Click here to load reader

UJIAN INFEKSI MTHA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kejang Demam Kompleks karena Tonsilofaringitis Akut

Citation preview

Kepada Yth.Jumat, 19 Februari 2016

UJIAN INFEKSI JUNIORSeorang anak lelaki dengan kejang demam komplek, tonsilofaringitis akut, caries dentis, gizi baik, normoweight, normoheight

Oleh Rizka Dewi ParamithaS5007214380

PPDS ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD Dr. MOEWARDISURAKARTA2016LAPORAN KASUS UJIAN INFEKSI

Nama PPDS: Rizka Dewi ParamithaHari/Tanggal Presentasi: Jumat, 19 Februari 2016

I.a. IDENTITAS KASUSNama: An. D. A.Umur: 2 tahun 4 bulanJenis kelamin: LelakiAlamat: Guwosari, Jebres, SurakartaMasuk rumah sakit: 15 Januari 2016Mulai dijadikan kasus: 16 Januari 2016Nomor rekam medis: 01-24-08-93

b. IDENTITAS ORANG TUA PENDERITAAyahIbuNamaTn.MNy.IUmur34 th30 thPendidikanSMASMAPekerjaanBuruh pabrikIbu rumah tanggaSuku/AgamaJawa/IslamJawa/Islam

II. DATA SUBYEKTIF(Dilakukan alloanamnesis terhadap ibu dan bapak pasien tanggal 16 Januari 2016 jam 10.00 di bangsal anak Melati 2 Rumah Sakit Dr. Moewardi)1. Keluhan Utama: Kejang2. Riwayat Penyakit SekarangSeorang anak lelaki berusia 2 tahun 4 bulan dirawat di bangsal Neurologi Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Rumah Sakit Dr. Moewardi (RSDM) Surakarta sejak tanggal 18 Januari 2016 dengan keluhan utama kejang.Tiga belas jam sebelum masuk rumah sakit, pasien mulai demam sumer-sumer. Demam pasien turun setelah diberi obat penurun panas, namun pasien kembali demam. Nafsu makan pasien juga menurun sejak 2 hari terakhir, masih mau makan namun porsi berkurang setengahnya dari porsi biasa yang dimakan pasien sebelum sakit. Pasien tidak batuk, pilek maupun muntah, juga tidak didapatkan keluarnya cairan dari telinga. Saat buang air kecil, pasien tidak tampak kesakitan, jumlah kurang lebih 1,5 liter per hari dan frekuensi 4 kali per hari. Buang air besar tidak ada keluhan, jumlah kurang lebih 2 gelas belimbing per hari dan frekuensi 1 kali per hari,warna kuning kecoklatan, konsistensi lunak, tidak ada lendir maupun darah.Tiga jam sebelum masuk rumah sakit pasien kejang saat pasien demam, kejang dua kali, seluruh tubuh, tangan dan kaki kaku, mata mendelik ke atas, saat kejang pasien tidak sadar, kejang berhenti sendiri tanpa pemberian obat, dengan lama kejang masing-masing kurang dari 5 menit. Setelah kejang pasien sadar dan menangis. Obat penurun panas terakhir diberikan orangtua kurang lebih sepuluh jam sebelum pasien kejang. Oleh orangtua pasien segera dibawa ke IGD RS Dr. Moewardi.Saat di IGD pasien tidak kejang namun masih demam, tidak batuk maupun pilek. Pasien sadar dan rewel, tidak muntah. Pasien tidak mau makan dan minum hanya sedikit. Buang air kecil terakhir saat di IGD, warna kuning jernih. Buang air besar seperti biasa, tidak ada keluhan.

3. Riwayat penyakit sebelumnya Riwayat kejang sebelumnya disangkal. Riwayat dirawat di RS sebelumnya disangkal. Riwayat trauma sebelum kejang disangkal.

4. Riwayat penyakit keluarga Riwayat kejang saat demam pada keluarga disangkal. Riwayat epilepsi pada keluarga disangkal.Kesan: tidak terdapat risiko penyakit kejang yang diturunkan.

5. Pohon keluarga

24th26th30th73th69th70th67th28thII.III.I.50th48th34th45thAn. D.A, 2 tahun 4 bulan, 12kg43th38th31th22th5th

6. Riwayat kehamilan dan kelahiranRiwayat kehamilan ibuPenderita merupakan anak kedua dan anak yang diinginkan oleh kedua orangtuanya. Selama hamil ibu pasien rutin tiap bulan memeriksakan kehamilannya di bidan. Ibu mendapatkan vitamin kehamilan dan rutin mengkonsumsinya. Riwayat sakit atau jatuh selama kehamilan disangkal.

Riwayat kelahiranPasien lahir spontan di bidan dekat rumah saat usia kehamilan 38 minggu. Saat lahir langsung menangis, gerak aktif, tidak biru, berat badan lahir 3100 gram, panjang badan 50 cm. Riwayat ketuban pecah sebelum waktunya disangkal.

Kesan: riwayat kehamilan dan kelahiran baik.

7. Riwayat nutrisi Sejak lahir hingga sekarang pasien mendapatkan ASI. Pasien juga mengkonsumsi susu formula dan makanan tambahan sejak usia 6 bulan. Saat ini pasien makan nasi dengan sayur dan lauk pauk seperti telur, tahu tempe dan ayam. Pasien juga sering mengkonsumsi buah.

Kesan: kualitas dan kuantitas nutrisi pasien cukup.

8. Riwayat perkembangan dan pertumbuhanPasien mulai bisa miring kanan kiri usia 3 bulan, tengkurap saat usia 4 bulan, belajar duduk umur 7 bulan, merangkak umur 8 bulan, dan berdiri usia 1 tahun. Berjalan dengan lancar usia 13 bulan. Saat ini pasien dapat tersenyum dan bermain bersama orangtuanya. Pasien sudah dapat membuat kalimat utuh dan bernyanyi.Pasien lahir dengan berat badan 3100 gram dan panjang badan 50 cm, pasien tiap bulan ditimbang di posyandu, berat badan pasien selalu naik. Saat ini pasien berusia 2 tahun 4 bulan dengan berat badan 12 kg dan panjang badan 93 cm.

Kesan : perkembangan dan pertumbuhan sesuai dengan usia.

9. Riwayat imunisasiBCG : 1 bulanHepatitis B : 0, 2, 3, 4 bulanPolio (oral) : 1, 2, 3, 4 bulanDPT- HiB: 2, 3, 4, 18 bulanCampak : 9 bulan, 2 tahunKesan: Imunisasi sesuai dengan jadwal Kemenkes tahun 2013.

10. Sosial ekonomi keluargaPasien merupakan anak kedua dari pasangan suami istri A dan I. Ayah pasien berusia 34 tahun, suku Jawa, agama Islam, pendidikan terakhir SMA, saat ini bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik. Ibu berusia 30 tahun, suku Jawa, agama Islam, pendidikan terakhir SMA, ibu rumah tangga. Penghasilan keluarga sekitar Rp. 2.000.000,00/ bulan. Kesan: sosial ekonomi cukup

III. DATA OBYEKTIF SAAT DIJADIKAN KASUS (15 Januari 2016)Pemeriksaan Fisisa. Pemeriksaan umumKesan umum: sakit sedang, komposmentis (GCS E4V5M6), gizi kesan baik.Laju nadi : 102 x/menit, teratur, isi dan tegangan cukup.Laju napas : 28 x/menit, reguler, kedalaman cukup.Suhu aksila : 39,4 0 CTekanan darah : 90/60 mmHgSaturasi oksigen : 99 %

b. Status gizi antropometriBerat badan : 12 kgPanjang badan : 93 cmBB/umur : 12/13,2 x 100% = 90,9% -2SD