4
dinikmati oleh sivitas akademika, alumni, pemangku kepentingan, atau jaringan universitas di tingkat nasional dan internasional, namun juga oleh masyarakat sekitar universitas. EPI Lingkup Lokal mencakup beberapa elemen: masyarakat yang bersinggungan langsung dengan lingkungan kampus (neighbourhood community), sarana dan prasarana yang berada di lingkungan terdekat kampus (neighbourhood infrastuktur), dan perangkat desa/kota sebagai aparat pemerintah di lingkungan terdekat kampus (local government) (Gambar 1). Oleh karena itu UGM membangun strategi agar elemen EPI UGM ter- sebut terjalin kuat, untuk mewujudkan makna utama ekosistem pendidikan lokal. Strategi tersebut mencakup program yang memuat makna keterhubungan (interconnectedness), keter- ikatan (engagement), dan har- monisasi dalam segala aspek kehi- dupan bermasyarakat (harmonization). Salah satu jatidiri yang dimandatkan dalam Statuta Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah sebagai Universitas Kerakyatan. Jatidiri ini menuntut UGM untuk selalu berperan dalam seluruh aspek kehidupan dan kemasyarakatan baik dari skala lokal, nasional hingga internasional. UGM menerje- mahkan mandat tersebut melalui kegiatan kolaborasi universitas dan masyarakat atau yang umum disebut University - Community Engagement/ Partnership (UCE) di level nasional dan regional, salah satunya melalui KKN-PPM. Pengemba- ngan program kolaborasi UCE di lingkup masyarakat sekitar lingkungan UGM atau disebut dengan istilah Lingkup Lokal perlu terus dikembangkan untuk mendukung Ekosisten Pendidikan Inovatif (EPI) yang sangat berkarakter keUGMan. EPI UGM Lingkup Lokal merupakan bagian dari komitmen UGM untuk men- ciptakan ekosistem pendidikan berkualitas yang tidak hanya bisa Newsletter | Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) | Edisi Juli 2019 University-Community Engagement untuk Mendukung Ekosistem Pendidikan Inovatif Konsep dan Implementasi di Lingkungan Universitas Gadjah Mada “Education is the basic tool for the development of consciousness and the reconstitution of society.” Mahatma Gandhi EKOSISTEM PENDIDIKAN INOVATIF UGM 1 Gambar 1. Ekosistem Pendidikan Inovatif UGM

University-Community Engagement untuk ... - pika.ugm.ac.idpika.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Newsletter-Juli-2019.pdf · UGM membangun strategi agar elemen EPI UGM ter-sebut

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: University-Community Engagement untuk ... - pika.ugm.ac.idpika.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Newsletter-Juli-2019.pdf · UGM membangun strategi agar elemen EPI UGM ter-sebut

dinikmati oleh sivitas akademika, alumni, pemangku

kepentingan, atau jaringan universitas di tingkat

nasional dan internasional, namun juga oleh

masyarakat sekitar universitas.

EPI Lingkup Lokal mencakup beberapa elemen:

masyarakat yang bersinggungan langsung dengan

lingkungan kampus (neighbourhood community),

sarana dan prasarana yang berada di lingkungan

terdekat kampus (neighbourhood infrastuktur), dan

perangkat desa/kota sebagai aparat

pemerintah di lingkungan terdekat

kampus (local government)

(Gambar 1). Oleh karena itu

UGM membangun strategi

agar elemen EPI UGM ter-

sebut terjalin kuat, untuk

mewujudkan makna utama

ekosistem pendidikan lokal.

Strategi tersebut mencakup

program yang memuat

makna keterhubungan

(interconnectedness), keter-

ikatan (engagement), dan har-

monisasi dalam segala aspek kehi-

dupan bermasyarakat (harmonization).

Salah satu jatidiri yang dimandatkan dalam Statuta

Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah sebagai

Universitas Kerakyatan. Jatidiri ini menuntut UGM

untuk selalu berperan dalam seluruh aspek

kehidupan dan kemasyarakatan baik dari skala lokal,

nasional hingga internasional. UGM menerje-

mahkan mandat tersebut melalui kegiatan

kolaborasi universitas dan masyarakat atau yang

umum disebut University - Community Engagement/

Partnership (UCE) di level nasional dan regional,

salah satunya melalui KKN-PPM. Pengemba-

ngan program kolaborasi UCE di lingkup

masyarakat sekitar lingkungan UGM

atau disebut dengan istilah

Lingkup Lokal perlu terus

dikembangkan untuk

mendukung Ekosisten

Pendidikan Inovatif (EPI)

yang sangat berkarakter

keUGMan.

EPI UGM Lingkup Lokal

merupakan bagian dari

komitmen UGM untuk men-

ciptakan ekosistem pendidikan

berkualitas yang tidak hanya bisa

Newsletter | Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) | Edisi Juli 2019

University-Community Engagement untuk

Mendukung Ekosistem Pendidikan InovatifKonsep dan Implementasi di Lingkungan Universitas Gadjah Mada

“Education is the basic tool for the development of consciousness and the reconstitution of society.”

Mahatma Gandhi

EKOSISTEM

PENDIDIKAN

INOVATIF

UGM

1

Gambar 1. Ekosistem Pendidikan Inovatif UGM

Page 2: University-Community Engagement untuk ... - pika.ugm.ac.idpika.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Newsletter-Juli-2019.pdf · UGM membangun strategi agar elemen EPI UGM ter-sebut

Konsep UGM untuk berperan dan bermanfaat dalam

kehidupan masyarakat baik di skala nasional

maupun lingkungan terdekat, sudah menjadi

agenda utama bagi universitas lain di berbagai

benua. Kegiatan untuk mewujudkan agenda ini

disebut University – Community Engagement/

Partnership (UCE). UCE merupakan proses kolaborasi

antar universitas dan masyarakat di semua skala

(sekitar kampus, lokal, regional, nasional, dan

internasional), yang saling menguntungkan dalam

hal bertukar pikiran, keahlian, pengalaman dengan

penuh kepercayaan, saling menghormati dan saling

berbagi.

Beberapa Universitas di Canada telah secara resmi

meluncurkan Community-Campus Engage Canada

(CCEC), yang merupakan praktek terbaik untuk

mewujudkan hubungan masyarakat dan kampus.

Aplikasi UCE di negara lain

University – Community Engagement/Partnership

di Universitas Manca Negara

Dalam Budget Proposal untuk Pendidikan Tahun

2014, Departemen Pendidikan Amerika Serikat

mengarisbawahi pentingnya inovasi di bidang

pendidikan di tingkat nasional untuk mengurangi

perbedaan kualitas pendidikan antar wilayah. Inovasi

pendidikan selanjutnya akan memberikan

kesempatan lebih pada generasi anak-anak dan

remaja, meningkatkan kesempatan pendidikan di

segala aspek kemasyarakatan, dan mempersiapkan

masyarakat Amerika untuk menghadapai tantangan

di era globalisasi. Salah satu program untuk

mencapai tujuan tersebut adalah meningkatkan

interaksi dan keterikatan antara fakultas, mahasiswa,

universitas dan masyarakat yang tinggal di sekitar

kampus untuk mendukung proses belajar mengajar,

mempercepat masa studi, serta pemberian

pedanaan untuk meningkatkan kreatifitas program

pemberdayaan masyarakat yang melibatkan sivitas

akademika.

1. United State Department of Education

and Office of Educational Technology

2. Best practices for Community Campus

Engagement – Canada

sumber: news.okstate.edu

Program yang dijalankan berdasarkan pada

kebutuhan masyarakat, dengan cara mengutamakan

partisipasi masyarakat, hubungan horizontal

diperkuat, membangun visi bersama, menyelesaikan

permasalahan lingkungan dan sosial. Program yang

tengah berlangsung mencakup: Poverty Reduction,

Violence Against Women, Community Food Security,

Community Environmental Sustainability, Knowledge

Mobilization, Sector-Specific Projects.

Kontribusi universitas dalam program university-

community engagement mencakup kontribusi

pembangunan infra-struktur sosial ekonomi,

dukungan kesetaraan dan keberagaman di

Pendidikan tinggi, serta pendidikan warga negara

untuk berdemokrasi. Program ini merupakan hasil

dari penelitian tentang praktek dan kebijakan UCE di

berbagai universitas di Australia, mencakup

kemungkinan permasalahan, peluang, serta potensi

pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan

jiwa kewarganegaraan. Program UCE didesain juga

untuk mampu melakukan perubahan dalam aspek

sosial dan ekonomi masyarakat.

3. University-Community Engagement (UCE)

di Australia

sumber: newcastle.edu.au

sumber: communityengagement.ubc.ca

2

INABA IT LS ITU YS

Research

Service

MUNM ITO YC

TeachingE

T N

N GE AM GE

Gambar 2. Skema UCE

Page 3: University-Community Engagement untuk ... - pika.ugm.ac.idpika.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Newsletter-Juli-2019.pdf · UGM membangun strategi agar elemen EPI UGM ter-sebut

University – Community Engagement/Partnership

di Universitas Manca Negara

4. Program University-community

partnership di InggrisUniversity-community partnerships di Filipina fokus

pada promos i pembangunan masyarakat

berkelanjutan di bidang perencanaan kota.

Bekerjasama dengan pemerintah daerah, universitas

di wilayah Calabarzon memberikan pelatihan kepada

staf pemerintah dan juga masyarakat perkotaan

mengenai perencanaan penggunaan lahan yang

komprehensif, metode pengumpulan, analisis dan

dokumentasi data, penulisan laporan, dan

p e n g e m b a n g a n b e b e r a p a p r o j e c t y a n g

berhubungan dengan pemetaan bencana.

Universitas Brighton melakukan penelitian yang

bertujuan mengevalusi program kerjasama antara

kampus dan masyarakat sekitar yang dilaksanakan

oleh universitas di Inggris. Kegiatan yang terkait

dengan keterhubungan dan keterikatan antara

universitas dan masyarakat yang perlu ditingkatkan

adalah keterbukaan universitas untuk berbagi hasil

penelitian dan proses pembelajaran melalui

program seminar/workshop ; serta membuka

museum, laboratorium ataupun pameran-pameran

untuk dihadiri oleh masyarakat.

5. UC Engagement di Filipina

sumber: brandonu.casumber: cnu.edu.ph

UGM memiliki ekosistem pendidikan yang hingga

kini terus dikembangkan, baik di lingkungan

kampus, jaringan dalam negeri dan luar negeri, serta

pemangku kepentingan lainnya. Keterhubungan

universitas dengan masyarakat juga sudah mapan,

melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN-PPM). Sedangkan

dengan masyarakat sekitar UGM sudah terdapat

kegiatan Inspiring Bulaksumur Urban Community

(IBUC).

Untuk lebih meningkatkan keterhubungan dan

keterikatan dengan masyarakat sekitar kampus,

UGM beberapa program dikembangkan untuk me-

ningkatkan kualitas lingkungan, sarana prasarana,

fasilitas umum, serta kualitas hubungan sosial

dengan para pemimpin kelompok masyarakat/

dusun/dukuh/RT/RW.

Aspek lingkungan yang akan diangkat: identifikasi

kualitas indekos/pondokan sekitar kampus. Objek

indekos/pondokan dianggap penting, karena

merupakan tempat mahasiswa menghabiskan

sebagian besar waktunya, selain di lingkungan

kampus. Kondisi indekos/pondokan bukan hanya

mencakup aspek fisik namun juga aspek sosial, yang

menentukan keberhasilan mahasiswa untuk meraih

pendewasaan dalam interaksi sosial. Oleh karena itu,

berbagai kriteria penilaian kualitas indekos/

pondokan disusun dengan seksama oleh para pakar

dari Direktorat Aset, Kemahasiswaan, UGM

Residence, dan PIKA.

Fokus strategi UGM untuk EPI Lingkungan Lokal

3

Page 4: University-Community Engagement untuk ... - pika.ugm.ac.idpika.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Newsletter-Juli-2019.pdf · UGM membangun strategi agar elemen EPI UGM ter-sebut

Pengembangan Ekosistem Pendidikan Inovatif di

UGM perlu didukung juga oleh lingkungan eksternal

yang kondusif. Konsep pengembangan asrama

kampus juga harus diikuti konsep pengembangan

“asrama” di sekitar kampus, yaitu indekos/pondok-

an. Asrama harus mampu menciptakan lingkungan

belajar yang kondusif dan berperan juga sebagai

sumber belajar eksternal bagi mahasiswa UGM.

Standar indekos/pondokan tersebut di atas sudah

mulai diwujudkan melalui UGM Residence.

Keberadaan asrama yang dikelola oleh UGM ini

d iha rapkan men jad i mode l bag i pemi l i k

indekos/pondokan di sekitar kampus. Melalui UGM

Residence, UGM sudah mewujudkan makna utama

EPI lingkup lokal serta menjalin kesatuan yang kuat

antar elemen EPI UGM.

Salah satu program yang disiapkan adalah

melakukan survei kondisi indekos/pondokan yang

ada di sekitar kampus, untuk mengidentifikasi

kondisi lingkungan ekternal sekitar kampus. Hasil

dari surveI ini diharapkan menjadi dasar untuk

penyusunan program konstribusi UGM untuk

meningkatkan peran lingkungan eksternal sebagai

bagian dari Ekosistem Pendidikan Inovatif. Kualitas

l ingkungan eksternal di indekos/pondokan

diidentifikasi secara komprehensif dan mencakup:

1. Legalitas;

2. Keamanan;

3. Kesehatan;

4. Kenyamanan;

5. Interaksi sosial; dan

6. Peluang pengembangan diri.

Bruning, S. D., McGrew, S., & Cooper, M. (2006). Town–gown relationships: Exploring

university–community engagement from the perspective of community

members. Public Relations Review, 32(2), 125-130.

Winter, A., Wiseman, J., & Muirhead, B. (2006). University-community engagement in

Australia: Practice, policy and public good. Education, citizenship and social

justice, 1(3), 211-230.

Hart, A., & Northmore, S. (2011). Auditing and evaluating university–community

engagement: Lessons from a UK case study. Higher Education Quarterly, 65(1),

34-58.

Jacob, W. J., Sutin, S. E., Weidman, J. C., & Yeager, J. L. (Eds.). (2015). Community

engagement in higher education: Policy reforms and practice. Springer.

Referensi

Penanggung Jawab: Dr. Hatma Suryatmojo, S.Hut.,

M.Si.

Editor in Chief: Wirastuti Widyatmanti, S.Si., Ph.D.

Editor: Dr. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T. |

Dr. Irwan Endrayanto Aluicius, S.Si., M.Sc.

Penyedia Data: Sigit Yudantara, A.Md. | Andri Andreas

Priyanto | Muhammad Bagus Pramono

Desain Grafis: Riska Amalia Wibawati

Asisten: Nurul Azizah | Madina Dwi Panuntun

Peningkatan Sarana dan Prasarana Indekos/Pondokan untuk

Mahasiswa UGM

4