31
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatiftipe Student Teams Achievement Devisionsdi Kelas Vii C Smp Negeri 11 Purworejo Tahun Pelajaran 2010/2011 Source : http://ardcorp.blogspot.com/2013_01_01_archive.html BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Sebagian besar siswa menganggap bahwa pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan. Terlebih lagi pelajaran matematika dengan guru yang "kiler" dan menyeramkan akan menambah semakin tidak menentunya konsentrasi belajar siswa. Hal ini berakibat kepada siswa yang akan sulit dalam memahami materi pelajaran yang dipelajarinya. Siswa merasa takut jika diberi soal atau pertanyaan, bahkan siwa merasa takut dengan guru, ketika guru masuk kedalam kelas. Salah satu fakta yang ditemukan oleh guru dalam pembelajaran adalah kesulitan siswa dalam memahami bangun segi empat. Hal ini sering terjadi ketika siswa duduk di bangku SMP, walaupun di SD juga sudah pernah dikenalkan. Permasalahan ini merupakan salah satu permasalahan yang harus diselesaikan oleh setiap guru yang mengajar mata pelajaran matematika. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut diantaranya guru dapat menjembatani dengan perbaikan sistem pembelajaran yang digunakan. Jika guru biasanya masih menggunakan metode pembelajaran yang klasikal, yaitu dengan salah satunya dengan metede ceramah saja, maka selanjutnya guru dapat menggunakan metode Student Teams Achievement Devisions (STAD). Student Teams Achievement Devisions (STAD) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru matematika untuk membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Metode Student Teams Achievement Devisions (STAD) merupakan metode yang menyenangkan

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model STAD.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatiftipe Student Teams Achievement Devisionsdi Kelas Vii C Smp Negeri 11 Purworejo Tahun Pelajaran 2010/2011 Source : http://ardcorp.blogspot.com/2013_01_01_archive.htmlBAB IPENDAHULUAN1. Latar Belakang MasalahSebagian besar siswa menganggap bahwa pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan. Terlebih lagi pelajaran matematika dengan guru yang "kiler" dan menyeramkan akan menambah semakin tidak menentunya konsentrasi belajar siswa. Hal ini berakibat kepada siswa yang akan sulit dalam memahami materi pelajaran yang dipelajarinya. Siswa merasa takut jika diberi soal atau pertanyaan, bahkan siwa merasa takut dengan guru, ketika guru masuk kedalam kelas.

Salah satu fakta yang ditemukan oleh guru dalam pembelajaran adalah kesulitan siswa dalam memahami bangun segi empat. Hal ini sering terjadi ketika siswa duduk di bangku SMP, walaupun di SD juga sudah pernah dikenalkan. Permasalahan ini merupakan salah satu permasalahan yang harus diselesaikan oleh setiap guru yang mengajar mata pelajaran matematika.

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut diantaranya guru dapat menjembatani dengan perbaikan sistem pembelajaran yang digunakan. Jika guru biasanya masih menggunakan metode pembelajaran yang klasikal, yaitu dengan salah satunya dengan metede ceramah saja, maka selanjutnya guru dapat menggunakan metode Student Teams Achievement Devisions (STAD). Student Teams Achievement Devisions (STAD) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru matematika untuk membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Metode Student Teams Achievement Devisions (STAD) merupakan metode yang menyenangkan bagi siswa. Metode Student Teams Achievement Devisions (STAD) merupakan strategi pembelajaran kontekstual. Dengan metode ini diharapkan anak dapat belajar dengan senang.

Pembelajaran matematika di SMP sangat membutuhkan strategi dan model pembelajaran yang disesuaikan dengan minat siwa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Belajar yang menyenangkan merupakan salah satu arahan yang pembelajaran pada saat sekarang ini. Model STAD merupakan salah satu model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika, karena anak diarahkan agar anak dapat bekerjasama dan belajar, serta berdiskusi untuk memahami materi belajar.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis bermaksud meneliti tentang Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Devisions di Kelas VII C SMP N 11 Purworejo Tahun Pelajaran 2010/2011 pada pembelajaran matematika materi segi empat.

2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan motivasi belajar siswa pada materi segi empat siswa kelas VII semester II di SMP negeri 11 Purworejo tahun pelajaran 2010/2011?

2. Berapa besar efektivitas penggunaan model pebelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi segi empat siswa kelas VII semester II di SMP Negeri 11 Purworejo tahun pelajaran 2010/2011?

3. Tujuan PenelitianBerdasarkan permasalahan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. meningkatkan motivasi belajar siswa siswa kelas VII C semester II di SMP Negeri 11 Purworejo tahun pelajaran 2010/2011 siswa pada materi segi empatdengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Devisions,2. mengetahui efektivitas dan motivasi belajar siswa dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Devisions (STAD) dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi segi empat siswa kelas VII semester II C di SMP Negeri 11 Purworejo tahun pelajaran 2010/2011.

4. Manfaat PenelitianManfaat penelitian ini dibagi dalam dua kategori, yaaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Adapun kedua manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan,khususnya dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan kemampuan pemahaman pada materi segi empat.

2. Manfaat Praktis

Bagi siswa penelitian ini diharapkan dapat:

1. memberikan motivasi siswa agar mereka memiliki semangat belajar matematika, sehingga penguasaan kemampuan memahami bangun ruang meningkat,

2. memiliki rasa percaya diri yang kuat dalam menghadapi orang lain dan menyampaikan pemahaman, ide serta gagasan yang dimilikinya.

5. Sistematika SkripsiSecara garis besar sistematika skripsi ini disusun dalam 4bagian, yaitu halaman sampul depan, bagian awal, bagian isi dan bagian akhir.

1. Halaman Sampul Depan

Halaman sampul depan berisi judul skripsi, lambang Universitas Muhammadiyah Purworejo, identitas penulis, identitas program studi dan fakultas, serta tahun penyusunan skripsi.

2. Bagian Awal

Bagian awal skripsi meliputi halaman judul, persetujuan, pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, daftar gambar, surat pernyataan, serta abstrak.

3. Bagian Isi

Bagian ini memuat pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan serta penutup.

BAB IPENDAHULUAN

Bagian ini memuat latar belakang masalah, Permasalahan, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan sistematika skripsi.

BAB IILANDASAN TEORI

Bagian ini memuat tinjauan pustaka dan kajian teori. Tinjauan pustaka berisi beberapa penelitian yang sudah dilakukan, baik dari universitas Muhammadiyah Purworejo maupun dari luar kampus. Kajian Teori berisi beberapa pernyataan-pernyataan teori yang berhubungan dengan model pembelajaran teknik pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan kemampuan pemahaman pada materi segi empat.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

Bagian ini berisi tentang Subyek Penelitian, Variabel Penelitian, Desain Penelitian, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bagian ini memuat deskripsi hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian berisi hasil tes siklus I dan hasil tes siklus II, sedangkan pembahasan hasil tes berisi: pembahasan hasil tes siklus I dan hasil tes siklus II.

BAB VPENUTUP

Penutup yang berisi simpulan yang merupakan pernyataan singkat hasil pengolahan dan hakekatnya merupakan jawaban atas masalah yang diteliti serta saran-saran bagi peneliti di lain waktu dengan lebih baik lagi.

4. Bagian Akhir

Bagian ini memuat daftar pustaka yang merupakan bahan acuan dan lampiran-lampiran yang diperlukan dalam menyusun skripsi.

BAB IILANDASAN TEORI1. Tinjauan PustakaUsaha yang dilakukan oleh guru didalam memberikan pemahaman terhadap siswa tentang materi segi empat siswa kelas VII semester II di sekolah menengah pertama merupakan sesuatu yang esensi didalam proses pembelajaran siswa dalam meraih tujuan pembelajaran. Sebagian besar siswa hanya mampu menerima apa yang diberikan oleh guru dan belum bisa mengembangkan kemampuan dirinya didalam memahami materi segi empat.

Suatu penelitian akan lebih akurat jika berorientasi pada pengalaman peneliti yang serupa dengan penelitian tersebut. Sehubungan dengan pemahaman terhadap materi tentang materi segi empat, telah banyak penelitian yang dilakukan. Ari Bayu Sukmawati (2005) meneliti tentang analisis kesalahan dalam memahami materi bangun ruang. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan adanya kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam memahami bangun ruang. Diantaranya kesalahan tersebut yaitu kesalahan pemahaman tentang memahami bangun ruang silinder, bola, dan balok.

Masruhan Mufid (2007) melakukan penelitian tentang penggunaan metode kooperatif model Numbered heads Together pada pokok hitung operasi aljabar. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa hasil belajar siswa kelas VII A MTs Al-Ialamiyah Maarif Sumpyuh Kabupaten Banyumas meningkat. Hal ini didasarkan pada prosentase nilai rata-rata akhir siklus I yaitu 64,1 % meningkat menjadi 76,63% pada siklus II dan ketuntasan belajar klasikal meningkat pada siklus I 68,4% menjadi 77,5% pada siklus II.

Dari beberapa hasil penelitian tersebut maka peneliti mengambil penelitian tentang upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Devisions di kelas VII C SMP Negeri 11 Purworejo tahun pelajaran 2010/2011.

.

2. Kajian Teori1. Pengertian Belajar

James D. Whitaker dalam Wasti Soemanto (1983) menerangkan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa belajar adalah suatu proses, artinya bahwa hasil dari belajar tidak langsung dapat dirasakan hasilnya sekarang, namun pada waktu yang akan datang. Belajar pada hakekatnya adalah proses latihan melalui pengalaman yang di berikan oleh pengajar.

Menurut Akh Minhaji (2008: 114) belajar pada hakekatnya adalah melatih berpikir rasional dan kritis. Howard Kingskey yang dalam Syaiful Bachri Djumaroh (2002) mengatakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan. Menurut Oemar Hamalik (2006:63) belajar adalah perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik pengertian bahwa belajar itu tidak hanya sekedar untuk mencari pengalaman atau pengetahuan yang diinginkan tetapi lebih dari itu yaitu adanya perubahan sikap atau tingkah laku. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan menuju kebaikan. Perubahan tingkah laku tersebut dilakukan secara kontinyu, yang mana hal ini merupakan salah satu tujuan pendidikan. Lebih lengkapnya Nizar Ali (2010: 207) bahwa tujuan pedidikan tidak terlepas dari filsafah bangsa sehingga tujuan pendidikan harus sesuai dengan situasi dan kondisi bangsa.

Menurut Wasti Sumanto (2003:35) belajar itu bukan sekedar mencari pengalaman ,belajar adalah suatu proses bukan suatu hasil. Oleh karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integrative dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan. Sedangkan dalam undang-undang dan peraturan pemerintah RI tentang pendidikan, dijelaskn bahwa belajar adalah proses interaksi peserta didik dan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.(UU sisdiknas tahun 2005)

Menurut uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar bukan sekedar mencari pengalaman tetapi merupakan suatu proses dimana pembelajaran berlangsung, dimana guru menyampaikan materi pembelajaran sedang peserta didik, menerimanya. Pembelajaran secara aktif ialah baik guru maupun peserta didik sama-sama menyadari tugas dan kewajiban untuk melaksanakannya. Apabila proses pembelajaran dilakukan dengan kesadaran tinggi kiranya tujuan pendidikan akan tercapai.

Pendidikan yang dilakukan dengan kesadaran itu adalah menyiapkan peserta didik untuk masa yang akan datang dan bermanfaat bagi kehidupan. Pendidikan berlangsung menyangkut tiga aspek, yaitu : pertama Aspek kognitif yang menyangkut masalah penguasaan dan ilmu pengetahuan, kedua aspek Afektif yaitu menyangkut masalah sikap atau tingkah laku yang dilakukan melalui bimbingan disamping diberikan pengetahuan, ketiga aspek psikomotorik yaitu menyangkut masalah jenis ketrampilan. Ketrampilan akan dapat dikuasai jika sering diadakan latihan latihan yang kontinyu.

2. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Menurut Sondang Siagian (2004:142) motivasi adalah kondisi jiwa yang menggerakkan, mendorong, mengarahkan, dan menyalurkan perilaku dan tindak tanduk seseorang yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan. Dari definisi tersebut dapat dipahami, bahwa secara garis besar motivasi adalah dorongan yang berasal dari dalam jiwa manusia yang dapat mendorong manusia untuk melakukan sebuah tindakan dalam rangka mencapai tujuan yang akan dicapai. Selain itu menurut Stanlay Vance (2004:12) motivasi adalah perasaan seseorang yang berada dan bertindak dalam kondisi tertentu untuk melaksanakan aktivitas yang menguntungkan dilihat dari perspektif pribadi maupun kelompok. Motivasi dapat digolongkan sebagai perasaan yang ada dalam diri manusia yang mendorong untuk bertindak, untuk dapat menghasilkan keuntungan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain, atau kelompok. Jadi motivasi adalah dorongan yang berada dalam individu atau kelompok untuk melaksanakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain untuk meraih tujuan yang telah disepakati.

2. Motivasi Belajar

Menurut Hamzah (2007:31) motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator yang meliputi adanya hasrat untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita, adanya penghargaan, adanya kegiatan yang menarik, adanya lingkungan belajar yang kondusif. Jadi motivasi belajar adalah unsur yang penting dalam proses belajar untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan sebelumnya. Motivasi belajar hendak diciptakan oleh guru sebagai fasilitator dalam belajar siswa, sehingga diharapkan siswa mampu belajar dengan giat dan semangat dengan segala apa yang dicita-citakan oleh siswa.

3. Pembelajaran kooperatif

Sebelum pada pembelajaran kooperatif untuk memperjelas maka akan di berikan sedikit tentang pengertian belajar,menurut Noeng Muhadjir (2000 : 49) belajar adalah proses pembentukan asosiasi antara yang sudah diketahui dengan yang baru. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi belajar dengan mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil dengan jumlah 4 sampai 5 siswa. Dalam kelompok tersebut siswa diberi kesempatan untuk dapat memahami konsep-konsep atau prinsip-prinsip dengan kemampuan sendiri melalui interaksi antara anggota kelompok siswa dengan guru sebagai fasilitator.

Menurut Melvin (2009:29) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan cara diskusi dan proyek kelompok kecil, presentasi dan debat dalam kelas, latihan melalui pengalaman, pengalaman lapangan, simulasi, dan studi kasus. Sedangkan menurut Slavin (2005:34) pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dengan siswa bekerjasama dalam suatu kelompok kecil. untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran . Trianto (2009: 5) pembelajaran kooperatif pada dasarnya adalah pemberian kontribusi secara penuh kepada instansti sekolah atau guru untuk merancang dan merencanakan pembelajaran sesuai dengan kondisi sekolah untuk mengaktifkan belajar siswa dengan bekerjasama antara satu sama lain sesama siswa dan keluarga sekolah. Setiap kelompok terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan tingkat kemampuan yang beragam.

1. Konsep belajar kooperatif

Menurut Melvin (2009:35) belajar kooperatif adalah adanya interaksi yang ditimbulkan dari gagasan yang disusun oleh guru sebelum mengajar. Menurut Slavin (1995:2) pembelajaran kooperatif adalah model instruksional yang ditandai dengan struktur tugas, struktur tujuan, dan reward yang dikembangkan untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya pembelajaran kooperatif adalah belajar yang dilakukan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Pembelajaran kooperatif akan berjalan lebih baik ketika siswa diberikan reward atau semacam hadiah kepada siswa yang unggul dalam melaksanakan pembelajaran.

2. Prinsip belajar kooperatif

Ada empat unsur dalam pembelajaran kooperatif menurut Wina Widjaya (2009: 241) yaitu adanya peserta dalam kelompok, adanya upaya belajar pada setiap anggota, adanya tujuan yang hendak dicapai. Prinsip belajar kooperatif dalam pembelajaran pada dasarnya adalah keaktifan setiap anggota untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu dengan cara belajar aktif bagi setiap anggota kelompoknya dengan cara bekerjasama satu dengan yang lainnya. Menurut Melvin (2009: 29) unsur dalam pembelajaran kooperatif terdiri dari diskusi dan proyek kelompok kecil, presentasi dan debat dalam kelas, latihan melalui pengalaman, pengalaman lapangan, simulasi, dan studi kasus

3. Pengertian Student Team Achievement Devisions (STAD)

Menurut Slavin (2009: 67) Student Team Achievement Devisions (STAD) adalah model pembelajaran yang mengutamakan prinsip kerjasama dan menggunakan alat peraga sederhana dan inovatif dengan memanfaatkan lingkungan. Dalam model ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok secara heterogen (prestasi, jenis kelamin, dll). Selanjutnya guru menyampaikan materi yang dilanjutkan dengan pemberian tugas untuk diselesaikan oleh anggota kelompok. Anggota kelompok yang sudah paham dapat menjelaskan kepada anggota yang lainnya sampai semua anggota kelompok itu paham atau mengerti.

3. Kerangka BerpikirPembelajaran selama ini dianggap kurang berhasil dalam meningkatkan motivasi terhadap siswa, keberhasilan tersebut diantaranya dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru hendaknya membawa siswa pada pemahaman.

Pembelajaran tipe STAD merupakan tipe belajar kooperatif yang sederhana, yang didalamnya terdapat langkah-langkah yang dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa terhadap materi yang dipelajari.

Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran tipe STAD dihapakan dapat meningkatkan motivasi. Peningkatan motivasi belajar siswa tersebut dapat diindikasikan dengan adanya peningkatan hasil belajar. Hasil belajar didapatkan dari evaluasi yang dilakukan pada akhir pembelajaran.

4. Hipotesis TindakanHipotesis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perkiraan awal penulis akan hasil yang dicapai terkait penelitian yang dilakukan. Dimana menurut (Noeng Muhadjir 2007: 39) menyatakan bahwa hipotesa adalah perkiraan awal penulis akan hasil yang dicapai terkait penelitian yang dilakukan dan di bangun dari tata relasi penelitian yang ada. Jadi, hipotesa dalam penelitian ini adalah penerapan model belajar STAD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

BAB IIIMETODE PENELITIAN1. Jenis PenelitianJenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas menurut Carr dan Kemmis dalam Wijaya Kusuma (2008:9) adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri (self reflective) yang dilakukan oleh partisipan dalam situasi sosial untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran. Sedangkan menurut Muhamad Basrowi (2008: 25) penelitian tindkan kelas adalah penelitian tindakan yang berkaitan dengan bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan sebuah kelas. Dari keterangan yang ada tersebut dapat dijelaskan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti didalam kelas dalam usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga diharapkan hasil dan mutu pendidikan akan maningkat. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif, dimana peneliti meminta bantuan guru lain yang mengampu mata pelajaran yang sama sebagai observer.

2. Tempat PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 11 Purworejo yang beralamatkan di Desa Ngombol, Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo.

3. Waktu PenelitianWaktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung dari bulan Maret sampai dengan September pada tahun 2011. Proses penelitian ini berlangsung melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:

1. observasi awal,

2. penyusunan proposal,

3. permohonan ijin,

4. pengambilan data,

5. analisis data, dan

6. penulisan laporan penelitian.

Selanjutnya jadwal waktu pelaksanaan penelitian dari observasi awal sampai penulisan laporan disajikan pada lampiran I.

4. Objek PenelitianObjek penelitian ini adalah siswa kelas VII C SMP N 11 Purworejo yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

5. Tehnik Pengumpulan DataTehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi, metode tes, observasi dan angket.

1. Metode dokumentasi

Metode ini dilakukan untuk memperoleh data, hasil ulangan harian pada pra siklus.

1. Metode Tes

Metode tes digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar siswa. Instrument tes berbentuk uraian dan disusun berdasarkan indiator-indikator yang telah ditetapkan.

2. Metode Observasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi kelompok belajar pada saat sebelum dan sesudah penggunakan metode pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD). Metode ini dilakukan oleh peneliti pada setiap siklus pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti. Sehingga peneliti langsung dapat mengamati sendiri perjalanan pembelajaran yang dilaksanakan..

3. Metode Angket

Angket ini digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode Student Teams Achievement Divisions (STAD).

6. Instrumen PenelitianInstrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, memeriksa, menyelidiki suatu masalah atau mengumpulkan, mengelola, menganalisis dan menyajikan data secara sistematis dan objektif.

1. Dokumen

Dokumen digunakan untuk memperoleh gambaran awal siswa yang akan mengikuti pembelajaran. Dokumen diperoleh dari daftar nilai yang diperoleh oleh siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran. Dengan demikian dokumen digunakan oleh guru untuk mendapatkan gambaran awal pemehaman siswa terhadap materi yang akan dipelajari.

2. Tes

Tes dilaksanakan setelah siswa memperoleh pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dikelas. Tes dilaksanakan dalam rangka mengetahui hasil belajar siswa sesudah dan sebelum mengikuti pembelajarn. Instrument tes ini disusun dengan prosedur yang telah ditentukan.

3. Lembar Observasi

Lembar observasi ini dikembangkan berdasarkan beberapa indikator yang meliputi adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan untuk belajar, adanya cita-cita masa depan dan adanya kegiatan menarik dalam belajar. Lembar observasi disusun berdasarkan kisi-kisi lembar observasi siswa seperti pada tabel 1. Selanjutnya penilaian dilakukan dengan mengartikan setiap alternatif jawaban menjadi jawaban kualitatif sesuai tabel 2.

Tabel 1

Kisi-kisi Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa

NoIndikatorNo ItemJumlah Item

1Keinginan untuk berhasil dalam belajar2, 5, 93

2Dorongan dan kebutuhan belajar1,10, 113

3Kegiatan yang menarik dalam belajar3, 4, 7, 84

4Adanya harapan dan cita-cita masa depan6, 122

Jumlah Pertanyaan12

Tabel 2

Skala Penilaian Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa

NoOption JawabanSkor

111

222

333

444

1. Angket

Angket yang digunakan adalah angket presepsi siswa yang menilai tentang belajar sesuai dengan indikator pembentuk motivasi belajar yang dikembangkan sesuai kisi-kisi angket motivasi pada tabel 3, sedangkan metode penilaian yang digunakan adalah metode skala likert. Skala likert merupakan skala yang mempunyai tingkat jawaban dari sangat positif sampai dengan sangat negatif atau sebaliknya.

Untuk skala penilaian angket sesuai dengan yang tertera pada tabel 2

Tabel 3

Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa

NoIndikatorNomor ItemJumlah

Positif Negatif

1Hasrat keinginan untk berhasil belajar172

2Dorongan dan kebutuhab untuk belajar2,593

3Harapan cita-cita masa depan6102

4Kegiatan yang menarik dalam belajar3,483

Jumlah pernyataan6410

Tabel 4

Skala Penilaian Angket Motivasi Belajar Siswa

NoPilihan JawabanJenis Soal dan Skor

PositifNegatif

1115

2224

3333

4442

5551

1. Tehnik Analisis DataMenurut Masri Singarimbun dan Sofian Efendi (2006:263), tehnik analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan. Lain halnya menurut Muhamad Basrowi (2008: 130) tehnik analisis data adalah jiwa dari PTK, karena analisis data adalah salah satu hal yang harus ditempuh setelah pengumpulan data dilakukan oleh peneliti, dimana pengumpulan data tersebut diibaratkan sebagai jantungnya PTK. Tehnik analisis data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Setiap butir jawaban disekor sesuai dengan skala penilaian lembar observasi motivasi belajar siswa.

2. Jumlah sekor selanjutnya disajikan secara deskriptif persentase menggunakan rumus yang telah disajikan.

Diskripsi presentase adalah model penelitian yang menganalis data dengan mengumpulkan kemudian dipresentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase adalah:

(Ngalim Purwanto, 2009:102)

Keterangan:

NP: Nilai persentase yang dicari

R: Skor mentah yang diperoleh

SM: Skor Maksimum

Selanjutnya hasil persentase dinyatakan kedalam penghargaan kualitatif yang mempunyai kriteria sesuai tabel berikut

Tabel 5

Tabel Kriteria Penghargaan

Tingkat PersentasePenghargaan

< 30%Tidak baik

30% - 70 %Cukup baik

>70 %Baik

1. Analisis Data Angket

Penghitungan angket motivasi siswa dilakukan dengan menghitung skor rerata setiap pernyataan dalam angket motivasi belajar siswa. Untuk menghitung skor rerata dari setiap pernyataan pada lembar angket digunakan rumus :

Setelah sekor rerata diperoleh kemudian dicari skor rerata gabungan, yaitu dari jumlah skor rarata dibagi dengan banyaknya pernyataan dalam angket motivasi belajar siswa. Untuk menghitung skor rerata gabungan dapat digunakan rumus :

Setelah didapatkan skor rerata gabungan dapat ditentukan kriteris kualitatif dari hasil yang diperoleh dalam penghitungan angket motivasi belajar siswa. Ketentuan kriteria kualitatif angket motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut :

1. jika 1,00 skor rerata gabungan