59
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI LOSION EKSTRAK ETANOL 70% HERBA KEMANGI (Ocimum americanum L.) MENGGUNAKAN ASAM STEARAT SEBAGAI EMULGATOR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana farmasi Oleh : Annisa Nur Fitriani Ahmadita NIM : 1110102000071 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

  • Upload
    others

  • View
    27

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FORMULASI LOSION EKSTRAK ETANOL 70%

HERBA KEMANGI (Ocimum americanum L.)

MENGGUNAKAN ASAM STEARAT SEBAGAI

EMULGATOR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana farmasi

Oleh :

Annisa Nur Fitriani Ahmadita

NIM : 1110102000071

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

2017

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri,

dan semua sumber yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Annisa Nur Fitriani Ahmadita

NIM : 1110102000071

Tanda Tangan :

Tanggal : 25 Juli 2017

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Annisa Nur Fitriani Ahmadita

NIM : 1110102000071

Program Studi : Farmasi

Judul Skripsi : Formulasi Losion Ekstrak Etanol 70% Herba Kemangi

(Ocimum americanum L.) Menggunakan Asam Stearat

Sebagai Emulgator

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Eka Putri, M.Si., Apt Nelly Suryani, Ph.D, Apt

NIP.197905172009122002 NIP.196510242005012001

Mengetahui,

Kepala Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt

197404302005012003

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Annisa Nur Fitriani Ahmadita

NIM : 1110102000071

Program Studi : Farmasi

Judul : Formulasi Losion Ekstrak Etanol 70% Herba Kemangi

(Ocimum americanum L.) Menggunakan Asam Stearat

Sebagai Emulgator

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Eka Putri, M.Si, Apt. ( )

Pembimbing II : Nelly Suryani, M.Si., PhD., Apt ( )

Penguji I : Yardi, PhD, Apt ( )

Penguji II : Drs. Umar Mansur, M.Sc ( )

Ditetapkan di : Ciputat

Tanggal : 25 Juli 2017

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

iv

ABSTRAK

Nama : Annisa Nur Fitriani Ahmadita

Program Studi : Farmasi

Judul : Formulasi Losion Ekstrak Etanol 70% Herba Kemangi

(Ocimum americanum L.) Menggunakan Asam Stearat

Sebagai Emulgator

Penelitian ini bertujuan untuk mencari formulasi sediaan losion ekstrak

etanol 70% herba kemangi yang stabil secara fisik dengan variasi konsentrasi

Asam Stearat 2%, 4% dan 5%. Ekstrak dibuat dengan metode maserasi dengan

pelarut etanol 70%. Hasil sediaan losion kemudian diuji dengan penyimpanan

pada suhu kamar (27◦C) dan Uji Stabilitas Cycling Test pada suhu 4

◦C dan 40

◦C.

Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% herba kemangi dapat dibuat

menjadi sediaan losion yang stabil pada konsentrasi asam stearat 2% dan 4%

berdasarkan hasil uji homogenitas, pH, sentrifugasi dan viskositas, sedangkan

sediaan losion dengan konsentrasi asam stearat 5% tidak stabil ditandai dengan

adanya pemisahan pada uji Sentrifugasi.

Kata kunci : Ocimum americanum L., ekstrak etanol 70%, losion, asam stearat,

formulasi

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

v

ABSTRACT

Name : Annisa Nur Fitriani Ahmadita

Program Study : Pharmacy

Title : Lotion Formulation Ethanol 70% Extract Kemangi Herb

(Ocimum americanum L.) with Stearic Acid as Emulgator

This research is aimed to find lotion formulation ethanol extract 70%

kemangi herb which is physically stable with variation of 2%, 4% and 5% Stearic

Acid concentration. Maceration method were used for extraction process with

ethanol 70% solvent. Lotion obtained then tested and stored at room temperature

(27◦C) and tested with Stability Cycling Test at 4

◦C dan 40

◦C temperature. The

result showed that ethanol 70% extract kemangi herbs could be made into a stable

lotion at stearic acid concentration 2% and 4% based on homogeneity, pH,

centrifugation and viscosity test results, while lotions with 5% stearic acid

concentration is not stable indicated by separation in centrifugeation test.

Key words : americanum L., ethanol 70% extract, lotion, stearic acid,

formulation

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

vi

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam selalu tercurah

kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW karena dengan segala rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan

judul “FORMULASI LOTION EKSTRAK ETANOL 70% HERBA

KEMANGI (Ocimum americanum L.) MENGGUNAKAN ASAM STEARAT

SEBAGAI EMULGATOR”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas akhir

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah,

Jakarta.

Selama penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan

terima kasih dengan ikhlas kepada ibu Eka Putri, M.Si, Apt., selaku pembimbing

I, Ibu Nelly Suryani, M.Si., PhD., Apt selaku pembimbing II yang telah

memberikan waktu, motivasi, pikiran dan bimbingan selama penelitian dan

penyusunan skripsi.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan

terima kasih juga yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan kepada penulis dan

Nabi Muhammad SAW sebagai teladan dalam menjalani kehidupan.

2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor Universitas Islam

Negri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M. Kes selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

4. Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt selaku Ketua Jurusan Farmasi.

5. Seluruh dosen Jurusan Farmasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta yang

telah memberikan banyak ilmu, bimbingan, pengarahan, dan dukungan

selama penulisan skripsi ini.

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

viii

6. Kepada Dewan Penguji Seminar Hasil dan Komprehensif atas ilmu,

bimbingan dan pengarahan yang diberikan.

7. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat dan Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA.

yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungan selama penulisan

skripsi ini.

8. Kepada kedua orang tua, Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan

support, kasih sayang dan doa yang tiada henti senantiasa mengiringi

perjalanan hidup ananda. Tiada apapun di dunia ini yang dapat membalas

segala kebaikan, cinta dan kasih sayang yang telah kalian berikan. Kepada

adik-adikku yang selalu memberikan doa dan semangat sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada suamiku dan anakku tercinta, terima kasih atas banyak doa,

dukungan, perhatian, semangat, cinta dan kasih sayangnya kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Seluruh laboran yang telah banyak membantu selama proses penelitian.

11. Para Staf dan Karyawan Program Studi Farmasi. Terima kasih banyak.

12. Teman-teman Farmasi UIN angkatan 2010 yang banyak memberikan

support

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang turut

membantu dan memberikan dukungan selama proses penyelesaian skripsi

ini

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Penulis hanya bisa berdoa semoga

amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

Studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mendapat balasan terindah dari Allah

SWT. Akhir kata kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kesalahan datangnya

dari penulis selaku manusia biasa, dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati,

penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis

maupun bagi kita semua.

Jakarta, Juli 2017

Penulis

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

ix

HALAMAN PENRNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADMIK

Sebagai civitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Annisa Nur Fitriani Ahmadita

NIM : 1110102000071

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui

skripsi/karya ilmiah saya dengan judul

FORMULASI LOTION EKSTRAK ETANOL 70% HERBA KEMANGI (Ocimum

americanum L.) MENGGUNAKAN ASAM STEARAT SEBAGAI EMULGATOR

untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu

Digital Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan

Undang-Undang Hak Cipta.

Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat

dengan sebenarnya.

Dibuat di : Ciputat

Pada Tanggal : 25 Juli 2017

Yang menyatakan,

(Annisa Nur Fitriani Ahmadita)

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

x

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................... ix

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADMIK ................................ ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 3

BAB II .................................................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4

2.1 Tanaman Kemangi (Ocimum americanum L.) ................................... 4 2.1.1 Gambaran Umum ................................................................................ 4

2.1.2 Morfologi Tumbuhan (Martono, Hadipoentyanti & Udamo, 2004;

Pitojo, 1996) .................................................................................................... 4

2.1.3 Klasifikasi Tumbuhan ......................................................................... 5

2.1.4 Sinonim ............................................................................................... 6

2.1.5 Nama Daerah ....................................................................................... 6

2.1.6 Ekologi dan Penyebaran ...................................................................... 6

2.1.7 Kandungan Kimia ............................................................................... 6

2.1.8 Khasiat Kegunaan Tanaman ............................................................... 7

2.2 Simplisia (Depkes, 2000) ...................................................................... 9

2.3 Ekstrak .................................................................................................. 9

2.4 Ekstraksi .............................................................................................. 10 2.4.1 Cara Dingin ....................................................................................... 11

2.4.2 Cara Panas ......................................................................................... 12

2.5 Pembuatan Ekstrak ............................................................................ 13

2.6 Pengujian Karakteristik Ekstrak ...................................................... 15

2.7 Losion ................................................................................................... 15 2.7.1 Bahan-bahan Pembentuk Losion ...................................................... 16

2.7.2 Losion Bentuk Emulsi ....................................................................... 16

2.8 Monografi ............................................................................................ 18

BAB III ................................................................................................................. 23

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 23

3.1 Tempat Penelitian ............................................................................... 23

3.2 Waktu Penelitian ................................................................................ 23

3.3 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................ 23

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

xii

3.3.1 Bahan Uji .......................................................................................... 23

3.3.2 Bahan Kimia...................................................................................... 23

3.3.3 Alat .................................................................................................... 23

3.4 Prosedur penelitian ............................................................................ 24 3.4.1 Determinasi Tanaman Herba Kemangi (Ocimum americanum) ....... 24

3.4.2 Penyiapan Simplisia .......................................................................... 24

3.4.3 Pembuatan Ekstrak ............................................................................ 24

3.4.4 Pengujian Karakteristik Ekstrak ........................................................ 24

3.4.5 Penapisan Fitokimia .......................................................................... 25

3.5 Pembuatan Losion .............................................................................. 27 3.5.1 Penyusunan Formula Sediaan Losion (Martin, 1993)....................... 27

3.5.2 Pembuatan Formula Sediaan Losion ................................................. 28

3.6 Evaluasi SediaanLosion ..................................................................... 28

BAB IV ................................................................................................................. 30

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 30

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 30 4.1.1 Determinasi Tanaman Herba Kemangi ............................................. 30

4.1.2 Hasil Pengujian Parameter Ekstrak ................................................... 30

4.1.3 Hasil Evaluasi Sediaan Losion pada Penyimpanan Suhu Kamar

(27°C) ...........................................................................................................31

4.1.4 Evaluasi Hasil Uji Stabilitas Cycling Test pada suhu 4°C dan 40°C 33

4.2 Pembahasan ........................................................................................ 35

BAB V ................................................................................................................... 38

KESIMPULAN .................................................................................................... 38

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 38

5.2 Saran .................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 39

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, peneliti tanaman berfokus secara intensif di seluruh dunia dan

telah menunjukkan potensi yang besar terhadap tanaman obat yang telah

digunakan secara tradisional. Salah satu bahan yang saat ini banyak

dikembangkan adalah kemangi (Ocimum americanum).

Herba kemangi (Ocimum americanum L.) biasa disebut sebagai Ocimum

canum. Tanaman ini memiliki tinggi 15 – 60cm dengan pola cabang berbentuk

subquadrangular. Daun berbentuk bulat panjang dengan banyak titik kelenjar

aromatik beraroma kuat. Memiliki bunga yang kecil, putih kepinkan atau

keunguan. (D. Sai Koteswar Sarma dkk, 2011)

Herba kemangi (Ocimum americanum) merupakan spesies dari Ocimum

famili lamiaceae (labiatae). Ocimumamericanum L. tumbuh liar dan menyebar di

seluruh wilayah tropis Asia dan Afrika (Siemonsma, J.S & Piluek, K., 1994;

Shadia, Azis, Omer, & Sabra, 2007). Ocimum americanum L. di Indonesia

dikenal dengan kemangi. Kemangi sering digunakan sebagai sayuran (lalapan)

karena dapat meningkatkan selera makan (Pitojo, 1996; Hadipoentyanti &

Wahyuni, 2008).

Kemangi umumnya dikenal dengan Lime basil merupakan tanaman yang

tumbuh di bawah sinar matahari sepanjang tahun. Tanaman ini dapat

menghasilkan banyak minyak yang memiliki aktivitas potensial sebagai obat.

Pada bagian daun mengandung minyak atsiri yang aktif sebagai anti bakteri (T.C.

Kazembe dkk, 2012; Mujaju C, Zinanga F, 2006). Ocimum americanum juga

terbukti memiliki khasiat pengusir nyamuk. Ocimum americanum memiliki efek

yang kuat dalam mengusir nyamuk dibandingkan dengan Jatropha curcas dan

Citrus lemon. (T.C. Kazembe dkk, 2012). Biji dapat dengan mudah berkecambah,

memproduksi tanaman yang digunakan untuk kuliner sebagai pengaroma untuk

sup, salad dan ikan serta baik juga digunakan sebagai teh (Sand Mountain Herbs,

2007). Jus dari daun tanaman digunakan untuk perawatan selesma (Tawatsin et al,

2001).

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2

Dewasa ini, penggunaan tanaman tradisional pada produksi kosmetik

semakin meningkat dan permintaan terhadap kosmetik herbal juga mengalami

peningkatan yang cukup tinggi. Kosmetik adalah senyawa yang ditujukan untuk

digunakan pada tubuh manusia untuk membersihkan, mempercantik,

meningkatkan daya tarik, dan mengubah penampilan tanpa mempengaruhi

struktur dan fungsi tubuh (Namita dan Nimisha, 2013).

Losion adalah sediaan farmasi berbentuk cair yang digunakan untuk

pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan

losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi dan

distribusi ukuran partikel. Kestabilan fisik sediaan losion merupakan hal yang

penting. Oleh karena itu, warna, konsistensi dan bau harus tetap terjaga mulai saat

pembuatan sampai terpakai habis oleh konsumen dengan perkataan lain

stabilitasnya harus tetap dipertahankan. Untuk menghasilkan losion yang baik

diperlukan suatu formula losion yang mengandung bahan-bahan yang cocok

dengan konsentrasi yang sesuai (Ansel HC, 1989). Pemilihan sediaan losion

karena merupakan sediaan yang berbentuk emulsi yang mudah dicuci dengan air

dan tidak lengket dibandingkan sediaan topikal lainnya. Selain itu bentuknya yang

cair memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata pada kulit (Balsam MS,

1970).

Pada umumnya sediaan kosmetik dibuat dalam bentuk emulsi karena

alasan harga yang lebih murah, lebih mudah dibuat, lebih enak dipakai karena

tidak begitu lengket, dan lebih cepat menyebar ke permukaan. Beberapa

emulsifier yang digunakan dalam emulsi antara lain natrium lauril sulfat, asam

stearat, trietanolamin stearat, self emulsifying glyceryl monostearat dan

sebagainya (Wasitaatmadja, S.M., 1997).

Berdasarkan uraian di atas, melalui penelitian ini maka akan dibuat tiga

macam formula losion ekstrak etanol 70% herba kemangi (Ocimum americanum

L.) dengan variasi konsentrasi emulgator. Jenis emulgator yang digunakan adalah

asam stearat. Ketiga macam formula ini akan diuji sehingga mendapatkan

formulasi yang stabil dan dapat dijadikan acuan untuk penelitian lanjutan maupun

untuk pembuatan produk.

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3

1.2 Rumusan Masalah

Berangkat dari uraian di atas, maka penelitian ini akan memfokuskan

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini :

Apakah sediaan losion dengan konsentrasi asam stearat 2%, 4%, 5%

dapat dibuat menjadi sediaan losion yang stabil secara fisik?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan dari

penelitian yaitu :

Membuat formulasi sediaan losiondari ekstrak etanol 70% herba

kemangi (Ocimum americanum L.) yang stabil secara fisik.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

Secara aplikatif dapat memberikan peluang untuk terciptanya produk baru

berupa losion berbahan dasar ekstrak etanol 70% herba kemangi (Ocimum

americanum L.)

Sebagai bahan penelitian lanjutan untuk losion berbahan dasar alam.

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kemangi (Ocimum americanum L.)

2.1.1 Gambaran Umum

Ocimum americanum L. merupakan nama latin dari tanaman kemangi

(Siemonsma, J.S & Piluek, K., 1994; Pitojo, 1996; Hadipoentyanti dan Wahyuni,

2008). Ocimum americanum L. Tumbuh liar dan menyebar di seluruh wilayah

tropis Asia dan Afrika (Siemonsma, J.S & Piluek, K., 1994; Shadia, Azis, Omer,

& Sabra, 2007).

Ocimum americanum termasuk ke dalam genus ocimum famili lamiaceae

(Labiatae) telah digunakan sejak lama sebagai obat dan tumbuhan aromatik di

banyak negara, antara lain Mesir, India, Yunani, Itali, Marocco dan negara lainnya

(Shadia, Aziz, Omer & Sabra, 2007; Hadipoentyanti dan Wahyuni, 2008).

2.1.2 Morfologi Tumbuhan (Martono, Hadipoentyanti & Udamo, 2004;

Pitojo, 1996)

Karakter morfologi Ocimum americanum L. adalah sebagai berikut:

1. Informasi

Umum

Umur panen (hari) 129

2. Daun a. Warna daun Hijau terang

b. Bentuk daun Jorong-bulat memanjang

c. Bentuk ujung daun Runcing-tumpul

d. Bentuk pangkal daun Tumpul

e. Tepi daun Bergigi sedikit terdapat bintil-

bintik berupa kelenjar

f. Permukaan daun Halus

g. Panjang daun 4,9-9,8 cm

h. Letak daun Berhadapan

i. Warna tangkai daun hijau dan panjang antara 0,5-2

cm

j. Jumlah tulang daun 3-6 tulang cabang

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5

3. Batang a. Tinggi tanaman 70-85 cm

b. Warna Batang hijau terang setelah tua

berwarna kecoklatan dan

terdapat bulu halus

4. Bunga a. Ada tidaknya bunga berbunga (semu), terdiri dari

1-6 karang bunga, berkumpul

menjadi tandan

b. Letak bunga pada ujung batang, cabang,

atau ranting tanaman

c. Panjang jarang bunga mencapai 25 cm dengan 20

kelompok bunga

d. Kelopak bunga berwarna hijau, berambut,

disebelah dalam lebih rapat

dan bergigi tak beraturan

e. Warna bunga putih (berbibir dua, bibir atas

bertaju 4, bibir bawah utuh

f. Kedudukan putik putik lebih pendek dari

benang sari, dan tangkainya

berwarna ungu

g. Jumlah putik 1

h. Jumlah benang sari 4 (2 pendek, 2 panjang),

tangkainya berwarna putih

i.Letak tangkai dan

kelopak buah

tegak, melekat pada sumbu

dari karangan bunga

5. Biji a. Bentuk biji kecil dan keras

b. Warna biji Hitam

2.1.3 Klasifikasi Tumbuhan

Klasifikasi Ocimum americanum adalah :

Kingdom : Plantae

Filum : Magnoliophyta

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Lamiales

Family : Lamiaceae

Genus : Ocimum

Species : Ocimum americanum

(Pitojo, 1996)

2.1.4 Sinonim

Ocimum americanum L. memiliki sinonim yaitu : Ocimum canum Sims,

Ocimum affricanum Lour, Ocimum brachiatum Blume (Siemonsma, J.S & Piluek,

K., 1994; Hadipoentyanti & Wahyuni, 2008).

2.1.5 Nama Daerah

Ocimum americanum L. dikenal dengan hoary basil, wild basil dan lemon

basil. Indonesia : kemangi, serawung, selasih putih. Malaysia : selaseh, kemangi,

ruku-ruku. Thailand : Maenglak. Vietnam : rau h[us]ng (Siemonsma, J.S &

Piluek, K., 1994; Pitojo; 1996).

2.1.6 Ekologi dan Penyebaran

Ocimum americanum L. tumbuh liar dan menyebar di seluruh wilayah

tropis Asia dan Afrika. Tanaman asal dari Ocimum americanum L. belum

diketahui. Tanaman ini tersebar di wilayah Asia Tenggara di belahan benua, di

Indonesia dan Papua Nugini. Tanaman ini juga terkenal di wilayah tropis amerika

dan beberapa pulau di wilayah Hindia Barat. Tumbuh kurang dari 300 m di atas

permukaan laut (Siemonsma, J.S & Piluek, K., 1994; Pitojo, 1996; Shadia, Azis,

Omer, & Sabra, 2007).

2.1.7 Kandungan Kimia

Kandungan kimia pada Ocimum americanum L. antara lain, minyak atsiri,

karbohidrat, alkaloid, senyawa fenolik, tannin, lignin, pati, saponin, flavonoid,

terpenoid dan antrakuinon (Dhale., et al, 2010; Sarma dan Babu, 2011). Minyak

atsiri pada Ocimum americanum L. mengandung komponen Campor, limonene,

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7

methyl cinnamate dan linalool (Martono., et al, 2004; Hadipoentyanto dan

Wahyuni, 2008).

2.1.8 Khasiat Kegunaan Tanaman

Di Indonesia tanaman kemangi (Ocimum americanum L.) dapat

dimanfaatkan untuk beberpaa kegunaan antara lain sebagai makanan sayur,

ramuan minuman penyegar, dan obat kelainan tubuh. Pucuk daun kemangi dapat

dimanfaatkan untuk ulam guna menambah selera makan, sedang daun kemangi

dapat digunakan untuk bumbu masak, penyedap pepes ikan. Biji kemangi dapat

dimanfaatkan untuk membuat ramuan minuman penyegar untuk penyegar dahaga

dan pendingin perut. Selain itu menurut catatan Sudarman Mardi Siswoyo (1975),

tanaman kemangi dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa kelainan tubuh.

Daun kemangi digunakan untuk mengbati demam, peluruh air susu kurang lancar

dan rasa mual. Biji kemangi dapat digunakan untuk mengobati sembelit (Pitojo,

1996).

Di dalam pengobatan tradisional, O. americanum digunakan untuk

pengobatan penyakit ringan di masyarakat. Jamu- jamuan O. americanum yang

direbus digunakan untuk obat batuk, daun yang dimemarkan kemudian ditempel

di atas dahi dapat meringankan radang selaput lendir di hidung dan tenggorokan,

sedangkan ditempel di atas dada dapat meringankan masalah pernapasan.

Tanaman keseluruhan (herba) dapat digunakan pada saat mandi yang berkhasiat

untuk pengobatan rematik, selain itu herba juga berkhasiat untuk pengobatan batu

ginjal. (Siemonsma, J.S & Piluek, K., 1994).

Secara tradisional, biji kemangi dapat dimanfaatkan untuk membuat

ramuan minuman penyegar yang dapat dimanfaatkan untuk menekan dahaga dan

pendingin rasa perut, selain itu juga dapat digunakan untuk mengobati sembelit

(Pitojo, 1996). Daun kemangi digunakan untuk mengobati demam, peluruh air

susu kurang lancar dan rasa mual. Biji kemangi digunakan untuk mengobati

sembelit (Pitojo 1996).

Penelitian tentang aktivitas biologi herba kemangi (Ocimum

americanum/canum) juga banyak dilaporkan. Pada ekstrak Ocimum americanum

memiliki aktivitas sebagai analgesikdan anti-inflamasi (Behera, Baidya, Satish,

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

8

Bilal, & Panda, 2011), antioksidan yang dapat mencegah ischemia (Behera,

Panigrahi, Babu & Ramani, 2012), dan dapat melawan bakteri gram negatif dan

gram positif (Dhale, Birari, & Dhulgande, 2010).

Pada minyak atsiri Ocimum americanum, diteliti memiliki aktivitas dapat

melawan mikroorganisme oral (S. Thaweboon & B. Thaweboon), Agrotis ipsilon

(Lepidoptera : Noctuide) (Shadia, El-Aziz, Omer & Sabra, 2007), dapat

digunakan sebagai insektisida nabati yang dapat melawan hama padi, dan dapat

digunakan sebagai alat antifungi yang aman yang dapat berfungsi sebagai

parameter indikasi percobaan fungi yang bersifat patogen (Verna & Kothiyal,

2012).

Ekstrak kemangi juga diteliti memiliki efek repelan nyamuk yang dapat

menghalau gigitan nyamuk Aedes aegypti 100% sampai 1.5 jam dan 70% sampai

3.5 jam yang bahkan lebih baik dari Jatropha curcas dan Citrus lemon. (T.C.

Kazembe dkk, 2012). Ocimum americanum segar digunakan sebagai pengusir

nyamuk pada desa di pedalaman Guinea Bissau di Afrika Barat dan pada hasil tes

lapangan memiliki tingkat pengusiran 60%. Di Kenya Ocimum americanum

digunakan sebagai bahan anti nyamuk. Begitu pula berbagai spesies lain dari

Ocimum digunakan sebagai bahan pengusir nyamuk di berbagai daerah lain

(Teun Dekker dkk., 2011). Dengan potensi anti nyamuk tersebut, akan sangat

memudahkan masyarakat apabila khasiat ekstrak kemangi dapat dinikmati dalam

bentuk yang nyaman dan memudahkan penggunanya, sebagai contoh dalam

bentuk losion.

Penelitian sebelumnya, telah membuktikan keefektifan dari tanaman yang

memiliki senyawa saponin (Chowdhury et al., 2008), steroid (Ghosh et al., 2008),

isoflavanoid (Joseph et al., 2004), minyak atsiri (Calvalcanti et al., 2004), alkaloid

dan tanin (Khanna et al., 2007) sebagai agen anti nyamuk. Senyawa-senyawa

tersebut terkandung di dalam Ocimum americanum, yang menyebabkan ekstrak

tanaman ini memiliki efek anti nyamuk bila senyawa-senyawa tersebut terekstrak

dengan baik.

Selain itu ekstrak kemangi juga telah diteliti memiliki efek penghambat

bakteri Streptococcus viridans pada mulut setelah dijadikan permen. Efek hambat

ini bahkan lebih baik daripada permen di pasaran. Dari berbagai konsentrasi

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

9

ekstrak yang digunakan, ekstrak 75% memiliki efek terbaik dalam menghambat

bakteri Streptococcus viridans. (Winda dkk, 2012).

2.2 Simplisia (Depkes, 2000)

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia

merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati,

simplisia hewani dan simplisia pelican atau mineral.

a. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian

tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman ialah isi sel yang secara

spontan keluar dari selnya atau zat-zat nabati lainya yang dengan cara

tertentu dipisahkan dari tanamannya.

b. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan

atau hewan atau zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum

berupa zat kimia murni

c. Simplisia pelican atau mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelican

atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengen cara sederhana

dan berupa zat kimia murni

2.3 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperolah dengan mengekstraksi

senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut

yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau

serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang

ditetapkan (Depkes RI, 1995).

Ekstrak tumbuhan pada umumnya memiliki konsentrasi etanol yang

berbeda-beda. Ekstrak dapat dikelompokan atas dasar sifatnya menjadi (Voight,

1994) :

a. Ekstrak encer (Extractum tenue), ekstrak ini memiliki konsistensi yang

masih dapat dituang.

b. Ekstrak kental (Ekstractum spisum), ekstrak ini liat dalam keadaan dingin

dan sulit dituang. Kandungan airnya berjumlah sampai 30%.

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

10

c. Ekstrak Kering (Ekstractum siccum), esktrak ini memiliki konsentrasi

kering dan mudah digosokkan.

d. Ekstrak cair (Extractum fluidum), dalam hal ini diartikan sebagai ekstrak

cair yang dibuat sedemikian rupa sehingga 1 bagian simplisia sesuai

dengan 2 bagian (terkadang juga satu bagian) ekstrak cair.

Etanol merupakan pelarut serba guna yang baik untuk ekstraksi

pendahuluan (Harbone J.B., 1987). Pelarut organik selain etanol memliki potensi

toksisitas yang lebih tinggi. Selain itu, etanol memiliki kemampuan menyari

dengan polaritas yang lebar mulai senyawa non polar sampai dengan polar.

(Saifudin, Rahayu & Teruna, 2011). Etanol pun mudah menguap, murah dan

mudah didapat. Sesuai dengan metode yang distandardisasi BPOM (2005), yang

menjelaskan bahwa untuk ekstraksi suatu bahan yang akan digunakan sebagai

obat, disarankan menggunakan etanol sebagai pelarutnya.

Berdasarkan prinsip ekstraksi bahwa penarikan suatu senyawa didasarkan

pada kepolarannya. Etanol 70% memiliki sifat yang mampu melarutkan hampir

semua zat, baik yang bersifat polar maupun non polar serta kemampuannya untuk

mengendapkan protein dan menghambat kerja enzim sehingga dapat terhindar

dari proses hidrolisis dan oksidasi (Voight, 1994). Dengan polaritas yang lebar,

etanol 70% dapat menarik senyawa-senyawa baik polar maupun non-polar seperti

alkaloid, flavanoid, tanin, saponin, dan steroid.

2.4 Ekstraksi

Ekstraksi suatu tanaman obat adalah pemisahan secara kimia atau fisika

suatu bahan padat atau bahan cair dari suatu padatan yaitu tanaman obat (Depkes

RI, 2000).

Maserasi berasal dari bahasa latin macerase berarti mengairi dan

melunakan. Maserasi merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana. Dasar dari

maserasi adalah melarutnya bahan kandungan simplisia dari sel yang rusak yang

terbentuk pada saat penghalusan ekstraksi (difusi) bahan kandungan dari sel yang

masih utuh. Setelah selesai waktu maserasi, artinya keseimbangan antara bahan

yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan yang masuk ke dalam cairan telah

tercapai, proses difusi segera berakhir (Voight, 1994).

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

11

Selama maserasi atau proses perendaman dilakukan pengocokan berulang-

ulang, upaya pengocokan ini dapat menjamin keseimbangan konsentrasi bahan

ekstraksi yang lebih cepat di dalam cairan. Sedangkan keadaan diam selama

maserasi menyebabkan turunnya memungkinkan terjadinya ekstraksi absolute.

Semakin besar perbandingan simplisia terhadap cairan pengekstraksi, akan

semakin banyak hasil yang diperoleh (Voight, 1994).

Secara teknologi maserasi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode

pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi dilakukan dengan beberapa

kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruang atau kamar (Depkes RI,

2000).

Pemilihan metode ekstrak yang cocok tergantung pada pekerjaan yang

akan dilakukan dan metabolit apakah yang ingin diketahui. Metode ekstraksi

dangan menggunakan pelarut ada dua cara, diantaranya adalah:

2.4.1 Cara Dingin

a. Maserasi

Istilah maceration berasal dari bahasa Latin macerace, yang artinya

“merendam”. Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia yang sederhana dan

banyak digunakan, melibatkan perendaman serbuk simplisia pada pelarut yang

cocok dalam wadah tertutup pada suhu ruang. Wadah tertutup sangat penting

untuk mencegah pengupan pelarut yang digunakan sebagai penyari. Metode

maserasi cocok untuk ekstraksi dalam jumlah besar. Pengadukan sesekali atau

konstan (menggunakan shaker mekanik atau mixer untuk menjamin pencampuran

yang homogen) dapat meningkatkan kecepatan ekstraksi. Ekstraksi akhirnya

berhenti ketika diperoleh keseimbangan antara konsentrasi metabolit dalam

ekstrak dan dalam bahan tanaman. Maserasi biasanya dilakukan dalam waktu

selama 3 hari sampai bahan-bahan yang larut telah melarut semua. Setelah

ekstraksi, residu yang tidak mengandung zat aktif lagi (marc) harus dipisahkan

dari pelarut. Hal ini melibatkan penjernihan kasar dengan dekantasi, yang

biasanya diikuti dengan tahap filtrasi. Sentrifugasi mungkin diperlukan jika

serbuk terlalu halus untuk disaring. Untuk memastikan ekstrak yang menyeluruh,

dapat dilakukan maserasi awal, diikuti dengan penjernihan dan penambahan

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

12

pelarut baru kedalam residu. Hal tersebut dapat dilakukan secara berkala dengan

semua filtrat dikumpulkan menjadi satu (Ansel, 2008; Sarker et al., 2006).

Kerugian utama dari maserasi adalah proses ekstraksi yang sangat lama

mulai dari beberapa jam hingga beberapa minggu. Maserasi yang menyeluruh

juga dapat membutuhkan pelarut dalam jumlah besar. Selain itu beberapa

senyawa tidak dapat diekstraksi secara efisien jika senyawa tersebut sukar larut

pada suhu ruangan. Disisi lain, maserasi dilakukan pada suhu ruangan untuk

mencegah terjadinya degradasi pada senyawa yang bersifat termolabil (Sarker et

al., 2006).

b. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

sempurna yang umumnya dilakukan dengan temperatur ruangan. Proses terdiri

dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi

sebenarnya (penetasan atau penampungan ekstrak), terus-menerus hingga

diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan (Sampurno, 2000).

Terdapat beberapa persoalan untuk dipertimbangkan ketika melakukan

ekstraksi dengan perkolasi. Banyaknya bahan adalah alasan yang dapat

mempengaruhi hasil ekstrak. Oleh karena itu, serbuk tanaman dan bahan seperti

resi dan tanaman yang mengembang secara berlebihan (misalnya tanaman yang

mengandung mucilago) dapat menyumbat percolator. Selanjutnya jika bahan

tersebut tidak didistribusikan secara homogen dalam wadah (misalnya jika

dikemas terlalu padat), pelarut tidak dapat mencapai semua area dan ekstraksi

tidak akan selesai. Waktu kontak antara pelarut dan bahan tanaman (yaitu laju

perkolasi) dan suhu pelarut juga dapat mempengaruhi hasil ekstrak. Suhu yang

lebih tinggi akan meningkatkan kecepatan ekstraksi namun dapat menyebabkan

terjadinya dekomposisi pada metabolit yang bersifat termolabil. Kelemahan lain

dari perkolasi adalah proses ekstraksi butuh pelarut dalam jumlah besar dan juga

butuh waktu yang sangat lama (Sarker et al., 2006).

2.4.2 Cara Panas

a. Refluks

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

13

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,

selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang terbatas yang relative konstan

dengan adanya pendinginan baik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada

residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstrasi sempurna

(Sampurno, 2000).

b. Soxhlet

Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru umumnya

dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah

pelarut relative konstan dengan adanya pendingin balik (Sampurno, 2000).

Keuntungan utama dari ekstraksi menggunakan soxhlet adalah bahwa ini

merupakan proses yang berkesinambungan. Ketika pelarut (yang penuh dengan

metabolit yang dilarutkan) dikosongkan ke dalam labu, pelarut baru dikentalkan

ulang dan ekstraksi bahan dalam tudung dilakukan terus-menerus. Hal tersebut

membuat ekstraksi soxhlet tidak memerlukan waktu dan pelarut yang banyak

dibandingkan maserasi atau perkolasi. Namun, kelemahan ekstraksi menggunakan

soxhlet adalah bahwa ekstrak terus dipanaskan pada titik didih pelarut yang

digunakan, dan ini dapat merusak senyawa yang bersifat termolabil dan atau

memulai terbentuknya artefak (Sarker et al., 2006).

c. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetic (dengan pengadukan terus menerus) pada

temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum

dilakukan pada temperatur 40-50oC (Sampurno, 2000).

d. Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air

(bejana infuse tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 95-96oC)

selama waktu tertentu yaitu 15-20 menit (Sampurno, 2000).

e. Dekok

Dekok adalah infuse pada waktu yang lebih lama (>30 menit) dan

temperatur sampai titik didih air (Sampurno, 2000).

2.5 Pembuatan Ekstrak

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

14

Proses pembuatan ekstrak dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Pembuatan Serbuk simplisia

Pembuatan ekstrak adalah tahapan pembuatan serbuk simplisia kering.

Dari simplisia dibuat serbuk simplisia tertentu sampai derajat kehalusan

tertentu. Proses ini dapat mempengaruhi mutu ekstrak karena makin halus

serbuk simplisia, proses ekstraksi makin efektif dan efisien. Namun makin

halus serbuk, maka makin rumit secara teknologi peralatan untuk tahapan

filtrasi (Sampurno, 2000).

b. Cairan Pelarut

Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang baik

(optimal) untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif,

dengan demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari

senyawa kandungan lainya, serta ekstrak hanya mengandung sebagian

besar senyawa kandungan yang diinginkan. Faktor utama untuk

pertimbangan pada pemilihan cairan penyari adalah selektivitas,

keamanan, ekonomis dan ramah lingkungan (Sampurno, 2000).

c. Pemisahan dan Pemurnian

Tujuan dari tahapan ini adalah menghilangkan (memisahkan)

senyawa yang tidak dikehendaki semaksimal mungkin tanpa berpengaruh

pada senyawa kandungan yang dikehendaki, sehingga diperoleh ekstrak

yang lebih murni. Proses-proses pada tahapan ini adalah pengendapan,

pemisahan dua cairan tak bercampur, sentrifugasi, dekantasi, filtrasi serta

proses absorbsi dan penukar ion (Sampurno, 2000).

d. Pemekatan atau Penguapan

Pemekatan berarti pengingkatan jumlah partikel solute (senyawa terlarut)

dengan cara penguapan pelarut, tanpa sampai menjadi kondisi kering.

Ektrak hanya menjadi kental atau pekat (Sampurno, 2000).

e. Pengeringan ektrak

Pengeringan berarti menghilangkan pelarut dari bahan sehingga

menghasilkan serbuk, massa kering-rapuh, tergantung proses dan peralatan

yang digunakan. Beberapa cara proses pengeringan ekstrak adalah

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

15

evaporasi, vaporasi, sublimasi, konveksi, kontak, radiasi, dan dielektrik

(Sampurno, 2000).

f. Rendemen

Rendemen adalah perbandingan antara ekstrak yang diperoleh dengan

simplisia awal (Sampurno, 2000).

2.6 Pengujian Karakteristik Ekstrak

1. Susut Pengeringan

Susut pengeringan adalah banyaknya bagian zat yang mudah menguap,

termasuk air, ditetapkan dengan cara pengeringan. Kecuali dinyatakan lain,

dilakukan pada suhu 105oC hingga bobot tetap (Sirait, 1979). Tujuan Penetapan

susut pengeringan adalah untuk penetapan jumlah semua jenis bahan yang mudah

menguap dan hilang pada kondisi tertentu (Soesilo, 1995).

2. Kadar Abu

Dalam penentuan kadar abu, bahan dipanaskan pada temperatur dimana

senyawa organik dan turunannya terdekstruksi dan menguap, sehingga tinggal

unsur mineral dan anorganik. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran

kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai

terbentuknya ekstrak. Nilai untuk kadar abu sesuai dengan yang tertera dalam

monografi (Sampurno, 2000).

2.7 Losion

Definisi losion menurut Farmakope Indonesia III, adalah sediaan cair

berupa suspensi atau dispersi, digunakan sebagai obat luar. Dapat berbentuk zat

padat dalam bentuk sebuk halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau

emulsi tipe minyak dalam air dengan surfaktan yang cocok (DepKes RI, 1979).

Pada umumnya pembawa losion adalah air. Tergantung pada sifat bahan-

bahannya, losion dapat diolah dengan cara yang sama seperti pada pembuatan

suspensi ataupun emulsi. Losion dimaksudkan untuk digunakan pada kulit sebagai

pelindung atau untuk obat karena sifat bahan-bahannya. Kecairannya

memungkinkan pemakaian yang merata dan cepat pada permukaan kulit yang

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

16

luas. Bentuk sediaan losion dimaksudkan agar segera kering pada kulit setelah

pemakaian dan meninggalkan lapisan tipis komponen obat pada kulit (Ansel,

1989).

2.7.1 Bahan-bahan Pembentuk Losion

Bahan yang biasa terdapat pada formula losion adalah (Lachman, 1994) :

a. Barrier agent (pelindung)

Berfungsi sebagai pelindung kulit dan juga ikut mengurangi dehidrasi.

Contoh : Asam stearat, Bentonit, Seng oksida, Titanium oksida,

Dimetikon.

b. Emollient (pelembut)

Berfungsi sebagai pelembut kulit sehingga kulit memiliki kelenturan pada

permukaannya dan memperlambat hilangnya air pada permukaan kulit.

Contoh : Lanolin, paraffin, Stearil alkohol, vaselin.

c. Humectan (pelembab)

Bahan yang berfungsi mengatur kadar air atau kelembaban pada sediaan

losion itu sendiri maupun setelah dipakai pada kulit. Contoh : Gliserin,

Propilen glikol, Sorbitol.

d. Pengental dan pembentuk film

Berfungsi mengentalkan sediaan sehingga dapat menyebar lebih halus dan

lekat pada kulit disamping itu juga berfungsi sebagai stabilizer. Contoh :

Setil alkohol, Karbopol, Vegum, Tragakan, Gum, Gliseril monostearat.

e. Emulsifier (zat pembentuk emulsi)

Berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara minyak dan air,

sehingga minyak dapat bersatu dengan air. Contoh : Trietanolamin, Asam

stearat, Setil alkohol.

f. Buffer (Larutan dapar)

Berfungsi untuk mengatur atau menyesuaikan pH losion agar sesuai

dengan pH kulit. Contoh : Asam sitrat, Asam laktat, Natrium sitrat.

2.7.2 Losion Bentuk Emulsi

Sebagian besar sediaan kosmetik yang beredar adalah sistem minyak

dalam air, karena mudah menyebar pada permukaan kulit. Dengan pemilihan

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

17

komponen formula yang tepat, akan diperoleh emulsi yang tidak berlemak dan

tidak lengket (Depkes RI, 1985).

Emulsi adalah sediaan berupa campuran yang terdiri dari dua fase cairan

dalam system disperse, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan

homogen dalam fase cairan yang lain, umumnya distabilkan dengan zat

pengemulsi. Fase cairan terdispersi disebut fase dalam dan fase cairan pembawa

disebut fase luar. Bila fase dalam berupa minyak atau larutan zat dalam minyak

dan fase luarnya air atau larutan air maka emulsi mempunyai tipe minyak dalam

air (M/A). Sedangkan apabila fase dalam adalah air atau larutan air dan fase

luarnya minyak atau larutan minyak maka tipe emulsinya adalah air dalam

minyak (A/M) (Ansel, 1989).

Zat pengemulsi dibedakan menjadi tiga golongan yaitu, surfaktan, koloid

hidrofilik dan zat padat yang terbagi halus. Surfaktan dibagi menjadi empat

golongan, yaitu : (Lachman dkk, 1994)

1. Emulgator anionik

Emulgator anionik dalam larutan air terdisosiasi membentuk ion negatif.

Emulgator ini digunakan untuk obat yang memerlukan pH basa.

Keuntungan dari emulgator anionik ini yaitu kerja emulgatornya lebih kuat

daripada sabun alkali sehingga diperoleh dispersi halus dan emulsi yang

stabil, juga menunjukkan reaksi mendekati netral. Contoh : trietanolamin,

natrium lauril sulfat.

2. Emulgator kationik

Emulgator kationik dalam larutan air terdisosiasi membentuk ion positif.

Pengemulsi ini dipilih untuk obat yang memerlukan pH asam. Contoh :

benzalkonium bromida, setrimid, setil peridium klorida.

3. Emulgator nonionik

Pengemulsi ini bereaksi netral, dalam medium air tidak membentuk ion,

sehingga tidak dipengaruhi oleh elektrolit dan netral terhadap pengaruh

kimia. Emulgator nonionil dapat bercampur dengan sebagian besar bahan

obat. Contoh : tween, span, gliserol monostearat.

4. Emulgator amfoter

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

18

Emulgator amfoter adalah senyawa kimia yang menunjukkan bagian

kationik dan anionik dalam molekulnya, berada terionisasi dalam larutan

air. Contoh : betain derivat imidazol.

Kondisi lingkungan seperti adanya cahaya, udara dan kontaminasi

mikroorganisme dapat memberikan efek yang mengubah stabilitas emulsi. Oleh

karena itu harus dilakukan formulasi yang sesuai guna mengurangi kerusakan

stabilitas produk dengan cara penambahan bahan-bahan tambahan lain. Bahan

tambahan yang diperlukan dalam formulasi losion antara lain : bahan pengawet,

antioksidan dan humektan.

Penambahan bahan pengawet bertujuan untuk mencegah kontaminasi

mikroba, karena adanya suatu campuran lemak dan air yang bersentuhan

seringkali memungkinkan mikroorganisme menetap. Pemilihan bahan pengawet

berdasarkan pertimbangan sebagai berikut : efektif dalam mencegah pertumbuhan

mikroba, dapat larut dalam air untuk mencapai konsentrasi yang memadai dalam

fase air, dapat bercampur dengan bahan formulatif lain, toksisitas rendah, stabil

pada pemanasan dan penyimpanan, tidak dipengaruhi oleh wadah. Contoh

pengawet yang biasa dipakai dalam sediaan losion antara lain adalah asam

benzoat, nipagin, nipasol, fenol dan lain-lain. (Lachman dkk, 1994; martin, 1993).

2.8 Monografi

1. Asam stearat (Wade A, Weller PJ, 1993)

Asam stearat merupakan campuran dari asam stearat (C8H36O2) dan asam

palmitat (C16H32O2) diperoleh dari lemak dan minyak yang dapat dimakan,

mengandung tidak kurang dari 40% dan jumlah keduanya tidak kurang

dari 90%.

Sinonim : Crodasid; crosterene; glycon S-90; hystrene.

Pemerian : Hablur padat, serbuk warna putih atau kekuningan

mirip lemak lilin, bau dan rasa lemah mirip lemak

Rumus molekul :C16H32O2

Bobot molekul : 284,47

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam

kloroform P dan eter P, larut dalam etanol (95%)

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

19

Kegunaan : Pengemulsi, solubilisator, pelincir tablet

2. Setil alkohol (DepKes RI. 1979, Wade A, Weller PJ, 1993)

Setil alkohol digunakan untuk kepentingan farmasetik dan kosmetik,

biasanya diformulasikan dalam bentuk sediaan supositoria, sediaan padat

lepas lambat, sediaan emulsi, losion, krim dan salep. Di dalam sediaan

losion, krim dan salep digunakan sebagai penyerap air, bahan pengemulsi,

pelembut (emollioent) sekaligus dapat meningkatkan tekstur, penambahan

kekentalan.

Sinonim :1-heksadekanol;n-heksadesil alkohol; palmitil

alcohol; ethol.

Pemerian : Serpihan putih licin, granul atau kubus, putih, bau

khas lemah, rasa lemah.

Rumus molekul : C6H34O

Bobot molekul : 242,44

Kelarutan : Tidak larut dalam air, larut dalam etanol dan

dalam eter, kelarutan bertambah dengan naiknya

suhu.

Kegunaan : Penyalut, pengemulsi

3. Dimetikon (Reynold JEF, 1993)

Dimetikon adalah poli (dimetilsiloksan) yang diperoleh dari hidrolisis dan

polikondensasi diklorometilsilan (CH3)2SiCl2 dan klorotrimetilsilan

(CH3)3SiCl. Kualitas dibedakan dengan suatu angka yang menunjukkan

kekentalan yang jika dinyatakan dalam viskositas kinetik besarnya 20 –

1000 mm2/detik.

Sinonim : α-(trimetilisilsil)-ω-metilpolioksi dimetilsililena

Pemerian : larutan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau

Kelarutan : Tidak larut dalam air, dalam methanol, dalam

etanol dan dalam aseton, sangat sukar larut dalam

isopropanol, larut dalam hidrokarbon terklorinasi,

benzena, toulena, xilena, eter dan heksana.

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

20

Kegunaan : Pengemulsi , zat alkali, pelembab

4. Trietanolamin (TEA) (DepKes RI. 1979, Wade A, Weller PJ, 1993)

Trietanolamin adalah campuran dari trietanolamin, dietanolamin dan

monotanolamin, mengandung tidak kurang dari 99% dan tidak lebih dari

107.4% dihitung terhadap zat anhidrat sebagai trietanolamin.

Sinonim : Trietilamin; trihidroksitrietilamin.

Pemerian : Cairan kental, tidak berwarna, hingga kuning

pucat, bau lemah mirip amoniak, higroskopis

Rumus molekul : C6H15NO3

Bobot molekul : 149.19

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol (95%) P, larut

dalam kloroform P.

Kegunaan : Pengemulsi, zat alkali, pelembab.

5. Metil paraben (DepKes RI. 1979, Wade A, Weller PJ, 1993)

Sinonim :Nipagin; asam 4-hidroksibenzoat metil ester; p-

hidroksibenzoat; metil parahidroksi benzoat.

Pemerian Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau,

tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar

diikuti rasa tebal

Rumus molekul : C8H8O3

Bobot molekul : 152,15

Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam

tetraklorida, mudah larut dalam etanol dan dalam

eter.

Kegunaan : Pengawet antimikroba

6. Propil paraben (DepKes RI. 1979, Wade A, Weller PJ, 1993)

Sinonim : Nipasol; asam 4-hidroksibenzoat propil ester; p-

hidroksibenzoat; propel parahidroksibenzoat

Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau dan tidak berasa

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

21

Rumus molekul : C10H2O3

Bobot molekul : 180,20

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam etanol P

dan aseton P, mudah larut dalam alkali hidroksida.

Kegunaan : Pengawet antimikroba

7. Butil Hidroksi Toulena (BHT) (Wade A, Weller PJ, 1993)

Sinonim : Sustane; Topanol; Vianoll Impruvol

Pemerian : Kristal padat atau serbuk putih atau kuning pucat

dengan bau khas lemah

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, gliserin,

propilenglikol, larut dalam alkali hidroksida &

larutan asam mineral, sangat mudah larut dalam

aseton, benzena, etanol (96%), eter, metanol,

toulena, paraffin cair.

Kegunaan : Antioksidan

8. Parafin liquid (DepKes RI. 1979)

Pemerian : Cairan kental tidak berwarna, tembus cahaya,

tidak berbau, tidak berasa; agar berminyak

Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol, mudah

larut dalam chloroform, dalam eter, dalam minyak

menguap, dalam hampir semua minyak lemak

hangat, sukar larut dalam etanol mutlak

Kegunaan : digunakan sebagai emollient pada emulsi minyak

dalam air. Konsentrasi yang biasa digunakan pada

sediaan emulsi topical 1 – 32%

9. Propilenglikol (DepKes RI. 1979, Wade A, Weller PJ, 1993)

Pemerian : Cairan kental, jernih tidak berwarna, rasa khas,

praktis tidak berbau, menyerap air pada udara

Rumus molekul : C3H8O2

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

22

Bobot molekul : 76.10

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton dan

dengan kloroform, larut dalam eter dan dalam

beberapa minyak esensial tetapi tidak bercampur

dengan minyak lemak

Kegunaan : Sebagai antimikroba, pelarut, pemanis, humectan,

plastizer, emollient

10. Vaselium album (DepKes RI. 1979)

Pemerian : massa lunak, lengket, bening, putih; sifat ini tetap

setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin

tanpa diaduk

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan etanol (95%) P,

larut dalam kloroform P, eter P, dan eter minyak

tanah P.

Kegunaan : Sebagai emollient

11. Gliserin (DepKes RI. 1979, Wade A, Weller PJ, 1993)

Pemerian : Cairan seperti cairan sirup, jernih tidak berwarna,

tidak berbau, manis diikuti rasa hangat

Rumus molekul : C3H8O3

Bobot molekul :92.10

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, etanol (95%) P,

kloroform P, eter P

Kegunaan : Sebagai antimikroba, pelarut, pemanis, humectans,

plastizer, emollient

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini sudah dilaksanakan di Laboratorium Penelitian 1 Program

Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahap penyiapan dan pembuatan bahan uji yaitu

ekstrak etanol 70% herba kemangi. Pembuatan losion dari ekstrak etanol herba

kemangi 70% dilakukan di Laboratorium Penelitian 2 Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini sudah dilakukan pada Bulan Maret – Mei 2014.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

3.3.1 Bahan Uji

Bahan uji yang digunakan adalah ekstrak 70% etanol herba kemangi

(Ocimum americanumL.).

3.3.2 Bahan Kimia

Bahan-bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Paraffin

Liquid, Cetyl alkohol, isopropyl myristat, Asam stearat, Lanolin, Trietanolum,

BHT, Dimethicon, Propilenglikol, Metil Paraben, Propil paraben, Aquades.

3.3.3 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 4 buah botol

maserasi, kertas saring Whatman,Rotary Evaporator Eyela N-1000, wadahuntuk

penyimpanan, Beker glass, Erlenmeyer, Corong dan botol gelas, timbangan

analitik, viskometer Brookfield (Visco tester 6R ), pH meter, lumpang dan alu,

penangas air, homogenizer, gelas obyek dan gelas penutup, sentrifuge, alat

destilasi.

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

24

3.4 Prosedur penelitian

3.4.1 Determinasi Tanaman Herba Kemangi (Ocimum americanum)

Pemeriksaan atau determinasi tanaman dilakukan di Herbarium

Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Bogor, Jawa Barat. Pemeriksaan ini

bertujuan untuk mengetahui apakah spesies ocimum yang digunakan adalah

spesies americanum.

3.4.2 Penyiapan Simplisia

Simplisia herba kemangi (Ocimum americanum) yang digunakan adalah

tanaman segar herba kemangi (Ocimum americanum) yang diperoleh dari

perkebunan kemangi yang berada di Desa Grogol Kecamatan Limo, Depok.

Herba kemangi yang diperoleh dibersihkan dengan air mengalir sesuai

dengan parameter yang telah ditetapkan, seperti sortasi basah, pencucian dengan

air, dikeringkan pada suhu ruangan. Selanjutnya dilakukan sortasi kering,

penggilingan dengan menggunakan blender hingga diperoleh serbuk simplisia.

3.4.3 Pembuatan Ekstrak

Sebanyak 500 gr serbuk simplisia herba kemangi diekstraksi dengan

metode maserasi di dalam botol gelap bertutup pada suhu kamar sambil sesekali

diaduk. Maserasi dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol 70 % yang

didestilasi sampai diperoleh maserat jernih di dalam botol gelap pada suhu kamar

dan sesekali diaduk. Ekstrak etanol dipekatkan dengan cara menguapkan

pelarutnya menggunakan rotary evaporator pada suhu sekitar 40oC hingga

diperoleh ekstrak kental.

3.4.4 Pengujian Karakteristik Ekstrak

1. Organoleptik

Pengamatan organoleptik dengan menggunakan pancaindera untuk

mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa (Sampurno, 2000).

2. Kadar air

Penetapan kadar air dilakukan dengan cara destilasi toluena. Toluena yang

digunakan dijenuhkan dengan air terlebih dahulu, setelah dikocok didiamkan,

kedua lapisan air dan toluena akan memisah, lapisan air dibuang. Sebanyak 10g

ekstrak yang ditimbang dengan seksama dimasukkan ke dalam labu alas bulat dan

ditambahkan toluena yang telah dijenuhkan dengan air. Alat dipasang dan toluena

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

25

dituangkan ke dalam tabung penerima melalui pendingin. Labu dipanaskan hati-

hati selama 100 menit, setelah toluena mulai mendidih, penyulingan diatur 2

tetes/detik, lalu 4 tetes/detik. Setelah semua toluena mendidih, pendingin dicuci

dengan toluena sambil dibersihkan dengan sikat kecil dan sulingan dilanjutkan

selama 5 menit. Dibiarkan tabung penerima mendingin sampai temperatur kamar.

Setelah lapisan air dan toluena memisah sempurna, volume air dibaca dan

dihitung kadar air dalam persen terhadap berat ekstrak semula. (Saifudin, Rahayu

& Teruna, 2011).

3. Kadar Abu

Sebanyak 2 gram ekstrak yang telah digiling ditimbang seksama,

dimasukkan ke dalam krus platina yang telah ditara, ratakan dipijarkan perlahan-

lahan, kemudian suhu dinaikkan secara bertahap hingga 675oC(± 25

oC) sampai

bebas karbon, dinginkan dan tetapkan bobot abu (Sirait, 1979; Soesilo, 1995).

Selanjutnya kadar abu ekstrak dihitung dengan rumus (AOAC, 1999):

3.4.5 Penapisan Fitokimia

Penapisan fitokimia dilakukan pada ekstrak etanol herba kemangi sesuai

dengan metode standar menurut Ayoola, et al (2008) dan Wijono (2003).

1. Identifikasi Golongan Alkaloid

Sebanyak 0,5 gram ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi,

ditambahkan 10 ml asam alkohol ke dalam ekstrak dan diaduk sambil dipanaskan,

kemudian disaring dengan kertas saring dan dinginkan pada suhu ruangan. Ke

dalam 5 mL filtrat ditambahkan 2 mL ammonia encer, kemudian ditambahkan 5

mL kloroform dan diaduk. Selanjutnya lapisan kloroform diekstraksi dengan 10

mL asam asetat.Hasil ekstraksi ini dibagi ke dalam 2 tabung reaksi.Pada tabung

reaksi pertama ditambahkan pereaksi Mayer dan pada tabung reaksi kedua

ditambahkan pereaksi Draggendorf.Terbentuk warna putih kekuningan dengan

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

26

pereaksi Mayer atau merah kecoklatan dengan pereaksi Draggendorff

menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid.

2. Identifikasi Golongan Flavonoid

Sebanyak 1 gram ekstrak ditambahkan 100 mL aquadest, dididihkan selama

5 menit, disaring dengan kertas saring. 5 mL filtrat dimasukkan ke dalam tabung

reaksi, ditambahkan serbuk atau lempeng magnesium secukupnya dan 1 mL HCL

pekat secara serentak, ditambahkan 2 mL amilalkohol dikocok dengan kuat,

dibiarkan hingga memisah dan terbentuk warna dalam larutan amilalkohol

menunjukan adanya senyawa flavonoid.

3. Identifikasi Golongan Saponin

Sebanyak 0,5 gram ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi,

ditambahan 5 mL aquadest, tabung reaksi ditutup dan dikocok kuat.

Terbentuknya busa yang stabil selama beberapa menit menunjukan adanya

golongan senyawa saponin.

4. Identifikasi Golongan Tanin

Sebanyak 0,5 gram ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian

ditambahkan 10 mL aquadest, dididihkan dan disaring dengan kertas saring. Ke

dalam filtrat ditambahkan beberapa tetes FeCl3 0,1 %. Terbentuk warna Coklat

atau biru kehitaman menunjukan adanya golongan tannin.

5. Identifikasi Golongan Steroid dan Triterpenoid

Sebanyak 0,5 gram ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi

ditambahkan dengan 2 mL kloroform, diaduk beberapa menit, didiamkan dan

disaring. Ditambahkan 3 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat

pekat(pereaksi Lieberman-Burchad), terbentuk warna hijau yang menunjukkan

adanya senyawa golongan steroid atau merah yang menunjukkan adanya senyawa

golongan triterpenoid.

6. Identifikasi Golongan Karbohidrat

Sebanyak 0,5 gram ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan

ditambahkan 5 mL aquadest. Ditambahkan beberapa tetes larutan fehling A dan

fehling B, dididihkan. Diamati untuk perubahan warna yang terjadi menunjukkan

adanya karbohidrat.

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

27

3.5 Pembuatan Losion

3.5.1 Penyusunan Formula Sediaan Losion (Martin, 1993)

Sediaan losion mengacu pada formula sebagai berikut :

Bahan %

Mineral Oil 2,4

Isopropyl myristate 2,4

Stearic acid 2,9

Lanolin 0,5

Cetyl alcohol 0,4

Glyceryl stearat 1,0

Trietanolamine 0,95

Propylene glycol 4,8

Quaternium – 19 0,2

Water 84,45

Losion adalah emulsi cair yang terdiri dari fase minyak dan fase cair yang

distabilkan oleh emulgator. Losion yang dibuat terdiri dari tiga formula dengan

konsentrasi asam stearat. Asam stearat adalah jenis asam lemak dengan rantai

hidrokarbon yang panjang, dalam formulasi topikal asam stearat digunakan

sebagai pengemulsi. Tujuan memvariasikan konsentrasi asam stearat yaitu untuk

mendapatkan formula losion yang stabil secara fisik. Dalam formulasi losion

ekstrak etanol 70% herba kemangi ini dilakukan variasi formula dengan berbagai

konsentrasi emulgator (asam stearat) sebagai berikut :

Bahan Formula

I II III

Ekstrak kemangi 2 % 2 % 2 %

Paraffin liquid 2,5 % 2,5 % 2,5 %

Isopropyl myristate 2,5 % 2,5 % 2,5 %

Cetyl alcohol 2 % 2 % 2 %

Asam stearat 2 % 4 % 5 %

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

28

Lanolin 1 % 1 % 1 %

Dimethicon 1 % 1 % 1 %

Trietanolamin 0,5 % 0,5 % 0,5 %

BHT 0,01 % 0,01 % 0,01 %

Propilen glikol 5 % 5 % 5 %

Metil paraben 0,12 % 0,12 % 0,12 %

Propil paraben 0,1 % 0,1 % 0,1 %

Aquadest ad 100 ml 100 ml 100 ml

3.5.2 Pembuatan Formula Sediaan Losion

Prosedur pembuatannya adalah mencampur fase air ke dalam fase minyak:

1. Semua bahan ditimbang, panaskan lumpang

2. Fase minyak (Paraffin liquid, Cetyl alcohol, Asam stearat, Lanolin, BHT)

dilebur di atas penangas air dalam susu 70 – 80°C sampai melebur

3. Fase air (Propilen glikol, Trietanolanum, Metil paraben, Propil paraben)

panaskan aquadest pada suhu 70 - 80°C untuk melarutkan Metil paraben

dan Propil paraben

4. Setelah fase minyak mencair, masukkan ke dalam lumpang panas, gerus

perlahan, kemudian tambahkan fase air sedikit demi sedikit gerus sampai

rata

5. Tambahkan ekstrak etanol 70% herba kemangi sesuai dengan konsentrasi,

kemudian gerus hingga homogen

6. Setelah homogen masukkan sediaan pada wadah dan simpan pada suhu

kamar.

3.6 Evaluasi SediaanLosion

Evaluasi dilakukan setelah sediaan losion terbentuk dan setelah

penyimpanan selama 4 minggu.

1. Penampilan losion

Penampilan losion meliputi warna dan bau losion

2. Homogenitas

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

29

Losion dioleskan di atas kaca objek, kemudian dikatupkan dengan kaca

objek lain lalu diamati kehomogenan losion tersebut

3. pH (Martin A., 1993)

Elektroda dicuci dan dibilas dengan air suling kemudian dilakukan

kalibrasi pH meter dan dapar fosfat ekimolar dan kalium biftalat lalu

ditentukan pH dari losion

4. Viskositas (Martin A., 1993)

Penentuan viskositas bertujuan untuk mengetahui adanya perubahan

kekentalan pada setiap formulasi losion. Penentuan viskositas dilakukan

menggunakan viskometer Brookfield (Visco tester 6R). Cara : Sediaan

losion disiapkan dalam beker glass 100 ml. Kemudian memilih nomor

spindel yang akan digunakan. Power alat ditekan dan alat akan

mengkalibrasi terlebih dahulu. Setelah itu, memiliki rpm yang digunakan

lalu tekan enter. Pembacaan hasil viskositas dalam Cp. Pemeriksaan ini

menggunakan viskometer Brookfield

5. Sentrifugasi (Ansel HC., 1989)

Losion dimasukkan ke tabung sentrifugator kemudian alat diputar pada

kecepatan 3000 rpm selama 30 menit dan diamati terjadinya pemisahan

pada losion.

6. Uji stabilitas losion dengan pengaruh kenaikan suhu (Cycling Test)

Losion diuji sebanyak 6 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 1 hari

pada suhu 4°C dan 1 hari pada 40°C. Pemeriksaan uji stabilitas fisik

terhadap sediaan dilakukan pada awal siklus dan di akhir siklus.

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Determinasi Tanaman Herba Kemangi

Berdasarkan hasil determinasi yang dilakukan di Pusat Penelitian Biologi

LIPI Cibinong, Bogor, menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Ocimum americanum L. dengan family Lamiaceae.

4.1.2 Hasil Pengujian Parameter Ekstrak

Pengujian yang dilakukan terhadap ekstrak etanol 70% herba kemangi

meliputi pengujian organoleptik, uji penapisan fitokimia, uji kadar abu dan uji

kadar air.

Uji Organoleptik bertujuan untuk pengenalan awal dengan menggunakan

panca indera untuk mendeskripsikan bentuk, warna, bau dan rasa (Depkes RI,

2000). Hasil uji organoleptik dapat diketahui pada tabel 2.

Tabel 1. Hasil Uji Organoleptik Ekstrak

Karakteristik Hasil

Bentuk Ekstrak kental

Warna Hitam

Bau Bau kemangi

Rasa Agak pahit

Tabel 2. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

Golongan Senyawa Hasil

Alkaloid +

Flavonoid +

Tanin +

Saponin +

Steroid -

Triterpenoid +

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

31

Pemeriksaan kadar abu bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral di

dalam ekstrak. Untuk menguji kadar abu, ekstrak dipanaskan hingga senyawa

organik dan turunannya terdestruksi dan menguap sampai tinggal tersisa unsur

mineral dan organik saja (Arifin et al, 2006). Dari hasil pengujian, kadar abu

ekstrak kemangi cukup tinggi yaitu bernilai 21,83%. Tingginya kadar abu diduga

karena tingginya kandungan mineral internal kemangi. Menurut penelitian Aluko,

Oloyede, & Afolayan (2012), daun kemangi mengandung kalsium 50,72 + 1,77

g/kg, potassium 18,76 + 0,12 g/kg, magnesium 4,26 + 0,01 g/kg, Sodium 9,58 +

0,03 g/kg, Fe, P, Mn, Zn, Pb, Cd, dan vitamin C (Aluko, Oloyede & Afolayan,

2012).

Pemeriksaan kadar air ekstrak bertujuan untuk menetapkan residu air

setelah proses pengentalan atau pengeringan. Dari hasil pengujian, kadar air

ekstrak bernilai 9,38%. Artinya telah memenuhi persyaratan kadar air. Range

kadar air tergantung kepada jenis ekstrak yang diinginkan. Menurut Voight (1994)

dalam Saifudin (2011) range kadar air tergantung terhadap jenis ekstrak yang

diinginkan : ekstrak kering <5%, ekstrak kental 5-30%, ekstrak cair > 30%.

Penapisan fitokimia bertujuan untuk mengetahui keberadaan golongan

metabolit sekunder yang terdapat di dalam ekstrak tersebut secara kualitatif. Hasil

uji penapisan fitokimia ekstrak kemangi dapat dilihat pada table 3. Dari tabel

dapat dilihat bahwa ekstrak kemangi mengandung senyawa golongan alkaloid,

flavonoid, saponin, tanin dan triterpenoid.

Penapisan fitokimia terhadap ekstrak ini bertujuan untuk mengetahui

apakah senyawa yang diharapkan tersebut masih terkandung dalam ekstrak serta

untuk mengetahui pengaruh metode ekstraksi yang digunakan dalam menarik

senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam simplisia. Hal ini

menunjukkan bahwa senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam kemangi

ini terekstraksi dengan baik oleh pelarut etanol 70%.

4.1.3 Hasil Evaluasi Sediaan Losion pada Penyimpanan Suhu Kamar

(27°C)

Pada pengujian stabilitas ini dilakukan terhadap ketiga formulasi losion.

Pada setiap formula losion terdapat variasi konsentrasi Asam stearat

(emulgatornya). Ketiga formula losion tersebut disimpan pada suhu ruangan

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

32

(27°C) selama 4 minggu dan diperiksa stabilitas fisik sediaan losion setiap

minggunya terhadap homogenitas, pH, sentrifuge dan viskositas.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Penampilan dan Homogenitas Losion

Formula Penampilan dan Homogenitas minggu ke-

0 1 2 3 4

F1 Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

Warna Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua

Bau Aromatik

kemangi

Aromatik

kemangi

Aromatik

kemangi

Aromatik

kemangi

Aromatik

kemangi

F2 Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

Warna Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua

Bau Aromatik

kemangi

Aromatik

kemangi

Aromatik

kemangi

Aromatik

kemangi

Aromatik

kemangi

F3 Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

Warna Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua

Bau Aromatik

kemangi

Aromatik

kemangi

Aromatik

kemangi

Aromatik

kemangi

Aromatik

kemangi

Keterangan : F1 = Formulasi losion dengan asam stearat 2%

F2 = Formulasi losion dengan asam stearat 4%

F3 = Formulasi losion dengan asam stearat 5%

Tabel 4. Hasil Uji pH Losion

Formula pH minggu ke-

0 1 2 3 4

F1 6,68 6,77 6,81 6,89 6,92

F2 6,525 6,62 6,68 6,72 6,76

F3 6,8 7,0 7,07 7,11 7,23

Keterangan : F1 = Formulasi losion dengan asam stearat 2%

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

33

F2 = Formulasi losion dengan asam stearat 4%

F3 = Formulasi losion dengan asam stearat 5%

Tabel 5. Hasil Uji Sentrifugasi Losion

Formula Sentrifugasi minggu ke-

0 1 2 3 4

F1 - - - - -

F2 - - - - -

F3 - - - - -

Keterangan : F1 = Formulasi losion dengan asam stearat 2%

F2 = Formulasi losion dengan asam stearat 4%

F3 = Formulasi losion dengan asam stearat 5%

(-) tidak terjadi pemisahan

(+) terjadi pemisahan

Tabel 6. Hasil Uji Viskositas Losion

Formula Viskositas minggu ke-

0 1 2 3 4

F1 7510 8120 8550 8730 8920

F2 9350 9678 9910 10230 10450

F3 14120 14470 14850 15210 15520

Keterangan : F1 = Formulasi losion dengan asam stearat 2%

F2 = Formulasi losion dengan asam stearat 4%

F3 = Formulasi losion dengan asam stearat 5%

4.1.4 Evaluasi Hasil Uji Stabilitas Cycling Test pada suhu 4°C dan 40°C

Uji ini dilakukan sebanyak 6 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 1 hari

pada suhu 4°C dan 1 hari pada 40°C. Pemeriksaan uji stabilitas fisik terhadap

sediaan dilakukan pada awal siklus dan di akhir siklus.

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

34

Tabel 7. Hasil pemeriksaan penampilan dan homogenitas losion

Formula Penampilan dan homogenitas losion

Siklus awal Siklus akhir

F1 Warna hijau tua, berbau aromatik,

homogen

Warna hijau tua, berbau aromatik,

homogen

F2 Warna hijau tua, berbau aromatik,

homogen

Warna hijau tua, berbau aromatik,

homogen

F3 Warna hijau tua, berbau aromatik,

homogen

Warna hijau tua, berbau aromatik,

bagian atas sedikit mengeras

Keterangan : F1 = Formulasi losion dengan asam stearat 2%

F2 = Formulasi losion dengan asam stearat 4%

F3 = Formulasi losion dengan asam stearat 5%

Tabel 8. Hasil pemeriksaan pH

Formula pH

Siklus awal Siklus akhir

F1 6,77 6,9

F2 6,62 6,68

F3 7.0 7,13

Keterangan : F1 = Formulasi losion dengan asam stearat 2%

F2 = Formulasi losion dengan asam stearat 4%

F3 = Formulasi losion dengan asam stearat 5%

Tabel 9. Hasil pemeriksaan sentrifugasi

Formula Sentrifugasi

Siklus awal Siklus akhir

F1 - -

F2 - -

F3 - +

Keterangan : F1 = Formulasi losion dengan asam stearat 2%

F2 = Formulasi losion dengan asam stearat 4%

F3 = Formulasi losion dengan asam stearat 5%

(-) tidak terjadi pemisahan

(+) terjadi pemisahan

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

35

Tabel 10. Hasil pemeriksaan viskositas

Formula Viskositas

Siklus awal Siklus akhir

F1 8120 8940

F2 9760 10310

F3 14470 15870

Keterangan : F1 = Formulasi losion dengan asam stearat 2%

F2 = Formulasi losion dengan asam stearat 4%

8F3 = Formulasi losion dengan asam stearat 5%

4.2 Pembahasan

Losion adalah emulsi cair yang terdiri dari fase minyak dan fase air yang

distabilkan oleh emulgator. Komponen-komponen dasar pembentuk losion antara

lain bahan pelindung, pelembut, pelembab, pengental, pembentuk lapisan film

serta emulgator(Lachman, 1994). Pada penelitian formulasi losion ini

menggunakan ekstrak etanol 70% herba kemangi (Ocimum americanum).

Pada umumnya sediaan kosmetik dibuat dalam bentuk emulsi karena

alasan harga yang lebih murah, lebih mudah dibuat, lebih enak dipakai karena

tidak begitu lengket, dan lebih cepat menyebar ke permukaan. Beberapa

emulsifier yang digunakan dalam emulsi antara lain natrium lauril sulfat, asam

stearat, trietanolamin stearat, self emulsifying glyceryl monostearat dan

sebagainya (Wasitaatmadja, S.M., 1997).

Losion yang dibuat terdiri dari 3 formula dengan variasi konsentrasi asam

stearat. Asam stearat adalah jenis asam lemak dengan rantai hidrokarbon yang

panjang, dalam formulasi topikal, asam stearat digunakan sebagai pengemulsi.

Tujuan memvariasikan konsentrasi asam stearat yaitu untuk mendapatkan formula

losion dengan kualitas dan stabilitas fisik yang baik.

Ekstrak etanol 70% herba kemangi juga dilakukan uji parameter

organoleptik, uji penapisan fitokimia, uji kadar abu dan uji kadar air. Uji

Organoleptik bertujuan untuk pengenalan awal dengan menggunakan panca

indera untuk mendeskripsikan bentuk, warna, bau dan rasa. Pemeriksaan kadar

abu bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral di dalam ekstrak.

Pemeriksaan kadar air ekstrak bertujuan untuk menetapkan residu air setelah

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

36

proses pengentalan atau pengeringan. Penapisan fitokimia bertujuan untuk

mengetahui keberadaan golongan metabolit sekunder yang terdapat di dalam

ekstrak tersebut secara kualitatif.

Losion dibuat dengan metode pencampuran dua fase, yaitu fase minyak

dan fase air. Kedua fase dipanaskan terpisah, setelah melebur keduanya dilebur

menjadi satu dimana fase air ditambahkan ke dalam fase minyak dalam keadaan

panas-panas, kemudian diaduk sampai homogen. Setelah itu, masa pencampuran

digerus di dalam lumpang hingga mencapai suhu kamar dan terbentuk massa

losion yang homogen. Formula losion yang dibuat dibedakan berdasarkan

konsentrasi asam stearat yaitu terbagi dalam tiga konsentrasi yaitu 2%, 4% dan

5%. Evaluasi losion meliputi pemeriksaan organoleptis, pemeriksaan

homogenitas, pemeriksaan derajat keasaman (pH), pemeriksaan sentrifugasi, serta

pemeriksaan cycling test terhadap tiga formula.

Semua formula memiliki homogenitas yang baik seperti yang dapat dilihat

pada tabel 3, dibuktikan dengan tidak adanya granul-granul kasar pada permukaan

kaca objek. Secara keseluruhan wujud dan warna losion bagus. Pada minggu

pertama hingga minggu ke-4 semua formula mengalami kenaikan pH seperti pada

tabel 4.

pH kulit manusia berkisar antara 4,5 – 7 sedangkan dari hasil uji pH

didapatkan bahwa pH losion pada berbagai formulasi berkisar antara 6,525 – 7,11.

Kesesuaian nilai pH kulit dengan losion mempengaruhi penerimaan kulit terhadap

losion. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa sediaan losion ini relatif aman

terhadap pemakaian kulit.

Pada uji stabilitas cycling test pun nilai pH setiap formula losion

mengalami kenaikan di akhir siklus seperti pada tabel 8. Uji cycling test ini

dilakukan pada suhu 4°C dan 40°C selama 6 siklus.

Tapi setelah dilakukan uji cycling test selama 6 siklus pada suhu 4°C dan

40°C, semua formula menunjukkan homogenitas yang baik di akhir siklus, tetapi

pada formulasi F3 (konsentrasi asam stearat 5%) terjadi perubahan pada bagian

atas losion warnanya menjadi lebih tua dan sedikit mengeras (tabel 7). Hal ini

terjadi karena pembekuan dapat merusak suatu emulsi lebih dari pemanasan,

karena kelarutan pengemulsi, baik dalam fase minyak maupun dalam fase cair,

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

37

lebih sensitif terhadap pendinginan daripada terhadap pemanasan sedang

(Lachman, 1994), sehingga menyebabkan sediaan menjadi tidak stabil.

Hasil uji sentrifugasi menunjukkan tidak terjadi pemisahan fasa baik pada

penyimpanan suhu kamar dan cycling test. Namun pada formula F3 (konsentrasi

asam stearat 5%) pada minggu ke-4 pada uji cycling test terjadi pemisahan (tabel

9) yangmenunjukkan sediaan losion formula F3 (konsentrasi asam stearat 5%)

tidak stabil. Hal ini disebabkan karena viskositas losion dapat meningkat dengan

meningkatnya umur sediaan tersebut sehingga nilai viskositas dapat meningkat

dari minggu ke minggu. Kekentalan dalam formula losion dapat terjadi karena

adanya penguapan, sehingga kadar air yang terkandung di dalam losion

berkurang.

Viskositas adalah suatu parameter yang menyatakan tahanan yang

mencegah zat untuk mengalir. Semakin tinggi viskositasnya semakin tinggi pula

tahanannya (Voight, 1994). Pada awal pembuatan losion terlihat bahwa semakin

tinggi konsentrasi asam stearat semakin tinggi pula viskositas losionnya seperti

yang dapat dilihat pada tabel 6. Hal ini disebabkan karena asam stearat dalam

formula ini berguna sebagai emulgator, semakin tinggi konsentrasi emulgator

maka akan terjadi peningkatan viskositas. Semua formula losion mengalami

peningkatan kekentalan baik pada uji stabilitas pada suhu ruang maupun pada

stabilitas cycling test (tabel 10). Hal ini disebabkan karena viskositas sediaan

losion dapat meningkat dengan meningkatnya umur sediaan losion tersebut,

sehingga dari minggu ke minggu nilai viskositas formula losion semakin

meningkat. Kekentalan pada formula losion dapat terjadi karena adanya

penguapan, sehingga kadar air yang terkandung dalam losion semakin berkurang.

Viskositas sediaan semisolid dapat meningkat dengan meningkatnya umur

sediaan tersebut (Lachman,1994).

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

38

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Ekstrak etanol 70% herba kemangi dapat dibuat menjadi sediaan

losion yang stabil pada konsentrasi asam stearat 2% dan 4%

berdasarkan hasil uji homogenitas, pH, sentrifugasi dan viskositas.

Sedangkan sediaan losion dengan konsentrasi asam stearat 5%

tidak stabil ditandai dengan adanya pemisahan pada uji

sentrifugasi.

5.2 Saran

1. Dilakukan penelitian lanjutan untuk repelan terhadap nyamuk

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

39

DAFTAR PUSTAKA

Ansel HC. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi IV. Diterjemahkan

oleh Farida I. UI Press.

Ayoola, G.A., Coker, H,A,B., Adesegun, S.A., Adepujo-Bello, A.A., Obaweya,

K., Wzennia, E.C and Atangbayila, T.O. 2008. Phytochemical Screening

and Antioxidant Acitivities of Some Selected Medicinal Planrs Used for

Malaria Therrapy in Southwestern Nigeria, Trop. J. Pharm. Res., 7 (3),

1019-1024

Balsam MS, Sagarin E. 1970. Cosmetic Science and Technology 2nd

ed Volume I.

Willey Interscience. New York. Hal 181 – 211.

Behera, Panigrahi, Babu, & Ranabu. 2012. Evaluation of Antioxidant Activity of

Ocimum canum Hydroalcoholic Leaf Extract in the of Hepatic Ischaermia.

International Journal of Institutional Pharmacy and Life Science. 2(2):

ISSN : 2249-6807

BPOM. 2005

Calvalcanti E. S. B., Morais S. M. Lima M. A. A., Santana E. W. P. 2004.

Larvacidal Activity of Essential Oils from Brazillians Plants againts Aedes

aegypti L. Mem. Inst. Oswaldo Cruz. 99: 541-544

Chowdhury N., Ghosh A., Chandra G., 2008. Mosquito Larvacidal Activities of

Solanum villosum Berry Extract Againts Dengue Vector Stegomyiaaegypti.

BMC Complement Altern. Med. 8:10

D. Sai Koteswar Sarma and A. Venkata Suresh Babu. 2011. Pharmacognostic and

phytochemical studies of Ocimum americanum, J. Chem. Pharm. Res.,

2011, 3(3):337-347

Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen

Kesehatan RI. Jakarta. Hal. 19 – 20

Departemen Kesehatan RI. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Departemen

Kesehatan RI. Jakarta. Hal. 23 – 35

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Direktorat

Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta. Hal. 1221-1223

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

40

Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standard UmumEkstrak Tumbuhan

Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.

Dhale, Birari, & Dhulgande. 2010. Premliminary Screening of Antibacterial and

Phytochemical Studies of Ocimum americanum Linn. Journal of

Ecobiotechnology ISSN 2077-0464

Fahri Irwan. 2011. Aktivitas Antidiabetes dan Analisis Fitokimia Ekstrak Air dan

Etanol Daun Wungu (Graptophyllum pictum (L) Griff). Institut Pertanian

Bogor

Ghosh A., Chowdhury N., Chandra G. 2008. Laboratory evaluation of a

Phytosteroid Compound of Mature Leaves of Day Jasmine(Solanaceae:

Solanales) Againts Larvae of Culex guinguefasciatus (Diptera :Culicidae)

Hadipoentyanti dan Wahyuni. 2008. Keragaman Selasih (Ocimum spp)

Berdasarkan Karakter Morfologi, Produksi, dan Mutu Herba. Jurnal Littri.

14 (4). Hal. 141-148

Harbone J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Penerbit ITB: Bandung. Hal 6-9.

Joseph C.C., Ndoile M. M., Malima R. C., Nkunya M. H. 2004. Larvacidal and

Mosquitocidal extracts a coumarin, isoflavanoids, and pterocarpans from

Neorauta neniamiti. Trans. Res. Soc. Trop. Med. Hyg. 98: 451-455

Khanna V. G., Kannabiran K. 2007. Larvacidal Effects of Hemidesmus indicus,

Gymnena sylvestre, and Eclipta prostrata Againts Culexqinquifaciatus

mosquito larvae. Afr. J. Biotechnol. 3 : 307 - 311

Lachman L, Liberman HA, Kaning JL. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Jilid II

Edisi III. Diterjemahkan oleh Siti. S. UI Press. Jakarta. Hal.1079-1083,

1102, 1104-1105, 1110, 1112

Martin A, Swarbick. J. Farmasi Fisik. Edisi III. Diterjemahkan oleh Yoshita.

Jakarta : UI Press; 1993. Hal 1143, 1155

Martono, Hadipoentyanti & Udamo. 2004. Plasma Nutfah Insektisida Nabati.

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat; Pengembangan Teknologi

TRO Vol. XVI, No. 1. Hal: 110-123

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

41

Namita and Nimisha. 2013. Development and Evaluation of Herbal

Cosmeceutical for Skin Care, Apr 2013, Int J PharmBio Sci ; 4(2) : (P) 886

- 92

Pitojo, Setijo. 1996. Kemangi dan Selasih. Trubus Agriwidya : Unggara.

Reynold JEF. 1993 Martindale The Ekstra Pharmacope. Ed 30th

. The

Pharmaceutical Press. London. Hal. 1068

Saifudin, A., Rahayu, & Teruna. 2011. Standarisasi Bahan Obat Alam. Graha

Ilmu : Yogyakarta

Sampurno.2000. Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisional. Cetakan

Pertama. Direktorat Jendral POM: 13-19

Sand Mountain Herbs e/o Larry Chandler 321 Country Road 18 Fyffe, AL 35971

Email [email protected]). Retrieved 2 August, 2007

Sarker, Satyajit D., Zahid Latif, & Alexander I. Gray (Ed). 2006. Natural

Products Isolation. Totowa : Humana Press

Sarma & Babu. 2011. Pharmacognostic and Phytochemical Studies of Ocimum

americanum. J. Chem. Pharm. Res., 3(3) : 337-347

Shadia, El-Azis, Omer, & Sabra. 2007. Chemical Compositionof Ocimum

americanum Essential Oil and Its Biological Effects Againts, Agrotis

ipsilon, (Lepidoptera : Noctuidae). Research journal of Agriculture and

Biological Science, 3 (6) : 740-747

Sirait, M. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Tiga. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. Jakarta

Siemonsma, J.S dan Pliuek, Kasem. 1994. Plants Resources of South East Asia

No.8 Vegetables. Bogor, Indonesia. Hal. 218-220

Tawatsin A, Wratten SD, Scott RR, Thavaru U, Techa damrongsin

Y.2001.Repellency of Volatile Oils frim plants againts Three mosquito

vectors. J Thaeboon, S dan Thaweboon, B.2009. Invitro Antimicrobial

Activity of Ocimum americanum L Essential Oil Againts Oral

Microorganisms. Department of Microbiology Faculty of Dentistry Mahidol

University Bangkok; Thailan journal of vector acology, 26 (1):76-82

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

42

Teun Dekker, Rickard Ignell, Maedot Ghebru, Robert Glinwood and Richard

Hopkins. 2011. Identification of Mosquito Repellent Odours from Ocimum

forsklei, Parasites & Vectors, 2011 4:183.

T. C. Kazembe and M. Chaibva. 2012. Mosquito Repellency of Whole Extracts

and Volatile oils of Ocimum americanum, Jatropha curcas and Citrus

limon, Bull. Environ. Pharmacol. Life Sci.; Volume 1 [8] July 2012: 65 -

°©‐ 71

Thaweboon, S. & Thaweboon, B. 2009. In Vitro Antimicrobial Activity of

Ocimum americanum L. Essential Oil Againts Oral Microorganisms.

Department of Microbiology, Faculty of Dentistry, Mahidol University

Bangkok : Thailand

Verna & Kothiyal. 2012. Pharmacological Activities of Different Species of Tulsi.

International Journal of Biopharm& Phytochemical Research; Vol. 1 (1).

Hal:21-37.

Voight R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi V. Diterjemahkan oleh

Noerono, S. UGM Press; 1995. Hal 399, 440, 438, 442-443, 564

Wade A., Weller P. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipientsed 2nd

. The

Pharmaceutical Press. London. Hal. 99, 127, 204, 310-314, 407, 411, 494,

538

Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Penerbit Universitas

Indonesia. Hal. 111-116

Winda N., Eko B., Ardi Y. W. Hendry S. 2012. Pemanfaatan Ekstrak Daun

Kemangi (Ocinum Canum) Sebagai Permen Herbal Pencegah Bau Mulut.

Jurusan Pendidikan Kimia, UNY, Yogyakarta

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

43

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

44

LAMPIRAN

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA...pemakaian topikal baik berbentuk emulsi maupun suspensi. Evaluasi sediaan losion meliputi organoleptis, tipe krim losion, pH, viskositas, sentrifugasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

45

Lampiran 1. Skema pembuatan dan evaluasi losion

Evaluasi

pH Organoleptis Viskositas Sentrifugasi Cycling Test

Fase minyak Fase air

Paraffin cair, isopropil myristate, Lanolin, asam

stearat, setil alkohol, dimetikon, propilen glikol,

BHT

TEA, metil paraben, propil paraben

Pencampuran

Penambahan ekstrak etanol 70% herba kemangi

Sediaan

Pembuatan losion