71
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI SUHU DAN WAKTU EKSTRAKSI METODE MASERASI DINAMIK (Water-bath Shaker) TERHADAP RENDEMEN EKSTRAK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN Stevia rebaudiana Bert. M. SKRIPSI MARIYATUL QIBTIYAH NIM. 11151020000047 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENGARUH VARIASI SUHU DAN WAKTU EKSTRAKSI

METODE MASERASI DINAMIK (Water-bath Shaker)

TERHADAP RENDEMEN EKSTRAK DAN AKTIVITAS

ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN Stevia rebaudiana Bert. M.

SKRIPSI

MARIYATUL QIBTIYAH

NIM. 11151020000047

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENGARUH VARIASI SUHU DAN WAKTU EKSTRAKSI

METODE MASERASI DINAMIK (Water-bath Shaker)

TERHADAP RENDEMEN EKSTRAK DAN AKTIVITAS

ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN Stevia rebaudiana Bert. M.

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

MARIYATUL QIBTIYAH

NIM. 11151020000047

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

i

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Mariyatul Qibtiyah

NIM : 11151020000047

Program Studi : Farmasi

Judul Skripsi : Pengaruh Variasi Suhu dan Waktu Ekstraksi Metode Maserasi

Dinamik (Water-Bath Shaker) Terhadap Rendemen Ekstrak dan

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Stevia rebaudiana Bert. M.

Disetujui oleh :

Mengetahui,

Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt.

NIP. 197407302005012000

Pembimbing I

Ismiarni Komala, M.Sc., Ph.D., Apt

NIP. 197806302006042001

Pembimbing II

dr. Flori Ratna Sari. Ph.D.

NIP. 197707272006042001

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

iii

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

iv

ABSTRAK

Nama : Mariyatul Qibtiyah

Program Studi : Farmasi

Judul Skripsi : Pengaruh Variasi Suhu dan Waktu Ekstraksi Metode

Maserasi Dinamik (Water-Bath Shaker) Terhadap

Rendemen Ekstrak dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak

Daun Stevia rebaudiana Bert. M.

Tanaman Stevia rebaudiana telah lama digunakan sebagai pemanis, kandungan

steviol glikosidanya terutama steviosida dan rebaudiosida A bertanggung jawab

terhadap rasa manis pada tanaman ini dengan rasa manis 300-400 kali lebih manis

dibanding sukrosa. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kondisi suhu dan waktu

optimal pada ekstraksi dengan teknik maserasi dinamik (water-bath shaker)

menggunakan pelarut air terhadap perolehan rendemen serta untuk mengetahui

aktivitas antioksidannya. Variasi suhu dan waktu ekstraksi yang digunakan yaitu

25⁰C selama 3 jam, 25⁰C selama 6 jam, 75⁰C selama 3 jam, dan 75⁰C selama 6

jam menghasilkan rendemen sebanyak 14,20%, 15,51%, 18,58%, dan 16,74%

berturut-turut. Sedangkan aktivitas antioksidan yang dinyatakan dengan

persentase inhibisi menunjukkan nilai 33,37%, 30,15%, 25,95%, dan 16,70%

berturut-turut untuk masing-masing variasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa

rendemen yang paling banyak diperoleh yaitu pada kondisi ekstraksi dengan suhu

75⁰C dan waktu 3 jam yaitu sebesar 18,58% dan aktivitas antioksidan diketahui

paling tinggi pada ekstrak yang diperoleh dengan ekstraksi pada suhu 25⁰C

selama 3 jam dengan nilai persentase inhibisi 33,37%. Aktivitas antioksidan

ekstrak juga ditentukan dengan membandingkan nilai persentase inhibisi ekstrak

dan vitamin C sebagai kontrol positif.

Kata Kunci : Stevia rebaudiana Bertoni M., maserasi dinamik, rendemen ekstrak,

aktivitas antioksidan, DPPH

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

v

ABSTRACT

Name : Mariyatul Qibtiyah

Study Program : Pharmacy

Thesis Title : The Effect of Temperature Variation and Extraction Time

of Dynamic Maceration Method (Water-bath Shaker) on

Extract Yield and Antioxidant Activity of Stevia

rebaudiana Bert. M. Leaf Extract.

Stevia rebaudiana has been used as sweetener for a long time, its steviol

glycosides content especially stevioside and rebaudioside A are responsible for its

sweetness. Its taste is 200-300 times sweeter than sucrose. This study aims to find

the optimal temperature and time conditions also its effect for extraction yield and

its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath shaker)

and water as solvent. Variations in temperature and extraction time used were

25⁰C for 3 hours, 25⁰C for 6 hours, 75⁰C for 3 hours, and 75⁰C for 6 hours

produced yields of 14,20%, 15,51%, 18,58%, and 16,74% respectively. While the

antioxidant activity expressed by percentage of inhibition showed values of

33,37%, 30,15%, 25,95%, and 16,70% respectively for each variation. This study

shows that extraction condition at temperature 75⁰C for 3 hours obtained the most

yield by 18,58%, and the best antioxidant activity is found in extract obtained at

25⁰C for 3 hours by 33,37%. The antioxidant activity of the extract was also

determined by comparing the percentage value of inhibition of extract and vitamin

C as a positive control.

Keywords : Stevia rebaudiana Bertoni M., dynamic maceration, extract yield,

antioxidant activity assay, DPPH

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah S.W.T., karena atas rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi dengan

judul Pengaruh Variasi Suhu dan Waktu Ekstraksi Metode Maserasi

Dinamik (Water-Bath Shaker) Terhadap Rendemen Ekstrak dan Aktivitas

Antioksidan Ekstrak Daun Stevia rebaudiana Bert. M. dilakukan dalam rangka

memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Ilmu

Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan, do’a serta bimbingan dari berbagai

pihak dari awal perkuliahan hingga pengusunan skripsi maka saya tidak mampu

untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karenanya, saya mengucapkan terimakasih

kepada :

Ibu Dr. Zilhadia, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ibu Nurmeilis, M.Si., Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi FIKES UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ibu Ismiarni Komala, Ph.D., Apt. dan dr. Flori Ratna Sari, Ph.D. selaku

pembimbing skripsi yang memiliki andil besar selama berlangsungnya

penelitian dan penyelesaian tugas akhir penulis, semoga kebaikan ibu

mendapatkan imbalan yang lebih baik di sisi Allah S.W.T.

Kedua orang tua saya yang telah mendukung penuh secara materil maupun

moril, ayahanda Johar Maknun dan ibunda Huliyah. Tidak lupa atas do’a,

kesabaran, dan wejangannya, semoga Allah menyayangi kalian dan memberi

kalian balasan yang paling baik.

Bapak dan ibu staf pengajar, karyawan, dan laboran yang telah memberikan

bimbingan dan bantuan selama saya menempuh pendidikan sarjana di FIKES

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Teman-teman penulis yang sudah membantu baik berupa tenaga maupun

memberikan motivasi selama berjalannya penelitian, Azhar, Itoh, Hikmah,

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

vii

Ziah, Mai dan rekan satu angkatan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Akhir kata, penulis berharap Allah S.W.T. berkenan membalas segala

kebaikan, sekecil apapun dari semua pihak yang telah membantu penulis selama

ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga skripsi ini bukan hanya

bermanfaat untuk penulis, namun dapat memberi manfaat untuk khususnya

pembaca dan berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Ciputat, November 2019

Penulis

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda

tangan di bawah ini :

Nama : Mariyatul Qibtiyah

NIM : 11151020000047

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Ilmu Kesehatan

Jenis Karya : Skripsi

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah

saya, dengan judul :

Pengaruh Variasi Suhu dan Waktu Ekstraksi Metode Maserasi Dinamik

(Water-Bath Shaker) Terhadap Rendemen Ekstrak dan Aktivitas

Antioksidan Ekstrak Daun Stevia rebaudiana Bert. M.

untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital

Library Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk kepentingan

akademik sebatas sesuai dengan undang-undang hak cipta. Demikian pernyataan

publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di : Ciputat

Pada tanggal : 22 November 2019

Yang menyatakan,

(Mariyatul Qibtiyah)

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .................................. Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

ABSTRACT ........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5

1.1. Diabetes .................................................................................................... 5

1.1.1. Pendahuluan Diabetes ....................................................................... 5

1.1.2. Klasifikasi Diabetes .......................................................................... 6

1.1.3. Patofisiologi Diabetes ....................................................................... 8

1.2. Tanaman S. rebaudiana Bertoni M. ....................................................... 10

1.2.1. Deskripsi dan Morfologi Tanaman S. rebaudiana Bertoni M. ....... 10

1.2.2. Klasifikasi Tanaman S. rebaudiana Bertoni M............................... 11

1.2.3. Kandungan Kimia (Steviosida dan Rebaudiosida A) ..................... 12

1.2.4. Kegunaan dan Khasiat..................................................................... 13

1.2.5. Steviol Glikosida Dalam Tubuh Manusia ....................................... 13

1.3. Metode Ekstraksi .................................................................................... 14

1.3.1. Metode Ekstraksi Konvensional ..................................................... 15

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

x

1.3.2. Metode Ekstraksi Modern ............................................................... 17

1.4. Uji Antioksidan ...................................................................................... 18

1.5. Spektrofotometer UV-Visible ................................................................ 20

1.5.1. Pendahuluan dan Prinsip Spektrofotometer UV-Visible ................ 20

1.5.2. Hukum Lambert-Beer ..................................................................... 20

1.5.3. Kegunaan Spektrofotometer UV-Visible ........................................ 21

1.5.4. Instrumentasi Spektrofotometer UV-Visible .................................. 21

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 26

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 26

3.1.1. Waktu Penelitian ............................................................................. 26

3.1.2. Tempat Penelitian............................................................................ 26

3.2. Alat dan Bahan ....................................................................................... 26

3.2.1. Alat .................................................................................................. 26

3.2.2. Bahan............................................................................................... 26

3.3. Prosedur Penelitian ................................................................................. 27

3.3.1. Persiapan Sampel ............................................................................ 27

3.3.2. Ekstraksi Daun S. rebaudiana dengan Maserasi Dinamik ............. 27

3.3.3. Uji Aktivitas Antioksidan ............................................................... 28

3.3.4. Analisis Statistik ............................................................................. 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 29

4.1. Ekstraksi Dinamik Water-Bath Shaker Daun S. rebaudiana ................. 29

4.2. Uji Aktivitas Antioksidan dengan DPPH ............................................... 33

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 38

5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 38

5.2. Saran ....................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 30

LAMPIRAN ......................................................................................................... 34

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Tanaman S. rebaudiana.................................................................... 10

Gambar 2. 2 Senyawa Steviol Glikosida .............................................................. 12

Gambar 2. 3 DPPH radikal bebas (1), DPPH non radikal (2) ............................... 19

Gambar 2. 4 Ilustrasi Spektrofotometer Single Beam ........................................... 21

Gambar 2. 5. Bagan Instrumen Spektrofotometer Double Beam.......................... 22

Gambar 2. 6. Ilustrasi Instrumen Spektrofotometer Simultan .............................. 22

Gambar 2. 7. Ilustrasi Pancaran Sumber Radiasi Spektrofotometer ..................... 22

Gambar 2. 8. Model Monokromator Czerney-Turner ........................................... 23

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. Rendemen Ekstrak Daun S. rebaudiana ............................................. 31

Tabel 3. 2. Hasil Uji Pos Hoc Mann-Whitney ...................................................... 31

Tabel 3. 3. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun S. rebaudiana ........................... 33

Tabel 3. 4. Perbandingan Nilai Persentase Inhibisi Sampel dan Vitamin C 100

ppm ..................................................................................................... 36

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur Ekstraksi Daun S. rebaudiana ....................................................... 35

Lampiran 2. Alur Uji Antioksidan Ekstrak Daun S. rebaudiana ............................... 36

Lampiran 3. Dokumentasi Alat dan Bahan Serta Kegiatan Penelitian Ekstraksi dan

Uji Aktivitas Antioksidan Daun S. rebaudiana .................................... 37

Lampiran 4. Data dan Perhitungan Rendemen Ekstrak Daun S. rebaudiana ............ 39

Lampiran 5. Data Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun S. rebaudiana ............... 40

Lampiran 6. Hasil Analisis Statistik Data Rendemen Ekstrak Daun S. rebaudiana . 42

Lampiran 7. CoA Metanol ......................................................................................... 45

Lampiran 8. Sifat Fisikokimia Steviol Glikosida ....................................................... 46

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) diabetes merupakan penyakit

kronis yang disebabkan oleh bawaan genetik dan/atau diakibatkan karena

kekurangan produksi insulin oleh pankreas atau ketidakefektifan kerja insulin

yang diproduksi. Prevalensi diabetes di Indonesia menurut Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan peningkatan dibanding tahun

2013 yaitu sebesar 1,6% dari 6,9% menjadi 8,5% (Kementerian Kesehatan RI,

2018). Menurut Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI tahun 2013, terdapat

53,1% masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi makanan atau minuman

manis dengan frekuensi lebih dari satu kali sehari pada populasi 10 tahun ke

atas. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah dari total jumlah

penduduk Indonesia meyukai makanan manis. Konsumsi makanan manis

berlebihan dapat menyebabkan obesitas serta kenaikan berat badan yang

merupakan faktor resiko terjadinya diabetes. Konsumsi pemanis dalam hal ini

sukrosa tidak dapat dihindari oleh masyarakat karena telah menjadi salah satu

kebutuhan dasar sehingga diperlukan pemanis pengganti untuk menekan

penggunaan sukrosa yang berlebihan oleh sebagian masyarakat.

Kesadaran masyarakat semakin meningkat akan pentingnya kesehatan,

maka minat masyarakat terhadap pengganti sukrosa sebagai pemanis

mengalami peningkatan terutama untuk pemanis alami rendah kalori (Rao,

Prasad, Roopa, & Sridhar, 2012). Steviol glikosida merupakan senyawa

glikosida diterpen yang dapat diekstraksi dari tanaman Stevia rebaudiana dan

memiliki rasa manis 300 kali lipat dari pada sukrosa 0,4 M serta tidak

mengandung kalori (Geuns, H.M. Temme, & Buyse, 2007). Untuk

mengisolasi steviol glikosida telah dikembangkan berbagai macam metode

ekstraksi dan teknik isolasi untuk mendapatkan isolat dengan yield yang

tinggi.

Liu et.al., (2009) dan Gasmalla et.al. (2015) telah melakukan penelitian

menggunakan sonikator, membandingkannya dengan teknik maserasi dengan

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

variasi waktu, kekuatan sonikator. Peneliti lain telah mengembangkan

berbagai macam metode ekstraksi dan isolasi senyawa steviol glikosida

menggunakan teknologi yang lebih canggih seperti melakukan pretreatment

terhadap sampel dengan enzim selulosa (M. Formigoni, 2018), teknik

ekstraksi dengan microwave (Dian Yulianti, 2014), menggunakan fluida

superkritis (A. Erkucuk, 2009), teknik sokletasi (Asrul Afandi S. S., 2013),

teknik refluks (Neena Kumari, 2017), membandingkan teknik ultasonik

dengan microwave (Toboc Alupului Ani, 2009), dan banyak peneliti lain yang

memvariasikan berbagai pelarut seperti penggunaan metanol dan kloroform

(Gupreet Kaur, 2014; Sarika R. Desmukh, 2014; dan Chandra, 2015).

Teknik ekstraksi maserasi dinamik telah digunakan oleh peneliti

sebelumnya untuk mengekstrak daun S. rebaudiana, di antaranya yaitu

menggunakan stirrer atau shaker. Paula M. Martins, et.al., (2016) telah

melakukan optimasi waktu, suhu, ukuran serbuk, dan kecepatan stirer untuk

penggunaan teknik maserasi dinamik (stirrer), dan pelarut yang digunakan

adalah campuran alkohol dan air (etanol 70%).

Sementara Muhammad Thalha et.al. (2012) telah melakukan ekstraksi

daun S. rebaudiana dengan teknik maserasi dinamik (shaker) menggunakan

pelarut air panas serta diikuti dengan proses purifikasi dan separasi yang

dilanjutkan dengan kristalisasi, dalam prosesnya belum dilakukan optimasi.

Belum ditemukan penelitian tentang pengaruh variasi suhu dan waktu

terhadap hasil ekstraksi dan aktivitas antioksidan ekstrak daun S. rebaudiana

dengan menggunakan metode yang sederhana, ekonomis, dan ramah

lingkungan (maserasi dinamik waterbath-shaker) dengan pelarut air.

Penggalian potensi steviol glikosida yang akan dimanfaatkan sebagai

pengganti gula dari hulu ke hilir, mulai pencarian teknik ekstraksi, isolasi

sampai produksi sejalan dengan penerapan nilai keislaman. Semua ciptaan

Allah memiliki manfaat seperti yang termaktub dalam Q.S. Shad(38): 27 yang

berbunyi :

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

الس والرضا وما بينهما باطلا ... خلقنا ماءا

وما

Artinya : “Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada

diantara keduanya dengan sia-sia”.

Dengan demikian, maka semua ciptaan Allah pasti memiliki manfaat.

Berdasarkan hal tersebut akan dilakukan penelitian tentang pengaruh ekstraksi

daun S. rebaudiana dengan variasi suhu dan waktu terhadap aktivitas

antioksidannya menggunakan metode ekstraksi maserasi dinamik (water-bath

shaker) dengan pelarut air.

1.2. Rumusan Masalah

1. Berapa suhu dan waktu optimum dalam ekstraksi maserasi dinamik water-

bath shaker menggunakan pelarut air untuk mengekstraksi daun S.

rebaudiana?

2. Bagaimana pengaruh variasi suhu dan waktu dalam ekstraksi daun S.

rebaudiana terhadap aktivitas antioksidan ekstrak?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk :

1. Mengoptimasi suhu dan waktu yang digunakan dalam ekstraksi maserasi

dinamik water-bath shaker menggunakan pelarut air untuk mengekstraksi

daun S. rebaudiana.

2. Menguji aktivitas antioksidan ekstrak daun S. rebaudiana dari variasi suhu

dan waktu dengan ekstraksi metode maserasi dinamik water-bath shaker.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat :

1. Mengembangkan metode ekstraksi daun S. rebaudiana yang sederhana

dan ramah lingkungan.

2. Menyediakan informasi tentang metode ekstraksi dengan maserasi

dinamik water-bath shaker daun S. rebaudiana yang sederhana, mudah,

dan ramah lingkungan.

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Menyediakan informasi mengenai pengaruh variasi suhu dan waktu dalam

ekstraksi daun S. rebaudiana menggunakan pelarut air metode maserasi

dinamik water-bath shaker terhadap rendemen dan aktivitas antioksidan

ekstrak.

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Diabetes

1.1.1. Pendahuluan Diabetes

American Diabetes Association (ADA) mendefinisikan diabetes sebagai

kumpulan penyakit metabolik yang dikarakterisasi dengan adanya

hiperglikemia yang dihasilkan dari defek sekresi insulin, menurunnya kerja

insulin di jaringan (jaringan tidak responsif terhadap keberadaan insulin), atau

keduanya. Diabetes merupakan penyakit multietiologi, diantara penyebab

terjadinya diabetes adalah penyakit autoimun yang merusak sel β-pankreas

(sel yang memproduksi insulin) sehingga terjadi defisiensi insulin, resistensi

jaringan target terhadap insulin sehingga insulin yang diproduksi tidak dapat

bekerja di jaringan target (reseptor). Diabetes juga merupakan kelainan

metabolisme (Kalra & Sharma, 2018). Gejala klinis yang dapat teridentifikasi

pada penderita diabetes yaitu poliuria, polifagia, polidipsia, penurunan berat

badan tanpa sebab yang jelas, dan pandangan menjadi kabur.

Hiperglikemia yang terjadi berhubungan dengan kerusakan jangka

panjang, disfungsi, serta kegagalan organ terutama mata, ginjal, saraf, jantung,

dan pembuluh darah (ADA, 2010), sehingga komplikasi yang dapat terjadi

pada pasien diabetes dalam jangka panjang yaitu retinopati yang dapat

menyebabkan gangguan penglihatan sampai kebutaan, nefropati yang

menyebabkan gagal ginjal, neuropati periferal yang dapat menyebabkan

diabetic foot ulcer (DFU) dan amputasi, neuropati saraf otonom yang dapat

menimbulkan gangguan pada saluran gastrointestinal, genitourinaria, sistem

kardiovaskular dan disfungsi seksual.

Diagnosa diabetes mungkin dapat ditegakkan berdasarkan kriteria glukosa

plasma, nilai fasting plama glucose (FPG), tes toleransi glukosa 2 jam setelah

pemberian 75 gram glukosa peroral (2h-PG), dan glycated hemoglobin (A1C).

Acuan nilai normal ketiganya menurut ADA yaitu 100–125 mg/dL (5,6–6,9

mmol/L) untuk FPG, 140–199 mg/dL (7,8–11,0 mmol/L) untuk 2h-PG, dan

5,7–6,4% (39–47 mmol/mol) atau kenaikan ≥10% untuk A1C. Nilai A1C

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

biasa digunakan sebagai marker dari glikemia kronik karena nilai A1C

mencerminkan rerata kadar glukosa darah dalam periode 2-3 bulan (ADA,

2010), sehingga nilai ini sangat bermanfaat untuk mengontrol perkembangan

diabetes pada pasien.

Faktor resiko terjadinya diabetes antara lain yaitu ras, umur, jenis kelamin,

riwayat keluarga yang menderita diabetes, riwayat melahirkan bayi dengan

berat badan lebih dari 4 kg untuk perempuan, riwayat lahir dengan berat badan

rendah (<2,5 kg), perilaku hidup yang tidak sehat seperti kurangnya aktivitas

fisik, diet tidak seimbang, dan merokok (Sukandar, 2008). Diabetes lebih

sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki seerta resikonya

meningkat seiring dengan betambahnya usia, peningkatan indeks massa tubuh

(IMT), terjadi lebih banyak pada kelompok sosioekonomi atas dan orang

dengan obesitas (Mihardja, Soetrisno, & Soegondo, 2014).

Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, 6,9% dari 176.689.336 penduduk usia

lebih dari 15 tahun di Indonesia yang mengidap diabetes yaitu sekitar ±12 juta

jiwa. Sementara 8 juta jiwa diantaranya belum terdiagnosis, sehingga diabetes

merupakan penyakit silent killer yang biasanya terdiagnosis setelah tahap

lanjut dan telah terjadi komplikasi. Shaw et.al. mengestimasikan prevalensi

diabetes dunia pada orang dewasa yang berusia 20-79 tahun akan meningkat

menjadi 7,7% (439 juta) pada tahun 2030 dari 6,4% (285 juta) pada tahun

2010. Dan diabetes merupakan masalah kesehatan mayor baik pada negara

maju maupun berkembang (Pulungan, 2013).

1.1.2. Klasifikasi Diabetes

Klasifikasi diabetes biasanya didasarkan pada waktu awal terjadinya

diabetes atau berdasarkan penyebabnya. ADA mengklasifikasikan diabetes

sebagai berikut :

1. Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe 1 biasa dikenal dengan istilah juvenile onset diebetes

karena mula onset biasanya terjadi pada usia dini (anak-anak) terjadi

karena kerusakan sel β pankreas akibat penyakit autoimun. Penderita

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

penyakit diabetes tipe 1 ini tidak banyak yaitu hanya sekitar 5-10%

penderita diabetes (ADA, 2010). Diabetes tipe ini yang menyerang anak-

anak biasanya disertai dengan ketoasidosis. Kecepatan perkembangan

diabetes tipe ini beragam, dapat berkembang sangat cepat (biasanya pada

populasi anak-anak) atau berkembang secara lambat (pada populasi

dewasa). Beberapa kasus diabetes tipe 1 termasuk kedalam diabetes

idiopatik karena tidak diketahui etiologi yang mendasari penyakit ini.

2. Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 biasa dikenal dengan istilah adult onset diabetes

karena awal mula onset biasanya terjadi pada individu dewasa. Diabetes

ini terjadi karena kerusakan sel β pankreas karena autoimun sehingga

terjadi defisiensi insulin atau terjadi resistensi di reseptor insulin

meskipun insulin diproduksi secara normal. Keadaan resistensi insulin ini

biasanya terjadi pada orang dengan kondisi obesitas. Prevalensi diabetes

tipe 2 diantara penderita diabetes tipe lain cukup tinggi yaitu berkisar 90-

95% (ADA, 2010). Pada tahap awal terjadinya hiperglikemia pada

diabetes tipe ini sebagian besar tidak terdiagnosis karena hiperglikemia

berkembang secara bertahap untuk sampai pada tahap munculnya gejala

diabetes. Resiko perkembangan diabetes terus bertambah seiring

bertambahnya usia, terjadinya obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik.

3. Diabetes Gestasional

Intoleransi glukosa dengan onset atau pertama kali ditemukan pada

saat masa kehamilan dikenal dengan istilah gestasional diabetes mellitus

(GDM). Populasi penderita GDM pada ibu hamil sekitar 7% yaitu terjadi

lebih dari 200.000 kasus setiap tahun (ADA, 2010).

4. Diabetes Tipe Lain

Diabetes tipe lain terjadi dengan berbagai macam etiologi. Tipe ini

dikelompokkan lagi berdasarkan etiologi yang mendasarinya, diantaranya

diabetes karena defek genetik sel β pankreas, defek genetik aksi insulin,

penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, dan diabetes yang diinduksi

obat atau bahan kimia. Diabetes yang terjadi karena defek genetik sel β

pankreas biasa disebut maturity onset diabetes of the young (MODY)

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang ditandai dengan gangguan sekresi insulin tanpa ada gangguan kerja

insulin. Diabetes tipe ini berhubungan dengan mutasi pada kromosom 12

pada faktor transkripsi hepatik atau disebut hepatocyte nuclear factor

(HNF)-1 atau mutasi gen glukokinase pada kromosom 7p sehingga

terjadi kerusakan/kecacatan pada molekul enzim glukokinase.

Diabetes yang disebabkan karena terjadinya defek genetik aksi

insulin atau terjadinya kelainan yang berhubungan dengan reseptor

insulin dapat menyebabkan hiperinsulinemia sampai diabetes parah.

Penyakit eksokrin pankreas seperti pankreatitis, infeksi, trauma,

karsinoma pankreatik, dan pankreatektomi dapat menyebabkan diabetes.

Hal ini dikarenakan terjadinya penurunan massa sel pankreas sehingga

sekresi insulin terganggu. Endokrinopati (kelainan sistem endokrin)

dapat menjadi penyebab terjadinya diabetes. Kelebihan hormon seperti

hormon pertumbuhan, glukagon, epinefrin, kortisol selain dapat

menyebabkan kondisi akromegali, glukagonoma, pheochromocytoma,

sindrom cushing juga dapat menyebabkan terjadinya diabetes.

Hiperglikemia dapat diatasi ketika kelebihan hormon dapat teratasi juga.

Diabetes yang diinduksi oleh obat-obatan dan bahan kimia terjadi karena

pengrusakan sel β pankreas oleh pentamidin yang diberikan secara

intravena. Beberapa obat juga dapat merusak atau menghambat kerja

insulin seperti asam nikotinat dan glukokortikoid. Infeksi virus seperti

adenovirus, sitomegalovirus, coxsackievirus dapat menyebabkan

rusaknya sel β pankreas.

1.1.3. Patofisiologi Diabetes

Berikut beberapa patofisiologi diabetes berdasarkan klasifikasi diabetes :

1. Patofisiologi Diabetes Tipe 1

Seperti yang telah diketahui bahwa diabetes tipe 1 merupakan akibat

dari rusaknya sel β pankreas sehingga menyebabkan produksi insulin

menurun. Kerusakan ini terjadi akibat adanya kerusakan pada gen

penderita, namun selain itu faktor lingkungan juga dapat berpengaruh

pada perkembangan diabetes tipe 1. Gen human leucocyte antigen (HLA)

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang terletak pada kromosom 6 bertanggung jawab 40-50% untuk

perkembangan diabetes tipe 1 (Paschou, Papadopoulou-marketou,

Chrousos, & Kanaka-gantenbein, 2018). Ada tiga kelas gen HLA, namun

gen kelas II punya hubungan yang kuat dengan diabetes tipe 1 (Redondo,

P.R., & G.S., 2001). Gen HLA juga berkaitan dengan gen DQA dan DQB

serta diperngaruhi oleh gen DRB. Menurut ADA, penanda terjadinya

kerusakan pada sel β pankreas diantaranya autoantibodi sel islet,

autoantibodi terhadap insulin, autoantibodi terhadap GAD (GAD65), dan

autoantibodi terhadap enzim tirosin fosfatase (IA2 dan IA-2β).

2. Patofisiologi Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 lebih banyak ditemukan dibandingkan penderita

diabetes tipe 1. Lingkungan berperan besar dalam perkembangan penyakit

diabetes tipe 2 ini. Pola hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang

aktivitas fisik, obesitas, dan diet yang tidak seimbang. Keadaan awal yang

memicu terjadinya perkembangan penyakit lebih lanjut bukan karena

defisiensi produksi insulin oleh pankreas namun merupakan

ketidakmampuan sel tubuh merespon insulin (resistensi). Meskipun

diabetes ini bukan disebabkan karena ketidakmampuan pankreas

memproduksi insulin, namun penanganan yang salah atau tidak tepat

dapat memperparah penyakit ke tahap dimana terjadi pengrusakan sel-sel

Langerhans secara progresif.

Normalnya, glukosa yang ada dalam darah setelah asupan karbohidrat

akan masuk ke dalam sel-sel dalam tubuh seperti sel otot rangka, otot

jantung, lemak, dan sel ɑ pankreas (penghasil hormon glukagon) dengan

mekanisme glucose transporter-4 (GLUT-4). Masuknya molekul glukosa

secara difusi yang difasilitasi oleh GLUT 4 membutuhkan insulin, namun

karena sel target resisten terhadap insulin (meskipun insulin diproduksi

dengan normal) maka glukosa yang seharusnya tersimpan di dalam sel-

sel tersebut tidak dapat memasuki sel dan tertumpuk di pembuluh darah.

Ketidakpekaan sel target terhadap insulin dapat dikarenakan terjadinya

kelainan pada reseptor ataupun terjadi kerusakan atau kelainan

mekanisme pasca reseptor insulin.

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Patofisiologi Diabetes Gestasional (GDM)

Diabetes tipe ini terjadi temporer yaitu hanya pada saat masa

kehamilan dan dapat kembali ke keadaan normal dengan sendirinya.

Meskipun demikian diabetes ini dapat meningkatkan resiko terjadinya

diabetes pada ibu yang pernah mengidap GDM di masa depan, serta dapat

berakibat buruk pada bayi seperti peningkatan berat badan bayi dan

malformasi kongenital.

4. Patofisiologi Diabetes Tipe Lain

Patofisiologi diabetes yang digolongkan kedalam tipe ini berbeda-

beda tergantung penyebabnya. Diabetes yang disebabkan sindrom

monogenik terjadi karena gangguan (mutasi) pada salah satu gen seperti

GCK, HNF1A, HNF4A, HNF1B dimana mutasinya akan menghasilkan

gambaran klinis yang berbeda-beda. Diabetes post transplantasi terjadi

setelah pasien mendapat transplantasi organ. Diabetes tipe ini

dihubungkan dengan besarnya mortalitas dan meningkatnya infeksi pasca

transplantasi.

1.2. Tanaman S. rebaudiana Bertoni M.

Gambar 2. 1 Tanaman S. rebaudiana

Sumber : Yadav et al., 2011

1.2.1. Deskripsi dan Morfologi S. rebaudiana Bertoni M.

S. rebaudiana berasal dari wilayah timur laut Paraguay serta daerah

sekitarnya seperti Brazil dan Argentina (Formigoni, 2018). Daun stevia

telah digunakan dalam waktu lama sebagai pemanis dan terdapat sekitar

150-300 spesies tanaman ini di dunia (D. D., Compadre, Medon, Kamath,

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

& Kinghorn, 1983) . Daunnya berwarna hijau dan memiliki rasa manis

serta bunganya berwarna krem kehijauan pada musim gugur (Afandi,

Sarijan, & Shaha, 2013). Daun S. rebaudiana merupakan pemanis alami

rendah kalori dan memiliki banyak manfaat kesehatan (Hudz,

Marchyshyn, Sira, & Demydiak, 2017). Tingkat kemanisannya 300 kali

lebih manis dibandingkan sukrosa (Ingle & Venugopal, 2009).

Berdasarkan penelitian N.A. Hudz pada tahun 2017 tentang morfologi

tanaman S. rebaudiana, daunnya berbentuk ovoid dengan tepi bergerigi,

daun bagian atas berwarna hijau dan bagian bawah sedikit lebih terang

serta memiliki bau yang menyenangkan (harum). Secara mikroskopis,

epidermis daun ditutupi rambut dan kelenjar multiseluler. Daun bagian

atas memiliki beberapa stomata, sedangkan bagian bawahnya memiliki

banyak stomata. Epidermis dari tangkai daun memiliki rambut dan

kelenjar.

1.2.2. Klasifikasi S. rebaudiana Bertoni M.

United States Departement of Agriculture (USDA)

mengklasifikasikan tanaman S. rebaudiana sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)

Subkingom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Tanaman berbiji)

Sub Divisi : Magnoliophyta (Tanaman berbunga)

Kelas : Magnoliopsida-Dicotyledoneae

Subkelas : Asteridae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Stevia

Spesies : Stevia rebaudiana (Bertoni)

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.2.3. Kandungan Kimia (Steviosida dan Rebaudiosida A)

Daun S. rebaudiana mengandung glikosida diterpen sekitar 4-20%

dalam daun kering dengan komponen mayor yaitu steviosida (4-20%),

rebaudiosida A (1-3%), dan steviol glikosida lain dalam jumlah kecil

(<0,1%) (Formigoni, 2018). Lima steviol glikosida lain yang telah

teridentifikasi sebagai senyawa minor antara lain rebaudiosida C, D, dan

F, dulkosida A, serta rubusosida (R. Shah, Dejager, & Begley, 2012).

Tingkat kemanisan steviol glikosida sekitar 300-400 kali lebih manis

dibandingkan gula (Deshmukh & Kedari, 2014). Meskipun demikian

terdapat after taste setelah penggunaan oral sehingga menyebabkan

penggunaannya masih terbatas oleh masyarakat (Martins, Thorat,

Lanchote, & Freitas, 2016) .

Steviosida mempunyai stabilitas yang baik terhadap pemanasan

sampai 100⁰C selama satu jam pada pH 3-9 (Deshmukh & Kedari, 2014).

Pemisahan glikosida dari ekstrak tanaman terhambat oleh beberapa faktor

di antaranya pengotor resin, protein, asam organik, dan pigmen seperti

klorofil, karoten, dan santofil (Martins et al., 2016).

Sumber : Benedetta Rizzo, 2013

Gambar 2. 2 Senyawa steviol glikosida (a) Steviosida,

(b) Rebaudiosida A

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Steviosida dengan rumus molekul C38H60O18 memiliki berat

molekular 804,88 g/mol dan titik leleh 198,0⁰C, sedangkan rebaudiosida A

memiliki berat molekul 967,021 g/mol dengan rumus molekul C44H70O23

(US National Library of Medicine, 2019). Steviosida terdiri dari tiga

molekul glukosa dan satu molekul steviol (aglikon) yang merupakan

alkohol diterpen karboksilat sedangkan rebaudiosida A memiliki satu

molekul glukosa tambahan (Chatsudthipong & Muanprasat, 2009). Hal

tersebut membuat rebaudiosida A memiliki kepolaran yang lebih tinggi

dibandingkan dengan steviosida. Satu molekul glukosa tambahan pada

rebaudiosida A meningkatkan profil rasa manis rebaudiosida A

dibandingkan dengan steviosida yang hanya memiliki tiga gugus glukosa

tanpa menimbulkan after-taste.

1.2.4. Kegunaan dan Khasiat

Steviol glikosida sebagai pemanis yang berasal dari tanaman S.

rebaudiana telah disetujui untuk digunakan di Brazil, Argentina,

Paraguay, Cina, Korea, dan Jepang untuk pemanis soft drinks, kecap,

yogurt, dan makanan lain (Liu, Li, & Tang, 2010). Selain sebagai pemanis,

steviol glikosida aman untuk memelihara kesehatan gigi (Das et al., 1992).

Steviol glikosida juga memiliki aktivitas farmakologi yaitu sebagai

antioksidan (Tavarini & Angelini, 2013), antihiperglikemia, anihipertensi,

antiinflamasi, antikanker, immunomodulator, antidiare, juga digunakan

untuk mengontrol berat badan penderita obesitas (Suttajit,

Vinitketkaumnuen, Meevatee, & Buddhasukh, 1993).

1.2.5. Steviol Glikosida Dalam Tubuh Manusia

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Geuns et.al. bahwa

steviol glikosida tidak dicerna oleh tubuh ataupun diserap di sistem

pencernaan karena tidak ada satupun enzim dalam cairan pencernaan yang

mampu untuk memecah steviol glikosida menjadi bentuk aglikonnya.

Bakteri yang terdapat dalam kolon dapat mengubah steviosida dan

rebaudiosida A menjadi bentuk aglikonnya (steviol) melalui proses

hidrolisis yaitu oleh kelompok bakteri bacteroidaceae. Baru-baru ini

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ditemukan steviol glukoronida (SV glu) di dalam urin setelah pemberian

peroral. Hal ini terjadi karena setelah degradasi steviol glikosida menjadi

bentuk aglikonnya, kemudian steviol diserap di dalam kolon dan

ditransport menuju hati. Terjadi pembentukan SV glu di dalam hati

sehingga kemudian memasuki peredaran darah dan memasuki ginjal serta

diekskresikan ke dalam urin dalam bentuk konjugat SV glu.

1.3. Metode Ekstraksi

Ekstraksi di dalam Encyclopedia of Separation Science didefinisikan

sebagai suatu proses perpindahan satu atau lebih senyawa dari satu fase ke

fase lainnya (Raynie, 2000). Ekstraksi merupakan sebuah langkah awal

(metode) untuk memisahkan produk natural yang diinginkan dari bahan

mentah atau bahan baku dan dapat dibedakan berdasarkan prinsipnya yaitu

ekstraksi dengan pelarut, ekstraksi dengan metode distilasi, tekanan, dan

sublimasi (Zhang, Lin, & Ye, 2018). Prinsip utama teknik ekstraksi yaitu

mengandalkan kemampuan melarut dan berdifusi suatu senyawa target dan

solven yang digunakan. Tahapan terjadinya ekstraksi menurut Qing Wen

Zhang (2018) yaitu solven berpenetrasi ke matriks padat (sampel tanaman),

kemudian senyawa target terlarut dalam solven, larutan kemudian berdifusi

keluar matriks dan senyawa target barulah terekstraksi.

Pemilihan metode ekstraksi sangat krusial terhadap hasil ekstrak atau yield

senyawa target sehingga metode ekstraksi haruslah efisien. Berikut beberapa

hal yang dapat mempengaruhi efisiensi ekstraksi, yaitu :

1. Sifat solven

Solven yang hendak digunakan dalam ekstraksi sebaiknya bersifat

selektif untuk melarutkan senyawa target dan memiliki kelarutan yang

sesuai berdasarkan prinsip like dissolves like, selain itu perlu

dipertimbangkan keamanan dari solven yang digunakan terutama

untuk lingkungan serta perlu dipertimbangkan nilai ekonomis dari

pemilihan suatu solvent sehingga dapat menghemat anggaran.

2. Ukuran partikel sampel

Semakin kecil ukuran partikel, maka luas permukaan matriks yang

bersentuhan dengan solven akan semakin besar sehingga dapat

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

meningkatkan efisiensi ekstraksi suatu sampel. Ukuran partikel yang

terlalu kecil dapat menyebabkan beberapa masalah di antaranya yaitu

dapat menyerap banyak pelarut dan sulit dilakukan pemisahan (filtrasi)

antara matriks dan solven yang telah mengandung senyawa target.

3. Rasio pelarut dan bahan terlarut (sampel)

Semakin tinggi rasio antara pelarut dan matriks solid maka semakin

tinggi hasil ekstraksi.

4. Suhu ekstraksi

Penggunaan kalor dapat membantu proses ekstraksi dengan

meningkatkan energi kinetik karena molekul solven bergerak lebih

cepat, dengan demikian hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan

berdifusi solven ke dalam dan keluar matriks. Masalah yang timbul

ketika suhu yang digunakan terlalu tinggi yaitu solven dapat menguap.

Jika panas yang digunakan melebihi titik didihnya dapat menimbulkan

masalah impuritas karena memungkinkan terjadi dekomposisi senyawa

yang termolabil.

5. Durasi ekstraksi

Secara umum semakin lama durasi ekstraksi yang digunakan maka

hasil ektraksi akan semakin banyak, namun durasi yang digunakan

terbatas hanya pada rentang tertentu. Jika kondisi di dalam dan di luar

matriks telah mencapai ekuilibrium atau kesetimbangan, maka

penambahan durasi tidak lagi berarti.

Ekstraksi dapat dikelompokkan menjadi ekstraksi secara konvensional dan

modern berdasarkan teknik yang digunakan.

1.3.1. Metode Ekstraksi Konvensional

Metode ekstraksi konvensional biasanya menggunakan pelarut

dalam jumlah besar dan membutuhkan waktu ekstraksi yang panjang.

Metode ekstraksi secara konvensional termasuk di antaranya adalah

maserasi, perkolasi, sokletasi, refluks, dekokta, dan destilasi.

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Maserasi

Kelebihan dari penggunaan maserasi dalam ekstraksi yaitu metode

yang digunakan sangat sederhana dan dapat digunakan untuk senyawa

yang termolabil. Lama waktu ekstraksi yang panjang serta efisiensi

yang rendah menjadi masalah jika menggunakan maserasi sebagai

metode ekstraksi. Alat yang digunakan pada metode ini sangat

sederhana, sehingga dapat dijadikan pilihan untuk metode ekstraksi

berbasis cost-effective.

2. Perkolasi

Ekstraksi secara perkolasi dapat disebut juga sebagai metode ekstraksi

kontinyu. Teknik perkolasi lebih efisien dibandingkan dengan teknik

ekstraksi maserasi. Teknik ini membutuhkan alat yang disebut

perkolator. Proses ekstraksi yang digunakan pada perkolasi berbeda

dengan maserasi. Maserasi mengekstrak sampel secara statis (pelarut

yang digunakan tidak diganti sampai benar-benar tercapai

keseimbangan), namun perkolasi mengekstrak sampel dengan proses

yang kontinyu yaitu pelarut yang sudah jenuh diganti dengan pelarut

baru.

3. Refluks

Teknik refluks lebih efisien jika dibandingkan dengan teknik maserasi

dan perkolasi karena menggunakan solven dalam jumlah yang lebih

sedikit dan waktu ekstraksi yang pendek. Namun kelemahan teknik ini

yaitu tidak cocok digunakan untuk senyawa yang termolabil karena

proses ekstraksinya dibawah pemanasan.

4. Sokletasi

Sokletasi mengintegrasikan keuntungan teknik ekstraksi perkolasi dan

refluks yaitu proses ekstraksi terjadi secara kontinyu dan otomatis

sehingga efisiensi lebih tinggi dan volume solven yang digunakan

lebih sedikit. Kelemahan teknik ini yaitu membutuhkan waktu

ekstraksi yang lebih panjang dan berada dibawah pemanasan, sehingga

tidak cocok digunakan untuk mengekstrak senyawa termolabil.

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Dekokta

Metode ekstraksi dekokta menggunakan pemanasan dalam prosesnya,

sehingga teknik ini tidak cocok digunakan untuk mengekstrak senyawa

termolabil atau senyawa volatil. Pelarut yang digunakan dalam teknik

ekstraksi ini adalah pelarut air.

6. Destilasi

Ekstraksi senyawa menggunakan destilasi uap bekerja dengan prinsip

memisahkan senyawa berdasarkan perbedaan titik didih sehingga

cocok digunakan untuk senyawa volatil.

1.3.2. Metode Ekstraksi Modern

Ekstraksi modern menggunakan instrumen yang lebih canggih

dibandingkan dengan ekstraksi secara konvensional. Ekstraksi secara

modern diantaranya yaitu ekstraksi menggunakan fluida superkritis

(superfluid critic/ SFC), menggunakan gelombang ultrasonik, dan

microwave.

1. Teknik Maserasi Fluida Superkritis (Superfluid Critic/ SFC)

Teknik ekstraksi dengan fluida superkritis berbeda dari teknik

ekstraksi lainnya karena tidak menggunakan pelarut untuk

memisahkan komponen atau senyawa target yang akan diekstrak.

Fluida superkritis menggunakan gas seperti CO2, etana, butana,

pentana, NO2, amonia, dan trifluorometana untuk melarutkan senyawa

target. Cairan superkritis didapat dari pemanasan gas diatas

temperatur/tekanan kritisnya.

Fluida superkritis memiliki solubilitas seperti cairan, difusifitas

menyerupai gas dan dapat melarutkan banyak senyawa. CO2 adalah

gas yang paling sering digunakan karena temperatur kritisnya rendah

(31⁰C), bersifat inert, murah, tidak toksis, mampu mengekstrak

senyawa termolabil, serta memiliki kepolaran rendah sehingga

menjadi metode ekstraksi yang ideal untuk senyawa nonpolar seperti

lipid dan senyawa volatil.

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Sonikasi (Ultrasound Assisted Extraction/UAE)

Untuk mengekstrak senyawa dalam matriks biologis, teknik

ekstraksi ini dibantu oleh energi yang dihasilkan dari gelombang

ultrasonik. Keberadaan gelombang ultrasonik dapat membentuk celah

pada matriks sehingga meningkatkan difusi dan disolusi yang akan

berakibat pada peningkatan efisiensi. Keuntungan teknik ekstraksi

UAE ini membutuhkan lebih sedikit pelarut dan energi serta

temperatur yang digunakan rendah dan waktu yang digunakan

cenderung lebih singkat dibandingkan dengan teknik maserasi.

Sehingga teknik ekstraksi ini cocok digunakan untuk senyawa yang

tidak stabil dalam panas (termolabil).

3. Microwave Assisted Extraction (MAE)

Ekstraksi dengan MAE dibantu dengan gelombang mikro. Teknik

ini diklaim sebagai teknologi ekstraksi yang ramah lingkungan karena

mereduksi penggunaan pelarut organik dengan hasil ektraksi yang

tinggi. Teknik ini dibagi menjadi dua yaitu MAE bebas pelarut dan

MAE dengan pelarut. MAE bebas pelarut digunakan untuk senyawa

volatil, sedangkan MAE dengan pelarut digunakan untuk senyawa

non-volatil.

1.4. Uji Antioksidan

Uji antioksidan dikembangkan pertama kali pada tahun 1958 oleh

Blois. Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan suatu senyawa atau

zat dalam mencegah aktivitas radikal bebas yang membahayakan dengan

metode kolorimetri. Radikal bebas merusak tubuh dan dapat menjadi

pemicu mutasi dan keganasan dengan proses oksidasi (Kedare & Singh,

2011). Radikal bebas yang digunakan dalam uji ini adalah senyawa yang

stabil yaitu ɑ,ɑ-diphenyl-β-picrylhydrazyl (DPPH), C18H12N5O6 (Mr=

394,33). Tubuh sendiri memiliki radikal bebas (endogen), namun paparan

radikal bebas juga bisa didapatkan dari luar tubuh (eksogen).

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2. 3 DPPH radikal bebas (1), DPPH non radikal (2)

Sumber : Kedare & Singh (2011)

Antioksidan berperan untuk menghambat senyawa radikal yang

berbahaya bagi tubuh. Untuk mencegah sifat radikal bebas suatu senyawa

antioksidan berperan sebagai pendonor hidrogen, sedangkan radikal bebas

bertindak sebagai akseptor hidrogen sehingga senyawa radikal berubah

menjadi senyawa yang tidak radikal.

Dalam uji antioksidan menggunakan DPPH, metode kolorimetri

digunakan untuk mengukur aktivitas antioksidan senyawa yang akan diuji.

DPPH sendiri memiliki serapan pada panjang gelombang 517 nm,

larutannya berwarna ungu dan warna ungu akan memudar saat elektron

bebas pada DPPH berpasangan (Kedare & Singh, 2011). Metode ini

merupakan metode yang cepat, murah, sederhana, dan banyak digunakan

untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan suatu senyawa (termasuk

senyawa atau campuran senyawa yang kompleks).

Metode pengujian ini dapat dilakukan menggunakan larutan air

atau pelarut organik nonpolar serta dapat digunakan untuk pengujian

antioksidan yang bersifat hidrofilik maupun lipofilik. Pengujian dilakukan

pada temperatur yang cenderung rendah (temperatur ruangan) agar

antioksidan tidak terdegradasi oleh keberadaan kalor. Selain pelarut dan

suhu, waktu reaksi juga perlu dipertimbangkan untuk mencapai stabilitas

dalam reaksi sehingga berada dalam kondisi plateau.

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.5. Spektrofotometer UV-Visibel

1.5.1. Pendahuluan dan Prinsip Spektrofotometer UV-Visibel

Spektroskopi serapan UV-Visibel adalah pengukuran

berkas cahaya setelah melewati sampel atau setelah refleksi dari

permukaan sampel (Tissue, 2002). Menurut Caro, 2017

Spektroskopi UV-Visibel adalah teknik pengukuran yang merekam

spektrum serapan dari berbagai sampel yang berbeda

menggunakan sinar ultraviolet dan sinar tampak.

Metode analisis spektroskopi UV-Visibel didasarkan pada

perhitungan absorbsi dari cahaya monokromatik oleh senyawa

tidak berwarna di dekat spektrum UV yaitu 200-400 nm maupun

pada spektrum visibel yaitu 400-750 nm (R. S. Shah et al., 2015).

Molekul atau senyawa yang akan diuji mencegah penyerapan

cahaya pada area visibel atau UV. Prinsip kerja spektrofotometer

ialah menghitung intensitas cahaya setelah melalui sampel di

dalam kuvet dibandingkan dengan instensitas cahaya sebelum

melalui sampel (Caro, 2017)

1.5.2. Hukum Lambert-Beer

Hukum Lambert-Beer berkaitan erat dengan prinsip

spektroskopi. Berikut persamaan Lambert-Beer :

A = a b c

dimana A merupakan absorbansi, a merupakan absorptivitas molar

suatu senyawa atau molekul, b merupakan tebal kuvet yang

digunakan, dan c merupakan konsentrasi larutan dalam Molar.

Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa setiap medium

yang memiliki ketebalan sama, menyerap sebagian kecil energi

radiasi yang melewatinya. Berdasarkan hukum Lambert-Beer,

dapat diketahui konsentrasi suatu zat dalam sampel dengan terlebih

dahulu membuat kurva kalibrasi (Caro, 2017).

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.5.3. Kegunaan Spektrofotometer UV-Visibel

Spektrofotometer UV-Visibel merupakan instrumen

analitik yang penting, dapat digunakan untuk mengukur

konsentrasi zat yang sedang dianalisis (R. S. Shah et al., 2015).

Dengan kata lain, instrumen ini dapat digunakan untuk

menganalisis suatu zat atau senyawa secara kualitatif maupun

kuantitatif. Selain itu, spektrofotometer UV-Visibel dapat

digunakan untuk menganalisis molekul organik, ion anorganik,

atau kompleks dalam larutan termasuk material padatan seperti

lapisan film atau gelas (Caro, 2017).

1.5.4. Instrumentasi Spektrofotometer UV-Visibel

Ada tiga jenis instrumen spektrofotometer menurut R.S. Shah

et. al. (2015), yaitu :

a. Spektrofotometer Single Beam

Pada spektrofotometer single beam terdapat monokromator di

antara sumber cahaya dan sampel yang akan dianalisis untuk

menganalisis satu panjang gelombang pada satu waktu.

Gambar 2. 4 Ilustrasi Spektrofotometer Single Beam

Sumber : R. S. Shah et. al. (2015)

b. Spektrofotometer Double Beam

Spektrofotometer double beam memiliki satu sumber cahaya

dan monokromator serta dilengkapi splitter untuk membagi

berkas cahaya yang akan diteruskan melalui sampel maupun

reference.

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2. 5. Bagan Instrumen Spektrofotometer Double

Beam

Sumber : R.S. Shah et. al. (2015)

c. Spektrofotometer Simultan

Spektrofotometer simultan memungkinkan deteksi pada semua

panjang gelombang karena dilengkapi dengan diode array

detector (DAD).

Gambar 2. 6. Ilustrasi Instrumen Spektrofotometer Simultan

Sumber : R.S. Shah et. al. (2015)

Secara umum, semua jenis instrumen memiliki sumber cahaya,

sampel holder atau penampung sampel, detektor dan prosesor

signal (R.S. Shah et.al., 2015). Beberapa instrumen telah

dilengkapi dengan filter (monokromator) untuk memilih panjang

gelombang yang diinginkan untuk analisis.

1. Sumber Radiasi (UV dan Visibel)

Gambar 2. 7. Ilustrasi Pancaran Sumber Radiasi Spektrofotometer

Sumber : R.S. Shah et. al. (2015)

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampu hidrogen atau deuterium biasa digunakan sebagai

sumber cahaya UV, sedangkan lampu tungsten biasanya

digunakan sebagai sumber cahaya tampak pada instrumen ini.

Lampu hidrogen dan lampu deuterium mengemisikan radiasi

pada daerah 160-374 nm, sedangkan lampu tungsten

mengemisikan radiasi pada area panjang gelombang 350-2500

nm (R. S. Shah et. al., 2015).

2. Monokromator

Monokromator terdiri dari celah masuk, lensa pemisah cahaya,

kisi reflektor, lensa untuk memfokuskan cahaya, dan celah

keluar.

Gambar 2. 8. Model Monokromator Czerney-Turner

Sumber : R. S. Shah et. al. (2015)

Radiasi polikromatik memasuki celah masuk pada

monokromator, kemudian cahaya polikromatik dipecah dan

dipisahkan menjadi beberapa berkas cahaya dengan panjang

gelombang yang berbeda oleh kisi reflektor (prisma). Radiasi

cahaya yang telah terpisah kemudian keluar melalui celah

dengan panjang gelombang tertentu.

3. Kuvet

Kuvet merupakan tempat penampung sampel. Karena kuvet

akan dilalui oleh cahaya yang akan menganalisis sampel di

dalamnya, maka kuvet harus transparan (dapat ditembus oleh

cahaya). Kuvet silika atau kuarsa disarankan penggunaannya

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk spektroskopi pada area ultraviolet, namun dapat

digunakan juga pada area cahaya tampak (350-2500 nm).

4. Detektor

Tabung fotomultiplier biasa digunakan sebagai detektor pada

spektroskopi UV-Visibel yang terdiri dari katoda fotoemisif,

beberapa dinoda dan anoda (R.S. Shah et. al., 2015). Katoda

mengemisikan elektron ketika ditabrak oleh foton yang

dihasilkan oleh radiasi, dinoda mengemisikan beberapa

elektron ketika terjadi tabrakan elektron dengan dinoda.

Elektron menabrak dinoda pertama menyebabkan emisi

beberapa elektron, kemudian elektron-elektron ini menuju

dinoda kedua untuk menghasilkan lebih banyak elektron,

kemudian dilanjutkan ke dinoda ketiga dan seterusnya.

Selanjutnya elektron dikumpulkan di dalam anoda. Instrumen

ini sangat sensitif terhadap radiasi UV maupun cahaya tampak,

namun terbatas untuk menghitung radiasi berkekuatan rendah

(R.S. Shah et.al., 2015).

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

26 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

3.1.1. Waktu Penelitian

Penelitian berlangsung dari bulan Juni sampai Oktober 2019.

3.1.2. Tempat Penelitian

Persiapan penelitian dilakukan di Laboratorium Analisis

Obat dan Pangan Halal. Pembuatan ekstrak dilakukan di

Laboratorium Kimia Obat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Proses evaporasi pelarut

dengan rotary evaporator dan freeze drying dilakukan di

Laboratorium Farmakognosi. Uji aktivitas antioksidan (persentase

inhibisi) dilakukan di Laboratorium Penelitian 1.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain

botol kaca untuk maserasi, alat gelas, shaker (Advantec Shaking

Bath, TBK202DA), kertas saring Whatman No.41 (GE Healthcare

UK Limited), refrigerator (SANYO Medicool, Sanyo Japan Co.,

Ltd.), alumunium foil, blender, timbangan analitik (KERN ACJ

220-4M), rotary evaporator (EYELA CCA-1111), freeze dryer

(EYELA FDU-1200), dan Spektrofotometer UV-Visible Hitachi

U-2910.

3.2.2. Bahan

1. Sampel Tanaman

Sampel tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah

daun S. rebaudiana dalam bentuk cacahan kering yang

diperoleh dari PT. Agro Jabar.

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bahan Kimia

Pelarut yang digunakan pada ekstraksi daun S. rebaudiana

adalah aquadest. Uji aktivitas antioksidan daun stevia

menggunakan beberapa senyawa kimia dalam pelaksanaannya

yaitu senyawa ɑ,ɑ-diphenyl-β-picrylhydrazyl (DPPH) (Sigma

Aldrich), metanol pro analisis (Merck) sebagai pelarut DPPH,

asam askorbat (Sigma Aldrich) dan aquabidest (WaterOne).

3.3. Prosedur Penelitian

3.3.1. Persiapan Sampel

Cacahan daun S. rebaudiana kering yang diperoleh dari PT.

Agro Jabar dihaluskan menggunakan blender. Serbuk simplisia

kemudian disimpan sampai digunakan.

3.3.2. Ekstraksi Daun S. rebaudiana dengan Maserasi Dinamik

(Water-bath Shaker)

Simplisia serbuk daun S. rebaudiana sebanyak 10 g

diekstraksi menggunakan aquadest dengan perbandingan 1:10

(Formigoni, 2018) dan dilakukan pada temperatur dan durasi

ekstraksi yang divariasikan. Ekstraksi menggunakan water-bath

shaker dengan skala shaker 5. Variasi temperatur yang digunakan

dalam ekstraksi yaitu 25⁰C, dan 75⁰C. Sedangkan variasi durasi

ekstraksi yang digunakan yaitu 3 jam dan 6 jam. Ekstrak kemudian

difiltrasi dengan kertas Whatman nomor 41 (Liu et.al., 2010).

Pelarut dalam filtrat kemudian diuapkan menggunakan rotary

evaporator pada suhu 80⁰C sampai ekstrak terkonsentrasi.

Setelah itu dilakukan freeze drying untuk menghilangkan

pelarut air sampai kering. Didapatkan hasil ekstrak (rendemen)

berupa serbuk untuk selanjutnya dilakukan uji aktivitas

antioksidan dengan DPPH.

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.3. Uji Aktivitas Antioksidan

Pembuatan larutan radikal bebas DPPH 0,25 mM dilakukan

dengan melarutkan 4,9 mg DPPH ke dalam 50 mL metanol

(Komala et al., 2015). Ekstrak daun S. rebaudiana konsentrasi

1000 ppm (larutan stok) dibuat dengan melarutkan 25 mg ekstrak

ke dalam aquadest di dalam labu ukur 25 mL, kemudian untuk uji

antioksidan dibuat seri larutan ekstrak dengan konsentrasi 100 ppm

dengan cara mengencerkan larutan stok 1000 ppm yang telah

dibuat. Pembuatan larutan asam askorbat juga terlebih dahulu

dibuat dengan konsentrasi 1000 ppm sebagai larutan stok,

kemudian diencerkan menjadi 100 ppm menggunakan aquabidest

sebagai pelarut untuk kemudian digunakan dalam uji aktivitas

antioksidan. Asam askorbat (vitamin C) digunakan sebagai kontrol

positif sebagai pembanding terhadap sampel uji (ekstrak daun S.

rebaudiana).

Baik sampel uji maupun vitamin C sebagai kontrol positif,

keduanya direaksikan dengan larutan DPPH. Campuran kemudian

dihomogenisasi menggunakan vortex mixer selama ± 2 menit.

Larutan yang telah homogen kemudian didiamkan pada suhu 25⁰C

selama 30 menit dalam kondisi gelap (tabung reaksi dibungkus

alumunium foil), kemudian larutan dihitung absorbansinya

menggunakan spektrofotometer UV-Visibel pada panjang

gelombang 517 nm (Jahan, Mostafa, & Hossain, 2010).

Persentase inhibisi (I%) kemudian dihitung menggunakan

persamaan yang digunakan oleh Jahan et.al. sebagai berikut :

I% = (A-B)/A

dengan A merupakan absorbansi blanko, dan B merupakan

absorbansi sampel atau larutan asam askorbat.

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.4. Analisis Statistik

Ekstraksi sampel pada masing-masing variasi suhu dan

waktu dilakukan tiga kali (triplo). Analisis perolehan rendemen

ekstrak daun S. rebaudiana diolah menggunakan SPSS 25 Win 32

dengan tingkat kesalahan yang ditoleransi sebanyak 5% (0,05).

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

29 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Ekstraksi Dinamik Water-Bath Shaker Daun S. rebaudiana

Ekstraksi daun S. rebaudiana dilakukan dengan menggunakan

pelarut air. Pelarut air dipilih karena ekonomis dan ramah lingkungan

jika dibandingan dengan pelarut organik atau campuran air dan pelarut

organik. Berdasarkan uji kelarutan steviosida dan rebaudiosida A

terhadap beberapa pelarut termasuk air yang dilakukan oleh Celaya et.al.,

2016 menunjukkan bahwa kelarutan steviosida dalam air lebih rendah

dibandingkan dengan kelarutan rebaudiosida A. Perbedaan kelarutan ini

dipengaruhi oleh perbedaan struktur kimia kedua senyawa. Rebaudiosida

A memiliki satu molekul glukosa lebih banyak (mengandung gugus –OH

lebih banyak sehingga meningkatkan kepolaran dan kelarutannya dalam

air) dibandingkan dengan steviosida yang hanya memiliki tiga molekul

glukosa. Hal ini sangat menguntungkan karena penggunaan pelarut air

(tanpa campuran apapun) dalam ekstraksi selain ekonomis juga

diharapkan mampu meningkatkan profil manis gula stevia yang lebih

baik.

Steviosida memiliki after-taste yang kurang disukai, sedangkan

rebaudiosida A memiliki profil rasa manis yang lebih baik tanpa after-

taste (Chranioti, Chanioti, & Tzia, 2016). Rasa manis yang sedikit

berbeda pada kedua senyawa steviol glikosida mayor yang terdapat pada

daun S. rebaudiana dipengaruhi oleh struktur senyawa masing-masing

steviol glikosida. Rebaudiosida A memiliki empat gugus glukosa yang

menempel pada inti steviol, sedangkan pada steviosida hanya

mengandung tiga gugus glukosa yang menempel pada inti steviol.

Penambahan molekul glukosa pada rebaudiosida A membuatnya

memiliki profil manis yang lebih baik dibandingkan dengan steviosida.

Suhu ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 25⁰C dan

75⁰C. Ekstraksi pada suhu 25⁰C dilakukan tanpa pemanasan, tidak ada

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kalor yang dibutuhkan untuk pemanasan sehingga ekstraksi pada suhu ini

hemat energi dan ramah lingkungan. Chhaya Rai et.al., 2013 melakukan

optimasi suhu ekstraksi dengan pelarut air (30⁰C -90⁰C), ditemukan suhu

optimal untuk ekstraksi yaitu 78⁰C.

Kemudian pada penelitian ini divariasikan suhu ektraksi

menggunakan kalor pada suhu 75⁰C. Celaya et.al., 2016 menyatakan

bahwa kenaikan temperatur memiliki efek yang signifikan terhadap

kelarutan steviosida dan rebaudiosida A, sehingga dengan variasi

peningkatan suhu pada 75⁰C diharapkan mampu mengekstraksi steviol

glikosida lebih banyak. Ekstraksi pada suhu 25⁰C dan 75⁰C masing-

masing dilakukan pada dua variasi waktu yaitu 3 jam dan 6 jam.

Ekstraksi kali ini dilakukan secara triplo pada masing-masing

variasi suhu dan waktu. Ekstraksi daun S. rebaudiana menggunakan

metode maserasi dinamik (water-bath shaker) menghasilkan filtrat

berwarna coklat kehitaman. Ekstrak kemudian disaring menggunakan

filter paper Whatmann nomor 41 untuk memisahkan filtrat dari pengotor.

Selanjutnya filtrat dikonsentrasikan sehingga menjadi filtrat dengan

konsistensi agak kental dengan rotary evaporator untuk kemudian

dihilangkan seluruh pelarut air yang terkandung di dalamnya

menggunakan freeze dryer.

Serbuk kering berwarna coklat kehitaman yang didapatkan setelah

melalui proses penguapan pelarut berturut-turut dengan rotary

evaporator kemudian freeze dryer disebut rendemen ekstrak. Rendemen

ekstrak yang didapatkan dari variasi suhu dan waktu kemudian dirata-

ratakan untuk menghasilkan nilai rendemen rata-rata dalam persen. Data

yang diperoleh sebagai berikut :

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 3. 1. Rendemen Ekstrak Daun S. rebaudiana

No. Suhu

(⁰C)

Waktu

(jam)

Ekstrak yang

Diperoleh (g) Rendemen (%)

1 25 3 1,42 14,2 ± 0,3

2 25 6 1,55 15,5 ± 0,9

3 75 3 1,86 18,6 ± 0,1

4 75 6 1,67 16,7 ± 1,6

*Setiap nilai rendemen dalam tabel dinyatakan sebagai mean±SD (n=3)

Data perolehan rendemen kemudian diolah dengan aplikasi IBM

SPSS Statistics 25 untuk mengetahui signifikansi pengaruh variasi suhu

dan waktu ekstraksi terhadap perolehan rendemen ekstrak. Untuk uji

normalitas Shapiro-Wilk, data rendemen ekstrak daun S. rebaudiana

menunjukkan nilai signifikansi 0,036 (P<0,05). Nilai uji normalitas

kurang dari 0,05 menunjukkan bahwa data yang didapat tidak normal.

Oleh karena data yang dihasilkan tidak normal, maka data tidak dapat

diolah menggunakan uji ANOVA karena tidak memenuhi persyaratan.

Uji pada data dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis. Pada uji

Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikansi 0,044 (p<0,05), artinya data

rendemen yang telah dikumpulkan dipengaruhi secara signifikan oleh

perbedaan variasi perlakuan (suhu dan waktu) yang dirancang. Tahap

selanjutnya yaitu uji Pos Hoc Mann-Whitney untuk mengetahui

hubungan pengaruh variasi waktu dan suhu terhadap rendemen secara

lebih detail.

Tabel 3. 2. Hasil Uji Pos Hoc Mann-Whitney

No. Hubungan Pos Hoc Mann-Whitney Status Signifikansi

1 1-2 0,275 (p>0,05) Tidak Signifikan

2 1-3 0,050 (p≤0,05) Signifikan

3 1-4 0,127 (p>0,05) Tidak Signifikan

4 2-3 0,050 (p≤0,05) Signifikan

5 2-4 0,275 (p>0,05) Tidak Signifikan

6 3-4 0,050 (p≤0,05) Signifikan

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keterangan hubungan:

1 = Suhu 25⁰C, Waktu 3 jam

2 = Suhu 25⁰C, Waktu 6 jam

3 = Suhu 75⁰C, Waktu 3 jam

4 = Suhu 75⁰C, Waktu 6 jam

Dari hasil uji Pos Hoc Mann-Whitney diketahui bahwa perbedaan

waktu pada suhu ekstraksi 25⁰C tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap rendemen yang dihasilkan (p>0,05). Hanya terjadi peningkatan

rendemen dari 14,2% menjadi 15,5% atau hanya terjadi peningkatan

sebesar 1,3% jika ekstraksi dilakukan pada suhu 25⁰C dengan merubah

durasi ekstraksi dari 3 jam menjadi 6 jam. Hal ini dapat terjadi karena

proses perpindahan solut dalam matriks yang berlangsung secara difusi

mulai mengalami penjenuhan serta tidak ada energi eksogen (kalor)

untuk meningkatkan energi kinetik yang diberikan terhadap sistem

sehingga solven tidak mampu bergerak lebih jauh untuk mengekstraksi

solut dalam matriks. Proses difusi dan osmosis sangat bergantung pada

temperatur (Gallo, Formato, Formato, & Naviglio, 2018).

Pengaruh temperatur pada proses ekstraksi solut oleh solven dalam

daun stevia dapat dilihat pada hubungan 1-3 yaitu pada waktu ekstraksi

3 jam dengan suhu berbeda (25⁰C dan 75⁰C) menghasilkan rendemen

dengan perbedaan yang signifikan (p≤0,05). Rendemen yang dihasilkan

meningkat secara signifikan seiring peningkatan suhu yaitu dari 14,2%

menjadi 18,6% atau sebesar 4,4%.

Perningkatan suhu dan waktu ekstraksi dari 25⁰C selama 3 jam

menjadi 75⁰C selama 6 jam tidak memberikan perubahan hasil rendemen

yang signifikan (p>0,05). Hanya terjadi peningkatan rendemen dari

14,2% menjadi 16,7% atau sebesar 2,5%. Sedangkan peningkatan suhu

ekstraksi dari 25⁰C selama 6 jam menjadi 75⁰C selama 3 jam

memberikan pengaruh yang signifikan (p≤0,05). Ekstraksi pada suhu

yang lebih tinggi dan waktu yang lebih singkat memberikan pengaruh

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

signifikan terhadap rendemen yang dihasilkan yaitu terjadi peningkatan

perolehan rendemen sebesar 3,2% yaitu dari 15,5% menjadi 18,6%.

Dapat dilihat bahwa suhu mempengaruhi kemampuan ekstraksi, semakin

tinggi suhu yang digunakan maka semakin banyak rendemen yang

dihasilkan namun ekstraksi pada suhu tinggi dengan waktu yang lebih

lama tidak memberikan perubahan yang signifikan seperti yang

ditunjukkan pada hubungan 2-4.

Pada waktu ekstraksi 6 jam dengan variasi suhu 25⁰C dan 75⁰C

tidak terjadi perubahan perolehan rendemen secara signifikan (p>0,05).

Peningkatan suhu pada ekstraksi dengan durasi ekstraksi 6 jam tidak

memberikan peningkatan rendemen secara signifikan, yaitu hanya

sebesar 1,2%, dari 15,5% menjadi 16,7%.

Pada suhu tinggi (75⁰C) dengan variasi waktu ekstraksi 3 dan 6

jam justru memberikan penurunan rendemen yang signifikan (p≤0,05)

yaitu terjadi penurunan sebesar 1,9% dari 18,6% menjadi 16,7%.

Temperatur ekstraksi mempengaruhi rendemen (perolehan), apabila

terjadi denaturasi senyawa kimia pada daun maka perolehan akan

menurun (Chandra, 2015). Sehingga terjadinya penurunan rendemen

pada suhu 75⁰C dengan waktu ekstraksi yang lebih panjang (6 jam) dapat

disebabkan karena terjadi denaturasi.

4.2. Uji Aktivitas Antioksidan dengan DPPH

Tabel 3. 3. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun S. rebaudiana

Suhu (⁰C) Waktu (Jam) % Inhibisi

25 3 33,4 ± 0,2

6 30,1 ± 2,5

75 3 25,9 ± 3,4

6 16,70 ± 1,0

*Setiap nilai dalam tabel dinyatakan sebagai mean±SD (n=3)

Untuk mengukur aktivitas antioksidan suatu senyawa atau

campuran senyawa dilakukan pengujian, salah satunya menggunakan

metode ɑ,ɑ-diphenyl-β-picrylhydrazyl (DPPH). Metode ini merupakan

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

metode yang cepat, murah, sederhana, dan banyak digunakan untuk

mengevaluasi aktivitas antioksidan suatu senyawa (termasuk senyawa

campuran/senyawa kompleks). Selain itu, senyawa DPPH yang

digunakan merupakan antioksidan yang stabil (Kedare & Singh, 2011).

DPPH yang akan digunakan dalam bentuk larutan 0,25 mM.

Sebanyak 4,9 mg DPPH dilarutkan dalam 50 mL metanol, terbentuk

larutan ungu pekat. Ekstrak yang akan diuji aktivitas antioksidannya

terlebih dahulu dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 100 ppm, begitu

pula halnya vitamin C yang digunakan sebagai pembanding (kontrol

positif) terlebih dahulu dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 100 ppm.

Pengujian dilakukan dengan mereaksikan masing-masing larutan

sampel maupun vitamin C 100 ppm sebanyak masing-masing 4 mL

dengan larutan DPPH 0,25 mM sebanyak 1 mL untuk tiap sampel yang

akan diuji. Reaksi dilakukan dalam lingkungan gelap (tabung reaksi yang

dibungkus alumunium foil). Masing-masing campuran kemudian

dihomogenkan menggunakan vortex mixer selama 2 menit, kemudian

didiamkan selama 30 menit untuk mereaksikan senyawa yang berperan

sebagai antioksidan dalam ekstrak dengan radikal bebas DPPH.

Terjadi perubahan warna larutan DPPH yang semula berwarna

ungu pekat menjadi larutan bening kekuningan dengan berbagai

intensitas. Perubahan warna yang terjadi dapat dihitung secara

kolorimetri menggunakan instrumen spektrofotometer. Warna ungu pada

larutan DPPH terjadi karena adanya elektron tak berpasangan, warnanya

akan memudar ketika elektron dalam strukturnya berpasangan (Kedare &

Singh, 2011). Pasangan elektron yang menetralisir sifat radikal DPPH

berasal dari senyawa antioksidan. Perhitungan didasarkan pada serapan

DPPH yang terbaca oleh instrumen spektrofotometer sebelum dan

sesudah reaksi antara oksidan dan antioksidan terjadi. Pengukuran

dilakukan pada panjang gelombang 517 nm

Selain kandungan steviol glikosida, ekstrak daun S. rebaudiana

juga mengandung metabolit sekunder lain seperti asam flavonoid, asam

fenolat, fatty acids, protein, dan vitamin (Gaweł-Bȩben et.al., 2015).

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Aktivitas antioksidan tergantung pada tingginya kadar asam fenolat,

diterpen, dan flavonoid (Brewer, 2011). Gugus hidroksil (-OH) dan

metoksi (-OCH3) dapat menyumbangkan atom hidrogen untuk

menstabilkan radikal bebas sehingga suatu senyawa menjadi tidak lagi

radikal dengan penambahan atom H dari antioksidan.

Penelitian yang dilakukan Gawel-Beben et.al., 2015 menunjukkan

bahwa golongan asam fenolat (caffeic acid, dan protocatechuic acid) dan

flavonoid (katekin) pada ekstrak daun S. rebaudiana terekstraksi lebih

banyak menggunakan pelarut air dibandingkan dengan pelarut organik

seperti etanol. Aktivitas antioksidan ekstrak daun S. rebaudiana dapat

dilihat pada Tabel 3.3. Pengukuran aktivitas antioksidan dengan DPPH

sebagai oksidan dilakukan triplo. Aktivitas antioksidan dapat dinyatakan

dengan nilai persentase inhibisi. Persentase inhibisi didefinisikan sebagai

kemampuan penghambatan suatu senyawa (antioksidan) terhadap

aktivitas radikal bebas (Jahan et al., 2010).

Pada suhu ekstraksi 25⁰C dengan waktu ekstraksi 3 jam

menggunakan maserasi dinamik (water-bath shaker) didapatkan nilai

persentase inhibisi ekstrak terhadap radikal DPPH yaitu 33,4%,

sedangkan dengan suhu yang sama dan waktu ekstraksi 6 jam didapatkan

nilai persentase inhibisi ekstrak yaitu sebesar 30,1%. Terjadi penurunan

nilai persentase inhibisi pada suhu 25⁰C seiring dengan meningkatnya

waktu ekstraksi sebanyak 3,2%. Aktivitas antioksidan yang semakin

menurun seiring dengan penambahan waktu ektstraksi dapat dikaitkan

dengan hilangnya aktivitas antioksidan dari senyawa yang diekstraksi

yang bergantung pada waktu (Rauf, Nawaz, & Shad, 2018).

Kemudian pada suhu ekstraksi yang lebih tinggi, yaitu 75⁰C

dengan waktu ekstraksi 3 jam didapatkan nilai persentase inhibisi yaitu

25,9% dan pada suhu yang sama dengan waktu ekstraksi 6 jam

didapatkan nilai persentase inhibisi sebesar 16,7%. Pada suhu 75⁰C

dengan waktu ekstraksi yang lebih lama juga terjadi penurunan nilai

persentase inhibisi yaitu sebesar 9,2%. Sementara dari data yang

dihasilkan terlihat bahwa ekstraksi daun S. rebaudiana pada suhu yang

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

lebih tinggi yaitu 75⁰C menghasilkan nilai persentase inhibisi yang lebih

rendah dibandingkan dengan ekstrak daun S. rebaudiana yang dihasilkan

melalui ekstraksi pada suhu rendah (25⁰C).

Berdasarkan nilai persentase inhibisi terhadap radikal DPPH yang

diperoleh pada pengujian aktivitas antioksidan ekstrak daun S.

rebaudiana, semakin tinggi suhu ekstraksi dan waktu ekstraksi, maka

nilai persentase inhibisi semakin menurun. Secara teoritis, semakin tinggi

suhu ekstraksi seharusnya mampu mengekstraksi kandungan di dalam

matriks biologis (tumbuhan) lebih banyak melalui peningkatan koefisien

difusi (transfer massa) dan peningkatan kelarutan (ekuilibrium).

Pemanasan dapat melembutkan jaringan tumbuhan dan melemahkan

ikatan fenol-polisakarida sehingga terjadi peningkatan migrasi senyawa

dalam matriks ke dalam solven terutama flavonol yang biasa ditemukan

sebagai glikosida (Mokrani & Madani, 2016). Meskipun demikian,

tingginya temperatur dapat menimbulkan kerusakan melalui proses

oksidasi dan reaksi degradasi senyawa (Tchabo et. al., 2018).

Tabel 3. 4. Perbandingan Nilai Persentase Inhibisi Sampel dan

Vitamin C 100 ppm

Variasi % Inhibisi

Sampel

% Inhibisi

Vitamin C

Perbandingan % Inhibisi

Sampel Terhadap Vitamin C

T25⁰C, 3h 33,4%

49,3%

67,7%

T25⁰C, 6h 30,1% 61,2%

T75⁰C, 3h 25,9% 52,7%

T75⁰C, 6h 16,7% 33,9%

Nilai persentase inhibisi vitamin C 100 ppm yang digunakan

sebagai kontrol positif yaitu 49,3%. Jika aktivitas antioksidan ekstrak

daun S. rebaudiana yang dinyatakan dengan nilai persentase inhibisi

dibandingkan dengan nilai persentase inhibisi vitamin C 100 ppm sebagai

kontrol positif, maka untuk suhu ekstraksi 25⁰C selama 3 jam aktivitas

antioksidan ekstraknya 67,7% dari vitamin C. Pada suhu ekstraksi 25⁰C

dengan waktu yang lebih panjang yaitu 6 jam aktivitas antioksidan

ekstraknya sebesar 61,2% dari vitamin C. Pada ekstrak yang diperoleh

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada kondisi suhu 75⁰C selama 3 jam ekstraksi, aktivitas antioksidannya

sebesar 52,7% dari aktivitas antioksidan vitamin C sebagai kontrol

positif, dan ekstrak yang dihasilkan pada suhu ekstraksi 75⁰C selama 6

jam aktivitas antioksidannya hanya 33,9% dari aktivitas antioksidan

vitamin C. Semakin tinggi suhu dan semakin lama durasi ekstraksi,

tampaknya dapat menurunkan aktivitas antioksidan ekstrak daun S.

rebaudiana yang dapat terlihat dari penurunan nilai persentase

inhibisinya.

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

38 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Ekstraksi menggunakan metode maserasi dinamik water-bath

shaker dengan variasi suhu dan waktu mempengaruhi perolehan

rendemen ekstrak daun S. rebaudiana. Variasi suhu dan waktu ekstraksi

yang digunakan yaitu 25⁰C selama 3 jam, 25⁰C selama 6 jam, 75⁰C

selama 3 jam, dan 75⁰C selama 6 jam menghasilkan rendemen sebanyak

14,2%, 15,5%, 18,6%, dan 16,7% berturut-turut. Sedangkan aktivitas

antioksidan yang dinyatakan dengan persentase inhibisi menunjukkan

nilai 33,4%, 30,1%, 25,9%, dan 16,7% berturut-turut untuk masing-

masing variasi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa rendemen yang paling banyak

diperoleh yaitu pada kondisi ekstraksi dengan suhu 75⁰C dan waktu 3

jam yaitu sebesar 18,6%, namun terjadi penurunan rendemen jika

ekstraksi dilakukan pada suhu ini dengan durasi yang lebih lama (6 jam).

Aktivitas antioksidan diketahui paling tinggi pada ekstrak yang diperoleh

dengan ekstraksi pada suhu 25⁰C selama 3 jam dengan nilai persentase

inhibisi 33,4%. Semakin tinggi suhu ekstraksi dan waktu ekstraksi yang

digunakan, maka nilai persentase inhibisi semakin menurun.

Perbandingan aktivitas antioksidan ekstrak dan vitamin C sebagai kontrol

positif juga menunjukkan adanya penurunan.

5.2. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kuantifikasi

senyawa steviol glikosida agar dapat diketahui kuantitas kandungan

steviol glikosida yang lebih banyak terekstraksi dengan metode ini

(steviosida dan rebaudiosida A).

2. Perlu dilakukan penelitian tentang kandungan total fenol dan atau

kandungan total flavonoid untuk mendukung dan mengkonfirmasi

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

hasil penelitian aktivitas antioksidan yang dinyatakan dengan

persentase inhibisi ekstrak daun S. rebaudiana.

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, A., Sarijan, S., & Shaha, R. K. (2013). Liquid Chromatography Analysis,

1(1), 62–70.

Alupului, A., & Lavric, V. (2006). Ultrasound Extraction of Active Principles

with Hypoglycaemic Activity from Medicinal Plants. UPB Science Bulletin,

Series B, 74(2), 1454–2331.

American Diabetes Association. (2010). Diagnosis and Classification of Diabetes

Mellitus. Diabetes Journal, 33, 62–69. https://doi.org/10.2337/dc10-S062

Ancerewicz, J., E., M., PA, C., B, T., F, B., R, Z., … Le, R. A. (1998). Structure

Property Relationship of Trimetadizine Derivatives and Model Compounds

As Potential Antioxidants. Free Rad Biol Med, 25(1), 113–120.

Brewer, M. S. (2011). Natural antioxidants: Sources, Compounds, Mechanisms of

Action, and Potential Applications. Comp. Rev. Food Sci. Food Saf, 10, 221–

247.

Caro, C. A. De. (2017). UV / VIS Spectrophotometry-Fundamentals and

Applications. ResearchGate. Mettler Toledo.

Chandra, A. (2015). Studi Awal Ekstraksi Batch Daun Stevia Rebaudiana

Dengan Variabel Jenis Pelarut dan Temperatur Ekstraksi, 1(Luqman 2007),

114–119. https://doi.org/10.13057/psnmbi/m010119

Chatsudthipong, V., & Muanprasat, C. (2009). Stevioside and Related

Compounds: Therapeutic Benefits Beyond Sweetness. Pharmacology and

Therapeutics, 121(1), 41–54.

https://doi.org/10.1016/j.pharmthera.2008.09.007

Chranioti, C., Chanioti, S., & Tzia, C. (2016). Comparison of Spray , Freeze and

Oven Drying As A Means of Reducing Bitter Aftertaste of Steviol

Glycosides ( Derived From Stevia rebaudiana Bertoni Plant ) – Evaluation of

The Final Products. Food Chemistry, 190, 1151–1158.

https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2015.06.083

D. D., S., Compadre, C. M., Medon, P. J., Kamath, S. K., & Kinghorn, A. D.

(1983). Potential Sweetening Agent of Plant Origin II Field Search for

Sweet-Tasting Stevia Species. Economic Botany, 37(1), 71–79.

https://doi.org/https://doi.org/10.1007/BF02859308

Das, S., Das, A. K., Murphy, R. A., Punwani, I. C., M.P., N., & A.D., K. (1992).

Evaluation of The Cariogenic Potential of The Intense Natural Sweeteners

Stevioside and Rebaudioside A. Caries Res, 26(5).

Deshmukh, S., & Kedari, V. (2014). Isolation, Purification and Characterization

of Sweetners From Stevia rebaudiana Bertoni for Their Anticancerous

Activity Against Colon Cancer. World Journal of Pharmaceutical Research,

3(5), 1394–1410.

Erkucuk, A., Akgun, I. H., & Yesil-Celiktas, O. (2009). Supercritical CO2

Extraction of Glycosides from Stevia rebaudiana Leaves: Identification and

Optimization. Journal of Supercritical Fluids, 51(1), 29–35.

https://doi.org/10.1016/j.supflu.2009.07.002

Formigoni, M. (2018). Effect of Enzymatic Pretreatment on The Extraction Yield

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

of Stevia rebaudiana Leaves, 25(August), 1510–1514.

Gallo, M., Formato, A., Formato, G., & Naviglio, D. (2018). Comparison between

Two Solid-Liquid Extraction Methods for the Recovery of Steviol

Glycosides from Dried Stevia Leaves Applying a Numerical Approach.

MDPI Journal Processes, 6(105), 1–15. https://doi.org/10.3390/pr6080105

Gaweł-Bȩben, K., Bujak, T., Nizioł-Łukaszewska, Z., Antosiewicz, B.,

Jakubczyk, A., Karaś, M., & Rybczyńska, K. (2015). Stevia rebaudiana Bert.

Leaf Extracts As a Multifunctional Source of Natural Antioxidants.

Molecules, 20(4), 5468–5486. https://doi.org/10.3390/molecules20045468

Geuns, J., H.M. Temme, E., & Buyse, J. (2007). Metabolism of Stevioside by

Healthy Subjects. Experimental Biology and Medicine, (May 2014), 164–

173. https://doi.org/10.1258/ebm.2010.009298

Hudz, N. A., Marchyshyn, S. M., Sira, L. M., & Demydiak, O. L. (2017).

Morphological and Anatomical Study of Stevia Leaves (Stevia rebaudiana

(Bertoni) Hemsley). Ukrainian Biopharmaceutical Journal, 40–45.

https://doi.org/10.24959/ubphj.17.119

Ingle, M. R., & Venugopal, C. K. (2009). Effect of Different Growth Regulators

on Rooting of Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) Cuttings. Karnataka

Journal of Agricultural Sciences, 22(2), 460–461.

Jahan, I. A., Mostafa, M., & Hossain, H. (2010). Antioxidant Activity of Stevia

rebaudiana Bert. Leaves from Bangladesh. Bangladesh Pharmaceutical

Journal, 13(2), 67–75.

Kalra, S., & Sharma, S. K. (2018). Diabetes in The Elderly. Diabetes Therapy,

9(2), 493–500. https://doi.org/10.1007/s13300-018-0380-x

Kedare, S. B., & Singh, R. P. (2011). Genesis and Development of DPPH Method

of Antioxidant Assay. J Food Sci Technol, 48(August), 412–422.

https://doi.org/10.1007/s13197-011-0251-1

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Potret Sehat Indonesia RISKESDAS 2018.

Jakarta. Retrieved from

http://www.depkes.go.id/article/view/18110200003/potret-sehat-indonesia-

dari-riskesdas-2018.html

Komala, I., Fitria, A., Yardi, Betha, Ofa S., Muliati, F., & Nimah, M. (2015).

Antioxidantand Anti-Inflammatory Activity of The Indonesian Ferns,

Nephrolepis falcata and Pyrrosia lanceolata. International Journal of

Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 7(12), 12–15.

Kumari, N., Ranac, R. C., Sharma, Y. P., & Kumar, S. (2017). Extraction,

Purification and Analysis of Sweet Compounds in Stevia rebaudiana Bertoni

Using Chromatographic Techniques. Indian Journal of Pharmaceutical

Sciences, 79(4), 617–624. https://doi.org/10.4172/pharmaceutical-

sciences.1000270

Liu, J., Li, J. wei, & Tang, J. (2010). Ultrasonically Assisted Extraction of Total

Carbohydrates from Stevia rebaudiana Bertoni and Identification of Extracts.

Food and Bioproducts Processing, 88(2–3), 215–221.

https://doi.org/10.1016/j.fbp.2009.12.005

Lozane-Sanchez, J., Borras-Linares, I., Sass-Kiss, A., & Segura-Carretero, A.

(2018). Chromatographic Technique : High-Performance Liquid

Chromatography ( HPLC ). In Modern Techniques for Food Authentication

(pp. 459–513). Granada: Elsevier Inc. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

814264-6.00013-X

Malviya, R., Bansal, V., Pal, O. P., & Sharma, P. K. (2010). High Performance

Liquid Chromatography: A Short Review. Journal of Global Pharma

Technology, 2(5), 22–26.

Martins, P. M., Lanchote, A. D., Thorat, B. N., & Freitas, L. A. P. (2017). Turbo-

Extraction of Glycosides from Stevia rebaudiana Using A Fractional

Factorial Design. Revista Brasileira de Farmacognosia, 1–9.

https://doi.org/10.1016/j.bjp.2017.02.007

Martins, P. M., Thorat, B. N., Lanchote, A. D., & Freitas, L. A. P. (2016). Green

Extraction of Glycosides from Stevia rebaudiana (Bert.) With Low Solvent

Consumption: A Desirability Approach. Resource-Efficient Technologies,

2(4), 247–253. https://doi.org/10.1016/j.reffit.2016.11.007

Martono, Y., & Rohman, A. (2019). Quantitative Analysis of Stevioside and

Rebaudioside A In Stevia rebaudiana Leaves Using Infrared Spectroscopy

and Multivariate Calibration. International Journal of Applied

Pharmaceutics, 11(1), 38–42.

Mihardja, L., Soetrisno, U., & Soegondo, S. (2014). Prevalence and Clinical

Profile of Diabetes Mellitus in Productive Aged Urban Indonesians. Journal

of Diabetes Investigation, 5(5), 507–512. https://doi.org/10.1111/jdi.12177

Mokrani, A., & Madani, K. (2016). Time and Temperature on The Extraction of

Phenolic Compounds and Antioxidant Capacity of Peach Fruit. Separation

and Purification Technology, 162, 68–76.

https://doi.org/10.1016/j.seppur.2016.01.043.

National Center for Biotechnology Information. (2019). Stevioside, CID=442089.

Retrieved from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Stevioside

Paschou, S. A., Papadopoulou-marketou, N., Chrousos, G. P., & Kanaka-

gantenbein, C. (2018). On Type 1 Diabetes Mellitus Pathogenesis. Endocrine

Connections, 2018(7), 38–46. https://doi.org/https://doi.org/10.1530/EC-17-

0347 ©

Pulungan, A. (2013). Increasing Incidence of DM Type 1 in Indonesia.

International Journal of Pediatric Endocrinology, 2013(Suppl 1), O12.

https://doi.org/10.1186/1687-9856-2013-S1-O12

Rao, A. B., Prasad, E., Roopa, G., & Sridhar, S. (2012). Simple Extraction and

Membrane Purification Process in Isolation of Steviosides With Improved

Organoleptic Activity, 2012 (August), 327–335.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.4236/abb.2012.34048

Rauf, A., Nawaz, H., & Shad, M. A. (2018). Effect of Solvent Polarity and

Extraction Time on In-Vitro Antioxidant Properties of Brassica oleracea

Convar Capitata Var L. Seeds. Pak J Pharm Sci., 31(5), 1889–1897.

Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30150185

Raynie, D. E. (2000). Extraction. Retrieved March 21, 2019, from

htpps://www.sciencedirect.com/topics/chemical-engineering/extraction

Redondo, M. J., P.R., F., & G.S., E. (2001). Genetics of Type 1A Diabetes.

Recent Prog Horm Res, 68–69.

Shah, R., Dejager, L. S., & Begley, T. H. (2012). Simultaneous Determination of

Steviol and Steviol Glycosides by Liquid Chromatography-Mass

Spectrometry. Food Additives & Contaminants-Part A Chemistry, Analysis,

Control, Exposure and Risk Assessment, 29(12), 1861–1871.

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

https://doi.org/10.1080/19440049.2012.725946

Shah, R. S., Shah, R. R., Pawar, R. B., & Gayakar, P. P. (2015). UV-Visible

Spectroscopy- A Review. International Journal of Institutional Pharmacy

and Life Sciences, 5(5), 490–505. Retrieved from www.ijipls.com

Sukandar, E. Y. (2008). ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT. Isfi Penerbitan.

Suttajit, M., Vinitketkaumnuen, U., Meevatee, U., & Buddhasukh, D. (1993).

Mutagenicity and Human Chromosomal Effect of Stevioside, A Sweetener

from Stevia rebaudiana Bertoni. Environ Health Perspect, 101(3), 53–56.

Tavarini, S., & Angelini, L. A. (2013). Stevia rebaudiana Bertoni As A Source of

Bioactive Compounds: The Effect of Harvest Time, Experimental Site, and

Crop Age on Steviol Glycoside Content and Antioxidant Properties. J. Sci

Food Agric, 93(9), 103–113. https://doi.org/10.1002/jsfa.6016

Tchabo, W., Ma, Y., Kwaw, E., Xiao, L., Wu, M., & Apaliya, M. T. (2018).

Impact of Extraction Parameters and Their Optimization on The

Nutraceuticals and Antioxidant Properties of Aqueous Extract Mulberry

Leaf. International Journal of Food Properties, 21(1), 717–732.

https://doi.org/https://doi.org/10.1080/10942912.2018.1446025

Tissue, B. M. (2002). Ultraviolet and Visible Absorbtion Spectroscopy. Wiley.

https://doi.org/https://doi.org/10.1002/0471266965.com059

US National Library of Medicine. (2019). US National Library of Medicine-

National Center for Biotechnology Information. Retrieved April 2, 2019,

from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Stevioside#section=

Information-Sources

Yadav, A. K., Singh, S., Dhyani, D., & Ahuja, P. S. (2011). A Review on The

Improvement of Stevia [Stevia rebaudiana ( Bertoni )]. Canadian Journal of

Plant Science, 91(2067), 1–27. https://doi.org/10.4141/CJPS10086

Yulianti, dian. Susilo, Bambang. Yulianingsih, R. (2014). Influence of Extraction

Time and Ethanol Solvent Concentration to Physical-Chemical Properties

Stevia Leaf Extract (Stevia Rebaudiana Bertoni M.) Using Microwave

Assisted Extraction Methods. Jurnal Bioproses Komoditas Tropis, 2(1), 35–

41. https://doi.org/10.1007/s00706-004-0259-6

Zhang, Q.-W., Lin, L.-G., & Ye, W.-C. (2018). Techniques for Extraction and

Isolation of Natural Products: A Comprehensive Review. Chinese Medicine,

13(20), 1–26. https://doi.org/https://doi.org/10.1186/s13020-018-0177-x

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Alur Ekstraksi Daun S. rebaudiana

Keterangan :

WBS : Water-bath shaker

[1] : Kondisi ekstraksi 25⁰C selama 3 jam

[2] : Kondisi ekstraksi 25⁰C selama 6 jam

[3] : Kondisi ekstraksi 75⁰C selama 3 jam

[4] : Kondisi ekstraksi 75⁰C selama 6 jam

[5] : Pengeringan dengan rotary evaporator dan freeze dryer

[6] : Penimbangan ekstrak kering daun S. rebaudiana

C : Ekstrak cair daun S. rebaudiana, 25⁰C selama 3 jam

D : Ekstrak cair daun S. rebaudiana, 25⁰C selama 6 jam

E : Ekstrak cair daun S. rebaudiana, 75⁰C selama 3 jam

F : Ekstrak cair daun S. rebaudiana, 75⁰C selama 6 jam

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Alur Uji Antioksidan Ekstrak Daun S. rebaudiana

Keterangan :

WBS : Water-bath shaker

A : Kontrol negatif (DPPH 0,25 mM)

B : Kontrol Positif (Vitamin C)

C : Ekstrak daun S. rebaudiana, 25⁰C selama 3 jam

D : Ekstrak daun S. rebaudiana, 25⁰C selama 6 jam

E : Ekstrak daun S. rebaudiana, 75⁰C selama 3 jam

F : Ekstrak daun S. rebaudiana, 75⁰C selama 6 jam

[1] : Ekstraksi daun S. rebaudiana mengunakan metode WBS (speed 5)

[2] : Pembuatan larutan dengan konsentrasi 100 ppm, masing-masing triplo

[3] : + DPPH 0,25 mM, vortex mixer dan inkubasi selama 30 menit

[4] : Pemindaian dengan spektrofotometer UV-Visibel pada panjang gelombang

517 nm

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Dokumentasi Alat dan Bahan Serta Kegiatan Penelitian Ekstraksi

dan Uji Aktivitas Antioksidan Daun S. rebaudiana

No. Gambar Keterangan

Proses Ekstraksi

1.

Sampel kering daun S. rebaudiana

dari PT. Agro Jabar.

2.

Penghalusan sampel daun S,

rebaudiana menggunakan blender.

3.

Ekstraksi dengan pelarut air 1 : 10

menggunakan shaker dengan suhu

(25 & 75⁰C), dengan variasi waktu 3

dan 6 jam, speed 5.

Uji Antioksidan

1.

Preparasi sampel ekstrak daun S.

rebaudiana, DPPH, kontrol (+), dan

Kontrol (-).

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.

Larutan DPPH 0,25 mM.

3.

Kuantifikasi DPPH secara

kolorimetri Spektrofotometer UV-

Visibel (uji antioksidan).

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Data dan Perhitungan Rendemen Ekstrak Daun S. rebaudiana

No. Suhu

(⁰C)

Waktu

(jam)

Ekstrak yang

Diperoleh (g) Rendemen (%)

1 25 3 1,42 14,2 ± 0,3

2 25 6 1,55 15,5 ± 0,9

3 75 3 1,86 18,6 ± 0,1

4 75 6 1,67 16,7 ± 1,6

*Setiap nilai rendemen dalam tabel dinyatakan sebagai mean±SD (n=3)

Rumus :

Perhitungan :

1. Rendemen suhu 25⁰C, waktu 3 jam

Rendemen = 1,420

10 × 100% = 14,2%

2. Rendemen suhu 25⁰C, waktu 6 jam

Rendemen = 1,551

10 × 100% = 15,5%

3. Rendemen suhu 75⁰C, waktu 3 jam

Rendemen = 1,858

10 × 100% = 18,6%

4. Rendemen suhu 75⁰C, waktu 6 jam

Rendemen = 1,674

10 × 100% = 16,7%

Rendemen = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (𝑔)

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑔) × 100%

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Data Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun S. rebaudiana

Rumus Persentase Inhibisi (I%) :

Tabel Persentase Inhibisi Sampel :

Suhu (⁰C) Waktu (Jam) I%

25 3 33,4 ± 0,2

6 30,1 ± 2,5

75 3 25,9 ± 3,4

6 16,7 ± 1,0

*Setiap nilai persentase inhibisi (I%) dalam tabel

dinyatakan sebagai mean±SD (n=3)

Vitamin C 100 ppm (Kontrol +) :

Persentase Inhibisi = 49,3 ± 2,3%

Perhitungan Perbandingan Persentase Inhibisi Ekstrak dan Vitamin C

(49,26%)

1. Perbandingan persentase inhibisi ekstrak yang diperoleh pada suhu 25⁰C,

waktu 3 jam dengan Vitamin C

33,37

49,26× 100% = 67,7%

2. Perbandingan persentase inhibisi ekstrak yang diperoleh pada suhu 25⁰C,

waktu 6 jam dengan Vitamin C

30,15

49,26× 100% = 61,2%

3. Perbandingan persentase inhibisi ekstrak yang diperoleh pada suhu 75⁰C,

waktu 3 jam dengan Vitamin C

25,95

49,26× 100% = 52,7%

I% = 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜−𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜× 100%

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Perbandingan persentase inhibisi ekstrak yang diperoleh pada suhu 75⁰C,

waktu 6 jam dengan Vitamin C

16,70

49,26× 100% = 33,9%

Tabel Perbandingan Persentase Inhibisi Ekstrak Daun S. rebaudiana

terhadap Vitamin C

Variasi % Inhibisi

Sampel

% Inhibisi

Vitamin C

Perbandingan % Inhibisi

Ekstrak Terhadap Vitamin C

T25⁰C, 3h 33,4%

49,3%

67,7%

T25⁰C, 6h 30,1% 61,2%

T75⁰C, 3h 25,9% 52,7%

T75⁰C, 6h 16,7% 33,9%

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Hasil Analisis Statistik Data Rendemen Ekstrak Daun S. rebaudiana

Uji Normalitas Data Rendemen Ekstrak Daun S. rebaudiana

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Rendemen ,240 12 ,055 ,849 12 ,036

(p<0,05) Data tidak normal

Uji Kruskal-Wallis

Test Statisticsa,b

Rendemen

Kruskal-Wallis H 8,077

Df 3

Asymp. Sig. ,044

(p<0,05) Ada pengaruh signifikan

Uji Pos Hoc Mann-Whitney

Keterangan hubungan:

1 = Suhu 25⁰C, Waktu 3 jam

2 = Suhu 25⁰C, Waktu 6 jam

3 = Suhu 75⁰C, Waktu 3 jam

4 = Suhu 75⁰C, Waktu 6 jam

(p<0,05) Signifikan

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Hubungan 1-2

Test Statisticsa

Rendemen

Mann-Whitney U 2,000

Asymp. Sig. (2-tailed) ,275

b. Hubungan 1-3

Test Statisticsa

Rendemen

Mann-Whitney U ,000

Asymp. Sig. (2-tailed) ,050

c. Hubungan 1-4

Test Statisticsa

Rendemen

Mann-Whitney U 1,000

Asymp. Sig. (2-tailed) ,127

d. Hubungan 2-3

Test Statisticsa

Rendemen

Mann-Whitney U ,000

Asymp. Sig. (2-tailed) ,050

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e. Hubungan 2-4

Test Statisticsa

Rendemen

Mann-Whitney U 2,000

Asymp. Sig. (2-tailed) ,275

f. Hubungan 3-4

Test Statisticsa

Rendemen

Mann-Whitney U ,000

Asymp. Sig. (2-tailed) ,050

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. CoA Metanol

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH VARIASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · its antioxidant activity using dynamic maceration techniques (water-bath

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Sifat Fisikokimia Steviol Glikosida

No. Sifat Fisika-Kimia Steviosida Rebaudiosida A

1. Rumus Kimia C38H60O18 C44H70O23

2. Berat Molekul 804,9 g/mol 967 g/mol

3. Titik Leleh 198⁰C 242-244⁰C

4. Pemerian Serbuk putih, manis

dengan after-taste

Serbuk putih, manis

tanpa after-taste

5. Kelarutan Mudah larut dalam air

dan etanol

Mudah larut dalam air

dan etanol

6. Stabilitas Stabil terhadap

pemanasan 100⁰C

selama 1 jam pada pH

3-9

Stabil terhadap

pemanasan 100⁰C

selama 1 jam pada pH

3-9

Sumber : National Center for Biotechnology Information, 2019