Upload
saadah-munawaroh-hd
View
15
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
TUTORIAL (Glaukoma)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya dan nikmat kesehatan yang tiada hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan Refreshing yang berjudul “ Mata Merah Dengan Visus Menurun”
Refreshing ini disusun dalam rangka meningkatkan pengetahuan sekaligus memenuhi tugas kepaniteraan dokter muda Stase Mata Rumah Sakit Islam Jakarta. Pada kesempatan ini, penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :1. Dr. Hasri Darni, Sp.M2. Orang tua yang selalu mendukung baik secara moril dan materi dan selalu mendoakan ke-
berhasilan penyusun3. Teman-teman sejawat atas dukungan dan kerjasamanya
Semoga dengan adanya Refreshing ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penyusun dan berguna bagi penyusun maupun peserta didik lainnya.
Penyusun menyadari bahwa Refreshing ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun sangat membutuhkan saran dan kritik untuk membangun Refreshing yang lebih baik dimasa yang akan datang. Terimakasih
Wassalamualaikum Wr. Wb. Jakarta, 3 Mei 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Glaukoma adalah suatu keadaan tekanan intraokuler/tekanan dalam bola mata relatif cukup
besar untuk menyebabkan kerusakan papil saraf optik dan menyebabkan kelainan lapang pandang
Di Indonesia, glaukoma diderita oleh 3% dari total populasi penduduk. Umumnya penderita
glaukoma telah berusia lanjut. Pada usia diatas 50 tahun, tingkat resiko menderita glaukoma
meningkat sekitar 10%. Hampir separuh penderita glaukoma tidak menyadari bahwa mereka
menderita penyakit tersebut.
Pada kebanyakan kasus, peningkatan tekanan di dalam bola mata menjadi faktor resiko
terpenting sebagai penyebab glaukoma. Bila tekanan tersebut melampaui batas toleransi ketahanan
sel-sel syaraf optik maka sel-sel tersebut akan mati dan berakibat hilangnya sebagian atau
keseluruhan penglihatan.12
Glaukoma tidak hanya disebabkan oleh tekanan yang tinggi di dalam mata. Sembilan
puluh persen (90%) penderita dengan tekanan yang tinggi tidak menderita glaukoma, sedangkan
sepertiga dari penderita glaukoma memiliki tekanan normal
Mengingat fatalnya akibat penyakit glaukoma terhadap penglihatan, deteksi dini glaukoma untuk
mencegah kerusakan saraf mata lebih lanjut menjadi sangat penting.
Kebutaan akibat glaukoma bersifat irreversibel/menetap tidak seperti kebutaan karena
katarak yang dapat diatasi setelah dilakukan operasi pengambilan lensa katarak. Jadi usaha
pencegahan kebutaan pada glaukoma bersifat prevensi/pencegahan kebutaan dengan jalan
menemukan dan mengobati/ menangani penderita sedini mungkin. Sayangnya tidak mudah untuk
menemukan glaukoma dalam stadium awal karena sebagian besar kasus glaukoma awal tidak
memberikan gejala yang berarti bahkan asimptomatik, kalaupun ada gejala biasanya hanya berupa
rasa tidak enak di mata, pegal-pegal di mata atau sakit kepala separoh yang ringan. Gejala-gejala
tersebut tidak menyebabkan penderita memeriksakan ke dokter atau paramedis. Disamping
ketidaktahuan penderita tentang penyakitnya maka peranan tenaga medis dalam mendiagnosis
glaukoma awal juga perlu mendapat perhatian, sehingga dapat menemukan glaukoma dalam
stadium dini.12
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI
A. Anatomi Sudut Filtrasi
Terdapat dalam limbus
Dibatasi oleh garis yang menghubungkan akhir membran Descemet (Schwalbe
line) dengan membran Bowman
Mengelilingi kanal schlemn dan Trabekula sampai BMD
Dalam stroma terdapat serabut saraf dan akhir A.Siliaris anterior
Trabekula terdiri atas :
a) Trabekula Korneoskleral
Serabutnya berasal dari stroma kornea ke belakang dan mengelilingi kanal
schlemn berinsersi di sklera
b) Trabekula Uveal
Berasal dari stroma kornea ke skleralspur (insersi m.siliaris) dan sebagian
ke m. siliaris meridional
c) Schwalbe line menuju ke jaringan pengikat m.siliaris radialis dan sirkularis
d) Ligamentum pektinatum rudimenter
Berasal dari permukaan anterior iris menuju kedapan trabekula
http://www.bartleby.com/107/225.html
B. Fisiologi
Komposisi Humor Aqueus
Humor aqueus adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan
posterior mata. Volumenya adalah sekitar 250ul, dan kecepatan pembentukannya, yang
bervariasi diurnal, adalah 1,5-2 ul/menit. Tekanan osmotik sedikit lebih tinggi dari plasma.
Komposisi humor aqueus serupa dengan plasma kecuali bahwa cairan ini memiliki
konsentrasi askorbat, piruvat dan laktat yang lebih tinggi dari protein, urea dan glukosa
yang lebih rendah.
Pembentukan dan Aliran Humor Aqueus
Humor Aqueus diproduksi oleh corpus siliare. Ultrafiltrat plasma yang dihasilkan
di stroma prosesus siliaris dimodifikasi oleh fungsi sawar dan prosesus sekretorius epitel
siliaris. Setelah masuk kekamera posterior Humor Aqueus mengalir melalui pupil ke
kamera anterior lalu ke jalinan trabekular di sudut kamera anterior. Selama periode ini,
terjadi pertukaran diferensial komponen-komponen dengan darah di iris.
Peradangan atau trauma intraokular menyebabkan peningkatan konsentrasi protein.
Hal ini disebut Humor Aqueus Plasmoid dan sangat mirip dengan serup darah.
Aliran Keluar Humor Aqueus
Jalinan trabekula terdiri dari berkas-berkas jaringan kolagen dan elastik yang
dibungkus oleh sel-sel trabekula yang membentuk suatu saringan dengan ukuran pori-pori
semakin mengecil sewaktu mendekati kanalis Schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui
indersinya ke dalam trabekula memperbesar ukuran pori-pori di jalinan tersebut sehingga
kecepatan drainase Humor Aqueus juga meningkat. Aliran Humor Aqueus kedalam
kanalis Schlemm bergantung pada pembentukan saluran-saluran transeluler siklik di
lapisan sendotel. Humor Aqueus dari corpus siliaris BMB melalui pupil sudut
BMD melalui trabekula Kanal schlemm saluran kolektor pleksus vena
dijaringan sklera dan episklera juga ke V.siliaris anterior di Corpus siliaris.
Gambar 1. Aliran humor aqueus
Fungsi humor akuous :
1. Sebagai media refrakta
2. Integritas struktur
3. Sumber nutrisi
4. Memelihara regularitas tekanan intraokuler
Di dalam bola mata terdapat cairan humor aqueos yang diproduksi oleh badan
siliar dan dialirkan ke bilik mata depan melewati kanal- kanal didalam sudut bilik mata
(antara kornea dan iris). Cairan tersebut kemudian diserapoleh system venosa melalui
sudut bilik mata depan. Bila pengaliran dan penyerapan humor aqueos ini tidak lancar,
karena hambatan/penyempitan salurannya, maka terjadi akumulasi cairan didalam bola
mata, tekanan bola mata meninggi dan menekan syaraf optik. Kerusakan lapang pandang
terjadi sesuai dengan tinggi dan lamanya penekanan.
BAB III
PEMBAHASAN
DEFINISI
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan mata glaukoma
ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil saraf optik, dan menciutnya lapang
pandang. 1
Makin tinggi tekanan bola mata makin cepat terjadi kerusakan pada serabut retina saraf
optik. Pada orang tertentu dengan tekanan bola mata rendah telah memberikan kerusakan pada
serabut saraf optik (low tension glaucoma – glaukoma tekanan rendah). 2
Tekanan bola mata pada glaukoma tidak berhubungan dengan tekanan darah. Tekanan
bola mata yang tinggi akan mengakibatkan gangguan pembuluh darah retina sehingga
mengganggu metabolisme retina, yang kemudian di susul dengan kematian saraf mata. Pada
kerusakan serat saraf retina akan mengakibatkan gangguan pada fungsi retina. Bila proses berjalan
terus, maka lama-kelamaan penderita akan buta total. 2
ETIOLOGI
Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intra okular ini, disebabkan:
1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar.
2. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil
(glaukoma hambatan pupil).
3. Sangat mungkin merupakan penyakit yang diturunkan dalam keluarga.
4. Glaukoma dapat timbul akibat penyakit atau kelainan dalam mata.
5. Glaukoma dapat diakibatkan penyakit lain di tubuh.
6. Glaukoma dapat disebabkan efek samping obat. 1, 3
Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat dicegah, akan tetapi bila diketahui dini dan
diobati maka glaukoma dapat diatasi untuk mencegah kerusakan lanjutnya.
Orang yang mempunyai risiko untuk menderita glaukoma adalah:
1. Bila ada riwayat penderita glaukoma pada keluarga maka risiko 4 kali orang normal.
2. Penderita miopia (rabun jauh).
3. Usia di atas 60 tahun.
4. Rabun dekat berat.
5. Penderita diabetes mellitus atau kencing manis. 3
6. Usia di bawah 40 tahun dengan TIO 21 mmHg atau lebih.
7. Usia di atas 40 tahun dengan TIO 20 mmHg atau lebih; wanita > pria.
8. Pasien yang pernah mengalami trauma bola mata..
9. Pemakaian cortisone (steroids), di mata atau secara sistimatis (melalui mulut atau
disuntik)8
10. Pasien dengan riwayat sakit kepala kronis yang belum jelas penyebabnya.9
Klasifikasi vaughen untuk glaukoma adalah sebagai berikut:
1. Glaukoma primer.
Glaukoma dengan etiologi tidak pasti, dimana tidak didapatkan kelainan yang
merupakan penyebab glaukoma. Glaukoma ini didapatkan pada orang yang telah memiliki
bakat bawaan glaukoma seperti:
Bakat dapat berupa gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan
anatimis bilik mata yang menyempit.
Mungkin disebabkan kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata depan
(goniodisgenesis), berupa trabekulodisgenesis, irisdogenesis dan korneodisgenesis
dan yang paling sering berupa trabekulodisgenesis dan goniodisgenesis.
Glaukoma bersifat bilateral, yang tidak selalu simetris dengan sudut bilik mata terbuka
ataupun tertutup, pengelompokan ini berguna untuk pelaksanaan dan penelitian. 1
Glaukoma sudut primer dibagi menjadi dua, yaitu :
A. Glaukoma primer sudut terbuka (glaukoma kronis)
Glaukoma sudut terbuka primer adalah glaukoma yang penyebabnya tidak
ditemukan dan ditandai dengan sudut bilik mata depan yang terbuka.
Gambaran klinik:
Berjalan perlahan dan lambat
Sering tidak disadari oleh penderitanya
Blockage of the trabecular meshwork slows drainage of the aqueous humor, which increases intraocular pressure.
B. Glaukoma primer sudut tertutup (sempit)
Glaukoma sudut tertutup adalah glaukoma primer yang ditandai dengan sudut bilik
mata depan yang tertutup, bersifat bilateral dan herediter.
Sudut sempit dengan hipermetropia dan bilik mata dangkal berbahaya memakai obat
antihistamin dan antispasme .
Pembagian Glaukoma sudut tertutup:
a. Akut
Glaukoma ini terjadi apabila terbentuk iris bombe yang menyebabkan sumbatan
sudut kamera anterior oleh iris perifer dan akibat pergeseran diafragma lensa-iris ke
anterior disertai perubahan volume di segmen posterior mata.
b. Subakut
Ciri-ciri klinis:
- Nyeri unilateral berulang
- Kemerahan
c. Kronik
Ciri-ciri klinis:
- Peningkatan tekanan intraokular
- Sinakia anterior perifer meluas
d. Iris plateau
Iris plateau adalah suatu kelainan yang jarang dijumpai kedalaman kamera
anterior sentral normal tetapi sudut kamera anterior sangat sempit karena insersi iris
secara kongenital terlalu tinggi.
2. Glaukoma kongenital
Glaukoma kongenital, khususnya sebagai glaukoma infantil (buftalmos), adalah
glaukoma akibat penyumbatan pengaliran keluar cairan mata oleh jaringan sudut bilik mata
yang terjadi oleh adanya kelainan kongenital. Kelainan ini akibat terdapatnya membran
kongenital yang menutupi sudut bilik mata pada saat perkembangan bola mata, kelainan
pembentukan kanal schlemm dan saluran keluar cairan mata yang tidak sempurna
terbentuk. 2, 3
3. Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder merupakan glaukoma yang diketahui penyebab yang
menimbulkannya. Kelainan mata lain dapat menimbulkan meningkatnya tekanan bola
mata. Glaukoma timbul akibat kelainan di dalam bola mata, yang dapat disebabkan:
Kelainan lensa, katarak imatur, hipermatur dan dislokasi lensa.
Kelainan uvea, uveitis anterior.
Trauma, hifema dan inkarserasi iris.
Pascabedah,blokade pupil, goniosinekia. 2, 3
4. Glaukoma Absolute
Glaukoma absolute merupakan stadium akhir glaukoma, dimana sudah terjadi
kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Pada
glaukoma absolute,kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan eksvakasi
glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Sering mata dengan buta ini
mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa
neovaskularisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya
glaukoma hemoragik. 1
PATOFISIOLOGI
Studi terbaru mendeteksi terhadap antibody seorang pasien dengan tekanan normal dan
unsur pokok glaucoma. Terlihat juga perbedaan yang sangat signifikan antara riwayat antibody
terhadap tekanan normal penderita glaucoma dan subjek control cairan mata. 6
Pada glaukoma simpleks ditemukan perjalanan penyakit yang lama akan tetapi berjalan
terus sampai berakhir dengan kebutaan yang disebut sebagai glaukoma absolute. Karena
perjalanan penyakit demikian maka glaukoma simpleks disebut sebagai maling penglihatan. 1
GEJALA KLINIS
Gejala glaukoma umumnya agak sulit diketahui, karena sering tidak disadari oleh
penderitanya atau dianggap sebagai tanda dari penyakit lain sehingga kebanyakan penderita
datang ke dokter mata dalam keadaan yang lanjut dan bahkan sudah buta. Selain itu, hal ini
diperparah oleh minimnya pengetahuan penderita dan keluarganya terhadap penyakit glaukoma.
.
1. Pada jenis glaukoma akut, penderita akan mengalami nyeri yang sangat hebat pada mata,
sakit kepala, hingga mual muntah. Penglihatan dirasakan menurun drastis dan mata terlihat
merah. Keadaan ini disebut glaukoma akut yang terjadi akibat peningkatan TIO yang
mendadak.
2. Pada jenis glaukoma kronik penderita jarang mengeluhkan mata, karena umumnya
peningkatan tekanan yang terjadi telah berlangsung lama dan mata penderita telah
beradaptasi. Keadaan ini sangat berbahaya, penyakit berjalan terus sedangkan penderita
tidak menyadarinya.9
Sakit kepala ringan
Hilang penglihatan berangsur-angsur, yamg diawali dengan penyempitan lapang
pandang tepi, Pada akhirnya akan terjadi penyempitan lapang pandang yang
menyebabkan penderita sulit melihat benda-benda yang terletak di sisi lain ketika
penderita melihat lurus ke depan (disebut penglihatan terowongan).
Penglihatan menjadi kabur atau berkabut
halo
3. Pada Glaukoma Kongenital :
Bola mata membesar
Edema atau kornea keruh akibat ensotel kornea sobek
Bayi tidak tahan sinar matahari
Mata berair
Silau
Menjauhi sinar dengan menyembunyikan mata.4
DIAGNOSIS
Pada penderita glaukoma ditentukan beberapa gejala tergantung pada jenis glaukoma
tersebut. Penderita sering ditemukan mengalami mual, muntah, sakit hebat di mata dan di kepala,
perasaan mual dengan muntah, dan bradikardia.
Gambaran klinis yang sering ditemui antara lain:
1. Bradikardia akibat refleks okulo kardiak
2. Mual dan muntah yang kadang-kadang akibat rasa sakit yang berat terdapat gejala
gastrointestinal
3. Sakit hebat di mata dan di kepala karena iris bengkak dan meradang, papil saraf optik
hiperemis
4. Bilik mata depan di dalamnya normal akibat terjadinya pengecilan lensa pada katarak
hipermatur
5. Kelopak mata edem dengan blefarospasme, terlihat injeksi siliar yang berat, kornea juga
terlihat keruh dan pada dataran belakangnya menempel lensa yang luksasi. 3
Glaukoma akan memperlihatkan gejala:
1. Tekanan bola mata yang tidak normal.
2. Rusaknya jala.
3. Menciutnya lapang penglihatan akibat rusaknya selaput jala yang dapat berakhir dengan
kebutaan. 3
TES DIAGNOSTIK GLAUKOMA
Sebelum melakukan penanganan lanjut hendaknya dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu
sesuai dengan gejala yang ada pada penderita:
1. Tonometri Palpasi
Adalah pemeriksaan umtuk menentukan tekanan bola mata dengan cepat, yaitu dengan
memakai ujung jari pemeriksa tanpa alat khusus (tonometer). Dengan menekan bola mata
dengan jari pemeriksa diperkirakan besarnya tekanan didalam bola mata.
Penilaian dilakukan dengan pengalaman sebelumnya yang dapat menyatakan tekanan mata
N+1, N+2, N+3 atau N-1, N-2, N-3 yang menyatakan tekanan mata lebih tinggi atau lebih
rendah daripada normal.
2. Tonometer Schiotz
Tonometer Schiotz merupakan tonometer indentasi atau menekan permukaan kornea
dengan beban yang dapat bergerak bebas pada sumbunya. Pada tonometer Schiotz bila
tekanan rendah atau bolamata empuk maka beban akan dapat mengidentasi lebih dalam
dibanding bila tekanan bola mata tinggi atau bola mata keras.
Bila tekanan lebih tinggi 20 mmHg dicurigai adanya glaukoma, bila tekanan lebih dari
pada 25 mmHg pasien menserita glaukoma
3. Oftalmoskopi
Untuk melihat fundus bagian mata dalam yaitu retina. Dengan oftalmoskop dapat dilihat
saraf optik didalam mata dan akan dapat ditentukan apakah tekanan bola mata telah
mengganggu saraf optik.
4. Tonografi
Tonografi bertujuan untuk mengukur daya kemampuan pengaliran aquous humor atau daya
pengosongan cairan mata pada sudut bilik mata.
Dengan mempergunakan tonometer Schiotz elektrik dihubungkan dengan alat pencatat
untuk mengetahui hasil tekanan yang menurunkan tekanan bola mata bila diberi tekanan
berkesinambungan. Pencatatan pada kertas yang berkesinambunganm akan memberikan
gambaran tonogram.
5. Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata dengan goniolens.
Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan patologik sudut mata, juga
untuk melihat hal-hal yang terdapat pada susut bilik mata seperti benda asing. Dengan
gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma penderita dan malahan dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder.
6. Pemeriksaan Lapangan Pandang (Perimetri)
Perimetri dilakukan untuk mencari batas luar persepsi sinar perifer dan melihat
kemampuan penglihatan daerah yang sama dan dengan demikian dapat dilakukan
pemeriksaan defek lapangan pandang.4
7. Pachymetry
Adalah suatu tes yang relatif baru digunakan untuk managemen glaucoma. Pachymetry
menentukan ketebalan dari kornea. Setelah mata dibuat mati rasa dengan obat-obat tetes
bius, ujung dari pachymeter disentuhkan dengan ringan pada permukaan depan mata
(kornea). Studi-studi terakhir menunjukkan bahwa ketebalan kornea pusat dapat
mempengaruhi pengukuran tekanan intraocular. Kornea yang lebih tebal dapat
memberikan pembacaan tekanan mata yang tinggi secara salah dan kornea yang lebih tipis
dapat memberikan pembacaan tekanan yang rendah secara salah. Lebih jauh, kornea-
kornea tipis mungkin adalah suatu faktor risiko tambahan untuk glaucoma.8,11
TERAPI
Macam terapi yang dapat diberikan kepada pasien glaukoma :
1. Medication / Obat-obatan:
Pemberian obat-obatan baik berupa tetes mata maupun tablet sebagai tindakan
pengobatan awal bertujuan untuk segera menciptakan keadaan tekanan bola mata yang
normal atau cukup rendah untuk memelihara agar saraf optik tidak tertekan dan dengan
demikian akan mencegah semakin meluasnya kerusakan lapang pandang.
2. Laser treatment / Tindakan laser
Laser Trabekuloplasty dan Laser Iridotomi adalah suatu cara untuk membuat agar
pengaliran aqueous humor selalu dalam keadaan lancar sehingga tekanan bola mata
selalu dalam batas yang diinginkan.
3. Surgery / Tindakan pembedahan.
Trabekulectomi atau iridektomi, membuat saluran kecil dari bilik mata belakang
tembus ke bilik mata depan dan kesaluran di sudut bilik mata agar cairan bola mata
dapat mengalir secara lancar.8
Pemberian terapi menurut jenis glaukoma yang diderita :
1. Glaukoma Sudut Terbuka
Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka.
Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol, carteolol,
levobunolol atau metipranolol), yang kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan
di dalam mata. Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan
pengaliran cairan dari bilik anterior. Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine,
dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi
pembentukan cairan).
Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya tidak dapat
ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan untuk meningkatkan pengaliran
cairan dari bilik anterior.
Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan pembedahan
untuk memotong sebagian iris (iridotomi).
2. Glaukoma Sudut Tertutup
Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan serangan
glaukoma. Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide).
Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan membuka
saluran yang tersumbat.
Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker.
Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta inhibitor karbonik
anhidrase biasanya terus dilanjutkan.
Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol intravena
(melalui pembuluh darah). Terapi laser untuk membuat lubang pada iris akan membantu
mencegah serangan berikutnya dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara
permanen. Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser, dilakukan pembedahan
untuk membuat lubang pada iris. Jika kedua mata memiliki saluran yang sempit, maka
kedua mata diobati meskipun serangan hanya terjadi pada salah satu mata.
3. Glaukoma Sekunder.
Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya.
Jika penyebabnya adala peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan
pupil. Kadang dilakukan pembedahan.
4. Glaukoma Kongenitalis
Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.6
PENCEGAHAN
Pencegahan kebutaan akibat glaukoma:
1. Pada orang yang telah berusia 20 tahun sebaiknya dilakukan pemeriksaan tekanan bola
mata berkala secara teratur setiap 3 tahun.
2. Bila terdapat riwayat adanya glaukoma pada keluarga maka lakukan pemeriksaan ini setiap
tahun.
3. Secara teratur perlu dilakukan pemeriksaan lapang pandangan dan tekanan mata pada
orang yang dicurigai akan timbulnya glaukoma.
4. Sebaiknya diperiksakan tekanan mata, bila mata menjadi merah dengan sakit kepala yang
berat. 3
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
(1) Ilyas, Sidarta. 2006. Ilmu Penyakit Mata. Fakultas kedokteran Universitas Indonesia:
Jakarta.
(2) Ilyas, Sidarta. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Jakarta.
(3) Ilyas, Sidarta.2004. Ilmu Perawatan Mata. Sagung Seto: Jakarta.
(4) Ilyas, Sidarta 2007. Glaukoma (tekanan bola mata tinggi). Sagung Seto: Jakarta
(5) IgG antibody patterns in aqueous humor of patients with primary open angle glaucoma and
pseudoexfoliation glaucoma.Joachim SC, Wuenschig D, Pfeiffer N, Grus FH.Experimental
Ophthalmology, Department of Ophthalmology, Johannes Gutenberg University, Mainz,
Germany. http://www.molvis.org/molvis/v13/a175
(6) http://www.angelfire.com/oz2/duniamedisdankesehat/glaukoma.htm#bottom
(7) http://www.mayoclinic.com/health/glaucoma/DS00283/DSECTION=3
(8) http://www.medicinenet.com/glaucoma/page2.htm
(9) http://www.perdami.or.id/2008/berita_detail.php?sdet=13
(10) http://www.siloamhospitals.com/general/getAttachment
(11) http://www.totalkesehatananda.com/glaucoma.html
(12) http://www.rsmyap.com/content/view/70/1/