Upload
shinchansatrya
View
1.032
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
MELAKUKAN PENGUJIAN FATIQUE
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengujian Bahan
Dosen Pengampu : Heri Yudiono, MT.
Disusun Oleh
1. Gesa Yuda Amarta 52014081162. Hardika Mustika A 52014081123. Andreas Widya K 5201409042
TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Kegagalan suatu material selama ini kebanyakan disebabkan oleh beban
dinamik. Pembebanan dinamik adalah suatu pembebanan dengan melibatkan
tegangan aksial (tarik-tekan), fleksural (bending) dan torsional (puntiran) yang
berfluktuasi. Meskipun tegangan yang diterima oleh material lebih rendah dari harga
tegangan luluhnya, kegagalan dapat saja terjadi pada suatu saat. Kegagalan yang
disebabkan oleh beban dinamik ini disebut dengan fatigue failures.
Banyak komponen dan elemen mesin didesain dengan memberikan perhatian
yang besar terhadap beban yang dinamik. Contoh komponen yang mengalami beban
dinamik adalah jembatan, kompresor, Turbine Blade, serta pompa. Dengan
berjalannya waktu, serta periode pembebanan yang berulang-ulang, setiap komponen
itu akan dapat mengalami kegagalan tanpa ada tanda yang jelas dan mudah diamati.
BAB II
ISI
A. LANDASAN TEORI
Batas lelah merupakan batas tegangan suatu spesimen saat spesimen tersebut
masih dapat menerima tegangan bolak-balik yang tak hingga tanpa terjadi patah.
Batas lelah material dapat ditentukan dari pengujian lelah lentur putar (rotary bending
fatique test) terhadap beberapa specimen uji. Beban yang diberikan pada masing-
masing specimen uji dibuat berbeda-beda.
Bentuk penampang patahan akibat pembebanan dinamik dapat dicirikan oleh adanya :
a. Retakan awal (crack inisiation)
b. Daerah rambatan retak (crack growth)
c. Daerah beban berlebih (overload area)
Pada konstruksi dan elemen mesin yang menerima beban dinamik, tegangan
yang terjadi di dalamnya akan berubah-ubah. Bila besarnya tegangan yang berubah-
ubah tersebut melampaui batas lelah material maka kostruksi atau elemen mesin akan
rusak pada kurun waktu tertentu.
Jenis beban dinamik sinusoidal ditunjukkan pada gambar berikut :
a. Beban tegangan bolak-balik (reversed stress)
b. Beban tegangan berulang (repeated stress)
c. Beban tegangan tidak beraturan (random stress)
Tiga factor utama penyebab kelelahan adalah
(1) tegangan maksimum bernilai tinggi,
(2) variasi tegangan,
(3) siklus tegangan yang besar.
Selain itu terdapat banyak variable lain seperti konsentrasi tegangan, temperature,
overload, struktur metalurgi, tegangan sisa, dan tegangan kombinasi.
Fatigue limit atau batas lelah material basis besi dan bukan besi dapat diketahui dari
kurva S-N yaitu kurva tegangan (S) terhadap banyaknya siklus (N).
Berikut adalah kurva S-N :
A. PEMBAHASAN
1. Pembuatan test bar.
Kegiatan ini meliputi penentuan dimensi test bar, disain pola & cetakan,
pengaturan komposisi kimia, peleburan, penuangan dan pembongkaran cetakan. Pada
kegiatan ini dibuat pula spesimen chill yang akan digunakan untuk pengujian
komposisi kimia besi cor yang dihasilkan. Pola dibuat dari kayu, cetakan yang
digunakan adalah cetakan pasir dan proses peleburan dilakukan dengan
menggunakkan kupola asam. Dimensi test bar berdiameter 30mm dan panjang
600mm. Penambahan unsur paduan dapat dilakukan di ladle. Agar komposisi kimia
besi cor kelabu yang dihasilkan dapat homogen, maka ukuran unsur paduan tersebut
dihaluskan terlebih dahulu. Proses penambahan unsur paduan dilakukan pada saat
ladle baru terisi sepertiganya, kemudian dengan dituangkannya logam cair
selanjutnya maka akan terjadi efek pengadukan.
2. Penyiapan spesimen uji.
Kegiatan ini meliputi proses-proses pemesinan untuk membuat spesimen uji
yang diperlukan yaitu spesiemen uji tarik dan lelah. Proses pemesinan menggunakan
mesin bubut manual untuk proses pemesinan kasar dan mesin bubut CNC untuk
menghasilkan dimensi akhir yang diharapkan. Untuk memhilangkan pengaruh proses
pemesinan terhadap spesimen uji, maka tahapan-tahapan proses pemesinannya baik
dengan menggunakan mesin bubut manual maupun CNC parameter proses
pemotongannya dibuat seragam.
3. Pengujian.
Kegiatan ini meliputi pengujian komposisi kimia, metalografi, kekerasan, uji
tarik dan uji lelah siklus tinggi. Pengujian komposisi kimia dimaksudkan untuk
mengetahui apakah komposisi kimia material besi cor kelabu yang dibuat sesuai
dengan material yang telah dikembangkan sebelumnya. Pengujian metalografi
dimaksudkan untuk mengetahui distribusi dan ukuran grafit serpih dan fasa-fasa yang
ada pada material. Pengujian kekerasan dimaksudkan untuk mengetahui keseragaman
sifat mekanik test bar. Hal inidilakukan karena test bar yang dibuat jumlahnya
banyak. Pengujian tarik dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan tarik material besi
cor kelabu yang dihasilkan. Data ini digunakan sebagai acuan untuk menentukan
besarnya tegangan yang akan dikenakan pada spesimen uji lelah. Selanjutnya setelah
besarnya tegangan yang akan dipakai pada pengujian lelah ditetapkan, maka dapat
dihitung besarnya masa pemberat yang akan digunakan pada pengujian lelah.
Pengujian lelah siklus tinggi dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan material saat
dikenai beban yang berfluktuatif yang telah ditentukan sebelumnya. Ketahanan
tersebut dinyatakan dengan jumlah siklus sampai spesimen lelah patah. Apabila
spesimen mampu bertahan sampai 106 siklus, maka pengujian dihentikan.
BAB III
PENUTUP
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dengan melakukan pengujian
fatigue kita dapat metentukan batas lelah dari suatu material, sehingga dapat
diketahui berapa batas beban tertentu dimana material tersebut tetap aman untuk
digunakan
DAFTAR PUSTAKA
ASTM E206–72, Standard Definitions of Terms Relating to Fatigue Testing and the
Statistical Analysis of Fatigue Data
ASTM E466–82, Standard Practice for Conducting Constant Amplitude Axial
Fatigue Tests of Metallic Materials
29446632-Laporan-Uji-Fatigue-Matrek pukul 02.19 WIB
UJI KELELAHAN (Batang Utama Profil Persegi dan Batang Pengekang Profil
Bulat) Teknologi Bahan Bangunan_files pukul 02.25 WIB