Upload
trankiet
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UJI APLIKASI BERBAGAI JENIS PUPUK UREA LEPAS LAMBATTERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
PAKCOY (Brassica rapa chinensis)
(Skripsi)
Oleh
Rizki Taufiqurrahman
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
UJI APLIKASI BERBAGAI JENIS PUPUK UREA LEPAS LAMBATTERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
PAKCOY (Brassica rapa chinensis)
Oleh
RIZKI TAUFIQURRAHMAN
Selama ini petani menggunakan sumber nitrogen dari pupuk urea konvensional
yang sifatnya mudah menguap dan tercuci sehingga pemberian pupuk urea
tersebut harus secara bertahap, yang berakibat ketidakefisienan dalam penggunaan
tenaga kerja. Oleh karena itu yaitu pemberian pupuk urea lepas lambat / Slow
release urea sebagai pengganti pupuk urea konvensional perlu diteliti/dikaji.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai jenis
pupuk urea lepas lambat terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy dan mengetahui
perbandingan penggunaan pupuk urea konvensional dan pupuk urea lepas lambat
terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy. Tiga jenis pupuk urea lepas lambat yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Slow release urea Bentonit, Slow release
urea BBA, dan Slow release urea Mesopori. Penelitian ini dilakukan dengan
enam perlakuan dan tiga sampel dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dengan tiga ulangan yang berfungsi sekaligus sebagai kelompok.
Rizki Taufiqurrahman
Hasil penelitian pemberian berbagai jenis urea lepas lambat pada tanaman sayuran
pakcoy menunjukkan bahwa semua perlakuan yang menggunakan pemupukan
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan yang tanpa pemupukan
dalam hal jumlah daun, lebar daun, lebar tajuk, bobot basah tanaman, dan bobot
kering tanaman. Ketiga jenis Slow release urea tidak menunjukkan perbedaan
pengaruh yang begitu signifikan terhadap tanaman pakcoy dibandingkan dengan
pupuk urea konvensional. Dari ketiga jenis pupuk urea lepas lambat, ditemukan
bahwa SRU BBA lebih memberikan peluang atau potensi yang lebih tinggi pada
pertumbuhan tanaman pakcoy dibandingkan SRU Bentonit dan SRU Mesopori.
Kata Kunci : pakcoy, Slow release urea, urea
UJI APLIKASI BERBAGAI JENIS PUPUK UREA LEPAS LAMBATTERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
PAKCOY (Brassica rapa chinensis)
Oleh
Rizki Taufiqurrahman
Skripsi
Sebagai Salah Satu untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan AgroteknologiFakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 1 Juni 1997. Penulis
merupakan anak keempat dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Abdurrahman
Suhairi dan Ibu Bastiah.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 3 Raja Basa Jaya,
Bandar Lampung pada tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama di SMPN 8
Bandar Lampung pada tahun 2011, dan Sekolah Menengah Atas di SMAN 13
Bandar Lampung pada tahun 2014. Pada tahun yang sama, penulis terdaftar
sebagai mahasiswa Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung.
Tahun 2017, penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Horti Park Lampung,
Lampung Selatan. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah mengikuti
organisasi Persatuan Mahasiswa Agroteknologi (Perma Agt) Universitas
Lampung.
Alhamdulillahirabill’alamin…………
Ku persembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku yang selalu mendo’akan,
memberi motivasi, selalu menyayangiku, dan seseorang serta sahabat yang selalu
memberiku semangat serta almamater tercinta.
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali
bagi orang-orang yang khusyu”
(Q.S. Al Baqarah: 45)
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum
kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang
pada diri mereka”
(Q.S. Ar Ra’d: 11)
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
Skripsi yang berjudul ” Uji Aplikasi Berbagai Jenis Pupuk Urea Lepas
Lambat Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pakcoy (Brassica rapa
chinensis)”. Skripsi ini disusun berdasarkan kegiatan penelitian yang
dilaksanakan dalam Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari
September sampai dengan November 2017.
Penulis mendapatkan bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak
dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas
Pertaian Universitas Lampung;
2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si. selaku ketua Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertaian Universitas Lampung;
3. Bapak Ir. Yohannes Cahya Ginting, M.P., selaku Pembimbing Utama, atas
ketersediaannya untuk memberikan bimbingan, motivasi, nasehat, arahan
dan kritik serta saran selama penelitian dan proses penyelesaian skripsi ini;
4. Ibu Dr. Lilis Hermida, S.T., M.Sc. selaku Pembimbing Kedua, atas
ketersediaannya untuk memberikan bimbingan, motivasi, nasehat, arahan
dan kritik serta saran selama penelitian dan proses penyelesaian skripsi ini;
5. Ibu Ir. Rugayah, M.P ., selaku Penguji sekaligus Pembimbing, atas
ketersediaannya untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan dan kritik
serta saran selama penelitian dan proses penyelesaian skripsi ini;
6. Dr. Ir. Maria Viva Rini, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan nasihat dan arahan kepada penulis;
7. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis;
8. Kedua orang tua penulis, Bapak Drs. Abdurrahman Suhairi dan Ibu Bastiah,
telah memberikan do’a , kasih sayang, bimbingan, semangat serta motivasi
kepada penulis;
9. Ketiga kakak dan satu adik penulis, Revi Lisdian Rahman S.Kes, Ridho
Setiawan Rahman S.Si, Ronal Kurniawan Rahman S.Kom, dan Reza
Rahmalia Rahman , yang telah memberikan doa, dukungan, dan motivasi
kepada penulis;
10. Diah Ayu Ratna Sari, seseorang yang telah memberikan doa, dukungan, dan
motivasi kepada penulis;
11. Teman-teman seperjuangan selama penelitian, Maulindra Putri Agsya dan
Afrida Suryani atas motivasi saat melakukan penelitian dan penyelesaian
skripsi;
12. Seluruh keluarga agroteknologi 2014 yang telah memberikan semangat, doa
dan motivasi kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi;
13. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung baik dalam pelaksanaan
penelitian maupun penyelesaian skripsi.
Penulis berharap semoga Allah SWT membalas seluruh kebaikan mereka dan
semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, 1 Agustus 2018
Penulis,
Rizki Taufiqurrahman
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xix
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 3
1.3 Landasan Teori ............................................................................ 3
1.4 Hipotesis ..................................................................................... 5
II. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK UMUM
2.1 Pakcoy (Brassica rapa var. chinensis) ....................................... 6
2.1.1 Biologi ............................................................................... 6
2.1.2 Teknik budidaya ................................................................ 6
2.2 Unsur Hara Nitrogen .................................................................. 7
2.3 Urea ............................................................................................ 8
2.4 Slow Release Urea (SRU) ........................................................... 9
2.4.1 Slow Release Urea (SRU) jenis Bentonit .......................... 9
2.4.2 Slow Release Urea (SRU) jenis Bentonit .......................... 10
2.4.3 Slow Release Urea (SRU) jenis Bentonit .......................... 11
xiv
III. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Tempat dan Waktu ..................................................................... 12
3.2 Bahan dan Alat ........................................................................... 12
3.3 Metode Penelitian ....................................................................... 13
3.4 Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 14
3.4.1 Persiapan media tanam .................................................. 14
3.4.2 Penyemaian .................................................................... 14
3.4.3 Pemindahan tanam ......................................................... 14
3.4.4 Pemupukan ..................................................................... 14
3.4.5 Pemeliharaan tanaman .................................................. 15
3.4.6 Pemanenan ..................................................................... 16
3.5 Variabel Pengamatan .................................................................. 16
3.5.1 Tinggi tanaman ............................................................... 16
3.5.2 Jumlah daun ................................................................... 16
3.5.3 Panjang daun .................................................................. 16
3.5.4 Lebar daun ...................................................................... 17
3.5.5 Lebar tajuk ...................................................................... 17
3.5.6 Bobot basah tanaman ..................................................... 17
3.5.7 Bobot kering tanaman .................................................... 17
3.5.8 Panjang akar .................................................................. 18
IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK UMUM
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 19
4.1.1 Tinggi tanaman ............................................................... 19
4.1.2 Jumlah daun .................................................................... 20
4.1.3 Panjang daun .................................................................. 21
4.1.4 Lebar daun ...................................................................... 21
4.1.5 Lebar tajuk ...................................................................... 22
4.1.6 Bobot basah tanaman ..................................................... 23
4.1.7 Bobot kering tanaman .................................................... 23
4.1.8 Panjang akar .................................................................. 24
4.2 Pembahasan ................................................................................ 25
xv
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ..................................................................................... 29
5.2 Saran ........................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tabel 11-42 ............................................................................................ 34
Gambar 3-13 ........................................................................................... 50
Perhitungan Kebutuhan Pupuk Pada Tanaman Pakcoy ......................... 58
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Koefisien perbandingan orthogonal kontras untuk pengaruhpemberian berbagai jenis pupuk urea terhadap pertumbuhantanaman sayuran pakcoy .......................................................... 14
2. Ringkasan hasil analisis ragam berbagai jenis pupuk urea lepaslambat terhadap tanaman pakcoy ............................................ 19
3. Nilai uji kontras berbagai jenis pupuk urea lepas lambatterhadap tinggi tanaman pakcoy ............................................... 20
4. Nilai uji kontras berbagai jenis pupuk urea lepas lambatterhadap jumlah daun tanaman pakcoy .................................... 20
5. Nilai uji kontras berbagai jenis pupuk urea lepas lambatterhadap panjang daun tanaman pakcoy ................................... 21
6. Nilai uji kontras berbagai jenis pupuk urea lepas lambatterhadap lebar daun tanaman pakcoy ........................................ 22
7. Nilai uji kontras berbagai jenis pupuk urea lepas lambatterhadap lebar tajuk tanaman pakcoy ....................................... 22
8. Nilai uji kontras berbagai jenis pupuk urea lepas lambatterhadap bobot basah tanaman pakcoy ..................................... 23
9. Nilai uji kontras berbagai jenis pupuk urea lepas lambatterhadap bobot kering tanaman pakcoy .................................... 24
10. Nilai uji kontras berbagai jenis pupuk urea lepas lambatterhadap panjang akar tanaman pakcoy .................................... 24
11. Data tinggi tanaman pakcoy ...................................................... 34
xvii
12. Uji homogenitas ragam untuk tinggi tanaman pakcoy ............. 34
13. Uji ketidakaditifan dan analisis ragam untuk tinggitanaman pakcoy ........................................................................ 35
14. Hasil uji orthogonal kontras untuk tinggitanaman pakcoy ........................................................................ 35
15. Data jumlah daun tanaman pakcoy ........................................... 36
16. Uji homogenitas ragam untuk jumlah dauntanaman pakcoy ........................................................................ 36
17. Uji ketidakaditifan dan analisis ragam untuk jumlah dauntanaman pakcoy ........................................................................ 37
18. Hasil uji orthogonal kontras untuk jumlah dauntanaman pakcoy ........................................................................ 37
19. Data panjang daun tanaman pakcoy ......................................... 38
20. Uji homogenitas ragam untuk panjang dauntanaman pakcoy ........................................................................ 38
21. Uji ketidakaditifan dan analisis ragam untuk panjang dauntanaman pakcoy ......................................................................... 39
22. Hasil uji orthogonal kontras untuk panjang dauntanaman pakcoy ......................................................................... 39
23. Data lebar daun tanaman pakcoy .............................................. 40
24. Uji homogenitas ragam untuk lebar daun tanaman pakcoy ...... 40
25. Uji ketidakaditifan dan analisis ragam untuk lebar dauntanaman pakcoy ........................................................................ 41
26. Hasil uji orthogonal kontras untuk lebar dauntanaman pakcoy ........................................................................ 41
27. Data lebar tajuk tanaman pakcoy .............................................. 42
28. Uji homogenitas ragam untuk lebar tajuk tanaman pakcoy ..... 42
29. Uji ketidakaditifan dan analisis ragam untuk lebar tajuktanaman pakcoy ........................................................................ 43
xviii
30. Hasil uji orthogonal kontras untuk lebar tajuktanaman pakcoy ........................................................................ 43
31. Data bobot basah tanaman pakcoy ........................................... 44
32. Uji homogenitas ragam untuk bobot basahtanaman pakcoy ........................................................................ 44
33. Uji ketidakaditifan dan analisis ragam untuk bobot basahtanaman pakcoy ........................................................................ 45
34. Hasil uji orthogonal kontras untuk bobot basahtanaman pakcoy ........................................................................ 45
35. Data bobot kering tanaman pakcoy .......................................... 46
36. Uji homogenitas ragam untuk bobot keringtanaman pakcoy ........................................................................ 46
37. Uji ketidakaditifan dan analisis ragam untuk bobot keringtanaman pakcoy ........................................................................ 47
38. Hasil uji orthogonal kontras untuk bobot keringtanaman pakcoy ........................................................................ 47
39. Data panjang akar tanaman pakcoy .......................................... 48
40. Uji homogenitas ragam untuk panjang akartanaman pakcoy ........................................................................ 48
41. Uji ketidakaditifan dan analisis ragam untuk panjang akartanaman pakcoy ........................................................................ 49
42. Hasil uji orthogonal kontras untuk panjang akartanaman pakcoy ........................................................................ 49
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tata letak percobaan .................................................................. 13
2. Tanaman pakcoy dengan pemberian pupuk Slowrelease urea BBA (c), Slow release urea Mesopori (d) ......... 21
3. Tanaman pakcoy tanpa pemupukan (a), pemberian pupukurea (b), NPK (c), Slow release urea Bentonit (d),pemberian pupuk Slow release urea BBA (e), Slow releaseurea Mesopori (f) ..................................................................... 50
4. Panjang akar perlakuan pupuk NPK (a), dan pupuk urea (b) .... 51
5. Tanaman pakcoy dengan pemberian pupuk urea (a), Slowrelease urea Bentonit (b), Slow release urea BBA (c),Slow release urea Mesopori (d) ............................................... 51
6. Tanaman pakcoy saat penyemaian (a), 1 MST (b), 2 MST (c),MST (d), 4 MST (e), 5 MST (f) ............................................... 52
7. Tanaman Pakcoy kelompok 1 .................................................... 53
8. Tanaman Pakcoy kelompok 2 .................................................... 53
9. Tanaman Pakcoy kelompok 3 .................................................... 53
10. Slow release urea Bentonit (a), BBA (b), Mesopori (c) ......... 54
11. Hasil analisis tanah sebelum tanam ........................................ 55
12. Hasil analisis tanah setelah panen ........................................... 56
13. Hasil analisis tanah awal sebelum pencampuran media ......... 57
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang
digemari oleh masyarakat Indonesia. Di Indonesia banyak terdapat jenis makanan
yang menggunakan daun pakcoy sebagai bahan makanan utama maupun sebagai
pelengkap. Pakcoy selain sebagai sayuran juga dapat bermanfaat bagi kesehatan
manusia, terutama yang mengkonsumsinya secara kontinyu. Pakcoy dapat
menghilangkan rasa gatal ditenggorokkan pada penderita batuk, penyembuh sakit
kepala karena mengandung vitamin dan zat gizi yang penting bagi kesehatan
manusia (Vivonda dkk., 2016).
Berdasarkan hasil dari berbagai penelitian didapatkan produktivitas tanaman
pakcoy dengan jarak tanam 20 x 20 cm sebesar 7,7 ton/ha (Prasasti dkk., 2014),
8,6 ton/ha (Wibowo dan Arum, 2013), 7,9 ton/ha (Purnomo dkk., 2016), dan 9,2
ton/ha (Wahyuningsih dkk., 2016). Dari hasil tersebut maka dapat dikatakan
bahwa produktivitas tanaman pakcoy masih terbilang rendah jika dibandingkan
dengan potensinya yaitu 30 ton/ha (Yuniarti A, 2017). Salah satu penyebab
rendahnya tingkat produktivitas tanaman ini diduga karena ketersediaan nitrogen
secara kontinyu selama pertumbuhan vegetatif tanaman tidak konsisten.
2
Selama ini petani menggunakan sumber nitrogen dari urea yang sifatnya mudah
menguap dan tercuci. Oleh karena itu pemberiannya tidak bisa sekaligus dengan
kata lain harus secara bertahap. Pemberian yang bertahap tidak efisien dalam
penggunaan tenaga kerja. Sebagai upaya untuk mengurangi kehilangan unsur hara
nitrogen, para peneliti memodikasi bentuk fisik dan kimia pupuk urea
konvensional menjadi pupuk urea lepas lambat atau Slow release urea, Urea yang
termodifikasi dapat memperlambat proses hidrolisis nitrogen di dalam tanah
(Xiaoyu dkk., 2013).
Pupuk dalam bentuk Slow release dapat mengoptimalkan penyerapan nitrogen
oleh tanaman karena Slow release fertilizer dapat mengendalikan pelepasan unsur
hara nitrogen sesuai dengan waktu dan jumlah yang dibutuhkan tanaman, serta
mempertahankan keberadaan nitrogen dalam tanah. Cara ini dapat menghemat
pemupukan tanaman yang biasanya dilakukan petani tiga kali dalam satu kali
musim tanam, cukup dilakukan sekali sehingga menghemat penggunaan pupuk
dan tenaga kerja (Nainggolan, 2009).
Sebelum dilepas untuk direkomendasikan pada petani maka perlu dilakukan
pengujian oleh karena itu peneliti melakukan penelitian untuk menguji urea yang
bersifat slow release pada tanaman pakcoy.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh pemberian berbagai sumber pupuk
nitrogen terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy?
3
2. Perlakuan manakah yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertunbuhan
tanaman pakcoy?
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh penggunaan berbagai sumber pupuk nitrogen terhadap
pertumbuhan tanaman pakcoy
2. Mengetahui pengaruh perlakuan terbaik dari berbagai sumber pupuk nitrogen
terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy
1.3 Kerangka Berfikir
Tanaman pakcoy dibudidayakan hanya pada fase vegetatif, sehingga unsur hara
nitrogen diperlukan oleh tanaman pakcoy secara terus menerus. Unsur hara
nitrogen di dalam tanah tidak selalu tersedia untuk tanaman, hal ini menyebabkan
kebutuhan unsur hara nitrogen tanaman tidak terpenuhi. Salah satu upaya
meningkatkan ketersediaan unsur hara nitrogen adalah pemupukan.
Pemberian urea sebagai sumber unsur hara nitrogen bagi tanaman dapat
memberikan hasil yang lebih baik, namun keberadaan unsur hara nitrogen dalam
tanah sangat mobile sehingga mudah hilang dari tanah melalui pencucian maupun
penguapan, untuk mengatasi masalah tersebut Urea biasanya diberikan 2 - 3 kali.
Hal ini menyebabkan kurang efisiennya pemupukan unsur hara nitrogen karena
boros tenaga kerja dan banyak unsur hara nitrogen yang hilang.
Untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman pakcoy dapat
dilakukan dengan pemberian pupuk nitrogen yang tepat sehingga diharapkan
4
dapat menunjang pertumbuhan maupun produksi tanaman yang optimal.
Pemupukan pada dasarnya untuk menambah unsur hara bagi tanaman untuk
tumbuh dan berkembang dengan baik, dimana pupuk yang digunakan harus tepat
jenis, cara, dan dosis.
Pentingnya unsur hara nitrogen pada metabolisme tanaman yaitu sebagai sintesis
klorofil. Klorofil berfungsi untuk menangkap cahaya matahari yang berguna
untuk pembentukan makanan dalam fotosintesis, kandungan klorofil yang cukup
dapat membentuk atau memacu pertumbuhan tanaman terutama merangsang
organ vegetative tanaman. Oleh karena itu, pupuk nitrogen yang diaplikasikan
diusahakan dapat lepas lambat dalam tanah.
Pupuk nitrogen yang dapat lepas lambat dalam tanah yaitu pupuk Slow release
urea. Slow release urea adalah pupuk urea yang sudah dimodifikasi untuk dapat
lepas lambat di dalam tanah dalam waktu tertentu. Diperlambatnya pelepasan
unsur hara nitrogen dapat diperoleh efisiensi pemupukan yang memberikan
dampak positif terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman pakcoy. Selain
itu, efisiensi tenaga kerja juga tercapai karena hanya cukup sekali pemberian
unsur hara sehingga keuntungan yang diperoleh dapat lebih besar.
5
1.4 Hipotesis
Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dapat diambil hipotesis
sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh dari pemberian berbagai sumber pupuk nitrogen terhadap
pertumbuhan tanaman pakcoy.
2. Terdapat pengaruh terbaik dari perlakuan sumber pupuk nitrogen terhadap
pertumbuhan tanaman pakcoy.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pakcoy (Brassica rapa var. chinensis)
2.1.1 Biologi
Pakcoy merupakan salah satu sayuran penting di Asia, atau khususnya di China.
Daun pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua dan mengkilat, tidak
membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar. Daun tersusun
dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun berwarna
putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging. Bunga berwarna kuning pucat.
Tinggi tanaman mencapai 15-30 cm. Serta pakcoy memiliki sistem perakaran
bercabang dan tunggang yang memiliki bentuk bulat dan menyebar di permukaan
tanah, biasanya akar dapat menembus tanah dengan kedalaman 30-50 cm
(Rubatzky dan Yamaguchy, 1998).
2.1.2 Teknik budidaya
Tanaman pakchoy dapat tumbuh baik di tempat dengan udara panas maupun
udara dingin sehingga dapat dibudidayakan di daerah dataran rendah maupun
dataran tinggi. Daerah dengan ketinggian antara 5 - 1200 meter dpl dapat ditanami
pakchoy, walaupun demikian budidaya pakchoy lebih banyak dilakukan di
dataran menengah dengan ketinggian antara 100-500 meter dpl.
7
Pakchoy menghendaki tanah yang remah, banyak mengandung humus, serta
memiliki drainase baik karena tidak menghendaki adanya genangan air (Haryanto
dkk., 2006).
Pakcoy ditanam dengan benih langsung atau dipindah tanam dengan kerapatan
tinggi, yaitu sekitar 20– 25 tanaman/m2, dan bagi kultivar kerdil ditanam dua kali
lebih rapat. Kultivar genjah dipanen umur 40-50 hari, dan kultivar lain
memerlukan waktu hingga 80 hari setelah tanam. Pakcoy memiliki umur pasca
panen singkat, tetapi kualitas produk dapat dipertahankan selama 10 hari, yakni
pada suhu kamar (25-270C) bila disimpan (Rubatzky dan Yamaguchy, 1998).
2.2 Unsur Hara Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur hara esensial bagi tanaman sehingga kekurangan
nitrogen menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan normal. Nitrogen
merupakan salah satu unsur hara yang diperlukan dalam jumlah paling banyak,
namun keberadaannya dalam tanah sangat mobil sehingga mudah
hilang dari tanah melalui pencucian maupun penguapan. Nitrogen merupakan
unsur hara penentu produksi atau sebagai faktor pembatas utama produksi. Jumlah
nitrogen dalam tanah bervariasi, sekitar 0.02% sampai 2.5% dalam lapisan bawah
dan 0.06% sampai 0.5% pada lapisan atas (Alexander, 1997).
Fungsi nitrogen sangat esensial sebagai bahan penyusun asam-asam amino,
protein, dan klorofil yang penting dalam proses fotosintesis dan penyusunan
komponen inti sel yang menentukan kualitas dan kuantitas hasil (Sonbai dkk.,
2013). Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat (NO3-) dan ion
8
ammonium (NH4+). Sebagian besar nitrogen diserap dalam bentuk ion nitrat
karena ion nitrat tersebut bermuatan negatif sehingga selalu berada di dalam
larutan tanah, ion nitrat lebih mudah tercuci oleh aliran air (Novizan, 2007).
Usaha memperlambat pelepasan nitrogen dari pupuk dapat menurunkan
pencemaran lingkungan karena nitrogen dalam bentuk nitrat yang masuk ke
perairan merupakan salah satu sumber percemar air. Nitrogen dalam bentuk
anorganik (nitrat, nitrit, dan amoniak) merupakan indikator pencemar air.
Nitrifikasi banyak berpengaruh terhadap kualitas lingkungan karena oksidasi dari
NH4+ yang stabil menjadi NO3
-yang mudah larut dapat menyebabkan pencemaran
nitrat terhadap air tanah. Konsentrasi nitrat yang tinggi dalam air dapat memacu
pertumbuhan mikroba, alga, plankton, enceng gondok, dan tumbuhan air lainnya
akibat proses penyuburan air oleh nitrat (Hardjowigeno, 2003).
2.3 Urea
Pupuk urea mempunyai rumus molekul CO(NH2)2 yang mengandung 45 – 46 %
nitrogen, dan termasuk golongan pupuk yang higroskopik (mudah menarik uap
air). Pupuk urea ini berbentuk kristal (butir-butir) putih bergaris tengah kurang
lebih 1 mm dan larut dalam air. Reaksi kimia urea jika dilarutkan dalam air yaitu
CO(NH2)2 + H2O 2NH3 + CO2 (Sutejo dan Kartasapoetra, 1990).
Namun unsur hara nitrogen di dalam urea yang dimasukan kedalam tanah hanya
diserap 30 – 50% saja (Prasad dan De Datta, 1979). Hal ini dikarenakan apabila
urea dimasukan ke-dalam tanah proses hidrolisis nitrogen berlangsung cepat dan
lebih dari 50% nitrogen di dalam tanah hilang melalui proses pencucian,
9
penguapan udara dalam bentuk N2, Dinitrogen oksida (N2O), gas amoniak (NH3)
dan bentuk-bentuk lain yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman (Soepardi, 1983).
2.4 Slow release urea (SRU)
Pupuk urea lepas lambat (Slow release urea Fertilizer = SRUF) merupakan
pupuk dengan mekanisme pelepasan unsur hara secara berkala mengikuti pola
penyerapan unsur hara oleh tanaman. Beberapa mekanisme yang dapat diterapkan
dalam produksi SRUF yaitu mekanisme pelapisan pupuk dengan membran
semipermeabel, serta mekanisme peleburan zat hara pupuk dalam suatu matriks.
Prinsip utama dari kedua mekanisme tersebut adalah dengan membuat suatu
hambatan berupa interaksi molekuler sehingga zat hara dalam butiran pupuk tidak
mudah lepas ke lingkungan. Pupuk dalam bentuk slow release dapat
mengoptimalkan penyerapan nitrogen oleh tanaman karena SRUF dapat
mengendalikan pelepasan unsur hara nitrogen sesuai dengan waktu dan jumlah
yang dibutuhkan tanaman, serta mempertahankan keberadaan nitrogen dalam
tanah dan jumlah pupuk yang diberikan lebih kecil dibandingkan metode
konvensional. Cara ini dapat menghemat pemupukkan tanaman yang biasanya
dilakukan petani tiga kali dalam satu kali musim tanam, cukup dilakukan sekali
sehingga menghemat penggunaan pupuk dan tenaga kerja (Nainggolan, 2009).
2.4.1 Slow release urea (SRU) jenis Bentonit
Bentonit merupakan salah satu jenis lempung yang mempunyai kandungan utama
mineral smektit (montmorillonit) dengan kadar 85-95% bersifat plastis dan
koloidal tinggi. Berdasarkan sifat fisiknya bentonit dibedakan atas Na- Bentonit
dan Ca- Bentonit. Na- bentonit memiliki kandungan Na+ yang besar ada antar
10
lapisnya, memiliki sifat mengembang akan tersuspensi bila didispersikan ke
dalam air. Pada Ca- Bentonit, kandungan Ca2+ dan Mg2+ relatif lebih banyak bila
dibandingkan dengan kandungan Na+. Ca- bentonit bersifat sedikit menyerap air
dan jika didispersikan ke dalam air akan cepat mengendap atau tidak terbentuk
suspensi. Bentonit dapat digunakan sebagai penyangga katalis, sedangkan
bentonit yang telah dimodifikasi dapat digunakan sebagai katalis (Riyanto, 1992).
2.4.2 Slow release urea (SRU) jenis Bagasse Bottom Ash (BBA)
Dalam industri ampas tebu (residu berserat setelah penghancuran dan
pengambilan jus tebu) merupakan produk limbah industri utama dari proses
penggilingan di Sudan. Saat ini, menjadi umum untuk mengaduk kembali ampas
tebu sebagai bahan bakar biomassa di dalam boiler untuk uap dan pembangkit
listrik di pabrik gula. Pembakaran ampas tebu dalam boiler menghasilkan ampas
tebu sebagai produk pembakaran. Bergantung pada sumber koleksi mereka, abu
ampas tebu diklasifikasikan sebagai abu terbang atau abu dasar. Abu terbang /
Bagasse Fly Ash (BFA) adalah limbah yang dikumpulkan dari partikulat di hulu
boiler, sedangkan limbah yang dikumpulkan dari pembakar boiler disebut abu
dasar / Bagasse Bottom Ash (BBA) (Idris, 2015).
Menurut penelitian Hidayati (2010) abu ampas tebu (bagasse ash of sugar cane)
adalah hasil perubahan secara kimiawi dari pembakaran ampas tebu, terdiri atas
garam-garam anorganik. Abu ampas tebu merupakan abu dari hasil pembakaran
ampas tebu.Abu ampas tebu mempunyai kandungan silika (SiO2) yang sangat
tinggi berukuran nanopori. Silika inilah yang dapat mengikat bahan.
11
2.4.3 Slow release urea (SRU) jenis Mesopori
Mesopori merupakan material berpori dengan ukuran meso yang sesuai
sebagai penangkap molekul besar dan struktur porinya mampu mengatasi masalah
difusi yang sering ditemui dalam material mikropori, seperti zeolit (Hui dan Chao,
2006). Molekul urea dapat dimasukkan ke dalam mesopori karena terikat oleh
silika berukuran meso dan dilepaskan dengan cara yang lambat, sehingga
mesopori dapat dimanfaatkan sebagai pupuk nanokarbon untuk aplikasi
pengiriman terkontrol.
12
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan dalam Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas
Lampung, Bandar Lampung, dari September sampai dengan November 2017.
Lokasi Penelitian terletak pada koordinat antara 105° 14’ 28.194” dan 105° 14’
31.4628” BT dan antara 5° 21’ 57.5676” dan 5° 21’ 59.5332” LS.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy, media
tanam (tanah+pupuk kandang sapi+sekam mentah), pupuk urea, pupuk NPK,
pupuk Slow release urea dengan bahan pengikat bentonit, pupuk Slow release
urea dengan bahan pengikat Bagasse Bottom Ash (BBA), pupuk Slow release
urea dengan bahan pengikat Mesopori, dan bahan-bahan kimia untuk analisis
tanah. Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat tulis, amplop
coklat, plastik asoy, cangkul, timbangan, ember, polybag, selang air, oven,
penggaris, drum air, sprayer, dan alat-alat laboratorium untuk analisis tanah dan
tanaman.
13
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan enam perlakuan dan tiga sampel dalam
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan yang berfungsi sekaligus
sebagai kelompok. Tata letak percobaan dapat dilihat pada Gambar 1.
Kel.1
Kontrol Urea NPKSRU
BentonitSRUBBA
SRUMesopori
Kel.2
Kontrol Urea NPKSRU
BentonitSRUBBA
SRUMesopori
Kel.3
Kontrol Urea NPKSRU
BentonitSRUBBA
SRUMesopori
Gambar 1. Tata letak percobaan
Data yang diperoleh dari pengamatan tiap variabel diuji Homogenitas ragamnya
dengan menggunakan Uji Bartlet. Selanjutnya data dianalisis dengan sidik ragam
dan ketidakaditifan diuji dengan Uji Tukey. Perbedaan nilai tengah diuji dengan
menggunakan Ortogonal Kontras pada taraf 5% (Tabel 1)
Tabel 1. Koefisien perbandingan orthogonal kontras untuk pengaruhpemberian berbagai jenis pupuk urea terhadap pertumbuhan tanamansayuran pakcoy.
Perbandingan Kontrol Urea NPK Bentonit BBA Mesopori
P1 : Kontrol vs Sisa 5 -1 -1 -1 -1 -1P2 : Urea, NPK vs SRU 0 3 3 -2 -2 -2P3 : Urea vs NPK 0 1 -1 0 0 0P4 : SRU Bentonit vs
BBA, Mesopori0 0 0 2 -1 -1
P5 : SRU BBA vsMesopori
0 0 0 0 1 -1
14
3.4 Pelaksanaan Penelitian
Beberapa hal yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
3.4.1 Persiapan media tanam
Persiapan media tanam diawali dengan menggemburkan tanah dan
mencampurkannya dengan pupuk kandang sapi serta sekam mentah dengan
perbandingan 3:1:1 yang dimana 3 untuk tanah, 1 untuk pupuk kandang sapi, dan
1 lagi untuk sekam mentah. Campuran media tadi dimasukkan ke dalam polybag
dengan ukuran 25 x 30 cm sebanyak 54 buah.
3.4.2 Penyemaian
Penanaman benih dilakukan dengan menanam benih pakcoy varietas chinensis
pada media penyemaian (tanah+kompos). Penyemaian dilakukan di dalam rumah
kaca gedung Hortikultura.
3.4.3 Pindah tanam
Tanaman pakcoy yang sudah tumbuh dipindahkan ke media polybag. Pemindahan
tanaman pakcoy dilakukan pada umur 1 minggu setelah semai atau sudah
memiliki 3 - 4 helai daun.
3.4.4 Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada saat tanaman sudah berumur dua minggu setelah
tanam atau satu minggu setelah pindah tanam. Setiap kelompok tanaman yang
merangkap ulangan terdapat 6 perlakuan (1 kontrol dan 5 dipupuk), kelima jenis
pupuk tersebut sesuai perlakuan.
15
Pupuk diberikan dengan cara mengikuti guratan yang melingkari tanaman (5 cm
dari tanaman) yang telah dibuat terlebih dahulu. Untuk pupuk Slow release urea
(SRU) dipotong menjadi 3 bagian kemudian dimasukkan ke guratan melingkar
membentuk 3 sisi.
3.4.5 Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman yang dilakukan adalah penyiraman, penyiangan gulma,
pembumbunan, dan pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan pada
setiap hari sampai tanaman berumur 5 MST yaitu pada sore hari.
Penyiangan gulma dilakukan secara mekanis, yaitu mencabut gulma secara
langsung atau dengan menggunakan alat. Penyiangan dilakukan setiap hari setiap
hari sampai tanaman berumur 5 MST.
Pembumbunan dilakukan saat tanaman berumur 2 MST dengan cara menimbun
tanaman pakcoy sampai kotiledonnya menggunakan media dengan perbandingan
yang sama. Tujuan pembumbunan ini adalah memperkokoh posisi batang
sehingga tidak mudah rebah.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan pengaplikasian pestisida.
Pengaplikasian pestisida dilakukan pada saat tanam dengan menggunakan
insektisida Sidamethrin 50 EC dengan bahan aktif Sipermetrin 50 g/l dan
fungisida Dithane M-45 dengan bahan aktif Mankozeb 80% dengan konsentrasi
2g/l yang diaplikasikan pada 2 dan 4 MST.
16
3.4.6 Pemanenan
Pemanenan dilakukan ketika tanaman pakcoy sudah berumur 5 MST. Tanaman
pakcoy yang siap panen ditandai oleh daun pakcoy dewasa berbentuk oval
melebar dan tangkai daunnya berwarna hijau cerah.
3.5 Variabel pengamatan
Pengamatan dilakukan pada sampel tanaman pakcoy yang telah ada pada setiap
kelompoknya, Pengamatan tersebut meliputi:
3.5.1 Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur dalam satuan sentimeter dimulai dari atas permukaan
tanah sampai titik tumbuh pada umur 2, 3, 4,dan 5 MST. Pengamatan tinggi
tanaman dilakukan 1 minggu sekali dengan menggunakan alat pengukur yang
berupa penggaris.
3.5.2 Jumlah daun
Jumlah daun dihitung dari daun paling bawah hingga pucuk tanaman pada umur 2,
3, 4, dan 5 MST. Daun yang dihitung adalah daun yang telah berkembang
sempurna.
3.5.3 Panjang daun
Panjang daun diukur pada dua daun terbesar. Pengukuran dilakukan dengan alat
ukur berupa penggaris dalam satuan sentimeter (cm). Panjang daun dilakukan
pada saat menjelang panen.
17
3.5.4 Lebar daun
Lebar daun diukur pada dua daun terbesar. Pengukuran dilakukan dengan alat
ukur berupa penggaris dalam satuan sentimeter (cm). Lebar daun dilakukan pada
saat menjelang panen.
3.5.5 Lebar tajuk
Lebar tajuk diukur pada posisi diameter daun yang terlebar. Pengukuran dilakukan
dengan alat ukur berupa penggaris dalam satuan sentimeter (cm). Lebar tajuk
dilakukan pada saat bersamaan dengan pengukuran tinggi tanaman dan jumlah
daun.
3.5.6 Bobot basah tanaman
Bobot basah ditimbang setelah dilakukan pemanenan dengan cara mengambil
sampel tanaman dan menimbang bobot basahnya. Sebelum dilakukan
penimbangan bobot basah, tanaman pakcoy dibersihkan terlebih dahulu dari tanah
yang menempel pada bagian akar dan dikeringanginkan agar air yang masih
terdapat pada tanaman dapat hilang. Penimbangan dilakukan dengan
menggunakan timbangan digital dengan satuan pengukuran adalah gram (g).
3.5.7 Bobot kering tanaman
Bobot kering tanaman yaitu bagian atas tanaman yang telah dipisahkan dari akar.
Sampel tanaman yang akan dilakuakn pengovenan sebelumnya dijemur terlebih
dahulu, kemudian setelah dilakukan penjemuran sampel tanaman dimasukkan ke
dalam oven dengan suhu 70°C selama 3 hari lalu ditimbang kembali untuk
mendapatkan bobot keringnya. Satuan pengukuran adalah gram (g). Penimbangan
dilakukan dengan menggunakan timbangan digital.
18
3.5.8 Panjang akar
Panjang akar dilakukan dalam satuan sentimeter kemudian diukur dari pangkal
akar pertama tumbuh hingga ke ujung akar. Pengukuran panjang akar dilakukan
pada saat panen.
29
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Perlakuan pemupukan menghasilkan pertumbuhan tanaman terutama pada
jumlah daun yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa pemupukan dengan
selisih sebesar 5,56 helai atau 71,43%.
2. Tidak ada perbedaan pengaruh perlakuan pupuk N konvensional dengan N
Slow release, namun di antara jenis pupuk Slow release urea, jenis Slow
release urea BBA lebih baik daripada Slow release urea Bentonit dan
Mesopori, terutama pada jumlah daun dengan selisih 2,78 helai atau 19,38 %.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, dalam melakukan penelitian serupa, penulis
menyarankan untuk memberi pupuk dasar P dan K untuk meningkatkan unsur
hara yang dibutuhkan tanaman. Agar sesuai dengan kriteria sebagai Slow release
maka untuk pembuatan Slow release urea selanjutnya sebaiknya diberi coated/
pembungkus untuk memperlambat pelepasan unsur hara.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, M, 1997. Introduction To Soil Microbiology.2nd Ed. Jhon Wiley AndSons. Inc. New York. p. 472
Balai Penelitian Tanah. 2009. Analisis Kima Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk.Balai Penelitian Tanah. Bogor. 234 hal
Sari, B.P., M. Santoso dan Koesriharti. 2016. Pengaruh komposisi media tanamdan pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan serta hasil tanaman sawi pak choi(Brassica Rapa L Var. Chinensis). Jurnal Produksi Tanaman, 4(5) : 399-405.
Dermiyati. 2015. Sistem Pertanian Organik Berkelanjutan. Plantaxia. Yogyakarta121 hal
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. 305 hal
Haryanto, E., T. Suhartini dan E. Rahayu. 2006. Sawi Dan Selada. PenebarSwadaya. Jakarta. 112 hal
Hidayati, N. 2010. Pengaruh penambahan abu ampas tebu terhadap sifat fisis danmekanis batako. (Skripsi). Universitas Sumatera Utara. Medan. hlm. 25-27.
Hui, K. and Chao. 2006. Synthesis of MCM-41 from coal fly ash by a greenapproach: Influence of Synthesis pH, J. Hazard. Mater. B,137(2) : 1135-1148.
Idris, M.K. dan K.E.E. Yassin. 2015. Determination of the effects of bagasse ashon the properties of portland cement. Journal of Applied and IndustrialSciences, 3(1) : 6-11.
Nainggolan, G.D., Suwardi, dan Darmawan. 2009. Pola pelepasan nitrogen daripupuk tersedia lambat (slow release fertilizer) urea zeolite asam humat.Jurnal Zeolit Indonesia, 8(2) : 62-70.
Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.114 hal
Prasad, R. and De-Datta, S.K. 1979. Increasing Fertilizer Nitrogen Efficiency inWetland Rice. In: Nitrogen and Rice. IRRI. Los Banos. 465-484.
Prasasti, D., E. Prihastanti, dan M. Izzati. 2014. Perbaikan kesuburan tanah liat danpasir dengan penambahan kompos limbah sagu untuk pertumbuhan danproduktivitas tanaman pakcoy (Brassica rapa var. chinensis). BuletinAnatomi Dan Fisiologi, 21(2) : 33-46.
Purnomo, S.A.E., A. Supriyanto, dan H. Purnobasuki. 2016. Pengaruh variasikonsentrasi biofertilizer terhadap produktivitas tanaman pakcoy (BrassicaRapa L. Var. Chinensis) pada sistem hidroponik NFT (Nutrient FilmTechnique). Jurnal Biologi, hlm. 1-9
Riyanto, A. 1992. Bahan Galian Industri Bentonit. PPTM. Bandung. 16 hal
Rubatzky,V.E dan Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 1. ITB. Bandung. 313 hal
Soepardi. 1983. Sifat dan ciri tanah. IPB Press. Bogor. 591 halaman.
Sonbai, J.H.H., D. Prajitno, dan A. Syukur. 2013. Pertumbuhan dan hasil jagungpada berbagai pemberian pupuk nitrogen di Lahan Kering Regosol. JurnalIlmu Pertanian, 16(1) : 77-89
Sutejo dan Kartasapoetra. 1990. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT Rineka Cipta.Jakarta. 67 hal
Vivonda T., Armaini, dan S. Yoseva. 2016. Optimalisasi pertumbuhan danproduksi tanaman pakcoy (Brassicca Rapa L) melalui aplikasi beberapadosis pupuk bokashi. JOM Faperta, 3(2) : 1-11
Wahyuningsih, A., S. Fajriani, dan N. Aini. 2016. Komposisi nutrisi dan mediatanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy (Brassica Rapa L.)Sistem Hidroponik. Jurnal Produksi Tanaman, 4(8) : 595-601
Wibowo, S. dan A. Asriyanti. 2017. Aplikasi hidroponik NFT pada budidayapakcoy (Brassica rapa chinensis). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan,13(3) : 159-167
Wulandari, F. 2016. Interkalasi urea ke dalam silika MCF sebagai pupuk lepaslambat (Slow Release Fertilizer). Laporan Penelitian. Universitas Lampung.Bandar Lampung. hlm. 38
Xiaoyu, N., Yuejin, W., Zhengyan, W., Lin, Wu., Guannan, Q., Lixiang, Y.(2013). A novel slow-release urea fertilizer: physical and chemicalanalysis of its structure and study of its release mechanism. BiosystemsEngineering, 115(2013) : 274-282
Yuniarti A., A. Suriadikusumah, dan J.U. Gultom. 2017. Pengaruh pupukanorganik dan pupuk organik cair terhadap ph, n-total, c-organik, dan hasilpakcoy pada inceptisols. Pertanian dan tanaman herbal berkelanjutan diIndonesia: 213-219. Jakarta, 8 November 2017. Fakultas PertanianUniversitas Muhammadiyah Jakarta.