7
TERJEMAHAN JURNAL-Agista Astiyanto Putri-04071004032 U Bow Activator, Sebuah Alternatif Alat Ortodontik Fungsional Anita Budihardja* and Jusuf Sjamsuddin** *Orthodontics Adaptation Program at the Department of Orthodontic **Department of Orthodontic Faculty of Dentistry, Airlangga University Surabaya - Indonesia Abstrak Perawatan ortodontik fungsional telah terbukti menjadi salah satu perawatan yang efektif dan berhasil dalam ortodonsi. Alat ortodontik fungsional hanya bisa dilakukan pada pasien muda dalam masa pertumbuhan. Semenjak activator Andersen, ada banyak alat –alat fungsional lainnya yang telah dibuat dan diperkenalkan. U bow activator, diperkenalkan oleh Prof. Karwetzky dari Universitas Wilhems di Muenster, adalah salah satu yang dapat dipilih. Pada laporan kasus berikut ini, U bow activator tipe 1 dipergunakan untuk merawat maloklusi kelas II dan terbukti memberikan hasil yang memuaskan. Kerjasama pasien merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan perawatan. Kata kunci: Functional orthodontic appliance, U bow activator, Karwetzky Correspondence: Anita Budihardja, c/o: Bagian Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Jln. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo 47 Surabaya 60132, Indonesia. PENDAHULUAN Daskalogiannakis dalam Glossary of Orthodontics Term mendefinisikan alat fungsional sebagai alat lepasan ataupun cekat yang merubah postur mandibula. Alat ini meneruskan tekanan yang dihasilkan oleh peregangan otot dan jaringan lunak serta daerah neuromuscular kepada jaringan gigi dan tulang untuk mengasilkan pergerakan gigi dan modifikasi pertumbuhan. Pada 1880, Kingsley memperkenalkan istilah dan konsep “jumping the bite” untuk pasien dengan retrusi mandibula. Dia memasang plat palatal vulkanit dengan inklinasi anterior (anterior incline) yang menuntun mandibula ke depan ketika pasien menutup mulut. Kemudian pada tahun 1902, Pierre Robin mempublikasikan artikel yang menjelaskan sebuah alat, yang disebut monobloc, karena terdiri dari single block vulkanit. Dia menggunakan alat ini untuk memposisikan mandibula ke depan pada pasien glossoptosis dan rethrognati mandibula parah yang beresiko mengganggu jalan napas karena lidah. Masalah ini biasanya berhubungan dengan celah palatum dan dikenal sebagai sindrom Pierre Robin. Robin mencatat bahwa postur mandibula yang

UBAtranslatedinbahasa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UBAtranslatedinbahasa

TERJEMAHAN JURNAL-Agista Astiyanto Putri-04071004032

U Bow Activator, Sebuah Alternatif Alat Ortodontik FungsionalAnita Budihardja* and Jusuf Sjamsuddin***Orthodontics Adaptation Program at the Department of Orthodontic**Department of OrthodonticFaculty of Dentistry, Airlangga UniversitySurabaya - Indonesia

Abstrak

Perawatan ortodontik fungsional telah terbukti menjadi salah satu perawatan yang efektif dan berhasil dalam ortodonsi. Alat ortodontik fungsional hanya bisa dilakukan pada pasien muda dalam masa pertumbuhan. Semenjak activator Andersen, ada banyak alat –alat fungsional lainnya yang telah dibuat dan diperkenalkan. U bow activator, diperkenalkan oleh Prof. Karwetzky dari Universitas Wilhems di Muenster, adalah salah satu yang dapat dipilih. Pada laporan kasus berikut ini, U bow activator tipe 1 dipergunakan untuk merawat maloklusi kelas II dan terbukti memberikan hasil yang memuaskan. Kerjasama pasien merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan perawatan.

Kata kunci: Functional orthodontic appliance, U bow activator, KarwetzkyCorrespondence: Anita Budihardja, c/o: Bagian Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Jln. Mayjend. Prof. Dr.Moestopo 47 Surabaya 60132, Indonesia.

PENDAHULUAN

Daskalogiannakis dalam Glossary of Orthodontics Term mendefinisikan alat fungsional sebagai alat lepasan ataupun cekat yang merubah postur mandibula. Alat ini meneruskan tekanan yang dihasilkan oleh peregangan otot dan jaringan lunak serta daerah neuromuscular kepada jaringan gigi dan tulang untuk mengasilkan pergerakan gigi dan modifikasi pertumbuhan. Pada 1880, Kingsley memperkenalkan istilah dan konsep “jumping the bite” untuk pasien dengan retrusi mandibula. Dia memasang plat palatal vulkanit dengan inklinasi anterior (anterior incline) yang menuntun mandibula ke depan ketika pasien menutup mulut.

Kemudian pada tahun 1902, Pierre Robin mempublikasikan artikel yang menjelaskan sebuah alat, yang disebut monobloc, karena terdiri dari single block vulkanit. Dia menggunakan alat ini untuk memposisikan mandibula ke depan pada pasien glossoptosis dan rethrognati mandibula parah yang beresiko mengganggu jalan napas karena lidah. Masalah ini biasanya berhubungan dengan celah palatum dan dikenal sebagai sindrom Pierre Robin.

Robin mencatat bahwa postur mandibula yang mengarah ke depan dapat mengurangi bahaya ini dan juga dapat memperbaiki hubungan rahang.

Terinspirasi dari alat Kingsley, tanpa mengetahui Monobloc Robin, Andresen membuat sebuah alat modifikasi bergerak dan lepasan yang mengirimkan stimulus otot ke rahang, gigi, dan jaringan pendukung. Andresen pertama kali menggunakan alat ini sebagai retainer selama liburan musim panas putrinya setelah pelepasan alat cekat untuk mengkoreksi distooklusi. Alat ini merupakan modifikasi dari alat Kingsley, dimana dia menambahkan perluasan lateral untuk melindungi aspek lingual gigi-gigi mandibula. “Retainer Biomekanik” juga untuk mencegah bernapas melalui mulut. Kegunaan selanjutnya dari “retention activator”, sebutan alat ini kemudian, membawa hasil yang lebih baik. Dia menemukan bahwa hasil perawatan sebelumnya tidak hanya dapat dipertahankan namun pada beberapa kasus juga dapat ditingkatkan.

Lalu, Andresen bekerjasama dengan Haupl, membuat sebuah konsep alat, yang mereka sebut

Page 2: UBAtranslatedinbahasa

TERJEMAHAN JURNAL-Agista Astiyanto Putri-04071004032

aktifator. Menurut mereka, aktifator memiliki kemampuan untuk mengaktivasi tekanan otot. Mereka menganggap “functional jaw orthopaedics” sebagai metode yang paling dapat menyebabkan perubahan pertumbuhan secara fisiologis. Mereka percaya alat ini mampu menginduksi perubahan pertembuhan dengan cara fisiologis dan menstimulasi atau meneruskan tekanan alami dengan aksi yang intermitten kepada rahang, gigi, dan jaringan pendukung.

Pengenalan activator Andresen merupakan sebuah batu loncatan dalam sejarah orthodonsi. Sejak saat itu pembuatan alat lepasan dan modifikasi activator berkembang sangat pesat, terutama di eropa. Pada 1964, Rudolf Karwetzky dari Universitas Wilhems Munster, dengan artikelnya “Ein neues Funktions-kieferorthopädisches Gerät” at the Deutsche Zahnärzteblatzt, memperkenalkan alat fungsional terbaru, yang disebut U bow activator atau U Bügel Activator (UBA).

U Bow activator dari Karwetzky terdiri dari plat aktif maksila dan mandibula, digabungkan dengan U bow pada region molar pertama permanen. Sebagai tambahan akrilik menutupi aspek jaringan lingual, gingival dan gigi, plat juga meluas diatas aspek oklusal seluruh gigi. Tiap plat memiliki labial bow dan protrusion bow(closed spring), dan plat atas dipasang expansion screw. Labial bow, terbuat dari kawat stainless steel 0,9 mm, meluas dari kaninus ke kaninus. Protrusion bow terpasang dari tengah kaninus ke kaninus pada region palatal, terbuat dari kawat stainless steel 0,7 mm. Tinggi kedua komponen ini tergantung pergerakan gigi depan yang ingin dicapai. Expansion screw diletakkan pada plat atas setinggi P1 atau dm1. U bow terbuat dari kawat 1,2 mm, ditempatkan pada kedua sisi setinggi M1. Aktivasi U Bow akan menetapkan reposisi mandibula.

Terdapat 3 tipe U bow activator yang dibuat oleh Karwetzky: a) UBA tipe 1, U bow ditempatkan melengkung ke bawah dan activator ini digunakan untuk mengoreksi maloklusi kelas II; b) UBA tipe 2, U bow ditempatkan melengkung ke atas dan

digunakan untuk koreksi maloklusi kelas III; c) UBA tipe 3a dan 3b, penempatannya berbeda pada sisi kiri dan kanan, tipe ini biasanya digunakan untuk mengoreksi keasimetrisan dan pergeseran midline.

Dari ketiga tipe UBA, yang paling sering digunakan adalah tipe 1 untuk mengoreksi maloklusi kelas II. Ehmer, dengan klasifikasi dysgnathy, mengatakan bahwa indikasi penggunaan UBA tipe 1 adalah retrognathy mandibula, prognathy maksila, protrusi gigi depan atas dan atau retrusi gigi depan bawah, deck bite (Angle kelas II divisi 2), dan keasimetrisan skeletal atau fungsional yang menyertai maloklusi kelas II.

Sama seperti alat fungsional lainnya, waktu penggunaan UBA yang optimal adalah selama pertumbuhan, antara 8-11 tahun. UBA juga dapat dipergunakan lebih awal (4-7 tahun), biasanya pada pasien dengan maloklusi kelas II div 1 disertai overjet yang ekstrem. Tipe maloklusi seperti ini dapat meningkatkan resiko trauma gigi depan, disebabkan bentuk fungsional yang negative (bibir bawah terjebak dibelakang gigi atas depan dan tidak dapat menutup bibir) dan biasanya menyebabkan stress psikologis pada pasien (diolok-olok karena penampilan).

Modus aksi UBA adalah splinting seluruh elemen gigi, reposisi anterior mandibula secara berangsur (memposisikan mandibula ke depan), ekspansi maksila kearah transversal secara selektif, dan gabungan elemen-elemen aktif untuk pergerakan gigi yang diinginkan. Relief akrilik pada region oklusal dan palatal (lingual) akan memberikan efek splinting pada gigi. Akrilik biasanya digerinda ketika gigi permanen erupsi, atau ketika diinginkan pergerakan elongasi gigi posterior.

U bow yang menggabungkan plat atas dan bawah dapat diaktivasi dan aktivasi ini akan menyebabkan reposisi anterior mandibula yang sequensial/teratur. Construction bite dibuat 3-4 mm sagital ke anterior. Setelah menggunakan UBA

Page 3: UBAtranslatedinbahasa

TERJEMAHAN JURNAL-Agista Astiyanto Putri-04071004032

selama 3-5 bulan, aktivasi dapat dimulai. Aktivasi biasanya 2 mm setiap 2-3 bulan.

Pada maloklusi kelas II div 1 dengan retrognathy mandibula, rahang atas biasanya kurang berkembang kearah transversal. Dengan menggunakan UBA, akan mungkin untuk melakukan reposisi anterior mandibula bersamaan dengan ekspansi lateral maksila. Ekspansi ini dapat dilakukan setelah 2 bulan menggunakan UBA (masa adaptasi) dan dapat dilakukan 1-2 kali seminggu.

Pergerakan gigi, bahkan terbatas, bisa juga didapatkan dengan labial bow dan protrusion bow pada rahang atas dan rahang bawah. Kontrol gerakan torque pada gigi atas depan (gerakan torque tidak aktif) didapat jika labial bow pasif ditempatkan lebih ke gingival dan protrusion bow aktif ditempatkan lebih ke incisal. Inklinasi dan posisi gigi depan bawah dapat juga dikoreksi menggunakan labial bow dan protrusion bow secara tepat.

KASUS

Pasien laki-laki 9 tahun datang ke Departemen Orthodonsi Universitas Wilhem dengan keluhan utama gigi atas depannya terlalu protrusive. Dia mengalami kesulitan menutup mulut dan gigi depan atas tersebut terlihat jelas ketika posisi istirahat fisiologis. Kepercayaan dirinya rendah karena selalu diejek saudara dan teman-temannya sebegai bugs bunny. Anamnesis menunjukkan beberapa orang di keluarganya (kakak dan adik lelaki) mengalami masalah serupa (gigi/rahang atas protrusi). Dia juga kesulitan menutup mulut dan bernapas melalui mulut. Foto ekstraoral sebelum dan sesudah perawatan dapat dilihat pada gambar 4 dan 5.

Relasi molar dan kaninus pada kedua sisi adalah kelas II. Kurva spee nya dalam, ada spacing di rahang atas, over jet 11 mm dan overbite 6,5 mm. Radiografi panoramic menunjukkan seluruh gigi permanen telah ada, kecuali M3 yang belum dapat terlihat pada usia ini.

Analisis cephalometry menunjukkan maloklusi kelas II dengan maksila normal dan

mandibula retrognathy, wajah mesofasial dengan pola pertumbuhan normal, gigi depan atas dan bawah procline dan profilnya konveks.

MANAJEMEN KASUS

Rencana perawatan kami adalah menggunakan alat fungsional untuk mendapatkan reposisi mandibula ke anterior dan untuk mempengaruhi pertumbuhan mandibula mencapai maksimum. Alat fungsional yang digunakan adalah U bow activator tipe 1 dari Karwetzky. Construction bite pertama dibuat 4 mm sagital ke anterior dan midline rahang bawah disesuaikan dengan midline wajah. Ekspansi kearah transversal pada rahang atas juga dibutuhkan dalam kasus ini.

Selama 6 bulan pertama, kerjasama pasien tidak begitu baik. Pasien kehilangan UBA nya dan harus dibuatkan UBA yang baru. Setelah kejadian itu, pasien dimotivasi selama kunjungan klinik, dan sejak itu motivasinya membaik. DIa memakai UBA nya secara teratur, sepanjang malam dan juga di siang hari. UBA diaktivasi 2 mm setiap 2-3 bulan dan expansion screw sekali seminggu. Setelah 15 bulan menggunakan UBA(gambar8), overjetnya berkurang menjadi 7 mm dan dia tidak lagi kesulitan menggunakan UBA.

Setelah menggunakan UBA selama 25 bulan, overjetnya berkurang menjadi 2-3 mm dan profil mukanya berubah. Hubungan molar pada kedua sisi menjadi kelas 1. Baik pasien dan orang tua merasa senang dan puas dengan hasil perawatan dan tidak ingin menggunakan perawatan ortodontik cekat. Diputuskan untuk memulai fase retensi dan selama tahap ini pasien diinstruksikan menggunakan UBA pada malam hari saja.

Setelah 15 bulan menggunakan UBA sebagai retainer (gambar 11 dan 12), hasil perawatan telah stabil. Oklusi pasien telah stabil statis dan dinamis, profil wajah baik, senyumannya indah, dan kepercayaan dirinya membaik setelah perawatan ortodontik. Pasien dan orang tua merasa sangat puas dengan hasil perawatan.

Page 4: UBAtranslatedinbahasa

TERJEMAHAN JURNAL-Agista Astiyanto Putri-04071004032

DISKUSIU bow activator adalah salah satu alat

fungsional yang bisa digunakan untuk menempatkan mandibula ke depan dan memodifikasi pertumbuhan maloklusi kelas dua. Keuntungan menggunakan UBA adalah operator bisa melakukan positioning mandibula ke depan secara berangsur. Karwetzky, tahun 1964, menyatakan bahwa positioning mandibula yang berangsur angsur lebih efektif dibandingkan dengan reposisi direct. Dalilnya ini kemudian dibuktikan dengan eksperimen yang dilakukan oleh Petrovic pada 1975. Eksperimen ini menunjukkan bahwa reposisi yang berangsur angsur akan memberikan hasil yang lebih stabil dan dapat meningkatkan pertumbuhan kondilus dengan efektif.

Reposisi yang berangsur-angsur telah dilakukan pada pasien ini. Pada awal perawatan, construction bite dibuat hanya 4 mm ke anterior(overjet pasien 12mm) dan setelah 6 bulan U bow diaktivasi 1-2 mm setiap 2 bulan. Setelah 25 bulan menggunakan UBA, overjet berkurang menjadi 2-3mm. Maksila meluas kearah transversal dengan aktivasi expansion screw seminggu sekali.

Perubahan skeletal yang di dapat dengan UBA adalah membatasi pertumbuhan maksila (ketika dikombinasikan dengan head gear), meminimalisasi reaksi yang tidak diinginkan dari maksila (seperti rotasi anterior-inferior maksila), meningkatkan pertumbuhan kondilus sehingga batas optimal pertumbuhan dapat tercapai, dan meningkatkan pertumbuhan pada regio temporal dan dentoalveolar yang dapat menstabilkan hasil perawatan.

UBA juga dapat menghasilkan perubahan dental yaitu control torque pada gigi anterior (dengan menempatkan labial bow dan protrusion bow dengan tepat) dan menghindari perubahan yang tidak diinginkan seperti proclinasi gigi bawah depan. Selain perubahan skeletal dan dental, UBA juga dapat menghasilkan adaptasi neuromuscular yang dibutuhkan untuk stabilisasi hasil perawatan.

Perubahan signifikan terlihat pada pasien ini, didapat relasi kelas satu pada region molar dan kaninus, dengan overbite dan overjet 2-3 mm. Inklinasi gigi depan atas dan bawah normal dan hasil

perawatan stabil bahkan sampai 15 bulan setelah masa retensi.

Hasil optimal dapat diperoleh dengan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat, pada waktu yang tepat sesuai usia pasien. Ehmer menyatakan bahwa waktu optimal untuk memulai perawatan dengan alat fungsional adalah sebelum pasien mencapai puncak pertumbuhan (stadium MP3 = in carpal radiograf). Setelah itu, alat fungsional tetap bisa digunakan walaupun perawatan dimulai terlambat.

Ketika pasien masih dalam stadium MP3= menurut radiografi tulang karpal (lebar epiphyse dan diaphyse sama, biasanya 9,7 tahun pada perempuan, dan 11,2 tahun pada anak lelaki), sangat optimal untuk memulai perawatan orthodontic dengan alat fungsional. Ketika pasien berada dalam stadium MP3 cap (epifise menutupi diafise, biasanya 12,4 tahun pada perempuan dan 14 tahun pada anak lelaki), keberhasilan perawatan akan terbatas dan tidak akan seoptimal ketika dilakukan sebelum masa itu. Waktu awal perawatan dianggap terlambat, dan hanya dapat berhasil dengan kerjasama dan pola pertumbuhan yang baik dari pasien.

Pada stadium MP3 unit (epifise dan diafise sudah bergabung) biasanya 14,3 tahun pada perempuan dan 16 tahun pada anak lelaki), pasien dianggap terlalu tua untuk perawatan ortodontik dengan alat fungsional. Perawatan masih dapat dilakukan dengan angka keberhasilan yang tidak tinggi dan harus didukung juga oleh kerjasama dan pola pertumbuhan yang baik dari pasien.

Kerjasama pasien, seperti dikatakan sebelumnya, merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan keberhasilan dan stabilitas perawatan. Selama 6 bulan pertama, kerjasama pasien buruk, dia tidak memakai alatnya dan bahkan menghilangkannya. Setelah itu, dibuatlah UBA yang baru dan pasien dimotivasi. Setelah kerjasama nya membaik, dia memakai alat tersebut setiap malam dan beberapa jam di siang hari seperti yang diinstruksikan, dia datang ke klinik untuk control secara teratur dan oral hygiene nya selalu baik. Hal-hal tersebut sungguh sangat berperan untuk mendapatkan hasil perawatan yang baik.

Page 5: UBAtranslatedinbahasa

TERJEMAHAN JURNAL-Agista Astiyanto Putri-04071004032

Dapat disimpulkan bahwa U bow activator dari Karwetzky adalah salah satu alat fungsional yang bisa digunakan untuk merawat maloklusi kelas 2, baik skeletal ataupun dentoalveolar. Indikasi dan kontraindikasi penggunaan U bow activator harus dipertimbangkan dalam konteks indikasi ortopedi dentofasial dan ortodonsi fungsional. Terdapat area yang luas dari aplikasi klinis selama masa pertumbuhan untuk

bentuk yang berbeda dari maloklusi kelas II. Ada beberapa efek yang dapat diperoleh dari penggunaan U bow activator ;splinting gigi geligi, positioning mandibula ke depan, ekspansi maksila, dan gabungan elemen-elemen aktif untuk mencapai pergerakan gigi yang diinginkan. Alat ini terbukti bekerja dengan baik dan mudah digunakan ataupun dibuat.

references1. Daskalogiannakis J. Glossary of orthodontic terms. 1st ed. Berlin:Quintessence Publishing; 2000. p. 18, 123.2. Graber TM, Neumann B. Removable orthodontic appliance. 2nd ed.Philladelphia: WB. Saunders Co; 1984. p. 175–243.3. Graber TM, Rakosi T, Petrovic AG. Dentofacial orthopedics withfunctional appliance. 2nd ed. St Louis: Mosby; 1997. p. 161–2224. Ehmer U. U Bügel aktivator. In: Miethke RR, Drescher D,editors. Kleines Lehrbuch der Angle Kalsse II,1 unter besondereBerücksichtigung der Behandlung. Berlin: Quintessence Bibliothek;1996. p. 161–82.5. Ehmer U. Indikatiobshinweise für den U Bügel Aktivator Typ 1 nachKarwetzky. Prakt Kieferorthop 1988; (2):75–846. Ehmer U. Indikatiobshinweise für den U Bügel Aktivator Typ 1 nachKarwetzky, Wirkungsprinzipien – Indikationsbereiche – KlinischeHandabung. Prakt Kieferorthop 1994; (8):11–22.7. Petrovic A, Gasson N, Oudet C. Wirkung der übertriebenen posturalenVorschubsteilung des Unterkiefers auf das Kondylenwachstum dernormalen und der mit Wachstumhormonen behandelten Ratte. FortschKierorthop 1975; (36):86–97.