Upaya Meningkatkan Prestasi Siswa Pada Konsep Perubahan Pada Benda Dengan Menggunakan Metoda Demontrasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sdsfss

Citation preview

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA KONSEP PERUBAHAN PADA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODA DEMONTRASI(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sukamukti I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka)

Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk Kenaikan Tingkat dari IV /A ke IV/ BUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA KONSEP PERUBAHAN PADA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODA DEMONTRASI(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sukamukti I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka)

Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk Kenaikan Tingkat dari IV /A ke IV/ B

Oleh :

MUHAMAD YUSUF, S.Pd.NIP. 131 506 701

PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKADINAS PENDIDIKANUPTD TK/SD KECAMATAN CIKIJINGSD NEGERI SUKAMUKTI I

LEMBAR PENGESAHAN

Upaya Meningkatkan Prestasi Siswa Pada Konsep Perubahan Pada Benda Dengan Menggunakan Metoda Demontrasi(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sukamukti I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka)

Penyusun :

EKA SUMARKANIP..

Mengetahui/Menyetujui :

KepalaSDNegeri Kasturi IIKec. Cikijing Kab. Majalengka

Drs.NANDANG HASANUDINNIP.Sukamukti,November 2007

Koordinator PerpustakaanSD Negeri Kasturi IIKec. Cikijing Kab. Majalengka

ADE ROHANAH, S.Pd.NIP.

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Upaya Meningkatkan Prestasi Siswa Pada Konsep Perubahan Pada Benda dengan Menggunakan Metoda Demontrasi "Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kelemahan baik dalam penyusunan, dan itu semua semata-mata merupakan keterbatasan dalam pengalamam menyusun makalah, mudah-mudahan makalah ini banyak manfaatnya terutama bagi para guru umumnya bagi dunia pendidikan..Akhirnya kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan makalah ini

Kasturi ,Nopember 2011Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iKATA PENGANTAR......................................................................................iiDAFTAR ISIiiiDAFTAR TABELvBAB IPENDAHULUANA.Latar Belakang....................................................................1B.Perumusan Masalah.............................................................2C.Tujuan Penelitian.................................................................3D.Manfaat Penelitian..............................................................3BAB IILANDASAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESAA.Landasan Teoritis.................................................................41.Media Pembelajaran.....................................................42.Hakikat IPA.................................................................93.Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.............................15B.Hipotesis...............................................................................18BAB IIIMETODOLOGIA.Seting Penelitian..................................................................191.Waktu Penelitian...........................................................192.Tempat Penelitian..........................................................193.Alasan Penelitian Dilakukan di Tempat Itu..................19B.Subjek Penelitian.................................................................19C.Sumber Data........................................................................19D.Teknik Dan Alat Pengumpulan Data..................................201.Teknik Pengumpulan Data............................................202.Alat Pengumpulan Data................................................20E.Teknik Analisis Data............................................................20F.Indikator Kinerja..................................................................21G.Prosedur Penelitian...............................................................21BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA.Deskripsi Kondisi Awal.......................................................241.Keadaan Siswa..............................................................242.Kemampuan Siswa........................................................24B.Deskripsi dan Pembelajaran Siklus I....................................25C.Deskripsi dan Pembelajaran Siklus II...................................30BAB VKESIMPULAN DAN SARANA.Kesimpulan...........................................................................36B.Saran.....................................................................................36DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1......Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan Penelitian...............................24Tabel 4.2......Proses Pembelajaran Siklus I.........................................................26Tabel 4.3......Perolehan Nilai Tes dan Post Tes Pada Siklus I............................27Tabel 4.4......Lembar Observasi Merancang Pembelajaran Siklu I.....................28Tabel 4.5......Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklu I.........................29Tabel 4.6......Refleksi Pembelajaran Siklu I........................................................30Tabel 4.7......Proses Pembelajaran Siklus 2.........................................................30Tabel 4.8......Perolehan Nilai pre tes dan Pos tes Siklus 2.................................32Tabel 4.9......Lembar Observasi Merancang Pembelajaran Siklu 2.....................33Tabel 4.10...Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklu 2........................34Tabel 4.11....Refleksi Pembelajaran Siklu 2.......................................................35

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar BelakangKualitas pendidikan meliputi diberbagai sektor dan jenjang pendidikan, termasuk jenjang pendidikan dasar. Keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk guru. Guru yang profesional akan selalu berupaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang dirinci sebagai berikut :1.Mendidik adalah usaha sadar untuk meningkatkan dan menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya dimasa yang akan datang.2.Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan din melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang pendidikan tertentu. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkandin melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang pendidikan tertentu. (Ngalim Purwanto, 1997: 42)Dalam upaya meningkatkan proses belajar, guru harus berupaya menciptakan strategi yang cocok, sebab dalam proses belajar mengajar yang bermakna, keterlibatan siswa sangatlah penting, hal ini sesuai dengan pendapat Muhamad Ali, (1983 : 12) yang menyebutkan bahwa kadar pembelajaran akan bermakna apabila :1.Adanya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.2.Adanya keterlibatan intelektual-emosional siswa baik melalui kegiatan menganalisa, berbuat dan pembentukan sikap.3.Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk berlangsungnya proses belajar mengajar.Berkenaan dengan hal tersebut di atas, metoda demontrasil dalam pembelajaran akan lebih bermakna, sebab dengan menggunakan metoda demontrasi siswa akan terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar, dan merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.Kehadiran metoda demontrasi dalam pembelajaran IPA akan lebih mempermudah bagi guru dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan kepada siswa.Berdasarkan hasil renungan yang penulis lakukan setelah melaksanakan pembelajaran IPA tentang perubahan benda, yang dilanjutkan dengan evaluasi, tetapi hasilnya tidak memuaskan, maka penulis sebagai guru kelas menyadari bahwa kesalahan berada pada guru bukan pada siswa, antara lain pembelajaran berpusat pada guru, keterlibatan siswa dalam pembelajaran kurang ada kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran yang mengakibatkan siswa pasif dan hasil evaluasi dengan rata-rata nilai 5,38, berlatar belakang dari permasalahan tersebut, dipandang perlu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, sebab Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang bersifat individual dan luwes. (Kasihani Kasbolah, 1998:22).

B.Perumusan MasalahBerdasarkan identifikasi masalah yang dijadikan fokus penelitian adalah meningkatkan pemahaman siswa tentang perubahan benda yang selama ini dianggap sulit oleh siswa.Untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan masalah diperinci sebagai berikut :a.Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menggunakan metoda demontrasi untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang perubahan bendab.Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menggunakan metoda demontrasi dalam meningkatkan kemampuan siswa tentang perubahan bendac.Bagaimanakah kemampuan siswa dalam perubahan benda

C.Tujuan Penelitiana.Ingin mengetahui dan memahami rencana pembelajaran IPA tentang perubahan benda berdasarkan makanannya dengan menggunakan Metoda demontrasi di Kelas VI SD Negeri Kasturi II.b.Ingin mengetahui dan memahami proses berlangsungnya pembelajaran IPA dalam perubahan benda berdasarkan makanannya di Kelas VI SD Negeri Kasturi II dengan menggunakan alat peraga Metoda demontrasi.c.Ingin mengetahui kemampuan dan kelemahan siswa di Kelas VI SD Negeri Kasturi II dalam konsep perubahan benda berdasarkan makanannya setelah pembelajaran menggunakan alat peraga Metoda demontrasi.

D.Manfaat Penelitiana.Bagi Siswa1)Dapat menguasai konsep yang dipelajarai dan tidak perbalisme.2)Dapat menumbuhkan motivasi untuk mempelajari IPA.3)Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap mata pelajaran IPA.b.Bagi Guru1)Dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.2)Dapat memberikan gambaran kemampuan siswa dalam memahami bahan ajar/materi tentang konsep perubahan benda berdasarkan makanannya dengan mempergunakan alat peraga Metoda demontrasi.

BAB IILANDASAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A.Landasan Teoritis1.Media PembelajaranProses belajar-mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pengajaran.Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur atau menentukan taraf tercapai-tidaknya tujuan pengajaran.a.Nilai dan Manfaat Media PengajaranMedia pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan, mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain:a)Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;b)Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik;c)Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran;d)Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.Penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran, berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir kongkret menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana menuju berpikir kompleks. Penggunaan media pengajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut sebab melalui media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikongkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.b.Jenis dan Kriteria Memilih Media PengajaranAdabeberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran. Pertama, media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama dan lain-lain. Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dan lain-lain. Keempat penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.Penggunaan media di atas tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam membantu mempertinggi proses pengajaran.Adabeberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran. Pertama, guru perlu memiliki pemahaman media pengajaran antara lain jenis dan manfaat media pengajaran, kriteria memilih dan menggunakan media pengajaran, menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar siswa. Kedua, guru terampil membuat media pengajaran sederhana untuk keperluan pengajaran, terutama media dua dimensi atau media grafis, dan beberapa media tiga dimensi, dan media proyeksi. Ketiga, pengetahuan dan keterampilan dalam menilai keefektifan penggunaan media dalam proses pengajaran. Menilai keefektifan media pengajaran sehubungan dengan prestasi belajar yang dicapai siswa. Apabila penggunaan media pengajaran tidak mempengaruhi proses dan kualitas pengajaran, sebaiknya guru tidak memaksakan penggunaannya, dan perlu mencari usaha lain di luar media pengajaran.c.Cara memilih media pembelajarana)Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis lebih memungkinkan digunakannya media pengajaran.b)Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.c)Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, di samping sederhana dan praktis penggunaannya.d)Keterampilan guru dalam menggunakannya; apa pun jenisnya media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya. Ada OHP, proyektor film, komputer, dan alat-alat canggih lainnya, tidak mempunyai arti apa-apa, bila guru tidak dapat menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran.e)Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.f)Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa. Menyajikan grafik yang berisi data dan angka atau proporsi dalam bentuk persen bagi siswa SD kelas-kelas rendah tidak ada manfaatnya. Mungkin lebih tepat dalam bentuk gambar atau poster. Demikian juga diagram yang menjelaskan alur hubungan suatu konsep atau prinsip hanya bisa dilakukan bagi siswa yang telah memiliki kadar berpikir yang tinggi.Dengan kriteria pemilihan media di atas, guru dapat lebih mudah menggunakan media mana yang dianggap tepat untuk membantu mempermudah tugas-tugasnya sebagai pengajar. Kehadiran media dalam proses pengajaran jangan dipaksakan sehingga mempersulit tugas guru, tetapi harus sebaliknya yakni mempermudah guru dalam menjelaskan bahan pengajaran. Oleh sebab itu media bukan keharusan tetapi sebagai pelengkap jika dipandang perlu untuk mempertingggi kualitas belajar mengajar.Dalam hubungannya dengan penggunaan media pada waktu berlangsungnya pengajaran setidak-tidaknya digunakan guru pada situasi sebagai berikut:a)Perhatian siswa terhadap pengajaran sudah berkurang akibat ke bosanan mendengarkan uraian guru. Penjelasan atau penuturan secara verbal oleh guru mengenai bahan pengajaran biasanya sering membosankan apalagi bila cara guru menjelaskannya tidak menarik. Dalam situasi ini tampilnya media akan mempunyai makna bagi siswa dalam menumbuhkan kembali perhatian belajar para siswa.b)Bahan pengajaran yang dijelaskan guru kurang dipahami siswa. Dalam situasi ini sangat bijaksana apabila guru menampilkan media untuk memperjelas pemahaman siswa mengenai bahan pengajaran. Misalnya menyajikan bahan dalam bentuk visual melalui gambar, grafik, bagan atau model-model yang berkenaan dengan isi bahan pengajaran.c)Terbatasnya sumber pengajaran. Tidak semua sekolah mempunyai buku sumber, atau tidak semua bahan pengajaran ada dalam buku sumber. Sitausi ini menuntut guru untuk menyediakan sumber tersebut dalam bentuk media. Misalnya peta atau globe dapat dijadikan sumber bahan belajar bagi siswa, demikian juga model, diorama, media grafis dan lain-lain.d)Guru tidak bergairah untuk menjelaskan bahan pengajaran melalui penuturan kata-kata (verbal) akibat terlalu lelah disebabkan telah mengajar cukup lama. Dalam situasi ini guru dapat menampilkan media sebagai sumber belajar bagi siswa. Misalnya guru menampilkan bagan atau grafik dan siswa diminta memberi analisis atau menjelaskan apa yang tersirat dari gambar atau grafik tersebut, baik secara individual maupun secara kelompok.Pengajaran sebagai upaya terencana dalam membina pengetahuan sikap dan keterampilan para siswa melalui interaksi siswa dengan lingkungan belajar yang diatur guru pada hakekatnya mempelajari lambang-lambang verbal dan visual, agar diperoleh makna yang terkandung di dalamnya. Lambang-lambang tersebut dicerna, disimak oleh para siswa sebagai penerima pesan yang disampaikan guru. Oleh karena itu pengajaran dikatakan efektif apabila penerima pesan (siswa) dapat memahami makna yang dipesankan oleh guru sebagai lingkungan belajarnya.Tampilnya lambang-lambang visual untuk memperjelas lambang verbal memungkinkan para siswa lebih mudah memahami makna pesan yang dibicarakan dalam proses pengajaran. Hal ini disebabkan bahwa visualisasi mencoba menggambarkan hakikat suatu pesan dalam bentuk yang menyerupai keadaan yang sebenarnya atau realisme.Isi pesan yang akan disampaikannya, suatu objek atau kegiatan nyata yang dipelajari selalu mempunyai aspek-aspek yang tidak bisa dinyatakan seluruhnya secara ilustratif sekalipun melalui bentuk tiga dimensi atau gambar hidup. Dengan demikian visualisasi suatu objek atau kejadian tersusun secara kontinum mulai dari yang realistik sampai kepada yang paling abstrak.Pengajaran akan lebih efektif apabila objek dan kejadian yang menjadi bahan pengajaran dapat divisualisasikan secara realistik menyerupai keadaan yang sebenarnya, namun tidaklah berarti bahwa media harus selalu menyerupai keadaan yang sebenarnya. Sebagai contoh adalah model. Model sekalipun merupakan gambaran nyata dari objek dalam bentuk tiga dimensi tidak dapat dikatakan realistik sepenuhnya. Sungguhpun demikian model sebagai media pengajaran dapat memberi makna terhadap isi pesan dari keadaan yang sebenarnya.Studi mengenai penggunaan pesan visual dalam hubungannya dengan hasil belajar menunjukkan bahwa pesan-pesan visual yang moderat (berada dalam rentangan abstrak dan realistik) memberikan pengaruh tinggi terhadap prestasi belajar siswa, yang bila dilukiskan membentuk kurva normal,2.Hakikat IPASejak ada peradaban manusia, orang lebih dapat mengadakan upaya untuk mendapatkan sesuatu dari alam sekitarnya. Mereka telah dapat membedakan hewan atau tumbuhan mana yang dapat dimakan. Mereka telah dapat menggunakan alat untuk mencapai kebutuhannya. Dengan menggunakan alat, mereka telah merasakan manfaat kemudahan-kemudahan untuk mencapai suatu tujuan. Kesemua itu menandakan bahwa mereka memperoleh pengetahuan dari pengalaman dan atas dorongan untuk dapat memenuhi kebutuhan. Berkat pengalaman pula, mereka mengenal beberapa macam tumbuhan yang dapat dijadikan obat dan bagaimana cara pengobatannya.Mereka telah mampu pula untuk mengadakan pengamatan dan melakukan abstraksi. Dari pengamatan bahwa dengan cara menggosokkan tangan timbul kehangatan, maka timbul gagasan untuk menggosokan bambu sehingga ditemukan api. Mulai pengematan terhadap objek disekitarnya, kemudian mereka mengarahkan pandangan ke objek yang lebih jauh seperti bulan, bintang, matahari. Akibatnya, pengetahuan mereka lebih meluas. Tetapi pengetahuan mereka tetap dalam bentuk yang sederhana, diperoleh dengan cara berfikir sederhana pula.Dorongan ingin tahu yang telah terbentuk secara kodrati, telah mendorong mereka untuk mengagumi dan mempercayai adanya keteraturan di alam. Hal ini telah mendorong munculnya sekelornpok orang ahli berfikir kemudian disebut ahli filsafat. Berkat mereka, pola berpikir manusia lebih sempurna dan penciptaan alat sudah menjadi kebutuhan. Pemikiran dilakukan secara terpola sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Dorongan tidak hanya karena ingin tahu tetapi telah meningkat untuk mencari kepuasan dan penggunaannya.Penemuan mereka dapat diuji kebenarannya oleh orang lain sehingga dapat diterima secara universal. Dengan demikian, dari pengetahuan berkembang menjadi ilmu pengetahuan. Perolehan di dapat melalui percobaan, didukung oleh fakta, menggunakan metode berfikir yang sistematik sehingga dapat diterima secara universal. Ilmu pengetahuan yang diperoleh itu selanjutnya dinamakan produk. Sedangkan langkah-langkah yang dilakukan merupakan suatu proses. Dimulai dengan adanya masalah, kemudian berupaya untuk mengumpulkan informasi yang relevan, mencari beberapa alternatif jawaban, memilih jawaban yang paling mungkin benar, melakukan percobaan dan memperoleh kesimpulan.Berdasarkan gambaran mengenai perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Pengetahuan Alam, maka dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala alam.Perkembangan IPA telah melaju dengan cepat. Hal ini erat hubungannya dengan perkembangan teknologi. Perkembangan IPA memungkinkan teknologi berkembang. Perkembangan teknologi memberikan wahana yang memungkinkan IPA berkembang dengan pesat pula. Inilah salah satu ciri dari abad modern, dan pada abad modern kita sedang berada.Tujuan Pendidikan IPA, ialah hanya untuk memahami pengetahuan tentang fakta-fakta, konsep IPA, tetapi untuk mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diperlukan untuk mencapai pengetahuan itu. Dengan lain perkataan, hasil belajar IPA bukan hanya sebagai produk, tetapi juga pengembangan proses. Keterampilan yang diharapkan ialah dinamakan keterampilan intelektual, atau disebut juga keterampilan proses.Sesuai dengan tujuan pendidikan itu, maka belajar mempunyai makna sebagai proses yang menimbulkan suatu perubahan tingkah laku atau kecakapan mental yang bukan disebabkan oleh pertumbuhan fisikologis atau pengaruh lain yang bersifat sementara. Dari sinilah sebenarnya sumber pengembangan berbagai metode mengajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan IPA. Bagaimapun pendekatan yang digunakan dan ataupun metode mengajar yang digunakan, kita harus tetap memperhatikan pola berfikir sesuai dengan metode ilmah, agar berkembang juga sikap ilmiah. Untuk lebih jelasnya perhatikan kembali langkah-langkah metode ilmiah seperti yang digambarkan pada diagram, beserta keterampilan intelektual apa yang dikembangkan, selama proses belajar mengajar berlangsung.Perkembangan sosial yang cepat akibat perkembangan teknologi dan industrial sebenarnya mempersulit pemilihan konsep yang penting dan berguna, yang akan dijadikan materi GBPP suatu kurikulum. Tetapi tentunya kita harus menyajikan materi itu sesuai dengan stuktur psikologis yang sesuai dengan perkembangan mental anak, sehingga memudahkan terbentuknya struktrur pengetahuan yang diperoleh anak. Sudah barang tentu struktur materi yang diperoleh anak tidak terlepas dari struktur materi sesuai dengan GBPP.Sesuai dengan prinsip cara belajar siswa aktif, maka pemilihan metode itu harus berdasarkan pilihan metode mengajar yang akan meningkatkan derajat keaktifan siswa. Persoalan keterbatasan sumber belajar antara lain adalah lingkungan, perpustakaan, alat bantu mengajar, TV, radio, film, dan lain-lain. Sumber belajar-sumber belajar tersebut dapat digunakan siswa untuk belajar aktif, didorong oleh motivasi keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, dan oleh minat. Penggunaan alat-alat pendidikan untuk membantu proses belajar-mengajar sesuai dengan perkembangan teknik komunikasi, dinamakan teknologi pengajaran.Penggunaan teknologi pengajaran tetap memerlukan keterlibatan guru dalam proses belajar mengajar, mulai dari perencanaan memberi motivasi, penggunaan sumber belajar, memberi bantuan dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa. Guru harus berusaha agar terdapat keseimbangan antara waktu belajar mandiri, belajar kelompok, berdiskusi, dan memberikan informasi dengan menggunakan metode ceramah, ataupun melakukan demonstrasi. Kegiatan kelompok dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan demonstrasi.Perlu diingat pula bahwa suatu metode mengajar yang baik tidak selalu memberikan hasil belajar yang baik untuk tiap anak. Hasil belajar seorang siswa masih tergantung pada bakat dan minatnya. Sikap dan minat terhadap pelajaran menentukan ketekunan siswa untuk belajar. Ketekunan inilah yang sebenarnya dapat menentukan keberhasilan belajar dalam waktu yang relatif singkat. Jadi faktor waktu dapat diperhitungkan dan digunakan secara efisien setelah kita dapat membiasakan belajar secara tekun. Sedangkan faktor minat dan sikap ini dapat dikembangkan kalau siswa diberi kesempatan untuk belajar secara aktif, disertai rasa gembira, dan tidak membosankan. Kebosanan ini dapat dihindari dengan cara menggunakan berbagai sumber belajar yang bervariasi, dan digunakan rnetode yang cocok, atau bervariasi pula.Hasil belajar yang kurang baik, tentu saja akan mengakibatkan nilai yang diperoleh siswa tidak memuaskan. Perolehan nilai kurang ini akan menimbulkan perasaan bahwa pelajaran itu sulit. Ketidakpuasan yang berlebihan menimbulkan rada frustrasi yang pada akhirnya menimbukan kebencian terhadap mata pelajaran tersebut. Tetapi di lain pihak timbul anggapan bahwa pelajaran yang sulit itu adalah lebih berharga. Siswa yang berhasil dalam pelajaran tersebut dianggap mempunyai kelebihan dari lainnya. Sebaliknya bagi siswa yang tidak berhasil akan menimbulkan rendah diri dari perasaan bodoh.Sesuai dengan prisip pengajaran yang telah kita tentukan kita tetap harus berpegang pada metode ilmiah. Tiap langkah metode ilmiah harus dikuasai siswa. Melalui latihan secara bertahap siswa akan memperoleh dan mengembangkan setiap keterampilan intelektual. Melalui pendekatan konsep, para siswa berkesempatan untuk berlatih dart mengembangkan keterampilan intelektualnya.Tiap pendekatan selalu berpangkal pada adanya masalah, untuk dan dengan memecahkan masalah. Karena itu ada yang menemukan metode pemecahan masalah (problem solving). Dilihat dari tujuannya maka hasil belajar harus merupakan suatu penemuan-penemuan konsep atau prisip, yang dilakukan siswa.Demikianlah usaha para pendidik untuk menyempurnakan proses belajar mengajar IPA, menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi, serta mempertimbangkan kebutuhan masyarakat. Kebermaknaan hasil belajar akhirnya tidak hanya ditentukan oleh sejumlah pengetahuan yang banyak, tetapi hasil belajar yang lebih bermakna, dilihat dari perkembangan struktur, kognitif, struktur efektif, dan nilai-nilai ilmiah. Nilai-nilai ilmiah menjadi sangat berperan dalam perkembangan kebudayaan bangsa, dalam zaman moderenisasi sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi yang maju dengan sangat cepat.Langkah lain yang tak kalah penting adalah, mengusahakan agar penemuan siswa lebih bermakna. Biasanya siswa cukup puas kalau semua tugasnya telah selesai dikerjakan. Kepada siswa harus diberikan pengertian, untuk apa jawaban yang diperoleh, dan apa sebenarnya yang diperoleh itu. Alangkah baiknya kalau kepada siswa diberi informasi untuk memberikan penekanan terhadap penemuan siswa. Penemuan ini akan lebih bermakna lagi kalau siswa dapat mengkomunikasikan pada orang lain, temasuk temannya dan gurunya, dapat dalam bentuk diskusi. Mendiskusikan hasil merupakan langkah untuk membuat penemuan siswa lebih bermakna. Kebermaknaan penemuan siswa dapat juga dinyatakan dalam bentuk aplikasi. Siswa dapat menggunakan hasil penemuannya untuk memecahkan masalah lain yang relevan. Kegiatan ini secara sederhana dapat dilakukan dalam bentuk latihan soal. Kemampuan siswa untuk menghubungkan penemuannya dengan pengetahuan lain yang diperolehnya, merupakan suatu pertanda adanya kebermaknaan atas penemuannya. Sebagai hasil kegiatan ini dapat berbentuk struktur konsep, bagan konsep, atau peta konsep. Jadi kebermaknaan pengetahuan yang diperoleh siswa dapat membentuk suatu struktur kognitif yang dapat dipergunakan untuk belajar lebih lanjut, dan dapat menimbulkan motivasi intrinsik untuk perkembangannya lebih lanjut.Pengetahuan baru harus dapat disimpan dalam struktur kognitif individu. Informasi kadang-kadang diperlukan untuk melengkapi struktur kognitifnya. Informasi ini diperoleh dalam bentuk hafalan. Pengetahuan hafalan ini didistribusikan dalam struktur kognitif, sebagai pengganti konsep yang relevan. Informasi ini tidak membentuk ikatan dengan struktur kognitif.Pembentukan konsep bermakna sampai terbentuk struktur kognitif dan struktur afektif sebagai hasil belajar melalui bermacam metode mengajar, dapat digambarkan sebagai berikut :

3.Pembelajaran IPA di Sekolah DasarPada dasarnya sama saja hanya harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan mentalnya. Artinya, cara penyajian dan apa yang disajikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir anak. Pada tingkat SD, perkembangan mental anak baru sampai tingkat berfikir konkret. Pikiran anak terbatas pada objek di sekitar lingkungannya. Pada tingkat ini anak harus dapat mengenal bagian-bagian dari benda seperti, berat, warna dan bentuknya.Kemampuan ini harus kita kembangkan sampai anak dapat :a.Menggolong-golongkan dengan berbagai cara, misalkan penggolongan benda atas tingkatan atau perbedaan tertentu.b.Melakukan penyusunan atau rangkaian yang berurutanc.Melakukan proses berfikir kebalikand.Melakukan berbagai operasi metematik seperti menambah, mengurangi, membagi, mengalikan dan sebagainya.Dengan demikian anak SD harus sudah dapat mengklasfikasikan sesuai dengan bagian, struktur, dan fungsinya. Dia harus mampu berpikir kebalikan. Misal, Nuri termasuk kelas burung dan burung itu bertelur. Maka anak harus dapat menyimpulkan bahwa nuri dapat bertelur. Meskipun pada tingkatan ini anak belum dapat berfikir abstrak, seperti berhipotesa secara deduktif, tetapi dia sudah dapat membuat hipotesis sederhana, hanya meliputi satu variabel. Dia akan dapat memecahkan masalah dengan baik kalau konkret melakukannya.Berdasarkan pemikiran di atas maka materi yang disajikan haruslah konsep-konsep dalam bentuk klasifikasi, konsep berkorelasi dan semuanya dalam tingkatan konsep konkret. Tindakan atau menyimpulkan secara menggeneralisasi sudah mengarah ke berpikir abstrak. Demikian juga halnya dengan konsep teoretis. Maka disinlah peran disajikannya model dan percobaan.Konsep ini harus dicarinya sendiri, kita tidak sekedar memberikan. Guru hanyalah menciptakan lingkungan belajar yang baik agar siswa dapat menemukan sendiri konsep. Konsep yang ditemukan menjadi bermakna kalau dia dapat menemukan hubungannya dengan konsep lain yang lebih diketahui.Kegiatan belajar berlangsung atas dasar kemampuan, minat, keperluan dan kebutuhan siswa. Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan belajar, kemampuan belajar bebas, mandiri, dan kemampuan memecahkan masalah. Guru bersama siswa menelaah tiap aspek yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Tugas guru bukan memberitahukan cara memecahkan masalah. Guru harus pula menciptakan suasana sarana pendidikan yang ada, berhipotesis, dan menarik kesimpulan.Sesuai dengan uraian terdahulu, proses belajar-mengajar berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan pengajaran sebagai ilmu ditandai dengan penerapan hasilhasil penelitian, hasil penalaran para ahli psikologi, khususnya psikologi pendidikan. Dengan demikian maka pengajaran termasuk pengembangan teknologi karena didalamnya tejadi proses penerapan teori-teori ilmu pengetahuan, beserta penjabarannya. Di samping itu proses belajarmengajar tetap merupakan seni dan kiat karena dalam pelaksanaannya tetap mempertimbangkan hakikat dari guru dan hakikat dari murid. Penerapan pilihan serta implementasi tindakan guru maupun murid tetap berdasarkan pertimbangan pribadi maupun instusi, serta sesuai dengan wawasan kependidikan. Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram berikut:proses belajar-mengajar tetap merupakan seni dan kiat karena dalam pelaksanaannya tetap mempertimbangkan hakikat dari guru dan hakikat dari murid. Penerapan pilihan serta implementasi tindakan guru maupun murid tetap berdasarkan pertimbangan pribadi maupun instusi, serta sesuai dengan wawasan kependidikan. Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram berikut:

Penggunaan sumber belajar

B.HipotesisHipotesis adalah dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan, atau jawaban terhadap suatu masalah yang diteliti dan secara teoritis dianggap mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya (Sudarsono, 1996:65).Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah "Pemahaman siswa tentang perubahan benda akan meningkat, jika pembelajaran menggunakan metoda demontrasi".

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A.Seting Penelitianl.Waktu PenelitianPenelian direncanakan pada hari Senin tanggal 9 Oktober 2007 untuk siklus 1 dan siklus 2 pada hari kamis tanggal 12 Nopember 2007

2.Tempat PenelitianPenelitian dilakukan di kelas VI Sekolah Dasar NegeriKasturi II Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka, yang merupakan objek Penelitian.

3.Alasan Penelitian Dilakukan di Tempat ituSesuai dengan dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain bahwa penelitian dilakukan dalam upaya menyelesaikan masalah pembelajaran yang dirasakan oleh guru dan siswa atau permasalahan yang aktual yang dirasakan oleh guru dan siswa . Berdasar dari uraian yang dipaparkan pada latar belakang alasan mengapa penelitian dilakukan di kelas VI, karena siswa kelas VI itulah yang mempunyai masalah dalam penguasaan konsep perubahan benda

B.Subjek PenelitianSubjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Kasturi II Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka sebanyak 29 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 18 orang dan perempuan sebanyak 11 orang.

C.Sumber DataSumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan keluhan guru dalam proses Pembelajaran tentang konsep perubahan benda, dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 5,38 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 79% siswa menjawab kesulitan.D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data1.Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 teknik, yaitu teknik observasi dan teknik tes.a.Teknik ObservasiObservasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat untuk digunakan sebagai perangkat pengumpul data. Adapun hal-hal yang diobservasi antara lain:1)Observasi terhadap rencana pembelajaran.2)Observasi terhadap proses pembelajaran.3)Observasi terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan.b.Teknik TesTeknik tes dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar soal.

2.Alat Pengumpulan DataAlat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:l.Butir Soal tes sebanyak 10 nomor2.Lembar Observasi, yaitu:1)Observasi terhadap rencana pembelajaran.2)Observasi terhadap proses pembelajaran.3)Observasi terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan.

E.Teknik Analisis DataTeknik analisis data yang digunakan ada yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan dan diklasifikasikan berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian disajikan secara aktual dan sistematis dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian.Selanjutnya untuk menganalisis data, hasil tindakan yang dilakukan penulis disajikan secara bertahap sesuai urutan siklus yang telah dilaksanakan, adapun prosedur pengolahan data adalah sebagai berikuta.Seleksi DataData yang telah terkumpul dari hasil observasi selama kegiatan penelitian maka diadakan penyeleksian data yang ada kaitannya dengan tujuan penelitian.b.Klasifikasi DataData yang terkumpul berdasarkan penyeleksian, diklasifikasikan berdasarkan urutan logis untuk disajikan secara sistematis berdasarkan urutan siklus.c.Prosentase DataTahap akhir dari teknik analisis data, dilakukan prosentase data bagi data yang telah terkumpul beradasarkan klasifikasi.

F.Indikator KinerjaPenelitian ini dilakukan berdasarkan hasil tes formatif yang hanya memperoleh nilai rata-rata 5,2 Adapun hasil penelitian yang diharapkan adalah siswa memperoleh nilai rata-rata 7,00

G.Prosedur PenelitianKegiatan penelitian ditempuh melalui prosedur yang ditentukan, yaitu melalui empat tahap, yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, observasi dan pencatatan pembelajaran, dan analisis serta refleksi pembelajaran.

a.Perencanaan Tindakan PenelitianPerencanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan hasil orientasi dan identifikasi masalah pengajaran penggunaan alat bantu audio visual. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menyusun : (1) Rencana Pembelajaran IPA (2) lembar observasi proses pelaksanaan pembelajaran;b.Pelaksanaan Tindakan PenetitianEmpat tahap kegiatan yang dilakukan pada setiap siklus tindakan pembelajaran adalah seperti di bawah ini.a.Perencanaan TindakanKegiatan perencanaan tindakan meliputi tahapan sebagai berikut : (a) membuat Rencana Pembelajaran (Renpel) berdasarkan prioritas masalah yaitu penggunaan metoda demontrasi pada pembelajaran IPA tentang konsep perubahan benda, (b) mempersiapkan alat atau media pembelajaran yang akan digunakan yaitu metoda demontrasi untuk setiap kelompok, (c) membicarakan prosedur pelaksanaan pengajaran IPA tentang konsep perubahan benda menggunakan metoda demontrasi dan (d) menyusun instrumen-instrumen yang akan digunakan.b. Pelaksanaan PembelajaranDalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti melaksanakan pembelajaran tentang penggunaan metoda demontrasi dan mencatat berbagai temuan selama kegiatan pembelajaran sebagai bahan refleksi pada pelaksanaan pada siklus l khususnya yang berhubungan dengan fokus penelitian.c.Observasi Pelaksanaan PenelitianPeneliti dengan berkolaborasi dengan teman sesekolah melakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran, untuk keperluan analisis dilakukan pemeriksaan lembar pengamatan dan catatan-catatan tentang data yang terkumpul. Hasil observasi sebagai temuan dijadikan sebagai rekomendasi hasil penelitian dan rencana tindakan selanjutnya.d.Analisis dan Refleksi PembelajaranPeneliti bersama-sama dengan rekan se SD melakukan analisis dan refleksi data yang terkutnpul selama kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dijadikan bahan untuk melakukan tindakan penelitian.

BAB IVANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A.Deskripsi Kondisi Awal1.Keadaan SiswaBerdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas VI SD Negeri Kasturi II pada semester I diperoleh data yaitu dari 29 siswa dikatagorikan pandai sebanyak 5 orang, katagori sedang sebanyak 11 orang, dan katagori kurang sebanyak 13 orang.Aktivitas siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, siswa kurang antusias dalam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru tidak menggunakan media pembelajaran yang tepat.

2.Kemampuan SiswaDalam kegiatan orientasi dan identivikasi masalah terlebih dahulu dilakukan tes untuk mengetahui kemampuan siswa (tes awal) tentang aturan konsep perubahan benda . Adapun hasil yang diperoleh dari tes awal adalah sebagai berikut :Tabel 4.1Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan PenelitianNoNama SiswaNilaiProsentaseKet

1.660

2.440

3.330

4.660

5.660

6.440

7.440

8.660

9.770

10.550

11.550

12.660

13.880

14.550

15.330

16.660

17.660

18.770

19.770

20.440

21.880

22.660

23.660

24.440

25.440

26.440

27.550

28.660

29.550

Jumlah1561450

Rata-rata5,3753,70

B.Deskripsi dan Pembahasan Siklus 1Tindakan PembelajaranTindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah dengan menggunakan metoda demonstrasi, siswa dalam kegiatan belajar akan dikelompokkankelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 dan 6 orang, dengan tujuan agar siswa dalam kelompok memperoleh kesempatan yang lebih banyak dalam melaksanakan kegiatan1.PerencanaanUntuk menjaring data dalam penelitian, maka langkah selanjutnya membuat lembar observasi, antara lain :1)Lembar observasi Rancangan Pembelajaran2)Lembar observasi Pelaksanaan Pembelajaran3)Lembar observasi Kemampuan Siswa pada Konsep perubahan bendaTindakan penelitian siklus I berdasarkan perencanaan tindakan penelitian yang telah ditetapkan dan hasilnya disusun berdasarkan katagori data dibawah ini :

2.Proses PembelajaranProses pembelajaran pada Siklus I meliputi kegiatan guru dalam mengajar, dan siswa dalam belajar dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabet 4.2Proses Pembelajaran Siklus INoKegiatan GuruKegiatan Siswa

1Kegiatan Awal

Gurumengawali kegiatan mengajar dengan mengkondisikan siswa pada situasi mengajar yangkondusif dengan melontarkan kata-kata "anak-anak, sekarang kita akan belajar Ilmu Pengetahuan Alam, tentang perubahan benda".Gurumenyampaikan informasi tentang materiyangakan diajarkan, termasuk menginformasikan belajar kelompokGurumemberikan apersepsi dengan memberikan beberapa pertanyaan yang ada hubungannyadengan materi yang akandiajarkanSiswa memperhatikan pembicaraanguru,semula banyakyangngobrolAnak-anak kelihatan semakin penasaran ingin segera pelajaran dimulai.Siswa menjawab pertanyaangurudengan baik, meski ada beberapa orangyangkurang memperhatikanguru,sehingga ketika diberi Pertanyaan kebingungan

2Kegiatan Inti

Gurumenjelaskan tentang konsep perubahan bendaGurumembagi siswa dalam 5kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 dan 6orang siswa.Gurumemberikan lembar kerja untuk dikerjakan dan dilaksanakan oleh setiap kelompokGuru membimbing siswa dalam melakukan kegiatan Gurumenyuruh masuk keruangan kelas untuk melaksanakan diskusi kelompokGurumenjadimoderatordalam kegiatan diskusi

Siswa memperhatikan penjelasangurumeski ada beberapa orang siswayangkurang memperhatikan, akan tetapi ketika disuruh menjelaskan hampir semua siswa memperhatikannya.Siswa berkelompok berdasarkan kelompoknya masing-masingSiswa berkumpul masing-masing kelompokSetiap siswa sangat antusias melaksanakan perannya masing-masing?Siswa mengerjakan lembar kerja meskipun setiap kelompok hanya didominasi oleh siswa pandaiSemua siswa sisuruh memasuki kelas kembali untuk melaksanakan kerja kelompok dan melaporkan hasil kerja kelompokSetiap kelompok melaporkan hasil kegiatan kelompoknya dan kelompoklainmendengarkan untuk memberikan sanggahanSiswa dengan bimbinganguru menyimpulkan pelajaran

3Kegiatan Akhir

Gurumemberikan evaluasi sebanyak5nomorGurumemberikan tindak lanjut dengan memberikan Pekerjaan RumahSiswa mengerjakan soalyangdiberikan olehguru

3.Hasil Belajar Siswa Siklus IBerdasarkan data yang terkumpul dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada Siklus I, masih banyak siswa yang salah, secara rinci hasil yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut :Tabel 4.3Perolehan Nilai Pre-Tes dan Pos-Tes Pada Siklus INoNama SiswaNilaiProsentaseKet

Pre tesPos TesPre tesPos Tes

1.676070

2.464060

3.353050

4.686080

5.676070

6.454050

7.464060

8.676070

9.767060

10.575070

11.565060

12.676070

13.81080100

14.575070

15.383080

16.666060

17.666060

18.787080

19.777070

20.454050

21.898090

22.676070

23.676070

24.484080

25.464060

26.454050

27.575070

28.686080

29.575070

Jumlah15618315601830

Rata-rata5,376,7853,7067,78

Tabel 4.4Lembar Observasi Rencana Pembelajaran Siklus 1No.Aspek yang DiamatiHasil ObservasiKet

YaTidak

12345

l.A. Tujuan Pembelajaran Umum1) Tujuan Pembelajaran Umum sesuai dengan yang tercantum Kurikulum 20042)Mencantumkan Kompetensi DasarB. Tujuan Pembetajaran Khusus1.Indikator telah mengacu pada Kompetensi Dasar2.Indikator terarah pada konsep Perubahan pada Benda3.Indikator telah mencakup ranahkognitif, afektif dan psikomotor

C. Metoda1. Menggunakan metoda ceramah, berpariasi dalam memberikan penjelasan materi2. Menggunakan metoda diskusi untuk kerja kelompok3. Menggunakan metoda tanya jawab untuk memahatni materi4.Menggunakan metoda tugas untuk kerja Kelompok

D. Sumber1. Menggunakan buku sumber berupa buku paket IImu Pengetahuan Alam Kelas VI2. Menggunakan diktat pengalaman guru3. Menggunakan sumber lain yang relevan

E. Media1. Media menunjang tujuan pembelajaran2. Media sesuai jumlah kebutuhan3. Media mudah digunakan4. Media menarik minat siswa

2.Evaluasil. Prosedur evaluasi :a. Diawalb. Diakhir2. Bentuk evaluasia. Objektifb. Esei3. Jenis evaluasia. Tulisan4. Soala. Sesuai dengan tujuanb. Sesuai kemampuan siswac. Jumlah sesuai kebutuhan

Tabel 4.5Lembar Observasi Aktifitas Guru dalam Mengajar Siklus 1No.Aspek yang DiamatiHasil ObservasiKet

YaTidak

1Tahap Pelaksanaan1) Kegiatan Awal

l. Mengkondisikan kelas pada situasi pembelajaran yang menyenangkan2. Memotivasi belajar siswa dengan menginformasikan tentang materi pelajaran yang akan diajarkan3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi yang akan diajarkan

2) Kegiatan inti dengan tahapan proses :(1) Guru memberi penjelasan tentang perubahan benda dengan menggunakan metoda demontrasi(2) Pembentukan kelompok belajar siswa secara merata baik jumlah, kemampuan, maupun jenis kelamin.(3) Setiap kelompok diberi tuga yang sama antara lain perubahan benda(4) Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari

3 Kegiatan Akhir1. Melaksanakan evaluasi2. Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR

Tabel 4.6Refleksi Pembelajaran Siklus IMasalah PembelajaranHipotesis Tindakan Selanjutnya

A. Kegiatan GuruGuru telah dapat melaksanakan prosedur pengajaran sesuai dengan skenario yang ada pada rencana pembelajaran, meskipun masih ada keraguan dan siswa yang tidak aktif kurang mendapat perhatian dari guru.B. Kegiatan SiswaSiswa secara umum tampak memiliki minat belajar yang tinggi dalam belajar, akan tetapi masih perlu penjelasan guru dalam Kelompok kerjaa. Tiap siswa dalam kelompok diberi tugas yang sama antara antara lain melaksanakan praktekb. Siswa dibimbing secara intensif secara individu, baik dalam kegiatan menjelaskan maupun dalam kerja kelompok

Hasil refleksi dari siklus I merupakan rekomendasi untuk siklus II agar pembelajaran lebih baik dan sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun kegiatan perencanaan untuk kegiatan pembelajaran siklus 2 antara lain merefisi Rencana pembelajaran terutarna dalam Proses Belajar Mengajar.

C.Deskripsi Dan Pembahasan Siklus 2Tindakan penelitian siklus 2 berdasarkan repleksi siklus l, dan hasilnya disusun berdasarkan katagori data dibawah ini :1.Proses PembelajaranProses pembelajaran pada siklus 2 meliputi kegiatan guru dalam mengajar, dan siswa dalam belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini :Tabel4.7 Proses Pembelajaran Siklus 2No.Kegiatan GuruKegiatan Siswa

1Kegiatan Awal

Guru mengawali kegiatan mengajar dengan mengkondisikan siswa pada situasi mengajar yang kondusifGuru menyampaikan informasi tentang materi yang akan diajarkan, termasuk menginformasikan belajar kelompokSiswa memperhatikan pembicaraan guru dengan antusiasAnak-anak kelihatan semakin penasaran ingin segera pelajaran dimulai kegiatan belajar

Guru memberikan apersepsi dengan memberikan beberapa pertanyaan yang ada hubungannya dengan materi yang akan diajarkanSiswa menjawab pertanyaan guru dengan baik, meski ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan guru, sehingga ketika diberikan pertanyaan kebingunan.

2Kegiatan IntiGuru menjelaskan tentang konsep perubahan pada bendaGuru membagi siswa dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 sapai 6 orang siswa.Guru membagikan LKS untuk setiap kelompokGuru menyuruh setiap kelompok untuk mengamati percobaan dan memberikan lembar kerja untuk dikerjakan oleh setiap kelompokGuru membimbinf siswa dalam kerja kelompokGuru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaranSiswa memperhatikan penjelasan guru meski ada beberapa orang siswa yang kurang memperhatikan, akan tetapi ketika disuruh menjelaskan hampir semua siswa memperhatikannya.Siswa berkelompok berdasarkan kelompoknya masing-masingSiswa menerima Lembar Kerja Siswa.Siswa berkumpul masing-masing kelompokSetiap kelompok melaksanakan kegiatan kelompok sesuai dengan petunjuk yang ada pada LKSSetiap siswa sangat diberi kesempatan untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya dan kelompok lain sebagai penanya .Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pelajaran

3Kegiatan AkhirGuru memberikan Lembar evaluasiGuru memberikan tindak lanjut dengan memberikan Pekerjaan RumahSiswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru

2.Hasil Belajar Siswa Siklus 2Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada Siklus 2, masih banyak siswa yang salah, secara rinci hasil yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8Perolehan Nilai Pos Tes Siklus 2NoNama SiswaNilaiProsentaseKet

1.880

2.770

3.770

4.990

5.880

6.770

7.880

8.990

9.770

10.990

11.770

12.770

13.10100

14.770

15.10100

16.770

17.880

18.10100

19.990

20.660

21.10100

22.880

23.990

24.10100

25.880

26.770

27.880

28.880

29.880

Jumlah2202360

Rata-rata8,1581,48

Tabe1 4.9Lembar Observasi Merancang Pembelajaran siklus 2No.Aspek yang DiamatiHasil ObservasiKet

YaTidak

12345

l.A. Tujuan Pembelajaran Umum1) Tujuan Pembelajaran Umum sesuai dengan yang tercantum Kurikulum 20042)Mencantumkan Kompetensi DasarB. Tujuan Pembetajaran Khusus1.Indikator telah mengacu pada Kompetensi Dasar2.Indikator terarah pada konsep Perubahan pada Benda3.Indikator telah mencakup ranahkognitif, afektif dan psikomotor

C. Metoda1. Menggunakan metoda ceramah, berpariasi dalam memberikan penjelasan materi2. Menggunakan metoda diskusi untuk kerja kelompok3. Menggunakan metoda tanya jawab untuk memahatni materi4.Menggunakan metoda tugas untuk kerja Kelompok

D. Sumber1. Menggunakan buku sumber berupa buku paket IImu Pengetahuan Alam Kelas VI2. Menggunakan diktat pengalaman guru3. Menggunakan sumber lain yang relevan

E. Media1. Media menunjang tujuan pembelajaran2. Media sesuai jumlah kebutuhan3. Media mudah digunakan4. Media menarik minat siswa

2.Evaluasil. Prosedur evaluasi :a. Diawalb. Diakhir2. Bentuk evaluasia. Objektifb. Esei3. Jenis evaluasia. Tulisan4. Soala. Sesuai dengan tujuanb. Sesuai kemampuan siswac. Jumlah sesuai kebutuhan

Tabel 4.10Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus 2No.Aspek yang DiamatiHasil ObservasiKet

YaTidak

1Tahap Pelaksanaan1) Kegiatan Awal

l. Mengkondisikan kelas pada situasi pembelajaran yang menyenangkan2. Memotivasi belajar siswa dengan menginformasikan tentang materi pelajaran yang akan diajarkan3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi yang akan diajarkan

2) Kegiatan inti dengan tahapan proses :(1) Guru memberi penjelasan tentang perubahan benda dengan menggunakan metoda demontrasi(2) Pembentukan kelompok belajar siswa secara merata baik jumlah, kemampuan, maupun jenis kelamin.(3) Setiap kelompok diberi tuga yang sama antara lain perubahan benda(4) Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari

3 Kegiatan Akhir1. Melaksanakan evaluasi2. Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR

Tabel 4.11Refleksi Pembelajaran Siklus 2Masalah PembelajaranHipotesis Tindakan Selanjutnya

A. Kegiatan GuruGuru telah dapat melaksanakan prosedur pengajaran sesuai dengan skenario yang ada pada rencana pembelajaran, meskipun masih ada keraguan dan siswa yang tidak aktif kurang mendapat perhatian dari guru.B. Kegiatan SiswaSiswa secara umum tampak memiliki minat belajar yang tinggi dalam belajar, akan tetapi masih perlu penjelasan guru dalam Kelompok kerjaa. Tiap siswa dalam kelompok diberi tugas yang sama antara antara lain melaksanakan praktekb. Siswa dibimbing secara intensif secara individu, baik dalam kegiatan menjelaskan maupun dalam kerja kelompok

Berdasarkan hasil penelitian pada Siklus 2 maka hasil refleksi selama kegiatan pada penelitian yang dimulai dari persiapan sampai pada pelaksanaan dianggap sudah berhasil, hal ini berdasarkan tingkat kemampuan siswa yang cukup baik.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A.KesimpulanPenelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep perubahan benda dengan menggunakan metoda demontrasi dalam pembelajaran IPA di kelas VI SD Negeri Kasturi II Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :1.Langkah-langkah persiapan yang telah direncanakan untuk pelaksanaan penelitian berjalan sesuai dengan rencana, dari mulai pembuatan Rencana Penelitian (Renpel) sampai pembuatan instrumen yaitu lembar observasi untuk rencana pelajaran, lembar observasi untuk aktivitas guru dalam mengajar dan lembar observasi untuk kegiatan siswa dalam belajar, telah berhasil menjaring data sebagai hasil penelitian.2.Pelaksanaan pembelajaran tentang konsep perubahan benda dengan menggunakan metoda demontrasi, berjalan sesuai dengan skenario yang ada pada rencana pelajaran (renpel), dan telah berhasil menciptakan situasi belajar yang kondusif yakni siswa terlibat secara langsung pada proses pembelajaran, juga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar IPA yang semula dianggap sulit.3.Tingkat pemahaman siswa tentang perubahan benda setelah pembelajaran menggunakan metoda demontrasi dapat meningkat dengan baik, ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yaitu pada siklus 1 memperoleh nilai rata-rata 6,78 dan pada siklus ke 2 memperoleh nilai rata-rata 8,15.

B.SaranBerdasarkan kesimpulan di atas, dalam upaya perbaikan Proses Belajar Mengajar (PBM), serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang perubahan benda, ada beberapa hal yang perlu disampaikan antara lain:1.Guru hendaknya membina dan mengembangkan kemampuan menyerap informasi tentang media pembelajaran seperti audio visual, misalnya memalui kegiatan KKG, seminar, dan dari media cetak2.Penggunaan metoda demontrasi dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang perubahan benda yang telah dilaksanakan selama kegiatan penelitian sangat baik, hal ini terbukti dari hasil evaluasi dari siklus ke 1 dan siklus ke 2 terjadi peningkatan yang cukup tinggi, disamping situasi belajar sangat kondusif, karena pembelajaran dengan menggunakan metoda demontrasi dapat melibatkan siswa secara utuh, artinya terlibat dari awal sampai akhir pembelajaran.3.Disamping media pembelajaran yang harus dikuasai, juga alat peraga yang diperlukan perlu dipersiapkan, karena alat peraga mampu menjembatani pemahaman siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, (1989). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Sistem Pendidikan. Semarang Aneka Ilmu.Depdiknas, (2004). Kurikulum Pendidikan Dasar, Dirjen Dikdasmen.Depdikbud, (1998). Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Kelas VI Sekolah Dasar. Jakarta Dirjen Dikdasmen.Depdikbud, (1995). Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar Kelas 6. Jakarta Dirjen Dikdasmen.Depdikbud, (1997. Ilmu Pengetahuan Alam Petunjuk Guru Sekolah Dasar Kelas 6. Jakarta Dirjen Dikdasmen.H. Udin, (1987). Strategi Pembelajaran Dirjen Pendidikan. Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.Kasihani Kasbolah, (1998). Penelitian Tindakan Kelas Dirjen Pendidikan. Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.Nana Sujana, (1991). Media Pengajaran. Pusat Penelitian dan Pembidangan Ilmu Lembaga Penelitian IKIP Bandung. Sinar Baru.Ngalimun Purwanto, (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung Remaja Rosda Karya.

LEMBAR OBSERVASI MERANCANG PEMBELAJARANSIKLUS 1Kelas: VINama Guru:No.Aspek yang DiamatiHasil ObservasiKet

YaTidak

12345

l.A. Tujuan Pembelajaran Umum1) Tujuan Pembelajaran Umum sesuai dengan yang tercantum Kurikulum 20042)Mencantumkan Kompetensi DasarB. Tujuan Pembetajaran Khusus1.Indikator telah mengacu pada Kompetensi Dasar2.Indikator terarah pada konsep Perubahan pada Benda3.Indikator telah mencakup ranahkognitif, afektif dan psikomotor

C. Metoda1. Menggunakan metoda ceramah, berpariasi dalam memberikan penjelasan materi2. Menggunakan metoda diskusi untuk kerja kelompok3. Menggunakan metoda tanya jawab untuk memahatni materi4.Menggunakan metoda tugas untuk kerja Kelompok

D. Sumber1. Menggunakan buku sumber berupa buku paket IImu Pengetahuan Alam Kelas VI2. Menggunakan diktat pengalaman guru3. Menggunakan sumber lain yang relevan

E. Media1. Media menunjang tujuan pembelajaran2. Media sesuai jumlah kebutuhan3. Media mudah digunakan4. Media menarik minat siswa

2.Evaluasil. Prosedur evaluasi :a. Diawalb. Diakhir2. Bentuk evaluasia. Objektifb. Esei3. Jenis evaluasia. Tulisan4. Soala. Sesuai dengan tujuanb. Sesuai kemampuan siswac. Jumlah sesuai kebutuhan

Kasturi , 9 Oktober 2011Observer,

__________________

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARANSIKLUS 1Kelas: VINama Guru:No.Aspek yang DiamatiHasil ObservasiKet

YaTidak

1Tahap Pelaksanaan1) Kegiatan Awal

l. Mengkondisikan kelas pada situasi pembelajaran yang menyenangkan2. Memotivasi belajar siswa dengan menginformasikan tentang materi pelajaran yang akan diajarkan3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi yang akan diajarkan

2) Kegiatan inti dengan tahapan proses :(1) Guru memberi penjelasan tentang perubahan benda dengan menggunakan metoda demontrasi(2) Pembentukan kelompok belajar siswa secara merata baik jumlah, kemampuan, maupun jenis kelamin.(3) Setiap kelompok diberi tuga yang sama antara lain perubahan benda(4) Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari

3 Kegiatan Akhir1. Melaksanakan evaluasi2. Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR

Kasturi , 9 Oktober 2011Observer,

__________________

LEMBAR OBSERVASI MERANCANG PEMBELAJARANSIKLUS 2

Kelas: VINama Guru:No.Aspek yang DiamatiHasil ObservasiKet

YaTidak

12345

l.A. Tujuan Pembelajaran Umum1) Tujuan Pembelajaran Umum sesuai dengan yang tercantum Kurikulum 20042)Mencantumkan Kompetensi DasarB. Tujuan Pembetajaran Khusus1.Indikator telah mengacu pada Kompetensi Dasar2.Indikator terarah pada konsep Perubahan pada Benda3.Indikator telah mencakup ranahkognitif, afektif dan psikomotor

C. Metoda1. Menggunakan metoda ceramah, berpariasi dalam memberikan penjelasan materi2. Menggunakan metoda diskusi untuk kerja kelompok3. Menggunakan metoda tanya jawab untuk memahatni materi4.Menggunakan metoda tugas untuk kerja Kelompok

D. Sumber1. Menggunakan buku sumber berupa buku paket IImu Pengetahuan Alam Kelas VI2. Menggunakan diktat pengalaman guru3. Menggunakan sumber lain yang relevan

E. Media1. Media menunjang tujuan pembelajaran2. Media sesuai jumlah kebutuhan3. Media mudah digunakan4. Media menarik minat siswa

2.Evaluasil. Prosedur evaluasi :a. Diawalb. Diakhir2. Bentuk evaluasia. Objektifb. Esei3. Jenis evaluasia. Tulisan4. Soala. Sesuai dengan tujuanb. Sesuai kemampuan siswac. Jumlah sesuai kebutuhan

Kasturi , 9 Oktober 2011Observer,

__________________

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARANSIKLUS 2Kelas: VINama Guru:No.Aspek yang DiamatiHasil ObservasiKet

YaTidak

1Tahap Pelaksanaan1) Kegiatan Awal

l. Mengkondisikan kelas pada situasi pembelajaran yang menyenangkan2. Memotivasi belajar siswa dengan menginformasikan tentang materi pelajaran yang akan diajarkan3. Melakukan apersepsi mengarah pada materi yang akan diajarkan

2) Kegiatan inti dengan tahapan proses :(1) Guru memberi penjelasan tentang perubahan benda dengan menggunakan metoda demontrasi(2) Pembentukan kelompok belajar siswa secara merata baik jumlah, kemampuan, maupun jenis kelamin.(3) Setiap kelompok diberi tuga yang sama antara lain perubahan benda(4) Setiap kelompok melaporkan hasil kerjanya Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok(5) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari

3 Kegiatan Akhir1. Melaksanakan evaluasi2. Memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR

Kasturi , 9 Oktober 2011Observer,

__________________

SOAL PRE TEST

Bidang Studi: Ilmu Pengetahuan AamSub Pokok Bahasan: Perubahan Pada BendaKelas / Semester: VI/1

Kerjakan soal di bawah ini untuk menguji pemahamanmu tentang materiyangtelah dipelajari1.Pak Toni membuat2meja. Sebuah meja dipelitur dan mejayanglainnya tidak dipelitur.a.Manakah mejayanglebih mudah lapuk? Mengapa?b.Tuliskan tujuan pemelituran meja!2.Perhatikan gambar di bawah ini!Pakuadirendam dalamairtawar atauairbiasa. Pakubdirendam dalamair yangdibubuhi garam. Pakucdibiarkan pada udara terbuka. Manakah pakuyang palingcepat berkarat? Jelaskan alasanmu!3.Siti membuka dua bungkus permendanmeletakkan permen di udara terbuka. PermenPbersifat lunak. PermenQbersifat kerasdan kering.Manakah permenyangmudah ditumbuhi jamur? Jelaskan alasanmu!4.Ade menyimpan pisang dengan3carayangberbeda. Pisang pertama dimasukkan dalam lemari pendingin. Pisang kedua dibungkus dengan kantong plastik. Pisang ketiga dibiarkan pada udara terbuka. Manakah pisangyang palingcepat busuk? Jelaskan alasanmu!

SOAL POST TEST 1

Bidang Studi: Ilmu Pengetahuan AamSub Pokok Bahasan: Perubahan Pada BendaKelas / Semester: VI/1

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawabanyangsingkat dan benar!1.Pelapukan fisika disebabkan karena....2.Pelapukan batuan karena faktor makhluk hidup disebut pelapukan..3.Binatangyangdapat menyebabkan pelapukan antaralainadalah....4.Batuan mengalami pelapukan sehingga menjadi bagianyanglebih kecil, misalnya....5.Logam akan berkarat bila berinteraksi dengan..6.Perkaratan terjadi pada udarayang ....7.Pelapisan logam dengancatdapat mencegah..8.Pembusukan disebabkan karena....9.Pengeringan bahan makanan bertujuan untuk menghilangkan kandungan10.Jamur mudah tumbuh pada lingkunganyang . . .

SOAL POST TEST 1

Bidang Studi: Ilmu Pengetahuan AamSub Pokok Bahasan: Perubahan Pada BendaKelas / Semester: VI/1

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar!l.Tuliskan tiga bentuk perubahan pada benda!2.Bagaimana proses terjadinya pelapukan oleh pohon?3.Bagaimana proses terjadinya pelapukan olehair?4.Mengapa pelapisan kayu dengancatdapat mencegah proses pelapukan?5.Apa perbedaan pakuyangmasih baru dengan pakuyangsudah berkarat?6.Jelaskan kerugianyangdisebabkan karena perkaratan logam!7.Bagaimana cara untuk menghambat perkaratan pada bahan logam?8.Jelaskan tanda-tanda pembusukan pada ikan!9.Apayangterjadi bila kita memakan makananyangsudah ditumbuhi jamur atau bakteri?10.Tuliskan empat cara mengawetkan bahan makanan!

LEMBAR JAWABAN PRES TES

Bidang Studi: Ilmu Pengetahuan AamNama: _______________Kelas: _______________

LEMBAR JAWABAN POST TES 1

Bidang Studi: Ilmu Pengetahuan AamNama: _______________Kelas: _______________

LEMBAR JAWABAN POST TES 2

Bidang Studi: Ilmu Pengetahuan AamNama: _______________Kelas: _______________

LAPORAN PTK IPA SD KELAS 5BAB 1PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

IPA berasal dari bahasa asing science berasal dari kata lain scientia yang berarti saya tahu. Kata science sebenarnya semula berarti ilmu pengetahuan yang meliputi baik ilmu pengetahuan sosial (social science) maupun ilmu pengetahuan alam (natural science). Lama kelamaan, bila seseorang mengatakan science maka yang dimaksud adalah natural science atau dalam bahasa Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).IPA sendiri terdiri dari ilmu-ilmu fisik (physical science) yang antara lain adalah ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu astronomi dan geofisika, serta ilmu-ilmu biologi (life science).Untuk mengidentifikasi IPA dengan kata-kata atau kalimat yang singkat tidak mudah, karena sering kurang dapat menggambarkan secara lengkap pengertian IPA tersebut. Menurut H. W. Fowler IPA adalah pengetahuan alam yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Menurut Robert B. Sund IPA adalah sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses, dalam definisi ini IPA mengandung dua unsur yaitu sebagai sekumpulan pengetahuan dan sebagai suatu proses untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan tersebut. Dari definisi tersebut syarat-syarat IPA adalah obyektif, sistematik, mengandung metode tertentu yaitu metode ilmiah.Dalam perkembangan jaman yang semakin pesat ini, pembelajaran IPA sangat penting karena pada hakikatnya IPA adalah produk proses dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. Banyak orang berpendapat bahwa menguasai IPA sangat penting, karena dalam pembelajaran IPA siswa diberi kesempatan dan bekal untuk memproses IPA dan menerapkannya dalam kehidupan sehari hari melalui cara cara yang benar dan mengikuti etika keilmuan dan etika yang berlaku dalam masyarakat.Sejalan dengan adanya upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, dalam kurikulum 1994 proses dan konsep IPA diintegrasikan dalam setiap rumusan tujuan pembelajaran (umum) yang harus diukur pencapaiannya. Oleh karena itu guru diharapkan untuk dapat mengambil keputusan, baik ketika merencanakan maupun ketika melaksanakan pembelajaran, termasuk memecahkan masalah masalah yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Dalam melaksanakan pembelajaran unsur terpenting adalah merangsang dan mengarahkan siswa untuk belajar. Mengajar tidak lebih dari sekedar menolong para siswa untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap, serta idealisme dan apresiasiyang menjurus kepada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa.Dalam pembelajaran IPA di SD, mengajar yang baik menurut Gagne meliputi delapan langkah yang sering disebut kejadian kejadian instruksional (instruksional events) meliputi mengaktifkan siswa, memberitahu pelajar tentang tujuan-tujuan belajar, mengarahkan perhatian, merangsang ingatan, menyediakan bimbingan belajar, meningkatkan retensi, membantu transfer belajar, mengeluarkan pendapat, memberi umpan balik.Dengan langkah langkah tersebut diharapkan k0ualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar lebih meningkat. Bagi kita kalangan pendidikan untuk dapat menyiapkan generasi masyarakat yang bermodal literasi (melek) sains, yaitu masyarakat yang mampu membuka kepekaan diri, mencermati, menyaring, mengaplikasikan, serta turut serta berkontribusi bagi perkembangan sains (teknologi) itu sendiri untuk peningkatan kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat. Literasi sains amat penting bagi kehidupan saat ini. Sains dengan karakteristik dan metodologi keilmuannya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadi peradaban modern. Menurut Carin (1997), masyarakat yang bermodal literasi sains dan teknologi mesti memiliki pemahaman terhadap aspek-aspek sains dan teknologi yang berarti dan sesuai dengan perkembangan mental kognitif mereka, dapat menemukan sains secara menyenangkan dan menghargainya, menggunakan pengetahuan sains dan teknologi untuk memenuhi dan menikmati kehidupannya.Jadi, betapa pentingnya peran guru dalam proses pembelajaran untuk memperoleh prestasi yang baik dan dalam kehidupan bermasyarakat yang dipenuhi dengan munculnya teknologi-teknologi modern. Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi peran guru. Menurut pendapat Ace Suryadi dan H. AR. Tilar dalam bukunya yang berjudul ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH dijelaskan bahwa prestasi belajar dipengaruhi beberapa faktor yang ditemukan sangat ampuh didalam memberikan efek terhadap prestasi belajar. Menurut beberapa studi di Indonesia (Moegjadi, 1974; Ace Suryadi, 1932; Nuhi Nasution, 1980; Shaefer, 1980) faktor yang berpengaruh adalah faktor guru, buku pelajaran, managemen sekolah, besarnya kelas, dan faktor keluarga. Faktor-faktor tersebut termasuk permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran.Sedangkan masalah yang dialami penulis dalam pembelajarannya walaupun sudah berusaha sebaik- baiknya ternyata hasilnya belum memuaskan, hal ini terlihat dalam tes yang diberikan guru pada materi pokok organ pernapasan manusia artinya pembelajaran yang penulis laksanakan belum tuntas. Oleh sebab itu perlu diadakan perbaikan.Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran penulis mencoba mengupayakan / mencari jalan keluar untuk perbaikan pembelajaran IPA yang diwujudkan dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan diberi judulUpaya Peningkatan Pembelajaran IPA Materi Alat Pernapasan Manusia Melalui Media GambarSiswa Kelas V Semester 1 SDN TEGOWANU 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2012/2013.Laporan ini disusunberdasarkan catatan ketika merancang kegiatan perbaikan selama pelaksanaan, observasi, dan diskusi pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam dua siklus PTK untuk pelajaran IPA.

1. Identifikasi MasalahDari latar belakang yang telah diuraikan di atas dan dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas v semester 1 SDN TEGOWANU 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak mata pelajaran IPA dengan kompetensi dasar Mengidentifikasi Fungsi Organ Pernapasan Manusia dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan,identifikasi masalah yang ditemukan antara lain :-Rendahnya penguasaan materi IPA dengan kompetensi dasar Mengidentifikasi Fungsi Organ Pernapasan Manusia dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan .-Penyampaian materi terlalu cepat-Media yang kurang tepat-Siswa bosan dan tidak tertarik dengan penjelasan guru-Metode yang kurang tepat-Siswa kurang berani bertanya meskipun mengalami kesulitan

2. Analisis MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut dapat dianalisis penyebab rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran IPA yang diajarkan oleh guru dengan Kompetensi Dasar Mengidentikasi Fungsi Organ Pernapasan dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan di kelas V semester 1 antara lain:Penyebab dari sisi guru :-Penggunaan metode yang kurang bervariasi

-Kurangnya penjelasan guru-Pembelajaran kurang menarik perhatian siswa-Metode pembelajaran yang diberikan kurang tepat-Guru kurang optimal dalam memanfaatkan sarana dan media pembelajaranPenyebab dari sisi siswa :-Siswa kurang berani mengajukan pertanyaan kepada guru-Siswa masih banyak yang belum menguasai materi

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut penulis merencanakan untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), agar hasil belajar yang dilaksanakan mengalami peningkatan sesuai dengan yang kita harapkan. Adapun masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan pembelajaran materi organ pernapasan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan pada siswa kelas V semester 1 di SDN Tegowanu 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2012/2013.

C. Tujuan PenelitianSecara operasional tujuan perbaikan adalah sebagai berikut :1.Untuk mendiskripsikan proses pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Mengidentifikasi fungsiorgan pernapasan manusia pada siswa kelas V semester 1 SDN Tegowanu 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2012/2013.2.Untuk mencari model pembelajaran yang efektif dan mudah dipahami oleh siswa pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia siswa kelas V Semester 1 SDN Tegowanu 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2012/2013.3.Untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia siswa kelas V semester 1 SDN Tegowanu 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2012/2013, dengan menggunakan media gambar alat pernapasan manusia.

D. Manfaat PenelitianPerbaikan pembelajaran yang dilakukan guru sangat besar manfaatnya baik bagi peserta didik/siswa, guru, maupun bagi sekolah. Penulis dalam hal ini akan menguraikan manfaat perbaikan tersebut secara umum dan secara khusus.Manfaat Secara Umum1.Bagi siswa :a. Meningkatkan motivasi belajarb. Meningkatkan prestasi belajarc. Menumbuhkan rasa senang terhadap pelajaran IPAd. Model bagi para siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil belajarnya2. Bagi guru :a. Membantu guru memperbaiki pelajaranb. Membantu guru berkembang secara professionalc. Meningkatkan rasa percaya diri gurud. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan3. Bagi sekolah :a. Meningkatkan kualitas pendidikanb. Pengelolaan kegiatan sekolah secara keseluruhanc. Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif untuk memajukan sekolah

Manfaat Secara Khusus1. Bagi siswaa. Meningkatkan rasa percaya diri siswab. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berbagi kepandaianc. Pembelajaran berlangsung komunikatif karena keaktifan siswa dalam pembelajaranalat pernapasan manusia menggunakan prinsip motivasi yang didasarkan pada teori Expectasy Value menurut teori ini motivasi dapat dilihat dari usaha siswa.2. Bagi gurua. Menimbulkan rasa puas karena telah melaaksanakan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas yang dikelolanya3. Bagi sekolahTerciptanya suasana kerja yang kondusif, karena dalam setiap kesempatan dapat digunakan untuk membahas usaha usaha dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A.Hakikat Pembelajaran IPADalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains adalah produk, proses, dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. Produk sains yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori dapat dicapai melalui penggunaan proses sains, yaitu melalui metode-metode sains atau metode ilmiah (scientific methods), bekerja ilmiah (scientific inquiry). Raka Joni mengutip Marzano (1992) bahwa titik pusat hakikat belajar, pengetahuan pemahaman terwujud dalam bentuk pemberian makna oleh siswa kepada pengalaman melalui berbagai keterampilan kognitif di dalam mengolah informasi yang diperolehnya melalui alat indera.Banyak orang berpendapat bahwa sains memberikan kesempatan bagi orang yang mau belajar berbuat, berpikir dan bertindak seperti ilmuwan (scientist). Dengan demikian, belajar memproses sains dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari melalui cara-cara yang benar dan mengikuti etika keilmuwan dan etika yang berlaku dalam masyarakat.Pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Alam (sains) sangat bermanfaat dalam kehidupan masyarakat melalui teknologi, karena teknologi sangat erat hubungannya dengan bekerja ilmiah. Bekerja ilmiah sesungguhnya adalah perluasan dari metode ilmiah. Di Indonesia metode ilmiah sudah ditekankan dalam IPA sejak kurikulum 1975. Selanjutnya dalam kurikulum 1994, lingkup proses dan konsep diintegrasikan dalam setiap rumusan tujuan pembelajaran (umum) yang harus diukur pencapaiannya.

B. Pengertian IPAMenurut H. W. Fowler IPA adalah pengetahuan alam yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Menurut Robert B. Sund IPA adalah sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses.Pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.Filosofi IPA sebagai cara untuk mencari tahu yang berdasarkan pada observasi. Dengan demikian, pengetahuan dalam IPA merupakan hasil observasi. Kebenaran harus dibuktikan secara empiris berdasarkan observasi atau eksperimen. Pengembangan pembelajaran IPA yang menarik, menyenangkan, layak, sesuai konteks, serta didukung oleh ketersediaan waktu, keahlian, sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Seorang guru dituntut memiliki kemampuan dan kreativitas yang cukup agar pembelajaran dimiliki seorang guru adalah tentang pemahaman dan penguasaan terhadap pendekatan pembelajaran. MenurutHerawati Susilo (1998) mengemukakan bahwa pendekatan berifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi, dan keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi.Berdasarkan kurikulum 2004, IPA seharusnya dibelajarkan secara inkuiri ilmiah (scientivic inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.

C. Media dalam Pembelajaran IPA1. Pengertian MediaMenurut Heinich dkk. (1996), media (jamak)/medium (tunggal) secara umum adalah saluran komunikasi, yaitu segala sesuatu yang membawa informasi dari sumber informasi untuk disampaikan kepada penerima informasi. Contohnya adalah film, televisi, diagram, materi pembelajaran, komputer, dan instruktur. Media dipandang sebagai media instruksional apabila membawa pesan yang mengandung tujuan instruksional.Sedangkan tujuan penggunaan media secara umum adalah untuk memfasilitasi komunikasi. Dalam pembelajaran tujuan penggunaan media antara lain untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas pembelajaran, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, memberikan arahan tentang tujuan yang akan dicapai, menyediakan evaluasi mandiri, member rangsangan kepada guru untuk kreatif, menyampaikan materi pembelajaran, membantu pelajar yang memiliki kekhususan tertentu.2. Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media PembelajaranMenurut Heinich dkk. (1996), dalam merencanakan dan menyelenggarakan pembelajaran perlu melakukan hal berikut, yaitu memahami karakteristik siswa, menentukan tujuan pembelajaran, menentukan jembatan atau penghubung antara pengetahuan, keterampilan, dan perilaku siswa dengan tujuan yang akan dicapai melalui pembelajaran, menentukan metode dan format media yang cocok atau tepat, menggunakan media, melibatkan siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran, melakukan evaluasi dan revisi terhadap pembelajaran.Format media adalah bentuk fisik yang berisi pesan untuk disampaikan atau ditunjukkan, misalnya berupa clip charts, slide, audio, film, video, atau komputer multi media, yang dapat bersifat visual tidak bergerak, visual bergerak, kata-kata yang tercetak, atau kata-kata yang disampaikan secara lisan.3. Manfaat Media PembelajaranMedia pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Adapun manfaat media pembelajaran antara lain :-Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.-Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran yang lebih baik.-Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.-Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.4. Jenis Media PembelajaranAda beberapa jenis media pembelajaran menurut Heinich yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran antara lain :-Media tidak diproyeksikan (non projected media) seperti objek nyata, model, bahan tercetak, bahan ilustrasi-Media diproyeksikan (projected viual) seperti transparansi, slide-Media audio seperti kaset, rekaman fonograf, compact disk, audio cards-Media gerak seperti film atau video-Komputer-Media radioDalam laporan ini , penulis dalam melakukan perbaikan pembelajaran menggunakan media gambar untuk memperjelas pemahaman siswa. Media gambar termasuk media visual, supaya pembelajaran terencana dalam membina pengetahuan sikap dan keterampilan siswa melalui interaksi siswa dengan lingkungan belajar yang diatur guru pada hakikatnya mempelajari lambang-lambang verbal dan visual, agar diperoleh makna yang terkandung didalamnya. Lambang-lambang tersebut dicerna, disimak oleh para siswa sebagai penerima pesan yang disampaikan guru. Menurut Schramm, klasifikasi media ada dua jenis,yaitu media sederhana (papan tulis, gambar, poster, peta) dan media canggih (radio, film, televise, komputer). Jadi, gambar merupakan media visual sederhana, adapun keunggulan dan kelemahannya adalahKeunggulannya antara lain-Media ini dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi konkret-Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender, dan sebagainya-Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain-Tidak mahal, bahkan mungkin tanpa mengeluarkan biaya-Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua temaSedangkan kelemahannya adalah-Terkadang ukuran gambar terlalu kecil jika digunakan pada kelas besar

BAB IIIPELAKSANAAN PERBAIKAN

A.Subjek Penelitiana.Tempat Perbaikan PembelajaranNama Sekolah: SDN Tegowanu 2Alamat: SDN Tegowanu 2Kec. Karangawen Kab. DemakKelas: VJumlah Siswa: 27Mata Pelajaran: IPAb.Waktu Pelaksanaan-Tanggal 1 Oktober 2012 : Pelaksanaan siklus I-Tanggal 8 Oktober 2012 : Pelaksanaan siklus IIc.Karakteristik Siswa-Kebiasaan siswa tidak masuk kelas karena kurangnya perhatian orang tua.-Siswa sering tidak mengerjakan PR karena kurangnya pantauan dari orang tua dalam hal kegiatan belajar siswa.-Siswa banyak mengikuti kegiatan diluar jam sekolah pada sore hari, sehingga pada waktu belajar siswa sudah kecapekan.

B.Prosedur Pelaksanaana.Prosedur PenelitianProsedur PTKPerbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam proses berdaur yang terdiri dari 4 tahap yaitu-Melakukan perencanaan (planning)-Melakukan tindakan (acting)-Mengamati (observasi)-Refleksi (reflecting)Hasil refleksi yang dilakukan penulis dijadikan pedoman untuk melakukan perbaikan selanjutnya, jika tindakan yang dilakukan dianggap belum berhasil, perbaikan dapat dilaksanakan beberapa kali sampai pembelajaran tercapai dengan baik dan hasil nilainya meningkat serta memuaskan.Informasi tentang observerProsedur pelaksanaan PTK dilaksanakan dalam tiga siklus perbaikan. Dalam pelaksanaannya peneliti dibantu oleh :Nama:MukaromahJabatan:Guru KelasTugas:Mengobservasi kegiatan perbaikan pembelajaranb.Prosedur UmumProsedur umum pembelajaranMenurut Dagne dan Briggs (dalam Runa Ristata dan Prayitno, 2006 : 47) menyebutkan bahwa prosedur pembelajaran ada 9 kegiatan :-Memberikan motivasi atau menarik perhatian-Menjelaskan tujuan pembelajaran pada peserta-Mengingatkan potensi pra syarat-Memberikan stimulus (masalah, topic, konsep)-Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari)-Menimbulkan penampilan peserta didik-Memberi umpan balik-Menilai penampilan-MenyimpulkanDari prosedur di atas, urutan pembelajaran dimulai dari awal sampai akhir. Pembelajaran dilaksanakan harus secara unit agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan hasilnya memuaskan.Prosedur umum perbaikan pembelajaran-Mengidentifikasi masalah, menganalisis masalah, merumuskan masalah, dan merumuskan hipotesa.-Merumuskan cara pemecahan atau tindakan perbaikan.-Merancang scenario tindakan perbaikan yang dikemas dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).c.Prosedur Khusus Untuk Pembelajaran.Pra Siklus

Mata Pelajaran: IPAMateri Pokok: Alat Pernapasan Pada ManusiaMetode: CeramahHari/ Tgl:Senin/ 24 September 2012Pengamat:Mukaromah

1.Skenario PelaksanaanPerencanaan KegiatanBerdasarkan rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti menyiapkan rencana pembelajaran yang dilengkapi dengan skenario tindakan. Skenario tindakan ini berisi langkah-langkah yang harus ditempuh guru dan siswa.

Pelaksanaan Kegiatana)Pra KegiatanGuru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasib)Kegiatan AwalGuru mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian siswa pada materi pelajaran dengan Tanya jawab.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.c)Kegiatan IntiEksplorasi, guru :-Menjelaskan peta konsep tentang alat pernapasan manusia.-Menjelaskan bagian tubuh yang berperan sebagai alat pernapasan.-Menjelaskan proses pernapasan dada dan perut.Elaborasi, siswa :-Menyebutkan alat pernapasan manusia.-Menjelaskan proses pernapasan.-Menjelaskan pernapasan dada dan perut.Konfirmasi :-Guru memberikan penguatan materi.-Guru menyimpulkan materi.d)Kegiatan AkhirGuru memberikan tes akhir.Guru memberikan perbaikan dan pengayaan.Guru memberikan pekerjaan rumah.Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru menggunakan metode ceramah .Pada akhir pembelajaran guru mengadakan tes formatif secara tertulis untuk mengetahui tingkat pemahaman anak terhadap materi yang disampaikan tadi. Ternyata ketuntasan belajar baru mencapai 25,9 %.

Pengamatan KegiatanPengamatan kegiatan dilakukan oleh guru dan dibantu oleh teman sejawat. Ternyata dengan hanya menggunakan metode ceramah tidak dapat memotivasi siswa, banyak siswa yang kurang aktif dan merasa bosan.

RefleksiBerdasarkan hasil pengamatan di atas, guru seharusnya melakukan refleksi diri. Pada waktu guru memberikan pelajaran dengan metode ceramah, banyak siswa yang kurang aktif untuk mengikutinya, ada yang diam saja, ada yang tidak berpendapat, bahkan ada yang mengantuk. Setelah melihat hasil tes formatif yang nilainya rendah, guru akan mengubah strategi pembelajaran dengan menggunakan media gambar dan diskusi, dengan harapan keaktifan dan pemahaman anak menjadi meningkat.

2.Rencana perbaikan untuk siklus berikutnya :Guru akan menggunakan media gambar untuk memotivasi siswa agar pemahaman siswa meningkat.

PERBAIKAN SIKLUS I

Mata Pelajaran: IPAMateri Pokok: Alat Pernapasan Pada ManusiaMetode: Ceramah dan DiskusiMedia: Gambar alat pernapasan manusiaHari/ Tgl: Senin/ 1 Oktober 2012Pengamat: Mukaromah

1.Skenario PelaksanaanPerencanaan KegiatanBerdasarkan rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti menyiapkan rencana pembelajaran yang dilengkapi dengan scenario tindakan. Skenario tindakan ini berisi langkah-langkah yang harus ditempuh guru dan siswa.

Pelaksanaan Kegiatana)Pra KegiatanGuru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasib)Kegiatan AwalGuru mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian siswa pada materi pelajaran dengan Tanya jawab.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.c)Kegiatan IntiEksplorasi, guru :-Menjelaskan peta konsep tentang alat pernapasan manusia dengan menggunakan media gambar.-Menjelaskan bagian tubuh yang berperan sebagai alat pernapasan.-Menjelaskan proses pernapasan dada dan perut.Elaborasi, siswa :-Menyebutkan alat pernapasan manusia melalui media gambar-Menjelaskan proses pernapasan melalui media gambar-Menjelaskan pernapasan dada dan perut.Konfirmasi :-Guru memberikan penguatan materi.-Guru menyimpulkan materi.d)Kegiatan AkhirGuru memberikan tes akhir.Guru memberikan perbaikan dan pengayaan.Dalam pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan media gambar alat pernapasan manusia dan diskusi. Dalam kegiatan diskusi anak dibagi menjadi 4 kelompok dan diberi LKS .Dalam diskusi kelompok, guru memberikan bimbingan secara kelompok atau perorangan, sehingga setiap siswa dapat ikut berpartisipasi dalam mengerjakanLKS. Ternyata keaktifan siswa meningkat, soal-soal LKS banyak yang dapat dijawab.

Observasi KegiatanPada pembelajaran siklus I (satu) ini, terdapat peningkatan keaktifan siswa yang semula 25,9 % menjadi 59,25 %. Hal ini dikarenakan dalam diskusi kelompok dalam pengerjaan LKS, siswa diharuskan untuk menjawab soal dengan pemahaman yang dimilikinya. Dalam hal ini guru dapat mengetahuipemahaman siswa terhadap materi.

RefleksiBerdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran pada akhir siklus I (satu) ini, guru melakukan refleksi diri.Ternyata dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi dengan menggunakan m