterlibatan Emosional dengan Lingkungan Belajar 35.3%

8. Data Hasil Perbandingan Sebelum dan Sesudah Perlakuan Pada Sampel

NO NAMA FORMAT A FORMAT B

before after before after

G ( FISE ) 138 113 64 60

F (FBS) 129 120 64 57

L (FBS) 136 101 66 48

Y (FIK) 131 111 61 51

Page 41: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

41

A (FIP) 141 96 59 41

F (FT) 136 107 63 54

E (FMIPA) 106 92 46 41

N (FMIPA) 135 103 56 52

R (FMIPA) 131 99 62 51

Jumlah 1183 942 541 455

Rerata 131.4444 104.6667 60.11111 50.55556

Diagram 8. Hasil Perbandingan antara Sebelum dan Sesudah Perlakuan

1 2 3 4 5 6 7 8 90

20

40

60

80

100

120

140

160

FORMAT A beforeFORMAT A after

1 2 3 4 5 6 7 8 90

10

20

30

40

50

60

70

FORMAT B beforeFORMAT B after

Page 42: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

42

Dari diagram diatas terlihat bahwa perlakuan (treatment) mempunyai pengaruh

menurunkan tingkat kejenuhan (burnout) belajar mahasiswa.

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penafsiran terhadap proses penelitian dan hasil pengolahan data,

maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penelitian ini telah menghasilkan tiga jenis produk penelitian, yaitu: (a) Perangkat

instrumen Inventori Kejenuhan belajar yang sudah dibakukan dengan koefisien

validitasnya p> 0,01 sebanyak 86 item dan p> 0,05 sebanyak 38 item; koefisien

reliabilitasnya, rxx = 0,862; (b) Temuan yang menunjukkan bahwa konseling

kelompok secara signifikan mampu mengatasi kejenuhan belajar mahasiswa yang

dikuatkan dengan adanya perbedaan signifikan antara hasil pre-test dan post-test

kelompok eksperimen dengan t = 6,18, dk = 45 pada p = 0,00) dan (c) Diperolehnya

pedoman umum konseling kelompok yang dikuatkan dengan validasi terhadap

materi program konseling oleh para ahli ilmu Bimbingan dan Konseling.

2. Inventori yang digunakan untuk mengukur kejenuhan belajar menunjukkan validitas

dan reliabilitas yang sangat tinggi, baik secara konseptual, metodologi, dan bahasa,

maupun secara empirik melalui uji coba.

3. Program konseling kelompok merupakan suatu alternatif yang efektif untuk

mengatasi kejenuhan belajar yang tidak hanya didukung oleh kualitas modul atau

materinya, melainkan juga kinerjanya yang terkait dengan aktivitas konseling.

Page 43: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

43

4. Ada kecenderungan bahwa kejenuhan belajar mahasiswa UNY menunjukkan

penurunan yang berarti. Bahkan yang menarik bahwa diantara mereka menunjukkan

perilaku sosial yang cukup positif.

5. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah menguji model pada lapangan

yang lebih luas agar model dapat direkomendasikan.

Page 44: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

44

DAFTAR PUSTAKA

Ahman. (2006). Student Support System : Comparison Between Indonesia University of

Education and University of Tsukuba Experiences. Center for Reseach on

International Cooperation in Educational Development University of Tsukuba.

--------- (2000). Bimbingan Perkembangan : Model Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Dasar. Jurnal Psikopedagogia. Vol I No2 Desember. Hal 87-98.

Alwasilah, A. (2007). Quality Teaching at a Leading and Outsatanding University : A Conceptual Framework for Action and Development. Bandung : UNY Press.

Baron, A. R. (1995). Learning Psychology (3th edition). Boston : Allyn Bacon.

Borritz,M (2006). Burnout in human service work; causes and consequences. Results of 3-years of follow-up of the PUMA study among human service National Institute of Occupational Health, Denmark. http://72.14.235.104/search?q=cache:7HSU8KjvOScJ:www.ami.dk/upload/MB-phd.pdf+Burnout:+A+Multidimensional+Perspective&hl.

Bowers, L.J & Hatch,P.A (2002). The National Model for School Counseling Programs. American School Counselor Association : California.

Brunk,D. (2006). How to fight burnout. Journal of College Development. http. // findarticles.com./p/articles/mi.

Buboltz, W.C. Et.al. (2003). “Psychological Reactance in College Students : Family of Origin Predictors”. Journal of Counseling Development. Vol. 81. N0. 3. Summer 2003. 311-320.

Byrne, M.B. (1994). “Burnout: Testing for the Validity, Reflication, and Invariance of Causal Structure Across Elementary, Intermediate, and Secondary Teachers”. American Educational Researh Journal. Fall.Vol 31. No.3. PP 645-673.

Capel, A.S. (1992). “Stress and Burnout in Teachers”. European Journal of Teacher Education. Vol.15. No.3. 197-211.

Page 45: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

45

Carroll, L.Et.al. (2003). “The Effect of Gender and Self Care Behaviors on Counselor’ Perspeptions of Colleagues with Depression”. Journal of Counseling Development. Vol. 81. N0. 3. Summer 2003.70-77.

Corey, Gerald & Corey,Marianne.(2006). Groups: Process and Practice.America: Thomson Brooks.

Cherniss, C. (1980). Staf Burnout Job Stress in the Human Services. London : Sage Publications.

Dalton. (2003). “Teacher Burnout and Perceptions of a Democratic School Environment” . International Education Journal Vol 4, No 2, 2003. http://iej.cjb.net.

Dierkes, M.et.al (Ed). (2001) Handbook of Organizational Learning and Knowledge. New York : Oxford University Press.

Dyrbye,Lisotte, F Stanford Massie Jr, Anne Eacker, William Harper.(2010).Relational Between Burnout and Professional Conduct and Attitudes Among US Medical Students. JAMA Journals. Vol 304,Iss.11;pd.1173.Chicago

Fouad, A.N et.al (2002). Across Academic Domains : Extensions of the Social-Cognitive Career Model. Journal of Counseling Psychology. Vol 49. No.2.164-171.

Gloria, M.A & Ho.A.T. (2003). ”Environmental, Social, and Psychological Experiences of Asian American Undergraduates: Examining Issues of Academic Persistence”. Journal of Counseling Development. Vol. 81. N0. 3. Summer 2003. 93-102.

Gazda, G.M. (1984). Group Counseling: A developmental Approach. Boston: Allyn and Bacon.

Hall, S.A. (2003). “Expanding Academic and Career Self Efficacy : A Family Systems Framework”. Journal of Counseling Development. Vol. 81. N0. 3. Summer 2003. 33-39.

Hatip, M. (1997). Model Bimbingan Motivasi Belajar dengan Mendayagunakan Atribusi terhadap Kegagalan dan Keberhasilan Belajar. Desertasi pada Program Pascasarjana IKIP Bandung (Tidak diterbitkan)

Hidup Waluyo, B. (1998). “Burnout dan Gejala-gejalanya di Kalangan Guru Pembimbing”. Jurnal Suara Pembimbing. No.1. Tahun 1. IPBI Padang.

Humphreys, T. (1993). Different Kind of Teacher. United Kingdom : Carraig Print Corp.

Page 46: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

46

Ilfiandra. (2002). Program Pelatihan untuk Membantu Guru yang Mengalami Kejenuhan Kerja (Burnout). Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (tidak diterbitkan).

_______ (2002). “Fenomena Burnout Pada Guru SD Di Kota Bandung dan Faktor-Faktor yang Melatarbelakanginya”. Jurnal Psikopedagogia. Vol III No 3. Mei. 171-185.

______ & Sudaryat, N.A. (2004). “Kejenuhan Profesi pada Guru dan Faktor-faktor yang Melatarbelakanginya”. Jurnal Psikopedagogia. Vol III No5 Desember. Hal 45-52

Jacobs, dkk. (2003). Student Burnout as a Function of Personality, Social Support, and Work Load. Journal of College Development. http. // findarticles.com./p/articles/mi.

Kartadinata, S.(2001). “Reaktualisasi Paradigma Bimbingan dan Konseling dan Profesionalisasi Konselor”. Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol 7. No. 7, 3-17.

___________, dkk (1998). Bimbingan di Sekolah Dasar. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud.

______________ (1988). Profil Kemandirian dan Orientasi Timbangan Sosial Mahasiswa serta kaitannya dengan Perilaku Empatik dan Orientasi Nilai Rujukan. Desertasi pada Fakultas Pascasarjana IKIP Bandung (Tidak diterbitkan)

Lee, M.R. Et.al. (2002). ”Social Connectedness, Social Appraisal, and Perceived Stress in College Women and Men”. Journal of Counseling Development. Vol. 80. N0. 3. Summer 2002. 355-361

Lightsey, R.O.Jr & Hulsey, C.D.(2002) “Impulsivity, Coping, Stress and Problem Gambling Among University Students”. Journal of Counseling Psychology. Vol 49. No.2. 202-211.

Myrick, Robert D. .1993. Developmental Guidance and Counseling: A Practical Approach – Seecond edition, Minneapolis: Educational Media Corporation

Malikail & Stewart. 2003. Social Personal and Values Skills. Tersedia: www.Sasked.gov.sk.ca/docs/policy/cels/el6.html

Manrihu, T. M. (1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir. Bumi Aksara. Jakarta.

Page 47: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

47

Manthei, R. Et.al. (1996). ”Teacher Stress in Intermediate Schools”. Journal Educational Research. Vol.38. No.1. Spring 1996.

Mubiar,Agusti.(2010). Konseling Kognitif Perilaku Untuk Mereduksi Perilaku Burnout

Pada Mahasiwa Universitas Pendidikan. Disertasi.Tidak diterbitkan.

Moller,P.N.et.al (2003).”Relationship of Attacment and Social Support to College Students’ Adjusment Following a Relationship Breakup”. Journal of Counseling Development. Vol. 81. N0. 3. Summer 2003. 354-365.

Muladi, Y dkk. (2001). ”Evaluasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran Bidang Studi di FPTK UNY”. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol.1-3. No.35. 103-118.

Muro, J.J & Kottman, T. (1995). Guidance and Counseling in the Elementary and Middle Scholls. Iowa : Brown and Benchmark Publisher.

Natawidjaja,Rochman.(2009). Konseling Kelompok : Konsep Dasar dan Pendekatan. Bandung : Rizqi Press.

Neils, H. (2006). 13 Signs of Burnout and How To Help You Avoid. www.Assessment.com.http://www.assessment.com/mappmembers/avoidingburnout.asp?Accnum=06-5210-010.00

Nurihsan, J (2003). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung : Mutiara.

Pietrofesa, J.P.,Bernstein,B, Minor, J, Stanford, S. (1980). Guidance An Introduction. Rand Mc Nally College Publishing Company: Chicago.

REPUBLIKA. (2006). Tak Mudah Kuliah di ITB, 298 Mahasiswa DO. Dalam Harian Umum REPUBLIKA, 3 Maret 2006. Jakarta: Yayasan Abdi Bangsa.

------. (2006). Tak Ada DO di Unpad. Dalam Harian Umum REPUBLIKA, 16 Maret 2006. Jakarta: Yayasan Abdi Bangsa.

Rizvi, dkk. (1997). “Pusat Kendali dan Efikasi-Diri Sebagai Prediktor terhadap Prokrastinasi Akademik Mahasiswa”. Jurnal Psikologika Nomor 3 Tahun II 1997. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Semiawan, R. C. (1999). Pendidikan Tinggi: Peningkatan Kemampuan Manusia Sepanjang Hayat Seoptimal Mungkin. Grasindo: Jakarta.

Page 48: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

48

Sharp, dkk. (2006). “Mental Health Education : An Evaluation of a Classroom Based Strategy to Modify Help Seeking for Mental Health Problems”. Journal of College Development. http. // findarticles.com./p/articles/mi.

Skovholt (2003) “Social Worker Burnout Studied”. Families in Society: The Journal of Contemporary Human Services. 1 Oct 2003. http. // findarticles.com./p/articles/mi.

Sudrajat, D. (2004). “Self Efficacy: Keyakinan dan Kemampuan Seseorang untuk Berbuat Sesuatu”. Jurnal Psikopedagogia. Vol III No5 Desember. Hal 53-70.

Sugiyono, (2006). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta : Bandung.

Sukmadinata, N.Sy.(2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Kerjasama Program Pascasarjana Universits Pendidikan Indonesia dengan Remaja Rosdakarya.

Sumintardja, N. E. (1990). “Fenomena Burnout dalam Stres Kerja”. Jurnal Psikologi. No.1. Fakultas Psikologi UNPAD.

Supriadi, D. (1997) Isu dan Agenda Pendidikan Tinggi di Indonesia. Remaja Rosdakarya : Bandung.

__________. (2004). Membangun Bangsa Melalui Pendidikan. Remaja Rosdakarya : Bandung.

Sutjipto. (2001). “Apakah Anda Mengalami Burnout?”. Jurnal /32 http://www.depdiknas.go.id

Syah, M. (1999). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Taufiq, A. (2003). “Profil Pembimbingan Sebaya yang Diharapkan oleh Mahasiswa”. Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol.VI. No.12. Hal.129-136.

Trusty, J. (2002). “Effects of High School Course-Taking and Other Variabels on Choice of Science and Mathematics College Majors”. Journal of Conseling & Development. Vol 80. Page 464-474.

Page 49: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

49

Wahab, R. (2003). “Bimbingan Sosial – Pribadi Berbasis Model Perkembangan”. Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol.VI. No.12. Hal.137-166.

Weiner, B. (1990). “History of Motivational Research in Education”. Journal of Educational Psychology. Vol 82. 416-422.

LAMPIRAN

Page 50: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

50

FOTO KEGIATAN KONSELING KELOMPOK MENGATASI

BURNOUT BELAJAR

Gbr 1. Memulai Sesi Kegiatan Konseling Kelompok

Page 51: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

51

Gbr 2. Tahap Awal Konseling Kelompok

Gbr 3. Pelaksanaan Konseling Kelompok

Page 52: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

52

Gbr 4. Pelaksanaan Konseling Kelompok

Gbr. 5 Pelaksanaan Konseling kelompok

Page 53: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

53

Gbr. 6 Strategi Mengatasi Burnout Belajar dengan SEFT

Gbr. 7 Strategi Mengatasi Burnout Belajar dengan SEFT

Page 54: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

54

Gbr. 8 Icebraking

Gbr. 9 Pelaksanaan Konseling Kelompok

Page 55: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

55

Gbr. 10 Pelaksanaan Konseling Kelompok

Gbr 11. Tahap Akhir Konseling Kelompok

Page 56: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

56

DRAFT ARTIKEL ILMIAH

Judul

Model Konseling Kelompok Untuk Mengatasi Masalah Kejenuhan

( Burnout ) Belajar Bagi Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta

JENIS / SKIM PENELITIAN BIDANG PENELITIANINSTITUSIONAL PENDIDIKAN

KETUA PENELITI ANGGOTA

Page 57: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

57

NAMA : Prof.Darmiyati Zuchdi,Ed.D 1. Diana Septi Purnama, M.PdJURUSAN : Bahasa Indonesia 2. Eva Imania Eliasa, M.PdFAKULTAS

: Bahasa dan Seni

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

LEMBAGA PENELITIAN

TAHUN 2011

1. PENGEMBANGAN MODEL KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGATASI MASALAH KEJENUHAN (BURNOUT) BELAJAR BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2. ABSTRAKPenelitian ini beranjak dari lima alasan utama: Pertama, kecenderungan

mahasiswa yang mengalami kejenuhan (burnout) belajar yang makin meningkat. Kedua pentingnya alternatif pencegahan diri terhadap kejenuhan (burnout) belajar dengan mengembangkan konseling kelompok. Ketiga, belum dikembangkannya pengembangan konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan belajar (burn out) secara praktis untuk menyiapkan ketahanan psikologis mahasiswa. Keempat, banyak peluang bagi Wahana Studi Pengembangan Kreativitas (WSPK) untuk mengembangkan materi dan media dalam konseling kelompok terhadap kejenuhan (burnout) belajar mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode penelitian dan pengembangan ( research and development ) menggunakan 3 langkah utama dari Borg Gall dan Gall, yaitu survai, perencanaan dan pengembangan. Tahap uji coba menggunakan metode Quasi Eksperimen dengan pre-posttest control group design. Untuk mengetahui efektifitas model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar menggunakan analisis perbedaan dua rata-rata berpasangan. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk memperoleh suatu model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar mahasiswa. Secara khusus tujuan penelitian adalah menemukan hal-hal berikut; (1) tingkat kejenuhan belajar yang

Page 58: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

58

dialami oleh mahasiswa, (2) faktor penyebab kejenuhan (burnout) belajar mahasiswa, (3) upaya mahasiswa dalam mengurangi kejenuhan belajar, (4) model teoretis model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar mahasiswa dan (5) keefektifan model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar mahasiswa. Luaran yang dihasilkan penelitian ini adalah: (a) dikembangkannya model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar mahasiswa sebagai pengembangan institusi dalam hal ini Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai lokasi penelitian, (b) dihasilkannya modul (intervensi) untuk mengurangi kejenuhan belajar mahasiswa, (c) bertambahnya pemahaman bagi penasehat akademik dan keterampilan personil WSPK dalam mengatasi kejenuhan (burnout) belajar mahasiswa, (d) dikembangkannya materi konseling kelompok bagi mahasiswa untuk menyiapkan ketahanan psikologis terhadap kejenuhan (burnout) belajar.

3. PENDAHULUAN3.1. Latar Belakang Masalah

Kejenuhan (burnout) belajar merupakan fenomena yang umum terjadi pada

mahasiswa. Terdapat beberapa studi yang mengkaji secara mendalam tentang

kejenuhan belajar pada mahasiswa. Huebner & Mills (Jacobs et.al, 2003) melakukan

penelitian tentang kejenuhan belajar ini pada para mahasiswa dengan

mempertimbangkan aspek perbedaan jenis kelamin, situasi, kepribadian dan juga

faktor emosional.

Penelitian Dyrbe (2010) pada mahasiswa kedokteran di Chicago menyebutkan

bahwa sekitar 1354 dari 2566 atau 52.8% dari mahasiswa mengalami kejenuhan

(burnout) sehingga menghambat proses perkuliahan dan kegiatan akademiknya.

Selain itu data dari Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas

Gajah Mada ditemukan 11,31% (atau 2804 mahasiswa) dari seluruh mahasiswa

UGM yang terdaftar pada semester ganjil tahun akademik 1994/1995 lebih dari 7

tahun terdaftar sebagai mahasiswa. Sejumlah 3,39% (atau 841 mahasiswa) kuliah

lebih dari 10 tahun. Di Fakultas Psikologi UGM datanya jauh lebih besar, sekitar

Page 59: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

59

38,5% telah melewati masa studi lebih dari 7 tahun pada tahun akademik 1995/1996.

Hasil pemeriksaan Inspektur Jendral Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI

pada Fakultas Pascasarjana UGM pada tahun 1991, untuk program S2 terdapat 20%

mahasiswa yang lulus setelah lebih dari 7 tahun, dan sebanyak 18% lulus dengan

masa studi lebih dari 4 tahun. (Rizvi, 1997).

Menurut Neils (2006) akibat negatif kejenuhan (burnout) belajar adalah

kerusakan kinerja akademik, berupa kebiasaan buruk dalam belajar, motivasi belajar

rendah, kognisi yang tidak rasional, obsesif dan kompulsif, harga diri dan rasa

percaya diri rendah. Bornout juga berakibat terhadap afeksi seperti munculnya

depresi dan kecemasan yang tinggi. Penelitian Burka & Yuen ( Rizvi, 1997) di pusat

konseling Universitas California, Berkeley membuktikan bahwa para mahasiswa

yang memiliki masalah psikologis yang begitu kompleks, antara lain penentangan

terhadap aturan, tidak mampu bersikap tenang, takut gagal atau sukses, melihat tugas

sebagai sesuatu yang aversif, perfeksionis, dan keyakinan yang berlebihan terhadap

kemampuan diri.

Fakta empiris tentang gejala kejenuhan belajar pada mahasiswa dengan segenap

implikasi psikologisnya mengisyaratkan perlunya layanan konseling yang merujuk

pada pemecahan masalah, seperti yang dijelaskan oleh Pietrofesa (1980) dalam

Natawidjaja (2009) bahwa “ …is a problem-oriented and largely remedial process

that accelerates individual problem resolution in a group counseling”. Menurut

Pietrofesa konseling kelompok cocok diterapkan bagi orang-orang yang mengalami

beberapa kesulitan, ketidakpuasan atau terlibat dalam perilaku yang bersifat

menghambat perkembangan diri (self defeating).

3.2. Rumusan Masalah

Menurut Mubiar (2009) burnout memiliki komponen kognitif, perilaku, dan

emosional. Oleh karena itu konseling kelompok dipandang potensial sebagai modus

intervensi. Hal ini sejalan dengan pandangan Bandura (Natawidajaja, 2009) bahwa

konseling kelompok paling efektif untuk menimbulkan perubahan psikologis, baik

mencakup komponen subyektif dan emosional, maupun komponen tingkah laku

Page 60: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

60

nyata. Karena dalam pendekatan konseling kelompok terdapat banyak metode dan

teknik intervensi, maka masalah utama yang akan diteliti adalah “seperti apa model

konseling kelompok yang efektif untuk mengurangi kejenuhan (burnout)

belajar mahasiswa”.

3.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh suatu model konseling

kelompok kejenuhan (burnout) belajar pada mahasiswa. Secara khusus tujuan penelitian

adalah menemukan hal-hal berikut; (1) tingkat kejenuhan belajar yang dialami oleh

mahasiswa, (2) faktor penyebab kejenuhan belajar mahasiswa, (3) upaya mahasiswa dalam

mengurangi kejenuhan belajar, (4) model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan

(burnout) belajar mahasiswa dan (5) keefektifan model konseling kelompok untuk

mengatasi kejenuhan (burnout) belajar mahasiswa

3.4. Urgensi Penelitian

Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat dalam membantu memperkaya dan

mengembangkan khasanah teori tentang dinamika kejenuhan belajar mahasiswa dan

melengkapi berbagai model intervensi konseling untuk mengatasi kejenuhan belajar

tersebut. Disisi lain, untuk mengetahui tingkat kejenuhan belajar mahasiswa UNY karena

mahasiswa mempunyai tanggung jawab pribadi untuk mengembangkan dirinya, mengetahui

permasalahan akademiknya dan daya psikologis yang dialami dirinya. Kondisi mahasiswa

yang mengalami kejenuhan (burnout) belajar harus segera ditangani secara pribadi dan

bersama-sama di lingkungan akademik agar tidak berkelanjutan pada masalah lain.

Model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar pada

mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta dikembangkan dibawah koordinasi Wahana Studi

Pengembangan Kreativitas (WSPK) yang mempunyai kepedulian yang sama dalam hal

meningkatkan kualitas mahasiswa agar menjadi sumber daya yang bisa diandalkan dan

professional.

4. METODE PENELITIAN

Page 61: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

61

4.1. Pendekatan dan Metode

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu model konseling kelompok

bagi mahasiswa yang mengalami kejenuhan (burnout) belajar, menggunakan

pendekatan penelitian dan perkembangan (research and development)/R&D. Wahab

(2005) menyatakan bahwa langkah-langkah R&D biasanya dapat diwujudkan dengan

siklus R&D yang terdiri atas kegiatan mengkaji hasil penelitian yang terkait,

mengembangkan program atau model yang didasarkan atas temuan uji lapangan

dimana studi itu akan dilakukan. Hasil data yang diperoleh akan dianalisis dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif-kualitatif. Pada dasarnya pendekatan penelitian

dan pengembangan dalam pelaksanaannya menggunakan sejumlah siklus kegiatan,

yang antara siklus kegiatan yang ada sangat terkait dengan siklus kegiatan

sebelumnya, yaitu survai, perencanaan, dan pengembangan, sehingga mendapatkan

model hipotetik. Siklus penelitian disajikan melalui bagan berikut.

Keenam langkah penelitian disajikan melalui gambar berikut.

Gambar 1: Bagan Alur Pengembangan Model

STUDI

PUSTAKA

STUDI

PENYUSUNAN

MODEL

HIPOTETIK

VERIFIKASI

MODEL

REVISI

MODEL YANG DIREKOMEN-DASIKANUJI COBA

LAPANGAN

ANALISIS DAN REVISI

PENDAHULUAN PERENCANAAN PELAKSANAAN HASIL

IMPLEMEN-TASI MODEL

Page 62: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

62

Adapun metode yang dipergunakan adalah : (1) metode deskriptif, digunakan

dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi masalah kejenuhan

(burnout) belajar yang dialami mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta tahun

akademik 2007/2008; (2) metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses

ujicoba pengembangan model bimbingan untuk mengurangi kejenuhan belajar

mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Berdasarkan temuan-temuan hasil uji

coba diadakan penyempurnaan-penyempurnaan; dan (3) metode eskperimen.

Digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan dengan cara

membandingkan antara kelompok eksperimen dengan kelompok pembanding.

Pemilihan kelompok ini dilakukan dengan cara acak atau random.

4.2. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh mahasiswa

Universitas Negeri Yogyakarta jenjang S1. Sedangkan yang menjadi sampelnya

adalah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta jenjang S1 tahun akademik

2008/2009 semester 5 (lima) ke atas. Pertimbangan ini dilakukan mengingat beberapa

hal : (1) mahasiswa semester 5 (lima) ke atas telah banyak mendapatkan perlakuan

pembelajaran yang cukup lama; (2) mahasiswa semester 5 (lima) ke atas telah

berinteraksi dengan individu (baik sebagai teman ataupun pengajar) dalam waktu

yang relatif lama; dan (3) mahasiswa semester 5 (lima) ke atas diprediksi telah

mengetahui dan belajar tentang cara mengurangi dampak kejenuhan dalam belajar.

4.3. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang akan dipergunakan adalah sebagai

berikut : (1) angket untuk mengungkap tingkat kejenuhan belajar mahasiswa; (2)

Angket terbuka yang mengungkap upaya-upaya yang dilakukan mahasiswa untuk

mengurangi kejenuhan belajar ; (3) pedoman wawancara untuk mengungkap secara

Page 63: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

63

lebih pribadi faktor penyebab permasalahan kejenuhan belajar mahasiswa ; dan (4)

studi dokumentasi yang mengungkap data-data fisik dari para mahasiswa, seperti

tempat belajar, referensi belajar dan juga metode yang dipergunakan dalam kegiatan

pembelajaran.

Tabel 41. Kisi – Kisi Pedoman Wawancara Kejenuhan (Bornout) Belajar Pada Mahasiswa

N0. Aspek Perilaku yang Diungkap Responden Teknik

Mahasiwa Wawancara

1. Hambatan psikologis yang menjadi penyebab alasan kejenuhan

2. Hambatan sosial yang bersumber dari kemampuan hubungan interpersonal.

3. Hambatan struktural yang bersumber dari kebijakan institusi dan dosen.

4. Hambatan kultural berupa sub kultur, harapan lingkungan, etos kerja, dan pola asuh orang tua.

5. Hambatan finansial yang menjadi penyebab kejenuhan.

4.4. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dilakukan setelah seluruh pengumpulan data selesai, baik dari hasil

kusioner, wawancara atau observasi. Data yang terkumpul terdiri dari dua jenis, yaitu data

kuantitaif mengenai profil kompetensi pribadi sosial santri dan data kualitatif mengenai

deskripsi pelaksanaan bimbingan pribadi sosial di pesantren.

Untuk uji lapangan dilakukan pre test dan post test terhadap subjek penelitian pada

tahap uji coba terbatas. Hasilnya diuji dengan dengan Quasi eksperimen non-parametrik, karena

jumlah subjeknya hanya 30 orang.

4.4.1. Uji Coba Model

Page 64: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

64

Untuk mendapatkan hasil pengembangan program, maka dilakukan analisis sebagai berikut:

Pada tahap ini dilakukan uji lapangan dengan melakukan pre test dan post test terhadap subjek

penelitian pada tahap uji coba terbatas. Hasilnya diuji dengan dengan Quasi eksperimen non-

parametrik, karena jumlah subjeknya hanya 30 orang. Adapun desainnya sebagai berikut.

Pre-Test Perlakuan Post-Test

T0 - T1

Selain uji statistik, pada tahap ini juga diperlukan data kualitatif, terutama untuk memperbaiki

substansi dan metodologi Program Kompetensi Pribadi Sosial bagi santri di pesantren.

4.4.2. Hasil Uji Validasi

Untuk mengetahui hasil Program Kompetensi Pribadi Sosial, maka dilakukan uji validasi

dengan menerapkan model quasi eksperimen dengan desain pretest dan post-test. Adapun

desainnya sebagai berikut.

Kelompok Pre-Test Perlakuan Post-Test

Kontrol T0 - T1

Eksperimen T0 x T1

Untuk analisis statistik menggunakan statistik parametrik, maka untuk mengetahui signifikansi

hasil validasi dilakukan uji t.

Data kuantitatif diolah dengan menggunakan analisis statistik, yaitu dengan menghitung

terlebih dahulu batas bawah terbesar dan batas atas terkecil untuk menentukan kelompok

santri dengan kategori kompetensi pribadi-sosial yang tinggi, sedang, rendah, dengan rumus:

Tinggi = apabila X > Xi + SD (0.5)

Page 65: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

2 2 2 ∑Χ = ∑Χ - ∑Χ

jdk tot jak

65

Sedang = apabila X > Xi – SD (0.5) – X > Xi + SD (0.5)

Rendah = apabila X < Xi – SD (0.5)

Keterangan:

Skor maksimal: jumlah seluruh item x nilai tertinggi

Xideal : ½ dari skor maksimal

SDideal : 1/3 dari Xideal

(Rakhmat & Solehuddin, 1998:55)

Kemudian dihitung besarnya persentase setiap kategori dengan rumus:

Skor maksimal x 100%

Skor ideal

Untuk menguji reliabilitas angket kompetensi pribadi sosial, maka digunakan metode

parohan (split half), yaitu dihitung terlebih dahulu koefisien korelasi antar skor butir pernyataan.

Rumus yang digunakan adalah product moment dari Karl Pearson, yaitu:

Untuk menguji signifikansi digunakan rumus:

(rxy)2 (N – 1)

t =

N∑XY - (∑X)(∑Y)

rxy =

Page 66: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

2 2 ( ∑Χ )2 ∑Χ = ∑Χ -

tot N

2 2 ( ∑Χ1 )2 ( ∑Χ2 )2 ( ∑Χk )2 ( ∑Χ )2

∑Χ = ∑Χ - + + -jak n1 n2 nk N

66

(1 – (rxy)2)

Selain dilakukan uji t untuk menguji signifikansi dilakukan juga analisis variansi antar

kelompok (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen) dan variansi dalam kelompok. Dalam

menghitung F rasio, variansi antar kelompok ditempatkan sebagai pembilang sedangkan variansi

dalam kelompok sebagai penyebut. Oleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok

makin menurun harga F rasio yang diperolehnya. Nilai F rasio yang diperoleh kemudian

dibandingkan dengan F tabel pada taraf nyata dan derajat bebas tertentu. Berikut langkah-

langkah dalam menghitung analisis variansi.

Langkah Pertama :

Menghitung jumlah penyimpangan kuadrat tiap skor dari rata-rata keseluruhan.

Langkah Kedua :

Menghitung jumlah penyimpangan kuadrat keseluruhan yang disebabkan penyimpangan

rata-rata kelompok dari rata-rata keseluruhan. Dinamakan jumlah kuadrat antar kelompok

Langkah Ketiga :

Menghitung jumlah penyimpangan kuadrat keseluruhan yang disebabkan penyimpangan

tiap skor dari rata-rata kelompok masing-masing. Dinamakan juga dengan jumlah kuadrat

dalam kelompok.

Langkah keempat membuat rangkuman hasil perhitungan dalam tabel analisi variansi

sebagai berikut.

1

Sumber Variansi

2

Jumlah

Kuadrat

3

Derajat

Kebebasan (d)

4

Kuadrat

Mean(M)

5

F

6

Taraf Nyata

0,05

Page 67: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

67

1. Diantara

Kelompok (ak)

2. Didalam

Kelompok (dk)

3. Keseluruhan

(total)

Untuk menganalisis data kualitatif, teknik yang digunakan yaitu analisis non-statistik,

yaitu dengan mendeskripsikan data dan memberikan makna terhadap isi data tersebut dengan

berpedoman pada model konseling kelompok yang standar digunakan baik secara teoritis

maupun praktis.

5.HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan penelitian meliputi :

1. Uji coba lapangan terbatas

Uji coba model yang telah disusun melibatkan mahasiswa Universitas Negeri

Yogyakarta. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa dan yang menjadi

peserta konseling adalah sampel yang mempunyai nilai yang tinggi dalam

permasalahan kejenuhan (burnout) belajar. Peserta konseling kelompok

sejumlah 9 orang dari berbagai program studi dan fakultas, dipimpin oleh 2

orang konselor, dan dibantu 1 orang kameraman dan 1 orang laboran.

2. Lokasi konseling kelompok

Setelah mempertimbangkan berbagai alasan, maka ditentukan lokasi untuk

pelaksanaan konseling kelompok di ruang Audio-Visual Laboratorium

Page 68: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

68

Bimbingan dan Konseling, karena ruangan AVA dianggap representatif dan

kondusif untuk melaksanakan konseling kelompok.

3. Analisi dan Revisi

Setelah selesai melakukan konseling kelompok, hasil konseling dianalisis

untuk dijadikan bahan pertimbangan dan pemikiran dalam penelitian.

5.1. FAKTOR – FAKTOR PENDUKUNG

Faktor pendukung dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian dibawah koordinasi ketua peneliti yang sekaligus sebagai ketua

Wahana Studi Pengembangan Kreativitas Universitas Negeri Yogyakarta,

sehingga pelaksanaan penelitian berjalan lancar.

2. Kemudahan kerjasama dan komunikasi yang baik dari peneliti dengan

peserta konseling

3. Ruang konseling menggunakan ruang Audio-Visual (AVA) yang sangat

representative dan kondusif untuk menjalankan konseling kelompok

4. Konseling kelompok berjalan sangat hangat dan lancar karena peserta begitu

antusias dan responsif selama pelaksanaan konseling kelompok.

5. Peserta konseling kelompok merasa ingin memecahkan masalah kejenuhan

(burnout) belajarnya, maka bersemangat dalam setiap sesi konseling.

5.2. FAKTOR – FAKTOR PENGHAMBAT

Adapun yang menjadi penghambat dalam penelitian ini adalah :

1. Pengaturan konseling kelompok mengalami hambatan karena jadwal

perkuliahan yang memasuki liburan panjang

2. Dari seluruh peserta yang dianggap memenuhi persyaratan konseling

kelompok, ada 1 peserta yang tidak bisa mengikuti konseling dikarenakan

Page 69: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

69

akan pulang ke kampong halamannya di Nusa Tenggara Barat, oleh karena

itu jumlah peserta konseling kelompok menjadi berkurang

3. Kesulitan dalam dokumentasi, dikarenakan handycam yang tersedia kurang

bagus dalam pencahayaan dan penggunaan waktu rekamnya.

4. Berdasarkan masukan dari reviewer, dalam proposal direncanakan alur

model konseling kelompok sampai model yang direkomendasikan, namun

waktu penelitian yang diberikan tidak akan mencukupi, maka disarankan

untuk lebih fokus pada penyusunan model hipotetik konseling kelompok.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil pengumpulan data, maka profil kejenuhan (burnout) belajar

mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta dapat dilihat sebagai berikut:

Kelelahan Emosi

Kelelahan Fisik

Kelelahan Kognitif

Kelelahan Motivasi

0

5

10

15

20

25

30

35

40

35.638.9

2024

ProsentaseSeries1

Diagram 1. Profil Kejenuhan (Burnout) Belajar Mahasiswa UNY

Page 70: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

70

Grafik di atas menunjukkan gambaran yang lebih spesifik tentang profil

kejenuhan belajar yang dilihat berdasarkan aspek-aspek factor penyebabnya.

Hasil perhitungan statistik menunjukkan kecenderungan factor penyebaba

kejenuhan belajar bergerak variatif. Hal ini menunjukkan arti bahwa kebutuhan

konseling kelompok sungguh penting bagi mahasiswa UNY, sehingga mereka

dapat menjalani kehidupannya sebagai manusia yang seutuhnya sesuai dengan visi

dan misi UNY dan lebih luas lagi dengan tujuan pendidikan nasional. Apalagi

berdasarkan pengakuan mereka secara langsung melalui wawancara bahwa

selama ini mereka belum mendapatkan layanan konseling kelompok

sebagaimana yang mereka harapkan dalam mengatasi kejenuhan belajar.

Untul lebih memperjelas perbedaan tingkat kejenuhan belajar

berdasarkan aspek-aspeknya, divisualisasikan pada grafik berikut.

Di bawah ini profil masing-masing indikator kejenuhan belajar mahasiswa. Faktor

kelelahan emosi dapat digambarkan sebagai berikut.

Page 71: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

71

01020304050

24 24

4035

4842

37

Diagram 2. Profil Kelelahan Emosi Mahasiswa UNY

Profil kelelahan fisik mahasiswa dapat dilihat pada diagram berikut.

0102030405060

20

4660

41

0

51

Diagram 3. Profil Kelelahan Fisik Mahasiswa UNY

Profil kelelahan kognitif mahasiswa sebagai berikut.

Page 72: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

72

Engan

belajar

Hilang h

arapan

belajar

Hilang g

airah

belajar

Merasa

terjeb

ak dala

m belajar

Sulit

konsen

trasi d

an m

udah lu

pa

Terbeb

ani d

alam bela

jar

Rendah

diri0

1020304050607080

5 822 12

72

13 12

Diagram 4. Kelelahan Kognitif Mahasiswa UNY

9. Profil kelelahan motivasi mahasiswa dapat dijelaskan pada gambar dibawah ini.

Hilang i

dealism

e bela

jar

Hilang s

eman

gat bela

jar

Mudah m

enyer

ah

Ketidak

puasan bela

jar

Hilang m

inat bela

jar0

5

1015

2025

3035

13

27

11

2833

Diagram 5. Profil Kelelahan Motivasi Mahasiswa

10. Hasil Uji Coba Model Terbatas

Page 73: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

73

Hasil uji coba model terbatas setelah adanya perlakuan, dapat dijelaskan dalam

gambar berikut:

Kelelahan Emosi Kelelahan Fisik Kelelahan Kognitif Kelelahan Motivasi0

5

10

15

20

25

30

35

2632

1418

Diagram 6. Hasil Uji Coba Model Terbatas

11. Faktor penyebab Kejenuhan Belajar

4. Karakteristik Mahasiswa 19.7%

5. Faktor Lingkungan Belajar 50.0%

6. Keterlibatan Emosional dengan Lingkungan Belajar 35.3%

12. Data Hasil Perbandingan Sebelum dan Sesudah Perlakuan Pada Sampel

NO NAMA FORMAT A FORMAT B

before after before after

G ( FISE ) 138 113 64 60

F (FBS) 129 120 64 57

L (FBS) 136 101 66 48

Y (FIK) 131 111 61 51

A (FIP) 141 96 59 41

F (FT) 136 107 63 54

Page 74: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

74

E (FMIPA) 106 92 46 41

N (FMIPA) 135 103 56 52

R (FMIPA) 131 99 62 51

Jumlah 1183 942 541 455

Rerata 131.4444 104.6667 60.11111 50.55556

Diagram 8. Hasil Perbandingan antara Sebelum dan Sesudah Perlakuan

1 2 3 4 5 6 7 8 90

20

40

60

80

100

120

140

160

FORMAT A beforeFORMAT A after

1 2 3 4 5 6 7 8 90

10

20

30

40

50

60

70

FORMAT B beforeFORMAT B after

Dari diagram diatas terlihat bahwa perlakuan (treatment) mempunyai pengaruh

menurunkan tingkat kejenuhan (burnout) belajar mahasiswa.

6.KESIMPULAN DAN SARAN

Page 75: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

75

Berdasarkan penafsiran terhadap proses penelitian dan hasil pengolahan data,

maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

6. Penelitian ini telah menghasilkan tiga jenis produk penelitian, yaitu: (a) Perangkat

instrumen Inventori Kejenuhan belajar yang sudah dibakukan dengan koefisien

validitasnya p> 0,01 sebanyak 86 item dan p> 0,05 sebanyak 38 item; koefisien

reliabilitasnya, rxx = 0,862; (b) Temuan yang menunjukkan bahwa konseling

kelompok secara signifikan mampu mengatasi kejenuhan belajar mahasiswa yang

dikuatkan dengan adanya perbedaan signifikan antara hasil pre-test dan post-test

kelompok eksperimen dengan t = 6,18, dk = 45 pada p = 0,00) dan (c) Diperolehnya

pedoman umum konseling kelompok yang dikuatkan dengan validasi terhadap

materi program konseling oleh para ahli ilmu Bimbingan dan Konseling.

7. Inventori yang digunakan untuk mengukur kejenuhan belajar menunjukkan validitas

dan reliabilitas yang sangat tinggi, baik secara konseptual, metodologi, dan bahasa,

maupun secara empirik melalui uji coba.

8. Program konseling kelompok merupakan suatu alternatif yang efektif untuk

mengatasi kejenuhan belajar yang tidak hanya didukung oleh kualitas modul atau

materinya, melainkan juga kinerjanya yang terkait dengan aktivitas konseling.

9. Ada kecenderungan bahwa kejenuhan belajar mahasiswa UNY menunjukkan

penurunan yang berarti. Bahkan yang menarik bahwa diantara mereka menunjukkan

perilaku sosial yang cukup positif.

10. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah menguji model pada lapangan

yang lebih luas agar model dapat direkomendasikan.

SINOPSIS PENELITIAN LANJUTAN

Page 76: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

76

A. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh suatu model konseling

kelompok kejenuhan (burnout) belajar pada mahasiswa. Secara khusus tujuan

penelitian adalah menemukan hal-hal berikut:

1. Tingkat kejenuhan belajar yang dialami oleh mahasiswa

2. Faktor penyebab kejenuhan belajar mahasiswa

3. Upaya mahasiswa dalam mengurangi kejenuhan belajar

4. Model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar

mahasiswa

5. Keefektifan model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout)

belajar mahasiswa

Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat dalam membantu memperkaya dan

mengembangkan khasanah teori tentang dinamika kejenuhan belajar

mahasiswa dan melengkapi berbagai model intervensi konseling untuk

mengatasi kejenuhan belajar tersebut. Disisi lain, untuk mengetahui tingkat

kejenuhan belajar mahasiswa UNY karena mahasiswa mempunyai tanggung

jawab pribadi untuk mengembangkan dirinya, mengetahui permasalahan

akademiknya dan daya psikologis yang dialami dirinya. Kondisi mahasiswa yang

mengalami kejenuhan (burnout) belajar harus segera ditangani secara pribadi

dan bersama-sama di lingkungan akademik agar tidak berkelanjutan pada

masalah lain.

Model konseling kelompok untuk mengatasi kejenuhan (burnout) belajar pada

mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta dikembangkan dibawah koordinasi

Wahana Studi Pengembangan Kreativitas (WSPK) yang mempunyai kepedulian

yang sama dalam hal meningkatkan kualitas mahasiswa agar menjadi sumber

daya yang bisa diandalkan dan professional.

Page 77: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

77

B. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Metode

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu model konseling

kelompok bagi mahasiswa yang mengalami kejenuhan (burnout) belajar,

menggunakan pendekatan penelitian dan perkembangan (research and

development)/R&D. Wahab (2005) menyatakan bahwa langkah-langkah

R&D biasanya dapat diwujudkan dengan siklus R&D yang terdiri atas

kegiatan mengkaji hasil penelitian yang terkait, mengembangkan program

atau model yang didasarkan atas temuan uji lapangan dimana studi itu akan

dilakukan. Hasil data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif-kualitatif. Pada dasarnya pendekatan penelitian dan

pengembangan dalam pelaksanaannya menggunakan sejumlah siklus

kegiatan, yang antara siklus kegiatan yang ada sangat terkait dengan siklus

kegiatan sebelumnya, yaitu survai, perencanaan, dan pengembangan,

sehingga mendapatkan model hipotetik. Siklus penelitian disajikan melalui

bagan berikut.

Adapun metode yang dipergunakan adalah : (1) metode deskriptif,

digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi

masalah kejenuhan (burnout) belajar yang dialami mahasiswa Universitas

STUDI PUSTAKA

STUDI PENDAHULUAN

PENYUSUNAN MODEL

VERIFIKASI MODEL

REVISI

UJI COBA LAPANGAN

ANALISIS DAN REVISI

MODEL HIPOTETIK

YANG DIREKOMEN

DASIKANIMPLEMENTASI MODEL

PENDAHULUAN PERENCANAAN PELAKSANAAN HASIL

Page 78: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

78

Negeri Yogyakarta tahun akademik 2007/2008; (2) metode evaluatif,

digunakan untuk mengevaluasi proses ujicoba pengembangan model

bimbingan untuk mengurangi kejenuhan belajar mahasiswa Universitas

Negeri Yogyakarta. Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba diadakan

penyempurnaan-penyempurnaan; dan (3) metode eskperimen. Digunakan

untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan dengan cara

membandingkan antara kelo kelompok eksperimen dengan kelompok

pembanding. Pemilihan kelompok ini dilakukan dengan cara acak atau

random.

2. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh mahasiswa

Universitas Negeri Yogyakarta jenjang S1. Sedangkan yang menjadi

sampelnya adalah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta jenjang S1

tahun akademik 2008/2009 semester 5 (lima) ke atas. Pertimbangan ini

dilakukan mengingat beberapa hal : (1) mahasiswa semester 5 (lima) ke atas

telah banyak mendapatkan perlakuan pembelajaran yang cukup lama; (2)

mahasiswa semester 5 (lima) ke atas telah berinteraksi dengan individu (baik

sebagai teman ataupun pengajar) dalam waktu yang relatif lama; dan (3)

mahasiswa semester 5 (lima) ke atas diprediksi telah mengetahui dan belajar

tentang cara mengurangi dampak kejenuhan dalam belajar.

C.JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan Bulan ke

Page 79: Tujuan Penelitian - Welcome to Lumbung Pustaka UNY ...eprints.uny.ac.id/26195/1/LAPORAN PENELITIAN... · Web viewOleh karenanya makin besar variansi di dalam kelompok makin menurun

79

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Studi Pustaka

2. Penyusunan instrumen

3. Pengembangan Model

4. Validasi pakar dan revisi model

5. Uji coba empirik analisis data

6. Penghalusan model beserta

manual

7. Pelaporan dan diseminasi