Upload
vuhanh
View
228
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI
PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING) PADA MATA PELAJARAN FIQIH
(Penelitian Tindakan Kelas VIII Mts Yaspik Unwanul Khairiyyah, Depok)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
IKA FITRIA FATMAWATI
NIM: 109011000026
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAIIAN
PENGUJI SKRIPSI
Skripci berjudul 'Upeya Peningketen Hecil Bclejar tlirwa Melalui
Pendeketan ClfI- (Coatdual Teachiag ond Lcarning) pade meta
pelajann Fiqih' disusun oleh Ika Fitria Fatnawati, Nomor Induk
Mahasiswa 109011000026, diajuka-r kepada Fakultas Ilmu Ta6iyah dan
Keguruarq Univenitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta- Dan tehh
dinyafakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 19 Segember 2014
dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar
Sarjana Sl (S.Pd.l) dalam bidang Pendidikan Agama Islam
Jskarta, 19 S€flemfu zOru
Panitir Ujian Mumqeseh
Tanggal
Ketue Penitie (Ketre Jurusan)
q /-.,?-l
e.z-g - 2o tq
Mengetahui:Deka&
\ A^-1\)ilu%/
,/ka. Nurlana Rifa'i M,4- Ph.DNIP. 19591(D0 198603 2 00r
Dr. H. AMul Majid l$oq M.Ag et / o .
NrP. re580707 rer703l00s .//q L11tl
Sekrct rk (PAI)Marfiamah Saleh, t-c. MANIP. I97203t3 200801 2 010
Peryrji IAhmad Irfan Mufirt MANIP. l97,t03lt 200.3 l2t N2
PcagEji IIDrs Rusdi Jami[ MANIP. 196212331 199503r 00s
22 // o9t :-+ \4
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA I\{ELT\LUI
PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING) PADA 1\{ATA PEIJAJARAN FIQIII(Penelitian Tindakan Kelas VIII l{ts Yaspik Unrvalrul Khairir'5'ah, Dcpoli)
SkriPsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dau Kegrtruau
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikau
Oleh:
IKA FITRIA FATI\{AWATININI: 109011000026
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARTF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
Pembimbing:
a,OJJU-Dr. Fauzan. MA
NrP. 19761107 200701 I 013
LEMBAII. PENGESAHAN PEI\{BIMBING SKRIPSI
Skdpsi yang berjudul "Upaya Peningkatan Hasil Belajar Sisrva N{elalui
Pendekatan CTL (Contextual Teachitrg and Leoningi pada mata pelajaran
Fiqih (Penclitian Tindakan Kelas \/III I\{Ts Yaspikh Unrvauul Khairiyyah
Depok)" disusun oleh Ika Fitria Fatmarvati, NIM. 109011000026, Jut'usan
Per-rdidikan Agan.ra lslatn (PAI) Fakultas Iltlu Tarbiyah dan Keguruan tl.riversitas
Islam Negeri Syar if Hidayatullah Jakarla. Telah melalui bimbingan dan
dinyatakan sah sebagai karya ihniah yang berhak r'urtuk diujikan pada sidang
munaqasah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, September 2014
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
5o&\[,Dr. Fauzan. I\{A
NrP. 19761107 200701 1013
I,EMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang berlanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Prograrn Studi
Fakultas
Judul skripsi
Dosen Pernbimbing
NIP
: IKA FITRIA
: 109011000026
: Pendidikan Agama Islan.r
: Ihnu Tarbiyah dan Keguruan
: "Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui
Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)
pada mata pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas
VIII MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah Depok)"
: Dr, Fauzan. MA
: 19161107 200701 I 013
Dengan ini menyatakan bahwa:
Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, September 2014
Penulis,
Ika Fitria Fatnrawati
111
iv
ABSTRAK
“Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan CTL
(Contextual Teaching and Learning) pada mata pelajaran Fiqih (Penelitian
Tindakan Kelas VIII MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah Depok)”
Kata kunci: CTL, Hasil Belajar Fiqih
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Apakah penerapan
model pembelajaran contekstual teaching and learning pada materi Fiqih dapat
meningkatkan hasil belajar FIQIH siswa kelas VIII MTs Unwanul Khairiyyah
Depok? Penelitian ini dilaksanakan di MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah Depok.
dengan subyek penelitian siswa kelas VIII sebanyak 28 orang. Tujuan dari
penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK ini
dilaksanakan sebagai upaya mengatasi permasalahan yang muncul dalam kelas
yakni rendahnya hasil belajar siswa, kurang aktifnya siswa, kurang keterkaitan
antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Penelitian dilaksanakan
dalam empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan refleksi.
Keempat tahap tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang.
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini sebanyak empat kali pertemuan yang
terbagi kedalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran FIQIH dengan menggunakan Model CTL
dapat meningkatkan hasil belajar FIQIH siswa, dari data awal rata-rata hasil
belajar siswa hanya 51,61%. setelah tindakan posstest siklus I dengan nilai rata-
rata 63,21% dengan rata-rata ketuntasan mencapai 60,71%, dan setelah posstest
siklus II dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 75,71% dengan nilai
ketuntasan mencapai 82,14% siswa yg mencapai KKM. Aktivitas siswapun dalam
belajar termasuk kategori baik, dengan nilai rata-rata keaktivan siswa dari siklus I
64,06% meningkat pada siklus II menjadi 82,03%.
v
ABSTRACT
" Improving Student Results Through CTL approach in the subject of Fiqh
( Classroom Action Research VIII MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah Depok ) "
Keywords : CTL , Results Learning Fiqh
The problem of this study were: (1) Does the application of learning models
contekstual teaching and learning in the material can improve learning outcomes
Fiqh Fiqh eighth grade students of MTs Unwanul Khairiyyah Depok? This study
was conducted in MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah Depok. with eighth grade
students study subjects were 28 people. The purpose of this study is: (1) to
determine student learning outcomes through approaches Contextual Teaching
and Learning (CTL). The method used in this study is the method of action
research (PTK). is implemented in an attempt to overcome the problems that arise
in the lower class student learning outcomes, students are less active, less
connection between the subject matter to everyday life research was conducted in
four stages, namely planning, action, and reflection. The fourth stage of the cycle
that takes place repeatedly. Implementation of measures in this study were four
meetings were divided into two cycles, the first cycle and cycle II. research shows
that learning fiqh using CTL model can improve the learning outcomes of
students of jurisprudence, from the initial data on average only 51 student learning
outcomes , 61%. after action posstest first cycle with an average value of 63.21%
with an average of 60.71% completeness reach, and after the second cycle
posstest with an average value of student learning outcomes reached 75.71% with
a completeness value reaches 82.14 % of students who reach the KKM. in
learning activities including both categories, with an average value of activity of
the students from the first cycle increased 64.06% in the second cycle becomes
82.03%.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi
yang telah memberikan berbagai macam nikmat yang tidak terhingga terutama
nikmat Iman, Islam, dan serta sehat wal’afiat. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada putra Abdullah
dan buah hati Siti Aminah, pemimpin umat kita nabi besar Muhammad SAW dan
keluarganya, sahabat-sahabatnya serta para pengikutnya sampai akhir zaman.
Skripsi ini adalah bentuk dari setetes ilmu yang Allah berikan kepada
manusia, walaupun demikian tidak mudah untuk mendapatkannya. Penyusun
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan saran dari orang-orang di sekeliling
penulis. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Hj. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag dan Ibu Marhamah Saleh, Lc. MA
Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Fauzan, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang disela-sela
kesibukannya bersedia meluangkan waktunya membimbing dan
mengarahkan penulis.
4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis
selama di bangku perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu
berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
5. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman
literatur yang di butuhkan.
6. Kepala sekolah Bapak H. Lutfi, dan Bapak Marsudih selaku guru pengajar
Fiqih kelas VIII yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
vii
7. melakukan penelitian, staf TU serta siswa siswa kelas VIII Yaspikh
Unwanul Khairiyyah Depok yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan penelitian.
8. Teristimewa untuk Ayahanda H. Muhammad Nasir memberikam kasih
sayang, nasehat, semangat, do’a, dan terus mendukung penulis dalam
menyelesaikan skripsi. Semua ini saya persembahkan untuk Ayah dan ibu
Susilawati (Alm). I Always love you from the bottom of my heart.
9. Saudariku Kurniasih, alia chalifah, Siti Humairoh, Saidah, siti saadah atau
bapau, Zakiyah Rachmani, Siti Rohmah, linda Rusdiana dan Edah
Zubaedah yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi serta
keceriaan yang melimpah kepada penulis. Thank you for loving me.
10. Teman-teman PAI angkatan 2009 yang telah memberikan semangat dan
dukungan selama kuliah dan penyusunan skripsi ini, terkhusus teman-
teman kelas A PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mengisi
buku hati penulis dengan kenangan yang tiada pernah terhapus selama
mengikuti perkuliahan.
Terima kasih kepada pihak yang memberikan semangat, do’a, bahan-
bahan pemikiran dan dukungan yang tidak dapat disebutkan satu per satu, penulis
mohon maaf. Dengan penuh kesadaran penulis akui skripsi ini banyak
kekurangan, untuk itu penulis harapkan adanya teguran serta kritikan yang
konstuktif dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin.
Jakarta, September 2014
Ika Fitria Fatmawati
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................ iii
ABSTRAK ........................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ................................ 5
C. Pembatasan Fokus Penelitian ............................................... 5
D. Perumusan Masalah Penelitian ............................................ 6
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ................................ 6
BAB II KAJIAN TEORI, DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Kajian Teori ......................................................................... 7
1. Latar Belakang Filosofis dan Psikologis CTL ................... 7
2. Psikologi Kontekstual .........................................................7
3. Pengertian Pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning) ........................................................................ 8
4. Komponen-komponen Dalam Pembelajaran CTL ........... 12
5. Konsep Karakter Pendekatan CTL ................................. 14
6. Perbedaan Pendekatan CTL dengan Pendekatan
Konvensional......................................................................20
ix
7. Pembuatan Rencana Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
........................................................................................... 23
8. Hasil Belajar .................................................................... 26
9. Jenis-jenis Hasil Belajar .................................................. 39
10. Hubungan Pendekatan CTL dengan Hasil Belajar.......... 32
11. Pengertian Fiqih ............................................................. 32
12. Objek Bahasan Ilmu Fiqih ............................................. 35
13. Metode Pembelajaran Ilmu Fiqih ................................... 35
B. Hasil Penelitian Relevan ...................................................... 37
C. Hipotesis Tindakan ............................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 39
B. Metode Penelitian dan Rancangan siklus penelitian ............ 39
C. Subjek Penelitian .................................................................. 40
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ......................... 40
E. Tahap Intervensi Tindakan ................................................... 41
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ........................ 43
G. Data dan Sumber Data ......................................................... 43
H. Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 43
I. Tekhnik Pengumpulan Data ................................................... 45
J. Teknik Pemeriksaaan Keterpercayaan Studi ........................ 45
K. Analisis Data .......................................................................... 47
L. Pengembangan Rencana Tindakan ........................................ 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................... 51
1. Siklus 1 ........................................................................... 51
2. Siklus 2 ........................................................................... 61
B. Analisis Data ........................................................................ 68
C. Pembahasan ............................................................................ 70
x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 74
B. Saran ..................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Pendekatan CTL dengan pendekatan Konvensional 20
Tabel 3.1 Tekhnik Pengumpulan Data ...................................................... 45
Tabel 3.2 Indeks Reliabilitas ..................................................................... 46
Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran .................................................................... 46
Tabel 3.4 Lembar Observasi ..................................................................... 48
Tabel 3.5 Tingkat Hasil Belajar ................................................................ 49
Tabel 4.1 Hasil Catatan Lapangan siklus I ............................................... 54
Tabel 4.2 Hasil Observasi Guru siklus I ................................................... 56
Tabel 4.3 Hasil Observasi Siswa siklus I .................................................. 57
Tabel 4.4 Nilai Preetest Siklus I ................................................................58
Tabel 4.5 Nilai postest Siklus I ................................................................. 59
Tabel 4.6 Hasil Catatan Lapangan siklus II .............................................. 62
Tabel 4.7 Hasil Observasi Guru pada Siklus II ......................................... 64
Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa pada Siklus II ....................................... 65
Tabel 4.9 Nilai Pretest Siklus II ................................................................ 66
Tabel 4.10 Nilai Postest Siklus II ............................................................... 67
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pembuatan rencana pendekatan pembelajaran kontekstual ........... 23
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 39
Gambar 3.2 Tahapan Intervensi Tindakan ......................................................... 40
Gambar 3.3 Data dan Sumber Data ................................................................... 43
Gambar 4.1 Diagram Presentase Aktivitas siswa Pada Siklus I dan Siklus II ... 68
Gambar 4.2 Diagram Persentase Aktivitas Guru Pada Siklus I dan Siklus II ... 69
Gambar 4.3 Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus
II ..................................................................................................... 69
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
1. Silabus ...................................................................................................... 78
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................................79
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .......................................... 89
4. Soal Siklus I ............................................................................................. 99
5. Soal Siklus II .......................................................................................... 101
6. Kunci jawaban Siklus I........................................................................... 103
7. Kunci Jawaban Siklus II ........................................................................ 104
Lampiran B
1. Hasil Pretest Siklus I .................................................................................... 105
2. Hasil Postest Siklus I ................................................................................... 106
3. Hasil Pretest Siklus II .................................................................................. 107
4. Hasil postest Siklus II .................................................................................. 108
5. Lembar Observasi Guru Siklus I dan II ....................................................... 109
6. Lembar Observasi Siswa Siklus I dan II ...................................................... 110
Lampiran C
1. Hasil Perhitungan Anates ....................................................................... 111
2. Kisi-Kisi Intrumen Tes .......................................................................... 135
3. Panduan Wawancara Kepada Guru ....................................................... 145
4. Panduan Wawancara Kepada Siswa ...................................................... 146
5. Catatan Lapangan ................................................................................... 147
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan
manusia. Dunia pendidikanpun semakin dituntut untuk lebih memberikan
kontribusi yang nyata dalam upaya meningkatkan kemajuan bangsa.
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang merupakan
tempat pembelajaran untuk mengembangkan dan membina para siswa yang
berada di dalamnya. Pendekatan pada pembelajaran siswa di sekolah dapat di
lakukan secara langsung melalui interaksi guru dengan murid dalam
pembelajaran melalui strategi atau metode pembelajaran di sekolah. Selain di
sekolah juga secara tidak langsung dapat di lakukan melalui lingkungan
seperti tidak membuang sampah sembarangan, yang berisikan kalimat positif
yang memungkinkan siswa untuk dapat membacanya setiap waktu, secara
tidak langsung akan merasuk ke dalam alam bawah sadar sehingga
menimbulkan pengaruh yang positif pada tingkah lakunya.
Adanya sebuah pembelajaran tidak terlepas dari adanya seorang guru.
Saat ini, krisis waktu pembelajaran yang minim, di dalam pembelajaran murid
kurang mampu mengaktualisasikan dirinya dengan mengaitkan pada materi
yang telah diajarkan di sekolah pada kehidupan masing-masing. Untuk itu
guru berperan aktif dalam menyampaikan materi dengan dibantu oleh
pendekatan CTL yang sangat berkait dengan pelajaran, dengan adanya
pendekatan Contextual Teaching and Learning terutama dalam rangka
meminimalisir waktu proses pembelajaran, yang telah didapat dalam pelajaran
Fiqih tersebut.
Selain penerapan pembelajaran dalam metode dan pembinaan dengan
cara yang telah di paparkan, penerapan pembelajaran pada siswa dapat di
lakukan dengan memberdayakan pada hal-hal yang positif. Untuk membantu
itu semua, maka pembelajaran di sekolah memberikan pendekatan contextual
2
yang mana guru yang berperan dalam menyalurkan ilmu untuk siswa dengan
mengaitkan pada kehidupan sehari-hari siswa.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar1. Pembelajaran adalah proses
interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi
perubahan perilaku kearah yang lebih baik2. Pembelajaran merupakan suatu
sistem, yang terdiri atas komponen yang saling berhubungan satu dengan yang
lain. Komponen tersebut meliputi tujuan materi, metode, dan evaluasi.
Keempat komponen tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan
menentukan metode pembelajaran apa yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
Menurut Muhibin Syah, keberhasilan dari proses hasil belajar
dipengaruhi oleh tiga faktor, faktor yang pertama yaitu faktor dalam
(intern), yakni keadaan atau kondisi jasmani, yang kedua faktor dari
luar individu (ekstern), yakni kondisi lingkungan sekitar siswa, dan
yang ketiga faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa
yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran3.
Akan tetapi, jika mengingat kembali pada pembelajaran. kenyataan
yang banyak ditemukan di lapangan adalah, pembelajaran di Madrasah masih
jauh dari harapan. Dunia pembelajaran masih lekat dengan pola tradisional
sementara siswa hanya menerima informasi secara pasif, dengan
menempatkan guru sebagai sumber belajar yang utama. Dalam praktik belajar,
proses kegiatan belajar diukur hanya dengan tes dan belajar terjebak dalam
mengumpulkan informasi saja.
Proses belajar mengajar yang diungkapkan diatas sangat tidak
diharapkan. Dalam proses pembelajaran dikelas terutama Fiqih daya fikir
anak tidak berkembang secara pesat. Kemampuan-kemampuan untuk
1 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada 2011, hal.3 2 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya 2005,
hal.100 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya 200, hal.132
3
memahami pembelajaran hanya terjadi didalam kelas, keterampilan siswa
dikembangkan atas dasar latihan. siswa biasanya dituntut untuk menerima apa
yang dianggap penting oleh guru, dan menghafalnya tanpa berkontribusi
langsung. tanpa memikirkan apakah siswa mampu mempraktikan dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari atau tidak, sehingga siswa
masih banyak yang belum mengerti untuk mempraktikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Pembelajaran cenderung berorentasi pada buku dan tidak
dikaitkan dengan kehidupan nyata. Keberhasilan dalam pendidikan ini sering
hanya kali dinilai dari sejauh mana siswa itu mampu memproduksi bahan
pengetahuan yang diberikan.
Pada suatu observasi dan wawancara pada guru Fiqih di MTs Yaspikh
Unwanul Khairiyyah terdapat beberapa informasi yang menyebabkan
rendahnya hasil belajar. Pertama, metode mengajar guru bersifat teoritis dan
abstrak dan masih jauh dari konteks nyata. Hal ini terlihat ketika guru
menjelaskan materi Fiqih lebih menekan pada materi semata tanpa
menghubungkan konsep dengan kehidupan nyata siswa. Kedua, hasil belajar
siswa belum mencapai KKM yang ditentukan di sekolah yaitu 70 hal ini
terbukti dengan presentase kelulusan nilai siswa pada nilai ulangan mid
semester, yaitu 15 siswa atau 48,38% dimana angka tersebut termasuk
kedalam kategori kurang baik, sedangkan siswa yang nilainya kurang dari
KKM lebih banyak hingga mencapai 51,61% atau 16 orang siswa. Ketiga,
kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran
sehingga terdapat beberapa indikator yang kurang tercapai keberhasilan
belajarnya. Keempat, metode mengajar yang digunakan terbatas hanya pada
ceramah, pembelajaran dilakukan hanya didalam kelas tanpa pemberian
pengalaman langsung kepada siswa. Hal tersebut mengakibatkan penerimaan
informasi secara pasif yang diperoleh siswa dalam pembelajaran dan
bersumber pada penjelasan guru.4
Selain itu, berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap siswa,
juga didapat beberapa informasi yang menyebabkan rendahnya hasil belajar.
4 Wawancara, Bpk. Marsudi, S.Pd, Rabu 19 Januari 2014 09.20 WIB, Ruang Guru
4
Pertama, siswa jarang berperan aktif dalam pembelajaran sehingga tidak
muncul interaksi. Kedua, mereka lebih memilih untuk mengobrol dengan
teman sebangkunya dan bermain Hp. Ketiga, siswa tidak mendapatkan
pengalaman langsung dalam proses pembelajaran dan hanya fokus pada guru.
Keempat. Pembelajaran dikelas lebih menekan pada materi semata tanpa
menghubungkan materi dengan kehidupan nyata siswa. Kelima, pemahaman
siswa pada mengenai materi pelajaran berbeda dengan konsep sebenarnya,
dikarenakan pembelajaran belum bisa menghubungkan dengan pengalaman
siswa melalui interaksi langsung dengan objek atau alam sekitar.
Salah satu solusi yang alternatif dari permasalahan-permasalahan di
atas perlu diterapkan pembelajaran yang dapat mengaitkan antara materi
pembelajaran dengan dunia nyata dengan mengaitkan pembelajaran melalui
dunia nyata siswa dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan kehidupan sehari-hari mereka. Pembelajaran kontekstual
merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan
potensi anak secara menyeluruh dan dapat membangun keterkaitan antar
materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa.
Wina Sanjaya menjelaskan bahwa, “Contextual teaching and Learning
(CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang
dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka”.5
Penjelasan ini menunjukan bahwa pembelajaran kontekstual
merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang sangat berperan aktif,
produktif dan lebih bermakna dalam membantu proses belajar mengajar pada
tingkat MTs, mengingat bahwa pola pikir seusia mereka sudah ingin banyak
tahu lebih dalam tentang apa yang telah dijelaskan oleh gurunya.
Dan tugas guru di dalam kelas dengan memakai pendekatan
kontekstual guru dapat mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang
5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses pendidikan, (Jakarta:
Kencana 2008), cet.5, h.255
5
bermakna dan suasana menjadi kelihatan menarik dan tidak membosankan
karena dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka, sehingga konsep
pembelajaran menjadi nyata. Selain itu guru dapat menambah keterampilan
untuk berstrategi dan menjadikan sebuah tim untuk menemukan sesuatu yang
baru. Hal ini terlihat ketika siswa dan guru dapat bekerja bersama-sama, hal
ini disesuaikan pada konsep kontekstual. Bahwa kontekstual dapat membantu
guru mengaitkan antara materi dengan kehidupan nyata siswa, mendorong
siswa membuat hubungan baru antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
kehidupan sehari-hari dan mereka dapat membuat kerjasama yang baik.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai
obyek yang berbeda dari penelitian sebelumnya, penelitian dilakukan
mengenai “UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI
PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA
MATA PELAJARAN FIQIH”
B. Identifikasi Area dan fokus Penelitian
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain:
1. Kurangnnya keterkaitan antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-
hari
2. Proses pembelajaran Fiqih hanya menerapkan konsep tanpa
mengaplikasikan dengan pengalaman
3. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar
4. Hasil belajar siswa rendah
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Berdasarkan identifikasi di atas, penelitian ini akan dibatasi pada:
1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan CTL
(Contextual Teaching and Learning)
6
2. Siswa terlibat dalam pembelajaran adalah siswa kelas VIII semester genap
tahun ajaran 2013-2014 MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah Depok yang
berjumlah 28 siswa.
3. Hasil belajar siswa di lihat dari aspek kognitif saja, ranah kognitif yang
akan di ukur pada penelitian ini dari tingkat hafalan/mengingat (C1),
pemahaman (C2), penerapan (C3)
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan di atas maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai
berikut: “Apakah penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih ?
E. Kegunaan Hasil penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa
melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
1. Bagi sekolah, diharapkan menjadi masukan untuk guru-guru dalam
memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dalam proses belajar
mengajar.
2. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan wawasan baru dalam bidang
penelitian pendidikan dan pendekatan pembelajaran yang akan menjadi
bekal untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata seteah menyelesaikan
studinya.
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang diteliti
1. Latar belakang Filosofi dan Psikologi Kontekstual
a. Filosofi CTL
CTL banyak dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme yang
mulai digagas oleh Mark Baldwin dan selanjutnya dikembangkan oleh
Jean Piaget. Aliran filasafat konstruktivisme berangkat dari pemikiran
epistemologi Giambatista Vico.6 Piaget berpendapat, bahwa sejak kecil
seorang anak telah memiliki struktur kognitif yang disebut dengan
skema. Skema terbentuk karena pengalaman.7 Merujuk pada pendapat
yang dikemukakan oleh piaget mengenai struktur kognitif yang
terbentuk karena pengalaman, sebaiknya dibentuk melalui pengalaman
yang bermakna bagi anak yaitu dengan mengaitkan pelajaran dengan
kehidupan nyata. Dengan pendekatan kontekstual, para peserta didik
akan mampu menemukan makna dari setiap pengetahuan yang mereka
peroleh, karena pendekatan kontekstual mengarahkan siswa untuk
menemukan sendiri pengetahuannya bukan atas pemberitahuan dari
orang lain.
b. Psikologi Kontekstual
Dilihat dari pandangan psikologis, kontekstual berpijak pada
aliran psikologis kognitif. Menurut aliran ini proses belajar terjadi
karena pemahaman individu akan lingkungan. Belajar bukanlah
peristiwa mekanis seperti keterkaitan stimulus dan respons. Belajar
tidak sederhana itu. Belajar melibatkan proses mental yang tidak
tampak seperti emosi, minat, motivasi, dan kemampuan pengalaman.
6 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), cet .3, hal.111 7 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, ...
hal.111
8
Apa yang tampak pada dasarnya adalah wujud dari adanya dorongan
yang berkembang dalam diri seseorang.8
c. Pengertian Pendekatan kontestual
Istilah kontekstual menurut Jhonson, berasal dari kata kerja
latin “contexere” yang berarti “menjalin bersama”. Kata konteks
merujuk pada “keseluruhan situasi, latar belakang, atau lingkungan”.
Yang berhubungan dengan diri, yang terjalin bersamanya.9
Pembelajaran Kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru.
Penerapan pembelajaran Kontekstual dikelas Amerika pertama-tama
diusulkan oleh John Dewey. Pada tahun 1916, Dewey mengusulkan
suatu kurikulum dan metodologi pengajaran yang dikaitkan dengan
minat dan pengalaman siswa.10
Pendekatan pembelajaran kontekstual
telah lama dikemukakan oleh John Deway pada awal abad ke-20 di
USA. Menurutnya, pendekatan kontekstual mengasumsikan bahwa
secara natural pikiran mencari makna atau konteks sesuai situasi nyata
lingkungan seseorang, dan itu dapat terjadi melalui pemcarian
hubungan yang masuk akal dan bermanfaat. Johnson menambahkan
bahwa kontekstual, adalah “suatu pendekatan pendidikan yang
berbeda, melakukan lebih dari sekedar menuntut para siswa dalam
menggabungkan subjek-subjek akademik dengan kontek keadaan
mereka sendiri”11
artinya, dengan menggunakan pendekatan ini
diharapkan akan lebih membantu pemahaman siswa dalam memahami
materi pembelajaran. Sementara itu Hower Keneth, mendefinisikan
kontekstual adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya
proses belajar dimana siswa menggunakan pemahaman dan
kemampuan akademisnya dalam berbagai konteks dalam dan luar
8 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan, ...
hal.259 9 Eliane B. Johnson, Contextual Teaching and Learning, (Bandung: MLC, 2006), cet.2,
hal.83 10
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif; Konsep Landasan dan
Implementasinya pada kurikulum Tingkat satuan Pendidikan,(Jakarta: Kencana, 2010), cet. 3,
hal.105 11
Eliane B. Johnson, Contextual Teaching and Learning,... hal.66
9
sekolah untuk memecahkan masalah yang bersifat simulatif ataupun
nyata, baik sendiri ataupun bersama-sama.12
Lebih lanjut lagi, Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual
atau Contextual teaching and Learning (CTL) merupakan suatu
konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran
dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan
antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (US.
Departement of Education the National School to work Office yang
dikutip oleh Blanchard, 2001).13
Contextual teaching and Learning
(CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi
yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka.14
Menurut Syaiful Sagala mendefinisikan
pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari.15
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Melalui penerapan
proses kompetensi dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik akan
12
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), cet.1, hal.288 13
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif
Progresif; Konsep Landasan dan Implementasinya pada kurikulum Tingkat satuan Pendidikan, ...
hal.104-105 14
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses pendidikan,... cet.5,
h.255 15
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2005), hal.87-
88
10
merasakan pentingnya belajar dan mereka akan memperoleh makna
yang mendalam terhadap apa yang dipelajarinya. Pendapat serupa juga
dikemukakan oleh Masitoh dan Laksmi Dewi bahwa “pendekatan
kontekstual sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang memfasilitasi
kegiatan siswa untuk mencari, mengelola dan menemukan pengalaman
belajar yang lebih konkret melalui keterlibatan aktivitas belajar
mencoba melakukan dan mengalami sendiri”.16
Penjelasan tersebut menunjukan bahwa belajar melalui
pendekatan CTL merupakan salah satu faktor yang sangat positif untuk
diterapkan disekolah. Dilihat dari gaya belajar anak tingkat MTs
mampu mengaktualisasikan dirinya dan rasa ingin tahu lebih
mendalam atas materi apa yang kurang disampaikan karena minimnya
jam pelajaran. Sehingga CTL dapat membantu berperan aktif dalam
pembelajaran disekolah. Pembelajaran yang efektif sangat berperan
pada pendekatan CTL dapat mengembangkan potensi anak secara
menyeluruh dan membangun keterkaitan antara materi pelajaran yang
diajarkan dengan kehidupan nyata siswa, pendekatan ini memberikan
daya imajinasi untuk dapat mengembangkan berbagai potensi yang ada
dan guru dapat lebih kreatif untuk dapat mengembangkan berbagai
strategi dalam pembelajaran dan akan mencapai tujuan yang telah di
inginkan. Pada siswa MTs pembelajaran Fiqih lebih tertarik bersifat
konteks, artinya dimana siswa mampu mengaitkan antara materi
dengan situasi kehidupan dan alam sekitar misalnya seperti hal-hal
yang dapat dipraktikan langsung, macamnya pada salat sujud atau
sujud yang belum pernah ia terapkan dalam kehidupan. Sehingga
mereka dapat mengetahui semua itu.
Selanjutnya, tahap yang dilaksanakan oleh pendekatan CTL,
dilihat dari perkembangan kognitif siswa berkembang secara bertahap,
yaitu mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Atas dasar
kognitif siswa maka pembelajaran bisa lebih bermakna serta
memerhatikan urutan dan keterkaitan antara materi pelajaran yang
16
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), ... hal.222
11
akan dipelajari terhadap nilai-nilai agama yang perlu di
internalisasikan dalam diri peserta didik. Jadi pandangan mengenai
pendekatan kontekstual adalah belajar dengan cara mengkontruksi
makna melalui interaksi lingkungannya kemudian
menginterpretasikan. Dalam hal ini, lebih memberikan kesempatan dan
berperan aktif kepada siswa untuk lebih memilih, mempertimbangkan
dan menentukan nilai moral mana yang baik dan mana yang buruk
dan mana pula yang perlu dianutnya. Sementara itu guru lebih
berperan sebagai pembimbing dan fasilitator.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, semakin riil bahwa
pembelajaran di tingkat MTs lebih baik menggunakan pendekatan
CTL. Pendekatan pembelajaran ini dipilih karena berdasarkan asumsi
yang ada pada tingkat karakteristiknya. Bahwa pelajaran Fiqih adalah
kehidupan itu sendiri. Dan kehidupan yang berada dialam semesta ini
baik yang terkait lingkungan dan sebagainya. Pendekatan ini berguna
untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan
materi pelajaran yang diajarkan.
d. Komponen-komponen dalam Pembelajaran CTL
Kontekstual adalah sebuah sistem yang menyeluruh yang
terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan, jika bagian-
bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh yang
melebihi hasil yang diberikan bagian-bagiannya yang terpisah.17
Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama sebagaimana yang
telah diungkapkan oleh Trianto,
Yaitu: konstruktivisme (constructivism), inkuiri (inquiry),
bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community),
pemodelan (modeling), refleksi (reflection), penilaian sebenarnya
(authentic assesment).18
1. konstruktivisme (constructivism)
17
Eliane, B. Johnson, Contextual Teaching and Learning,... cet k-2, hal.65
18
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif; Konsep Landasan dan
Implementasinya pada kurikulum Tingkat satuan Pendidikan, ... cet.3, h.114
12
pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah
yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkostruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
2. Menemukan (inquiry)
Pengetahuan dari keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil
mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan
sendiri.
3. Bertanya (questioning)
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk
mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.
Bagi siswa bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan
pembelajaran yang berbasis inquiri, yaitu menggali informasi,
mengonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan
perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
4. Masyarakat belajar (learning community)
konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh
dari sharing antara teman. Antar kelompok, dan antara yang tahu ke
yang belum tahu.
5. Pemodelan (modeling)
model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang siswa bisa
ditunjuk untuk memberi contoh temannya cara melafalkan suatu kata.
Contoh itu, disebut sebagai model.
6. Refleksi (reflection)
Refleksi adalah cara berfikir tantang apa yang baru dipelajari atau
berfikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa
lalu.
7. penilaian sebenarnya (authentic assesment)
Assesment dalam proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.19
Selanjutnya menurut Wina Sanjaya CTL sebagai suatu
pendekatan pembelajaran memiliki tujuh asas. Yaitu:
1) konstruktivisme
konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan
pengalaman.
19
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), cet.1, h.171-177
13
2) Inquiry
Inquiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan
penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan
bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari
proses menemukan sendiri.
3) Bertanya
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap
individu. Sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan
seseorang dalam berpikir.
4) Masyarakat belajar
Kerjasama saling memberi dan menerima sangat dibutuhkan untuk
memecahkan suatu persoalan. Konsep masyarakat belajar dalam CTL
menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama
dengan orang lain. Kerja sama itu dapat dilakukan dalam berbagai
bentuk baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam
lingkungan yang terjadi secaa alamiah.
5) Pemodelan
Asas modeling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan
sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
6) Refleksi
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari
yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian
atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.
7) penilaian nyata
penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk
mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang
dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah
siswa benar-benar belajar atau tidak. Apakah pengalaman belajar siswa
memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik
intelektual maupun mental siswa.
Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan
proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya
diarahkan kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar.20
20
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan,... cet
k.5, hal.264-269
14
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dijelaskan bahwa
pembelajaran. dapat dilihat, terciptanya suasana belajar yang dapat
memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat berfikir lebih
kreatif lagi. Dapat menumbuhkan semangat siswa, tidak akan begitu
saja menerima pengetahuan yang berasal dari guru kemudian
memahami sendiri. Akan tetapi adalah bagaimana siswa dapat
memecahkan dan mengembangkan pola fikir untuk dikaitkan dengan
pengetahuan yang didapat dari lingkungan sekitarnya kemudian
membangun pengetahuan menurut pemikirannya sendiri.
e. Konsep Karakter Pendekatan CTL
Proses pembelajaran kontekstual yang diterapkan disekolah
sangat menekan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya
dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya kedalam kehidupan mereka.
Menurut Wina Sanjaya terdapat tiga konsep yang harus
dipahami dalam kontekstual yaitu:
Pertama, kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan
siswa secara penuh untuk menemukan materi, artinya proses belajar
diorentasikan kepada proses secara langsung. Proses belajar dalam
konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima
pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi
pelajaran.
Kedua, kontekstual mendorong agar siswa dapat menemukan
hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan
nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara
pengalaman disekolah dengan kehidupan nyata.
Ketiga, kontekstal mendorong untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan, artinya kontektual bukan hanya mengharapkan siswa
dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana
materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan
sehari-harinya.21
21
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, ...
hal.109-110
15
Sehubungan dengan hal itu, terdapat beberapa karakteristik
dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan
kontekstual.
1) Pengaktifan pengetahuan sudah ada (activating knowledge).
2) Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge).
3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge).
4) Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman (appliying
knowledge).
5) Dan melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi
pengembangan pengetahuan tersebut.22
Sementara itu menurut Wina Sanjaya, terdapat lima
karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan
pendekatan CTL.
1) Dalam CTL pembelajaran merupakan prose pengaktifan
pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge), artinya apa
yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah
dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang diperoleh siswa
adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama
lain.
2) Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka
memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring
knowledge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif,
artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara
keseluruhan, kemudian memerhatikan detailnya.
3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya
pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tapi untuk
dipahamidan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan
dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan
berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuanitu
dikembangkan.
4) Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman tersebut (appliying
knowledge) artinya pengetahuan dan pengalaman siswa yang
diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa,
sehingga tampak perubahan perilaku siswa.
22
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep Landasan dan
Implementasinya pada kurikulum Tingkat satuan Pendidikan, ... cet.3, hal.110
16
5) Melakukan reefleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi
pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan
balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.23
Hal yang sama diungkapkan oleh John A. Zahorik, mencatat
lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktik pembelajaran
kontekstual. Lima elemen yang dimaksudsebagi berikut:
1) Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge).
2) Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge) dengan cara
mempelajari keseluruhan dulu, kemudian memerhatikan detailnya.
3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) yaitu dengan
cara menyusun konsep sementara, melakukan sharing kepada
orang lain agar mendapat tanggapan, dan ats dasar tanggapan itu
konsep tersebut direvisi dan dikembangkan.
4) Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman tersebut (appliying
knowledge)
5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi
pengembangan pengetahuan tersebut.24
Selanjutnya, Karakteristik dari pembelajaran kontekstual
sebagaimana dikemukakan oleh Clifford dan Wilson (2000) adalah
sebagi berikut:
1) Emphasizes problem solving (menekankan pada pemecahan
masalah).
2) Recognizes that teaching and learning need to occur in multiple
contexs (mengakui perlunya kegiatan mengajar terjadi dalam
berbagai kontek).
3) Assists students in learning how to monitor their learning so that
they can become self regulated learners (membantu peserta didik
dalam belajar tentang bagaimana cara memonitor belajarnya
sehingga mereka dapat menjadi peserta didik mandiri yang
teratur).
23
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, ... ,
hal.110 24
Mansur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta,
Bumi Aksara, 2009), cet.6, hal.52
17
4) Anchors teaching in the diverse life context of student (mengaitkan
pengajaran dengan konteks kehidupan peserta didik yang
beraneka ragam).
5) Encourages students to learn from each other (mendorong para
peserta didik untuk saling belajar satu sama lainnya).
6) Employs aunthentic assessment (menggunakan penilaian
autentik).25
Menurut Lif Khoiru, Karakteristik pembelajaran kontekstual
bisa dipraktikan di dalam kelas, karena karekteristik pembelajaran
kontekstual sangat bermanfaat bagi peserta didik sebab bisa
meningkatkan etos belajar siswa, karekteristik pembelajaran
kontekstual ini meliputi:
1) Kerjasama.
2) Saling menunjang.
3) Menyenangkan, tidak membosankan.
4) Belajar dan bergairah.
5) Pembelajaran terintegrasi.
6) Menggunakan berbagai sumber.
7) Siswa aktif.
8) Berbagi dengan teman.
9) Siswa kritis guru kreatif.
10) Dinding dan lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta, gambar,
artikel, humor dan lain-lain.
11) Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya
siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa dan lain-lain.26
Dari asumsi dan latar belakang yang mendasarinya, maka
terdapat beberapa hal yang harus dipahami tentang belajar dalam
konteks CTL.
1) Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses mengkonstrusi
pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki. Oleh
25
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma Pengembangan
Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran, (Jakarta, Raja Grafindo
Persada 2009), h.262 26
Lif khoiru, dkk , Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakarta, Prestasi Pustaka,
2011), cet.1 h,87-88
18
karena itulah, semakin banyak pengalaman maka akan semakin
banyak pula pengetahuan yang mereka peroleh.
2) Belajar bukan sekedar mengumpulkan fakta yang lepas-lepas.
Pengetahuan itu pada dasarnya merupakan organisasi dari semua
yang dialami, sehingga dengan pengetahuan yang dimiliki akan
berpengaruh terhadap pola-pola perilaku manusia, seperti pola
berpikir, pola bertindak, kemampuan memecahkan persoalan
termasuk penampilan atau performance seseorang. Semakin
pengetahuan seseorang luas dan mendalam, maka akan semakin
efektif dalam berfikir.
3) Belajar adalah proses pemecahan masalah, sebab dengan
memecahkan masalah anak akan berkembang secara utuh yang
bukan hanya perkembangan intelektual akan tetapi juga mental dan
emosi. belajar secara kontekstual adalah belajar bagaimana anak
menghadapi setiap persoalan.
4) Belajar adalah proses pengealaman sendiri yang berkembang
secara bertahap dari yang sederhana menuju yang kompleks. Oleh
karena itu belajar tidak dapat sekaligus, akan tetapi sesuai dengan
irama kemampuan siswa.
5) Belajar pada hakikatnya adalah menangkap pengetahuan dari
kenyataan. Oleh karena itu, pengetahuan yang diperoleh adalah
pengetahuan yang memiliki makna untuk kehidupan anak (Real
Word Learning).27
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kontekstual dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang sangat erat kaitannya. Faktor-faktor tersebut
bisa datang dari dalam diri peserta didik (internal), dan dari luar
dirinya atau dari lingkungan di sekitarnya (eksternal). Sehubungan
dengan hal itu, Zahorik (1995) mengungkapkan lima elemen yang
harus diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual, sebagai berikut.
1) Pembelajaran harus memerhatikan pengetahuan yang sudah
dimiliki oleh peserta didik.
2) Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian-
bagiannya secara khusus (dari umum ke khusus).
3) Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, dengan cara:
a) Menyusun konsep sementara
27
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi ... ,
hal.114
19
b) Melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan
dari orang lain.
c) Merevisi dan mengembangkan konsep.
4) Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktikan secara
langsung apa-apa yang dipelajari.
5) Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan
mengembangkan pengetahuan yang dipelajari.28
Berdasarkan pernyataan diatas, bahwa pendekatan kontekstual
harus memakai beberapa karakter dan faktor-faktor, baik faktor
internal maupun eksternal yakni dalam diri siswa maupun dari luar
yang ada dilingkungan sekitar agar proses pembelajaran dapat lebih
berjalan bersama-sama. Karena siswa merasa senang telah mengalami
belajar dengan pengetahuan yang mereka dapati sendiri. Sehingga
berpengaruh pada hasil belajar yang lebih baik.
f. Perbedaan Pendekatan CTL dengan Pendekatan Konvensional
Pembelajaran Fiqih berbasis kontekstual akan dapat
mengantarkan peserta didik agar dapat lebih menarik dan bermakna
bagi peserta didik jika melibatkan lingkungan sekitar dengan memakai
pendekatan kontekstual, pendekatan kontekstual memiliki beberapa
perbedaan dibandingkan dengan pendekatan tradisional. Menurut
Yatim Riyanto
Tabel 2.1
Perbedaan Pendekatan CTL dengan pendekatan Konvensional
No
Pendekatan CTL
Pendekatan Tradisional
1 Siswa secara aktif terlibat dalam
prose pembelajaran.
Siswa adalah penerima
informasi secara pasif.
2 Siswa belajar dari teman melalui
kerja kelompok diskusi, saling
mengoreksi.
Siswa belajar secara
individual.
28
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung,
Remaja Rosdakarya, 2006), hal.138
20
3 Pembelajaran dikaitkan dengan
kehidupan nyata dan masalah
yang disimulasikan.
Pembelajaran sangat abstrak
dan teoritis.
4 Perilaku dibangun atas kesadaran
sendiri .
Perilaku dibangun atas
kebiasaan.
5 Keterampilan dikembangkan atas
dasar pemahaman.
Keterampilan dikembangkan
atas dasar latihan.
6 Hadiah untuk perilaku baik
adalah kepuasaan diri.
Hadiah untuk perilaku baik
adalah tujuan dan atau nilai
(angka) rapor.
7 Seseorang tidak melakukan yang
jelek karena dia sadar hal itu
keliru dan merugikan.
Seseorang tidak melakukan
yang jelek karen adia takut
hukuman.
8 Bahasa diajarkan dengan
pendekatan komunikatif, yakni
siswa diajak menggunakan
bahasa dalam konteks nyata.
Bahasa diajarkan dengan
pendekatan struktura, rumus
diterangkan sampai paham
kemudian dilatihkan.
9 Pemahaman rumus di
kembangkan atas dasar skemata
yang sudah ada dalam diri siswa.
Rumus itu ada diluar diri
siswa, yang harus
diterangkan, diterima,
dihafalkan, dan dilatihkan.
10 Pemahaman rumus itu berbeda
antara siswa yang satu dengan
siswa yang lainnya (on going
process develovment)
Rumus adalah kebenaran
absolut(sama untuk semua
orang). Hanya ada dua
kemungkinan yaitu
pemahaman rumus yang
salah atau pemahaman rumus
yang benar.
11 Siswa menggunakan kemampuan
berfikir kritis, terlibat penuh
dalam mengupayakan terjadinya
proses pembelajaran yang
efektifdan membawa semata
masing-masing ke dalam proses
pembelajaran.
Siswa secara pasif menerima
rumus atau kaidah
(membaca, mendengar,
mencatat, menghafal) tanpa
memberikan kontribusi ide
dalam proses pembelajaran.
12 Pengetahuan yang dimiliki
manusia dikembangkan oleh
manusia itu sendiri. Manusia
menciptakan atau membangun
pengetahuan dengan cara
Pengetahuan adalah
penangkapan terhadap
serangkaian fakta, konsep,
atau hukum yang berada
diluar diri manusia.
21
memberi arti dan memahami
pengalamannya.
13 Karena pengetahuan itu
dikembangkan (di konstruksi)
oleh amnusia itu sendiri,
sementara manusia selalu
mengalami peristiwa baru, maka
pengetahuan itu tidak pernah
stabil, selalu berkembang
(tentative incomplete).
Kebenaran bersifat absolut
dan pengetahuan beresifat
final.
14 Siswa diminta bertanggung
jawab memonitor dan
mengembangkan pembelajaran
mereka masing-masing.
Guru adalah penentu
jalannya proses
pembelajaran.
15 Penghargaan terhadap
pengalaman siswa sangat
diutamakan.
Pembelajaran tidak
memerhatikan pengalaman
siswa
16 Hasil belajar diukur dengan
berbagai cara proses bekerja
hasil karya, penampilan rekaman
tes dan lain-lain.
Hasil belajar diukur hanya
dengan tes.
17 Pembelajaran terjadi di berbagai
tempat, konteks dan seting.
Pembelajaran hanya terjadi
dalam kelas.
18 Penyesalan adalah hukuman dari
perilaku jelek.
Sangsi adalah hukuman dari
perilaku jelek.
19 Perilaku baik berdasarkan
motivasi intrinsik.
Perilaku baik berdasar dari
motivasi ekstrinsik.
20 Seseorang berperilaku baik
karena dia yakin itulah yang
terbaik dan bermanfaat.
Seseorang berperilaku baik
karena dia terbiasa
melakukan begitu. Kebiasaan
ini dibangun dengan
menyenangkan.29
Sedangkan menurut Wina Sanjaya Perbedaan Pembelajaran
CTL dengan pembelajaran Konvensional adalah sebagai berikut:
1) CTL menempatkan iswa sebagai subjek belajar, artinya iswa
berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara
29
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, ... , cet.1, h.167-170
22
menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran. Konvensional
siswa ditempatkan sebagi objek belajar yang berperan sebagai
penerima informasi secara pasif.
2) Dalam pembelajaran CTL siswa belajar melalui kegiatan
kelompok, seperti kerja kelompok, berdiskusi saling menerima,
dan memberi. Sedangkan, dalam pembelajaran konvensional siswa
lebih banyak belajar secara individual dengan menerima, mencatat
dan menghafal materi pelajaran.
3) Dalam CTL pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara
riil, sedangkan dalam pembelajaran konvensional pembelajaran
bersifat teoritis dan abstrak.
4) Dalam CTL kemampuan didasarkan atas pengalaman, sedangkan
dalam pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui
latihan-latihan.
5) Tujuan akhir dari proses pembelajaran melaui CTL adalah
kepuasaan diri, sedangkan dalam pembelajaran konvensional
tujuan akhir adalah nilai atau angka.
6) Oleh karena itu tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek
perkembangan siswa, maka dalam CTL keberhasilan
pembelajaaran diukur dengan berbagai cara misalnya evaluasi
proses, hasil karya siswa, penampilan, rekaman, observasi,
wawancara, dan lain sebagainya, sedangkan konvensional,
keberhasilan pembelajaran biasanya hany diukur dari tes.30
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kontekstual dapat membawa tanggapan positif
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal yang menjadi
kelebihan pembelajaran ini diantaranya:
1) Menyadarkan pada pemahaman makna.
2) Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa.
3) Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
4) Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata atau masalah yang
disimulasikan.
5) Selalu mengaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa.
6) Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang (inter disipliner).
30
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,... ,
hal.115-116
23
7) Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan,
menggali, berdiskusi, berfikir kritis, atau mengerjakan proyek dan
pemecahan masalah (melalui kerja kelompok).
Sedangkan pembelajaran konvensional, antara lain:
1) Menyandarkan pada hafalan belaka.
2) Pemilihan informasi lebih banyak ditentukan oleh guru.
3) Siswa secara pasif menerima informasi.
4) Pembelajara sangat abstrak dan teoritis, tidak bersandar pada
realitas kehidupan.
5) Memberikan hanya tumpukan beragam informasi kepada siswa.
6) Cenderung terfokus pada ssatu bidang.
7) Waktu belajar siswa sebagian besar dipergunakan untuk
mengerjakan buku tugas, mendengarkan ceramah, dan mengisi
latihan.
8) Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk
tes/ujian/ulangan.31
g. Pembuatan rencana pendekatan pembelajaran kontekstual
Penyusunan perencanaan pembelajaran kontekstual perlu
diawali beberapa langkah dengan menggunakan komponen-komponen
kontekstual. Adapun langkah-langkah dalam kontekstual diantaranya
adalah:
Gambar 2.1
Pembuatan rencana pendekatan pembelajaran kontekstual
31
Lif khoiru, dkk , Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, ... cet.1, h.81-83
1.konstruktivisme
Menyusun pengetahuan
baru
2. inkuiri
Pencarian dan
penemuan melalui
proses berfikir secara
sistematis
24
Gambar prosedur perencanaan pembelajaran kontekstual
Berdasarkan gambar diatas diharapkan dapat menjadi alat bagi
peserta didik untuk dipelajari pada situasi alam sekitar.
Sebelum proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan kontekstual sebagaimana diketahui, guru harus membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP disusun untuk harian
setiap siklusnya. Secara tekhnis rencana pembelajaran minimal
mencakup komponen-komponen berikut:
1) Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian
hasil belajar
2) Tujuan pembelajaran
3) Materi pembelajaran
4) Pendekatan dan metode pembelajaran
5) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
6) Alat dan sumber belajar
7) Evaluasi pembelajaran32
32
Mansur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual , ... cet.6,
hal.53
3. bertanya
Refleksi sebagai
keingin tahuan setiap
individu
4. masyarakat belajar
Kerjasama saling
memecahkan persoalan
5. Pemodelan
Memperagakan
sesuatu
6. refleksi
Mengingat kembali
apa yang telah
dipelajari
7. penilaian nyata
Menilai pengetahuan
dan keterampilan
25
Adapun kegiatan dari RPP kontekstual adalah:
1) Pendahuluan
a) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat
dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang
akan dipelajari
b) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL
(1) Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok sesuai dengan
jumlah siswa
(2) Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi
(3) Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat
berbagai hal yang ditemukan
c) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus
dikerjakan oleh setiap siswa
2) Inti
a) Dilapangan
(1) Siswa melakukan observasi sesuai dengan pembagian
kelompok
(2) Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan dipasar
sesuai dengan alat observasi yang telah mereka temukan
sebelumnya
b) Didalam kelas
(1) Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan
kelompoknya masing-masing
(2) Siswa melaporkan hasil diskusi
(3) Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan oleh kelompok lain
c) Penutup
(1) Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi
sekitar masalah sesuai dengan indikator hasil belajar yang
harus dicapai
(2) Guru menegaskan siswa untuk membuat karangan tentang
pengalaman belajar mereka.33
Disini dapat ditarik kesimpulan, bahwa pembelajaran melalui
pendekatan kontekstual menciptakan ruang kelas yang menjadi aktif
bukan menjadi pasif. Karena pembelajaran banyak dilakukan oleh
33
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, ...
cet.3, h.125
26
siswa ketimbang dengan guru, dan pada akhirnya akan mempengaruhi
hasil belajar siswa.
2. Hasil-hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
1. Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)
menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas
atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.34
Belajar adalah semata-mata mengumpukan atau menghafalkan fakta-
fakta yang tersaji dalam bentuk inforrmasi materi pelajaran.35
Belajar
adalah merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan.36
Belajar adalah proses berfikir menekankan pada proses
mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu
dengan lingkungan.37
Belajar pada dasarnya adalah suatu proses
aktifitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya
sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif
baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun
psikomotor.38
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or
strengthening of behavior through experiencing) menurut pengertian
ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih
34
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta, Pustaka Belajar), hal.44 35
Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2005), cet.4, hal.63 36
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta,
Prenada Media Group, 2008), cet.3, hal.206 37
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan, ... ,
cet.5, hal.105 38
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan KTSP,
(Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008), cet.1, hal.229
27
luas dari itu, yakni mengalami.39
Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.40
Jadi, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.41
Hasil
belajar merefleksikan keleluasaan, kedalaman, dan kerumitan yang
digambarkan secara jelas dan dapat diukur dengan tekhnik-tekhnik
penilaian tertentu.42
Hasil belajar adalah suatu perubahan pengetahuan
dan tingkah laku yang diperoleh melalui kegiatan belajar, dengan
demikian hasil belajar tidak akan diperoleh tanpa melakukan proses
pembelajaran. Sedangkan menurut Djamroh hasil belajar adalah apa
yang diperoleh oleh siswa setelah dilakukan aktivitas belajar.43
Sementara itu, Nana Sudjana mengatakan “hasil belajar ialah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya.44
Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil
latihan, melainkan perubahan kelakuan.45
Sementara itu, menurut
Ngalim Purwanto, “hasil belajar adalah hasil-hasil pelajaran yang
diberikan oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu tertentu.46
Sedangkan menurut Gagne, hasil belajar adalah terbentuknya konsep,
yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada dilingkungan,
yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi
stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di
antara kategori-kategori.47
39
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta, Bumi Aksara), hal.27 40
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, ...
cet.3, hal.3 41
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung, Remaja
Rosdakarya, 2006), cet.10, hal.22 42
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Membangun Watak Bangsa, ... ,
hal.239 43
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta, Rineka Cipta, 2002),
cet.2, hal.10 44
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ... , cet.14, hal.22 45
Oemar Hamalik, Kurikulum dan pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), cet.1,
hal. 36 46
Ngalim Purwanto, Prinsip dan Tekhnik Evaluasi Pengajaran, (Bandung, Remaja
Rosdakarya, 2008), cet.14, hal.33 47
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, ... , hal.42
28
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan
perilaku bagi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran
mencakup tiga hal: pretest, proses, dan posttest. Ketiga hal tersebut
dijelaskan berikut ini.
a) Pre test (tes awal)
Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan
pretest. Pretest ini memiliki banyak kegunaan dalam menjajagi
proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu
pretest memegang peeranan yang cukup penting dalam proses
pembelajaran.
b) Proses
Proses disini dimaksudkan sebagai kegiatan dari pelaksanaan
proses pembelajaran, yakni bagaimana tujuan-tujuan belajar
direalisasikan melalui modul.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi
hasil. Dari segi proses pembelajaran dikatakan dan berkualitas
apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75%
peserta didik terlihat secara aktif, baik fisik, mental maupun, sosial
dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil proses
pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku
yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-
tidaknya sebagian besar 75%. Lebih lanjut proses pembelajaran
dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata
menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai
dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan.
c) Post test
Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post
test. Post test meiliki banyak pengetahuan terutama dalam melihat
keberhasilan pembelajaran.48
Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan suatu pencapaian untuk mengukur seberapa jauh
belajar yang siswa peroleh setelah melalui serangkaian proses belajar
mengajar yang bertujuan untuk mengukur suatu hasil pada pencapaian
tujuan indikator pembelajaran yang telah ditentukan.
48
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan
Implementasi,... , hal.100-102
29
b. Jenis-jenis hasil belajar
Howard kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni
keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan
cita-cita.49
Gagne juga membuat semacam sistematika jenis belajar.
Menurutnya sistematika tersebut mengelompokan hasil-hasil belajar
yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu kategori. Kelima hal
tersebut adalah sebagai berikut.
a) Keterampilan intelektual, kemampuan seseorang untuk berinteraksi
dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol huruf, angka,
kata atau gambar.
b) Informasi verbal, seseorang belajar menyatakan atau menceritakan
suatu fakta atau suatu peristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk
dengan cara menggambar.
c) Strategi kognitif, kemampuan seseorang untuk mengatur proses
belajarnya sendiri, mengingat dan berfikir.
d) Keterampilan motorik, seseorang belajar melakukan gerakan secara
teratur dalam urutan tertentu.
e) Sikap, keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk
melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak.50
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan suatu pendalaman belajar yang digambarkan secara jelas
yang telah diperoleh siswa dan dapat diukur dari beberapa aspek
tertentu. Yaitu adanya pengetahuan, pengalaman, dan perubahan sikap
menuju arah yang lebih baik dengan adanya proses kegiatan belajar.
Sementara itu, Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa hasil
belajar akan tampak dalam:
a) Kebiasaan; seperti : peserta didik belajar bahasa berkali-kali
menghindari kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang
keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan bahasa
secara baik dan benar.
b) Keterampilan; seperti : menulis dan berolah raga yang meskipun
sifatnya motorik, keterampilan-keterampilan itu memerlukan
koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi.
49
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ... , hal.22 50
Eveline Siregar dan Hertini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor, Ghalia
Indonesia, 2010), cet.1, hal.8
30
c) Pengamatan; yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi
arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera secara obyektif
sehingga peserta didik mampu mencapai pengertian yang benar.
d) Berfikir asosiatif; yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan
sesuatu dengan lainnya dengan menggunakan daya ingat.
e) Berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip dan
dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis seperti
“bagaimana” (how) dan “mengapa” (why).
f) Sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi
dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu
sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan.
g) Inhibisi. menghindari hal yang mubazir.
h) Apresiasi, menghargai karya-karya bermutu.
i) Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan
takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan
sebagainya.51
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan,
baik tujuan kurikuler, maupun tujuan instruksional, menggunakan
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif,
dan ranah psikomotor. “Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar
intelektual”52
perilaku yang merupakan proses berfikir atau perilaku
yang termasuk hasil kerja otak. beberapa kemampuan kognitif tersebut
antara lain sebagai berikut:
a) Pengetahuan, tentang suatu materi yang telah dipelajari.
b) Pemahaman, memahami makna materi.
c) Aplikasi atau penerapan penggunaan materi atau aturan teoritis
yang prinsip.
d) Analisa, sebuah proses analisis teoritis dengan menggunakan
kemampuan akal.
e) Sintesa, kemampuan memadukan konsep, sehingga menemukan
konsep baru.
f) Evaluasi, kemampuan melakukan evaluatif atas penguasaan materi
pengetahuan.53
51
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/hakikat-belajar/
52
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ... , hal.22 53
Eveline Siregar dan Hertini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, ... , hal.8-9
31
Kawasan afektif menurut krathwohl, Bloom dan Masia (1964),
meliputi tujuan belajar yang berkenaan dengan minat, sikap dan nilai
serta pengembangan penghargaan dan penyesuaian diri. Kawasan ini
dibagi dalam lima jenjang tujuan, taitu sebagai berikut.
a) Penerimaan (receiving) meliputi kesadaran akan adanya suatu
sistem nilai, ingin menerima nilai, dan memperhatikan nilai
tersebut, misalnya siswa menerima sikap jujur sebagai sesuatu
yang diperlukan.
b) Pemberian respons (responding) meliputi sikap ingin merespons
terhadap sistem, puas dalam memberi respons.
c) Pemberian nilai atau penghargaan (valuing) penilaian meliputi
penerimaan terhadap suatu sistem nilai, memilih sistem nilai yang
disukai dan memberikan komitmen untuk menggunakan sistem
nilai tertentu.
d) Pengorganisasian, (organization) meliputi memilah dan
menghimpun sistem nnilai yang akan digunakan.
e) Karakterisasi (characterization) karakteristik meliputi perilaku
secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai yang telah
diorganisasikan.54
Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotor yakni:
a) Gerakan refleks
b) Keterampilan gerakan dasar
c) Kemampuan perseptual
d) Keharmonisan atau ketepatan
e) Gerakan keterampilan kompleks
f) Gerakan ekspresif dan interpretatif55
Dari berbagai penjelasan di atas dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa hasil belajar bukan hanya diukur dari hasil kognitif
saja, akan tetapi membawa ke aspek yang lain pula diantaranya aspek
afektif yang mana aspek ini melihatkan perubahan sikap dan nilai, dan
juga membawa kepada aspek psikomotor berkaitan pada keterampilan
dan kemampuan baik secara bertingkah laku, fisik dan psikologis.
54
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ... , hal.22 55
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ... , hal.23
32
c. Hubungan Pendekatan CTL dengan Hasil Belajar
Salah satu belajar mengajar yang menekankan berbagai kegiatan
dan tindakan adalah menggunakan pendekatan tertentu dalam belajar
mengajar karena pendekatan dalam belajar mengajar pada hakikatnya
merupakan suatu upaya dalam mengembangkan keaktifan belajar yang
dilakukan oleh peserta didik dan guru.
Terdapat kecenderungan dalam dunia pendidikan dewasa ini untuk
kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika
lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika
anak “mengalami” sendiri apa yang dialaminya, bukan “mengetahuinya”.
Pembelajaran yang berorentasi target penguasaan materi terbbukti berhasil
dari kompetensi “mengingat” jangka pendek, tetapi gagal dalam
membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang,
pendekatan CTL adalah suatu pendekatan pengajaran yang
karakteristiknya memenuhi harapan itu. Kuatnya arus globalisasi yang
terus menerus terjadi menyebabkan nilai-nilai yang menjadi pondasi
pertahanan peserta didik akan runtuh. Dengan penanaman pendidikan nilai
dimaksudkan akan menambah ruh bagi peserta didik untuk menghadirkan
kepekaan terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar dan memberi
arahan untuk bisa berkontribusi terhadap lingkungan.
B. Pembelajaran Fiqih
a. Pengertian Fiqih
Pengertian Fiqih secara bahasa berarti paham yang mendalam,
mengetahui batinnya sampai kedalamnya. Secara istilah adalah ilmu
tentang hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliyah, yang di gali dan
ditemukan dari dalil-dalil tafsili.56
Sedangkan pengertian fiqih menurut bahasa adalah al-fahm
(pemahaman). Sedangkan menurut istilah fiqih adalah pengetahuan
56
Zurinal Z dan Aminudin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2008), cet.
1, h. 5
33
tentang hukum-hukum syar’iyah (agama) tentang perbuatan manusia yang
digali atau ditemukan dari dalil-dalil terperinci.57
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian fiqih
adalah suatu cabang ilmu pengetahuan agama yang mengtur aktivitas
kehidupan manusia yang lihat dari aspek ibadah, muamalah, dsb, dan
mengatur hukum syara yang tertentu seperti wajib, sunnah, mubah, haram,
dsb berdasarkan dalil-dalil terperinci.
Sebagai salah satu mata pelajaran di Madrasah, Fiqih sudah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan agama islam. Hal ini
di karenakan banyak aspek-aspek yang penting yang merupakan materi
pembelajaran fiqih diantaranya adalah ibadah, muamalah. Artinya mata
pelajaran Fiqih mengatur hubungan manusia kepada Allah juga kepada
manusia lainnya.
Di dalam Al-Qur’an tidak kurang dari 19 ayat yang berkaitan
dengan kata Fiqih dan semuanya dalam bentuk kata kerja, seperti dalam
surat At-Taubah ayat 122
Artinya: tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Pengembangan ilmu Fiqih termasuk yang paling menonjol di dunia
islam, sehingga berbagai masalah sosial kemasyarakatan dan sebagainya
57
Lukman zain, Pembelajaran Fiqih, (Jakarta: Dirjen PAI, 2009), cet. 1, h. 3
34
selalu dilihat dari sudut pandang Fiqih. Hal ini tidak dapat dihindari
mengingat motivasi untuk mengembangkan ilmu fiqih cukup kuat.58
Dari ayat dan Hadis di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa fiqih
itu berarti mengetahui, memahami, dan mendalami ajaran-ajaran agama
keseluruhan. Jadi pengertian fiqih dalam arti yang sangat luas sama
dengan pengertian syari’ah.
Dalam perkembangan selanjutnya, yakni setelah daerah islam
meluas dan mengenal cara istinbath, maka fiqih diartikan dengan,
sekumpulan hukum syara yang berhubungan dengan perbuatan yang
diketahui melalui dalil-dalilnya yang terperinci dan dihasilkan dengan
jalan ijtihad.
Menurut Al-Jurnani, seorang penganut mazhab Hanafi
menyebutkan bahwa fiqih adalah ilmu yang menerangkan segala hak dan
kewajiban. Hal ini menunjukan definisi fiqih dalam arti yang sangat luas,
yang dikalangan mazhab Hanafi disebut fiqih akbar.59
Menurut Al-Ghazali dari mazhab Syafi’i mendefinisikan fiqih
dengan faqih itu berarti, mengetahui dan memahami, akan tetapi dalam
tradisi ulama, faqih diartikan suatu ilmu tentang hukum syara yang
tertentu bagi perbuatan mukallaf, seperti wajib, haram, mubah, sunah,
makruh, sah, fasid, batal, qodla, ada’an dan yang dan sejenisnya.60
Jelas bahwa pengertian fiqih itu berkembang, mula-mula fiqih
meliputi keseluruhan ajaran agama, kemudian fiqih diartikan dengan ilmu
tentang perbuatan mukallaf, sehingga tidak termasuk ilmu kalam dan
tasawuf, dan terakhir fiqih dipersempit lagi yaitu khusus hasil ijtihad para
mujtahid.
58
Abudin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), cet.
1, h. 158 59
A. Djazuli, Ilmu Fiqih, (Jakarta: Kencana, 2005), hal. 15 60
A. Djazuli, Ilmu Fiqih, (Jakarta: Kencana, 2005), hal. 15
35
b. Objek bahasan ilmu fiqih
Objek bahasan ilmu fiqih adalah aspek hukum setiap perbuatan
mukallaf serta dalil-dalil dari perbuatan tersebut. Prof. Dr. H. A. Djazuli
membagi objek bahasan ilmu fiqih adalah sebagai berikut.
1) Fiqih ibadah mahdah
Meliputi pelaksanaan ibadah shalat, puasa, zakat, dan haji serta
bagaimana melaksanakan kewajiban dalam rumah tangga, bagaimana
pengurusan harta orang yang meninggal, menjadi objek bahasan Al-
Ahwal Asy-Syakhsiyah (hukum keluarga)
2) Fiqih muamalah
Meliputi jual beli, sewa menyewa, patungan, mudhorobah, dan
sebagainya.
3) Fiqih jinayah
Meliputi maksiat apa yang dilarang serta sanksinya bila dilanggar atau
bila kewajiban tidak dilaksanakan oleh seorang mukallaf menjadi
objek bahasan hukum pidana.
4) Fiqih siyasah
Meliputi bagaimana hukum perbuatan mukallaf dengan
masyarakatnya, lembaga yang ada dalam masyarakatnya, dengan
pimpinannya. Atau bila ada sesorang mukallaf yang dirugikan atau
diperlakukan dengan tidak adil, menjadi objek bahasan hukum acara.61
c. Metode pembelajaran fiqih
Metode digunakan oleh guru untuk menciptakan lingkungan
belajar dan mengkhususkan aktivitas dimana guru dan siswa terlibat
selama proses pembelajaran berlangsung. Menurut Lukman Zain, ada
banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran fiqih
diantaranya.
61
A. Djazuli, Ilmu Fiqih, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 19-20
36
1) Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode penyampaian materi ajar yang
dilakukan guru secara verbal (lisan) di dalam kelas untuk
menyampaikan hal-hal bersifat teoritis.
2) Metode tanya jawab
Adalah metode penyampaian materi ajar melalui kegiatan tanya jawab
antara guru dan murid. Baik berupa bertanya murid menjawab ataupun
sebaliknya.
3) Metode diskusi
Suatu kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah dan megambil
keputusan/kesimpulan. Dalam pembelajaran fiqih, metode ini baik
digunakan dalam hal perbedaan pendapat.
4) Metode resitasi (pemberian tugas)
Dengan metode ini guru menggunakan pemberian tugas (misalnya
pekerjaan rumah) sebagian besar materi fiqih dapat disampaikan
dengan metode ini, misalnya tugas menghafal doa-doa bacaan shalat.
5) Metode demonstrasi
Cara penyampaian materi pembelajaran dengan peragaan, baik
dilakukan oleh dirinya atau orang lain atau orang lain yang ahli untuk
memperagakannya. Contoh dalam hal melatih gerakan wudhu, shalat,
haji dan lain-lain.
6) Metode bermain peran
Metode ini dengan cara bermain peran adalah cara mengajar dengan
mendemonstrasikan cara bertingkah laku dalam hubungan sosial.
Misalnya pada materi zakat fitrah melalui panitia, shalat jumat dan
lain-lain.
7) Metode inquiry
Inquiry penyelidikan merupakan metode yang mempersiapkan peserta
didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri. Dalam
37
pembelajaran fiqih metode ini dapat digunakan untuk menyelidiki
beberapa gerakan ibadah, hikmah-hikmah ibadah dan lain-lain.
8) Metode kisah cerita
Bercerita mungkin paling disenangi oleh anak didik. Dalam
pembelajaran fiqih metode ini berguna untuk menyampaikan hikmah-
hikmah suatu perbuatan.
9) Metode pengulangan/hafalan
Dalam pembelajaran fiqih, metode pengulangan dapat digunakan
untuk menghafal doa-doa dan bacaan. Contoh lafal niat shalat wajib,
niat puasa, doa-doa shalat dan banyak lagi.62
10) Metode peneladanan
Metode peneladanan ini sangat efektif bagi keberhasilan mengajar
metode ini dilakukan dengan pemberian teladan (model) pelaksanaan
ajaran agama di depan siswa.
Dari penjelasan diatas, masih banyak metode-metode lain yang
dapat digunakan dalam pembelajaran fiqih di madrasah. Metode yang di
gunakan oeh guru untuk mencapai hasil belajar yang optimal, berkesan
dan dapat dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Sebagai bahan penguat penelitian tentang “Upaya Peningkatan
Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Contextual Teaching and
Learning Pada Mata Pelajaran Fiqih” ada banyak hasil penelitian berupa
skripsi para mahasiswa yang memuat mengenai penerapan pendekatan
CTL dan hasilnya ada yang bersifat positif. Dalam hal ini peneliti
menggunakan pendekatan CTL dalam menyampaikan materi pelajaran
fiqih. Apakah penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Sebagai salah satu contoh adalah skripsi saudari Eliawati
addawiyah nim 106016200596 mahasiswa fakultas tarbiyah dengan
62
Lukman Zain, Pembelajaran Fiqih, (Jakarta, Dirjen PAI, 2009), h. 14-15
38
jurusan pandidikan kimia, dengan judul skripsi yaitu, “Implementasi
Pendekatan Kontekstual dalam Meningkatkan Hasil Belajar kimia siswa
pada konsep kesetimbangan Kimia”, yang menyimpulkan bahwa
penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran secara berkelanjutan
dalam dua siklus terbukti dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa
pada konsep kesetimbangan kimia, 90,63% telah mencapai KKM dengan
indikator keberhasilan 85% siswa di nyatakan telah mencapai ketuntasan.
Hal tersebut menunjukan bahwa penerapan pendekatan CTL dapat
meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada konsep kesetimbangan kimia.
oleh karena itu, dapat di jadikan andalan bagi guru ketika akan
menyampaikan materi disekolah.
Dengan demikian hasil penelitian di atas mendapat hasil yang
positif pada penerapan pendekatan CTL. Namun yang menjadikan berbeda
dalam penelitian ini yang dilakukan oleh penulis bahwa penulis lebih
mengkhususkan keberhasilan belajar pada mata pelajaran fiqih, mengapa
demikian, karena mata pelajaran fiqih diharapkan mampu membentuk
pribadi muslim seutuhnya dengan mengedepankan aspek ibadah.
Ditambah lagi bahwa penulis melakukan penelitian di Madrasah,
sehingga subjek penelitian adalah siswa dan siswi dari pada sekolah
umum. Pendidikan di Madrasah diharapkan mampu membentuk pribadi
muslim seutuhnya dengan pendidikan dan pengajaran agama, sehingga
para guru dituntut memiliki keahlian dan kearifan dalam memilih metode
atau pendekatan pembelajaran ketika guru akan menyampaikan materi
disekolah.
D. Hipotesis Tindakan
Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning Pada Mata
Pelajaran Fiqih dapat meningkatkan hasil belajar fiqih siswa di kelas VIII
MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah kota Depok.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini berlangsung pada bulan februari pada semester II (genap)
tahun ajaran 2013/2014. Sedangkan tempat yang dijadikan penelitian adalah
MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah, Jl Masjid jami Al-Huda Kp.Gedong
Kel.Kemirimuka Kec.Beji Kota Depok Kode Pos 16423.
B. Metode penelitian dan Rancangan siklus penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru
yang sekaligus sebagi peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang
lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan
tindakan secara kolaboratif dan partisifatif yang bertujuan untuk memperbaiki
atau meningkatkan mutu proses pembelajaran dikelasnya melalui suatu
tindakan tertentu dalam suatu siklus.63
Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru bidang studi
Fiqih. Observasi dilakukan oleh peneliti. Penelitian Tindakan kelas (PTK)
dilakukan berdasarkan siklus. Masing-masing siklus meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi. Suatu siklus akan dilanjutkan
apabila suatu kriteria keberhasilan yang diharapkan belum tercapai dan siklus
akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai.
63
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2008), hal.44-45
40
2. Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas
C. Subjek yang terlibat dalam penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII MTs Yaspikh Unwanul
Khairiyyah, Depok semester genap 2013/2014 yang berjumlah seluruh siswa
adalah 28 siswa.
D. Peran dan Posisi dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru Fiqih MTs
Yaspikh Unwanul Khairiyyah. Peneliti berperan dalam merancang rencana
pembelajaran dan mengolah data hasil penelitian. Peneliti dan guru bidang
refleksi
perencanaan
pelaksanaan
pengamatan
Siklus I
refleksi
perencanaan
pelaksanaan
pengamatan
Siklus I
?
41
studi Fiqih berperan sebagai pengajar dan peneliti dan guru bidang fiqih
berkolaborasi mengevaluasi kegiatan belajar mengajar.
E. Tahap Intervensi Tindakan
Adapun tahap intervensi tindakan yang dilakukan pada setiap
siklus, yaitu:
Gambar 3.2
Tahapan Intervensi Tindakan
Kegiatan pendahuluan a. Datang kesekolah yang akan dijadikan
subjek penelitian
b. Konsultasi dengan guru fiqih pada tempat
yang akan dilaksanakannya penelitian
c. Melakukan survei lapangan untuk
memperoleh gambaran kondisi sekolah.
Survei dilakukan dengan wawancara
kepada guru bidang studi fiqih untuk
mengetahui permasalahan yang ada
disekolah, mengetahui penggunaan metode
pembelajaran yang disampaikan pada
siswa, mengetahui sarana yang ada
disekolah
1 Siklus I perencanaan a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisis dan merimuskan masalah
c. Menyiapkan rencana pembelajaran yang
menerapkan pendekatan CTL
d. Menyiapkan LKS
e. Menyiapkan instrumen (tes, lembar
observasi, catatan lapangan)
f. Melakukan uji coba instrumen
g. Menyusun kelompok belajar siswa
42
2 Tindakan Melaksanakan langkah-langkah rencana
pembelajaran
a. Melakukan pretest penelitian untuk
mengetahui kemampuan siswa
b. Memberi perlakuan berupa pendekatan
CTL
c. Ketika proses pembelajaran berlangsung
dilakukan peragaan mengenai kegiatan
pembelajaran guru dan siswa
d. Melakukan posttest untuk mengetahui
hasil belajar siswa sesudah diterapkannya
pendekatan CTL
3 Pengamatan a. Mengumpulkan data penelitian
b. Melakukan diskusi dengan guru fiqih
untuk membahas tentang kendala atau
kekurangan proses pembelajaran yang
telah dilakukan
4 Refleksi a. Menganalisis data yang diperoleh untuk
memperbaiki dan menyempurnakan
tindakan pada siklus selanjutnya
b. Menganalisis temuan saat melakukan
pengamatan proses pembelajaran yang
telah dilakukan
c. Menganalisis kekurangan dan keberhasilan
dari proses pembelajaran yang
berlangsung dan mempertimbangkan
langkah selanjutnya
Siklus II dan seterusnya
Penulisan laporan penelitian
43
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan
Hasil intervensi tindakan yang di harapkan (indikator ketercapaian)
dari penelitian ini yaitu:
1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih yang di
lihat dari ketercapaian KKM. Indikator keberhasilan ketuntasan belajar
(hasil belajar siswa) yang di harapkan mencapai persentase 75% dengan
nilai KKM 70.
2. Adanya peningkatan partisipasi aktif siswa pada proses pembelajaran yang
di lihat dari lembar observasi.
G. Data dan Sumber Data
Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa nilai tes hasil belajar
siswa yang mencakup hasil tes belajar pretest dan posttest dan aktivitas siswa
terhadap pendekatan pembelajaran kontekstual.
Gambar 3.3
Data dan Sumber Data
DATA SUMBER DATA INSTRUMEN
Kegiatan siswa
Siswa
Catatan lapangan
Aktifitas siswa Lembar observasi
Penguasaan konsep Pretest dan posttest
H. Instrumen pengumpulan data
Dalam penelitian ini pengumpulan data mengenai pelaksanaan dan
hasil dari program tindakannya akan dilakukan dengan menggunakan
beberapa instrumen, diantaranya:
1. Instrumen Tes
Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada
seseorang atau sejumlah orang untuk mengukur hasil belajar siswa.64
Tes
sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
64
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, Raja Grafindo
Persada, 2010), hal.186
44
kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan dan
dalam bentuk tulisan atau dalam bentuk perbuatan.65
Adapun bentuk tes
dalam instrumen ini adalah tes obyektif sering juga disebut dikotonomi
karena jawaban antara benar atau salah dan skornya antara 1 dan 0.66
2. Instrumen Non Tes
a. Lembar observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan untuk memotret
seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.67
Lembar
observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi
untuk melihat aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung
dan lembar observasi kegiatan guru. Aktivitas siswa yang diamati
ketika proses pembelajaran disesuaikan dengan indikator CTL
(Contextual Teaching and Learning).
b. Catatan lapangan
Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau
mitra yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau
objek penelitian tindakan kelas.68
Catatan lapangan ini memuat kondisi
siswa pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
CTL.
c. Lembar wawancara
Peneliti mewawancarai guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui secara langsung kondisi siswa serta untuk mengetahui
gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-
masalah yang dihadapi di kelas.
65
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar, (Jakarta, Rosda karya), hal.35 66
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung, PT.Rosdakarya, 2009), hal.135 67
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, ... , hal.143 68
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, Raja Grafindo Persada,
2010), hal.197
45
I. Tekhnik Pengumpulan Data
Tabel 3.1
Tekhnik Pengumpulan Data
Instrumen Kegiatan Pengumpulan Data
Lembar observasi Data diperoleh dari lembar
observasi yang di isi oleh observer
pada setiap pertemuan, hasil
observasi guru dan aktifitas siswa
terhadap mata pelajaran fiqih.
Catatan lapangan Dilaksanakan selama proses
pembelajaran berlangsung, yang
diamati berupa kondisi siswa
selama proses pembelajaran
menggunakan pendekatan CTL.
Tes hasil belajar Data yang diperoleh dari test mata
pelajaran fiqih yang dilakukan
pada setiap akhir siklus.
J. Tekhnik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi
Uji coba instrumen ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
kualitas instrumen penelitian yang akan digunakan.
1. Uji coba instrumen tes
Pengujian instrumen tes ini harus memenuhi empat kriteria, yaitu
uji validitas, uji realibilitas, uji taraf kesukaran, dan daya pembeda.
a. Validitas
Dimaksud dengan validitas item dari suatu tes adalah ketepatan
mengukur yang dimiliki oleh sebutir item (yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang
seharusnya diukur lewat butir item tersebut. Untuk mengukur validitas
46
soal dalam penelitian ini digunakan rumus Anates V4 (Lihat
lampiran)69
b. Realibilitas
“Kehandalan atau reabilitas meliputi ketepan/kecermatan
(precision) hasil pengukuran, dan kestabilan dari hasil pengukuran”.
Merupakan kesepakatan alat tersebut dalam menilai apa yang
dinilainya. Analisis reabilitas dilakukan untuk mengetahui soal yang
sudah disusun dapat memberikan hasil yang tetap atau tidak tetap. Hal
ini berarti apabila soal dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama
dalam waktu tertantu, maka hasil akan tetap atau relatife sama.
Instrument disebut reliabel mengandung arti bahwa instrument
tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa
dipercaya. Uji ini dilakukan dengan rumus Uji ini dilakukan dengan
rumus Anates V4 (Lihat lampiran)70
Tabel 3.2
Indeks Reliabilitas Soal
Keterangan
< 0,20 Tidak Ada Reliabilitas
0,21 – 0,40 Reliabilitas Rendah
0,41 – 0,70 Reliabilitas Sedang
0,71 – 0,90 Reliabilitas Tinggi
0,90 – 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi
1,00 Reliabilitas Sempurna
c. Tingkat kesukaran
Suharsimi Arikunto mengatakan, soal yang baik adalah soal
yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Menurutnya, hal
tersebut perlu diperhatikan karena soal yang terlalu mudah tidak
merangsang siswa untuk berfikir lebih maju, begitu pula sebaliknya
69
Uji Validitas, h.111
70
Uji Reliabilitas, h.112
47
soal yang terlalu sukar akan membuat siswa menjadi putus asa dan
tidak mempunyai semangat lagi untuk mencobanya.
Oleh karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil
belajar sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau semua
kemampuan siswa. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal yang
dibuat, sebaiknya pembuat soal harus melakukan perhitungan tingkat
kesukaran soal. Atas dasar pertimbangan itu peneliti melakukan
perhitungan tingkat kesukaran soal dengan menggunakan rumus
Anates V4 (Lihat lampiran).71
Adapun kriteria tingkat kesukaran sebagai berikut:
Tabel 3.3
Tingkat Kesukaran
Skor Indeks Kriteria Soal
0.00 – 0.30 Soal sukar
0.31 ‒ 0.70 Soal sedang
0.70 – 1.00 Soal tinggi
K. Analisis Data
Setelah data terkumpul peneliti menganalisis data, menganalisis
merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data
yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti,
tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang di
dapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi
kegiatan siswa dan guru pada proses pembelajaran dan catatan lapangan.
1. Data instrumen Non tes
Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel kemudian
dianalisis menggunakan nilai persentase. Rumus persentase yang
diguankan adalah:72
71
Tingkat kesukaran, h.117 72
Anas Sudjono,Pengantar Stattistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2008), hal. 43
48
P = × 100%
Keterangan:
frekuensi yang sedang dicari persentasenya
Number of cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)
Angka presentase
Hasil belajar siswa dikelompokkan menjadi beberapa kategori,
indikator keberhasilan belajar jika telah menunjukkan persentase >70 % yaitu
baik. Kemudian untuk pengelompokan lembar observasi dikategorikan dalam
klasifikasikan sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan sangat kurang baik.
Berikut kategori dalam klasifikasi lembar observasi: 73
Tabel 3.4
Lembar Observasi
Skor Kategori
81 – 100% Sangat baik
61 – 80% Baik
41 – 60% Cukup
21 – 40% Kurang
0 – 20% Sangat kurang
Adapun teknik analisis data yang penulis gunakan di dalam
memperoleh data dari hasil tindakan yang penulis lakukan terhadap peserta
didik kelas VIII MTs Unwanul Khairiyah kota Depok dalam pembelajaran
Fiqih adalah Tes tertulis, dianalisis dengan membuat rata-rata nilai tes formatif
yang kemudian dibuat presentasenya.
Kemudian dihitung presentase dengan perhitungan sebagai berikut:
Jumlah siswa yang memiliki standar nilai ketuntasan belajar X 100%
Jumlah seluruh siswa
Hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses belajar mengajar
memiliki tingkatan. Indikator keberhasilan hasil belajar Fiqih siswa jika
mengalami ketuntasan belajar individual sebesar >70 sebagai nilai KKM
73 Ridwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Penelitian Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 89
49
disekolah dalam mata pelajaran Fiqih sebesar 75% khususnya pada materi
memahami ketentuan pengeluaran harta diluar zakat. Sehubungan dengan itu
terdapat beberapa tingkatan. Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai
berikut:74
Tabel 3.5
Tingkatan Hasil Belajar
Tingkatan Keterangan
Istimewa/ maksimal Apabila seluruh bahan pelajaran siswa yang di ajarkan
dapat dikuasai siswa
Baik sekali/optimal Apabila sebagian besar (76% s.d 99%) bahan pelajaran
yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
Baik/minimal Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d
75% dikuasai oleh siswa.
Kurang Apabila bahan pelajaran yang diajarkan < 60% dikuasai
oleh siswa.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan ini berakhir, peneliti menyadari bahwa penelitian
pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang belum diharapkan belum
mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran fiqih, maka sebagai rencana perbijakan pembelajaran, penelitian
akan dilanjutkan pada siklus II. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan,
obesrvasi, dan refleksi. Penelitian ini berakhir apabila peneliti ini telah
berhasil menguji pendekatan CTL dalam meningkatkan hasil belajar fiqih
siswa.
Kegiatan penelitian yang penulis lakukan diantaranya adalah
mempersiapkan instrument penelitian seperti lembar observasi, aktivitas
belajar siswa dan guru, LKS, soal-soal tes pilihan ganda yang diberikan pada
akhir siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fiqih siswa.
74
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), cet. ke- 3, hal. 107
50
Dalam melakukan penelitian, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas
yang sebagai observer. Observer berperan dalam membantu kelancaran
penelitian dan dapat juga sebagai kolabolator untuk berdiskusi membicarakan
kegiatan pada siklus selanjutnya.
51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
Peneliti melaksanakan kegiatan sebagai berikut.
a. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus ini dimulai dengan
mengidentifikasi permasalahan yang terdapat disekolah. Kemudian
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi
dengan Lembar Kerja Siswa (LKS), sedangkan KD pada materi yang
diajarkan pada siklus I ini adalah tentang menjelaskan ketentuan-
ketentuan sadaqah, hibah dan hadiah. Selanjutnya RPP yang telah
dibuat didiskusikan dengan guru kolaborator serta sehubungan dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kegiatan selanjutnya adalah
menyiapkan soal test awal (pretest) dan soal test akhir (postest),
membuat instrumen penelitian, membuat lembar observasi siswa,
membuat lembar observasi guru, dan catatan lapangan.
Penelitian dilaksanakan di kelas VIII yang berjumlah 28 siswa ,
siswa di bentuk menjadi beberapa kelompok dengan jumlah masing-
masing anggota kelompok berjumlah 4-5 orang. Penentuan kelompok
dilakukan secara bersama-sama oleh guru agar tercipta kerjasama dan
tidak saling iri. Pengelompokan ini dipergunakan pada saat siswa
melakukan diskusi kelompok pada saat diskusi berlangsung di dalam
kelas.
Pada tahap ini, peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam proses
pelaksanaannya mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
52
b. Tahap Pelaksanaan
Siklus pertama ini dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu dua
kali pertemuan. Pertemuan pertama sesuai dengan rencana yaitu dengan
mengadakan soal test awal (pretest) yang diikuti 28 siswa guna untuk
menyiapkan siswa dalam proses belajar. Setelah mengadakan pretest,
dilanjutkan dengan membahas materi tentang ketentuan-ketentuan
sadaqah, hibah dan hadiah melalui demonstrasi. Sedangkan pelaksanaan
postest dilakukan pada akhir pertemuan yang kedua.
1) Pertemuan pertama ( kamis 06-02-2014)
Pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 45 menit (2 jam
pelajaran), sesuai pada KD pada materi yang dibahas adalah ketentuan-
ketentuan sadaqah, hibah dan hadiah. Peneliti bertindak sebagai guru
yang mengajarkan ketentuan-ketentuan sadaqah, hibah dan hadiah,
sedangkan wali kelas sebagai kolabolator (observer) yang mengamati
aktivitas siswa dan kegiatan guru selama proses pembelajaran
berlangsung.
Proses pembelajaran diawali dengan do’a bersama kemudian
disusul dengan pemberian salam dari siswa untuk guru. Selanjutnya
guru mengabsen siswa. Setelah mengabsen, guru mengarahkan untuk
duduk dengan teman masing-masing. Pada suasana ini cukup gaduh
dan ribut sekali sehingga guru belum bisa menenangkan siswa.
Sehingganya guru harus menenangkan siswa dan harus
mengkondisikannya dengan cara tertentu. Guru mempunyai sebuah
permainan sebelum dimulainya pelajaran. Setelah selesai, Kemudian
guru menjelaskan kembali tentang tahap-tahap pembelajaran yang
akan mereka lakukan. Setelah siswa siap untuk menerima pelajaran,
selanjutnya guru menjelaskan kembali materi yang harus dicapai serta
manfaatnya dari proses belajar mengajar. Sebelum melanjutkan
pembelajaran, guru memberikan pretest.
Tahap berikut adalah mengamati apa yang telah dijelaskan oleh
guru, guru membimbing siswa pada saat melakukan pengamatan.
53
Selanjutnya guru menginformasikan kepada siswa agar memperhatikan
dan membuat kesimpulan, setelah melakukan pengamatan, guru
mengarahkan siswa untuk langsung menjawab hasil pengamatan.
Masing-masing perkelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas
mereka, namun ada sebagian kelompok yang masih sering bercanda
atau tidak serius. selama proses pembelajaran berlangsung guru
memperhatikan teman-teman sekelompok. Setelah waktu habis dan
selesai melakukan pengamatan, guru mulai mengarahkan kepada siswa
untuk membacakan hasil kesimpulan.
2) Pertemuan kedua ( kamis 13-02-2014)
Pertemuan ini sama pada pertemuan sebelumnya, pada situasi
ini siswa masih belum rapih terlihat cukup gaduh untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran sehingga guru belum bisa menenangkan siswa.
Namun pada awal tatap muka ini guru mempunyai sebuah visualisasi
gambar yang mencontohkan penggambaran sadaqah, hibah dan hadiah
sehingga perhatian siswa cukup terkendali.
Pada awal presentasi berlangsung, siswa cukup bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran dimulai dengan
membagai kelompok, kemudian setiap kelompok dipersilahkan untuk
berdiskusi. Hampir semua siswa ikut berperan aktif, ikut bekerja dalam
berdiskusi dan mendengarkan kelompok yang lain yang sedang
melakukan presentasi. Guru membimbing setiap kelompok untuk
selalu bekerja sama dalam menyelesaikan masalah, akan tetapi setelah
beberapa lama banyak siswa yang merasa bosan sehingga kurang
memperhatikan temannya yang sedang presentasi didepan. Setelah
presentasi tiap kelompok selesai, guru meriview kembali pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan siswa pada saat diskusi tadi dan
membahasnya secara bersama-sama, kemudian bersama-sama menarik
kesimpulan.
Pada di akhir waktu pertemuan peneliti memberikan soal
postest kepada seluruh siswa dalam bentuk pilihan ganda sebanyak
54
sepuluh soal. Test ini di kerjakan secara individu tidak ada yang
mencontek. Guru bertugas untuk berkeliling mengawasi murid. Test
ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
menggunakan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran.
3) Tahap Pengamatan
Hasil pengamatan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk
catatan lapangan, catatan lapangan tersebut berisi kondisi siswa selama
proses kegiatan berlangsung menggunakan pendekatan kontekstual. Di
peroleh catatan berdasarkan kondisi siswa sebagai berikut.
Tabel 4.1
Hasil Catatan Lapangan
No Tindakan Siswa
1 Pembelajaran berkelompok a) Kerjasama antar
kelompok kurang
berjalan dengan baik
b) Kurang komuniksi
dengan kelompok
c) Masih ada yang
bercanda dan mengobrol
d) Sulit untuk memulai
berkelompok
e) Kurang terkondisi
2 Pengerjaan LKS a) Tidak membaca LKS
b) Kurang tetarik untuk
membaca
3 Diskusi atau tanya jawab a) Masih malu dan ragu
untuk mengungkapkan
pendapat, karena tidak
terbiasa dengan adanya
diskusi.
55
b) Beberapa siswa pasif
c) Berkelompok hanya
mengandalkan temannya
4 Refleksi a) Pemahaman terlihat
kurang
Berdasarkan tabel 4.1 dalam pembagian kelompok adanya
kurang pemerataan sehingga kelompok kurang maksimal dalam
kerjasama, tukar pikiran dan membantu ketika menemukan kesulitan.
Siswa kurang terkondisikan untuk melaksanakan pembelajaran, terlihat
beberapa siswa yang masih ingin bercanda, mengobrol dan bermalas-
malasan.
Pada saat pengerjaan LKS siswa mengikuti semua kegiatan
pembelajaran, tidak ada lagi siswa yang bercanda atau bermalas-
malasan selama pembelajaran, karena peneliti cukup tegas untuk
mengatur kegaduhan selama pembelajaran. Akan tetapi mereka masih
malu untuk mengajukan pertanyaan. Terbiasa belajar bermalas-
malasan menyebabkan siswa selalu bergantung pada teman yang
pandai dan bergantung pada guru, sehingga semua itu kurang
mendominasi berjalannya pembelajaran.
Pada saat diskusi atau tanya jawab siswa terlihat masih pasif,
masih malu untuk menjawab dan terbungkam. Pelajaran masih di
dominasi siswa yang pandai sedangkan siswa pasif mengikuti siswa
pandai, mereka masih malu dan ragu dalam menyampaikan pedapat
dan jawaban.
Pada saat refleksi, kesimpulan dari pembelajaran masih di
dominasi oleh guru karena sebagian siswa belum bisa mengutarakan
kesimpulan atau masih merasa malu dan ragu.
56
c. Hasil observasi
Observasi yang di lakukan oleh peneliti pada siklus ini berupa hasil
dari kegiatan yang telah dilakukan. Adapaun data yang diperoleh adalah
sebagai berikut.
1) Lembar observasi guru
Observasi yang dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar
pada mata pelajaran fiqih dengan menggunakan pendekatan kontekstual
pada materi ketentuan sadaqah, hibah dan hadiah. pengamatan dilakukan
oleh observer (wali kelas) yang mencatat seluruh keadaan di ruang kelas
dengan berbagai aktifitas yang dilakukan guru selama proses
pembelajaran, hasil observasi dari tindakan pertama terhadap guru sesuai
dengan perencanaan.
Tabel 4.2
Hasil Observasi Guru Siklus I
Komponen CTL AKTIVITAS GURU
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1
2
3
4
1
2
3
4
Konstruktivisme Mengarahkan siswa terlibat aktif
dan terampil dalam mengamati
√
√
Masyarakat
belajar
Tekhnik pembagian kelompok
√
√
Menemukan Mengarahkan siswa melakukan
observasi
√
√
Bertanya Mengarahkan siswa untuk
mengajukan pertanyaan terkait
materi
√
√
Pemodelan Memberikan pengarahan kepada
yang akan mempresentasikan
laporan penelitian
√
√
Penilaian nyata Menjelaskan manfaat dari
pembelajaran
√
√
Refleksi Guru bersama siswa
menyimpulkan hasil sekitar
masalah infak diluar zakat
√
√
Presentase % 60,71% 67,85%
Rata-rata 64,28%
Keterangan Baik
57
Berdasarkan tabel 4.2 di atas pada kegiatan guru, guru mengikuti
setiap aspek yang di amati dalam lembar observasi dan melakukan setiap
langkah yang berada di dalam RPP. Sesuai dengan data ada peningkatan
hasil observasi guru pada setiap pertemuannya dari 60,71% - 67,85%,
jadi hasil rata-rata kegiatan guru pada siklus I ini adalah 64,28% dengan
keterangan baik.
2) Lembar observasi Siswa
Adapun aspek penilaian terhadap kinerja siswa yang diamati
selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3
Hasil Penguatan Peneliti Siklus I
Komponen CTL Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 2 3 4 1 2 3 4
Konstruktivisme
√ √
√ √
√ √
Masyarakat belajar √ √
√ √
√ √
Menemukan √ √
√ √
Bertanya √ √
√ √
Pemodelan √ √
Penilaian nyata √ √
√ √
√ √
Refleksi √ √
√ √
Presentase % 59,37% 68,75%
Rata-rata 64,06%
Keterangan Baik
58
Berdasarkan Tabepada tabel 4.3 di atas pada kegiatan siswa,
terlihat dari aspek yang diamati dalam lembar observasi dan melakukan
setiap langkah yang berada di dalam RPP. Bahwa siswa belum terbiasa
menggunakan pendekatan kontekstual, terlihat dari beberapa siswa yang
belum terbiasa terlibat aktif dan terampil dalam mengamati
pembelajaran, juga belum terbiasa cara belajar berkelompok, selain itu
siswa belum terbiasa dalam menyimpulkan pelajaran dengan baik. Hal
ini menunjukan kesempurnaan siswa dalam pembelajaran kontekstual
belum mencapai yang di inginkan.
3) Tes Hasil Belajar Siswa
Pembelajaran Fiqih dengan menggunakan pendekatan
kontekstual, pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
Fiqih siswa. Data hasil belajar Fiqih siswa (pretes dan postes) pada
siklus I dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4
Nilai Pretest Siklus I
No Nama
Siswa Nilai
No Nama
Siswa
Nilai
1 A 70 16 p 70
2 B 50 17 q 30
3 C 40 18 r 50
4 D 80 19 Ss 40
5 E 70 20 t 50
6 F 40 21 u 40
7 G 70 22 v 50
8 H 50 23 w 40
9 I 40 24 x 50
10 J 40 25 y 80
11 K 50 26 z 50
12 L 30 27 aa 40
13 M 70 28 aaa 80
14 NN 40 Nilai rata-rata = 51,78%
15 O 40
% pencapaian
KKM × 100% = 28,57
59
Tabel 4.5
Nilai Postest Siklus I
No Nama
Siswa Nilai
No
Nama
Siswa
Nilai
1 A 70 16 p 40
2 B 80 17 q 90
3 C 70 18 r 40
4 D 80 19 Ss 50
5 E 70 20 t 40
6 F 50 21 u 70
7 G 70 22 v 40
8 H 70 23 w 90
9 I 70 24 x 40
10 J 40 25 y 80
11 K 70 26 z 60
12 L 50 27 aa 80
13 M 70 28 aaa 40
14 NN 70 Nilai rata-rata = 63,21%
15 O 80 % pencapaian
KKM 100% =60,71%
d. Tahap Refleksi
Pada pelaksanaan siklus I pembelajaran fiqih pada materi
menjelaskan ketentuan sadaqah, hibah dan hadiah dengan menggunakan
pendekatan kontekstual ini diperoleh hasil pembelajaran siswa dan juga
dirasa masih kurang. Selain itu di lihat dari tes hasil belajar siswa
berdasarkan pretest dan posstest yang telah dilaksanakan, masih ada
beberapa siswa yang belum mencapai nilai KKM, dengan nilai KKM yang
ditetapkan di sekolah 70. Hal ini menunjukan belum tercapainya
ketuntasan belajar sebesar 75%. Oleh sebab itu, hasil belajar harus
ditingkatkan lagi melalui perbaikan tindakan yang telah dilaksanakan
untuk diterapkan pada siklus II.
60
e. Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi siklus I, diperoleh bahwa aktifitas siswa
dan guru, juga hasil belajar siswa melalui pretest dan postest yang telah
dilaksanakan pada mata pelajaran fiqih belum mencapai kriteria yang
diharapkan. Oleh sebab itu, perlu dilaksanakan perbaikan tindakan
pembelajaran pada siklus ini, sehingga dilanjutkan ketindakan
pembelajaran pada siklus II.
2. Siklus II
Peneliti melaksanakan kegiatan sebagai berikut
Pada siklus I ini masih banyak terdapat kekurangan, maka untuk
memperbaikinya maka dilaksanakan penelitian ke siklus II. Siklus II
dilaksanakan sama seperti siklus I yaitu dua kali pertemuan dan dihadiri 28
siswa, Penelitian pada siklus ini tetap menggunakan pendekatan kontekstual,
adapun langkah yang dilaksanakan diantaranya sebagai berikut.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II ini dimulai dengan menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan
Lembar Kerja Siswa (LKS), sedangkan KD pada materi yang diajarkan
pada siklus II ini adalah mempraktikan sadaqah, hibah dan hadiah.
Selanjutnya RPP yang telah dibuat didiskusikan dengan guru kolaborator
serta sehubungan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kegiatan
selanjutnya adalah menyiapkan soal test awal (pretest) dan soal test akhir
(postest), membuat instrumen penelitian, membuat lembar observasi
siswa, membuat lembar observasi guru, dan catatan lapangan.
b. Tahap Pelaksanaan
Siklus kedua dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu dua kali
pertemuan. Tindakan yang dilakukan pada siklus kedua ini ditetapkan
berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, menggunakan pendekatan
kontekstual menggunakan demonstrasi dan tetap dilaksanakan dengan
fokus siswa yang belum mencapai KKM. Sebelum dilaksanakan proses
61
pembelajaran terlebih dulu peneliti melakukan tes awal pretest fungsinya
untuk menyiapkan siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung.
Sedangkan postest akhir siklus dilakukan di akhir pertemuan.
c. Pertemuan ketiga ( kamis 20-02-2014)
Pertemuan ketiga berlangsung 2 x 45 menit, KD pada materi yang
akan dibahas ini adalah mempraktikan sadaqah, hibah dan hadiah. Proses
pembelajaran pada pertemuan ketiga ini sama dengan pertemuan pertama
siklus I.
Proses pembelajaran diawali dengan do’a bersama kemudian
disusul dengan pemberian salam dari siswa untuk guru. Selanjutnya guru
mengabsen siswa. Setelah mengabsen, guru mengarahkan untuk duduk
dengan teman masing-masing. Pada suasana ini sudah mulai
terkondisikan, tidak ada lagi siswa yang bikin gaduh dan ribut sehingga
peneliti sudah mulai bisa menenangkan siswa. Guru mempunyai sebuah
permainan sebelum dimulainya pelajaran. Setelah selesai, Kemudian guru
menjelaskan kembali tentang tahap-tahap pembelajaran yang akan mereka
lakukan. Setelah siswa siap untuk menerima pelajaran, selanjutnya guru
menjelaskan kembali materi yang harus dicapai serta manfaatnya dari
proses belajar mengajar. Sebelum melanjutkan pembelajaran, guru
memberikan pretest.
Tahap berikut adalah mengamati apa yang telah di jelaskan oleh
guru, guru membimbing siswa pada saat melakukan pengamatan.
Selanjutnya guru menginformasikan kepada siswa agar memperhatikan
dan membuat kesimpulan, setelah melakukan pengamatan, guru
mengarahkan siswa untuk langsung menjawab hasil pengamatan.
d. Pertemuan keempat ( kamis 27-02-2014)
Pertemuan ini sama pada pertemuan sebelumnya, pada situasi ini
siswa sudah cukup rapih dan terlihat senang untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Karena peneliti pada awal tatap muka ini mempunyai
sebuah visualisasi gambar yang mencontohkan penggambaran sadaqah,
hibah dan hadiah sehingga perhatian siswa cukup terkendali.
62
Pada awal presentasi berlangsung, siswa cukup bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran. Pembelajaran dimulai dengan membagai
kelompok, kemudian setiap kelompok dipersilahkan untuk berdiskusi.
Hampir semua siswa ikut berperan aktif, ikut bekerja dalam berdiskusi dan
mendengarkan kelompok yang lain yang sedang melakukan presentasi.
Guru membimbing setiap kelompok untuk selalu bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah. Setelah presentasi tiap kelompok selesai, guru
meriview kembali pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa pada saat
diskusi tadi dan membahasnya secara bersama-sama, kemudian bersama-
sama menarik kesimpulan.
Pada di akhir waktu pertemuan peneliti memberikan soal postest
kepada seluruh siswa dalam bentuk pilihan ganda sebanyak sepuluh soal.
Test ini di kerjakan secara individu tidak ada yang mencontek. Guru
bertugas untuk berkeliling mengawasi murid. Test ini dimaksudkan untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan pendekatan
kontekstual dalam proses pembelajaran.
e. Tahap Pengamatan
Hasil pengamatan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk catatan
lapangan, catatan lapangan tersebut berisi kondisi siswa selama proses
kegiatan berlangsung menggunakan pendekatan kontekstual. Di peroleh
catatan berdasarkan kondisi siswa sebagai berikut
Tabel 4.6
Hasil Catatan Lapangan
No Tindakan Siswa
1 Pembelajaran
berkelompok
1. Kerjasama yang baik dalam
memecahkan masalah
2. Setiap siswa bertanggung jawab
dalam memecahkan masalah
3. Terlibat aktif dalam berdiskusi
2 Pengerjaan LKS 4. Belajar mandiri
5. Mengerjakan LKS dengan baik
63
3 Diskusi atau tanya jawab 6. Menjawab pertanyaan guru
dengan baik
7. Mampu mengungkapkan
pendapat dengan baik
4 Refleksi 8. Pemahaman sudah cukup
Berdasarkan tabel 4.6 dalam pembagian kelompok adanya
pengelompokan yang secara merata dan membaik tidak terlihat gaduh dan
saling iri lagi. Terlihat kerjasama yang baik dalam memecahkan masalah
dan mudah untuk di kondisikan, dan sudah siap untuk memulai
berkelompok dalam kegiatan pembelajaran.
Pada saat pengerjaan LKS siswa mengikuti semua kegiatan
pembelajaran, tidak ada lagi siswa yang bercanda atau bermalas-malasan
selama pembelajaran, karena peneliti cukup tegas untuk mengatur
kegaduhan selama pembelajaran. tetapi mereka sudah terlihat mandiri
untuk mengerjakannya.
Pada saat diskusi atau tanya jawab siswa sudah terlihat membaik,
disaat diskusi sudah mulai mampu mengungkapkan pendapat. Apabila
diberi pertanyaan siswa sudah mampu untuk menjawab dengan suara
lantang.
f. Hasil observasi
Observasi yang di lakukan oleh peneliti pada siklus ini berupa hasil
dari kegiatan yang telah dilakukan. Adapaun data yang diperoleh adalah
sebagai berikut.
1) Lembar observasi guru
Observasi yang dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar
pada mata pelajaran fiqih dengan menggunakan pendekatan
kontekstual pada materi ketentuan sadaqah, hibah dan hadiah.
pengamatan dilakukan oleh observer (wali kelas) yang mencatat
seluruh keadaan di ruang kelas dengan berbagai aktifitas yang
64
dilakukan guru selama proses pembelajaran, hasil observasi dari
tindakan pertama terhadap guru sesuai dengan perencanaan.
Tabel 4.7
Hasil Observasi Guru Siklus II
Komponen CTL AKTIVITAS GURU Pertemuan 3 Pertemuan 4
1
2
3
4
1
2
3
4
Konstruktivisme Mengarahkan siswa terlibat
aktif dan terampil dalam
mengamati
√
√
Masyarakat
belajar
Tekhnik pembagian kelompok
√
√
Menemukan Mengarahkan siswa melakukan
observasi
√
√
Bertanya Mengarahkan siswa untuk
mengajukan pertanyaan terkait
materi
√
√
Pemodelan Memberikan pengarahan
kepada yang akan
mempresentasikan laporan
penelitian
√
√
Penilaian nyata Menjelaskan manfaat dari
pembelajaran
√
√
Refleksi Guru bersama siswa
menyimpulkan hasil sekitar
masalah infak diluar zakat
√
√
Presentase % 75% 89,28%
Rata-rata 82,14%
Keterangan Sangat baik
Berdasarkan tabel 4.7 di atas pada kegiatan guru, guru
mengikuti setiap aspek yang di amati dalam lembar observasi dan
melakukan setiap langkah yang berada di dalam RPP. Pada lembar
observasi kegiatan guru pada siklus II adalah 82,14% dengan
keterangan sangat baik, dibanding hasil rata-rata kegiatan guru pada
siklus I adalah 64,28% dengan keterangan baik. Hal ini menunjukan
bahwa hasil observasi guru mengalami peningkatan di setiap
siklusnya.
65
2) Lembar observasi Siswa
Adapun aspek penilaian terhadap kinerja siswa yang diamati
selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.8
Hasil Penguatan Peneliti Siklus II
Komponen CTL Pertemuan 3 Pertemuan 4
1 2 3 4 1 2 3 4
Konstruktivisme
√ √
√ √
√ √
Masyarakat belajar √ √
√ √
√ √
Menemukan √ √
√ √
Bertanya √ √
√ √
Pemodelan √ √
Penilaian nyata √ √
√ √
√ √
Refleksi √ √
√ √
Presentase % 76,56% 87,5%
Rata-rata 82,03%
Keterangan Sangat baik
Beberdasarkan tabel 4.8 di atas pada hasil penguatan peneliti,
hasil observasi aktivitas siswa terlihat bahwa aspek-aspek yang
terendah pada siklus I rata-rata persentase pada siklus I sebesar 64,06%
dengan keterangan baik sedangkan rata-rata persentase pada siklus II
sebesar 82,03% dengan keterangan sangat baik. Hal ini menunjukkan
bahwa intervensi tindakan yang diharapkan telah tercapai.
66
3) Tes Hasil Belajar Siswa
Pembelajaran Fiqih dengan menggunakan pendekatan
kontekstual, pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
Fiqih siswa. Data hasil belajar Fiqih siswa (pretes dan postes) pada
siklus I dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9
Nilai Pretest Siklus II
No Nama
Siswa Nilai
No Nama
Siswa
Nilai
1 A 50 16 p 70
2 B 40 17 q 40
3 C 20 18 r 80
4 D 70 19 Ss 70
5 E 40 20 t 50
6 F 80 21 u 30
7 G 70 22 v 70
8 H 50 23 w 50
9 I 30 24 x 30
10 J 70 25 y 70
11 K 50 26 z 70
12 L 30 27 aa 30
13 M 20 28 aaa 70
14 NN 70 Nilai rata-rata = 51,42%
15 O 20 % pencapaian
KKM 100% = 42,85%
67
Tabel 4.10
Nilai Postest Siklus II
No Nama
Siswa Nilai
No Nama
Siswa Nilai
1 A 100 16 p 80
2 B 70 17 q 70
3 C 50 18 r 80
4 D 80 19 Ss 90
5 E 70 20 t 70
6 F 80 21 u 100
7 G 90 22 v 90
8 H 70 23 w 70
9 I 50 24 x 50
10 J 90 25 y 90
11 K 70 26 z 70
12 L 100 27 aa 50
13 M 50 28 aaa 100
14 NN 70 Nilai rata-rata = 75,71%
15 O 70 % pencapaian
KKM 100% = 82,14%
g. Tahap Refleksi
Data diatas menunjukan bahwa tingkat keberhasilan siswa dalam
proses pembelajaran pada siklus I dengan nilai posstest kurang memenuhi
KKM yaitu 60,71% dan pada siklus II ini secara keseluruhan mengalami
peningkatan mulai dari hasil belajar siswa meningkat hingga 82,14% hal
itu disebabkan karena siswa telah melaksanakan pendekatan kontekstual
dengan baik.
Berdasarkan hasil refleksi dari kegiatan siklus II ini, hasil yang
dicapai sudah baik yang ditandai dengan adanya peningkatan pada nilai
postest siswa yang melebihi KKM yang sudah ditetapkan oleh sekolah 70
dengan ketuntasan 82,14%. Oleh karena itu, penelitian dianggap cukup
sampai siklus II.
68
B. Analisis Data
Data penelitian sebagaimana telah di uraikan di atas merupakan hasil
dari proses hasil analisis data yang telah di lakukan, diantaranya sebagai
berikut.
1. Lembar observasi
a. Lembar observasi siswa
Gambar 4.1 Diagram Presentase
Aktivitas siswa Pada Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil skor pada lembar observasi siswa yang terlihat pada
diagram 4.1 menunjukan bahwa presentase jumlah rata-rata aktivitas siswa
pada siklus I berada pada kategori baik dengan presentase sebesar 64,06%
kategori baik. dari hasil observasi tersebut aktivitas siswa terlihat belum
terbiasa dengan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual, mereka
masih harus menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi kelas yang telah yang
di berikan guru. Dan pada aktifitas siklus II bahwa siswa terlihat semakin
meningkat menjadi 82,03% dengan kategori sangat baik. hal ini di sebabkan
karena siswa telah terbiasa dengan penggunaan pendekatan kontekstual dan
mereka semakin antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran fiqih. Hal
ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual
dapat diterima dan dilaksanakan oleh siswa.
69
b. Lembar observasi guru
Gambar 4.2 Diagram Persentase
Aktivitas Guru Pada Siklus I dan Siklus II
Diagram 4.2 Menunjukan adannya hasil presentase kegiatan guru
yang diperoleh pada siklus I dengan menerapkan pendekatan kontekstual
sebesar 64,28% dengan kategori baik, sedangkan hasil persentase kegiatan
guru yang diperoleh pada siklus II sebesar 82,14%. Hal ini menunjukkan
bahwa adanya peningkatan kegiatan guru pada siklus I dan siklus II,
setelah diterapkannya pendekatan kontekstual.
c. Hasil Tes Siswa
Gambar 4.3 Diagram Persentase
Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II
70
Berdasarkan Diagram 4.3 memperlihatkan bahwa hasil belajar pada
siklus I jumlah yang mendapatkan nilai posttest diatas Kriteria Ketuntasan
Minimal sebanyak 60,71% masih belum mencapai intervensi tindakan yang
diharapkan. Namun setelah dilakukan hasil belajar siklus II jumlah yang
mendapatkan nilai posttest dengan Kriteria Ketuntasan Minimal meningkat
sebanyak 82,14%. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi tindakan yang
diharapkan telah tercapai.
C. Pembahasan
Pada pelaksanaannya penelitian ini dilakukan dalam dua siklus mulai
dari Kamis 06 Februari – Kamis 27 Februari 2014. dari kedua siklus yang
telah dilaksanakan terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan
pendekatan kontekstual, hal tersebut diperkuat dengan peningkatan aktivitas
siswa dari siklus ke siklus. Tes hasil belajar diberikan kepada siswa sebanyak
dua kali yaitu prettest dan posttest, terdiri dari 10 soal dalam bentuk pilihan
ganda yang diberikan pada masing-masing siswa setiap siklusnya.
Pada awal siklus I belum ada peningkatan hasil belajar karena
beberapa faktor. Diantaranya adalah siswa belum terbiasa dengan
menggunakan pendekatan kontekstual, suasana masih belum begitu bisa
terkendali di saat siswa ingin memulai pembelajaran dengan berkelompok.
siswa belum fokus dalam mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru,
siswa kurang termotivasi karena masih terbiasa dengan pembelajaran
konvensional dimana guru yang lebih utama dalam menyampaikan isi materi.
Dengan adanya evaluasi pada siklus I kemudian diperbaiki pada siklus II
ternyata ada peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari hasil tes akhir siklus
I dan test akhir siklus II yang nilai rata-ratanya meningkat yaitu dari
sebelumnya 60,71% menjadi 82,14% ini berarti kebanyakan siswa telah
mencapai indikator keberhasilan maka penelitian dianggap berhasil.
Hasil penelitian yang dilakukan penulis sejalan dengan hasil penelitian
yang sudah dikemukakan oleh beberapa peneliti yang memiliki keterkaitan
dengan pendekatan kontekstual. serta menunjukkan bahwa penerapan
71
pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih kelas VIII
MTs Unwanul Khairiyyah Depok.
Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas adalah apabila hasil
belajar siswa mencapai 70 Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang di
tetapkan oleh sekolah MTs Unwanul Khairiyyah kota Depok. Tingkat
ketercapaian hasil belajar mencapai 75%. Pada penelitian ini hasil belajar
siswa setelah diterapkan pendekatan CTL dalam proses belajar mengajar, baik
pada siklus I maupun siklus II mengalami peningkatan. Namun pada siklus I
KKM belum tercapai, pada siklus I nilai rata-rata posttest adalah 60,71 nilai
ini jika dikategorikan ke dalam kategori ketuntasan belajar maka berada pada
kategori rendah.
Selanjutnya proses belajar mengajar dilanjut kesiklus II. Hasil belajar
siswa setelah diterapkan pendekatan CTL proses belajar mengajar pada siklus
I dan II mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai posstest adalah 60,71%
apabila dikategorikan ke dalam kategori ketuntasan belajar maka berada pada
kategori rendah. Pada siklus II menjadi 82,14% apabila dikategorikan ke
dalam kategori ketuntasan belajar maka berada pada kategori tinggi.
Meningkatnya hasil belajar siswa tersebut tidak terlepas dari
keterampilan guru dalam menerapkan CTL. Hal ini terlihat dari observasi guru
pada siklus I dan II. Pada siklus I 64,28% sedangkan siklus II 82,14% dengan
kriteria sangat baik
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaranpun berdampak pada
peningkatan mutu, proses dan hasil belajar siswa. Tingkat keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran pada siklus I dengan rata-rata 64,06% sedangkan
tingkat keaktifan siswa pada siklus II dengan nilai 82,03% dengan kriteria
sangat baik.
Dari hasil di atas terlihat bahwa pendekatan CTL dapat mengaktifkan
siswa. Dalam hal ini keaktifan siswa di bantu dengan cara, pertama
membangun keterkaitan antara pengatahuan baru dengan kehidupan sehari-
hari. Kedua, siswa secara langsung terlibat memecahkan masalah yang di
72
berikan untuk membantu dalam mengajarkan temannya satu sama lain
sehingga terjadi proses transfer pengetahuan, keterampilan yang di miliki.
Melalui proses interaksi saat pembelajaran dengan menggunakan CTL
akan melatih siswa untuk mengembangkan kepekaan sosialnya, tanpa
menghambat kemajuan dirinya sendiri, karena siswa memiliki lebih banyak
kesempatan untuk meningkatkan komunikasi, partisipasi, kreativitas. Kondisi
seperti ini membuat siswa tidak merasa jenuh dalam proses pembelajaran,
sehingga terjadi pada peningkatan terhadap hasil belajar.
Pembelajaran yang menggunakan yang menggunakan pendekatan CTL
telah menimbulkan perubahan besar terhadap kondisi belajar mengajar kearah
lebih positif. Atas dasar itu maka pembelajaran harus didesain dengan
perencanaan yang begitu matang, mempunyai persiapan dan penampilan hasil.
Itu merupakan tahapan-tahapan yang harus terlaksana secara terpadu agar
tercipta situasi penbelajaran bermakna. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL tidak
hanya berpusat pada guru tetapi para siswa juga aktif, hal ini mengakibatkan
siswa menjadi aktif dan suasana kelas tidak sepi. Sehingga menimbulkan
suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
Pada jurnal ilmiah penelitian kependidikan pada lembaga penelitian
Universitas Negri Yogyakarta mengatakan bahwa, model pembelajaran
kontekstual berbasis kompetensi diterapkan dalam pembelajaran, terlebih
dahulu dilakukan pembuatan rencana pembelajaran agar dalam pelaksanaan
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan. Rencana
pembelajaran secara garis besar berisi tentang : kmpetensi dan tujuan
pembelajaran, skenario pembelajaran diorentasikan pada pembelajaran yang
berpusat pada mahasiswa, pembelajaran yang menarik, kontekstual, dan
mengacu pada kompetensi yang dituntut. Kegiatan pembelajaran yan
direncanakan mengacu pada tujuh komponen pembelajaran yang efektif, yaitu:
konstruktivisme, menemukan atau inkuiry, bertanya, masyarakat belajar,
pemodelan dan penilaian autentik.
73
Kesimpulan pada jurnal ilmiah tersebut adalah penerapan model CTL
yang berbasis pada kompetensi pada mata kuliah Tekhnik Pendinginan Tata
udara terbukti berhasil meningkatkan efektivitas pembelajaran baik dilihat dari
sisi proses maupun dari hasil pembelajaran.
Dari sisi proses, penerapan pembelajaran kontekstual yang berbasis
kompetensi telah berhasil meningkatkan motivasi mahasiswa, keterlibatan
aktif mahasiswa, meningkatkan suasana belajar yang kondusif, menarik dan
menyenangkan, mahasiwa lebih mudah dalam memahami dan menguasai
kompetensi yang dituntut sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Dari sisi hasil pembelajaran, penerapan pembelajaran kontekstual
berbasis kompetensi telah berhasil melampaui kriteria minimal keberhasilan.
Semua mahasiswa mendapatkan nilai di atas kriteria minimal (c). Hal ini
ditujukan oleh perolehan nilai sebagai berikut. Siklus I: A- (4 orang), B (3
orang), C+ (3 orang), C (3 orang), sedangkan siklus II: nilai A- (6 orang), B+
(2 orang), B (4 orang), dan B- (1 orang). Hal tersebut juga menunjukan adanya
peningkatan yang signifikan antara siklus I dan siklus II.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran kontekstual adalah suatu metode pembelajaran yang
menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya pada
kehidupan mereka. Berdasarkan temuan hasil penelitian dan pembahasan yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual
dalam pembelajaran secara berkelanjutan dalam dua siklus empat pertemuan.
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar fiqih siswa pada materi memahami
ketentuan pengeluaran harta diluar zakat dan terbukti dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VIII MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah. Peningkatan
hasil belajar FIQIH siswa kelas VIII MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah
Depok setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model
CTL, dapat meningkatkan dari posttes akhir siklus I (60,71%) dengan
penelitian postess akhir siklus II sebesar (82,14%).
B. Saran
Agar pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model CTL dapat
mencapai hasil yang optimal maka terdapat beberapa hal penting yang harus
diperhatikan, diantaranya :
1. Guru diharapkan dapat mengembangkan model CTL dan metode-metode
atau strategi-strategi lain yang tidak hanya meningkatkan kemampuan
kognitif siswa akan tetapi juga meningkatkan atau melatih kemampuan
berpikir siswa.
2. Pihak sekolah hendaknya memfasilitasi proses pembelajaran khususnya alat
peraga sebagai penunjang keaktifan siswa dan guru.
3. Guru diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan Pendekatan CTL
(Contextual Teaching Learning) dengan baik dalam kegiatan pembelajaran
75
di kelas. Hal ini dapat dilakukan apabila konsep pembelajaran dan situasi
belajar mendukung untuk menggunakan pendekatan pembelajaran
tersebut.
76
DAFTAR PUSTAKA
Djazuli, A. Ilmu Fiqih. Jakarta: Kencana, 2005.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Djamarah, Syaiful Bahridan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta, 2006.
Hertini Nara dan Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia, cet. 1, 2010.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 1995a.
-------, Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 1995b.
Johnson, Eliane B. Contextual Teaching and Learning. Bandung: MLC, cet. 2,
2006.
Khoiru lif, Dkk. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpad. Jakarta: Prestasi Pustaka,
cet. 1, 2011.
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2010.
Muhibin Syah, Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, cet. 4, 2005.
-------, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, cet. 16, 2010.
Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
cet. 8, 2005.
-------, Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2006.
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma Pengembangan
Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Raja Grafindo Persada 2009.
Mansur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Jakarta: Bumi Aksara, cet. 6, 2009.
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktor Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama RI, cet. 1, 2009.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
77
Rusman, Model-Model Pembelajaran. Mengembangkan Profesionalisme Guru,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, cet. 3 2011.
Rachman, Shaleh Abdul. Pendidikan Agama dan Membangun Watak Bangsa,
Jakarta: Prenada Media Group, cet. 3, 2008
-------, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Prenada
Media Group, cet. 3, 2008.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi
Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan
Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cet. 1, 2009.
Ridwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Penelitian Pemula.
Bandung: Alfabeta, 2009.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, cet. X 2011.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar. Jakarta: Rosda karya.
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
KTSP, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cet. 1, 2008.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana, cet. 5, 2008.
Sanjaya, Wina. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana, cet. 3, 2005.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif; Konsep Landasan
dan Implementasinya pada kurikulum Tingkat satuan Pendidikan.
Jakarta: Kencana, cet. 3, 2010.
Zurinal Z dan Aminudin, Fiqih Ibadah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2008.
Zain, Lukman. Pembelajaran Fiqih, Jakarta: Dirjen PAI, cet. 1, 2009.
78
PERANGKAT PEMBELAJARAN
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Nama Sekolah : MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : VIII/ Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan : 1
A. Standar Kompetensi
Memahami ketentuan pengeluaran harta diluar zakat
B. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan ketentuan-ketentuan sadaqah, hibah dan hadiah
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian sadaqah
2. Menjelaskan pengertian hibah
3. Menjelaskan pengertiah hadiah
4. Menyebutkan persamaan manfaat sadaqah
5. Menyebutkan persamaan manfaat hibah
6. Menyebutkan persamaan manfaat hadiah
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian sadaqah
2. Siswa mampu menjelaskan pengertian hibah
3. Siswa mampu menjelaskan pengertian hadiah
4. Siswa mampu menyebutkan persamaan manfaat sadaqah
5. Siswa mampu menyebutkan persamaan manfaat hibah
6. Siswa mampu menyebutkan persamaan hadiah
80
E. Materi Pembelajaran
1. Infak harta diluar zakat
F. Karakter siswa yang diharapkan
1. Jujur, toleransi, komunikatif, cinta sosial, tanggung jawab, kerjasama, ketelitian, tekun, disiplin, peduli lingkungan.
G. Metode Pembelajaran dan Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan : CTL
2. Metode : ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya jawab antar murid dan guru
H. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran
No Tahapan Kegiatan Nilai karakter Alokasi
waktu
1 Pendahuluan Guru Siswa 15 menit
Pengondisian kelas Mengkondisikan kelas Disipilin dan
sopan santun Memberi salam pada siswa Menjawab salam pada guru
Meminta ketua kelas untuk
memimpin baca do’a bersama
sebelum mulai belajar
Siswa bersama-sama dengan
guru membaca do’a sebelum
mulai belajar
Disiplin
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin
dicapai
Memperhatikan dan
mendengarkan guru
Religius
Apersepsi Mendengarkan, menjawab, atau
mengerjakan apa yang
diperintahkan guru
Rasa ingin tahu
2 Inti Konstruktivisme
(constructivisme)
Memberikan pengarahan
terhadap siswa agar terlibat
aktif dan terampil dalam
mengamati
Mengkomunikasikan
pemahaman konsep infak harta
diluar zakat
Ketelitian,
tekun, disiplin
55 menit
Apa yang kamu ketahui Secara aktif dapat terlibat
81
tentang infak harta diluar
zakat
menerapkan ide sendiri lewat
tanya jawab
Masyarakat belajar
(learning
community)
Mendemonstrasikan infak
harta diluar zakat
Mempraktikan dan menyimak
peragaan guru
Komunikatif
Menemukan
(Inquiry)
Mengarahkan siswa
melakukan
pengamatan/observasi
Siswa melakukan pengamatan
sesuai dengan instruksi yang di
berikan
Teliti, tekun
Bertanya
(Questioning)
Mengarahkan siswa untuk
mengajukan pertanyaan
Siswa bertanya terkait dengan
materi
Komunikatif
Pemodelan
(Modelling)
Mendemonstrasikan melalui
alat peraga dan
mempresentasikannya
Menyimak peragaan yang
diperlihatkan guru
Kerjasama,
disiplin
Memberikan kesempatan
kepada siswa memperagakan
didepan teman
Beberapa siswa mencoba untuk
mendemonstrasikan didepan
teman mengenai infak harta
diluar zakat
Kerjasama,
disiplin
Penilaian nyata
(Authentic assesment)
Menjelaskan manfaat dari
pembelajaran
Siswa melaporkan hasil kerja
kelompok
Tanggung jawab,
kerjasama
Refleksi (reflection) Guru bersama siswa
menyimpulkan hasil sekitar
masalah infak harta diluar zakat
Siswa mncatat hal-hal penting.
menyimak dan mendengarkan
Komunikatif,
disiplin
3 Penutup Menyimpulkan materi
pelajaran
Memberikan penghargaan
kepada kelompok yang
melakukan percobaan dengan
benar berupa pujian
Tekun 10 menit
Mengucap salam
Menyimak dan mencatat yang
diperlukan Religious
Menjawab salam
82
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Tekhnik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen
1. Jelaskan pengertian
sadaqah
2. Jelaskan pengertian hibah
3. Jelaskan pengertian
hadiah
4. Sebutkan persamaan
manfaat sadaqah
5. Sebutkan persamaan
manfaat hibah
6. Sebutkan persamaan
manfaat hadiah
Unjuk kerja Tes Uraian 1. Sadaqah adalah memberikan sesuatu
kepada orang lain dengan tidak
mengharap imbalannya semata
mengharap ridha allah.
2. Hibah adalah pemberian harta dari
seseorang kepada orang lain dengan
alih kepemilikan untuk di manfaatkan
sesuai kegunaaanya dan langsung
pindah pemiliknya saat akad hibah.
3. Hadiah adalah memberikan sesuatu
secara Cuma-Cuma dengan maksud
untuk memuliakan seseorang karena
suatu kebaikan yang telah diperbuat.
4. Akan terwujudnya kerukunan hidup
bertetangga dan bermasyarakat.
5. Akan terjalinnya hubungan
persaudaraan antara pemberi dan
penerima.
6. Memberikan kemaslahatan hidup dari
kalangan orang yang berprestasi.
83
84
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Nama Sekolah : MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : VIII/ Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan : 2
A. Standar Kompetensi
Memahami ketentuan pengeluaran harta diluar zakat
B. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan ketentuan-ketentuan sadaqah, hibah dan hadiah
C. Indikator
1. Menyebutkan perbedaan sadaqah
2. Menyebutkan perbedaan hibah
3. Menyebutkan perbedaan hadiah
4. Menjelaskan hukum sadaqah
5. Menjelaskan hukum hibah
6. Menjelaskan hukum hadiah
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menyebutkan perbedaan sadaqah
2. Siswa mampu menyebutkan perbedaan hibah
3. Siswa mampu menyebutkan perbedaan hadiah
4. Siswa mampu menjelaskan hukum sadaaqah
5. Siswa mampu menjelaskan hukum hibah
6. Siswa mampu menjelaskan hukum hadiah
85
E. Materi Pembelajaran
1. Infak harta diluar zakat
F. Karakter siswa yang diharapkan
1. Jujur, toleransi, komunikatif, cinta sosial, tanggung jawab, kerjasama, ketelitian, tekun, disiplin, peduli lingkungan.
G. Metode Pembelajaran dan Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan : CTL
2. Metode : ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya jawab antar murid dan guru
H. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran
No Tahapan Kegiatan Nilai karakter Alokasi
waktu
1 Pendahuluan Guru Siswa 15 menit
Pengondisian kelas Mengkondisikan kelas Disipilin dan
sopan santun Memberi salam pada siswa Menjawab salam pada guru
Meminta ketua kelas
untuk memimpin baca
do’a bersama sebelum
mulai belajar
Siswa bersama-sama dengan
guru membaca do’a sebelum
mulai belajar
Disiplin
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai
Memperhatikan dan
mendengarkan guru
Religius
Apersepsi Mendengarkan, menjawab,
atau mengerjakan apa yang
diperintahkan guru
Rasa ingin tahu
2 Inti Konstruktivisme
(constructivisme)
Memberikan pengarahan
terhadap siswa agar terlibat
aktif dan terampil dalam
mengamati
Mengkomunikasikan pemahaman
konsep infak harta diluar zakat Ketelitian,
tekun, disiplin
55 menit
Apa yang kamu ketahui
tentang infak harta diluar
zakat
Secara aktif dapat terlibat
menerapkan ide sendiri lewat
tanya jawab
86
Masyarakat belajar
(learning
community)
Mendemonstrasikan infak
harta diluar zakat
Mempraktikan dan menyimak
peragaan guru
Komunikatif
Menemukan
(Inquiry)
Mengarahkan siswa
melakukan
pengamatan/observasi
Siswa melakukan pengamatan
sesuai dengan instruksi yang di
berikan
Teliti, tekun
Bertanya
(Questioning)
Mengarahkan siswa untuk
mengajukan pertanyaan
Siswa bertanya terkait dengan
materi
Komunikatif
Pemodelan
(Modelling)
Mendemonstrasikan melalui
alat peraga dan
mempresentasikannya
Menyimak peragaan yang
diperlihatkan guru
Kerjasama,
disiplin
Memberikan kesempatan
kepada siswa
memperagakan didepan
teman
Beberapa siswa mencoba untuk
mendemonstrasikan didepan
teman mengenai infak harta
diluar zakat
Kerjasama,
disiplin
Penilaian nyata
(Authentic
assesment)
Menjelaskan manfaat dari
pembelajaran
Siswa melaporkan hasil kerja
kelompok
Tanggung
jawab,
kerjasama
Refleksi
(reflection)
Guru bersama siswa
menyimpulkan hasil sekitar
masalah infak harta diluar
zakat
Siswa mncatat hal-hal penting.
menyimak dan mendengarkan
Komunikatif,
disiplin
3 Penutup Menyimpulkan materi
pelajaran
Memberikan penghargaan kepada
kelompok yang melakukan
percobaan dengan benar berupa
pujian
Tekun 10 menit
Mengucap salam
Menyimak dan mencatat yang
diperlukan Religious
Menjawab salam
87
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Tekhnik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen Soal
1. Sebutkan perbedaan
sadaqah
2. Sebutkan perbedaan
hibah
3. Sebutkan perbedaan
hadiah
4. Jelaskan hukum sadaqah
5. Jelaskan hukum hibah
6. Jelaskan hukum hadiah
Unjuk kerja Tes Uraian 1. Sadaqah tidak ditentukan nilai besar
kecilnya yang bisa di sadaqahkan yang
penting keikhlasannya.
2. Ia mempunyai prinsip hidup saling
tolong menolong, maka ia tidak merasa
keberatan sebagian hartanya untuk
menolong orang yang membutuhkan.
3. Memperlatih seorang anak untuk
melaksanakan hadiah, selain itu
membantu orang lain dengan tenaga
dan pemikiran.
4. Hukum sadaqah pada dasarnya ialah
amalan yang sangat terpuji dan
dianjurkan dalam islam.
5. Hibah pada dasarnya mubah (jaiz).
6. Hadiah boleh atau mubah.
88
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Nama Sekolah : MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : VIII/ Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan : 3
A. Standar Kompetensi
Memahami ketentuan pengeluaran harta diluar zakat
B. Kompetensi Dasar
1. Mempraktikan sadaqah, hibah dan hadiah
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian sadaqah
2. Menjelaskan pengertian hibah
3. Menjelaskan pengertiah hadiah
4. Dapat mempraktikan sadaqah
5. Dapat mempraktikan hibah
6. Dapat mempraktikan hadiah
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu Menjelaskan pengertian sadaqah
2. Siswa mampu menjelaskan pengertian hibah
3. Siswa mampu menjelaskan pengertiah hadiah
4. Siswa dapat mempraktikan sadaqah
5. Siswa dapat mempraktikan hibah
6. Siswa dapat mempraktikan hadiah
90
E. Materi Pembelajaran
1. Infak harta diluar zakat
F. Karakter siswa yang diharapkan
1. Jujur, toleransi, komunikatif, cinta sosial, tanggung jawab, kerjasama, ketelitian, tekun, disiplin, peduli lingkungan
G. Metode Pembelajaran dan Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan : CTL
2. Metode : ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya jawab antar murid dan guru
H. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran
No Tahapan Kegiatan Nilai karakter Alokasi
waktu
1 Pendahuluan Guru Siswa 15 menit
Pengondisian kelas Mengkondisikan kelas Disipilin dan
sopan santun Memberi salam pada siswa Menjawab salam pada guru
Meminta ketua kelas untuk
memimpin baca do’a
bersama sebelum mulai
belajar
Siswa bersama-sama dengan
guru membaca do’a sebelum
mulai belajar
Disiplin
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin
dicapai
Memperhatikan dan
mendengarkan guru
Religius
Apersepsi Mendengarkan, menjawab, atau
mengerjakan apa yang
diperintahkan guru
Rasa ingin tahu
2 Inti Konstruktivisme
(constructivisme)
Memberikan pengarahan
terhadap siswa agar terlibat
aktif dan terampil dalam
mengamati
Mengkomunikasikan pemahaman
konsep infak harta diluar zakat Ketelitian,
tekun, disiplin
55 menit
Apa yang kamu ketahui
tentang infak harta diluar zakat
Secara aktif dapat terlibat
menerapkan ide sendiri lewat tanya
jawab
91
Masyarakat belajar
(learning
community)
Mendemonstrasikan infak
harta diluar zakat
Mempraktikan dan menyimak
peragaan guru
Komunikatif
Menemukan
(Inquiry)
Mengarahkan siswa
melakukan
pengamatan/observasi
Siswa melakukan pengamatan
sesuai dengan instruksi yang di
berikan
Teliti, tekun
Bertanya
(Questioning)
Mengarahkan siswa untuk
mengajukan pertanyaan
Siswa bertanya terkait dengan
materi
Komunikatif
Pemodelan
(Modelling)
Mendemonstrasikan melalui
alat peraga dan
mempresentasikannya
Menyimak peragaan yang
diperlihatkan guru
Kerjasama,
disiplin
Memberikan kesempatan
kepada siswa memperagakan
didepan teman
Beberapa siswa mencoba untuk
mendemonstrasikan didepan teman
mengenai infak harta diluar zakat
Kerjasama,
disiplin
Penilaian nyata
(Authentic
assesment)
Menjelaskan manfaat dari
pembelajaran
Siswa melaporkan hasil kerja
kelompok
Tanggung
jawab,
kerjasama
Refleksi
(reflection)
Guru bersama siswa
menyimpulkan hasil sekitar
masalah infak harta diluar
zakat
Siswa mncatat hal-hal penting.
menyimak dan mendengarkan
Komunikatif,
disiplin
3 Penutup Menyimpulkan materi
pelajaran
Memberikan penghargaan kepada
kelompok yang melakukan
percobaan dengan benar berupa
pujian
Tekun 10 menit
Mengucap salam
Menyimak dan mencatat yang
diperlukan Religious
Menjawab salam
92
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Tekhnik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen Soal
1. Jelaskan pengertian
sadaqah
2. Jelaskan pengertian
hibah
3. Jelaskan pengertian
hadiah
4. Dapat mempraktikan
sadaqah
5. Dapat mempraktikan
hibah
6. Dapat mempraktikan
hadiah
Unjuk kerja Tes Uraian 1. Sadaqah adalah memberikan sesuatu
kepada orang lain dengan tidak
mengharap imbalannya semata
mengharap ridha allah.
2. Hibah adalah pemberian harta dari
seseorang kepada orang lain dengan
alih kepemilikan untuk di manfaatkan
sesuai kegunaaanya dan langsung
pindah pemiliknya saat akad hibah.
3. Hadiah adalah memberikan sesuatu
secara Cuma-Cuma dengan maksud
untuk memuliakan seseorang karena
suatu kebaikan yang telah diperbuat.
4. Perbuatan ini dilakukan semata-mata
untuk mencari ridha allah.
5. Pemberian ini biasanya dalam bentuk
barang tidak bergerak seperti rumah
dan tanah.
6. Pemberian ini bersifat keduniawian.
93
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Nama Sekolah : MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : VIII/ Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan : 4
A. Standar Kompetensi
Memahami ketentuan pengeluaran harta diluar zakat
B. Kompetensi Dasar
1. Mempraktikan sadaqah, hibah dan hadiah
C. Indikator
1. Mengetahui cara melaksanakan sadaqah
2. Mengetahui cara melaksanakan hibah
3. Mengetahui cara melaksanakan hadiah
4. Mengetahui bentuk-bentuk sadaqah
5. Mengetahui bentuk-bentuk hibah
6. Mengetahui bentuk-bentuk hadiah
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengetahui cara melaksanakan sadaqah
2. Siswa mampu mengetahui cara melaksanakan hibah
3. Siswa mampu mengetahui cara melaksanakan hadiah
4. Siswa mampu mengetahui bentuk-bentuk sadaqah
5. Siswa mampu mengetahui bentuk-bentuk hibah
6. Siswa mampu mengetahui bentuk-bentuk hadiah
95
E. Materi Pembelajaran
1. Infak harta diluar zakat
F. Karakter siswa yang diharapkan
2. Jujur, toleransi, komunikatif, cinta sosial, tanggung jawab, kerjasama, ketelitian, tekun, disiplin, peduli lingkungan
G. Metode Pembelajaran dan Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan : CTL
2. Metode : ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya jawab antar murid dan guru
H. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran
No Tahapan Kegiatan Nilai karakter Alokasi
waktu
1 Pendahuluan Guru Siswa 15 menit
Pengondisian kelas Mengkondisikan kelas Disipilin dan
sopan santun Memberi salam pada siswa Menjawab salam pada guru
Meminta ketua kelas untuk
memimpin baca do’a bersama
sebelum mulai belajar
Siswa bersama-sama dengan
guru membaca do’a sebelum
mulai belajar
Disiplin
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin
dicapai
Memperhatikan dan
mendengarkan guru
Religius
Apersepsi Mendengarkan, menjawab,
atau mengerjakan apa yang
diperintahkan guru
Rasa ingin tahu
2 Inti Konstruktivisme
(constructivisme)
Memberikan pengarahan
terhadap siswa agar terlibat aktif
dan terampil dalam mengamati
Mengkomunikasikan
pemahaman konsep infak harta
diluar zakat
Ketelitian,
tekun, disiplin
55 menit
Apa yang kamu ketahui tentang
infak harta diluar zakat
Secara aktif dapat terlibat
menerapkan ide sendiri lewat
tanya jawab
Masyarakat belajar Mendemonstrasikan infak harta Mempraktikan dan menyimak Komunikatif
96
(learning
community)
diluar zakat peragaan guru
Menemukan
(Inquiry)
Mengarahkan siswa melakukan
pengamatan/observasi
Siswa melakukan pengamatan
sesuai dengan instruksi yang di
berikan
Teliti, tekun
Bertanya
(Questioning)
Mengarahkan siswa untuk
mengajukan pertanyaan
Siswa bertanya terkait dengan
materi
Komunikatif
Pemodelan
(Modelling)
Mendemonstrasikan melalui alat
peraga dan mempresentasikannya
Menyimak peragaan yang
diperlihatkan guru
Kerjasama,
disiplin
Memberikan kesempatan kepada
siswa memperagakan didepan
teman
Beberapa siswa mencoba untuk
mendemonstrasikan didepan
teman mengenai infak harta
diluar zakat
Kerjasama,
disiplin
Penilaian nyata
(Authentic
assesment)
Menjelaskan manfaat dari
pembelajaran
Siswa melaporkan hasil kerja
kelompok
Tanggung
jawab,
kerjasama
Refleksi
(reflection)
Guru bersama siswa
menyimpulkan hasil sekitar
masalah infak harta diluar zakat
Siswa mncatat hal-hal penting.
menyimak dan mendengarkan
Komunikatif,
disiplin
3 Penutup Menyimpulkan materi pelajaran Memberikan penghargaan
kepada kelompok yang
melakukan percobaan dengan
benar berupa pujian
Tekun 10 menit
Mengucap salam
Menyimak dan mencatat yang
diperlukan Religious
Menjawab salam
97
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Tekhnik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen Soal
1. Mengetahui cara
melaksanakan sadaqah
2. Mengetahui cara
melaksanakan hibah
3. Mengetahui cara
melaksanakan hadiah
4. Mengetahui bentuk-
bentuk sadaqah
5. Mengetahui bentuk-
bentuk hibah
6. Mengetahui bentuk-
bentuk hadiah
Unjuk kerja Tes Uraian 1. Sadaqah tidak ditentukan nilai besar
kecilnya yang penting keikhlasannya.
Sadaqah tidak terikat tata cara atau
prosedur.
2. Menanamkan dari sejak dini sifat saling
tolong menolong diantara teman-teman
kalian yang sedang mengalami
kesusahan.
3. Pemberian ini hendaknya di utamakan
kepada orang miskin terlebih jika
rumahnya berdekatan.
4. Menahan diri dari tidak berbuat
keburukan, termasuk sadaqah.
5. Contoh seperti rumah.
6. Alat sekolah televisi dan lain-lain.
98
99
SOAL SIKLUS I
Nama :
Kelas : VIII
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar !
1. Sadaqah hukumnya ...
a. Sunah b. Makruh c. Mubah d. Wajib
2. Hibah termasuk ibadah gairu mahdah. Oleh sebab itu ....
a. hibah harus dilakukan sesuai petunjuk agama
b. hibah tidak terikat dengan aturan-aturan tertentu
c. orang yang berhibah mendapatkan pahala
d. pahala hibah tidak besar
3. Seseorang boleh menghibahkan atau tidak menghibahkan sesuatu kepada orang lain karena hukum asal hibah adalah ...
a. wajib b. Sunah c. Makruh d. Jaiz
4. Pemberian sesuatu atas jasanya disebut ...
a. Hibah b. hadiah c. Sadaqah d. Wakaf
5. Menghibahkan sesuatu dengan maksud mendapat imbalan sesuatu, hukumnya adalah ...
a. Makruh b. wajib c. Sunah d. Haram
100
6. Pemberian hibah hukumnya wajib apabila ...
a. Hibah tersebut tidak boleh diminta kembali
b. Hibah tersebut kepada anak dan istri
c. Memberikan hibah dengan harapan mendapat imbalan
d. Memberikan sesuatu yang masih sangat disenangi pemiliknya
7. Pemberian sesuatu dengan tujuan untuk memuliakan, menghormati kepada yang diberi, dinamakan ...
a. Sadaqah b. infak c. Hadiah d. Hibah
8. Sadaqah, hibah dan pemberian hadiah termasuk perkara ... dalam islam
a. Amat baik
b. Diwajibkan
c. Tidak di pandang remeh
d. Dianjurkan
9. Sadaqah hukumnya ...
a. Sunah b. Makruh c. Mubah d. Wajib
10. Apabila seseorang meninggal dunia terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu ...
a. Islam, anak saleh yang mendoakan serta haji dan umrah
b. Haji, sadaqah ilmu yang bermanfaat
c. Sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak saleh yang mendoakan orang tuanya
d. Zakat, puasa ramadhan dan salat yang tidak pernah ditinggalkan dalam keadaan bagaimanapun
101
SOAL SIKLUS II
Nama :
Kelas : VIII
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar !
1. Jika ada orang yang membantu menyeberangkan jalan orang tua, perbuatan itu termasuk ...
a. Wakaf b. Sadaqah c. Infaq d.hibah
2. Pemberian sadaqah sebaiknya didahulukan kepada ...
a. Keluarga b. Tetangga dekat c. Masyarakat luas d. Musafir
3. Jika ada orang yang memberikan bantuan berupa tenaga pada orang lain, termasuk ...
a. Sadaqah b. Hibah c. Hadiah d. Upah
4. Seseorang apabila meninggal, maka terputuslah semua amalnya, kecuali ...
a. Pahala perbuatannya b. Anak-anak yang berbakat
c. Sadaqah jariyah d. Harta warisnya
5. Pada hakikatnya barang yang disedekahkan dalam bentuk wakaf adalah ...
a. Barang wakaf itu sendiri
b. Ikrar wakaf
c. Status barang wakaf
d. Manfaat dari barang wakaf
102
6. Berikut merupakan salah satu contoh perilaku sadaqah, yaitu ...
a. Memberikan upah kepad pekerja yang sudah selesai mengerjakan pekerjaannya
b. Memberikan makanan kepada oranglain karena diminta
c. Memberikan harta yang halal kepada fakir miskin
d. Memberikan jawaban yang benar kepada teman ketika membutuhkan
7. Melaksanakan pemberian sesuatu tidak diperlukan tata cara atau prosedur tertentu disebut ...
a. Infak b. sadaqah c. Hibah d. Hadiah
8. Pada akhir tahun ajaran, guru agama bidang studi fikih madrasah tsanawiyah meraih prestasi terbaik sebagai guru berprestasi. Ia
menerima satu set komputer dari kepala sekolah. Komputer tersebut tergolong ...
a. Wakaf b. sadaqah c. Hadiah d. Bonus
9. Terbentuk sifat dermawan dalam dirinya, serta terhindar dari sifat kikir dan bakhil, termasuk manfaat dari ...
a. Orang yang memberi hadiah b. orang yang memberi sadaqah
b. Tinggi nilainya dan harganya d. Tenaga dan pikiran
10. orang yang menarik kembali hibahnya diibaratkan seperti ...
a. wanita yang merusak kain tenunnya sendiri
b. orang yang menjilat api yang menyala-nyala
c. orang yang menelan kembali muntahnya sendiri
d. api yang menghanguskan kayu bakar
103
KUNCI JAWABAN SOAL
SIKLUS I
Nomer soal Kunci jawaban
1 A
2 B
3 D
4 B
5 A
6 B
7 C
8 D
9 B
10 C
104
KUNCI JAWABAN SOAL
SIKLUS II
Nomer soal Kunci jawaban
1 B
2 A
3 A
4 C
5 C
6 C
7 D
8 C
9 A
10 C
105
HASIL PENELITIAN
Hasil pretest siklus I
Nama
siswa
Soal Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 7 70
b 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 5 50
c 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 4 40
d 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 80
e 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70
f 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 40
g 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 70
h 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 5 50
i 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 4 40
j 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 4 40
k 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 5 50
l 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 3 30
m 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 7 70
NN 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 4 40
o 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 40
p 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7 70
q 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 3 30
r 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 5 50
Ss 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 4 40
t 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 5 50
u 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 4 40
v 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 5 50
w 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4 40
x 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 5 50
y 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 80
z 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 50
aa 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 4 40
aaa 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 80
Keterangan: ≥ 70 = 8 siswa∕28 x 100% =28,57
106
Hasil postest siklus 1
Nama siswa Soal Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 70
B 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80
C 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 7 70
D 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 80
E 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7 70
f 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 5 50
g 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7 70
h 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 7 70
i 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 70
j 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 4 40
k 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 7 70
l 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 5 50
m 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 7 70
NN 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 70
o 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80
p 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 4 40
q 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90
r 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 4 40
Ss 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 5 50
t 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 4 40
u 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7 70
v 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 4 40
w 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90
x 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 4 40
y 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80
z 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 6 60
aa 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 80
aaa 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 4 40
Keterangan: ≥ 70 = 17 siswa∕28 siswa x 100% = 60,71
107
Hasil pretest siklus II
Nama siswa Soal Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 5 50
b 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4 40
c 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 2 20
d 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70
e 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 40
f 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80
g 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7 70
h 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 5 50
i 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 3 30
j 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 70
k 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 50
l 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 3 30
m 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 20
NN 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 7 70
o 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 20
p 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 70
q 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 40
r 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 80
Ss 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 7 70
t 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 5 50
u 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 30
v 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 7 70
w 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 5 50
x 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3 30
y 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 7 70
z 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 70
aa 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 3 30
aaa 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 70
Keterangan: ≥ 70 = 12 orang∕28 siswa x 100% = 42,85
108
Hasil postest siklus II
Nama siswa Soal Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
b 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 7 70
c 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 5 50
d 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 80
e 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 70
f 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80
g 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90
h 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 70
i 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 5 50
j 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90
k 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 70
l 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
m 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 5 50
NN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7 70
o 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 70
p 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 80
q 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 7 70
r 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8 80
Ss 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90
t 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 70
u 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
v 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90
w 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 70
x 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 5 50
y 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90
z 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7 70
aa 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 5 50
aaa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
Keterangan: ≥ 70 = 23 siswa∕28 siswa x 100% = 82,14
109
LEMBAR OBSERVASI GURU
Hari/tanggal :
Petunjuk : berikanlah tanda ceklist (√) pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan aktivitas guru yang telah dilakukan
KBM Komponen CTL AKTIVITAS GURU Pelaksanaan ∑
1 2 3 4
Pendahuluan Konstruktivisme Mengarahkan siswa terlibat aktif dan terampil dalam mengamati
Masyarakat belajar Tekhnik pembagian kelompok
Inti Menemukan Mengarahkan siswa melakukan observasi
Bertanya Mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait materi
Pemodelan Memberikan pengarahan kepada yang akan mempresentasikan laporan
penelitian
Penilaian nyata Menjelaskan manfaat dari pembelajaran
Penutup Refleksi Guru bersama siswa menyimpulkan hasil sekitar masalah infak diluar
zakat
∑
Persentasi
Keterangan
Ket: (4) sangat baik (3)baik (2)kurang (1)sangat kurang
110
(Hasil Penguatan Peneliti) kelas/semester : VIII / Genap
pokok bahasan : siklus/pertemuan:
No
Aspek yang di amati
kriteria
1 2 3 4
1 Konstruktivisme (contructivisme)
a.siswa terlibat aktif dan terampil dalam mengamati infak harta diluar zakat
b.siswa mengkomunikasikan pemahaman konsep infak harta diluar zakat
c.siswa menerapkan ide sendiri lewat tanya jawab
2 Masyarakat belajar (Learning community)
a.siswa berdiskusi bersama kelompok
b. komunikasi antara kelompok untuk berbagi ide dan gagasan
c. siswa bekerjasama dan memecahkan masalah 3 Menemukan (Inquiry)
a.siswa melakukan pengamatan sesuai dengan intruksi yang diberikan b.siswa menemukan konsep sendiri dari pertanyaan guru
4 Bertanya (Questioning)
a.siswa bertanya terkait dengan pengamatan yang dilakukannya
b.siswa bertanya ketika berdiskusi kelompok
5 Pemodelan (Modelling)
a.memberikan pengarahan kepada yang akan mempresentasikan laporan penelitian
6 Penilaian nyata (Authentic Assesment)
a.siswa mengerjakan LKS
b.siswa melaporkan hasil kerja kelompok
c.siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka
7 Refleksi (Reflection)
a. siswa menyimpulkan pelajaran
b. siswa mencatat hal-hal penting
∑
Presentasi
Keterangan
Keterangan: (1) kurang (2) cukup (3)baik (4)baik sekali
111
INSTRUMEN PENELITIAN
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
KISI-KISI INSTRUMEN TES
Mata pelajaran : Fiqih
Kelas/semester :VIII / Ganjil
Jumlah soal : 20 soal
Jenis tes : Pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban
Standar kompetensi :
1. menjelaskan ketentuan-ketentuan sadaqah, hibah dan hadiah
2. mempraktikan sadaqah, hibah dan hadiah
Kompetensi
dasar
indikator Soal Nomer
soal
Kunci jawaban Tingkat kognitif
menjelaskan
ketentuan-
ketentuan
sadaqah, hibah
dan hadiah
Menjelaskan hukum. Sadaqah hukumnya ...
a. Sunah
b. Makruh
c. Mubah
d. Wajib
1 A
Hibah termasuk
ibadah gairu mahdah.
Oleh sebab itu ....
Hibah termasuk ibadah gairu
mahdah. Oleh sebab itu ....
a. hibah harus dilakukan
sesuai petunjuk agama
2 B
136
b. hibah tidak terikat dengan
aturan-aturan tertentu
c. orang yang berhibah
mendapatkan pahala
d. pahala hibah tidak besar
Seseorang boleh
menghibahkan atau
tidak menghibahkan
sesuatu kepada orang
lain karena hukum
asal hibah adalah
Seseorang boleh menghibahkan
atau tidak menghibahkan sesuatu
kepada orang lain karena hukum
asal hibah adalah ...
a. wajib
b. Sunah
c. Makruh
d. Jaiz
3 D
Pemberian sesuatu
atas jasanya disebut
Pemberian sesuatu atas jasanya
disebut ...
a. Hibah
b. hadiah
c. Sadaqah
d. Wakaf
4 B
137
Menghibahkan
sesuatu dengan
maksud mendapat
imbalan sesuatu,
hukumnya adalah
Menghibahkan sesuatu dengan
maksud mendapat imbalan sesuatu,
hukumnya adalah ...
a. Makruh
b. wajib
c. Sunah
d. Haram
5 A
Pemberian hibah
hukumnya wajib
apabila
Pemberian hibah hukumnya wajib
apabila ...
a. Hibah tersebut tidak
boleh diminta kembali
b. Hibah tersebut kepada
anak dan istri
c. Memberikan hibah
dengan harapan
mendapat imbalan
d. Memberikan sesuatu
yang masih sangat
disenangi pemiliknya
6 B
138
Pemberian sesuatu
dengan tujuan untuk
memuliakan,
menghormati kepada
yang diberi,
dinamakan
Pemberian sesuatu dengan tujuan
untuk memuliakan, menghormati
kepada yang diberi, dinamakan ...
b. Sadaqah
c. infak
d. Hadiah
e. Hibah
7 C
Sadaqah, hibah dan
pemberian hadiah
termasuk perkara ...
dalam islam
Sadaqah, hibah dan pemberian
hadiah termasuk perkara ... dalam
islam
a. Amat baik
b. Diwajibkan
c. Tidak di pandang remeh
d. Dianjurkan
8 D
Sadaqah hukumnya Sadaqah hukumnya ...
a. Sunah
b. Makruh
c. Mubah
d. Wajib
9 B
139
Apabila seseorang
meninggal dunia
terputuslah semua
amalnya, kecuali tiga
perkara, yaitu
Apabila seseorang meninggal dunia
terputuslah semua amalnya, kecuali
tiga perkara, yaitu ...
a. Islam, anak saleh yang
mendoakan serta haji
dan umrah
b. Haji, sadaqah ilmu yang
bermanfaat
c. Sadaqah jariyah, ilmu
yang bermanfaat, anak
saleh yang mendoakan
orang tuanya
d. Zakat, puasa ramadhan
dan salat yang tidak
pernah ditinggalkan
dalam keadaan
bagaimanapun
10 C
mempraktikan
sadaqah, hibah
dan hadiah
Jika ada orang yang
membantu
menyeberangkan jalan
orang tua, perbuatan
Jika ada orang yang membantu
menyeberangkan jalan orang tua,
perbuatan itu termasuk ...
11 B
140
itu termasuk a. Wakaf
b. Sadaqah
c. Infaq
d. hibah
Pemberian sadaqah
sebaiknya
didahulukan kepada
Pemberian sadaqah sebaiknya
didahulukan kepada ...
b. Keluarga
c. Tetangga dekat
d. Masyarakat luas
e. Musafir
12 A
Jika ada orang yang
memberikan bantuan
berupa tenaga pada
orang lain, termasuk
Jika ada orang yang memberikan
bantuan berupa tenaga pada orang
lain, termasuk ...
b. Sadaqah
c. Hibah
d. Hadiah
e. Upah
13 A
141
Seseorang apabila
meninggal, maka
terputuslah semua
amalnya, kecuali
Seseorang apabila meninggal, maka
terputuslah semua amalnya, kecuali
...
b. Pahala perbuatannya
c. Anak-anak yang
berbakat
c. Sadaqah jariyah
d. Harta warisnya
14 C
Pada hakikatnya
barang yang
disedekahkan dalam
bentuk wakaf adalah
Pada hakikatnya barang yang
disedekahkan dalam bentuk wakaf
adalah ...
a. Barang wakaf itu sendiri
b. Ikrar wakaf
c. Status barang wakaf
d. Manfaat dari barang
wakaf
15 C
Berikut merupakan
salah satu contoh
perilaku sadaqah,
yaitu
Berikut merupakan salah satu
contoh perilaku sadaqah, yaitu ...
a. Memberikan upah kepad
16 C
142
pekerja yang sudah selesai
mengerjakan pekerjaannya
b. Memberikan makanan
kepada oranglain karena
diminta
c. Memberikan harta yang
halal kepada fakir miskin
d. Memberikan jawaban yang
benar kepada teman ketika
membutuhkan
Melaksanakan
pemberian sesuatu
tidak diperlukan tata
cara atau prosedur
tertentu disebut
Melaksanakan pemberian sesuatu
tidak diperlukan tata cara atau
prosedur tertentu disebut ...
a. Infak
b. sadaqah
c. Hibah
d. Hadiah
17 D
Pada akhir tahun
ajaran, guru agama
bidang studi fikih
Pada akhir tahun ajaran, guru
agama bidang studi fikih madrasah
18 C
143
madrasah tsanawiyah
meraih prestasi
terbaik sebagai guru
berprestasi. Ia
menerima satu set
komputer dari kepala
sekolah. Komputer
tersebut tergolong
tsanawiyah meraih prestasi terbaik
sebagai guru berprestasi. Ia
menerima satu set komputer dari
kepala sekolah. Komputer tersebut
tergolong ...
a. Wakaf
b. sadaqah
c. Hadiah
d. Bonus
Terbentuk sifat
dermawan dalam
dirinya, serta
terhindar dari sifat
kikir dan bakhil,
termasuk manfaat dari
Terbentuk sifat dermawan dalam
dirinya, serta terhindar dari sifat
kikir dan bakhil, termasuk manfaat
dari ...
a. Orang yang memberi
hadiah
b. orang yang memberi
sadaqah
c. Tinggi nilainya dan
harganya
d. Tenaga dan pikiran
19 A
144
orang yang menarik
kembali hibahnya
diibaratkan seperti
orang yang menarik kembali
hibahnya diibaratkan seperti ...
a. wanita yang merusak
kain tenunnya sendiri
b. orang yang menjilat api
yang menyala-nyala
c. orang yang menelan
kembali muntahnya
sendiri
d. api yang
menghanguskan kayu
bakar
20 C
145
PEDOMAN WAWANCARA PADA OBSERVASI AWAL
Wawancara dilaksanakan pada
Hari/tanggal :
Responden :
Tempat :
Tujuan wawancara untuk mengidentifikasi kondisi awal proses pembelajaran pada kelas yang akan diteliti
Daftar Pertanyaan Wawancara Guru Sebelum Tindakan
1. Apakah setiap pembelajaran Fiqih, siswa memperhatikan penjelasan bapak/ibu ?
2. Apakah ada usaha untuk mengantisipasi siswa yang tidak memperhatikan?
3. Apakah siswa aktif bertanya terhadap materi yang disampaikan ibu/bapak ?
4. Apa saja hambatan-hambatan yang sering bapak ibu temui dalam mengajar pelajaran Fiqih ?
5. Bagimanakah nilai Fiqih siswa kelas VIII pada mid semester lalu dan ulangan hariannya ?
6. Pendekatan apa atau model pembelajaran apakah yang sering bapak/ibu gunakan dikelas ?
7. Mengapa metode atau model tersebut yang bapak ibu gunakan ?
8. Menurut bapak/ibu pendekatan atau pembelajaran apakah yang paling cocok digunakan dalam pembelajaran Fiqih ?
9. Apakah pendekatan CTL ini cocok diterapkan pada kelas yang bapak/ibu ajarkan ?
10. Apakah bapak/ibu sering menggunakan pembelajaran yang meningkatkan keterampilan dan keaktifan siswa ?
11. Cara apakah yang sering digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa ?
146
PEDOMAN WAWANCARA PADA OBSERVASI AWAL
Wawancara dilaksanakan pada
Hari/tanggal :
Responden :
Tempat :
Tujuan wawancara untuk mengidentifikasi kondisi awal proses pembelajaran Fiqih pada kelas yang akan diteliti
Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa Sebelum Tindakan
1. Bagaimana menurut pendapatmu mengenai pembelajaran yang baru kamu ikuti ?
2. Apakah kamu senang dengan pembelajaran yang baru kamu ikuti? Mengapa?
3. Apakah kamu dapat memahami materi pelajaran yang baru kamu ikuti ?
4. Apakah kamu menemui kesulitan selama proses pembelajaran berlangsung ?
5. Apakah kamu aktif bertanya terhadap materi yang di sampaikan gurumu ?
6. Model pembelajaran apakah yang sering gurumu gunakan dikelas ?
7. Apakah gurumu pernah mengaitkan materi Fiqih dengan kehidupan sehari-hari ?
8. Apakah gurumu sering menggunakan pembelajaran yang meningkatkan keterampilan dan keaktifan kamu ?
9. Apakah kamu tau pendektan kontekstual itu seperti apa ?
10. Apa saran yang dapat kamu berikan terhadap pembelajaran yang dilaksanakan pada hari ini ?
147
Lembar Catatan Lapangan
No Tindakan Siswa
1 Pembelajaran berkelompok
2 Pengerjaan LKS
3 Diskusi atau tanya jawab
4 Refleksi
148
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
149
150
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakaa dalam penulisan skipsi yang berjudul
'Upayo Peoingkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan CTL(Conldual Teaching and Leaning) pada mata pelajaran Fiqih (penelitian
Tind akan Kelas YIII MTs Yaspikh Unwanul Khairiyyah Depok), yang
disusun oleh :
Nama : Ika Fitria
NIM ' :109011000026
Jurusan : Pendidikat Agama Islam
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Telah diuji kebenarannya oleh Dosen Pembimbin g, pada tan11al29 Agustus 2014.
Ja-kart4 Agustus 2014
Pembimbing
Dr. Fauzan. MA
NIP. 19761707 2A0701 I Ot3
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digrmatan dalam penulisan skipsi yang berjudul
*Upaya Peningkalan }Iasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan CTL (Contextual
. Teaching and Learning) pada rnata pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas
Vlll MI's Yaspii<h Uruvanui ir.hairiryah Depoi)"tiisusur uicir '
Nama : Ilia Fitria
NIM : 109O1100O026
Jurusan : Pandidikan Agama Islam
Fakultas : Itmu Tartiyah dan Keguruan
BABINo-
FootnoteJudulBuku Paraf
1
2
3
4
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembanglan
Profesiorulisme Guru,(la}aftr. m Raja Grafindo Pcrsadq
201l) cet 3, h 3
E. Mulyas4 Kurikulum B*basis Kompetensi, @andung: PT
Remaja Rosdalarya, 2005) c€t. 8, hall00I\{uhibbin Syala Psilcologi Pendidilan Dengan Pendelatan
Baru, @mdvng: PT Remaja Rosdakarf4 zol0lcet 16, hat
132
Wina Sanjay4 Stratqi Pen beloiar@, Berorentasi Standor
Pros* pendidikan, (Jakarta: Kercara 200E), c€t-5, h-255
t-8
"fr*fl
ot
BABtrWina Sanjay4 Pembelajaron Dalam Implemmtasi Kurihtlum
Berbasis Kontpetensi, (Jakarta: Kencana, 2005) cet. 3, hll l'Wina Sanjaya, Penbelajara lhlam Inplementasi Kurihtlum
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencanq 20O5) cet 3, h I I f
Wina Smjay4 Slrategi Pembelajaran Berorentasi Standar
Proses Pendidikmt, (Jakarta Kencana 2008), cet 5, tr259
o[
4
^fr
"tt$4
^[
^f,Gi-
'1rf
,h
^rl'rl
10
l1
Eliane B. Jolrnsorl Contextual ru"hlng @rd :,""m1"&. (Bardmg MLC, 20A6), crlt.2,L83
Tianlo, Mendesain Modet pembelalhranlnowti/progresi[;
Kons eplanda mndanlnplenentasirynpdafu rihrtum Tingla tsatuanPendidiltan, (Jakarta: Kencan4 2010t cet. 3Jr105Eliane B. Jehnseq Contextual Teadting and l*aming,
(Bandung: MtL, Z|JJ6), dZ, tL(6
Mmitoh dan Laksmi Dewi, Strategi pembetojaran, (lakarta:Direktor Jenderal Pendidikan Islam D€partem€n Agama RI,2ffi9), Cet. l, lL 288
Tiutto, Mendesain Mdel pembelajara4Mettdaain Model
t3
P ernb e I aja m nlnow tiJbogresifKonseplandosotdonhtplanentasirsapdafurihthtm l-mgtratsah.ranPendidikan, (Jakarta Kencana, 201 0) cet 3Jr I 04_l 05Wina Sanjay4 Strategi pembelajaal Berorentasi StandarP r o s e s perul i d i kon, (l aka;tz XW 2OOB\ cd. - 5, h:25 5Masitoh dan Laksrni Dewi, Strategi pembetajaran, (JakarteDirektor Jenderal Pendidikan Islam D@arternen Agama RI,2009), Cet. l,IL 222Eliang B. Johruoq Contexnul Teaching and Leaming,@andlng: MLC, 2C[5), cet2,h-65'tianto, )dendesain t{det pembela1?ro{nowtiJprogresif;Konseplondasandanlmplementas t lnpdahtrihtlum TngkatsattnnPendidilian, (Jakarta: Kencana 2010) cet 3, h-ll4Yatim Riyantq Paradigna kru peotbehjaran: SeJagaiReferensi Bagi Pendidik fulon Implenatasiyang Efekif fun Berhnlitas, (Jakatd Kencma pr€nadaMedia Group, 2OO9\ cd.t,h.t7l-177Wina Sanjay4 Strategi pembebjaran Berarentasi StardarProses Pendidilran,(Jakarta Kencana ZfiE), d..S,LZ64-26gWina Sanjay4 Pembelajaran &lan Implenentasi Kurih.lumBerbasis Kompetensi (Jakarra-* Kencan4 2OOS|, @- 3h 109-lt0
14
15
Trianto, MmP emb e laja raaln oxt t tJPr ogr e s if K on s qlordo sa&mlnp le nen ta sinlnFdakur ilaiam Tingkat sa ntapendidi ka (lakutt
t7
l8
19
Kencan4 20lO), c€t-3, hal.l lO
Wina Sanjay4 Pembelajaran dalom Implementasi Kutikulum
Berbasis Konpetehsr, (Jakarta Kencana 2005), cst 3 hl l0Mansur Muslicll -KISP Pembelajaran Berbasis Konplensidan Kontekstual, (Jakart4 Buni Alrsar4 2OAr, cel- 6,1L52
MuhaimirL Rel<onstrulai Pendidilan Ishm: Dari Paradigma
Pmgembangan Manaje men Kelembagaan, Kuri ht lum hingga
Strategi Pembelajara4 $ak?trt4 Raja Graf;ndo Persada
2009),YL262
Lif kiroinr, dkk , Snategi Penlbelajaran Sekolah
Terpadu,Qakuq Prestasi Pustaka 20ll), cet I, h. 87-88
'Wina Sanjay4 Pembelajaran dalam Impletnentasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi (Jakarta Kencan4 2ffi5), ce/.- 3, h"ll4E. Mulyasa, Implemenran Kurikulum 2004: Parduon
Pembelajaran X3( (Bandm& Renraja Rosdakarya, 2006),
h.138
Yatim Riyanto, Paradignn Baru Pembelajaran: Sebagai
Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembehiaranyvng Efehif dan Berhnlitas, (Jakarta Kerrcana Prenada
Media Group, 2009), cet I, h-I67-170
WinaSanjay4 Pembelalhran dalam Implementasi KurihtlumBerbasis Kompetensi (Jakarta Kencar4 2005), et 3, ltl15-lt6
Lif khoiru, dkk , ,SlrareSr Pembelajaran Selcolah Terpadu,
(Jakart4 Prestasi Pustak4 20ll), c€t l, h-8I-83
Masur Muslich, KISP Penbelajora Berbasis lbrrpterlndan Kontebnal,(Jat'arta Bumi Aksar-a 2009), ctt 6, tL53
WinaSanjay4 Pembelajamn dalam Implementasi Krnihthrm
Berbasis Kompelensl,(Jakarta: Kencal4 2005) cet 3,h.125Purwanto, Ewhnsi Hosil Behjar, (Yogakalta, Pustaka
Belajar), b-44
Muhibin Syah.Psikologi Belajar, (Jakailr4 RajaGrafindo
Persada, 2005),cet4, hal-63
bl.
"il..
+
h[tq
t"1
'l"P
'fl
2.t
30 Abdul Rahman Shale\ Psikologi Suau Pangantar Dalatn
Perspektif Isla4 (Jakart4 Prenada Media Group, 2008) cet
3,h.2M
Wina Sanjay4 Stralegi Pembelajaran Berorentasi Slandar
Proses Pendi(likon, (Ja-karta: Kerrcana" 2008), cet. 5, tt 105
Wina Sanjaya, i(u rihtlum dan Pembehiaran: Teori dan
Praktik Pengembangan K'ISP, <lakul4 Kencana Prenada
Media Groug 20O8), ceL l,lr,229
Oemar Hamalik, Pros es Belajar Mengajar, (Jakarta, Bumi
,a*sara\, h.27
Rusman, blodel-Ilbdel Pembelajaran: Mengembanglan
Profesionalisme Guru, (lakarut PT Raja C,rafindo Persad4
201l) cet 3, hal.3
Nana Sudjan4 Penilai@t Hasil Proses Belajar Mengajar,
@andung, Remaja Rosdakary4 2006), hal22
Abdul Rachman ShaleL Pendidikan Aganu dan Membangun
Walak Bangsa, (lakill4 Prenada Media Group, 2008) cet. 3,
h.239Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelaiaran, (lakart4
Rineka Cipt4 2002), @L 2,1L10
Nana SudjaIa, Penilaim Hasil Proses Belojar
Mengajar,@rr:rdurlg Remaja Rosdakary4 20O6),h31.22
Oemar Hamalik, Kurikulum dan penbelajaran, (Jakzrl4
Bumi Alsara, I995), cet l, hal.36
Ngalim Punvanto, Prinsip dan TeA*nik Etalwsi Pengaiarcn'
(Bandung, Remaja Rosdakary4 2008), cet 14, h33Purwanto, Evohasi Hasil Belalar, (Yograkart4 Pustaka
Belaiu),ha1.42E. Mulyasq Kurihtlum Berbasis Kompetensi: Konsep,
Karaheristik dan Implenenasi, (Bad'rng PT Remaja
Rosdakary4 2005) cet & haI-I0O-t@
Nana Sudjur4 Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ... ,
h21.22
Eveline Siregar dan Hertini Nar4 Teori Belajar dan
Pembelajaran, (Bogor, Ghalia Indonesia 2OlO), cet.l,
hal.8
http ://akhmadsudrajat. rvordoress. corr/2008/ol R lrhakikat-
belajlarl
Eveline Siregar da Hertini Nar4 Teori Belaiar dan
Pembelajaran, @ogor, Ghalia Indonesi4 2010), cet. 1,
tL 8-9
Id\
t,i-
,l-Y
,il
"F,$ot'
"fNY
ht
.tsf
-r
47
48
49
50
51
Nana Sudjam, Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar,(Bardung, Remaja Rosdakary4 2006), cet. 1
lL22
Zw:lnal Z dan Aminudin, Fiqih lbadah, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN, 2008), h- 5
Lukman zair\ Penbelajaran Fiqih, (Iakafiat Dirjen PAI,
2009). cet I. h 3
Abudin i.{atq Tdlsir Apt4yt Pendidilan, (Jatarta: P.aja
Grafrndo Persada, 2OOZ), cel. I , h. 158
A. Djazuli,Ilmu Fiqih, (Jakarra: Kencan4 2005) hal. 15
dl"
4$t.tq
tBAB Itr
t I funanaar, Ianglcah tlfitdah Penelitiah Tindokan Kelas Sebagai | ,^,kI P"rgr^borgnn Pro/esi Guru, (Jakarta Raja Grafindo Posada | \
2O08),IL 4445Z I funanaar, Langlah lutudah Penelitian nndalan Kelas, I C
| (lal*ana: Raja Grafindo Persadq 2010) h. 185 I I3
I Naoi S-u j
^? P":,yrn !:it Proses betaiar Mengajar, I S{r.(Jakarta, Roda karya), h 35
+ jr,"ar,a-,Ian**^.!*hPe:8,!Y:rPY,**,", I U[(Jakarta: Raja Grafirdo Persada, 2OIOI h- I4lKrxwtiar, Langkah lvfudah Parclitian Tindakan Kelas,
I 4..l5 | (Jakart4 Raja Gralindo Posada, 2010), hal 197
AnasSudfono,.PengaztorEvaluasiPendidikan,(Iakafiz.PT. I 0l67
I Raia GrafindoP€rsad4 2ol I ) Cet X tt 182
I Anassudjono3engan tarstaftistikPendidi,tan, (Jakaae P.t. Raja Nr-t
of
GrafindoPersadq }OOE)$ 43
8 l Ridway Bela.jarMufuhPenelitiorrtmruk Guru-
KarluwandanP eneli t ianP emula, @andung: Afabeta, 2009)
9 lhd.89SyaifirlBatriDjanrarahdan Aswan ZairtStrategiBelajarMengajar, (Jakarta: RinekaCipt4 2006I cel ke.
3, hal. 107
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJt k H Juanda No 95 Ctoutat 15412 tndonesE
.@"\Jr r
FORM (FR}
No Dokumen : FITK-FR-AKD-066Tgl. Terbit : 'l Maret 2010No Revisi: : 01
Hal 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI
- Nomor : Un.0l/Ft./KM.01.3./........':01 -l
l-arnp. : ,..,..Ual : Observasi
Jrkana. ll Februari l0l-l
Kepada Yth.
Kepala Sekola MTs Yaspikh Unrranul Khairiryah
.4 ssu I q nt u ulu iknn vr..,rb.
Dengan honnat kami sampaikan bahwa:
Nama
NIM
: Ika Fitria
: I09011000026
Jurusan /Prodi : Pendidikan Agama Islam
Semesler : X ( Sepuluh)
adalah benar mahasiswa pada Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifFlidal,atullah Jakarta dan sehubungan denean penyelesaian tugas sliripsi yang berjudul" Upa-tn Peningkat n Hosil Bel$nr Siswa Melalui Pendekat n CTL Pala MttrtPelujarm Fr4ri", mahasisrva lers€but menerlukan observasi dengan pihak terkait. Olehkarenr ilu, kami mohon kesediaan Saudara untuk menerima rnahasissa tersebut danmemberikan bantuannya.
Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terinra kasih.
14/ assa I on t' a I ai htm v'r..t.b.
Tembusan:Dekan Fakultas llmu Tarbi;"ah dan Keguruan
17 199203'1001
^ KEMENTERIAN AGAMA
rffi: urN JAKARTA
E[Ef I'I[',*"**"r*"t15412todono'E
FoRM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
Tgl. Terbit ; l Maret 2010
No. Revisi: : 02Hal 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.01/F.l/KM.01.31........1201 4Lamp. : OtLtline/ProposalHal : Permohonan Izin Penelitian
Jakarta, C4 Marct 2014
Kepada Yth.
Kepala Sekolah MTs Yaspikh Unwanul Khairiyl-ahdiTempat
As s alamu' ala i kum wr.wb -
Dengan hormat kami sampaikan bahwa
Nama
NIMJumsan
Semester
Ika Fitria1 0901 l 000026
Pendidikan Agama Islarn
X (Sepuluh)
Judul Skripsi '. "Upaya Pettingkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatsn
CTL (Contefiutl Teaching and Learning) Pada Mota Pelaiaran FIQIH "
adalah benar mahasisrva/i Fakultas Ilniu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi./sekolah,/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut
rnelaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
lIt'as s alamu' ala ihm t wr. wb.
a.n. Dekan
.-/i
Tembusan:l. Dekan FITK2. Pernbantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan
islim, M.Ag19680307 199803
YAYASAI,{;P,ENDIEIKTdNISLAM'UNWANUL KHAIRII:YAIII',(YA$PIKI[);
MADBASAH TSANAWTTAHA(amat : In S4asjid lamt A,t.J{u{a Ky. Eedong xet t1eiir-OruF.a--
Kec. tseji DeyoL, Ko[e ?os 1642j, (e[y- ozt - g852o4gjNSM: 12t232760051 NPSN t20279677
Nomor : MTs. 10.06 / PP.05 / 026 / I / 1,4
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
Jabatan
t.lnit Kerja
Dengan ini menerangkan
Nama
NIM
Program Studi
Fakultas
Perguruan Tinggi Asal
Drs. H.M. Lutfi
Kepala Sekolah
MTs. L-lnrvanu I Khairiyyah
Ika Fitria
1090 r 1000026
P,^^ I
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nama tersebut diatas, telah malaksanakan penelitian dalam rangka penyelesaian tugas
akhir. Terhitung mulai bulan Februari 20 14.
Demikian surat keterangan ini kami, buat agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Maret 20 14,/.9/:L9l*
\ Ts