30
PENDAHULUAN Tumor jinak merupakan manifestasi dari kekacauan pertumbuhan kulit yang bersifat kongenital atau akuisita tanpa tendensi invasif dan metastasis dapat berasal dari vaskular dan non vaskular. Tumor jinak yang paling sering ditemukan ialah nevus pigmentosus, xantelasma, siringioma, adenoma sebaseum, trikoepitelioma, keratosis seboroik, skintag, kista, limfangioma, keratoakantoma, dermatofibroma, keloid, granuloma piogenikum dan hemangioma. Tumor jinak ini umumnya dengan tindakan bedah skalpel menghasilkan sikatriks yang secara kosmetik memuaskan. Tumor jinak multipel yang sering ditemukan setelah usia 40 tahun, ialah keratosis seboroik. Terapi yang paling murah dan mudah ialah dengan bedah listrik. Penampilan tumor jinak yang dini kadang-kadang sulit dibedakan dengan karsinoma sel basal. Tindakan bedah tumor jinak, lebih dini dilakukan akan memberikan kepuasan yang lebih optimal. Misalnya pada xantelasma, lebih dini dilakukan pengangkatannya akan memberikan hasil yang lebih baik. Tindakan bedah scalpel bila dilakukan secara lege artis umumnya tanpa ada penyulit. Untuk daerah daerah tertentu misalnya ; alis, lipatan nasolabial, teknik sayatan bukan fusiform akan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan. Di alis umumnya dibuat sayatan V dan W plasty, sedang disekitar hidung bila perlu dengan sayatan T plasty. Semua tindakan bedah ini akan memberikan hasil yang optimal bila operatornyatelah terlatih. Bedah kulit merupakan salah satu cara penyumpahan kelainan kulit, yang hendaknya 1

Tumor Dermoid

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lllll

Citation preview

Page 1: Tumor Dermoid

PENDAHULUAN

Tumor jinak merupakan manifestasi dari kekacauan pertumbuhan kulit yang bersifat

kongenital atau akuisita tanpa tendensi invasif dan metastasis dapat berasal dari vaskular dan

non vaskular. Tumor jinak yang paling sering ditemukan ialah nevus pigmentosus,

xantelasma, siringioma, adenoma sebaseum, trikoepitelioma, keratosis seboroik, skintag,

kista, limfangioma, keratoakantoma, dermatofibroma, keloid, granuloma piogenikum dan

hemangioma. Tumor jinak ini umumnya dengan tindakan bedah skalpel menghasilkan

sikatriks yang secara kosmetik memuaskan. Tumor jinak multipel yang sering ditemukan

setelah usia 40 tahun, ialah keratosis seboroik. Terapi yang paling murah dan mudah ialah

dengan bedah listrik. Penampilan tumor jinak yang dini kadang-kadang sulit dibedakan

dengan karsinoma sel basal.

Tindakan bedah tumor jinak, lebih dini dilakukan akan memberikan kepuasan yang

lebih optimal. Misalnya pada xantelasma, lebih dini dilakukan pengangkatannya akan

memberikan hasil yang lebih baik. Tindakan bedah scalpel bila dilakukan secara lege artis

umumnya tanpa ada penyulit. Untuk daerah daerah tertentu misalnya ; alis, lipatan nasolabial,

teknik sayatan bukan fusiform akan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan. Di alis umumnya

dibuat sayatan V dan W plasty, sedang disekitar hidung bila perlu dengan sayatan T plasty.

Semua tindakan bedah ini akan memberikan hasil yang optimal bila operatornyatelah

terlatih. Bedah kulit merupakan salah satu cara penyumpahan kelainan kulit, yang hendaknya

diketahui, dihayati dan dipraktekkan dengan rambu-ramb etika kedokteran.

1

Page 2: Tumor Dermoid

A. ANATOMI KULIT

Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia, yang bersifat melindungi tubuh

dari pengaruh lingkungan. Secara anatomis, kulit dibagi menjadi 3 lapisan yaitu :

1. Lapisan Epidermis

Epidermis terdiri dari:

a. Stratum korneum (lapisan tanduk)

Adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri dari beberapa lapis sel-sel

gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah menjadi

keratin (zat tanduk)

b. Stratum lusidum

Terdapat dibawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti

dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan

tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki.

c. Stratum granulosum (lapisan keratohialin)

Merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan

terdapat inti diantaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin. Mukosa

biasanya tidak mempunyai lapisan ini. Stratum granulosum juga tampak jelas di

telapak tangan dan kaki

d. Stratum spinosum (stratum malphigi)

Terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-

beda karena adanya mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung

glikogen, dan inti terletak ditengah-tengah. Sel-sel ini makin dekat ke

permukaan makin gepeng bentuknya. Diantara sel-sel stratum spinosum

terdapat jembatan-jembatan antar sel (intercelluler bridges) yang terdiri atas

protoplasma dan tonofibril atau keratin. Perlekatan antar jembatan-jembatan ini

membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Diantara sel-

sel stratum spinosum mengandung banyak glikogen.

e. Stratum basale

Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal pada

perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade). Lapisan ini

merupakan lapisan yang paling bawah. Sel-sel basal ini mengadakan mitosis

dan berfungsi reproduktif. Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel, yaitu :

- Sel-sel yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik, inti lonjong

dan besar, dihubungkan satu dengan yang lain oleh jembatan antar sel.

2

Page 3: Tumor Dermoid

- Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell merupakan sel-sel

berwarna muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap, dan mengandung

butir pigmen (melanosomes).

2. Lapisan Dermis

Adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan

ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan

folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis berisi ujung serabut saraf

dan pembuluh darah

b. Pars retikuler, yaitu bagian bawahmya yang menonjol ke arah subkutan, bagian

ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin, dan

3

Page 4: Tumor Dermoid

retikulin. Dasar (matriks) lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat

dan kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula fibroblas. Serabut kolagen

dibentuk oleh fibroblas, membentuk ikatan (bundel) yang mengandung

hidroksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat lentur dengan

bertambahnya umur menjadi kurang larut sehingga makin stabil. Retikulin mirip

kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan

mudah mengembang serta lebih elastis.

3. Lapisan subkutis

Adalah kelanjutan dermis terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak

didalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke

pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang

dipisahkan satu sama lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut

dengan panikulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan makanan. Dilapisan ini

terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Tebal tipisnya

jaringan lemak tidak sama bergantung pada lokalisnya. Di abdomen dapat mencapai

ketebalan 3 cm, didaerah kelopak mata dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini

juga merupakan bantalan. Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus

yang terletak dibagian atas dermis (pleksus superfisial) dan yang terletak di subkutis

(pleksus profunda).

Adneksa kulit

4

Page 5: Tumor Dermoid

Adneksa kulit terdiri dari kelenjar kulit (kelenjar ekrin, apokrin dan sebaseus),

rambut dan kuku.

Kelenjar kulit

Kelenjar ekrin berbentuk spiral danbermuara langsung ke permukaan kulit. Kelenjar

ini terdapat seluruh permukaan tubuh terutama di telapak tangan, kaki, dahi, dan

aksila. Sekresinya bervariasi pada tiap individu dan dipengaruhi oleh saraf

koligernik, rangsang panas, status emosional, dll. Sekretnya mengandung 99,5% air

ditambah dengan sisa elektrolit, karbohidrat, asam amino, urea, laktat, amonia,

hormon, obat, vitamin, dll. Dengan pH 4 – 6,8. Kelenjar ini terdapat di aksila, areola

mamae, anogenital, kelenjar mata, saluran telinga luar. Sekretnya ketal, mengkilat,

dipengaruhi saraf adrenergik dan ketokolamin dan pengeluaranya episodik,

meskipun diproduksi terus menerus. Kelenjar ekrin dan apokrin baru berfungsi 40

minggu setelah kelahiran. Kelenjar sebasea merupakan kelenjar hilokrin, terdapat

diseluruh permukaan kulit kecuali telapak tangan dan kaki. Sekretnya disebut

sebum, mengandung asam lemak bebas, skualen, wax esterdan kolesterol. Kelenjar

ini aktif pada bayi, berkurang pada anak dan bertambah saat pubertas.

B. FISIOLOGI KULIT

Kulit memiliki fungsi bermacam-macam untuk menyesusaikan diri dengan

lingkungannya.

a. Sebagai pelindung (proteksi)

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya

tekanan, gesekan, tarikan. Gangguan kimiawi misalnya : zat-zat kimiawi terutama

bersifat iritan, contohnya lisol, karbol, asam, dan alkali kuat lainnya yang bersifat

panas, misalnya radiasi, sengatan sinar ultra violet, gangguan infeksi luar terutama

kuman/bakteri maupun jamur. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit

terhadap pajanan sinar matahari dengan mengadakan tanning. Proteksi rangsangan

kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeabel terhadap

berbagai zat kimia dan air, disamping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang

melindungi kontak zat-zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit ini mungkin

terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum, keasaman kulit menyebabkan pH

kulit berkisar pada pH 5-6,5 sehingga merupakan perlindungan kimiawi terhadap

5

Page 6: Tumor Dermoid

infeksi bakteri maupun jamur. Proses keratinisasi juga berperanan sebagai sawar

(barrier) mekanis karena sel-sel mati melepaskan diri secara teratur.

b. Fungsi absorbsi

Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban,

metabolisme dan jenis vehikulum. Penyebaran dapat penyerapan dapat berlangsung

melalui celah antara sel, menembus sel-sel epidermis atau melalui muara saluran

kelenjar tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui

muara kelenjar.

c. Fungsi ekskresi

Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa

metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam dan amonia.

d. Fungsi persepsi

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap

rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis.

Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di papila dermis

berperan terhadap rabaan, demikian pula badan merkel Ranvier yang terletak di

epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan pacini di epidermis.

Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.

e. Fungsi pengaturan suhu tubuh

Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerut (otot

berkontaksi) pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga

memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vaskular dipengaruhi

oleh saraf simpatis (asetilkolin). Pada bayi biasanya dinding pembuluh darah belum

terbentuk sempurna, sehingga terjadi ekstravasasi cairan, karena itu kulit bayi tampak

lebih edematosa karena lebih banyak mengandung air dan Na.

f. Fungsi pembentukan pigmen

Sel pembentuk pigmen (melanosit) ,terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari

rigi saraf. Perbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah 10:1. Jumlah melanosit

dan butiran pigmen (melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu.

Melanosom dibentuk oleh alat Golgi dengan bantuan enzim tirosinase, ion Cu dan O2.

Pajanan terhadap sinar matahari mempengaruhi produksi melanosom. Pigmen

disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit sedangkan lapisan kulit

dibawahnya dibawa oleh sel melanofag (melanofor). Warna kulit tidak sepenuhnya

6

Page 7: Tumor Dermoid

dipengaruhi oleh pigmen kulit, melainkan juga oleh tebal, tipisnya kulit, reduksi Hb,

oksi Hb, dan karoten.

g. Fungsi Keratinin

Lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama yaitu keratinosit, sel

langerhans, melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan,

sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel

spinosum, makin keatas sel menjadi semakin gepeng dan bergranula menjadi sel

granulosum. makin lama inti menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang

amorf. Proses ini berlangsung terus-menerus seumur hidup dan sampai sekarang

belum sepenuhnya dimengerti. Proses ini berlangsung selama 14 sampai 21 hari dan

memberi perlindungan terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.

h. Pembentukan vit D

Pembentukan vit D berlangsung pada stratum spinosum dan stratum basale yaitu

dengan mengubah 7 hidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.

7

Page 8: Tumor Dermoid

Beberapa penyakit yang termasuk dari tumor pada kulit ialah :

a. NEVUS PIGMENTOSUS

Nevus pigmentosus merupakan tumor jinak yang tersusun dari sel-sel nevus.

Kelainan kulit yang disertai pigmentasi merupakan masalah yang banyak ditemukan

di klinik, salah satunya adalah nevus pigmentosus. Hampir setiap orang mempunyai

nevus, sedangkan nevus yang mengalami perubahan mempunyai resiko 400 kali lebih

tinggi untuk menjadi ganas.

- ETIOLOGI

Sel-sel nevus kulit berasal dari neural cest, sel-sel ini membentuk sarang-sarang

kecil pada lapisan sel basal epidermis dan pada zona taur dermoepidermal. Sel-sel ini

membelah dan masuk dermis dan membentuk sarang-sarang pada dermis.

- MANIFESTASI KLINIK

Nevus pigmentosus dapat terjadi di semua bagian kulit tubuh termasuk membrana

mukosa dengan permukaan tubuh. Lesi dapat datar, papuler atau papilomatosa,

biasanya berukuran 24mm namun dapat bervariasi dari sebesar peniti sampai sebesar

telapak tangan. Pigmentasi juga bervariasi dari warna kulit sampai coklat kehitaman.

Nevus pigmentosus kongenital merupakan nevus yang terdapat sejak lahir atau

timbul beberapa bulan setelah kelahiran. Menurut ukurannya dapat dibagi menjadi 3

kelompok : lesi kecil bila diameter nevus lebih kecil dari 1,5cm sampai dengan 20cm

dan lesi luas bila bergaris tengah dari 20cm.

Nevus sebaseus Jadassohn (NSI) adalah lesi hamartomatosa yang berbatas tegas,

sebagian besar terdiri dari kelenjar sebasea dan biasanya timbul di wajah dan kulit

kepala. Nevus ini jarang berhubungan dengan bermacam-macam defek ektodermal

dan mesodermal.

8

Page 9: Tumor Dermoid

Nama lain adalah nevus sebasea, nevus sebaseus linearis, hiperplasia kelenjar

sebasea kongenital, hamartoma kelenjar sebasea, adenoma sebasea sirkumskripta, pilo

syringo sebaseus nevi, nevus organois dan nevus epiteliomatosus sebaseus kapitis.

NSJ merupakan pertumbuhan yang jarang ditemukan. Didapatkan pada kurang

lebih 0,3% dari seluruh neonatus dengan angka kejadian yang sama pada laki-laki dan

wanita. Tidak didapatkan fakotr rasial/etnik, familial atau faktor genetik. NSJ

dikatakan berasal dari sel germinativum dari lapisan basal epidermis embrionik yang

mempunyai potensi untuk berdiferensiasi menjadi tipe tumor epitelial.

Gambaran klinis NSJ biasanya berupa lesi yang soliter atau multipel berbentuk

plakat yang berbatas tegas berwarna kuning kecoklatan, orange, atau merah

mengkilat,verokosus dengan diameter bebrapa milimeter sampai beberapa sentimeter.

Lesi paling sering terdapat pada kepala dapat juga pada wajah, leher dan batang

tubuh. Nevus ini biasanya tampak pada saat lahir atau beberapa waktu kemudian.

Pada masa kanak-kanak sampai sebelum pubertas lesi biasanya berbentuk datar, tetapi

akan tumbuh menjaddi verokosus dan lebih tebal, menetap seumur hidup dan

menimbulkan alopesia. Lesi NSJ yang luas dan linier dikenal dengan sindrom nevus

sebaseus, menunjukkan kelainan-kelainan sistemik seperti epilepsi, retardasi mental,

kelainan sistem saraf kelainan tulan, kelainan mata dan ginjal.

Sindrom nevus epidermal (SNE) atau disebut juga organois nevus phakomatosis,

Schimmerlpenning, sindrom Feuerstein dan Mim serta sindrom solomon merupakan

suatu sindrom kongenital didapt yang diturunkan secara autosomal dominan. Penyakit

ini ditandai adanya kelaian kulit berupa nevus epidermal yang berhubungan dengan

berbagai kelainan pada sistem organ lain yaitu susunan saraf pusat, skletal,

kardiomaskular, mata dan urogenital.

Penyebab SNE belum diketahui dengan pasti, namun diduga karena adanya

kesalahan migrasi dan perkembangan jaringam embrionik atau terjadinya kesalahan

pada proses pemisahan ektoderin dari neural tube.

Penyakit ini lebih sering disertai dengan kelainan skletal, sarat dan mata. Kelainan

skeletal ditemukan pada 15-70% pasien, kelainan neurologik ditemukan pada 15-50%

pasien dengan kelainan mata ditemukan pada 9-30% pasien. Sindrom nevus

epidermal merupakan suatu kasus yang jarang ditemukan, angka kejadiannya hanya

9

Page 10: Tumor Dermoid

16% dari seluruh kasus nevus epidrmal. Penyakit ini dapat ditemukan sejak lahir

hingga usia 40 tahun dengan perbandingan yang sama antara laki-laki dan perempuan.

Pemeriksaan histopatologi selain memerlukan waktu juga tidak semua pasien

setuju untuk biopsi. Pada keadaan biopsi tidak dapat dilaksanakan, diperlukan suatu

cara untuk lebih mendekato diagnosis histopatologi berddasarkan hal tersebut makan

dikembangkan alat yang disebut surface microscopy dengan menggunakan tehnik

mikroskop epiteuminesen. Tehnik ini non invasive yang memungkinkan untuk

melihat secara in vivo gambar histomorfologi kulit dan memberikan harapan bagi

para klinis untuk membuat diagnosis kelaina pigmentasi kulit secara lebih akurat.

Apabila gambaran klinis nevus bias dipertajam dengan tehnik epiluminesenm maka

banyak manfaat yang akan didapat.

- DIAGNOSIS BANDING

o Melanoma maligna

o Nevus sel epiteloid

o Histiositoma

o Keratosis seboroik berpigmen

- PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak diperlukan pengobatan. Namun bila menimbulkan masalah

secara kosmetik atau sering terjadiiritasi karena gesekan pakaian , dapat dilakukan

bedah eksisi. Bila ada kecurigaan ke arah keganasan dapat dilakukan dengan

pemeriksaan histopatologi.

- PROGNOSIS

Pada umumnya baik. Tetapi pada nevus junctional dan nevus compound harus

mendapat perhatian karena ada kemungkinan berubah menjadi ganas.

b. XANTHELASMA

Bentuk ini adalah bentuk yang paling sering ditemukan diantara xantoma, terdapat

pada kelopak mata, khas dengan papula/plak yang lunak memanjang berwarna kuning-

orange, biasanya pada kantus bagian dalam. Khas juga, panjang lesi 2-3 cm dan biasanya

10

Page 11: Tumor Dermoid

simetris yang condong menetap, berlanjut, multiple dan bersatu. Seringkali xanthelasma

disertai dengan tipe xantoma yang lain, tetapi umumnya berdiri sendiri.

Kelainan ini terlihat pada umur pertengahan. Biasa ditemukan pada wanita yang

menderita penyakit hati dan bilier. Xantelasma juga dapat terlihat pada bermcam

hiperpoproteinemia familier, teristimewa pada hiperkolesterolemia. Juga biasa ditemukan

pada xantoma planum generalisata, oenyakit obstruksi hepar miksedema, diabetes

fitosterolemia.

- DIAGNOSIS

Diagnosis klinik xantoma primer sangat khas. Pada pemeriksaan ditemukan macula,

papula, plak atau nodula yang berwarna kekuning-kuningan dan pada anamnesa

ditemukan adanya anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.

Disamping itu tanda dan gejala klinis yang khas untuk pengobatan perlu dilakukan

pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan total kolesterol trigliserida HDL dan

LDL kolesterol dan total lipid untuk menetapkan diagnosis berdasarkan pembagian

Frederickson dan Patker

- PENATALAKSANAAN

Pengobatan yang berhasil pada xantelasma hanya pembedahan. Pengobatan juga

berhasil dengan fulgurasi, kauter dengan asam trikorasetik, laser CO2 dan cara

lainnya. Semua pengobatan ini tidak menjamin bahwa tidak akan timbul lesi yang

baru. Tetapi obat dan makanan juga dilakukan untuk menjaga agar penyakit jangan

sampai berlanjut ke tingkat yang lebih parah atau fatal. Terapi yang ideal adalah terapi

11

Page 12: Tumor Dermoid

genetik. Terapi makanan dan obat disesuaikan dengan klasifikasi

hiperlipoproteinemia yang dikemukakan oleh Frederickson dan parker yaitu :

Pada tipe I Frederickson, makanan yang diberikan rendah lemak dan obat

asam nikotinar. Tipe 2a dan 2b dan tipe 3, makanan yang diberikan harus rendah

kalori, rendah karbohidrat, rendah alkohol, rendah kolesterol, lemak tidak jenuh dan

rendah lemak jenuh. Obat yang diberikan klofibrat, khlestiramin, kolestipol, klofibrat,

gemfibrosil. Pada tipe 4 dan 5 makanan yang diberikan rendah kalori, rendah

karbohidrat, rendah lemak dan rendah alkohol. Obat yang diberikan gemfibroskl dan

klofibrat. Pada tipe campuran dianjurkan makanan rendah kolesterol, lemak tak jenuh,

rendah kalori.

c. SIRINGOMA

Siringoma adalah tumor jinak adenoma duktus kelenjar ekrin intraepidermis dan

digolongkan dalam less mature tumors. Terdapat 2 bentuk klinis, namun ada yang

mengatakan menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Siringoma periorbital (Periorbital Syringoma)

2. Siringoma eruptif (Eruptive syringoma, Eruptive hidradenoma,

Disseminated syringoma)

3. Varian lain ; bentuk linear unilateral atau distribusi nevoid, terbatas linear,

terbatas pada scalp, terbatas pada vulva, terbatas pada ekstremitas distal,

lichen plants-like tipe milia

Bentuk klinis tersering atau pada umumnya ialah periorbital dan tempat predileksi

tersering mula timbilnya di periorbita inferior/kelopak mata bagian bawah. Lebih

banyak dijumpai pada wanita dibandingkan pria, dengan awitan wanita usia tersering

ialah pubertas, namun penulis lain menyebutkan dapat timbul pada semua kelompok

usia.

- GAMBARAN KLINIK

Gambaran klinis lesi ialah papul-papul datar lunak/padat lunak, diameter 1-2mm/2-

3mm dengan warna umumnya seperti warna kulit (Skincolored) atau sedikit kekuningan

tapi dapat pula agak merah muda atau bahkan kecoklatan yang tersebar khususnya

didaerah kelopak mata, leher, serta dapat pula bentuk generalisata yaitu pda dada, daerah

12

Page 13: Tumor Dermoid

epigastrik atau abdomen dan bahkan dapat pula didaerah penis vulva serta jari-jarin

tangan. Gambaran histopatologis siringoma ialah ditemukan sejumlah besar duktus kecil

dalam stroma fibrosa dengan dinding terdiri dari 2 baris sel epitel yang pada banyak kasus

sel-sel tersebut piph atau gepeng. Kadang-kadang sel-sel epitel pada baris dalam tampak

berongga. Lumen duktus mengandung debris amorfik. Juga ditemukan adanya epitel

strand yang solid dan basofilik diluar duktus. Kadang-kadang dekat epidermis dijumpai

kista duktus yang didalam luminanya dipenuhi dengan keratin dan dibatasi dengan sel-sel

yang mengandung granula keraatohialin. Kista keratin ini mnyerupai milia dan terkadang

mengalami ruptur sehingga menimbulkan reaksi benda asing. Dalam keadaan jarang, sel-

sel tumor tampak seperti clear cells sebagai akibat akumulasi glikogen. Untuk

memastikan asal tumor yaitu diferensiasi ekrin dapat dibuktikan dengan pemeriksaan

imunohistokimiawi.

- DIAGNOSIS BANDING

o Milia

o Angiofibroma

o Hyperplasia sebasea

o Xanthoma eruptif

o Hidrostoma

o Akne vulgaris

- PENATALAKSANAAN

Pengobatan pilihan ialah destruksi tumor anatara lain dengan cara kuretase, dapat pula

dilakukan kauterisasi kimiawi, biopsi plong, elektrodesikasi dan laser CO2 defocused

beam. Beberapa tehnik pengobatan siringoma belakangan ini banyak dikembangkan

antara lain elektrodesikasi dengan menggunakan short burst high frequency low

voltage intralesional dengan memakai elektroda jarum halus atau jarum epilasi atau

13

Page 14: Tumor Dermoid

scanned CO2 laser dan kombinasi laser CO2 vaporisasi dengan aplikasi asam

trikloroasetat 50 memberikan hasil yang cukup memuaskan tanpa jaringan parut dan

bebas lesi 24 bulan hingga 4 tahun. yang utama dalam penatalaksanaan siringoma ini

ialah memberikan keyakinan pada penderita bahwa kelainan ini tidak membahayakan

sehingga tidak diperlukan tindakan agresfi.

d. TRIKOEPITELIOMA

Trikoepitelioma adalah suatu tumor folikuler jinak apparatus pilosebaseus

dapat berbentuk soliter maupun multipel. Tumor ini pertama kali ditemukan oleh

Brookw pada tahun 1892 dengan nama Epithelioma adenoids cysticum.

Trikoepiteliuma multipel biasanya diturunkan secara autosomal dominan. Sedangan

bentuk soliter biasanya non herediter. Lesi-lesi ini mulai muncul semasa anak-anak

dan akan menetap dan bertambah banyak setelah dewasa. Umumnya dijumpai lebih

banyak dari wanita dibandingkan pria. Tempat predileksi tersering adalah wajah

terutama pada lipatan nasolabia, kelopak mata dan bibi atas. Selain itu juga dapat

mengenai kulit kepala leher dan badan bagian atas. Tumor ini berukuran antara 2-

3mm bentuk lesi dapat berupa papula nodul yang multipel permukaan halus,

mengkilat warnanya seperti kulit normal dengan konsistensi padat. Distribusi simetris

dan untuk lesi yang lebih besar dapat berwarna kekuning-kuningan atau pink.

Sedangkan bila lesi soliter secara klinik mirip karsinoma sel basal bila lesinya

berulserasi atau tumbuh terus.

Sinonim dari Trikoepitelioma adalah adenoids sistikum, trikoepitelioma

papulatum multipel, epitelioma sistikum begina multipel, adenoma sebasea of Balzer.

Tumor ini diduga berasal dari sel basal pluriputensial yang berdiferensiasi ke arah

struktur rambut sehingga diberi nama Trikoepitelioma. Penyakit ini diturunkan secara

dominan autosom sekitar 50-66% dari kasus ditemukan riwayat keluarga dengan

penyakit seperti ini. biasanya timbul pada masa kanak atau pubertas, meningkat sesuai

umut dan lebih sering terdapat pada wanita. Sebagian diagnosis banding

trikoepitelioma adalah adenima sebaseus, silindroma dan siringoma beberapa

diantaranya mirip milia. Tumor ini meskipun asimtomatik namun secara kosmetik

sangatlah menganggu penampilan penderita.

Pada pemeriksaan histopatologi, terdapat pulau-pulau epitel solid dengan

palisade di perifer dan stroma finrosa matur yang terbatas tegas, kista-kista keratin

14

Page 15: Tumor Dermoid

serta pulau-pulau basaloid yang bagian tengahnya mengalami keratinisasi yang kasar

kista keratin dikelilingin sarang epitel padat dan teruntai. Struktur epitel merupakan

folikel-folikel rambut yang abortif.

- PENATALAKSANAAN

Cara yang dapat digunakan antara lain bedah eksisi, demabrasi, elektrodesifikasi,

elektrofulgurasi dan bedah suku dengan nitrogen cair, serta laser CO2

e. VERUKA VULGARIS

Bentuk ini paling sering ditemui pada anak-anak tetapi dapat juga pada orang dewasa.

Tempat predileksi utamanya adalah ekstremitas bagian ekstensor. Pada anak, lesinya

timbul multipel dan cepat meluas karena autokulasi atau garukan sedang pada orang

dewasa lesi ini jarang didapatkan dalam jumlah banyak.

Pada keadaan awal, ukurannya biasanya hanya sebsar pentol jarum dengan

permukaan halus dan mengkilat. Dalam waktu beberapa minggu atau bulan akan

membesar dan permukaanya menjadi kasar, berwarna abu-abu kecoklatan atau

kehitaman. Kadang-kadang beberapa lesi bergabung satu sama lain, menikbulkan plak

verukosa.

- PENATALAKSANAAN

Dapat dilakukan bermacam-macam tindakan yang bertujuan mendestruksi lesi.

1. Bedah listrik

2. Memakai bahan kaustik seperti lauran perak nitrat 25%, TCA (Trichlor

Acetic Acid), dan Fenoil likuefaktum

3. Bedah scalpel

4. Bedah beku seperti N2 dan N2O

15

Page 16: Tumor Dermoid

f. KERATOSIS SEBOROIKA

Keratosis seboroika adalah tumor jinak kulit yang berasal dari epidermis dan

keratin menumpuk diatas permukaan kulit sehingga memberikan gambaran yang

(menempel) sering dijumpai pada orang tua usia 40-50 tahun, terutama pada berkulit

putih.

Etiologi tidak diketahui pasti diduga ada kecenderungan familial dan

diturunkan secara autosomal dominan. Beberapa pendapat mengklasifikasin seperti

nevus epidermal pada stadium lanjut oleh karena memiliki gambaran klinis dan

histologi yang sama. Keratosis seboroika dapat merupakan komponen dari sindrome

Lese-Trelat yang banyak dan cepat berkembang, disertai gatal, leukemia dan limfoma.

Keratosis seborika biasnaya dimulai dengan lesi datar, berwarna coklat muda

sampai tua berbatas tegas dengan pemukaan licin seperti lilin atau hiperkeratotik bisa

mengelupas berulangkali. Diameter lesi bervariasi biasanya antara milimeter sampai 3

cm. Lama kelamaan lesi akan menebal dan memberi gambaran yang khas yaitu

menempel (stuck on) pada permukaan kulit. Lesi yang telah berkembang penuh sering

tampak mengalami pigmentasi yang gela[ dan tertutup oleh skuama berminyak.

Bentuk klinis yang lain berupa nodul soliter berwarna coklat kehitaman dengan

tumpukan keratin. Bentuk seperti papel kecil bertangkai biasanya pada leher dan

daerah aksila. Predileksi pada daerah seboroika yaitu dada punggung, perut, wajah

dan leher.

Makna klinis dari penyakit ini adalah bersifat kosmetik dan juga mungkin

mengacaukan dengan lesi yang mungkin membahayakan/keganasan. Secara

histopatologis epidermis mengalami hiperkeratosis, akantosis dan papilomatosis

dengan batas bawah tumor terletak segaris dengan epidermis normal. Epidermis yang

mengalami akantosis memperlihatkan pola seluler yang terorganisasi dengan baik,

terutama proliferasi sel basal dengan keratin.

16

Page 17: Tumor Dermoid

- DIAGNOSIS BANDING

o Melanoma maligna

o Epitelioma sel basa; berpigmen

o Nevus pigmentosus

- PENATALAKSANAAN

Karena letaknya yang superfisial pengobatannya mudah dihilangkan dengan

kuretasi, having, elektrodesikasi, eksisi, dermabrasi, bedah beku dengan nitrogen

selama 15-22 detik dan laser.

g. SKIN TAG

Diantara sekian banyak tumor jinak kulit, salah satu tumor jinak kulit yang

ditemukan adalah skin tag. Skin tag adalah tumor jinak kulit yang berasal dari

jaringan ikat. Banyak didapat pada usia pertengahan dan orang tua umumnya pada

wanita. Faktor penyebab yang pasti dari kelainan ini belum diketahui. Faktor

predisposisi antara lain obesitas dan kehamilan. Kelainan ini sering pada daerah

intertriginosa (aksila dan lipat paha) tetapi pada umumnya didaerah leher.

Sinonimnya antara lain Acrochordon, Cutaneous papiloma, Soft warts,

fibroma durum, Fibroma molle, cutis pendula, fibroepityhelial polyps, Fibroma

pendularis, soft fibroma. Pada gambaran klinis didapatkan bentu lesi bulat/oval

bertangkai, bisanya melekat pada dasar kulit, lunak tidak elastis dengan ukuran <1,0

mm sampai >10mm. Berwarna kuning kecoklatan atau merah daging. Gambaran

histologi ditemukan epidermis tipis, lapisan sel basal rata dan kadang mengalami

hiperpigmentaso.

17

Page 18: Tumor Dermoid

- DIAGNOSIS BANDING

o Keratosis seboroik

o Nevus melanosit

o Moluskum kontagiosum

o Colored dermal nevocytic nevi

- PENATALAKSANAAN

Pengobatan yang paling mudah dan tanpa anastesi dengan scissor snip excision.

Lesi kecil dapat diterapi dengan elektrodesifikasi. Untuk lesi yang >2cm harus di

eksisi. Kadang dapat terjadi resolusi spontan, tetapi biasanya menetap dalam

waktu lama kecuali jika mendapat pengobatan.

h. DERMATOFIBROMA

Dermatofibroma merupakan nodul derma jinak yang dibentuk oleh proliferasi

fokal fibrolas atau histiosit. Lebih tampak sebagai proses reaftid daripada neoplasma

yang sebenarnya. Biasanya berhubungan dengan proliferasi ringan dari epidermis

diatasnya. Sering dijumpai pada orang dewasa usia pertengahan, tetapi dapat terjadi

pada semua usia dan wanita lebih banyak daripada pria. Penyebabnya tidak diketahui

secara pasti, namun diduga dari proses reaftif terhadap trauma seperti tusukan jarum,

garukan atau gigitan nyamuk.

- MANIFESTASI KLINIK

Ditandai adanya nodul intrakutan yang lonjong samapi bulat, soliter dapat pula

multipel, konsistensi keras, berwarna coklat tua kemerahan atau kadang-kadang

kekuningan dengan diameter biasanya kurang dari 1cm. Permukaan agak menonjol,

berbentuk kubah, tetapi kadang-kadang tumor akan melekuk kebawah permukaann

kulit dan melekat erat pada kulit diatasnya, tetapi mudah digerakkan dari jaringan di

permukaan lesi dapat halus atau sedikit kasar.

Tumor dapat dijumpai pada semua bagian tubuh, namun paling sering

dijumpai pada ekstremitas, khususnya pada permukaan anterior kaki. Secara subjektif

tumor ini asimtomatik, tidak ada perubahan selama perjalanan klinik dan biasanya

menetap walaupun kadang-kadang dijumpai adanyan involusi spontan.Pada gambaran

histopatologi menunjukkan gabungan dari fibrolas,kolagen muda, kolagen matur,

kapiler dan histiosit. Pada dasarnya dermatofibroma dapat dibedakan dalam dua

18

Page 19: Tumor Dermoid

bentuk yaitu bentuk fibrosa yang tersusun sebagain besar oleh fibroblas dan kolagen

serta bentuk seluler yang tersusun sebagian besar oleh figosit yang berupa istiosit.

Jarang ditemukan bentuk campuran yangs ering dijumpai adalah bentuk fibrosa.

Beberapa ahli menambahkan bentuk lain yaitu be tuk vaskuler yang tersusun sebagian

besar oleh kapiler sehingga di kenal sebagai hemangioma sklerosing. Epidermis diatas

kesi mengalami hiperplasti, pemanjangan rate ridge yang reguler dan hiperpigmentasi

sel-sel basal, sehingga perubahan epidermis ini mirip dengan keratosis seboroika atau

epitelioma sel basal.

Sel-sel fibroblas pada dermatofibrosa tampak berinti memanjang dengan

sitoplasma sangan sedikit, kebanyakan serabut kolagen masih mudah dan tersusun

individual tidak dalam kelompok. Serabut kolagen ini tersusun berhubungan satu

sama lain beranatomosis sehingga berbentuk seperti anyaman. Pada dermatofibroma

seluler, sel-sel berinti bula atau lonjing dan besar serta sitoplasma yang jelas, kadang-

kadang dijumpai timbunan lipid atau hemosididerin pada sel-sel tersebut sehingga

dibentuk sel raksasa Touton.

- DIAGNOSIS BANDING

o Histiositoma

o Leiomioma

o Neurofibroma

o Keloid

o Nevu nevosotik

- PENATALAKSANAAN

19

Page 20: Tumor Dermoid

Pada umumnya lesi tidak memerlukan pengobatan. Namun bila diperlukan dapat

dilakukan eksisi atau injeksi steroid lokal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Silver, SG, HO.VC ; Benign Epithelial Tumors in Fitzpatrich T.B, Eisen,A.Z Wolf K,

Freedbergm IM, Austen, KE : Dermatology in General Medicine, 6th ed, McGraw-

Hill, New York, 2003

2. Koh, H.K, Bhawan, J : Tumors of the skin, in Moschella, SL, Hurley, HJ :

Dermatology 3rd ed. WB Sauders, Co. Philadelphia, 1992

3. www.emedicine.com

20