38
PERCOBAAN II UJI KUALITATIF PROTEIN DAN ENZIM I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari dan memahami reaksi uji kualitatif terhadap protein. I.2 Dasar Teori Protein termasuk dalam kelompok senyawa yang terpenting dalam organisme. Sesuai dengan peranan ini, kata protein berasal dari kata Yunani proteios, yang artinya “pertama”. Protein adalah poliamida, dan hidrolisis protein menghasilkan asam-asam amino. Hanya dua puluh asam amino yang lazim dijumpai dalam protein tumbuhan dan hewan, namun kedua puluh asam amino ini dapat digabungkan menurut berbagai cara, membentuk otot, urat, kulit, kuku, bulu, sutera, hemoglobin, enzime, antibody, dan banyak hormon (Fessenden, 1990). Asam amino merupakan senyawa monomer dari protein asam amino dapat dikelompokkan sebagai turunan asam karboksilat dengan adanya yang terikat pada C alfa (α) yaitu atom C setelah gugus COOH. Jadi struktur asam amino mempunyai 2 buah gugus fungsi yaitu gugus karboksilat (-COOH) dan

Uji Protein Adin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hasil praktikum

Citation preview

Page 1: Uji Protein Adin

PERCOBAAN II

UJI KUALITATIF PROTEIN DAN ENZIM

I. PENDAHULUAN

I.1 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari dan memahami

reaksi uji kualitatif terhadap protein.

I.2 Dasar Teori

Protein termasuk dalam kelompok senyawa yang terpenting dalam

organisme. Sesuai dengan peranan ini, kata protein berasal dari kata

Yunani proteios, yang artinya “pertama”. Protein adalah poliamida, dan

hidrolisis protein menghasilkan asam-asam amino. Hanya dua puluh asam

amino yang lazim dijumpai dalam protein tumbuhan dan hewan, namun

kedua puluh asam amino ini dapat digabungkan menurut berbagai cara,

membentuk otot, urat, kulit, kuku, bulu, sutera, hemoglobin, enzime,

antibody, dan banyak hormon (Fessenden, 1990).

Asam amino merupakan senyawa monomer dari protein asam amino

dapat dikelompokkan sebagai turunan asam karboksilat dengan adanya

yang terikat pada C alfa (α) yaitu atom C setelah gugus COOH. Jadi

struktur asam amino mempunyai 2 buah gugus fungsi yaitu gugus

karboksilat (-COOH) dan gugus amina (-NH2). Struktur asam amino secara

umum, yaitu:

H O

R C C

NH2 OH

Protein disusun oleh asam amino dengan melalui ikatan amida yang

disebut ikatan peptida.

O

H2N CH C OH

R

Page 2: Uji Protein Adin

Reaksi gugus amino bertumpu pada kemampuan gugus amino untuk

bekerja sebagai suatu nukleofil, dimana pasangan elektron mandiri dari

nitrogen amino membentuk ikatan dengan suatu pusat berkekurangan

elektron dalam perekasi yang sesuai. Asam amino dan amino lain dapat

dioksida dengan menggunakan oksidan lunak ninhidrin (Triketohidrinden

hidrat), yang menghasilkan suatu hasil berwarna biru. Prolin dan

hidroksiprolin yang merupakan asam amino, menghasilkan produk yang

sedikit berbeda dengan mempunyai warna kuning. Berdasarkan reaksi

warna ini, asam amino dapat dianalisis secara kualitatif, biasa disebut uji

ninhidrin (Page, 1997).

Protein yang mempunyai dua ikatan peptida atau lebih, dapat

bereaksi dengan ion Cu2+ dalam suasana basa dan membentuk suatu

senyawa kompleks yang berwarna biru ungu. Reaksi ini dikenal dengan

nama reaksi biuret (Poedjiadi, 2007).

Reaksi-reaksi khas Protein, diantaranya :

1. Reaksi Millon. Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri

nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan

protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi

merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-

fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus

hidroksifenil yang berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan

memberikan hasil positif.

2. Reaksi Hopkins-cole. Triptofan dapat berkondensasi dengan beberapa

aldehid dengan bantuan asam kuat dan membentuk senyawa yang

berwarna. Larutan protein yang mengandung triptofan dapat

direaksikan dengan pereaksi Hopkins-cole yang mengandung asam

glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk

magnesium dalam air. Setelah dicampur dengan pereaksi Hokins-cole,

asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan

dibawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin

ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut. Pada dasarnya reaksi

Page 3: Uji Protein Adin

Hopkins-cole memberi hasil positif khas untuk gugus indol dalam

protein (Poedjiadi, 2007).

Struktur, sifat-sifat kimia maupun fisika dari potein dapat diketahui

dengan terlebih dahulu memperoleh protein yang murni. Pada suhu 40o

protein mudah terdenaturasi, maka pemurnian sering dilakukan pada suhu

yang rendah, yaitu mendekati titik beku pelarut yang digunakan.

Disamping itu, protein juga sensitif terhadap asam atau basa dengan

konsentrasi tinggi, dan biasanya pemurnian protein dilakukan pada PH

mendekati normal dengan menggunakan larutan buffer tertentu.

Pemurnian dilakukan dengan cara fraksionasi, yaitu memisahkan masing-

masing protein dalam campuran secara fraksi demi fraski. Dua cara yang

biasa digunakan untuk proses fraksionasi ini yaitu pengendapan dan

kromatografi (Poedjiadi, 2007).

Proses pengendapan protein dapat dilakukan dengan menggunakan

ammonium berkonsentrasi tinggi atau larutan jenuh. Beberapa protein

berbeda kelarutannya dalam konsentrasi garam yang berbeda. Penggunaan

pelarut organik untuk mengendapkan protein juga dapat dilakukan, namun

untuk menghindari terjadinya denaturasi proses pengendapan dengan cara

ini, harus dilakukan pada suhu rendah (Poedjiadi, 2007).

II. METODE PERCOBAAN

II.1 Alat dan Bahan

II.1.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas

ukur, penangas air, pengaduk, pipet tetes, rak dan tabung reaksi.

II.1.2Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah

air Suling, ammonium sulfat, air liur, asam asetat 1M, BaCl2,

buffer asetat pH 4,7, CuSO4, etanol absolut, etanol 95%, fusion

mixture, HCl 0,1 M, larutan albumin, larutan ninhidrin 0,1%,

larutan pati, larutan HgCl2, larutan Pb-asetat, NaOH 0,1 M, reagen

Millon, reagen Hopkins-cole, susu kedelai dan susu sapi.

Page 4: Uji Protein Adin

II.2 Cara Kerja

II.2.1 Uji Millon

II.2.2 Uji Hopkins-Cole

1 mL sampel

5 tetes reagen millonDimasukkan ke dalam tabung reaksi

DitambahkanDipanaskan baik-baik

Hasil

1 mL sampel

1 mL reagen Hopkins-coleDimasukkan ke dalam tabung reaksi

DitambahkanDiaduk dengan baik

2,5 mL H2SO4 p

Hasil

Ditambahkan perlahan-lahan melalui sisi tabung

Page 5: Uji Protein Adin

II.2.3 Uji Ninhidrin

II.2.4 Uji Biuret

II.2.5 Pengendapan dengan logam berat (HgCl2)

3 mL Larutan protein

5 tetes HgCl2 0, 2 M

Dimasukkan dalam tabung reaksi

Ditambahkan

Hasil

3 mL sampel

0,5 ml larutan ninhidrin 0,1%Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

DitambahkanDipanaskan

Hasil

3 mL sampel

1 mL NaOH 2,5 NDimasukkan ke dalam tabung reaksi

DitambahkanDiaduk

1tts CuSO4 0,01M

Ditambahkan Diaduk, ditambah 1-2 tetes lagi

Hasil

Page 6: Uji Protein Adin

II.2.6 Pengendapan dengan logam berat (Pb-asetat)

II.2.7 Pengendapan degan garam

3 mL Lar.Protein + 1 g (NH4)2SO4

Ammonium sulfat

Dijenuhkan

Ditambahkan sedikitDiaduk hingga melarut

Amonium sulfat

3 mL Larutan protein

5 tetes Pb-asetat 0, 2 M

Dimasukkan dalam tabung reaksi

Ditambahkan

Hasil

Ditambahkan lagiDiaduk

Larutan jenuh

DisaringDiuji kelarutan endapan dalam air & Reagen MillonDiuji filtrat dengan uji biuret

Hasil

Page 7: Uji Protein Adin

II.2.8 Uji Koagulasi

Diambil dengan batang pengaduk

Diuji kelarutan dalam air dan dengan reagen

Millon

II.2.9 Pengendapan dengan alkohol

Dimasukkan dalam 3 tabung reaksi

Ditambahkan Ditambahkan Ditambahkan

Ditambahkan

Hasil

5 mL larutan protein

2 tetes HOAc 1 M

Dimasukkan dalam tabung reaksi

Ditambahkan Diletakkan dlm air mendidih 5 mnt

Endapan

5 mL larutan albumin

1 mL NaOH 0,1 M1 mL HCl 0,1 M 1 mL Buffer asetat

6 mL etil alcohol 95%

Hasil

Page 8: Uji Protein Adin

II.2.10 Denaturasi protein

Dimasukkan dalam 3 tabung reaksi

Ditambahkan Ditambahkan Ditambahkan

Didihkan selama 5 meniit

Dinginkan

Ditambahkan pada tabung 2 dan 3

II.2.11 Uji Sulfur dalam protein

9 mL larutan albumin

1 mL NaOH 0,1 M1 mL HCl 0,1 M1 mL Buffer asetat

Buffer asetat

Hasil

0,25 g albumin & 2x berat fusion mixture

DicampurDipanaskan pada cawan porselin sampai tidak berwarnaDinginkanDilarutkan dalam air panasDisaring jika perlu

Filtrat

Diasamkan Dipanaskan hingga mendidih

Larutan BaCl2

Ditambahkan beberapa tetes

Hasil

Page 9: Uji Protein Adin

III. HASIL PERCOBAAN

III.1 Hasil dan Data Percobaan

III.1.1 Uji Millon

Tabung 1 2 3

Larutan albumin 1 mL - -

Susu sapi - 1 mL -

Susu kedelai - - 1 mL

Reagen Millon

(warna)

5 tetes

Endapan

Putih

5 tetes

Tidak berubah

5 tetes

Tidak

berubah

Dipanaskan baik-baik

Pengamatan Endapan

merah

Endapan ungu diatas,

endapan putih kuning

dibawah

Endapan

cokelat

III.1.2 Uji Hopkins-cole

Tabung 1 2 3

Larutan albumin 1 mL - -

Susu sapi - 1 mL -

Susu kedelai - - 1 mL

Reagen Hopkins-cole

(warna)

1 mL

Tidak

berubah

1 mL

Tidak

berubah

1 mL

Tidak

berubah

Tambahkan sedikit-sedikit H2SO4

Pengamatan Cincin ungu

antara 2

lapisan

Cincin

cokelat

antara 2

lapisan

Cincin

cokelat

kehitaman

antara 2

lapisan

Page 10: Uji Protein Adin

III.1.3 Uji Ninhidrin

Tabung 1 2 3

Larutan albumin 3 mL - -

Susu sapi - 3 mL -

Susu kedelai - - 3 mL

Larutn Ninhidrin

(warna)

0,5 mL

Bening

0,5 mL

Putih

keruh

0,5 mL

Tidak

berubah

Panaskan hingga mendidih

Pengamatan Putih Abu-abu

keruh

Tidak

berubah

III.1.4 Uji Biuret

Tabung 1 2 3 4

Lar.Albumin 3 mL - - -

Air liur - 3 mL - -

Susu sapi - - 3 mL -

Susu kedelai - - - 3 mL

NaOH 10%

(pengamatan)

1 mL

Tidak

berubah

1mL

Tidak

berubah

1 mL

Putih Pink

1 mL

Tidak

berubah

Tambahkan CuSO4 0,01 M (1 tetes)

Pengamatan Tidak

berubah

Tida

berubah

Putih Pink

tua

Tidak

berubah

Aduk, jika tidak timbul warna, tambah CuSO4 bertetes-tetes

Pengamatan

Jumlah

tetean CuSO4

2 tetes 2 tetes - 2 tetes

Page 11: Uji Protein Adin

III.1.5 Pengendapan dengan garam

Tabung 1 2 3

Larutan albumin 3 mL - -

Susu sapi - 3 mL -

Susu kedelai - - 3 mL

Amm. Sulfat (jenuh) 1 gram 1 gram 1 gram

Pengamatan

(endapan)

Putih susu

kekuningan

Putih susu

kekuningan

Kuning

Pisahkan endapan dengan menyaring

Endapan :

- Uji Millon Putih susu Endapan

kuning

Kuning

Filtrat :

- Uji Biuret Bening

keruh

Putih susu

kekuningan

Tidak terjadi

perubahan

warna

III.1.6 Uji Koagulasi

Tabung 1 2 3

Larutan albumin 5 mL - -

Susu sapi - 5 mL -

Susu kedelai - - 5 mL

Asam asetat 2 tetes 2 tetes 2 tetes

Didihkan selama 5 menit

Pengamatan Tidak

berubah

Endapan Endapan

Endapan :

- Uji Millon

- Uji kelarutan dalam

air

-

-

Tidak larut

(Gumpalan

cokelat)

Tidak larut

(mengendap)

Tidak larut

(Gumpalan

cokelat)

Tidak larut

(mengendap)

Page 12: Uji Protein Adin

III.1.7 Pengendapan dengan etanol absolut

Tabung 1 2 3

Larutan albumin 5 mL 5 mL 5 mL

HCl 0,1 M 1 mL - -

NaOH 0,1 M - 1 mL -

Buffer asetat pH 4,7 - - 1 mL

Etanol 95% 6 mL 6 mL 6 mL

Pengamatan (endapan) Larut Tidak larut,

terbentuk 3

lapisan :

Atas:agak

keruh, tengah:

keruh, bawah:

bening

Tidak larut,

terbentuk 3

lapisan :

Atas:bening,

tengah: putih

keruh, bawah:

bening

III.1.8 Denaturasi protein

Tabung 1 2 3

Larutan albumin 9 mL 9 mL 9 mL

Buffer asetat pH 4,7 1 mL - -

NaOH 0,1 M - 1 mL -

HCl 0,1 M - - 1 mL

Dididhkan selama 15 menit dan dinginkan

Pengamatan Mengendap - Mengendap

Tambahkan Buffer

asetat pH 4,7

10 mL 10 mL

Pengamatan - Endapan

lebih

merata

Endapan dibagian

bawah tabung

semakin banyak

Page 13: Uji Protein Adin

III.1.9 Uji Sulfur dalam protein

Perlakuan Pengamatan

a. campuran 0,25 g albumindengan 2x

berat fusion mixture

-

b. Panaskan dalam cawan porselin

sampai tak berwarna

Larutan kuning

c. dinginkan dan larutkan dalam air

panas

-

d. disaring -

e. disamkan filtrat dengan HCl -

f. dipanaskan hingga mendidih Larutan keruh

g. ditambahkan beberapa tetes lar.

BaCl2

Endapan

IV. PEMBAHASAN

Protein merupakan poliamida, sehingga jika mengalami hidrolisis

akan menghasilkan asam-asam amino. Asam amino ialah asam karboksilat

yang mempunyai gugus amin. Berdasarkan adanya gugus amin ini, protein

dapat dianalisis keberadaannya, dan dapat diidentifikasi dengan reagen yang

sesuai, jenis protein yang terdapat dalam suatu sampel. Tujuan dari uji

kualitatif protein ialah menganalisis ada tidaknya protein dan jenis protein

yang terdapat dalam sampel, serta mempelajati uji-uji untuk identifikasi

protein secara kualitatif. Beberapa uji yang dilakukan dlam percobaan kali ini,

diantaranya ialah uji millon, uji hopkins-cole, uji ninhidrin, uji biuret, uji

endapan dengan garam, uji endapan dengan alkohol, uji koagulasi, denaturasi

protein dan uji sulfur dalam protein.

IV.1 Uji Millon

Uji Millon menggunakan reagen millon yang dibuat dengan

cara melarutkan 10 mg merkuri dalam 20 ml asam nitrat pekat, apabila

telah melarut semua dan uap coklat telah hilang diencerkan dengan air

sebanyak 60 ml. Uji ini didasarkan pada pembentukan senyawa merkuri

Page 14: Uji Protein Adin

NH2

NH2

H2SO4

dengan gugus hidroksifenil yang berwarna, protein dengan gugus fenol

seperti tirosina akan memberikan hasil positif.

2OH- -CH2CHCOOH + HgSO4 + 2 NaNO3

NH2

O

2OH- -CH2CHC-NO3 + HgCOH + Na2SO3

NH2

Uji dilakukan dengan menambahkan 5 tetes reagen Millon ke dalam 1

ml larutan sampel protein, pada percobaan ini digunakan susu sapi, susu

kedelai dan albumin, kemudian campuran dipanaskan sampai terjadi

perubahan warna. Pada susu sapi dan susu kedelai memberi hasil negatif,

karena dengan penambahan reagen millon tidak memberikan endapan

putih, sedangkan sampel albumin memberikan hasil positif dengan

terbentuknya endapan putih pada saat penambahan reagen millon,

kemudian memberikan endapan merah setelah dipanaskan. Sehingga

dapat dikatakan, bahwa didalam albumin terdapat protein tirosina, yaitu

molekul protein yang mempunyai gugus fenol dan bersifat asam lemah.

IV.2 Uji Hopkins-Cole

Uji hopkinscole merupakan uji khusus untuk larutan-larutan

protein yang mengandung gugus indole. Triptofan, yaitu suatu asam

amino yang heterosiklik yang mula-mula diperoleh dari hasil pencernaan

casein oleh cairan pankreas dapat berkondensasi dengan beberapa

aldehid dengan bantuan asam kuat dan membentuk senyawa yang

berwarna.

CH2CHCOOH + HCOH

CH2CHCOOH + H2O

OH

NH

NH

Page 15: Uji Protein Adin

Reagen yang digunakan mengandung asam glioksilat yang

dibuat dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Asam

kuat yang digunakan adalah asam sulfat pekat. Uji dilakukan dengan

menambahkan 1 mL reagen hopkins-cole kedalam 1 mL sampel protein,

kemudian perlahan-lahan ditambahkan 2,5 mL H2SO4 melalui sisi

tabung. Jika terbentuk cincin ungu pada batas antara kedua lapisan

tersebut, maka hasil positif. Protein yang akan memberi hasil positif

dengan reagen hopkins-cole umunya memiliki gugus indol. Susu sapi

dan susu kedelai membentuk cincin cokelat antara dua lapisan,

sedangkan albumin memberikan hasil positif dengan terbentuknya cincin

ungu diantara 2 lapisan, sehingga dapat dikatakan albumin mengandung

protein triptofan.

IV.3 Uji Ninhidrin

Asam amino dan amina lain dapat dioksidasi dengan

menggunakan oksidan lunak ninhidrin, yang menghasilkan suatu hasil

berwarna biru. Uji dilakukan dengan menambahkan 0,5 mL larutan

ninhidrin 0,1% kedalam 3 mL larutan protein, kemudian dipanaskan

hingga mendidih. Pembentukan suatu hasil berwarna biru merupakan

hasil reaksi antara ninhidrin, hidrindantin dan amonia yang dikeluarkan

dari protein.

R-CH(NH2)-COOH R-CHO + NH3 + CO2

Ketiga sampel yang diujikan memberi hasil negatif untuk uji

ninhidrin karena tidak membentuk larutan biru. Susu sapi memberikan

warna putih keruh, susu kedelai tidak mengalami perubahan apapun, dan

albumin memberikan warna putih setelah dipanaskan.

C

Page 16: Uji Protein Adin

IV. 4 Uji Biuret

Uji biuret digunakan untuk menganalisis adanya dua buah

ikatan peptida atau lebih pada suatu protein, akan dapat bereaksi dengan

ion Cu2+ dalam suasana basa dan akan membentuk suatu senyawa

kompleks yang berwarna biru ungu. Biuret dihasilkan dengan

pemanasan urea kira-kira pada suhu 180o C. Uji dilakukan dengan

menambahkan 1 mL NaOH kedalam 3 mL larutan protein kemudian

diaduk, tambahkan setetes CuSO4, dan kemudian diaduk lagi.

Reaksi Biuret terjadi pada senyawa yang mempuyai paling

sedikit dua ikatan peptida, karena protein melarutkan Cu(OH)2 dan

membentuk persenyawaan dengan Cu. Warna pada reaksi ini

mempengaruhi banyaknya asam amino yang terikat pada ikatan peptida.

Senyawa dengan dipeptida memberikan warna biru, tripeptida

memberikan warna ungu, tetrapeptida dan peptida kompleks

memberikan warna merah pada akhir reaksi.

Sampel susu sapi, susu kedelai dan albumin memberikan hasil

negatif pada uji ini karena tidak terbentuk kompleks berwarna biru ungu,

hal ini menunjukkan bahwa didalam sampel tersebut hanya memiliki

satu ikatan peptida, bukan dua ikatan peptida.

IV.5 Pengendapan dengan garam

Kelarutan protein akan berkurang bila kedalam larutan protein

ditambahkan garam- garam anorganik. Pengendapan terus terjadi karena

kemampuan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi

antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air.

Karena garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia

untuk molekul protein akan berkurang.

Uji kali ini menggunakan garam ammonium sulfat yang

ditambahkan kedalam 3 ml larutan protein. Pada ketiga sampel, yaitu

susu sapi, susu kedelai dan albumin memberikan hasil positif karena

membentuk endapan dengan garam ammonium sulfat, hal ini

menunjukkan bahwa dalam ketiga sampel tersebut mengandung protein.

Page 17: Uji Protein Adin

Endapan yang dihasilkan kemudian ditambahkan reagen millon,

sedangkan filtrat yang dihasilkan direaksikan dengan uji biuret. Reaksi

pengendapan protein yang terjadi dengan garam ammonium sulfat:

R CH COO- + (NH4)2SO4 R S CH COOH + N2 + 4H2O || || NH3

+ NH2

IV.6 Uji koagulasi

Protein dengan penambahan asam atau pemanasan akan terjadi

koagulasi. Pada pH iso-elektrik (pH larutan tertentu biasanya berkisar 4

– 4,5 dimana protein mempunyai muatan positif dan negatif sama,

sehingga saling menetralkan) kelarutan protein sangat menurun atau

mengendap. Pada temperatur diatas 60oC kelarutan protein akan

berkurang (terjadi koagulasi) karena pada temperatur yang tinggi energi

kinetik molekul protein meningkat, sehingga terjadi getaran yang cukup

kuat untuk merusak ikatan atau struktur sekunder, tertier dan kuartener

yang menyebabkan koagulasi.

Asam asetat yang digunakan dalam percobaan kali ini

sebenarnya merupakan pelarut yang polar, tetapi sifat asamnyalah yang

dapat mengendapkan asam amino pada sampel. Reaksi yang terjadi

pada percobaan ini adalah :

R CH COO- + CH3COOH H2O R CH COOH

|| || NH3

+ NH3+ CH3COO-

Kedua sampel susu kedelai dan susu sapi memberikan hasil

positif dengan pembentukan endapan, sedangkan albumin tidak

terbentuk endapan. Endapan yang diperoleh kemudian diuji kelarutannya

didalam air dan reagen millon. Endapan yang dihasilkan tidak larut

dalam air, tetapi semakin mengendap didasar tabung reaksi, sedangkan

dengan pereaksi millon endapan menggumpal diatas larutan.

IV.7 Pengendapan dengan alkohol

Protein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol. Pelarut

organik akan mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air,

sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga karena alkohol akan

Page 18: Uji Protein Adin

berkompetisi dengan protein terhadap air. Pengujian dilakukan dengan

sampel albumin yang diujikan dengan 3 suasana berbeda, pada tabung

pertama sampel albumin ditambahkan HCl sehingga membuat suasana

reaksi menjadi asam, pada tabung kedua ditambahkan NaOH sehingga

suasana larutan menjadi basa, sedangkan pada tabung ketiga

ditambahkan buffer asetat untuk mempertahankan pH larutan menjadi

4,7. Pada ketiga tabung kemudian ditambahkan etilalkohol 95%, dan

pada tabung kedua serta ketiga memberikan hasil positif dengan

pembentukan endapan.

Percobaan ini didasarkan pada penyesuaian pH titik isolistrik

protein, sehingga terbentuk endapan dari protein yang diinginkan yaitu

albumin. Dari percobaan ini dapat disimpulkan, untuk menghasilkan

endapan dari albumin dengan penambahan alkohol diperlukan pH asam

lemah diatas 4,7 hingga basa, sedangkan pada pH asam kuat, endapan

yang dibentuk oleh alkohol akan dapat larut.

IV.8 Denaturasi protein

Denaturasi dapat diartikan suatu proses terpecahnya ikatan

hidrogen, ikatan garam atau bila susunan ruang atau rantai polipetida

suatu molekul protein berubah. Dengan perkataan lain denaturasi adalah

terjadi kerusakan struktur sekunder, tertier dan kuartener, tetapi struktur

primer (ikatan peptida) masih utuh. Dengan terjadinya denaturasi atau

perubahan konformasi serta posisinya maka fungsinya menjadi tak

menentu. Denaturasi protein dipengaruhi beberapa faktor luar, seperti

pH, suhu, adanya ion logam, maupun disebabkan adanya alkohol. Proses

denaturasi protein ditandai dengan penggumpalan protein yang

berlangsung dengan baik pada titik isolistrik protein tersebut yaitu pada

suasana asam, terjadinya koagulasi melalui pemanasan pada suhu 50oC.

Protein yan terdenaturasi pada titik isolistriknya masih dapat larut pada

pH di luar titik isolistrik tersebut. Pengaruh pH pada percobaan ini dapat

dilihat dengan digunakannya larutan NaOH, HCl dan buffer asetat.

Uji denaturasi protein dilakukan dengan menambahkan pada

masing-masing tabung yang berisi larutan albumin dengan HCl, NaOH

Page 19: Uji Protein Adin

dan buffer asetat kemudian dipanaskan di atas penangas air. Hanya

larutan protein yang ditambahkan dalam suasanan asam dengan

penambahan HCl dan bufer asetat saja yang memberikan hasil yang

positif dengan terbentuknya endapan, sedangkan NaOH yang

menyebabkan suasana menjadi basa kuat tidak membentuk endapan.

Larutan yang ditambahkan HCl dan NaOH kemudian masing-masing

ditambahkan 10 mL buffer asetat, menghasilkan endapan lebih banyak

pada bagian bawah pada larutan yang ditambahkan HCl. Sedangkan

pada larutan yang ditambahkan NaOH menghasilkan endapan yang lebih

merata atau endapan tidak banyak terbentuk, melainkan lebih banyak

yang terlarut, karena masih belum mencapai pH isolistriknya. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa denaturai albumin akan berlangsung dengan

baik pada suasana asam, disekitar pH 4,7.

IV.9 Uji Sulfur Dalam Protein

Uji sulfur dalam protein dimaksudkan untuk mendeteksi

adanya sulfur dalam sampel protein. Reagen yang digunakan ialah

reagen fusion mixture yang terdiri dari 3 natrium karbonat dan 2 bagian

kalium nitrat. Percobaan dilakukan dengan mencampurkan fusion

mixture dan serbuk albumin kemudian dipanaskan dalam cawan porselin

sampai tidak berwarna, lalu didinginkan dan dilarutkan dalam air panas.

Saring bila perlu, filtrat yang diperoleh diasamkan dengan HCl, lalu

dipanaskan hinga mendidih dan ditambahkan beberapa tetes larutan

BaCl2. Campuran albumin dan reagen ketika dipanaskan memberikan

larutan berwarna kuning, kemudian setelah diteteskan beberapa BaCl2

pada larutan terbentuk endapan dan mengakibatkan larutan menjadi

keruh.

Endapan yang terbentuk merupakan endapan putih dari barium

karbonat, tidak larut dalam asam encer, tetapi larut dalam asam pekat,

pada praktikum kali ini diguakan HCl pekat sehingga menyebabkan

larutan menjadi keruh karena endapan yang terbentuk ada sebagian yang

melarut.

Page 20: Uji Protein Adin

V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini, diantaranya

adalah :

1. Asam amino mempunyai gugus asam karboksilat dan gugus amino dalam

sebuah molekul, sehingga dapat membentuk ion dipolar (zwitter ion).

2. Reaksi Millon Nasse merupakan uji positif untuk protein yang

mengandung asam amino yang mempunyai gugus fenol seperti tirosin.

Albumin memberikan hasil positif.

3. Reaksi Hopkins-Cole merupakan reaksi khas untuk gugus indol dalam

protein. Albumin memberikan hasil positif.

4. Asam amino teroksidasi dengan ninhidrin sebagai oksidator lemah

membentuk warna ungu. Ketiga sampel memberikan hasil negative.

5. Reaksi biuret merupakan uji positif untuk asam amino yang mempunyai

ikatan peptida lebih dari satu. Ketiga sampel memberikan hasil negatif.

6. Kelarutan protein diperkecil oleh adanya penambahan garam, asam,

pemanasan dan perubahan pH pada titik isolistriknya, sehingga akan

terbentuk endapan. Ketiga sampel memberikan hasil positif dengan

membentuk endapan pada penambahan garam (NH4)2SO4, asam asetat dan

perubahan pH pada titik isolistriknya.

7. Protein dapat terdenaturasi akibat pengaruh suhu, pH maupun adanya

logam berat. Denaturasi albumin dapat terjadi pada pH isolistriknya, yaitu

pada suasana asam sekitar pH 4,7.

8. Reaksi reduksi sulfur digunakan untuk mendeteksi adanya sulfur dalam

asam amino.

Page 21: Uji Protein Adin

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden & Fessenden. 1990. Kimia Organik, Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Poedjiadi, Anna. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta

Page, David.S. 1997. Prinsip-prinsip Biokimia. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Anonim. 2008. Fungsi protein

http://rgilfan.wordpress.com/2008/05/27/fungsi-protein/

C

Page 22: Uji Protein Adin

LABORATORIUM KIMIA FARMASIPROGRAM STUDI FARMASI F-MIPAUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN 2UJI KUALITATIF PROTEIN DAN ENZIM

Disusun Oleh :Dita Ayulia Dwi Sandi

J1E107028Kelompok IX

Page 23: Uji Protein Adin

PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU

2008HALAMAN PENILAIAN

Laporan Praktikum Biokimia dengan Judul

”Percobaan II. Uji Kualitatif Protein dan Enzim”

Uraian Nilai

1. Post Teset

2. Jurnal Praktikum

3. Laporan Praktikum

Banjarbaru, 12 November 2008

Tanda tangan

(Risya Nor Fitri)

Page 24: Uji Protein Adin

LAMPIRAN-LAMPIRAN

PERTANYAAN

Uji Millon

1. Apa yang terjadi jika garam merkuri ditmabahkan pada protein ?

Jawab : Terbentuk senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang

berwarna dari gugus fenol protein, endapan yang dihasilkan

berwarna putih, dan ketika dipanaskan berubah menjadi merah.

2. Mengapa larutan albumin terkoagulasi?

Jawab : Karena pada albumin memiliki protein bergugus fenol.

3. Larutan protein mana yang memberikan uji negatif? Mengapa?

Jawab : Susu sapi dan susu kedelai, karena pada keduanya tidak memiliki

protein dengan gugus fenol, sehingga tidak akan terbentuk

hidroksifenil yang akan dapat bereaksi dengan merkuri membentuk

endapan putih.

Uji Hopkins-cole

1. Protein apakah yang memberikan uji positif dan mengapa ?

Jawab : Albumin, karena terbentuk warna ungu diantara dua lapisan, karena

protein dalam albumin memiliki gugus indol yang terkondensasi oleh

aldehide dari reagen hopkins-cole dengan bantuan asam kuat H2SO4.

Uji Ninhdrin

1. Warna apa yang terbentuk ?

Jawab : Seharusnya terbentuk larutan berwarna biru, tetapi pada hasil

praktikum, susu sapi menghasilkan larutan berwarna abu-abu keruh,

susu kedelai tidak mengalami perubahan, dan albumin menghasikan

warna putih.

Page 25: Uji Protein Adin

2. Gugus apa yang memberikan uji positif?

Jawab : Gugus amino

Uji Biuret

1. Wana apa yang terjadi ?

Jawab : Seharusnya terjadi kompleks berwrna biru ungu oleh ikatan peptida

protein yang bereaksi dengan ion Cu2+, tetapi dari hasil praktikum

terbentuk larutan putih pink tua pada susu sapi, sedangkan pada susu

kedelai dan albumin tidak memberikan perubahan apapun.

2. Mengapa harus dihindari kelebihan CuSO4 ?

Jawab : Karena dapat menyebabkan kompleks warna biru yang terbentuk akan

memudar akibat kelebihan CuSO4.

3. Mengapa garam amonium mengganggu ?

Jawab : Karena dapat ikut bereaksi dengan CuSO4.

4. Sebutkan dua macam zat lain selain protein yang memberikan uji biuret

positif?

Jawab : Karbohidrat

Pengendapan dengan garam

1. Terangkan hasil-hasilnya ?

Jawab : Susu sapi yang ditambahnkan 1 g (NH4)2SO4 menghasilkan larutan

putih susu kekuningan, endapan kemudian diambil dan direaksikan

dengan reagen millon menghaslkan endapan kuning, sedangkan

filtrat direaksikan dengan uji biuret menghasilkan larutan putih susu

kekuningan.

Susu kedelai yang ditambahnkan 1 g (NH4)2SO4 menghasilkan

larutan kuning, endapan kemudian diambil dan direaksikan dengan

reagen millon menghaslkan endapan kuning, sedangkan filtrat

direaksikan dengan uji biuret dan tidak mengalami perubahan

apapun.

Page 26: Uji Protein Adin

Albumin yang ditambahnkan 1 g (NH4)2SO4 menghasilkan larutan

putih susu kekuningan, endapan kemudian diambil dan direaksikan

dengan reagen millon menghaslkan endapan putih susu, sedangkan

filtrat direaksikan dengan uji biuret menghasilkan larutan bening

keruh.

Uji Koagulasi

1. Mengapa ditambahkan asam ?

Jawab : Protein dengan penambahan asam akan terjadi koagulasi. Pada pH

iso-elektrik (pH larutan tertentu biasanya berkisar 4 – 4,5 dimana

protein mempunyai muatan positif dan negatif sama, sehingga saling

menetralkan) kelarutan protein sangat menurun atau mengendap.

2. Protein apa yang menggumal pada pendidihan ?

Jawab : Susu sapi dan susu kedelai

Pegendapan dengan alkohol

1. Tabung-tabung mana yang menunjukkan protein yang tidak larut. Apakah

kelarutan albumin dalam air pada titik isoelektriknya ?

Jawab : Tabung 2 dan 3 menunjukkan albumin yang tidak larut. Albumin

pada titik isoelektriknya akan berkurang kelarutannya dalam air

sehingga akan terjadi pengendapan.

Denaturasi protein

1. Sifat fisik apa dari protein yang mempengaruhi kelarutan dari protein dalam

percobaan ?

Jawab : pH dan suhu lingkungan percobaan.

2. Metode lain apakah yang digunakan untuk denaturasi protein ?

Jawab : Denaturasi dapat pula terjadi oleh adanya gerakan mekanik, alkohol,

aseton, eter dan detergen.

3. Perubahan kimia apa yang berhubungan dengan denaturasi telur ?

Jawab : Perubahan konformasi serta posisinya, sehingga akivitasnya

berkurang .

Uji sulfur

Page 27: Uji Protein Adin

1. Mengapa protein memberikan uji positif untuk sulfur ?

Jawab : Karena pada protein tertentu memiliki unsur sulfur dalam molekulnya.

2. Unsur-unsur apa yang bisa ada dalam protein tetapi tidak asa dalam

karbohidrat dan lipid ?

Jawab : Nitrogen dan sulur.