92
UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN PEMERINGKATAN PEMASOK PADA PT. Y DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS SKRIPSI HALDI MARULI 0906603631 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI DEPOK JUNI 2012 Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

  • Upload
    vankiet

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

UNIVERSITAS INDONESIA

KRITERIA EVALUASI DAN PEMERINGKATAN PEMASOK PADA PT. Y DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN

TOPSIS

SKRIPSI

HALDI MARULI

0906603631

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

DEPOK

JUNI 2012

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

UNIVERSITAS INDONESIA

KRITERIA EVALUASI DAN PEMERINGKATAN PEMASOK PADA PT. Y DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN

TOPSIS

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

HALDI MARULI

0906603631

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

DEPOK

JUNI 2012

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

ii Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

iii Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan

dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik

Jurusan Teknik Industri pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saya

menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa

perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih

kepada :

a. Ibu Ir. Fauzia Dianawati Msi, selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam

penyusunan skripsi ini;

b. Para penguji, yang telah memberikan masukan mengenai materi Skripsi

pada seminar 1 dan seminar 2;

c. Pihak PT. YPMI yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh

data yang saya perlukan (Bu Yosh, Mas Luqman, Suci, Rae) ;

d. Ibu tercinta yang selalu memberikan kekuatan dari doa-doa malamnya

sehingga raga dan mental ini mampu melewati semua rintangan yang ada ;

e. Kekasih dan calon pendamping hidup saya lina, yang telah memberikan

ekstra tenaga dari senyum dan doa-doanya sehingga skripsi ini bisa

selesai.

f. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi

ini. Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu.

Depok, 28 Juni 2012

Penulis

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

v Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

vi Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Haldi Maruli Program Studi : Teknik Industri Judul : Kriteria Evaluasi dan Pemeringkatan Pemasok pada PT.Y

dengan Menggunakan Metode AHP dan TOPSIS

Penelitian ini dilakukan pada sebuah perusahaan manufaktur komponen sepeda motor dengan melakukan evaluasi terhadap pemasok manufaktur komponen mold die casting dengan tujuan mendapatkan kriteria evaluasi pemasok dan melakukan pemeringkatan pemasok. Proses pembuatan kriteria evaluasi pemasok ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan melakukan pemeringkatan pemasok dengan pendekatan metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan kedua metode tersebut dihasilkan 5 kriteria utama, yaitu kriteria kualitas, pengiriman, harga, sumber daya, pelayanan, dan manajemen perusahaan dengan menempatkan kriteria kualitas sebagai kriteria dengan bobot penilaian terbesar yaitu sebesar 41,2%. Sedangkan hasil dari pemeringkatan pemasok menempatkan pemasok 6 sebagai pemasok terbaik dan pemasok 4 sebagai pemasok terburuk diantara 6 alternatif pemasok. Dengan dibuatnya suatu model evaluasi dan pemeringkat pemasok ini diharapkan dapat berguna untuk proses evaluasi pemasok lainnya dengan tipe bisnis yang sama yaitu perusahaan manufaktur..

Kata kunci : Evaluasi pemasok, Pemeringkatan pemasok, AHP, TOPSIS

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

vii Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Haldi Maruli Study Program : Industrial Engineering Title : Evaluation Criteria and Rangking For Supplier On PT. Y

By Using AHP and TOPSIS Method The research was done on a motorcycle component manufacturing company with an evaluation of the supplier of die casting mold component manufacturing with the purpose of obtaining a supplier evaluation criteria and ranking suppliers. Supplier evaluation criteria is built using the approach method of Analytical Hierarchy Process (AHP) and Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) for ranking suppliers. Based on the data processing by using the two methods, produced five main criteria, namely criteria of quality, delivery, price, resources, services, and management of the company. By placing Quality as a criteria with the greatest weight that is equal to 41.2%. The results of the ranking for suppliers placing Supplier 6 as the best supplier and Supplier 4 as the worst among the six alternative of suppliers. With the establishment of a model of supplier evaluation and supplier ranks, this model can be useful for evaluating other suppliers with the same type of business as a manufacturing company.

Keyword : Supplier Evaluation, Supplier Ranking, AHP, TOPSIS

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

viii Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................. v ABSTRAK ............................................................................................................ vi ABSTRACT .......................................................................................................... vii DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii 1. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Diagram Keterkaitan masalah .................................................................... 2 1.3 Perumusan Masalah .................................................................................... 3 1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3 1.5 Batasan Penelitian ...................................................................................... 3 1.6 Metodologi Penelitian ................................................................................ 3 1.7 Sistematika Penulisan ................................................................................. 6

2. DASAR TEORI ............................................................................................... 7 2.1 Pengambilan Keputusan ............................................................................. 7

2.1.1 Konsep-konsep Utama Dalam Pengambilan Keputusan .................. 8 2.1.3 Dasar-dasar Pengambilan Keputusan ............................................... 11

2.2 Analytical Hierarchy Process (AHP) ......................................................... 12 2.2.1 Hirarki .............................................................................................. 14 2.2.2 Kriteria ............................................................................................. 14 2.2.3 Formulasi Matematis Proses Analitik Hirarki .................................. 15

2.3. Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS.) .................................................................................................. 21

3. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA........................................ 24 3.1 Pengidentifikasian Kriteria Keputusan ....................................................... 24

3.1.1 Bentuk Kuisioner .............................................................................. 25 3.1.2 Pengolahan hasil Kuisioner .............................................................. 25 3.1.3 Hirarki Keputusan ............................................................................ 30

3.2 Penentuan Bobot Kriteria dan Subkriteria .................................................. 31 3.2.1 Matriks Perbandingan Berpasangan ................................................. 31 3.2.2 Perhitungan Bobot Kriteria Utama dan Subkriteria ......................... 33 3.2.3 Uji Konsistensi Hasil Perbandingan Berpasangan ........................... 36

3.3 Penilaian Pemasok ...................................................................................... 40 3.3.1 Penilaian Kriteria Kualitas ............................................................... 40 3.3.2 Penilaian Kriteria Pengiriman .......................................................... 44 3.3.3 Penilaian Kriteria Harga ................................................................... 47 3.3.4 Penilaian Kriteria Sumber Daya Pemasok ....................................... 51 3.3.5 Penilaian Subkriteria Pelayanan ....................................................... 53 3.3.6 Penilaian Subkriteria Manajemen Perusahaan Pemasok .................. 54

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

ix Universitas Indonesia

3.4 Penentuan Peringkat Pemasok Dengan Perhitungan TOPSIS ................... 57 4. ANALISA HASIL ........................................................................................... 61

4.1 Analisa Kriteria Utama dan Subkriteria ..................................................... 61 4.2 Analisa Pemasok ........................................................................................ 68 4.3 Analisa Perhitungan TOPSIS ..................................................................... 69

5. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 71 DAFTAR REFERENSI ......................................................................................

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

x Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skala Nilai Perbandingan Berpasangan ............................................... 16

Tabel 2.2 Tabel Matriks Perbandingan Berpasangan ........................................... 18

Tabel 2.3 Nilai Indeks Acak/Random .................................................................. 20

Tabel 3.1 Tabel Daftar Responden ....................................................................... 25

Tabel 3.2 Hasil Pengolahan Data Kuisioner 1 ..................................................... 27

Tabel 3.3 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Utama ............................ 31

Tabel 3.4 Matriks Perbandingan Berpasangan kriteria Kualitas .......................... 31

Tabel 3.5 Matriks PerbandinganBerpasangan kriteria Pengiriman ...................... 32

Tabel 3.6 Matriks Perbandingan Berpasangan kriteria Harga.............................. 32

Tabel 3.7 Matriks Perbandingan Berpasangan kriteria Sumber Daya ................. 32

Tabel 3.8 Matriks Perbandingan Berpasangan kriteria Pelayanan ....................... 33

Tabel 3.9 Matriks Perbandingan Berpasangan kriteria Manajemen Kualitas ...... 33

Tabel 3.10 Sintesis Matriks Kriteria Kualitas ...................................................... 34

Tabel 3.11 Tabel Matriks Ternormalisasi Subkriteria dari Kriteria Kualitas ....... 34

Tabel 3.12 Tabel Perhitungan Bobot Parsial Subkriteria dari Kriteria Kualitas .. 34

Tabel 3.13 Hasil Perhitungan Bobot Parsial Kriteria Utama dan Subkriteria ...... 35

Tabel 3.14 Tabel Indeks Konsistensi Acak .......................................................... 36

Tabel 3.15 Hasil Perhitungan Rasio Konsistensi ................................................. 37

Tabel 3.16 Tabel Subkriteria Penilaian Pemasok Berdasarkan Jenis Penilaian ... 39

Tabel 3.17 Tabel Interval Penilaian Rasio Penerimaan Produk Sesuai

Spesifikasi ............................................................................................................. 41

Tabel 3.18 Tabel Penilaian Rasio Penerimaan Produk Sesuai Spesifikasi .......... 42

Tabel 3.19 Tabel Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Pemasok ......................... 43

Tabel 3.20 Tabel Penilaian Kelengkapan Dokumen Pengecekan Dari Pemasok 43

Tabel 3.21 Tabel Interval Penilaian Lead Time Manufaktur Pemasok ................ 44

Tabel 3.22 Tabel Penilaian Rata-rata Lead Time Manufaktur Pemasok .............. 45

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

xi Universitas Indonesia

Tabel 3.23 Tabel Interval Penilaian Ketepatan Waktu Pengiriman ..................... 45

Tabel 3.24 Tabel Penilaian Ketepatan Waktu Pengiriman ................................... 46

Tabel 3.25 Tabel Penilaian Fleksibilitas Pengiriman ........................................... 46

Tabel 3.26 Tabel Total Harga dari Masing-masing Pemasok .............................. 48

Tabel 3.27 Tabel Interval Penilaian Tingkat Harga ............................................. 48

Tabel 3.28 Tabel Penilaian Tingkat Harga Pemasok ........................................... 49

Tabel 3.29 Tabel Interval Penilaian Fluktuasi Harga ........................................... 49

Tabel 3.30 Tabel Penilaian Fluktuasi Harga Pemasok ......................................... 50

Tabel 3.31 Tabel Interval Penilaian Fleksibilitas Harga Pemasok ....................... 50

Tabel 3.32 Tabel Penilaian Fleksibilitas Harga Pemasok .................................... 51

Tabel 3.33 Tabel Penilaian Fasilitas Permesinan pemasok .................................. 52

Tabel 3.34 Tabel Penilaian Kompetensi Tenaga Ahli Pemasok .......................... 52

Tabel 3.35 Tabel Penilaian Kemudahan Menghubungi Pemasok ........................ 53

Tabel 3.36 Tabel Penilaian Respon Terhadap Kebutuhan dan Keluhan .............. 54

Tabel 3.37 Tabel Penilaian Reputasi Pemasok..................................................... 56

Tabel 3.38 Tabel Penilaian Ketertiban Pemasok Terhadap Pajak ........................ 57

Tabel 3.39 Tabulasi Kriteria dan Subkriteria Beserta Bobot dan Penilaian

Pemasok ................................................................................................................ 58

Tabel 3.40 Hasil Perhitungan Kedekatan Relatif Dengan Metode TOPSIS ........ 60

Tabel 3.41 Daftar Subkriteria Berdasarkan Jenis Penilaian ................................. 60

Tabel 3.42 Tabel Perhitungan Peringkat Pemasok Dengan Metode TOPSIS ...... 69

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

xii Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram Keterkaitan Masalah .................................................... 2

Gambar 1.2 Diagram Alir Metode Penelitian ................................................. 5

Gambar 2.1 Contoh Hirarki Keputusan .......................................................... 14

Gambar 3.1 Hirarki Keputusan Evaluasi Pemasok ........................................ 30

Gambar 3.2 Hirarki Keputusan Evaluasi Pemasok Besrta Bobotnya ............. 38

Gambar 4.1 Bobot Penilaian Kriteria Utama.................................................. 61

Gambar 4.2 Bobot Penilaian Subkriteria Kualitas.......................................... 63

Gambar 4.3 Bobot Penilaian Subkriteria Pengiriman .................................... 64

Gambar 4.4 Bobot Penilaian Subkriteria Harga ............................................. 65

Gambar 4.5 Bobot Penilaian Subkriteria Sumber Daya ................................. 66

Gambar 4.6 Bobot Penilaian Subkriteria Pelayanan ...................................... 67

Gambar 4.7 Bobot Penilaian Subkriteria Manajemen Perusahaan ................. 67

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

xiii Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ....................................................................................................... 74

Lampiran 2 ....................................................................................................... 79

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan harus siap untuk bersaing secara global. Perusahaan

yang mampu memenuhi keinginan pelanggan, mengembangkan produk tepat

waktu, mengeluarkan biaya yang rendah dalam bidang persediaan dan penyerahan

produk, mengelola industri secara cermat dan fleksibel adalah perusahaan yang

punya daya saing tinggi dan dapat menguasai pasar (Watanabe, 2001).

PT. Y adalah sebuah perusahaan manufaktur komponen sepeda motor

yang menduduki peringkat kedua pangsa pasar di Indonesia. Di Indonesia,

perkembangan penjualan sepeda motor telah meningkat secara signifikan, dalam

kurun waktu 10 tahun terakhir Tingkat pertumbuhan penjualan sepeda motor

sebesar 15,99% pertahun (Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia, Januari

2012). Hal ini membuat PT. Y untuk lebih baik lagi dalam memenihi permintaan

pelanggannya dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

Menyadari pentingnya kelancaran produksi untuk memenuhi tujuan akhir

perusahaan, maka PT.Y perlu memperkuat aliran kebutuhan produksi sehingga

efektifitas kerja perusahaan dan efisiensi meningkat. Konsep ini disebut konsep

Supply Chain Management (SCM). Supply Chain Management merujuk kepada

jaringan yang rumit dari hubungan yang mempertahankan organisasi dengan

rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan

kepada konsumen. (Kalakota, 2000). Salah satu kunci sukses dalam SCM adalah

ketepatan memilih mitra bisnis (Mulki dan Raihan, 2005).

Pemasok merupakan salah satu mitra bisnis yang memegang peranan

sangat penting dalam menjamin ketersediaan barang pasokan yang dibutuhkan

oleh perusahaan. Sebuah perusahaan yang sehat dan efisien tidak akan banyak

berarti apabila pemasoknya tidak mampu menghasilkan bahan baku yang

berkualitas atau tidak mampu memenuhi pengiriman tepat waktu. Oleh karena itu

perusahaan perlu mengevaluasi pemasok secara cermat dan berkelanjutan.

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

Selain untuk kepentingan memelihara

baik, evaluasi pemasok juga diperlukan dalam rangka memenuhi tujuan utama

perusahaan yaitu mendapatkan keuntungan sebesar

menekan biaya. Sebuah perusahaan manufaktur menghabiskan lebih dari 70%

product cost untuk pembelian berupa barang dan jasa

1998). Oleh karena itu evaluasi p

sebuah perusahaan untuk menciptakan

1.2 Diagram Keterkaitan Masalah

Berikut ini

pembuatan model pemeringkat pemasok :

Gambar 1.1

Unive

Selain untuk kepentingan memelihara Supply Chain Management

baik, evaluasi pemasok juga diperlukan dalam rangka memenuhi tujuan utama

an yaitu mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, dalam hal ini adalah

menekan biaya. Sebuah perusahaan manufaktur menghabiskan lebih dari 70%

untuk pembelian berupa barang dan jasa (Ghodsypour & O’Brien,

Oleh karena itu evaluasi pemasok adalah penting sebagai isu strategis dari

sebuah perusahaan untuk menciptakan Supply Chain Management

1.2 Diagram Keterkaitan Masalah

Berikut ini pada gambar 1.1 adalah diagram keterkaitan masalah

pembuatan model pemeringkat pemasok :

Gambar 1.1, Diagaram Keterkaitan Masalah

2

ersitas Indonesia

Supply Chain Management yang

baik, evaluasi pemasok juga diperlukan dalam rangka memenuhi tujuan utama

dalam hal ini adalah

menekan biaya. Sebuah perusahaan manufaktur menghabiskan lebih dari 70% dari

(Ghodsypour & O’Brien,

emasok adalah penting sebagai isu strategis dari

Supply Chain Management yang efisien.

adalah diagram keterkaitan masalah

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

3

Universitas Indonesia

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan diagaram keterkaitan masalah diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah dibutuhkan suatu metode evaluasi

pemasok yang efisien, tepat dan objektif sehingga dapat dibuat suatu kriteria

evaluasi pemasok dan pemeringkatan pemasok.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah

menentukan kriteria evaluasi kinerja pemasok dan melakukan pemeringkatan

pemasok berdasarkan kriteria evaluasi kinerja pemasok.

1.5 Batasan Penelitian

• Penelitian ini dilakukan pada PT. Y sebagai perusahaan manufakturing

komponen sepeda motor

• Objek penelitian adalah pemasok komponen mold die casting PT. Y.

• Alternatif pemasok yang akan dilakukan evaluasi adalah pemasok

resmi yang sudah disetujui oleh manajemen PT. Y

• Responden penelitian ini adalah dari bagian Purchasing, Production

Engineering 3, dan Material Control.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian mengenai model pemeringkatan pemasok ini dilakukan dalam

beberapa tahapan, yaitu :

a. Tahap studi pendahuluan, meliputi :

• Pewrumusan masalah

• Tinjauan pustaka

• Tinjauan lapangan

b. Tahap identifikasi, meliputi :

• Pemilihan metode pemecahan masalah

• Identifikasi kebutuhan data (data pemasok, data perusahaan, data

responden)

c. Tahap pengembangan hirarki keputusan

• Penyusunan kuisioner

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

4

Universitas Indonesia

• Penyebaran kuisioner 1

• Pembentukan hirarki keputusan

d. Tahap pembentukan metode evaluasi

• Penyusunan kuisioner penilaian perbandingan berpasangan

• Penyebaran kuisioner 2

• Penilaian dan pembobotan elemen hirarki

• Sintesis dan uji konsistensi

e. Tahap pemeringkatan pemasok

• Penilaian pemasok

• Pengolahan data dengan metode TOPSIS

f. Tahap analisa

g. Tahap kesimpulan dan saran

Untuk lebih jelas, maka diagram alir metodologi penelitian dapat dilihat

pada gambar 1.2 berikut ini :

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

Gambar 1.2

Unive

Gambar 1.2, Diagram Alir Metodologi Penelitian

5

ersitas Indonesia

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

6

Universitas Indonesia

1.7 Sistematika Penulisan

Penelitian mengenai model pemeringkat pemasok ini akan dipaparkan

dalam beberapa bab berikut ini :

Bab 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, diagram keterkaitan masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, metodologi penelitian,

dan sistematika penulisan.

Bab 2 DASAR TEORI

Bab ini memaparkan teori-teori mengenai metode pengambilan keputusan

seperti metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan technique for order

preference by similarity to ideal solution (TOPSIS).

Bab 3 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini menjelaskan langkah-langkah dalam pembentukan hirarki

keputusan, pengolahan data penilaian pemasok, dan perhitungan pemeringkatan

pemasok.

Bab 4 ANALISA HASIL

Bab ini menjelaskan analisa hasil pembobotan masing-masing kriteria dan

subkriteria, dan analisa hasil pemeringkatan pemasok dengan metode TOPSIS.

Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesipmpulan yang didapat dari penelitian dan saran yang

diperlukan dalam penerapan metode evaluasi dan pemeringkat pemasok pada PT.

Y.

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

7 Universitas Indonesia

BAB 2

DASAR TEORI

2.1 Pengambilan Keputusan

Sebagai mahluk hidup, manusia tidak dapat terhindar dari sebuah

permasalahan. Segala permasalahan yang datang, baik merupakan sederhana

maupun kompleks membutuhkan solusi. Solusi bisa saja lebih dari satu sehingga

tidak mudah untuk menyelesaikan masalah, karena manusia harus mengambil

keputusan mengenai pilihan solusi apa yang hendak dilakukannya. Jelas sekali

hasil akhir pilihan akan sangat mempengaruhi kehidupan ia selanjutnya,

kebanyakan melibatkan suatu resiko dan konsekuensi.

Pengambilan keputusan bersifat universal dan dilakukan oleh siapa saja,

baik oleh manusia sebagai indvidu maupun sekelompok manusia (Misalnya:

organisasi, perusahaan, negara, dll), bahkan mungkin seluruh mahluk hidup

melakukannya. Raymond Macleod, Jr dan George Scheel mengatakan keputusan

sebagai pemilihan strategi atau aksi (tindakan), sedangkan Stephen P. Robbins

dan Mary Coulter mengatakan keputusan sebagai pilihan yang dibuat dari dua

atau lebih alternatif. Dengan demikian pengambilan keputusan dapat didefinisikan

sebagai seni memilih strategi atau aksi (tindakan) yang dipercaya dapat

memberikan solusi terbaik dari permasalahan. Para pakar memberikan pengertian

keputusan sesuai dengan sudut pandang dan latar belakang pemikirannya.

Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai

alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas

dasar logika atau pertimbangan; (2) ada beberapa alternatif yang harus dipilih

salah satu yang terbaik; dan (3) ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu

makin mendekatkan pada tujuan tersebut. Pengertian keputusan yang lain

dikemukakan oleh Prajudi Atmosudirjo bahwa keputusan adalah suatu

pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah dengan

menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

8

Universitas Indonesia

Dari pengertian keputusan tersebut dapat diperoleh pemahaman bahwa

keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang

dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif.

Setelah dipahami pengertian keputusan, selanjutnya dapat dilihat definisi

pengambilan keputusan. Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah

pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang

ada. Kemudian, menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu

pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan

mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling

cepat. Selanjutnya, menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah

proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan

masalah.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan

keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa

alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara

pemecahan masalah.

2.1.1 Konsep - konsep utama dalam pengambilan keputusan :

a. Pengambilan keputusan yang melibatkan hubungan timbal balik yang

kompleks dari masyarakat, oraganisasi dan pengaruh dari aspek-aspek

sosial.

b. Asumsi standar yang selalu dipakai adalah bentuk kuantitatif untuk

pengambilan keputusan yang dibuat oleh individu dan organisasi, adalah

rasional. Tetapi asumsi tidak tepat, dimana dalam kehidupan sehari-hari,

pengambilan keputusan ini dilakukan dengan ditimbang-timbang, difikir-

fikir dan dikira-kira saja.

c. Setiap pengambilan atau pembuat keputusan mempunyai cara atau model

(style) sendiri-sendiri dan biasanya berbeda dengan cara atau metode yang

dimiliki orang lain (individualis)

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi individu dalam pengambilan keputusan

seperti proses pengamatan (persepsi), proses dalam kesadaran (sub

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

9

Universitas Indonesia

conscious), proses intuisi (perasaan) ketidakpastian, kondisi stress dan

kebiasaan pribadi.

e. Pengambilan keputusan dalam organisasi adalah kolektifitas dari

kebiasaan-kebiasaan individu dalam pengambilan keputusan pengaruh-

pengaruh tambahan adalah kehidupan pribadi dalam kelompok, pengaruh

dari kekuatan dan kekuasaan serta konsekuensi (policy) dari organisasi.

f. Aspek sosial mempengaruhi pengambilan keputusan baik secara individu

ataupun organisasi, etika, pembatasan-pembatasan oleh hukum, norma-

norma sosial dan kebudayaan adalah faktor penting dalam membentuk ciri

pengambilan keputusan baik secara individu maupun secara organisasi.

2.1.2 Tahapan dalam pengambilan keputusan umumnya adalah sebagai berikut :

1. Pengidentifikasian permasalahan

Raymond Macleod, Jr dan George Scheel mendefinisikan permasalahan

sebagai kondisi yang potensial untuk mendatangkan kerugian atau

keuntungan dan solusi atau pemecahan masalah sebagai seni merespon

permasalahan sehingga efek kerugian dapat ditekan atau memperbesar

kesempatan untung. Stephen P Robbins mendefinisikan permasalahan

sebagai ketidaksesuaian sesuatu hal antara yang ada dengan yang

diharapkan. Harris Ali Moerfi mendefinisikan masalah sebagai setiap hal

yang harus lebih dimengerti dan harus dijabarkan merupakan pertanyaan,

kesulitan, hambatan yang harus diselesaikan yang dapat timbul dalam unit

itu sendiri atau timbul diluar unit organisasi, dapat merupakan peristiwa

rutin atau baru, dan dapat timbul karena sejarah dan lingkungannya atau

muncul karena sebab yang lain. Permasalahan perlu diidentifikasi dan

diperjelas sejak awal sehingga tujuan yang hendak dicapai lebih jelas,

dengan demikian pengambil keputusan tidak keluar dari topik

permasalahan dalam pembahasan dan penentuan solusi pemecahan.

2. Pengidentifikasian kriteria keputusan

Kriteria adalah sesuatu yang relevan dalam keputusan, ia merupakan

parameter-parameter yang akan dipertimbangkan dan dinilai atas alternatif

solusi yang ada, dan merupakan hal yang signifikan dan dibutuhkan, yang

harus dipenuhi oleh alternatif solusi. Kriteria keputusan ini akan dijadikan

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

10

Universitas Indonesia

pedoman bagi pengambil keputusan, sehingga kriteria keputusan ini harus

diidentifikasi dengan hati-hati mengenai hal-hal penting apa saja yang

perlu diperhatikan agar sebuah solusi layak untuk diambil dan

dilaksanakan.

3. Pemberian bobot untuk masing-masing kriteria

Bobot perlu diberikan sebagai penetepan tingkat kepentingan dari masing-

masing kriteria yang telah ditentukan terhadap permasalahan yang

dihadapi. Tingkat kepentingan ini ditetapkan dengan sangat hati-hati

sehingga hasil yang diperoleh akan dapat menunjukkan pilihan yang

sesuai dengan tingkat yang diharapkan.

4. Pengembangan alternatif

Langkah selanjutnya adalah mencari alternatif solusi yang dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapi. Dalam tahap ini belum

dilakukan evaluasi alternatif tetapi baru pada tahap pengumpulan.

Alternatif yang dikumpulkan benar-benar harus dikenali sehingga

konsekuensi jika alternatif tersebut dipilih dapat diketahui.

5. Analisis Alternatif

Setelah alternatif diidentifikasi dan dikumpulkan, pengambil keputusan

secara kritis menganalisa tiap alternatif. Kekuatan dan kelemahannya akan

semakin jelas dengan memberikan penilaian melalui perbandingan

berdasarkan kriteria yang telah diberi bobot.

6. Pemilihan alternatif

Alternatif yang telah dianalisa akan menujukkan nilai. Alternatif-alternatif

tersebut kemudian diurutkan berdasarkan perolehan nilai perhitungan dari

yang tertinggi hingga yang terendah. Dengan demikian pengambil

keputusan dapat segera memilih alternatif yang sesuai dan diharapkan.

7. Implementasi alternatif

Walaupun alternatif telah dipilih, namun alternatif tersebut bisa saja gagal

ketika dilaksanakan, karena itu perlu adanya tahap implementasi untuk

melihat seberapa signifikan pelaksanaan alternatif dalam memecahkan

permasalahan.

8. Evaluasi efektifitas keputusan

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

11

Universitas Indonesia

Evaluasi dilakukan dengan melihat hasil dari implementasi alternatif yang

diputuskan. evaluasi ini meliputi penilaian keefektifan alternatif dalam

memecahkan permasalahan.

2.1.3. Dasar Dalam Pengambilan Keputusan

George R. Terry menyebutkan 5 dasar (basis) dalam pengambilan

keputusan, yaitu: (1) intuisi; (2) pengalaman; (3) fakta; (4) wewenang; dan (5)

rasional.

1. Intuisi.

Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan yang

berdasarkan perasaan yang sifatnya subyektif. Dalam pengambilan keputusan

berdasarkan intusi ini, meski waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan

relatif pendek, tetapi keputusan yang dihasilkan seringkali relatif kurang baik

karena seringkali mengabaikan dasar-dasar pertimbangan lainnya.

2. Pengalaman.

Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi

pengetahuan praktis, karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang, maka

dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung-ruginya

dan baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan.

3. Wewenang.

Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh

pimpinan terhadap bawahannya, atau oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya

kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Hasil keputusannya dapat

bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama dan memiliki otentisitas (otentik),

tetapi dapat menimbulkan sifat rutinitas, mengasosiasikan dengan praktek

diktatorial dan sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan

sehingga dapat menimbulkan kekaburan.

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

12

Universitas Indonesia

4. Fakta.

Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat memberikan

keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat kepercayaan terhadap

pengambil keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima

keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.

5. Rasional.

Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio, keputusan yang dihasilkan

bersifat objektif, logis, lebih transparan dan konsisten untuk memaksimumkan

hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati

kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pengambilan keputusan secara

rasional ini berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang ideal. Pada pengambilan

keputusan secara rasional terdapat beberapa hal sebagai berikut:

� Kejelasan masalah : tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.

� Orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.

� Pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan

konsekuensinya.

� Preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria.

� Hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik berdasarkan atas hasil

ekonomis yang maksimal.

2.2. AHP (Analytical Hierarchy Process)

Analytical Hierarchy Process adalah sesuatu metodologi yang

komprehensif, yang menyediakan kemampuan untuk menggabungkan faktor

kuantitatif dan kualitatif dalam pengambilan keputusan bagi individu maupun

group. Model ini dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika

di Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat. AHP ditampilkan dalam bentuk model

hirarki yang terdiri atas tujuan, kriteria, mungkin beberapa level subkriteria, dan

alternatif untuk tiap keputusan. Metode ini dibangun atas tiga prinsip :

1. Prinsip untuk membangun hirarki

2. Prinsip untuk menetapkan prioritas

3. Prinsip konsistensi yang logis.

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

13

Universitas Indonesia

Kerangka kerja AHP yang fleksibel dan efektif dapat membantu seorang

dalam pengambilan keputusan. Karena seluruh bagian hirarki saling berhubungan,

maka dapat terlihat perbuhan satu faktor dapat mempengaruhi faktor lainnya.

Berikut ini adalah langkah - langkah dalam penggunaan metode AHP

(Saaty, 1988) :

a. Mendefenisikan persoalan dan merinci pemecahan yang diinginkan

b. Memuat matriks perbandingan berpasangan untuk setiap elemen dalam

hirarki.

c. Memasukkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk

mengembangkan perangkat matriks

d. Mensintesa data dalam matriks perbandingan berpasangan sehingga

didapatkan prioritas setiap elemen hirarki.

e. Menguji konsistensi dan prioritas yang telah diperoleh

f. Melakukan langkah-langkah diatas untuk setiap level hirarki

g. Menggunakan komposisi secara hirarki

h. Menggunakan komposisi hirarki untuk membobotkan vektor-vektor

prioritas dengan bobot-bobot kriteria dan menjumlahkan semua nilai

prioritas yang sudah diberi bobot tadi dengan nilai prioritas dari level

bawah berikutnya dan seterusnya. Hasilnya adalah vektor prioritas

menyeluruh untuk level hirarki paling bawah.

i. Mengevaluasi konsistensi untuk seluruh hirarki dengan mengalikan setiap

indeks konsistensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan

menjumlahkan hasil kalinya. Hal ini kemudian dibagi dengan pernyataan

sejenis menggunakan indeks konsistensi dengan prioritas kriteria

bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini kemudian dibagi

dengan pernyataan sejenis menggunakan indeks konsistensi acak

(Random) yang sesuai dengan dimensi tiap matriks. Rasio konsistensi

hirarki tersebut tidak boleh lebih dari 10% jika tidak maka proses harus

diperbaiki.

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

2.2.1 Hirarki

Hirarki merupakan cara yang efisien dalam penyelesaian sistem yang

kompleks berupa struktur linier dimana pengaruh terditribusi dari atas ke bawah.

Efisien karena permasalahan akan lebih terstruktur, terorgani

dalam pengontrolan dan penurunan informasi kedalam sistem. Hal ini dimulai

dengan tujuan memberikan pengaruh yang besar dan sangat penting. Tujuan

dijabarkan dengan penentuan elemen kriteria, dan mungkin subkriteria yang

dipengaruhi atau dikontrol oleh elemen yang berada pada level diatasnya, dan

bobot suatu elemen dibagi unutk elemen

dibawahnya. Ketika membangun hirarki, perlu diperhatikan bahwa hirarki

tersebut harus mampu mempresentasikan permasalahan ser

mungkin, tanpa kehilangan sensitivitas hasil akhir. Lingkungan permasalahan dan

hal-hal terkait dengan solusi patut diperhatika

akan memberikan penilaian. Contoh hirarki

2.1 berikut ini :

2.2.2. Kriteria

Krtieria menunjukkan definisi masalah dalam bentuk konkret dan kadang

kadang dianggap sebagai sasaran yang akan dicapai. Kriteria akan dijadikan

sebagai standar ukuran dala

Unive

Hirarki merupakan cara yang efisien dalam penyelesaian sistem yang

erupa struktur linier dimana pengaruh terditribusi dari atas ke bawah.

Efisien karena permasalahan akan lebih terstruktur, terorganisir, dan

pengontrolan dan penurunan informasi kedalam sistem. Hal ini dimulai

dengan tujuan memberikan pengaruh yang besar dan sangat penting. Tujuan

dijabarkan dengan penentuan elemen kriteria, dan mungkin subkriteria yang

u dikontrol oleh elemen yang berada pada level diatasnya, dan

bobot suatu elemen dibagi unutk elemen-elemen yang berada pada level

dibawahnya. Ketika membangun hirarki, perlu diperhatikan bahwa hirarki

tersebut harus mampu mempresentasikan permasalahan serelevan

kehilangan sensitivitas hasil akhir. Lingkungan permasalahan dan

hal terkait dengan solusi patut diperhatikan, begitu pula partisipan terkait yang

akan memberikan penilaian. Contoh hirarki keputusan dapat dilihat

Gambar 2.1, Contoh Hirarki Keputusan

Krtieria menunjukkan definisi masalah dalam bentuk konkret dan kadang

kadang dianggap sebagai sasaran yang akan dicapai. Kriteria akan dijadikan

sebagai standar ukuran dalam menilai alternatif yang hendak dipilih. Sifatyang

14

ersitas Indonesia

Hirarki merupakan cara yang efisien dalam penyelesaian sistem yang

erupa struktur linier dimana pengaruh terditribusi dari atas ke bawah.

sir, dan fungsional

pengontrolan dan penurunan informasi kedalam sistem. Hal ini dimulai

dengan tujuan memberikan pengaruh yang besar dan sangat penting. Tujuan

dijabarkan dengan penentuan elemen kriteria, dan mungkin subkriteria yang

u dikontrol oleh elemen yang berada pada level diatasnya, dan

elemen yang berada pada level

dibawahnya. Ketika membangun hirarki, perlu diperhatikan bahwa hirarki

elevan dan sedetail

kehilangan sensitivitas hasil akhir. Lingkungan permasalahan dan

pula partisipan terkait yang

dapat dilihat pada gambar

Krtieria menunjukkan definisi masalah dalam bentuk konkret dan kadang-

kadang dianggap sebagai sasaran yang akan dicapai. Kriteria akan dijadikan

hendak dipilih. Sifatyang

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

15

Universitas Indonesia

perlu dimiliki oleh kriteria yang digunakan dalam setiap keputusaan adalah

sebagai berikut :

• Lengkap, kriteria tersebut dapat mencakup semua aspek penting dalam

persolan yang dihadapi sehingga dapat menunjukkan seberapa jauh

seluruh tujuan dapat dicapai

• Operasional, kriteria tersebut harus mempunyai arti bagi pengambil

keputusan sehingga dapat digunakan dalam analisis karena berimplikasi

terhadap alternatif dan dapat dikomunikasikan dengan orang lain.

• Tidak berlebihan, harus dihindari adanya kriteria yang tumpnag tindih atau

pengulangan sehingga tidak terjadi perhitungan berulang.

• Minimum, jumlah kriteria seminimal mungkin untuk mempermudah

interpretasi pengambil keputusan dan mempermudah dan mempercepat

pengolahan data.

Salah satu cara penentuan kriteria dan sukriteria adalah dengan

memberikan penilaian terhadap alternatif kriteria yang ditawarkan sebagai kriteria

dan subkriteria berdasarkan skala likert. Skala likert dipilih untuk menilai tingkat

kepentingan masing-masing alternatif. Misalnya untuk skala likert 1 sampai 5:

• 5 = Sangat penting

• 4 = Penting

• 3 = Sedang

• 2 = Kurang penting

• 1 = Tidak penting

Hasil penilaian alternatif akan diurutkan mulai dari alternatif dengan

perolehan nilai tertinggi hingga nilai terendah. Sejumlah alternatif dengan

perolehan nilai tertinggi akan ditetapkan sebagai kriteria dan subkriteria. kriteria

terpilih kemudian akan diperbandingkan dengan kriteria lain yang memiliki level

hirarki yang sama.

2.2.3 Formulasi Matematis Proses Analitik Hirarki

Formulasi matematis yang digunakan dalam AHP, adalah :

a. Perbandingan berpasangan

b. Sintesis

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

16

Universitas Indonesia

c. Rasio Konsistensi

d. Uji Konsistensi Hirarki

a. Perbandingan berpasangan

Perbandingan kriteria dilakukan dengan menggunakan skala perbandingan

yang didasarkan pada riset psikologis Thomas L. Saaty yang menyelidiki

kemampuan individu membandingkan perpasangan beberapa elemen yang

diandingkan. Skala tersebut adalah skala kuantitatif dengan nilai 1-9. Skala ini

dianggap mempunyai akurasi tinggi dengan nilai RMS ( Root Mean Square) dan

MAD ( Mean Absolute Deviation) yang baik pada berbagai permasalahan. Pada

Tabel 2.1 berikut ini adalah skala nilai yang digunakan dalam perbandingan

berpasangan.

Tabel 2.1 Skala Nilai Perbandingan Berpasangan.

Intensitas Kepentingan Defenisi Penjelasan

1 Kedua Elemen sama penting Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama terhadap tujuan

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada elemen lain yang dibandingkan dengannya

Pengalaman dan penilaian sedikit lebih memihak elemen yang satu daripada elemen lain yang dibandingakan dengannya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lain yang dibandingkan dengannya

Pengalaman dan penilaian sangat memihak elemen yang satu daripada elemen lain yang dibandingkan dengannya

7 Elemen yang satu jelas sangat penting daripada elemen lain yang dibandingkan dengannya

Elemen yang satu sangat penting daripada elemen lain yang dibandingkan dengannya dan dominasinya tampak nyata dalam praktek

9 Elemen yang satu mutlak sangat pentingdari pada elemen lain yang dibandingkan dengannya

Bukti bahwa elemen yang satu sangat penting daripada elemen lain yang dibandingkan dengannya memiliki tingkat penegasan tertinggi dan sangat jelas.

2,4,6,8 Nilai tengah diantara dua pertimbangan yang berdekatan

Nilai ini diberikan jika terdapat keraguan diantara dua penilaian yang berdekatan ( kompromi)

Sumber : Saaty 1990.

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

17

Universitas Indonesia

Formulasi matematis AHP adalah menggunakan matriks dimana

perhitungan berpasangan dimulai dari hirarki. Dibawah elemen A terdapat elemen

B₁, B₂,....Bṇ sebagai sub dari elemen A. dengan demikian matriks A berukuran n x

n dapat dituliskan sebagai berikut:

A= (���) Dimana i, j =1,2,3,....n (1)

Nilai ��� merupakan nilai perbandingan antara elemen �� terhadap ��.

Bentuk matriksnya perbandingan berpasangan dapat dilihat pada tabel 2.2

berikut ini.

Tabel 2.2, Tabel Matriks Perbandingan Berpasangan

A B₁ B₂ ... Bṇ

B₁ 1 ��� ... ���

B₂ 1/��� 1 ... ...

... ... ... ... ...

Bṇ 1/��� ... ...

Apabila ��� = x, maka ��� = 1/x untuk ��� ≠, dengan demikian matriks A

resiprokal. Pada diagonal matriks, nilainya adalah 1 karena membandingkan

elemen yang sama. Jika penilaian sempurna dalam perbandingan, maka matriks

disebut konsisten.

Pengambilan keputusan yang melibatkan lebih dari satu ahli

(perbandingan berpasangan gabungan/kelompok) akan menimbulkan masalah

dalam mengatur proses resepsi hirarki baik dari segi pengertian responden

terhadap proses hirarki analitis, mupun analalisis dan keputusan.

Pengisian persepsi model Proses Analitik Hirarki dapat dilakukan melalui

dua cara yaitu:

1. Konsesus, yaitu pengisian persepsi dengan mengumpulkan semua

responden dalam satu tempat kemudian diharuskan mengeluarkan satu

penilaian saja untuk satu perbandingan.

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

18

Universitas Indonesia

2. Pengisian yang terpisah, yaitu pengisian persepsi dengan cara

menghubungi setiap responden secara terpisah melalui wawancara

langsung atau melalui kuesioner.

Cara perhitungan yang paling umum digunakan adalah menggunakan rata-

rata penilaian dari semua responden. Dua metode rata-rata yang biasa dipakai.

yaitu rata-rata hitung dan rata-rata ukur (geometri), metode rata-rata tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Pemakaian rata-rata hitung

Jika peran setiap responden sama maka rumusnya

� ��⋯�

� = �� (2)

Dimana:

�� = penilaian gabungan (penilaian akhir)

�� = penilaian responden ke-i (dalam skala 1/9 sampai dengan 9)

i=1,2...n

n = banyaknya responden

Jika peran setiap responden berbeda maka rumusnya:

��. �� + ��. �� +........ ��. �� = �� (3)

Dimana

�� = penilaian gabungan(penilaian akhir)

�� = penilaian responden ke-i (dalam skala 1/9 sampai dengan 9),

i=1,2......n

�� = bobot prioritas (pentingnya peran responden ke-i)

n = banyaknya responden

2. Pemakaian rata-rata ukur

Rata-rata ukur merupakan metode rata-rata yang paling cocok untuk deret

bilangan rasio atau perbandingan seperti skala dalam model Poses Hirarki

Analistis. Metode ini juga mampu mengurangi gangguan yang ditimbulkan salah

satu bilangan yang terlalu besar atau kecil.

Rumus rata-rata ukur adalah sebagai verikut;

√�� . ��.� . ��…………�� = �� (4)

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

19

Universitas Indonesia

Dimana;

�� = penilaian gabungan (penilaian akhir)

�� = penilaian responden ke-i ( dalam skala 1/9 sampai dengan 9)

i = 1,2...n

n = banyaknya responden

b. Sintesis

Sintesis dilakukan untuk mengetahui prioritas dalam hirarki. Perhitungan

ini melibatkan matriks perbandingan berpasangan yang telah diperoleh

sebelumnya. Langkah-langkah sintesis adalah sebagai berikut¹¹:

1. menjumlahkan nilai dalam tiap kolom matriks sehingga diperoleh jumlah

nilai masing-masing kolom.

2. Untuk menormalisasi matriks maka dilakukan pembagian tiap nilai dalam

kolom matriks dengan jumlah nilai kolom masing-masing.

3. Menjumlahkan nilai tiap baris pada matriks yaitu dihasilkan pada

langkah2. Nilai ini kemudian dibagi dengan jumlah elemen dalam tiap

baris. Nilai yang dihasilkan berupa vektor prioritas yang menunjukkan

nilai prioritas menyeluruh untuk setiap elemen.

c. Rasio Konsistensi

Konsistensi sangat penting dalam pengambilan keputusan dan besar

kecilnya konsistensi dapat diketahui melelui nilai resiko konsistensi. Nilai ini

menunjukkan seberapa besar penilai tidak konsistensi dalam melakukan penilaian

perbandingan berpasangan. Dalam aplikasi software Expert Choice 2000, nilai ini

disebut sebagai inconsistensy ratio. Semakin kecil nilai rasio konsistensi maka

akan semakin baik keputusan yang akan diambil, walaupun konsistensi sempurna

sukar dicapai. Jika nilai rasio konsistensi kurang dari 10% maka pengambilan

keputusan sudah dinilai baik, sebaliknya jika nila rasio konsistensi lebih dari 10%

maka pengambilan keputusan memerlukan perbaikan. langkah-langkah untuk

menghitung konsistensi:

1. Menghitung ʎmaks dengan cara :

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

20

Universitas Indonesia

a. Mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengan vektor

prioritas yang diperoleh dari sintesa sehingga diperoleh vektor

dengan nilai yang baru.

b. Membagi nilai elemen dalam waktu vektor baru dengan nilai

elemen dalam vektor prioritas sehingga diperoleh vektor baru

lainnya.

c. Menjumlahkan vektor paling baru kemudian dirata-rata sehingga

diperoleh nilai rata-rata yang merupakan λmaks dengan n ( jumlah

aktifitas/elemen yang diperbandingkan dalam matrik) maka

semakin konsistensi hasilnya.

2. Menghitung Indeks Konsistensi (CI) dengan cara :

Perhitungan menggunakan rumus:

CI = (���� − �)/(� − 1) (5)

CI = Indeks Konsistensi

���� = Nilai eigen value

n = Jumlah aktifitas/elemen yang diperbandingkan dalam matriks

3. Menghitung Rasio Konsistensi (CR) dengan cara :

Perhitungan menggunakan rumus:

CR = CI/RCI (6)

Dimana:

CR = Rasio Konsistensi

CI = Indeks Konsistensi

RCI = Indeks Konsistensi Acak/Random

Nilai RCI tergantung dari orde matriks (OM), Besarnya CRI dapat dilihat

pada Tabel 2..3 berikut ini :

Tabel 2.3. Nilai Indeks Acak/Random (RCI)

OM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

RI 0 0 0,58 0.9 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51 1.48 1.56 1.57 1.59

Sumber : Saaty 1990

d. Uji Konsistensi

Untuk menguji konsistensi keseluruhan hirarki dilakukan dengan cara.

Perhitungan dengan rumus

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

21

Universitas Indonesia

M = CI₁+(VP₁) x (CI₂) (7)

M = RI₁+(VP₁) x(RI₂) (8)

CRH = M/M (9)

Dimana:

CRH = Rasio konsistensi Hirarki

M = Indeks konsistensi hirarki

M = Indeks random/acak hirarki

CI₁ = Indeks konsistensi matriks perbandingan berpasangan pada

hirarki level pertama

CI₂ = Indeks konsistensi matriks perbandingan berpasangan pada

hirarki level kedua ( berentuk vektor kolom)

VP₁ = Vektor prioritas relatif matriks perbandingan berpasangan pada

hirarki level pertama (berbentuk vektor baris)

RI₁ = Indeks random/acak dari matriks perbandingan berpasangan pada

hirarki level pertama

RI₂ = Indeks random/acak dari matriks perandingam berpasangan pada

hirarki level dua

Seperti halnya pada rasio konsistensi matriks, maka hasil penilaian hirarki

secara keseluruhan dapat dikatakan konsisten apabila CRH lebih kecil atau sama

dengan 10%.

2.3 Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)

TOPSIS merupakan salah satu alat bantu dalam pengambilan keputusan

dengan menggunakan konsep indeks kedekatan terhadap solusi ideal positif.

Konsep ini dikembangkan oleh Hwang dan Yoon(1981) dengan berasumsi bahwa,

pada suatu masalah pengambilan keputusan denga m kriteria dan n alternatif,

maka sejumlah titik alternatif-n dapat dipetakan pada sebuah ruang dimensi-m.

Hwang Yoon menganggap bahwa solusi yang optimal merupakan solusi yang

mempunyai jarak terdekat terhadap solusi ideal positif, dan mempunyai jarak

terjauh terhadap solusi ideal negatif.

Pada TOPSIS dikenal solusi ideal positif dan solusi ideal negatif. solusi

ideal positif adalah solusi yang merupakan pilihan rasional dengan nilai yang

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

22

Universitas Indonesia

lebih baik, sedangkan solusi ideal negatif merupakan solusi dengan pilihan yang

kurang disukai, dengan nilai yang lebih kecil. Umumnya solusi ideal positif sering

diidentikkan dengan keuntungan, sedangkan solusi ideal negatif diidentikkan

dengan biaya . Prinsip TOPSIS adalah mencari solusi alternatif yang mempunyai

jarak terdekat dengan solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif.

Pada suatu matriks keputusan m x n, dengan m kriteria dan n alternatif.

Berikut adalah langkah-langkah perhitungan dengan metode TOPSIS :

Langkah 1: Buat matrik keputusan ternormalisasi dengan persamaan berikut :

�� ="#$

∑ "#$�&

#' , i = 1, …, m; j = 1, …, n (10)

Langkah 2: Buat matriks pembobotan ternormalisasi dengan persamaan berikut :

wj untuk j = 1,…n.

vij = wj rij (11)

wj = Bobot kriteria j

Langkah 3: Tentukan nilai solusi ideal positif dan solusi ideal negatif dengan

formula berikut ini :

• Solusi ideal positif.

A* = { v1* , …, vn

*}, dimana (12)

vj* ={ max (vij) if j ∈ J ; min (vij) if j ∈ J' }

• Solusi ideal negatif.

A' = { v1' , …, vn' }, where (13)

v' = { min (vij) if j ∈ J ; max (vij) if j ∈ J' }

Langkah 4: Hitung nilai jarak pisah dari masing-masing alternatif (Ideal Positif –

Ideal Negatif)

• Jarak pisah dari solusi ideal positif :

Si * = [ Σ (vj

*– vij)2 ] ½ i = 1, …, m (14)

• Jarak pisah dari solusi ideal negatif :

S'i = [ Σ (vj' – vij)2 ] ½ i = 1, …, m (15)

Langkah 5: Hitung nilai kedekatan relatif dengan solusi ideal (Ci*)

Ci* = S'i / (Si

* +S'i ) , i = 1, …, m (16)

0 < Ci* < 1

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

23

Universitas Indonesia

Berikut ini adalah kelebihan dari penggunaan metode TOPSIS :

• Perhitungan TOPSIS lebih sederhana, rasional, dan komprehensif.

• Perhitungan lebih efisien, membutuhkan waktu relatif cepat

• Perhitungan lebih sistematis

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

24 Universitas Indonesia

BAB 3

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini akan menjelaskan mengenai pengum[ulan data beserta

pengolahannya, Bab ini dibagi menjadi beberapa subbab, yaitu subbab profil

perusahaan, pengidentifikasian kriteria keputusan, penentuan bobot kriteria dan

subkriteria, penilaian pemasok, penentuan peringkat pemasok dengan

menggunakan metode TOPSIS. Pada subbab profil perusahaan akan dijelaskan

mengenai profil singkat perusahaan tempat penelitian dilakukan. Pada subbab

pengidentifikasian kriteria keputusan akan dibahas mengenai metode penentuan

kriteria dan subkrteria penilaian dengan menggunakan metode AHP. Pada subbab

penentuan bobot kriteria dan subkriteria akan dibahas mengenai cara perhitungan

bobot dari masing-masing kriteria dan subkriteria terpilih. Pada subbab penilaian

pemasok akan dijelaskan mengenai penilaian alternatif pemasok berdasarkan

kriteria dan subkriteria terpilih baik penilaian secara kuantitatif atau penilaian

secara kualitatif. Kemudian setelah penilaian dilakuakan, maka tahap berikutnya

akan dilakuakan perhitungan dengan metode TOPSIS untuk menentukan

peringkat dari masing-masing alternatif pemasok yang akan dibjelaskan pada

subbab terakhir yaitu penentuan peringkat pemasok dengan metode TOPSIS.

3.1 Profil Perusahaan

PT. Y adalah perusahaan manufaktur komponen penting kendaraan

bermotor. Status kepemilikan modal PT. Y adalah 100% perusahaan modal asing.

Adapun bebarapa produk yang dihasilkan oleh PT. Y diantaranya :

1. Casting Head Cylinder

2. Casting Wheel

3. Gear Transmisi (manual dan otomastis)

4. Piston

Lokasi PT. Y berada didaerah kawasan industri Karawang Barat yaitu

kawasan industri KIIC. Dalam pengembangan produksinya PT. Y sudah memiliki

sertifikat ISO 9001 mengenai sistem jaminan mutu, ISO 14001 mengenai

lingkungan, dan OHSAS 18001 mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

25

Universitas Indonesia

3.2 Pengidentifikasian Kriteria Keputusan

Metode pemeringkat pemasok di PT.Y dibentuk berdasarkan dua

kombinasi metode yaitu metode Proses Analitik Hirarki (AHP) dan metode

TOPSIS. Pada tahap awal pembentukan model pemeringkat pemasok dengan

AHP dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap beberapa kriteria penilaian

pemasok sehingga terbentuk suatu hirarki keputusan.

Pembentukan hirarki keputusan dilakukan dengan cara menyebarkan

kuisioner kepada tenaga ahli PT.Y yang terkait dengan proses pengadaan barang

yang bertindak sebagai responden. Pemilihan responden ini berdasarkan

pertimbangan bahwa responden :

• Terkait dengan proses pengadaan barang (pengguna barang, pembeli

barang, penerima barang/QC).

• Merupakan karyawan yang sudah berpengalaman.

Bagi responden yang bertindak sebagai pengambil keputusan diberikan

bobot yang lebih besar dibandingkan responden lainnya. Daftar responden yang

digunakan dalam proses pembentukan hirarki keputusan dapat dilihat pada tabel

3.1 Berikut ini :

Tabel 3.1, Tabel Daftar Responden

No Nama Jabatan Bagian Masa Kerja Bobot

1 Responden 1 Assisten Manager

Purchasing 12 tahun 25%

2 Responden 2 Senior Staff Purchasing 7 tahun 15% 3 Responden 3 Senior Staff Purchasing 6 tahun 15%

4 Responden 4 Staff Production Engineering

4 tahun 15%

5 Responden 5 Staff Production Engineering

4 tahun 15%

6 Responden 6 Staff Material Control 3 tahun 15%

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

26

Universitas Indonesia

3.2.1 Bentuk Kuisioner

Pada Kuisioner terdapat beberapa kriteria utama yaitu kualitas,

pengiriman, harga, sumber daya, pelayanan, dan manajemen perusahaan pemasok.

Masing-masing kriteria akan dibagi lagi menjadi beberapa subkriteria. Kriteria

utama dan subkriteria ini dipilih berdasarkan hasil diskusi dengan para tenaga ahli

PT. Y.

Pada kuisioner pertama, responden diminta untuk memberikan penilaian

tingkat kepentingan terhadap kriteria utama terlebih dahulu, jika kriteria dianggap

penting maka penilaian dilanjutkan dengan melakukan penilaian berikutnya

terhadap tingkat kepentingan subkriteria. Tingkat kepentingan adalah sebagai

berikut :

• 1 = Tidak Penting

• 2 = Kurang Penting

• 3 = Sedang

• 4 = Penting

• 5 = Sangat Penting

Jika kriteria utama dianggap tidak penting, maka penilaian terhadap

subkriteria tidak perlu dilakukan. Kemudian pada bagian akhir kuisioner

responden diminta untuk melakukan pemeringkatan kriteria utama mulai dari

yang terpenting sampai dengan yang kurang penting.

Hasil penilaian subkriteria dilakukan pengolahan dengan mengalikan

dengan bobot masing-masing responden yang sudah ditentukan. Subkriteria yang

penting atau memiliki nilai ≥ 4 akan digunakan sebegai subkriteria untuk

penilaian pemasok dalam hirarki keputusan.

3.2.2 Pengolahan Hasil Kuisioner

Hasil pengolahan kuisioner dapat dilihat pada tabel 3.2. Dari tabel tersebut

dapat dilihat bahwa subkriteria penilaian yang digunakan untuk penilaian

pemasok adalah subkriteria dengan nilai ≥ 4 yang terdiri dari 15 subkriteria.

Subkriteria terpilih akan dimasukan ke dalam hirarki keputusan.

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

Tabel 3.2, Hasil Pengolahan Data Kuisioner 1

Kualitas Responden beserta bobotnya

0,25 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15

R1 R2 R3 R4 R5 R6

Produk sesuai spesifikasi 5 5 5 5 5 5

Pemenuhan standar mutu 5 4 5 4 3 3

kondisi kemasan 3 2 2 3 3 3

Kelengkapan dokumen pengecekan 5 4 5 4 4 4

Penggantian produk NG tepat waktu 5 3 2 2 3 3

Total

Produk sesuai spesifikasi 1,25 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 5,00

Pemenuhan standar mutu 1,25 0,6 0,75 0,6 0,45 0,45 4,10

Kondisi kemasan 0,75 0,3 0,3 0,45 0,45 0,45 2,70

Kelengkapan dokumen pengecekan 1,25 0,6 0,75 0,6 0,6 0,6 4,40

Penggantian produk NG tepat waktu 1,25 0,45 0,3 0,3 0,45 0,45 3,20

Pengiriman Responden beserta bobotnya

0,25 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15

R1 R2 R3 R4 R5 R6

Lead time 4 4 4 5 5 4

Ketepatan waktu pengiriman 4 4 4 4 4 5

Fleksibilitas delivery 4 4 3 5 4 4

Jarak lokasi pemaok 3 3 3 2 3 3

Kecukupan alat transportasi pemasok 3 3 3 3 2 3

Total

Lead time 1 0,6 0,6 0,75 0,75 0,6 4,30

Ketepatan waktu pengiriman 1 0,6 0,6 0,6 0,6 0,75 4,15

Fleksibilitas delivery 1 0,6 0,45 0,75 0,6 0,6 4,00

Jarak lokasi pemaok 0,75 0,45 0,45 0,3 0,45 0,45 2,85

Kecukupan alat transportasi pemasok 0,75 0,45 0,45 0,45 0,3 0,45 2,85

Un

iversitas Ind

on

esia

27

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

Tabel 3.2, Hasil Pengolahan Data Kuisioner 1 (Sambungan)

Harga

Responden beserta bobotnya

0,25 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15

R1 R2 R3 R4 R5 R6

Tingkat harga 5 5 3 3 5 4

Fluktuasi harga 5 5 4 4 5 3

Fleksibilitas harga 5 5 3 4 4 3

Kemudahan cara pembayaran 4 3 2 2 3 2

Biaya transportasi & biaya lain 4 3 2 3 4 2

Total

Tingkat harga 1,25 0,75 0,45 0,45 0,75 0,6 4,25

Fluktuasi harga 1,25 0,75 0,6 0,6 0,75 0,45 4,40

Fleksibilitas harga 1,25 0,75 0,45 0,6 0,6 0,45 4,10

Kemudahan cara pembayaran 1 0,45 0,3 0,3 0,45 0,3 2,80

Biaya transportasi & biaya lain 1 0,45 0,3 0,45 0,6 0,3 3,10

Sumber daya

Responden beserta bobotnya

0,25 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15

R1 R2 R3 R4 R5 R6

Fasilitas permesinan produksi pemasok 5 4 5 4 4 4

kompetensi tenaga ahli 5 4 5 4 4 3

Perkembangan teknologi 3 3 4 3 3 2

Total

Fasilitas permesinan produksi pemasok 1,25 0,6 0,75 0,6 0,6 0,6 4,40

kompetensi tenaga ahli 1,25 0,6 0,75 0,6 0,6 0,45 4,25

Perkembangan teknologi 0,75 0,45 0,6 0,45 0,45 0,3 3,00

Un

iversitas Ind

on

esia

28

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

Tabel 3.2, Hasil Pengolahan Data Kuisioner 1 (Sambungan)

Pelayanan

Responden beserta bobotnya

0,25 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15

R1 R2 R3 R4 R5 R6

Cara & syarat pemesanan mudah 3 2 2 3 3 2

kemudahan menghubungi pemasok 4 5 4 4 4 3

Respon terhadap kebutuhan dan keluhan 5 4 4 5 4 4

Total

Cara & syarat pemesanan mudah 0,75 0,3 0,3 0,45 0,45 0,3 2,55

kemudahan menghubungi pemasok 1 0,75 0,6 0,6 0,6 0,45 4,00

Respon terhadap kebutuhan dan keluhan 1,25 0,6 0,6 0,75 0,6 0,6 4,40

Manajemen perusahaan

Responden beserta bobotnya

0,25 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15

R1 R2 R3 R4 R5 R6

Reputasi pemasok 5 4 5 3 4 3

Ketertiban terhadap pajak 5 4 4 4 4 3

Keinginan untuk berkembang 4 3 2 3 3 3

Hubungan dengan tenaga kerja 3 2 2 3 2 3

Total

Reputasi pemasok 1,25 0,6 0,75 0,45 0,6 0,45 4,10

Ketertiban terhadap pajak 1,25 0,6 0,6 0,6 0,6 0,45 4,10

Keinginan untuk berkembang 1 0,45 0,3 0,45 0,45 0,45 3,10

Hubungan dengan tenaga kerja 0,75 0,3 0,3 0,45 0,3 0,45 2,55

Un

iversitas Ind

on

esia

29

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

3.2.3 Hirarki Keputusan

Hirarki keputusan mengenai evaluasi kinerja pemasok terdiri dari tingkat 0

yaitu tujuan penelitian ini, Hirarki dibawahnya yaitu tingkat 1 adalah hirarki

kriteria utama, kemudian hirarki tingkat 2 adalah subkriteria penilaian yang

dihasilkan dari pengolahan data kuisioner dan terakhir hirarki paling bawah

adalah alternatif pemasok yan

evaluasi pemasok dapat

Gambar 3.1

Universitas Indonesia

.3 Hirarki Keputusan

Hirarki keputusan mengenai evaluasi kinerja pemasok terdiri dari tingkat 0

tujuan penelitian ini, Hirarki dibawahnya yaitu tingkat 1 adalah hirarki

kriteria utama, kemudian hirarki tingkat 2 adalah subkriteria penilaian yang

dihasilkan dari pengolahan data kuisioner dan terakhir hirarki paling bawah

adalah alternatif pemasok yang akan dilakukan evaluasi. Bentuk hirarki keputusan

evaluasi pemasok dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini :

Gambar 3.1, Gambar Hirarki Keputusan Evaluasi Pemasok

30

Universitas Indonesia

Hirarki keputusan mengenai evaluasi kinerja pemasok terdiri dari tingkat 0

tujuan penelitian ini, Hirarki dibawahnya yaitu tingkat 1 adalah hirarki

kriteria utama, kemudian hirarki tingkat 2 adalah subkriteria penilaian yang

dihasilkan dari pengolahan data kuisioner dan terakhir hirarki paling bawah

Bentuk hirarki keputusan

, Gambar Hirarki Keputusan Evaluasi Pemasok

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

31

Universitas Indonesia

3.3 Penentuan Bobot Kriteria dan Subkriteria

Bobot masing kriteria utama dan subkriteria diperolah dengan

mambandingkan tingkat kepentingan antar kriteria utama dan antar subkriteria

atau yang disebut perbandingan berpasangan. Dalam melakukan perbandingan

berpasangan dilakukan penyebaran kuisioner yang kedua dengan menggunakan

responden yang sama dengan kuisioner pertama. Bentuk kuisioner dapat dilihat

pada lampiran A.

3.3.1 Matriks Perbandingan Berpasangan

Hasil perbandingan tingkat kepentingan antar kriteria utama dan antar

subkriteria kemudian dimasukan kedalam matriks perbandingan berpasangan.

Angka pada matriks adalah penjumlahan angka pada hasil kuisioner kedua yang

sudah dikalikan dengan bobot masing-masing responden. Hasil penilaian

perbandingan berpasangan kriteria utama dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini :

Tabel 3.3, Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Utama

Kriteria utama a b c d e f a. kualitas 1 3,8 3,9 4,35 3,8 5,9 b. pengiriman 0,263 1 2,7 3,6 2,5 4,5 c. harga 0,256 0,37 1 3,3 2 4,2 d. sumber daya 0,23 0,278 0,303 1 0,6 3,1 e. pelayanan 0,263 0,4 0,5 1,667 1 4,2 f.manajemen perusahaan 0,169 0,222 0,238 0,323 0,238 1

Hasil penilaian perbandingan berpasangan kriteria kualitas dapat dilihat

pada tabel 3.4 berikut ini :

Tabel 3.4, Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Kualitas

Kualitas a b c

a. Produk sesuai spec 1 5,4 4,7 b.Pemenuhan standar mutu 0,185 1 0,68 c.Kelengkapan dokumen pengecekan 0,213 1,471 1

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

32

Universitas Indonesia

Hasil penilaian perbandingan berpasangan kriteria pengiriman dapat

dilihat pada tabel 3.5 berikut ini :

Tabel 3.5, Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pengiriman

Pengiriman a b c

a. Lead Time 1 2,4 3,6 b. Ketepatan waktu pengiriman 0,417 1 2,7

c. Fleksibilitas delivery 0,278 0,37 1

Hasil penilaian perbandingan berpasangan kriteria harga dapat dilihat pada

tabel 3.6 berikut ini :

Tabel 3.6, Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Harga

Harga a b c

a. Tingkat harga 1 2,2 1,8

b. Fluktuasi harga 0,455 1 0,6

c. Fleksibilitas harga 0,556 1,667 1

Hasil penilaian perbandingan berpasangan kriteria sumber daya dapat

dilihat pada tabel 3.7 berikut ini :

Tabel 3.7, Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Sumber Daya

Sumber daya a b

a. Fasilitas dan kontrol thd proses produksi 1 1,2 b. Kecukupan dan kompetensi tenaga kerja 0,833 1

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

33

Universitas Indonesia

Hasil penilaian perbandingan berpasangan kriteria pelayanan dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini :

Tabel 3.8, Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pelayanan

Pelayanan a b

a. Kemudahan menghubungi pemasok 1 1 b. Respon thdp kebutuhan dan keluhan 1 1

Hasil penilaian perbandingan berpasangan kriteria manajemen perusahaan

dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut ini :

Tabel 3.9, Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Manajemen Perusahaan

Manajemen Perusahaan a b

a. Reputasi pemasok 1 3,65 b. Ketertiban membayar pajak 0,274 1

3.3.2 Perhitungan Bobot Kriteria Utama dan Subkriteria

Data dari matriks perbandingan berpasangan kemudian diolah dengan

untuk mendapatkan bobot dari masing-masing kriteria utama dan bobot

subkriteria. Pada hirarki tingkat 2 atau hirarki dibawahnya dikenal dua jenis nilai

bobot, yaitu :

a. Bobot parsial : adalah bobot dari hirarki tingkat 2 terhadap hirarki

diatasnya

b. Bobot global : adalah bobot dari hirarki tingkat 2 terhadap hirarki tingkat

0 atau hirarki paling atas.

Berikut ini adalah contoh perhitungan manual dalam menentukan bobot

parsial dan bobot global dari sebuah hirarki keputusan :

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

34

Universitas Indonesia

Langkah 1 : Menjumlahkan nilai ��� pada setiap kolom matriks perbandingan

berpasangan seperti terlihat pada tabel 3.10 berikut ini :

Tabel 3.10, Sintesis Matriks Kriteria Kualitas

Kualitas a b c

a. Produk sesuai spesifikasi 1 5,4 4,7 b. Pemenuhan standar mutu 0,185 1 0,68 c. Kelengkapan dokumen pengecekan 0,213 1,471 1 Jumlah 1,398 7,871 6,38

Langkah 2 : Membagi nilai ��� dengan jumlah nilai kolom tersebut yang

menghasilkan matriks ternormalisasi seperti terlihat pada matriks ternormalisasi

berikut ini :

Tabel 3.11, Tabel Matriks Ternormalisasi Subkriteria dari Kriteria Kualitas

Kualitas a b c a. Produk sesuai spesifikasi 0,715* 0,686 0,737 b. Pemenuhan standar mutu 0,132 0,127 0,107 c. Kelengkapan dokumen pengecekan 0,152 0,187 0,157

*adalah hasil pembagian dari 1/1,398

Langkah 3 : Menghitung rata-rata masing-masing baris dari matriks

ternormaslisasi seperti terlihat pada tabel 3.12 berikut ini :

Tabel 3.12, Tabel Perhitungan Bobot Parsial Subkriteria dari Kriteria Kualitas

Kualitas a b c Rata-rata a. Produk sesuai spesifikasi 0,715 0,686 0,737 0,713 b. Pemenuhan standar mutu 0,132 0,127 0,107 0,122 c. Kelengkapan dokumen pengecekan 0,152 0,187 0,157 0,165

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

35

Universitas Indonesia

Hasil dari perhitungan rata-rata baris inilah yang dimaksud dengan bobot parsial.

• Bobot parsial subkriteria produk sesuai dengan spesifikasi = 0,713

(71,3%)

• Bobot parsial subkriteria pemenuhan standar mutu = 0,122

(12,2%)

• Bobot parsial subkriteria kelengkapan dokumen pengecekan = 0,165

(16,5%)

Dengan melakukan metode perhitungan yang sama, berikut ini adalah

tabulasi hasil perhitungan bobot kriteria utama dan bobot parsial dari subkriteria

yang terlihat pada tabel 3.13 :

Tabel 3.13, Tabel Hasil Perhitungan Bobot Parsial Kriteria Utama dan Subkriteria

Kriteria Utama Bobot Subkriteria

Bobot Parsial

Kualitas 0,412 a. Produk sesuai spesifikasi 0,713

b. Pemenuhan standar mutu 0,122

c. Kelengkapan dokumen pengecekan 0,165

Pengiriman 0,216 a. Lead Time 0,573

b. Ketepatan waktu pengiriman 0,294

c. Fleksibilitas delivery 0,133

Harga 0,151 a. Tingkat harga 0,493

b. Fluktuasi harga 0,203

c. Fleksibilitas harga 0,304

Sumber Daya 0,075

a. Fasilitas permesinan produksi pemasok 0,545 b. Kecukupan dan kompetensi tenaga kerja 0,455

Pelayanan 0,107 a. Kemudahan menghubungi pemasok 0,5 b. Respon terhadap kebutuhan dan keluhan 0,5

Manajemen Perusahaan

0,039 a. Reputasi & profesionalisme pemasok 0,785

b. Ketertiban terhadap pajak 0,215

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

36

Universitas Indonesia

Dalam menentukan nilai bobot global adalah dengan melakukan perkalian

bobot parsial dengan bobot hirarki diatasnya, Contoh :

Bobot global subkriteria produk sesuai spesifikasi adalah 0.713 x 0,412 = 0,294

(29,4%)

3.3.3 Uji Konsistensi Hasil Perbandingan Berpasangan

Setelah besarnya bobot masing-masing kriteria utama dan subkriteria

diperoleh, maka selanjutnya dihitung rasio konsistensinya untuk mengetahui

apakah hasil pembobotan yang didapat sudah cukup konsisten. Sebagai

parameternya adalah rasio konsistensi harus lebih kecil atau sama dengan 10%.

Setelah didapatkan rasio konsistensi untuk seluruh kriteria dan subkriteria, maka

berikutnya adalah uji konsistensi keseluruhan hirarki.

Rumus perhitungan rasio konsistensi (CR) :

CR = CI/RCI, (17)

CI = λmaks – n (18) n – 1 CR = Rasio Konsistensi

CI = Indeks Konsistensi

RCI = Indeks Konsistensi Random

n = Jumlah Ordo

Nilai RCI tergantung dari orde matriks (OM), Besarnya CRI dapat dilihat pada

Tabel 3.14 berikut ini :

Tabel 3.14, Tabel Indeks Konsistensi Acak

OM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1`4 15

RI 0 0 0,58 0.9 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51 1.48 1.56 1.57 1.59

Berikut ini adalah hasil uji konsistensi yang sudah dilakukan perhitungan

sesuai rumus diatas terhadap penilaian bobot kriteria utama dan subkriteria yang

dapat dilihat pada tabel 3.15 berikut ini :

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

37

Universitas Indonesia

Tabel 3.15, Tabel Hasil Perhitungan Rasio Konsistensi

Uji konsistensi CR < 10% Kriteria utama 6,45% Subkriteria kualitas 0,58% Subkriteria Pengiriman 3,33% Subkriteria Harga 0,92% Subkriteria Sumber daya 0% Subkriteria Pelayanan 0% Manajemen perusahaan pemasok 0%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa konsistensi penilaian bobot antar

kriteria utama dan subkriteria adalah konsisten karena nilainya kurang dari 10%.

Sedangkan hasil pengujian konsistensi keseluruhan hirarki adalah sebagai

berikut :

Rumus perhitungan uji konsistensi

CRH = CI₁+(VP₁) x (CI₂) / RI₁+(VP₁) x(RI₂)

= 5,38 %

Hasil dari uji konsistensi keseluruhan hirarki adalah 5,38%, yang berarti bahwa

penilaian pembobotan hirarki yang sudah dilakukan adalah konsisten dikarenakan

nilainya dibawah 10%.

Berikut ini adalah hasil pembobotan global yang sudah dituangkan dalam

bentuk diagaram hirarki keputusan pada gambar 3.2 yang kemudian akan

digunakan sebagai model penilaian evaluasi pemasok.

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

Gambar 3.2, Gambar Hirarki Keputusan Evaluasi Pemasok Beserta Bobotnya

Universitas Indonesia

, Gambar Hirarki Keputusan Evaluasi Pemasok Beserta Bobotnya

38

Universitas Indonesia

, Gambar Hirarki Keputusan Evaluasi Pemasok Beserta Bobotnya

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

39

Universitas Indonesia

3.4 Penilaian pemasok

Setelah kriteria dan subkriteria beserta masing-masing bobotnya telah

ditentukan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan penilaian terhadap pemasok

berdasarkan kriteria dan subkriteria yang sudah ditentukan. Pemasok yang

dilakukan penilaian pada penelitian ini adalah pemasok manufaktur komponen

mold die casting pada line produksi casting wheel yang terdiri dari 6 Pemasok,

yaitu Pemasok 1, Pemasok 2, Pemasok 3, Pemasok 4, Pemasok 5, dan Pemasok 6.

Penilaian pemasok diwujudkan dalam angka dengan skala 1-5, semakin besar

angka yang diperoleh semakin baik. Penilaian pemasok dibagi menjadi dua jenis

penilaian, yaitu :

• Penilaian Kuantitatif : adalah penilaian berdasarkan data-data yang

diperoleh dari bagian yang berwenang dan bertanggung jawab serta

melakukan kontrol terhadap data-data tersebut guna kelancaran produksi.

• Penilaian Kualitatif : adalah penilaian berdasarkan pendapat dari masing-

masing bagian yang terkait pengadaan barang.

Berikut ini adalah daftar subkriteria penilaian yang dinilai secara

kuantitatif atau kualitatif yang dituangkan dalam tabel 3.16 :

Tabel 3.16, Tabel Subkritaeria Penilaian Pemasok Berdasarkan Jenis

Penilaiannya

Kuantitatif kualitataif

a. Produk sesuai spesifikasi a. Kelengkapan dokumen pengecekan

b. Pemenuhan standar mutu b. Fleksibilitas delivery

c. Lead Time c. Fleksibilitas harga

d. Ketepatan waktu pengiriman d. Fasilitas permesinan produksi pemasok

e. Tingkat harga e. Kecukupan dan kompetensi tenaga kerja

f. Fluktuasi harga f. Kemudahan menghubungi pemasok

g. Ketertiban terhadap pajak g. Respon terhadap kebutuhan dan keluhan

h. Reputasi pemasok

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

40

Universitas Indonesia

3.4.1 Penilaian kriteria kualitas

Kualitas adalah perpaduan antara karakteristik produk dan servis yang

menentukan seberapa jauh produk tersebut dalam penggunaannya dapat

memenuhi harapan konsumen (Perlman, 1992). Davis dalam Yamit (2004 : 8)

membuat definisi kualitas yang lebih luas cakupannya yaitu kualitas merupakan

suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses

dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Pendekatan yang

dikemukakan Davis menegaskan bahwa kualitas bukan hanya menekankan pada

aspek akhir yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia,

kualitas proses dan kualitas lingkungan. Dalam sebuah rantai suplai suatu proses

manufaktur, untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik diperlukan

sumber daya yang baik pula baik dari internal atau eksternal diantaranya adalah

dari pemasok. Barang atau jasa dengan kualitas yang baik disuplai oleh pemasok

tentunya akan mempengaruhi hasil akhir produk dari sebuah perusahaan

manufaktur..

Berikut ini adalah adalah kriteria kualitas menyangkut kualitas material

secara fisik dan manajemen mutu dari tiap-tiap pemasok yang terdiri dari 3

subkriteria terpilih dari kuisioner 1 yaitu :

a. Produk sesuai dengan spesifikasi

b. Pemenuhan standar mutu (ISO)

c. Kelengkapan dokumen pengecekan (check sheet)

Penjelasan mengenai subkriteria dan kategori penilaiannya adalah sebegai

berikut :

a. Subkriteria Produk Sesuai Dengan Spesifikasi

Spesifikasi produk adalah mengacu pada gambar teknik yang sudah

dibuat berdasarkan hasil desain dan perhitungan secara teknik oleh bagian

Production Engineering mencakup spesifikasi material, dimensi, serta perlakuan

khusus yang diperlukan untuk meningkatkan performa produk. Dalam melakukan

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

41

Universitas Indonesia

penilaian kesesuaian produk terhadap spesifikasi adalah berdasarkan rasio

penerimaan produk (acceptence ratio).

Rasio Penerimaan (RP) = Jumlah barang diterima (lolos inspeksi)

Jumlah total material yang dikirim pemasok

Perhitungan rasio penerimaan dilakukan dalam satu tahun, namun

dilakukan pendataan dan pelaporan tiap bulannya oleh bagian penerimaan.

Semakin tinggi rasio penerimaan suatu pemasok maka semakin baik pula

performanya mengenai kualitas. Berikut adalah data rasio penerimaan para

pemasok yang diperoleh dari bagian penerimaan yang sekaligus bertindak sebagai

pemeriksa hasil kualitas produk yang diterima :

Berdasarkan data rasio penerimaan, diketahui bahwa rata-rata rasio

penerimaan dan standar deviasinya :

µRP = 99,1% ≈ 99%

σRP = 1,1%

Batas Bawah (BB) = µRP - 3 σRP

= 99% - (3 x 1,1) = 95,7% ≈95%

Batas Atas adalah 100%

Berdasarkan batasan-batasan tersebut maka dapat ditentukan interval

kategori penilaian yang terbagi dalam 5 interval yang diperlihatkan pada tabel

3.17 sebagai berikut :

Tabel 3.17, Tabel Interval Penilaian Rasio Penerimaan Produk Sesuai Spesifikasi

Kriteria Interval RP Nilai

Kualitas

99% ≤ RP 5 98% ≤ RP < 99% 4 97% ≤ RP < 98% 3 95% ≤ RP < 97% 2 RP < 95% 1

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

42

Universitas Indonesia

Berdasarkan tabel interval penilaian diatas maka nilai masing-masing

pemasok untuk subkriteria produk sesuai spesifikasi adalah pada tabel 3.18

sebagai berikut :

Tabel 3.18, Tabel Penilaian Rasio Penerimaan Produk Sesuai Spesifikasi

Pemasok Rasio Penerimaan Nilai dalam skala 1-5

Pemasok 1 100% 5

Pemasok 2 100% 5

Pemasok 3 100% 5

Pemasok 4 97,92% 3

Pemasok 5 97,61% 3

Pemasok 6 99% 5

b. Subkriteria Pemenuhan Standar Mutu

PT. Y sebagai perusahaan yang sudah memiliki sertifikasi internasional

ISO 9001 terkait sistem manajemen kualitas, menginginkan terwujudnya produk

dengan kualitas terbaik sehingga dapat memperoleh kepercayaan dari

pelanggannya, oleh karena itu PT. Y juga berharap dukungan dari pemasoknya

sebagai bagian dari rantai suplai untuk memberikan jaminan kualitas yang terbaik

dengan memperolah sertifikasi terkait sistem menajemen kualitas.

Subkriteria pemenuhan standar mutu menilai pemasok berdasarkan

kepemilikan sertifikasi internasional terkait sistem manajemen mutu. Jika

pemasok memiliki sertifikat standar mutu maka pemasok diberi nilai 5. Apabila

pemasok sedang dalam proses mendapatkan sertifikasi manajemen mutu pada

periode ini, maka pemasok diberi nilai 3. Namun apabila pemasok tidak memiliki

sertifikasi standar mutu dan belum ada usaha ataupun rencana untuk mendapatkan

sertifikasi manajemen mutu pada periode ini, maka pemasok diberi nilai 1.

Berikut adalah data kepemilikan sertifikat terkait sistem manajemen

kualitas masing-masing pemasok pada periode 2011 yang dapat dilihat pada tabel

3.18 dibawah ini:

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

43

Universitas Indonesia

Tabel 3.19, Tabel Penilaian Pemenuhan Standar Mutu Pemasok

Pemasok Standar Mutu Jenis Standar Nilai dalam skala 1-5

Pemasok 1 ya ISO 9001 2008 5

Pemasok 2 ya ISO 9001 2008 5

Pemasok 3 ya ISO 9001 2008 5

Pemasok 4 ya ISO 9001 2008 5

Pemasok 5 tidak Dalam proses 3

Pemasok 6 ya ISO 9001 2008 5

c. Subkriteria Kelengkapan Dokumen Pengecekan (Check Sheet)

Subkriteria kelengkapan dokumen pengecekan merupakan salah satu

dokumen yang penting dibutuhkan dalam membantu proses pengecekan kualitas

produk. Dokumen pengecekan termasuk adalah dokumen yang berisi hasil

pengecekan dimensi oleh vendor sesuai dengan gambar teknik dari bagian

Production Engineering PT. Y. Selain pengecekan dimensi, dokumen juga

menyertakan hasil pengecekan atau sertifikat perlakuan khusus seperti

pengecekan Heat Treatment, Nitriding, Carburizing, dan dokumen lainnya yang

dibutuhkan sesuai permintaan dari bagian Producition Engineering.

Data penilaian mengenai kelengkapan dokumen pengecekan dari pemasok

diperoleh dari bagian penerimaan. Penilaian bersifat kualitatif dengan kriteria

Baik dengan nilai 5, Cukup dengan nilai 3, dan Kurang dengan nilai 1. Berikut ini

adalah data mengenai kelengkapan dokumen pengecekan dari masing-masing

pemasok yang diperlihatkan pada tabel 3.20 berikut ini :

Tabel 3.20, Tabel Penilaian Kelengkapan Dokumen Pengecekan dari Pemasok

Pemasok Kelengkapan Dokumen Nilai dalam skala 1-5

Pemasok 1 baik 5

Pemasok 2 baik 5

Pemasok 3 baik 5

Pemasok 4 Cukup 3

Pemasok 5 Cukup 3

Pemasok 6 baik 5

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

44

Universitas Indonesia

3.4.2 Penilaian Kriteria Pengiriman

Ketersediaan material atau barang dari suatu perusahaan sangatlah penting

guna terciptanya proses produksi yang berkelanjutan sehingga permintaan

pelanggan dapat dipenuhi, untuk itu perusahaan harus menjamin ketersediaan

material dan barang yang dibutuhkan untuk kegiatan produksinya.

Guna menjamin ketersediaan material dan barang maka kinerja pemasok

dalam hal pengiriman barang sangat diperhatikan. Dalam penilaian mengenai

pengiriman PT. Y menentukan kriteria penilaian sebagai berikut :

a. Lead Time.

b. Ketepatan Waktu Pengiriman

c. Fleksibilitas Pengiriman

Penjelasan mengenai subkriteria dan kategori penilaiannya adalah berikut

ini :

a. Lead time

Lead Time adalah waktu yang diperlukan bagi pemasok untuk

memproduksi suatu barang permintaan pelanggan mulai dari Purchase Order

diterima sampai dengan barang dikirim ke pelanggan. Data mengenai lead time

suatu pemasok diambil dari rata-rata pengiriman dari pemasok tersebut selama

satu tahun periode. Semakin cepat standar lead time dari suatu pemasok semakin

baik.

Berdasarkan hasil diskusi dengan bagian Production Engineering didapat

interval kategori penilaian untuk Lead Time seperti pada tabel 3.21 berikut ini :

Tabel 3.21, Tabel Interval Penilaian Lead Time Manufaktur Pemasok

Subkriteria Interval LT Nilai

Lead Time

LT ≤ 30days 5 30days < LT ≤ 35days 4

35days < LT ≤ 40days 3 40days < LT ≤ 45days 2

45Days < LT 1

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

45

Universitas Indonesia

Hasil pengolahan data lead time masing-masing pemasok selama tahun

2011 dapat dilihat pada tabel 3.22 berikut ini :

Tabel 3.22, Tabel Penilaian Rata-rata Lead Time Manufaktur Pemasok

Pemasok Rata-rata Lead Time Nilai dalam skala 1-5

Pemasok 1 44 2

Pemasok 2 40 3

Pemasok 3 47 1

Pemasok 4 42 2

Pemasok 5 29 5

Pemasok 6 39 3

b. Ketepatan Waktu Pengiriman

Adalah tingkat ketepatan pengiriman barang oleh pemasok berdasarkan

waktu yang telah disepakati sebelumnya dengan PT. Y. Indikator penilaian

ketepatan waktu pengiriman adalah persentase barang dikirim tepat waktu

(ontime) terhadap rencana pengiriman.

% Ontime = Banyaknya barang dikirim tepat waktu x 100%

Banyaknya rencana barang yang akan dikirim

Pada Tabel 3.23 berikut ini adalah interval kategori penilaian mengenai

ketepatan waktu pengiriman :

Tabel 3.23, Tabel Interval Penilaian Ketepatan Waktu Pengiriman

Subkriteria Interval OT Nilai

Ketepatan pengiriman

OT < 60 1

60% ≤ OT ≤ 70% 2

70% < OT ≤ 80% 3

80% < OT ≤ 90% 4

90% < OT 5

Pada Tabel 3.24 berikut ini adalah hasil pengolahan data mengenai

ketepatan waktu pengiriman dari masing-masing pemasok pada tahun 2011 :

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

46

Universitas Indonesia

Tabel 3.24, Tabel Penilaian Ketepatan Waktu Pengiriman

Pemasok % Ontime Nilai dalam skala 1-5

Pemasok 1 75,00% 3

Pemasok 2 85,71% 4

Pemasok 3 89,47% 4

Pemasok 4 60,00% 2

Pemasok 5 77,27% 3

Pemasok 6 83,33% 4

c. Fleksibilitas Pengiriman

Dalam suatau proses produksi sangat mungkin terjadi perubahan pada

perencanaan yang sudah dibuat baik itu perubahan peningkatan produksi atau

perubahan penurunan produksi, oleh karena itu pengiriman material atau barang

dari pemasok diharapkan dapat menyesuaikan perubahan yang terjadi sehingga

diperlukan fleksibilitas dari masing-masing pemasok agar proses produksi dapat

berjalan dengan baik.

Penilaian fleksibilitas pengiriman ini bersifat kualitatif berdasarkan

pengalaman dari bagian purchasing sebagai bagian yang melakukan proses

negosiasi terkait pengiriman barang lebih cepat atau penundaan pengiriman

barang. Kriteria penilaian yaitu Baik, Cukup, Kurang dengan nilai masing-masing

5, 3, dan 1.

Pada Tabel 3.25 berikut ini adalah hasil penilaian mengenai fleksibilitas

waktu pengiriman dari masing-masing pemasok :

Tabel 3.25, Tabel Penilaian Fleksibilitas Pengiriman

Pemasok Fleksibilitas pengiriman Nilai dalam skala 1-5

Pemasok 1 Baik 5 Pemasok 2 Baik 5 Pemasok 3 Cukup 3 Pemasok 4 Baik 5 Pemasok 5 Baik 5 Pemasok 6 Cukup 3

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

47

Universitas Indonesia

3.4.3 Penilaian Kriteria Harga

Setiap perusahaan sudah tentu menginginkan untuk mendapatkan

keuntungan sebesar-besarnya dengan meningkatkan penjualan dan menekan biaya

produksi. Pembelian material atau barang adalah biaya yang paling dominan

dikeluarkan perusahaan untuk menjalankan aktifitas produksinya, oleh karena itu

setiap perusahaan pasti akan berusaha untuk sebisa mungkin menekan biaya

material atau barang dengan cara membeli dari pemasok dengan harga semurah

mungkin dengan tidak mempengaruhi standar kualitas barang yang sudah

ditentukan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan perusahaan untuk

mendapatkan harga terbaik dari pemasoknya, yaitu dengan cara negosiasi harga

atau melakukan perbandingan harga antar beberapa pemasok.

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan maka dalam

melakukan penilaian mengenai harga, PT. Y memberikan kriteria penilaian

sebagai berikut :

a. Tingkat Harga

b. Fluktuasi Harga

c. Fleksibilitas Harga

Penjelasan mengenai subkriteria dan kategori penilaiannya adalah sebagai

berikut :

a. Tingkat Harga

Adalah besarnya harga yang ditawarkan oleh pemasok dibandingkan

dengan harga yang ditawarkan pemasok lainnya untuk barang yang sama dalam

suatu periode yang sama.

Penilaian tingkat harga adalah penilaian secara kuantitatif berdasarkan

data yang diperoleh dari bagian pembelian. Indikator yang digunakan dalam

penilaian tingkat harga adalah persentase perbedaan harga yang ditawarkan

pemasok terhadap harga termurah yang ditawarkan oleh pemasok lainnya untuk

barang yang sama dan dalam periode yang sama.

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

48

Universitas Indonesia

Pada tabel 3.26 berikut adalah total harga yang ditawarkan oleh masing-

masing pemasok untuk 50 jenis barang yang sama yang berlaku pada tahun 2011 :

Tabel 3.26, Tabel Total Harga dari Masing-masing Pemasok

Pemasok Harga

Pemasok 1 538.625.600

Pemasok 2 478.062.000

Pemasok 3 544.216.388

Pemasok 4 367.140.000

Pemasok 5 358.200.000

Pemasok 6 403.123.250

Dalam memberikan nilai untuk masing-masing tingkat harga yang

diberikan pemasok adalah bahwa harga terendah diberikan nilai maksimum atau

nilai 5 dan harga tertinggi diberikan nilai minimum atau 1. Berikut adalah

penentuan interval kategori penilaian tingkat harga :

Interval = Harga tertinggi-Harga terendah

Banyaknya interval

= 544.216.388 - 358.200.000 = 37.203.200 ≈ 37 Juta

5

Pada Tabel 3.27 berikut ini adalah interval mengenai penilaian tingkat

harga :

Tabel 3.27, Tabel Interval Penilaian Tingkat Harga

Subkriteria Interval TH Nilai

Tingkat Harga

0 ≤ TH ≤ 37jt 5

37jt < TH ≤ 74jt 4

74jt < TH ≤ 111jt 3

111jt < TH ≤ 148jt 2

148jt < TH 1

Berdasarkan interval penilaian pada tabel 3.27 diatas, maka penilaian

kriteria tingkat harga masing-masing pemasok dapat dilihat pada tabel 3.28

berikut ini :

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

49

Universitas Indonesia

Tabel 3.28, Tabel Penilaian Tingkat Harga Pemasok

Pemasok Harga Nilai dalam skala 1-5

Pemasok 1 538.625.600 1

Pemasok 2 478.062.000 2

Pemasok 3 544.216.388 1

Pemasok 4 367.140.000 5

Pemasok 5 358.200.000 5

Pemasok 6 403.123.250 4

b. Fluktuasi Harga

Seiring dengan berjalannya waktu, maka nilai suatu barang ataupun jasa

dapat berubah menjadi naik atau terkadang turun. Berdasarkan tujuan perusahaan

untuk menekan harga seminimal mungkin maka perubahan harga dari pemasok

perlu di awasi dan dimasukan sebagai penilaian dalam evaluasi pemasok

Penilaian fluktuasi harga adalah penilaian secara kuantitatif berdasarkan

tingkat perubahan harga suatu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Dalam memberikan nilai masing-masing tingkat perubahan harga, jika ada

penurunan harga maka diberikan nilai maksimum atau nilai 5, sedangkan jika

terjadi kenaikan harga maka akan diberikan penilaian sesuai dengan interval

penilaian yang diperlihatkan pada tabel 3.29 berikut ini :

Tabel 3.29, Tabel Interval Penilaian Fluktuasi Harga

Subkriteria Interval FH Nilai

Fluktuasi Harga

FH < 0 5 0 ≤ FH ≤ 0,59% 4

0,59% < FH ≤ 1,18% 3 1,18% < FH ≤ 1,77% 2

1,77% < FH 1

Bedasarkan tabel interval penilaian diatas, maka berikut adalah hasil

pengolahan data mengenai fluktuasi harga masing-masing pemasok selama

periode 2011 yang diperlihatkan pada tabel 3.30 dibawah ini :

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

50

Universitas Indonesia

Tabel 3.30, Tabel Penilaian Fluktuasi Harga Pemasok

Pemasok % Fluktuasi harga dari

tahun 2010 Nilai dalam skala 1-5

Pemasok 1 0,00% 4

Pemasok 2 0,00% 4

Pemasok 3 0,00% 4

Pemasok 4 1,04% 3

Pemasok 5 2,35% 1

Pemasok 6 0,38% 4

c. Fleksibilitas Harga

Dalam rangka mendapatkan harga yang terbaik dari pemasok setiap

perusahaan berusaha untuk mendapatkan harga semurah mungkin dengan cara

negosiasi harga kepada pemasok. Setiap pemasok mempunyai kebijakan masing-

masing dalam menetapkan harga, beberapa pemasok dapat menyesuaikan harga

sesuai dengan permintaan pelanggannya namun tidak sedikit pula yang tidak bisa

melakukan penyesuaian harga.

Penilaian fleksibilitas harga ini bersifat kualitatif berdasarkan pengalaman

dari bagian purchasing sebagai bagian yang melakukan proses negosiasi harga

kepada pemasok. Kriteria penilaian yaitu Baik, Cukup, Kurang dengan nilai

masing-masing 5, 3, dan 1.

Berikut adalah interval penilaian fleksibilitas harga yang diperlihatkan

pada tabel 3.31 dibawah ini :

Tabel 3.31, Tabel Interval Penilaian Fleksibilitas Harga Pemasok

Subkriteria Interval Nilai

Fleksibilitas harga (% nego),

10% ≤ N Baik = 5

5% ≤ N < 10% Cukup = 3

0 ≤ N < 5% Kurang = 1

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

51

Universitas Indonesia

Hasil penilaian dan pengolahan data mengenai fleksibilitas harga masing-

masing pemasok diperlihatkan pada tabel 3.32 berikut ini :

Tabel 3.32, Tabel Penilaian Fleksibilitas Harga Pemasok

Pemasok Fleksibilitas

Harga Nilai dalam skala 1-5 Pemasok 1 kurang 1 Pemasok 2 kurang 1 Pemasok 3 kurang 1 Pemasok 4 baik 5 Pemasok 5 baik 5 Pemasok 6 cukup 3

3.4.4 Penilaian Kriteria Sumber Daya Pemasok

Untuk menjadi perusahaan manufaktur yang mampu bersaing dan terus

berkembang tentunya diperlukan sumber daya yang baik. Fasilitas permesinan

serta sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi yang baik sangatlah

diperlukan. Oleh karena itu maka PT. Y berharap pemasok mempunyai sumber

daya yang mencukupi agar tidak menggangu suplai material atau barang kepada

pelanggannya.

a. Fasilitas Permesinan Pemasok

Fasilitas yang mencukupi akan mempengaruhi kualitas, pengiriman, dan

juga harga yang ditawarkan oleh pemasok. Untuk itu PT. Y memberikan kritaria

penilaian pemasok terkait kelengkapan fasilitas permesinannya.

Penilaian kelengkapan fasilitas permesinan pemasok dinilai berdasarkan

pemenuhan jenis mesin yang mereka punya sehingga semua proses produksi dan

inspeksi dilakukan sendiri kecuali proses perlakuan khusus seperti : Heat

Treatment, Nitriding, Carburizing dan yang lainnya.

Dalam melakukan pemeriksaan terhadap failitas permesinan pemasok PT.

Y melakukan audit lapangan ke tempat produksi pemasok. Kriteria penilaian yaitu

Baik, Cukup, Kurang dengan nilai masing-masing 5, 3, dan 1. Berikut ini adalah

Hasil penilaian terhadap kelengkapan fasilitas masing-masing pemasok yang

diperlihatkan pada tabel 3.33 dibawah :

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

52

Universitas Indonesia

Tabel 3.33, Tabel Penilaian Fasilitas Permesinan Pemasok

Pemasok Fasilitas

Permesinan Nilai dalam skala 1-5 Pemasok 1 Baik 5 Pemasok 2 Baik 5 Pemasok 3 Baik 5 Pemasok 4 Baik 5 Pemasok 5 Baik 5 Pemasok 6 Baik 5

b. Kompetensi tenaga ahli pemasok

Dalam melakukan proses pembuatan suatu produk oleh pemasok, tentunya

perusahaan harus memberikan penjelasan secara teknis terhadap produk yang

akan dibuat oleh pemasok. Dalam hal ini bagian Production Engineering

bertanggung jawab untuk tugas tersebut.

Kompetensi pemasok yang dimaksud adalah seberapa paham pemasok

terhadap gambar teknik dan penjelasan teknis yang diberikan oleh bagian

Production Engineering serta seberapa mampunya pemasok memberikan ide atau

usulan terhadap permasalahan yang terjadi dalam suatu proses produksi

Dalam memberikan penilaian terkait kompetensi ini diserahkan kepada

bagian Production Engineering dalam melakukan penilaian. Kriteria penilaian

adalah Baik, Cukup, Kurang dengan nilai masing-masing 5, 3, dan 1. Pada tabel

3.34 berikut ini adalah hasil penilaian terhadap subkriteria kompetensi tenaga ahli

pemasok :

Tabel 3.34, Tabel Penilaian Kompetensi Tenaga Ahli Pemasok

Pemasok Kompentensi Tenaga Ahli Nilai dalam skala 1-5

Pemasok 1 Baik 5

Pemasok 2 Baik 5

Pemasok 3 Baik 5

Pemasok 4 Baik 5

Pemasok 5 Baik 5

Pemasok 6 Baik 5

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

53

Universitas Indonesia

3.4.5 Penilaian Subkriteria Pelayanan

Setiap pelanggan tentunya ingin mendapatkan pelayanan yang terbaik dari

pemasoknya terutama terkait komunikasi yang baik dengan pemasoknya sehingga

pemasok cepat tanggap terhadap kebutuhan dan keluhan atas permasalahan yang

timbul. Oleh karena itu PT. Y memberikan subkriteria penilaian mengenai

pelayanan, yaitu :

a. Kemudahan menghubungi pemasok

b. Respon terhadap kebutuhan dan keluhan

Penjelasan mengenai subkriteria dan kategori penilaiannya adalah sebagai

berikut :

a. Kemudahan Menghubungi Pemasok

Komunikasi adalah hal penting dalam suatu hubungan, apabila dalam

hubungan antara pemasok dengan pelanggan tidak berjalan baik maka hal ini akan

menggangu kelancaran proses produksi. Oleh karena itu setiap pemasok

diharapkan memberikan kemudahan dalam berkomunikasi dengan tersedianya alat

komunikasi yang memadai dan contact person yang jelas.

Dalam penilaian subkriteria kemudahan menghubungi pemasok ini,

masing-masing bagian memberikan penilaian kepada masing-masing pemasok

dengan kriteria penilaian Baik, Cukup, dan Kurang dengan nilai masing-masing 5,

3, dan 1, yang kemudian dihitung nilai rata-ratanya. Pada tabel 3.35 berikut ini

adalah hasil penilaian terhadap subkriteria kemudahan menghubungI pemasok :

Tabel 3.35, Tabel Penilaian Kemudahan Menghubungi Pemasok

Pemasok Nilai Rata-rata

Pemasok 1 4,33

Pemasok 2 5

Pemasok 3 4

Pemasok 4 4,67

Pemasok 5 4,33

Pemasok 6 3,67

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

54

Universitas Indonesia

b. Respon Terhadap Kebutuhan dan Keluhan

Selain kemudahan menghubungi pemasok maka perusahaan juga

mengharapkan perusahaan pemasok tanggap terhadap kebutuhan dan keluhan

mereka. Ketanggapan pemasok merupakan bukti komitmen mereka terhadap

pelanggan. Semakin tanggap pemasok, maka semakin tinggi nilai mereka.

Penilaian subkriteria respon terhadap kebutuhan dan keluhan

diklasifikasikan menjadi :

• Baik (Nilai 5), apabila pemasok sangat tanggap terhadap kebutuhan dan

keluhan perusahaan

• Cukup (Nilai 3), apabila pemasok hanya memberikan tanggapan tidak

terlalu baik.

• Kurang (Nilai 1), apabila pemasok kurang tanggap.

Dalam penilaian subkriteria kemudahan menghubungi pemasok ini,

masing-masing bagian memberikan penilaian kepada masing-masing pemasok,

yang kemudian dihitung nilai rata-ratanya.

Hasil penilaian terhadap subkriteria respon terhadap kebutuhan dan

keluhan diperlihatkan pada tabel 3.36 berikut ini :

Tabel 3.36, Tabel Penilaian Respon Terhadap Kebutuhan dan Keluhan.

Pemasok Nilai Rata-

rata Pemasok 1 4,33 Pemasok 2 5 Pemasok 3 4 Pemasok 4 4,33 Pemasok 5 4 Pemasok 6 3,67

3.4.6 Penilaian Kriteria Manajemen Perusahaan Pemasok

Kemampuan pihak manajemen mangatur, mengelola dan mengembangkan

kegiatan perusahaannya mempengaruhi penilaian kinerja mereka. Manajemen

yang profesional dan efektif dapat memberikan jaminan atas kemampuan mereka

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

55

Universitas Indonesia

memasok material dengan baik sehingga menjaga kelancaran proses produksi

pelanggannya.

Kriteria Manajemen Perusahaan dibagi menjadi dua subkriteria sebagai berikut :

a. Subkriteria reputasi dan profesionalisme pemasok

b. Ketertiban pemasok terhadap pajak

Penjelasan mengenai subkriteria dan kategori penilaiannya adalah sebagai

berikut :

a. Penilaian Subkriteria Reputasi Pemasok

Suatu perusahaan yang menjunjung tinggi profesionalitas akan

memberikan yang terbaik kepada pelanggannya sesuai dengan norma dan aturan

yang ada sehingga reputasi perusahaan pemasok akan baik dan meningkatkan

kepercayaan dari pelanggannya, sebaliknya jika pemasok memiliki reputasi yang

tidak baik maka kepercayaan pelanggan akan hilang dan akan sulit untuk

membangun kembali kepercayaan dari pelanggan.

Penilaian reputasi dan profesionalisme diukur berdasarkan informasi dari

manajemen PT. Y terkait permasalahan yang signifikan yang pernah timbul

sebelumnya dari internal PT. Y atau dari eksternal PT. Y sebagai contoh adalah

informasi dari perusahaan lain yang masih satu grup dengan PT. Y atau

perusahaan lain yang juga melakukan kerjasama dengan pemasok tersebut.

Informasi mengenai pemasok juga dapat dilihat dari media informasi lainnya..

Penilaian terhadap subkriteria reputasi dan profesionalisme pemasok

diklasifikasikan menjadi :

• Baik (Nilai 5), apabila pemasok memiliki reputasi yang baik

• Cukup (Nilai 3), apabila pemasok memiliki reputasi yang biasa-biasa saja

• Kurang (Nilai 1), apabila pemasok memilki reputasi yang kurang baik

Hasil penilaian terhadap subkriteria reputasi dan profesionalisme pemasok

dapat dilihat pada tabel 3.37 berikut ini:

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

56

Universitas Indonesia

Tabel 3.37, Tabel Penilaian Reputasi Pemasok

Pemasok Reputasi pemasok Nilai dalam skala 1-5

Pemasok 1 Baik 5

Pemasok 2 Baik 5

Pemasok 3 Baik 5

Pemasok 4 Baik 5

Pemasok 5 Baik 5

Pemasok 6 Baik 5

b. Penilaian Subkriteria Ketertiban Pemasok Terhadap Pajak

Yang dimaksud ketertiban terhadap pajak adalah ketertiban dan ketepatan

pemasok dalam membayar dan melaporkan pajaknya kepada kantor pajak.

Penertiban terhadap pajak ini merupakan suatu kriteria penilaian yang baru terkait

kebijakan pemerintah mengenai ketertiban pembayaran dan pelaporan pajak. Dan

banyaknya pemasok yang bermasalah terkait ketidaktertiban mereka dalam hal

membayar pajak juga menjadi latar belakang dimasikannya kriteria penilaian ini.

Data yang diperoleh berdasarkan data dari bagian pajak (taxation) PT. Y

yang melakukan pengecekan dengan meminta laporan pajak kepada pemasok PT.

Y dalam suatu periode tertentu.

Penilaian terhadap subkriteria ketertiban pemasok terhadap pajak

diklasifikasikan menjadi :

• Baik (Nilai 5), apabila pemasok membayar dan melaporkan pajak tertib

dan tepat waktu

• Cukup (Nilai 3), apabila pemasok membayar dan melaporkan pajak tidak

tepat waktu

• Kurang (Nilai 1), apabila pemasok tidak tertib terhadap pajak atau bahkan

tidak melaporkan atau membayar pajak.

Berikut ini adalah hasil penilaian terhadap subkriteria ketertiban pemasok

terhadap pajak yang diperlihatkan pada tabel 3.38 dibawah :

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

57

Universitas Indonesia

Tabel 3.38, Tabel Penilaian Ketertiban Pemasok Terhadap Pajak

Pemasok Ketertiban

pajak Nilai dalam skala 1-5 Pemasok 1 Baik 5 Pemasok 2 Baik 5 Pemasok 3 Baik 5 Pemasok 4 Baik 5 Pemasok 5 Baik 5 Pemasok 6 Baik 5

3.5 Penentuan Peringkat Pemasok dengan Perhitungan TOPSIS

Setelah penilaian pemasok sudah dilakukan, tahap berikutnya adalah

melakukan perhitungan TOPSIS untuk mendapatkan peringkat pemasok sehingga

dapat diketahui pemasok mana yang mempunya penilaian kinerja terbaik dan

pemasok mana yang mempunyai penilaian kinerja terburuk diantar ke enam

pemasok yang dievaluasi.

Dalam menggunakan metode TOPSIS untuk menentukan peringkat

pemasok, data masukan (input) yang digunakan adalah data hasil penilaian

pemasok berdasarkan subkriteria-subkriteria evaluasi pemasok yang diperoleh

dari metode hirarki.

Berikut ini adalah hasil pengolahan data dengan metode AHP serta

penilaian pemasok yang sudah dilakukan sebelumnya dalam tabel 3.39 :

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

Tabel 3.39, Tabulasi Kriteria dan Subkriteria Beserta Bobot dan Penilaian Pemasok

Kriteria dan Subkriteria evaluasi

Kriteria dan Bobot

Kualitas Pengiriman Harga

0,412 0,216 0,151

Produk sesuai

spesifikasi

Standar Mutu

Kelengkapan dokumen

pengecekan Lead Time

Ketepatan pengiriman

Fleksibilitas delivery

Tingkat harga

Fluktuasi harga

Fleksibilitas harga

0,294 0,050 0,068 0,124 0,064 0,029 0,074 0,031 0,046

Pemasok 1 5 5 5 2 3 5 1 4 1

Pemasok 2 5 5 5 3 4 5 2 4 1

Pemasok 3 5 5 5 1 4 3 1 4 1

Pemasok 4 3 5 3 2 2 5 5 3 5

Pemasok 5 3 3 3 5 3 5 5 1 5

Pemasok 6 5 5 5 3 4 3 4 4 3

Un

iversitas Ind

on

esia

58

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

Tabel 3.39, Tabulasi Kriteria dan Subkriteria Beserta Bobot dan Penilaian Pemasok (Sambungan)

Kriteria dan Subkriteria evaluasi

Kriteria dan Bobot

Sumber daya Pelayanan Manajemen Perusahaan

0,075 0,107 0,039

Fasilitas permesinan produksi

kompetensi tenaga ahli

Kemudahan menghubungi

pemasok

Respon terhadap kebutuhan dan

keluhan Reputasi pemasok Ketertiban pajak

0,041 0,034 0,054 0,054 0,031 0,008

Pemasok 1 5 5 4,33 4,33 5 5

Pemasok 2 5 5 5 5 5 5

Pemasok 3 5 5 4 4 5 5

Pemasok 4 5 5 4,67 4,33 5 5

Pemasok 5 5 5 4,33 4 5 5

Pemasok 6 5 5 3,67 3,67 5 5

Un

iversitas Ind

on

esia

59

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

60

Universitas Indonesia

Berdasarkan tahapan-tahapan perhitungan metode TOPSIS yang sudah

dijabarkan pada bab sebelumnya maka berikut ini adalah hasil perhitungan jarak

kedekatan terhadap solusi ideal positif (Si*) dan solusi ideal negatif (S'i) serta

kedekatan relatifnya (Ci*) dalam tabel 3.40. Semakin besar nilai kedekatan relatif,

maka semakin baik performa pemasok.

Tabel 3.40, Hasil Perhitungan Kedekatan Relatif dengan Metode TOPSIS

Pemasok S*i (+) S'I (-) C Peringkat

Pemasok 1 0,067981017 0,05966889 0,467441702 4

Pemasok 2 0,050290473 0,069013164 0,578466556 3

Pemasok 3 0,081747119 0,058253122 0,416093011 5

Pemasok 4 0,077646087 0,047147669 0,377804712 6

Pemasok 5 0,057031017 0,081869829 0,589412027 2

Pemasok 6 0,040315677 0,073448627 0,645621028 1

Dari tabel 3.40 diatas dapat dilihat bahwa pemasok yang mempunyai

kedekatan relatif terbesar adalah Pemasok 6, sehingga Pemasok 6 adalah

peringkat pertama pemasok terbaik. Sedangkan Pemasok 4 mempunya nilai

kedekatan relatif paling kecil sehingga menduduki pemasok peringkat terakhir.

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

4.1 Analisa Kriteria Utama dan Subkriteria

a. Kriteria Utama

Kriteria utama pada model pemeringkat pemasok PT. Y terdiri dari 6

kriteria yang sudah dilakukan perhitungan bobot

pada bab sebelumnya yaitu sebagai berikut :

• Kualitas

• Pengiriman

• Harga

• Sumber Daya

• Pelayanan

• Manajemen Perusahaan

Rasio konsistensi = 6,45%

Gambar 4.1 adalah bobot penilaian kriteria utama yang dituangkan dalam

bentuk diagram

Gambar 4

Berdasarkan hasil pengolahan data yang sudah dilakukan dapat dilihat

bahwa untuk kriteria utama, yang mempunyai bobot terbesar adalah kriteria

15,1%

7,5%

10,7%

61 Unive

BAB 4

ANALISA HASIL

4.1 Analisa Kriteria Utama dan Subkriteria.

utama pada model pemeringkat pemasok PT. Y terdiri dari 6

kriteria yang sudah dilakukan perhitungan bobot penilaian dan uji konsistensi

pada bab sebelumnya yaitu sebagai berikut :

= 0,412 (41,2%)

= 0,216 (21,6%)

= 0,151 (15,1%)

= 0,075 (7,5%)

= 0,107 (10,7%)

Manajemen Perusahaan = 0,039 (3,9%)

Rasio konsistensi = 6,45%

adalah bobot penilaian kriteria utama yang dituangkan dalam

Gambar 4.1, Bobot Penilaian Kriteria Utama

erdasarkan hasil pengolahan data yang sudah dilakukan dapat dilihat

bahwa untuk kriteria utama, yang mempunyai bobot terbesar adalah kriteria

41,2%

21,6%

10,7% 3,9%

1 Kualitas

2 Pengiriman

3 Harga

4 Sumber Daya

5 Pelayanan

versitas Indonesia

utama pada model pemeringkat pemasok PT. Y terdiri dari 6

dan uji konsistensi

adalah bobot penilaian kriteria utama yang dituangkan dalam

erdasarkan hasil pengolahan data yang sudah dilakukan dapat dilihat

bahwa untuk kriteria utama, yang mempunyai bobot terbesar adalah kriteria

2 Pengiriman

4 Sumber Daya

5 Pelayanan

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

62

Universitas Indonesia

kualitas dengan bobot 41,2% kemudian diikuti dengan kriteria pengiriman 21,6%

serta kriteria tertinggi ketiga yaitu kriteria harga 15,1%.

Dua kriteria utama tertinggi yaitu kualitas dan pengiriman menunjukan

bahwa perusahaan sangat mementingkan faktor kelancaran produksi yang baik

sehingga tidak menimbulkan delay pada proses produksi atau bahkan produksi

berhenti (stop line) dikarenakan tidak ada suplai material dari pemasok.

Kriteria harga yang menempati posisi tertinggi ketiga menunjukan bahwa

selain meningkatkan pendapatan dengan produktifitas yang tinggi melalui

pengendalian kualitas dan suplai material, perusahaan juga berusaha

meningkatkan pendapatan dengan menekan biaya pembelian material dengan

membeli dari pemasok dengan harga terbaik.

Sedangkan tiga kriteria berikutnya walaupun tidak memiliki bobot

penilaian yang cukup besar, namun kriteria penilaian ini tetap menjadi

pertimbangan bagi perusahaan.

b. Subkriteria dari Kriteria Kualitas

Subkriteria dari kriteria kualitas pada model pemeringkat pemasok PT. Y

terdiri dari 3 subkriteria yang sudah dilakukan perhitungan bobot penilaian dan uji

konsistensi pada bab sebelumnya yaitu sebagai berikut :

• Tingkat kesesuaian produk dengan spesifikasi = 0,713 (71,3%)

• Pemenuhan standar mutu (ISO 9001) = 0,122 (12,2%)

• Kelengkapan dokumen pengecekan = 0,165 (16,5%)

Rasio konsistensi = 0,58%

Pada gambar 4.2 berikut ini adalah bobot penilaian subkriteria kualitas

yang dituangkan dalam bentuk diagram :

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

Gambar

Hasil pengolahan data untuk bobot subkriteria kualitas didominasi oleh

subkriteria tingkat kesesuaian produk dengan spesifik

menunjukan bahwa perusahaan sangat menjaga kualitas barang yang diterima dari

pemasok guna kelancaran proses produksinya

akan mengakibatkan hasil akhir dari produk pelanggannya juga tidak baik,

itu produk yang kualitasnya tidak baik mempunyai umur pakai (

pendek sehingga mengurangi efisiensi produksi.

Dua subkriteria lainnya yaitu pemenuhan standar mutu dan kelengkapan

dokumen pengecekan menunjukan bahwa PT. Y melihat kualit

hasil akhirnya saja, namun dilihat juga mengenai manajemen kualitas

pemasoknya.

c. Subkriteria dari Kriteria Pengiriman

Subkriteria dari kriteria pengiriman

Y terdiri dari 3 sub

konsistensi pada bab sebelumnya yaitu sebagai berikut :

• Lead time

• Ketepatan waktu pengiriman

• Fleksibilitas pengiriman

Rasio konsistensi = 3,33%

12,2%

16,5%

Universitas Indonesia

Gambar 4.2, Bobot Penilaian Subkriteria Kualitas

Hasil pengolahan data untuk bobot subkriteria kualitas didominasi oleh

subkriteria tingkat kesesuaian produk dengan spesifikasi sebesar 71,3%, hal ini

menunjukan bahwa perusahaan sangat menjaga kualitas barang yang diterima dari

pemasok guna kelancaran proses produksinya. Produk dengan kualitas tidak baik

akan mengakibatkan hasil akhir dari produk pelanggannya juga tidak baik,

itu produk yang kualitasnya tidak baik mempunyai umur pakai (

pendek sehingga mengurangi efisiensi produksi.

Dua subkriteria lainnya yaitu pemenuhan standar mutu dan kelengkapan

dokumen pengecekan menunjukan bahwa PT. Y melihat kualitas tidak hanya dari

hasil akhirnya saja, namun dilihat juga mengenai manajemen kualitas

c. Subkriteria dari Kriteria Pengiriman

dari kriteria pengiriman pada model pemeringkat pemasok PT.

subkriteria yang sudah dilakukan perhitungan bobot dan uji

konsistensi pada bab sebelumnya yaitu sebagai berikut :

= 0,573 (57,3%)

Ketepatan waktu pengiriman = 0,294 (29,4%)

Fleksibilitas pengiriman = 0,133 (13,3%)

Rasio konsistensi = 3,33%

71,3%

16,5%1 Tingkat Kesesuaian

Produk dengan

Spesifikasi

2 Pemenuhan

Standart Mutu (ISO)

3 Kelengkapan

Dokumen

Pengecekan

63

Universitas Indonesia

Kualitas

Hasil pengolahan data untuk bobot subkriteria kualitas didominasi oleh

asi sebesar 71,3%, hal ini

menunjukan bahwa perusahaan sangat menjaga kualitas barang yang diterima dari

. Produk dengan kualitas tidak baik

akan mengakibatkan hasil akhir dari produk pelanggannya juga tidak baik, selain

itu produk yang kualitasnya tidak baik mempunyai umur pakai (life time) yang

Dua subkriteria lainnya yaitu pemenuhan standar mutu dan kelengkapan

as tidak hanya dari

hasil akhirnya saja, namun dilihat juga mengenai manajemen kualitas

pada model pemeringkat pemasok PT.

akukan perhitungan bobot dan uji

= 0,573 (57,3%)

= 0,294 (29,4%)

= 0,133 (13,3%)

1 Tingkat Kesesuaian

Produk dengan

Standart Mutu (ISO)

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

Pada gambar 4.3 berikut

yang dituangkan dalam bentuk diagram :

Gambar

Berdasarkan h

dapat dilihat bahwa untuk

adalah kriteria lead time dan ketepatan waktu pengiriman dengan bobot 57,3%

dan 29,4%. Hal ini menunjukan bahwa

pengiriman barang dari pemasok dapat

dengan rencana produksi yang sudah dibuat guna ketepatan pengiriman barang

kepada pelanggan PT. Y

Perubahan rencana produksi bisa saja sewaktu

tergantung permintaan dari pelanggan PT. Y, hal ini tentunya akan mengganggu

stabilitas produksi khususnya ketika perubahan produksi naik dengan cepat

sehingga kebutuhan akan material dari pemasok juga bertambah, untuk itu PT. Y

juga berharap kepada pemasok untuk dapat mengikuti perubahan yang terjadi,

dengan mengikuti permintaan untuk pengir

Dalam hal ini subkriteria fleksibilitas pengiriman menempati urutan ketiga.

d. Subkriteria Harga

Subkriteria dari kriteria harga

terdiri dari 3 subkriteria yang sudah dilakukan perhitu

konsistensi pada bab sebelumnya yaitu sebagai berikut :

29,4%

13,3%

Universitas Indonesia

Pada gambar 4.3 berikut ini adalah bobot penilaian subkriteria pengiriman

yang dituangkan dalam bentuk diagram :

Gambar 4.3, Bobot Penilaian Subkriteria Pengiriman

Berdasarkan hasil pengolahan data untuk bobot subkriteria pengiriman

dapat dilihat bahwa untuk subkriteria pengiriman, yang mempunyai bobot terbesar

lead time dan ketepatan waktu pengiriman dengan bobot 57,3%

dan 29,4%. Hal ini menunjukan bahwa PT. Y memperhatikan

dari pemasok dapat semaksimal mungkin untuk berjalan sesua

produksi yang sudah dibuat guna ketepatan pengiriman barang

PT. Y.

Perubahan rencana produksi bisa saja sewaktu-waktu naik atau turun

tergantung permintaan dari pelanggan PT. Y, hal ini tentunya akan mengganggu

produksi khususnya ketika perubahan produksi naik dengan cepat

sehingga kebutuhan akan material dari pemasok juga bertambah, untuk itu PT. Y

juga berharap kepada pemasok untuk dapat mengikuti perubahan yang terjadi,

dengan mengikuti permintaan untuk pengiriman maju atau pengiriman mundur.

Dalam hal ini subkriteria fleksibilitas pengiriman menempati urutan ketiga.

dari kriteria harga pada model pemeringkat pemasok PT. Y

kriteria yang sudah dilakukan perhitungan bobot dan uji

konsistensi pada bab sebelumnya yaitu sebagai berikut :

57,3%

13,3%

1 Lead time

2 ketepatan waktu

pengiriman

3 Fleksibilitas delivery

64

Universitas Indonesia

ini adalah bobot penilaian subkriteria pengiriman

Pengiriman

asil pengolahan data untuk bobot subkriteria pengiriman

, yang mempunyai bobot terbesar

lead time dan ketepatan waktu pengiriman dengan bobot 57,3%

PT. Y memperhatikan aktualisasi

semaksimal mungkin untuk berjalan sesuai

produksi yang sudah dibuat guna ketepatan pengiriman barang

waktu naik atau turun

tergantung permintaan dari pelanggan PT. Y, hal ini tentunya akan mengganggu

produksi khususnya ketika perubahan produksi naik dengan cepat

sehingga kebutuhan akan material dari pemasok juga bertambah, untuk itu PT. Y

juga berharap kepada pemasok untuk dapat mengikuti perubahan yang terjadi,

iman maju atau pengiriman mundur.

Dalam hal ini subkriteria fleksibilitas pengiriman menempati urutan ketiga.

pada model pemeringkat pemasok PT. Y

ngan bobot dan uji

2 ketepatan waktu

3 Fleksibilitas delivery

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

• Tingkat harga

• Fluktuasi perubahan harga

• Fleksibilitas harga

Rasio konsistensi = 0,92%

Pada gambar 4.4 berikut ini adalah bob

dituangkan dalam bentuk diagram :

Gambar

Hasil pengolahan data bobot subkriteria harga diduduki oleh subkriteria

tingkat harga sebesar 49,3%

diikuti oleh fluktuasi perubahan harga dengan bobot 20,3%

bahwa perusahaan sangat ketat dalam hal pengendalian harga dari pemasok

dengan melakukan perbandingan dan negosiasi harga serta pengendalian terhadap

perubahan harga yang terjadi.

e. Subkriteria Sumber Daya

Subkriteria dari kriteria sumber daya

PT. Y terdiri dari 2 sub

konsistensi pada bab sebelumnya yaitu sebagai berikut :

• Fasilitas permesinan produksi pemasok

• Kompetensi tenaga kerja

Rasio konsistensi = 0%

20,3%

30,4%

Universitas Indonesia

Tingkat harga = 0,493 (49,3%)

Fluktuasi perubahan harga = 0,203 (20,3%)

Fleksibilitas harga = o,304 (30,4%)

Rasio konsistensi = 0,92%

Pada gambar 4.4 berikut ini adalah bobot penilaian subkriteria harga yang

dituangkan dalam bentuk diagram :

Gambar 4.4, Bobot Penilaian Subkriteria Harga

engolahan data bobot subkriteria harga diduduki oleh subkriteria

tingkat harga sebesar 49,3%, fleksibilitas harga dengan bobot 30,4

fluktuasi perubahan harga dengan bobot 20,3%. Hal ini menunjukan

bahwa perusahaan sangat ketat dalam hal pengendalian harga dari pemasok

erbandingan dan negosiasi harga serta pengendalian terhadap

yang terjadi.

e. Subkriteria Sumber Daya

dari kriteria sumber daya pada model pemeringkat pemasok

subkriteria yang sudah dilakukan perhitungan bobot dan uji

konsistensi pada bab sebelumnya yaitu sebagai berikut :

permesinan produksi pemasok = 0,545 (54,5%)

Kompetensi tenaga kerja = 0,455 (45,5%)

Rasio konsistensi = 0%

49,3%

20,3%

1 Tingkat harga

2 % Fluktuasi harga

3 Fleksibilitas harga

65

Universitas Indonesia

= 0,493 (49,3%)

= 0,203 (20,3%)

= o,304 (30,4%)

ot penilaian subkriteria harga yang

engolahan data bobot subkriteria harga diduduki oleh subkriteria

fleksibilitas harga dengan bobot 30,4%, kemudian

al ini menunjukan

bahwa perusahaan sangat ketat dalam hal pengendalian harga dari pemasok

erbandingan dan negosiasi harga serta pengendalian terhadap

pada model pemeringkat pemasok

kriteria yang sudah dilakukan perhitungan bobot dan uji

= 0,545 (54,5%)

= 0,455 (45,5%)

1 Tingkat harga

2 % Fluktuasi harga

3 Fleksibilitas harga

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

Pada gambar 4.5 berikut ini adalah bobot penilaian subkriteria sumber

daya yang dituangkan dalam bentuk diagram :

Gambar

Dua subkriteria terkait sumber daya pemasok hampir memiliki bobot yang

sama yang artinya kemampuan teknis (

harus didukung dengan fasilitas permesinan yang

permesinan yang baik dapat mengurangi proses yang dibuat diluar produksi

pemasok (subcont) sehingga kontrol terhadap kualitas, pengiriman, dan harga

dapat terjaga.

f. Subkritaria Pelayanan

Subkriteria dari kriteria sumber daya

PT. Y terdiri dari 2 sub

konsistensi pada bab sebelumnya yaitu sebagai berikut :

• Kemudahan menghubungi pemasok

• Respon terhadap kebutuhan dan keluhan

Rasio konsistensi = 0%

Pada gambar 4.6 b

yang dituangkan dalam bentuk diagram :

45,5%

Universitas Indonesia

Pada gambar 4.5 berikut ini adalah bobot penilaian subkriteria sumber

daya yang dituangkan dalam bentuk diagram :

Gambar 4.5, Bobot Penilaian Subkriteria Sumber Daya

Dua subkriteria terkait sumber daya pemasok hampir memiliki bobot yang

sama yang artinya kemampuan teknis (skill) yang dimiliki oleh pemasok juga

harus didukung dengan fasilitas permesinan yang cukup baik. Fasilitas

aik dapat mengurangi proses yang dibuat diluar produksi

) sehingga kontrol terhadap kualitas, pengiriman, dan harga

f. Subkritaria Pelayanan

dari kriteria sumber daya pada model pemeringkat pemasok

subkriteria yang sudah dilakukan perhitungan bobot dan uji

konsistensi pada bab sebelumnya yaitu sebagai berikut :

Kemudahan menghubungi pemasok = 0,5 (50%)

Respon terhadap kebutuhan dan keluhan = 0,5 (50%)

Rasio konsistensi = 0%

Pada gambar 4.6 berikut ini adalah bobot penilaian subkriteria pelayanan

yang dituangkan dalam bentuk diagram :

54,5%

1 Fasilitas permesinan

produksi pemasok

2 Kompetensi tenaga

kerja

66

Universitas Indonesia

Pada gambar 4.5 berikut ini adalah bobot penilaian subkriteria sumber

Sumber Daya

Dua subkriteria terkait sumber daya pemasok hampir memiliki bobot yang

) yang dimiliki oleh pemasok juga

cukup baik. Fasilitas

aik dapat mengurangi proses yang dibuat diluar produksi

) sehingga kontrol terhadap kualitas, pengiriman, dan harga

pada model pemeringkat pemasok

kriteria yang sudah dilakukan perhitungan bobot dan uji

= 0,5 (50%)

= 0,5 (50%)

erikut ini adalah bobot penilaian subkriteria pelayanan

1 Fasilitas permesinan

produksi pemasok

2 Kompetensi tenaga

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

Gambar

Bobot yang sama oleh kedua subkriteria terkait pelayanan menunjukan

bahwa masing-masing mempunyai tingkat kep

mungkin saling terkait satu sama lain. Contoh : pemasok yang mudah dihubungi

namun respon terhadap masalahnya lambat atau sebaliknya.

g. Subkriteria Manajemen Perusahaan Pemasok

Subkriteria dari kriteria manajemen perusahaan pema

pemeringkat pemasok PT. Y

perhitungan bobot dan uji konsistensi pada bab sebelumnya yaitu sebagai berikut :

• Reputasi dan profesionalisme

• Ketertiban pemasok terhadap paj

Rasio konsistensi = 0%

Pada gambar 4.7 berikut ini adalah bobot penilaian subkriteria manajemen

perusahaan yang dituangkan dalam bentuk diagram :

Gambar 4.7, Bobot

50,0%

Universitas Indonesia

Gambar 4.6, Bobot Penilaian Subkriteria Pelayanan

Bobot yang sama oleh kedua subkriteria terkait pelayanan menunjukan

masing mempunyai tingkat kepentingan yang sama bahkan

aling terkait satu sama lain. Contoh : pemasok yang mudah dihubungi

namun respon terhadap masalahnya lambat atau sebaliknya.

g. Subkriteria Manajemen Perusahaan Pemasok

dari kriteria manajemen perusahaan pemasok

pemeringkat pemasok PT. Y terdiri dari 2 subkriteria yang sudah dilakukan

perhitungan bobot dan uji konsistensi pada bab sebelumnya yaitu sebagai berikut :

Reputasi dan profesionalisme pemasok = 0,785 (78,5

Ketertiban pemasok terhadap pajak = 0,21

Rasio konsistensi = 0%

Pada gambar 4.7 berikut ini adalah bobot penilaian subkriteria manajemen

perusahaan yang dituangkan dalam bentuk diagram :

, Bobot Penilaian Subkriteria Manajemen Perusahaan

50,0%

1 kemudahan

menghubungi

pemasok

2 Respon

terhadap

kebutuhan dan

keluhan

78,5%

21,5%

1 Reputasi

pemasok

2 Ketertiban

terhadap pajak

67

Universitas Indonesia

Pelayanan

Bobot yang sama oleh kedua subkriteria terkait pelayanan menunjukan

ingan yang sama bahkan

aling terkait satu sama lain. Contoh : pemasok yang mudah dihubungi

sok pada model

kriteria yang sudah dilakukan

perhitungan bobot dan uji konsistensi pada bab sebelumnya yaitu sebagai berikut :

= 0,785 (78,5%)

215 (21,5%)

Pada gambar 4.7 berikut ini adalah bobot penilaian subkriteria manajemen

Manajemen Perusahaan

menghubungi

kebutuhan dan

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

68

Universitas Indonesia

Perbedaan yang cukup signifikan antara kedua subkriteria tersebut

menunjukan bahwa perusahaan melihat manajemen pemasok dari tingkat

profesionalisme dan reputasinya baik dalam melayani PT. Y atau perusahaan lain

yang sama. Dalam hal ini PT. Y berasumsi bahwa pemasok dengan reputasi dan

profesionalisme yang baik akan memberikan hal positif bagi kemajuan

perusahaan. Sedangkan mengenai ketertiban terhadap pajak merupakan kriteria

penilaian yang baru dikembangkan terkait dengan kebijakan pemerintah mengenai

ketertiban pajak.

4.2 Analisa Penilaian Pemasok

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa jenis penilaian

pemasok dibagi menjadi 2, yaitu penilaian secara kuantitatif dan penilaian secara

kualitatif. Berikut adalah daftar subkriteria yang dinilai berdasarkan jenis

penilaian beserta bobotnya pada tabel 4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1, Daftar Subkriteria Berdasarkan Jenis Penilaian

Kuantitatif Bobot kualitataif Bobot

a. Produk sesuai spesifikasi 29,4% a. Kelengkapan dokumen pengecekan 6,8%

b. Pemenuhan standar mutu 5,0% b. Fleksibilitas delivery 2,9%

c. Lead Time 12,4% c. Fleksibilitas harga 4,6%

d. Ketepatan waktu pengiriman 6,4% d. Fasilitas permesinan produksi pemasok 4,1%

e. Tingkat harga 7,4% e. Kecukupan dan kompetensi tenaga kerja 3,4%

f. Fluktuasi harga 3,1% f. Kemudahan menghubungi pemasok 5,4%

g. Ketertiban terhadap pajak 0,8% g. Respon terhadap kebutuhan dan keluhan 5,4%

h. Reputasi pemasok 3,1%

Total 64,5% Total 35,7%

Dalam suatu proses pengambilan keputusan, hasil yang diinginkan adalah

hasil dengan tingkat objektifitas yang tinggi sehingga dapat diterima oleh semua

pihak yang terkait. Daftar subkritaria berdasarkan jenis penilaian diatas

menunjukan bahwa penilaian yang bersifat kualitatif lebih banyak dibanding

dengan penilaian kuantitatif, namun penilaian kuantitatif tetap dominan dibanding

penilaian kualitatif dalam model evaluasi pemasok PT. Y ini, hal ini dapat dilihat

dari total bobot penilaian kuantitif yang lebih besar dibanding bobot penilaian

kualitatif.

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

69

Universitas Indonesia

Oleh karena itu diharapkan hasil dari keputusan dengan model evaluasi

pemasok ini dapat memberikan hasil yang cukup objektif bagi perusahaan dan

dapat diterima oleh semua pihak yang terkait baik internal perusahaan maupun

pihak eksternal.

4.3 Analisa Perhitungan TOPSIS

Hasil dari metode proses analisis hirarki atau AHP berupa kriteria

penilaian dan bobot masing-masing kriteria yang sudah dilakukan penilaian

terhadap masing-masing pemasok, menjadi data masukan (input data) bagi

perhitungan dengan metode TOPSIS.

Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan dengan metode TOPSIS yang

dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah.

Tabel 4.2, Tabel Perhitungan Peringkat Pemasok dengan Metode TOPSIS

Pemasok S*i (+) S'I (-) C Peringkat

Pemasok 1 0,067981017 0,05966889 0,467441702 4

Pemasok 2 0,050290473 0,069013164 0,578466556 3

Pemasok 3 0,081747119 0,058253122 0,416093011 5

Pemasok 4 0,077646087 0,047147669 0,377804712 6

Pemasok 5 0,057031017 0,081869829 0,589412027 2

Pemasok 6 0,040315677 0,073448627 0,645621028 1

Prinsip metode TOPSIS adalah memilih alternatif yang mempunyai jarak

terdekat dari solusi ideal positif dan jarak terjauh dari solusi ideal negatif. Dari

data pada tabel perhitungan TOPSIS diatas dapat dilihat bahwa Pemasok 6

mempunyai jarak dari ideal positif yang paling dekat dibanding pemasok lainnya

sebesar 0,0403, sedangkan jarak dari solusi ideal negatif adalah yang paling jauh

kedua setelah Pemasok 5 sebesar 0,0734, sehingga perhitungan kedekatan relatif

Pemasok 6 adalah yang paling besar diantara yang lain yang menjadikannya

peringkat 1 pemasok terbaik.

Pemasok 4 mempunyai jarak paling dekat dengan solusi ideal negatif

sebesar 0,0472 dan terjauh kedua setelah Pemasok 3 untuk jarak dari solusi ideal

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

70

Universitas Indonesia

positif sebesar 0,0776, yang ternyata berbanding terbalik dengan prinsip metode

TOPSIS sehingga menjadikannya peringkat paling bawah dibanding dengan

pemasok lainnya.

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

71 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan seluruh tahapan penelitian dengan metode Analytical

Hierarchy Process (AHP), maka terbentuklah sebuah kriteria evaluasi pemasok

dengan 5 kriteria utama, yaitu : kriteria kualitas (41,2%), pengiriman (21,6%),

harga (15,1%), pelayanan (10,7%), sumber daya (7,5%), dan manajemen

perusahaan (3,9%). Kemudian berdasarkan proses pemeringkatan pemasok

dengan technique for order preference by similarity to ideal solution (TOPSIS),

didapat pemasok beserta nilai kedekatan relatifnya dengan urutan mulai dari yang

terbaik yaitu Pemasok 6 (0,646), Pemasok 5 (0,589), Pemasok 2 (0,578), Pemasok

1 (0,467), Pemasok 3 (0,416), Pemasok 4 (0,378).

5.2 Saran

Pada bab ini pula, dibahas beberapa saran yang berkaitan dengan

penerapan metode evaluasi yang sudah dibentuk.

1. Kriteria evaluasi pemasok yang dibuat ini adalah kriteria evaluasi untuk

pemasok bidang manufaktur barang, jika ada pemasok yang mempunyai

bidang lain seperti jasa, maka perlu dilakukan diskusi untuk mendapatkan

kriteria-kriteria penilaian yang sesuai.

2. Kriteria evaluasi pemasok yang dibuat ini tanpa mempertimbangkan

hubungan timbal balik (feedback) elemen-elemen pada suatu tingkatan

dengan elemen-elemen pada tingkat dibawahnya. Dan juga tanpa

mempertimbangkan faktor ketidakjelasan (fuzziness) ketika proses

penilaian pada elemen-elemen hirarki, jika hubungan timbal balik antar

elemen dan faktor ketidakjelasan dalam pengambilan keputusan ingin

dimasukan dalam penelitian, dapat menggunakan metode lain seperti ANP

atau Fuzzy AHP.

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

72

Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

Abhang, L. B. & Hameedullah, M. “Selection of Lubricat Using Combined Multiple Attribute Decisison-Making”, World Academy of Science, Engineering and Technology 75 2011

Betül Özkan, Hüseyin Başlıgil, Onur Özen “Choosing Concrete Production Facility Location Using AHP and TOPSIS Methodologies”,. 15th International Research/Expert Conference ”Trends in the Development of Machinery and Associated Technology” TMT 2011.

Bossert, James L., Supplier Management Handbook, fifth edition., ASQC Quality Press, Wisconsin, 1994.

F. Hosseinzadeh Lotfi1, R. Fallahnejad, and N. Navidi. Ranking Efficient Units in DEA by Using TOPSIS Method. Applied Mathematical Sciences, Vol. 5, 2011, no. 17, 805 – 815, 2010.

Hamdy A. Taha, Operation Research An Introduction Eight Edition Chapter 13 , Decision Making Under Certainty AHP, page 486-496

Kahraman, C., et. Al., (2007), Hierarchical Fuzzy TOPSIS model for selection among logistics information and technologies. Journal of Enterprise Information Management. Macleod dan Scheel, 2001, Management Information System : Eight Edition, Prentice-Hall, New Jersey.

N D Chakladar and S Chakraborty, “A combined TOPSIS-AHP-method-based approach for non-traditional machining processes selection”, Department of Production Engineering, Jadavpur University, Kolkata, West Bengal, India 2008.

Omid Jadidi, Fatemeh Firouzi, and Enzo Bagliery, TOPSIS Method for Supplier Selection Problem, World Academy of Science, Engineering and Technology 71 2010.

Phdungsilp. Aumnad and Wuttipornpun. Teeradej, “Decision Support for the Selection of Electric Power Plants Generated from Renewable Sources”, World Academy of Science, Engineering and Technology 75 2011.

Robbins dan Coulter, 1996, Managemnt : Six Edition. Prentice-Hall, New Jersey. Saaty, T.L, 1990, How to Structure a Decision Problem : An Analytical Hierarchy Process Perspective. RWS Publication, Pittsburgh.

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

73

Universitas Indonesia

Saaty, T.L, 1990, Multicriteria Decision Making, The Analytic Hierarchy Process ; Planning, Priority Setting, Resource Allocation, RWS Publication, Pittsburgh. Weighted Score and TOPSIS ppt, ebookbrowser.com http://ebookbrowse.com/weighted-score-and-topsis-ppt-d29552959 Yoon, Kwangsun. & Hwang, C. L. (1995). Muktiple Attribute Decision Making: An Introduction Sage university Papers Series.

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

74

Universitas Indonesia

Lampiran 1. Kuisioner Kriteria Evaluasi Pemasok

KUESIONER TENTANG KRITERIA EVALUASI PEMASOK PADA MANUFAKTUR

I. Pengantar Pemasok supllier merupakan salah satu mata rantai yang kritis bagi

kelangsungan hidup dan keuntungan perusahaan. Pemasok yang tepat akan menjamin kelancaran produksi perusahaan. Untuk mengetahui tingkat kinerja pemasok maka perlu dilakukan evaluasi secara berkala. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan umpan balik ke pemasok sehingga mereka mendapat masukan yang berguna.

Pemasok dievaluasi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria penilaian untuk suatu industri mungkin berbeda dengan industri lainnya, karena tergantung jenis usahanya. Mendapatkan sejumlah krtiteria yang dapat dipakai dalam mengevaluasi pemasok manufaktur merupakan maksud penelitian tugas skripsi kami pada program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Untuk menunjang keberhasilan penelitian tersebut saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu/Saudara untuk memberikan saran dan peendapat. Saya percaya bahwa Bapak/Ibu/Saudara selaku pihak konsumen pasti mengetahui faktor-faktor apa saja yang umumnya konsumen harapkan dari pemasoknya, Faktor-faktor tersebut kemudian akan dijadikan dasar membentuk kriteria evaluasi pemasok pada penelitian ini. Saran dan pendapat Bapak/Ibu/Saudara akan sangat membantu proses penelitian ini.

Atas bantuan dan kerjasamanya, Saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Haldi Maruli

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

75

Universitas Indonesia

Lampiran 1. Kuisioner Kriteria Evaluasi Pemasok (Lanjutan)

I I. Data Responden

Nama : Jabatan : Departemen : III. Daftar Pertanyaan Pertunjuk : Berikut ini adalah faktor dan subfaktor yang dapat dipakai sebagai kriteria evaluasi pemasok. Berikanlah tanda silang (x) pada kotak yang tersedia sesuai dengan pilihan anda. A. KUALITAS 1. Apakah kualitas merupakan merupakan faktor yang penting/perlu dipertimbangkan dalam mengevaluasi pemasok? Penting Tidak penting (langsung ke bagian B) 2. Bila kualitas merupakan faktor yang penting, berilah penilaian terhadap subfaktor kualitas. Penilaian berdasarkan tingkatan dari angka 1 s/d 5 sebagai berikut : 1 = Tidak Penting 2 = Kurang Penting 3 = Sedang 4 = Penting 5 = Sangat Penting Subfaktor-subfaktor tersebut adalah sebagai berikut : a. Material yang dikirimkan pemasok sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan perusahaan b. Pemasok telah memenuhi standar nasional/internasional mengenai mutu (Contoh : ISO 9001) c. Kondisi kemasan material, antara lain : bentuk dan jumlah produk dalam kemasan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. d. Kesanggupan pemasok untuk mengganti produk yang tidak sesuai. e. Pemasok dapat mengganti produk yang tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan. f. Lainnya : ...................................................................................................................... B. PENGIRIMAN 1. Apakah pengiriman merupakan faktor yang penting/perlu dipertimbangkan dalam mengevaluasi pemasok? Penting Tidak penting (langsung ke bagian C)

1 2 3 4 5

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

76

Universitas Indonesia

Lampiran 1. Kuisioner Kriteria Evaluasi Pemasok (Lanjutan)

2. Bila pengiriman merupakan faktor yang penting, berilah penilaian terhadap subfaktor pengiriman seperti pada pertanyaan A.2 Subfaktor-subfaktor tersebut adalah sebagai berikut : a. Lead Time (jangka waktu dari pemesanan sampai pengiriman) yang singkat. b. Ketepatan waktu pengiriman. c. Fleksibilitas pengiriman terhadap permintaan. d. Jarak lokasi pemasok terhadap perusahaan. e. Kecukupan alat transportasi pemasok untuk pengiriman produk. f. Lainnya : ...................................................................................................................... C. HARGA 1. Apakah harga merupakan faktor yang penting/perlu dipertimbangkan dalam mengevaluasi pemasok? Penting Tidak penting (langsung ke bagian D) 2. Bila harga merupakan faktor yang penting, berilah penilaian terhadap subfaktor harga seperti pada pertanyaan A.2 Subfaktor-subfaktor tersebut adalah sebagai berikut : a. Tingkat harga. b. Persentase dan frekuensi perubahan (kenaikan) harga. c. Fleksibilitas harga/Potongan harga (discount). d. kemudahan cara pembayaran. e. Biaya transportasi dan biaya lainnya. f. Lainnya : ...................................................................................................................... D. SUMBER DAYA 1. Apakah sumber daya merupakan faktor yang penting/perlu dipertimbangkan dalam mengevaluasi pemasok? Penting Tidak penting (langsung ke bagian E) 2. Bila sumber daya merupakan faktor yang penting, berilah penilaian terhadap subfaktor sumber daya seperti pada pertanyaan A.2

1 2 3 4 5

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

77

Universitas Indonesia

Lampiran 1. Kuisioner Kriteria Evaluasi Pemasok (Lanjutan)

Subfaktor-subfaktor tersebut adalah sebagai berikut : a. Fasilitas permesinan produksi pemasok . b. Kecukupan tenaga kerja dan kompetensinya. c. Pemasok selalu mengikuti perkembangan teknologi. d. Lainnya : ...................................................................................................................... E. PELAYANAN/SERVICES 1. Apakah pelayana/services merupakan faktor yang penting/perlu dipertimbangkan dalam mengevaluasi pemasok? Penting Tidak penting (langsung ke bagian F) 2. Bila pelayanan/services merupakan faktor yang penting, berilah penilaian terhadap subfaktor pelayanan/services seperti pada pertanyaan A.2 Subfaktor-subfaktor tersebut adalah sebagai berikut : a. Cara dan syarat pemesanan atau klaim yang ditentukan oleh pemasok mudah. b. Kemudahan menghubungi pemasok. c. Respon terhadap kebutuhan dan keluhan konsumen. d. Lainnya : ...................................................................................................................... F. MANAJEMEN PERUSAHAAN PEMASOK 1. Apakah manajemen perusahaan merupakan faktor yang penting/perlu dipertimbangkan dalam mengevaluasi pemasok? Penting Tidak penting 2. Bila manajemen perusahaan merupakan faktor yang penting, berilah penilaian terhadap subfaktor manajemen perusahaan seperti pada pertanyaan A.2 Subfaktor-subfaktor tersebut adalah sebagai berikut : a. Reputasi dan profesionalisme manajemen pemasok. b. Ketertiban terhadap pajak. c. Keinginan untuk pengembangan usaha. d. Hubungan manajemen dangan pekerjanya. e. Lainnya : ......................................................................................................................

1 2 3 4 5

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA KRITERIA EVALUASI DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308902-S42818-Haldi Maruli.pdf · iv KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena

78

Universitas Indonesia

Lampiran 1. Kuisioner Kriteria Evaluasi Pemasok (Lanjutan)

G. PERINGKAT KEPENTINGAN Urutkanlah ke enam faktor dibawah ini berdasarkan tingkat kepentingannya dengan memberikan angka 1 (paling penting) sampai angka 6 (paling tidak penting) Kualitas Pengiriman Harga Sumber daya ` Pelayanan Manajemen perusahaan

Kriteria evaluasi..., Haldi Maruli, FT UI, 2012