Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
dinikmati oleh sivitas akademika, alumni, pemangku
kepentingan, atau jaringan universitas di tingkat
nasional dan internasional, namun juga oleh
masyarakat sekitar universitas.
EPI Lingkup Lokal mencakup beberapa elemen:
masyarakat yang bersinggungan langsung dengan
lingkungan kampus (neighbourhood community),
sarana dan prasarana yang berada di lingkungan
terdekat kampus (neighbourhood infrastuktur), dan
perangkat desa/kota sebagai aparat
pemerintah di lingkungan terdekat
kampus (local government)
(Gambar 1). Oleh karena itu
UGM membangun strategi
agar elemen EPI UGM ter-
sebut terjalin kuat, untuk
mewujudkan makna utama
ekosistem pendidikan lokal.
Strategi tersebut mencakup
program yang memuat
makna keterhubungan
(interconnectedness), keter-
ikatan (engagement), dan har-
monisasi dalam segala aspek kehi-
dupan bermasyarakat (harmonization).
Salah satu jatidiri yang dimandatkan dalam Statuta
Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah sebagai
Universitas Kerakyatan. Jatidiri ini menuntut UGM
untuk selalu berperan dalam seluruh aspek
kehidupan dan kemasyarakatan baik dari skala lokal,
nasional hingga internasional. UGM menerje-
mahkan mandat tersebut melalui kegiatan
kolaborasi universitas dan masyarakat atau yang
umum disebut University - Community Engagement/
Partnership (UCE) di level nasional dan regional,
salah satunya melalui KKN-PPM. Pengemba-
ngan program kolaborasi UCE di lingkup
masyarakat sekitar lingkungan UGM
atau disebut dengan istilah
Lingkup Lokal perlu terus
dikembangkan untuk
mendukung Ekosisten
Pendidikan Inovatif (EPI)
yang sangat berkarakter
keUGMan.
EPI UGM Lingkup Lokal
merupakan bagian dari
komitmen UGM untuk men-
ciptakan ekosistem pendidikan
berkualitas yang tidak hanya bisa
Newsletter | Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) | Edisi Juli 2019
University-Community Engagement untuk
Mendukung Ekosistem Pendidikan InovatifKonsep dan Implementasi di Lingkungan Universitas Gadjah Mada
“Education is the basic tool for the development of consciousness and the reconstitution of society.”
Mahatma Gandhi
EKOSISTEM
PENDIDIKAN
INOVATIF
UGM
1
Gambar 1. Ekosistem Pendidikan Inovatif UGM
Konsep UGM untuk berperan dan bermanfaat dalam
kehidupan masyarakat baik di skala nasional
maupun lingkungan terdekat, sudah menjadi
agenda utama bagi universitas lain di berbagai
benua. Kegiatan untuk mewujudkan agenda ini
disebut University – Community Engagement/
Partnership (UCE). UCE merupakan proses kolaborasi
antar universitas dan masyarakat di semua skala
(sekitar kampus, lokal, regional, nasional, dan
internasional), yang saling menguntungkan dalam
hal bertukar pikiran, keahlian, pengalaman dengan
penuh kepercayaan, saling menghormati dan saling
berbagi.
Beberapa Universitas di Canada telah secara resmi
meluncurkan Community-Campus Engage Canada
(CCEC), yang merupakan praktek terbaik untuk
mewujudkan hubungan masyarakat dan kampus.
Aplikasi UCE di negara lain
University – Community Engagement/Partnership
di Universitas Manca Negara
Dalam Budget Proposal untuk Pendidikan Tahun
2014, Departemen Pendidikan Amerika Serikat
mengarisbawahi pentingnya inovasi di bidang
pendidikan di tingkat nasional untuk mengurangi
perbedaan kualitas pendidikan antar wilayah. Inovasi
pendidikan selanjutnya akan memberikan
kesempatan lebih pada generasi anak-anak dan
remaja, meningkatkan kesempatan pendidikan di
segala aspek kemasyarakatan, dan mempersiapkan
masyarakat Amerika untuk menghadapai tantangan
di era globalisasi. Salah satu program untuk
mencapai tujuan tersebut adalah meningkatkan
interaksi dan keterikatan antara fakultas, mahasiswa,
universitas dan masyarakat yang tinggal di sekitar
kampus untuk mendukung proses belajar mengajar,
mempercepat masa studi, serta pemberian
pedanaan untuk meningkatkan kreatifitas program
pemberdayaan masyarakat yang melibatkan sivitas
akademika.
1. United State Department of Education
and Office of Educational Technology
2. Best practices for Community Campus
Engagement – Canada
sumber: news.okstate.edu
Program yang dijalankan berdasarkan pada
kebutuhan masyarakat, dengan cara mengutamakan
partisipasi masyarakat, hubungan horizontal
diperkuat, membangun visi bersama, menyelesaikan
permasalahan lingkungan dan sosial. Program yang
tengah berlangsung mencakup: Poverty Reduction,
Violence Against Women, Community Food Security,
Community Environmental Sustainability, Knowledge
Mobilization, Sector-Specific Projects.
Kontribusi universitas dalam program university-
community engagement mencakup kontribusi
pembangunan infra-struktur sosial ekonomi,
dukungan kesetaraan dan keberagaman di
Pendidikan tinggi, serta pendidikan warga negara
untuk berdemokrasi. Program ini merupakan hasil
dari penelitian tentang praktek dan kebijakan UCE di
berbagai universitas di Australia, mencakup
kemungkinan permasalahan, peluang, serta potensi
pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan
jiwa kewarganegaraan. Program UCE didesain juga
untuk mampu melakukan perubahan dalam aspek
sosial dan ekonomi masyarakat.
3. University-Community Engagement (UCE)
di Australia
sumber: newcastle.edu.au
sumber: communityengagement.ubc.ca
2
INABA IT LS ITU YS
Research
Service
MUNM ITO YC
TeachingE
T N
N GE AM GE
Gambar 2. Skema UCE
University – Community Engagement/Partnership
di Universitas Manca Negara
4. Program University-community
partnership di InggrisUniversity-community partnerships di Filipina fokus
pada promos i pembangunan masyarakat
berkelanjutan di bidang perencanaan kota.
Bekerjasama dengan pemerintah daerah, universitas
di wilayah Calabarzon memberikan pelatihan kepada
staf pemerintah dan juga masyarakat perkotaan
mengenai perencanaan penggunaan lahan yang
komprehensif, metode pengumpulan, analisis dan
dokumentasi data, penulisan laporan, dan
p e n g e m b a n g a n b e b e r a p a p r o j e c t y a n g
berhubungan dengan pemetaan bencana.
Universitas Brighton melakukan penelitian yang
bertujuan mengevalusi program kerjasama antara
kampus dan masyarakat sekitar yang dilaksanakan
oleh universitas di Inggris. Kegiatan yang terkait
dengan keterhubungan dan keterikatan antara
universitas dan masyarakat yang perlu ditingkatkan
adalah keterbukaan universitas untuk berbagi hasil
penelitian dan proses pembelajaran melalui
program seminar/workshop ; serta membuka
museum, laboratorium ataupun pameran-pameran
untuk dihadiri oleh masyarakat.
5. UC Engagement di Filipina
sumber: brandonu.casumber: cnu.edu.ph
UGM memiliki ekosistem pendidikan yang hingga
kini terus dikembangkan, baik di lingkungan
kampus, jaringan dalam negeri dan luar negeri, serta
pemangku kepentingan lainnya. Keterhubungan
universitas dengan masyarakat juga sudah mapan,
melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN-PPM). Sedangkan
dengan masyarakat sekitar UGM sudah terdapat
kegiatan Inspiring Bulaksumur Urban Community
(IBUC).
Untuk lebih meningkatkan keterhubungan dan
keterikatan dengan masyarakat sekitar kampus,
UGM beberapa program dikembangkan untuk me-
ningkatkan kualitas lingkungan, sarana prasarana,
fasilitas umum, serta kualitas hubungan sosial
dengan para pemimpin kelompok masyarakat/
dusun/dukuh/RT/RW.
Aspek lingkungan yang akan diangkat: identifikasi
kualitas indekos/pondokan sekitar kampus. Objek
indekos/pondokan dianggap penting, karena
merupakan tempat mahasiswa menghabiskan
sebagian besar waktunya, selain di lingkungan
kampus. Kondisi indekos/pondokan bukan hanya
mencakup aspek fisik namun juga aspek sosial, yang
menentukan keberhasilan mahasiswa untuk meraih
pendewasaan dalam interaksi sosial. Oleh karena itu,
berbagai kriteria penilaian kualitas indekos/
pondokan disusun dengan seksama oleh para pakar
dari Direktorat Aset, Kemahasiswaan, UGM
Residence, dan PIKA.
Fokus strategi UGM untuk EPI Lingkungan Lokal
3
Pengembangan Ekosistem Pendidikan Inovatif di
UGM perlu didukung juga oleh lingkungan eksternal
yang kondusif. Konsep pengembangan asrama
kampus juga harus diikuti konsep pengembangan
“asrama” di sekitar kampus, yaitu indekos/pondok-
an. Asrama harus mampu menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif dan berperan juga sebagai
sumber belajar eksternal bagi mahasiswa UGM.
Standar indekos/pondokan tersebut di atas sudah
mulai diwujudkan melalui UGM Residence.
Keberadaan asrama yang dikelola oleh UGM ini
d iha rapkan men jad i mode l bag i pemi l i k
indekos/pondokan di sekitar kampus. Melalui UGM
Residence, UGM sudah mewujudkan makna utama
EPI lingkup lokal serta menjalin kesatuan yang kuat
antar elemen EPI UGM.
Salah satu program yang disiapkan adalah
melakukan survei kondisi indekos/pondokan yang
ada di sekitar kampus, untuk mengidentifikasi
kondisi lingkungan ekternal sekitar kampus. Hasil
dari surveI ini diharapkan menjadi dasar untuk
penyusunan program konstribusi UGM untuk
meningkatkan peran lingkungan eksternal sebagai
bagian dari Ekosistem Pendidikan Inovatif. Kualitas
l ingkungan eksternal di indekos/pondokan
diidentifikasi secara komprehensif dan mencakup:
1. Legalitas;
2. Keamanan;
3. Kesehatan;
4. Kenyamanan;
5. Interaksi sosial; dan
6. Peluang pengembangan diri.
Bruning, S. D., McGrew, S., & Cooper, M. (2006). Town–gown relationships: Exploring
university–community engagement from the perspective of community
members. Public Relations Review, 32(2), 125-130.
Winter, A., Wiseman, J., & Muirhead, B. (2006). University-community engagement in
Australia: Practice, policy and public good. Education, citizenship and social
justice, 1(3), 211-230.
Hart, A., & Northmore, S. (2011). Auditing and evaluating university–community
engagement: Lessons from a UK case study. Higher Education Quarterly, 65(1),
34-58.
Jacob, W. J., Sutin, S. E., Weidman, J. C., & Yeager, J. L. (Eds.). (2015). Community
engagement in higher education: Policy reforms and practice. Springer.
Referensi
Penanggung Jawab: Dr. Hatma Suryatmojo, S.Hut.,
M.Si.
Editor in Chief: Wirastuti Widyatmanti, S.Si., Ph.D.
Editor: Dr. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T. |
Dr. Irwan Endrayanto Aluicius, S.Si., M.Sc.
Penyedia Data: Sigit Yudantara, A.Md. | Andri Andreas
Priyanto | Muhammad Bagus Pramono
Desain Grafis: Riska Amalia Wibawati
Asisten: Nurul Azizah | Madina Dwi Panuntun
Peningkatan Sarana dan Prasarana Indekos/Pondokan untuk
Mahasiswa UGM
4