24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem organ dalam tubuh manusia ada beberapa macam, diantaranya adalah sistem muskuloskeletal. Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh, membantu proses pergerakan, serta melindungi organ-organ tubuh yang lunak. Komponen utama dari sistem muskuloskeletal merupakan jaringan ikat. Sistem ini terdiri atas tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur tersebut (Patofisiologi, 2002). Dari berbagai macam jaringan yang menyusun sistem ini, bermacam-macam pula gangguan yang dapat ditimbulkan. Salah satu gangguan itu yaitu Benigna Bone Tumor and Maligna Bone Tumor. Tumor ini sering terjadi pada anak-anak, karena sifatnya yang jinak tumor ini tidak berbahaya. Tumor-tumor jaringan lunak merupakan suatu golongan heterogen kelainan-kelainan yang berasal dari jaringan asal mesodermal. Dalam jaringan ini termasuk organ gerak, seperti otot-otot dan tendon, kapsula, sendi dan juga semua struktur lemak dan jaringan ikat penyangga, yang berada diantara komponen- komponen epitelial dan di sekitar organ-organ. Sering juga kelainan yang berasal dari struktur mesenkimal, tetapi yang terletak dalam organ tertentu, dibicarakan dan ditangani sebagai kelainan organ-organ itu dan tidak dimasukkan dalam golongan tumor jaringan lunak.

tumor tulang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: tumor tulang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem organ dalam tubuh manusia ada beberapa macam, diantaranya

adalah sistem muskuloskeletal. Sistem muskuloskeletal merupakan

penunjang bentuk tubuh, membantu proses pergerakan, serta melindungi

organ-organ tubuh yang lunak. Komponen utama dari sistem

muskuloskeletal merupakan jaringan ikat. Sistem ini terdiri atas tulang,

sendi, otot rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan-jaringan khusus

yang menghubungkan struktur-struktur tersebut (Patofisiologi, 2002).

Dari berbagai macam jaringan yang menyusun sistem ini, bermacam-

macam pula gangguan yang dapat ditimbulkan. Salah satu gangguan itu

yaitu Benigna Bone Tumor and Maligna Bone Tumor. Tumor ini sering terjadi

pada anak-anak, karena sifatnya yang jinak tumor ini tidak berbahaya.

Tumor-tumor jaringan lunak merupakan suatu golongan heterogen kelainan-

kelainan yang berasal dari jaringan asal mesodermal. Dalam jaringan ini

termasuk organ gerak, seperti otot-otot dan tendon, kapsula, sendi dan juga

semua struktur lemak dan jaringan ikat penyangga, yang berada diantara

komponen-komponen epitelial dan di sekitar organ-organ. Sering juga

kelainan yang berasal dari struktur mesenkimal, tetapi yang terletak dalam

organ tertentu, dibicarakan dan ditangani sebagai kelainan organ-organ itu

dan tidak dimasukkan dalam golongan tumor jaringan lunak.

Tumor tulang Benigna dan Maligna memiliki prevalensi yang jarang

(kurang dari 1% dari seluruh kasus tumor), namun tumor ini mengakibatkan

dampak yang cukup fatal bagi penderitanya. Penderita tumor tulang

seringkali merasakan nyeri yang hebat bahkan pasien tidak mampu

menjalankan aktivitasnya. Selain itu penderita juga dapat berisiko

mengalami cidera akibat fraktur patologik.

Peran perawat dalam penyembuhan dan perawatan klien sangat

dibutuhkan, karena umumnya pada pasien tumor tulang ini pasien

Page 2: tumor tulang

mengalami kesulitan bergerak. Bahkan efek dari tindakan medis juga cukup

mengganggu, misalnya pada kemoterapi dan pembedahan. Oleh karena itu

perawat juga harus mengetahui tumor tulang Benigna dan Maligna secara

menyeluruh. Hal ini ditujukan agar perawat mampu bertindak secara

profesional dalam asuhan keperawatan dan memberikan perawatan yang

supportif pada penderita tumor tulang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi Tumor tulang?

2. Apakah definisi Tumor tulang Benigna dan Maligna?

3. Bagaimana angka kejadian Tumor tulang Benigna dan Maligna di

dunia?

4. Apa saja etiologi Tumor tulang Benigna dan Maligna?

5. Apa saja faktor risiko terjadinya Tumor tulang Benigna dan Maligna?

6. Apa saja jenis-jenis Tumor tulang Benigna dan Maligna?

7. Bagaimana patofisiologi Tumor tulang Benigna dan Maligna?

8. Bagaimana manifestasi klinis Tumor tulang Benigna dan Maligna?

9. Bagaimana penatalaksanaan medis Tumor tulang Benigna dan

Maligna?

10. Bagaimana Web of Caution Tumor tulang Benigna dan Maligna?

11. Bagaimana Asuhan Keperawatan klien dengan Tumor tulang

Benigna dan Maligna?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Menjelaskan patofisiologi dan asuhan keperawatan Tumor tulang

Benigna dan Maligna.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menjelaskan definisi Tumor tulang.

2. Menjelaskan definisi Tumor tulang Benigna dan Maligna.

3. Mengetahui angka kejadian Tumor tulang Benigna dan Maligna.

Page 3: tumor tulang

4. Menjelaskan etiologi Tumor tulang Benigna dan Maligna.

5. Menjelaskan faktor risiko terjadinya Tumor tulang Benigna dan

Maligna.

6. Menjelaskan jenis-jenis Tumor tulang Benigna dan Maligna.

7. Menjelaskan patofisiologi Tumor tulang Benigna dan Maligna.

8. Menjelaskan manifestasi klinis Tumor tulang Benigna dan Maligna.

9. Menjelaskan penatalaksanaan medis Tumor tulang Benigna dan

Maligna.

10. Menjelaskan Web of Caution Tumor tulang Benigna dan Maligna.

11. Menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dengan Tumor

tulang Benigna dan Maligna.

1.4 Manfaat

1. Pembaca dapat memahami definisi, etiologi, faktor risiko, manifestasi

klinis, penatalaksanaan medis, serta patofisiologi Tumor tulang

Benigna dan Maligna.

2. Pembaca khususnya mahasiswa keperawatan memahami asuhan

keperawatan pada klien dengan Tumor tulang Benigna dan Maligna.

3. Perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat pada

klien dengan Tumor tulang Benigna dan Maligna.

Page 4: tumor tulang

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang

Tulang adalah bahan yang hidup dan tumbuh yang mempunyai

kerangka protein dan diperkuat kalsium, di mana lapisan luar tulang

mempunyai saraf dan jaringan pembuluh darah yang kecil. Tulang terdiri

atas 3 komponen yaitu korteks, spongiosa, dan periusteum. Dikenal juga

sebagai osseus tissue, yaitu sejenis endoskeletal keras yang menjadi

jaringan penghubung yang ditemukan pada banyak hewan vertebrata

(bertulang belakang). Ada beberapa jenis sel penyusun tulang yaitu,

osteoblas, osteosit, dan osteoklas. Osteoblas berfungsi sebagai sintesis

kolagen dan substansi dasar serta mengangkut mineral untuk kalsifikasi.

Osteosit berfungsi membentuk dan meresorbsi tulang. Sedangkan Osteoklas

bersama hormon paratiroid meresorbsi tulang.

Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan dan kemudian

berlangsung terus sampai decade kedua dalam susunan yang teratur. Organ

ini merupakan organ yang mendukung struktur tubuh, melindungi organ-

organ internal, serta memungkinkan pergerakan atau perpindahan. Otot-otot

skeletal (kerangka) melalui tendon (urat daging) menghubungkan tulang-

tulang panjang, dan ligamen (ikatan sendi tulang) menghubungkan tulang

dengan tulang sendi. Pada sumsum tulang merah (pada matriks tulang

spongy) diproduksi sel darah merah, sementara pada diaphysis diproduksi

sel darah putih. Secara umum, kerangka tubuh manusia dewasa terdiri dari

206 tulang

Terdapat dua hormon yang sangat berpengaruh pada proses

pembentukan dan reabsorbsi tulang yaitu hormon paratiroid dan kalsitonin.

Hormon paratiroid berfungsi untuk mengabsorbsi garam kalsium dari tulang

dan menyuplainya dalam darah, sedangkan hormon kalsitonin berlawanan

Page 5: tumor tulang

dengan efek paratiroid yaitu mengambil garam kalsium dari darah dan

sistem pencernaan.

2.2 Tumor Tulang

Tumor tulang adalah pertumbuhan abnormal pada sel-sel (neoplasma)

di dalam tulang yang kemungkinannya benigna (non kanker) atau maligna

(kanker). Neoplasma adalah masa abnormal dari jaringan, yang

pertumbuhannya pesat dan tidak terkoordinasi dari pada jaringan normal

dan berlangsung lama serta berlebihan setelah perhentian stimulus yang

menimbulkan perubahan tersebut (Robin 1999, 261, basic of pathology

disease).

Tumor tulang ini dapat di bedakan menjadi dua yaitu:

1. Tumor tulang primer

Tumor tulang primer merupakan tumor tulang yang berasal dari

dalam tulang itu sendiri.

2. Tumor tulang sekunder

Tumor tulang sekunder merupakan tumor tulang yang berasal

dari metastase tumor yang berasal dari organ/bagian tubuh yang

lain, misalnya pada tumor tulang yang terjadi dari tumor

payudara, prostase, paru-paru. Terutama sekali tumor yang

berada pada akses utama sistem vaskuler.

2.3 Tumor Tulang Benigna dan Maligna

2.3.1 Definisi Tumor Tulang Benigna dan Maligna

Tumor Jinak (Benigna)

Tumor Tulang Jinak (Benigna Bone Tumor) adalah pertumbuhan

abnormal pada sel-sel di dalam tulang yang kemungkinannya benigna

(non kanker) atau tumor jinak (benigna) tidak menyerang dan

menghancurkan tissue (sekumpulan sel terinterkoneksi yang membentuk

Page 6: tumor tulang

fungsi serupa dalam suatu organisme) yang berdekatan, tetapi mampu

tumbuh membesar secara lokal. Biasanya setelah dilakukan operasi

pengangkatan (tumor jinak), tumor jenis ini tidak akan muncul lagi.

Tumor Ganas (Maligna)

Tumor jenis ini lebih dikenal dengan istilah Kanker, yang memiliki

potensi untuk menyerang dan merusak tissue yang berdekatan, baik

dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi)

atau menyebabkan terjadinya metastasis (migrasi sel ke tempat yang

jauh).

2.3.3 Etiologi Tumor Tulang Benigna dan Maligna

A. Etiologi Tumor Tulang Benigna

Penyebab dari tumor tulang tidak diketahui. Tumor tulang biasanya

muncul pada area yang sedang mengalami pertumbuhan yang cepat.

Tetapi pada penelitian biomolekuler lebih lanjut ditemukan beberapa

mekanisme terjadinya neoplasma tulang, yaitu melalui identifikasi mutasi

genetik yang spesifik dan penyimpangan kromosom pada tumor.

Keabnormalan dari gen supresor tumor dan gen pencetus oncogen.

Tumor histogenik memiliki dua level tipe, yaitu:

1. kurang agresif (benigna bone tumor);

2. maligna bone tumor.

Menurut penelitian juga disebutkan bahwa terjadinya mutasi

cromosom P53 dan Rb juga dapat menjadi penyebab terjadinya tumor

(Robins 1999, 551, “Basic of Pathology Disease”). Selain itu penyebabnya

bisa karena adanya trauma dan infeksi yang berulang misalnya Bone

infarct, osteomyelitis chronic paget disease. Faktor lingkungan berupa

paparan radiasi dan zat karsinogenik (timbal, karbon dan bahan metal

lain), serta gaya hidup (perokok, alkoholik, dan sering terpapar stress)

juga merupakan factor predisposisi terjadinya tumor tulang ini.

Page 7: tumor tulang

B. Etiologi Tumor Tulang Maligna

Faktor penyebab tumor maligna jaringan lunak yaitu:

1. Faktor genetik atau keturunan dimana bisa diturunkan dari

embrionik mesoderm.

2. Virus

Virus dapat dianggap bisa menyatukan diri dalam sel sehingga

mengganggu generasi mendatang dari populasi sel.

3. Agens fisik

4. Pemajanan terhadap radiasi pengionisasi dapat terjadi saat

prosedur radiografi berulang atau ketika terapi radiasi digunakan

untuk mengobati penyakit.

5. Agens hormonal

Pertumbuhan tumor mungkin dipercepat dengan adanya

gangguan dalam keseimbangan hormon baik dalam

pembentukan hormon tubuh sendiri (endogenus) atau

pemberian hormon eksogenus.

6. Kegagalan sistem imun

Kegagalan sisem imun untuk berespon dengan tepat terhadap

sel-sel maligna memungkinkan tumor tumbuh sampai pada

ukuran yang terlalu besar untuk diatasi oleh mekanisme imun

normal.

7. Agens kimia

Kebanyakan zat kimia yang berbahaya menghasilkan efek-efek

toksik dengan menggunakan struktur DNA pada bagian-bagian

tubuh (zat warna amino aromatik, anilin, nikel, seng, polifinil

chlorida).

.

2.3.4 Faktor Risiko Tumor Tulang

Beberapa faktor resiko yang menyebabkan terjadinya tumor tulang

yaitu:

Page 8: tumor tulang

1. Kecepatan pertumbuhan tulang yang memacu timbulnya tumor

tulang ganas selama masa kanak-kanak terutama daerah

metafise tulang panjang.

2. Paparan radiasi

3. Beberapa kasus pada tumor tulang ganas disebabkan oleh

kelainan DNA pada tulang faktor genetik contohnya:

a) Retinoblastoma kelainan pada gen 13q14

b) Displasi tulang, penyakit paget, fibrous displasia,

enchondromatosis, eksostosis herediter multiple

c) L1-Fraumenisyndrome (mutasi TP 53)

Rothmund-thomson sindrom yaitu kelainan pada resesif

autosomal yang berkaitan dengan kelainan tulang

kongenitaaaal, displasia rambut dan kulit, hipogonadism,

dan katarak

d) Gaya hidup yang tak sehat misalnya merokok, makanan

dan minuman yang mengandung karbon.

2.3.5 Jenis-jenis Tumor Tulang Benigna dan Maligna

A. Benigna

Yang merupakan tumor tulang benigna adalah:

1. Osteokondroma

2. Kondroma Jinak

3. Kondroblastoma

4. Fibroma Kondromiksoid

5. Osteoid Osteoma

6. Tumor Sel Raksasa

1. OSTEOKONDROMA

Osteokondroma (Eksostosis Osteokartilaginous) merupakan tumor

tulang jinak yang paling sering ditemukan. Biasanya menyerang usia

10-20 tahun. Tumor ini tumbuh pada permukaan tulang sebagai

Page 9: tumor tulang

benjolan yang keras. Penderita dapat memiliki satu atau beberapa

benjolan, 10% dari penderita yang memiliki beberapa osteokondroma,

akan mengalami kelaganasan tulang yang disebut kondrosarkoma,

tetapi penderita yang hanya memiliki satu osterokondroma, tidak akan

menderita kondrosarkoma.

2. KONDROMA JINAK

Kondroma Jinak biasanya terjadi pada usia 10-30 tahun, timbul

dibagian tengah tulang. Beberapa jenis kondroma menyebabkan nyeri.

Jika tidak menimbulkan nyeri, tidak perlu diangkat atau diobati. Untuk

memantau perkembangannya, dilakukan foto rontgen. Jika tumor tidak

dapat di diagnosis melalui foto rontgen atau jika menyebabkan nyeri,

mungkin perlu dilakukan biopsi untuk menentukan apakah tumor

tersebut bisa berkembang menjadi kanker atau tidak.

3. KONDROBLASTOMA

Kondroblastoma merupakan tumor yang jarang terjadi, yang tumbuh

pada ujung tulang. Biasanya timbul pada usia 10-20 tahun. Tumor ini

dapat menimbulkan nyeri, yang merupakan petunjuk adanya penyakit

ini. Pengobatan terdiri dari pengangkatan melalui pembedahan;

kadang setelah dilakukan pembedahan, tumor bisa tumbuh kembali.

4. FIBROMA KONDROMIKSOID

Fibroma Kondromiksoid merupakan tumor yang sangat jarang, yang

terjadi pada usia kurang dari 30 tahun. Nyeri merupakan gejala yang

biasa dikeluhkan. Tumor ini akan memberikan gambaran yang khas

pada foto rontgen. Pengobatannya adalah pengangkatan melalui

pembedahan

5. OSTEOID OSTEOMA

Osteoid Osteoma adalah tumor yang sangat kecil, yang biasanya

tumbuh dilengan atau tungkai, tetapi dapat terjadi pada semua tulang.

Biasanya akan menimbulkan nyeri yang memburuk pada malam hari

dan berkurang dengan pemberian aspirin dosis rendah. Kadang otot di

sekitar tumor akan mengecil (atrofi) dan keadaan ini akan membaik

Page 10: tumor tulang

setelah tumor diangkat. Skening tulang menggunakan pelacak

radioaktif bisa membantu menentukan lokasi yang tepat dari tumor

tersebut. Kadang-kadang tumor sulit ditentukan lokasinya dan perlu

dilakukan pemeriksaan tambahan seperti CT scan dan foto rontgen

dengan teknik yang khusus. Pengangkatan tumor melalui pembedahan

merupakan satusatunya cara untuk mengurangi nyeri secara

permanen. Bila penderita enggan menjalani pembedahan, untuk

mengurangi nyeri bisa diberikan aspirin.

6. TUMOR SEL RAKSASA

Tumor Sel Raksasa biasanya terjadi pada usia 20 tahun dan 30 tahun.

Tumor ini umumnya tumbuh di ujung tulang dan dapat meluas ke

jaringan di sekitarnya, biasanya menimbulkan nyeri. Pengobatan

tergantung dari ukuran tumor. Tumor dapat diangkat melalui

pembedahan dan lubang yang terbentuk bisa diisi dengan cangkokan

tulang atau semen tulang buatan agar struktur tulang tetap terjaga.

Pada tumor yang sangat luas kadang perlu dilakukan pengangkatan

satu segmen tulang yang terkena. Sekitar 10 % tumor akan muncul

kembali setelah pembedahan, walaupun jarang tumor ini bisa tumbuh

menjadi kanker.

B. Maligna

Yang merupakan tumor tulang maligna yaitu:

1. Kondrosarkoma

2. Ewing’s Sarcoma

3. Fibrosarkoma & Histiositoma Fibrosa Maligna

4. Mieloma Multipel

5. Osteosarkoma

6. Limfoma Tulang Maligna

1) KONDROSARKOMA

Chondrosarcoma adalah tumor yang terdiri dari sel-sel kartilago

(tulang rawan) yang ganas, merupakan jenis tumor ganas kedua yang

paling banyak didapati diderita. Kebanyakan Chondrosarcoma tumbuh

Page 11: tumor tulang

lambat atau merupakan tumor derajat rendah yang sering dapat

disembuhkan dengan pembedahan. Namun, ada juga tumor derajat

tinggi yang cenderung untuk menyebar. Biasanya untuk menegakkan

diagnosis perlu dilakukan biopsi. Tumor jenis ini harus diangkat

seluruhnya melalui pembedahan karena tidak bereaksi terhadap

kemoterapi maupun terapi penyinaran. Amputasi tungkai atau lengan

jarang diperlukan. Jika tumor diangkat seluruhnya, lebih dari 75%

penderita bertahan hidup.

2) EWING’S SARCOMA

Ewing’s sarcoma ditemukan oleh Dr. James Ewing pada tahun 1921,

dan sering ditemukan muncul pada masa pubertas, dimana tulang

tumbuh sangat cepat. Jenis tumor ini jarang ditemukan pada anak

yang berumur kurang dari 10tahun dan hamper tidak pernah

ditemukan pada anak-anak afro-amerika.Ewing’s sarcoma bisa tumbuh

di bagian tubuh manapun, namun paling seringditemukan pada tulang

panjang anggota gerak, panggul atau dada, bahkan jugabisa tumbuh

di tulang tengkorak atau tulang pipih lainnya.

3) FIBROSARKOMA & HISTIOSITOMA FIBROSA MALIGNA

Kanker ini biasanya berasal dari jaringan lunak (jaringan ikat

selaintulang, yaitu ligamen, tendo, lemak dan otot) dan jarang berawal

dari tulang.Kanker ini biasanya ditemukan pada usia lanjut dan usia

pertengahan. Tulang yang paling sering terkena adalah tulang pada

tungkai, lengan dan rahang. Fibrosarkoma dan histiositoma fibrosa

maligna mirip dengan osteosarcoma dalam bentuk, lokasi dan gejala-

gejalanya, pengobatannya juga sama.

4) MIELOMA MULTIPEL

Mieloma multipel merupakan kanker tulang primer yang paling sering

ditemukan, yang berasal dari sel sumsum tulang yang menghasilkan

sel darah, umumnya terjadi pada orang dewasa. Tumor ini dapat

mengenai satu atau lebih tulang sehingga nyeri dapat muncul pada

Page 12: tumor tulang

satu tempat atau lebih. Pengobatannya rumit, yaitu meliputi

kemoterapi, terapi penyinaran dan pembedahan.

5) OSTEOSARKOMA

Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah tumor tulang ganas, yang

biasanya berhubungan dengan periode kecepatan pertumbuhan pada

masa remaja. Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang paling

sering ditemukan pada anak-anak. Rata-rata penyakit ini terdiagnosis

pada umur 15 tahun. Angka kejadian pada anak laki-laki dan anak

perempuan adalah sama, tetapi pada akhir masa remaja penyakit ini

lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki. Penyebab yang pasti tidak

diketahui. bukti-bukti mendukung bahwa osteosarcoma merupakan

penyakit yang diturunkan.

Osteosarkoma cenderung tumbuh di tulang paha (ujung bawah),

tulang lengan atas (ujung atas) dan tulang kering (ujung atas). Ujung

tulang-tulang tersebut merupakan daerah dimana terjadi perubahan

dan kecepatan pertumbuhan yang terbesar. Meskipun demikian,

osteosarkoma juga bias tumbuh di tulang lainnya. Gejala yang paling

sering ditemukan adalah nyeri. sejalan dengan pertumbuhan tumor,

juga bisa terjadi pembengkakan dan pergerakan yang terbatas. Tumor

di tungkai menyebabkan penderita berjalan timpang, sedangkan tumor

di lengan menimbulkan nyeri ketika lengan dipakai untuk mengangkat

sesuatu benda. Pembengkakan pada tumor mungkin teraba hangat

dan agak memerah. Tanda awal dari penyakit ini bisa merupakan

patah tulang karena tumor bisa menyebabkan tulang menjadi lemah.

patah tulang di tempat tumbuhnya tumor disebut fraktur patologis dan

seringkali terjadi setelah suatu gerakan rutin.

6) LIMFOMA TULANG MALIGNA

Limfoma Tulang Maligna (Sarkoma Sel Retikulum) biasanya timbul

pada usia 40- 50 tahun. Bisa berasal dari tulang manapun atau berasal

dari tempat lain di tubuh kemudian menyebar ke tulang. Biasanya

tumor ini menimbulkan nyeri dan pembengkakan, dan tulang yang

Page 13: tumor tulang

rusak lebih mudah patah. Pengobatan terdiri dari kombinasi

kemoterapi dan terapi penyinaran, yang sama efektifnya dengan

pengangkatan tumor. Amputasi jarang diperlukan.

2.3.6 Patofisiologi Tumor Tulang Benigna dan Maligna

Tumor ganas merupakan proses yang biasanya makan waktu lama

sekali, bermula ketika sel abnormal diubah oleh mutasi genetik dari

DNA seluler. Sel abnormal ini membentuk klon dan mulai berfoliferasi

secara abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam

lingkungan sekitar sel tersebut kemudian dicapai suatu tahap dimana

sel mendapatkan ciri-ciri invasif. Dan terjadi perubahan pada jaringan

sekitarnya sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan

memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui

pembuluih darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam

tubuh untuk membentuk metastase. Penyebaran limfogen terjadi

karena sel kanker menyusup ke saluran limfe kemudian ikut aliran limfe

menyebar dan menimbulkan metastasis di kelenjar limfe regional. Pada

umumnya kanker mula-mula menyebar dengan cara ini baru kemudian

menyebar hematogen, pada permulaan penyebaran hanya terjadi pada

satu kelenjar limfe saja tetapi selanjutnya terjadi pada kelenjar limfe

regional lainnya. Setelah menginfiltrasi kelenjar limfe sel kanker dapat

menembus dinding struktur sekitar menimbulkan perlekatan. Kelenjar

limfe satu dengan yang lain sehingga membentuk paket kelenjar limfe.

Penyebaran hematogen terjadi akibat sel kanker menyusup ke kapiler

darah kemudian masuk ke pembuluh darah dan menyebar mengikuti

aliran darah vena sampai organ lain.

Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis

sel:

osteoblas, osteosit, dan osteoklas. Osteoblas membangun tulang

dengan membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai matriks

tulang atau jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi.

Page 14: tumor tulang

Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas,

mensekresikan sejumlah besar fosfatase alkali, yang memegang

peranan dalam mengendapkan kalsium dan fosfat kedalam matriks

tulang. Sebagian dari fosfotase alkali akan memasuki aliran darah,

dengan demikian maka keadaan fosfotase alkali di dalam darah dapat

menjadi indikator yang baik tentang pembentukan tulang setelah

mengalami patah tulang atau pada kasus metastasis kanker ke tulang.

Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu

lintasan untuk pertukaran kimiawi untuk tulang yang padat. Osteoklas

adalah sel-sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral dan

matriks tulang dapat diabsorbsi. Tidak seperti osteoblas dan osteosit,

osteoklas adalah proses pengikisan tulang.

Metabolisme tulang diatur oleh beberapa hormon yaitu hormon

kalsitonin,

hormon paratiroid dan vit D. Hormon kalsitonin berperan mengabsorbsi

kalsium dalam darah pada proses pembentukan tulang sedang hormon

paratiroid berperan mengabsorbsi kalsium dalam tulang untuk

memenuhi kebutuhan tubuh akan kalsium ke dalam sirkulasi darah.

Suatu peningkatan kadar hormone kalsitonin mempunyai efek

terjadinya peningkatan absorbsi ke dalam tulang sehingga

mengakibatkan terjadinya pengapuran tulang yang menjadikan

tulangtulang rawan menjadi keras. Jika terjadi peningkatan hormon

paratiroid (PTH) mempunyai efek langsung menyebabkan kalsium dan

fosfat diabsorbsi dan bergerak memasuki serum. Di samping itu

peningkatan kadar PTH secara perlahan-lahan menyebabkan

peningkatan jumlah dan aktivitas osteoklas, sehingga terjadi

demineralisasi. Peningkatan kadar kalsium serum pada

hiperparatiroidisme dapat pula menimbulkan pembentukan batu ginjal.

Vitamin D mempengaruhi deposisi dan absorbsi tulang seperti yang

terlihat pada kadar PTH yang tinggi.

Page 15: tumor tulang

2.3.7 Manifestasi Klinis Tumor Tulang Benigna dan Maligna

A. Manifestasi Klinis Tumor Tulang Benigna

Pasien umumnya memiliki riwayat nyeri berulang, memburuk pada

malam hari dan biasanya tidak sanggup beraktivitas. Massa dan

pembengkakan mungkin dapat diketahui dengan palpasi, tetapi gejala

pokok (kehilangan berat badan, demam, berkeringat pada malam hari,

lemas) biasanya tidak ditemukan, kecuali pada kasus tumor

metastase.

Lesi yang berdekatan bergabung dan dapat menyebabkan tumor

tidak terkendali, bernodul dan nyeri. Tumor jaringan lunak seringkali

dirasakan kurang nyeri bahkan tidak nyeri. Nyeri ini disebabkan

tertekannya saraf-saraf nyeri oleh massa.

B. Manifestasi Klinis Tumor Tulang Maligna

1. Nyeri

Nyeri merupakan gejala yang paling banyak ditemukan, sekitar 75%

pasien dengan tumor tulang maligna merasakan nyeri. Gejala nyeri

yang ditimbulkan tergantung pada predileksi serta ukuran tumor.

Gejala dini biasanya berupa nyeri yang bersifat tumpul akibat

pembesaran tumor yang perlahan-lahan. Nyeri berlangsung lama

dan memburuk pada malam hari. Saat istirahat nyeri tidak

menghilang, nyeri diperberat oleh adanya fraktur patologis.

2. Pembengkakan

Pembengkakan lokal biasa ditemukan.

3. Massa yang teraba

Teraba massa yang diakibatkan penonjolan tulang.

4. Frekuensi miksi meningkat

Manifestasi klinis ini ditemukan pada tumor tulang maligna di

pelvis, namun manifestasi klinis ini tidak selalu ada di setiap tumor

tulang maligna. Gejala yang ditimbulkan tergantung dari gradenya.

Pada grade tinggi, selain pertumbuhan tumor cepat juga disertai

nyeri yang hebat. Sedangkan pada grade rendah, pertumbuhan

Page 16: tumor tulang

tumor lambat dan biasanya disertai keluhan orang tua seperti nyeri

pinggul dan pembengkakan.

2.3.8 Penatalaksanaan Medis Tumor Tulang Benigna dan Maligna

A. Penatalaksanaan Medis Tumor Tulang Benigna

Penatalaksanaan tumor tulang benigna biasanya tidak terlalu sulit

dibanding dengan tumor tulang maligna. Pada tumor tulang benigna

yang jelas, misalnya non-ossifying fibrosa, osteokondroma yang kecil

biasanya tidak diperlukan tindakan khusus. Apabila jenis tumor

diragukan maka perlu dilakukan pemeriksaan biopsi. Tujuan

pengambilan biopsi adalah memperoleh material yang cukup untuk

pemeriksaan histologis, untuk membantu menetapkan diagnosis serta

staging tumor. Waktu pelaksanaan biopsi sangat penting sebab dapat

mempengaruhi hasil pemeriksaan radiologis yang dipergunakan pada

staging.

B. Penatalaksanaan Medis Tumor Tulang Maligna

Penatalaksanaan tumor tulang maligna merupakan bentuk kerja

tim antara dokter dengan profesional kesehatan lainnya. Para

radiologist, diperlukan untuk melihat faktor- faktor untuk evaluasi

kecepatan perkembangan tumor, diagnosis spesifik, dan pembesaran

tumor. Perawat dan ahli gizi, terlibat menjelaskan kepada pasien efek

samping dari penanganan tumor tulang maligna dan memberikan

dorongan kesehatan makanan untuk membantu melawan efek

samping tersebut.

Jenis terapi yang diberikan kepada pasien tergantung pada

beberapa hal seperti:

1. Ukuran dan lokasi dari kanker.

2. Menyebar tidaknya sel kanker tersebut.

3. Grade dari sel kanker tersebut.

4. Keadaan kesehatan umum pasien.

Page 17: tumor tulang

Pasien dengan tumor tulang maligna memerlukan terapi kombinasi

pembedahan (surgery), kemoterapi dan radioterapi.

1. Surgery

Langkah utama penatalaksanaan tumor tulang maligna

pembedahan karena tumor tulang ini kurang berespon terhadap

terapi radiasi dan kemoterapi. Variasi penatalaksanaan bedah dapat

dilakukan dengan kuret intralesi untuk lesi grade rendah, eksisi

radikal, bedah beku hingga amputasi radikal untuk lesi agresif

grade tinggi. Lesi besar yang rekuren penatalaksanaan paling tepat

adalah amputasi.

2. Kemoterapi

Kemoterapi, meskipun bukan yang paling utama, namun ini

diperlukan jika kanker telah menyebar ke area tubuh lainnya. Terapi

ini menggunakan obat anti kanker (cytotoxic) untuk

menghancurkan sel-sel kanker. Namun kemoterapi dapat

memberikan efek samping yang tidak menyenangkan bagi tubuh.

Efek samping ini dapat dikontrol dengan pemberian obat.

3. Radioterapi

Prinsip radioterapi adalah membunuh sel kanker menggunakan

sinar berenergi tinggi. Radioterapi diberikan apabila masih ada

residu tumor, baik makro maupun mikroskopik. Radiasi diberikan

dengan dosis per fraksi 2,5 Gy per hari dan total 50-55 Gy

memberikan hasil bebas tumor.

Page 18: tumor tulang

BAB 3

PROSES KEPERAWATAN

Page 19: tumor tulang

DAFTAR PUSTAKA

c. smelzer, Suzanne, Brenda g. bare. 2002. Keperawatan medika-bedah vol.3. Jakarta: penerbit buku

kedokteran (EGC)

w.sudoyo, aru, bambang setiyohadi, idrus alwi, Marcellus simadibrata k, siti setiati. 2010. Ilmu penyakit

dalam. Jakarta: internapublishing