Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TEORI TEORI SOSIAL INDONESIA
PENYESUAIAN KONSEP PERUBAHAN SOSIAL SELO SOEMARJAN
TERHADAP PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA
Disusun oleh
Sri Wulandari 16416241012
Pendidikan IPS A 2016
PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
1
KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Teori Teori Sosial Indonesia ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Sebagai ilmu pengetahuan, Teori Teori Sosial Indonesia merupakan ilmu yang
sangat bermanfaat bagi kita semua dalam berbagai bidang terutama dalam
kehidupan sehari-hari. Kami disini sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam menambah wawasan dan pengetahuan kita. Kami menyadari bahwa
makalah ini terdapat kekurangan dan juga jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami berhadap adanya kritik dan saran untuk perbaikan makalah yang telah
kami buat.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan. Terimakasih.
Yogyakarta, 13 Desember 2017
Penyusun
2
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................5
A. Latar Belakang.....................................................................................................5
B. Rumusan Masalah................................................................................................7
C. Tujuan...................................................................................................................7
D. Manfaat.................................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................8
A. Biografi Selo Soemarjan......................................................................................8
B. Teori perubahan social......................................................................................10
1. Teori Evolusi....................................................................................................10
2. Teori Revolusi..................................................................................................10
3. Teori siklus.......................................................................................................11
4. Teori fungsional dan teori konflik....................................................................11
C. Konsep Perubahan Sosial Secara Umum.........................................................12
1. Perubahan bidang politik dan pemerintahan.....................................................13
2. Perubahan bidang Pendidikan..........................................................................15
3. Perubahan Pembangunan Ekonomi..................................................................17
D. Perkembangan masyarakat Indonesia..............................................................19
1. Masyarakat sederhana......................................................................................19
2. Masyarakat madya,...........................................................................................21
3. Masyarakat pramodern-modern........................................................................23
E. Penyesuaian Konsep Perubahan social Terhadap perkembangan masyarakat.................................................................................................................24
1. Bidang pendidikan............................................................................................24
2. Bidang pemerintahan dan politik......................................................................27
3. Bidang ekonomi pembangunan........................................................................28
BAB II PENUTUP.........................................................................................................29
A. Kesimpulan.........................................................................................................29
B. Saran...................................................................................................................29
LAMPIRAN...................................................................................................................30
3
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................31
4
BAB I
PENDAHULUANA. Latar Belakang
Perubahan merupakan sesuatu yang konstan dan selalu ada. Banyak
orang berasumsi bahwa perubahan merupakan hal yang normal, wajar
yang terjadi pada masyarakat. Karena perubahan berlangsung terus
menerus dan tidak dapat dihentikan, hanya saja kecepatan dan arahnya
yang berbeda. Perubahan perubahan pada dasarnya berasal dari manusia
atau masyarakat, oleh sebab itu dinamakan perubahan social. Terdapat dua
aspek perubahan dalam masyarakat yaitu perubahan sosial dan budaya.
Perubahan sosial merupakan bagian dari ilmu sosiologi yang menyoroti
dinamika masyarakat. Perubahan sosial mencakup perubahan struktur dan
hubungan sosial dimasyarakat. Dalam artian lain perubahan sosial
merupakan perubahan yang terjadi di masyarakat yang mempengaruhi
sistem sosialnya termasuk sikap, pola, dan perilaku kelompok dalam
masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi dimasyarakat juga selalu
mengikuti perkembangan masyarakat itu sendiri. Seperti adanya penemuan
penemuan yang mengakibatkan terjadinya perubahan perubahan besar
dalam masyarakat dan juga kehidupan manusia. Misalnya adanya
penemuan yang dapat merubah cara hidup manusia antara lain adanya
mesin uap, kendaraan bermotor dan juga listrik. Selain itu penemuan atau
perubahan di bidang pemerintahan, politik maupun ekonomi juga bisa
menyebabkan terjadinya perubahan hidup masyarakat.
5
Setiap kehidupan masyarakat yang ada pada umumnya mengalami
perubahan, karena tidak ada satupun masyarakat yang berhenti pada titik
tertentu. Sehingga masyarakat bisa berkembang dan menjadi lebih maju.
Namun dalam proses perkembangan masyarakat, perubahan yang terjadi
mengharuskan masyarakat itu untuk menyesuaikan perubahan yang
terjadi. Karena dalam perubahan itu tidak selalu menguntungkan bagi
masyarakat. Sehingga masyarakat harus kritis dalam menilai apa yang
harus dirubah demi kemajuan dana pa yang harus dipertahankan supaya
tidak merugikan. Masyarakat juga harus mengembangkan cara berfikir,
etika dan pengetahuan umum serta rasa tanggung jawab, agar mampu
menguasai dalam proses perubahan social yang terjadi.
6
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakan biografi Selo Soemarjan ?
2. Bagaimanakah teori perubahan social ?
3. Bagaimanakah konsep perubahan sosial menurut Selo Soemarjan ?
4. Bagaimanakah perkembangan masyarakat di Indonesia ?
5. Bagaimanakah penyesuaian konsep perubahan sosial Selo Soemarjan
dengan perkembangan masyarakat di Indonesia ?
C. Tujuan
1. Mengetahui biografi Selo Soemarjan
2. Mengetahui teori perubahan sosial
3. Mengetahui konsep perubahan sosial Selo Soemarjan
4. Mengetahui perkembangan Masyarakat Indonesia
5. Mengetahui penyesuaian konsep perubahan Sosial Selo Soemarjan
dengan perkembangan masyarakat di Indonesia
D. Manfaat
1. Menambah pengetahuan
2. Bisa menjadi sumber referensi belajar
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Selo Soemarjan
Bergelar Kanjeng Pangeran Haryo Prof. Dr. Selo Soemarjan lahir di
Yogyakarta, 23 Mei 1915. Selo Soemardjan merupakan seorang tokoh
pendidikan sekaligus tokoh pemerintahan Indonesia. Ia di besarkan
dilingkungan abdi dalem Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat, kakeknya
juga merupakan pejabat tinggi di Kasultanan Yogyakarta. Selo Soemarjan
juga pernah menjadi camat di Kabupaten Kulonprogo, sehingga ia
mendapatkan nama Selo setelah menjabat jadi camat tersebut. Dalam
memimpin ia dikenal sebagai sosok yang tidak suka memerintah tetapi
suka memberikan tauladan. Hidupnya bersih, lurus, disiplin dan sederhana.
Ia merupakan seorang dari sedikit orang yang menyerukan hentikan
praktik korupsi, kolusi, nepotisme. Selo Soemardjan juga merupakan
ilmuwan yang meninggalkan banyak sekali ilmu pengetahuan dan juga
seorang sosok yang berintegritas, punya komitmen social yang tinggi.
Beliau juga merupakan pendiri sekaligus Dekan pertama Fakultas Ilmu
Pengetahuan Kemasyarakatan yang kini namnya berubah menjadi FISIP-
UI. Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1994 ia mendapatkan gelar
bintang mahaputra utama dari pemerintah. Selain gelar bintang mahaputra
utama Selo Soemardjan juga pernah mendapatkan gelar ilmuwan utama
sosiologi dan juga anugerah Hamengkubuwono IX dari UGM pada puncak
dies natalis ke 52. Nama Selo Soemarjan selalu melekat dengan sosiologi
oleh karenanya ia disebut sebagai Bapak sosiologi Indonesia. Selo
Soemarjan mulai benar benar menekuni Ilmu sosiologi pada saat usianya
sudah diatas empat puluh tahun. Saat itu ia mendapat kesempatan
menuntut ilmu di Cornel University, Amerika Serikat. Dalam kurun waktu
kurang dari empat tahun beliau pulang ke Indonesia dengan menyandang
gelar Ph.D. di bidang sosiologi. Selo Soemardjan Wafat ketika usia 88
tahun pada 11 juni 2003 di Jakarta.
8
Selama hidupnya Selo Soemarjan pernah berkarier menjadi :
1. Pegawai Kesultanan/Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
(1935-1949)
2. Kepala Staf Sipil Gubernur Militer Jakarta Raya (1949-1950)
3. Kepala Sekretariat Staf Keamanan Kabinet Perdana Menteri (1950-
1956)
4. Sekretaris Badan Pengawas Kegiatan Aparatur Negara (1959-
1961)
5. Kepala Biro III Sekretariat Negara merangkap Sekretaris Umum
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
6. Sekretaris Menteri Negara Ekonomi, Keuangan, dan Industri
(1966-1973)
7. Sekretaris Wakil Presiden RI (1973-1978)
8. Asisten Wakil Presiden Urusan Kesejahteraan Rakyat (1978- 1983)
9. Staf Ahli Presiden RI (1983-sekarang)
10. Guru Besar Universitas Indonesia
Selo soemardjan pernah menempuh pendidikan disejumlah tempat
antara lain:
1. HIS Yogyakarta (1921-1928)
2. MULO Yogyakarta (1928-1931)
3. MOSVIA Magelang (1931-1934)
4. Universitas Cornel, Ithaca, New York, AS (Sarjana 1959, Doktor
1959 )
Karya karya selo soemarjan antara lain
1. Social changes in Yogyakarta
2. Gerakan 10 Mei 1963 di Sukabumi
3. Desentralisasi Pemerintahan
9
B. Teori perubahan social
Terdapat beberapa teori mengenai perubahan social yang ada
dimasyarakat. Antara lain sebagai berikut :
1. Teori Evolusi
Menurut Jacobus (2008:23) teori evolusi social dan
kebudayaan mempunyai
empat anggapan dasar yaitu manusia adalah bagian dari alam, hukum alam menguasai perkembangan, proses alamiah itu bergerak secara progresif dari masyarakat sederhana menuju kea rah masyarakat yang kompleks dan manusia mempunyai potensi yang sama hanya berbeda secara fundamental dalam perkembangan kualitatif mengenai intelegensi dan pengalaman.
Sehingga dapat dijelaskan bahwa teori evolusi merupakan
perubahan dari masyarakat yang sederhana menuju ke masyarakat
kompleks. Teori evolusi ini menilai bahwa perubahan masyarakat
melalui urutan dan tahapan yang sama dan bermula dari
perkembangan hingga tahap perkembangan terakhir. Evolusi juga
ditandai dengan terciptanya keanekaragaman dan evolusi yang
menimbulkan kemajuan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa teori evolusi merupakan kebanyakan peralihan dari
masyarakat yang masih sederhana menuju kemasyarakat yang lebih
kompleks dengan batas dan tahap perkembangan tertentu. Dengan
adanya pengaruh modernisasi maka perubahan social dirasakan
diperlukan misalnya saja perubahan transportasi.
2. Teori Revolusi
Dalam teori revolusi ini merupakan perubahan social dan
kebudayaan yang berlangsung dengan cepat yang menyangkut
perubahan kehidupan pokok masyarakat. Pada perubahan revolusi
ini dapat berupa perubahan yang direncanakan dan juga perubahan
yang tidak direncanakan. Biasanya revolusi ini terjadi dengan
adanya ketidakpuasan golongan tertentu yang didahului dengan ide
baru.
10
3. Teori siklus
Teori perubahan siklus mengarah pada perubahan social yang
melewati fase fase dari sebuah lingkaran yang mana pada akhirnya
akan berballik ke peralihan selanjutnya. Tetapi perubahan dalam teori
siklus ini tidakakan berakhir melainkan pada tahap kepunahan yang
kemudian akan berbalik ke tahap awal untuk perubahan berikutnya.
4. Teori fungsional dan teori konflik
Teori fungsional merupakan teori yang tidak memerlukan
penjelasan. Perubahan pada teori fungsional ini dapat diterima dan
ditolak masyarakat. Sedangkan teori konflik ini lahir karena adanya
konfik yang melahirkan perubahan social.
11
C. Konsep Perubahan Sosial Secara Umum
Perubahan social menurut Gillin Jhon dan Jhon Philip Gilin dalam
Jacobus (2008:16) mengungkapkan bahwa perubahan social sebagai suatu
variasi dari car acara hidup yang telah diterima baik baik karena perubahan
kondisi geografis, mental, maupun karena adanya difusi. Sedangkan
Perubahan social menurut Selo Soemardjan dalam (Nasiwan : 182) adalah
perubahan perubahan pada lembaga lembaga masyarakat yang mempengaruhi
system sosialnya, termasuk nilai nilai social, sikap dan pola tingkah laku antar
kelompok dalam masyarakat. Kemudian menurut Rustam Sani dalam Jacobus
(2008:12) perubahan social merupakan social merupakan social dapat
diuraikan kedalam 2 peringkat yaitu perubahan social sebagai proses khusus
dalam kehidupan social dan perubahan social bukan sekedar persoalan satu
proses khusus dalam kehidupan social.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan social merupakan
proses dimana terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat yang selalu
berbarengan dengan perubahan kebudayaan dan suatu fungsi social
masyarakat. Perlu diketahui dalam mempelajari perubahan social kearah
manakah perubahan tersebut terjada apakah kearah meninggalkan factor yang
dirubah dan menuju ke arah yang baru atau hanya sebaliknya
Kemudian adanya konsep Perubahan social menurut Selo Soemardjan
dalam Nasiwan (2016:182) adalah perubahan perubahan pada lembaga
lembaga masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk nilai
nilai social, sikap dan pola tingkah laku antar kelompok dalam masyarakat
yang dimaksudkan adalah perubahan yang berasal dari ideologi politik
masyarakat. Kemudian dalam suatu perubahan terdapat pelopor atau agen
yang melakukan perubahan baik itu seseorang atau kelompok orang yang
dipercayai masyarakat itu. Konsep perubahan social yang dimaksudkan ada 2
tipe yaitu perubahan yang disengaja dan perubahan yang tidak disengaja.
Perubahan dalam masyarakat terdiri atas perubahan politik atau system
pemerintahan, dan pendidikan serta pembangunan ekonomi.
12
1. Perubahan bidang politik dan pemerintahan
Menurut Selo Soemardjan dalam Nasiwan (2016:183) mengungkapkan
bahwa perubahan social bidang ekonomi dan politik memunculkan 2 aspek
penting yaitu perubahan yang disengaja dan tidak disengaja. Sehingga dalam
hal ini dapat dijelaskan bahwa perubahan social bidang politik dan
pemerintahan memunculkan dua aspek. Perubahan social yang disengaja
merupakan perubahan yang telah direncanakan sebelumnya oleh anggota
masyarakat yang ikut berperan dalam melakukan perubahan. Perubahan yang
disengaja dalam pemerintahan antara lain dimulai pemerintahan yang sangat
sentralisir dan otokratis menjadi pemerintahan yang desentralisir dan
demokratis. Dalam pemerintahan provinsi juga mengeluarkan keputusan untuk
memberikan hak waris dalam memiliki tanah. Dalam hal ini pemerintah
bertindak demokratis karena pemikiran untuk memberikan hak waris ini
berasal dari permasalahan di masyarakat. Pemberian hak waris dalam
memiliki tanah ini juga mendorong para petani untuk menggarap sawah
sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Selain itu perubahan yang disengaja lainnya adalah adanya otonomi
daerah, dimana setiap daerah berhak untuk lebih mengelola daerahnya sendiri.
Harapannya dengan adanya otonomi daerah ini pemeerintahan daerah akan
lebih dekat dan lebih memperhatikan kondisi rakyatnya sehingga dapat
mempengaruhi hasil bumi petani yang bisa digunakan untuk kemakmuran
rakyat. Sehingga dalam konteks ini sebenarnya sudah adanya pemikiran
bahwa pemerintah itu demokratis. Perubahan social yang tidak disengaja
merupakan perubahan yang terjadi tanpa diketahui atau direncanakan
sebelumnya oleh anggota masyarakat yang ikut berperan dalam perubahan.
Misalnya saja semakin kuatnya masyarakat pedukuhan atau dusun, dan juga
hilangnya kaum bangsawan secara berangsur angsur dari kedudukan kelas atas
dalam masyarakat. Hal ini disebabkan karena pemerintah memberikan
kebijakan tersendiri. Seperti contoh provinsi Yogyakarta yang disebutakan
dalam buku Selo Soemardjan (1981:104) bahwa Sultan Yogyakarta membuka
istananya untuk umum dan kaum bangsawan kehilangan fungsinya sebagai
13
penghubung antara pemerintahan dan rakyat. Dengan hal ini dapat dijelaskan
bahwa pemerintahan Yogyakarta akan lebih dekat dengan rakyatnya, sehingga
tidak memerlukan penghubung antara pemerintah dengan rakyatnya. Karena
Sultan juga menghendaki para anggota masyarakat dan juga pemrintahan
saling berbaur dengan kelas kelas masyarakat apapun yang ada di Yogyakarta.
Sehingga dalam hal ini secara tidak disengaja menghilangkan fungsi
bangsawan itu sendiri. Kemudian contoh lain perubahan social yang tidak
disengaja adalah hilangnya otoritas pamong praja atas pemeritahan desa
14
2. Perubahan bidang Pendidikan
Perubahan social bidang pendidikan, jauh sebelum adanya penjajahan
yang dilakukan oleh bangsa barat Indonesia telah memiliki lembaga
pendidikan yang sederhana. Namun, ketika Indonesia kedatangan bangsa
Belanda maka mempengaruhi adanya perubahan social di bidang pendidikan.
Pendidikan yang di biayai oleh belanda adalah sekolah yang netral terhadap
agama dan juga pendidikan yang dislenggarakan kala itu sangat erat kaitannya
dengan kebudayaan belanda. Sebagian besar waktu sekolah juga digunakan
untuk mempelajari ilmu bumi dan sejarah belanda dibandingkan dengan
sejarah Indonesia. Namun dalam hal ini sangat diperhatikan ilmu hitung,
kimia dan matematika yang sangat berguna bagi masayarakat Indonesia.
Kemudian adanya pemisahan kelas pada tinggat sekolah dasar antara sekolah
putrid an putera. Bahkan adanya sekolah keputraan yang digunakan untuk
sekolah khusus anak bangsawan dan kaum elite sehingga hal ini membuat
masyarakat desa waktu itu kurang menghargai pendidikan formal. Masyarakat
memilih untuk bekerja disawah daripada harus bersekolah. Dalam buku Selo
Soemardjan (1981:284) disebutkan bahwa masyarakat desa pada waktu itu
belum memiliki gairah untuk menempuh pendidikan karena belum
mempunyai kebiasaan untuk menulis dan membaca.
Kemudian pendidikan mengalami perubahan yang berangsur angsur
dari masyarakat yang kurang bergairah dengan pendidikan formal, maka
masyarakat mulai dengan pendidikan di pondok pesantren. Pendidikan di
pondok pesantren kala itu banyak menarik kaum muda untuk belajar dari
seorang kyai. Sehingga mulailah berkembang sekolah sekolah islam yang
tingkat pendidikannya disamakan dengan tingkat pendidikan dasar. Kemudian
juga ada perubahan kecil dimana para santri diperkenankan untuk mengikuti
sekolah dasar dipagi harinya dan sorenya belajar di pondok pesantran untuk
belajar ilmu agama. Maka hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia
mulai mengenal pendidikan dan mulai memperdulikan akan pendidikan untuk
dirinya. Kemudian seiring berjalannya waktu banyak penduduk desa yang
15
menempuh pendidikan kekota. Karena para kaum pelajar menyadari bahwa
kehidupan yang memadai tidak akan bisa dicapai jika hanya terus memiliki
tanah saja.
Perubahan pendidikan secara tidak disengaja misalnya pendidikan dari
wayang yang dahulu merupakan pendidikan yang sangat popular karena dalam
pewayangan dapat diambil banyak sekali pelajaran untuk kehidupan sehari
hari seperti mengajarkan bagaimana hidup bermasyarakat yang baik. Namun
sekarang mulai berangsur angsur minat untuk melihat dan menyaksikan
wayang berkurang. Kemudian perubahan yang disengaja dalam pendidikan
dengan banyaknya lembaga pendidikan yang semakin maju dan memadai
untuk pendidikan kedepannya.
16
3. Perubahan Pembangunan Ekonomi
Konsep Perubahan ekonomi juga terdapat perubahan yang disengaja
maupun tidak disengaja. Perubahan yang tidak direncanakan seperti dengan
dihapuskannya tanam paksa maka perlahan lahan pemerintah mulai
memperhatikan kesejahteraan rakyat khususnya di pedesaan. Perubahan
ekonomi di bidang pertanian dimulai dengan adanya hubungan pemerintah
dengan rakyatnya, yang awalnya masyarakat tidak memiliki hak atas tanah
namun pada tahun 1951 masyarakat mulai berhak atas tanah yang di garapnya
tetapi tidak mempunyai kewajiban atas tanah tersebut.
Adanya kebijakan tersebut memungkinkan adanya jaminan ekonomi
bagi keturunan para petani. Sementara hak diberikan petani maka hak
kepemilikan diberikan kepada kepala desa sebagai badan hokum yang
memerintah. Dengan adanya kebijakan tersebut membawa perubahan pada
organisasi social penduduk dan dengan adanya perubahan hokum tanah
tersebut telah berhasil menciptakan suatu kesatuan pemerintah serta dapat
memberikan keamanan dan stabilitas bagi masyarakat desa. Perubahan yang
tidak disengaja contohnya adalah cara bercocok tanam para petani adalah
dengan saling bergotong royong dengan para tetangga tanpa ada upah.
Kemudian para petani yang emiliki lembu atau sapi pada zaman dulu harus
merelakan lembunya yang mempunyai pengaruh terhadap nilai social.
Masyarakat desa telah mengubah sikapnya kepada hewan ternak dari lembu
yang digunakan sebagai lambang kekayaan menjadi sarana ekonomi yang
menguntungkan secara material.
17
Contoh lain perubahan yang disengaja adalah pada tahun 1870
pemerintah membuka jalan bagi infestor asing untuk memasuki perekonomian
koloni. Dalam kebijakan ini pemerintah Indonesia meninggalkan perusahaan
pertanian walaaupun secara berangsur angsur kemudian diserahkan ke
perusahaan swasta. Selain itu perusahaan gula yang ada di Yogyakarta
dikelola oleh belanda. Dalam buku Selo Soemardjan (1981 :219) juga
diungkapkan bahwa dipandang dari sudut ekonomi saja besarnya sumbangan
yang telah diberikan dari pabrik gula baik untuk pemerintahan belanda
maupun Indonesia sangat besar. Kemudian para pekerja yang bekerja di pabrik
gula adalah masyarakat pribumi yang tidak memiliki tanah.
18
D. Perkembangan masyarakat Indonesia
Menurut Aguste Comte dalam Jacobus (2008:29) mengungkapkan
bahwa evolusi atau perkembangan masyarakat dikuasai oleh hukum universal
tentang kesamaan struktur indera dan akal budi manusia yang menghasilkan
suatu presepsi atau kesimpulan yang logic. Masyarakat pun akan selalu
berkembang dan berproses baik cepat maupun lambatnya tetap akan
mengalami perubahan. Karena mansusia memungkinkan untuk memunculkan
ide baru, yang kemudian secara terus menerus menjadikan manusia yang
kreatif.
Perkembangan masyarakat Indonesia dimulai dari masa lampau
sampai sekarang. Bahkan sampai sekarang mungkin saja masih terdapat
masyarakat yang mewakili masa tersebut. Kemudian masyarakat berkembang
mengikuti perkembangan zaman, sehingga masyarakat mengalami kemajuan
yang sejalan dengan perubahan yang terjadi secara global. Tetapi ada
masyarakat yang berkembang tidak megikuti zamannya. Adapun ciri ciri
pekembangan masyarakat antara lain adalah :
1. Masyarakat sederhana
Masyarakat sederhana merupakan masyarakat yang memiliki
perkembangan yang lambat dibandingkan masyarakat yang lain.
Karena hubungan kekeluargaannya masih erat, masih memegang teguh
adat istiadat yang berlaku, dan belum adanya lembaga pendidikan
dalam masyarakat sehingga angka buta huruf masih tinggi. Selain itu
juga banyak kegiatan ekonomi masih focus pada produksi untuk
pemenuhan kebutuhannya sendiri bukan untuk diperjualbelikan.
Masyarakat sederhana juga merupakan masyarakat yang tertutup,
dan sangat memegang teguh adat istiadat. Masyarakat ini bertempat
tinggal tersebar di beberapa wilayah sehingga sulit untuk dijangkau
oleh berbagai pelayanan, sehingga mereka terbatas untuk saling
berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Oleh karenanya banyak yang
menyebut masyarakat tradisional terisolasi oleh alam. Adapun ciri dari
masyarakat ini antara lain :
19
- Berbentuk komunitas kecil, tertutup dan homogen
- Pranata social hanya ada pada hubungan kekerabatan
- hubungan dalam keluarga maupun masyarakat masih sangat erat
- Tinggal di wilayah terpencil dan sulit dijangkau
- Peralatan dan teknologinya masih sederhana
- Ketergantungan dengan alam
- Terbatasnya akses pelayanan social, ekonomi bahkan politik
20
2. Masyarakat madya,
Masyarakat ini mulai ada perkembangan dibandingkan dengan
masyarakat sederhana. Masyarakat madya ini juga sering disebut
masyarakat transisi adalah masyarakat yang ada diantara masa
masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Kehidupan masyarakat
ini mulai ada kemajuan yakni tinggal di wilayah pinggiran kota dan
desa. Tetapi untuk menuju ke masyarakat modern perkembangannya
tergantung dengan masyarakat itu sendiri ada atau tidaknya keinginan
untuk berubah dan berkembang dari yang sebelumnya. Pada
masyarakat madya ini masih menjunjung tinggi gotong royong
Adapun cirinya adalah :
Hubungan kekeluargaan masih erat
Adat istiadat dalam amsyarakat msih dihormati
Adanya pemikiran yang rasional
Lembaga pendidikan mulai muncul
Mulai ada hukum tertulis
Tingkat buta huruf muali berkurang
Kehidupan masyarakat madya ini berada diantara tradisional
dan modern, yang tentu saja sangat bergantung pada beberapa
factor diantaranya tergantung pada factor wilayah dimana
masyarakat tersebut berada. Seperti contoh apabila masyarakat
madya tersebut berada didesa maka pendidikan yang dicapai mulai
menuju ke tingkat SMU kadangkala juga banyak yang mengikuti
pendidikan agama yang biasa dilakukan sore hari untuk menunjang
agar nilai keagamaan tidak luntur dilingkungan masyarakat.
21
Kemudian untuk sarana kesehatan mulai banyak didirikan
puskesmas untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Kemudian
mulai banyak juga industry rumah tangga. Sedangakan jika
masyarakat berada di wilayah pinggiran kota maka pendidikannya
mulai maju banyak yang sudah berhasil dalam pendidikannya, dan
juga bermata pencaharian dengan mendirikan usaha dengan modal
yang dimiliki.
22
3. Masyarakat pramodern-modern
Masyarakat pada tahap ini telah mengalami kemajuan dan
perkembangan yang pesat karena adanya interaksi antar masyarakat
yang semakin intensif. Bahkan masyarakat mulai menerima infomasi
yang masuk baik melalui media elektronik maupun media cetak.
Masyarakat ini tidak selalu berada di lingkungan perkotaan
melainkan di pedesaan pun bisa modern, dengan kata lain sikap mental
masyarakat desa yang tidaklagi bersifat rasional. Masyarakat ini
muncul karena adanya perubahan dari masyarakat itu sendiri. Salah stu
Ciri masyarakt modern Adanya perubahan sikap dari masyarakat yang
bersifat tradisional menjadi lebih modern dengan melepaskan diri dari
cara berfikir yang tradisional
Ciri masyarakat pra modern-modern antara lain:
Hubungan antar masyarakat didasarkanpada kepentingan
pribadi
Hubungan masyarakat dilakukan terbuka
Masyarakat sangat mempercayai ilmu pengetahuan dan
teknologi
Tingkat pendidikan mulai tinggi
Hokum tertulis berlaku sangat kompleks di masyarakat
Kegiatan ekonomi hamper seluruhnya berorientasi pada
pasar
23
E. Penyesuaian Konsep Perubahan social Terhadap perkembangan
masyarakat
Penyesuaian Perubahan social dengan perkembangan masyarakat
terdapat beberapa bidang antara lain :
1. Bidang pendidikan
Pada masa penjajahan Belanda abad ke – 18, belanda membawa
pendidikan ke Indonesia bersifat keagamaan, karena disamping kegiatan
belanda yang berdagang mereka juga ingin menyebarkan agama ke
Indonesia melalui pendidikan. Namun pada akhir abad ke – 18 ada
kebijaksanaan pemisahan antara pendidikan dan agama. Kemudian pada
tahun 1816 didirikan sekolah belanda pertama, yang netral terhadap
agama. Pendidikan yang diberikan pada sekolah sekolah selama masa
pendudukan belanda adalah sangat terkait dengan kebudayaan belanda.
Selain itu lebih banyak waktu belajar digunakan untuk mempelajari ilmu
bumi dan juga sejarah belanda bukan sejarah Indonesia. Bahasa belanda
juga menjadi syarat paling penting dalam kegiatan belajra mengajar dan
juga menjadi syarat umum kelulusan. Pendidikan seperti ini yang
menimbulkan murid kebingungan, karena pendidikan yang didapat
disekolah tidak sesuai dengan kenyataan atau realitas dilingkungan
masyarakat.
Kebijakan pada masa pendudukan jepang yaitu dengan
menerapkan tiga prinsip dasar antara lain menata pendidikan kembali atas
dasar keseragaman dan kesamaan untuk seluruh kelompok etnis dan kelas
social, menghapuskan pengaruh belanda dan menjadikan kebudayaan
Indonesia sebagai landasan utama dalam system kependidikan, dan
menjadikan lembaga pendidikan sebagai alat untuk mendoktrinasi gagasan
kemakmuran bersama asia tenggara dibawah pimpinan jepang. Selain itu
juga ada penghapusan penggunaan Bahasa baelanda di pendidikan
Indonesia mengakibatkan murid murid tidak lagi merasa rendah. Namun
mereka harus belajar bahasa jepang.
24
Pendidikan pada masa kemerdekaan, pemerintah nasional
menerapkan kebijakan bahwa pendidikan adalah untuk seluruh rakyat
bukan hanya untuk golongan elite saja. Pemerintah juga akan mengadakan
pendidikan umum dengan tujuan untuk mempertebal kesadaran nasional,
memperteguh kesatuan bangsa Indonesia dan juga mendorong rasa
kemanusiaan serta toleransi antar sesame. Pemerintah juga menjadikan
pendidikan dasar sebagai pendiddikan yang Cuma Cuma untuk rakyat.
Penyesuaian pendidikan dengan perkembangan masyarakat
sekarang antara lain adalah Adanya lembaga pendidikan di Indonesia
semakin banyak, maka semakin banyak pula orang yang bisa mendapatkan
pendidikan, dibandingkan pada zaman dahulu di masyarakat yang masih
sederhana. Karena pada zaman dahulu hanya sedikit masyarakat yang bisa
merasakan pendidikan, itu pun dari golongan elite. Namun seiring dengan
perkembangan masyarakat maka semakin berkembang pula pendidikan di
Indonesia. Tujuan adanya lembaga pendidikan pun mulai berbeda, karena
menurut Selo Soemardjan (1981:278) mengungkapkan bahwa pendidikan
pada masa pendudukan Belanda bersifat keagamaan. Karena pada saat
penjajahan pendidikan dijadikan sebagai alat untuk memperkenalkan
kepercayaan kepada masyarakat. Namun saat ini pendidikan dijadikan
sebagai kebutuhan pokok manusia untuk memberbaiki derajatnya.
Masyarakat saat ini juga semkin sadar akan pentingnya pendidikan bagi
dirinya sendiri.
Pemerintah saat ini juga mempermudah akses pendidikan baik itu
untuk orang yang elite maupun orang yang kurang mampu. Sehingga
masyarakat kurang mampu saat ini sudah banyak yang bisa mengenyam
pendidikan hingga perguruan tinggi. Karena saat ini pemerintah
menyediakan anggaran APBN yang cukup besar untuk pendidikan. Baik
itu untuk bea siswa maupun untuk sarana pendidikan yang lain. Selain
banyaknya tersedia beasiswa untuk pendidikan. Pemerintah juga
memberikan banyak bantuan berupa uang untuk memenuhi kebutuhan
sekolah.
25
Kemudian untuk penduduk desa yang dulu kebanyakan memilih
bekerja disawah daripada sekolah saat ini sudah berbeda jauh. Para
penduduk desa saat ini banyak yang sudah mengenyam pendidikan
diperguruan tinggi. Selain pendidikan formal, pendidikan non formal saaat
ini juga semakin banyak yangbelajar di pondok pesantren. Sekolah
formalpun saat ini banyak yang memberikan nama sekolah sebagai islam
terpadu yang mendidik muridnya ilmu agama yang baik dan benar.
Setiap warga masyarakat Indonesia harus siap dalam
menyesuaikan perubahan yang terjadi seperti contoh seseorang yang
mengambil keputusan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih
tinggi merupakan salah satu cara masyarakat untuk menghadapi
persaingan pada masyarakat yang sedang berprose. Jadi dalam
penyesuaian perubahan social ini setap warga masyarakat harus bersiap
dengan apa yang telah berubah di lembaga tersebut.
26
2. Bidang pemerintahan dan politik
Pemerintah menerapkan adanya otonomi daerah, hal itu akan
mempermudah pelayanan bagi masyarakat saat ini. Sehingga masyarakat
akan mendapatkan pelayanan yang cepat dan juga dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat mengenai pemerintahan saat ini yang dapat
melayani dengan cepat. Selain itu dengan adanya otonomi daerah maka
akan mendekatkan pemimpin dengan rakyatnya sehingga rakyat pun
merasa dekat dengan pemimpin.
Kemudian Indonesia saat ini sangat demokratis dari yang otokratis.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pemilihan umum secara langsung
dibandingkan dulu yang pernah pejabat pemerintah yang memilih adalah
presiden. Namun saat ini dengan melakukan pemilihan umum ynag
dilakukan oleh rakyat secara langsung. Sehingga saat ini rakyat bis
memilih secara langsung pemimpin yang diikehendaki itu seperti apa.
Karena saat ini sebelum diadakannya pemilihan pasti mengadakakan
sosialisasi agar masyarakat lebih memahami bagaimana pemilu dilakukan.
Kemudian para calon pemimpin juga melakukan kampanya dengan
menyampaikan segala visi misa. Sehingga masyarakat bisa lebih
memahami bagaimana karakter pemimpin tersebut.
Kemudian dalam negara yang demokrasi ini kita juga diberikan
kebebasan dalam memeluk agama kita masing masing. Kemudian
pemerintah saat ini juga sangat transparan karena masyarakat sekarang
bisa melihat kinerja pemerintahan melalui media elektronik.
Penyesuaian perubahan social haruslah dilakukan oleh seluruh
masyarakat dan menerima segala perubahan yang terjadi dilembaga
masyarakat. Selo Soemardjan (1981 :307) dikemukakan bahwa tiap warga
harus menyesuaikan perubahan itu dan menyesuaikan orientasi
psikologinya pada lembaga social yang telah di rubah tersebut.
27
3. Bidang ekonomi pembangunan
Masyarakat pada saat dulu masih saling bergotong royong dalam
hal bertani seperti menanam padi saling bergotong royong dan saling
membantu tanpa ada imbalan uang. Namun saat ini kebiasaan tersebut
mulai luntur karena saat ini semua yang bekerja diberikan imbalan berupa
uang. Kemudian pekerjaan sebagai petani saat ini sangat sedikit sekali
yang masih melakukannya. Hal ini juga disebabkak karena semakin
menyempitnya lahan pertanian. Sehingga masyarakat harus bisa
menyesuaikan perubahan tersebut. Kemudian masyarakat juga harus
menyesuaikan dengan hewan ternak yang dahulu dijadikan sebagai
lambing kekayaan para petani saat ini dijadikan sebagai sarana ekonomi
yang menguntungkan secara material. Dengan demikian masyarakat harus
mampu menyesuaikan dengan lembaga atau kebudayaan yang telah
mengalami perubahan.
28
BAB II
PENUTUPA. Kesimpulan
Perubahan social merupakan perubahan pada lembaga lembaga
masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk nilai nilai social,
sikap dan pola tingkah laku antar kelompok dalam masyarakat. Konsep
perubahan menurut Selo Soemardjan terdapat dua aspek yaitu perubahan yang
disengaja dan perubahan yang tudak disengaja. Perkembangan masyarakat
Indonesia mulai dari Masyarakat sederhana merupakan masyarakat yang
memiliki perkembangan yang lambat dibandingkan masyarakat yang lain.
Karena hubungan kekeluargaannya masih erat, masih memegang teguh adat
istiadat yang berlaku sampai pada masyarakat pramodern-modern dimana
adanya perubahan sikap dari masyarakat yang bersifat tradisional menjadi
lebih modern dengan melepaskan diri dari cara berfikir yang tradisional.
Penyesuaian terhadap perubahan social tiap warga harus menyesuaikan
perubahan itu dan menyesuaikan orientasi psikologinya pada lembaga social
yang telah di rubah tersebut.
B. Saran
Perubahan social memerlukan penyesuaian yang sedemikian rupa dengan
lembaga yang telah diubah. Sehingga penulis berharap kita bisa menyesuaikan
dengan apa perubahan yang terjadi dilingkungan kita.
29
LAMPIRAN
30
DAFTAR PUSTAKANasiwan.Yuyun.Wahyuni.2016.Teori Teori Sosial Indonesia. Yogyakarta.
Uny Press
Soemardjan.Selo.1981.Perubahan Sosial di Yogyakarta.Yogyakarta.UGM
Press
Ranjabar.Jacobus.2008.Perubahan social Dalam Teori
Makro.Bandung.Alfabeta
Ranjabanar.Jacobus.2015.teori teori dan Perubahan sosialserta teori
pembangunsn.Bandung.alfabeta
Susanto astrid. 1984.Sosiologi Perubahan.Jakarta.Bina Cipta
file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/...R.../SMI-4.pdfdiakses pasa 26 desember 2017 pukul 9:11
https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/02/bab-struktur-sosial-dan-perubahan-sosial.pdf diakses pada Minggu 17 Desember 2017
http://tokoh.id/biografi/1-ensiklopedi/bapak-sosiologi-indonesia/ diakses
pada 26 Desember pukul 14:02
http://file.upi.edu/direktori/FPIPS/jur_PEND._Geografi/196103231986031-
R._GURNIWAN_KAMIL_PASYA/SMI-4.pdf
diakses pada 26 Desember 2017 pukul 18:29
31
32