1
RITA AYUNINGTYAS K ONTAK senjata ke- marin kembali terjadi di Papua. Sekelom- pok orang tidak dike- nal menembaki mobil patroli PT Freeport Indonesia yang sedang meluncur di Jalan Tembagapu- ra, Papua. “Sekitar pukul 00.15 dini hari di Mil 35, anggota Brimob dan sekuriti PT Freeport Indonesia dihadang. Senjata pelaku diduga senapan laras panjang karena bunyinya keras,” ujar Kadiv Hu- mas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam, di Mabes Polri, Jakarta, kemarin. Akibat penembakan itu, kaca depan mobil patroli pecah, tetapi lima orang yang berada di dalam mobil selamat. Pelaku penembakan diperkirakan tiga orang dan masih dalam penge- jaran. Belum diketahui kaitan kelom- pok tersebut dengan kelompok yang menembak tiga orang di Mil 38 dan 39, Timika, be- berapa waktu lalu. Demikian pula hubungan mereka dengan pelaku penembakan Kapolsek Mulia, Ajun Komisaris Doming- gus Awes, pada Senin (24/10). “Mereka terdiri dari beberapa kelompok. Nah, kelompok-ke- lompok itu berjumlah sekitar 30 orang. Di antara kelompok itu, yang memiliki senjata ada 9-10 orang,” kata Anton. Polri menduga kelompok penembak di Papua mengincar senjata yang dimiliki aparat. Oleh karena itu, penjagaan gudang-gudang senjata api di Papua diperketat. Anggota ke- polisian di Papua juga diminta berhati-hati. Akibat rawannya situasi ke- amanan, aktivitas di Kota Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, hingga kemarin juga masih sepi karena kantor-kantor dilibur- kan. Di sisi lain, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebut masalah keamanan Papua perlu penanganan serius. “Diperlu- kan koordinasi yang lebih dari kepolisian. Kalau diperlukan tambahan personel, ya nanti kepolisian yang akan menen- tukan sendiri,” ujar Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, di Bandung, Jawa Barat, kemarin. Pada kesempatan lain, Ketua Komisi I DPR Mah- fudz Siddiq (Fraksi PKS) meminta pendekatan represif keamanan dilakukan seminimal mungkin karena bisa saja ada pihak-pihak yang ingin memun- culkan isu pelanggaran HAM. Tuntutan warga Terkait dengan aksi kekerasan di Papua, ratusan karyawan dan keluarga PT Freeport Indonesia kemarin meminta pemerintah segera bertindak. Aksi dimulai sekitar pukul 10.30 WIB di Bun- daran Hotel Indonesia, Jakarta, dengan menghadirkan keluarga korban penembakan. “Teror sekarang sangat sadis, sekarang ada penembakan lagi. Kita minta cuma satu, setop kekerasan,” tegas Lili Siregar yang suaminya ditembak di Timika. Unjuk rasa juga terjadi di depan gedung Kantor Polda Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) 10 MOTOR TERLARIS JELANG AKHIR TAHUN Sepuluh sepeda motor beromzet terbesar masih didominasi tipe bebek. Selebihnya tipe skuter bertransmisi otomatis (skutik) dan motor sport. Fokus Otomotif, Hlm 22-23 KAMIS, 27 OKTOBER 2011 | NO.11185 | TAHUN XLII | 28 HALAMAN EDITORIAL TANAH Papua menyimpan emas sekaligus bara. Emas mengalirkan triliunan rupiah ke kantong pemerintah, sedangkan bara membawa malapetaka dan mencabut nyawa. Bumi Cenderawasih memang subur dan kaya, tetapi rakyat Papua tetap saja melarat. Ide kemerdekaan Papua pun ditelan mentah-mentah sebagai kredo yang bisa mengubah nasib menjadi sejahtera. Maka, per- lawanan terhadap pemerintah merebak. Perusahaan asing dituding hanya menguras kekayaan Papua tanpa komitmen menyejahterakan anak negeri. Separatisme muncul dengan dua target, yakni aparat keamanan dan pekerja di perusahaan asing. Keduanya dituding sebagai kaki tangan pemerintah yang hanya menyedot kekayaan bumi Papua. Nyawa aparat keamanan dan karyawan perusahaan asing di Papua pun menjadi incaran para pembangkang. Dalam dua minggu terakhir 10 orang tewas tertembak di Papua. Se- buah demonstrasi yang biasa-biasa saja bisa tiba- tiba berubah menjadi kerusuhan massal yang memakan korban jiwa. Gerombolan orang ber- senjata pun dengan mu- dah melepaskan tembak- an kemudian lenyap di belantara Papua. Teranyar pada Senin (24/10) Kapolsek Mu- lia Kabupaten Puncak Jaya Ajun Komisaris Do- minggus Awes tewas ditembak di Bandara Mulia. Kasus-kasus penembakan misterius di Papua tidak pernah terungkap. Warga hidup dalam kecemasan. Polisi saja bisa tewas diberondong senjata dengan gam- pang, apalagi rakyat biasa. Karena itu, warga menuntut pemerintah menjamin keamanan, keselamatan, dan perlindungan kerja. Setiap kali muncul penembakan, pemerintah meres- ponsnya dengan mengirim pasukan. Kita ingatkan bahwa tentara dan polisi boleh ditambah di Papua, tetapi jangan jadikan wilayah itu daerah operasi mili- ter. Kita tentu ingat DOM Aceh meninggalkan trauma mendalam bagi masyarakat. Pertanyaan mendasar ialah seriuskah pemerintah menangani Papua? Mengapa Papua kaya raya, tetapi rakyatnya kelaparan, hidup tanpa rumah, pendidikan mahal, dan fasilitas kesehatan tidak memadai? Masalah utama Papua ialah kesejahteraan. Rakyat Papua mestinya menjadi penikmat utama kekayaan Papua. Bukan hanya dikuras lalu dibawa ke luar. Anggaran untuk Papua meningkat dari waktu ke waktu. Pada 2010 misalnya, dana pusat sebesar Rp21,89 triliun mengucur ke Papua Barat. Jumlah itu meningkat menjadi Rp28 triliun pada 2011. Namun, apakah semua duit itu untuk kesejahteraan rakyat Papua? Atau jangan-jangan ditilap ramai-ramai pejabat pusat dan lokal. Buktinya sejumlah kepala daerah di Papua kini masuk bui karena korupsi. Sudah terlampau lama Papua diabaikan. Kita hanya bisa mengisap kekayaannya, tetapi seolah tidak tahu cara merawatnya. Tragisnya, tatkala warga Papua me- nuntut hak, mereka disambut dengan letupan bedil. Seriuskah Mengelola Papua Silakan tanggapi Editorial ini melalui: mediaindonesia.com Sudah ter- lampau lama Papua diabaikan. Kita hanya bisa mengisap kekayaannya, tetapi seolah tidak tahu cara merawatnya. PENELITIAN akademisi Universitas Cambridge mengungkap- kan setiap jam yang dihabiskan seorang anak bermain di luar ruangan tiap minggu dapat mengurangi potensi rabun sejak dini hingga 2%. Penelitian ini melibatkan 10 ribu partisipan anak dan remaja di Inggris. Pemimpin penelitian Dr Justin Sherwin menjelaskan anak- anak dengan jarak pandang terbatas rata-rata menghabiskan 3,7 jam per minggu di luar rumah. Sebaliknya, anak-anak memiliki mata normal sudah terlatih dengan paparan cahaya alami saat memandang benda dengan jarak yang jauh. Meski begitu, Sherwin menyatakan masih dibutuhkan data lebih akurat untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi secara alamiah. (medicmagic/*/X-5) Luar Ruangan dan Rabun PAUSE JUMLAH penduduk miskin di Indonesia meningkat sekitar 2,7 juta orang sejak 2008 hingga 2010. Pada 2008 jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 40,4 juta orang, dan pada 2010 menjadi 43,1 juta orang. Indonesia menjadi satu-satu- nya negara di Asia Tenggara yang kemiskinannya naik (lihat grafik). Demikian data yang dikeluarkan Perkumpulan Pra- karsa, kemarin, di Jakarta. Data tersebut berbanding ter- balik dengan data Badan Pusat Statistik (BPS). BPS mencatat jum- lah penduduk miskin di Indone- sia turun sekitar 4 juta orang sejak 2008 hingga 2010, atau dari 35 juta menjadi 31 juta orang. “Melihat data tersebut, bisa dikatakan pe- merintah melakukan kebohong- an dalam data statistik,” ujar Direktur Eksekutif Perkumpulan Prakarsa Setyo Budiantoro. Dia juga menyoroti perbe- da an indikator kemiskinan yang digunakan pemerintah Indonesia dengan Bank Pemba- ngunan Asia (ADB). Tahun lalu, pemerintah menetapkan garis kemiskinan Rp7.060/hari atau setara dengan US$1,13 PPP (purchasing power parity/daya beli masyarakat). Sementara itu, ADB menggu- nakan US$1,25 PPP atau Rp7.800/hari untuk menentu- kan garis kemiskinan. Selisih itu menyebabkan perbedaan jumlah orang miskin. Pada kesempatan itu, pe- neliti Perkumpulan Prakarsa Luhur Fajar Martha juga mengungkapkan bahwa kesenjangan sosial se- makin melebar saat ini. Indikasi kesenjangan, antara lain, terlihat dari data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Data LPS pada Juli 2011 menyebutkan jumlah dana pihak ketiga perbankan mencapai Rp2.400 triliun yang disimpan di hampir 100 juta rekening nasabah. Namun, dari jumlah tersebut, sekitar Rp1.000 triliun dikuasai hanya 0,04% nasabah atau 40 ribu rekening. (*/Ant/X-10) PENEGASAN polisi bahwa pe- nyidik tidak memiliki bukti un- tuk menjerat Andi Nurpati dalam kasus dugaan pemalsuan surat Mahkamah Konstitusi menuai reaksi keras dari aktivis. Koordinator Komite Pemilih In- donesia (Tepi) Jeirry Sumampow di Jakarta, kemarin, mengatakan pernyataan Kabareskrim Polri Komjen Sutarman itu menunjuk- kan polisi telah berpihak. “Polisi takut kepada geng Andi Nurpati, takut kepada Partai Demokrat,” cetus Jeirry. Jeirry menambahkan, Ketua MK Mahfud MD sudah mene- gaskan keterlibatan mantan hakim MK Arsyad Sanusi dan mantan anggota KPU Andi Nur- pati dalam kasus itu. Namun, penyidik seolah menutup mata terhadap fakta tersebut. “Saya curiga ada hal lain da- lam Pemilu 2009 yang ditutup- tutupi polisi. Polisi takut, jika Nurpati jadi tersangka, dia akan membongkar borok polisi dalam Pemilu 2009,” tuturnya. Dia berharap DPR menyata- kan mosi tidak percaya kepada kepolisian sebab fakta yang mun- cul di Panja Maa Pemilu DPR sudah sangat jelas dan terang menyebutkan keterlibatan Andi Nurpati dan Arsyad Sanusi. Anggota Panja Maa Pemilu Abdul Malik Haramain (F-KB) berharap polisi tidak terjebak ha- nya pada pembuatan surat palsu, tetapi harus mengejar siapa yang menyembunyikan dan mengge- lapkan surat asli MK dan siapa pengguna surat palsu itu. Di tempat terpisah, mantan Kabareskrim Polri Ito Sumardi mengimbau polisi tidak patah arang mengusut otak pembuatan surat palsu MK. Surat palsu MK itu terkait de- ngan perselisihan hasil Pemilu 2009 untuk dapil Sulawesi Sela- tan I. Dalam surat asli MK dise- butkan yang berhak mewakili Sulsel I ialah Mestariani Habie dari Gerindra. Akan tetapi, da- lam surat palsu MK disebutkan yang berhak ialah Dewie Yasin Limpo dari Hanura. Dalam kasus surat palsu MK, polisi telah menetapkan dua pe- gawai MK, yaitu Masyhuri Has- san dan Zainal Arin Hoesein, sebagai tersangka. (Wta/*/X-4) Polisi Takut Nurpati, Demokrat Penduduk Miskin RI Naik 2,7 Juta dalam 2 Tahun Saya curiga ada hal lain dalam Pemilu 2009 yang ditutup- tutupi polisi.” Jeirry Sumampow Koordinator Komite Pemilih Indonesia Penembakan di Papua Terus Berlanjut Penjagaan gudang-gudang senjata api di Papua diperketat. Jawa Tengah di Jalan Pahla- wan, Semarang. Sekitar seratus mahasiswa asal Papua yang menuntut ilmu di berbagai per- guruan tinggi di Semarang me- nuntut aksi kekerasan di Papua dihentikan. (*/VB/Wta/Yoi/ AS/HT/Ant/I-1) [email protected] ANTARA/PUSPA PERWITASARI TUNTUT JAMINAN KEAMANAN: Sejumlah karyawan PT Freeport Indonesia bersama keluarga mereka berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, kemarin. Aksi itu bertujuan menuntut pemerintah memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi seluruh warga yang tinggal di wilayah kerja PT Freeport Indonesia serta mengusut tuntas kasus teror yang terjadi di wilayah tersebut. ANTARA/SPEDY PAERENG BARANG BUKTI: Polisi melihat mobil patroli milik PT Freeport Indonesia yang ditembak orang tak dikenal, di Kantor Polres Mimika, Distrik Kuala Kencana, Timika, Papua, kemarin. Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: [email protected] atau mediaindonesia.com Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @MIdotcom DOK. JUPITER Z @KatalogBelanja Katalog Belanja MI

TUNTUT JAMINAN KEAMANAN: Penembakan di Papua Terus … · orang. Di antara kelompok itu, yang memiliki senjata ada 9-10 orang,” kata Anton. Polri menduga kelompok pe nembak di Papua

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

RITA AYUNINGTYAS

KONTAK senjata ke-marin kembali terjadi di Papua. Sekelom-pok orang tidak dike-

nal menembaki mobil patroli PT Freeport Indonesia yang sedang meluncur di Jalan Tembagapu-ra, Papua.

“Sekitar pukul 00.15 dini hari di Mil 35, anggota Brimob dan sekuriti PT Freeport Indonesia dihadang. Senjata pelaku diduga senapan laras panjang karena bunyinya keras,” ujar Kadiv Hu-mas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam, di Mabes Polri, Jakarta, ke marin.

Akibat penembakan itu, kaca depan mobil patroli pecah, tetapi lima orang yang berada di dalam mobil selamat. Pelaku penem bak an diperkirakan tiga orang dan masih dalam penge-jaran.

Belum diketahui kaitan kelom-pok tersebut dengan kelompok yang menembak tiga orang di Mil 38 dan 39, Timika, be-be rapa waktu lalu. Demikian pula hubungan mereka dengan pelaku penembakan Kapolsek Mulia, Ajun Komisaris Doming-gus Awes, pada Senin (24/10). “Mereka terdiri dari beberapa kelompok. Nah, kelompok-ke-lom pok itu berjumlah sekitar 30 orang. Di antara kelompok itu, yang memiliki senjata ada 9-10 orang,” kata Anton.

Polri menduga kelompok pe nembak di Papua mengincar sen jata yang dimiliki aparat. Oleh karena itu, penjagaan gudang-gudang senjata api di Papua diperketat. Anggota ke-

po lisian di Papua juga diminta ber hati-hati.

Akibat rawannya situasi ke-amanan, aktivitas di Kota Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, hingga kemarin juga masih sepi karena kantor-kantor dilibur-kan.

Di sisi lain, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebut masalah keamanan Papua perlu penanganan serius. “Diperlu-kan koordinasi yang lebih dari kepolisian. Kalau diperlukan tambahan personel, ya nanti kepolisian yang akan menen-tukan sendiri,” ujar Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, di Bandung, Jawa Barat, kemarin.

Pada kesempatan lain, Ketua Komisi I DPR Mah-fudz Siddiq (Fraksi PKS) meminta pendekatan represif keamanan dilakukan seminimal mungkin karena bisa saja ada pihak-pihak yang ingin memun-culkan isu pelanggaran HAM.

Tuntutan wargaTerkait dengan aksi kekerasan

di Papua, ratusan karyawan dan keluarga PT Freeport Indonesia kemarin meminta pemerintah segera bertindak. Aksi dimulai sekitar pukul 10.30 WIB di Bun-daran Hotel Indonesia, Jakarta, dengan menghadirkan keluarga korban penembakan.

“Teror sekarang sangat sadis, sekarang ada penembakan lagi. Kita minta cuma satu, setop kekerasan,” tegas Lili Siregar yang suaminya ditembak di Ti mika.

Unjuk rasa juga terjadi di depan gedung Kantor Polda

Pemasangan Iklan & Customer

Service:021 5821303

No Bebas Pulsa:08001990990

e-mail:[email protected]

Rp2.900/eks(di luar P. Jawa Rp3.100/eks)

Rp67.000/bulan(di luar P.Jawa

+ ongkos kirim)

10 MOTOR TERLARIS JELANG AKHIR TAHUNSepuluh sepeda motor beromzet terbesar masih didominasi tipe bebek. Selebihnya tipe skuter bertransmisi otomatis (skutik) dan motor sport.

Fokus Otomotif, Hlm 22-23

K AMIS, 27 OK TOBER 2011 | NO.11185 | TAHUN XLI I | 28 HALAMAN

EDITORIAL

TANAH Papua menyimpan emas sekaligus bara. Emas mengalirkan triliunan rupiah ke kantong pemerintah, sedangkan bara membawa malapetaka dan mencabut nyawa.

Bumi Cenderawasih memang subur dan kaya, tetapi rakyat Papua tetap saja melarat. Ide kemerdekaan Papua pun ditelan mentah-mentah sebagai kredo yang bisa mengubah nasib menjadi sejahtera. Maka, per-lawanan terhadap pemerintah merebak. Perusahaan asing dituding hanya menguras kekayaan Papua tanpa komitmen menyejahterakan anak negeri.

Separatisme muncul dengan dua target, yakni aparat keamanan dan pekerja di perusahaan asing. Keduanya dituding sebagai kaki tangan pemerintah yang hanya menyedot kekayaan bumi Papua. Nyawa aparat keamanan dan karyawan perusahaan asing di Papua pun menjadi incaran para pembangkang.

Dalam dua minggu terakhir 10 orang tewas ter tembak di Papua. Se-buah demonstrasi yang biasa-biasa saja bisa tiba-tiba berubah menja di kerusuhan massal yang memakan korban ji wa. Gerombolan orang ber-senjata pun dengan mu-dah melepaskan tembak-an kemudian lenyap di be lantara Papua.

Teranyar pada Senin (24/10) Kapolsek Mu-lia Kabupaten Puncak Jaya Ajun Komisaris Do-minggus Awes tewas ditembak di Bandara Mulia.

Kasus-kasus penembakan misterius di Papua tidak pernah terungkap. Warga hidup dalam kecemasan. Polisi saja bisa tewas diberondong senjata dengan gam-pang, apalagi rakyat biasa. Karena itu, warga menuntut pemerintah menjamin keamanan, keselamatan, dan perlindungan kerja.

Setiap kali muncul penembakan, pemerintah meres-pons nya dengan mengirim pasukan. Kita ingatkan bahwa tentara dan polisi boleh ditambah di Papua, tetapi jangan jadikan wilayah itu daerah operasi mili-ter. Kita tentu ingat DOM Aceh meninggalkan trauma mendalam bagi masyarakat.

Pertanyaan mendasar ialah seriuskah pemerintah menangani Papua? Mengapa Papua kaya raya, tetapi rak yatnya kelaparan, hidup tanpa rumah, pendidikan ma hal, dan fasilitas kesehatan tidak memadai?

Masalah utama Papua ialah kesejahteraan. Rakyat Papua mestinya menjadi penikmat utama kekayaan Papua. Bukan hanya dikuras lalu dibawa ke luar.

Anggaran untuk Papua meningkat dari waktu ke waktu. Pada 2010 misalnya, dana pusat sebesar Rp21,89 triliun mengucur ke Papua Barat. Jumlah itu meningkat menjadi Rp28 triliun pada 2011.

Namun, apakah semua duit itu untuk kesejahteraan rakyat Papua? Atau jangan-jangan ditilap ramai-ramai pejabat pusat dan lokal. Buktinya sejumlah kepala daerah di Papua kini masuk bui karena korupsi.

Sudah terlampau lama Papua diabaikan. Kita hanya bisa mengisap kekayaannya, tetapi seolah tidak tahu cara merawatnya. Tragisnya, tatkala warga Papua me-nun tut hak, mereka disambut dengan letupan bedil.

SeriuskahMengelola Papua

Silakan tanggapiEditorial ini melalui:mediaindonesia.com

Sudah ter-lam pau lama

Papua diabaikan. Kita hanya bisa mengisap kekayaannya, tetapi seolah tidak tahu cara merawatnya.

PENELITIAN akademisi Universitas Cambridge mengungkap-kan setiap jam yang dihabiskan seorang anak bermain di luar ruangan tiap minggu dapat mengurangi potensi rabun sejak dini hingga 2%. Penelitian ini melibatkan 10 ribu partisipan anak dan remaja di Inggris.

Pemimpin penelitian Dr Justin Sherwin menjelaskan anak-anak dengan jarak pandang terbatas rata-rata menghabiskan 3,7 jam per minggu di luar rumah. Sebaliknya, anak-anak memiliki mata normal sudah terlatih dengan paparan cahaya alami saat memandang benda dengan jarak yang jauh.

Meski begitu, Sherwin menyatakan masih dibutuhkan data lebih akurat untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi secara alamiah. (medicmagic/*/X-5)

Luar Ruangan dan RabunPAUSE

JUMLAH penduduk miskin di Indonesia meningkat sekitar 2,7 juta orang sejak 2008 hingga 2010. Pada 2008 jumlah penduduk miskin di Indonesia seba nyak 40,4 juta orang, dan pada 2010 menjadi 43,1 juta orang.

Indonesia menjadi satu-satu-nya negara di Asia Tenggara yang kemiskinan nya naik (lihat grafik). Demikian data yang dikeluar kan Perkumpulan Pra-karsa, ke ma rin, di Jakarta.

Data tersebut ber banding ter-balik dengan data Badan Pusat Statistik (BPS). BPS mencatat jum-lah pendu duk miskin di Indone-sia turun sekitar 4 juta orang sejak 2008 hingga 2010, atau dari 35 juta menjadi 31 juta orang. “Melihat data tersebut, bisa dikatakan pe-merintah melakukan kebohong-an dalam data statistik,” ujar Di rek tur Eksekutif Perkumpulan

Prakarsa Setyo Budiantoro.Dia juga menyoroti perbe-

da an indikator kemiskinan yang digunakan pemerintah In donesia dengan Bank Pemba-ngun an Asia (ADB). Tahun lalu, pe merintah menetapkan garis

ke miskinan Rp7.060/hari atau setara dengan US$1,13 PPP (purchasing power parity/daya be li masyarakat).

Sementara itu, ADB menggu-nakan US$1,25 PPP atau Rp7.800/hari untuk menentu-

kan garis kemiskinan. Selisih itu menyebabkan perbedaan jumlah orang miskin.

Pada kesempatan itu, pe-neliti Perkumpulan Prakarsa Luhur Fajar Martha juga mengungkapkan bahwa ke sen jangan so sial se-makin me lebar saat ini. Indikasi kesenjangan, an ta ra lain, terlihat dari data Lem ba ga Penjamin Simpanan (LPS).

Data LPS pada Juli 2011 menyebutkan jumlah da na pihak ketiga perbankan men capai Rp2.400 triliun yang disimpan di hampir 100 juta rekening nasabah. Namun, dari jumlah tersebut, sekitar Rp1.000 triliun dikuasai hanya 0,04% nasabah atau 40 ribu re kening. (*/Ant/X-10)

PENEGASAN polisi bahwa pe-nyidik tidak memiliki bukti un-tuk menjerat Andi Nurpati dalam kasus dugaan pemalsuan surat Mahkamah Konstitusi menuai reaksi keras dari aktivis.

Koordinator Komite Pemilih In-donesia (Tepi) Jeirry Sumampow di Jakarta, kemarin, mengatakan pernyataan Kabareskrim Polri Komjen Sutarman itu menunjuk-kan polisi telah berpihak. “Polisi takut kepada geng Andi Nurpati, takut kepada Partai Demokrat,” cetus Jeirry.

Jeirry menambahkan, Ketua MK Mahfud MD sudah mene-gaskan keterlibatan mantan hakim MK Arsyad Sanusi dan mantan anggota KPU Andi Nur-pati dalam kasus itu. Namun, penyidik seolah menutup mata terhadap fakta tersebut.

“Saya curiga ada hal lain da-lam Pemilu 2009 yang ditutup-tutupi polisi. Polisi takut, jika Nurpati jadi tersangka, dia akan membongkar borok polisi dalam Pemilu 2009,” tuturnya.

Dia berharap DPR menyata-kan mosi tidak percaya kepada kepolisian sebab fakta yang mun-cul di Panja Mafi a Pemilu DPR sudah sangat jelas dan terang menyebutkan keterlibatan Andi Nurpati dan Arsyad Sanusi.

Anggota Panja Mafi a Pemilu Abdul Malik Haramain (F-KB) berharap polisi tidak terjebak ha-nya pada pembuatan surat pal su, tetapi harus mengejar sia pa yang menyembunyikan dan mengge-lapkan surat asli MK dan siapa pengguna surat palsu itu.

Di tempat terpisah, mantan Kabareskrim Polri Ito Sumardi mengimbau polisi tidak patah arang mengusut otak pembuatan surat palsu MK.

Surat palsu MK itu terkait de-ngan perselisihan hasil Pemilu 2009 untuk dapil Sulawesi Sela-tan I. Dalam surat asli MK dise-but kan yang berhak mewakili Sulsel I ialah Mestariani Habie dari Gerindra. Akan tetapi, da-lam surat palsu MK disebutkan yang berhak ialah Dewie Yasin Limpo dari Hanura.

Dalam kasus surat palsu MK, polisi telah menetapkan dua pe-gawai MK, yaitu Masyhuri Has-san dan Zainal Arifi n Hoesein, sebagai tersangka. (Wta/*/X-4)

PolisiTakutNurpati,Demokrat

Penduduk Miskin RI Naik 2,7 Juta dalam 2 Tahun

Saya curiga ada hal lain dalam

Pemilu 2009 yang ditutup-tutupi polisi.”

Jeirry Sumampow Koordinator Komite Pemilih Indonesia

Penembakan di Papua Terus BerlanjutPenjagaan gudang-gudang senjata api di Papua diperketat.

Jawa Tengah di Jalan Pahla-wan, Semarang. Sekitar seratus mahasiswa asal Papua yang menuntut ilmu di berbagai per-guruan tinggi di Semarang me-

nuntut aksi kekerasan di Papua dihentikan. (*/VB/Wta/Yoi/AS/HT/Ant/I-1)

[email protected]

ANTARA/PUSPA PERWITASARI

TUNTUT JAMINAN KEAMANAN: Sejumlah karyawan PT Freeport Indonesia bersama keluarga mereka berunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, kemarin. Aksi itu bertujuan menuntut pemerintah memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi seluruh warga yang tinggal di wilayah kerja PT Freeport Indonesia serta mengusut tuntas kasus teror yang terjadi di wilayah tersebut.

ANTARA/SPEDY PAERENG

BARANG BUKTI: Polisi melihat mobil patroli milik PT Freeport Indonesia yang ditembak orang tak dikenal, di Kantor Polres Mimika, Distrik Kuala Kencana, Timika, Papua, kemarin.

Kirimkan tanggapan Andaatas berita ini melalui e-mail:

[email protected] mediaindonesia.com

Facebook: Harian Umum Media Indonesia

Twitter: @MIdotcom

DOK. JUPITER Z@KatalogBelanja Katalog Belanja MI