25
UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN SEKTOR KOTA (POLSEKTA) ILIR BARAT II PALEMBANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana Hukum Oleh: ALFATHUR IMAM RAMADHAN NIM. 502016232 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2020

UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

i

UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI

WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN SEKTOR KOTA (POLSEKTA)

ILIR BARAT II PALEMBANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Menempuh Ujian

Sarjana Hukum

Oleh:

ALFATHUR IMAM RAMADHAN

NIM. 502016232

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2020

Page 2: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

ii

Page 3: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Alfathur Imam Ramadhan

Tempat / Tanggal Lahir : Palembang, 29 Desember 1998

NIM. : 50.2016. 232

Program Studi : Hukum

Program Kekhususan : Hukum Pidana.

Menyatakan, bahwa karya ilmiah / skripsi saya yang berjudul: Upaya

Penanggulangan Pelanggaran Lalu Lintas Di Wilayah Hukum Kepolisian Sektor

Kota (Polsekta) Ilir Barat II Palembang adalah bukan merupakan karya tulis orang

lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah

saya sebutkan sumbernya. Demikian surat pernyataan dibuat dengan sebenarnya

dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi akademik.

Palembang, Agustus 2020

Yang Menyatakan,

Alfathur Imam Ramadhan

Page 4: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

iv

ABSTRAK

Penulis Dosen Pembimbing

Alfathur Imam Ramadhan Dr. Muhammad Yahya Selma, SH. MH

Semakin berkembangnya kemajuan teknologi dan peradaban manusia yang

diiringi dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat menunjukkan kemajuan

peradaban manusia modern di era galobal sekarang ini. Dengan meningkatnya

kesejahteraan dan perekonomian tersebut sudah barang tentu meningkat pula kebutuhan,

baik kebutuhan rohani maupun kebutuhan jasmani dalam wujud materi semisal benda-

benda bernilai mewah seperti kendaraan bermotor. Membludaknya pengguna kendaraan di

jalan raya secara tidak langsung diikuti pula meningkatnya kepadatan dan kemacetan lalu

lintas yang berdamfaknya banyak terjadi pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan. Polri

memiliki tugas untuk mengurusi lalu lintas dengan petugas Polantasnya tidak terkecuali di

wilayah hukum Kepolisian Sektor Kota Ilir Barat II Palembang. Adapun permasalahan

skripsi ini adalah:

1. Bagaimana upaya penanggulangan pelanggaran lalu lintas di wilayah hukum

Kepolisian Sektor Kota Ilir Barat II Palembang?

2. Apa faktor-faktor yang menjadi kendala Kepolisian Sektor Kota Ilir Barat II

Palembang dalam menanggulangi pelanggaran lalu lintas di wilayah hukumnya?

Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian hukum empiris atau penelitian

sosiologis yang bersifat ekplantoris. Penelitian ini menggunakan data-data lapangan (field

research) dengan mengutamakan data primer. Teknik pengolahan data dilakukan

dengan menerapkan cara analisis isi (content analysis), untuk selanjutnya

dikonstruksikan ke dalam suatu kesimpulan. Hasil penelitiannya adalah: 1. Upaya

Kepolisian Sektor Kota Ilir Barat II Palembang dalam penanggulangan pelanggaran

lalu lintas di wilayah hukumnya adalah dilakukan dengan upaya pre-emtif

(himbauan), upaya preventif (pencegahan), dan upaya represif (tindakan). 2.

Faktor-faktor kendala Polsekta Ilir Barat II Palembang dalam penanggulangan

pelanggaran lalu lintas di wilayah hukumnya, yaitu karena faktor kekurangan

personil petugas, faktor masih adanya oknum aparat petugas yang mau menerima

suap dan mengambil tindakan masih tebang pilih atau tidak tegas (faktor aparat),

dan faktor sebagian anggota masyarakat yang kurang memiliki kesadaran hukum

dan kurang patuh dengan aturan berlalu lintas yang berlaku

Kata Kunci: Upaya Penanggulangan, Pelanggaran Lalu Lintas, Polantas.

Page 5: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillah penulis senantiasa panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena

dengan limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan skripsi dapat

diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kemudian sholawat dan salam

kusampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW., di mana insya Allah kita

semua sebagai ummat muslim akan memperoleh safa’at Beliau di hari akhir nanti.

Judul skripsi ini adalah Upaya Penanggulangan Pelanggaran Lalu Lintas Di

Wilayah Hukum Kepolisian Sektor Kota (Polsekta) Ilir barat II Palembang.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka melengkapi salah satu

persyaratan untuk menempuh ujian Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Palembang. Penulis menyadari, bahwa dalam

penyusunan dan penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan serta

masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Dalam

kesempatan ini juga, saya dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada semua

pihak yang telah banyak membantu, baik secara moril maupun materil, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.

Ucapan terima kasih ini disampaikan kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Abid Djazuli, SE. MM., Rektor Universitas Muhammadiyah

Palembang;

2. Bapak Nur Husni Emilson, SH. SPn. MH, Dekan Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Palembang;

3. Ibu/Bapak Wakil Dekan I, II, III dan IV Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Palembang;

4. Bapak Dr. Muhammad Yahya Selma, SH. MH. sebagai Pembimbing I dan

Bapak H. Abdul Hamid Usman, SH. MHum sebagai Pembimbing II dalam

Page 6: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

vi

penyusunan skripsi saya, yang telah banyak berkontribusi, baik moril

maupum materiil, membimbing dan memberi arahan selama saya

menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

Palembang;

5. Seluruh Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak Dosen serta suluruh Staf Karyawan

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang;

6. Segenap Keluargaku terutama Ayah dan Ibuku yang kusayangi dan selalu

hadir dalam do’aku, Kakak dan adikku tercinta dan sangat kusayangi yang

selama ini dengan tulus ikhlas memberikan semangat dan dorongan dalam

upayaku menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Palembang;

7. Terima kasih pula kepada teman-teman seperjuanganku, almamaterku dan

semua pihak yang tidak dapat kusebutkan namanya dalam kesempatan ini

yang telah banyak membantuku dalam menyelesaikan studi di Fakultas

Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang selama ini. Terima Kasih

semuanya, semoga Allah Rabbul ‘Aalamiin berkenan memberikan balasan

yang setimpal atas semua kebaikan kalian semua, aaamiin Allahumma

aaamiin. Semoga ilmu pengetahuan tetap bersinar dan bermanfaat bagi

kemaslahatan dan kesejahteraan ummat manusia.

Wabillahi Taufik Walhidayah.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Palembang, Agustus 2020

Penulis,

Alfathur Imam Ramadhan

Page 7: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... i

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................................ ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................ iii

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Permasalahan .......................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 12

E. Definisi Konseptual ................................................................ 13

F. Metode Penelitian ................................................................... 14

G. Sistematika Penulisan ............................................................. 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Fungsi dan Kewenangan Kepolisian ................... 16

B. Peranan Polisi dalam Penanggulangan Pelanggaran Lantas .. 21

C. Pengertian dan Konsep Penanganan Kejahatan ..................... 23

D. Pengertian Pelanggaran Lalu Lintas ....................................... 25

BAB III PEMBAHASAN

A. Upaya Penanggulangan Pelanggaran Lalu Lintas Di

Wilayah Hukum Kepolisian Sektor Kota Ilir Barat II

Palembang .............................................................................. 28

B. Faktor-Faktor Yang Menjadi Kendala Kepolisian Sektor

Kota Ilir Barat II Palembang Dalam Penanganan

Pelanggaran Lalu Lintas Di Wilayah Hukumnya .................. 42

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 48

B. Saran ....................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Hukum saat ini di anggap tidak berpihak kepada masyarakat. Dampak dari

hal ini adalah hilangnya kepercayaan dari sebagian masyarakat terhadap hukum,

pemerintah dan lembaga negara lainnya, walaupun pemerintah secara bertahap

telah melakukan berbagai upaya perubahan dalam hukum namun dinilai tidak tepat

sasaran, karena mafia hukum dan mafia peradilan masih memegang tampuk

kekuasaan dalam penegakan hukum, maka masih banyak masyarakat yang tidak

patuh terhadap peraturan yang ada saat ini jika perilaku oknum penegak hukumnya

sendiri melanggar ketentuan yang telah ditetapkan.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Parsudi Suparlan tentang peran serta

masyarakat sebagai berikut:1

“Masyarakat sipil adalah sebuah masyarakat dengan seperangkat pranata

non-pemerintah yang cukup kuat untuk menjadi penyeimbang dari

kekuasaan negara, dan pada saat yang sama mendorong pemerintah untuk

menjalankan peranannya sebagai penjaga perdamaian dan penengah di

antara berbagai kepentingan utama dalam masyarakat serta mempunyai

kemampuan untuk menghalangi dan mencegah negara yang mengecilkan

peran masyarakat”.

Masyarakat mempunyai peran yang sangat kuat dalam negara sebagai

penyeimbang dari kekuasaan negara yang menjalankan tugas dan wewenang

pemerintah dalam menjaga kedamaian, keamanan dan ketertiban demi kepentingan

bersama, karena masyarakat terlibat semua dalam segala bidang.

1Parsudi Suparlan, 2016, Bunga Rampai Ilmu Kepolisian Indonesia, Yayasan

Pengembangan Ilmu Kepolisian, Jakarta, hlm. 29.

Page 9: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

2

Pendekatan sosiologis terhadap hukum menempati peranan yang penting

bagi sistem hukum itu sendiri. Penelitian sosiologis terhadap hubungan yang

dilandaskan pada kekuasaan, penting bagi hukum yang justru bertujuan untuk

menciptakan keadilan dari hubungan itu, dan mengatur agar dicapai kepastian

hukum. Di dalam menyusun peraturan Perundang-undangan dan untuk

mempertegas petunjuk pelaksananya melalui Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan yang bersumber pada

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

terlebih dahulu harus dimengerti landasan-landasan sosiologis. Apabila gejala itu

tidak dipahami, maka cepat atau lambat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009

tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan akan menjadi peraturan yang mati, karena

tujuan dibentuknya undang-undang agar tegaknya keadilan, kebenaran dan

ketertiban dalam masyarakat yang diarahkan untuk kesadaran hukum, kepastian

hukum serta bantuan hukum guna mewujudkan tatanan hukum nasional yang

mengabdi kepada kepentingan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, Negara

perlu melarang serta mengancam suatu perbuatan yang dianggap sebagai suatu

tindak pidana.

Menurut Barda Nawawi Arief,2 dilihat dari aspek kebijakan hukum pidana,

sasaran dari hukum pidana tidak hanya mengatur perbuatan warga masyarakat pada

umumnya, tetapi juga mengatur perbuatan (dalam arti kewenangan atau kekuasaan)

penguasa atau aparat penegak hukum. Barda Nawawi Arief juga menyatakan,

2Barda Nawawi Arief, 2014, Kapita Selekta Hukum Pidana Tentang Sistem Peradilan

Pidana Terpadu, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, hlm. 17.

Page 10: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

3

bahwa kebijakan penegakan hukum pidana merupakan serangkaian proses yang

terdiri dari tiga tahap kebijakan, yaitu:3

1. Tahap kebijakan legislatif atau formulatif, yaitu kekuasaan dalam

menetapkan atau merumuskan perbuatan apa yang dapat dipidana dan

sanksi apa yang dapat dikenakan;

2. Tahap kebijakan yudikatif atau aplikatif, yaitu kekuasaan dalam

menerapkan hukum pidana;

3. Tahap kebijakan eksekutif atau administratif, yaitu kekuasaan dalam

melaksanakan hukum pidana.

Penggunaan upaya hukum untuk mengatasi masalah sosial merupakan

bidang kebijakan penegakan hukum yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan

masyarakat. Pada hakikatnya, kebijakan hukum pidana merupakan masalah

penilaian dan pemilihan berbagai macam alternatif untuk mengendalikan dan

menanggulangi kejahatan. Menurut G.P. Hoefnagels yang dikutip oleh Barda

Nawawi Arief, bahwa ada dua macam upaya penanggulangan kejahatan, yaitu:4

1. Kebijakan pidana menggunakan penal, yaitu upaya penanggulangan

kejahatan melalui jalur penal menitik beratkan pada sifat represif, yaitu

penindasan, pemberantasan, dan penumpasan setelah kejahatan terjadi;

2. Kebijakan pidana menggunakan non-penal, yaitu upaya penanggulangan

kejahatan melalui jalur non-penal menitikberatkan pada sifat preventif,

yaitu pencegahan, penangkalan, dan pengendalian sebelum kejahatan

terjadi.

Selanjutnya Satjipto Rahardjo mengemukakan, bahwa penegakan hukum

merupakan pelaksanaan secara konkret dari tahap pembuatan hukum dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari.5 Dalam bahasa Indonesia istilah penegakan

hukum juga dikenal sebagai penerapan hukum. Sedangkan dalam bahasa asing,

3Ibid, hlm. 18. 4Barda Nawawi Arief, 2011, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana: Perkembangan

Penyusunan Konsep KUHP Baru, Kencana Prenada, Jakarta, hlm. 46. 5Satjipto Rahardjo, 2008, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 191.

Page 11: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

4

dikenal berbagai peristilahan, seperti rechtstoepassing atau rechtshandhaving

(Belanda), law enforcement atau application (Amerika).

Pengertian tindak pidana dalam Rancangan Undang-Undang Lalu Lintas

adalah:6 “Setiap orang yang melakukan perbuatan yang mengakibatkan gangguan

pada fungsi rambu lalu lintas, marka jalan, alat pemberian isyarat lalu lintas,

fasilitas pejalan kaki, dan alat pengguna jalan dalam pelaksanaan berlalu lintas

maka dapat dikenakan sanksi pidana yang berlaku.”

Sedangkan menurut Moeljatno pengertian tindak pidana adalah:7

“Tindak pidana adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan

hukum, larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana

tertentu, bagi barang siapa melanggar tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa

perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh suatu aturan hukum dilarang

dan diancam pidana, asal saja dalam pada itu diingat, bahwa larangan

ditujukan kepada perbuatan, (yaitu suatu keadaan atau kejadian yang

ditimbulkan oleh kelakuan orang), sedangkan ancaman pidananya

ditunjukan kepada orang yang menimbulkan kejadian itu”.

Seseorang dapat dikatakan melakukan tindak pidana jika adanya suatu

perbuatan yang mengakibatkan gangguan terhadap kepentingan umum yang telah

diatur dalam peraturan yang berlaku. Faktor-faktor yang menyebabkan warga

masyarakat menyimpang atau bahkan menyeleweng, ada penyimpangan terjadi

karena nilai-nilai dan kaidah yang berlaku sudah dianggap tidak dapat menampung

kepentingan warga masyarakat pada umumnya. Sebagai lembaga sosial, hukum

tidak hanya menciptakan keteraturan bagi lembaga sosial lainnya, akan tetapi juga

menciptakan nilai, asas dan kaidah sendiri, seperti ketertiban dan ketenteraman.

6Naskah Akademik RUU LLAJ, Dengan kata kunci Sanksi Denda Undang-Undang Lalu

Lintas, www.google.com, http//www.dephub.go.id/No. 288/KKI/THIX/2009, diakses melalui situs

internet pada tanggal 29 Oktober 2009 pukul 15.42 WIB. 7Moeljatno, 2002, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 54.

Page 12: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

5

Hukum bukanlah semata-mata merupakan suatu kekuatan untuk

menciptakan fasilitas untuk menyederhanakan dan melancarkan interaksi sosial,

dan hukum juga bukan hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan tertentu,

akan tetapi merupakan gejala yang berkembang secara mandiri dengan tujuan-

tujuan tersendiri pula. Kenyataannya menunjukkan, bahwa masalah lalu lintas

adalah masalah yang banyak menimbulkan persoalan, karena masalah ini

menyangkut ketertiban dan keamanan dalam masyarakat. Hal ini muncul dan

bahkan meningkat dari tahun ketahun, karena kian hari jumlah kendaraan makin

bertambah pesat, walaupun disana sini banyak jalan yang diperlebar bahkan banyak

pula dibuatkan jalan-jalan baru, tetapi semua itu tidak bisa mengatasi keamanan dan

ketertiban yang diharapkan semua masyarakat, bahkan daya tampung jalan raya

tidak dapat mengimbangi banyaknya jumlah kendaraan.

Terjadinya kecelakaan lalu lintas, karena meningkatnya arus lalu lintas pada

umumnya disebabkan oleh kelalaian yang dilakukan pengemudi yang bertindak

sembarangan. Selain itu keadaan fasilitas yang belum memadai serta belum adanya

kesadaran sepenuhnya masyarakat dalam berlalu lintas. Belum lagi aparat polisi

lalu lintas yang jauh dari pengawasan atasannya yang melakukan pelanggaran

disiplin seperti pelanggaran yang tidak mengikuti perintah atasannya yang sesuai

dengan ketentuan yang berlaku didalam peraturan yang telah disepakati bersama,

yang dapat merugikan nama baik Institusi dan tercemarnya hubungan baik antara

Polri dan masyarakat.

Page 13: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

6

Sebagaimana Harsya W. Bachtiar menyatakan ada beberapa faktor yang

perlu diperhatikan dalam penegakan hukum, yaitu:8

1. Faktor kaidah hukum atau peraturan itu sendiri khusus peraturan yang

tertulis yang merupakan perundang-undangan resmi;

2. Faktor petugas yang menangani atau menetapkannya dimana petugas

hukum dalam melaksanakan tugasnya harus berpedoman pada peraturan-

peraturan tertentu yang mengaturnya. Salah satu contohnya kurangnya

ketegasan pihak petugas dalam memberi sanksi terhadap pelanggaran lalu

lintas yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada;

3. Faktor Fasilitas, secara sederhana fasilitas merupakan sarana untuk tujuan,

terutama sarana fisik yang berfungsi sebagai sarana pendukung. Apabila

peraturan sudah ada dan diberlakukan tapi fasilitasnya belum tersedia

lengkap, maka peraturan yang tadinya untuk melancarkan proses malah

menimbulkan kemacetan. Salah satu contohnya masih banyaknya

penempatan fasilitas lalu lintas atau rambu-rambu lalu lintas yang kurang

sesuai dengan fungsinya, dan minimnya jembatan penyeberangan disetiap

jalan yang semakin bertambahnya kendaraan dari tahun ketahun;

4. Faktor Masyarakat, derajat kepatuhan masyarakat dalam hukum merupakan

salah satu indikator berfungsinya hukum artinya kalau derajat kepatuhan

terhadap peraturan lalu lintas cukup tinggi, maka peraturan akan berfungsi.

Salah satu contohnya pengguna jalan memahami semua rambu-rambu yang

ada dalam penggunaan jalan baik dalam peraturan pemerintah maupun

undang-undang yang terkait.

Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai karakteristik dan keunggulan

sendiri perlu dikembangkan dan dimanfaatkan. Pengembangan lalu lintas dan

angkutan jalan yang ditata dalam suatu kesatuan sistem, dilakukan dengan

mengintegrasikan dan mendinamiskan unsur-unsurnya yang terdiri dari jaringan

transportasi jalan, kendaraan beserta pengemudinya serta peraturan-peraturan,

prosedur dan metode sedemikian rupa, sehingga terwujud satu totalitas yang lebih,

berdaya guna dan berhasil guna. Namun pengembangan lalu lintas dan angkutan

jalan di sepanjang jalan khususnya di pelosok maupun perkotaan di Kabupaten

8Tim Penyusun, 2005, Almanak Kepolisian Republik Indonesia, Penerbit Karya Jaya,

Jakarta, hlm. 505-507.

Page 14: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

7

Banyuasin sendiri masih terlalu minim dalam pelaksanaannya tidak seimbang.

Salah satu contoh kurangnya kendaraan dilengkapi dengan perlengkapan yang

sesuai dengan peraturan yang ada dan rambu-rambu lalu lintas minim disepanjang

jalan yang sesuai dengan penggunaannya serta kurang tegasnya penindakan yang

dilakukan oleh petugas satuan lalu lintas.

Pembaharuan di bidang hukum salah satunya perwujudannya adalah dengan

membuat Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan

Jalan. Namun dengan dibuatnya undang-undang ini ternyata banyak menimbulkan

reaksi terhadap Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya dari

kalangan masyarakat, ahli hukum atau disiplin ilmu lainnya. Hal ini disebabkan

oleh kurangnya sosialisasi undang-undang dimasyarakat, sehingga masyarakat

menanggapi undang-undang ini dengan rasa terkejut yang amat sangat di tambah

lagi dengan ketentuan pidana denda yang sangat menyulitkan bagi kalangan

masyarakat banyak.

Ketentuan-ketentuan pidana pada Bab XX Pasal 277 Undang-Undang No.

22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan yang berisi:

“Setiap orang yang memasukkan kendaraan bermotor kereta gandengan,

dan kereta tempelan ke dalam wilayah Republik Indonesia, membuat,

merakit, atau memodifikasi kendaraan bermotor yang menyebabkan

perubahan tipe, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus

yang akan dioperasikan di dalam negeri yang tidak memenuhi kewajiban uji

tipe sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) dipidana dengan pidana

penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak

Rp.24.000.000.- (dua puluh empat juta rupiah).”

Di dalam undang-undang tersebut di atas sudah jelas, bahwa setiap

kendaraan yang beroperasi di jalan harus diuji terlebih dahulu dengan pengujian

Page 15: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

8

yang telah ditentukan di atas, agar tercapainya keamanan, ketenteraman dan

ketertiban di jalan raya. Jika melanggar dari ketentuan undang-undang di atas maka

dapat dikenakan sanksi denda yang telah ditentukan dalam pejelasan pasal tersebut

di atas.

Upaya penanggulangan tindak pidana sangat erat kaitannya dengan tujuan

pemidanaan. Di dalam literaturnya Van Hammel menunjukkan, bahwa prevensi

khusus suatu pidana ialah:9

1. Pidana harus memuat suatu unsur menakutkan supaya mencegah penjahat

yang mempunyai kesempatan untuk tidak melaksanakan niat buruknya.

2. Pidana harus mempunyai unsur memperbaiki terpidana.

3. Pidana mempunyai unsur membinasakan penjahat yang tidak mungkin

diperbaiki.

4. Tujuan satu-satunya suatu pidana ialah mempertahankan tata tertib hukum.

Pengertian mengenai tujuan pemidanaan juga diatur lebih rinci di dalam

rancangan KUHP Nasional:

1. Mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan norma hukum

demi pengayoman masyarakat.

2. Mengadakan koreksi terhadap terpidana dan demikian menjadikannya

orang yang baik dan berguna.

3. Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan

keseimbangan dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat.

4. Membebaskan rasa bersalah pada terpidana.

Upaya penanggulangan tindak pidana dapat dilakukan dengan

menggunakan sistem peradilan pidana, atau disebut juga penanggulangan secara

penal. Di samping itu penanggulangan lain dapat juga dilakukan dengan non sistem

peradilan pidana atau disebut juga dengan non penal.

1. Sarana Penal. Upaya penal adalah upaya penanggulangan kejahatan yang

bersifat represif bagi pelanggar hukum atau pelaku kejahatan. Jadi upaya ini

dilakukan setelah kejahatan terjadi.

9Andi Hamzah,1994, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 35

Page 16: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

9

2. Sarana Non Penal. Upaya non penal adalah upaya penanggulangan

kejahatan yang bersifat preventif, yaitu upaya-upaya pencegahan terhadap

kemungkinan kejahatan yang dilaksanakan sebelum terjadi kejahatan.

Meskipun demikian apabila pencegahan diartikan secara luas, maka

tindakan represif yang berupa pemberian pidana terhadap pelaku kejahatan

dapatlah dimasukan ke dalamnya, sebab pemberian pidana juga

dimaksudkan agar orang yang bersangkutan dan masyarakat pada umumnya

tidak melakukan tindak pidana.10

Penanggulangan tindak pidana dapat dilakukan dengan sarana penal dan

non penal. Secara penal dilandasi oleh Pasal 10 KUHP khususnya yang mengatur

jenis-jenis hukuman, hukum pidana formal, maupun hukum pelaksanaan pidana

yang dilaksanakan melalui sistem peradilan pidana untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu yang tujuannya itu ialah untuk memasyarakatkan kembali pelaku tindak

pidana, mencegah kejahatan, dan mencapai kesejahteraan sosial. Sedangkan upaya

non-penal meliputi bidang-bidang yang sangat luas di seluruh sektor kebijakan

sosial yang bertujuan memperbaiki kondisi-kondisi sosial tertentu, namun secara

tidak langsung mempunyai pengaruh preventif terhadap kejahatan. Contohnya,

pendidikan sosial demi menciptakan tanggung jawab warga masyarakat, sehingga

menimbulkan pendidikan moral bagi masyarakat, agama dan sebagainya.11

Fungsi lalu lintas dapat disamakan dengan fungsi peredaran darah dalam

tubuh manusia. Demikian pula halnya dengan lalu lintas. Keamanan, ketertiban dan

kelancaran berlalu lintas yang tidak aman dan tidak lancar serta tidak tertib dan

efisien akan membawa berbagai bentuk pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan.

Untuk mengatur masalah lalu lintas bukanlah hal yang mudah dilakukan, karena di

dalamnya terdapat beberapa faktor yang turut menentukan dan sangat berpengaruh

10Barda Nawawi Arief, 1998, Kebijakan Hukum Pidana, Diterbitkan Prenada Media

Group, Jakarta, hlm. 218 11Ibid, hlm. 220

Page 17: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

10

terhadap aktivitas masyarakat. Mengingat penting dan strategisnya pernanan lalu

lintas dan angkutan umum yang menguasai hajat hidup orang banyak, maka lalu

lintas dan angkutan umum dikuasai oleh pembinanya adalah Pemerintah.

Pemerintah berperan sangat penting dalam pembuatan suatu peraturan yang dibuat

khusus untuk mengatur lalu lintas dan angkutan jalan dengan dikeluarkan dan

dilaksanakan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan, sehingga diharapkan permasalahan-permasalahan lalu lintas yang

ada dapat terpecahkan. Pelanggaran lalu lintas yang sering terjadi dapat berakibat

banyaknya kecelakaan lalu lintas.

Kota Palembang adalah kota terbesar di Privinsi Sumatera Selatan dan kota

nomor dua terbesar di pulau Sumatera setelah kota Medan di Provinsi Sumatera

Utara. Kota Palembang diperintah oleh seorang Walikota dan sekaligus merupakan

Ibukota Provinsi Sumatera Selatan. Sebagai sebuah kota besar Palembang memiliki

tingkat kepadatan lalu lintas terpadat dan tersibuk untuk wilayah Sumatera

khususnya di Sumatera Selatan. Akibat tingkat aktivitas dan mobilitas lalu lintas

yang tinggi tersebut menjadikan kota Palembang banyak terjadi rawan pelanggaran

lalu lintas. Pelanggaran lalu lintas ini cenderung mengakibatkan ketidaktertiban

pengguna jalan, kecelakaan, dan kemacetan lalu lintas. Waktu sering terjadinya

pelanggaran lalu lintas di jkota Palembang adalah pada saat jam sibuk karyawan

pulang pergi kerja, anak-anak berangkat dan pulang sekolah, aktivitas pasar dan

lain-lainnya. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah kota Palembang untuk

memperbaiki dan mengatur kondisi tertib lalu lintas yang baik, namun belum dapat

mengimbangi perkembangan di bidang lalu lintas yang berkembang pesat.

Page 18: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

11

Pembinaan terhadap sikap dan kepatuhan para pengemudi kendaraan

bermotor, baik kendaraan roda dua maupun roda empat atau lebih mengenai

peraturan-peraturan lalu lintas telah banyak dilakukan oleh Satuan Lalu Lintas

Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Palembang, akan tetapi akibat adanya

ketidakseimbangan antara jumlah pemilik kendaraan bermotor dengan tidak

bertambahnya sarana jalan, ini mengakibatnya berbagai jenis dan bentuk

pelanggaran-pelanggaran lalu lintas yang sulit untuk diminimalkan. Untuk

menciptakan keamanan, ketertiban, kelancaran, berlalu lintas satuan lalu lintas

Polrestabes Palembang khususnya Direktorat lalu lintas melaksanakan berbagai

upaya dan kegiatan yang bersifat preventif dan represif guna mewujudkan

kemanan, ketertiban, kelancaran berlalu lintas di kota Palembang, khususnya dalam

wilayah hukum Kepolisian Sektor Kota (Polsekta) Ilir Barat II yang merupakan

yurisdiksi Kepolisian Resor Kota Besar Palembang.

Berdasarkan uraian singkat pada latar belakang di atas penulis kemudian

tertarik untuk mencoba melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul:

Upaya Penanggulangan Pelanggaran Lalu Lintas Di Wilayah Hukum Kepolisian

Sektor Kota (Polsekta) Ilir Barat II Palembang.

B. Permasalahan.

1. Bagaimana upaya penanggulangan pelanggaran lalu lintas di wilayah

hukum Kepolisian Sektor Kota (Polsekta) Ilir Barat II Palembang?

2. Faktor-faktor apa yang menjadi kendala dalam penanggulangan

pelanggaran lalu lintas di wilayah hukum Kepolisian Sektor Kota (Polsekta)

Ilir Barat II Palembang?

Page 19: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

12

C. Ruang Lingkup Penelitian.

Ruang lingkup penelitian ini lebih difokuskan pada bidang kajian hukum

pidana yang dilakukan dalam kajian terhadap upaya dari pihak Kepolisian Sektor

Kota (Polsekta) Ilir Barat II Palembang dalam menanggulangani pelanggaran lalu

lintas dan berbagai kendala yang ditemui dalam upaya penegakan hukum

pelanggaran lalu lintas tersebut.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.

1. Tujuan Penelitian.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan

menjelaskan tentang hal-hal yang telah dilakukan Kepolisian Sektor Kota

(Polsekta) Ilir Barat II Palembang dalam menanggulangi dan memproses setiap

pelanggaran lalu lintas dan persoalan-persoalan yang merupakan hambatan dalam

proses penegakan hukumnya.

2. Manfaat Penelitian.

a. Manfaat teoritis yang diharapkan. Penelitian diharapkan akan berguna bagi

kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu hukum

pidana dengan hukum acara pidananya terutama manfaat yang mungkin

diperoleh dalam kajian ilmiah yang berhubungan dengan pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan

Jalan.

b. Manfaat praktisnya tentu saja diperuntukkan bagi aparat terkait di antaranya

petugas polisi Lalu lintas dan aparat penegak hukum lainnya. Selain itu

Page 20: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

13

penelitian ini akan disumbangkan kepada almamater penulis, yakni Fakultas

Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang.

E. Kerangka Konseptual.

1. Pengertian upaya penanggulangan, yaitu suatu upaya dalam mengatasi dan

memberi solusi oleh pemerintah atau penegak hukum terhadap pelaku

kejahatan yang melakukan perbuatan menyimpang berupa tindak pidana

kejahatan ataupun pelanggaran.12

2. Pelanggaran lalu lintas adalah suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan

seseorang yang mengemudi kendaraan umum atau kendaraan bermotor juga

pejalan kaki yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lalu

lintas yang berlaku.13

3. Wilayah hukum atau yurisdiksi adalah wilayah/daerah tempat berlakunya

sebuah undang-undang yang berdasarkan hukum. Kata ini berasal dari

bahasa Latin ius, iuris artinya “hukum” dan dicere artinya “berbicara”.14

4. Kepolisian Sektor Kota (Polsekta). Kepolisian Sektor adalah struktur

komando Kepolisian Republik Indonesia di tingkat kecamatan. Kepolisian

sektor di perkotaan biasanya disebut sebagai “Kepolisian Sektor Kota”.15

5. Kecamatan Ilir Barat II Palembang adalah kecamatan yang berada dalam

wilayah daerah administratif kecamatan Ilir Barat II di Kota Palembang.

12http://alisarjunip.blogspot.com/2014/07/defenisi-penanggulangan.html. Diakses tanggal

11 Nopember 2019 pukul 11.16 WIB

13Ramdlon Naning, 1982, Menggairahkan Kesadaran Hukum Masyarakat Dan Disiplin

Penegak Hukum Dalam Lalu Lintas, Bina Ilmu, Yogyakarta, hlm.

14https://www.google.com/search?q=pengertian+wilayah+hukum&ie=utf-8&oe=utf-

8&client=firefox-b. Diakses tanggal 11 Nopember 2019 pukul 12.17 WIB

15Wikipedia.https://www.google.com/search?q=pengertian+kepolisian+sektor+kota&ie=u

tf-8&oe=utf-8&client=firefox-b. Diakses pada tanggal 11 Nopember 2019 pukul 11.22 WIB.

Page 21: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

14

F. Metode Penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis empiris atau

penelitian sosiologis dengan mengandalkan data lapangan dalam menjawab

permasalahan yang telah dirumuskan. Bahan hukum sekunder dan primer

dikumpulkan dan lalu dilakukan analisis. Penelitian ini tegolong penelitian hukum

empiris yang bersifat eksploratoris, karenanya tidak bermaksud menguji hipotesa.

Teknik pengumpulan data primer dititik beratkan pada penelitian lapangan, dengan

cara mengkaji bahan hukum primer (peraturan perundang-undangan) dan bahan

hukum sekunder (literatur) yang relevan. Teknik pengolahan data dilakukan dengan

menerapkan cara analisis isi (content analysis), untuk selanjutnya dikonstruksikan

ke dalam suatu kesimpulan.

G. Sistematika Penulisan.

BAB I : PENDAHULUAN.

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup

penelitian, tujuan dan manfa’at penelitian, kerangka konseptual,

metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.

Bab yang bermaterikan tentang pengertian tindak pidana, jenis-jenis

tindak pidana, jenis-jenis hukuman pidana, pelanggaran lalu lintas

menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan

Angkutan Jalan dan prosedur penanganan pelanggaran lalu lintas dan

angkutan jalan.

Page 22: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

15

BAB III : PEMBAHASAN.

Bab yang berisikan tentang kajian mengenai upaya penanggulangan

pelanggaran lalu lintas di wilayah hukum Kepolisian Sektor Kota

(Polsekta) Ilir Barat II Palembang dan kendala dalam upaya

penanggulangan pelanggaran lalu lintas di wilayah hukum Kepolisian

Sektor Kota (Polsekta) Ilir Barat II Palembang.

BAB IV: PENUTUP.

Merupakan bab penutup yang terdiri dari bagian kesimpulan yang

merupakan jawaban atas permasalahan dari hasil kajian yuridis sesuai

dengan judul penelitian dan saran yang berupa rekomendasi kepada

siapa instansi terkait yang dituju dan apa alasan, sehingga rekomendasi

itu dibuat.

Page 23: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku Literatur.

A. M. Bonger, 1981, Pengantar Tentang Kriminologi, PT. Pembangunan Ghalia

Indonesia, Jakarta;

A. Qirom Samsudin M dan Sumaryo E, 1985, Kejahatan Anak; Suatu Tinjauan

Dari Segi Psikologis Dan Hukum, Liberti, Yogyakarta;

A.S. Alam & Amir Ilyas, 2010, Penanggulangan Kejahatan, PT. Citra Aditya

Bakti, Bandung;

Andi Hamzah, 1994, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta;

Bahtiar Efendi, 1981, Sejarah Kepolisian Republik Indonesia, Penerbit UGM,

Yogyakarta;

Barda Nawawi Arief, 1998, Kebijakan Hukum Pidana, Diterbitkan Prenada Media

Group, Jakarta;

------------, 2011, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana: Perkembangan

Penyusunan Konsep KUHP Baru, Kencana Prenada, Jakarta;

------------, 2014, Kapita Selekta Hukum Pidana Tentang Sistem Peradilan Pidana

Terpadu, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang;

Harahap, M. Yahya, 2005, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP,

Sinar Grafika, Jakarta;

Lamintang, P.A.F. & Theo, 2013, Pembahasan KUHAP Menurut Ilmu

Pengetahuan Hukum Pidana dan Yurisprudensi, Sinar Grafika, Jakarta;

M. Karjadi, 1981, Kejahatan Pelanggaran Dan Kecelakaan, Politiea, Bogor;

Moeljatno, 2002, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta;

Parsudi Suparlan, 2016, Bunga Rampai Ilmu Kepolisian Indonesia, Yayasan

Pengembangan Ilmu Kepolisian, Jakarta;

Ramdlon Naning, 1982, Menggairahkan Kesadaran Hukum Masyarakat Dan

Disiplin Penegak Hukum Dalam Lalu Lintas, Bina Ilmu, Yogyakarta;

Page 24: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

Sarlito Wirawan Sarwono, 2003, Psikologi Remaja, PT. Remaja Grafindo Persada,

Jakarta;

Satjipto Rahardjo, 2008, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung;

Soedjono Dirdjosisworo, 1276, Penanggulangan Kejahatan (Crime Prevention),

Alumni, Bandung;

Soedjono, 1976, Penanggulangan Kejahatan, Alumni, Bandung;

Tim Penyusun, 2005, Almanak Kepolisian Republik Indonesia, Penerbit Karya

Jaya, Jakarta;

B. Peraturan Perundang-Undangan.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP);

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP);

Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

(Polri);

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

C. Tulisan Ilmiah dan Situs Internet.

http://alisarjunip.blogspot.com/2014/07/defenisi-penanggulangan.html. Diakses

tanggal 11 Nopember 2019 pukul 11.16 WIB;

http://krisnaptik.com/polri-4/hukum-kepolisian/hukum-kepolisian-2/.Diakses pada

tanggal 16 Februari 2020, Pukul 16.51 WIB.

https://kbbi.web.id/polisi. Diakses pada tanggal 16 Februari 2020, pukul 16.52

WIB.

https://kbbi.web.id/tanggulang. Diakses pada tanggal 16 Februari 2020 pada pukul

17.13 WIB.

https://www.google.com/search?q=pengertian+wilayah+hukum&ie=utf-

8&oe=utf-8&client=firefox-b. Diakses tanggal 11 Nopember 2019 pukul

12.17 WIB.

Naskah Akademik RUU LLAJ, Dengan kata kunci Sanksi Denda Undang-Undang

Lalu Lintas, www.google.com, http//www.dephub.go.id/No.

288/KKI/THIX/2009, diakses melalui situs internet pada tanggal 29

Oktober 2019 pukul 15.42 WIB.

Page 25: UPAYA PENANGGULANGAN PELANGGARAN LALU LINTAS DI …

Pengertian Penanggulangan” melalui http://kbbi.web.id. Diakses tanggal 11

Nopember 2019 pukul 11.02 WIB.

Ramly O. Sasambe, 2016, Kajian Terhadap Penyelesaian Pelanggaran Peraturan

Lalu Lintas Oleh Kepolisian, Jurnal Lex Crime Vol. V/No. 1/Jan/2016;

Setio Agus Samapto, 2009, Penyelesaian Perkara Pidana di Luar Pengadilan

Terhadap Dugaan Kejahatan Pasal 359 KUHP Dalam Perkara Lalu

Lintas, Jurnal STIMIK AMIKOM, Yogyakarta;

Wikipedia.https://www.google.com/search?q=pengertian+kepolisian+sektor+kota

&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b. Diakses pada tanggal 11

Nopember 2019 pukul 11.22 WIB.