Upload
doancong
View
244
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
xvi
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
SEDIAAN MASKER PEEL-OFF EKSTRAK ETANOL 50% KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)
SKRIPSI
MYRA KHARISMA IZZATI
1110102000027
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
JAKARTA
OKTOBER 2014
ii
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
SEDIAAN MASKER PEEL-OFF EKSTRAK ETANOL 50% KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
MYRA KHARISMA IZZATI
1110102000027
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
JAKARTA
OKTOBER2014
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk
telah saya nyatakan benar
Nama : Myra Kharisma Izzati
NIM : 1110102000027
Tanda Tangan :
Tanggal : Oktober 2014
iv
v
vi
ABSTRAK Nama : Myra Kharisma Izzati Program studi : Farmasi Judul : Formulasi dan Uji Antioksidan Gel Masker Peel-Off Ekstrak
Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu tanaman yang kaya akan senyawa antioksidan. Berbagai sediaan yang mengandung senyawa antioksidan telah banyak beredar, salah satunya dalam bentuk gel seperti masker peel-off. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi gel masker peel-off ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dengan basis polivinil alkohol (PVA) dan hidroksi propil metil selulosa (HPMC) sebagai peningkat viskositas, serta untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari sediaan gel masker peel-off ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.). Uji antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Kulit buah manggis diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 50%. Ekstrak yang diperoleh kemudian dibuat sediaan gel masker peel-off dengan persentase ekstrak kulit buah manggis sebesar 1% dan variasi persentase HPMC sebesar 1% (FI), 2% (FII), 3% (FIII) dan gel tanpa ekstrak dengan HPMC 3% sebagai kontrol (FIV). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi HPMC dalam formula berpengaruh secara bermakna (p < 0,05) terhadap viskositas yang semakin besar, daya sebar gel yang semakin berkurang, serta kekuatan tarik dan elongasi yang semakin berkurang. Hasil uji antioksidan menggunakan DPPH menunjukkan nilai IC50 dari ketiga sediaan gel masker peel-off ekstrak kulit buah manggis formula 1, formula 2, dan formula 3 berturut-turut yaitu 16,258; 16,542; dan 16,406 µg/ml. Kata kunci : gel masker peel off , PVA, HPMC, ekstrak kulit buah manggis
vii
ABSTRACT
Name : Myra Kharisma Izzati Program study : Farmasi Title : The Formulation of Peel-Off Mask Gel of Mangosteen Rind
Extract (Garcinia mangostana L.) with Ethanol 50% and Evaluation of Its Antioxidant activity
Mangosteen (Garcinia mangostana L.) is a plant that rich in antioxidant compounds. Various products containing antioxidant compounds have been widely used, such as gel peel-off mask. This study aimed to obtain a peel-off mask gel formulation of mangosteen rind extract (Garcinia mangostana L.) with a base of polyvinyl alcohol (PVA) and Hidroxy Prophyl Methyl Cellulosa (HPMC) as a viscosity enhancher, as well as to determine the activity of antioxidant of peel-off mask gel mangosteen rind extract (Garcinia mangostana L.). Antioxidant activity was tested by using DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Mangosteen rind was extracted by maceration using ethanol 50%. The extract was made to be peel-off mask gel with mangosteen rind extract 1% and viscosity enhancer variation of HPMC 1% (F1), 2% (F2), 3% (F3) and gel without extract with HPMC 3% as control (F4). The results showed that increase in concentration of HPMC in the formula affect the greater viscosity, decrease in gel spreadness, decrease in tensile strength and elongationthat was significantly different (p˂ 0,05). Antioxidants determination using DPPH assay showed that IC50 value from the peel-offmask gel of mangosteen rind extract formula 1, formula 2, and formula 3 are 16,258; 16,542; and 16,406 µg/ml.
Keywords: peel-off mask gel, PVA, HPMC, mangosteen rind extract
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan nikmat sehat, iman islam, rezeki, kekuatan, petunjuk,
rahmat serta kasih sayangNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Masker Peel-Off
Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana L. Shalawat serta
salam semoga tercurah selalu kepada nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabat hingga akhir zaman.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi akan sangatlah sulit
untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Ibu Nelly Suryani, PhD., Apt selaku pembimbing I, dan Ibu Ofa
Suzanti Betha, M.Si., Apt selaku pembimbing II yang telah
memberikan waktu, motivasi, pikiran dan bimbingan selama penelitian
dan penyusunan skripsi.
2. Bapak Prof. Dr. (hc) dr. M. K. Tadjudin, Sp. And selaku Dekan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak Drs. Umar Mansyur, M. Sc selaku Kepala Program Studi
Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Seluruh dosen farmasi UIN yang telah membimbing dan memberikan
ilmunya selama ini
5. Kedua orang tua tercinta, Bapak Pragito dan Ibu Suyatmi atas
pengorbanan, kasih sayang, motivasi dan doa yang telah mama dan
ix
bapak berikan selama ini. Ananda Prayuda Wisnu Abiyasa dan Ananda
Maulana Arya Dharu yang telah memberikan dukungan, motivasi dan
doanya, semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan keberkahan
dalam kehidupan kita.
6. Muhammad Mirza Hardiansyah atas perhatian, semangat, bantuan dan
kesediaannya menemani dan mendengarkan keluh kesah penulis
selama ini.
7. Sahabat-sahabat, Biela, Nisa, Auva, Mayta, Indah, Yeyet, Vina,
Metha, dan Salma atas dukungan, motivasi dan persahabatan selama di
bangku perkuliahan.
8. Teman-teman seperjuangan penelitian, Liana, Desi, Hani, Mala, Diah,
Desti, Dwikky, Hadi, Deisy, Cekgu, Amel, Erwin, dan Denny atas
perjuangan, bantuan, dan semangatnya.
9. Kakak laboran program studi farmasi (Kak Lisna, Kak Tiwi, Kak Eris,
Kak Liken, Kak Rahmadi dan Kak Rani) yang telah banyak membantu
dan memberikan ilmunya kepada penulis selama proses penelitian.
10. Kakak-kakak Farmasi UIN Jakarta, Kak Putri Laras, Kak Muhammad
Arif, Kak Agung Priyanto, dan kakak-kakak lainnya yang selalu
memberikan masukan dan nasihat juga membantu penulis dalam
penelitian ini,
11. Teman-teman farmasi angkatan 2010 “Andalusia” untuk segala
kebersamaan dan kekompakannya.
12. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu yang turut
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, namun demikian penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat
Wassalamu’alaikumWr. Wb
Jakarta , Oktober 2014
Penulis
x
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Myra Kharisma Izzati
NIM : 1110102000027
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Program Studi : Farmasi
Jenis Karya : Skripsi
demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya
dengan judul :
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN MASKER
PEEL-OFF EKSTRAK ETANOL 50% KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia
Mangostana L.)
untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital
Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk
kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-undang Hak Cipta.
Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya.
Dibuat di : Ciputat
Pada Tanggal : Oktober 2014
(Myra Kharisma Izzati)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
ABSTRACK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 4
2.1 Tanaman Manggis ........................................................................... 4
2.1.1 Klasifikasi ............................................................................... 4
2.1.2 Morfologi ................................................................................ 4
2.1.3 Kandungan Kimia dan Aktivitas Biologis Garcinia
mangostana L ......................................................................... 5
2.2 Kulit ................................................................................................. 6
2.3 Radikal Bebas .................................................................................. 7
xii
2.4 Antioksidan ...................................................................................... 8
2.5 DPPH ............................................................................................... 8
2.6 Ekstraksi .......................................................................................... 9
2.6.1 Estraksi Cara Dingin ............................................................... 10
2.6.2 Ekstraksi Cara Panas .............................................................. 10
2.6.3 Macam-macamTeknik Ekstraksi Lain .................................... 11
2.7 Spektrofotometer UV Vis ................................................................ 12
2.8 Kosmetik .......................................................................................... 13
2.9 Masker Peel-Off ............................................................................... 13
2.9.1 Formulasi Masker Peel-Off .................................................... 14
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 19
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 19
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................ 19
3.2.1 Alat ......................................................................................... 19
3.2.2 Bahan ...................................................................................... 19
3.3 Prosedur Kerja ................................................................................. 20
3.3.1 Uji Aktifitas Antioksidan Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah
Manggis Garcinia mangostana L. dengan Metode DPPH .... 20
3.3.2 Formulasi Sedian Masker Peel-Off Ekstrak Etanol 50%
Kulit BuahManggis Garcinia mangostana L. ........................ 20
3.3.3 Pembuatan Sedian Masker Peel-Off Ekstrak Etanol 50%
Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana L ........................ 20
3.3.4 Evaluasi Sedian Masker Peel-Off Ekstrak Etanol 50%
Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana L ........................ 21
3.3.5 Uji Aktivitas Antioksidan Sedian Masker Peel-Off
Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis Garcinia
mangostana L ......................................................................... 23
3.3.6 Analisa Data ........................................................................... 23
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 24
4.1 Hasil Ekstraksi Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana L.
dengan Metode Maserasi Menggunakan Pelarut Etanol 50%. ........ 24
4.2 Hasil Evaluasi Sediaan Masker Peel-Off. ........................................ 24
xiii
4.2.1 Organoleptis Sediaan .............................................................. 25
4.2.2 Hasil Uji Viskositas ................................................................ 25
4.2.3 Hasil Uji pH ............................................................................ 26
4.2.4 Hasil Uji Cycling Test ............................................................ 26
4.2.5 Hasil Uji Waktu Kering .......................................................... 29
4.2.6 Hasil Uji Daya Sebar .............................................................. 31
4.2.7 Hasil Evaluasi Sifat Mekanik ................................................. 32
4.2.8 Analisa Data ........................................................................... 34
4.3 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan ...................................................... 34
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 38
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Buah manggis ............................................................................... 5
Gambar 2.2 Polivinil Alkohol .......................................................................... 14
Gambar 2.3 Hidroksi Propil Metil Selulosa ..................................................... 15
Gambar 2.4 Propilenglikol ............................................................................... 15
Gambar 2.5 Metil Paraben ............................................................................... 16
Gambar 2.6 Propil Paraben .............................................................................. 17
Gambar 2.7 Etanol ........................................................................................... 18
Gambar 4.1 Sediaan Gel Masker Peel-Off Ekstrak Kulit Buah Manggis ........ 25
Gambar 4.2 Kurva Viskositas Gel Sebelum dan Sesudah Cycling Test .......... 28
Gambar 4.3 Kurva pH Gel Sebelum dan Sesudah Cycling Test ...................... 29
Gambar 4.4 Kurva Waktu Kering Gel ............................................................. 30
Gambar 4.5 Kurva Daya Sebar Gel.................................................................. 31
Gambar 4.6 Kurva Kekuatan Tarik Film Gel .................................................. 32
Gambar 4.7 Kurva Perpanjangan Putus Film Gel ............................................ 33
Gambar 4.8 Kurva nilai IC50 Gel Masker Peel-Off Ekstrak Kulit Buah Manggis Sebelum dan Sesudah Cycling Test ................................ 36
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Formula Sediaan Masker Peel-Off Ekstrak Kulit Buah Manggis . 20
Tabel 4.1 Data Hasil Uji Viskositas Sediaan Gel Masker Peel-Off .............. 25
Tabel 4.2 Data Hasil Uji pH .......................................................................... 26
Tabel 4.3 Data Organoleptis dan Homogenitas Sediaan Gel Masker Peel-Off Sebelum dan Sesudah Cycling Test ................................ 26
Tabel 4.4 Data Viskositas Sebelum dan Sesudah Cycling Test dengan Spindel R6 Pada Rpm 30 ............................................................................ 27
Tabel 4.5 Data PH Sebelum dan Sesudah Cycling Test ................................ 28
Tabel 4.6 Data Uji Waktu Mengering ........................................................... 29
Tabel 4.7 Data Uji DayaSebar Gel Masker Peel-Off .................................... 30
Tabel 4.8 Data Sifat Mekanik Gel Masker Peel-Off ..................................... 32
Tabel 4.9 Data Nilai IC50 Vitamin C, Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis, dan Sediaan Gel Masker Peel-Off ................................. 34
Tabel 4.10 Data Nilai IC50 Sediaan Peel-Off Ekstrak Kulit Buah Manggis Sebelum dan Sesudah Cycling Test ............................................... 35
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Alur Penelitian ............................................................................ 42
Lampiran 2 Panjang Gelombang Maksimum DPPH dalam Pelarut Metanol 43
Lampiran 3 Karakteristik Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana L. ............................................................. 44
Lampiran 4 Preparasi Uji Aktivitas Antioksidan ........................................... 45
Lampiran 5 Data Aktivitas Antioksidan ........................................................ 46
Lampiran 6 Contoh Perhitungan Presentase Inhibisi dengan Metode Peredaman DPPH ....................................................................... 53
Lampiran 7 Data Waktu Mengering Sediaan Gel MaskerPeel-Off ............... 54
Lampiran 8 Data Daya Sebar Gel Masker Peel-Off ....................................... 55
Lampiran 9 Data Sifat Mekanik Gel Masker Peel-Off ................................... 57
Lampiran 10 Gambar Sediaan Gel Masker Peel-Off ....................................... 59
Lampiran 11 Gambar Alat-Alat Penelitian ...................................................... 60
Lampiran 12 Sertifikat Analisa HPMC ............................................................ 61
Lampiran 13 Sertifikat Analisa Vitamin C ..................................................... 62
Lampiran 14 Sertifikat Analia DPPH ............................................................. 64
Lampiran 15 Hasil Statistik Waktu Mengering Gel Masker Peel-Off ............. 65
Lampiran 16 Hasil Statistik Viskositas Gel Masker Peel-Off .......................... 68
Lampiran 17 Hasil Statistik Daya Menyebar Gel Masker Peel-Off ................. 71
Lampiran 18 Hasil Statistik Kekuatan Tarik Film Gel Masker Peel-Off ......... 74
Lampiran 19 Hasil Statistik Elongasi Film Gel Masker Peel-Off .................... 77
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, kulit akan mengalami proses
penuaan. Penuaan disebabkan oleh berbagai faktor baik dari dalam maupun
dari luar tubuh. Faktor dari luar tubuh seperti paparan sinar matahari dapat
menyebabkan kulit menjadi rusak. Proses perusakan kulit ditandaioleh
munculnya keriput, sisik, kering, danpecah-pecah. Selain tampak kusam
danberkerut, kulit menjadi lebih cepat tua danmuncul flek-flek hitam
(Maysuhara, 2009). Untuk membantu memulihkan penampilan kulit,
terdapat beberapa cara penanganan, antara lain dengan penggunaan
antioksidan. Antioksidan digunakan untuk melindungi kulit dari kerusakan
oksidasi sehingga dapat mencegah penuaan dini (Masaki, 2010). Buah-
buahan dan sayuran kaya akan sumber senyawa antioksidan seperti
karotenoid, flavonoid, dan kandungan fenolik lainnya. Beberapa penelitian
menunjukan bahwa kulit buah manggis (Garcinia mangostanaL.)
mengandung senyawa yang memiliki aktivitas farmakologi dan antioksidan.
Senyawa tersebut diantaranya flavonoid, tanin dan xanton (Ho et al., 2002;
Jung et al., 2006). Xanthon yang diperoleh darimanggis memiliki aktivitas
biologis yang luar biasa seperti antioksidan, antitumoral, antiinflamasi,
antialergi, antibakteri, antijamur, dan antivirus (Suksamrarn et al, 2006;.
Pedraza-Chaverriet al., 2008). Senyawa xanton yang telah teridentifikasi
diantaranya adalah alfa mangostin dan gamma mangostin (Jinsart, 1992).
Saat ini antioksidan telah banyak beredar antara lain dalam bentuk
sediaan gel, krim, serum, dan tablet. Pemanfaatan efek antioksidan pada
sediaan yang ditujukan pada kulit wajah, lebih baik bila diformulasikan
dalam bentuk sediaan kosmetika topikal dibandingkan oral (Draelos and
Thaman, 2006). Salah satu bentuk sediaan kosmetika topikal adalah masker
dalam bentuk gel, seperti masker peel-off. Masker berbentuk gel mempunyai
beberapa keuntungan diantaranya penggunaan yang mudah, serta mudah
2
untuk dibilas dan dibersihkan. Selain itu, dapat juga diangkat atau
dilepaskan seperti membran elastik (Harry, 1973).
Salah satu polimer yang digunakan sebagai basis dalam sediaan
masker peel-off adalah polivinil alkohol (PVA). PVA dapat menghasilkan
gel yang cepat mengering dan membentuk lapisan film yang transparan,
kuat, plastis dan melekat baik pada kulit (Rekso dan Sunarni, 2007).
Kualitas fisik masker peel-off dipengaruhi oleh komposisi bahan-bahan
yang ditambahkan ke dalam formulasi. Pada penelitian ini digunakan
HPMC sebagai agen peningkat viskositas. HPMC bersifat hidrofil semi
sintetik, tahan terhadap fenol dan stabil pada pH 3 hingga 11. HPMC dapat
membentuk gel yang jernih dan bersifat netral serta memiliki viskositas
yang stabil pada penyimpanan jangka panjang (Rowe et al., 2009).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis melakukan penelitian
mengenai pengaruh penambahan HPMC terhadap sifat fisik sediaan gel
masker peel-off ekstrak etanol 50% kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.). Pada penelitian ini digunakan beberapa variasi konsentrasi
HPMC untuk mengetahui pengaruhnya terhadap formulasi masker peel-off
dan menguji aktivitas antioksidan sediaan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengaruh konsentrasi HPMC terhadap sifat fisik sediaan gel masker
peel-off.
2. Berapa aktivitas antioksidan sediaan gel masker peel-off ekstrak etanol 50%
dari kulit buah manggis Garcinia mangostana L.
1.3 Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pengaruh variasi penambahan HPMC terhadap sediaan gel
masker peel-off ekstrak etanol 50% kulit buah manggis Garcinia
mangostana L.
b. Mengetahui aktivitas antioksidan sediaan gel masker peel-off ekstrak etanol
50% kulit buah manggis Garcinia mangostana L.
3
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh penambahan
HPMC terhadap formulasisediaan gel masker peel-off ekstrak etanol 50%
kulit buah manggis Garcinia mangostana L. Serta mengetahui aktivitas
antioksidan sediaan gel masker peel-off ekstrak etanol 50% kulit buah
manggis Garcinia mangostana L.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TanamanManggis
2.1.1 Klasifikasi
Garcinia adalah genus terbesar dari tropis famili guttiferae yang
berisi sekitar 400 spesies pohon poligami atau semak-semak,
didistribusikan di Asia tropis, Afrika dan Polinesia, (Waterman dan
Hussain, 1883; Chattopadhyay dan Kumar, 2006). Manggis yang
memiliki nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman
berasal dari hutan tropis di kawasan Asia Tenggara (Malaysia atau
Indonesia). Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama
lokal seperti manggu (Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto
(Sulawesi Utara), Manggista (Sumatera Barat).
Klasifikasi manggis secara taksonomi adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Guttiferales
Famili : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L.
(http://www.warintek.ristek.go.id, Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
4 Februari 2014)
2.1.2 Morfologi
Manggis merupakan salah satu tanaman buah tropika yang
pertumbuhannya lambat, tetapi umurnya juga panjang. Tanaman yang
berasal dari biji umumnya membutuhkan 10–15 tahun untuk mulai
berbuah. Daunnya agak tebal, berbentuk lonjong. Batangnya lurus,
5
tingginya sampai 25 m. Bunganya berwarna putih. Buahnya bulat-bulat
seperti bola, besarnya kira-kira sebesar jeruk-garut, berkulit merah tua
atau ungu tua. Daging buah manggis berwarna putih, bertekstur halus dan
rasanya manis bercampur asam sehingga menimbulkan rasa khas dan
segar. Getah manggis berwarna kuning (getah kuning) atau resin ada
pada semua jaringan utama tanaman (Cahyono dan Juanda, 2000).
2.1.3 Kandungan Kimia dan Aktivitas BiologisGarcinia mangostana L.
Buah manggis merupakan spesies terbaik dari genus Garcinia dan
mengandung gula sakarosa,dekstrosa dan levulosa. Manggis (Garcinia
mangostanaL.) merupakan salah satu tanaman yang dimanfaatkan
sebagai obat tradisional (Sudarsono et al., 2002).
Gambar 2.1Buah manggis
(sumber: dokumen pribadi)
Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah
kaleng, dibuatsirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis adalah
obat sariawan, wasir danluka. Batang pohon dipakai sebagaibahan
bangunan, kayu bakar/ kerajinan (http://warintek.ristek.go.id). Kulitnya
6
telah digunakan untuk pengobatan infeksi internal dan eksternal. Ekstrak
manggis bubur bahkan telah digunakan untuk mengontrol demam.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.) mengandung senyawa yang memiliki aktivitas
antioksidan. Senyawa tersebut diantaranya xanton, flavonoid, dan
tanin.Xanton merupakan metabolit sekunder yang ditemukandalam
beberapa tanaman tingkat tinggi termasuk manggis (Pereset al., 2000).
Xanton dapat diisolasi dari kulit, buah utuh, kulit kayu, dan daun
manggis. Senyawa xanton yang telah teridentifikasi, diantaranya adalah
1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis-9H-xanten-9-on dan 1,3,6,7-
tetrahidroksi-2,8-bis-9H-xanten-9-on. Keduanya lebih dikenal dengan
nama alfa mangostin dan gamma mangostin (Jinsart, 1992). Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa xanthon yang diperoleh dari
manggis memiliki aktivitas biologis yang luar biasa seperti antioksidan,
antitumoral, antiinflamasi, antialergi, antibakteri, antijamur, dan
antivirus(Suksamrarn et al, 2006;. Pedraza-Chaverriet al., 2008). Xanton
juga memiliki sifat anti-inflamasi seperti penghambatan COX, dan
memiliki efek protektif terhadap kardiovaskular.
2.2 Kulit
Kulit adalah organ tubuh terbesar dari sistem yg menutupi otot dan
organ dasar. Kulit berfungsi sebagai pelindung terhadap suhu berbahaya,
cahaya, cedera, dan infeksi. Kulit juga menyimpan air, lemak, vitamin D,
indra perasa stimulasi yang menyakitkan dan menyenangkan. Berat kulit
orang dewasa sekitar 2,7 kg (Z.Mackiewicz, 2008). Kulit terbagi atas tiga
lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis, dan jaringan subkutan atau subkutis.
Epidermis, lapisan luar kulit, membentuk perisai fisik dan
antimikroba untuk melindungi tubuh dari ancaman lingkungan. Epidermis
mengandung keratinosit yang berfungsi sebagai tempat sintesis keratin.
Lapisan kedua kulit, dermis berisi jaringan pembuluh darah, ujung saraf,
kelenjar keringat, kelenjar sebasea, folikel rambut, dan otot rambut. Dermis
pada dasarnya terdiri dari protein struktural urat saraf yang dikenal sebagai
7
kolagen. Dermis paling tebal berada di punggung, di mana sekitar 30-40 kali
dari ketebalan epidermis (James, Bergen, & Elston, 2006).
Lapisan ketiga dari kulit adalah lapisan subkutis. Lapisan subkutis
merupakan lapisan jaringan ikat longgar dan lemak di bawah dermis.
Subkutis terdiri dari kumpulan–kumpulan sel–sel lemak dan di antara
gerombolan ini berjalan serabut–serabut jaringan ikat dermis.Lapisan lemak
ini disebut penikulus adiposus. Tebal jaringan lemak tidak sama bergantung
pada lokasi, di abdomen 3 cm, sedangkan didaerah kelopak mata dan penis
sangat tipis (Wasitaatmadja, 1997).
Kulit merupakan indikator bagi seseorang untuk memperoleh kesan
umum dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit. Misalnya menjadi
pucat, kekuning–kuningan, kemerah–merahan atau suhu kulit meningkat,
memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh gangguan kulit
karena penyakit tertentu. Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan
atau perubahan pada kulit. Misalnya karena stress, ketakutan atau dalam
keadaaan marah, akan terjadi perubahan pada kulit wajah. Perubahan
struktur kulit dapat menentukan apakah seseorang telah lanjut usia atau
masih muda. Warna kulit juga dapat menentukan ras atau suku bangsa
misalnya kulit hitam suku bangsa negro, kulit kuning bangsa mongol, kulit
putih dari eropa dan lain-lain.
2.3 Radikal Bebas
Radikal bebas merupakan atom, molekul atau senyawa-senyawa
yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan yang
bersifat sangat reaktif dan tidak stabil (Surai, 2003). Agar menjadi stabil,
radikal bebas memerlukan elektron yang berasal dari pasangan elektron di
sekitarnya, sehingga terjadi perpindahan elektron dari molekul donor ke
molekul radikal untuk menjadikan radikal tersebut stabil (Simanjuntak, et
al., 2012).
Radikal bebas dan senyawa oksigen reaktif yang diproduksi dalam
jumlah yang normal penting untuk fungsi biologis seperti H2O2 untuk
membunuh bebrapa jenis bakteri dan jamur serta pertumbuhan sel, namun ia
8
tidak menyerang sasaran spesifik, sehingga ia juga akan menyerang asam
lemak tidak jenuh ganda dari membran sel, organel sel, atau DNA, sehingga
dapat menyebabkan kerusakan struktur dan fungsi sel (Winarsi, 2007)
Senyawa radikal yang terdapat dalam tubuh (prooksidan) dapat
berasal dari luar tubuh (eksogen) atau terbentuk di dalam tubuh (endogen)
dari hasil metabolisme zat gizi secara normal (Muchtadi, 2000). Secara
eksogen,senyawa radikal antara lain berasal dari polutan, makanan atau
minuman,radiasi, ozon dan pestisida (Supari, 1996). Sedangkan secara
endogen, radikal bebas dapat terbentuk akibat proses kimia komplek dalam
tubuh, berupa hasil samping dari metabolisme sel, proses oksidasi dan
makanan yang tidak sehat sebagai sumber radikal bebas (Young et al. 1999)
2.4Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang mampu menghilangkan,
membersihkan, menahan pembentukan ataupun memadukan efek spesies
oksigen reaktif (Lautan,1997). Dalam melindungi tubuh dari serangan
radikal bebas, substansi antioksidan berfungsi untuk menstabilkan radikal
bebas dengan melengkapi kekurangan elektron dari radikal bebas sehingga
menghambat terjadinya reaksi berantai (Windono et al., 2001).
Antioksidan bereaksi dengan radikal bebas dengan cara
mengurangikonsentrasi oksigen, mencegah pembentukan singlet oksigen
yang reaktif, mencegah inisiasi rantai pertama dengan menangkap radikal
primer seperti radikal hidroksil, mengikat katalis ion logam,
mendekomposisi produk-produk primer radikal menjadi senyawa non-
radikal, dan memutus rantai hidroperoksida(Shahidi, 1997).
2.5 DPPH
Metode yang dapat dilakukan untuk uji aktivitas antioksidan adalah
metode DPPH (1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil). Metode DPPH memberikan
informasi reaktivitas senyawa yang diuji dengan suatu radikal stabil. Uji
aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dipilih karena ujinya
9
sederhana, mudah, cepat dan peka sera hanya memerlukan sedikit sampel
(Hanani et al., 2005).
Radikal stabil memiliki warna violet intens yang berkurang dengan
kehadiran antioksidan (yang mampu menangkap elektron bebas) atau
radikal lain, yang memungkinkan mengukur efek bleaching yang
disebabkan oleh senyawa tertentu.
Ketika larutan DPPH dicampur dengan zat yang dapat
menyumbangkan atom hidrogen, maka ini menimbulkan bentuk tereduksi
dengan hilangnya warna ungu. Mewakili radikal DPPH dengan Z• dan
pendonor molekul dengan AH, reaksi utama yang terjadi adalah:
Z• +AH = ZH+A•
dimana ZH adalah bentuk tereduksi dan A• adalah radikal bebas yang
diproduksi di langkah pertama ini. Radikal bebas ini kemudian akan
mengalami reaksi lebih lanjut yang mengontrol stoikiometri keseluruhan,
yaitu, jumlah molekul DPPH tereduksi (decolorised) oleh satu molekul
reduktan (Molyneux, P. 2004).
Aktivitas antioksidan pada metode DPPH dinyatakan dengan IC50
“Inhibition Concentration” (dinyatakan lain sebagai EC50 “Efficient
Concentration”). IC50 adalah konsentrasi larutan sampel yangdibutuhkan
untuk menghambat 50% radikal bebas DPPH. Zat antioksidan yang
mempunyai aktivitas antioksidan tinggi akan mempunyai nilai IC50 yang
rendah.
2.6 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat
maupuncair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus
dapatmengekstrak substansi yang diinginkan tanpamelarutkan material
lainnya (Ditjen POM, 1995). Pelarut organik yang paling sering digunakan
dalam mengekstraksizat aktif dari sel tanaman adalah metanol, etanol,
kloroform, hexan, aseton,benzen dan etil asetat (Dtrjen POM, 1995). Selama
proses ekstraksi, pelarut akan berdifusi sampai ke material padat dari
10
tumbuhandan akan melarutkan senyawa dengan polaritas yang sesuai
dengan pelarutnya (Tiwari, et al., 2011).
Beberapa metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut dibagi
menjadi dua cara, yaitu cara panas dan cara dingin (Dirjen POM, 2000).
2.6.1 Ekstraksi Cara Dingin
a) Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada temperatur ruangan (kamar) (Dirjen POM, 2000).
Dalam maserasi (untuk ekstrak cairan), serbuk halus atau kasar dari
tumbuhan obat yang kontak dengan pelarut disimpan dalam wadah
tertutup untuk periode tertentu dengan pengadukan yang sering,
sampai zat tertentu dapat terlarut. Metode ini paling cocok digunakan
untuk senyawa yang termolabil (Tiwari, et al., 2011).
b) Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna (exhaustive extraction) yang umunya dilakukan pada
temperatur ruang. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan,
tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya
(penetesan/penampungan ekstrak), terus sampai diperoleh ekstrak
(perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan (Ditjen POM, 2000).
2.6.2 Ekstraksi Cara Panas
a) Soxhlet
Sokletasi adalah ekstraksi mengunakan pelarut yang selalu baru
yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi
ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya
pendingin balik (Ditjen POM, 2000).
11
b) Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang
relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan
pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga
dapat termasuk proses ekstraksi sempurna(Ditjen POM, 2000).
c) Infus
Infus adalah ekstraksi menggunakan pelarut air pada temperatur
penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih,
temperatur terukur 96-980C) selama waktu tertentu (15-20 menit)
(Ditjen POM, 2000).
d) Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥30oC) dan
temperatur sampai titik didih air (Ditjen POM, 2000).
e) Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik pada temperatur yang lebih
tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan
pada temperatur 40-50oC (Ditjen POM, 2000).
2.6.3 Macam-macam Teknik Ekstraksi Lain
a) Ekstraksi Berkesinambungan
Proses ekstraksi yang dilakukan berulangkali dengan pelarut
yang berbeda atau resirkulasi cairan pelarut dan prosesnya tersusun
berturutan beberapa kali. Proses ini dilakukan untuk meningkatkan
efisiensi (jumlah pelarut) dan dirancang untuk bahan dalam jumlah
besar yang terbagi ke dalam beberapa bejana ekstraksi (Ditjen POM,
2000).
12
b) Superkritikal Karbondioksida
Penggunaan prinsip superkritik untuk ekstraksi serbuk
simplisisa, dan umumnya digunakan gas karbondioksida.
Penghilangan cairan pelarut dengan mudah dilakukan karena
karbondioksida menguap dengan mudah, sehingga hampir langsung
diperoleh ekstrak (Ditjen POM, 2000).
c) Ekstraksi Ultrasonik
Getaran ultrasonik (> 20.000 Hz.) memberikan efek pada proses
ekstrak dengan prinsip meningkatkan permiabilitas dinding sel,
menimbulkan gelembung spontan (cavitation) sebagai stres dinamik
serta menimbulkan fraksi interfase. Hasil ekstraksi tergantung pada
frekuensi getaran, kapasitas alat dan lama proses ultrasonikasi (Ditjen
POM, 2000).
d) Ekstraksi Energi Listrik
Energi listrik digunakan dalam bentuk medan listrik, medan
magnet serta “electric-discharges” yang dapat mempercepat proses
dan meningkatkan hasil dengan prinsip menimbulkan gelembung
spontan dan menyebarkan gelombang tekanan berkecepatan ultrasonik
(Ditjen POM, 2000).
2.7 Spektrofotometer UV Vis
Spektrum UV-Vis merupakan hasil interaksi antara radiasi
elekrtromagnetik (REM) dengan molekul.Prinsip kerja spektrofotometer
UV-Vis ialah interaksi sinar ultraviolet atau tampak dengan molekul
sampel. Energi cahaya akan mengeksitasi elektron terluar molekul ke orbital
lebih tinggi (Harborne, 1987).
Secara garis besar daerah spektrum dibagi dalam daerah ultraviolet
(190 nm – 380 nm), daerah cahaya tampak (380 nm – 780 nm), daerah
inframerah dekat (780 nm – 3000 nm) dan daerah inframerah (2,5 nm – 40
nm). Spektrum ultraviolet dan cahaya tampak suatu zat umumnya tidak
13
mempunyai derajat spesifikasi tinggi, walaupun demikian spektrum tersebut
sesuai untuk pemeriksaan kuantitatif dan untuk berbagai zat spektrum
tersebut bermanfaat sebagai tambahan untuk identifikasi (Harmita, 2006).
2.8Kosmetik
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MenKes/1998,
definisi kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk
digunakan pada bagian luar badan, gigi dan rongga mulut untuk
membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi
supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak
dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.Tujuan
utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modernadalah untuk
kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up,meningkatkan
rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut
darikerusakan sinar ultra violet, polusi dan faktor lingkungan yang lain,
mencegah penuaan,dan secara umum membantu seseorang lebih menikmati
dan menghargai hidup (RetnoIswari, 2007:7).
Produk kosmetik diperlukan tidak hanya oleh kaum wanita tetapi
juga oleh kaumpria sejak lahir sampai akhir hayat. Produk kosmetik dapat
digunakan setiap harimaupun secara insidental atau berkala dan dipakai di
seluruh tubuh dari ujung rambutsampai ujung kaki. Tidak semua bahan
kosmetika cocok untuk setiap kondisi kulit, jikaterjadi ketidakcocokan, akan
timbul iritasi pada kulit. Oleh karena itu, perhatikankandungan bahan kimia
yang tercantum di kemasan tiap-tiap produk.
2.9Masker Peel-off
Kosmetika wajah yang umumnya digunakan tersedia dalam berbagai
bentuk sediaan, salah satunya dalam bentuk masker wajah peel-off. Masker
peel-off biasanya dalam bentuk gel atau pasta, yang dioleskan ke kulit muka.
Setelah alkohol yang terkandung dalam masker menguap, terbentuklah
lapisan film yang tipis dan transparan pada kulit muka. Setelah berkontak
selama 15-30 menit, lapisan tersebut diangkat dari permukaan kulit dengan
14
cara dikelupas (Slavtcheff, 2000). Masker peel-off memiliki beberapa
manfaatdiantaranya mampu merilekskan otot-otot wajah, membersihkan,
menyegarkan, melembabkan, dan melembutkan kulit wajah (Vieira, 2009).
Masker berbentuk gel mempunyai beberapa keuntungan diantaranya
penggunaan yang mudah, serta mudah untuk dibilas dan dibersihkan.Selain
itu, dapat juga diangkat atau dilepaskan seperti membran elastik
(Harry,1973).
2.9.1 Formulasi Masker Peel-Off
a. Polivinil Alkohol (PVA)
Gambar 2.2 Polivinil Alkohol
(drugfuture.com)
Polivinil alkohol adalah polimer sintetis yang larut dalam
air dengan rumus (C2H4O)n. Nilai n untuk bahan yang tersedia
secara komersial terletak di antara 500 dan 5000, setara dengan
rentang berat molekul sekitar 20.000-200.000. Polivinil alkohol
berupa bubuk granular berwarna putih hingga krem, dan tidak
berbau (Rowe et al, 2009).
Polivinil alkohol larut dalam air, sedikit larut dalam etanol
(95%), dan tidak larut dalam pelarut organik. Polivinil alkohol
umumnya dianggap sebagai bahan yang tidak beracun. Bahan ini
bersifat noniritan pada kulit dan mata pada konsentrasi sampai
dengan 10%, serta digunakan dalam kosmetik pada konsentrasi
hingga 7% (Rowe et al, 2009).
15
b. Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC)
Gambar 2.3 Hidroksipropil metilselulosa
(xilanchem.com)
Hidroksipropil metilselulosa (HPMC) atau hipermelosa
secara luas digunakan sebagai bahan tambahan dalam formulasi
sediaan farmasi oral, mata, hidung, dan topikal. Selain itu HPMC
digunakan juga secara luas dalam kosmetik dan produk makanan.
Kegunaan HPMC diantaranya sebagai zat peningkat viskositas, zat
pendispersi, zat pengemulsi, penstabil emulsi, zat penstabil, zat
pensuspensi, sustained-release agent, pengikat pada sediaan tablet,
dan zat pengental.
HPMC berbentuk serbuk granul atau serat berwarna putih
atau putih-krem. HPMC larut dalam air dingin, membentuk larutan
koloid kental, praktis tidak larut dalam air panas, kloroform, etanol
(95%), dan eter, tetapi larut dalam campuran etanol dan
diklorometana, campuran metanol dan diklorometana, dan
campuran air dan alkohol (Roweet al, 2009).
c. Propilenglikol
Gambar 2.4 Propilen glikol
(Rowe, R.C., Paul, J.S., dan Marian, 2009)
16
Propilen glikol (C3H8O2)merupakan cairan bening, tidak
berwarna, kental, praktis tidak berbau, manis, dan memiliki rasa
yang sedikit tajam menyerupai gliserin.Propilen glikol larut dalam
aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin, dan air; larut pada 1 pada
6 bagian eter, tidak larut dengan minyak mineral ringan atau fixed
oil, tetapi akan melarutkan beberapa minyak esensial (Roweet al,
2009).
Propilen glikol telah banyak digunakan sebagai pelarut,
ekstraktan, dan pengawet dalam berbagai formulasi farmasi
parenteral dan nonparenteral. Pelarut ini umumnya lebih baik dari
gliserin dan melarutkan berbagai macam bahan, seperti
kortikosteroid, fenol, obat sulfa, barbiturat, vitamin (A dan D),
alkaloid, dan banyak anestesi lokal. Propilenglikol biasa digunakan
sebagai pengawet antimikroba, desinfektan, humektan, plasticizer,
pelarut, dan zat penstabil. Sebagai humektan, konsentrasi
propilenglikol yang biasa digunakan adalah 15% (Roweet al,
2009).
d. Metil paraben
Gambar 2.5 Metil paraben
(Rowe, R.C., Paul, J.S., dan Marian, 2009)
Metilparaben banyak digunakan sebagai pengawet
antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi
17
sediaan farmasi. Metil paraben dapat digunakan sendiri atau
dikombinasikan dengan paraben lainatau dengan zat antimikroba
lainnya. Dalam kosmetik, metilparaben merupakan pengawet yang
paling sering digunakan (Rowe et al, 2009).
Metilparaben (C8H8O3) berbentuk kristal tak berwarna atau
bubuk kristal putih. Zat ini tidak berbau atau hampir tidak berbau.
Metilparaben merupakan paraben yang paling aktif. Aktivitas
antimikroba meningkat dengan meningkatnya panjang rantai alkil.
Aktivitas zat dapat diperbaiki dengan menggunakan kombinasi
paraben yang memiliki efek sinergis terjadi. Kombinasi yang sering
digunakan adalah dengan metil-, etil-, propil-, dan butil paraben.
Aktivitas metil paraben juga dapat ditingkatkan dengan
penambahan eksipien lain seperti: propilen glikol (2-5%),
phenylethyl alkohol, dan asam edetic (Roweet al, 2009).
e. Propil paraben
Gambar 2.6 Propil Paraben
(Rowe, R.C., Paul, J.S., dan Marian, 2009)
Propilparaben (C10H12O3) berbentuk bubuk putih, kristal,
tidak berbau, dan tidak berasa. Propil paraben banyak digunakan
sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik, produk makanan,
dan formulasi sediaan farmasi. Propilparaben menunjukkan
aktivitas antimikroba antara pH 4-8. Efikasi pengawet menurun
dengan meningkatnya pH karena pembentukan anion fenolat.
Paraben lebih aktif terhadap ragi dan jamur daripada terhadap
bakteri. Mereka juga lebih aktif terhadap gram-positif
dibandingkan terhadap bakteri gram-negatif (Roweet al, 2009).
18
f. Etanol
Gambar 2.7 Etanol
(Rowe, R.C., Paul, J.S., dan Marian, 2009)
Etanol memiliki sinonim alkohol, etil alkohol; etil
hydroxide; grainalkohol; methyl carbinol. Etanol jernih, tidak
berwarna, sedikit mudah menguap, memiliki bau yang khas dan
rasa terbakar. Etanol memiliki rumus molekul C2H6O dan bobot
molekul 46.07. Etanol dapat larut dalam kloroform, eter, gliserin,
dan air. Etanol biasa digunakan sebagai antimikrobial, pelarut, dan
desinfektan (Rowe et al, 2009)
19
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian1 dan
Laboratorium Penelitian 2 Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Waktu penelitian dimulai pada bulan Januari 2014 hingga bulan Agustus
2014.
3.2Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: timbangan
analitik (Wiggen Hauser), kertas label, penggaris, pensil, aluminium foil,
plastik, gelas ukur (Pyrex), batang pengaduk, gelas kimia (Pyrex), corong,
labu erlenmeyer (Schott Duran), spatula, lumpang, alu, kaca arloji, botol
maserasi, cawan penguap, spektrofotometri UV-Vis (Hitachi), seperangkat
alat rotary evaporator(Eyela),corong Buchner (Pyrex), refrigerator
(Panasonic), viskotester 6R Haake, hot plate, pH meter (Horiba), alat
pemotong dumble, mikrometer thickness gage (Mitutoyo), tensile strenght
tester (Strograph R.I)
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Ekstrak
etanol 50% kulit buah manggis yang telah dikarakterisasi oleh Hanny
Narulita (2014) dengan kandungan alfa-mangostin yaitu sebesar 4%,etanol
96%, metanol, DPPH, PVA, HPMC,propilen glikol, metil paraben dan
propil paraben, dan aquades.
20
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Uji Aktivitas AntioksidanEkstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana L.dengan Metode DPPH
Ekstrak pekat kulit buah manggis ditimbang sebanyak 0,01 g
kemudian dilarutkan dengan metanol p.a dalam labu ukur 100 ml
untukmembuat larutan induk 100 ppm. Larutan induk 100 ppm tersebut
kemudian diencerkan menjadi beberapa seri konsentrasi (2,5; 5; 7,5; 10;
12,5 dan 15 ppm). Selanjutnya sebanyak 2,0 ml masing-masing konsentrasi
larutan ekstrak ditambahkan 2,0 ml larutan DPPH 0,1 mM kemudian
diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 menit. Serapan diukur pada panjang
gelombang maksimum (Kuntorini, 2010). Hasil serapan larutan uji
dibandingkan dengan hasil serapan vitamin C sebagai kontrol positif
(Septiani, 2011). Preparasi uji aktivitas antioksidan dapat dilihat pada
lampiran 4.
3.3.2 Formulasi Sediaan Masker Peel-Off Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah
Manggis Garcinia mangostana L.
Tabel 3.1 Formula Sediaan Masker Peel-Off Ekstrak Kulit Buah Manggis
Bahan Konsentrasi (%)
Fungsi F1 F2 F3 F4
Ekstrak
PVA
HPMC
Propilenglikol
Metil paraben
Propil paraben
Etanol 96%
Aquades
1
10
1
15
0,2
0,1
15
Ad 100
1
10
2
15
0,2
0,1
15
Ad 100
1
10
3
15
0,2
0,1
15
Ad 100
-
10
3
15
0,2
0,1
15
Ad 100
Zat aktif
Gelling agent
Peningkat viskositas
Humektan
Pengawet
Pengawet
Pelarut
Pelarut
3.3.3 Pembuatan Sediaan Masker Peel-Off Ekstrak Etanol 50% Kulit
Manggis Garcinia mangostana L.
21
Pembuatan sediaan masker wajahpeel off dimulai dengan melarutkan
ekstrak dalam etanol 96% sedikit demi sedikit hingga ekstrak larut
sempurna. Kemudian di dalam tempat terpisah, PVA dikembangkan dengan
aquades hangat (80oC) hingga mengembang sempurna, lalu dihomogenkan
(wadah A). Selanjutnya HPMC dikembangkan dalam aquades dingin
dengan pengadukan yang konstan hingga mengembang (wadah B). Pada
wadah terpisah lainnya (wadah C), larutkan nipagin dan nipasol ke dalam
propilenglikol. Kemudian campurkan wadah B, dan wadah C secara
berturut-turut ke dalam wadah A lalu diaduk hingga homogen. Tambahkan
ekstrak yang telah dilarutkan dalam etanol96% sedikit demi sedikit, lalu
aduk hingga homogen, kemudian tambahkan aquades hingga 200 gram dan
aduk kembali hingga homogen.
3.3.4 Evaluasi Sediaan Masker Peel-Off Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah
Manggis Garcinia mangostana L.
a. Pengamatan Organoleptis
Pengujian organoleptik dilakukan dengan mengamati
perubahan-perubahan bentuk, warna, dan bau dari sediaan masker gel
(Septiani, 2011).
b. Pengujian Viskositas
Sebanyak 100 ml gel dimasukkan ke dalam gelas beaker 250 ml
kemudian viskositasnya diukur dengan Viscometer Haake, kemudian
diatur spindle dan kecepatan yang akan digunakan (Septiani, 2011).
c. Pengujian pH
Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH-
meter. pH sediaan gel harus sesuaidengan pH kulit yaitu 4,5 – 6,5
(Tranggono, 2007).
d. Cycling Test
Sampel gel disimpan pada suhu 4oCselama 48 jam dan suhu
40oCselama 48 jam dilakukan sebanyak 3 siklus dan diamati terjadinya
perubahanfisik dari gel (Butler, 2000).
e. Pengujian Waktu Sediaan Mengering
22
1 gram gel masker peel-off dioleskan pada kulit lengan dengan
panjang 7cm dan lebar 7 cm. kemudian dihitung kecepatan mengering
gel hinggamembentuk lapisan film dari gel masker peel-off dengan
menggunakan stop watch (Pertiwi, 2012)
f. Pengujian Daya Sebar
Sebanyak 1 gram gel masker peel-off diletakkan di atas kertas
grafik yang sudah dilapisi plastik transparan kemudian ditutup dengan
plastik transparan lain dan diukur diameternya dari lima titik sudut.
Beban 19 gram diletakkan di ataslapisan gel, didiamkan selama 1 menit
dan dicatat diameter gel yang menyebar. Kemudian beban 20 gram
ditambahkan kembali di atas gel, didiamkan selama 1 menit dandicatat
diameter gel yang menyebar. Beban 20 gram selanjutnya ditambahkan
diatas gel hingga beban maksimum diatasgel seberat 99 gram, dan
setiap kali beban ditambahkan diatas gel didiamkan selama 1 menit dan
dicatat diameter gel yang menyebar. Dibuat grafik hubungan
antarabeban dan luas gel yang menyebar (Voight, 1994).
g. Pengujian Sifat Mekanik
Masing-masing sediaan gel ditimbang sebanyak 4 gram,
kemudian dioleskan secara merata diatas kaca berukuran 11x11 cm,
selanjutnya didiamkan selama 24 jam pada suhu ruangan hingga
sediaan gel membentuk lapisan film. Lapisan film kemudian diuji
menggunakan alat tensile tester.
Alat tensile tester (strograph R.I) dinyalakan selama 15 menit
sebelum digunakan. Film gel masker peel off sebelum diuji kekuatan
tarik dan elongasi dipotong dengan pisau khusus sehingga berbentuk
dumbel dengan standar dumbel yang digunakan ASTM D 1822 L.
Tebal area pengukuran pada film masker peel off diukur dengan
menggunakan alat mikrometer pada tiga daerah berbeda, lalu dihitung
rata-rata tebal film.
Selanjutnya film gel masker peel off dijepit dikedua ujungnya
ditarik oleh beban 100 kg dengan kecepatan crossheadspeed50
mm/menit hingga film terputus.
23
Rumus kekuatan tarik:
σ = = x 100 %
Keterangan:
σ = kekuatan tarik (kg/cm2)
F = beban untuk memutuskan sampel (kg)
A = luas sampel yang mengalami tarikan (cm2)
t = tebal sampel (cm)
l = lebar sampel (cm)
Rumus perpanjangan putus:
E = x 100%
Keterangan:
E = Perpanjangan Putus (%)
La = panjang sampel pada saat putus (cm)
Lo = Panjang sampel awal (cm)
3.3.5 Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Masker Peel-Off Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana L.
Sebanyak 2,5 g sediaan dilarutkan dengan metanol p.a dalam labu
ukur 25 mlkemudian diaduk hingga homogen untuk membuat larutan induk
1000 ppm. Setelah itu dibuat beberapa seri konsentrasi larutan sediaandari
larutan induk 1000 ppm. Campurkan 2 ml masing-masing larutan sediaan
dengan 2 ml DPPH 0,1 mM dalam metanol,dihomogenkan, lalu disimpan di
ruangan gelap selama 30 menit. Selanjutnya absorbansi larutan diukur pada
panjang gelombang maksimum menggunakan spektrofotometer sinar UV-
Vis.
3.3.6 Analisis Data Data hasil uji evaluasi sediaan dianalisa menggunakan program
pengolahan data statistik SPSS 16 yang meliputi uji normalitas, uji
homogenitas, uji parametrik (ANOVA) atau non parametrik (Kruskal
Wallis) dan dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Difference).
24
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Ekstraksi Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana L. dengan Metode Maserasi Menggunakan Pelarut Etanol 50%.
Sebanyak 4000 gram serbuk kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.) diekstrak dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol
50%. Hasil ekstraksi yang didapat selanjutnya disaring dan filtrat yang
diperoleh diuapkan dengan vacum rotary evaporator untuk menghilangkan
pelarut. Penguapan dilanjutkan menggunakan oven vakum pada suhu 45oC
karena rotary evaporator tidak dapat sepenuhnya menguapkan air yang
terkandung dalam ekstrak. Didapatkan hasil ekstraksi kulit buah manggis
berupa ekstrak kental sebesar 500 gram. Hasil rendemen menunjukkan
jumlah ekstrak yang didapatkan sebesar 12,5% (Narulita, 2014). Hasil
karakterisasi ekstrak etanol 50% kulit buah manggis Garcinia mangostana
L. dapat dilihat pada lampiran 2.
4.2 Hasil Evaluasi Sediaan Masker Peel-Off
Formula gel masker peel-off dari ekstrak kulit buah manggis
merupakan hasil modifikasi dari formulasi clear vinyl mask buku Harry
Cosmetology Eight Edition. Beberapa eksipien yang digunakanpada
formulasi gel masker peel-off diantaranya adalah PVA, HPMC,
propilenglikol, nipagin, nipasol, dan etanol 96%. PVA berfungsi sebagai
gelling agent dan pembentuk film. HPMC berfungsi sebagai peningkat
viskositas. Propilenglikolberfungsi sebagai humektan, nipagin dan
nipasolberfungsi sebagai pengawet untuk menghindari timbulnya mikroba.
Sementara itu etanol 96% digunakan sebagai pelarut zat aktif, selain itu
etanol 96% dapat mempercepat waktu kering gel sehingga
membantupembentukan film gel masker peel-off.
25
Evaluasi gel masker peel-off meliputi pemeriksaan organoleptis,
viskositas, pH, pemeriksaan stabilitas fisik dengan cycling test, pemeriksaan
waktu kering, pemeriksaan daya menyebar, dan pemeriksaan sifat mekanik.
4.2.1 Organoleptis Sediaan
Secara organoleptis gelmasker peel-offyang mengandung ekstrak (F1,
FII, dan FIII) berwarna coklat dihasilkan dari warna ekstrak kulit buah
manggis yang bewarna coklat, sedangkan formula gel masker peel-offyang
tidak mengandung ekstrak kulit buah manggis (FIV) terlihat jernih (tidak
berwarna).Keempatgel masker peel-offyang dihasilkan berbau etanol karena
adanya kandungan etanol dalamformula dengan konsentrasi yang cukup
tinggi, yaitu 15%. Selain itu secara homogenitas keempat formula
gelmasker peel-off terlihat homogen.
Keterangan: (FI) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 1% (FII) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 2% (FIII) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 3% (FIV) formula gel masker peel-off dengan HPMC 3% tanpa ekstrak.
Gambar 4.1 Sediaan Gel Masker Peel-off Ekstrak Kulit Buah Manggis
4.2.2 Hasil Uji Viskositas
Tabel 4.1 Data Hasil Uji Viskositas Sediaan Gel Masker Peel-Off
Sampel Viskositas (cps)
FI 5600
FII 11500
FIII 16200
FIV 15500
(FI) (FII) (FIII) (FIV)
26
Keterangan: (FI) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 1% (FII) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 2% (FIII) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 3% (FIV) formula gel masker peel-off dengan HPMC 3% tanpa ekstrak.
Pada pemeriksaan viskositas gel masker peel-off menggunakan Haake
Visco tester 6 R dengan spindel R6 dan Rpm 30, diperoleh nilai viskositas
dari keempat formula berkisar antara 5600 cps sampai 16200 cps. Dari hasil
uji viskositas gel masker peel-off diperoleh hubungan semakin tinggi
penggunaan HPMC dalam formula maka viskositas gel masker peel-off
semakin meningkat.Peningkatan konsentrasi HPMC dapatmeningkatkan
jumlah serat polimer sehinggasemakin banyak juga cairan yang tertahan
dandiikat oleh agen pembentuk gel sehinggaviskositas sediaan menjadi
meningkat (Martin et al., 1993).
4.2.3 Hasil Uji PH
Tabel 4.2 Data Hasil Uji pH
Sampel pH
FI 5,639
FII 5,651
FIII 5,616
FIV 6,398
Keterangan: (FI) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 1% (FII) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 2% (FIII) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 3% (FIV) formula gel masker peel-off dengan HPMC 3% tanpa ekstrak.
Nilai pH dari keempat sediaan gel masker peel-off berkisar antara
5,616 sampai 6,398. Sediaan gel yang mengandung ekstrak memiliki pH
yang lebih asam dibandingkan dengan sediaan yang tidak mengandung
ekstrak. Hal ini mungkin dipengaruhi dari penambahan ekstrak dimana pH
ekstrak kulit buah manggis tersebut bersifat asam yaitu 5,8 dalam etanol.
Dari data yang dihasilkan, nilai pH keempat sediaan gel masih berada dalam
rentang pH normal kulit yaitu 4,5–6,5. Gel sebaiknya memiliki pH yang
sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5 – 6,5 karena jika gel memiliki pH yang
27
terlalu basa maka dapat menyebabkan kulit menjadi kering, sedangkan jika
pH terlalu asam akan menimbulkan iritasi kulit (Djajadisastra, 2004).
4.2.4 Hasil Uji Cycling Test
Sebelum uji cycling test secara organoleptis gelmasker peel-off yang
mengandung ekstrak kulit buah manggis berwarna coklat jernih sedangkan
formula gel masker peel-offyang tidak mengandung ekstrak kulit buah
manggis terlihat jernih (tidak berwarna).Keempatgel masker peel-offberbau
etanol dan secara homogenitas keempat formula gelmasker peel-off terlihat
homogen.Setelah evaluasi cycling test, penampilan gel masker peel-off tetap
berwarna coklat jernih pada formula yang mengandung ekstrak kulit buah
manggis dan masih terlihat jernih (tidak berwarna) pada formula gel yang
tidak mengandung ekstrak, bau etanol berkurang serta sediaan gel masker
peel-offmasih terlihat homogen secara fisik. Selain itu keempat formula gel
masker peel-off tidak mengalami sineresis. Sineresis merupakangejala
alamiah pengerutan gel karena sebagian cairannya terkelupas keluar. Halini
terjadi karena struktur matriks serat gel yang terus mengeras dan
akhirnyamengakibatkan keluarnya air dari gel (Brinker, 1990)
Tabel 4.3 Data Viskositas Sebelum dan Sesudah Cycling Testdengan Spindel R6 pada Rpm 30
Sampel Viskositas (cps)
Sebelum Uji Sesudah Uji
FI 5600 6700
FII 11500 12300
FIII 16200 18500
FIV 15500 18300
Keterangan: (FI) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 1% (FII) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 2% (FIII) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 3% (FIV) formula gel masker peel-off dengan HPMC 3% tanpa ekstrak.
28
Gambar 4.2 Kurva Viskositas Gel Sebelum dan Sesudah Cycling Test
Pada pemeriksaan viskositas gel masker peel-off menggunakan
HaakeVisco tester 6 Rdengan spindel R6 dan Rpm 30, diperoleh nilai
viskositas darikeempat formula berkisar antara 5600 cps sampai 16200 cps.
Setelahcycling test viskositas dari keempat sediaan mengalami peningkatan
yangkemungkinan disebabkan oleh penguapan etanol 96% dalam sediaan
selamaproses cycling test.
Tabel 4.4 Data PH Sebelum dan Sesudah Cycling Test
Sampel pH
Sebelum Uji Sesudah Uji
FI 5,639 5,566
FII 5,651 5,535
FIII 5,616 5,582
FIV 6,398 6,165
Keterangan: (FI) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 1% (FII) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 2% (FIII) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 3% (FIV) formula gel masker peel-off dengan HPMC 3% tanpa ekstrak.
29
Gambar 4.3Kurva pH Gel Sebelum dan Sesudah Cycling Test
Sebelum uji cycling test nilai pH dari keempat sediaan gel masker
peel-off berkisar antara 5,616 sampai 6,398. Setelah pemeriksaan cycling
test, nilai pH dari keempat formula mengalami penurunan. Penurunan nilai
pH selamapenyimpanan dapat terjadi karena pengaruhCO2, karena CO2
bereaksi denganfasa airsehingga menjadi asam (Septiani, 2011). Namun
nilai pH dari keempat sediaan gel masih berada dalam rentang pH normal
kulit yaitu 4,5–6,5 (Tranggono, 2007).
4.2.5 Hasil Uji Waktu Kering
Tabel 4.5 Data Uji Waktu Mengering
Sampel Waktu Kering (menit)
FI 30,5
FII 29,8
FIII 29,6
FIV 26,3
Keterangan: (FI) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 1% (FII) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 2% (FIII) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 3% (FIV) formula gel masker peel-off dengan HPMC 3% tanpa ekstrak.
30
Gambar 4.4 Kurva Waktu Kering Gel
Pengujian waktu kering gel bertujuan untuk mengetahui berapa lama
gelmengering pada permukaan kulit dan membentuk lapisan film. Waktu
kering dari keempatformula gel masker peel-offberkisar antara 26,3 menit
sampai 30,5 menit. Formula yang tidak mengandung ekstrak (FIV) memiliki
waktu kering yang lebih cepatdibandingkan ketiga formula lainnya yang
mengandung ekstrak. Hal itu mungkin disebabkan karena penambahan
ektrak memperlama waktu penguapan etanol 96%, Dari data yang diperoleh
keempat formula gel masker peel-offmasih memenuhi waktu kering gel
masker peel-off yangbaik, yaitu antara 15-30 menit (Vieira, 2009).
31
4.2.6 Hasil Uji Daya Sebar
Tabel 4.6 Data Uji Daya Sebar Gel Masker Peel-off
Beban Luas Daya Sebar Gel (cm2)
FI FII FIII FIV
0 gram 15,75 11,45 9,83 8,44
19 gram 27,19 20,08 17,14 13,64
39 gram 33,55 27,39 23,63 20,52
59 gram 38,64 34,82 30,04 27,46
79 gram 50,93 41,31 35,74 33,28
99 gram 57,28 53,42 51,00 50,00
Keterangan: (FI) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 1% (FII) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 2% (FIII) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 3% (FIV) formula gel masker peel-off dengan HPMC 3% tanpa ekstrak.
Gambar 4.5Kurva daya sebar gel
Pengujian daya menyebar gel bertujuan untuk melihat kemampuan
menyebar gel diatas permukaan kulit saat pemakaian (Voight, 1994).
Pengujian daya sebar gel yang dilakukan dengan menggunakan beban 19
hingga 99 gram. Sebanyak 1 gram gel masker peel-off diletakkan di atas
Beban (gram)
32
kertas grafik yang sudahdilapisi plastik transparan kemudian ditutup dengan
plastik transparan laindan diukur diameternya dari lima titik sudut. Luas
daya sebar keempat formula gel sebelum diberi beban berkisar antara 15,75
hingga 8,44 cm2. Pada beban 19 gram diperoleh luas daya sebar gel keempat
formula berkisar antara 27,19 sampai 13,64 cm2. Pada beban 39 gram
diperoleh luas daya sebar gel keempat formula berkisar antara 33,55 sampai
20,52 cm2. Pada beban 59 gram diperoleh luas daya sebar gel keempat
formula berkisar antara 38,64 sampai 27,46 cm2. Pada beban 79 gram
diperoleh luas daya sebar gel keempat formula berkisar antara 50,93 sampai
33,28 cm2, dan pada beban 99 gram diperoleh luas daya sebar gel keempat
formula berkisar antara 57,28 sampai 50,00 cm2. Formula I memiliki daya
menyebar gel paling besar. Berdasarkan hasil pengujian daya sebar gel yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin meningkatnya penggunaan
HPMC dalam formula maka daya menyebar gel akan berkurang.Penurunan
daya sebar terjadi melaluimeningkatnya ukuran unit molekul karena
telahmengabsorbsi pelarut sehingga cairan tersebuttertahan dan
meningkatkan tahanan untukmengalir dan menyebar (Martin et al., 1993).
Data luas daya menyebar gel dapat dilihat pada lampiran 8.
4.2.7 Hasil Evaluasi Sifat Mekanik
Tabel 4.7 Data Sifat Mekanik Gel Masker Peel-off
Sampel Kekuatan Tarik (kg/cm2) Perpanjangan Putus (%)
FI 64,16 516,66
FII 56,12 466,66
FIII 44,81 426,66
F1V 41,30 333,33
Keterangan: (FI) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 1% (FII) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 2% (FIII) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 3% (FIV) formula gel masker peel-off dengan HPMC 3% tanpa ekstrak.
33
Gambar 4.6 Kurva kekuatan tarik film gel
Gambar 4.7 Kurva perpanjangan putus film gel
Pengujian sifat mekanik film gel masker peel-off meliputi kekuatan
tarik dan elongasi. Pengukuran kekuatan tarik pada film gel masker peel-off
bertujuan untuk mengetahui tarikan maksimum yang dapat dicapai sampai
film dapat tetap bertahan sebelum putus. Pengukuran elongasi pada gel
masker peel-off bertujuan untuk mengetahui perubahan panjang maksimum
suatu bahan pada saat mengalami peregangan sebelum film itu akhirnya
putus. Nilai kekuatan tarik film masker peel-off dari keempat sediaan gel
masker peel-off berkisar antara 64,16kg/cm2 sampai 41,30 kg/cm2.
Sedangkan nilai perpanjangan putus film masker peel-off dari keempat
sediaan gel masker peel-off berkisar antara 516,66 sampai 333,33%. Dari
data yang diperoleh menunjukkan bahwa meningkatnya penggunaan HPMC
34
dalam formula akan menyebabkan nilai kekuatan tarik dan elongasisemakin
berkurang. Penurunan nilai kekuatan tarik dan elongasi tersebut
menyebabkan sediaan gel menjadi mudah putus.
4.2.8 Analisa Data
Setelah dilakukan semua evaluasi gel masker peel off maka tahap
selanjutnya dilakukan uji analisa statistik dengan perangkatlunak SPSS 16.0
dengan menggunakan metode analisa parametrik ANOVA(Analysis of
Variance) untuk mengetahui apakah parameter-parameter tesebut dapat
berubah secara bermakna.
Hasil seluruh analisa statistik parameter waktu kering, daya sebar,
viskositas, kekuatan tarik dan elongasi dari keempat formula gel masker
peel-off dengan menggunakanmetode ANOVA terdapat perbedaan secara
bermakna (p <0,05). Penggunaan HPMC menghasilkan viskositas, daya
sebar,kekuatan tarik dan elongasiyang berbeda secara bermakna (p< 0,05)
pada tiap formula, sedangkan waktu kering tidak berbeda secara bermakna
(p > 0,05) antar formula. Berdasarkan data keseluruhan penilaian parameter
viskositas, daya sebar, kekuatan tarik dan elongasi, formula yang memiliki
viskositas yang paling kental adalah formula III, formula yang memiliki
daya sebar, kekuatan tarik dan elongasi yang paling besar adalah formula I.
4.3 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan
Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode
DPPH. Masing-masing sampel dibuat beberapa seri konsentrasi untuk
didapatkan nilai absorbansi dan % inhibisi terhadap DPPH. Data Absorbansi
dan % Inhibisi masing-masing sampel dapat dilihat pada lampiran 5. Setelah
mendapatkan data absorbansi dan % inhibisi sampel selanjutnya dilakukan
perhitungan nilaiIC50 dengan memasukkan konsentrasi sebagai x dan %
inhibisi sebagai y sehingga didapatkan persamaan regresi y = a+bx.
35
Tabel 4.8 Data Nilai IC50 Vitamin C, Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis, dan SediaanGel Masker Peel-Off
Nilai IC50 (ppm)
Vitamin C Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis
Sediaan Gel Masker Peel-Off
FI FII FIII
5,999 6,952 16,258 16,542 16,406
Keterangan: (FI) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 1% (FII)
formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 2% (FIII) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 3%
Dari data yang diperoleh (lampiran 4) didapatkan persamaan regresi
vitamin C yakni y = 7,606x + 4,366dan didapat nilai IC50 dari vitamin C
sebesar 5,999ppm. Ekstrak etanol 50% kulit buah manggis memiliki
persamaan regresiy= 4,872x + 16,14 dan nilai IC50 dari ekstrak etanol 50%
kulit buah manggis sebesar 6,949ppm.Sedangkan nilai IC50 dari ketiga
sediaan gel masker peel-off ekstrak kulit buah manggis berkisar antara
16,258 sampai 16,542 ppm dengan persamaan regresi masing-masing
sediaan dapat dilihat pada lampiran 5.Dengan membandingkan nilai IC50
ekstraketanol 50% kulit buah manggis terhadap vitamin Cdiperoleh aktivitas
antioksidan ekstrak etanol 50% kulit buah manggis 86,328% dari vitamin C.
Aktivitas antioksidan ekstrak lebih rendahdari vitamin C dapat disebabkan
vitamin Cyang lebih murni dibanding ekstrak etanol 50% kulit buah
manggis yang mengandung berbagaimacam metabolit sekunder.Sedangkan
aktivitas antioksidan sediaan gel masker peel-off terhadap ekstraketanol
50% kulit buah manggis berkisar 42,742% hingga 42,008% dari
ekstraketanol 50% kulit buah manggis.
Pengujian aktivitas antioksidan sediaan gel masker peel-off ekstrak
kulit buah manggis dilakukan sebelum dan sesudah cycling test. Data
perbandingan nilai IC50 sediaan gel masker peel-off sebelum dan sesudah
cycling test dapat dilihat pada tabel 4.9
36
Tabel 4.9 Data Nilai IC50 SediaanGel Masker Peel-OffSebelum dan Sesudah Cycling Test
Sampel Nilai IC50 (ppm)
Perubahan IC50 (%) Sebelum cycling test Sesudah cycling test
FI 16,258 31,202 91,917
FII 16,542 31,563 90,805
FIII 16,406 25,863 57,463
Keterangan: (FI) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 1% (FII) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 2% (FIII) formula gel masker peel-off dengan ekstrak 1% dan HPMC 3%
Gambar 4.8 Kurva nilai IC50 Gel Masker Peel-Off Ekstrak Kulit Buah Manggis Sebelum dan Sesudah Cycling Test
Dari data yang diperoleh menunjukkan nilai IC50 sediaan gel sesudah
cycling test mengalami penurunan dibandingkan dengan nilai IC50 sediaan
gel sebelum cycling test sebesar 57,463 sampai 91,917 %. Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan sediaan gel masker peel-off
ekstrak kulit buah manggis mengalami penurunan setelah dilakukan uji
cycling test. Penurunan ini mungkin disebabkan karena stabilitas
antioksidan gel yang kurang baik selama uji cycling test.
37
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Penambahan konsentrasi HPMC berpengaruh terhadap viskositas yang
semakin besar, daya sebar gel yang semakin berkurang, serta kekuatan
tarik dan elongasi yang semakin berkurang.
2. Nilai IC50 dari ketiga sediaan gel masker peel-off ekstrak kulit buah
manggis formula 1, formula 2, dan formula 3 berturut-turut yaitu 16,258;
16,542; dan 16,406 µg/ml.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan pemberian antioksidan tambahan ke dalam masker gel
peel-off untuk menjaga kestabilan antioksidan sediaan selama masa
penyimpanan.
2. Perlu dilakukan optimasi ekstraksi ekstrak kulit buah manggis dari sediaan
gel
2. Perlu dilakukan penelitian mengenai uji efektivitas sediaan masker peel-off
ekstrak etanol kulit buah manggis.
38
DAFTAR PUSTAKA
Arazo, Migdalia, et al. 2011. Antioxidant properties of pulp and peel of yellow
mangosteen fruits. Emir. J. Food Agric. 2011. 23 (6): 517-524
Baggett S, Protiva P, Mazzola EP, Yang H, Ressler, ET, Basile MJ, Weinstein IB,
& Kennelly EJ. 2005. Bioactive benzophenones from Garcinia
xanthochymus fruits. Journal of Natural Products 68: 354-360.
Brinker, C.J. dan Scherer, G.W. 1990. Sol Gel Science. San Diago : Academic
Press., Inc. Hal : 373-379.
Butler, H. 2000. Poacher's Perfumes, Cosmetics and Soaps 10th Edition. London:
Kluwer Academic Publishers. Hal : 697-713.
Chattopadhyay, S. K. and S. Kumar. 2006. Identification and quantification of
two biologically active polyisoprenylated benzophenones xanthochymol
and isoxanthochymol in Garcinia species using liquid chromatography–
tandem mass spectrometry. J. Chromatogr. B 844:67–83.
Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan
Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
Djajadisastra, Joshita. 2004. Seminar Setengah Hari HIKI. Cosmetic Stability.
Jakarta.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Jakarta : Depkes RI. 7.
Draelos, Z. D. and L. A. Thaman. 2006. Cosmetic Formulation of Skin Care
Product. New York: Taylor & Francis Group. P. 377.
Garg, A., A. Deepika, S. Garg, and A. K. Singla. 2002. Spreading of Semisolid
Formulation. USA: Pharmaceutical Tecnology. Pp. 84-104.
Hanani, E. Mun’im, A. Sekarini, R. 2005. Identifikasi Senyawa Antioksidan
dalam SponsCalispongia sp dari Kepulauan Seribu.Majalah Ilmu
Kefarmasian Vol II, No. 3 127-133.
Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Terjemahan Padmawinata K, Soediro I.
ITB, Bandung.
39
Harmita. 2006. Buku Ajar Analisis Fisikokimia. Depok: Departemen Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia,
15-22.
Harry, Ralph G. 1973. Harry’s Cosmeticology. Edisi Keenam. New York.
Chemical Publishing Co., Inc. Hal: 103 – 109.
Ho, C. K., Huang, Chen. Garcinone E, a Xanthone Derivative, Has Potent
Cytotoxic Effect Against Hepatocellular Carcinoma Cell Lines. Planta
Med. 2002, 68, 975-979.
James, W.D., Berger, T.G., & Elston, D.M. 2006. Andrews’ diseases of the skin:
Clinical dermatology (10th ed.). Philadelphia: Elsevier Saunders.
Jinsart W, Ternai B, Buddhasukh D, Polya GM.. 1992. Inhibition of wheat
embryo calcium-dependent protein kinase and other kinases by
mangostin and gamma mangostin. Phytochemistry. 31(11):3711-3713.
Jung, H. A., Su, B. N. Keller, W. J. Mehta, R. G. Kinghorn, A. D. Antioxidant
Xanthones from The Pericarp of Garcinia mangostana (Mangosteen). J
Agric. Food. Chem.2006, 54, 2077-2082.
Juanda, D dan Cahyono, B. 2000. Manggis. Budidaya Dan Analisis Usaha Tani.
Kanisius. Yogyakarta. 79 hal.
Kondo, Miwako et, al. 2009. Bioavailability and Antioxidant Effects of a
Xanthone-Rich Mangosteen (Garcinia mangostana) Product in Humans.
Journal of Agrictural and Food Chemistry Vol. 57, No. 19: 8788–8792.
Kuntorini, Evi Mintawati, dkk. 2010. Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Etanol Bulbus Bawang Dayak (Eleutherine Americana Merr.). Sains dan
Terapan Kimia, Vol.4, No. 1 (Januari 2010), 15 - 22
Lautan, J., (1997). Radikal Bebas Pada Eritrosit dan Leukosit, Cermin Dunia
Kedokteran, (116), hal : 49-52.
Madan, Jyotsana., Ramnik Singh. 2010. Formulation and Evaluation Of Aloe
Vera Topical Gel. International Journal of Pharmaceutical Sciences
May-Aug, 2010;2(2):551-555.
Martin, A., J. Swarbrick, and A Cammarata. 1993. Farmasi Fisik: Dasar-dasar
Farmasi Fisik dalam Ilmu Farmasetik. Edisi Ketiga. Penerjemah:
Yoshita. Jakarta: UI Press. Hal. 1124-1187.
40
Masaki, H. 2010. Role of antioxidants in the skin: anti-aging effects. Journal of
Dermatological Science, 58, 85-90
Maysuhara, S. 2009. Rahasia Cantik, Sehat dan Awet Muda. Edisi I. Yogyakarta:
Pustaka Panasea.
Molyneux, P. 2004. The use of the stable free radical diphenylpicrylhydrazyl
(DPPH) for estimating antioxidant activity. Songklanakarin J. Sci.
Technol., 2004, 26(2) : 211-219.
Muchtadi D. 2000. Sumber Serat dan Antioksidan: Mencegah Penyakit
Degeneratif. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
Narulita, Hanny. 2014. Studi Praformulasi Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana L.). Skripsi. Jakarta: Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Palakawong, C., Sophanodora, P., Pisuchpen, S. and Phongpaichit, S. 2010.
Antioxidant and antimicrobial activities of crude extracts from
mangosteen (Garcinia mangostana L.) parts and some essential oils.
International Food Research Journal 17: 583-589.
Pangkahila, W. 2007. Anti-Aging Medicine: Memperlambat Penuaan,
Meningkatkan Kualitas Hidup. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara,
13-19
Pedraza-Chaverri, J., Cardenas-Rodriguez, N., Orozco-Ibarra, M. and Perez-
Rojas, J. M. 2008. Medicinal properties of mangosteen (Garcinia
mangostana). Food Chemistry and Toxicology 46: 3227-3239.
Peres, V., Nagem, T. J. and de Oliveira, F. F. 2000. Tetraoxygenated naturally
occurring xanthones. Phytochemistry 55: 683-710.
Pertiwi, Putri Laras. 2012. Formulasi Gel Masker Peel Off Ekstrak Bongkahan
Gambir (Uncaria gambir Roxb.) dengan Basis Kitosan dan Polivinil
Alkohol (PVA).Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Rekso, G.T dan Sunarni, A. 2007. Karakteristik Hidrogel Polivinil Alkohol
Kitosan Hasil Iradiasi Sinar Gamma. Jakarta : Pusat Aplikasi Teknologi
Isotop dan Radiasi (PATIR)- BATAN.
41
Rowe, R.C., Paul, J.S., dan Marian, E.Q. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. Chicago, London: Pharmaceutical Press.
Septiani, S., N. Wathoni, dan S. R. Mita. 2011. Formulasi Sediaan Masker Gel
Antioksidan dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo (Gnetum Gnemon Linn.).
Jurnal Unpad. 1(1): 4-24.
Shahidi, F. 1997. Natural Antioxidans Chemistry, Health Effects, and
Applications. AOAC Press : Champaign, Illinois. 80 hal
Slavtcheff, C.S. 2000. Komposisi Kosmetik untuk Masker Kulit Muka. indonesia
Patent 2000/0004913.
Suardi, M., Armenia dan Anita, M. (2008). Formulasi dan Uji Klinik Gel Anti
Jerawat Benzoil Peroksida – HPMC. Skripsi. Denpasar: Fakultas
Farmasi. Universitas Udayana.
Sudarsono, P.N. Gunawan. D. Wahyono, S. Donatus, I.A. dan Purnomo. 2002.
Tumbuhan Obat II. Yogyakarta: PSOT UGM, Deltomed, Java Plant.
Suksamrarn, S., Komutiban, O., Ratananukul, P., Chimnoi, N., Lartpornmatulee,
N. and Suksamrarn, A. 2006. Cytotoxic prenylated xanthones from the
young fruit of Garcinia mangostana. Chemical & Pharmaceutical
Bulletin 54: 301-305.
Supari F. 1996. Radikal Bebas dan Patofisiologi Beberapa Penyakit. Prosiding
Seminar Senyawa Radikal dan Sistem Pangan: Reaksi Biomolekuler,
Dampak terhadap Kesehatan dan Penangkalan. Bogor: Kerjasama Pusat
Studi Pangan & Gizi IPB dengan Kedaulatan Perancis.
Tranggono, Retno Iswari, Latifah, Fatmah. 2007. Buku Pegangan Ilmu
Pengetahuan Kosmetik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tiwari,P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur, G., Kaur, H. 2011. Phytochemical
Screening and Extraction:A Review. International Pharmaceutica
Sciencia, Vol 1 Issue 1, 99-106.
Vieira, Rafael Pinto, et al. 2009. Physical and physicochemical stability
evaluation of cosmetic formulations containing soybean extract
fermented by Bifidobacterium animalis. Brazilian Journal of
Pharmaceutical Sciences vol. 45, n. 3, jul./sep.
42
Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Terjemahan. Yogyakarta:
UGM Hal : 551-583.
Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press, 3-6
Waterman, P. G. and R. A. Hussain. 1883. Systematic Significance of Xanthones,
Benzophenones and Biflavonoids in Garcinia. Biochem. System. Ecol.
11(1):21-28.
Windono, T., Soediman, S., Yudawati, U., Ermawati, E., Srielita, Erowati, T. I.
Uji Peredam Radikal Bebas terhadap 1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl
(DPPH) dari Ekstrak Kulit Buah dan Biji Anggur (Vitis vinifera L.)
Probolinggo Biru dan Bali. Artocarpus. 2001, 1, 34-43
Winarsi, H. 2007. Antioksidan alami dan Radikal Bebas. Kanesius: Yogyakarta.
Young I, Roxborough HE, & Woonside JV. 1999. Antioxidants and Respiratory
Disease. CAB International. Antioxidants in Humant Health. Eds T. K.
Basu, N. J. Temple and M. K. Garg.
Z. Mackiewicz, A. Rimkevičius. 2008. Skin Aging. Gerontologija 9 (2):103–108
Zuhra, Cut Fatimah dkk. 2008. Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid dari
Daun Katuk (Sauropus androgunus L Merr.). Jurnal Biologi Sumatra,
Vol 3 No 1 halaman 7-10.
43
Lampiran 1
Alur Penelitian
Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis
Metode DPPH
Formulasi Sediaan Peel-Off
Pembuatan Sediaan
Evaluasi Sediaan
Organoleptis
Cycling Test
Viskositas
pH
Waktu Mengering
Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Peel-OffEkstrak Etanol 50% Kulit Buah
Manggis
Daya Sebar
Sifat Mekanik
44
Lampiran 2
Karakteristik Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis
Garcinia mangostana L.
a. Hasil Karakterisasi Parameter Spesifik Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.
Jenis Karakterisasi Hasil
Parameter Spesifik a. Identitas Nama ekstrak Nama latin Bagian tanaman b. Organoleptik c. Kadar senyawa larut etanol d. Kadar senyawa larut air
Ekstrak etanol 50% kulit buah manggis Garcinia mangostana L. Kulit buah Memiliki bentuk padat seperti caramel, berwarna coklat keunguan, bau aromatik dan rasa pahit. 87,05±0,43% 62,54±1,09%
b. Hasil Karakterisasi Parameter Nonspesifik Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
Jenis Karakterisasi Hasil
Parameter Non Spesifik a. Bobot jenis ekstrak 5%
Bobot jenis ekstrak 10% b. Susut pengeringan (b/b) c. Kadar abu (b/b) d. Kadar abu tidak larut
asam (b/b)
1,036 1,074
6,66±0,11% 5,07±0,23%
0,13±0,02%
Hasil karakteristik ekstrak etanol 50% kulit buah manggis ini bersumber
dari penelitian Hanny Narulita, 2014 tentang Studi Praformulasi Ekstrak Etanol
50% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
c. Gambar Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis
45
Lampiran 3
Panjang Gelombang Maksimum DPPH dalam Pelarut Metanol
515,5
46
Lampiran 4
Preparasi Uji Aktivitas Antioksidan
a. Pembuatan Larutan DPPH 0,1 mM
Sebanyak 2 mg DPPH dilarutkan dengan metanol p.a dalam
labu ukur hingga 50 ml sehingga diperoleh larutan DPPH dengan
konsentrasi 0,1 mM.
b. Pembuatan Larutan Vitamin C
Vitamin C ditimbang sebanyak 0,01 g kemudian diencerkan
dengan metanol p.a dalam labu ukur 100 ml untukdidapatkan
konsentrasi larutan Vitamin C dalam 100 ppm. Darikonsentrasi 100
ppm kemudiandiencerkan untuk didapatkan seri konsentrasi (2,5; 5;
7,5; 10; dan 12,5 ppm)
c. Pembuatan Larutan Blanko
Sebanyak 2 ml larutan DPPH 0,1 mM ditambahkan dengan 2
ml metanol p.a. Kemudian dikocok hingga homogen.
d. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Larutan DPPH
Sebanyak 2 ml larutan DPPH 0,1 mM ditambahkan dengan 2
ml metanol p.a. Setelah itu dibiarkan selama 30 menit ditempat
gelap, serapan larutan kemudian diukur dengan spektrofotometer
UV-Vis pada panjang gelombang 400-800 nm (Molyneux, 2004).
47
Lampiran 5
Data Aktivitas Antioksidan Sampel
a. Data Absorbansi dan % Inhibisi Vitamin C
Konsentrasi
(ppm) Absorbansi % Inhibisi (%)
12,5 0,007 98,765
10 0,105 81,481
7,5 0,219 61,375
5 0,326 42,054
2,5 0,440 23,398
Blanko 0,567 -
Kurva Regresi Linear antara Konsentrasi dan % Inhibisi Vitamin C
Perhitungan IC50 Vitamin C
y = 7,606x + 4,366
50 = 7,606x + 4,366
48
x =
x = 5,999 ppm
b. Data Absorbansi dan % Inhibisi Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis
Konsentrasi
(ppm) Absorbansi % Inhibisi (%)
15 0,073 87,010
12,5 0,105 81,316
10 0,205 63,523
7,5 0,275 51,067
5 0,327 41,814
2,5 0,405 27,935
Blanko 0,562 -
Kurva Regresi Linear antara Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis
Perhitungan IC50 Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis
y = 4,872x + 16,14
50 = 4,872x + 16,14
x =
49
x = 6,949 ppm
c. Data Absorbansi dan % Inhibisi Sediaan Gel Peel-OffEkstrak Etanol 50%Kulit
Buah Manggis Sebelum Cycling Test
Konsentrasi
(ppm)
Absorban % Inhibisi (%)
FI FII FIII FI FII FIII
30 0,206 0,175 0,185 72,803 76,889 75,571
25 0,236 0,238 0,229 68,804 68,541 69,771
20 0,341 0,299 0,309 54,964 60,548 59,270
15 0,375 0,426 0,375 50,483 43,804 47,978
10 0,464 0,486 0,464 38,752 35,582 35,105
5 0,547 0,556 0,561 27,899 26,713 25,966
Blanko 0,758 -
Kurva Regresi Linear antara Konsentrasi dan % Inhibisi Gel Masker Peel-Off Ekstrak Kulit Buah Manggis Formula I Sebelum Cycling Test
Perhitungan IC50 Sediaan Gel Masker Peel-off Ekstrak Kulit Buah Manggis Formula 1 Sebelum Cycling Test
y = 1,823x + 20,36
50 = 1,823x + 20,36
50
x =
x = 16,258 ppm
Kurva Regresi Linear antara Konsentrasi dan % Inhibisi Gel Masker Peel-Off Ekstrak Kulit Buah Manggis Formula II Sebelum Cycling Test
Perhitungan IC50 Sediaan Gel Masker Peel-off Ekstrak Kulit Buah Manggis Formula II Sebelum Cycling Test
y = 2,094x + 15,36
50 = 2,094x + 15,36
x =
x = 16,542 ppm
51
Kurva Regresi Linear antara Konsentrasi dan % Inhibisi Gel Masker Peel-Off Ekstrak Kulit Buah Manggis Formula III Sebelum Cycling Test
Perhitungan IC50 Sediaan Gel Masker Peel-off Ekstrak Kulit Buah Manggis Formula III Sebelum Cycling Test
y = 2,076x + 15,94
50 = 2,076x + 15,94
x =
x = 16,406 ppm
d. Data Absorbansi dan % Inhibisi Sediaan Gel Peel-OffEkstrak Etanol 50%Kulit Buah Manggis Sesudah Cycling Test
Konsentrasi
(ppm)
Absorban % Inhibisi (%)
FI FII FIII FI FII FIII
50 0,162 0,184 0,102 71,019 67,084 81,753
40 0,197 0.221 0,141 64,758 60,465 74,776
30 0,268 0,285 0,228 52,057 49,016 59,212
20 0,359 0,344 0,323 35,778 38,461 42,218
10 0,456 0,467 0,430 18,425 27,191 23,076
Blanko 0,559 -
52
Kurva Regresi Linear antara Konsentrasi dan % Inhibisi Gel Masker Peel-Off Ekstrak Kulit Buah Manggis Formula I Sesudah Cycling Test
Perhitungan IC50 Sediaan Gel Masker Peel-off Ekstrak Kulit Buah Manggis Formula I Sesudah Cycling Test
y = 1,341x + 8,157
50 = 1,341x + 8,157
x =
x = 31,202 ppm
Kurva Regresi Linear antara Konsentrasi dan % Inhibisi Gel Masker Peel-Off Ekstrak Kulit Buah Manggis Formula II Sesudah Cycling Test
Perhitungan IC50 Sediaan Gel Masker Peel-off Ekstrak Kulit Buah Manggis Formula II Sesudah Cycling Test
y = 1,017x + 17,90
50 = 1,017x + 17,90
x =
x = 31,563ppm
53
Kurva Regresi Linear antara Konsentrasi dan % Inhibisi Gel Masker Peel-Off Ekstrak Kulit Buah Manggis Formula III Sesudah Cycling Test
Perhitungan IC50 Sediaan Gel Masker Peel-off Ekstrak Kulit Buah Manggis Formula III Sesudah Cycling Test
y = 1,499x + 11,23
50 = 1,499x + 11,23
x =
x = 25,863 ppm
54
Lampiran 6
Contoh Perhitungan Presentase Inhibisi
% Inhibisi dihitung dengan menggunakan rumus:
% Inhibisi = x 100%
Keterangan:
Serapan blanko : Serapan larutan DPPH
Serapan sampel : Serapan larutan uji yang telah direaksikan dengan larutan DPPH
Diketahui serapan DPPH pada panjang gelombang 515,5 = 0,559
Sampel 1
Serapan = 0,102
% Inhibisi = x 100%
= 81,753 %
55
Lampiran 7
Data Waktu Mengering Gel Masker Peel-Off
Sampel
FI FII FIII FIV
Waktu
Mengering
(menit)
30,2 29,1 28,8 25,9
30,3 30,5 29,7 26,3
31,2 29,8 30,4 26,7
Rata-rata 30,5 29,8 29,6 26,3
56
Lampiran 8
Data Daya Sebar Gel Masker Peel Off
Beban Diameter Daya Sebar Gel (cm)
FI FII FIII FIV
0 gram
4,56 3,78 3,48 3,30
4,42 3,66 3,52 3,40
4,48 3,82 3,54 3,28
19 gram
6,12 4,76 4,66 4,06
5,50 5,30 4,60 4,36
6,02 5,10 4,76 4,08
39 gram
6,88 5,82 5,52 5,10
6,30 5,92 5,38 5,16
6,42 5,98 5,56 5,08
59 gram
7,26 6,60 6,20 6,14
6,74 6,72 6,14 5,82
7,04 6,66 6,22 5,78
79 gram
8,26 7,02 6,94 6,88
8,02 7,74 6,72 6,36
7,88 6,98 6,58 6,28
99 gram
9,08 8,54 8,20 8,16
8,16 8,06 7,92 7,90
8,36 8,14 8,06 7,88
Contoh perhitungan luas daya menyebar gel gel pada formula 1
Diameter daya menyebar gel pada beban 19 gram = 6,12 cm
Jari – jari (r) daya menyebar gel pada beban 19 gram = 3,06 cm
Luas daya menyebar gel = π x r2
= 3,14 x 3,062
= 29,40 cm2
57
Beban Luas Daya Sebar Gel (cm2)
FI FII FIII FIV
0 gram
16,32 11,21 9,50 8,54
15,33 10,51 9,72 9,07
15,75 11,45 9,83 8,44
Rata-rata 15,80 11,06 9,69 8,68
19 gram
29,40 17,78 17,04 12,93
23,74 22,05 16,61 14,92
28,44 20,41 17,78 13,06
Rata-rata 27,19 20,08 17,14 13,64
39 gram
37,15 26,58 23,91 20,41
31,15 27,51 22,72 20,90
32,35 28,07 24,26 20,25
Rata-rata 33,55 27,39 23,63 20,52
59 gram
41,37 34,19 30,17 29,59
35,66 35,44 29,59 26,58
38,90 34,81 30,37 26,22
Rata-rata 38,64 34,82 30,04 27,46
79 gram
53,55 38,68 37,80 37,15
50,49 47,02 35,44 31,75
48,74 38,24 33,98 30,95
Rata-rata 50,93 41,31 35,74 33,28
99 gram
64,72 57,25 52,78 52,26
52,26 50,99 49,24 48,99
54,86 52,01 50,99 48,74
Rata-rata 57,28 53,42 51,00 50,00
58
Lampiran 9
Data Sifat Mekanik Gel Masker Peel Off
Sampel Tebal
(cm)
Lebar
(cm)
F
(kg)
Σ
(kg/cm2)
Lo
(cm)
La
(cm)
E
(%)
FI
0,010 0,3 0,190 63,33 1 5,9 490
0,012 0,3 0,225 62,50 1 6,2 520
0,010 0,3 0,200 66,66 1 6,4 540
Rata-rata 64,16 Rata-rata 516,66
FII
0,010 0,3 0,180 60,00 1 5,4 440
0,011 0,3 0,190 57,77 1 5,4 440
0,011 0,3 0,167 50,60 1 6,2 520
Rata-rata 56,12 Rata-rata 466,66
FIII
0,012 0,3 0,168 46,66 1 5,2 420
0,011 0,3 0,150 45,45 1 5,5 450
0,010 0,3 0,127 42,33 1 5,2 420
Rata-rata 44,81 Rata-rata 426,66
FIV
0,012 0,3 0,158 43,88 1 4,5 350
0,013 0,3 0,155 39,74 1 4,2 320
0,013 0,3 0,157 40,25 1 4,3 330
Rata-rata 41,30 Rata-rata 333,33
Contoh perhitungan kekuatan tarik dan pemanjangan putus film gel masker peel-
off pada formula 1.
Rumus Kekuatan tarik:
σ = = x 100 %
Keterangan:
σ = kekuatan tarik (kg/cm2)
F = beban untuk memutuskan sampel (kg)
A = luas sampel yang mengalami tarikan (cm2)
t = tebal sampel (cm)
59
l = lebar sampel (cm)
Tebal = 0,010 cm
Lebar = 0,3 cm
F = 0,190 kg
σ = x 100 %
=
= 63,33 kg/cm2
Rumus Perpanjangan Putus:
E = x 100%
Keterangan:
E = Perpanjangan Putus (%)
La = panjang sampel pada saat putus (cm)
Lo = Panjang sampel awal (cm)
Lo = 1 cm
L1 = 5,9 cm
E = x 100%
= x 100%
= 490%
60
Lampiran 10
Gambar Sediaan Gel Masker Peel Off
a. Uji Cycling Test
Sebelum Cycling Test
Sesudah Cycling Test
b. Pengujian Daya Sebar
0 gram
19 gram
39 gram
59 gram
79 gram
99 gram
61
Lampiran 11
Gambar Alat-Alat Penelitian
Neraca Analitik
Rotary Evaporator
Haake Visco tester 6 R
pH meter
Alat pemotong dumble
Mikrometer thickness gage
Tensile Stregth Tester (Strograph R.I)
Spektrometer UV Visible
62
Lampiran 12
Sertifikat Analisa HPMC
63
Lampiran 13
Serifikat Analisa Vitamin C
64
65
Lampiran 14
Sertifikat Analisa DPPH
66
Lampiran 15
Hasil Statistik Waktu Mengering Gel Masker Peel-Off
1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test
Tujuan : Untuk melihat data daya menyebar gel masker peel-offterdistribusi
normal atau tidak
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Waktu
N 12
Normal Parametersa Mean 29.1583
Std. Deviation 1.80527
Most Extreme Differences Absolute .285
Positive .163
Negative -.285
Kolmogorov-Smirnov Z .986
Asymp. Sig. (2-tailed) .285
a. Test distribution is Normal.
Kesimpulan : Data waktu mengering gel masker peel-off terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Levene
Tujuan : Untuk melihat data waktu mengering gel masker peel-off homogen atau
tidak
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.429 3 8 .738
Kesimpulan : Waktu mengering gel masker peel-off menunjukkan data yang
homogen.
67
3. Uji ANOVA
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan data waktu mengering gel
masker peel-off
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 33.656 3 11.219 40.919 .000
Within Groups 2.193 8 .274
Total 35.849 11
Kesimpulan : Secara umum terdapat perbedaan secara bermakna waktu
mengering pada setiap formula gel masker peel-off
4. Uji LSD (Least Significant Difference)
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan waktu mengering gel antar
formula gel masker peel-off
Multiple Comparisons
LSD
(I)
Formula
(J)
Formula
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
1 2 .76667 .42753 .111 -.2192 1.7525
3 .60000 .42753 .198 -.3859 1.5859
4 4.26667* .42753 .000 3.2808 5.2525
2 1 -.76667 .42753 .111 -1.7525 .2192
3 -.16667 .42753 .707 -1.1525 .8192
4 3.50000* .42753 .000 2.5141 4.4859
3 1 -.60000 .42753 .198 -1.5859 .3859
2 .16667 .42753 .707 -.8192 1.1525
4 3.66667* .42753 .000 2.6808 4.6525
4 1 -4.26667* .42753 .000 -5.2525 -3.2808
2 -3.50000* .42753 .000 -4.4859 -2.5141
3 -3.66667* .42753 .000 -4.6525 -2.6808
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
68
Keterangan : * berbeda secara bermakna pada taraf uji 0,05
Kesimpulan : Formula 1 dengan formula 4 berbeda secara bermakna (p ˂0,05)
waktu mengering gel masker peel-off. Formula 2 dengan formula 4
berbeda secara bermakna (p ˂ 0,05) waktu mengering gelmasker
peel off. Formula 3 dengan formula 4 berbeda secara bermakna (p
˂ 0,05) waktu mengering gel masker peel-off.
69
Lampiran 16
Hasil Statistik Viskositas Gel Peel-Off
1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test
Tujuan : Untuk melihat data viskositas gel masker peel-off terdistribusinormal
atau tidak.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
VAR00002
N 12
Normal Parametersa Mean 1.2092E4
Std. Deviation 4.56199E3
Most Extreme Differences Absolute .252
Positive .173
Negative -.252
Kolmogorov-Smirnov Z .874
Asymp. Sig. (2-tailed) .430
a. Test distribution is Normal.
Kesimpulan : Data viskositas gel masker peel-off terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Levene
Tujuan : Untuk melihat data viskositas gel masker peel-off homogen atau tidak
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.871 3 8 .213
Kesimpulan : Viskositas gel masker peel-off menunjukkan data yang homogen
70
3. Uji ANOVA
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan data viskositas gel masker
peel-off
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2.254E8 3 7.515E7 172.423 .000
Within Groups 3486666.667 8 435833.333
Total 2.289E8 11
Kesimpulan : Secara umum terdapat perbedaan secara bermakna viskositas pada
setiap formula gel masker peel-off
4. Uji LSD (Least Significant Difference)
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan viskositas gel antar formula
gel masker peel-off
Multiple Comparisons
LSD
(I)
Formula
(J)
Formula
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
1 2 -6066.66667* 5.39032E2 .000 -7309.6768 -4823.6565
3 -1.09000E4* 5.39032E2 .000 -12143.0101 -9656.9899
4 -1.02000E4* 5.39032E2 .000 -11443.0101 -8956.9899
2 1 6066.66667* 5.39032E2 .000 4823.6565 7309.6768
3 -4833.33333* 5.39032E2 .000 -6076.3435 -3590.3232
4 -4133.33333* 5.39032E2 .000 -5376.3435 -2890.3232
3 1 10900.00000* 5.39032E2 .000 9656.9899 12143.0101
2 4833.33333* 5.39032E2 .000 3590.3232 6076.3435
4 700.00000 5.39032E2 .230 -543.0101 1943.0101
4 1 10200.00000* 5.39032E2 .000 8956.9899 11443.0101
2 4133.33333* 5.39032E2 .000 2890.3232 5376.3435
3 -700.00000 5.39032E2 .230 -1943.0101 543.0101
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
71
Keterangan : * berbeda secara bermakna pada taraf uji 0,05
Kesimpulan : Formula 1 dengan formula 2, 3 dan 4 berbeda secara bermakna (p
˂0,05) viskositas gel masker peel-off. Formula 2 dengan formula 1,
3, dan 4 berbeda secara bermakna (p ˂ 0,05) viskositas gelmasker
peel-off. Formula 3 dengan formula 1 dan formula 2 berbeda secara
bermakna (p ˂ 0,05) viskositas gel masker peel-off.
72
Lampiran 17
Hasil Statistik Daya Menyebar Gel Masker Peel-Off
1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test
Tujuan : Untuk melihat data daya menyebar gel masker peel-offterdistribusi
normal atau tidak
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Daya Menyebar
N 12
Normal Parametersa Mean 19.5133
Std. Deviation 5.47038
Most Extreme Differences Absolute .208
Positive .208
Negative -.115
Kolmogorov-Smirnov Z .719
Asymp. Sig. (2-tailed) .679
a. Test distribution is Normal.
Kesimpulan : Data daya menyebar gel masker peel-off terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Levene
Tujuan : Untuk melihat data daya menyebar gel masker peel-off homogen atau
tidak
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.160 3 8 .086
Kesimpulan : Daya menyebar gel masker peel-off menunjukkan data yang
homogen.
73
3. Uji ANOVA
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan data daya menyebar gel
masker peel-off
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 298.367 3 99.456 25.826 .000
Within Groups 30.808 8 3.851
Total 329.175 11
Kesimpulan : Secara umum terdapat perbedaan secara bermakna daya menyebar
pada setiap formula gel masker peel-off
4. Uji LSD (Least Significant Difference)
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan daya menyebar gel antar
formula gel masker peel-off
Multiple Comparisons
(I)
formula
(J)
formula
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
1 2 7.11333* 1.60230 .002 3.4184 10.8082
3 10.05000* 1.60230 .000 6.3551 13.7449
4 13.55667* 1.60230 .000 9.8618 17.2516
2 1 -7.11333* 1.60230 .002 -10.8082 -3.4184
3 2.93667 1.60230 .104 -.7582 6.6316
4 6.44333* 1.60230 .004 2.7484 10.1382
3 1 -10.05000* 1.60230 .000 -13.7449 -6.3551
2 -2.93667 1.60230 .104 -6.6316 .7582
4 3.50667 1.60230 .060 -.1882 7.2016
4 1 -13.55667* 1.60230 .000 -17.2516 -9.8618
2 -6.44333* 1.60230 .004 -10.1382 -2.7484
3 -3.50667 1.60230 .060 -7.2016 .1882
Keterangan : * berbeda secara bermakna pada taraf uji 0,05
74
Kesimpulan : Formula 1 dengan formula 2, 3 dan 4 berbeda secara bermakna (p
˂0,05) daya menyebar gel masker peel-off. Formula 2 dengan
formula 1 dan 4 berbeda secara bermakna (p ˂ 0,05) daya
menyebar gelmasker peel-off. Formula 3 dengan formula 1 dan
formula 4 berbeda secara bermakna (p ˂ 0,05) daya menyebar gel
masker peel-off.
75
Lampiran 18
Hasil Statistik Kekuatan Tarik Film Gel Masker Peel-Off
1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test
Tujuan : Untuk melihat data kekuatan tarik gel masker peel-offterdistribusi normal
atau tidak
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
VAR00002
N 12
Normal Parametersa Mean 51.5975
Std. Deviation 9.86304
Most Extreme Differences Absolute .192
Positive .192
Negative -.151
Kolmogorov-Smirnov Z .664
Asymp. Sig. (2-tailed) .770
a. Test distribution is Normal.
Kesimpulan : Data kekuatan tarik film gel masker peel-off terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Levene
Tujuan : Untuk melihat data kekuatan tarik film gel masker peel-off homogen atau
tidak
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.008 3 8 .191
Kesimpulan : Kekuatan tarik gel masker peel-off menunjukkan data yang
homogen.
76
3. Uji ANOVA
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan data kekuatan tarik film gel
masker peel-off
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 991.958 3 330.653 33.863 .000
Within Groups 78.116 8 9.765
Total 1070.075 11
Kesimpulan : Secara umum terdapat perbedaan secara bermakna kekuatan tarik
film pada setiap formula gel masker peel-off
4. Uji LSD (Least Significant Difference)
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan elongasi film gel antar
formula gel masker peel-off
Multiple Comparisons
LSD
(I)
Formula
(J)
Formula
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
1 2 8.04000* 2.55141 .014 2.1564 13.9236
3 19.35000* 2.55141 .000 13.4664 25.2336
4 22.87333* 2.55141 .000 16.9898 28.7569
2 1 -8.04000* 2.55141 .014 -13.9236 -2.1564
3 11.31000* 2.55141 .002 5.4264 17.1936
4 14.83333* 2.55141 .000 8.9498 20.7169
3 1 -19.35000* 2.55141 .000 -25.2336 -13.4664
2 -11.31000* 2.55141 .002 -17.1936 -5.4264
4 3.52333 2.55141 .205 -2.3602 9.4069
4 1 -22.87333* 2.55141 .000 -28.7569 -16.9898
2 -14.83333* 2.55141 .000 -20.7169 -8.9498
3 -3.52333 2.55141 .205 -9.4069 2.3602
Keterangan : * berbeda secara bermakna pada taraf uji 0,05
77
Kesimpulan : Formula 1 dengan formula 2, 3 dan 4 berbeda secara bermakna (p
˂0,05) kekuatan tarik film gel masker peel-off. Formula 2 dengan
formula 1, 3, dan4 berbeda secara bermakna (p ˂ 0,05) kekuatan
tarik film gelmasker peel-off. Formula 3 dengan formula 1 dan
formula 2berbeda secara bermakna (p ˂ 0,05) kekuatan tarik film
gel masker peel-off.
Uin Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 19
Hasil Statistik Elongasi Film Gel Masker Peel-Off
1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test
Tujuan : Untuk melihat data elongasi film gel masker peel-off terdistribusinormal
atau tidak
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Elongasi
N 12
Normal Parametersa Mean 435.8333
Std. Deviation 74.52374
Most Extreme Differences Absolute .125
Positive .125
Negative -.121
Kolmogorov-Smirnov Z .434
Asymp. Sig. (2-tailed) .992
a. Test distribution is Normal.
Kesimpulan : Data elongasi film gel masker peel-off terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Levene
Tujuan : Untuk melihat data elongasi film gel masker peel-off homogen atau tidak
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.686 3 8 .117
Kesimpulan : Secara umum terdapat perbedaan secara bermakna daya menyebar
pada setiap formula gel masker peel-off
79
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Uji ANOVA
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan data elongasi film gel masker
peel-off
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 54225.000 3 18075.000 21.058 .000
Within Groups 6866.667 8 858.333
Total 61091.667 11
Kesimpulan : Secara umum terdapat perbedaan secara bermakna elongasi film
pada setiap formula gel masker peel-off
4. Uji LSD (Least Significant Difference)
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan elongasi film gel antar
formula gel masker peel-off
Multiple Comparisons
(I)
Formula
(J)
Formula
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
1 2 50.00000 23.92117 .070 -5.1623 105.1623
3 90.00000* 23.92117 .006 34.8377 145.1623
4 183.33333* 23.92117 .000 128.1710 238.4956
2 1 -50.00000 23.92117 .070 -105.1623 5.1623
3 40.00000 23.92117 .133 -15.1623 95.1623
4 133.33333* 23.92117 .001 78.1710 188.4956
3 1 -90.00000* 23.92117 .006 -145.1623 -34.8377
2 -40.00000 23.92117 .133 -95.1623 15.1623
4 93.33333* 23.92117 .005 38.1710 148.4956
4 1 -183.33333* 23.92117 .000 -238.4956 -128.1710
2 -133.33333* 23.92117 .001 -188.4956 -78.1710
3 -93.33333* 23.92117 .005 -148.4956 -38.1710
Keterangan : * berbeda secara bermakna pada taraf uji 0,05
80
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kesimpulan : Formula 1 dengan formula 3 dan 4 berbeda secara bermakna (p
˂0,05) elongasi film gel masker peel-off. Formula 2 dengan
formula4 berbeda secara bermakna (p ˂ 0,05) elongasi film
gelmasker peel-off. Formula 3 dengan formula 1 dan formula 4
berbeda secara bermakna (p ˂ 0,05) elongasi film gel masker
peel-off